jam vol 24 no 3 desember 2013

79

Upload: hoangnhi

Post on 01-Feb-2017

247 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)

EDITOR IN CHIEFDjoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Dody Hapsoro I Putu Sugiartha SanjayaSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dorothea Wahyu Ariani Jaka SriyanaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Islam Indonesia

MANAGING EDITORSBaldric Siregar

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1100 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh PusatPenelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta.Penerbitan JAM dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidangakuntansi dan manajemen. Setiap naskah yang dikirimkan ke JAM akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai.Daftar nama MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima limaeksemplar cetak lepas (off print) setelah terbit.JAM diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember. Harga langganan JAM Rp7.500,- ditambahbiaya kirim Rp17.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikankemudahan bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JAMdengan cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

DAFTAR ISI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP PENGHENTIANPREMATUR ATAS PROSEDUR DAN KUALITAS AUDIT

Nita Andriyani Budiman131-142

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWABPERSEPSIAN PADA PENCIPTAAN BUDGETARY SLACK

Evi GredianiSlamet Sugiri

143-153

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI: PERAN ORIENTASI PASAR DANGENDER SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

Maria Pampa KumalaningrumHeni Kusumawati

155-165

STRATEGIC CHANGE MANAGEMENT: A CASE STUDY OF PT. MARGARIA GROUPAnnisa Rahma Herdyana

Rizal SyariefSetiadi Djohar

167-174

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT DIMODERASI BIAYA RESEARCH AND DEVELOPMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIAJenni Veronika BR Ginting

175-184

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUASAN PEMBELIANONLINE YANG DIMEDIASI OLEH KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE

Revina Julina Marentek185-195

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

MITRA BESTARIJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)

Editorial JAM menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MITRA BESTARI yang telah menelaahnaskah sesuai dengan bidangnya. Berikut ini adalah nama dan asal institusi MITRA BESTARI yang telah melakukantelaah terhadap naskah yang masuk ke editorial JAM Vol. 24, No. 1, April 2013; Vol. 24, No. 2, Agustus 2013; dan Vol.24, No. 3, Desember 2013.

Andreas LakoUniversitas Katholik Soegijapranata

Agus SumanUniversitas Brawijaya

Akhmad MakhfatihUniversitas Gadjah Mada

FX. SugiyantoUniversitas Diponegoro

HM. WahyuddinUniversitas Muhammadiyah Surakarta

Mahmudah Enny W., M.Si.Universitas Bhayangkara Surabaya

R. MaryatmoUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

WasiaturrahmaUniversitas Airlangga

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

131

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP.............................................(Nita Andriyani Budiman)

Vol. 24, No. 3, Desember 2013Hal. 131-142

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the influenceof internal and external auditors factor to prematuresign-off audit procedures and quality of audit. Auditorinternal factors tested in this study is the locus of con-trol, self esteem, and equity sensitivity. While externalfactors tested in this study was time pressure, detec-tion risk, and review procedures and quality control.Respondents in this research is an auditor who worksat public accounting firm in Yogyakarta and Surakarta.The primary data used in this study were collectedthrough a questionnaire submitted directly to the re-spondents. Determination of the samples was done bypurposive sampling method, where the 144 question-naires distributed, only 106 questionnaires could beused for analysis. Hypothesis testing was performedusing Structural Equation Modeling (SEM) were pro-cessed with the program AMOS 6.0. The results of thisstudy indicate that the behavior of premature sign-offaudit procedures is affected by the locus of control,time pressure, detection risk, and review proceduresand quality control. In this study also proved that thebehavior of premature sign-off audit procedures, eq-uity sensitivity, and detection risk affect the quality ofaudits produced by the auditors.

Keywords: internal and external auditors, proceduresand quality of audit

JEL classification: M42

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITORTERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS

PROSEDUR DAN KUALITAS AUDIT

Nita Andriyani BudimanE-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Pengauditan didefinisikan sebagai suatu prosessistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi buktiyang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersitersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan danmengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yangberkepentingan. Audit atas laporan keuanganmerupakan bagian dari jasa penjaminan yang diberikanKantor Akuntan Publik (KAP) kepada sebuahperusahaan. Jasa penjaminan ini memiliki nilai karenapemberi jaminan bersifat independen dan tidak biasdengan informasi yang diperiksanya.

Perusahaan diwajibkan untuk meminta pendapataudit dari auditor terhadap laporan keuangan yang akandipublikasikan kepada masyarakat luas. Hal tersebutdilakukan sebagai bentuk penjaminan atas kepercayaanpublik kepada perusahaan. Dengan adanyapelaksanaan jasa penjaminan diharapkan auditor dapatmeningkatkan kualitas informasi melalui peningkatankepercayaan dalam hal keandalan dan relevansiinformasi yang digunakan sebagai dasar pengambilankeputusan.

Pelaksanaan audit yang baik harus berdasarkanpada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.Agar laporan audit yang dihasilkan dapat berkualitasdalam pengambilan keputusan, auditor harus benar-benar melaksanakan prosedur audit sesuai denganketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar

132

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 131-142

Profesional Akuntan Publik (SPAP). Akan tetapi,fenomena perilaku yang dapat mengurangi kualitasaudit yang dilakukan oleh auditor pada saat melakukanaudit semakin banyak terjadi (Donnelly et al., 2003;Radtke dan Tervo, 2004; Soobaroyen danChengabroyan, 2006; Weningtyas et al., 2006).

Pengurangan kualitas dalam audit diartikan olehCoram et al. (2004) sebagai pengurangan mutu yangdilakukan dengan sengaja oleh auditor dalam suatuproses audit. Pengurangan mutu tersebut dapatdilakukan auditor melalui tindakan seperti auditor yangmengurangi jumlah sampel audit, melakukan reviewyang kurang mendalam terhadap dokumen klien, tidakmemperluas pemeriksaan ketika terdapat item yangkurang jelas, atau auditor memberikan pendapat auditsaat semua prosedur audit yang disyaratkan belumdilakukan secara lengkap.

Penelitian yang dilakukan oleh Coram et al.(2004) menunjukkan bahwa salah satu bentuk perilakuauditor yang dapat mengurangi kualitas audit adalahpenghentian prematur atas prosedur audit. Praktikpenghentian prematur atas prosedur audit ini terjadiketika auditor mendokumentasikan prosedur auditsecara lengkap tanpa benar-benar melakukannya ataumengabaikan atau bahkan tidak melakukan beberapaprosedur audit yang disyaratkan akan tetapi auditordapat memberikan pendapat audit atas suatu laporankeuangan (Shapeero et al., 2003).

Praktik penghentian prematur atas proseduraudit ini akan berdampak terhadap kualitas audit yangakan dihasilkan oleh auditor. Praktik tersebut juga dapatmenyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan hukumterhadap auditor. Jika salah satu atau beberapa langkahdalam prosedur audit dihilangkan, maka probabilitasauditor dalam membuat keputusan dan pendapat audityang salah akan semakin tinggi. Praktik penghentianprematur atas prosedur audit ini juga dapatmengakibatkan informasi yang telah dikumpulkan olehauditor menjadi tidak valid, tidak akurat, dan secaralangsung dapat mengancam reliabilitas laporankeuangan yang telah diaudit. Selain itu, praktik tersebutcenderung dapat menurunkan kepercayaan publikterhadap profesi auditor dan akhirnya dapat mematikanprofesi auditor itu sendiri.

Perilaku penghentian prematur atas proseduraudit yang dilakukan oleh auditor dapat disebabkanoleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor inter-

nal merupakan kepribadian dan kepercayaan diri yangterdapat dalam diri seorang auditor, sedangkan faktoreksternal diartikan sebagai salah satu komponen etikayang harus dijaga dan ditaati oleh auditor pada saatmelakukan audit. Penelitian ini selain berfokus padafaktor internal seperti lokus kendali, self esteem, danequity sensitivity, juga akan berfokus pada faktoreksternal seperti tekanan waktu, risiko deteksi, sertaprosedur review dan kontrol kualitas.

Kualitas audit merupakan suatu fungsipenjaminan dimana kualitas tersebut akan digunakanuntuk membandingkan kondisi yang sebenarnyadengan kondisi yang seharusnya. Agar laporan audityang dihasilkan oleh auditor memiliki kualitas, auditorharus menjalankan pekerjaannya secara profesional danindependen, mematuhi standar auditing, memperolehbukti kompeten yang cukup, dan melakukan tahap-tahap prosedur audit secara lengkap (Nataline, 2007).Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Weningtyas et al.(2006). Adapun yang membedakan penelitian ini denganpenelitian sebelumnya adalah ditambahkannya empatvariabel baru dimana tiga variabel diantaranya adalahfaktor internal auditor (lokus kendali, self esteem, danequity sensitivity) serta satu variabel yaitu variabelkualitas audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh 1) faktor internal auditor seperti lokus kendali,self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentianprematur atas prosedur audit; 2) faktor internal auditorseperti lokus kendali, self esteem, dan equity sensitiv-ity terhadap kualitas audit; 3) faktor eksternal auditorseperti tekanan waktu, risiko deteksi, serta prosedurreview dan kontrol kualitas terhadap penghentianprematur atas prosedur audit; 4) faktor eksternal audi-tor seperti tekanan waktu, risiko deteksi, serta prosedurreview dan kontrol kualitas terhadap kualitas audit;dan 5) penghentian prematur atas prosedur auditterhadap kualitas audit.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Penelitian Donnelly et al. (2003) menunjukkan bahwatekanan waktu audit yang terkait dengan anggaran,tenggang waktu yang ditetapkan, dan pergantian stafsecara tiba-tiba menempatkan tekanan yang signifikanpada keterlibatan tim audit. Tekanan tersebut dapatmengakibatkan penurunan pada kualitas audit terutama

133

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP.............................................(Nita Andriyani Budiman)

dalam situasi dimana kinerja individu diukur dengantenggang waktu yang ditetapkan dan estimasianggaran. Donnelly et al. (2003) melakukan penelitianterhadap 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) denganjumlah responden sebanyak 113 auditor. Hasilpenelitian Donnelly et al. (2003) menyatakan bahwaauditor yang memiliki lokus kendali eksternalberhubungan positif dengan tingkat penerimaanperilaku penyimpangan dalam audit.

Penelitian Soobaroyen dan Chengabroyan(2006) membuktikan apakah tekanan anggaran waktuyang diukur dengan keketatan anggaran berpengaruhterhadap perilaku penghentian prematur atas proseduraudit. Satu sisi ada tekanan yang lebih besar padapengurangan biaya dan manajemen tepat waktu untukmenyelesaikan sebuah tugas audit dalam waktu yangdianggarkan, tetapi di sisi lain, auditor diharapkan untukdapat menegakkan standar profesional dan mematuhiperaturan yang telah ditetapkan. Penelitian yangdilakukan Soobaroyen dan Chengabroyan (2006) pada20 KAP di Mauritius menunjukkan adanya tekanananggaran waktu yang terdapat di negara berkembangseperti Mauritius yang jauh lebih kecil jika dibandingkandengan negara-negara maju seperti Inggris, Irlandia,New Zealand, dan Amerika Serikat. Penelitian ini jugamenyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkatpengetatan anggaran dalam pekerjaan audit makapraktik penghentian prematur atas prosedur audit jugaakan semakin tinggi.

Penelitian Weningtyas et al. (2006) dilakukanberdasarkan pada makin banyaknya fenomena perilakupengurangan kualitas audit yang menimbulkanperhatian yang lebih terhadap cara auditor dalammelakukan audit. Populasi penelitian tersebut adalahauditor yang bekerja di KAP wilayah Jawa Tengah danDaerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitianWeningtyas et al. (2006) menunjukkan sebanyak 13%responden telah menghentikan prematur atas proseduraudit. Prosedur audit yang sering ditinggalkan adalahpemahaman terhadap bisnis klien, sedangkan proseduraudit yang jarang untuk ditinggalkan adalahpemeriksaan fisik. Hasil regresi logistik menunjukkanbahwa semua variabel independen yaitu tekanan waktu,risiko deteksi, materialitas, serta prosedur review dankontrol kualitas berpengaruh signifikan terhadappenghentian prematur atas prosedur audit.

Penelitian Coram et al. (2000) didasarkan pada

perilaku pengurangan kualitas audit yang digambarkansebagai tindakan yang disengaja oleh auditor yangmengurangi pengumpulan bukti secara tidak tepat.Perilaku tersebut selain dapat mengurangi kualitas au-dit dan mengancam profesi auditor juga dapatmerugikan pengguna laporan keuangan. Coram et al.(2000) melakukan survei terhadap 106 auditor seniordan menjelaskan secara umum bahwa tekanan anggaranwaktu memberikan pengaruh yang terbesar terhadapperilaku penurunan kualitas audit dan berhubungandengan risiko audit. Hasil penelitian Coram et al. (2000)menjelaskan bahwa dalam kondisi tingkat risikokesalahan audit rendah berhubungan denganpeningkatan tindakan penurunan kualitas audit secarakeseluruhan.

Teori lokus kendali menggolongkan individuapakah termasuk dalam lokus kendali internal ataueksternal. Individu yang memiliki lokus kendali inter-nal percaya bahwa kejadian-kejadian yang ada padadiri individu merupakan pengendalian individu itusendiri dan memiliki komitmen terhadap tujuanorganisasi yang lebih besar dibandingkan denganindividu yang memiliki lokus kendali eksternal. Individuyang memiliki lokus kendali eksternal adalah individuyang percaya bahwa mereka tidak dapat mengontrolkejadian-kejadian dan hasil yang ada pada diri mereka(Donnelly et al., 2003). Hasil penelitian Donnelly et al.(2003) menyimpulkan bahwa penggunaan manipulasi,penipuan, atau taktik menjilat atau mencari muka dapatmenggambarkan suatu usaha dari lokus kendalieksternal untuk mempertahankan pengaruh merekaterhadap lingkungan yang kurang ramah.Dalam konteks auditing, auditor yang melakukantindakan manipulasi atau penipuan akan terwujud dalambentuk perilaku penyimpangan dalam audit, misalnyaperilaku penghentian prematur atas prosedur audit.Perilaku tersebut dilakukan auditor sebagai bentukpertahanan auditor agar dapat bertahan di lingkunganauditnya. Hipotesis penelitian yang digunakan untukmengetahui pengaruh lokus kendali terhadappenghentian prematur atas prosedur audit adalah:H1: Lokus kendali berpengaruh terhadap penghen-

tian prematur atas prosedur audit.Self esteem berhubungan dengan depresi,

kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiapindividu. Self esteem berhubungan dengan tekanankerja. Seseorang yang mempunyai self esteem rendah

134

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 131-142

berkemungkinan akan mengalami tekanan dalamlingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteemtinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yangdimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan kerja yangrendah. Seorang auditor yang memiliki self esteemrendah cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalammelakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasamengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga adakecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteemrendah untuk melakukan penghentian prematur atasprosedur audit. Berdasarkan uraian tersebut, makadirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:H2: Self esteem berpengaruh terhadap penghentian

prematur atas prosedur audit.Terdapat tiga tipe individu tentang teori keadilan

yaitu 1) benevolents adalah individu yang merasa adilketika apa yang diberikan kepada organisasi lebih besardaripada apa yang diterima dari organisasi; 2) equitysensitives adalah individu yang merasa adil ketika apayang diberikan kepada organisasi sama dengan apayang diterima dari organisasi; dan 3) entitleds adalahindividu yang merasa adil ketika apa yang diterima dariorganisasi lebih besar daripada apa yang diberikankepada organisasi. Individu yang berada ditengah-tengah benevolents dan entitleds adalah equitysensitives yang sama-sama menitikberatkan padapekerjaan yang maksimal dan mencapai penghargaanyang diinginkannya. Individu yang termasuk kategoribenevolents akan merasa puas ketika dapat memberikansumbangan kepada organisasi lebih besar dibanding-kan dengan apa yang didapatkan dari organisasi.Dengan demikian, individu benevolents tidak terlalumengejar penghargaan seperti kecenderungan yangdilakukan oleh individu entitleds yang lebihmementingkan apa yang didapat dari organisasidaripada apa yang diberikan kepada organisasi.

Seorang auditor dengan tipe entitledscenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untukmencapai apa yang diinginkannya dibandingkan audi-tor dengan tipe benevolents. Auditor yang termasuktipe entitleds cenderung mengabaikan salah satuprosedur audit atau menghentikan prosedur audit yangsudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yangdiinginkannya tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah:H3: Equity sensitivity berpengaruh terhadap

penghentian prematur atas prosedur audit.

Seorang auditor yang memiliki lokus kendaliinternal cenderung lebih berhati-hati dan lebihberpedoman kepada cara yang benar dikarenakan jikabertindak kurang benar, maka berkeyakinan bahwahasil yang didapatkan tidak akan baik. Dengan katalain, auditor dengan lokus kendali internal berkeyakinanbahwa jika melakukan prosedur audit dengan benardan lengkap, maka keputusan audit yang dihasilkannyaakan benar dan berkualitas. Auditor dengan lokuskendali eksternal mencoba memanipulasi rekan atauobyek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan merekadalam tim audit. Manipulasi atau ketidakjujurantersebut pada akhirnya akan menimbulkan perilakupenyimpangan dalam proses audit dan dapatmempengaruhi kualitas audit yang akan dihasilkan olehauditor tersebut. Hipotesis penelitian yang diajukanadalah sebagai berikut:H4: Lokus kendali berpengaruh terhadap kualitas au-

dit.Auditor yang termasuk self esteem tinggi

memperluas keinginan seseorang untuk berusaha kerasmencapai tujuan dan tahan dalam menghadapihambatan, sedangkan auditor yang termasuk self es-teem rendah cenderung mempedulikan usaha untukmenyenangkan orang lain dan menghindari adanyarisiko. Auditor dengan self esteem rendah merasa tidakpercaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.Akibatnya auditor tersebut dapat dipengaruhi olehauditor lain untuk melakukan perilaku penyimpangandalam audit. Auditor yang melakukan perilakupenyimpangan dalam audit dan merasa tidak percayadiri dengan kemampuan yang dimilikinya dalammenyelesaikan pekerjaan audit dapat mempengaruhikualitas audit yang akan dihasilkannya. Berdasarkanuraian tersebut disusun hipotesis penelitian, yaitu:H5: Self esteem berpengaruh terhadap kualitas audit.

Auditor dengan tipe benevolents akan merasapuas ketika dapat memberikan input atau sumbangankepada KAP lebih besar dibandingkan dengan apayang didapatkan dari KAP. Sedangkan auditor dengantipe entitleds cenderung lebih mementingkan apa yangdidapat dari KAP daripada apa yang diberikan kepadaKAP. Auditor dengan tipe entitleds dapat melakukansegala cara untuk mengejar apa yang diinginkannya.Auditor tersebut hanya mengejar apa yangdiinginkannya tanpa menghiraukan apa yang telahauditor berikan kepada pekerjaan audit. Hal tersebut

135

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP.............................................(Nita Andriyani Budiman)

tentu saja dapat mempengaruhi kualitas audit yangakan dihasilkan oleh auditor tersebut. Hipotesispenelitian yang diajukan adalah:H6: Equity sensitivity berpengaruh terhadap kualitas

audit.Auditor yang harus menepati anggaran waktu

yang telah ditetapkan oleh KAP memiliki kecenderunganuntuk melakukan pengabaian terhadap prosedur auditatau bahkan penghentian terhadap prosedur audit.Tekanan waktu mempunyai pengaruh yang signifikansecara positif terhadap penghentian prematur atasprosedur audit (Shapeero et al., 2005; Weningtyas etal., 2006; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2006).Penelitian ini ingin mengetahui apakah auditor yangmerasa mengalami tekanan waktu pengerjaan auditberpengaruh terhadap kecenderungan auditor untukmelakukan praktik penghentian prematur atas proseduraudit. Hipotesisnya penelitian dirumuskan sebagaiberikut:H7: Tekanan waktu berpengaruh terhadap

penghentian prematur atas prosedur audit.Risiko deteksi menyatakan suatu ketidakpastian

yang dihadapi auditor dimana kemungkinan bahan buktiyang telah dikumpulkan oleh auditor tidak mampu untukmendeteksi adanya salah saji yang material. Ketikaauditor menginginkan risiko deteksi yang rendah berartiauditor menginginkan semua bahan bukti yangterkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji yangmaterial. Agar bahan bukti yang telah dikumpulkan olehauditor dapat mendeteksi adanya salah saji yang mate-rial, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebihbanyak dengan prosedur audit yang benar dan lengkap.Apabila auditor menerapkan risiko deteksi yang rendahmaka kemungkinan auditor untuk melakukanpenghentian prematur atas prosedur audit juga akansemakin rendah. Sebaliknya, jika auditor menetapkanrisiko deteksi yang besar maka semakin besarkecenderungan untuk melakukan penghentian pematur.Hasil penelitian Weningtyas et al. (2006) menyatakanrisiko deteksi berpengaruh positif terhadappenghentian prematur atas prosedur audit. Sebaliknya,penelitian Heriningsih (2001) menyatakan risiko deteksiberpengaruh negatif terhadap penghentian prematuratas prosedur audit. Oleh karena itu, hipotesis penelitianyang diajukan adalah:H8: Risiko deteksi berpengaruh terhadap

penghentian prematur atas prosedur audit.

Pelaksanaan prosedur review dan kontrolkualitas yang baik akan meningkatkan kemungkinanterdeteksinya perilaku penyimpangan dalam auditseperti praktik penghentian prematur atas proseduraudit. Kemudahan pendeteksian ini akan membuat au-ditor berpikir dua kali ketika akan melakukan tindakansemacam penghentian prematur atas prosedur audit.Apabila KAP menerapkan prosedur review dan kontrolkualitas secara efektif, maka semakin kecil kemungkinanauditor untuk melakukan penyimpangan dalampelaksanaan audit seperti penghentian prematur atasprosedur audit. Semakin tinggi kemungkinanterdeteksinya praktik penghentian prematur atasprosedur audit melalui prosedur review dan kontrolkualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditoruntuk melakukan praktik ini. Penelitian Weningtyas etal. (2006) mendukung pernyataan tentang prosedurreview dan kontrol kualitas yang berpengaruh negatifterhadap penghentian prematur atas prosedur audit.Hal ini dikarenakan apabila prosedur review dan kontrolkualitas yang diterapkan KAP sudah efektif, makaapabila terdapat auditor yang melakukan praktikpenghentian prematur atas prosedur audit dapatterdeteksi oleh KAP. Oleh karena itu, hipotesispenelitian yang diajukan adalah:H9: Prosedur review dan kontrol kualitas berpengaruh

terhadap penghentian prematur atas proseduraudit.

Pengaruh negatif dari tekanan waktu terlihat darimunculnya perilaku yang dilakukan oleh auditor yangdapat mengancam kualitas audit dan reliabilitas laporanaudit yang membentuk dasar pendapat audit. Penetapanwaktu untuk auditor dalam melaksanakan tugasauditnya harus efektif dan efisien, karena hal iniberhubungan dengan tingkat kepercayaan masyarakatterhadap kualitas audit yang akan dihasilkan oleh au-ditor. Hipotesis yang diajukan untuk mengetahuiapakah tekanan waktu yang diberikan KAP kepadaauditor dalam pekerjaan audit berpengaruh terhadapkualitas audit yang akan dihasilkan oleh auditor adalah:H10: Tekanan waktu berpengaruh terhadap kualitas

audit.Auditor yang tidak dapat mendeteksi adanya

salah saji material yang terdapat dalam suatu asersidapat dikarenakan kemungkinan auditor tersebutmemilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, kelirudalam menerapkan prosedur yang semestinya atau

136

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 131-142

salah menafsirkan hasil audit. Apabila auditor tidakdapat mendeteksi adanya salah saji yang materialtersebut, maka kualitas audit yang akan dihasilkan olehauditor perlu untuk dipertanyakan. Ketika auditormenginginkan kualitas audit yang dihasilkannyabernilai tinggi dan dapat diandalkan oleh parapengambil keputusan, maka auditor harus menetapkanrisiko deteksi yang rendah. Agar dapat mendeteksiadanya salah saji yang material, auditor harusmengumpulkan bahan bukti yang kompeten yang lebihbanyak dan prosedur audit yang benar dan lengkapsesuai dengan audit program. Oleh karena itu, hipotesispenelitian yang diajukan adalah:H11: Risiko deteksi berpengaruh terhadap kualitas au-

dit.Prosedur review merupakan proses memeriksa

atau meninjau ulang hal atau pekerjaan untuk mengatasiterjadinya indikasi ketika staf auditor telahmenyelesaikan tugasnya, padahal tugas yangdisyaratkan tersebut gagal dilakukannya. Keberadaansuatu sistem kontrol kualitas akan membantu KAPuntuk memastikan bahwa standar profesional telahdijalankan dengan semestinya dalam praktik audit.Fokus prosedur review ini terutama pada permasalahanyang berkaitan dengan pemberian pendapat audit,sedangkan kontrol kualitas lebih berfokus padapelaksanaan prosedur audit sesuai dengan standarauditing. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yangdiajukan adalah:H12: Prosedur review dan kontrol kualitas

berpengaruh terhadap kualitas audit.Kegagalan auditor untuk melakukan prosedur

audit yang layak berdampak pada kualitas audit yangakan dihasilkan oleh auditor. Pada saat auditor memilihuntuk tidak melakukan langkah prosedur audit samasekali atau melakukan langkah prosedur audit denganlengkap, maka efektifitas dari suatu audit secaralangsung akan terpengaruh. Dalam pemilihan proseduraudit yang akan digunakan, auditor harusmempertimbangkan keefektifan prosedur dalammemenuhi tujuan audit maupun biaya untukmelaksanakan prosedur audit tersebut.

Kualitas pekerjaan seorang auditorberhubungan dengan kualifikasi keahlian yangdimilikinya, ketepatan waktu dalam menyelesaianpekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, dan sikapindependensinya terhadap klien. Agar laporan audit

yang dihasilkan auditor memiliki kualitas, auditor harusmenjalankan pekerjaannya secara profesional, bersikapindependen terhadap klien, mematuhi standar auditingdalam melakukan audit, memperoleh bukti kompetenyang cukup untuk menyatakan pendapat atas laporankeuangan, dan melakukan tahap-tahap audit secaralengkap. Apabila auditor melakukan prosedur auditsesuai dengan audit program, maka kualitas audit yangakan dihasilkan oleh auditor dapat digunakan untukpara pengambil keputusan. Oleh karena itu, hipotesispenelitian yang dajukan adalah:H13: Penghentian prematur atas prosedur audit

berpengaruh terhadap kualitas audit.Obyek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP)yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta danSurakarta, sedangkan populasi dalam penelitian iniadalah para auditor yang bekerja pada KAP di DaerahIstimewa Yogyakarta dan Surakarta. Berdasarkansumber data yang diperoleh dari Direktori AkuntanPublik tahun 2009 yang diterbitkan oleh Ikatan AkuntanIndonesia (IAI) dapat diketahui bahwa jumlah KAP diDaerah Istimewa Yogyakarta adalah 9 KAP, sedangkanjumlah KAP di Surakarta adalah 4 KAP. Sampelpenelitian ini diambil dengan teknik purposive sam-pling. Teknik ini dilakukan berdasarkan atas beberapapertimbangan atau kriteria yang diberikan pada sampeldalam penelitian ini yaitu responden (auditor) yangbekerja pada KAP di Daerah Istimewa Yogyakarta danSurakarta yang memiliki latar belakang pendidikanyang berbeda-beda dengan pertimbangan bahwaresponden penelitian diharapkan akan dapat menjadisampel yang representatif dan mampu memberikaninformasi dengan akurat dan obyektif. Dalampenelitian ini dari 13 KAP di Daerah IstimewaYogyakarta dan Surakarta yang masih aktif, hanya 12KAP yang dapat dijadikan sebagai obyek penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata primer yang didapat dari jawaban kuesioner yangdiberikan kepada responden melalui serangkaianpertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pendistribusiankuesioner dengan cara langsung dan masing-masingKAP menerima sebanyak 12 kuesioner dengan totalkeseluruhan kuesioner yang dibagikan sebanyak 144kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini memuat duamacam pertanyaan yaitu pertanyaan penelitian danpertanyaan mengenai data diri responden. Kuesioner

137

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP.............................................(Nita Andriyani Budiman)

yang berupa pertanyaan penelitian berbentukkuesioner tertutup yang memungkinkan respondenuntuk mengisi atau memilih salah satu jawaban yangtelah disediakan dalam format skala dengan caramemberikan tanda silang atas tanggapan terhadapsetiap pertanyaan. Bagian yang berupa pertanyaan-pertanyaan umum tentang data diri respondenberbentuk kuesioner terbuka. Dalam bagian iniresponden diberikan kesempatan untuk mengisiidentitasnya.

HASIL PENELITIAN

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan denganmenyebarkan kuesioner sebanyak 144 kuesioner kepadaauditor yang bekerja di KAP di Daerah IstimewaYogyakarta dan Surakarta. Sebanyak 112 kuesionerdikembalikan kepada peneliti dan terdapat 6 kuesioneryang tidak dapat diikutsertakan dalam analisis karenapengisian yang tidak lengkap, sehingga kuesioneryang dapat digunakan dalam analisis hanya 106kuesioner (73,61%). Mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 67 orang (63,21%) dan mayoritas tingkatpendidikan adalah S1 sebanyak 77 orang (72,64%).Jabatan pada KAP mayoritas yunior auditor (66,98%)dengan lama bekerja mayoritas anara 2 sampai dengankurang dari 4 tahun (34,91%).

Daftar pertanyaan yang digunakan untukmengukur variabel lokus kendali terdiri dari 16 itempertanyaan. Untuk item pertanyaan 1, 2, 4, 8, 10, dan 13dinyatakan valid, sedangkan untuk item pertanyaan 3,5, 6, 7, 9, 11, 12, 14, 15, dan 16 tidak dapat disertakandalam pengujian selanjutnya. Self esteem diukur denganmenggunakan 7 item pertanyaan. Item pertanyaan 1, 2,dan 5 dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaan 3,4, 6, dan 7 harus dikeluarkan dalam pengujianselanjutnya karena telah terbukti tidak valid. Variabelequity sensitivity diukur dengan menggunakan 5 itempertanyaan. Item pertanyaan 1, 2, dan 5 dinyatakanvalid, sedangkan item pertanyaan 3 dan 4 dinyatakantidak valid dan tidak dapat disertakan dalam pengujianselanjutnya.

Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesionerpengukur tekanan waktu yang diukur denganmenggunakan 5 item pertanyaan. Item pertanyaan 1, 2,dan 3 dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaanyang tidak valid dan tidak dapat disertakan dalam

pengujian selanjutnya adalah item pertanyaan 4 dan 5.Daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengukurvariabel risiko deteksi terdiri dari 3 item pertanyaan.Variabel prosedur review dan kontrol kualitas terdiridari 5 item pertanyaan. Item pertanyaan 2, 3, dan 4dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaan 1 dan 5dinyatakan tidak valid dan tidak dapat disertakan dalampengujian selanjutnya. Item pertanyaan yangdigunakan untuk mengukur variabel penghentianprematur atas prosedur audit terdiri dari 10 itempertanyaan. Item pertanyaan 4, 6, 7, dan 8 dinyatakanvalid, sedangkan item pertanyaan 1, 2, 3, 5, 9, dan 10tidak dapat disertakan dalam pengujian selanjutnyakarena dinyatakan tidak valid. Variabel kualitas auditterdiri dari 6 item pertanyaan. Item pertanyaan 2, 3, dan4 dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaan 1, 5,dan 6 tidak dapat disertakan dalam pengujianselanjutnya.

Hasil pengujian model dilakukan dengan melihatnilai-nilai absolute fit yang menunjukkan bahwa secaraumum model mempunyai goodness of fit yang baik,sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan denganmodel yang ada. Berikut adalah tabel pengujian untuknilai-nilai absolute fit terdiri dari chi-square statistics,CMIN/DF, GFI, RMSEA, AGFI, TLI, dan CFI:

Tabel 1Pengujian Goodness of Fit

Absolute Fit Kriteria Nilai Fit Keterangan

X2 Mendekati 1 520,486 Kurang BaikProbability > 0,05 0,000 Kurang BaikCMIN/DF # 2,00 1,572 BaikGFI $ 0,90 0,750 Kurang BaikRMSEA # 0,08 0,074 BaikAGFI $ 0,90 0,694 Kurang BaikTLI $ 0,90 0,859 Kurang BaikCFI $ 0,90 0,876 Kurang Baik

Sumber: Data primer, diolah.

Nilai GFI sebesar 0,750 tidak memenuhi kriteriapenerimaan model karena lebih besar dari 0,9. Hal inimenunjukkan tidak adanya kesesuaian model dengandata. Nilai RMSEA sebesar 0,074 memenuhi kriteriapenerimaan model karena lebih kecil dari 0,08. Nilai CFIsebesar 0,876 tidak memenuhi batas minimum 0,9.

138

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 131-142

Ukuran incremental fit yang sesuai standar tidakdipenuhi oleh nilai AGFI sebesar 0,694 yang kurangdari batas minimum 0,9. Nilai hasil penelitian CMIN/DFsebesar 1,572 menunjukkan bahwa model memiliki unsurparsimoni. Secara umum, pengujian ini sangat sulit dalammemenuhi kriteria fit, oleh karena itu kriteria penerimaanmodel ditentukan atas dasar apabila salah satu kriteriafit memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan.

Pengujian hipotesis dengan Structural Equa-tion Model (SEM) ditunjukkan pada Tabel 2 berikutini:

Tabel 2Estimasi Hasil Analisis SEM

Pengujian Estimate S.E. C.R. P

LK —> PP .213 .093 2.304 .021SE —> PP .181 .101 1.784 .074ES —> PP -.055 .049 -1.122 .262LK —> KA -.021 .173 -.123 .902SE —> KA .031 .186 .167 .868ES —> KA .202 .091 2.233 .026TW —> PP .344 .102 3.388 .000RD —> PP .675 .170 3.963 .000PK —> PP -.313 .157 1.987 .047TW —> KA -.261 .199 -1.312 .190RD —> KA -.725 .342 2.120 .034PK —> KA -.205 .286 -.716 .474PP —> KA -.783 .283 -2.771 .006

Sumber: Data primer, diolah.

PEMBAHASAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa lokus kendaliberpengaruh terhadap penghentian prematur atasprosedur audit (â= 0,213; p= 0,021 < 0,05). Penelitian inimendukung hipotesis yang menyatakan bahwa lokuskendali berpengaruh terhadap penghentian prematuratas prosedur audit. Hubungan antara lokus kendalidan penghentian prematur atas prosedur audit bersifatpositif. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yangdilakukan Donnelly et al. (2003) yang menyatakanbahwa auditor yang memiliki lokus kendali eksternalberhubungan positif dengan tingkat penerimaanperilaku penyimpangan dalam audit. Dalam penelitian

ini salah satu bentuk dari perilaku penyimpangan dalamaudit adalah penghentian prematur atas prosedur au-dit. Semakin tinggi auditor melakukan tindakanmanipulasi atau penipuan dalam pekerjaan auditnya,maka semakin tinggi pula auditor tersebut melakukanpenghentian prematur atas prosedur audit.

Hipotesis penelitian kedua menyatakan bahwaself esteem berpengaruh terhadap penghentianprematur atas prosedur audit. Berdasarkan hasilpenelitian diketahui bahwa nilai â= 0,181; p= 0,074 >0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa self esteem tidakberpengaruh terhadap penghentian prematur atasprosedur audit, sehingga hipotesis penelitian keduatidak dapat didukung. Auditor dengan self esteem tinggikemungkinan dapat mengatasi kegagalan dengan baikdaripada auditor dengan self esteem rendah. Auditordengan self esteem rendah dalam penelitian ini ternyatatidak begitu mempengaruhi kinerja dan tidakmempengaruhi penghentian prematur atas proseduraudit. Walaupun seorang auditor memiliki self esteemrendah, akan tetapi tetap saja auditor tersebutmelakukan prosedur audit sesuai dengan ketentuanyang telah ditetapkan tanpa mengabaikan salah satuprosedur audit.

Hipotesis penelitian ketiga menyatakan bahwaequity sensitivity berpengaruh terhadap penghentianprematur atas prosedur audit. Berdasarkan Tabel 2didapatkan hasil bahwa â= -0,055; p= 0,262 > 0,05 yangmenunjukkan bahwa equity sensitivity tidakberpengaruh terhadap penghentian prematur atasprosedur audit, sehingga hipotesis penelitian ketigatidak dapat didukung. Auditor dengan tipe benevolentscenderung tidak melakukan hal-hal yang kurang etisuntuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkanauditor dengan tipe entitleds. Auditor dengan tipeentitleds dalam penelitian ini ternyata masih tetapberperilaku etis untuk mencapai apa yangdiinginkannya dan tetap melakukan prosedur auditsesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan tanpamengabaikan salah satu prosedur audit.

Hipotesis penelitian keempat menyatakanbahwa lokus kendali tidak berpengaruh terhadapkualitas audit, dimana nilai â= -0,021; p= 0,902 > 0,05.Dengan demikian, hipotesis penelitian keempat tidakdapat didukung. Auditor dengan lokus kendali inter-nal yakin dapat mengendalikan tujuannya daripadaauditor dengan lokus kendali eksternal. Auditor dengan

139

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP.............................................(Nita Andriyani Budiman)

lokus kendali eksternal memiliki ambisi yang tinggi danmenyebabkan auditor tersebut dapat menggunakansegala cara untuk mencapai ambisi yang diinginkannya.Akan tetapi dalam penelitian ini, auditor dengan lokuskendali eksternal dalam mencapai ambisi yangdiinginkannya tetap saja memperhatikan kualitas audityang akan dihasilkannya. Seorang auditor harusmenjalankan pekerjaannya secara profesional agardapat menghasilkan kualitas audit yang baik dan dapatdigunakan untuk pengambilan keputusan.

Hipotesis penelitian kelima menyatakan bahwaself esteem berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasilpenelitian menyatakan â= 0,031; p= 0,868 > 0,05 yangmenunjukkan bahwa self esteem tidak berpengaruhterhadap kualitas audit, sehingga hipotesis penelitiankelima tidak dapat didukung. Auditor yang termasukself esteem rendah merasa tidak percaya diri dengankemampuan yang dimiliki. Akibatnya auditor tersebutdapat dipengaruhi oleh auditor lain untuk melakukanperilaku penyimpangan dalam audit. Perilakupenyimpangan audit tersebut akan berdampak padakualitas audit yang dihasilkan auditor. Dalam penelitianini, auditor dengan self esteem rendah yang merasatidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki,tetap saja berusaha untuk memperhatikan kualitas au-dit yang akan dihasilkannya.

Hipotesis penelitian keenam menyatakan bahwaequity sensitivity berpengaruh positif terhadap kualitasaudit dengan hasil â= 0,202; p= 0,026 < 0,05. Dengandemikian, hipotesis penelitian keenam dapat didukung.Auditor dengan tipe benevolents akan merasa puasketika dapat memberikan input atau sumbangan kepadaKAP lebih besar dibandingkan dengan apa yangdidapatkan dari KAP, sedangkan auditor dengan tipeentitleds cenderung lebih mementingkan apa yangdidapat dari KAP daripada apa yang diberikan kepadaKAP. Dalam penelitian ini, semakin tinggi auditorberusaha untuk melaksanakan pekerjaan audit sesuaidengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam auditprogram, maka semakin tinggi pula kualitas audit yangakan dihasilkan oleh auditor tersebut dan dapatdiandalkan oleh para pengguna laporan keuangan.

Hipotesis penelitian ketujuh menyatakan bahwatekanan waktu berpengaruh terhadap penghentianprematur atas prosedur audit. Hasil penelitianmenunjukkan â= 0,344; p= 0,000 < 0,05 yang berartitekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian

prematur atas prosedur audit dan hipotesis penelitianketujuh dapat didukung. Berdasarkan hasil penelitiandisimpulkan bahwa tekanan waktu mempunyaipengaruh positif terhadap penghentian prematur atasprosedur audit. Semakin besar tekanan terhadap waktupengerjaan audit, semakin besar pula kecenderunganauditor untuk melakukan penghentian prematur. Hasilpenelitian ini mendukung hasil penelitian yangdilakukan Coram et al. (2000), Heriningsih (2001),Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), sertaWeningtyas et al. (2006).

Hipotesis penelitian kedelapan menyatakanbahwa risiko deteksi berpengaruh terhadappenghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkanhasil penelitian didapatkan â= 0,675; p= 0,000 < 0,05yang menunjukkan bahwa risiko deteksi berpengaruhterhadap penghentian prematur atas prosedur audit.Dengan demikian, hipotesis penelitian kedelapan dapatdidukung. Oleh karena itu, risiko deteksi mempunyaipengaruh positif terhadap penghentian prematur atasprosedur audit. Ketika auditor menginginkan risikodeteksi yang rendah berarti auditor menginginkansemua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksiadanya salah saji yang material. Agar bahan buktitersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang ma-terial, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebihbanyak dan jumlah prosedur yang benar dan lengkap.Dengan demikian, ketika risiko deteksi rendah, auditorharus lebih banyak melakukan prosedur audit, sehinggakemungkinan melakukan penghentian prematur atasprosedur audit akan semakin rendah. Sebaliknya, jikaauditor menetapkan risiko deteksi yang besar, makasemakin besar kecenderungan auditor untuk melakukanpenghentian prematur. Hasil penelitian ini hasilpenelitian Weningtyas et al. (2006).

Hipotesis penelitian kesembilan menunjukkanbahwa prosedur review dan kontrol kualitasberpengaruh terhadap penghentian prematur atasprosedur audit (â= -0,313; p= 0,021 < 0,05). Penelitianini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwaprosedur review dan kontrol kualitas berpengaruhterhadap penghentian prematur atas prosedur audit.Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa prosedur re-view dan kontrol kualitas mempunyai pengaruh negatifterhadap penghentian prematur atas prosedur audit.Semakin efektif penerapan prosedur review dan kontrolkualitas dalam suatu KAP, maka semakin kecil

140

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 131-142

kemungkinan auditor untuk melakukan penyimpangandalam pelaksanaan audit seperti penghentian prematur,begitu pula sebaliknya. Temuan ini mendukungpenelitian sebelumnya yang dilakukan Weningtyas etal. (2006).

Hipotesis penelitian kesepuluh menyatakanbahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap kualitasaudit. Hasil analisis penelitian menunjukkan â= -0,261;p= 0,190 > 0,05 yang berarti tekanan waktu tidakberpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian,hipotesis penelitian kesepuluh tidak dapat didukung.Penetapan waktu untuk auditor dalam melaksanakantugas auditnya harus efektif dan efisien, karena hal iniberhubungan dengan tingkat kepercayaan masyarakatterhadap kualitas audit yang akan dihasilkan oleh au-ditor. Walaupun seorang auditor mengalami tekananwaktu dalam pengerjaan audit, akan tetapi tetap sajaauditor tersebut harus berusaha untuk menghasilkankualitas audit yang tinggi sehingga dapat digunakanuntuk para pengguna laporan.

Hipotesis penelitian kesebelas menyatakanbahwa risiko deteksi berpengaruh terhadap kualitasaudit dengan hasil analisis â= -0,725; p= 0,034 < 0,05.Hal ini menunjukkan bahwa risiko deteksi berpengaruhnegatif terhadap kualitas audit. Dengan demikian,hipotesis penelitian kesebelas dapat didukung. Apabilaauditor ingin menetapkan risiko deteksi yang rendah,maka kualitas audit yang akan dihasilkan oleh auditormemiliki kualitas audit yang tinggi. Auditor yang inginmendapatkan kualitas audit yang tinggi, auditortersebut harus mengumpulkan semua bahan bukti yangkompeten agar dapat mendeteksi adanya salah saji yangmaterial. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksiadanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlahbahan bukti yang lebih banyak dan prosedur audityang benar dan lengkap sesuai dengan audit program.

Hipotesis penelitian keduabelas menyatakanbahwa prosedur review dan kontrol kualitasberpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitianmenunjukkan â= -0,205; p= 0,474 > 0,05 yang berartiprosedur review dan kontrol kualitas tidak berpengaruhterhadap kualitas audit. Dengan demikian, hipotesispenelitian keduabelas tidak dapat didukung. SuatuKAP yang memiliki prosedur review dan kontrol kualitasyang efektif maupun tidak, tetap akan berusaha untukmenghasilkan kualitas audit yang tinggi. Hal ini sangatpenting karena dalam pelaksanaan jasa penjaminan

yang diberikan KAP kepada suatu perusahaandiharapkan dapat meningkatkan kualitas informasimelalui peningkatan kepercayaan dalam hal keandalandan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasarpengambilan keputusan.

Hipotesis penelitian ketigabelas menyatakanbahwa penghentian prematur atas prosedur auditberpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasilpenelitian dimana â= -0,783; p= 0,006 < 0,05 menunjukkanbahwa penghentian prematur atas prosedur auditberpengaruh secara negatif terhadap kualitas audit.Dengan demikian, hipotesis penelitian ketigabelasdapat didukung. Kegagalan auditor untuk melakukanprosedur audit yang layak akan berdampak padakualitas audit yang akan dihasilkan oleh auditor. Padasaat auditor memilih untuk tidak melakukan langkahprosedur audit sama sekali atau melakukan langkahprosedur audit dengan lengkap, maka efektifitas darisuatu audit secara langsung akan terpengaruh. Agarlaporan audit yang dihasilkan oleh auditor memilikikualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannyasecara profesional, bersikap independen terhadap klien,mematuhi standar auditing dalam melakukan audit,memperoleh bukti kompeten yang cukup untukmenyatakan pendapat atas laporan keuangan danmelakukan tahap-tahap audit secara lengkap. Penelitianini membuktikan bahwa semakin tinggi auditormelakukan prosedur audit sesuai dengan audit pro-gram, maka semakin tinggi pula kualitas audit yang akandihasilkan oleh auditor.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penelitianini menunjukkan bahwa telah terjadi penghentianprematur atas prosedur audit yang sering dilakukanoleh auditor yang bekerja di KAP di Daerah IstimewaYogyakarta dan Surakarta. Prosedur audit yang jarangdihentikan oleh auditor adalah pertimbanganpengendalian internal klien, sedangkan prosedur audityang sering dihentikan secara prematur oleh auditoradalah penggunaan representasi manajemen. Hasilpengujian pengaruh lokus kendali terhadappenghentian prematur atas prosedur auditmenunjukkan ada pengaruh yang positif terhadap

141

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP.............................................(Nita Andriyani Budiman)

penghentian prematur atas prosedur audit. Hal inimenunjukkan bahwa auditor dengan lokus kendalieksternal dapat melakukan praktik penghentianprematur atas prosedur audit agar dapat bertahan dalampekerjaan auditnya.

Self esteem tidak berpengaruh terhadappenghentian prematur atas prosedur audit. Auditordengan self esteem rendah ternyata tidak begitumempengaruhi kinerja dan tidak mempengaruhipenghentian prematur atas prosedur audit. Equity sen-sitivity tidak berpengaruh terhadap penghentianprematur atas prosedur audit. Auditor dengan tipeentitleds ternyata masih tetap berperilaku etis untukmencapai apa yang diinginkannya seperti melakukanprosedur audit sesuai dengan ketentuan yang telahditetapkan dalam audit program. Lokus kendali tidakberpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor denganlokus kendali eksternal memiliki ambisi yang tinggi danmenyebabkan auditor tersebut dapat menggunakansegala cara untuk mencapai ambisi yang diinginkannya.Auditor dengan lokus kendali eksternal dalam mencapaiambisi yang diinginkannya tetap saja memperhatikankualitas audit yang akan dihasilkannya.

Self esteem tidak berpengaruh terhadap kualitasaudit. Namun, auditor dengan self esteem rendah yangmerasa tidak percaya diri dengan kemampuan yangmereka miliki, tetap saja berusaha untuk memperhatikankualitas audit yang akan dihasilkannya. Equity sensi-tivity pengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal inimenunjukkan bahwa auditor yang termasuk tipebenevolents lebih berusaha untuk melaksanakanpekerjaan audit sesuai dengan ketentuan yang telahditetapkan dalam audit program, sehingga kualitas au-dit yang dihasilkan oleh auditor tersebut dapatdiandalkan oleh para pengguna laporan keuangankarena memiliki kualitas audit yang tinggi.

Tekanan waktu berpengaruh positif terhadappenghentian prematur atas prosedur audit. Semakinbesar auditor mengalami tekanan terhadap waktupengerjaan audit, semakin besar pula kecenderunganauditor untuk melakukan penghentian prematur. Risikodeteksi berpengaruh positif terhadap penghentianprematur atas prosedur audit. Ketika auditormenginginkan risiko deteksi yang rendah berarti audi-tor memerlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyakdan jumlah prosedur yang benar dan lengkap, sehinggakemungkinan melakukan penghentian prematur atas

prosedur audit akan semakin rendah.Prosedur review dan kontrol kualitas

berpengaruh negatif terhadap penghentian prematuratas prosedur audit. Semakin efektif penerapanprosedur review dan kontrol kualitas dalam suatu KAP,maka semakin kecil kemungkinan auditor untukmelakukan penghentian prematur atas prosedur audit.Tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap kualitasaudit. Walaupun seorang auditor mengalami tekananwaktu, akan tetapi tetap saja auditor tersebut berusahauntuk menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehinggadapat digunakan untuk para pengguna laporan. Risikodeteksi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.Apabila auditor ingin menetapkan risiko deteksi yangrendah, maka kualitas audit yang akan dihasilkan olehauditor memiliki kualitas audit yang tinggi.

Prosedur review dan kontrol kualitas tidakberpengaruh terhadap kualitas audit. Suatu KAP yangmemiliki prosedur review dan kontrol kualitas yangefektif maupun tidak, tetap akan berusaha untukmenghasilkan kualitas audit yang tinggi. Ada pengaruhnegatif antara penghentian prematur atas proseduraudit terhadap kualitas audit. Agar laporan audit yangdihasilkan oleh auditor memiliki kualitas, maka auditorharus melakukan prosedur audit sesuai dengan auditprogram.

Saran

Penelitan ini memiliki keterbatasan yang perlu untukdiperbaiki di penelitian-penelitian selanjutnya.Keterbatasan itu berupa prosedur audit yangdigunakan sebagai alat ukur untuk menguji terjadinyapenghentian prematur atas prosedur audit hanyaterbatas pada prosedur perencanaan audit dan prosedurpekerjaan lapangan, sehingga kurang membuktikanprosedur audit yang digunakan dalam proses auditsecara menyeluruh. Keterbatasan lain adalah tidakterdapat responden yang menjabat sebagai partner,sehingga kemungkinan hasil penelitian akan berbedajika diterapkan pada auditor yang menempati jenjangtersebut. Selain itu, masih sedikitnya penelitian yangmembahas tentang pengaruh faktor internal daneksternal auditor terhadap kualitas audit juga menjadiketerbatasan dalam penelitian ini.

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan denganmenggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi

142

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 131-142

terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit.Misalnya dengan menguji faktor-faktor dari segi inter-nal karakteristik auditor yang lain seperti komitmenorganisasi, kinerja pegawai, atau keinginan untukberhenti bekerja serta faktor-faktor eksternal auditoryang lain seperti gaya kepemimpinan, budayaorganisasi, dan audit program yang berkemungkinandapat menyebabkan terjadinya praktik penghentianprematur atas prosedur audit dan kualitas audit.

DAFTAR PUSTAKA

Coram, Paul, Juliana Ng dan David Woodliff. 2004. “TheMoral Intensity of Reduced Audit QualityActs”. Working paper, The University ofMelbourne.

Donnelly David P., Jeffrey J. Quirin dan David O’ Bryan.2003. “Auditor Acceptance of DysfunctionalAudit Behavior: An Explanatory Model UsingAuditors’ Personal Characteristics”. Behav-ioral Research in Accounting. 15(3):211-224.

Heriningsih, Sucahyo. 2001. “Penghentian Prematuratas Prosedur Audit: Studi Empiris pada KantorAkuntan Publik”. Tesis tidak dipublikasikan,Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Radtke, Robin R. dan Wayne A. Tervo. 2004. “An Ex-amination of Factors Associated with Dysfunc-tional Audit Behavior”. Working paper, TheUniversity of Texas at San Antonio.

Shapeero, Mike, Hian Chye Koh dan Larry N. Killough.2003. “Underreporting and Premature Sign-Offin Public Accounting”. Management AuditingJournal. 16(2):113-127.

Soobaroyen, Teerooven dan Chelven Chengabroyan.2006. “Auditors’ Perceptions of Time BudgetPressure, Premature Sign Offs and Under-Re-porting of Chargeable Time: Evidence from aDeveloping Country”. International Journalof Auditing. 18(4):223-245.

Weningtyas, Suryanita, Doddy Setiawan dan HanungTriatmoko. 2006. “Penghentian Prematur atasProsedur Audit”. Simposium NasionalAkuntansi IX.

143

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWAB PERSEPSIAN..............................(Evi Grediani dan Slamet Sugiri)

Vol. 24, No. 3, Desember 2013Hal. 143-153

ABSTRACT

This research aims to evaluate whether obedience pres-sure and perceived responsibility affect budgetary slackcreation. This research used Davis et al.’s experimentaldesign to measure the following individual character-istics: impression management, professional commit-ment, perceived pressure strenght, and perceived de-cision difficulty. The experimental design uses posttest only control group. Eighty one subjects partici-pated in the experiment. Subjects are undergraduatesstudents and magister sains program students of Fac-ulty of Economics and Bussines UGM. Subjects arerandomly assign. Hypotheses are tested using onesample statistics, ANOVA and multiple regression. Theresults show the following. First, majority of partici-pants with obedience pressure to violated corpotarepolicy create budgetary slack. Second, participants whocreated budgetary slack hold themselves less respon-sible for their decisions than those who did not createbudgetary slack. Third, most participants who createbudgetary slack stated that their budgetary slack cre-ation is merely because of their obedience to their su-perior. Nevertheles they are aware that their budgetaryslack creation is unethical.

Keywords: obedience pressure, perceived responsibil-ity, budgetary slack

JEL classification: G31

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWABPERSEPSIAN PADA PENCIPTAAN BUDGETARY SLACK

Evi Grediani dan Slamet SugiriE-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakahtekanan ketaatan dari atasan langsung dantanggungjawab persepsian mempengaruhi budgetaryslack. Penulis tertarik dengan topik tekanan ketaatandan tanggungjawab persepsian terhadap penciptaanbudgetary slack karena dalam kehidupan nyata diorganisasi atasan cenderung menekan bawahan karenakekuasaannya dan bawahan merasa takut apabila tidakmematuhi perintah atasan. Peran perilaku manusia dalamorganisasi diharapkan dapat memberikan keuntunganpada organisasi, agar tujuan penganggaran tercapaiyaitu untuk memaksa manajer untuk merencanakanmasa depan, memberikan informasi sumberdaya yangdapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan,sebagai standar bagi evaluasi kinerja dan meningkatkankomunikasi dan koordinasi dari semua bagianorganisasi.

Masalah yang sering muncul dari adanyaketerlibatan manajer tingkat bawah atau menengahdalam penyusunan anggaran adalah penciptaan bud-getary slack. Budgetary slack adalah perbedaanantara jumlah anggaran yang diajukan oleh bawahandengan jumlah estimasi terbaik yang telah diajukan dandilakukan pada saat penyusunan anggaran (Anthony& Govindarajan, 2007). Penelitian tentang budgetaryslack mengindikasikan bahwa bawahan yangmenginginkan dalam membuat slack. Blanchette et al.(2002) menemukan bahwa bawahan menganggap bud-getary slack adalah etis sehingga berpengaruh positif.

144

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 143-153

Penciptaan slack dianggap sebagai norma yang wajardalam bisnis. Penelitian Steven (2002) secaraeksperimen menguji bagaimana pengaruh reputasi, etikaterhadap budgetary slack dalam framework teorikeagenan. Hasilnya bahwa reputasi dan etikaberhubungan secara negatif dengan budgetary slackdibawah skema pembayaran pengaruh slack.

Berbeda dengan penelitian tersebut, beberapapenelitian lain mengindikasikan bahwa slack dapatdiciptakan karena keinginan dari atasan langsungsebagai manajer tingkat menengah dengan menekanbawahan sebagai manajer tingkat bawah supayamelakukan perintah sesuai permintaan atasan.Fenomena yang terjadi dalam realitas kehidupan dandunia kerja menunjukkan bahwa bawahan akancenderung mematuhi dan melaksanakan pekerjaan yangdiperintahkan atasan langsung. Penelitian Davis et al.(2006) mengevaluasi kerentanan terhadap tekananketaatan bagi akuntan manajemen untuk menciptakanbudgetary slack dengan melanggar kebijakanperusahaan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwapartisipan yang menambah slack pada rekomendasianggaran awal menemukan kurangnya tanggungjawabuntuk sebuah keputusan anggaran yang telah dibuatdibandingkan partisipan yang menolak menambahslack. Ada empat karakteristik individual sebagaivariabel moderating yaitu komitmen profesional, im-pression management, kekuatan tekanan persepsian,dan kesulitan keputusan persepsian. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa tekanan ketaatan mempengaruhirekomendasi keputusan anggaran. Pengalihantanggung jawab dianggap keputusan anteseden untukmematuhi dan berperilaku tidak etis.

Tekanan ketaatan adalah jenis tekananpengaruh sosial yang dihasilkan ketika individu denganperintah langsung dari perilaku individu lain. Motivasipenelitian ini antara lain untuk meningkatkanpemahaman tentang profesional dan etika konflik yangmuncul ketika individu didorong dengan tekananketaatan untuk berperilaku dalam cara disfungsional.Bentuk perilaku disfungsional antara lain adalahpembiasan dan pemfokusan. Manager mempunyaiberbagai macam informasi yang lebih fleksibel yangakan disampaikan kepada atasan. Hal ini secara tidaklangsung bahwa pemilihan informasi yang dipilih adalahyang paling baik dan menguntungkan manager.Penelitian terdahulu tentang adanya tekanan ketaatan

pada atasan (Hartanto dan Indra, 2001; Lord danDeZoort, 2001) yang memfokuskan padaprofesionalisme auditor dalam membuat judgment au-ditor.

Sepengetahuan peneliti, riset yang berkaitandengan pengaruh tekanan ketaatan dantanggungjawab persepsian terhadap budgetary slackrelatif jarang dilakukan di Indonesia. Dengan latarbelakang di Indonesia diduga ada perbedaan hasilpenelitian studi Davis et al. (2006) dengan latarbelakang Amerika dan Kanada. Penelitian inidiharapkan dapat menjawab pertanyaan apakah faktortekanan ketaatan dan tanggung jawab persepsianmemiliki pengaruh terhadap penciptaan budgetaryslack.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Profesi akuntan manajemen disebut juga sebagaiakuntan intern yang bekerja pada sebuah perusahaandan berpartisipasi dalam mengambil keputusanmengenai investasi jangka panjang (capital budget-ing), menjalankan tugasnya sebagai akuntan yangmengatur pembukuan, dan pembuatan ikhtisar-ikhtisarkeuangan atau membuat (mendesain) sistem akuntansiperusahaan (Davis et al., 2006). Pada struktur organisasiunit bisnis, akuntan manajemen bertanggungjawabkepada manager unit bisnis perihal pembuatananggaran. Manager unit bisnis bertanggung jawabterhadap perencanaan dan koordinasi untuk masing-masing fungsi (Anthony dan Govindarajan, 2007). TheInstitute of Management Accountants (IMA)menyatakan bahwa akuntan manajemen memilikitanggung jawab untuk menyampaikan informasi secaraadil dan obyektif dan mengungkapkan sepenuhnyasemua informasi relevan yang secara wajar diharapkanmempengaruhi pemahaman maksud laporan, analisa,dan rekomendasi yang disajikan (Davis et al., 2006).

Dalam beberapa situasi sosial, seseorangmemandang orang atau kelompok lain sebagai pemilikotoritas yang sah untuk mempengaruhi perilaku orangtersebut. Norma sosial membolehkan pihak yangmemiliki otoritas untuk mengajukan permintaan danmemaksa agar bawahan mematuhinya. Kepatuhandidasarkan pada keyakinan bahwa otoritas memilikihak untuk meminta (Taylor et al., 2009). Teori ketaatanmenyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan

145

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWAB PERSEPSIAN..............................(Evi Grediani dan Slamet Sugiri)

merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhiperilaku orang dengan perintah yang diberikannya. Halini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritassebagai bentuk legitimate power atau kemampuanatasan untuk mempengaruhi bawahan karena ada posisikhusus dalam struktur hierarki organisasi (Hartanto danIndra, 2001). Paradigma ketaatan pada kekuasaantersebut menjelaskan bahwa bawahan yang mengalamitekanan ketaatan dari atasan akan mengalamiperubahan psikologis dari seseorang yang berperilakuotonomis menjadi perilaku agen. Perubahan perilakuini terjadi karena bawahan tersebut merasa menjadi agendari sumber kekuasaan, dan dirinya terlepas daritanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Orangnormal dapat melakukan tindakan destruktif jikamenghadapi tekanan besar dari otoritas yang sah. Or-ang yang dalam kehidupan sehari-harinya bertanggungjawab dan terhormat bisa jadi tertekan oleh otoritasdan mau saja melakukan tindakan kejam dalam situasitertekan.

Stres adalah pengalaman emosi negatif yangdiiringi dengan perubahan fisiologis, biokimia, danperilaku yang dirancang untuk mereduksi ataumenyesuaikan diri terhadap stressor atau stimulusdengan cara memanipulasi situasi. Akibat adanyatekanan dari atasan yang mengharuskan membuatperubahan menimbulkan potensi stres (Taylor et al.

2009). Salah satu penyebab timbulnya stres adalahkonflik peran. Terdapat dua tipe umum konflik peranyaitu konflik peran intersender, dimana pegawaiberhadapan dengan harapan organisasi terhadapnyayang tidak konsisten dan tidak sesuai serta konflik peranintrasender yang kebanyakan terjadi pada karyawanatau manajer yang menduduki jabatan di dua struktur.Konflik peran timbul karena adanya dua perintah ataulebih yang berbeda yang diterima secara bersamaan.Dengan mentaati perintah atasan melakukan perbuatanyang tidak sesuai norma, etika pekerjaan, maka seorangprofesional cenderung tidak bertanggungjawab ataskeputusan yang diambil. Dengan kata lain bahwa terjadipergeseran tanggungjawab kepada orang lain terutamaatasan langsung mereka atas hasil keputusan yangdiambil oleh bawahan.

Karakteristik individual menurut Davis et al.(2006) ada empat yaitu komitmen professional commit-ment, impression management, perceived pressurestrength dan perceived decision difficulty. Modelpengaruh tekanan ketaatan disajikan dalam Gambar 1.

Managemen impresi adalah proses kesadarandan perilaku seseorang yang sengaja maupun spontanuntuk meningkatkan daya tarik orang lain. Kebanyakanorang menganggap bahwa mengatur dan melakukanimpresi adalah penting. Menciptakan image positif ditempat kerja, dengan mempererat hubungan dengan

Gambar 1. Model Pengaruh Tekanan Ketaatan

Rangsangan Tekanan (x)Tekanan Ketaatan untuk

menggelembungkanrekomendasi

anggaran awal

Stress Response (y)Pergeseran Tanggungjawab (Responsibility

Shifting)

Karakteristik IndividualProfessional CommitmentImpression Management

Perceived Pressure StrengthPerceived Decision Difficulty

Strain Outcomes (z)Rekomendasi

anggaran yang telahdigelembungkan

146

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 143-153

orang lain dan berupaya meninggikan persepsiketrampilan dan kemampuan seorang individu padaorang lain. Dalam hal ini untuk mendapatkan kesanpositif dari atasan langsung individu tersebut.Komitmen professional adalah kekuatan identifikasiindividual dalam keterlibatannya secara khusus dengansuatu profesi. Dengan demikian individual dengankomitmen profesional yang tinggi dikarakteristikkansebagai adanya keyakinan yang kuat dan penerimaanatas tujuan profesi dan kesediaan untuk berusahasebesar-besarnya untuk profesi serta adanya keinginanyang pasti untuk ikut serta dalam profesi.

Kekuatan tekanan persepsian menurut Daviset al. (2006) mengindikasikan seberapa banyak tekananyang mereka rasakan untuk mengikuti perintah atasan.Dengan demikian, dalam situasi tekanan yang sangatkuat membuat bawahan melakukan sesuatu yangdianggap salah. Pengaruh tekanan dari atasan membuatbawahan merasa sulit untuk membuat rekomendasianggaran yang benar. Penelitian Davis et al. (2006)memperlihatkan partisipan merasa sulit membuatrekomendasi anggaran awal dalam situasi tertekan.

Perencanaan dan pengendalian adalah dua halyang tak terpisahkan. Anggaran merupakan komponenutama dari perencanaan dan anggaran. Anggaranseringkali digunakan untuk menilai kinerja aktual paraatasan dan bawahan. Anggaran dapat memilikipengaruh yang besar terhadap perilaku atasan danbawahan. Perilaku bawahan dapat bersifat positif ataunegatif berkaitan dengan penyusunan anggaran.Perilaku positif terjadi bila tujuan pribadi dari atasandan bawahan sesuai dengan tujuan perusahaan danmereka termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaandisebut dengan keselarasan tujuan. Bawahan dapatberperilaku negatif jika anggaran tidak diadministrasidengan baik, sehingga bawahan akan menyimpang daritujuan perusahaan. Perilaku disfungsional inimerupakan perilaku bawahan yang memiliki konflikdengan tujuan perusahaan.

Budgetary slack adalah perbedaan antarajumlah anggaran yang diajukan oleh subordinatesdengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi(Anthony dan Govindarajan, 2007). Bawahancenderung mengajukan anggaran denganmerendahkan pendapatan dan menaikkan biayadibandingkan dengan estimasi terbaik dari yangdiajukan, sehingga target akan lebih mudah tercapai.

Atasan dan bawahan dalam pusat pertanggungjawabancenderung membuat anggaran yang terlalu longgarataupun terlalu ketat. Budgetary slack timbul karenakeinginan dari atasan dan bawahan yang tidak samaterutama jika kinerja bawahan dinilai berdasarpencapaian anggaran. Apabila subordinates merasainsentifnya tergantung pada pencapaian sasarananggaran, maka mereka akan membuat budgetaryslack melalui proses partisipasi.

Konflik utama manajemen untuk akuntan dalamskenario anggaran adalah antara keinginan manajemenuntuk melayani sebagai fitur kontrol dan manajemenlokal mempertimbangan pengaruh sosial dan insentiflain yang mempengaruhi penciptaan budgetary slack.Salah satu konflik peran utama pada akuntan manajemendalam sebuah penganggaran adalah keinginanmanagemen corporate untuk mengendalikan anggarandan managemen lokal (pusat pertanggungjawaban)untuk mengamankan anggaran yang lebih mudahdicapai. Faktor penentu budgetary slack dimasukkantekanan pengaruh sosial seperti harapan persepsianakuntan manajemen lain dan tekanan superior.Penelitian yang telah dilakukan dalam kaitan antaratekanan pengaruh sosial dan pengurangan budgetaryslack adalah penelitian Steven (2002). Stevens (2002)penciptaan slack dikaitkan dengan kepedulian reputasidan etika, menemukan hubungan terbalik antarareputasi dan perhatian terhadap etika dan penciptaanslack.

Menurut Davis et al. (2006) masalah slackanggaran telah mendapat perhatian yang cukup besardalam literatur akuntansi managemen tetapi masihsedikit pengetahuan tentang bagaimana para manajermemahami slack anggaran, bagaimana merespons padatekanan atasan untuk membuat slack denganmelanggar kebijakan perusahaan, dan apakah tekanantersebut menciptakan ambivalensi etis. Davis et al.(2006) melakukan eksperimen pada 77 AkuntanManajemen dengan hasil bahwa meskipun denganpersepsi etis hampir setengah dari partisipan melanggarkebijakan dan menciptakan slack ketika dihadapkandengan tekanan ketaatan dari atasan langsung. Olehkarena itu, hipotesis penelitian yang diajukan adalah:H1: Akuntan manajemen dibawah tekanan ketaatan

dari atasan langsung untuk melanggar kebijakananggaran perusahaan dan menciptakan budget-ary slack, akan menghasilkan rekomendasi

147

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWAB PERSEPSIAN..............................(Evi Grediani dan Slamet Sugiri)

anggaran yang lebih tinggi dibandingkan denganestimasi awal.

Penelitian tentang tekanan ketaatan (Lord danDeZoort, 2001) belum mengevaluasi alasan spesifikketidakpantasan judgment dan keputusan yang dibuatdi bawah tekanan ketaatan. Davis et al. (2006)mengevaluasi justifikasi keputusan dan penilaiantanggungjawab keputusan untuk mengatasikesenjangan dalam literatur dan mencari pemahamandari justifikasi dan penilaian tanggungjawab bagaimanadan mengapa beberapa invididu tunduk dalam tekananuntuk melakukan tindakan yang mereka tahu bahwatindakan tersebut tidak sesuai, meskipun ada beberapaindividu menolak tekanan. Teori ketaatan (Davis et al.,2006) menunjukkan bahwa individu yang mengalamitekanan ketaatan akan membuat keputusan yangbertentangan dengan sikap mereka sendiri, keyakinan,dan nilai-nilai, sebagian, karena dapat melarikan diridari tanggungjawab atas penilaian dan keputusansetelah ada individu yang mempunyai otoritasmengarahkan untuk melakukan tindakan. Demikian pulateori atribusi (Davis et al., 2006) menyatakan bahwaindividu-individu yang melakukan tindakan tidak etiscenderung untuk mengeksternalisasi atribusi ke or-ang lain atau faktor-faktor lingkungan. Teori atribusimenurut Taylor et al. (2009) adalah prinsip yangmenentukan bagaimana atribusi kausal dibuat dan apaefeknya. Atribusi kausal mengatakan bahwa semuamanusia memiliki dua motif yang kuat yaitu membentukpemahaman yang utuh tentang dunia dan kebutuhanuntuk mengontrol lingkungan. Hasil penelitian Daviset al. (2006) menunjukkan bahwa partisipan yangmelanggar kebijakan perusahaan dengan mentaatiperintah atasan merasa kurang bertanggung jawabterhadap hasil keputusan mereka.

Keleluasaan dalam menciptakan budgetaryslack adalah tidak benar, akuntan manajemen yangmelanggar kebijakan anggaran eksplisit ketika beradadi bawah tekanan ketaatan diharapkan mempunyairespon stres yang melibatkan responsibility shiftingatas tindakan sendiri yang mengarah pada penekananatasan yang memerintahkannya untuk berperilaku tidaketis. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa akuntanmanajemen yang mentaati perintah atasannya untukmengabaikan kebijakan perusahaan danmenggelembungkan rekomendasi anggaran awalmereka akan merasa kurang bertanggungjawab atas

keputusannya dibanding profesional yang menolakuntuk menggelembungkan rekomendasi awalnya. Olehkarena itu, hipotesis penelitian yang diajukan adalah:H2: Akuntan manajemen yang melanggar kebijakan

anggaran perusahaan dan menaikkanrekomendasi anggaran awal akan merasa kurangbertanggung jawab atas keputusan merekadibanding akuntan manajemen yang tidakmengubah rekomendasi anggaran awal.

Ekperimen ini menggunakan desain eksperimen-betulan klasik yaitu post-test-only control groupdengan faktor tekanan ketaatan dibagi menjadi duakelompok yaitu kelompok dengan tekanan ketaatan dankelompok tidak ada tekanan ketaatan sebagai kelompokpengendali (Jogiyanto, 2004). Eksperimen inimenggunakan 63 mahasiswa program Magister Sainsdan program sarjana jurusan Akuntansi, FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Gadjah MadaYogyakarta dengan mendapat treatment tekananketaatan. Untuk mendapatkan gambaran yangmendekati dari kemampuan, pengalaman, dan perilakuakuntan manajemen, partisipan harus memenuhipersyaratan telah lulus dari mata kuliah akuntansimanajemen. Berdasar 63 partisipan dalam kelompoktreatment, dua partisipan (3,17%) tidak digunakandalam analisis data karena tidak lengkap dalam mengisipertanyaan tentang karakteristik individual. Dengandemikian, ada 61 partisipan yang digunakan dalamanalisis data. Dua puluh mahasiswa yang tidakmendapat treatment tekanan ketaatan sebagaikelompok pengendali semua dapat digunakan dalamanalisis data karena pengisian lengkap.

Tugas eksperimen ini memakai teknik praktikpenggelembungan estimasi anggaran, akuntanmanajemen telah membuat, dan menyusun anggaranawal yang diserahkan ke perusahaan. Untukmengetahui perilaku akuntan manajemen, eksperimenini menggunakan beberapa tahap. Pada tahap pertama,peneliti memberi pengarahan tugas dan gambaranumum kepada partisipan selama 5 menit. Partisipanmendapat data bahwa telah membuat estimasi anggaranterbaik sebesar Rp4,5 milyar. Tiga exit questionnairedalam tahap pertama tersebut adalah 1) berapa tahunpartisipan menjabat sebagai manager jasa akuntansi;2) siapakah atasan langsung manager jasa akuntansi;dan 3) berapakah rekomendasi anggaran awal yangdiajukan sebagai estimasi terbaik perusahaan.

148

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 143-153

Pada tahap kedua partisipan mendapat tekanan dariatasan langsung untuk mengubah rekomendasianggaran awal sebesar Rp4,5 milyar menjadi sebesarRp4,9 milyar. Apabila rekomendasi anggaran awaldiubah, maka meningkatkan pencapaian bonus danapabila tidak diubah maka menurut atasan langsung,kinerja divisi tim manajemen unitnya akan buruk. Akhirtreatment tahap 2 tentang tekanan ketaatan, partisipandiminta menuliskan rekomendasi anggarannya danmenuliskan 2 (dua) alasannya. Pada tahap ketigapartisipan ditanya mengenai “seberapa besartanggungjawab anda terhadap rekomendasi anggaranyang telah Anda buat?. Pada tahap keempat partisipandiminta untuk mengisi kuesioner konflik etik, dilemaetik dan karakteristik individual. Pada tahap kelimapartisipan diminta mengisi kuesioner manipulationcheck tentang berapakah anggaran yang diminta atasanlangsung partisipan dan siapakah atasan langsungpartisipan. Dan yang terakhir partisipan dimintamenjawab pertanyaan mengenai informasi demografismeliputi gender, umur dan pengalaman kerja. Tahapeksperimen disajikan dalam Gambar 2.

HASIL PENELITIAN

Hasil pengujian reliabilitas dan validitas menunjukkanbahwa instrumen dalam Impression Management, Pro-

fessional Commitment, dan etika yang digunakancukup andal dan sahih. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel1 dengan hasil pengujian reliabilitas yang diperolehdiatas 0,50.

Tabel 1Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Validitas Reliabilitas

Impression Management 0,415 - 0,724 0,907Professional Commitment 0,406 - 0,769 0,868Etika 0,612 - 0,612 0,759

Sumber: Data penelitian, diolah.

Data demografi responden kelompok treatmen dankelompok kontrol. Jumlah partisipan dalam kelompoktreatmen sebanyak 61 orang dengan rata-rata usiapartisipan 21,41 tahun (dengan kisaran 18-33 tahun dandeviasi standar 2,83. Rata-rata pengalaman bekerja 0,31tahun dengan kisaran 0,9-7 tahun dan deviasi standar2,58 dengan jumlah partisipan Pria: 23 (38%) dan Wanita:38 (62%). Jumlah partisipan kelompok kontrol sebanyak20 orang dengan rata-rata usia partisipan 20,98 tahundengan kisaran 19-27 tahun dan deviasi standar 1,75.Rata-rata pengalaman bekerja 0,87 tahun dengankisaran 0,17-2 tahun dan deviasi standar 0,76. Jumlahpartisipan Pria: 7 (35%) dan Wanita: 13 (65%).

Gambar 2Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Tahap 5Manipulation

check

Tahap 1Informasi dan

Gambaran Umum

Tahap 4Pengisian kuesioner

karakteristik individualdan dilema etis

Tahap 2Pelaksanaan

skenario eksperimen

Tahap 6Pengisian data

demografis

Tahap 3Pengisian kuesioner

tanggung jawab

149

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWAB PERSEPSIAN..............................(Evi Grediani dan Slamet Sugiri)

PEMBAHASAN

Hasil pengujian yang tersaji dalam Tabel 2 panel Amenunjukkan bahwa rata-rata rekomendasi anggaranyang dihasilkan oleh 61 partisipan adalahRp4.759.836.066. Rekomendasi anggaran secarasignifikan lebih tinggi daripada estimasi anggaran awalmereka yaitu Rp4.500.000.000 (p<0,01). Hal inimendukung hipotesis 1 yang menyatakan bahwaakuntan manajemen di bawah tekanan ketaatan dariatasan langsung untuk melanggar kebijakan anggaranperusahaan dan menciptakan budgetary slack, akanmenghasilkan rekomendasi anggaran yang lebih tinggidibandingkan dengan estimasi awal.

Hasil uji one-sample t test untuk kelompokkontrol dalam Tabel 3, mendukung hipotesis 1 denganrata-rata rekomendasi anggaran yang dihasilkan dari20 partisipan adalah Rp4.582.500.000. Rekomendasianggaran secara signifikan lebih tinggi daripadaestimasi anggaran awal mereka yaitu Rp4.500.000.000(p<0,01). Hasil pengujian untuk kelompok kontrolberbeda dengan penelitian Davis et al. (2006) yang

menunjukkan bahwa mean yang dihasilkan lebih rendahdari estimasi angggaran awal. Hasil rata-ratarekomendasi anggaran dari kelompok treatmen adalahsebesar Rp4.759.836.066 sedangkan hasil rata-ratarekomendasi anggaran dari kelompok kontrol adalahsebesar Rp4.582.500.000 sehingga efek dari eksperimenadalah sebesar Rp177.336.066.

Hasil pada Tabel 4 panel A menunjukkandukungan untuk hipotesis 2. Tiga partisipan dalamkelompok zone of compromise dan 39 partisipan dalamkelompok ketaatan penuh (Rp4,9 milyar) yangmenaikkan rekomendasi anggaran, masing-masinghanya menganggap diri mereka mean 19,33% dan mean29,49% bertanggungjawab atas keputusannya. Secarasignifikan lebih kecil dari dirinya dinilai berartibertanggung jawab untuk kelompok tidak ada ketaatan(Rp4,5 milyar) dengan mean 50,79% (p value < 0,01).Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata akuntanmanajemen yang menaikkan rekomendasi anggaranmerasa kurang bertanggungjawab atas keputusan yangtelah dibuat.

Tabel 2One-Sample Statistics Kelompok Treatmen

Panel A: Pengaruh Tekanan Ketaatan

Keseluruhan Mean Deviasi Standar t p-valueKelompok tekanan Rp4.759.836.066 Rp185.004.800 11.25 <0.01ketaatan (n=61)

Panel B: Kelompok ResponKlasifikasi respon N %Ketaatan penuh (Rp4.9 milyar) 39 64Zone of compromise (>Rp4.5m dan <Rp4.9m) 3 5Tidak ada ketaatan (Rp4.5 milyar) 19 31

Panel C: Hasil Zone of CompromiseKlasifikasi Mean Deviasi Standar MedianZone of compromise Rp4.716.666.667 Rp28.867.513 Rp4.700.000.000(>Rp4.5m dan <Rp4.9m)

Perincian Jumlah n=3 Persentase (%)Rp4.700.000.000 2 67Rp4.750.000.000 1 33

Sumber: Data penelitian, diolah.

150

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 143-153

Tabel 3One-Sample Statistics Control Group

Panel A: Pengaruh Tekanan Ketaatan

Keseluruhan Mean Deviasi Standar t p-valueKelompok tekanan Rp4.582.500.000 Rp153.275.637 2.407 <0.01ketaatan (n=61)

Panel B: Kelompok ResponKlasifikasi respon N %Ketaatan penuh (Rp4.9 milyar) 15 75Zone of compromise (>Rp4.5m dan <Rp4.9m) 2 10Tidak ada ketaatan (Rp4.5 milyar) 13 15

Panel C: Hasil Zone of CompromiseKlasifikasi Mean Deviasi StandarZone of compromise Rp4.725.000.000 Rp35.355.339(>Rp4.5m dan <Rp4.9m)

Perincian Jumlah n=2 Persentase (%)Rp4.700.000.000 1 50Rp4.750.000.000 1 50

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 4Tanggung Jawab (n=61)

Panel A: Tanggung jawab persepsian (%) untuk Rekomendasi Anggaran

Diri Sendiri CFO CEO LainnyaTidak ada ketaatan Mean 50,79 28,68 18,16 2,63(Rp.4.5 milyar) SD 29,68 23,79 15,47 4,52

N 19 19 19 19Zone of compromise Mean 19,33 55,00 15,33 10,33(>Rp4.5m dan <Rp4.9m) SD 11,01 32,78 12,66 9,50

n 3 3 3 3Ketaatan penuh Mean 29,49 47,56 17,69 4,23(Rp4.9 milyar) SD 24,97 24,27 14,41 4,80

n 39 39 39 39F 4,835 4,244 0,048 3,212p-value 0,004 0,009 0,095 0,048

Panel B: Variabel kontrol/karakteristik individualIM PC PPS PDD

Tidak ada ketaatan Mean 52,11 52,84 3,58 3,16(Rp.4.5 milyar) SD 8,32 7,96 1,12 1,02

n 19 19 19 19Zone of compromise Mean 72,00 53,67 4,00 4,33(>Rp4.5m dan <Rp4.9m) SD 9,54 4,16 1,00 0,58

n 3 3 3 3Ketaatan penuh Mean 65,49 48,36 3,95 4,10(Rp4.9 milyar) SD 12,23 7,69 1,12 0,79

n 39 39 39 39Fp-value10,710,002,530,090,730,49 8,290,00

151

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWAB PERSEPSIAN..............................(Evi Grediani dan Slamet Sugiri)

Di samping itu, partisipan dalam kelompok zoneof compromise (lebih dari Rp4,5 milyar dan kurang dariRp4,9 milyar) dan kelompok ketaatan penuh (Rp4,9milyar) secara signifikan lebih bertanggung jawabkepada atasan langsung/CFO atas tekanan ketaatan,masing-masing dengan mean 55% dan mean 47,56%dibandingkan dengan kelompok tidak ada ketaatan(Rp4,5 milyar) dengan mean 28,68%. Hal inimengindikasikan bahwa keputusan menaikkanrekomendasi anggaran yang disusun adalah tanggungjawab CFO atau atasan langsungnya. Akuntanmanajemen yang mengubah rekomendasi anggaranawal akan merasa kurang bertanggungjawab terhadapkeputusan mereka. Tabel 4 panel B menunjukkan hasiluntuk variabel karakteristik individual, yaitu impres-sion management, professional commitment, per-ceived pressure strength, perceived decision difficulty.Dengan signifikansi masing-masing F=10,71 (p=0,00);

F=2,53 (p=0,09); F=0,73 (p=0,49); F=8,29 (p=0,00). Halini mengindikasikan bahwa variabel karakteristik indi-vidual mempengaruhi tanggung jawab persepsian.

Hasil analisis regresi yang tersaji dalam Tabel 5menunjukkan angka R2 = 55,9%, F = 11,42 dengansignifikansi p kurang dari 0,001. Hal ini berarti adahubungan yang signifikan antara variabel dependen(budgetary slack) dengan variabel independenpersepsi, impression management, professional com-mitment, perceived pressure strength, perceived deci-sion difficulty). Variasi perubahan budgetary slackdijelaskan oleh semua variabel independen sebesar55,9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa koefisienb

1 dan b

3 adalah negatif dan signifikan. Hal ini berarti

bahwa tanggungjawab persepsian dan professionalcommitment yang semakin meningkat maka penciptaanbudgetary slack akan semakin rendah. Untuk koefisienb

2 dan b

5 adalah positif dan signifikan. Hal ini berarti

Tabel 4 (Lanjutan)

Definisi:

IM= Impression Management, instrumen ini terdiri dari 20 butir pertanyaan denganskala Likert 5 poin, skor jawaban yang diperoleh pada kisaran aktual 49-77 sementarakisaran teoritis dari variabel ini berada pada 20-100. Rata-rata jawaban dari respondenkelompok tidak ada ketaatan 50-65, kelompok zone of compromise 60-62, ketaatanpenuh 49-77.

PC=Professional Commitment, instrumen ini terdiri dari 15 butir pertanyaan denganskala Likert 5 poin, skor jawaban yang diperoleh pada kisaran aktual 42-63 sementarakisaran teoritis dari variabel ini berada pada 15-75. Rata-rata jawaban dari respondenkelompok tidak ada ketaatan 50-59, kelompok zone of compromise 50-63, ketaatanpenuh 42-61.

PPS= Perceived Pressure Strength, instrumen ini terdiri dari 1 butir pertanyaandengan skala Likert 5 poin, skor jawaban yang diperoleh pada kisaran aktual 1-5sementara kisaran teoritis dari variabel ini berada pada 1-5. Rata-rata jawaban dariresponden kelompok tidak ada ketaatan 1-5, kelompok zone of compromise 3-5,kelompok ketaatan penuh 1-5.

PDD= Perceived Decision Difficulty, instrumen ini terdiri dari 1 butir pertanyaandengan skala Likert 5 poin, skor jawaban yang diperoleh pada kisaran aktual 1-5sementara kisaran teoritis dari variabel ini berada pada 1-5. Rata-rata jawaban dariresponden kelompok tidak ada ketaatan 2-5, kelompok zone of compromise 2-4,kelompok ketaatan penuh 1-5.

Sumber: Data penelitian, diolah.

152

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 143-153

impression management dan perceived decision diffi-culty semakin meningkat maka penciptaan budgetaryslack semakin tinggi.

Tabel 6 menyajikan hasil justifikasi keputusananggaran yang sebagian besar menyatakan bahwarekomendasi anggaran yang dibuat karena mengikutiperintah atasan. Hasil data demografi dalam kelompok

treatmen menemukan bahwa rata-rata rekomendasianggaran dari akuntan manajemen perempuan sebesarRp4.769.736.842. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingrata-rata rekomendasi anggaran dari akuntanmanajemen laki-laki yaitu sebesar Rp4.760.869.565. Halini menunjukkan bahwa akuntan manajemenperempuan cenderung lebih taat kepada atasanlangsungnya.

Tabel 6Justifikasi Keputusan Anggaran(n=61)

Panel A: Ketaatan penuh (n=39, rekomendasi anggaran = Rp4,9 milyar)

Justifikasi n1 Mengikuti perintah atasan langsung (CFO) 322 Anggaran tidak pernah over budget 243 Menginginkan bonus, promosi dan karir 16Panel B: zone of compromise (n=3, rekomendasi anggaran = Rp4,5 milyar < x < Rp4,9 milyar)1 Mengikuti instruksi CFO karena tidak ingin kehilangan karir 32 Data historis ada peningkatan actual overhead 23 Agar tidak over budget 1Panel C: Tidak ada ketaatan (n=19, rekomendasi anggaran = Rp4,5 milyar)1 Mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, menjaga etika pofesi, dan penggelembungan

anggaran adalah tidak etis 142 Agar tidak over budget 93 Berdasar data historis tahun sebelumnya 74 CFO melanggar instruksi CEO 45 Rp4,5 milyar adalah estimasi terbaik 4

Tabel 5Hasil Regresi

Koefisien Nilai StandartSimbol Variabel Beta Koefisien Error t-value P

X1 Tanggung b -0,309 4022079 -3,173 0,002jawab

X2 Impression b 0,233 1530433,4 2,213 0,031Management

X3 Professional b -0,460 2390766 -4,514 0,000Commitment

X4 Perceived Pressure b 0,008 15653840 0,089 0,930Strength

X5 Perceived Decision b 0,362 19429170 3,595 0,001DifficultyKonstanta α 6283655472 485681045 12,938 0,000

R2 = 55,9% F=11,42 p= 0,000 n=61

Sumber: Data penelitian, diolah.

153

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN TANGGUNGJAWAB PERSEPSIAN..............................(Evi Grediani dan Slamet Sugiri)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis uji one sample t test menunjukkanbahwa rata-rata rekomendasi anggaran yang dihasilkanlebih tinggi dari estimasi anggaran awal. Berdasarkanuji one wauy ANOVA menunjukkan bahwa rata-rataakuntan manajemen yang menaikkan rekomendasianggaran merasa kurang bertanggungjawab dibandingyang tidak menaikkan rekomendasi anggaran. Jadi hasilpenelitian ini mendukung hipotesis-hipotesis yangdiajukan. Penelitian ini memberi kontribusi untukmemprediksi budgetary slack dengan memasukkanfaktor personal berupa karakteristik individual danmendukung hasil penelitian secara empiris.

Saran

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitupertama situasi laboratorium yang memungkinkanpartisipan dapat berdiskusi dengan partisipan lain dankedua partisipan yang digunakan dalam penelitian inihanya berasal dari mahasiswa fakultas ekonomika danbisnis UGM, sehingga harus berhati-hati di dalammenggeneralisasikan hasil penelitian ini. Penelitianberikutnya disarankan dapat menggunakan variabelkarakteristik individual lain, yang dapat mempengaruhikeputusan tanggung jawab terhadap penciptaan bud-getary slack. Penelitian yang akan datang diharapkandapat mengevaluasi faktor yang memediasi danmemoderasi pengaruh tekanan ketaatan, seperti mengujivariabel budaya organisasi atau budaya nasional. Halini berkaitan dengan hasil tanggung jawab terhadaprekomendasi anggaran berada pada zone of compro-mise, apakah kompromi menjadi budaya dalamorganisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. N. dan V. Govindarajan. 2007. Manage-ment Control System. McGraw-Hill Education:Irwin.

Blanchette, Danielle, Claude Pilote dan Jean Cadieux(2002). Manager’s Moral Evaluation of

Budgetary Slack Creation.www.accounting.rutgers.Edu/raw/aaa/2002an-nual/cpe/ cpe3/B-2.pdf.

Davis, Stan., F. Todd DeZoort dan Lori S. Kopp. 2006.“The Effect of Obedience Pressure and Per-ceived Responsibility on Management Accoun-tants, Creation of Budgetary Slack”. BehavioralResearch In Accounting. 18: 9-35.

Hartanto, Hansiadi Yuli dan Indra Wijaya Kusuma.2001. “Analisis Pengaruh Tekanan KetaatanTerhadap Judgment Auditor”. Jurnal AkuntansiManajemen. 12 (3): 24-41.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: SalahKaprah dan pengalaman-pengalaman.Yogyakarta: BPFE.

Lord, A. T., dan F.T. DeZoort. 2001. “The impact ofcommitment and moral reasoning onauditors’responses to social influence pres-sure”. Accounting, Organizations, and Soci-ety. 26 (3): 215-235.

Stevens, D. E. 2002. “The effects of reputation andethics on budgetary slack”. Journal of Man-agement Accounting Research. 14: 153–171.

Taylor, Shelley E., Letitia Anne Peplau dan David O.Sears. 2009. Social Psychology 12th Edition.Pearson Education-Prentice Hall.

.

155

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI:................(Maria Pampa Kumalaningrum dan Heni Kusumawati)

Vol. 24, No. 3, Desember 2013Hal. 155-165

ABSTRACT

This study to examine the interactive effect betweenmarket orientation, gender, and entrepreneurial orien-tation to innovation success. Entrepreneurial orienta-tion refers to a firm’s strategic orientation, which con-sists of decision-making styles, methods, and prac-tices that can be described as aggressive, innovation,proactive, risk taking, or autonomy seeking. Marketorientation reflects the degree to which firms’ strategicmarket planning is driven by customer and competitorintelligence. Data was analyzed using moderated re-gression and Chow analysis. The result showed thatentrepreneurial orientation and market orientation in-teract to influence innovation success in such waythat market orientation enhances the positive relation-ship between entrepreneurial orientation and innova-tion success. The results also showed that entrepre-neurial orientation has an effect on innovation suc-cess either in female or male–owned micro business.But the study shown that gender had no significanteffect on relationship between entrepreneurial orienta-tion and innovation success. Theoretical and mana-gerial implications of the findings are also discussed.

Keywords: entrepreneurial orientation, market orienta-tion, gender, innovation success

JEL classification: J16, L26, O31

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILANINOVASI: PERAN ORIENTASI PASAR DAN GENDER SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Maria Pampa KumalaningrumE-mail: [email protected]

Heni KusumawatiE-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Inovasi akan menjamin keberlanjutan suatu usaha kecilkarena tuntutan lingkungan terus berubah.Keberhasilan inovasi sangat diperlukan oleh semuausaha kecil. Salah satu anteseden keberhasilan inovasiadalah orientasi kewirausahaan para pemilik usaha itu.Orientasi kewirausahaan merupakan orientasiperusahaan yang mengarah pada upaya untukmengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatansebagai suatu prinsip organisasi perusahaan (Meija etal., 2009).

Orientasi kewirausahaan dalam beberapapenelitian ternyata tidak dapat berpengaruh secaralangsung terhadap keberhasilan inovasi, karena basisorientasi kewirausahaan konstruk adalah upayapembelajaran untuk mengidentifikasi dan eksploitasikesempatan (Baker & Sinkula, 2009; Maija et al., 2009;Reza & Kayhan, 2011; Patrick & Justin, 2010; Amonrat,2010). Pemilik bisnis harus menyadari bahwa orientasikewirausahaannya dalam setiap ide yangdikembangkan harus sesuai dengan pasar yang akandipilih. Untuk memahami pasar diperlukan orientasipasar yang baik dari pelaku bisnis. Perusahaan yangmemiliki orientasi pasar yang kuat akan memiliki prioritaspembelajaran tentang 1) pelanggan, seperti suka atautidak suka, ketidakpuasan, persepsi, dan lainnya; 2)faktor yang mempengaruhi pelanggan, misalkanpersaingan, kecenderungan ekonomi, sosial budaya,

156

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 155-166

dan lainnya; dan 3) faktor yang mempengaruhikemampuan perusahaan untuk mempengaruhi danmemuaskan pelanggan, misalkan teknologi, regulasi,dan lainnya) (Baker & Sinkula, 2009).

Perusahaan yang berorientasi pada pasarmemiliki keterampilan menilai kebutuhan konsumen,sehingga orientasi kewirausahaannya akan mengarahpada keberhasilan inovasi yang diinginkan pasar (Reza& Kayhan, 2011). Selain itu, dengan adanya orientasipasar, eksplorasi peluang baru yang dilakukanperusahaan akan lebih mungkin membuat perluasanlini dan merek terhadap pasar target baru karenadidukung oleh pengetahuan perusahaan akan kondisipasar yang dihadapi (Baker & Sinkula, 2009).Pada masa-masa sekarang, beberapa penelitianmenunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan dapatdipengaruhi oleh karakteristik demografi pemilik bisnis,semisal gender (Zimmerman & Brouthers, 2012).Harapan bahwa laki-laki dan perempuan bertindakberbeda muncul karena laki-laki dan perempuandisosialisasikan dalam peran yang berbeda. Haltersebut diperkirakan akan menentukan juga nilai-nilaikerja, pengambilan keputusan, dan perilakustrategiknya.

Dalam kewirausahaan dan bisnis kecil, beberapapenelitian menunjukkan hubungan langsung antaragender pemimpin, sebagai salah satu unsur demografi,dengan kinerja bisnis. Perbedaan antara pemilik bisnisdengan gender perempuan dan pemilik bisnis dengangender laki-laki pada berbagai perusahaan ternyatamenentukan orientasi dalam bisnis, pendapatan,keuntungan, tingkat inovasi, dan pertumbuhanperusahaan (Zimmerman & Brouthers, 2012).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwaperempuan lebih menekankan pada relationshipdibandingkan laki-laki. Perempuan ternyata lebihmenekankan pada interpersonal relationship dari padapria terhadap konsumen mereka (Zimmerman &Brouthers, 2012). Semakin besar perhatian yangdiberikan perempuan untuk suatu relasi dalam halpemasaran dan penjualan, akan menjadi pendorongbagi berkembangnya orientasi kewirausahaan.

Tidak semua penelitian mendukung bahwa gen-der berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaa.Penelitian-penelitian lain melaporkan tidak adaperbedaan dalam hal orientasi dalam bisnis berkaitandengan perbedaan gender (Andrej & Darco, 2009;

Zimmerman & Brouthers, 2012). Hal ini membuatdampak gender terhadap orientasi kewirausahaan masihbelum jelas. Berbagai hasil dan perdebatan penelitiantersebut, memicu minat peneliti untuk menelitihubungan antara orientasi kewirausahaan dankeberhasilan inovasi usaha-usaha mikro denganorientasi pasar dan gender sebagai variabelpemoderasinya. Usaha mikro dipilih karena diharapkanmemiliki fleksibilitas dan daya respon pada peristiwalingkungan.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Hubungan antara orientasi kewirausahaan dankeberhasilan inovasi telah lama menjadi perdebatan dantopik penelitian sejak tahun 1990-an. Permasalahanyang diperdebatkan adalah mengenai apakah orientasikewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilaninovasi. Selain itu, apakah variabel orientasi pasar dangender memoderasi pengaruh orientasi kewirausahaanpada keberhasilan inovasi. Gambar 1 merupakan modelutama dalam penelitian ini. Hipotesis penelitianmengacu pada model ini. Model ini berupayamenganalisis pengaruh orientasi kewirausahaanterhadap keberhasilan inovasi. Dalam penelitian inidigunakan variabel orientasi pasar dan gender sebagaivariabel-variabel yang memoderasi pengaruh orientasikewirausahaan pada keberhasilan inovasi.

Gambar 1Pengaruh Orientasi Kewirausahaan pada

Keberhasilan Inovasi dengan Orientasi Pasar danGender sebagai Variabel Pemoderasi.

OP

OK Inov

Gender

157

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI:................(Maria Pampa Kumalaningrum dan Heni Kusumawati)

Orientasi kewirausahaan merupakan perusahaan yangberorientasi pada upaya untuk mengidentifikasi danmengeksploitasi kesempatan sebagai suatu prinsiporganisasi perusahaan (Meija, et al., 2009; Ananda, etal., 2009; Chow, 2006; Yuan, et al. (2008). Orientasikewirausahaan adalah suatu metode, praktik, dan gayapengambilan keputusan yang diambil para manajeruntuk bertindak kewirausahaan. Hal ini mencakupproses eksperimen teknologi baru yang menjanjikan,keinginan untuk memperbesar kesempatan pasarproduk baru, dan predisposisi untuk mengambilkesempatan berisiko. Perusahaan dengan orientasikewirausahaan yang kuat memiliki kemampuanmengubah ketidakpastian lingkungan menjadi suatumanfaat bagi perusahaan. memandang kewirausahaansebagai suatu eksploitasi kesempatan untukmemperbaharui dan memperbaiki perusahaan (Amonrat,2010; William & Jun, 2008; Sandeep & Singh, 2012)

Orientasi kewirausahaan memiliki tiga dimensi(Baker & Sinkula, 2009; Patrick & Justin, 2010; Mengue& Auh, 2006), yaitu inovasi, proaktif, dan pengambilanrisiko. Dalam penelitiannya ditemukan bahwakeberhasilan inovasi haruslah didukung oleh orientasikewirausahaan yang kuat. Suatu perusahaan dikatakanmemiliki suatu semangat orientasi kewirausahaan jikadapat menjadi yang pertama dalam melakukan inovasiproduk baru di pasar, memiliki keberanian mengambilrisiko, dan selalu proaktif terhadap perubahan tuntutanakan produk baru.

Inovasi merupakan hasil proses inovasi. Contohkesuksesan inovasi adalah konsep produk baru seluruh,ekstension lini dan merek, perbaikan layananpelanggan. Kesuksesan inovasi berbeda dengankeinovasian, yang mengacu kepada sikap keterbukaanpada gagasan baru (Baker & Sinkula, 2009). Sementaraitu, kesuksesan inovasi merupakan hasil konkrit dariinovasi yang berkaitan dengan perilaku.

Hampir merupakan suatu kebenaran padaberbagai disiplin kewirausahaan, manajemen stratejik,dan pemasaran bahwa kesuksesan inovasi adalah carautama perusahaan mempertahankan danmemperluaskan pasar produk dan konsumen. Generasiproduk baru seringkali mengganti generasi produk lamauntuk mempertahankan persaingan perusahaan. Pro-gram inovasi yang tidak didukung biaya R & D, biayaproduksi, dan pemasaran, mungkin tidak menimbulkanpeningkatan profitabilitas, terutama dalam jangka

pendek.Jika ada orientasi kewirausahaan yang cukup

tinggi, maka tingkat keberhasilan inovasi akan semakintinggi pula. Semakin seorang pengusaha mampumengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang yangada, maka inovasi akan semakin dapat dilakukan secaraberhasil. Perusahaan dengan orientasi kewirausahaanyang kuat memiliki kemampuan mengubahketidakpastian lingkungan menjadi suatu manfaat bagiperusahaan. Amonrat (2010) dan Lucia, et al., (2007)memandang kewirausahaan sebagai suatu eksploitasikesempatan untuk memperbaharui dan memperbaiki(rejuvenate) perusahaan. Oleh karena itu, hipotesispenelitian disusun sebagai berikut:H1: Orientasi kewirausahaan berpengaruh pada

keberhasilan inovasi.Pemilik bisnis harus menyadari bahwa orientasi

kewirausahaannya dalam setiap ide yangdikembangkan harus sesuai dengan pasar yang akandipilih. Oleh karena itu, orientasi pasar akan sangatmempengaruhi kekuatan pengaruh antara orientasikewirausahaan dengan keberhasilan inovasi (Baker &Sinkula, 2009; Salima et al., 2011). Yuan, et al. (2008)menyatakan bahwa perusahaan dengan orientasikewirausahaan dapat mencapai mencapai kesuksesaninovasi jika dapat mencapai target dan posisi pasarlebih dibandingan para pesaingnya. Perusahaan selalumengamati perubahan pasar dan melakukan respondengan dengan cepat terhadap perubahan tersebut.Kemampuan perusahaan untuk proaktif dan keberanianmengambil risiko, menjadikan perusahaan memilikikemampuan untuk menciptakan produk inovatifmendahului pesaingnya.

Orientasi pasar sendiri merupakan perusahaanyang berorientasi pada upaya untuk memuaskankebutuhan dan keinginan konsumen sebagai prinsiporganisasi perusahaan (Maija, et al., 2009; Salima etal., 2011). Perusahaan yang berorientasi pada pasarmemiliki keterampilan untuk menilai kebutuhankonsumen, sehingga mungkin menjadi yang pertamamenawarkan generasi baru jasa dan produk jasa padapasar. Selain itu, perusahaan lebih mungkin membuatperluasan lini dan merek terhadap pasar target baru(Baker & Sinkula, 2009, Maija, et al., 2009; Reza &Kayhan, 2011; Omar & Seigyoung, 2009).

Orientasi pasar mencerminkan kecenderunganperusahaan untuk mengadopsi konsep pemasaran. Hal

158

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 155-166

ini diukur dengan menilai komitmen perusahaan untukmendasarkan keputusan strategiknya pada intelijenpasar yang berorientasi pelanggan (Meija et al., 2011;Salima et al., 2010; Yuan, et al., 2008; Reza & Kayhan,2011; Baker & Sinkula, 2009 ).

Inovasi yang terjadi karena orientasikewirausahaan adalah inovasi yang berupaya untukpenyegaran, pembaharuan, dan redifinisi organisasi,pasar, dan industri (Patrick & Justin, 2010). Melaluiproses identifikasi kesempatan dengan tujuanpenyegaran, pembaharuan, dan redefinisi konsep, makaproduk baru yang radikal dilahirkan. Perusahaandengan orientasi kewirausahaan yang kuat,diprediksikan akan mampu mengembangkan konsepproduk baru yang menuju kepada kebutuhanpelanggan yang ada maupun pelanggan potensial.

Inovasi adalah jantung kewirausahaan, tetapitidak semua inovasi adalah akibat dari orientasikewirausahaan yang kuat. Inovasi yang rutin, yaitu,perluasan lini dan merek, terutama dalam merespontindakan pesaing, terjadi dalam kebanyakanperusahaan. Orientasi kewirausahaan yangmenimbulkan inovasi adalah lebih dari adaptasi ataureaksi terhadap trend pasar. Oleh karena itu, hipotesispenelitian disusun sebagai berikut:H2: Orientasi pasar memoderasi pengaruh orientasi

kewirausahaan pada keberhasilan inovasi.Pria dan wanita dapat memiliki persepsi yang

berbeda akan sesuatu hal yang sama. Hal ini terjadikarena pria dan wanita memiliki karakteristk yang sangatberbeda. Penelitian ini akan mencoba menguji jeniskelamin sebagai variabel yang akan memoderasi modelpenelitian yang ada. Hal pertama yang akandibandingkan adalah kekuatan pengaruh orientasikewirausahaan pada keberhasilan inovasi akan berbedapada pria dan wanita. Pada masa-masa sekarang,beberapa penelitian menunjukkan bahwa orientasikewirausahaan bisa dipengaruhi oleh karakteristikdemografi pemilik bisnis, semisal gender (Zimmerman& Brouthers, 2012). Harapan bahwa laki-laki danperempuan bertindak berbeda muncul karena laki-lakidan perempuan disosialisasikan dalam peran yangberbeda. Hal tersebut diperkirakan akan menentukanjuga nilai-nilai kerja, pengambilan keputusan, danperilaku strategiknya.

Dalam kewirausahaan dan bisnis kecil, beberapapenelitian menunjukkan hubungan langsung antara

gender pemimpin, sebagai salah satu unsur demografi,dengan kinerja bisnis. Perbedaan antara pemilik bisnisdengan gender perempuan dan pemilik bisnis dengangender laki-laki pada berbagai perusahaan ternyatamenentukan orientasi dalam bisnis, pendapatan,keuntungan, tingkat inovasi, dan pertumbuhanperusahaan (Zimmerman& Brouthers, 2012).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwaperempuan lebih menekankan pada hubungan baikdibandingkan laki-laki. Perempuan ternyata lebihmenekankan pada hubungan secara pribadi dari padapria terhadap konsumennya, sehingga semakin mampuuntuk mengidentifikasi perubahan dan perbaikkanproduk yang diinginkan konsumen mereka (Levent &Catherine, 2011). Semakin besar perhatian yangdiberikan perempuan untuk suatu relasi dalam halpemasaran dan penjualan, akan menjadi pendorongbagi berkembangnya orientasi kewirausahaan terhadappasarnya. Oleh karena itu, hipotesis penelitian disusunsebagai berikut:H3: Gender memoderasi pengaruh orientasi

kewirausahaan pada keberhasilan inovasi.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,

diketahui bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM) memiliki kualitas yang rendah dalam halinovasi. Peningkatan UMKM ternyata tidak diikutidengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.Kuncoro (2006) menyatakan bahwa permasalahan in-ternal yang paling banyak dihadapi para pengusahakecil adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusiaseperti kurang terampilnya sumberdaya manusia,kurangnya inovasi, kurangnya jiwa atau orientasikewirausahaan, rendahnya penguasaan teknologi danmanajemen, serta minimnya informasi dan orientasipasar. Permasalahan yang dihadapi UMKM ini menarikuntuk diteliti.

Penelitian ini menggunakan UMKM di DIY danSolo sebagai unit analisis. UMKM dipilih karenadiharapkan memiliki fleksibilitas dan daya respons padaperistiwa lingkungan. Eksploitasi atas kesempatan barumerupakan pendorong utama bagi pertumbuhanUMKM. Teknik atau prosedur pengambilan sampeldalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampelpenelitian diambil berdasarkan kriteria tertentu yaitu(UMKM di DIY dan Solo yang memiliki kriteriakekayaan bersih maksimal 200 juta; hasil penjualantahunan maksimal satu milyar; milik warga negara In-

159

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI:................(Maria Pampa Kumalaningrum dan Heni Kusumawati)

donesia; berdiri sendiri; usaha perseorangan; usahatidak berbadan hukum; usaha berbadan hukum; ataukoperasi.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitianini menggunakan ukuran-ukuran yang dimodifikasioleh Baker dan Sinkula (2009). Untuk operasionalisasivariabel, orientasi pasar diukur dengan menggunakanskala MORTN. Orientasi pasar diukur berdasarkan 11item pertanyaan yang berkaitan dengan komitmenperusahaan pada kepuasan konsumen. Contoh itempertanyaan untuk variabel ini adalah mengenai tingkatketerbukaan perusahaan mengkomunikasikankesuksesan dan kegagalan dalam usaha memuaskankonsumen.

Orientasi kewirausahaan diukur denganmenggunakan konseptualisasi Baker dan Sinkula (2009).Orientasi kewirausahaan terdiri atas tiga dimensi, yaitukeinovasian proaktif, dan pengambilan risiko. Diukurdengan delapan butir pertanyaan. Contoh itempertanyaan variabel ini adalah mengenai tingkatpenekanan perusahaan pada R&D, dan kepemimpinandalam teknologi dan inovasi.

Operasionalisasi kesuksesan inovasi dinilaiberdasarkan inovasi pada pengembangan jasa atauproduk baru, program jasa pelanggan, dan praktik untukmeningkatkan efisiensi administrasi. Kesuksesaninovasi diukur dengan empat butir pertanyaan. Duabutir pertama yang menilai tingkat pengenalan produkdan kesuksesan produk dirancang untuk membedakankuantitas dan kualitas program inovasi. Sedangkan duabutir berikutnya digunakan untuk menilai kemampuanperusahaan menghadapi pesaing. Contoh itempertanyaan variabel ini adalah mengenai tingkat inovasiperusahaan dibandingkan dengan pesaing.

Metode analisis yang digunakan dalampenelitian ini adalah moderated regression analysis.Moderated regression analysis adalah metode yangdimungkinkan untuk menguji adanya variabelpemoderasi. Pengolahan data dilakukan terpisah antarapria dan wanita dan pengujian hipotesis moderasi jeniskelamin dilakukan dengan sub-group analysis. Hasilperhitungan akan dibedakan beta pengaruhnya untukmenentukan gender mana yang memiliki pengaruh padahubungan antara orientasi kewirausahaan dankeberhasilan inovasi.

Penelitian dilakukan di Daerah IstimewaYogyakarta (Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo,

Bantul, Kodya Yogyakarta) dan Solo. Data diambil daripara pengusaha bisnis mikro, kecil, dan menengah(UMKM) sebagai unit analisis yang ada di DaerahIstimewa Yogyakarta (DIY) dan Solo pada tahun 2013.UMKM dipilih karena usaha kecil diharapkan memilikifleksibilitas dan daya respons pada peristiwalingkungan. Eksploitasi atas kesempatan barumerupakan pendorong utama bagi pertumbuhan danmasuknya bisnis kecil. Prosedur pengambilan sampelmenggunakan purposive sampling. Sampel penelitiandiambil berdasarkan kriteria tertentu yaitu usaha kecildi bidang kerajinan yang memiliki kriteria kekayaanbersih maksimal Rp200 juta; hasil penjualan tahunanmaksimal Rp1 milyar; milik warga negara Indonesia;berdiri sendiri; usaha perseorangan; usaha tidakberbadan hukum; usaha berbadan hukum; ataukoperasi.

Model penelitian mencoba menggambarkanpengaruh orientasi kewirausahaan (OK) terhadapkeberhasilan inovasi (Inov) dengan 2 variabelpemoderator yaitu orientasi pasar (OP) dan gender.Dalam penelitian terdapat satu variabel independen(OK), satu variabel dependen (Inov) dan dua variabelmoderator yaitu OP dan gender. Variabel OP diujidengan model moderated regression analysis. Variabelmoderator orientasi pasar (OP) akan memodifikasihubungan antara orientasi kewirausahaan (OK) dankeberhasilan inovasi (Inov) serta berinteraksi denganvariabel independen. Secara matematis, modelpersamaan regresi adalah

Yi = α + β1Xi + εYi = α + β1Xi + β2Zi + εYi = α + β1Xi + β2Zi + b1Xi*Zi + ε

Keterangan:Y: variabel dependen (Inov)Xi: variabel independen (OK)Zi: variabel moderator (OP)

Untuk variabel moderator gender dianalisisdengan sub group analysis. Analisis ini digunakanuntuk menguji ada tidaknya jenis moderator homolo-gizer, variabel moderator tidak berhubungan denganvariabel dependen maupun independen dan tidakberinteraksi dengan variabel independen. Modelregresi dari sub group analysis adalah:

160

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 155-166

Yi = α1 + β1Xi + ε1 untuk total sampel laki-laki danperempuanYi = β1 + β2Xi + ε2 untuk sampel gender laki-lakiYi = γ1 + γ2Xi + ε3 untuk sampel gender perempuan

Keterangan:Y: variabel dependen (Inov)Xi: variabel independen (OK)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian iniadalah moderated regression analysis (Ghozali, 2006:200). Langkah pertama dalam pengujian hipotesis iniadalah memasukkan keberhasilan inovasi sebagaivariabel dependen dengan orientasi pasar sebagaivariabel moderator, dan orientasi kewirausahaansebagai variabel independen. Persamaan regresinyaadalah:Yi = α + β1Xi + ε (persamaan 1)Yi = α + β1Xi + b2Zi + ε (persamaan 2)Yi = α + β1Xi + b2Zi + b3Xi*Zi + ε (persamaan 3)

Keterangan:Y: variabel dependen (Inov)Xi: variabel independen (OK)Zi: variabel moderator (OP)

Jika variabel moderator berhubungan dengan kriteriandan/atau prediktor, tetapi variabel (Z) tidak berinteraksidengan predictor maka varaibel Z bukanlah varaibelmoderator, tetapi merupakan variabel intervening,eksogen, anteseden, dan independen. Dalam hal inijika persamaan 2 dan 3 tidak berbeda secara signifikanatau (b

2 ‘“ 0; b

3 =0), maka Z bukanlah variabel modera-

tor, tetapi sebagai variabel prediktor (independen). Jikavariabel moderator berhubungan dengan kriterian dan/atau prediktor dan variabel (Z) berinteraksi denganprediktor maka varaibel Z merupakan variabel modera-tor kuasi (quasi moderator). Dalam hal ini, variabel Zmerupakan quasi moderator jika persamaan 1, 2, dan 3berbeda satu sama lain atau (b

2 ‘“ 0; b

3 ‘“ 0). Jika variabel

moderator tidak berhubungan dengan kriterian dan/atau prediktor tetapi variabel (Z) berinteraksi denganprediktor maka variabel Z merupakan variabel modera-tor murni. Dalam hal ini variabel Z merupakan modera-tor murni jika persamaan 1 dan 2 tidak berbeda, tetapiberbeda dengan persamaan 3 atau (b

2 = 0; b

3 ‘“ 0).

Pengolahan berikutnya adalah data akan diolah

terpisah antara pria dan wanita. Pengujian hipotesismoderasi jenis kelamin akan dilakukan dengan sub-group analysis. Data akan dibagi menjadi dua grupterpisah laki dan wanita. Hasil perhitungan akandibedakan beta pengaruhnya untuk menentukan gen-der mana yang memiliki pengaruh kewirausahaan padakeberhasilan inovasi dengan orientasi pasar sebagaivariabel pemoderasi. Untuk menentukan apakah adavariabel pemoderator, digunakan analisis Chow.Analisis Chow adalah uji kesamaan antarpersamaanregresi. Jika koefisien regresi antar sub-kelompokberbeda, maka dapat disimpulkan variabel ketiga yangdigunakan untuk memecah menjadi sub-kelompokadalah moderator.

HASIL PENELITIAN

Uji validitas digunakan untuk meyakinkan apakahpengukuran memang mengukur apa yang seharusnyadiukur. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukurbahwa instrumen benar-benar bebas dari kesalahansehingga menghasilkan hasil yang konsisten sehinggadapat berlaku dengan baik pada kondisi yang berbeda-beda. (Hair, 2006). Pengujian reliabilitas metodekonsistensi internal dengan teknik Cronbach’s alphauntuk uji reliabilitas. Untuk menghitung orientasikewirausahaan digunakan 11 pertanyaan. Jawabanterendah dari ke sebelas pertanyaan tersebut adalah2,63, sedangkan jawaban tertinggi adalah 9,25. Nilaijawaban rata-rata pertanyaan adalah 6,0575. Orientasikewirausahaan diukur dengan 8 pertanyaan. Jawabanterendah dari ke delapan pertanyaan tersebut adalah2,20, sedangkan jawaban tertinggi adalah 9,60. Nilaijawaban rata-rata adalah 6,1450. Variabel ketiga yaitukeberhasilan inovasi diukur dengan 4 pertanyaan. Nilaiterendah 3,25 dan nilai tertinggi 10, serta jawaban nilairata-rata 7,5735. Tabel 1 menunjukkan deskripsi datauntuk variabel kapabilitas kewirausahaan, fleksibilitasbisnis, dan profitabilitas.

161

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI:................(Maria Pampa Kumalaningrum dan Heni Kusumawati)

Persamaan satu menunjukkan orientasikewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadapkeberhasilan inovasi, dengan koefisien pengaruhsebesar 0.323. Persamaan kedua memasukkan orientasikewirausahaan dan orientasi pasar sebagai variabelindependent. Berdasar persamaan kedua, diperolehhasil bahwa orientasi pasar berpengaruh signifikandengan koefisien sebesar 0.501. Persamaan tiga,dimasukkan orientasi kewirausahaan, orientasi pasar,dan interaksi antara orientasi kewirausahaan danorientasi pasar. Pada persamaan tiga, diperoleh hasilbahwa variabel orientasi pasar tidak berpengaruh secarasignifikan pada keberhasilan inovasi, sedangkaninteraksi antara orientasi kewirausahaan dan orientasipasar berpengaruh signifikan pada profitabilitas dengankoefisien pengaruh sebesar 0.088. Berdasar tigapersamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabelorientasi pasar tidak berpengaruh signifikan padakeberhasilan inovasi, sedangkan interaksi antaraorientasi kewirausahaan dengan orientasi pasarberpengaruh sigifikan pada keberhasilan inovasi (b

2 =

0; b3 ‘“ 0). Berdasar hasil ketiga persamaan tersebut,

maka hipotesis dua terbukti bahwa orientasi pasarmemoderasi hubungan antara orientasi kewirausahaandan keberhasilan inovasi. Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4menunjukkan hasil persamaan 1 sampai 3,

Tabel 2Persamaan 1 (Y

i = ααααα + βββββ1

Xi + εεεεε)

Variabel Koefisien Signifikansi

Konstanta 5.619 0.000Orientasi Kewirausahaan .323 0.000

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 3Persamaan Dua (Y

i = ααααα + βββββ1

Xi + βββββ2

Zi + εεεεε)

Variabel Koefisien Signifikansi

Konstanta 5.662 .000Orientasi Kewirausahaan -.193 .089Orientasi Pasar .501 .000

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 4Persamaan Tiga (Y

i = ααααα + βββββ1

Xi + βββββ2

Zi + βββββ3

Xi*Z

i + εεεεε)

Variabel Koefisien Signifikansi

Konstanta 8.631 .000Orientasi Kewirausahaan -.764 .001Orientasi Pasar -.016 .931Interaksi .088 .003

Sumber: Data primer, diolah.

Hasil penelitian menunjukkan baik pada pemilikbisnis bergender pria maupun pemiliki bisnis bergenderperempuan dan orientasi kewirausahaan berpengaruhsignifikan pada keberhasilan inovasi usaha mikro. Padapemilik bisnis bergender pria, orientasi kewirausahaanberpengaruh secara signifikan terhadap kinerjakeberhasilan inovasi dengan koefisien pengaruhsebesar 0,298. Sedang pada pemilik bisnis bergenderperempuan, orientasi kewirausahaan berpengaruhsecara signifikan terhadap kinerja keuangan bisnisdengan koefisien sebesar 0,347. Koefisien determinasipada pemilik bisnis bergender pria sebesar 0,1,sedangkan pada pemilik bisnis bergender perempuansebesar 0,128. Tabel 7 dan Tabel 8 menunjukkan hasilpersamaan regresi antara pemilik bisnis bergender laki-

Tabel 1Deskripsi Data Variabel Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar,

dan Keberhasilan Inovasi

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Orientasi Kewirausahaan 2.63 9.25 6.0575 1.45744Orientasi Pasar 2.20 9.60 6.1450 1.75467Keberhasilan Inovasi 3.25 10.00 7.5735 1.39448

Sumber: Data primer, diolah.

162

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 155-166

laki dan pemilik bisnis bergender perempuan,sedangkan Tabel 9 menunjukkan hasil persamaanregresi untuk total kedua gender.

Tabel 7Uji Signifikansi Pengaruh Orientasi

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Inovasi PadaPemilik Bisnis Bergender Pria

Variabel Koefisien Signifikansi

Orientasi Kewirausahaan 0,298 0,001

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 8Uji Signifikansi Pengaruh Orientasi

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Inovasi PadaPemilik Bisnis Bergender Perempuan

Variabel Koefisien Signifikansi

Orientasi Kewirausahaan 0,347 0,000

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 9Uji Signifikansi Pengaruh Orientasi

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan InovasiTotal Kedua Gender

Variabel Koefisien Signifikansi

Orientasi Kewirausahaan 0,323 0,000

Sumber: Data primer, diolah.

Dengan menggunakan rumus analisis Chow,diperoleh hasil bahwa gender tidak memoderasipengaruh orientasi kewirausahaan terhadapkeberhasilan inovasi perusahaan. Nilai RSSr atau RSS

3

sebagai nilai restricted residual sum of squares untuktotal sampel observasi gender laki-laki dan perempuansebesar 361, 906. Nilai RSS

1 untuk sampel observasi

pemilik binis bergender pria sebesar 176, 031. Nilai RSS2

untuk sampel observasi pemilik bisnis bergenderperempuan sebesar 185, 505. Nilai RSSSur = RSS

1 +

RSS2:=

361, 636. Dengan demikian, nilai F:

(361,905-361,636)/2F = = 0,077274

(361,363)/(106+105-5)

Nilai F hitung 0.077274 bandingkan dengan F tabel

Tabel 5Deskripsi Data Pemilik Bisnis Bergender Pria

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Orientasi Kewirausahaan 2.63 9.25 6.1238 1.44672Keberhasilan Inovasi 3.25 10.00 7.5920 1.36466

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 6Deskripsi Data Pemilik Bisnis Bergender Perempuan

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Orientasi Kewirausahaan 2.63 9.25 5.9905 1.47207Keberhasilan Inovasi 3.25 10.00 7.5548 1.43026

Sumber: Data primer, diolah.

163

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI:................(Maria Pampa Kumalaningrum dan Heni Kusumawati)

dengan df: 2 dan df: 224 yang sebesar 2,99. Olehkarena F hitung < dari F tabel, maka dapat disimpulkanbahwa persamaan regresi antar subkelompok observasipemilik bisnis bergender laki-laki dan pemilik bisnisbergender perempuan tidak berbeda secara signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa variabel gender bukan

moderator. Tabel 10 sampai dengan Tabel 13menunjukkan R2 dan nilai restricted residual sum ofsquare atau RSS baik dari pemilik bisnis bergender pria,pemilik bisnis bergender perempuan, maupun totalkeduanya.

Tabel 10R, R2 dan SEE dari Pemilik Bisnis Bergender Pria dan Perempuan

Variabel R R2 SEE

Pemilik bisnis bergender pria 0,316 0,1 1,30100Pemilik bisnis bergender wanita 0,357 0,128 1,34238Total 0,337 0,114 1,31590

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 11Restricted Residual Sum of Square atau RSS dari Pemilik Bisnis Bergender Pria

Sum of Square Df F Sig.

Regression 19.510 1 11,527 0,001Residual 176.031 104Total 195.541 105

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 12Restricted Residual Sum of Square atau RSS dari Pemilik Bisnis Bergender Perempuan

Sum of Square Df F Sig.

Regression 27.142 1 15.062 0,000Residual 185.605 103Total 212.748 104

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 13Restricted Residual Sum of Square atau RSS Total Kedua Gender

Sum of Square Df F Sig.

Regression 46.456 1 26.828 0,000Residual 361.906 209Total 408.361 210

Sumber: Data primer, diolah.

164

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 155-166

PEMBAHASAN

Berdasar hasil penelitian, dipersamaan satumenunjukkan bahwa orientasi kewirausahaanberpengaruh secara signifikan terhadap kesuksesaninovasi. Hasil penelitian sesuai dengan penelitianMeija, et al. (2009), Ananda, et al. (2009), Chow (2006),dan Yuan, et al. (2008). Orientasi kewirausahaanmerupakan metode, praktik, dan gaya pengambilankeputusan yang manajer ambil untuk bertindakkewirausahaan. Hal ini mencakup proses eksperimenteknologi baru yang menjanjikan, keinginan untukmemperbesar kesempatan pasar produk baru, danpredisposisi untuk mengambil kesempatan berisiko.Perusahaan dengan orientasi kewirausahaan yang kuatmemiliki kemampuan mengubah ketidakpastianlingkungan menjadi suatu manfaat bagi perusahaan.memandang kewirausahaan sebagai suatu eksploitasikesempatan untuk memperbaharui dan memperbaikiperusahaan (Amonrat, 2010; William & Jun, 2008;Sandeep & Singh, 2012)

Hasil penelitian juga membuktikan bahwakebenaran hipotesis kedua yaitu orientasi pasarmemoderasi hubungan antara orientasi kewirausahaandan kesuksesan inovasi. Hasil penelitian sesuai denganpenelitian Baker & Sinkula (2009), Salima et al. (2011),dan Yuan, et al. (2008) yang menyatakan bahwaperusahaan dengan orientasi kewirausahaan dapatmencapai mencapai kesuksesan inovasi jika dapatmencapai target pasar dan posisi pasar lebihdibandingan para pesaingnya. Perusahaan selalumengamati perubahan pasar dan melakukan respondengan dengan cepat terhadap perubahan tersebut.Kemampuan perusahaan untuk proaktif dan keberanianmengambil risiko, menjadikan perusahaan memilikikemampuan untuk menciptakan produk inovatifmendahului pesaingnya.

Dalam hal gender, penelitian ini menunjukkanbahwa orientasi kewirausahaan baik pada pemilik bisnisusaha mikro bergender pria maupun perempuanberpengaruh positif terhadap keberhasilan inovasi.Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa gendermemoderasi memoderasi pengaruh kapabilitaskewirausahaan terhadap keberhasilan inovasi ternyatatidak terbukti. Peran gender dalam pengaruh orientasikewirausahaan terhadap keberhasilan inovasi memangmasih belum pasti. Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian Zimmerman & Brouthers (2012). Perbedaandalam hal orientasi dalam bisnis maupun kinerja tidakberkaitan dengan perbedaan gender. Ada juga hasilpenelitian yang menemukan dampak gender terhadapkinerja bisnis secara tidak langsung, karena genderberpengaruh ke suatu variabel tertentu yang kemudianbaru akan berpengaruh ke kinerja (Zimmerman &Brouthers, 2012). Hal ini membuat dampak genderterhadap orientasi kewirausahaan maupun keberhasilaninovasi masih belum jelas.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa orientasikewirausahaan berpengaruh positif dan siginikan padakesuksesan inovasi. Orientasi kewirausahaan yangdimaksud dalam penelitian ini menimbulkan inovasiuntuk penyegaran, pembaharuan, serta redefinisiorganisasi, pasar, dan industri. Melalui prosesidentifikasi kesempatan dengan tujuan penyegaran,pembaharuan, dan redefinisi konsep, maka produk baruyang radikal dilahirkan. UMKM dengan orientasikewirausahaan yang kuat, akan mengembangkankonsep produk baru yang menuju kepada kebutuhanpelanggan yang ada.

Implikasi hasil penelitian ini adalah perlunyamenumbuhkan jiwa dan semangat kewirausahaan,sehingga selalu muncul semangat untukmengembangkan produk-produk baru. Penelitian jugamenunjukkan bahwa orientasi pasar memiliki perananmemoderasi hubungan antara orientasi kewirausahaandengan kesuksesan inovasi. Perusahaan selalumengamati perubahan pasar dan melakukan respondengan dengan cepat terhadap perubahan tersebut.Kemampuan perusahaan untuk proaktif dan keberanianmengambil risiko, menjadikan perusahaan memilikikemampuan untuk menciptakan produk inovatifmendahului pesaing mereka. Orientasi kewirausahaanyang diciptakan melalui pengamatan terhadap potensipasar yang tepat akan menciptakan kesuksesan inovasibagi perusahaan. Dalam penelitian, gender tidak terbuktimemoderasi hubungan antara orientasi kewirausahaanterhadap kesuksesan inovasi. Antara pemilik bisnislaki-laki dan perempuan tidak ditemukan perbedaandalam orientasi kewirausahaan.

165

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBERHASILAN INOVASI:................(Maria Pampa Kumalaningrum dan Heni Kusumawati)

Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Sampelpenelitian hanyalah UMKM yang ada di wilayahYogyakarta dan Solo sehingga menyebabkan lingkuppenelitian hanya terbatas. Pengukuran penelitiansepenuhnya berdasarkan pada pengukuran subyektifyaitu menggunakan persepsi para pemilik danpengambil keputusan dalam perusahaan. Hal inidisebabkan data obyektif belumlah tersedia. Meskipundalam banyak penelitian, pengukuran secara subyektifsecara metodologis dapat dibenarkan, tetapi tetap sajadapat menimbulkan bias. Berdasarkan keterbatasanpenelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran.Pertama, mengembangkan penelitian dengan membagisampel berdasarkan karakteritik UMKM, sehinggadapat dipetakan dalam jenis perusahaan apa, orientasikewirausahaan mempengaruhi kesuksesan inovasiprofitabilitas. Kedua, mereplikasi penelitian dengansampel yang lebih luas baik secara geografis,demografis, maupun cakupan industrinya agargeneralisasi hubungan antara orientasi kewirausahaan,orientasi pasar, dan kesuksesan inovasi dapat lebihtercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, M., Jyotsa, M, Peter, W, and Syed, H. 2009.“The Impact of Entrepreneurial Orientation Stra-tegic Capabilities, Management Style, andGrowth Focus on Firm Performance.” Compe-tition Forum. 84-90.

Andrej B. and Kovac, D. 2009. “Gender Difference inthe Conative Component of Entrepreneurial Ori-entation,” Journal of East European Manage-ment Studies. 14: 357-368.

Amonrat, T. 2010. “The Effects of Entrepreneurial andCustomer Orientation on Performance: TheMediating Role of Radical Product Innovation.”The Business Review. 15(2): 138-143.

Baker, W. E., and J. M. Sinkula. 2009. “The Comple-mentary Effects of Market Orientation and En-

trepreneurial Orientation on Profitability in SmallBusiness,” Journal of Small Business Man-agement. 47(4): 443-464.

Chow, I.H. 2006. “The Relationship Between Entrepre-neurial Orientation and Firm Performance inChina.” S.A.M. Advanced Management Jour-nal. 71(3): 11-20.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Hair, J.F., Anderson R.E., Tatham, R.L., and Black, W.C.2006. Multivariate data Analysis. New Jersey:Prentice Hall International, Inc.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi MeraihKeunggulan Kompetitif, Jakarta: Erlangga.

Levent, A., Catherine, W. 2011. “The Influence of AnEntrepreneur’s Socio-Cultural Characteristicson The Entrepreneurial Orientation of SmallFirms.” Journal of Small Business and Enter-prise Development. 18(4): 673-694.

Lucia, N., Mattias, N., Karin, S., Johan, W. 2007. “En-trepreneurial Orientation, Risk Taking, and Per-formance in Family Firms.” Family BusinessReview. 20(1): 33-47.

Meija, R., Alan, C., and Malin B. 2009. “The Effect of AMarket Orientation, Entrepreneurial Orientation,and Technological Capability onInnovativeness: A Study of Young Biotech-nology Ventures in the United Stated and inScandinavia.” Journal of Small Business Man-agement. 47(3): 331-369.

Mengue, N., and S. Auh. 2006. “Creating a Firm-LevelDynamic Capability Through Capitalizing onMarket Orientation and Innovativeness,” Jour-nal of the Academy of Marketing Science. 24:63-73.

Omar M. and Seigyoung, A. 2009. “The Effects of En-trepreneurial Orientation, Market Orientation,and Marketing Subunit Influence on Firm Per-formance.” Marketing Letters. 20(3): 295-311.

166

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 155-166

Patrick, K. M. and Justin, D. 2010. “EntrepreneurialOrientation and Firm Performance: The Uniqueof Innovativeness, Proactiveness, and Risk-tak-ing.” Journal of Small Business and Entrepre-neurship. 23(1): 39-51, 153.

Reza, M.A. and Kayhan. 2011. “Effect of Market Ori-entation and Entrepreneurial Orientation on In-novation: Evidence From Auto Parts Manufac-turing in Iran.” Journal of Management Re-search. 11(1): 20-30.

Salima, H., Mehmood, C.R., Ullah, S.Z., and Ur, R. K.2011. “The Effect of Market and Entrepreneur-ial Orientation on Firm Performance.” Informa-tion Management and Business Review. 3(6):389-395.

Sandeep, V., Singh, B.H. 2012. “Relationship BetweenEntrepreneurial Orientation and Business Per-formance: A Review of Literrature.” IUP Jour-nal of Business Strategy. 9(3): 17-31.

William E. B & James M. S. 2009. “The ComplementaryEffects of Market Orientation and Entrepreneur-ial Orientation and Profitability in Small Busi-ness.” Journal of Small Business Management.47(4): 443-464.

William, T. Z. and Jun, M. 2008. “Entrepreneurial andMarket Orientation Relationship to Perfor-mance: The Multicultural Perspective.” Jour-nal of Enterprising Communities. 2(1): 21-36.

Yuan, L., Yongbin, Z., Justin, T., and Yi, L. 2008. “Mod-erating Effects of Entrepreneurial Orientationon Market Orientation-Performance Linkage:Evidence from Chinese Small Firms.” Journalof Small Business Management. 46(1): 113-133.

Zimmerman, M.A. and Brouthers, K.D. 2012. “GenderHeterogeneity, Entrepreneurial Orientation andInternational Diversification.” InternationalJournal of Gender and Entrepreneurship. 4(1):20-34.

167

STRATEGIC CHANGE MANAGEMENT: .............................. (Annisa Rahma Herdyana, Rizal Syarief and Setiadi Djohar)

Vol. 24, No. 3, Desember 2013Hal. 167-174

ABSTRACT

Over the past five years, retailing industry in Indone-sia has seen a very rapid growth. PT. Margaria Group,a medium sized goods and services retailing companyhas opted to undergo a change in organizational struc-ture in January 2014. The planned change is hoped toaddress effectiveness and efficiency related internalissues and to improve its competitiveness in Indonesia’sever-growing retail industry. However, many organiza-tional change failed due to the management’s lack ofunderstanding of how to properly implement changesand what consequences do these changes bring aboutto the organization. Therefore, an effective changemanagement strategy, including the formulation ofgoals and objectives of change, change programs, andresistance management strategyis needed to success-fully carry out the change and ultimately aid the orga-nization in achieving its long-term strategic goals.

Keywords: change management, transition model,force-field analysis, dice method, strategic management

JEL classification: O32

INTRODUCTION

The retailing industry in Indonesia has seen rapidgrowth over the past 5 years, where its market size has

STRATEGIC CHANGE MANAGEMENT:A CASE STUDY OF PT. MARGARIA GROUP

Annisa Rahma HerdyanaE-mail: [email protected]

Rizal Syarief and Setiadi DjoharE-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

grown from Rp 11.331,1 billion in 2008 to Rp 18.753,9billion in 2012, representing an average growth of 13.7%annually. Furthermore, the industry is forecasted toworth Rp 26.845,2 billion in 2017, or a 137% increasefrom its current worth. This growth is spurred by anumber of factors, mostly attributed to the increase inIndonesia’s annual disposable income and subse-quently, consumer expenditure. In all, per capita dis-posable income surged by 34.0% in real terms over2008-2012, reaching Rp 16,3 million (US$ 1.799), whileper capita consumer expenditure rose by 32.0% in realterms over the same period to stand at Rp 15,8 million(US$ 1.735). As the overall standard of living continueto improve, increasingly large number of consumerswill shift towards spending on non-essentials such asfashion apparel, miscellaneous services, communica-tions, as well as leisure and recreation.

PT. Margaria Group is a medium-sized enter-prise based in Yogyakarta, DIY. Since founded in 1980,PT. Margaria Group has experienced an impressivegrowth, particularly over the last five years. The com-pany has a diverse business portfolio, ranging frombatik and Moslem apparel retailing, beauty services,as well as entertainment and leisure. While initially fo-cusing on Moslem apparel and batik retail during itsearly years, Margaria Group now manages 13 (thirteen)brands and 30 (thirty) outlets located among severalcities in DIY, DKI Jakarta, Central Java, West Java, andEast Java. As a business that operates mainly in thegoods and services retailing, the aforementioned eco-nomic growth in Indonesia creates a major opportu-

168

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 167-174

nity for the company. The increase evident in consumerexpenditure from 2011 to 2012 on clothing and foot-wear (9.6%), leisure and recreation (11.7%), miscella-neous goods and services (13.5%), as well as the ap-parent Gross Domestic Product (GDP) growth in thecompany’s area of operations further substantiate thisopportunity.

Despite these thriving opportunities, PT.Margaria Group has been struggling with internal prob-lems related to ineffectiveness, which are mainly at-tributed to an unclear organizational structure andshortage of workforce at the company’s head office.The current organizational structure and hierarchy isdeemed to be a hindrance to the company’s effective-ness due to the setbacks that it created over the years,namely ambiguous and overlapping jobs and tasks.

Another major problem that PT. Margaria Groupis facing relates to the shortage of workforce at thecompany’s head office. Although each strategic busi-ness unit (SBU) has a certain level of autonomy interms of daily operational activities, annual performancetargets and marketing strategies, the head office is nev-ertheless responsible for research, monitoring and con-trolling activities of each SBU. Furthermore, the headoffice is also in charge of formulating and implement-ing major strategic decisions for the company. Thus,the head office inevitably plays a crucial role in ensur-ing the future direction of the company and conse-quently, its success and survival in the long term. How-ever, the rising number of outlets owned as well asemployees working under Margaria Group, coupledwith trends evident in both consumers and competi-tion, are not proportionately aligned with thecompany’s workforce located at the head office. Whilethe company is seeing rapid growth of outlets andemployees, the number of people responsible for con-trolling, monitoring, evaluating and creating strategicdecisions in the head office remain virtually stagnant.As a company that operates in highly potential loca-tions and industries, which subsequently attract a grow-ing number of investment flows that further intensifycompetition, Margaria Group could no longer afford toallow such structural ineffectiveness in the companydeter its ability to ensure its survival and achieve suc-cess in the market.

As a solution for this setback, PT. MargariaGroup opted to undergo reorganization set to be imple-

mented in January 2014, which includes reforms suchas: 1) departmental developments: 2) separation of de-partments; 3) appointment of a General Manager andDirector of Operations; 4) development of businessdivisions; and 5) appointment of Area Manager(s) re-sponsible for managing each business division. As itis mentioned earlier, however, many organizationalchange failed due to the management’s lack of under-standing of how to properly implement changes andwhat consequences do these changes bring about tothe organization. Therefore, an effective change man-agement strategy, including the formulation of goalsand objectives of change, change programs, and resis-tance management strategy is needed to successfullycarry out the change and ultimately aid the organiza-tion in achieving its long-term strategic goals.

Numerous efforts of organizational change of-ten fail due to management’s lack of understanding ofhow to properly implement changes. With the evidentgrowth of Indonesia’s retail industry and increase inconsumer purchasing power, PT. Margaria Group couldnot afford to experience failure in implementing theplanned organizational structure change, as this initia-tive plays a crucial role in improving and sustainingthe company’s competitive advantage.

Based on the research background explainedpreviously, this research has the following purposes1) to analyze what type of change that PT. MargariaGroup intends to undergo; 2) to analyze internal andexternal driving forces that trigger changes in the or-ganization; 3) to determine how significant thesechange drivers have affected the company over theprevious year; 4) to analyze the potential impact(s) thatthe planned change has towards PT. Margaria Groupand its employees; 5) to identify potential resistancethat might arise from the planned organizational struc-ture change; and 6) to formulate change programs forPT. Margaria Group in order to successfully carry outthe planned change

MATERIALS AND METHODS

Data collection for the purpose of this research is con-ducted in PT. Margaria Group, a medium-sized goodsand services retailing company based in Yogyakarta,DIY. The research was commenced from January toOctober 2013, while on-field data collection was car-

169

STRATEGIC CHANGE MANAGEMENT: .............................. (Annisa Rahma Herdyana, Rizal Syarief and Setiadi Djohar)

ried out during the period of June-September 2013. Thisresearch employed a case study approach, utilizing acombination of descriptive, qualitative and semi-quan-titative method in obtaining research data. Case studyapproach was chosen because the research employsobserving in detail a research object for a certain pe-riod of time to gain a deep and comprehensive insightto the problems facing the organization.

The types of data utilized in this research areprimary and secondary data. Primary data was obtainedby means of observational reports, face-to-face inter-view, e-mail, document studies and focus group dis-cussion (FGD). Furthermore, secondary data was ac-quired through studies of literature as well as relevantinternal documents. The sampling technique employedin this research is purposive sampling. This decisionis made based on the consideration that the respon-dents involved in this research possess the requiredexperience, expertise and competency in their respec-tive fields. The respondents concerned in this researchconsist of internal respondents, where respondentsmust include the key persons involved in planning aswell as formulating long-term strategies and policiesand/or possess minimum five years of work experiencein PT. Margaria Group (head office category), and hold-ers of middle managerial positions in charge of a busi-ness division/business unit with minimum three yearsof work experience in the company (business unit cat-egory).

Data processing and analysis are carried out infive interconnecting stages, namely: descriptive analy-sis, change analysis, change goals and objectives for-mulation, change programs formulation, and resistancemanagement strategy formulation. Each of these stagesis further explained below: 1) descriptive analysis togain an overall insight towards issues that are relevantto the research; 2) change analysis, which include thefollowing steps i) determining the type of change thatPT. Margaria Group is planning to undergo, Types ofChange Model; ii) identification of internal and exter-nal change drivers utilizing guidelines set, Drivers ofChange Model; iii) determining the significance of thesechange drivers’ impact towards the organization andits employees over the previous year; and iv) analyzethe potential effects of the planned change using Katesand Galbraith’s (2007) Star Model; 3) identify potentialresistance that might arise from the implementation of

change initiatives, force-field analysis; and 4) devisechange management programs according to guidelinesset in the Transition Model (Bridges, 2009) and assesseach program’s potential success utilizing the DICEscoring method (Sirkin et al. 2005)

RESULT AND DISCUSSION

Respondents consider the planned change in PT.Margaria Group’s organizational structure as a transi-tional change, which is further substantiated by thefollowing grounds: 1) the main motivation behind theplanned change is to eliminate problems attributed tothe original organizational structure; 2) a clear descrip-tion of the desired end result of the change is avail-able; 3) the planned change could not be implementedwithout a clear picture of the planned change’s goalsand objectives; 4) there is a minor alteration in mindsetand behavior that might be necessary, but not funda-mental to the company’s organizational culture; and 5)no radical shift in product, service, or customers arerequired to meet market needs.

The top five internal driving factors that en-courage change in the organization, according to thequestionnaire results, are as follows: 1) continuousgrowth of business portfolio and ventures into newindustries; 2) unsuccessful regeneration; 3) work over-load caused by imbalance between head office andbusiness unit; 4) flow of communication and coordina-tion provided by the previous organizational structurethat hindered effectiveness; and 5) a hands-on man-agement approach taken by the executive director thatextends to operational and technical aspects of dailybusiness activities. Meanwhile, the top five externaldriving factors that encourage change in the organiza-tion, according to questionnaire results, are as follows:1) dynamic and ever-changing industry; 2) the need tosuccessfully differentiate among competitors; 3) rapiddevelopments in technology; 4) insignificant consumerswitching cost; and 4) increase in disposable incomeand per capita consumer expenditure from 2008-2012.An analysis of opinions expressed by respondents inregard to each strategic change driver’s impact is thencarried out. Results showed that the perceived impactof each strategic factor, in respondents’ point of view,ranges from high impact (represented by the number‘3’; includes growth of business portfolio, troubles in

170

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 167-174

regeneration, work overload, hands-on management,rapid developments in technology, insignificant cus-tomer switching cost, and rise in purchasing power) tovery high impact (represented by the number ‘4’; in-cludes ineffective communication due to current orga-nizational structure, dynamic and ever-changing na-ture of industry, and the need to successfully differen-tiate). This proves that the respondents felt that overthe previous year, these forces have had a significantimpact towards the organization and its activities.

An analysis of how the planned change willaffect the organization utilizing Kates and Galbraith’s(2007) Star Model revealed that in all of the five as-pects (strategy, structure, process, reward, and people),respondents generally express high confidence andfaith in the upcoming change. A strong belief amongrespondents, both at the head office and businessunits, is conveyed that the planned change will be able

to help PT. Margaria Group in better achieving its stra-tegic goals and objectives, sustaining its competitiveadvantage, create an overall enhanced work mecha-nism, as well as improving employees’ welfare. How-ever, respondents consider that the change in organi-zational structure will not be able to lessen involve-ment from executive director in daily technical busi-ness activities, provide a more effective control andevaluation from FAT division, and create equal careeropportunities based on competency and not seniority.Identifying resistance and formulating an effective re-sistance management strategy in a company’s actionplan is inevitably important, as although classical man-agement theory viewed resistance as the enemy ofchange, resistance may indeed be useful and is not tobe simply discounted (Schmidt, 2010). Force-field analy-sis of PT. Margaria Group’s organizational structurechange initiatives is further elaborated in Table 1.

Change Initiative

Independent head office and businessunit structure

Introduction of new SOP

Area Managers stationed in the headoffice

Appointment of Director of Operations

Driving Forces

The need to establish a standard-ized operation, desire to achieveefficiency fulfilling stockholders’expectations, fulfilling customerexpectationThe need to establish a standard-ized operation, desire to achieveefficiency fulfilling stockholders’expectations, fulfilling customerexpectationEase of coordination and commu-nication with head office person-nel, complaints and problems frombusiness unit can quickly be com-municatedEase of coordination and commu-nication with executive directorand shareholders, handle strategicdecision making

Restraining Forces

Fear of job security, fear of loss ofpower and authority, unwillingnessto accept change, unwillingness toaccept shifts in positions and re-sponsibilitiesUnwillingness to learn new policiesand practices, laziness, fear of in-creasing workload, concerns on cost

Loss of comfort zone, different re-porting duties, internal conflicts, fearof loss of power and authority

Fear of losing comfort zone, con-cerns on ability of a field-inexperi-enced newcomer to manage effec-tively

Table 1Force Field Analysis of PT Margaria Group’s Change Initiatives

171

STRATEGIC CHANGE MANAGEMENT: .............................. (Annisa Rahma Herdyana, Rizal Syarief and Setiadi Djohar)

Menkhoff and Chay (2008) asserted that during changeimplementation, obstacles are always present, usuallyin non-executive level. However, obstacles can also bepresent in middle, even senior, level of management.The most dominant resistance typically stems from fac-tors such as fear, cost, mindset, inability to adapt tonew technology, perceptional differences in manage-ment, and ineffective communication. Meanwhile, ac-cording to Salaheldin (2003), resistance to change isoften attributable to lack of training, lack of commit-ment from management, limited resources, insufficientinfrastructure, and reluctance of employees to be in-volved in decision-making. Based on the aforemen-

tioned explanation, the majority of potential resistanceidentified in this research is identical/similar to the onesstated in Menkhoff and Chay’s (2008) and Salaheldin’s(2003) work, with the exception of employees’ inabilityto adapt to new technology, lack of commitment frommanagement and insufficient infrastructure.Change programs are formulated by taking into accountresults obtained from previous research stages, utiliz-ing Bridges (2009) Transition Model as a primary guide-line. Subsequently, these change programs and theirrespective DICE scores are discussed during FGD.Table 2 lists the proposed change management pro-grams for PT. Margaria Group.

Change Initiative

Appointment of General Manager

Appointment of Finance Accountingand Tax (FAT) Senior Manager

Appointment of Area Managers

Development of Tax Department

Development of specific business divi-sions (Batik, Muslim, Pembelian, Salon,Produksi)

Driving Forces

Bridge communication betweenthe two structures

To establish an independent divi-sion that caters to the company’sgrowing business and financialneeds

Lessen executive director’s directinvolvement in day-to-day opera-tional activities

Necessary addition to FAT divi-sion

Increased autonomy, area manag-ers can focus on developing andimproving each business division

Restraining Forces

Executive director is still very likelyto bypass the structure’s hierarchy,reluctance to be involved in deci-sion making and intervention of theexecutive directorThe effective control and evaluationfrom this department can be im-proved with personnel addition andleadership, not only with a new se-nior managerUnwillingness to accept shifts inpositions and responsibilities, inter-nal conflicts and jealousy, differentreporting duties, hands-on manage-ment habitConcerns on personnel’s compe-tence, lack of knowledge and nec-essary trainingDifferent reporting duties, unwill-ingness to accept shifts in positionsand responsibilities

Table 1 (Continued)

172

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 167-174

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Program

Ending PhaseAssemble a ‘change agent’ team responsible for planning and over-seeing implementation of change programsHire an external business consultant responsible of planning andoverseeing implementation of change programsPreliminary meeting involving all top middle, and operational manag-ers where the Corporate Secretary deliver a presentation regardingthe upcoming organizational structure change and utilize this dis-cussion as a media to receive feedbacks and inputs on the upcomingchange from various perspectiveReassess company’s capabilities in successfully implementing thechange (e.g. necessary people, leadership, and resources)Update standard operational procedure (SOP) to reflect the changesin organizational structure (e.g. new command lines, reporting re-sponsibilities, etc)Create official booklets explaining main points of the upcoming or-ganizational structure change (includes a description of the plannedorganizational chart, goals and objectives that are hoped to beachieved through the change, updated SOP) and distribute bookletsto all employeesCreate official booklets and presentation elaborating how the plannedstructure will create a clear career advancement options, and howmodel behaviors that contribute to the change’s success will berewarded accordinglyMonthly scheduled visits by the ‘change’ team to each businessunit to socialize employees working in the operational level regard-ing the upcoming changeWeekly unit/department meeting to discuss the change and gainfeedback on how people feel about the change

Neutral PhaseBreak down company’s change goals and objectives into smallerdepartment/unit-specific goals and objectives and encourage themto build strategy based on these goals and objectivesDistribution of questionnaire to obtain inputs and feedbacks on howthe change has affected (both positively and negatively) employeesand their respective department/business unit, and what improve-ments could be made. The questionnaire will be distributed to seniormanagers, middle managers and business unit representatives everythree monthsConduct customer satisfaction survey once in every month

New Beginning PhaseConduct annual joint leadership training for middle and operationallevel managersConduct tax-related training and workshop

Major ChangeManagement

Strategy Category

Purposeful planning

Purposeful planning

Purposeful planning,management

support, effectivecommunication

Purposeful planning,motivating people

Purposeful planning,management support

Effective communi-cation, managementsupport, motivating

people

Effective communi-cation, managementsupport, motivating

peopleManagement

support, effectivecommunication

Effective communi-cation, motivating

people

Vision and cleargoals

Control and feed-back on progress

Control and feed-back on progress

Training

Training

DICEScore

15

22

10

15

14

10

11

22

12

13

14

10

12

12

Table 2Change Management Programs for PT. Margaria Group

Source: Research data.

173

STRATEGIC CHANGE MANAGEMENT: .............................. (Annisa Rahma Herdyana, Rizal Syarief and Setiadi Djohar)

After the DICE scores are calculated, each change pro-grams are then plotted in the DICE chart to see whichprograms fall within the ‘win’, ‘worry’, and ‘woe’ zone(Figure 1). The DICE chart plotting result give PT.Margaria Group a comprehensible picture as to thepotential success of each change management pro-gram to avoid further waste of company’s time andresources.

CONCLUSION AND RECOMMENDATIONS

Conclusion

The planned change in PT. Margaria Group’s organiza-tional structure is classified as a transitional change.The need to successfully differentiate among intensi-fied competitors and the evident rise in consumer pur-chasing power serve as external driving forces forchange. Other external driving forces include dynamicand ever-changing industry, rapid developments intechnology, and insignificant customer switching cost.Furthermore, ineffective communication caused byunclear organizational structure and work overload dueto personnel imbalance between head office and busi-ness units act as internal driving forces for change inPT. Margaria Group. Other internal forces that influ-ence change in PT. Margaria Group are comprised ofcontinuous growth of business portfolio and venturesinto new industries, unsuccessful regeneration, and a

hands-on management approach taken by the execu-tive director that extends to operational and technicalaspects of daily business activities.

Respondents felt that over the previous year,all of the strategic change drivers have had a signifi-cant impact towards the organization and its activities.Thus, the company’s need to change is thoroughlyjustified and considering the significant impact of thechange drivers to the organization, PT. Margaria Groupshould change accordingly. Respondents also gener-ally expressed high confidence and faith in the upcom-ing change. A strong belief among respondents, bothat the head office and business units, is conveyed thatthe planned change will be able to help PT. MargariaGroup in better achieving its strategic goals and objec-tives, sustaining its competitive advantage, create anoverall enhanced work mechanism, as well as improv-ing employees’ welfare. However, respondents con-sider that the change in organizational structure willnot be able to lessen involvement from executive di-rector in daily technical business activities, provide amore effective control and evaluation from FAT divi-sion, and create equal career opportunities based oncompetency and not seniority.

Forms of potential resistance that PT. MargariaGroup might encounter in implementing change in-volves fear, cost, mindset, perception differences inmanagement, and ineffective communication, lack oftraining, limited resources, and reluctance of employ-

Figure 1DICE Chart Plotting Result

174

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 167-174

ees to be involved in decision-making. The proposedmajor change management strategy involves purpose-ful planning, management support, effective commu-nication, motivating people, vision and clear goals,control and feedback on progress, training, as well assupporting environment. Out of the 17 change man-agement programs proposed during FGD, respondentsagreed on the feasibility and potential success of 15programs which fall within the ‘win’ and ‘worry’ zone(program 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, and17).

Recommendations

Many organizations fail in implementing change be-cause of lack of planning and a general misunderstand-ing of how the change could potentially affect its mem-bers, how to implement change effectively, and how tohandle resistance properly. Therefore, in future effortsof implementing other changes to the organization, PT.Margaria Group should always carefully plan its changeinitiative to avoid failure that may lead to a waste incompany’s time and resources. It is also crucial for PT.Margaria Group and other organizations undergoing achange to maintain constant, open communication withits members and continuously obtain feedbacks andinput as a form of evaluation so that corrective actionscould be taken in the hope of achieving a successfulchange process.

Furthermore, in devising a strategic changemanagement action plan, PT. Margaria Group shouldutilize the proposed programs that fall within the ‘win’and ‘worry’ zone of the DICE chart. PT. Margaria Groupcan implement programs that fall within these twozones, by emphasizing the ‘win’ zone programs andemploying corrective steps to leverage the ‘worry’ zoneprograms, in order to create a readily applicable andscientifically sound action plan.

REFERENCES

Bridges, William. 2009. Managing Transitions: Mak-ing the Most of Change. 3rd ed. London: Nicho-las Brealey Publishing.

Kates, Amy., Jay R. Galbraith. 2007. Designing YourOrganization: Using the Star Model to Solve5 Critical Design Challenge. San Fransisco:Jossey-Bass.

Menkhoff, Thomas., Chay Yue Wah. 2008. “Techno-logical Change Management Strategies in AsianSmall-cale Businesses: Trends in Singapore,research notes.” International Asian Forum.39:305-324.

Salaheldin, Ismail. 2003. “The Implementation of TQMStrategy in Egypt: A Field-force Analysis.” TheTQM Magazine. 15:266-274.

Schmidt, Alan. 2010. “Managing Change and Chal-lenges of Change Management in a Multi-Cul-tural eEvironment”. Tesis. Faculty of BusinessAdministration and Engineering, BadenQuerttemberg Cooperative State University.Stuttgart.

Sirkin, Harold., Perry Keenan, and Andrew Jackson.2005. “Hard Side of Change Management.”Harvard Business Review. 83:108-18.

175

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAP........................................................... (Jenni Veronika BR Ginting)

Vol. 24, No. 3, Desember 2013Hal. 175-184

ABSTRACT

This research examines the influence of voluntary dis-closure index towards earnings management. The ba-sic of the research is to convey the influence of earn-ings management toward tendency of managers to cutResearch And Development (R&D) expense. By usingdiscretionary accruals as a proxy for earnings manage-ment, the researcher found that there is an influencebetween voluntary disclosure index and discretionaryaccruals. The result of the research includes R&D ex-pense variable as a moderating variable. By choosingR&D expense as moderating variable, the researcherwants to examine how far could R&D expense influ-ence the relationship between voluntary disclosureindex and earnings management. Dependent variablein this research is the discretionary accruals while in-dependent variable in this research is voluntary dis-closure. Voluntary disclosure is an information disclo-sure exceeding minimum qualification of prevalent capi-tal market regulations. Nevertheless the effect frommoderating the influence between voluntary disclo-sure and earnings management can be proved throughinteractive moderating.

Keywords: discretionary accruals, voluntary disclo-sure, R&D expense

JEL classification: M42, 03

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAPEARNINGS MANAGEMENT DI MODERASI BIAYA RESEARCHAND DEVELOPMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Jenni Veronika BR GintingE-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan sarana untukmempertanggungjawabkan apa yang dilakukan olehmanajemen atas sumberdaya pemilik. Laporankeuangan bermanfaat untuk sebagian besar pemakailaporan keuangan dalam pengambilan keputusanekonomi. Salah satu laporan keuangan yang digunakanuntuk mengukur kinerja manajemen yaitu mengenaiinformasi laba. Para pemakai dapat dibedakan menjadidua kelompok besar yaitu pihak internal dan eksternal.Pihak internal adalah manajemen dan pihak eksternalmencakup pemegang saham, kreditor, pemerintah,karyawan perusahaan, pemasok, konsumen, danmasyarakat umum lainnya. Sebagai pihak yangdipercaya untuk melaksanakan operasi perusahaan,manajemen tidak boleh menyajikan laporan keuanganyang hanya menguntungkan beberapa pihak, tetapimerugikan pihak lain. Hal ini penting untuk dipahamikarena semua pihak yang terkait dengan perusahaanmempunyai kepentingan yang berbeda.

Seperti yang tercantum dalam Statement Of Fi-nancial Accounting Concept (SFAC) nomor 1,informasi laba merupakan perhatian utama untukmenaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen.Selain itu informasi laba juga membantu pemilik ataupihak lain dalam menaksir earnings power perusahaandi masa mendatang. Adanya kecenderungan lebihmemperhatikan laba ini disadari oleh manajemen,

176

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 175-184

khususnya manajer yang kinerjanya di ukurberdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorongtimbulnya perilaku menyimpang yang salah satubentuknya adalah earnings management.

Informasi laba dan arus kas merupakaninformasi akuntasi yang dapat bermanfaat sebagaipertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akandibuat oleh para analis, investor, dan manajer untukmengetahui prospek kinerja suatu perusahaan satutahun ke depan. Laba dan arus kas periode yang lalumempunyai mamfaat untuk memprediksi laba dan aruskas periode yang akan datang. Dengan demikian,variabel tersebut menjadi prediktor terhadap perubahanlaba dan arus kas satu tahun ke depan.

Bagi investor, informasi akuntansi merupakandata yang vital dalam melakukan analisis saham untukmemprediksi prospek earnings di masa mendatang.Laporan keuangan sangat penting bagi investor karenamelalui media ini investor dapat memahami keadaanemiten di masa lalu sebelum membuat keputusan yangakan diambil. Tujuannya adalah untuk menentukankualitas prospek dan tingkat risiko saham tertentusehingga diperlukan informasi keuangan yang cukup(Intan, 2001). Perhatian investor yang sering terpusatpada informasi laba tanpa memperhatikan proseduryang digunakan untuk menghasilkan informasi labatersebut mendorong manajer untuk melakukanmanajemen atas laba atau manipulasi laba.

Khomsiyah (2002) menjelaskan modelhubungan antara pengungkapan perusahaan danasimetri informasi, yaitu asimetri informasi menurunapabila tingkat pengungkapan perusahaan meningkat.Kebijakan pengungkapan yang lebih informatif akanmengurangi asimetri informasi. Berdasarkan penjelasantersebut, maka penelitian ini akan meneliti apakahkualitas ungkapan mempengaruhi manajemen labadengan menambah variabel independen yaitu biayaR&D. Pemasalahan tentang biaya R&D sampai sekarangmasih hangat dibicarakan, khususnya di Indonesia. Inidikarenakan, masih banyak perusahaan yang belummengungkapkan secara jelas dan rinci akanpengeluaran mereka terhadap biaya R&D. Perdebatanjuga terjadi antara analis akuntansi tentang biaya R&D,apakah diperlakukan sebagai kapitalisasi ataupembebanan. Biaya R&D relatif lebih rendah padaperusahaan-perusahaan yang dapat me-manage dalammencapai tujuan laba dengan mengurangi biaya R&D

nya dan mengambil simpulan bahwa keputusanmanajemen untuk berinvestasi dalam R&D dipengaruhioleh perhatian pada laba yang dilaporkan. Perusahaan-perusahaan yang melaporkan laba yang kecil memilikibeban discretionary tidak biasa rendah (beban iklan,R&D, dan penjualan, umum, dan administrasi) sehinggadisimpulkan bahwa manajer melakukan earnings man-agement melalui biaya R&D. Tujuan penelitian ini untukmemberikan bukti secara empiris mengenai hubunganantara kualitas ungkapan dan biaya R&D terhadapearnings menegement pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Munculnya perilaku earnings management tidakterlepas dari konsep teori keagenen. Teori keagenanantara pihak yang mempunyai kepentingan berbedaterhadap perusahaan. Teori keagenan menjelaskanbahwa dua pihak tersebut adalah principal yaitupemegang saham, sedangkan agent adalah manajemenyang mengelola perusahaan. Keduanya berusaha untukdapat memaksimalkan utilitasnya. Permasalahankeagenan akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajeratas saham perusahaan kurang dari 100%, sehinggamanajer bertindak untuk mengejar kepentingannyasendiri demi mewujudkan dan mempertahankan tingkatkemakmuran yang dikehendaki. Kondisi ini merupakankonsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola denganfungsi kepemilikan.

Ungkapan didefenisikan sebagai penyediasejumlah informasi untuk membantu investor dalammembuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yangakan datang. Dalam interprestasi yang lebih luas,ungkapan dalam laporan keuangan terdiri dari informasiyang terdapat dalam laporan keuangan dan alatkomunikasi tambahan yang terdiri dari catatan kaki,informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan,analisis manajemen atas operasi perusahaan dimasadatang, prakiraan keuangan dan operasi, serta informasilainnya.

Keleluasan ungkapan adalah salah satu bentukkualitas ungkapan. Dengan kata lain, kualitas informasiakuntansi sangat berkaitan dengan tingkatkelengkapan pengungkapan. Ada beberapa pendapatdalam hal sejauh masa luas pengungkapan laporankeuangan seharusnya dilakukan karena adanya

177

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAP........................................................... (Jenni Veronika BR Ginting)

kepentingan dan kebutuhan informasi pihak penggunayang berbeda. Terdapat tiga konsep mengenai luaspengungkapan laporan keuangan, yaitu adequate, fairdan full disclosure. Konsep yang paling seringdipraktekkan adalah pengungkapan yang cukup (ad-equate disclosure) yaitu pengungkapan minimum yangdisyaratkan oleh peraturan yang berlaku, di mana padatingkat pengungkapan ini investor dapatmenginterprestasikan angka-angka dalam laporankeuangan dengan benar. Pengungkapan yang wajar(fair disclosure) mengandung sasaran etis denganmenyediakan informasi yang layak terhadap investorpotensial, melebihi yang disyaratkan oleh aturan yangada. Pengungkapan penuh (full disclosure) merupakanpengungkapan atas semua informasi yang relevan.

Jenis pengungkapan laporan tahunan emitendapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ungkapansukarela dan wajib sebagai informasi yang harusdiungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuanganyang diatur oleh suatu peraturan pasar modal yangberlaku. Di Indonesia, peraturan tentang ungkapanwajib dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal(BAPEPAM), sedangkan ungkapan sukarelamerupakan pengungkapan informasi melebihipersyaratan minimum dari peraturan pasar modal yangberlaku. Luas pengungkapan wajib tidak sama antarasatu negara dengan negara lain. Negara maju denganregulasi yang lebih baik akan mensyaratkanpengungkapan minimum atas lebih banyak butirdibandingkan dari yang disyaratkan oleh negaraberkembang. Ungkapan sukarela merupakan informasiyang tidak diwajibkan oleh suatu peratuaran yangberlaku tetapi diungkapkan oleh perusahaan karenadipandang relevan dengan kebutuhan pemakai laporankeuangan. Meskipun semua perusahaan publikdiwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum,mereka berbeda secara substansial dalam jumlahtambahan informasi yang mereka ungkapkan kepadapasar modal. Salah satu cara bagi manejer untukmeningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melaluipengungkapan sukarela secara lebih luas.

Komponen kualitas ungkapan laporankeuangan tahuanan terdiri dari kecukupan,kelengkapan, keinformatifan, tepat waktu, dankeandalan. Meskipun memakai konsep yang berbeda-beda, pada prinsipnya pandangan-pandangan tersebutmemiliki kesamaan mendasar, yakni menggunakan

indikator empiris kualitas ungkapan berupa indeksungkapan sebagai rasio antara jumlah elemen informasiyang dipenuhi dengan jumlah elemen informasi yangmungkin dipenuhi. Semakin tinggi angka indeksungkapan, maka semakin tinggi kualitas ungkapan.Perhitungan indeks ungkapan dapat dilakukan denganmemberi bobot nilai pada tiap elemen informasi maupuntanpa pembobotan.

Kebijakan pengungkapan yang lebih informatifakan mengurangi asimetri informasi. Tingkatpengungkapan akan lebih tinggi pada perusahaanbesar, dan untuk perusahaan dengan rasio returnterhadap earnings yang rendah. Korelasi yang rendahmengindikasi bahwa sedikit informasi tentang nilaiperusahaan dikandung oleh pengungkapan earningsyang diwajibkan, sehingga menyebabkan asimetriinformasi akan tinggi. Manajemen perusahaan dalampengungkapan informasi secara sukarela dipengaruhioleh biaya dan manfaat yang diperolehnya. Manfaattersebut diperoleh karena ungkapan informasi olehperusahaan akan membantu investor dan krediturmemahami resiko investasi. Pengungkapan laporankeuangan akan menguntungkan perusahaan dalambanyak hal. Manajer perusahaan berkeinginan untukmempertahankan nilai perusahaannya denganmengkomunikasikan keunggulannya melalui informasiprivat dengan peningkatan pengungkapan yangdimiliki mengurangi asimetri informasi antara pihakpemilik (principals) dengan agen (management).

Fenomena earnings management memang sulituntuk dihindari karena merupakan dampak daripenggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporankeuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasarpenyusunan laporan keuangan karena dasar akrualmemang lebih rasional dan adil dibanding dengan dasarkas. Dasar akrual dipilih dengan tujuan untukmenjadikan laporan keuangan lebih informatif, yaitulaporan keuangan yang benar-benar mencerminkankondisi perusahaan yang sebenarnya. Namun, akrualyang ditujukan untuk menjadikan laporan keuanganyang sesuai fakta ini dapat sedikit digerakkan sehinggadapat mengubah angka laba yang dihasilkan. Banyakpenelitian membuktikan bahwa pada saat manajermemiliki insentif tertentu, mereka sering tergoda untukmempengaruhi besarnya laba perusahaan dengan caramelakukan rekayasa akrual.

Keinginan untuk mempengaruhi keputusan

178

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 175-184

pemerintah yang terkait dengan pemberian proteksiimpor dapat memicu perusahaan untuk menurunkanlaba dengan harapan peluang untuk mendapatkanproteksi atas laba akuntansi. Laporan keuangan akrualpenting untuk menghasilkan laporan keuangan yangbenar. Namun sebagian dari akrual yang disajikan dalamlaporan keuangan perusahaan adalah bukan akrualyang menjadikan laporan keuangan yang benar tetapiakrual yang digunakan oleh manejer untukmempengaruhi keputusan stakeholders. Oleh karenaitu, total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian,yaitu akrual yang memang sewajarnya ada dalam prosespenyusunan laporan keuangan (nondiscretionary ac-crual) dan akrual yang merupakan hasil dari rekayasa(discretionary accrual). Kecenderungan manajermelakukan discretionary accrual disebabkan karenaadanya ketidaksamaan kepentingan antara manajer danpemegang saham atas laba perusahaan. Kemampuanmanajer melakukan rekayasa akrual (discretionary ac-crual) untuk menaikkan earnings merupakankonsekuensi dari asimetri informasi antara manajemendan pemegang saham.

Tekanan persaingan yang semakin kuat memilikipengaruh yang potensial terhadap kemampuanperusahan menjalankan kegiatan bisnisnya. Organisasidan para pelaku ekonomi harus melakukan transformasidalam kegiatan usahanya agar dapat mengikuti,menyesuaikan, dan memanfaatkan setiap peluang dantantangan serta mengantisipasi setiap ancaman untukdapat bertahan dan menciptakan keunggulan yangberkesinambungan. Oeh karena itu, perusahaan perlumelakukan penelitian dan pengembangan (Jones, 2004).Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.20tentang Biaya Riset dan Pengembanganmendefinisikan bahwa riset adalah penelitian yangorisinal dan terencana yang dilaksanakan denganharapan memperoleh pengetahuan dan pemahamanteknis atau ilmiah yang baru, sedangkanpengembangan adalah penerapan hasil riset ataupengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau desainuntuk menghasilkan, bahan, alat, produk, proses, sistematau jasa, sebelum dimulainya produksi komersial ataupemakaian.

Asimetri informasi antara investor denganmanajemen memberi peluang pada perusahaan untukmelakukan earnings management. Suatu perusahaanyang mengungkap lebih banyak informasi akan

mengurangi fleksibilitas dalam mengatur labanya. Olehkarena itu, stakeholders harus lebih banyakmengeluarkan kebijakan yang mendorongpengungkapan informasi sehingga akan lebih mudahmendeteksi adanya earnings management. Earningsmanagement terjadi ketika manajer menggunakan judg-ment dalam pelaporan keuangan dan penyusunantransaksi untuk merubah laporan keuangan, sehinggamenyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomiperusahaan atau mempengaruhi hasil yangberhubungan dengan kontrak yang tergantung padaangka akuntansi yang dilaporkan. Earnings manage-ment merupakan kebijakan akuntansi untuk mencapaitujuan khusus. Berdasarkan uraian tersebut, makadisusun hipotesis penelitian sebagai berikut:H1: Terdapat pengaruh negatif antara kualitas

ungkapan sukarela terhadap earnings manage-ment.

Penelitian ini menggunakan dua variabel kontrolyang dapat mempengaruhi earnings management yaituukuran perusahaan dan leverage. Salah satu tambahanyang merupakan kontribusi dalam penelitian ini yaitumenjadikan biaya R&D sebagai variabel moderasi.Semakin besar perusahaan maka semakin besar insentifuntuk melakukan pemerataan laba. Perusahaan besarmendapat sorotan yang besar dari masyarakat danpemerintah sehingga perusahaan ini akan terbebanibiaya politik yang besar. Gerald and Zhou (2001)meneliti bahwa size perusahaan berhubungan positifterhadap discretionary accrual. Jones (2004)menunjukkan bahwa leverage berhubungan secarapositif terhadap row total accruals, adjusted totalaccruals, dan discretionary accruals. Sugiri danAbdullah (2003) menemukan bahwa leverageberpengaruh negatif terhadap discretionary accruals.Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesispenelitian sebagai berikut:H2: Pengaruh kualitas ungkapan sukarela terhadap

earnings management lebih besar padaperusahaan yang memiliki biaya R&Ddibandingkan dengan perusahaan yang tidakmemiliki biaya R&D.

Pengukuran discretionary accrual yangdigunakan Dechow et al., (2005) menggunakanpendekatan aliran kas untuk menghitung total accrual.Diperoleh hasil bahwa pendekatan neraca untukpengujian earnings management berpotensi

179

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAP........................................................... (Jenni Veronika BR Ginting)

terkontaminasi karena pendekatan neraca untukmengukur total accrual memunculkan kesalahanpengukuran dalam akrual. Metode aliran kas adalahcara terbaik untuk menghitung total akrual dan buktimendukung pendekatannya. Gerald and Jim (2001) jugamembuktikan dengan membandingkan metode neracadan arus kas untuk menghitung total akrual.Pendekatan aliran kas lebih baik dibandingkan denganmetode neraca. Berdasarkan pendekatan aliran kas, totalakrual diukur sebagai berikut:

ititit OCFEBXTTACC (1)

Keterangan:TACC: total accrual perusahaan I pada waktu tEBXT

it: laba sebelum exraodinary items I pada waktu t

OCFit: aliran kas operasi I pada waktu t

Dechow et al., (2005) melakukan pengujianterhadap model-model akrual yang pernah dilakukanoleh penelitian sebelumnya, dan hasilnya menunjukkanbahwa model Jones (2004) yang telah dimodifikasimerupakan model paling baik untuk menguji earningsmanagement. Model Jones (2004) mencobamemisahkan discretionary accrual dan non-discretion-ary accrual dengan menggunakan model regresi.Model modifikasi Jones untuk melakukan estimasiterhadap akrual tersebut adalah sebagai berikut:

TAit /Ait = α1(1/Ait-1)+ α2(ΔREVt /Ait-1 - ΔREC t/A it-1)+α3(PPEt/A it-1 )+ε (2)

Keterangan:TA

it: total accrual untuk perusahaan I pada periode t,

dibagi dengan total asset untuk perusahaan Ipada periode t-1

DREVit:selisih pendapatan untuk perusahan I pada

periode t, dibagi dengn total asset untukperusahaan I pada periode t-1

DRECit:selisih piutang bersih untuk perusahaan I pada

periode t, dibagi dengan total asset untukperusahaan I pada periode t-1

PPEit: property, plant, dan equipment untuk perusahaanI pada periode t, dibagi dengan total asset untukuntuk perusahaan I pada periode t-1

eit: error term perusahaan I pada periode t

Untuk menentukan non-discretionary accrualdigunakan rumus sebagai berikut :

NDACCit = α1(1/A it-1) + α2(ΔREVt/Ait-1 -

ΔRECt/A it-1) +α3(PPE / A it-1) (3)

Oleh karena itu, jika estimasi non-discretion-ary accrual tersebut seperti model (2) maka estimasidiscretionary accrual adalah å

it (error item). Jadi proksi

discretionary accrual yang akan digunakan adalah :

DACCit = TACC

it - NDACC

it(4)

Penelitian ini menggunakan data skunder berupalaporan tahunan emiten dan Indonesian Capital Mar-ket Directory (ICMD) dan pemilihan sampel diambilsecara acak (purposive sampling). Data tentang indeksungkapan sukarela diambil dari penelitian Murni (2002),dan data tentang leverage dan ukuran perusahaan(size) diambil dari laporan ICMD, sedangkan discre-tionary accrual dan biaya R&D dihitung dari data-data yang terdapat dalam laporan tahunan. Penelitianini dilakukan mulai tahun 2001 sampai 2005. Perusahaanyang menjadi sampel adalah perusahaan manufakturyang terdaftar di BEI. Untuk menguji hubungan antaravariabel dependen dengan variebel independendigunakan persamaan regresi sederhana. Persamaanini juga digunakan untuk menguji hipotesis pertamadan kedua. persamaan regresi yang digunakan sebagaiberikut :

Hipotesis 1DACCF

it= α

o+á

1DQ

it+α

2LEVit+α

3SIZE

it+α

it(6)

Hipotesis 2:Model 2 A:DACCF

it = á

o+á

1DQ

it+á

2 R&D

it +á

3R&Dit*DQit +

á4 LEV

it +á

5 SIZE

i +å

it(7)

Model 2 B:1.DACCFit = á

o+á

6DQ

it+e

it(8)

2.DACCFit = áo+á

7DQ

it+e

it(9)

Keterangan:DACCF: discretionary accruallsR&D: Biaya R&DDQ : kualitas ungkapan (indeks ungkapan)LEV : rasio antara total hutang dengan total assetSIZE : nilai pasar ekuitas sahamá

6 : split 1 =perusahaan yang meng-expense-kanbiaya R&D

180

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 175-184

á6 : split 2 =

perusahaan yang tidak meng-expense-kanbiaya R&D

Penelitian ini dilakukan dengan 2 cara yaitudengan cara interaksi dan split. Penelitian ini dilakukandengan cara split terhadap perusahaan yang meng-expense-kan R&D, kemudian koefisien signifikansinyadibandingkan.

HASIL PENELITIAN

Tahun penelitian yang digunakan adalah mulai daritahun 2001 sampai dengan 2005 dengan jumlah sampelsebanyak 159 perusahaan manufaktur. Data awal

dikurangi data tidak lengkap dan outlier merupakandata bersih dari penelitian ini yaitu sebanyak 119perusahaan manufaktur selama 5 tahun. Berdasarkandata 119 perusahaan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu 28perusahaan yang meng-expense-kan (yang ada) biayaR&D dan 91 perusahaan yang tidak meng-expense-kan (yang tidak ada) biaya R&D.

Berdasarkan uji 4 asumsi klasik, diperoleh bahwatidak ada asumsi klasik yang dilanggar.Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahuidengan melihat tingkat signifikansinya terhadap al-pha( ). Jika nilai signifikansinya lebih besar dari al-pha ( ) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.Berdasarkan Tabel 2, tampak tidak terjadiheteroskedastisitas.

Tabel 1Deskripsi Statistik

Keterangan N Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar

EBXT 595 -2112,07 4932,69 164,94 547,96COF 595 -161,60 497,21 25,30 75,96TA 595 121,08 175211,23 6243,07 1129,21REV 595 23854,40 39567,52 1685,09 4449,93REC 595 9100,02 16300,01 1300,01 1600,07AT 595 4300,76 70900,45 3300,64 8600,26TACC 595 -121,10 3253,24 132,88 368,51DA 595 27591,00 93972,21 960,90 8662,91PENJUALAN 595 221,85 31097,01 1652,90 231,08R&D 595 4321,01 8745,28 242,43 1059,20INTERAKSI 595 0,01 0,81 0,45 0,12

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 2Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Variabel Probabilitas Simpulan

Hipotesis 1 DQ 0,0668 tidak terjadi heteroskedastisitasHipotesis 2 DQ 0,0648 tidak terjadi heteroskedastisitas

R&D 0,1516 tidak terjadi heteroskedastisitasInteraksi 0,7522 tidak terjadi heteroskedastisitas

Split (b1) DQ 0,2889 tidak terjadi heteroskedastisitasR&DSplit (b2) DQ 0,1911 tidak terjadi heteroskedastisitasNon R&D

Sumber: Data penelitian, diolah.

181

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAP........................................................... (Jenni Veronika BR Ginting)

Dalam penelitian ini autokorelasi dilihat dari nilaiDurbin Watson. Menurut rule of thumb apabila nilaiDurbin Watson berkisar antara du – (4-du) maka tidakterjadi autokorelasi, sehingga data dalam penelitiantidak terjadi autokorelasi.

Tabel 3Hasil Uji Autokorelasi

Model Variabel DW

Hipotesis 1 DQ 1,9261Hipotesis 2 DQ,R&D,Interaksi 1,9246Split (b1) DQ 1,6574R&DSplit (b2) DQ 1,9382Non R&D

Sumber: Data penelitian, diolah.

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untukmendeteksi adanya multikolinearitas adalah denganmelihat variance inflation factors (VIF). Apabila nilaiVIF tidak melebihi 5 maka tidak terdapat gejalamultikolinearitas, sehingga data dalam penelitian initidak terjadi multikolinearitas.

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untukmenguji normalitas adalah uji Kolmogorov Smirnov.Variabel yang digunakan dalam pengujian KolmogorovSmirnov adalah variabel residual (error term). Apabilasign > 0,05 maka asumsi normalitas diterima, sebaliknyabila sign < 0,05 maka asumsi normalitas ditolak.

Taber 5Hasil Uji Normalitas

Model Residual Simpulan

Hipotesis 1 0,0810 NormalitasHipotesis 2 0,0749 NormalitasSplit (b1) 0,5987 NormalitasR&DSplit (b2) 0,0942 NormalitasNon R&D

Sumber: Data penelitian, diolah.

Untuk melihat pengaruh indeks ungkapansukarela terhadap discretionary accruals padaperusahaan manufaktur di Indonesia digunakan analisisregresi dengan memasukkan variabel moderasi untukmelihat bentuk dan kekuatan interaksi antara variabeldependen dan independen yaitu biaya R&D. Hasilpengujian disajikan pada Tabel 6.

Tabel 4Hasil Uji Multikolinearitas

Model Variabel VIF Simpulan

Hipotesis 1 DQ 1 Tidak terjadi multikolinearitasHipotesis 2 DQ 1,0034 Tidak terjadi multikolinearitas

R&D 1,0064 Tidak terjadi multikolinearitasINTERAKSI 1,0034 Tidak terjadi multikolinearitas

Split (b1) DQ 1,0013 Tidak terjadi multikolinearitasR&DSplit (b2) DQ 1,0095 Tidak terjadi multikolinearitasNon R&D

Sumber: Data penelitian, diolah.

182

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 175-184

Tabel 6Hasil Uji Regresi

Model DQ Dum DQ*Dum N

Hipotesis 1 0,0883 595(2,1476)

Hipotesis 2 0,0893 -0,0173 0,0759 595(2,1666) (-0,4216) (1,8499)

Model 1 0,1486 28(1,7096)

Model 2 0,0838 91(1,7674)

Sumber: Data penelitian, diolah.

Keterangan: signifikansi pada level α = 5%, 1%Dummy : 1 untuk perusahaan yang meng-expense-

kan biaya R&D0 untuk perusahaan yang tidak meng-expense-kan biaya R&D

PEMBAHASAN

Tabel 6 menyajikan hasil regresi model 1 dan model 2dengan menggunakan sampel pooled. Pada model 1,koefisien indeks kualitas ungkapan sukarela (á =0,0883) menunjukkan tidak signifikan berarti tidakterdapat pengaruh antara indeks ungkapan sukarelaterhadap discretionary accruals. Hal ini menunjukkanbahwa koefisien regresi model 1 tidak mendukunghipotesis pertama yaitu bahwa apabila indeks ungkapansukarela menurun maka nilai discretionary accrualsmeningkat dan sebaliknya apabila indeks ungkapansukarela meningkat maka nilai discretionary accrualsmenurun. Pada model 2 menggunakan dua cara yaitumenggunakan cara interaksi dan split. Dengan carainteraksi menunjukkan koefisien indeks ungkapansukarela (á = 0,0893) menunjukkan tidak signifikanberarti tidak terdapat pengaruh antara indeks ungkapansukarela terhadap discretionary accruals yaitu apabilaindeks ungkapan sukarela menurun maka nilaiperusahaan akan meningkat dan sebaliknya apabilaindeks ungkapan sukarela meningkat maka nilaidiscretionay accruals akan menurun. Koefisien Dum(á = -0,0173) menunjukkan tidak signifikan yaitu dis-cretionary accruals pada perusahaan yang memilikibiaya R&D lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan yang tidak memiliki biaya R&D. KoefisienDQ*Dum (á = 0,0759) menunjukkan tidak signifikanberarti tidak terdapat pengaruh antara indeks ungkapansukarela dan interaksi antara indeks ungkapan sukareladan R&D terhadap discretionary accruals yang berartibahwa perusahaan yang meng-expense-kan (yang ada)biaya R&D dapat mempengaruhi hubungan antaraindeks ungkapan sukarela terhadap discretionary ac-cruals. Dengan cara split maka diperoleh b1 sebesar (á= 0,1486) dan b2 sebesar ( á = 0,0838) menunjukkantidak signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwahipotesis kedua tidak terdukung dengan menggunakancara interaksi dan split.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satubukti secara empiris yang dapat menunjukkanbagaimana peranan dari biaya R&D terhadap earningsmanagement. Seperti diketahui, earnings managementdan disclosure khususnya voluntary disclosuremempunyai hubungan yang sangat erat dengantransparansi. Penelitan ini juga ingin mengangkat isumengenai pengakuan biaya R&D di Indonesia, yangrentan dengan manipulasi. Mengingat biaya R&D yangdikeluarkan oleh setiap perusahaan membutuhkanjumlah biaya yang relatif besar, sehingga dimungkinkanterjadinya earnings management. Penelitian-penelitianterdahulu sebagian besar menunjukkan bahwapengakuan biaya R&D masih belum dapat memberikankontribusi untuk meminimalkan earnings management,dan justru sebaliknya.

Isu hangat dari biaya R&D adalah bagaimanamengakui R&D yaitu apakah dikapitalisasi atau di-ex-pense-kan. Menurut SFAC, biaya R&D yang di-ex-pense-kan memiliki peluang untuk melakukan earningsmanagement karena R&D diperlakukan sebagai biaya.Oleh karena itu, ada unsur peningkatan jumlah biayayang mungkin tidak dibutuhkan tetapi karena sudahmerupakan hal yang biasa, jika manajemen perusahaanmengeluarkan jumlah biaya R&D selalu identik denganjumlah biaya yang besar. Oleh karena itu, penelitian inilebih memfokuskan penelitian untuk biaya R&D, yangdilihat dari apakah pada periode tertentu sebuahperusahaan mengungkapkan biaya R&D-nya diLaporan Keuangan. Penelitian ini memberikan buktibahwa sampai dengan saat ini perlakuan untuk biayaR&D masih belum dapat memberikan kontribusikhusunya untuk earnings management.

183

PENGARUH KUALITAS UNGKAPAN SUKARELA TERHADAP........................................................... (Jenni Veronika BR Ginting)

Hal ini dapat dilihat dari jumlah sampelperusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, hanya28 perusahaan yang memiliki biaya. Hal inimengindikasikan apakah memang perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia sudah mulaimengarah kepada transparansi yaitu mengakui biayaR&D atau masih banyak perusahaan manufaktur diIndonesia yang belum mau mengungkapkan biayaR&D. Penelitian ini menggunakan disclosure volun-tary adalah untuk lebih melihat seberapa besarkesadaran para pengusaha didalam transaparansi.Beberapa penelitian yang berhubungan denganpengujian pengaruh dan hubungan antara indeksungkapan sukarela terhadap earnings managementmenunjukkan bahwa ketika indeks ungakapan sukarelameningkat maka earnings management akan menurun,dan sebaliknya jika indeks ungkapan sukarela menurunmaka earnings management akan meningkat. Hipotesispertama penelitian ini menunjukkan tidak signifikanyaitu tidak terdapat pengaruh antara indeks ungkapansukarela terhadap discretionary accruals. Hal tersebutdapat menunjukkan bahwa ungkapan sukarela di In-donesia tidak mempengaruhi terjadinya manajemenlaba, dan ini dapat menjadi masukan untuk Bapepambahwa masih perlu dibuatkan beberapa kriteria untukungkapan sukarela karena terkadang segala sesuatuyang diungkapkan dalam voluntary disclosure banyakyang seharusnya tidak diungkapan dan tidakberhubungan langsung dengan perkembanganmanajemen perusahaan. Karena seringkali sebuahmanajemen perusahaan disebut memiliki manajemenyang baik ketika perusahaan tersebut banyakmelakukan ungkapan sukarela, padahal hal tersebutjuga tidak bisa dijadikan jaminan. Meskipun sifatnyasukarela, tetap harus ada kriteria-kriteria tertentudidalam ungkapan sukarela.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Apabila dibandingkan dengan penelitian sebelumnyayang dapat menunjukkan terdapat pengaruh antaravoluntary disclosure terhadap earnings managementuntuk periode 1999-2001 adalah dikarenakan padaperiode tersebut bertepatan dengan awal dari terjadinyakrisis moneter di Indonesia, sehingga pada kondisi

tersebut merupakan hal yang wajar ketika hampir semuaperusahaan di Indonesia melakukan ungkapan sukarelauntuk menunjukkan kepada publik bahwaperusahaannya masih dalam kondisi baik meskipunsedang dilanda krisis moneter pada saat itu.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian ini denganpenelitian sebelumnya adalah karena terdapatnyaperbedaan periode penelitian, yaitu penelitian inimenggunakan periode penelitian mulai tahun 2001-2005.Hasil penelitian ini terpengaruh karena pada periodtersebut (2001-2005) merupakan periode dampak dariperistiwa krisis moneter di Indonesia yaitu dapat sajapada saat itu masing-masing perusahaan memilikialasan tersendiri untuk melakukan ungkapan sukarela,tergantung pada kondisi masing-masing perusahaan.

Kontribusi penelitian ini adalah penelitimemasukkan variabel biaya R&D sebagai variabelmoderasi. Peneliti ingin melihat sejauh apa perananbiaya R&D didalam mempengaruhi pengaruh antaraindeks ungkapan sukarela terhadap earnings manage-ment. Kemudian, peneliti juga ingin melihat apakahperanan dari biaya R&D yang merupakan salah satuisu di bidang keuangan mempengaruhi indeksungkapan sukarela dan earnings management. Satusimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalahunsur transparansi dalam segala hal khususnya untukmenyusun kebijakan manajemen merupakan hal yangpatut dipertimbangkan selain unsur-unsur pendukunglainnya.

Saran

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagipeneliti selanjutnya agar lebih memfokuskan penelitianbiaya R&D khususnya yang dikaitkan dengan earn-ings management, agar isu yang berkaitan dengan R&Dbisa diatasi. Penelitian ini dapat dijadikan masukan untukpenelitian selanjutnya seperti menambahkan variabelmandatory disclosure sebagai pembanding denganvoluntary disclosure, auditing, dan menggunakansampel untuk perusahaan selain perusahaanmanaufaktur yang terdaftar di BEI.

184

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 175-184

DAFTAR PUSTAKA

Dechow, P., R Sloan & A Sweeny. 2005. “Detecting earn-ings management”. The Accounting Review.70:193-225.

Gerald J. L., & Zhou J. 2001. “Disclosure quality andearnings management”. Working Papers Syra-cuse University.

Intan, I.S. 2001. “Indikasi manajemen laba menjelangIPO oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftardi BEJ”. Tesis. Tidak dipublikasikan. UGM.

Jones, S. & R. Sharma. 2004. “The Inpacct of free cashflow, financial leverage and accounting regula-tion on earnings management in Australia’s‘old’new’ economies”. Managerial Finance.27(12): 18-39.

Khomsiyah. 2002. “Analisis hubungan antara corpo-rate govermence dengan kualitaspengungkapan”. Disertasi. TidakDipublikasikan. UGM.

Murni A.S. 2002. “Pengaruh luas ungkapan sukareladan asimetris informasi terhadap cost of equitycapital pada perusahaan publik Indonesia”.Tesis. Tidak Dipublikasikan. UGM.

Sugiri, S. & Abdullah, S. 2003. “Pengaruh Free CashFlow, set kesempatan investasi, dan leveragefinancial terhadap manajemen laba”. KajianBisnis STIE Widya Wiwaha:11-24.

185

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP..................................(Revina Julina Marentek)Vol. 24, No. 3, Desember 2013Hal. 185-195

ABSTRACT

The aim of this study is to determine the effect of time, price, security, and trust towards online buying satisfaction with online buying decision as mediation variabel for fashion product. The number of internet users grow continues rapidly can be a potential market for businessmen. Increasing number of online shops make more people are mking purchases online. There-fore the online shop required for satisfy customer to get benefit. The research was conducted by survey method, through the distribution of questionnaires by 106 respondents. The sampling methode is purposive sampling , tha the respondents choose with certain criteria. The data obtained and analyzed by using Structural Equation Modeling (SEM). The analysis tools are Amos 16. The result for this study is time speed, highly price and security will increase online buying decision as medating variable for increasing online buying satisfaction.

Keywords: security, trust, buying satisfaction, buying decision

JEL classification: M31

PENDAHULUAN

Saat ini sudah banyak orang yang memanfaatkan inter-net sebagai media pemasaran dan bisnis. Hal ini tidak

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUASAN PEMBELIAN ONLINE YANG DIMEDIASI OLEH KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE

Revina Julina MarentekE-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJE-

aneh mengingat jumlah pengguna internet yang terus bertumbuh pesat. Pertumbuhan yang pesat ini dapat menjadi pasar yang potensial untuk dimasuki para pebi-snis. Transaksi bisnis yang akan datang diprediksi akan berpindah dari market place menuju ke market space. Dalam bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis, terutama karena kontribusinya terhadap efisiensi. Aktivitas per-tukaran informasi melalui media internet ini populer disebut dengan electronic commerce (e-commerce). E-commerce tersebut terbagi atas dua segmen, yaitu business to business e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha) dan bussines to consumer e-commerce (perdagangan antar pelaku usaha dengan pelanggan). Online shopping sekarang ini muncul sebagai aplikasi populer dalam e-commerce, digunakan oleh beberapa jenis bisnis dengan tujuan yang berbeda dan sebagai alat pertukaran informasi. Adanya social media seperti Facebook dan Twitter merupakan kemudahan lain dalam berbelanja secara online. Online shop tidak hanya dibuat dengan menggunakan website, tetapi juga memanfaatkan Facebook, Twitter, ataupun social media yang lain sebagai media pendukung. Dengan menggunakan aplikasi online shopping, pembelian dapat dilakukan tanpa terbatas tempat. Seseorang yang berada di suatu negara dapat melakukan pembelian barang yang ada di negara lain dengan mudah. Dalam online shop-ping, informasi yang diberikan kepada konsumen dapat mempengaruhi tingkah laku konsumen dalam mengambil keputusan yang akan diambilnya. Para pemasar online dapat mempengaruhi keputusan kon-

186

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 185-195

sumen untuk melakukan pembelian. Online marketer harus mampu meyakinkan konsumen agar percaya dan tidak ragu dalam melakukan online shopping. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan bukti-bukti mengenai pengalaman dalam menjalankan online shopping (Constantinides et al., 2010). Di pihak lain, e-commerce dan e-business membawa banyak keuntungan baik bagi perusahaan maupun konsumen. Hal ini didukung oleh perkemban-gan teknologi dan informasi yang sangat pesat melalui internet. Internet membawa dampak yang sangat besar bagi perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2010), keuntun-gan online bagi konsumen antara lain adalah memberi-kan kenyamanan. Konsumen dapat membandingkan merek, memeriksa harga, dan memesan barang dagan-gan 24 jam sehari dari mana saja. Pembelian online juga menawarkan beberapa keunggulan tambahan. Jasa online komersial dan internet memberi konsumen akses ke informasi perbandingan yang melimpah. Informasi tentang produk perusahaan dan pesaing sangat diperlu-kan konsumen. Konsumen sering berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari informasi produk atau jasa yang benar-benar diinginkan konsumen, kemudian memesan atau mengunduh informasi tersebut. Produk dan jasa yang dibeli konsumen di Asia Pasifik adalah buku sebesar 52%, produk fashion sebesar 44%, tiket pesawat 35%, dan kebutuhan elektronik 32%. Walaupun produk fashion berada di urutan kedua namun produk fashion merupakan kebutuhan dasar manusia yang beraneka ragam jenisnya. Oleh karena itu, masyarakat selalu membutuhkan dan membeli pakaian sesuai dengan yang diinginkan. Menjamurya online shop yang membuka peluang usaha dalam bidang produk fashion di internet, banyak membidik remaja sebagai konsumennya termasuk remaja yang berasal dari kalangan berpendidikan seperti mahasisiwi. Berbagai macam produk fashion dari ujung rambut seperti jepitan rambut hingga ujung kaki seperti sepatu menyebabkan permintaan produk fashion sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan wanita. Penelitian yang dilakukan Kim et al. (2004) mengenai predicting online purchase intentions for clothing product menjelaskan bahwa banyak konsumen wanita yang membuat keputusan untuk membeli baju, perhiasan, atau aksesoris melalui online. Waktu (time) menjadi salah satu faktor yang akan terus ada, karena

saat melakukan pembayaran berupa transfer di ATM, setoran tunai atau e-banking, konsumen tidak lang-sung mendapatkan barang yang dibelinya. Waktu dan penghematan biaya merupakan hal yang paling penting (Alam dan Yasin, 2010). Jika di toko konvensional barang langsung dapat diterima atau digunakan setelah dilakukan pembayaran, maka di online shop dibutuh-kan waktu pengiriman yang berbeda-beda tergantung jarak antara penjual dan pembeli. Online shop juga melibatkan pihak lain, yaitu jasa pengiriman. Su dan Huang (2011) mengungkapkan tiga keunggulan kompetitif pembelian online, yaitu 1) harga, online shop dapat mengurangi biaya sewa atau pajak jika dibandingkan dengan toko konvensional. Pemendekan suplly chain akan memberikan harga yang murah; 2) informasi, pada toko konvensional semua informasi terbatas. Konsumen harus mengun-jungi toko tersebut dan mempelajari semua informasi yang relevan, sedangkan internet dapat menampilkan semua informasi barang. Penjual dapat menampilkan barang yang dimiliki dan konsumen dapat mempelajari informasi barang tersebut untuk selanjutnya melaku-kan keputusan pembelian.; dan 3) konsumen dapat berinteraksi dengan pemasok. Konsumen yang memiliki motivasi hedonik dalam berbelanja akan mencari berbagai macam pro-mosi harga atau pemotongan harga pada saat berkun-jung ke suatu toko online (Close, 2009). Harga dan permintaan akan berbanding terbalik, yaitu jika harga naik maka permintaan akan turun dan begitupun se-baliknya. Pembelian secara online pada kenyataannya memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan. Namun dalam online shopping ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya keamanan (security). Kurangnya keamanan pada sebuah toko online adalah alasan utama konsumen tidak melakukan pembelian secara online. Menurut Lim (2003), jika rasa aman konsumen pada toko online rendah, tingkat pembelian secara online akan menurun. Berdasar sisi penjual, kemampuan untuk membangun kepercayaan dari konsumen adalah salah satu kunci untuk membangun image yang baik. Kepercayaan (trust) dianggap sebagai faktor peningkatan pembelian yang pada akhirnya akan meningkatkan perilaku pembelian (Kim, 2004). Kim juga menjelaskan lebih jauh bahwa kepercayaan juga dapat mengurangi resiko yang akan dirasakan. Tidak

187

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP..................................(Revina Julina Marentek)

hanya itu saja, kepercayaan memainkan peran yang cukup penting karena jika konsumen sudah percaya, maka akan meningkatkan re-purchase intention (Chiu, 2010). Menurut Alam dan Yasin (2010), kepuasan konsumen dalam pembelian secara online (customer online satisfaction) dapat diukur setelah dia membeli atau menggunakan produk atau jasa. Hal-hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh waktu terhadap kepuasan pembelian online dan pengaruh harga, keamanan, dan kepercayaan terhadap kepuasan pembelian online yang dimediasi oleh keputusan pembelian online.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Kotler dan Amstrong (2010) menyatakan bahwa kepua-san adalah perasaan senang atau kecewanya seseorang yang berasal dari perbandingan kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Hal ini dapat membawa dampak negatif bagi perusahaan yaitu dapat menurunkan jumlah pelanggan dan menyebabkan pelanggan tidak tertarik lagi meng-gunakan jasa perusahaan sehingga akan menurunkan laba perusahaan. Keputusan membeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan untuk membeli tersebut mempunyai suatu struktur sebanyak 7 komponen, yaitu meliputi 1) keputusan tentang jenis produk, dalam hal ini konsumen dapat mengambil keputusan tentang produk yang akan di-belinya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan; 2) keputusan tentang bentuk produk konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk dengan bentuk tertentu sesuai dengan seleranya; 3) keputusan tentang merek. konsumen harus mengambil keputusan tentang merek yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-perbedaan tersendiri; 4) keputusan tentang penjualnya, konsumen dapat mengambil keputusan tempat produk yang dibutuh-kan tersebut akan dibeli; 5) keputusan tentang jumlah produk, konsumen dapat mengambil keputusan tentang jumlah produk yang akan dibeli; 6) keputusan tentang waktu pembelian, konsumen dapat mengambil keputu-san tentang waktu harus melakukan pembelian. Oleh karena itu, perusahaan atau pemasar pada khususnya harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan konsumen dalam menentukan waktu pem-belian; dan 7) keputusan tentang cara pembayaran, konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli yang dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya. Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut karena hal tersebut mempengaruhi dalam merancang produk, menentukan pesan, dan mengalokasikan biaya anggaran promosi. Dengan mengetahui pelaku utama dan peranan yang dimain-kan akan membantu pemasar menyelaraskan program pemasaran yang tepat dengan para pembeli. Waktu merupakan salah satu komponen yang bernilai bagi pelanggan. Waktu adalah semua keterlambatan atau ke-salahan yang dilakukan oleh perusahaan yang menye-babkan waktu pelanggan menjadi terbuang percuma. Hal ini tidak dapat ditoleransi oleh pelanggan, karena pelanggan menginginkan perusahaan menghargai waktunya. Waktu adalah tingkat kecepatan pembe-lian produk. Dengan kata lain, semakin lama seorang konsumen melakukan proses pembelian produk yang disebabkan karena rumitnya prosedur pembelian maka waktu yang dibutuhkan dalam proses transaksi terse-but makin lama. Berdasar sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Perusahaan harus menetapkan harga secara tepat agar dapat sukses dalam memasar-kan barang atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan keuntungan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lain (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya. Di samping itu, harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Keamanan adalah salah satu masalah umum yang sering dihubungkan dengan sukses atau gagalnya perusahaan online. Keamanan transaksi dan keamanan data konsumen adalah perhatian utama konsumen online yang membeli barang dan jasa (Lee, Joshi, dan Bae, 2009). Kejahatan dalam media internet sangat besar serta memiliki bentuk yang beragam karena beberapa alasan. Pertama, identitas individu atau or-ganisasi dalam dunia internet mudah untuk dipalsukan,

188

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 185-195

tetapi sulit dibuktikan secara hukum. Kedua, tidak membutuhkan sumber daya ekonomi yang besar untuk melakukan kejahatan dalam internet. Ketiga, internet menyediakan akses yang luas pada pengguna yang potensial menjadi korban. Keempat, identitas pelaku tidak dikenal dan secara yuridis sulit dikejar pelaku-nya. Rasa aman menggambarkan tingkat kepercayaan terhadap kerahasiaan informasinya. Kepercayaan Ferrinadewi (2005) merupakan variabel kunci dalam mengembangkan keinginan konsumen akan produk yang tahan lama untuk mempertahankan hubungan jangka panjang. Berdasarkan pendapat tersebut kon-sumen perlu melakukan proses pembelian agar dapat terbentuk rasa percaya dalam benak konsumen sebagai bentuk keterlibatan konsumen. Melalui keterlibatan konsumen akan tercipta pengalaman yang menjadi awal terbentuknya kepercayaan. Berdasarkan penelitian Alam dan Yasin (2010) diketahui bahwa waktu pengiriman dan waktu pem-rosesan secara positif berpengaruh terhadap kepuasan pembelian online. Artinya, waktu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pembelian online. Namun penelitian yang dilakukan Devaraj et al. (2002) menemukan bahwa waktu berpengaruh negatif terhadap kepuasan pembelian online. Terdapat kontra-diksi antara penelitian Alam dan Yasin (2010) dengan penelitian Devaraj et al. (2002). Oleh karena adanya kontradiksi tersebut, penulis ingin meneliti kembali hubungan variabel waktu dan kepuasan pembelian online untuk dapat mengetahui penyebab terjadinya kontradiksi antara hubungan waktu dan kepuasan pembelian online. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H1: Waktu berpengaruh positif terhadap kepuasan

pembelian online. Menurut Devaraj et al. (2003), keputusan mem-beli secara online dipengaruhi oleh 1) efisiensi untuk pencarian (waktu cepat, mudah dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah); 2) value (harga bersaing dan kualitas baik); dan 3) interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi). Waktu adalah faktor yang akan selalu ada pada saat melakukan pembelian online, karena produk yang dibeli secara online tidak dapat langsung diterima, tetapi butuh waktu pemrosesan dan waktu pengiriman. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H2: Waktu berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian online. Benson (2007) menyatakan bahwa alasan paling sederhana pembelian online adalah untuk menghemat uang. Pada beberapa kategori online, harga secara signifikan lebih rendah daripada daftar harga produsen atau outlet pembelian. Oleh karena itu, harga terma-suk variabel penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada toko online. Su dan Huang (2011) memperkuat penelitian terdahulu yang menemukan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online. Akan tetapi menurut penelitian yang dilakukan Nuseir et al. (2010), harga justru berpen-garuh negatif terhadap keputusan pembelian online. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H3: Harga berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian online. Jika konsumen merasa tidak aman, maka konsumen tidak akan melakukan pembelian (Jay-awardhena, Wright, dan Masterson, 2003). Menurut penelitian Nuseir et al. (2010), keamanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online. Penelitian lain yang dilakukan Su dan Huang (2011) memperoleh hasil yang berbeda yaitu keamanan berpengaruh nega-tif terhadap keputusan pembelian online. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H4: Keamanan berpengaruh positif terhadap keputu-

san pembelian online. Kepercayaan tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun sejak awal dan dapat dibuktikan (Rofiq, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpen-garuh positif terhadap keputusan pembelian suatu produk. Dapat diartikan bahwa variabel kepercayaan dapat dijadikan salah satu variabel independen, karena berperan besar dalam online shopping. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H5: Kepercayaan berpengaruh positif terhadap kepu-

tusan pembelian online. Dalam konsep e-commerce, banyak penelitian mengidentifikasi kepercayaan dan kepuasan sebagai faktor penting untuk kesuksesan suatu perusahaan (Balasubramanian et al. 2003 dan Kim et al. 2004).Penelitian Balasubramanian (2003) menunjukkan bah-wa kepercayaan berpengaruh secara langsung terhadap

189

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP..................................(Revina Julina Marentek)

kepuasan pembelian online. Penelitian Kim (2004) juga mendukung hubungan positif antara kepercayaan dan kepuasan. Kepercayaan dianggap menjadi penentu langsung kepuasan pelanggan terhadap perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H6: Kepercayaan berpengaruh positif terhadap

kepuasan pembelian online. Menurut Kotler dan Amstrong (2010), setelah melakukan pembelian konsumen mungkin akan mengalami konflik dikarenakan melihat fitur yang mengecewakan dari produk yang dibeli atau menden-gar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain. Oleh karena itu, tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H7: Keputusan pembelian online berpengaruh secara

positif terhadap kepuasan pembelian online. Menurut Kotler dan Amstrong (2010), tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pasca pem-belian. Berdasar penelitian tersebut keputusan pem-belian online dianggap memediasi pengaruh antara harga, keamanan dan kepercayaan terhadap kepuasan pembelian online. Berdasarkan penjelasan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H8: Keputusan pembelian online memediasi penga-

ruh waktu terhadap kepuasan pembelian online.H9: Keputusan pembelian online memediasi pen-

garuh harga terhadap kepuasan pembelian online.

H10: Keputusan pembelian online memediasi penga-ruh keamanan terhadap kepuasan pembelian online.

H11: Keputusan pembelian via internet memediasi pengaruh kepercayaan terhadap kepuasan pem-belian online.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Yogyakarta yang sudah pernah melakukan pembe-lian di online shop. Teknik penentuan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling, yaitu metode yang sengaja digunakan karena informasi yang diambil berasal dari sumber yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriterianya

adalah individu yang sudah pernah melakukan pembe-lian secara online melalui internet dalam kurun waktu 3 bulan terakhir dan berdomisili di Yogyakarta. Data diperolah melalui penyebaran 120 kuesioner, dengan 106 kuesioner yang dapat diolah. Teknik analisis data dilakukan dengan menguji validitas dan realiabilitas terlebih dahulu. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan SEM dengan ban-tuan program Amos 16.0. Hal ini dikarenakan peneliti ingin menguji secara simultan pengaruh harga, kem-anan, dan kepercayaan terhadap kepuasan pembelian online melalui keputusan pembelian via internet se-bagai mediasi. Pengujian hipotesis H1, H2, H3, H4, H5, H6, dan H7 diuji dengan melihat significant path pada penelitian. Untuk hipotesis H8 diuji dengan mem-bandingkan nilai beta model alternatif dalam penelitian ini, yaitu pengaruh langsung waktu terhadap kepuasan pembelian online tanpa mediasi, dengan nilai beta model penelitian yaitu pengaruh waktu terhadap kepua-san pembelian online melalui keputusan pembelian via internet sebagai mediasi. Untuk hipotesis H9 diuji dengan membandingkan nilai beta model alternatif dalam penelitian ini, yaitu pengaruh langsung harga terhadap kepuasan pembelian online tanpa mediasi, dengan nilai beta model penelitian yaitu pengaruh harga terhadap kepuasan pembelian online melalui keputusan pembelian via internet sebagai mediasi. Untuk hipotesis H10 diuji dengan membandingkan nilai beta model alternatif dalam penelitian ini, yaitu pengaruh langsung keamanan terhadap kepuasan pem-belian online tanpa mediasi, dengan nilai beta model penelitian yaitu pengaruh keamanan terhadap kepuasan pembelian online melalui keputusan pembelian via in-ternet sebagai mediasi. Untuk hipotesis H11 diuji den-gan membandingkan nilai beta model alternatif dalam penelitian ini, yaitu pengaruh langsung kepercayaan terhadap kepuasan pembelian online tanpa mediasi, dengan nilai beta model penelitian yaitu pengaruh ke-percayaan terhadap kepuasan pembelian online melalui keputusan pembelian via internet sebagai mediasi.

HASIL PENELITIAN

Ringkasan hasil pengujian validitas adalah sebagai berikut.

190

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 185-195

Tabel 1Uji Validitas

Kode Item Pernyataan RCM Status

WK1 Saya ingin pertanyaan yang saya ajukan kepada penjual online shop mendapat respon yang sangat cepat. 0,879 Valid WK2 Saya ingin produk yang saya pesan di online shop dilayani/diproses dengan sangat cepat. 0,892 Valid WK3 Saya ingin produk yang saya pesan di online shop dapat saya terima/sampai sesuai target waktu yang ditetapkan. 0,857 Valid HR1 Saya yakin harga produk yang ditawarkan di online shop lebih murah daripada toko konvensional. 0,818 Valid HR2 Saya yakin harga produk di online shop masih dapat ditawar. 0,740 Valid HR3 Saya yakin jika membeli produk dalam jumlah tertentu saya dapat mendapatkan harga grosir (lebih murah daripada harga eceran). 0,744 Valid HR4 Saya mengharapkan adanya informasi harga yang jelas pada produk-produk yang ditawarkan oleh online shop. 0,660 Valid KM1 Saya merasa aman seandainya saya mengirim informasi pribadi ke online shop. 0,892 Valid KM2 Saya merasa aman ketika mentransfer sejumlah uang kepada online shop. 0,860 Valid KM3 Saya merasa pesanan saya aman ketika penjual online shop sudah memberikan nomor resi pengiriman agar dapat dicek.. 0,814 Valid PR1 Saya rasa online shop dapat memenuhi semua janji-janjinya. 0,921 Valid PR2 Menurut saya, transaksi melalui online shop dapat dipercaya. 0,913 Valid PR3 Saya rasa informasi tentang produk yang ditawarkan oleh online shop jujur. 0,710 Valid PR4 Saya percaya penjual pasti mengirimkan produk yang saya pesan. 0,885 Valid KP1 Produk online shop mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan fashion saya. 0,863 Valid KP2 Saya selalu mencari informasi sebelum melakukan keputusan pembelian online. 0,784 Valid KP3 Pembelian secara online merupakan pilihan pertama saya dalam membeli produk fashion. 0,694 Valid KP4 Saya memutuskan membeli produk di online shop karena memenuhi semua kriteria yang saya inginkan. 0,856 Valid PU1 Saya puas pada produk yang saya dibeli di online shop. 0,897 Valid PU2 Saya puas terhadap pelayanan penjualan yang diberikan oleh online shop. 0,945 Valid PU3 Saya puas pada layanan purna jual di online shop (komplain atau retur). 0,929 Valid

Hasil uji validitas pada Tabel 1 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dalam penelitian ini dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas juga menunjukkan bahwa

semua nilai koefisien Cronbach Alpha > 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam pene-litian ini reliabel.

191

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP..................................(Revina Julina Marentek)

Tabel 2Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Kategori

Waktu 0,848 Reliabilitas baik Harga 0,724 Reliabilitas baik Kemanan 0,816 Reliabilitas baik Kepercayaan 0,877 Reliabilitas baik Keputusan pembelian online 0,794 Reliabilitas baik Kepuasan pembelian online 0,912 Reliabilitas baik

Untuk menguji H1, H2, H3, H4, H5, H6 dan H7 digunakan path analysis hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3Hasil Pengujian Hipotesis

Standardized No. Hipotesis Penelitian Regression P Keterangan Weights

H1 Waktu berpengaruh positif terhadap kepuasan pembelian online. 0,049 0,612 Hipotesis ditolak H2 Waktu berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online. 0,215 0,043 Hipotesis diterima H3 Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online 0,327 0,012 Hipotesis diterima H4 Keamanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online. 0,478 0,008 Hipotesis diterima H5 Kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online. 0,020 0,894 Hipotesis ditolak H6 Kepercayaan berpengaruh positif terhadap kepuasan pembelian online. 0,425 0,00 Hipotesis diterima H7 Keputusan pembelian online berpengaruh secara positif terhadap kepuasan pembelian online. 0,511 0,00 Hipotesis diterima

192

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 185-195

Hipotesis H8, H9, H10, dan H11 diuji dengan mem-bandingkan nilai beta model alternatif pengaruh langsung dan nilai beda model penelitian pada saat menggunakan mediasi. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 6 berikut ini:

Kepuasan Waktu β = 0,472; P<0,05 Pembelian Online

Gambar 1Model Alternatif Pengaruh Langsung Waktu

terhadap Kepuasan Pembelian Online

Kepuasan Waktu β = 0,023; P>0,05 Pembelian Online

Keputusan Pembelian Online

Gambar 2Model Penelitian Pengaruh Waktu terhadap

Kepuasan Pembelian Online yang Dimediasi oleh Keputusan Pembelian Online

Kepuasan Harga β = 0,860; P<0,05 Pembelian Online

Gambar 3Model Alternatif Pengaruh Langsung Harga

terhadap Kepuasan Pembelian online

Kepuasan Waktu β = -4,444; P.0,05 Pembelian Online

Keputusan Pembelian Online

Gambar 4Model Penelitian Pengaruh Harga terhadap

Kepuasan Pembelian online yang dimediasi oleh Keputusan Pembelian Online

Kepuasan Keamanan β = 0,175;P>0,05 Pembelian Online

Gambar 5Model Alternatif Pengaruh Langsung Keamanan

terhadap Kepuasan Pembelian online

Kepuasan Keamanan β = 0,656;P<0,05 Pembelian Online

Keputusan Pembelian Online

Gambar 6Model Penelitian Pengaruh Keamanan terhadap Kepuasan Pembelian Online yang dimediasi oleh

Keputusan Pembelian Online

193

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP..................................(Revina Julina Marentek)

PEMBAHASAN

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu tidak berpen-garuh terhadap kepuasan pembelian online (â= 0,049; P>0,05). Hasil analisis ini tidak mendukung H1 bahwa waktu berpengaruh terhadap kepuasan pembelian online. Dalam penelitian ini waktu dan kepuasan pembelian online berbanding terbalik. Pada saat waktu cepat dan kepuasan turun, kondisi ini dapat disebabkan karena kualitas produk yang tidak sesuai keinginan konsumen walaupun proses dan pengirimannya cepat. Pada saat waktu lambat dan kepuasan naik, kondisi ini dapat disebabkan karena produk yang dipesan kon-sumen adalah produk pre-order yang membutuhkan waktu lebih lama, namun kualitasnya baik. Penyebab lain mungkin juga karena karakteristik responden yang berbeda-beda dengan pengalaman yang berbeda-beda. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu ber-pengaruh positif terhadap keputusan pembelian online (â= 0,215; P<0,05). Hasil analisis ini mendukung H2 bahwa waktu berpengaruh terhadap keputusan pembe-lian online. Artinya kecepatan pemrosesan produk dan kecepatan pengiriman akan meningkatkan keputusan pembelian online. Konsumen sangat memperhatikan faktor waktu pada saat melakukan pembelian online karena akan muncul perasaan khawatir jika produk yang dipesan belum sampai. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa harga berpen-garuh positif terhadap keputusan pembelian online (â= 0,327; P<0,05). Hasil analisis ini mendukung H3. Arti-nya, untuk melakukan keputusan pembelian di online shop harga merupakan salah satu faktor yang penting dan sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Apalagi produk fashion merupakan produk yang memiliki harga bersaing. Jadi konsumen pasti akan terus mencari harga yang lebih murah dan lebih menguntungkan. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa keamanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian on-line (â= 0,478; P<0,05). Hasil analisis ini mendukung H4. Artinya, rasa aman yang tinggi terhadap informasi pribadi ataupun produk yang dipesan oleh konsumen, akan meningkatkan keputusan pembelian online. Ke-amanan pesanan dalam hal ini produk fashion menjadi salah satu dari beberapa hal yang sangat diperhatikan konsumen. Online shop sebaiknya selalu memeriksa dan menjamin produk yang dipesan tidak rusak sampai diterima oleh konsumen.

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kepercayaan berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian online (â= 0,020; P>0,05). Hasil analisis ini tidak men-dukung H5. Artinya, tingkat kepercayaan konsumen tidak mempengaruhi keputusan pembelian online. Faktor kepercayaan saja tidak cukup untuk membuat konsumen langsung melakukan pembelian secara online. Dengan makin menjamurnya online shop mem-buat konsumen mempertimbangkan makin banyak hal, tidak hanya reputasi penjual dan bukti-bukti yang bisa menguatkan jika penjual adalah trusted seller. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap kepuasan pembelian on-line (â= 0,425; P<0,05). Hasil analisis ini mendukung H6. Artinya, semakin tinggi tingkat kepercayaan kon-sumen kepada penjual akan meningkatkan kepuasan pembelian online. Konsumen yang sudah percaya den-gan sistem ataupun reputasi dari penjual akan merasa puas juga dalam melakukan pembelian online. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa keputusan pembelian online berpengaruh positif terhadap kepua-san pembelian online (â= 0,511; P<0,05). Hasil ini mendukung H7. Jadi jika keputusan pembelian online naik, akan menaikkan juga tingkat kepuasan pembelian online. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh kemampuan online shop dalam menyediakan produk dalam hal ini produk fashion, melayani konsumen, hingga barang sampai di tangan konsumen.Pada Gambar 1 dan 2 dapat dilihat bahwa nilai nilai beta (â) model alternatif signifikan dan nilai beta model penelitian tidak signifikan. Hal ini berarti keputusan pembelian online memediasi pengaruh waktu ter-hadap kepuasan pembelian online secara sempurna (full mediation). Jadi, untuk meningkatkan kepuasan pembelian online, maka waktu perlu dimediasi oleh keputusan pembelian online sebagai variabel mediator. Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa nilai nilai beta (â) model alternatif signifikan dan nilai beta model penelitian tidak signifikan. Hal ini berarti keputusan pembelian online memediasi hubungan an-tara harga terhadap kepuasan pembelian online secara sempurna (full mediation). Jadi, untuk meningkatkan kepuasan pembelian online, maka harga perlu dime-diasi oleh keputusan pembelian online sebagai variabel mediator. Pada Gambar 5 dan 6 dapat dilihat bahwa nilai beta (â) model alternatif signifikan dan nilai beta model

194

JAM, Vol. 24, No. 3, Desember 2013: 185-195

penelitian tidak signifikan. Berdasar hasil pengolahan data penelitian ini menunjukkan keputusan pembelian online memediasi hubungan antara keamanan terha-dap kepuasan pembelian online secara sempurna (full mediation). Jadi, untuk meningkatkan kepuasan pem-belian online, maka keamanan perlu dimediasi oleh keputusan pembelian online sebagai variabel mediator. Untuk H11, mediasinya tidak dapat diuji karena tidak memenuhi syarat pengujian mediasi. Syarat untuk pengujian mediasi antara lain jika terdapat pengaruh positif variabel independen terhadap variabel mediasi, jika terdapat pengaruh positif variabel mediasi terhadap variabel independen, dan jika terdapat pengaruh lang-sung variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh positif variabel independen (kepercayaan) terhadap variabel mediasi (keputusan pembelian online). Artinya, me-diasi tidak dapat diuji.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Untuk meningkatkan kepuasan pembelian online waktu yang cepat saja tidaklah cukup, tetapi konsumen harus melakukan pembelian online terlebih dahulu. Untuk meningkatkan kepuasan pembelian online harga yang murah dan dapat ditawar saja tidaklah cukup, tetapi konsumen harus melakukan pembelian online terlebih dahulu. Untuk meningkatkan kepuasan pem-belian online keamanan yang terjamin tidaklah cukup, tetapi konsumen harus melakukan pembelian online terlebih dahulu.

Saran

Walaupun minimal sampel yang dibutuhkan sudah memenuhi syarat untuk diolah dengan menggunakan analisis SEM yaitu di atas 100, namun akan lebih baik jika pada penelitian selanjutnya banyaknya respon-den dapat ditambah sehingga lebih mewakili obyek penelitiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. S. and Norjaya Mohd. Yasin. 2010. “An In-vestigation into the Antecedents of Customer Satisfaction of Online Shopping”. Journal of Marketing Development and Competitiveness. 21(4):212-223.

Balasubramanian, Sridhar, Prabhudev Konana. and Nirup M Menon. 2003. “Customer Satisfaction in Virtual Environments: A Study of Online Investing”. Management Science. 24(1):34-55.

Benson, Robert J., Thomas L. Bugnitz and William B. Walton. 2004. From Business Strategy to IT Action. Right Decisions for a Better Bottom Line. John Wiley and Sons, Inc., New Jersey.

Chiu, C., Change. and Fang, Y H. 2009. “Determi-nants of customer repurchase intention in online shopping”. Online Information Review. 33(4):321-334.

Close, A. G. and Kukar-Kinney, M. 2010. “Beyond buying: Motivations behind consumers’ on-line shopping cart use”. Journal of Business Research. 37(2):123-144.

Constantinides, E., Lorenzo-Romero, C., and Go´mez, M. A. 2010. “Effects of web experience on con-sumer choice: A multicultural approach”. Inter-net Research. 23(5):332-343.

Devaraj, S., M. Fan, R. Kohli. 2002. “Antecedents of B2C Channel Satisfaction and Preference: Validating e-Commerce Metrics”. Information Systems Research. 13(3):214-229.

Ferrinadewi, E. 2005. “Pengaruh Tipe Keterlibatan Konsumen Terhadap Kepercayaan Merek dan Dampaknya Pada Keputusan Pembe-lian”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 17(1):34-45.

Kim, M. K., Park, C. and Jeong, D. H. 2004. “The effects of customer satisfaction and switching barrier on customer loyalty in Korean mobile

195

PENGARUH WAKTU, HARGA, KEAMANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP..................................(Revina Julina Marentek)

telecommunication services”. Telecommunica-tions Policy. 18(2):167-187.

Jayawardhena, Wright. dan Masterson. 2003. “An investigation of online consumer purchasing”. Qualitative market research. 21(2):134-156.

Kim, D., Silvasailam. and H.R Rao. 2004. “Informa-tion Assurance in B2C Web Sites for Informa-tion Goods/Services”. Electronics Markets. 11(4):297-318.

Kotler, P dan Gary Armstrong. 2010. Principles of Marketing. 13th Edition.Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

Lee, K., Joshi, K. and Bae, M. 2009. “A Cross-Cul-tural Comparison of Determinants of Customer Satisfaction in the Context of Technology Mediated Service Encounters”. Journal of Global Information Technology Management. 22(2):166-187.

Lim, N. 2003. “Consumer’s perceived risk: Source versus consequences”. Electronic Commerce Research and Application. 19(4):298-319.

Nuseir, T., Nitin Arora., Morad M. A. Al-Masri. dan Mazhar Gharaibeh. 2010. “Evidence of Online Shopping: A Consumer Perspective”. Interna-tional Review of Business Research Papers. 11(3):223-241.

Rofiq Ainur. 2007. “Pengaruh Dimensi Kepercay-aan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce: Studi Pelanggan E-Commerce di Indonesia”. Tesis. Program Studi PascaSa-rjana Fakultas Ekonomi Universitas Malang. (Online), (www.google.com. Diakses 3 Maret 2010).

Su, D. and Xu Huang. 2011. “Research on Online Shopping Intention of Undergraduate Consum-er in China—Based on the Theory of Planned Behavior School of Business Administration”. International Business Research. 4(1):29-41.

.

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

INDEKS SUBYEKJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Bbudgetary slack 143, 144, 146, 147, 149, 151,152, 153buying decision 185buying satisfaction 185

Cchange management 167, 168, 169, 171, 172, 173,174

Ddice method 167discretionary accruals 175, 178, 181, 182, 183

Eentrepreneurial orientation 155, 165, 166

Fforce-field analysis 167, 169, 170

Ggender 148, 155, 156, 158, 159, 160, 161, 162,163, 164, 165, 166

Iinnovation success 155internal and external auditors 131

Mmarket orientation 155, 165, 166

Oobedience pressure 143, 153

Pperceived responsibility 143, 153procedures and quality of audit 131

RR&D expense 175

Sstrategic management 167security 185, 186

Ttransition model 167, 169, 171trust 185, 186, 194, 195

Vvoluntary disclosure 175, 182, 183

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

INDEKS PENGARANGJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

AAnnisa Rahma Herdyana 167

EEvi Grediani 143

HHeni Kusumawati 155

JJenni Veronika BR Ginting 175

MMaria Pampa Kumalaningrum 155

NNita Andriyani Budiman 131

RRevina Julina Marentek 185Rizal Syarief 167

SSetiadi Djohar 167Slamet Sugiri 143

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpanama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataantertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis denganhuruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletakdi tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan

huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semuapenulis, tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkannama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jikamengambil artikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku,penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: ACase Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat.In: G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., NewYork.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasionaldan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpanama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataantertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis denganhuruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletakdi tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan

huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semuapenulis, tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkannama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jikamengambil artikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku,penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: ACase Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 24, No. 3, Desember 2013

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat.In: G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., NewYork.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasionaldan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

.