jrti, vol. 13 no. 2 desember 2019
TRANSCRIPT
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Jurnal Riset Teknologi
Industri Volume 13 Nomor 2 Desember 2019 ini dapat terbitkan kembali.
Hal ini juga berkat dukungan dan kerjasama dari segenap Dewan Redaksi
serta partisipasi aktif dari semua rekan seprofesi. Para pembaca setia
Jurnal Riset dan Teknologi Industri dapat hadir kembali dalam edisi yang
memuat berbagai karya ilmiah yang aktual yang kami harap dapat
memperoleh cakrawala ilmiah serta meningkatkan profesionalisme kita.
Ada sebelas topik yang dapat kita simak dalam edisi kali ini, yaitu : 1.
Pengaruh Kapasitas Pengeringan terhadap Karakteristik Gabah
menggunakan Swirling Fluidized (SFBD) , 2. Evaluasi Sifat Fisik-Kimia dan
Karakteristik Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Timun Suri (Cucumis melo
L.var) Terenkapsulasi Kitosan, 3. Prototipe Alat Pencacah Kulit Kayu
Bangkal (Nauclea subdita), 4. Kontrol Konsistensi Mutu dan Kandungan
Aflatoksin Produk Kacang Tanah Sangrai melalui Standardisasi Proses
Produksi, 5. Karakteristik Fisiokimia, Sifat Fungsional dan Nilai Gizi Biji
dan Tepung Jagaq (Setaria italica), 6. Metode Pemecahan Emulsi Krim
Santan untuk Produksi Konsentrasi Protein Blondo, 7. Peningkatan Gas
Metan dan Nilai Kalor Bahan Bakar Biogas melalui Proses Pemurnian
dengan metode Tiga Lapis Adsorpsi Bahan Padat, 8. Rasio Campuran Air
Kelapa Sari Wortel dan Variasi Susu Skim terhadap Mutu Minuman
Probiotik, 9. Perbaikan Aliran Proses Produksi Cokelat Bar dengan Metode
Value Stream Mapping, 10.Pengaruh Jenis Pati dan Lipid terhadap Sifat
Fisikokimia Edible Film Komposit dan Aplikasinya sebagai Pengemas
Dodol Nanas, 11.Potensi Bambu untuk Pemanfaatan sebagai Bahan
Bakar Arang dengan Metode Pengarangan Retort Tungku Drum,12.
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Tepung Tapioka dan Industri Tahu
sebagai Bahna Baku Bioetanol dengan Proses Hidrolisa H SO dan 2 4
Fermentasi Ragi Instan, 13. Modifikasi Proses Penambahan Bulir Sari
Buah Jambu Biji : Analisi Mutu dan Tekno Ekonomi,14. Pengaruh Aktivasi
secara Kimia menggunakan Larutan Asam dan Basa terhadap
Konsentrasi Zeolit Alam, 14. Penggunaan Ferri Klorida dan Kitosan
Cangkang Kepiting sebagai Alternatif Koagulan pada Pengolahan Air
Limbah Laundry, 15.Pemanfaatan Limbah Kulit dan Daun Singkong
sebagai Campuran Bahan Pakan Ternak Unggas,16. Identifikasi
Komponen Senyawa Kimia Ekstrak Biji Buah Naga Merah (Hylocereus
polythizus) sebagai Bahan Baku Industri, 17. Identifikasi Komponen
Senyawa Kimia Ekstrak Biji Buah Naga Merah (Hylocereus polythizus)
sebagai Bahan Baku Industri, 18. Pengering dan Mutu Ikan Kering, 19.
Peluang Minyak Mentah Sawit sebagai Bahan Sediaan Farmasi
JRTI, Vol. 13 No. 2 Desember 2019
PENANGGUNG JAWABKepala Balai Riset dan Standardisasi Industri
EDITOR IN CHIEFEldha Sampepana,ST,M.Si (Kimia Industri)
MITRA BESTARI Prof. DR. Oec.troph. Ir.Khrisna Purnawan Candra, MS (Pangan)
Prof. Enos Tangke Arung,S.Hut., Ph.D. (Kimia Hasil Hutan)Anton Rahmadi, S.T.P.,M.Sc,Ph.D
DR. Anas Ma’ruf, MT (Teknik Industri)DR. Ir. Rizal Alamsyah (Rekayasa)
DR. Ir. Sari Farah Dina, MT (Energi/Rekayasa)DR. Ir. Aris Mukimin, M.Si. (Lingkungan)
Novy Pralisa Putri, ST., M.Eng (Kimia)Firman, ST.,M.Eng (Kimia)
DR. Bibit Suhatmady, S.Pd., M.Pd (Bahasa Inggris)
EDITORIAL BOARDIr. Suroto,HS., M.P. (Kimia Industri)
Sulharman, ST.,MT (Perancangan Mesin) Haspiadi, PG.Dip.Sc (Kimia Lingkungan)
Dra. Fauziati, MM. (Kimia Industri)Ir. Nami Lestari (Pemproses Pangan)
Farida Djumiati Sitania, ST.,MT (Teknik Industri)Mustafa, ST.,MT (Kimia/Lingkungan)
Jantri Sirait, ST (Section Editor)Wara Widyarini E.S., MT(Section Editor)
Ageng Priatni, ST., M.Si (Copy Editor)Titik Nurwidayati, S.Si (Copy Editor)Palupy Eka Yustini, SP (Copy Editor)
Yuni Adiningsih, ST.,M.Si (Proofreader)Hermanto, SP (Proofreader)
LAY OUT EDITOR Imam Mashuri, S.Kom
SEKRETARIATFitriani, SKM.,M.Si
ALAMAT REDAKSI/PENERBITBalai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda
Jalan MT. Haryono/Banggeris No. 1 SamarindaTelp./fax. (0541) 732274, 745431Email : [email protected] atau
p-ISSN 1978-6891e-ISSN 2541-5905
Akhirnya redaksi menyampaikan terima kasih kepada penulis dan mengharapkan partisipasi aktif dari para penulis lainnya untuk dapat menyumbangkan karya tulis ilmiah hasil penelitian dan pengembangan konseptual (studi pustaka) pada penerbitan selanjutnya.
Editor in Chief
UCAPAN TERIMA KASIH
Jurnal Riset Teknologi Industri (JRTI) menyampaikan terima kasih kepada Mitra Bestari yang telah menelaah (mereview) artikel-artikel pada penerbitan Vol. 13 No. 2 Desember 2019. Terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. ( - Fakultas Pertanian, Universitas Prof. Ir. Krishna Purnawan Candra PanganMulawarman, Samarinda) ;
2. Bapak Prof. Enos Tangke Arung,S.Hut,.M.P, Ph.D (Kimia Hasil Hutan - Fakultas Kehutanan,
Universitas Mulawarman Samarinda ) ;
3. Bapak Dr. Ir. Anas Ma'ruf, M.T. ( Teknik Industri- Institut Teknologi Bandung) ;
4. Bapak - Dr. Ir. Aris Mukimin, M.Si (Lingkungan Balai Besar Pencegahan Pencemaran Industri, Semarang) ;
5. Bapak Anton Rahmadi, S.T.P, M.Sc.,Ph.D., (Pangan - Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda) ;
6. Ibu Dr. Ir. Sari Farah Dina, M.T Energi - Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan) ; (
7. Ibu Novy Pralisa Putri, S.T., M.Eng. ( Kimia - Universitas Mulawarman, Samarinda) ;
8. Bapak Dr. Ir. Rizal Alamsyah, M.Sc, (Energi- Balai Besar Industri Agro) ;
9. Bapak Firman, ST., M.Eng (Kimia -Politeknik Negeri Samarinda) ;
10. Bapak Dr. Bibit Suhatmady, S.Pd.,M.Pd (Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda)
JRTI, VOL.13 NO.2 DESEMBER 2019
ii
HASIL PENELITIAN
Pengaruh Kapasitas Pengeringan terhadap Karakteristik Gabah menggunakan Swirling Fluidized (SFBD)
Novrinaldi, Satya Andika Putra
Evaluasi Sifat Fisik-Kimia dan Karakteristik Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Timun Suri (Cucumis melo L.var) Terenkapsulasi Kitosan
Fitria Mentari,Rissa Laila Vifta
Prototipe Alat Pencacah Kulit Kayu Bangkal (Nauclea subdita)
Budi Tri Cahyana, Ratri Yuli Lestari, Mohammad Listianto Raharjo
Kontrol Konsistensi Mutu dan Kandungan Aflatoksin Produk Kacang Tanah Sangrai melalui Standardisasi Proses Produksi
Umi Laila, Yuniar Khasanah, Rifa Nurhayati, Dini Ariani, Lusty Istiqomah, Wiwin Widiastuti, Muhammad Kurniadi
Karakteristik Fisiokimia, Sifat Fungsional dan Nilai Gizi Biji dan Tepung Jagaq (Setaria italica)
Paluphy Eka Yustini, Bernatal Saragih, Syamad Ramayana
Metode Pemecahan Emulsi Krim Santan untuk Produksi Konsentrasi Protein Blondo
Mariati Edam, Nova Kumolontang, Judith Mandei
Peningkatan Gas Metan dan Nilai Kalori Bahan Bakar Biogas melalui Proses Pemurnian dengan Metode Tiga Lapis Adsorpsi Bahan Padat
Fahriansyah, Sriharti, Moeso Andrianto
Rasio Campuran Air Kelapa Sari Wortel dan Variasi Susu Skim terhadap Mutu Minuman Probiotik
Judith Henny Mandei, Mariati Edam, Yunita Filia Assah
Perbaikan Aliran Proses Produksi Cokelat Bar dengan Metode Value Stream Mapping
Ashri Indriati, Dadang D Hidayat, Doddy A Darmajana, Indra Masrin
Pengaruh Jenis Pati dan Lipid terhadap Sifat Fisikokimia Edible Film Komposit dan Aplikasinya sebagai Pengemas Dodol Nanas
Nok Afifah, Lia Ratnawati, Doddy A Darmajana
Potensi Bambu untuk Pemanfaatan sebagai Bahan Bakar Arang dengan Metode Pengarangan Retort Tungku Drum
Rais Salim, Budi Tri Cahyana, I Dewa Gede Putra Prabawa, Saibatul Hamdi
JRTI, VOL.13 NO.2 DESEMBER 2019
DAFTAR ISI HAL
111 - 124
125 - 134
135 - 145
146 - 159
160 - 172
173 - 181
Kata Pengatar
Daftar Isi
Lembar Abstrak
i
iii - iv
v xxvi -
182 - 191
192 - 205
230 -241
206 - 216
217 - 229
Ucapan Terima Kasih ii
iii
HASIL PENELITIAN
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Tepung Tapioka dan Industri Tahu sebagai Bahan Baku Bioetanol dengan Proses Hidrolisa H SO dan Fermentasi Ragi Instan2 4
Nanti Musita
Modifikasi Proses Penambahan Bulir Sari Buah Jambu Biji : Analisi Mutu dan Tekno Ekonomi
Nur Kartika Indah Mayasti, Riyanti Eka Fitri, Nok Afifah
Pengaruh Aktivasi secara Kimia menggunakan Larutan Asam dan Basa terhadap Karaakteristik Zeolit Alam
Muhammad Al Muttaqii, David Candra Birawidha, Kusno Isnugroho, Muhammad Yamin, Yusup Hendronursito, Amila Dini Istiqomah, Diego Putra Dewangga
Penggunaan Ferri Klorida dan Kitosan Cangkang Kepiting sebagai Alternatif Koagulan pada Pengolahan Air Limbah Laundry
Adhi Setiawan, Citra Eripramita Yunus, Tarikh Azis Ramadani, Novi Eka Mayangsari
Pemanfaatan Limbah Kulit dan Daun Singkong sebagai Campuran Bahan Pakan Ternak Unggas
Hermanto, Fitriani
Identifikasi Komponen Senyawa Kimia Ekstrak Biji Buah Naga Merah (Hylocereus polythizus) sebagai Bahan Baku Industri
Eldha Sampepana, Titik Nurwidayati, Suroto Hadi Saputra
Pengering dan Mutu Ikan Kering
Jantri Sirait
Peluang Minyak Mentah Sawit sebagai Bahan Sediaan Farmasi
Fauziati, Hermanto, Fitriani
JRTI, VOL.13 NO.2 DESEMBER 2019
DAFTAR ISI HAL
242 - 252
266 - 271
253 - 265
272 - 283
284 - 295
296 - 302
303 - 313
314 - 324
iv
v
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
JURNAL RISET TEKNOLOGI INDUSTRI Vol. 13 No. 2 Desember 2019
ABSTRACT SHEET
THE EFFECT OF DRYING CAPACITY ON ROUGH RICE CHARACTERISTICS USING SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER (SFBD)
Novrinaldi, Satya Andika Putra
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2 TTG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Jl. K.S. Tubun No.5 Subang, Jawa Barat 41213
e-mail: [email protected], [email protected]
Diterima : 19-03-2019, Direvisi : 29-04-2019, Disetujui : 25-06-2019
ABSTRACT
This research aims to look at the characteristics of grain produced by drying by conducting experiments using swirling fluidized bed dryer (SFBD) with variations in drying load. Rough rice with a weight of 200gr, 250gr and, 300gr each dried for 60 minutes with sampling nine times as weight as 10gr. Sampling was carried out at 0, 5, 10, 17, 24, 32, 40, 48 and 60 minutes. Each sample recorded temperature and relative humidity (Rh) data in the plenum and drying chamber. The decrease in rough rice moisture content was relatively uniform, and there was a significant decrease in moisture content in the first 5 minutes of drying where there was still a lot of free moisture content on the rough rice surface. During the drying process, the rough rice water content dropped from 29.25% to 14.03%, 28.58% to 14.21% and 26.8% to 13.78%. The relative humidity of the drying chamber decreases due to the increase in drying temperature. The evaporated water mass of the rough rice are 31.17 gr, 38.26 gr and 41.82 gr for each capacity. Humidity ratio between the plenum and the drying chamber is inversely proportional, wherein the drying chamber the humidity ratio will increase, and the plenum humidity ratio will decrease this is due to the increase in temperature and the exhaling of hot air. The humidity ratio difference between the drying chamber and the plenum in the final minutes of drying ranged from 5-7g / kg. Keywords: drying, moisture content, SFBD, temperature, Rh
EVALUATION OF PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES AND ANTIOXIDANT CHARACTERISTIC OF CUCUMBER SURI (Cucumis melo L. var) SEEDS
ETHANOLIC EXTRACT ENCAPSULATED IN CHITOSAN
Fitria Mentari, Rissa Laila Vifta
Program Studi S1-Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Jalan Diponegoro 186, Gedang Anak, Ungaran, Jawa Tengah
e-mail : [email protected]
Diterima : 29-05-2019, Direvisi : 17-06-2019, Disetujui : 01-07-2019
ABSTRACT
Cucumber Suri (Cucumis melo L. var) seeds extract had several secondary metabolites compound which have antioxidant activities. Secondary metabolites compound in herbal product have low bioavailability and solubility in water as usual. Nanoparticles formation can be used to solved this problem. This research was held to determine the physicochemical properties and antioxidant characteristics of Cucumber suri seeds extract encapsulated in chitosan. Extraction of Cucumber Suri seeds by maceration method using ethanol 70% as solvent. Physicochemical characterization was carried out by observing
vi
JRTI Vol 13 No. 2 Desember 2019
percent transmittance using a UV spectrophotometer and particle size determination using Particle Size Analyzer (PSA). Antioxidant characteristics by metal ion chelating and using sodium-EDTA as comparison by UV-Vis spectrophotometry method. Extraction of Cucumber Suri seeds giving a yield about 9.022% w/w. The transmittance percentages having an average about 99.5% that shown the qualitative parameters of nanoparticle formation. The Particle Size Analyzis showed that Chitosan-Cucumber Suri seeds had a polydispersion index (PI) of 0.677 and an average particle diameter size of 360 nm. The antioxidant activities of Nano-Chitosan Cucumber Suri Seeds had antioxidant power activities by IC50
value of 95,477 ppm with a stronger category than the Cucumber Seed Extract which had IC50 value 294,404 ppm in weak category. Keywords : antioxidant, chitosan, cucumber suri, metal ion chelating
THE PROTOTYPE OF BANGKAL (Nauclea subdita) TREE BARK CHOPPER
Budi Tri Cahyana, Ratri Yuli Lestari, Mohammad Listianto Raharjo
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru Jalan Panglima Batur Barat No. 2 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711
e-mail: [email protected]
Diterima : 09-04-2019, Direvisi : 24-05-2019, Disetujui : 15-07-2019
ABSTRACT
Bangkal tree bark (Nauclea subdita) was used by South Kalimantan people as naturalraw materialsfor cosmetic in the form of cool face powder or Bangkal face powder. This potential wasresearched bythe Baristand Industri Banjarbaru, in the form of cosmetics and pharmaceutical raw materials. The production ofBangkal tree bark extractwas using its refined raw materials. This process was done manually by cutting and pounding. The designing ofBangkal tree bark chopper prototype was intended to simplify the refining process and increase the production volume. The prototype has dimensions of 27 cm long,15 cm wide, and 11 cm high. The electric motor as a rotationsource of chopper knife has a power input 186 W and voltage 220 V. Electric motor power can produce a force of 28.19 N at the blade edge and meet the needs of the cutting force of dried Bangkal bark, 21.6 N. The prototype has two fly knifes, attached to the shaft with a distance 180° and the blade has same direction with shaft rotation.The knifes was made of high speed steel (HSS) material which is suitable for use as a high-speed chopper blade.The maximum capacity of the chopper was 1.855 kg/hour. Fixed cost of manufacturingBangkal tree bark chopper was3,675,000.00 IDR. While operating cost which include electricity costs, depreciation costs and maintenance costs was385.13 IDR/kg. Keywords: bangkal, tree bark, chopper, techno-economy
CONTROL OF QUALITY CONSISTENCY AND AFLATOXIN CONTENT OF ROASTED PEANUT PRODUCT THROUGH PRODUCTION PROCESS
STANDARDIZATION
Umi Laila, Yuniar Khasanah, Rifa Nurhayati, Dini Ariani, Lusty Istiqomah,
Wiwin Widiastuti, Muhamad Kurniadi Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jalan Jogja-Wonosari km 31.5 Desa Gading, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta 55861 E-mail: [email protected]
Diterima : 08-04-2019, Direvisi : 24-05-2019, Disetujui : 22-07-2019
ABSTRACT
vii
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
Peanut has been processed by Bimaram - Small Medium Enterprise (SME) to become roasted shelled-peanut. The production process was not referred to certain Standard Operating Procedure (SOP). It was opposite to consumer desire for obtaining consistent and stable product from quality and safety aspect. Through this research, SOP was arranged. Quality character including moisture content and sensory properties (taste, aroma, and hardness) and also a critical point of the peanut-based product that is aflatoxin B1 were evaluated. Arranged POB was applied to the SME, include production line with the detail of process unit, material and equipment specification, and targeted outcome based on each process unit. From this research, it can be obtained that arranged SOP has not to change former production process which had been conducted by SME, SOP just records the production process and serves it to be more systematic and standardized measurable. It was revealed by the moisture content of roasted peanut produced before and after SOP applied were non significant different (p>0.05), i.e. 4.31% and 4.58% respectively. SOP application improved sensory properties of roasted peanut for taste and hardness although the difference was unsignificant (p>0.05), except aroma in which the improvement was significant (p<0.05). Correlation test depicting the relation of moisture and sensory properties to SOP application showed a similar result. Meanwhile, aflatoxin B1 contents of raw peanut, semi-dried peanut, and roasted peanut after SOP application were beneath acceptable threshold regulated by Indonesia National Agency of Drug and Food Control and also US Food and Drug Administration, i.e. 4.68; 2.78; 4.42 ppb respectively. Keywords : roasted peanut, standard operating procedure, moisture content, sensory, aflatoxin B1
PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS, FUNCTIONAL PROPERTIES AND
NUTRITIONAL VALUES OF JAGAQ(Setaria italica)SEEDS AND FLOUR
Paluphy Eka Yustini1, Bernatal Saragih2, Syamad Ramayana2
1Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda 2Magister Pertanian Tropika Basah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman,
Jl. Pasir Balengkong Kampus Gunung Kelua Samarinda
Email: [email protected]
Diterima : 06-05-2019, Direvisi : 24-06-2019, Disetujui : 06-08-2019
ABSTRACT
Jagaq (Setaria italica) is a kind of serelia plant that is planted between paddy fields by Dayak people in the West Kutai Regency area of East Kalimantan. The seeds produced from this plant are used by the Dayak community as an alternative food besides rice. So far, research on characterization of the nutritional content of seeds and flour has not been conducted. Therefore, this research aims to find out the physicochemical characteristics of jagaq seeds and flour. The physicochemical test of characteristics of jagaq seeds including weight of one hundred seeds, seed weight, visual color, density of kamba, proximate test, crude fiber test, amylose test and the amount of energy were tested three times. Furthermore, the flour had been tested with visual color, density of kamba, yield, absorption, wettability, gelatinization temperature, proximate test, crude fiber test, amylose test and the amount of energy tested three times. The results of the study reveal that both jagaq seeds and flour have physicochemical characteristics that can be used as alternative food sources because of the jagaq nutritional compositions that obtaining carbohydrate substances. Based on the physicochemical analysis of seeds and flour, jagaq can be used as alternative for further food diversification products.
Keywords : Jagaq, nutrition, gelatinization, density of kamba
viii
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
METHOD OF COCONUT MILK CREAM EMULSIONS BREAKING FOR BLONDO PROTEIN CONCENTRATE PRODUCTION
Mariati Edam, Nova Kumolontang, Judith Mandei
Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado Jalan Diponegoro No: 21-22 Manado, telp/fax. (0431) 852395, 852396
Email : [email protected]
Diterima : 02-05-2019, Direvisi : 08-06-2019, Disetujui : 06-09-2019
ABSTRACT
Blondo is formed protein in the extraction process to obtain oil with wet process from coconut cream. Blondo is a by-product of VCO and coconut oil making which has not been utilized optimally. Blondo protein can be isolated by coagulating proteins from acid denaturation and stirring. This study aim to analyze the effect of the emulsion solving method on the chemical characteristics of blondo protein concentrate. The research method used an experimental method with a trial using a Complete Random Design (CRD) with emulsion breaking methods treatment of physical (stirring), chemical (addition of vinegar) and fermented (spontaneous fermented), each repeated for three times. Analyzed parameters from protein concentrate are protein, fat, water and ash content. The results of the analysis of blondo protein concentrate showed protein content of (78.21-82.76%), fat content of (0.75-0.85%), water of (4.9-4.94%) and ash of (2.30-2.38%). The method of breaking the emulsion has an effect on protein content, fat content, and ash content and does not effect the moisture content of the blondo protein concentrate produced. The best blondo protein concentrate is using fermentation method with the following characteristics: protein content 82.76%, fat 0.75%, water 4.93% and ash 2.30%. Keywords : blondo, emulsion breaking, protein concentrate
IMPROVEMENT OF METHANE GAS AND CALORIE VALUE OF BIOGAS FUELS THROUGH PURIFICATION PROCESS WITH THE THREE LAYERS OF SOLID
ADSORPTION METHOD
Fahriansyah, Sriharti, Moeso Andrianto
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. K.S Tubun No.5 Subang Jawa Barat, 41213, Indonesia
Email: [email protected]
Diterima : 15-07-2019, Direvisi : 05-08-2019, Disetujui : 28-08-2019
ABSTRACT
The aim of this study was to analyze the quality of biogas fuel derived from quail droppings through the biogas purification process using a three-layer adsorption method. The material used for absorption is silica gel for 2000 - 2058 g iron scrap amounting to 736 - 1092 g and zeolites for 1946.8 - 1991 g. The test results showed that there was an increase in methane gas (CH4) of 10.93 -25.38%, a decrease in CO2 of 39.69 - 52.18%, a decrease in H2S of 100% and the effectiveness of water absorption of 27.35 - 50.35 g of biogas H2O/m3, increase in calorific value 8.76 - 11.12 kcal/m3. Keywords : biogas fuel, fuel quality, purification, adsorption method
ix
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
THE RATIO OF COCONUT WATER, CARROT JUICE, AND VARIETY OF SKIM MILK MIXTURE ON PROBIOTIC DRINK QUALITY
Judith Henny Mandei, Mariati Edam, Yunita Filia Assah
Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Jalan Diponegoro No: 21-22 Manado, telp/fax. (0431) 852395, 852396 Email: [email protected]
Diterima : 29-05-2018, Direvisi : 10-07-2019, Disetujui : 17-09-2019
ABSTRACT The beneficial effects of probiotics on human health are increasingly promoted by health professionals. The research aims to see the effect of the ratio of coconut water, carrot juice and the addition of skim milk and get a probiotic beverage mixture of coconut water and carrot juice that meets the quality requirements SNI 7552:2009 Flavored fermented milk drinks. The study was conducted using the factorial experimental method with treatment of ratio of coconut water vs carrot juice in b/b (100: 0; 90:10; 80:20), and the addition of skim milk (b/b), namely: 0%; 1%; 2% and 3%. Observations were made on raw materials of coconut water and carrot juice including sugar, mineral content and protein content of skim milk. Probiotic drinks was testing on its fat content, nonfat solids, protein, ash, titrated acidity, number of starter cultures and organoleptic observations according to SNI 7552:2009 Fermented Milk Drinks, and mineral content. The results showed that the products that met the quality requirements were 80:20 coconut carrot juice mixed products and 1% skim milk so that it became the best product with 0.50% fat content, 19.72% nonfat solid milk, 1.10 protein %, ash 0.68%, acidity titrated 0.8%, number of starter cultures 2.80x109, with liquid appearance, distinctive smell of yogurt and carrots, sour taste typical of yogurt + carrot flavor, but less homogeneous. Keywords : Carrot juice, coconut water, functional drink
CHOCOLATE BAR PRODUCTION FLOW IMPROVEMENT USING VALUE STREAM MAPPING METHOD
Ashri Indriati1, Dadang D Hidayat1, Doddy A Darmajana1, Indra Masrin2 1Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. KS. Tubun No. 5 Subang, Jawa Barat, 41213 2Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang
Email: [email protected]
Diterima : 25-03-2019, Direvisi : 15-04-2019, Disetujui : 30-04-2019
ABSTRACT
Indonesia is one of a large cocoa producing country. Cocoa processing into chocolate bars in business activities still experiences waste in the production process. The production process is an essential part of a business, due to the costs incurred and the quality of the products produced. Therefore it is necessary to develop the production process to minimize the waste so that a more effective and efficient production process can be obtained. The method used was lean manufacturing with the Value Stream Mapping (VSM). The results of the study determined that the actual waste in the production process was in the form of environmental, health and safety, transportation, and waiting. Improvements were made by minimizing the waste found by combining several methods and changing manual processes with mechanic devices. Analysis of the future state mapping showed that the developments in the form of increasing effectiveness and efficiency in the chocolate bar production flow; this could decrease the value of cycle time by 45.50% and lead time by 44,86%. Keywords : cocoa, chocolate, waste, lean manufacturing metode, value stream mapping
x
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
THE EFFECT OF STARCH AND LIPID TYPE ON PHYSICOCHEMICAL
PROPERTIES OF COMPOSITE EDIBLE FILM AND ITS APPLICATION AS PINEAPPLE DODOL PACKAGING
Nok Afifah*, Lia Ratnawati, Doddy A. Darmajana
1Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPI
Jl. KS Tubun No. 5 Subang 41213,
* E-mail kontributor utama: [email protected]
Diterima : 27-08-2019, Direvisi : 31-10-2019, Disetujui : 07-11-2019
ABSTRACT
Composite edible films were obtained by varying the starch source (canna, arrowroot, and cassava starch) and type of lipid (beeswax and beeswax-cocoa butter). It was prepared by blending starch, carrageenan, beeswax, cocoa butter, glycerol, tween 80 and aquadest. The chosen formulation was applied to cover pineapple dodol. The dodol was wrapped with polypropylene plastic and edible film with and without antimicrobial-antioxidant. The edible films were analyzed on the thickness, water vapor transmission rate, tensile strength, elongation, and color. The Dodol was evaluated on moisture content, free fatty acid, color components (L, a and b values), texture and total plate count during storage. The result showed that the starch with a high content of amylose tended to rise the tensile strength but less elongation. The edible film based on tapioca starch resulted lower in a different color than that of the other starches. The addition of cocoa butter decreased water vapor transmission rate, tensile strength, and elongation, but increased in thickness and color difference (ΔE). The composite edible film based on arrowroot starch and beeswax-cocoa butter had the lowest water vapor transmission rate and was applied to wrap the pineapple dodol. After storing the dodol for 6 weeks at 30°C, the moisture content and lightness (L value) of the dodol decreased, while the free fatty acid, color components ‘a’ and ‘b’, texture, and total plate count of the dodol increased. The edible films supporting with antimicrobial antioxidant could preserve the quality of dodol better than edible films without antimicrobial-antioxidan with the moisture content of 10.49%, free fatty acid of 0.086%, hardness 21,155gf, and total plate count of 3.04 log colony/g on the end of the stored period. Keywords : antimicrobial, antioxidant, edible film, pineapple dodol, lipid, starch
POTENTIAL OF BAMBOO FOR CHARCOAL FUEL USING DRUM KILN RETORT METHOD
Rais Salim, Budi Tri Cahyana, I Dewa Gede Putra Prabawa, Saibatul Hamdi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru
Jl. Panglima Batur No. 2, Banjarbaru, Indonesia E-mail : [email protected]
Diterima : 01-06-2019, Direvisi : 01-07-2019, Disetujui : 05-09-2019
ABSTRACT Bamboo can be used as alternative energy in carbon charcoal by carbonization. This research used a retort-type drilling system with a double drum furnace as a place of heating and combustion. The aim of this paper were to measure the optimization process of the casting tool and to analyse the quality of bamboo charcoal that produced by the drum furnace retorting system. In this study betung
xi
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
bamboo (Dendrocalamus asper) and ater bamboo (Gigantochloa atter) were used. The performance of drum kiln retort was analyzed by comparing based on the literature and on the results of previous studies.The quality of charcoal were compared with the standard of charcoal that were SNI 01-1683-1989; SNI 01-1682-1996; SNI 01-1506-1989 and SNI 01-6235-2000. The results showed that the maximum temperature was 590° C and the heating time was 127 minutes resulting charcoal with black color. The quality of betung and ater bamboo charcoal were obtained respectively, water content of betung and ater bamboo was 2.87% and 3.49% (max. 6-8%); volatile matter substances was14.64% and 14.47% (max. 10-30%); ash content was 6.65% and 5.71% (max. 3-8%); bound carbon content was78.71% and 79.82% (min. 80%); and the yieldwas 31.95% and 29.14%. Keywords : Bamboo, carbon charcoal, retort, Dendrocalamus asper, Gigantochloa atter
UTILIZATION OF TAPIOCA AND TOFU INDUSTRIAL SOLID WASTE AS
BIOETHANOL RAW MATERIAL WITH H2SO4 HYDRAULIC PROCESS AND INSTANT FERMENTATION
Nanti Musita Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung
Jl. By Pass Soekarno-Hatta Km.1. Rajabasa. Bandar Lampung
Email : [email protected]
Diterima :26-06-2019, Direvisi : 20-07-2019, Disetujui : 12-08-2019
ABSTRACT
The amount of solid waste from tapioca flour industry and tofu industry is quite abundant, but it has not been used optimally. Even though the material still contains enough high carbohydrates so that it can be used as a raw material for bioethanol. Bioethanol of the study made from solid waste (onggok) of tapioca industry and tofu industry. The objects of the study to obtain the optimum concentration of sulfuric acid in the hydrolysis process and to obtain the optimum fermentation time in the process of making bioethanol from onggok of tapioca industry and tofu industry. The result of the research exhibited that onggok of tapioca and onggok of tofu can be used as raw material for making bioethanol. The optimum concentration of sulfuric acid to onggok of tofu and tapioca on hydrolysis process at a concentration of 0.5 M for 30 minutes at 121oC. While fermentation process, there are decreasing process in pH and glucose, then increasing ethanol production. The optimum ethanol production occurs at 5 days fermentation time with ethanol concentration of 4.77% b/b from onggok of tofu and 4.97% b/b from onggok of tapioca. Keywords: bioethanol, tofu industry, tapioca flour industry, hydrolysis, instant yeast
THE MODIFICATION OF FRUIT GRAINS ADDITION PROCESS IN GUAVA
JUICE: QUALITY AND TECHNO-ECONOMIC ANALYSIS
Nur Kartika Indah Mayasti, Riyanti Ekafitri, Nok Afifah
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. K.S. Tubun No. 5 Subang, 41211, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
Diterima : 13-08-2019, Direvisi : 30-11-2019, Disetujui : 04-12-2019
ABSTRACT Currently, many guava juice (SBJB) drinks can be found in markets. SBJB drinks with the addition of fruit grains aim to provide the sensation of the original fruit and attract the attention of consumers.
xii
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
The addition of grains of fruit by utilizing by-products from the production of fruit juice that has been wasted. This study aimed to add crushed fruit flesh to SBJB drinks with three process of modification (control, addition on the mixing tank, and addition on the thermotank) and to observe their effects on several physical, chemical, preference, and techno-economic analysis. The three treatments produced a grain weight of 3.80-10.12 w/v, Total soluble solid 11.80-12.10obrix, pH 4.40-4.46, titratable acidity 0.06-0.07%, vitamin C 20,12-22,31% and overall acceptance are neutral to rather preferred. The addition of grains affects the quality of SBJB drinks, among others, increase the weight of grains, decrease pH, increase titratable acidity and increase vitamin C. The treatment of adding grains to the mixing tank resulted in the highest level of preference. This showed that the preferred SBJB drinks had a grain weight of 5.77% w/v, Total soluble solid 12.370brix, pH 4.40, titratable acidity 0.06%, and vitamin C of 21.82 ppm. Techno-economic analysis of SBJB beverage production with a production capacity of 590 litres/ day with a discount factor of 7% result NPV Rp 641.995.920, Net B / C 1.03, IRR 49,15%, and payback period for seven years six-month. The mentioned investment criteria showed that production of guava fruit drinks is feasible. Keywords: Guava juice, fruit grains, process modification, techno-economic
THE EFFECT OF CHEMICAL ACTIVATION BY USING ACID AND BASE SOLUTION ON NATURAL ZEOLITE CHARACTERISTICS
Muhammad Al Muttaqii1*, David Candra Birawidha1, Kusno Isnugroho1, Muhammad
Amin1, Yusup hendronursito1, Amila Dini Istiqomah2, Diego Putra Dewangga2 1Balai Penelitian Teknologi Mineral, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Tanjung Bintang-Lampung Selatan, 35361, Indonesia 2Jurusan Teknik kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
*Email: [email protected]
Diterima : 02-10-2019, Direvisi : 28-11-2019, Disetujui : 03-12-2019
ABSTRACT
Natural zeolite is a mineral rocks which are common in Indonesia. Natural zeolite is a crystalline aluminosilicate which has been used in many fields of industry, agriculture, and waste water treatment. The activation process will be able to increase the activity of the natural zeolite. The activation of natural zeolite was done by using chloride acid (HCl) and sodium hydroxide (NaOH) solutions at various concentration of 0.5, 1, 1.5, 2, 2.5 M. The natural zeolites activation was analyzed by using XRD and XRF. Based on the XRD results, the main content of natural zeolite is mordenite. Based on the results of XRF showed silica (SiO2) compounds with acid treatment (HCl) in the range of 75-76%, while those with base treatment (NaOH) were in the range of 72-73%. The process of acid treatment in natural zeolites causes the decrease of Ca and Mg content in the natural zeolite. Keywords : activation, HCL, NaOH, natural zeolite, silica
THE USE OF FERRI CHLORIDE AND CRAB SHELL CHITOSAN AS AN ALTERNATIVE COAGULANTS IN LAUNDRY WASTEWATER TREATMENT
Adhi Setiawan, Citra Eripramita Yunus, Tarikh Azis Ramadani,
Novi Eka Mayangsari
Program Studi Teknik Pengolahan Limbah, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)
Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo-Surabaya, Indonesia 60111 e-mail: [email protected]
Diterima : 02-10-2019, Direvisi : 28-11-2019, Disetujui : 03-12-2019
xiii
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
ABSTRACT Disposal Laundry wastewater directly in the river were the cause of high river pollution. Laundry wastewater were resulted in an increase the parameters of COD, BOD5, and MBAS, which has a negative impact on river ecosystem. The coagulation process used the chemical FeCl3 can reduce the parameters of COD, BOD5 and MBAS in wastewater but cause negative effects on health. Chitosan from crustacean shells can be used as an alternative to environmentally friendly coagulants. The combination of chitosan coagulant and FeCl3 is expected to reduce the parameters of COD, BOD5, and MBAS laundry wastewater and can reduce the dose of the use of chemical coagulants. This research aims to synthesize chitosan bio-coagulants from crab shell and to test the effectiveness of chitosan crab shell, ferric chloride, and the combination of both coagulants in laundry wastewater treatment. The process of deasetilation of crab shells into chitosan using 60% NaOH solution at 125o C for 6 hours. Coagulation was carried out on wastewater using three types of coagulants, namely ferric chloride, chitosan and ferric chloride-chitosan. The results showed that the optimum dose of the use of a combination of coagulants occurred at a dose of 40 mg/L chitosan and 100 mgl/L ferric chloride with removal efficiency of COD, BOD5 and MBAS were 71.67%, 81.14%, and 66,24% respectively.Coagulant combination at the optimum dosage can save the used of ferric chloride by 84%. Keywords: chitosan, coagulation, ferric chloride, Laundry wastewater
UTILIZATION CASSAVA SKIN AND CASSAVA LEAVES AS MIXTURE OF POULTRY FEEDING
Hermanto, Fitriani
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda Jl. MT. Haryono/Banggeris No.1 Samarinda
Email: [email protected]
Diterima : 26-09-2019 Direvisi : 26-11-2019 Disetujui : 02-12-2019
ABSTRACT
One alternative to cope with the import of poultry feeds is to utilize local raw materials. The purpose of this study was to determine the best formulation of poultry feed and determine the average increase in weight of broilers (broilers) fed with a mixture of skin waste and fermented cassava leaves. The mixture is used as a raw material for the manufacture of poultry feed with a ratio of 80% fermented cassava skin and leaves and 20% basal feed (fish meal, corn flour, bran and vitamins). The comparison of cassava leaves and bark mixture is BP1: 50% cassava leaf + 50% cassava skin, BP2: 25% cassava leaf + 75% cassava skin, BP3: 75% cassava leaf + 25% cassava skin, BP4: 100% cassava leaf and BP5: 100% cassava skin. Feed quality testing was carried out according to SNI 01-3931-2006 Broiler Finisher, then the best feed and commercial feed (comparator) were tested on broilers aged 20 days, then observed and weighed their body weight each 5 days until the chicken is 35 days old. The best formulation of poultry feed is BP2 treatment, the trial results obtained an average increase in weight of chickens fed with a mixture of waste followed by fermented cassava plants is 40.89% while broiler chickens feeding with commercial chicken’s feed is 49.49%. Keywords: Cassava leaves and skin, formulation, poultry feed THE IDENTIFICATION OF CHEMICAL COMPOUNDS COMPONENTS OF RED DRAGON SEED
EXTRACT (Hylocereus polyrhizus) AS INDUSTRIAL RAW MATERIALS
Eldha Sampepana, Titik Nurwidayati, Suroto HS Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda
xiv
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
Jl. MT. Haryono/Jl. Banggeris No. 1 Samarinda,
Telp. 0541-7771364/ Fax. 0541745431 Email : [email protected]
Diterima : 22-11-2019, Direvisi : 04-12-2019, Disetujui : 23-12-2019
ABSTRACT
Red dragon fruit seeds are solid waste processed dragon fruit industry that has not been exploited but is suspected to have chemical compounds. Hence, this research aimed to identify the chemical compounds components Red dragon Seed extract as an industrial raw material was conducted. The method used wasthe maceration of the extracted red Dragon fruit seed extract with ethanol and n-Hexan extracts and then analysed using Gas Cromatography Mass Spectrophotometer (GCMS). The results showed that maceration of the extraction process using nHexan solvent produces more chemical components than the ethanol solvent. Components of chemical compounds that dissolve in the ethanol solvent there were 24 compounds and there were 9 dominant compounds that can be used as industrial raw materials such as 2-Pyridinepropanoic acid -methyl-β-oxo-ethyl ester, 1-Propanol,2-amino-(CAS) 2-Amino-1-, , , 3,3-tetramethylpiperidinepe.On the other hand, there were 250 chemical compounds in the N-Hexan solvent and there were34 most dominant compounds namely hexadecanoid acid, octadec-9-enoic acid,etillinoleat, 9-octadecenoic acid (Z)-(CAS) methyl ester, 2,4-Decadienal, (E,E)-(CAS) trans, trans-2,4-Decadienal, 2-β-PINENE, 1-Octen-3-ol, -Bergamotene, β-Bisabolene. These chemical compounds were volatile compounds, essential oils, fatty acid derivatives, vitamins, medicines, antioxidants, antibacterial used as a source of raw materials for food industry, cosmetics, pharmaceuticals.
Keywords : chemical compounds components, ethanol, industrial raw material, n-Hexan, Red dragon fruit seeds
THE DRYING AND THE QUALITY OF DRIED FISH
Jantri Sirait
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda Jl. MT.Haryono/Banggeris No.1 Samarinda
Alamat Email : [email protected]
Diterima :12-11-2019, Direvisi : 26-11-2019, Disetujui : 23-12-2019
ABSTRACT
Dried fish is one form of fish processed foods that are consumed by the Indonesian people because of the crispy taste is also easy to get. Fish is easy to experience the process of deterioration of quality and decay, so it needs to be done preserving by means of flushing and drying. The ideal fish drying process is 12 hours with an average temperature of 700C. The fuel used is gas to be more effective and efficient during the process of fish drying and temperature temperatures in the drying room is easy to control and dry fish that are made cleaner is not soot. The quality of dried fish is tested in accordance with SNI 01-2721-1992 with parameters of water content test, ash content, protein levels, fat content, carbohydrate levels, efficacy, aroma, flavor and texture. Key words: effect of time, temperature of dryer, quality of dried fish
xv
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
OPPORTINITIES FOR CRUDE PALM OIL PHARMACEUTICAL PREPARATIONS
Fauziati, Hermanto, Fitriani Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda
Jl. MT.Haryono/Banggeris No.1 Samarinda Alamat Email : [email protected]
Diterima :21-10-2019, Direvisi : 22-11-2019, Disetujui : 19-12-2019
ABSTRACT
Crude palm oil contains active compounds that are very useful for human health, the composition of bio active compounds in crude palm oil (CPO), including vitamin E, caratenoid, fitosterol, squalene, phospholipid, Co enzyme, polyphenolik. Phytosterols are steroids (sterols) found in plants and have a structure similar to cholesterol, but phytosterols contain ethyl groups in their branch chains. . The purpose of science writing here is to inform about the bioactive compounds contained in CPO which are the main products in the processing of palm oil and the isolation of phytosterols in CPO crude oil from palm oil as pharmaceutical preparations. In oil palm plants there are more than 40 sterol compounds which are dominated by three main forms of phytosterols, namely beta sitosterol, compesterol and stigmasterol. The use of phytosterols is to reduce cholesterol levels in the blood and prevent heart disease. Linoleic and oleic fatty acids can reduce cholesterol levels to normal, while alpha tocopherol can reduce LDL cholesterol levels where LDL can be oxidized and cause damage to blood vessels and plaque on the walls of blood vessels that can cause heart disease. Keywords: phytosterols, cholesterol, crude palm oil (CPO), bio active compound
xvi
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
JURNAL RISET TEKNOLOGI INDUSTRI Vol. 13 No. 2 Desember 2019
LEMBAR ABSTRAK
PENGARUH KAPASITAS PENGERINGAN TERHADAP KARAKTERISTIK GABAH
MENGGUNAKAN SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER (SFBD)
Novrinaldi, Satya Andika Putra
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2 TTG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Jl. K.S. Tubun No.5 Subang, Jawa Barat 41213
e-mail: [email protected], [email protected]
Diterima : 19-03-2019, Direvisi : 29-04-2019, Disetujui : 25-06-2019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik gabah hasil pengeringan dengan melakukan
percobaan menggunakan swirling fluidized bed dryer (SFBD) dengan variasi beban pengeringan. Gabah dengan berat 200gr, 250gr dan 300gr masing-masing dikeringkan selama 60 menit dengan pengambilan
sampel sebanyak 9 kali seberat 10gr. Pengambilan sampel dilakukan pada menit ke-0, 5, 10, 17, 24,
32, 40, 48 dan menit ke- 60. Setiap pengambilan sampel dicatat data temperatur dan kelembaban relatif (Rh) pada plenum dan ruang pengering. Penurunan kadar air gabah relatif seragam dan terjadi
penurunan kadar air yang signifikan pada 5 menit pertama pengeringan dimana kadar air bebas pada permukaan gabah masih banyak. Selama proses pengeringan kadar air gabah turun dari 29.25%
menjadi 14.03%, 28.58% menjadi 14.21% dan 26.8% menjadi 13.78%. Rh ruang pengering menurun akibat kenaikan temperatur pengeringan. Massa air yang diuapkan dari gabah sebesar 31.17gr, 38.26gr
dan 41.82gr untuk masing-masing kapasitas. Humidity ratio antara plenum dengan ruang pengering
berbanding terbalik, dimana pada ruang pengering humidity ratio akan naik dan pada plenum humidity ratio akan turun hal ini disebabkan oleh naiknya temperatur dan dengan dihembuskannya udara panas.
Selisih humidity ratio antara ruang pengering dengan plenum pada menit akhir pengeringan berkisar antara 5-7g/kg.
Kata Kunci : pengeringan, kadar air, SFBD, temperatur, Rh
EVALUASI SIFAT FISIKA-KIMIA DAN KARAKTERISTIK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL
BIJI TIMUN SURI (Cucumis melo L.var) TERENKAPSULASI KITOSAN
Fitria Mentari, Rissa Laila Vifta
Program Studi S1-Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Jalan Diponegoro 186, Gedang Anak, Ungaran, Jawa Tengah
e-mail : [email protected]
Diterima : 29-05-2019, Direvisi : 17-06-2019, Disetujui : 01-07-2019
ABSTRAK
Biji timun suri (Cucumis melo L. var) mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yang memiliki efek sebagai antioksidan. Senyawa metabolit sekunder bahan alam umumnya memiliki bioavalailabilitas
dan kelarutan yang rendah dengan air. Pembentukan nanopartikel dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisika-kimia serta karakteristik
antioksidan pada Ekstrak Biji Timun Suri terenkapsulasi kitosan. Ekstraksi Biji Timun
xvii
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
Suri dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Karakterisasi fisika-kimia dilakukan
dengan pengamatan persen transmitansi menggunakan Spektrofotometer UV serta penentuan ukuran
partikel menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Pengujian karakteristik antioksidan secara in-vitro dengan metode metal ion chelating dengan pembanding Natrium-EDTA dengan metode
spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi Biji Timun Suri menghasilkan rendemen sebesar 9,022 % b/b. Pengamatan nilai transmitansi menghasilkan rerata % (T) sebesar 99.5% yang menunjukkan parameter
kualitatif pembentukan Nano-Kitosan Biji Timun Suri. Analisis dengan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan hasil bahwa nano Kitosan-Biji Timun Suri memiliki indeks polidispersi (PI) sebesar 0.677
dan rerata ukuran diameter partikel sebesar 360 nm. Uji aktivitas antioksidan Nano-Kitosan Biji Timun
Suri menghasilkan daya antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai IC50 sebesar 95,477 ppm dengan kategori kuat lebih besar dibandingkan dengan Ekstrak Biji Timun suri yang memiliki nilai IC50 294,404
ppm dengan kategori lemah.
Kata kunci : antioksidan, kitosan, metal ion chealating, timun suri
PROTOTIPE ALAT PENCACAH KULIT KAYU BANGKAL (Nauclea subdita)
Budi Tri Cahyana, Ratri Yuli Lestari, Mohammad Listianto Raharjo
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru Jalan Panglima Batur Barat No. 2 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711
e-mail: [email protected]
Diterima : 09-04-2019, Direvisi : 24-05-2019, Disetujui : 15-07-2019
ABSTRAK
Kulit kayu bangkal (Nauclea subdita) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan baku
kosmetik alami berupa bedak dingin atau pupur bangkal. Potensi ini diteliti oleh Baristand Industri Banjarbarumenjadi bahan baku kosmetika dan farmasi. Pembuatan ekstrak kulit kayu bangkal
menggunakan bahan baku yang telah dihaluskan. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara
memotong dan menumbuk. Perancangan prototipe alat pencacah kulit kayu bangkal bertujuan mempermudah proses penghalusan dan meningkatkan hasil produksi. Prototipe memiliki dimensi
panjang 27 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 11 cm. Motor listrik sebagai sumber putaran pisau pencacah memiliki masukan daya 186 W dan tegangan 220 V. Daya motor listrik dapat menghasilkan gaya sebesar
28,19 N pada ujung mata pisau dan dapat memenuhi kebutuhan gaya pemotongan bahan kulit kayu
bangkal kondisi kering sebesar 21,6 N. Pisau pencacah berjenis pisau bergerak berjumlah dua buah, menempel pada poros dengan jarak 180° dan mata pisau searah putaran poros. Pisau terbuat dari
bahan high speed steel(HSS) yang cocok digunakan sebagai mata pisau pencacah dengan putaran tinggi. Kapasitas maksimal alat pencacah adalah 1,855 kg/jam. Modal tetap dalam pembuatan alat
pencacah kulit kayu bangkal sebesar Rp 3.675.000. Sedangkan biaya operasional yang meliputi biaya energi listrik, biaya penyusutan dan biaya perawatan adalah sebesar Rp 385,13/kg.
Kata kunci : bangkal, kulit kayu, alat pencacah, tekno-ekonomi
KONTROL KONSISTENSI MUTU DAN KANDUNGAN AFLATOKSIN PRODUK KACANG TANAH
SANGRAI MELALUI STANDARDISASI PROSES PRODUKSI
Umi Laila, Yuniar Khasanah, Rifa Nurhayati, Dini Ariani, Lusty Istiqomah,
Wiwin Widiastuti, Muhamad Kurniadi Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jalan Jogja-Wonosari km 31.5 Desa Gading, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta 55861 E-mail: [email protected]
xviii
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
Diterima : 08-04-2019, Direvisi : 24-05-2019, Disetujui : 22-07-2019
ABSTRAK
Kacang tanah diolah oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Bimaram menjadi kacang tanah sangrai tanpa kulit. Proses produksi kacang sangrai belum merujuk pada suatu Prosedur Operasional Baku
(POB). Hal tersebut sangat kontradiktif terhadap keinginan konsumen untuk mendapatkan produk yang konsisten dan stabil dari segi mutu dan keamanan produk. Melalui penelitian ini, disusun POB untuk
produksi kacang sangrai. Karakteristik mutu yang meliputi kadar air dan sifat sensoris produk (rasa,
aroma, kekerasan) serta titik kritis keamanan produk kacang yang berupa kandungan aflatoksin B1 dievaluasi. POB yang telah disusun diaplikasikan ke UKM Bimaram, yang mencakup alur produksi beserta
detail tiap titik prosesnya, spesifikasi bahan dan peralatan, serta sasaran hasil tiap titik proses. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa POB yang disusun tidak merubah prosedur produksi yang selama ini
dilakukan oleh UKM, POB hanya mencatat prosedur produksi dan menyajikannya lebih sistematis dan
terukur standar. Hal ini didukung oleh data kadar air yang didapat pada kacang sangrai sebelum dan setelah diterapkannya POB yang tidak berbeda nyata (p>0,05), berturut-turut sebesar 4,31% dan
4,58%. Penerapan POB meningkatkan karakteristik sensoris produk kacang sangrai untuk rasa dan kekerasan walaupun tidak signifikan (p>0,05), kecuali aroma yang peningkatannya signifikan (p<0,05).
Uji korelasi yang menggambarkan hubungan kadar air dan sifat sensoris terhadap penerapan POB menunjukkan hasil yang serupa. Sementara itu, kandungan aflatoksin B1 pada komoditas kacang
mentah, kacang setengah kering, dan kacang sangrai setelah penerapan POB berada di bawah ambang
batas yang dipersyaratkan BPOM dan US Food and Drug Administration, yang masing-masing adalah 4,68 ; 2,78 ; 4,42 ppb.
Kata kunci: kacang tanah sangrai, prosedur operasional baku, kadar air, sensoris, aflatoksin B1
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA, SIFAT FUNGSIONAL DAN NILAI GIZI BIJI DAN TEPUNG
JAGAQ (Setaria italica)
Paluphy Eka Yustini1, Bernatal Saragih2, Syamad Ramayana2
1 Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda 2Magister Pertanian Tropika Basah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman,
Jl. Pasir Balengkong Kampus Gunung Kelua Samarinda Email: [email protected]
Diterima : 06-05-2019, Direvisi : 24-06-2019, Disetujui : 06-08-2019
ABSTRAK
Jagaq (Setaria italica) merupakan tanaman sejenis serelia yang ditanam diantara padi ladang oleh masyarakat Dayak di daerah Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Biji yang dihasilkan dari tanaman
ini dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak sebagai pangan alternatif selain beras. Selama ini belum
pernah dilakukan karakterisasi terhadap kandungan gizi dari biji maupun tepung jagaq. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat fisikokimia dari biji maupun
tepung jagaq. Uji karakteristik sifat fisikokimia dari biji jagaq diantaranya bobot seratus biji, bobot perbiji, warna visual, densitas kamba, uji proksimat, uji serat kasar, uji amilosa dan jumlah energi yang
diuji dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Pada tepung jagaq uji yang dilakukan diantaranya warna
visual, densitas kamba, rendemen, daya serap, wettability, suhu gelatinisasi, uji proksimat, uji serat kasar, uji amilosa dan jumlah energi yang diuji dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa baik biji maupun tepung jagaq memiliki karakteristik fisikokimia yang mampu dijadikan sumber pangan alternatif karena memiliki nilai gizi yang memenuhi sebagai sumber
karbohidrat. Berdasarkan dari sifat fisikokimianya biji dan tepung jagaq dapat dipergunakan sebagai
bahan baku untuk produk deversifikasi pangan lebih lanjut. Kata kunci : Jagaq, gizi, gelatinisasi, densitas kamba
xix
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
METODE PEMECAHAN EMULSI KRIM SANTAN UNTUK PRODUKSI
KONSENTRAT PROTEIN BLONDO
Mariati Edam, Nova Kumolontang, Judith Mandei Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Jalan Diponegoro No: 21-22 Manado, telp/fax. (0431) 852395, 852396 Email : [email protected]
Diterima : 02-05-2019, Direvisi : 08-06-2019, Disetujui : 06-09-2019
ABSTRAK
Blondo adalah protein yang terbentuk pada proses ekstraksi untuk mendapatkan minyak dengan proses
basah dari krim kelapa. Blondo merupakan hasil samping dari pembuatan VCO dan minyak kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Protein blondo dapat diisolasi dengan cara mengkoagulasi protein
dari denaturasi asam dan pengadukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode pemecahan emulsi krim santan terhadap karakteristik kimia konsentrat protein blondo. Metode
penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan percobaan yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode pemecahan emulsi yaitu fisik (pengadukan),
kimia (penambahan asam cuka) dan fermentasi (fermentasi spontan), dilakukan sebanyak tiga kali
ulangan. Parameter yang dianalisis dari konsentrat protein blondo yaitu kadar protein, lemak, air dan abu. Hasil analisis konsentrat protein blondo yaitu kadar protein (78.21-82.76%), kadar lemak (0.75-
0.85%), air (4.9-4.94%) dan abu (2.30-2.38%). Metode pemecahan emulsi berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan tidak berpengaruh terhadap kadar air dari konsentrat protein
blondo yang dihasilkan. Konsentrat protein blondo menggunakan metode fermentasi adalah yang
terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: kadar protein 82.76%, lemak 0.75%, air 4.93% dan abu 2.30%.
Kata Kunci : blondo, pemecahan emulsi, protein konsentrat
PENINGKATAN GAS METANA DAN NILAI KALORI BAHAN BAKAR BIOGAS MELALUI PROSES PEMURNIAN DENGAN METODE TIGA LAPIS ADSORPSI BAHAN PADAT
Fahriansyah, Sriharti, Moeso Andrianto
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. K.S Tubun No.5 Subang Jawa Barat, 41213, Indonesia Email: [email protected]
Diterima : 15-07-2019, Direvisi : 05-08-2019, Disetujui : 28-08-2019
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kualitas bahan bakar biogas yang berasal dari kotoran burung
puyuh melalui proses pemurnian biogas yang menggunakan metode adsorbsi tiga lapis. Bahan yang digunakan untuk penyerapan adalah silika gel sebesar 2000 - 2058 g, serutan besi sebesar 736- 1092
g dan zeolit sebesar 1946,8 - 1991 g. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada peningkatan gas metana (CH4) sebesar 10,93 -25,38%, penurunan dalam CO2 sebesar 39,69 - 52,18%, penurunan H2S 100%
dan efektivitas penyerapan air sebesar 27,35 - 50,35 g biogas H2O/m3, peningkatan nilai kalori 8,76 - 11,12 kkal/m3.
Kata kunci : bahan bakar biogas, kualitas bahan bakar, pemurnian, metode adsorpsi RASIO CAMPURAN AIR KELAPA SARI WORTEL DAN VARIASI SUSU SKIM TERHADAP
MUTU MINUMAN PROBIOTIK
Judith Henny Mandei, Mariati Edam, Yunita Filia Assah
xx
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Jalan Diponegoro No: 21-22 Manado, telp/fax. (0431) 852395, 852396
Email: [email protected]
Diterima : 29-05-2019, Direvisi : 10-07-2019, Disetujui : 17-09-2019
ABSTRAK
Efek menguntungkan probiotik pada kesehatan manusia semakin dipromosikan oleh para profesional
kesehatan. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh rasio air kelapa sari wortel dan susu skim serta mendapatkan minuman probiotik campuran air kelapa dan sari wortel yang memenuhi syarat mutu
sesuai SNI 7552:2009 Minuman susu fermentasi berperisa. Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktorial dengan perlakuan rasio air kelapa sari wortel (b/b) yaitu 100:0; 90:10; 80:20, dan
penambahan susu skim (b/b) yaitu: 0 %; 1 %; 2 % dan 3 %. Pengamatan dilakukan terhadap bahan
baku air kelapa dan wortel meliputi kadar gula, mineral, dan kadar protein susu skim, dan produk minuman probiotik meliputi kadar lemak, padatan tanpa lemak, protein, abu, keasaman tertitrasi,
jumlah kultur starter dan pengamatan organoleptik sesuai SNI 7552:2009 Minuman Susu Fermentasi Berperisa, serta kandungan mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang memenuhi
syarat mutu adalah produk minuman campuran air kelapa sari wortel 80:20 dan susu skim 1% sehingga menjadi produk terbaik dengan kandungan lemak 0,50%, padatan susu tanpa lemak 19,72%, protein
1,10%, abu 0,68%, keasaman tertitrasi 0,8%, jumlah kultur starter 2,80x109, dengan penampakan
cair, bau khas yogurt dan wortel, rasa asam khas yogurt dan rasa wortel, namun kurang homogen.
Kata kunci : Air kelapa, minuman probiotik, sari wortel
PERBAIKAN ALIRAN PROSES PRODUKSI COKELAT BAR
DENGAN METODE VALUE STREAM MAPPING
Ashri Indriati1, Dadang D Hidayat1, Doddy A Darmajana1, Indra Masrin2
1Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. KS. Tubun No. 5 Subang, Jawa Barat, 41213 2Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang Email: [email protected]
Diterima : 10-07-2019, Direvisi : 25-07-2019, Disetujui : 06-08-2019
ABSTRAK
Indonesia termasuk negara produsen kakao yang cukup besar. Pengolahan kakao menjadi cokelat bar dipelaku usaha masih mengalami pemborosan (waste) pada proses produksi. Proses produksi
merupakan bagian yang cukup penting pada suatu usaha, karena akan mempengaruhi biaya yang
dikeluarkan serta kualitas produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu diperlukan adanya pengembangan terhadap proses produksi agar dapat meminimalisir waste sehingga diperoleh proses produksi yang
lebih efektif dan efisien. Metode yang digunakan yaitu lean manufacturing dengan metode Value Stream Mapping (VSM). Hasil penelitian menemukan waste yang ada pada proses produksi saat ini berupa
environmental, health and safety, transportation dan waiting. Perbaikan dilakukan dengan
meminimalisasi waste yang ditemukan dengan penggabungan beberapa proses dan penggantian proses manual dengan alat. Analisis pada future state mapping menunjukkan adanya perbaikan berupa
peningkatan efektifitas dan efisiensi pada aliran produksi cokelat bar. Hal tersebut dapat menurunkan nilai waktu siklus sebesar 45,50% dan lead time sebesar 44,86%.
Keywords : kakao, cokelat, pemborosan, lean manufacturing, value stream mapping
xxi
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
PENGARUH JENIS PATI DAN LIPID TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA EDIBLE FILM
KOMPOSIT SERTA APLIKASINYA SEBAGAI PENGEMAS DODOL NANAS
Nok Afifah1*, Lia Ratnawati, Doddy A. Darmajana 1Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna – LIPI
Jl. KS Tubun No. 5 Subang 41213,
* E-mail kontributor utama: [email protected]
Diterima : 27-08-2019, Direvisi : 31-10-2019, Disetujui : 07-11-2019
ABSTRAK
Edible film komposit telah dibuat dengan memvariasikan jenis pati (pati garut, ganyong, dan ubi kayu)
dan jenis lipid (beeswax dan beeswax-cocoa butter). Edible film dibuat dengan mencampurkan pati, karagenan, beeswax , cocoa butter, gliserol, tween 80, dan aquades. Formula terpilih digunakan untuk
membungkus dodol nanas. Dodol dibungkus dengan plastik polipropilena dan lembaran edible film dengan dan tanpa penambahan antimikroba-antioksidan. Parameter pengujian edible film meliputi
ketebalan, laju transmisi uap air, kuat tarik, elongasi, dan warna. Dodol diuji kadar air, asam lemak
bebas, warna (nilai ‘L’, ‘a’, dan ‘b’), tekstur, dan angka lempeng total selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan pati dengan kadar amilosa lebih tinggi cenderung meningkatkan kuat tarik dan
menurunkan elongasi. Edible film dari pati ubi kayu menghasilkan perbedaan warna yang lebih rendah daripada jenis pati lain. Penambahan cocoa butter menurunkan laju transmisi uap air, kuat tarik, dan
elongasi, namun meningkatkan ketebalan dan perbedaan warna ( E). Komposit edible film berbasis
pati garut dan beeswax-cocoa butter mempunyai laju transmisi uap air terendah dan digunakan untuk membungkus dodol nanas. Setelah penyimpanan selama 6 minggu pada suhu 30oC , kadar air dan
lightness dodol menurun, sedangkan asam lemak bebas, nilai warna ‘a’ dan ‘b’, tekstur, dan angka lempeng totalnya meningkat. Edible film dengan penambahan antimikroba-antioksidan lebih baik dalam
mempertahankan mutu dodol dibandingkan edible film tanpa antimikroba-antioksidan dengan nilai kadar air 10,49%, asam lemak bebas 0,086%, kekerasan 21.155gf, dan angka lempeng total 3,04log
koloni/g pada akhir masa penyimpanan.
Kata kunci: antimikroba, antioksidan, dodol nanas, edible film, lipid, pati
POTENSI BAMBU UNTUK PEMANFAATAN SEBAGAI BAHAN BAKAR ARANG DENGAN
METODE PENGARANGAN RETORT TUNGKU DRUM
Rais Salim, Budi Tri Cahyana, I Dewa Gede Putra Prabawa, Saibatul Hamdi
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru Jl. Panglima Batur No. 2, Banjarbaru, Indonesia
E-mail : [email protected]
Diterima : 01-06-2019, Direvisi : 01-07-2019, Disetujui : 05-09-2019
ABSTRAK
Bambu dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif menjadi arang karbon dengan cara pengarangan. Penelitian ini menggunakan sistem pengarangan tipe retort tetapi menggunakan tungku drum ganda
sebagai tempat pemanas dan pembakarannya. Tulisan ini bertujuan untuk mengukur optimasi proses kinerja alat pengarangan dan mengetahui kualitas arang bambu sebagai bahan bakar yang dihasilkan
dengan sistem pengarangan retort tungku drum. Jenis bambu yang digunakan pada penelitian ini yaitu bambu betung (Dendrocalamus asper) dan bambu ater (Gigantochloa atter). Hasil pengukuran kinerja
alat kemudian dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan berdasarkan literatur dan hasil
penelitian sebelumnya sedangkan kualitas arang dibandingkan dengan standar arang sebagai bahan bakar yaitu SNI 01-1683-1989; SNI 01-1682-1996; SNI 01-1506-1989 dan SNI 01-6235-2000. Hasil
xxii
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
pengukuran kinerja alat menunjukkan suhu maksimal yang diperoleh adalah 590°C dengan waktu
pemanasan 127 menit menghasilkan arang dengan warna hitam merata. Kualitas arang bambu betung
dan ater yang diperoleh secara berturut-turut yaitu kadar air bambu betung dan ater 2,87% dan 3,49% (maks. 6-8%); kadar zat mudah menguap 14,64% dan 14,47% (maks. 10-30%); kadar abu 6,65% dan
5,71% (maks. 3-8%); kadar karbon terikat 78,71% dan 79,82% (min. 80%); dan rendemen 31,95% dan 29,14%.
Kata Kunci : Bambu, arang karbon, retort, Dendrocalamus asper, Gigantochloa atter
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DAN INDUSTRI TAHU
SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN PROSES HIDROLISA H2SO4 DAN FERMENTASI RAGI INSTAN
Nanti Musita Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung
Jl. By Pass Soekarno-Hatta Km.1. Rajabasa. Bandar Lampung Email : [email protected]
Diterima :26-06-2019, Direvisi : 20-07-2019, Disetujui : 12-08-2019
ABSTRAK
Jumlah limbah padat dari industri tepung tapioka dan industri tahu cukup melimpah, namun belum
dimanfaatkan secara optimal. Padahal bahan tersebut masih mengandung karbohidrat cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pada penelitian ini dilakukan
pembuatan bioetanol dari limbah padat (onggok) industri tapioka dan industri tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat optimum pada proses hidrolisa dan waktu
fermentasi optimum pada proses pembuatan bioetanol dari onggok tapioka dan onggok tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa onggok tapioka dan onggok tahu dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan bioetanol. Konsentrasi asam sulfat yang optimum untuk menghidrolisa onggok tahu
dan tapioka pada konsentrasi 0,5 M selama 30 menit suhu 121oC. Selama fermentasi berlangsung terjadi penurunan pH dan glukosa serta peningkatan produksi etanol. Produksi etanol optimum terjadi
pada lama fermentasi 5 hari dengan konsentrasi etanol 4,77% b/b dari onggok tahu dan 4,97% b/b dari onggok tapioka.
Kata kunci : bioetanol, industri tahu, industri tepung tapioka, hidrolisa, ragi instan
MODIFIKASI PROSES PENAMBAHAN BULIR SARI BUAH JAMBU BIJI: ANALISIS
MUTU DAN TEKNO-EKONOMI
Nur Kartika Indah Mayasti, Riyanti Ekafitri, Nok Afifah Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. K.S. Tubun No. 5 Subang, 41211, Jawa Barat, Indonesia Email: [email protected]
Diterima : 13-08-2019, Direvisi : 30-11-2019, Disetujui : 04-12-2019
ABSTRAK Telah banyak produk minuman sari buah jambu biji (SBJB) yang ada di pasaran. Minuman SBJB dengan
penambahan bulir buah bertujuan untuk memberikan sensasi buah asli dan menarik perhatian
konsumen. Penambahan bulir buah dengan memanfaatkan by product berupa biji, kulit, pulp yang tidak lolos saring dan terbuang pada proses produksi. Penelitian ini bertujuan menambahkan bulir pada
minuman SBJB dengan tiga modifikasi proses antara lain : kontrol, penambahan bulir pada mixing tank, dan pada thermo tank, serta mengamati pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia, tingkat kesukaan, dan
xxiii
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
analisa tekno-ekonomi dari modifikasi proses terpilih. Tiga modifikasi proses menghasilkan berat bulir
3,80-10,12 b/v, Total Padatan Terlarut (TPT) 11,80-12,10obrix, pH 4,40-4,46, Total Asam Tertitrasi
(TAT) 0,06-0,07%, vitamin C 20,12-22,31% dan penerimaan keseluruhan netral hingga agak disukai. Penambahan bulir berpengaruh terhadap mutu minuman SBJB antara lain meningkatkan berat bulir,
menurunkan pH, meningkatkan TAT dan meningkatkan vitamin C. Perlakuan penambahan bulir pada mixing tank memiliki tingkat kesukaan tertinggi. Hal ini menunjukkan minuman SBJB yang lebih disukai
adalah dengan berat bulir 5,77% b/v, TPT 12,37 obrix, pH 4,40, TAT 0,06%, dan vitamin C 21,82 ppm. Analisa tekno-ekonomi produksi minuman SBJB dengan kapasitas produksi 590 liter/hari dan discount
factor 7% diperoleh NPV Rp 641.995.920, Net B/C sebesar 1,03>1, IRR sebesar 49,15%, dan payback
period selama 7 tahun 6 bulan. Pertimbangan kriteria investasi di atas menunjukkan bahwa produksi minuman sari buah jambu dengan modifikasi proses yang terpilih layak untuk dijalankan.
Kata kunci: Sari buah jambu, Bulir buah, Modifikasi proses, Tekno-Ekonomi
PENGARUH AKTIVASI SECARA KIMIA MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM DAN BASA TERHADAP KARAKTERISTIK ZEOLIT ALAM
Muhammad Al Muttaqii1*, David Candra Birawidha1, Kusno Isnugroho1, Muhammad
Amin1, Yusup hendronursito1, Amila Dini Istiqomah2, Diego Putra Dewangga2 1Balai Penelitian Teknologi Mineral, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Tanjung Bintang-Lampung Selatan, 35361, Indonesia 2Jurusan Teknik kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
*Email: [email protected]
Diterima : 02-10-2019, Direvisi : 28-11-2019, Disetujui : 03-12-2019
ABSTRAK
Zeolit alam merupakan batuan mineral yang banyak terdapat di Indonesia. Zeolit alam merupakan kristal
alumino silikat yang memiliki banyak kegunaan dalam bidang industri, agrikultura, dan pengolahan air
limbah. Salah satu proses untuk meningkatkan kualitas dari zeolit alam adalah melalui proses aktivasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh aktivasi secara kimia menggunakan larutan asam klorida
dan natrium hidroksida sehingga mampu meningkatkan aktivitas dari zeolit alam tersebut. Aktivasi zeolit alam dilakukan secara kimia dengan menggunakan larutan HCl dan NaOH pada variasi konsentrasi 0.5,
1, 1.5, 2, 2.5 M. Selanjutnya zeolit tersebut dianalisa menggunakan XRD dan XRF. Hasil XRD menunjukkan fase utama dari zeolit alam adalah mordenite. Sedangkan hasil XRF menunjukkan
senyawa silika (SiO2) dengan perlakuan asam (HCl) berada dikisaran 75-76% sedangkan dengan
perlakuan basa (NaOH) berada dikisaran 72-73%. Proses perlakuan asam pada zeolit alam menyebabkan terjadinya penurunan kandungan Ca dan Mg pada zeolit.
Kata kunci : aktivasi, HCl, NaOH, silika, zeolit alam
PENGGUNAAN FERRI KLORIDA DAN KITOSAN CANGKANG KEPITING SEBAGAI ALTERNATIF KOAGULAN PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY
Adhi Setiawan, Citra Eripramita Yunus, Tarikh Azis Ramadani, Novi Eka Mayangsari
Program Studi Teknik Pengolahan Limbah, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo-Surabaya, Indonesia 60111
e-mail: [email protected]
Diterima : 02-10-2019, Direvisi : 28-11-2019, Disetujui : 03-12-2019
ABSTRAK
xxiv
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
Pembuangan air Limbah laundry secara langsung di aliran sungai menjadi penyebab tingginya
pencemaran sungai. Air limbah laundry mengakibatkan peningkatan perameter COD, BOD5, serta MBAS
sehingga berdampak negatif pada kehidupan ekosistem. Proses koagulasi menggunakan bahan kimia FeCl3 dapat menurunkan parameter COD, BOD5 dan MBAS dalam air limbah namun menimbulkan efek
negatif pada kesehatan. Kitosan dari cangkang crustacea dapat digunakan sebagai alternatif koagulan yang ramah lingkungan. Kombinasi koagulan kitosan dan FeCl3 diharapkan mampu menurunkan
parameter COD, BOD5 dan MBAS air limbah laundry serta dapat mengurangi dosis penggunaan koagulan kimia.Penelitian ini bertujuan mensintesa biokoagulan kitosan dari cangkang kepiting serta
menguji efektivitas kitosan cangkang kepiting, ferri klorida, dan kombinasi kedua koagulan dalam
pengolahan air limbah laundry. Proses deasetilasi cangkang kepiting menjadi kitosan menggunakan larutan NaOH 60% pada suhu 125oC selama 6 jam. Koagulasi dilakukan terhadap air limbah
menggunakan tiga jenis koagulan yaitu ferrri klorida, kitosan, dan ferri klorida-kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum penggunaan koagulan kombinasi terjadi pada dosis 40 mg/L kitosan
dan 100 mgl/L ferri klorida dengan menghasilkan efisiensi penyisihan COD, BOD5, dan MBAS masing-
masing sebesar 71,67%, 81,14%, dan 66,24%. Penggunaan kombinasi koagulan pada dosis optimum dapat menghemat pemakaian ferri klorida sebesar 84%.
Keywords: Air limbah laundry, ferri klorida, kitosan, koagulasi
PEMANFAATAN KULIT DAN DAUN SINGKONG SEBAGAI CAMPURAN BAHAN PAKAN
TERNAK UNGGAS
Hermanto, Fitriani
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda Jl. MT. Haryono/Banggeris No.1 Samarinda
Email: [email protected]
Diterima : 26-09-2019, Direvisi : 26-11-2019, Disetujui : 02-12-2019
ABSTRAK
Salah satu alternatif untuk mengatasi import pakan unggas adalah dengan memanfaatkan bahan baku lokal. Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan formulasi pakan unggas terbaik dan mengetahui
rata-rata kenaikan bobot ayam ras pedaging (broiler) yang diberi makan pakan campuran limbah kulit dan daun singkong terfermentasi. Campuran tersebut digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
pakan unggas dengan perbandingan 80% campuran kulit dan daun singkong terfermentasi dan 20% feed basal (tepung ikan, tepung jagung, dedak dan vitamin). Perbandingan campuran kulit dan daun
singkong tersebut adalah BP1 : daun singkong 50% + kulit singkong 50%, BP2 : daun singkong 25%
+ kulit singkong 75%, BP3 : daun singkong 75% + kulit singkong 25%, BP4 : daun singkong 100% dan BP5 : kulit singkong 100%. Dilakukan uji mutu pakan sesuai SNI 01-3931-2006 Pakan Ayam Ras
Pedaging Masa Akhir (Brolier Finisher), selanjutnya Pakan terbaik dan pakan komersil (pembanding) diuji cobakan pada ayam ras broiler yang telah berumur 20 hari, kemudian diamati dan ditimbang bobot
tubuhnya setiap 5 hari sampai ayam berumur 35 hari. Hasil formulasi pakan unggas yang terbaik adalah
perlakuan BP2, hasil uji coba diperoleh rata-rata kenaikan bobot ayam yang diberi pakan dari campuran limbah ikutan tanaman singkong terfermentasi adalah sebesar 40,89% sedangkan ayam broiler yang
diberi pakan ayam komersil adalah sebesar 49,49%.
Kata kunci: Daun dan kulit singkong, formulasi, pakan unggas
IDENTIFIKASI KOMPONEN SENYAWA KIMIA EKSTRAK BIJI BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI
Eldha Sampepana, Titik Nurwidayati, Suroto HS
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda Jl. MT. Haryono/Jl. Banggeris No. 1 Samarinda,
xxv
JRTI
Vol 13 No.2 Desember 2019
Telp. 0541-7771364/ Fax. 0541745431
Email : [email protected]
Diterima : 22-11-2019, Direvisi : 04-12-2019, Disetujui : 23-12-2019
ABSTRAK
Biji buah naga merah merupakan limbah padat industri olahan buah naga yang belum termanfaatkan
namun diduga memiliki senyawa kimia yang bermanfaat maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi komponen senyawa kimia ekstrak biji buah naga merah sebagai bahan baku industri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi secara maserasi ekstrak biji buah naga merah dengan pelarut
etanol dan n-Hexan kemudian dianalisa menggunakan Gas Cromatografi Mass Spektrofotometer (GCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut
n-Hexan lebih banyak menghasilkan komponen senyawa kimia dibandingkan dengan pelarut etanol.
Komponen senyawa kimia yang larut pada pelarut etanol terdapat 24 senyawa dan yang dominan ada 9 senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan baku industry seperti2-Pyridinepropanoic acid -
methyl-β-oxo-ethyl ester, 1-Propanol,2-amino-(CAS) 2-Amino-1-, , , 3,3-tetramethylpiperidinepe. Sedangkan senyawa kimia pada pelarut n-Hexan terdapat 250 senyawa kimia dan yang paling domina
nada 34 senyawa yaitu hexadecanoid acid, octadec-9-enoic acid, etil linoleat 9-octadecenoic acid (Z)-(CAS) methyl ester, 2,4-Decadienal, (E,E)-(CAS) trans, trans-2,4-Decadienal, 2-β-PINENE, 1-Octen-3-
ol, -Bergamotene, β-Bisabolene.Senyawa kimia tersebut merupakan senyawa volatil, esensial oil,
turunan asam lemak, vitamin, obat-obatan, antioksidan, antibakteri yang digunakan sebagai sumber bahan baku industry ipangan, kosmetik, farmasi.
Kata Kunci : komponen senyawa kimia, etanol, bahan baku industri, n-Hexan, biji buah naga merah
PENGERINGAN DAN MUTU IKAN KERING
THE DRYING AND THE QUALITY OF DRIED FISH
Jantri Sirait
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda
Jl. MT.Haryono/Banggeris No.1 Samarinda Alamat Email : [email protected]
Diterima :12-11-2019, Direvisi : 26-11-2019, Disetujui : 23-12-2019
ABSTRAK
Ikan kering adalah salah satu bentuk makanan olahan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang renyah juga mudah didapat. Ikan mudah mengalami proses
kemunduran mutu dan pembusukan, sehingga perlu dilakukan pengawetan dengan cara penggaraman dan pengeringan.Proses pengeringan ikan yang ideal adalah 12 jam dengan suhu rata-rata 700C. Bahan
bakar yang dipergunakan adalah gas agar lebih efektif dan efisien pada saat proses pengeringan ikan
dantemperature suhu pada ruang pengering mudah terkontrol serta ikan kering yang dhasilkan lebih bersih tidak berjelaga. Mutu ikan kering diuji sesuai dengan SNI 01-2721-1992 dengan parameter uji
kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kenampakan, aroma, rasa dan tekstur.
Kata Kunci : pengaruh waktu, suhu pengering, mutu ikan kering
PELUANG MINYAK MENTAH SAWIT SEBAGAI BAHAN SEDIAAN FARMASI
Fauziati, Hermanto, Fitriani
Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda Jl. MT.Haryono/Banggeris No.1 Samarinda
xxvi
JRTI Vol 13 No.2 Desember 2019
Alamat Email : [email protected]
Diterima :21-10-2019, Direvisi : 22-11-2019, Disetujui : 19-12-2019
ABSTRAK
Minyak sawit mentah mengandung senyawa aktif yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia, komposisi senyawa bio aktif pada sawit mentah (CPO) antara lain vitamin E, karatenoid, fitosterol,
squalene, phospholipid, Co enzyme, polyphenolik. Fitosterol merupakan steroida (sterol) yang terdapat
di dalam tanaman dan mempunyai struktur yang mirip dengan kolesterol, tetapi fitosterol mengandung gugus etil pada rantai cabangnya. Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk menginformasikan tentang
senyawa bioaktif yang terkandung dalam CPO merupakan produk utama dalam pengolahan minyak sawit dan isolasi kandungan fitosterol dalam minyak mentah CPO dari minyak sawit sebagai bahan
sediaan farmasi . Pada tanaman kelapa sawit terdapat lebih dari 40 senyawa sterol yang didominasi
oleh tiga bentuk utama dari fitosterol, yaitu beta sitosterol, compesterol dan stigmasterol. Kegunaan fitosterol adalah menurunkan kadar kolesterol didalam darah dan mencegah penyakit jantung . Asam
lemak linoleat dan oleat dapat menurunkan kadar kolesterol menjadi normal,sedangkan alfa tokoferol dapat menurunkan kadar kolesterol LDL yang mana LDL tersebut dapat teroksidasi dan mengakibatkan
rusaknya pembuluh darah dan dapat timbul plak pada dinding pembuluh darah yang berakibat penyakit jantung.
Kata Kunci : fitosterol, kolesterol, minyak sawit mentah (CPO), senyawa bio aktif