jadwal penawaran umum jadwal waran seri i · ii d. kegiatan usaha perseroan 169 e. pemasaran, tarif...

394
JADWAL PENAWARAN UMUM Tanggal Efektif : 28-Mar-14 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 14-Apr-14 Masa Penawaran : 1 – 4 dan 7 April 2014 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan : 14-Apr-14 Tanggal Penjatahan : 10-Apr-14 Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia : 15-Apr-14 JADWAL WARAN SERI I Tanggal Pencatatan : 15-Apr-14 Tanggal Akhir Perdagangan Tanggal Awal Perdagangan : 15-Apr-14 : 08-Apr-19 Periode Pelaksanaan : 15 Okt 2014 – 12 April 2019 : 12-Apr-19 Periode Masa Berlaku : 12-Apr-19 OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT EKA SARI LORENA TRANSPORT Tbk. (“PERSEROAN“) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS. SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI BURSA EFEK INDONESIA. PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. Kegiatan Usaha : Bidang Jasa Angkutan Darat Penumpang Umum Berkedudukan di Jakarta, Indonesia Kantor Pusat Jakarta Pusat 10139, Indonesia Tel : (62-21) 634 1166, (62-21) 633 8866 Fax : (62-21) 633 9988 Email: [email protected] Website: www.lorena-transport.com DEPO Utama Bogor 16720, Indonesia Tel : (62-251) 8356666 Fax: (62-251) 8355666 DEPO I – Jakarta Selatan Indonesia Tel : (62-21) 750 6655 Fax : (62-21) 751 4282 DEPO II – Jakarta Timur TMII, Jakarta 13820, Indonesia Tel : (62-21) 8430 6866 Fax : (62-21) 8430 6966 PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM Sebesar 150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham atau 42,86% (empat puluh dua koma delapan enam persen) dari total modal ditempatkan dan disetor Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 5:1, bahwa setiap 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham (lima puluh empat) bulan yaitu mulai tanggal 15 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2019 dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan. akan melaksanakan Program ESA dengan mengalokasikan saham sebesar 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan atau sebanyak 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham dan menerbitkan opsi saham untuk Program MESOP sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 11.655.000 (sebelas juta enam ratus lima puluh lima ribu) saham. Informasi lebih lengkap mengenai program ESA dan MESOP dapat dilihat pada Bab I Prospektus. Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PENJAMIN EMISI EFEK Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawaran saham Perseroan. RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU EKSPANSI TRAYEK PERSEROAN BERGANTUNG PADA PEMBERIAN DAN PEMBARUAN IZIN OLEH BADAN ATAU INSTANSI PEMERINTAH. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM KEMUNGKINAN TIDAK DIPERDAGANGKAN SECARA AKTIF ATAU LIKUID. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”). BIDANG USAHA PERSEROAN TERTUTUP UNTUK KEPEMILIKAN SAHAM ASING SESUAI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL (“PERATURAN PRESIDEN NO. 36/2010”). Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2014 PROSPEKTUS PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM PT SARANA MEDITAMA METROPOLITAN TBK TAHUN 2013

Upload: hoangkhanh

Post on 11-Aug-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

JADWAL PENAWARAN UMUM

Tanggal Efektif : 28-Mar-14 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 14-Apr-14Masa Penawaran : 1 – 4 dan 7 April 2014 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan : 14-Apr-14Tanggal Penjatahan : 10-Apr-14 Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia : 15-Apr-14

JADWAL WARAN SERI I

Tanggal Pencatatan : 15-Apr-14 Tanggal Akhir PerdaganganTanggal Awal Perdagangan : 15-Apr-14 : 08-Apr-19Periode Pelaksanaan : 15 Okt 2014 – 12 April 2019 : 12-Apr-19Periode Masa Berlaku : 12-Apr-19

OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT EKA SARI LORENA TRANSPORT Tbk. (“PERSEROAN“) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS.

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.Kegiatan Usaha :

Bidang Jasa Angkutan Darat Penumpang Umum

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor Pusat

Jakarta Pusat 10139, IndonesiaTel : (62-21) 634 1166, (62-21) 633 8866

Fax : (62-21) 633 9988Email: [email protected]

Website: www.lorena-transport.com

DEPO Utama

Bogor 16720, IndonesiaTel : (62-251) 8356666Fax: (62-251) 8355666

DEPO I – Jakarta Selatan

IndonesiaTel : (62-21) 750 6655Fax : (62-21) 751 4282

DEPO II – Jakarta Timur

TMII, Jakarta 13820,Indonesia

Tel : (62-21) 8430 6866Fax : (62-21) 8430 6966

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

Sebesar 150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham atau 42,86% (empat puluh dua koma delapan enam persen) dari total modal ditempatkan dan disetor

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 5:1, bahwa setiap 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham

(lima puluh empat) bulan yaitu mulai tanggal 15 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2019 dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan.

akan melaksanakan Program ESA dengan mengalokasikan saham sebesar 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan atau sebanyak 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham dan menerbitkan opsi saham untuk Program MESOP sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 11.655.000 (sebelas juta enam ratus lima puluh lima ribu) saham. Informasi lebih lengkap mengenai program ESA dan MESOP dapat dilihat pada Bab I Prospektus.

Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PENJAMIN EMISI EFEK

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawaran saham Perseroan.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU EKSPANSI TRAYEK PERSEROAN BERGANTUNG PADA PEMBERIAN DAN PEMBARUAN IZIN OLEH BADAN ATAU INSTANSI PEMERINTAH. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM KEMUNGKINAN TIDAK DIPERDAGANGKAN SECARA AKTIF ATAU LIKUID.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”).

BIDANG USAHA PERSEROAN TERTUTUP UNTUK KEPEMILIKAN SAHAM ASING SESUAI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL (“PERATURAN PRESIDEN NO. 36/2010”).

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2014

PRO

SPEKTU

S PENA

WA

RA

N U

MU

M PER

DA

NA

SAH

AM

PT SAR

AN

A M

EDITA

MA

METR

OPO

LITAN

TBK

TAH

UN

2013

Page 2: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Ketua Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) di Jakarta dengan Surat 006/ESLT/BG/CEO/I/2014 tanggal 30 Januari 2014, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608 dan peraturan pelaksanaannya.

Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 29 Januari 2014, apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham baik perorangan maupun lembaga di BEI dan masing-masing Pemegang Saham memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan saham. Apabila syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum ini batal demi hukum dan uang dan pembayaran pesanan Efek tersebut wajib dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan dalam UNDANG-UNDANG PASAR MODAL dan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 Tanggal 29 Mei 2009.

Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum ini tidak mempunyai hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UNDANG-UNDANG PASAR MODAL. Keterangan mengenai hubungan afiliasi antara Perseroandengan Profesi Penunjang Pasar Modal dapat dilihat pada Bab XIV Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Dalam Rangka Penawaran Umum.

PT Valbury Asia Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek dalam Penawaran Umum ini dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UNDANG-UNDANG PASAR MODAL.Keterangan mengenai hubungan afiliasi antara Perseroan dengan Penjaminan Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek dapat dilihat pada Bab XIII Penjaminan Emisi Efek.

PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUARINDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG/ PERATURAN SERTA KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR INDONESIA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

Page 3: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DEFINISI DAN SINGKATAN iii

RINGKASAN x

I. PENAWARAN UMUM 1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA 9

III. PERNYATAAN UTANG 13

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 27

V. RISIKO USAHA 67

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 73

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 75

A. Riwayat Singkat Perseroan 75

B. Perizinan 77

C. Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan 89

D. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum 91

E. Pengurusan dan Pengawasan 92

F. Struktur Organisasi Perseroan 98

G. Diagram Kepemilikan antara Pemegang Saham Perseroan dan Perseroan 94

H. Perusahaan dalam Group Lorena 99

I. Sumber Daya Manusia 99

J. -ham Berbentuk Badan Hukum

102

K. 102

L. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga 126

M. Keterangan tentang Aset Tetap 148

N. Perkara yang sedang Dihadapi Perseroan serta Dewan Komisaris dan Direksi Pers-eroan

154

O. Asuransi 154

P. Lingkungan (AMDAL/ UKL-UPL) 155

Q. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) 156

R. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) 156

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN 157

A. Umum 157

B. Keunggulan Kompetitif Perseroan 158

C. Prospek dan Strategi Usaha 163

Page 4: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

ii

D. Kegiatan Usaha Perseroan 169

E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182

F. Fasilitas Bengkel 186

G. Persaingan Usaha 191

H. Sistem Teknologi Informasi 194

I. Standar Keselamatan 195

J. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) 195

IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 197

X. EKUITAS 201

XI. KEBIJAKAN DIVIDEN 203

XII. PERPAJAKAN 205

XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK 209

XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 211

XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 215

XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN 231

XVII. LAPORAN PENILAIAN ASET 311

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN 327

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 355

XX. KETERANGAN TENTANG PENERBITAN WARAN SERI I 363

XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

373

Page 5: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

iii

DEFINISI DAN SINGKATAN

Di dalam Prospektus ini, kata-kata di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut, kecuali bila kalimatnya menyatakan lain:

Afiliasi : Berarti pihak sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Pasar Modal, yaitu:- Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat

kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;- Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari

pihak tersebut;- Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau

lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;- Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak

langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;- Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung

maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau- Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Agen Penjualan : Berarti pihak yang membantu Penjamin Emisi Efek untuk menjual Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana.

AKAP : Antar Kota Antar Propinsi berarti perjalanan bus antar dua kota atau lebih pada propinsi yang berbeda.

AMDAL : Berarti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang terdiri dari kegiatan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Anggota Bursa : Berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Pasar Modal.

APTB : Berarti Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway.

BAE : Berarti Biro Administrasi Efek yaitu PT Adimitra Transferindo,berkedudukan di Jakarta.

Bank Kustodian : Berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Bapepam dan LK : Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

BEI atau Bursa Efek

: Berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia, yaitu bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Pasar Modal atau penggantinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BKTB : Berarti Bus Kota Terintegrasi Busway

Page 6: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

iv

BLU TransJakartaBusway

: Berarti pengelola Sistem TransJakarta Busway atau Angkutan Umum Busway yang bertanggung jawab atas aspek perencanaan, pengoperasian, pengelolaan, pengawasan dan pengendalian seluruh Sistem TransJakartaBusway.

Busway : Berarti jalur khusus yang dipergunakan dan diperuntukkan oleh dan untuk angkutan khusus dengan menggunakan bus.

Daftar Pemegang Saham (DPS)

: Berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI.

Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS)

: Berarti daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah yang dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.

Efektif : Berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan Peraturan No.IX.A.2 angka 4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, yaitu:(a) Atas dasar lewatnya waktu, yakni 45 (empat puluh lima) hari sejak

tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima OJK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang disampaikan Emiten atau yang diminta OJK dipenuhi;atau

(b) Atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

Feeder Busway : Berarti sistem angkutan penumpang umum pengumpan yang terintegrasi dengan koridor Busway.

Feeder Satelit : Berarti sistem angkutan penumpang umum pengumpan dari kota-kota satelit di sekitar kota Jakarta (pulang-pergi) yang terintegrasi dengan terminal-terminal Busway TransJakarta.

Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS)

: Berarti formulir yang merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan atau pembeli Saham Yang Ditawarkan, yang merupakan tanda bukti kepemilikan atas Saham Yang Ditawarkan pada Pasar Perdana.

Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS)

: Berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli yang harus dibuat dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen Penjualan Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek.

Hari Bank : Berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.

Hari Bursa : Berarti hari diselenggarakannya perdagangan efek di bursa efek yaitu hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan libur oleh bursa efek.

Page 7: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

v

Hari Kalender : Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Masehitanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan hari kerja biasa.

Hari Kerja : Berarti hari kerja biasa kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari yang oleh Pemerintah ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Harga Penawaran : Berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran UmumPerdana Saham, yang besarnya akan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan akan dituangkan kemudian dalam addendum Perjanjian Emisi Efek.

ISO : Berarti International Organization for Standardization, yaitu sistem standardisasi manajemen mutu.

KSEI : Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan, yang merupakan Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Manajer Penjatahan

: Berarti PT Valbury Asia Securities, yang bertanggung jawab ataspenjatahan Efek dalam Penawaran Umum ini menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, lampiran keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 (selanjutnya disebut Peraturan No.IX.A.7).

Masa Penawaran Umum

: Berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan saham.

Masyarakat : Berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia.

Menkumham : Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

OJK : Berarti Otoritas Jasa Keuangan yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011. OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasiterhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan di Indonesia. Sesuai dengan BAB XIII Ketentuan Peralihan Pasal 55 Ayat 1 disebutkan sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan LembagaJasa Keuangan Lainnya dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK dan Ayat 2 disebutkan sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektorPerbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK.

Page 8: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

vi

Pemegang Rekening

: Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI yang meliputi Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI.

Pemegang Saham : Berarti masyarakat yang memiliki manfaat atas saham yang disimpan dan diadministrasikan dalam:1) Daftar Pemegang Saham Perseroan;2) Rekening efek pada KSEI; atau3) Rekening efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek.

Pemerintah : Berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.

Penawaran Umum : Berarti penawaran umum saham perdana Perseroan kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan, serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penitipan Kolektif : Berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Anggota Bursa dan/atau Bank Kustodian.

Penjamin Emisi Efek

: Berarti pihak yang mengadakan kontrak/perjanjian dengan Perseroanuntuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas nama Perseroan, menjamin penjualan Saham Yang Akan Ditawarkan dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum di Pasar Perdana kepada Perseroanmelalui Penjaminan Pelaksana Emisi Efek sesuai dengan Bagian Penjaminan masing-masing dengan mempertimbangkan syarat-syarat dan ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan telah mempunyai rekening efek sesuai dengan ketentuan KSEI, yaitu PT Buana Capital, PT Equity Securities Indonesia, PT Erdikha Elit Sekuritas, PT Indomitra Securities, PT Inti Fikasa Securindo, PT Kresna Graha Sekurindo, PT Makinta Securities, PT Minna Padi Investama Tbk, PT Panca Global Securities Tbk, PT Panin Sekuritas Tbk, PT Reliance Securities Tbk, dan PT Yulie Sekurindo Tbk.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek

: Berarti Penjamin Emisi Efek yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyelenggaraan, pengendalian dan penjatahan emisi saham dalam Penawaran Umum, dalam hal ini adalah PT Valbury Asia Securities.

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009, tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.1

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-42/PM/2000, tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Page 9: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

vii

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.2

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.2, Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-51/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1. Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi tertentu.

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008, tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik.

Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4

: Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-27/PM/2003, tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Peraturan BEI No. I-E

: Berarti Peraturan BEI No. I-E, Lampiran Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. 306/BEJ/07-2004, tanggal 19 Juli 2004 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek atau PPEE

: Berarti perjanjian antara Perseroan dengan Para Penjamin Emisi Efek sesuai dengan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum PT Eka Sari Lorena No.574 tanggal 13 Januari 2014, jis. Akta Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum PT Eka Sari Lorena Transport Tbk No. 586 tanggal 26 Pebruari 2014, Akta Addendum II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum PT Eka Sari Lorena Transport Tbk No. 22 tanggal 12 Maret 2014, dan Akta Addendum III Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum PT Eka Sari Lorena Transport Tbk No. 442 tanggal 27 Maret 2014 yang seluruhnya dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dan/atau penambahannya dan/atau pembaharuannya yang akan dibuat di kemudian hari.

Pernyataan Efektif : Berarti Pernyataan OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif sehingga Perseroan dan Pemegang Saham Penjual melalui Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perseroan : Berarti badan hukum yang melakukan Penawaran Umum yang dalam hal ini adalah PT Eka Sari Lorena Transport Tbk., berkedudukan di Jakarta.

Perusahaan Efek : Berarti semua pihak yang melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, perantara pedagang efek dan/atau manajer investasi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Page 10: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

viii

Pihak Berelasi : Berarti orang atau entitas yang terkait dengan Perseroan (entitas pelapor):a) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan

entitas pelapor jika orang tersebut:1) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor;2) Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau3) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari

entitas pelapor.b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah

satu hal berikut:1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha

yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);

2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;

5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;

6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); atau

7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tahun 2010.

Prospektus : Berarti setiap pernyataan yang dicetak atau informasi tertulis yang digunakan untuk Penawaran Umum dengan tujuan agar pihak lain membeli atau memperdagangkan saham baru, yang dipersiapkan oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang memuat seluruh informasi mengenai Perseroan serta saham dalam Penawaran Umum sesuai Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Prospektus Awal : Berarti dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum dan memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai Jumlah saham, Harga Penawaran, Penjaminan Emisi Efek, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran umum yang belum dapat ditentukan.

Prospektus Ringkas : Berarti informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari Prospektus Awal, diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan OJK sesuai Formulir No.IX.A.2-9 lampiran 9.

Page 11: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

ix

Rekening Efek : Berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik pemegang saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Anggota Bursa atau Bank Kustodian berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham.

Rekening Penawaran Umum

: Berarti rekening yang dibuka atas nama PPEE untuk menampung dana yang diterima dari investor.

Rupiah atau Rp : Berarti mata uang resmi negara Republik Indonesia.

RUPS : Berarti Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

RUPSLB : Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

Saham Yang Ditawarkan

: Berarti saham biasa atas nama yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum, atau seluruhnya sebesar150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.

Soerbakti G.T. : Berarti Soerbakti Gusti Terkelin atau Gusti Terkelin Soerbakti atau G.T. Soerbakti atau Gusti T. Soerbakti yaitu orang yang sama sebagaimana juga tertera di dalam Prospektus ini dan di dalam akta-akta notaris. Sedangkan nama yang tertera di kartu Nomor Induk Kependudukan adalah Soerbakti G.T.

Tanggal Pencatatan : Berarti tanggal pencatatan saham yang ditawarkan untuk diperdagangkan di Bursa Efek selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal distribusi yang akan ditentukan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Tanggal Penjatahan : Berarti selambat-lambatnya 2 (dua) hari Kerja setelah tanggal penutupan Masa Penawaran Umum, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan dan Saham yang Dipinjam (apabila ada) bagi setiap pemesan melalui Pemegang Rekening.

Transaksi Afiliasi : Berarti transaksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1

TransJakarta : Atau Sistem TransJakarta atau Sistem TransJakarta Busway berarti perpaduan infrastruktur, properti, aset, peralatan, instalasi, sistem operasi dan kendali, termasuk bus dan sistem koridor Busway yang diperlukan oleh sistem bus rapid transit.

US$ atau USD : Berarti Dolar Amerika Serikat.

Undang-Undang Pasar Modal

: Berarti Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No.3608 serta peraturan pelaksanaannya.

UUPT : Berarti Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 Tahun 2007, Tambahan No. 4756 serta peraturan pelaksanaannya.

Page 12: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

x

RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan yang paling pentingbagi Perseroan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan dan catatan atas laporan keuanganterkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan Perseroan yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo, jumlah, prosentase, yang disajikan dalam Prospektus ini dibulatkan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Oleh karena itu, setiap perbedaan yang terjadi atas penjumlahan informasi keuangan tersebut yang disajikan dalam tabel-tabel yang tercantum dalam Prospektus ini, yaitu antara nilai menurut hasil penjumlahan dengan nilai yang tercantum dalam Prospektus, disebabkan oleh faktor pembulatan tersebut.

1. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan didirikan dengan nama PT Eka Sari Lorena Transport sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Eka Sari Lorena Transport No. 70 tanggal 26 Pebruari 2002, yang dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang bernama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) sesuai dengan Surat Keputusan No. C-24312 HT.01.01.TH.2002 tanggal 19 Desember 2002 serta telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No. 0756/BH.09.05/III/2003 tertanggal 27 Maret 2003 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 5259 Berita Negara Republik Indonesia No. 53 tanggal 04 Juli 2003.

Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir yaitu, Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta merubah status Perseroan menjadi PerseroanTerbuka dalam rangka Penawaran Umum, yang mana akta tersebut telah mendapat Persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-00966.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014.

Perseroan adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan angkutan transportasi darat untuk penumpang. Perseroan melayani masyarakat dengan memberikan layanan mulai dari layanan angkutan penumpang Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Busway TransJakarta dan Feeder TransJakarta. Per 30 September 2013, total armada yang dioperasikan oleh Perseroan berjumlah 223 unit yang terdiri dari sejumlah 161 unit bus untuk segmen AKAP, sejumlah 47 unit bus untuk segmen Busway TransJakarta dan 15 unit bus Feeder Busway. Pada saat ini, Perseroan memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jl. K.H. Hasyim Ashari No.15 C Jakarta Pusat 10139, Indonesia dan keseluruhan operasional Perseroan dikelola secara langsung melalui Depo yang berlokasi di Jl. Raya Tajur No. 106 Bogor 16720, Indonesia. Perseroan juga memiliki 2 (dua) Depo yang besar yang berlokasi di Jl. R.A. Kartini No.16 Cilandak Jakarta yang bertujuan untuk operasional segmen AKAP dan yang berlokasi di Jl. Raya Hankam No.61 Ceger, Jakarta yang bertujuan untuk operasional segmen Busway.

Page 13: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xi

2. Penawaran Umum

Jumlah Saham yang ditawarkan : Sebesar 150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham biasa atas nama yang mewakili 42,86% (empat puluh dua koma delapan enam persen) dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.

Nilai Nominal : Rp500,- (lima ratus Rupiah)Harga Penawaran : Rp900,- (Sembilan ratus Rupiah) setiap saham yang harus

dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS.Jumlah Penawaran Umum : Sebesar Rp135.000.000.000,- (seratus tiga puluh lima

miliar Rupiah)Tanggal Penawaran Umum : 1-4 dan 7 April 2014Tanggal Pencatatan di BEI : 15 April 2014

Saham-saham tersebut seluruhnya akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen.

Pada saat Prospektus ini diterbitkan struktur permodalan dan pemegang saham Perseroanberdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp500,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena2. Gusti Terkelin Soerbakti

199.999.9982

99.999.999.0001.000

99,9999990,000001

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 100.000.000.000 100,000000Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dan Pemegang Saham Perseroandalam Penawaran Umum ini, maka susunan modal dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham

Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum*

Keterangan Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp)

%Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat

199.999.9982-

99.999.999.0001.000

-

99,9999990,000001

-

199.999.9982

150.000.000

99.999.999.0001.000

75.000.000.000

57,1428570,000001

42,857142

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

200.000.000 100.000.000.000 100,0000000 350.000.000 175.000.000.000 100,000000

Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000 370.000.000 185.000.000.000

Keterangan: * dengan asumsi bahwa Saham Yang Ditawarkan Perseroan terserap seluruhnya oleh Masyarakat.

Page 14: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xii

Program ESA

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, Pemegang Saham menyetujui rencana, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pelaksanaan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dimana ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 022/ESLT/BG/CEO/II/2014. dalam rangka Penawaran Umum sebesar 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Perdana atau sebanyak 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham. Direksi Perseroan telah mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan Nomor: 022/ESLT/BG/CEO/II/2014 tanggal 25 Pebruari 2014 yang mengatur persyaratan peserta dan mekanisme pelaksanaan Program ESA.

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini dan asumsi bahwa Program ESA akan terserap seluruhnya, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham termasuk Program ESA

Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum dan ESA*

Keterangan Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp)

%Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat4. Karyawan (ESA)

199.999.9982--

99.999.999.0001.000

--

99,9999990,000001

--

199.999.9982

148.500.0001.500.000

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

57,1428570,000001

42,4285710,428571

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

200.000.000 100.000.000.000 100,0000000 350.000.000 175.000.000.000 100,000000

Saham dalam Portepel

520.000.000 260.000.000.000 370.000.000 185.000.000.000

Keterangan: * dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya.

Penerbitan Waran Seri IBersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 5:1, bahwa setiap 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Dengan asumsi telah dilaksanakannya seluruh Waran Seri I oleh seluruh pemegang waran dan asumsi Program ESA akan terserap seluruhnya, maka struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan setelah pelaksanaan penawaran umum serta setelah pelaksanaan Waran Seri I secara proforma adalah sebagai berikut:

Page 15: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xiii

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah)setiap Saham termasuk Program ESA dan Pelaksanaan Waran Seri I

Setelah Penawaran Umum, ESA dan Sebelum Pelaksanaan Waran Seri I

Setelah Penawaran Umum, ESA dan Pelaksanaan Waran Seri I**

Keterangan Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp)

%

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat4. Karyawan (ESA)5. Konversi Waran Seri I

199.999.9982

148.500.0001.500.000

-

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

-

57,1428570,000001

42,4285710,428571

-

199.999.9982

148.500.0001.500.000

30.000.000

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

15.000.000.000

52,6315780,000000139,0789470,3947377,894737

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

350.000.000 175.000.000.000 100,000000 380.000.000 190.000.000.000 100,000000

Saham dalam Portepel 370.000.000 185.000.000.000 340.000.000 170.000.000.000

Keterangan: ** dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya dan asumsi dilaksanakannya seluruh Waran seri I

Program MESOPBerdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, Pemegang Saham menyetujui rencana Program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan Karyawan (Management & Employee Stock Option Plan/MESOP) dimana ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 028/ESLT/BG/CEO/II/2014tanggal 25 Pebruari 2014. Program MESOP adalah pemberian hak opsi pembelian saham kepada peserta program untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel, dengan jumlah sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum sebanyak-banyaknya 11.655.000 (sebelas juta enam ratus lima puluh lima ribu) saham, dalam waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia.Dengan asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru Perseroan, maka pada akhir umur hak opsi (option life) yakni 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusian hak opsi setiap tahapan dan asumsi seluruh Waran Seri I telah dilaksanakan oleh para pemegang Waran, maka susunan struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan sebelum dan setelah Program MESOP, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham termasuk Program ESA, Pelaksanaan Waran Seri I, dan Program MESOP

Setelah Penawaran Umum, Program ESA, Pelaksanaan Waran Seri I dan Sebelum Pelaksanaan MESOP

Setelah Penawaran Umum, Program ESA, Pelaksanaan Waran Seri I dan

Pelaksanaan MESOP ***Keterangan Jumlah

SahamNilai Nominal

(Rp) %Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat4. Karyawan (ESA)5. Konversi Waran Seri I6. Peserta Program MESOP

199.999.9982

148.500.0001.500.000

30.000.000-

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

15.000.000.000-

52,6315780,000000139,0789470,3947377,894737

-

199.999.9982

148.500.0001.500.000

30.000.00011.655.000

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

15.000.000.0005.827.500.000

51,0653500,000001

37,9160230,3829907,6598032,975833

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

380.000.000 190.000.000.000 100,000000 391.655.000 195.827.500.000 100,0000000

Saham dalam Portepel 340.000.000 170.000.000.000 328.345.000 164.172.500.000

Keterangan: *** dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya dan asumsi dilaksanakannya seluruh Waran seri I, serta asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru Perseroan.

Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.

Page 16: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xiv

3. Rencana Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi, akan dipergunakan oleh Perseroan untuk:

a. Sekitar 81% (delapan puluh satu persen) akan digunakan oleh Perseroan untuk pengembangan investasi baru armada bus AKAP, APTB, dan BKTB, serta rekondisi bus lama.

b. Sekitar 16% (enam belas persen) akan digunakan oleh Perseroan untuk fasilitas/infrastruktur Depo & Workshop Busway TransJakarta di Ceger, Jakarta Timur.

c. Sekitar 3% (tiga persen) akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja.

Keterangan selengkapnya mengenai Rencana Penggunaan Dana dari Hasil Penawaran Umum dapat dilihat pada Bab II dalam Prospektus ini.

4. Keunggulan Kompetitif

Perseroan meyakini memiliki sejumlah keunggulan kompetitif, antara lain:

1. Jaringan infrastruktur dan petugas lapangan yang handal di pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. 2. Menerapkan sistem e-Ticketing dan mengimplementasikan aplikasi SAP.3. Trayek panjang, terkoneksi dan terintegrasi. 4. Pengalaman panjang dan merek yang sudah melekat di hati masyarakat.5. Pola operasi Perseroan yang efisien dalam mengoptimalkan trayek yang dimiliki (ISO 9001:2000

Tahun 2003).6. Workshop dan mekanik dengan kualifikasi standar Mercedes Benz.7. Tim Manajemen yang handal dengan prosedur standar operasi yang baku.8. Awak Bus yang berkualitas baik.9. Price Leader dengan layanan premium kepada penumpang.

Keterangan selengkapnya mengenai Keunggulan Kompetitif Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII dalam Prospektus ini.

5. Strategi Usaha

Perseroan memiliki beberapa strategi untuk mengembangkan kegiatan usahanya di masa depan, termasuk di antaranya:

Strategi Jangka Pendek

1. Perseroan ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri jasa angkutan penumpang darat AKAP di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.

2. Perseroan berencana untuk melakukan penambahan dan peremajaan bus.3. Perseroan akan membuka trayek-trayek baru untuk wilayah yang tidak bersinggungan dengan

moda transportasi udara maupun kereta api.4. Perseroan akan mengimplementasikan penjualan tiket on-line dengan menggunakan e-Payment

berbasis internet.5. Perseroan akan menambah jumlah agen penjualan tiket yang tersebar di sepanjang trayek dan

menjalin kerjasama dengan retailer stores sebagai Point of Sales Perseroan.6. Perseroan akan mengembangkan fasilitas depo & workshop di pusat maupun di daerah.7. Perseroan sedang mempersiapkan tiga produk layanan yang baru yaitu Feeder Satelit, Feeder

Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).8. Perseroan memiliki strategi tersendiri dalam hal keunggulan biaya (cost advantage) untuk

merealisasikan pengoperasian Feeder Satelit yang akan menjadi keunggulan daya saing dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing.

9. Mengimplementasikan aplikasi SAP.

Page 17: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xv

Strategi Jangka Panjang

1. Perseroan bertekad untuk menjadi perusahaan transportasi terintegrasi yang pertama dan berharap menjadi pemimpin pasar di Indonesia.

2. Perseroan mengembangkan kerja sama Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).

3. Perseroan berencana untuk memasuki bidang usaha lainnya yang terkait dan dapat bersinergi dengan usaha utama.

4. Perseroan juga berencana untuk memasuki bidang-bidang usaha transportasi darat lainnya.5. Perseroan berencana untuk mendirikan sekolah untuk manajemen transportasi darat dan

mekanik.

Keterangan selengkapnya mengenai Strategi Usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII dalam Prospektus ini.

6. Prospek Usaha

Perseroan meyakini bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mendukung pertumbuhan kinerja Perseroan, antara lain:

1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang didukung oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan pertumbuhan Pendapatan Perkapita penduduk Indonesia.

2. Pertumbuhan kendaraan bermotor dan infrastruktur jalan raya di Indonesia.3. Pertumbuhan Perusahaan Otobus Segmen AKAP Nasional dan Unit Bus AKAP.4. Implementasi dari Peraturan Pemerintah yang mendukung industri angkutan darat di Indonesia

seperti Instruksi Wakil Presiden Boediono tentang “17 Langkah Atasi Kemacetan Jakarta”.

Keterangan selengkapnya mengenai Prospek Usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII dalam Prospektus ini.

7. Risiko Usaha

Risiko berikut merupakan risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. Risiko usaha dibawah ini disusun berdasarkan bobot risiko dan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan, dimulai dari risiko utama Perseroan antara lain sebagai berikut:

A. RISIKO-RISIKO TERKAIT DENGAN BISNIS DAN INDUSTRI PERSEROAN

1. Risiko ekspansi trayek Perseroan bergantung pada pemberian dan pembaruan izin oleh badan atau instansi pemerintah.

2. Risiko kenaikan harga dan ketersediaan bahan bakar minyak/gas (BBM/BBG).3. Risiko biaya tetap yang bersifat substansial yang merupakan ciri dari bisnis jasa transportasi.4. Risiko Perseroan mungkin tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk mendanai pertumbuhan

armada Perseroan atau untuk mengoperasikan bisnis Perseroan.5. Risiko persaingan usaha antar sesama perusahaan jasa angkutan darat penumpang umum.6. Risiko persaingan usaha dengan moda angkutan penerbangan dan kereta api.7. Risiko ketergantungan pada satu pabrikan kendaraan untuk penyediaan armada dan suku

cadang.8. Risiko pengakhiran atau tidak diperpanjangnya kontrak-kontrak penyediaan jasa Perseroan. 9. Risiko tidak diperbaharuinya perjanjian sewa dengan pemilik tempat di mana depo bus dan

kantor-kantor perwakilan Perseroan berada. 10. Risiko bencana alam.11. Risiko kemacetan lalu lintas dan penyeberangan antar pulau.12. Risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Page 18: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xvi

13. Risiko tidak diperpanjangnya perjanjian merek “LORENA”.14. Risiko Perseroan mungkin tidak memiliki cakupan asuransi aset yang memadai.15. Risiko perubahan kondisi perekonomian, politik dan sosial.

B. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN SAHAM

1. Risiko Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum kemungkinan tidak diperdagangkan secara aktif atau likuid.

2. Risiko Saham Perseroan mungkin mengalami fluktuasi yang signifikan di kemudian hari.3. Risiko Penjualan Saham Perseroan di kemudian hari dapat mempengaruhi harga pasar dari

Saham Perseroan.4. Risiko Perseroan tidak dapat menjamin pembayaran dividen di kemudian hari.5. Risiko nilai aset bersih per saham dari Saham yang ditawarkan secara signifikan lebih rendah dari

Harga Penawaran dan para pembeli dapat segera mengalami penurunan nilai yang substansial.

Risiko usaha Perseroan selengkapnya dicantumkan pada Bab V dalam Prospektus ini.

8. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting dari Perseroan berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2013, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta, sedangkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, telah diaudit oleh KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Sebagaimana dijelaskan dalam catatan 2 dan 35 atas laporan keuangan, telah diaudit penyesuaian atas Laporan Keuangan tahun 2010 dan Laporan Posisi Keuangan pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 untuk menerapkan secara retrospektif penyajian yang diharuskan dalam PSAK 1 (revisi 2009). KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan berpendapat penyesuaian tersebut wajar dan telah ditetapkan dengan semestinya. KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan menyatakan tidak melakukan audit, review atau prosedur lain apapun atas laporan keuangan Perusahaan periode sebelum efek penyesuaian secara retrospektif tersebut, dan karenanya KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan tidak menyatakan pendapat atau memberikan keyakinan dalam bentuk apapun atas laporan keuangan periode tersebut secara keseluruhan. KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan menjelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan, efektif 1 Januari 2012 dan 2011, Perusahaan dan entitas anak memutuskan untuk merubah kebijakannya dalam mengukur aset tetap tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, dan peralatan bengkel dari model biaya ke model revaluasi. Perubahan kebijakan akuntansi ini diperlakukan secara prospektif dan menyajikan kembali laporan keuangan untuk periode 9 (Sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, dan tahun – tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dalam rangka penawaran Umum Perdana Saham.

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 diaudit oleh KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah dan Jerry, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 19: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xvii

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Keterangan30 September 31 Desember

2013 2012 2011 2010 2009 2008Laporan Posisi Keuangan (Rp juta)Aset 247.163 227.942 238.661 231.816 156.712 150.246Liabilitas 98.898 89.919 107.815 107.725 129.987 131.687Ekuitas 148.265 138.023 130.846 124.091 26.726 18.559Laporan Laba Rugi Komprehensif (Rp juta)Pendapatan Usaha 120.651 172.010 179.559 175.171 166.895 150.813Beban Pokok Pendapatan (82.166) (125.845) (124.819) (120.664) (115.400) (117.040)Laba Bruto 38.485 46.165 54.740 54.507 51.495 33.773Beban Usaha (26.888) (27.280) (33.412) (28.341) (26.397) (24.107)Laba Usaha 14.767 18.885 21.328 26.069 25.098 9.666Laba Bersih 7.008 7.176 6.756 9.865 8.167 3.060Laba Komprehensif 10.242 7.176 6.756 9.865 8.167 3.060Laba per saham dasar 7,01 7,18 6,76 78,92 65,34 24,48Internal LiquidityCurrent Ratio (x) 0.24 0.22 0.22 0.28 0.37 0.36Quick Ratio (x) 0.06 0.08 0.11 0.11 0.20 0.10Cash Ratio (x) 0.01 0.03 0.03 0.02 0.07 0.06Receivable Turnover (x) 37.86 51.15 35.42 36.33 33.95 102.82Average Receivables Collection Period (days) 9.64 7.14 10.30 10.05 10.75 3.55Inventory Turnover (x) 3.80 7.21 5.98 5.25 5.29 6.99Average Inventory Processing Period (days) 96.16 50.60 61.02 69.53 68.98 52.19Payables Turnover (x) 6.70 18.69 9.73 8.91 9.09 15.60Payables Payment Period (days) 54.45 19.53 37.51 40.96 40.16 23.40Operating PerformanceGross Profit Margin (%) 31.90 26.84 30.49 31.12 30.85 22.39Operating Profit Margin (%) 6.79 6.12 6.99 8.04 7.37 2.81EBITDA Margin (%) 25.97 26.37 25.29 28.77 28.19 11.41Net Profit Margin (%) 5.81 4.17 3.76 5.63 4.89 2.03Return on Equity (%) 4.73 5.20 7.76 9.87 65.34 24.48Return on Asset (%) 2.84 3.15 3.25 4.26 5.21 2.04Total Assets Turnover (x) 0.49 0.75 0.75 0.76 1.06 1.00Working Capital Turnover (x) (2.38) (3.69) (3.58) (4.74) (6.92) (7.43)Working Capital To Total Assets Ratio (%) (20.53) (20.44) (21.02) (15.93) (15.38) (13.52)Basic Earning Power (BEP) (%) 3.31 4.62 5.26 6.08 7.85 2.82Leverage (X)Debt to Equity Ratio 0.67 0.65 0.82 0.87 4.86 7.10Debt to Asset Ratio 0.40 0.39 0.45 0.46 0.83 0.88Long-term Debt To Equity Ratio 0.22 0.22 0.33 0.45 3.43 5.40Long-term Debt To Total Capital 0.13 0.16 0.24 0.31 0.61 0.63Interest Coverage 1.24 1.25 1.28 1.17 0.96 0.78Growth (%)Net Sales (9.96) (4.20) 2.51 4.96 10.66 144.54Gross Profit Margin (%) 24,27 (11,96) (2,03) 0,85 37,78 (1,23)EBITDA (7.88) (0.11) (9.91) 7.14 173.45 164.30Net Profit Margin (%) 65,70 10,88 (33,19) 15,09 141,17 214,86Total Assets 5.24 (4.49) 2.95 47.92 4.30 295.51Net Worth 9.38 5.48 5.44 364.31 44.01 19.74Firm's (DPR=0, maka Firm's growth = ROE) 4.73 5.20 7.76 9.87 65.34 24.48Per-Share Data (Rp)Earning per share (EPS) 7.01 7.18 7.76 9.87 65.34 24.48EBITDA per share (Rp) 31.33 45.36 45.41 50.40 375.35 137.63Book value per share (BVPS) 148.26 138.02 130.85 124.09 213.81 148.47

Ikhtisar data keuangan penting Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada Bab X dalam Prospektus ini.

9. Kebijakan Dividen Perseroan

Pemegang Saham Baru dalam rangka Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Pemegang Saham Biasa Atas Nama lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen.

Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan merencanakan kebijakan pembagian dividen tunai dari laba bersih pada tahun 2014 dengan mempertimbangkan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan seterusnya. Besarnya pembayaran dividen kas di masa mendatang dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan,

Page 20: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

xviii

dengan mempertimbangkan berbagai faktor penting tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroanuntuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi pembagian dividen kas, antara lain:

Performa kinerja operasi Perseroan.Laba ditahan, arus kas, dan kinerja keuangan secara keseluruhan.Kondisi keuangan, kondisi likuiditas, dan kebutuhan kas di masa mendatang.Prospek dan peluang usaha di masa yang akan datang.Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Larangan kontraktual perikatan dengan pihak ketiga.Faktor lainnya yang dianggap relevan oleh para pemegang saham Perseroan, termasuk pemegang saham pengendali.

Kebijakan Perseroan mengenai ketentuan pembagian Dividen adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak Dividen Kas Berdasarkan Persentase dari Laba Bersih

Sampai dengan Rp25.000.000.000 15%Rp25.000.000.000 - Rp50.000.000.000 20%Lebih dari Rp50.000.000.000 25%

Sebelum berakhirnya tahun keuangan, Perseroan dapat membagikan dividen interim sepanjang hal itu diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akanbertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham.

Dividen akan dibayarkan dalam Rupiah. Pemegang saham pada recording date akan memperoleh hak atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Dividen yang diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.

Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

Page 21: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

1

I. PENAWARAN UMUM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebesar 150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham atau 42,86% (empat puluh dua koma delapan enam persen) dari total modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang merupakan Saham Baru yang berasal dari portepel dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga penawaran Rp900,- (sembilan ratus Rupiah) setiap Saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), sehingga seluruhnya berjumlah sebesarRp135.000.000.000,- (seratus tiga puluh lima miliar Rupiah).

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 5:1, bahwa setiap 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham Perseroan dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) dengan harga pelaksanaan Rp950,- (sembilan ratus lima puluh Rupiah), yang dapat dilaksanakan pada periode pelaksanaan waran selama 54 (lima puluh empat) bulan yaitu mulai tanggal 15 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2019 dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka periode pelaksanaan Waran Seri I tersebut tidak diperpanjang, dan waran tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H. di Jakarta Utara, Perseroan akan melaksanakan Program ESA dengan mengalokasikan Saham sebesar 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan atau sebesar 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham dan menerbitkan opsi saham untuk Program MESOP sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 11.655.000 (sebelas juta enam ratus lima puluh lima ribu) saham. Informasi lebih lengkap mengenai program ESA dan MESOP dapat dilihat pada Bab I Prospektus.

Saham-saham tersebut seluruhnya akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen.

PT EKA SARI LORENA TRANSPORT Tbk.

Kegiatan Usaha:

Bidang Pengangkutan and Jasa

Berkedudukan di Jakarta, IndonesiaKantor Pusat: DEPO Utama: DEPO I – Jakarta Selatan DEPO II – Jakarta Timur

Jl. K.H. Hasyim Ashari No.15 C Jl. Raya Tajur No. 106 Jl. R.A. Kartini 16, Cilandak Jl. Raya HankamNo 61, Ceger,Jakarta Pusat 10139, Indonesia Bogor 16720, Indonesia Jakarta 12430, Indonesia TMII, Jakarta 13820, Indonesia

Tel : (62-21) 634 1166(62-21) 633 8866

Fax : (62-21) 633 9988Email: [email protected]

Website: www.lorena-transport.com

Tel : (62-251) 8356666Fax: (62-251) 8355666

Tel :(62-21) 750 6655Fax :(62-21) 751 4282

Tel :(62-21) 8430 6866Fax :(62-21) 8430 6966

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU EKSPANSI TRAYEK PERSEROAN BERGANTUNG PADA PEMBERIAN DAN PEMBARUAN IZIN OLEH BADAN ATAU INSTANSI PEMERINTAH. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITASSAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”)

BIDANG USAHA PERSEROAN TERTUTUP UNTUK KEPEMILIKAN SAHAM ASING SESUAI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL (“PERATURAN PRESIDEN NO. 36/2010”).

Page 22: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

2

Pada saat Prospektus ini diterbitkan struktur permodalan dan pemegang saham Perseroanberdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp500,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena2. Gusti Terkelin Soerbakti

199.999.9982

99.999.999.0001.000

99,9999990,000001

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 100.000.000.000 100,000000Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000

Perseroan dan Pemegang Saham Perseroan akan melakukan Penawaran Umum sebesar 150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham atau 42,86% (empat puluh dua koma delapan enam persen) dari total modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang merupakan Saham Baru yang berasal dari portepel dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga penawaran Rp900,- (sembilan ratusRupiah) setiap Saham, sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp135.000.000.000,-(seratus tiga puluh lima miliar Rupiah).

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dan Pemegang Saham Perseroandalam Penawaran Umum ini, maka susunan modal dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham

Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum*Keterangan Jumlah

SahamNilai Nominal

(Rp)%

Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat

199.999.9982-

99.999.999.0001.000

-

99,9999990,000001

-

199.999.9982

150.000.000

99.999.999.0001.000

75.000.000.000

57,1428570,000001

42,857142

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

200.000.000 100.000.000.000 100,0000000 350.000.000 175.000.000.000 100,000000

Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000 370.000.000 185.000.000.000

Keterangan: * dengan asumsi bahwa Saham Yang Ditawarkan Perseroan terserap seluruhnya oleh Masyarakat.

PROGRAM ALOKASI SAHAM KARYAWAN (ESA/EMPLOYEE STOCK ALLOCATION)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H. Notaris di Jakarta Utara, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pelaksanaan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dimana ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 022/ESLT/BG/CEO/II/2014 tanggal 25 Pebruari 2014.

Program ESA ini dialokasikan sebanyak-banyaknya 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Perdana atau sebesar 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu)saham yang ditawarkan sama dengan harga Penawaran Umum Perdana Saham yaitu Rp900,-(sembilan ratus Rupiah) setiap Saham, sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp1.350.000.000,- (satu miliar tiga ratus lima puluh juta Rupiah).

Page 23: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

3

Pelaksanaan Program ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Bapepam No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

Program ESA ini merupakan program pemberian Saham Penghargaan dan Jatah Pasti yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Karyawan Perseroanyang telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (“Peserta”).

1. Saham Penghargaan

Perseroan akan memberikan saham penghargaan secara cuma-cuma kepada peserta yang memenuhi persyaratan seperti tersebut di atas, atas nama masing-masing peserta pada tanggal distribusi saham dalam rangka Penawaran Umum. Pembayaran atas saham penghargaan menjadi beban Perseroan, di mana Perseroan akan melakukan pembayaran atas saham penghargaan ke rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek selambat-lambatnya pada hari kerja kedua dalam Masa Penawaran Umum. Jumlah saham penghargaan adalah sebesar 0,60% dari total saham yang diterbitkan pada saat Penawaran Umum Perdana. Saham penghargaan yang diberikan dalam Program ESA akan dikenakan lock-up atau tidak dapat diperjual-belikan untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan terhitung sejak pencatatan saham Perseroan di BEI, sehingga mulai dapatditransaksikan mulai tanggal 15 April 2015. Saham penghargaan dicatatkan oleh Perseroansebagai insentif kepada karyawan dan manajemen serta merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 21.

2. Saham Jatah Pasti

Perseroan akan menawarkan penjatahan pasti sebesar 0,40% dari total saham yang diterbitkan pada saat Penawaran Umum Perdana kepada peserta yang memenuhi persyaratan di atas. Peserta yang menyetujui penawaran dapat membeli saham tersebut dengan membayar harga saham yang sama dengan harga Penawaran Umum. Saham penjatahan pasti tidak dikenakan lock-up dan karenanya dapat ditransaksikan pada saat saham Perseroan dicatatkan di Bursa Efek. Peserta wajib membayar penuh harga saham penjatahan pasti secara tunai pada saat melakukan pemesanan saham, selambat-lambatnya pada hari kerja kedua dalam Masa Penawaran Umum. Saham penjatahan pasti tidak dikenakan pajak, namun bilamana di kemudian hari saham tersebut akan dijual, maka akan dikenakan pajak penjualan sesuai peraturan yang berlaku.

Perseroan menjalankan program pemberian alokasi saham kepada karyawan bersamaan dengan dilaksanakannya Penawaran Umum ini dengan tujuan sebagai berikut:a. Meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) dan loyalitas dari manajemen dan karyawan;b. Memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja dan prestasi;c. Mempertahankan karyawan yang berprestasi;d. Sebagai insentif bagi karyawan atas prestasi di masa lampau.

Mekanisme pelaksanaan Program ESA

Program ESA diperuntukkan hanya kepada karyawan Perseroan yang berjumlah 265 orang (berdasarkan data per 25 Pebruari 2014) dan tidak diperuntukkan bagi direksi dan komisaris Perseroan. Peserta Saham ESA Penghargaan, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. Karyawan tetap dari level staf sampai supervisor yang sudah bekerja 5 (lima) tahun; b. Karyawan tetap dari level Asisten Manajer sampai General Manager yang telah bergabung

sebelum 31 Desember 2011;c. Karyawan tetap yang memenuhi pencapaian kinerja tertentu sesuai dengan standar penilaian

kerja yang ditetapkan oleh Perseroan;d. Karyawan tetap yang tidak sedang memiliki sanksi administratif.

Hak kepesertaan dalam program ESA akan gugur untuk saham penghargaan, apabila:

Page 24: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

4

a. Karyawan berhenti bekerja dari Perseroan dalam periode lock-up, kecuali apabila karyawan tersebut pensiun;

b. Apabila peserta terlibat perkara kriminal dalam kurun waktu lock-up;c. Peserta menyerahkan hak kepesertaannya kepada karyawan lain atas kemauan sendiri yang

dituangkan dalam surat pernyataan bermaterai.

Biaya-biaya yang akan timbul sehubungan dengan program ESA berupa pemberian Saham Penghargaan akan ditanggung oleh Perseroan yang sumber dananya berasal dari kas Perseroan.Sedangkan untuk program ESA berupa saham jatah pasti akan ditanggung seluruhnya oleh karyawan yang bersangkutan.

Perseroan akan menerbitkan konfirmasi alokasi Saham Penghargaan dan Saham Jatah Pasti kepada Peserta, Peserta wajib menyampaikan Pernyataan dan Pengikatan Diri Dalam Rangka Program Kepemilikan Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan yang menyatakan Peserta menerima Saham Penghargaan dan melakukan pemesanan Saham Jatah Pasti sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Perseroan dalam Program ESA ini. Selanjutnya melakukan pembayaran kepada Perseroan pada periode Penawaran Umum atas Saham Jatah Pasti yang diambil bagian. Perseroan akan menyampaikan daftar Peserta Program ESA serta jumlah saham dalam Program ESA kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta melakukan pembayaran dilakukan pada seluruh saham dalam Program ESA dengan harga yang sama dengan harga penawaran umum saham, pembayaran dilakukan pada rekening bank yang ditunjuk oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk menerima pembayaran pemesanan saham dalam rangka penawaran umum ini, dengan jumlah penuh.

Direksi akan menentukan karyawan yang berhak menjadi Peserta Progam ESA dan berapa jumlah saham yang akan dialokasikan kepada setiap Peserta Program ESA baik untuk saham penghargaan maupun jatah pasti pada saat 1 April 2014 atau hari ke-1 Masa Penawaran Umum. Perseroan telah menunjuk pejabat bagian sumber daya manusia Perseroan untuk menjadi pengelola ESA.

Jumlah saham dalam Program ESA yang akan dialokasikan kepada peserta Program ESA adalah sebesar 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham dari saham yang ditawarkan. Apabila saham telah dialokasikan pada program ESA tidak mencapai jumlah tersebut, maka sisanya akan ditawarkan kepada masyarakat dalam Penawaran Umum.

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini dan asumsi bahwa Program ESA akan terserap seluruhnya, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham termasuk Program ESA

Sebelum Penawaran Umum dan Sebelum Pelaksanaan Program ESA

Setelah Penawaran Umum dan Pelaksanaan Program ESA*

Keterangan Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp)

%Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat4. Karyawan (ESA)

199.999.9982--

99.999.999.0001.000

--

99,9999990,000001

--

199.999.9982

148.500.0001.500.000

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

57,1428570,000001

42,4285710,428571

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

200.000.000 100.000.000.000 100,0000000 350.000.000 175.000.000.000 100,000000

Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000 370.000.000 185.000.000.000

Keterangan: * dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya.

Page 25: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

5

PENERBITAN WARAN SERI I

Bersamaan dengan Penawaran Umum ini, Perseroan juga menerbitkan sebesar 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat di DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan rasio 5:1, bahwa setiap 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 (satu) Waran Seri I. Dengan asumsi telah dilaksanakannya seluruh Waran Seri I oleh seluruh pemegang waran dan asumsi Program ESA akan terserap seluruhnya, maka struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan setelah pelaksanaan penawaran umum serta setelah pelaksanaan Waran Seri I secara proforma adalah sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah)setiap Saham termasuk Program ESA dan Pelaksanaan Waran Seri I

Setelah Penawaran Umum, ESA dan Sebelum Pelaksanaan Waran Seri I

Setelah Penawaran Umum, ESA dan Pelaksanaan Waran Seri I**

Keterangan JumlahSaham

Nilai Nominal (Rp) %

JumlahSaham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat4. Karyawan (ESA)5. Konversi Waran Seri I

199.999.9982

148.500.0001.500.000

-

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

-

57,1428570,000001

42,4285710,428571

-

199.999.9982

148.500.0001.500.000

30.000.000

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

15.000.000.000

52,6315780,000000139,0789470,3947377,894737

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

350.000.000 175.000.000.000 100,000000 380.000.000 190.000.000.000 100,000000

Saham dalam Portepel 370.000.000 185.000.000.000 340.000.000 170.000.000.000

Keterangan: ** dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya dan asumsi dilaksanakannya seluruh Waran seri I

PROGRAM PEMBERIAN OPSI PEMBELIAN SAHAM KEPADA MANAJEMEN DAN KARYAWAN (MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN/MESOP)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H.Notaris di Jakarta Utara, Pemegang Saham menyetujui rencana Program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan Karyawan (Management & Employee Stock Option Plan/ MESOP).

Tujuan utama Program MESOP adalah agar manajemen dan karyawan Perseroan mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja yangpada akhirnya akan meningkatkan pula kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga terdapat peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati oleh stakeholder Perseroan.

Program MESOP adalah pemberian hak opsi pembelian saham kepada peserta program untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel, dengan jumlah sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum, dalam waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusian saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia.

Pendistribusian hak opsi akan dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan:a. Tahap pertama selambat-lambatnya pada tanggal 2 April 2015 (sebanyak-banyaknya 35% dari

total saham Program MESOP).b. Tahap kedua selambat-lambatnya pada tanggal 4 April 2016 (sebanyak-banyaknya 35% dari total

saham Program MESOP).

Page 26: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

6

c. Tahap ketiga selambat-lambatnya pada tanggal 3 April 2017 (sebanyak-banyaknya 30% dari total saham Program MESOP).

Pelaksanaan hak opsi untuk membeli saham Perseroan akan dilaksanakan dengan mengacu pada Peraturan I-A Lampiran I Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Kep-00001/BEI/01-2014. Pelaksanaan Program MESOP akan dilakukan Direksi Perseroan di bawah pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan akan dilaporkan dalam RUPS.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan Nomor. 028/ESLT/BG/CEO/II/2014 tanggal 25 Pebruari 2014, jumlah anggota Direksi dan karyawan tercatat sebanyak 271 orang meliputi karyawan tetap dan karyawan kontrak, terdiri dari (1) Manajemen Perseroan (Komisaris, kecuali Komisaris Independen, dan Direksi Perseroan) dan (2) karyawan. Porsi alokasi MESOP adalah 50% untuk kelompok manajemen Perseroan (Komisaris, kecuali Komisaris Independen, dan Direksi Perseroan)dan 50% untuk kelompok Karyawan Perseroan.

Peserta Program MESOP, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, kecuali Komisaris Independen;b. Para karyawan tetap Perseroan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:

i. Berada dari level Staf sampai Supervisor dengan masa kerja minimal 3 (tiga) tahun;ii. Berada dari level Asisten Manajer sampai General Manajer;iii. Memenuhi tingkat pencapaian kinerja tertentu sesuai dengan standar penilaian kinerja yang

ditetapkan oleh Perseroan;iv. Tidak sedang dikenakan sanksi administratif.

Peserta Program MESOP akan ditetapkan oleh Direksi Perseroan paling lambat 14 (empat belas) Hari Kalender sebelum diterbitkannya hak opsi untuk setiap tahap I, tahap II dan tahap III. Keterangan mengenai detil pelaksanaan dari Program MESOP akan diinformasikan lebih lanjut kepada calon Peserta Program MESOP.

Mekanisme pelaksanaan Program MESOP

a. Hak opsi yang diterbitkan dapat digunakan untuk membeli saham Perseroan selama 5 (lima) tahun sejak tanggal penerbitannya (option life).

b. Hak opsi yang dibagikan akan terkena masa tunggu pelaksanaan (vesting period) selama 1 (satu) tahun sejak diterbitkan, dimana peserta Program MESOP belum dapat menggunakan hak opsinya untuk membeli saham baru Perseroan.

c. Hak opsi tidak dapat dipindahtangankan dalam bentuk apapun dan kepada siapapun kecuali kepada Perseroan. Untuk itu, pemegang hak opsi wajib memberikan surat kuasa pengalihan hak opsi kepada Perseroan dimana surat kuasa tersebut akan berlaku efektif pada saat peserta mengundurkan diri sebagai karyawan sebelum masa vesting period berakhir.

d. Hak opsi akan gugur apabila: (i) Karyawan berhenti bekerja dari Perseroan dalam periode vesting period, kecuali apabila karyawan tersebut pensiun; (ii) Apabila peserta terlibat perkara kriminal dalam kurun waktu vesting period.

e. Masa pelaksanaan hak opsi (exercise period). Direksi dan Karyawan Perseroan akan menentukan periode-periode tertentu yang akan merupakan jangka waktu pelaksanaan hak opsi (windowexercise). Window exercise akan dibuka sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dimana setiap window exercise memiliki jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari Bursa.

Harga pelaksanaan (exercise price) akan ditetapkan mengacu pada ketentuan Peraturan I-A Lampiran I Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Kep-00001/BEI/01-2014. Prosedur dan tata cara Program MESOP akan ditetapkan oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni sekurang-kurangnya 90% dari rata-rata harga penutupan saham Perusahaan Tercatat yang bersangkutan selama kurun waktu 25 (dua puluh lima) Hari Bursa berturut-turut di Pasar Reguler sebelum laporan akan dilaksanakannya Periode Pelaksanaan.

Page 27: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

7

Program MESOP akan dilaksanakan berdasarkan level, lama kerja dan penilaian hasil kinerja. Departemen Sumber Daya Manusia akan menilai kinerja karyawan sebelumnya dan memberikan daftar serta kelengkapan dokumen kepada BAE. Pada saat bersamaan, Corporate Secretary akan melaporkan kepada BEI mengenai penetapan harga.

Peserta yang akan menggunakan hak opsi untuk membeli saham, wajib membayar secara penuh harga pelaksanaan dan pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan hak opsi tersebut. Biaya pelaksanaan dari Program MESOP selain yang disebutkan diatas akan ditanggung oleh Perseroan dan Perseroan tidak akan membebankan biaya tersebut ke dalam biaya-biaya terkait dengan pelaksanaan Penawaran Umum.

Dengan asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru Perseroan, maka pada akhir umur hak opsi (option life) yakni 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusian hak opsi setiap tahapan dan asumsi seluruh Waran Seri I telah dilaksanakan oleh para pemegang Waran, maka susunan struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan sebelum dan setelah Program MESOP, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Pro Forma Modal SahamTerdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham termasuk Program ESA, Pelaksanaan Waran Seri I, dan Program MESOP

Setelah Penawaran Umum, Program ESA, Pelaksanaan Waran Seri I dan Sebelum Pelaksanaan MESOP

Setelah Penawaran Umum, Program ESA, Pelaksanaan Waran Seri I dan MESOP ***

Keterangan Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena2. G. T. Soerbakti3. Masyarakat4. Karyawan (ESA)5. Konversi Waran Seri I6. Peserta Program MESOP

199.999.9982

148.500.0001.500.000

30.000.000-

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

15.000.000.000-

52,6315780,000000139,0789470,3947377,894737

-

199.999.9982

148.500.0001.500.000

30.000.00011.655.000

99.999.999.0001.000

74.250.000.000750.000.000

15.000.000.0005.827.500.000

51,0653500,000001

37,9160230,3829907,6598032,975833

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

380.000.000 190.000.000.000 100,000000 391.655.000 195.827.500.000 100,0000000

Saham dalam Portepel 340.000.000 170.000.000.000 328.345.000 164.172.500.000

Keterangan: *** dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya dan asumsi dilaksanakannya seluruh Waran seri I, serta asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru Perseroan.

Setelah Program MESOP dilaksanakan, PT Lorena akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Perseroan dengan kepemilikan sebesar 51,07%.

PERSEROAN TIDAK AKAN MENGELUARKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM LAIN DAN/ATAU EFEK LAIN YANG DAPAT DIKONVERSI MENJADI SAHAM DALAM JANGKA WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN SEJAK TANGGAL PENAWARAN UMUM PERDANA INI MENJADI EFEKTIF, KECUALI PELAKSANAAN KONVERSI WARAN SERI I YANG DITERBITKAN PERSEROAN DALAM PENAWARAN UMUM INI DAN SAHAM HASIL PELAKSANAAN MESOP.

Page 28: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 29: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

9

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA

Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi, akan digunakan oleh Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

a) Sekitar 81% (delapan puluh satu persen) akan digunakan untuk pengembanganinvestasi baru armada bus AKAP, APTB dan BKTB, serta rekondisi bus lama

Tujuan Perseroan untuk investasi baru armada bus AKAP, APTB dan BKTB, serta rekondisi dan modifikasi bus lama adalah untuk memperkuat armada Perseroan, baik untuk jarak jauh (AKAP), maupun jarak dekat (APTB, BKTB, dan Feeder Satelit).

Sekitar 82% (delapan puluh dua persen) dari 81% (delapan puluh satu persen) dana bersih hasil Penawaran Umum akan digunakan Perseroan untuk pembelian armada bus baru merek Mercedes-Benz type terbaru (MB-OH 1526, MB-OH 1626 atau type terbaru lain yang sesuai dengan karakteristik infrastruktur jalan raya pada trayek-trayek tertentu) sebanyak 85 (delapan puluh lima) unit jenis kabin kelas Executive yang akan digunakan untuk trayek AKAP dan 15 (lima belas) unit yang akan digunakan untuk Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Penjual chassis dan mesin tersebut adalah PT Mercedes-Benz Indonesia melalui dealernya PT Dipo Motor yang berkedudukan di Jakarta. Perseroantidak memiliki hubungan afiliasi dengan pihak penjual chassis/mesin PT Mercedes-Benz Indonesia melalui dealernya PT Dipo Motor, maupun pihak perusahaan pembuat karoseri.

Alasan/pertimbangan Perseroan untuk membeli armada bus baru untuk segmen AKAP adalah karena armada AKAP yang dioperasikan oleh Perseroan per 30 September 2013 berjumlah 161 unit secara rata-rata sudah berusia 12 tahun yang berakibat kepada tingginya biaya biaya perawatan dan biaya penggunaan suku cadang. Dengan meremajakan sebagian besar armadanya dengan kendaraan baru, maka dalam kurun waktu 4 tahun pertama, biaya perawatan dan biaya suku cadang relatif sangat rendah, serta akan meningkatkan ketepatan waktu berangkat dan tiba (on-time performance) armada bus AKAP karena tingkat kerusakan armada bus relatif rendah. Bertambahnya armada bus baru pada segmen AKAP akan menarik minat calon penumpang sehingga akan secara signifikan meningkatkan pendapatan Perseroan. Selain itu, sebagian armada baru akan dioperasikan pada trayek-trayek baru maupun penambahan armada pada trayek-trayek yang sudah ada.

Sekitar 11% (sebelas persen) dari 81% (delapan puluh satu persen) dana bersih hasil Penawaran Umum akan digunakan Perseroan untuk pembelian armada bus baru merek Mercedes-Benz type terbaru (MB-OH 1526 dan MB-OH 1626) sebanyak 15 (lima belas) unit yang direncanakan untuk digunakan sebagai Angkutan Perbatasan Terpadu Busway (APTB) trayek Jakarta-Bogor-Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kotamadya Bogor dan Badan Layanan Umum TransJakarta.

Alasan/pertimbangan Perseroan untuk membeli armada bus baru untuk segmen APTB adalah karena APTB merupakan konsep pola transportasi makro yang telah dan akan diberlakukan secara berkesinambungan oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan pemerintah-pemerintah daerah di kota-kota satelit penopang kota Jakarta. Pengoperasian APTB ini berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 dan Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 103 Tahun 2007 tentang Pola Transportasi Makro. Pemerintah DKI telah menjalankan 9 trayek sebagai tahap awal program APTB yaitu trayek Tangerang-Jakarta, Bogor-Cibinong-Jakarta, Bogor-Rawamangun Jakarta, Ciawi-Sudirman Jakarta, Bekasi-Tanah Abang Jakarta, Ciputat-Kota Jakarta, Bekasi-Pulogadung Jakarta, Cibinong-Grogol Jakarta, Bekasi-Sudirman Jakarta, Bekasi-Dukuh Atas Jakarta. Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi, jumlah armada dan trayek akan segera ditambah. Operator yang melayani kedua trayek tersebut ditunjuk bersama oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat dan Dinas Perhubungan Propinsi Banten yang notabene adalah perusahaan-perusahan otobus (PO) yang sebelumnya telah memiliki trayek reguler untuk trayek-trayek tersebut. Dengan demikian, Perseroan sangat berminat untuk memasuki program APTB tersebut.

Page 30: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

10

Sekitar 7% (tujuh persen) dari 81% (delapan puluh satu persen) dana bersih hasil Penawaran Umum akan digunakan Perseroan untuk merekondisi dan memodifikasi 30 (tiga puluh) unit bus lama untuk dialihkan melayani rute pendek yang sudah sempat ditinggalkan oleh Perseroan yaitu Jakarta-Bogor-Jakarta. Rekondisi tersebut meliputi mesin dan chassis, body & cabin, serta AC.

Alasan/pertimbangan Perseroan untuk merekondisi dan memodifikasi bus lama adalah keunggulan dari segi biaya untuk mengadakan armada yang akan digunakan pada segmen Feeder Satelit yang memiliki trayek relatif pendek yaitu Jakarta – Bogor. Dengan biaya rekondisi chassis, mesin dan penggantian body yang hanya sekitar Rp400 juta per unit bus, Perseroan akan mampu mengoperasikan bus tersebut dan berkontribusi terhadap pendapatan Perseroan selama 2 hingga 3 tahun ke depan, lalu kemudian akan dijual sebagai bus bekas dengan harga rata-rata Rp125 juta.

b) Sekitar 16% (enam belas persen) akan digunakan untuk fasilitas/infrastruktur depo & workshop Busway TransJakarta di Ceger, Jakarta Timur

Sekitar 16% (enam belas persen) dari dana bersih hasil Penawaran Umum akan digunakan untuk membeli tanah dan memperbaiki depo & workshop Busway di Jakarta. Status depo & workshopBusway yang terletak di Jl. Raya Hankam No 61, Ceger, Jakarta Timur yang saat ini dipergunakan oleh Perseroan adalah berstatus sewa tanah kosong, kemudian Perseroan mendirikan bangunan untuk depo & workshop. Perseroan memiliki opsi yang tidak mengikat untuk membeli properti tersebut. Perseroan menilai lokasi tersebut sangat cocok dipergunakan sebagai depo & workshopBusway untuk jangka panjang. Perseroan berniat untuk membeli lokasi tersebut dan menganggarkan dana sekitar Rp35 miliar yang akan digunakan untuk pembelian tanah tersebut. Adapun pihak penjual adalah Ahli waris dari alm. Eko Judianto Darmawan dengan alamat terakhir Jl. Taruna Jaya RT.001 RW.01 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pihak penjual. Apabila pada waktunya tidak terdapat kesepakatan harga antara Perseroan dengan pihak pemilik tanah, maka Perseroan akan mencari lokasi alternatif yang cocok untuk dipergunakan sebagai depo & workshop Busway untuk jangka panjang.

Rencana Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk menutup Terminal Bus Lebak Bulus dan menetapkan Terminal Kampung Rambutan sebagai penggantinya akan menjadikan lokasi depo & workshopBusway ini sangat strategis sebab berlokasi dekat dengan Terminal Kampung Rambutan. Ke depan, Perseroan pun akan memanfaatkan depo Busway ini sebagai tempat keberangkatan dan kedatangan bus AKAP.

c) Sekitar 3% (tiga persen) akan digunakan untuk modal kerja

Sekitar 3% (tiga persen) dari dana hasil Penawaran Umum akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan yang akan digunakan untuk menunjang aktivitas operasional Perseroan yaitu membayar biaya-biaya perjalanan langsung dan membayar hutang dagang.

Sedangkan dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan seluruhnya atau sebesar 100% (seratus persen) untuk penambahan modal kerja Perseroan antara lain membiayai belanja modal untuk bus-bus baru baik untuk peremajaan maupun untuk rencana trayek-trayek baru, serta untuk pembukaan kantor-kantor cabang/perwakilan yang baru.

Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara berkala kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan melaporkan kepada OJK setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No: X.K.4, Perseroanjuga diwajibkan untuk melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara berkala kepada BEI sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.I-E.

Apabila dikemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum, maka Perseroan terlebih dahulu akan melaporkan rencana perubahan penggunaan dananya kepada OJK dengan mengemukakan alasan dan pertimbangannya dan

Page 31: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

11

perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Apabila pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum tersebut merupakan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.E.2 dan/atau Transaksi Afiliasi dan/atau Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor: IX.E.1, maka Perseroan akan memenuhi ketentuan-ketentuan yang tertuang pada Peraturan Bapepam dan LK tersebut.

Sesuai dengan Surat Edaran Bapepam dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, perkiraan total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,3% (empat koma tiga persen)dari nilai Penawaran Umum, yang meliputi:

1. Biaya jasa untuk Para Penjamin Emisi Efek sekitar 3,25% (tiga koma dua puluh lima persen) yang terdiri dari:a. Biaya Jasa Penyelenggaraan (Management Fee) sekitar 2,25% (dua koma dua puluh lima

persen)b. Biaya Jasa Penjaminan (Underwriting Fee) sekitar 0,5% (nol koma lima persen)c. Biaya Jasa Penjualan (Selling Fee) sekitar 0,5% (nol koma lima persen);

2. Biaya jasa profesi dan lembaga penunjang pasar modal yang terdiri dari:a. Jasa Kantor Akuntan Publik sekitar 0,22% (nol koma dua puluh dua persen)b. Jasa Konsultan Hukum sekitar 0,14% (nol koma empat belas persen)c. Jasa Notaris sekitar 0,03% (nol koma nol tiga persen)d. Jasa Penilai sekitar 0,04% (nol koma nol empat persen);e. jasa Biro Administrasi Efek sekitar 0,02% (nol koma nol dua persen);

3. Biaya Pencatatan BEI, biaya pendaftaran KSEI, biaya penyelenggaraan Public Expose, biaya percetakan Prospektus dan formulir, iklan surat kabar, penawaran umum dan biaya-biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut sekitar 0,6% (nol koma enam persen).

Pelaksanaan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroanakan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama di bidang Pasar Modal.

Page 32: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 33: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

13

III. PERNYATAAN UTANG

Laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Perseroan memiliki jumlah liabilitas pada tanggal 30 September 2013 sebesar Rp98.898 juta, yang terdiri dari jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp66.962 juta, dan jumlah liabilitas jangka panjang sebesar Rp31.936 juta.

Perincian lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah

Liabilitas Jangka PendekHutang usaha 12.256Hutang bank jangka pendek 25.964Hutang lain-lain 737Hutang pajak 4.414Biaya yang masih harus dibayar 2.280Pendapatan diterima di muka 407Bagian jangka pendek dari liabilitas jangka panjang:

Pinjaman bank 20.903Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 66.962

Liabilitas Jangka PanjangLiabilitas jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek:

Pinjaman Bank 12.437Uang Jaminan 564Liabilitas pajak tangguhan 14.391Liabilitas imbalan kerja 4.543Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.936

JUMLAH LIABILITAS 98.898

Penjelasan masing-masing saldo liabilitas Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Hutang Usaha

Saldo hutang usaha Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp12.256 juta yang berasal dari pihak ketiga.

Rincian umur hutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan JumlahBelum jatuh tempo 9.403Telah jatuh tempo:

1 - 30 hari 95031 - 60 hari 1.903

Jumlah 12.256

Jangka waktu kredit dari pemasok suku cadang berkisar 30 sampai dengan 90 hari.

Page 34: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

14

2. Hutang Bank Jangka Pendek

Saldo hutang bank jangka pendek Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp25.964 juta yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan JumlahPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.480PT Bank Swadesi 19.484Jumlah 25.964

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)

Kredit Modal Kerja 2003

Berdasarkan perjanjian kredit modal kerja tanggal 26 Juni 2003 (Nomor JCCO.IV/0452/PK-MK/2003, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja yang bersifat revolving dengan limit sebesar Rp4.700.000.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja jasa angkutan bus AKAP. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga 12,25% per tahun (yang harus dibayar efektif setiap tanggal 23 setiap bulan-nya) dan dapat berubah sesuai dengan pemberitahuan dari Mandiri dan dengan jangka waktu selama 1 tahun.

Perjanjian kredit modal kerja ini telah mengalami beberapa kali perubahan melalui Addendum-addendum sebagai berikut:

Addendum Limit KreditJangka Waktu

BungaKeterangan

No Tanggal (jutaan Rp) Per TahunI 27.12.2004 4.700 26.06.2004 s/d 25.06.2005 -II 18.01.2006 3.400 26.06.2005 s/d 25.06.2006 16,50%III 08.06.2006 3.400 26.06.2006 s/d 25.06.2007IV 19.06.2007 3.400 26.06.2007 s/d 25.06.2008 13,50%V 04.02.2008 3.400 26.06.2008 s/d 25.06.2009VI 27.06.2008 3.400 26.06.2008 s/d 25.06.2009 12,25%VII 25.05.2009 3.400 26.06.2009 s/d 25.06.2010VIII 25.06.2010 3.400 26.06.2010 s/d 25.06.2011 12.25%IX 23.12.2010 3.400 - - Perubahan persyaratan KMKX 24.06.2011 3.400 26.06.2010 s/d 25.06.2011 -XI 22.06.2012 3.400 26.06.2012 s/d 25.09.2012 12.25% Perubahan persyaratan KMKXII 25.09.2012 3.400 26.06.2012 s/d 25.09.2013 12.25% Perubahan persyaratan KMKXIII 23.09.2013 3.400 25.06.2013 s/d 25.09.2014 12,25%

Di samping jaminan yang tersebut dalam “Kredit Investasi 2008” di bawah ini, fasilitas kredit modal kerja ini dijamin dengan seluruh piutang usaha Perusahaan senilai Rp1.000.000.000, dan seluruh persediaan barang senilai Rp6.050.000.000 yang diikat dengan Jaminan Fidusia.

Garansi Bank 2008:

Berdasarkan perjanjian penerbitan bank garansi tanggal 4 Pebruari 2008 (Nomor RCO. JTH/019/PPGB/2008) Mandiri setuju menerbitkan bank garansi kepada Perseroan dengan plafond maksimal sebesar Rp5.000.000.000. Penerbitan bank garansi ini bertujuan hanya untuk jaminan tender, uang muka, pelaksanaan dan pemeliharaan proyek Busway dan proyek lain yang berkaitan dengan transportasi.

Untuk setiap penerbitan bank garansi tersebut, Perseroan wajib menyetorkan dana secara tunai sebagai jaminan pembayaran sebesar 5% dari nominal bank garansi yang akan diterbitkan atau berupa dana dalam bentuk deposito. Deposito sebesar Rp1.000.000.000 telah ditempatkan oleh dan

Page 35: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

15

atas nama Gusti Terkelin Soerbakti sebagai Setoran Jaminan tersebut. Jangka waktu perjanjian ini adalah 12 bulan terhitung mulai tanggal 4 Pebruari 2008 sampai dengan 3 Pebruari 2009.

Berdasarkan Addendum II tanggal 25 Juni 2010, perjanjian penerbitan bank garansi tersebut di atas ditetapkan mulai tanggal 26 Juni 2009 sampai dengan 25 Juni 2011 dengan persyaratan yang tidak berubah dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 25 September 2013.

Berdasarkan Addendum VII Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal 23 September 2013, fasilitas penerbitan garansi bank kepada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk diperpanjang sampai dengan 25 September 2014.

Kredit Modal Kerja 2008:

Berdasarkan perjanjian kredit modal kerja tanggal 27 Juni 2008 (Nomor CRO. JRO. JTH/192/PK-KMK/2008) Mandiri setuju memberikan fasilitas kredit modal kerja yang bersifat revolving kepada Perseroan dengan limit sebesar Rp5.500.000.000 guna membiayai modal operasional TransJakartaBusway Koridor 5 dan 7.

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun yang harus dibayar efektif setiap bulan pada tanggal 23 dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di Mandiri dan dengan jangka waktu selama 12 bulan terhitung sejak tanggal 27 Juni 2008 sampai dengan 26 Juni 2009.

Berdasarkan Addendum I dan II masing-masing tanggal 25 Mei 2009 dan 25 Juni 2010, perjanjian kredit modal kerja ini diperpanjang selama 12 bulan, masing-masing 26 Juni 2009 sampai dengan 25 Juni 2010 dengan bunga sebesar 12,25% per tahun, dan 26 Juni 2010 sampai dengan 25 Juni 2011 dengan bunga sebesar 12,25% per tahun, dengan limit tetap sebesar Rp5.500.000.000. Fasilitas kredit ini telah diperpanjang kembali berdasarkan addendum V tertanggal 25 Juni 2012, dengan perubahan jangka waktu menjadi 3 (tiga) bulan yang berakhir tanggal 25 September 2012 yang kemudian diperpanjang kembali selama 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 25 September 2012.

Fasilitas kredit ini telah diperpanjang kembali berdasarkan addendum V tanggal 25 Juni 2012 dengan perubahan jangka waktu menjadi 3 (tiga) bulan yang berakhir tanggal 25 September 2012 yang kemudian diperpanjang kembali selama 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 25 September 2013.

Di samping jaminan yang tersebut dalam “Kredit Investasi 2008” di bawah ini, fasilitas kredit modal kerja ini dijamin dengan seluruh piutang usaha Perseroan senilai Rp6.000.000.000, dan seluruh persediaan barang senilai Rp500.000.000 yang diikat dengan Jaminan Fidusia.

PT Bank Swadesi Tbk

Kredit Rekening Koran (PRK) 2011

Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 1 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari PT Bank Swadesi Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp6.500.000.000. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan sampai dengan tanggal 1 Maret 2012 dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 1 Maret 2013. Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut di atas, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun.

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:- sebidang tanah dengan Hak Milik No. 2671/Baranangsiang atas nama G. Terkelin Soerbakti,

seluas 2.632 M2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;

Page 36: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

16

- sebidang tanah dengan Hak Milik No. 2672/Baranangsiang atas nama G. Terkelin Soerbakti seluas 287 M2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;

- sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 712/Baranangsiang atas nama Gusti Soerbakti seluas 557 M2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;

- sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 713/Baranangsiang atas nama Gusti Soerbakti seluas 53 M2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Perseroan terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Kredit Rekening Koran (PRK) 2012

Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Swadesi Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp8.000.000.000,- sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 11/2/BS.JSH/III/2012, tertanggal 21 Maret 2012. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan yang akan berakhir tanggal 21 Maret 2013.

Jaminan atas fasilitas PRK ini terkait dengan fasilitas Kredit Investasi yang diperoleh Perseroansebagaimana dijelaskan dalam catatan hutang bank jangka panjang PT Bank Swadesi Tbk.

Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut di atas, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun.

Kredit Rekening Koran (PRK) 2013

Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Swadesi Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp5.000.000.000,- sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 19/2/BS.JSH/IV/2013, tertanggal 17 April 2013. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan yang akan berakhir tanggal 1 Maret 2014.

Jaminan atas fasilitas PRK ini terkait dengan fasilitas Kredit Investasi (KI)-2 dari PT Bank Swadesi Tbk.

Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut di atas, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun.

3. Hutang Lain-lain

Saldo hutang lain-lain Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp737 juta yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

Forum komunikasi antar pengemudi lorena (FKPL) 135Forum komunikasi antar kondektur lorena (FKKL) 62Koperasi karyawan 345Lain-Lain 195Jumlah 737

Iuran FKPL, FKKL dan koperasi karyawan merupakan iuran yang dipungut dari kru/awak/pramudi dan karyawan yang masih belum dibayarkan ke masing-masing pengelola organisasi.

Page 37: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

17

4. Hutang Pajak

Saldo hutang pajak Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp4.414 juta yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

Pajak penghasilan:Pasal 21 288Pasal 23 120Pasal 29 – tahun 2013 2.462Pasal 4 ayat 2 1.544

Jumlah 4.414

5. Biaya yang Masih Harus Dibayar

Saldo beban yang masih harus dibayar Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp2.280 juta yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

Gaji 825Jasa 682Tunjangan dana pension 495Jamsostek karyawan dan kru 121Bunga pinjaman 125Lain-Lain 32Jumlah 2.280

6. Pendapatan diterima di Muka

Pendapatan diterima di muka Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp407 jutayang merupakan penerimaan uang tiket Bus AKAP yang belum diakui sebagai penjualan karena penumpang belum diberangkatkan pada tanggal 30 September 2013.

7. Pinjaman Bank Jangka Panjang

Saldo pinjaman bank jangka panjang Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp33.341 juta, yang terdiri dari bagian jangka pendek sebesar Rp20.904 juta dan bagian jangka panjang sebesar Rp12.437 juta, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 13.480PT Bank Windu Kencana Internasional Tbk 13.987PT Bank Jasa Jakarta 391PT Bank Swadesi 5.482

Jumlah 33.341

Bagian Jangka Pendek 20.904

Bagian Jangka Panjang 12.437

Pinjaman yang diperoleh Perseroan, terdiri dari:

Page 38: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

18

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Kredit Investasi 2003:

Berdasarkan perjanjian kredit investasi tanggal 26 Juni 2003 (Nomor JCCO.IV/0451/PK-KI/2003), Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi yang bersifat Aflopend Plafond dari Mandiri dengan limit kredit sebesar Rp17.500.000.000. Dana tersebut digunakan untuk pembelian 36 unit kendaraan bus merk Mercedes Benz.

Berdasarkan surat Mandiri Nomor CBC.JTH2/SPPK/2506/2006 tanggal 21 Juni 2006, permintaan penjadwalan kembali angsuran pokok kredit plafond Rp17.500.000.000 dengan baki debet per 31 Maret 2006 sebesar Rp6.400.000.000,- disetujui dan diperpanjang jangka waktu pelunasannya, yang semula berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 menjadi 31 Desember 2009.

Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga 16% per tahun (yang harus dibayar efektif setiap bulan) dan dapat berubah sesuai dengan pemberitahuan dari Mandiri. Perseroan telah melunasi pinjaman ini pada tanggal 31 Desember 2009.

Kredit Investasi 2008:

Berdasarkan perjanjian kreditinvestasi tanggal 27 Juni 2008 (Nomor RCO. JTH/193/PK-KI/2008, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi yang bersifat Non Revolving dari Mandiri dengan limit sebesar Rp79.000.000.000. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan Armada Busway yang terdiri dari 13 unit Bus Articulated dan 34 unit Bus Single sesuai spesifikasi dalam Perjanjian Kerjasama untuk Operasional TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7 antara Perseroan dan BLU TransJakartaBusway tanggal 16 Januari 2008.

Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun, dibayar efektif paling lambat tanggal 23 setiap bulannya dan suku bunga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di Mandiri, dan dengan jangka waktu selama 5 tahun sampai dengan 26 Juni 2013, termasuk tenggang pembayaran pokok selama 9 bulan.

Berdasarkan akta addendum II perjanjian kredit investasi N. 71 tanggal 27 Maret 2013, fasilitas kredit ini telah diperpanjang selama 6 (enam) bulan sehingga berakhir pada tanggal 23 Desember 2013.

Berdasarkan addendum III Perjanjian Kredit Investasi No. RCO.JTH/193/PK-KI/2008 tanggal 23 September 2013, fasilitas kredit investasi kepada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk diperpanjang selama 8 (delapan) bulan sehingga berakhir pada tanggal 23 Agustus 2014.Fasilitas ini dijamin dengan:1. Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 1617/Tajur seluas 6.605 M2 yang terletak di Tajur,

Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atas nama K. Kariany Sembiring, yang telah diikat dengan Hak Tanggungan Peringkat I.

2. 13 unit Bus Articulated dan 34 unit Bus Single yang diikat dengan Jaminan Fidusia.3. Tiga bidang tanah berupa dua Sertifikat Hak Milik dan satu Hak Guna Bangunan yang terletak di

Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kotamadya Surabaya, Jawa Timur yang masing-masing adalah:- Hak Milik No. 598/Sawahan seluas 653 M2 atas nama Soerbakti G. Terkelin;- Hak Milik No. 597/Sawahan seluas 586 M2 atas nama Soerbakti G. Terkelin; dan- Hak Guna Bangunan No. 721/Sawahan seluas 670 M2 atas nama Gusti Terkelin Soerbakti.yang ketiganya dibebani Hak Tanggungan Peringkat I.

4. Hak Guna Bangunan No. 337/Sawahan, yang telah jatuh tempo pada tanggal 3 Mei 2007 seluas 631 M2 atas nama Soerbakti Gusti Terkelin, segera setelah selesai diperpanjang, dibebani Hak Tanggungan Peringkat I.

Page 39: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

19

5. Hak Milik No. 359/Pakuan seluas 203 M2 yang terletak di Kelurahan Pakuan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat atas nama Soerbakti Gusti Terkelin yang dibebani Hak Tanggungan Peringkat I.

6. Empat bidang tanah dengan bukti kepemilikan berupa empatHak Milik yang terletak di Tajur, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang masing-masing adalah:- Hak Milik No. 1586/Tajur seluas 497 M2 atas nama Soerbakti G. Terkelin;- Hak Milik No. 20/Tajur seluas 235 M2 atas nama Soerbakti G. Terkelin;- Hak Milik No. 1734/Tajur seluas 136 M2 atas nama Soerbakti G. Terkelin; dan- Hak Milik No. 1750/Tajur seluas 328 M2 atas nama G. T. Soerbakti;yang keempatnya dibebani Hak Tanggungan Peringkat I.

7. Dua bidang tanah dengan Hak Milik yang terletak di Desa Sindangsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang masing-masing adalah:- Hak Milik No. 176/Tajur seluas 2.500 M2 atas nama Karyani Kumpul Sembiring; dan- Hak Milik No. 175/Tajur seluas 3.014 M2 atas nama Karyani Kumpul Sembiring;

yang keduanya dibebani Hak Tanggungan Peringkat I.8. Personal Guarantee atas nama Soerbakti Gusti Terkelin, yang diikat dengan Akta Personal

Guarantee.

Sejak tanggal 21 September 2012 agunan No. 3, 4 dan 7 tersebut di atas telah ditarik kembali.

Atas agunan tersebut di atas terikat juga secara tanggung renteng untuk menjamin fasilitas kredit lain yang diberikan Mandiri kepada Perseroan yaitu Kredit Investasi 2003, Kredit Modal Kerja 2003, Kredit Modal Kerja 2008, dan Bank Garansi 2008 sebagaimana dijelaskan di atas.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Perseroan terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

PT Bank Windu Kentjana International Tbk (Bank Windu)

Perseroan telah memperoleh fasilitas kredit dari Bank Windu yang bersifat tetap atau berjadwal dalam bentuk Installment Loan (selanjutnya disebut IL) sampai jumlah maksimum tertentu sejak tahun 2008.

Installment Loan IV:

Pada tanggal 24 Januari 2011 Perseroan mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari Bank Windu dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp230.400.000,-. Fasilitas pinjaman ini ditarik sekaligus pada tanggal 18 Pebruari 2011 (selanjutnya disebut IL 7)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 14% per tahun, yang harus dibayar pada tanggal 24setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran hutang pokok, dengan jangka waktu selama 24bulan, sejak 24 Pebruari 2011 sampai dengan 24 Januari 2013.

Fasilitas ini dijamin dengan 1 unit kendaraan bermotor merk Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HDV tahun 2010 dengan Akta Jaminan Fidusia. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Perseroanterekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Installment Loan V:

Pada tanggal 27 Juli 2011 Perseroan mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari Bank Windu dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp6.796.800.000,-.

Penarikan fasilitas ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:- tanggal 28 Juli 2011 sebesar Rp4.015.000.000; (selanjutnya disebut IL 8)- tanggal 11 Agustus 2011 sebesar Rp2.781.800.000; (selanjutnya disebut IL 9)

Page 40: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

20

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun, yang harus dibayar pada tanggal 11 dan 28 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran hutang pokok, dengan jangka waktu selama 42bulan, sejak 28 Agustus 2011 sampai dengan 28 Januari 2015.

Fasilitas ini dijamin dengan 15 unit bus merk Hino Dutro 130 MDBL-130 PS Euro 2 Tahun 2011 dengan Akta Jaminan Fidusia.Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Perseroan terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Installment Loan VI:

Pada tanggal 26 Oktober 2011 Perseroan kembali mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari Bank Windu dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp5.700.000.000,-.

Penarikan fasilitas ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:- tanggal 26 Oktober 2011 sebesar Rp2.850.000.000; (selanjutnya disebut IL 10)- tanggal 07 Nopember 2011 sebesar Rp2.850.000.000; (selanjutnya disebut IL 11)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun, yang harus dibayar pada tanggal 7 dan 26 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran hutang pokok, dengan jangka waktu selama 42bulan, sejak 26 Nopember 2011 sampai dengan 26 April 2015 dan 6 Desember 2011 sampai dengan 6 Mei 2015.

Fasilitas ini dijamin dengan 6 unit bus merk Mercedes-Benz OH 1525 Euro III, Tahun 2011 dengan Akta Jaminan Fidusia.

Installment Loan VII:

Perseroan mendapatkan tambahan fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kencana International, Tbk. sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit dengan Jaminan No. 49 dari Notaris Sugito Tedjamulja, SH., tertanggal 10 Oktober 2012. Fasilitas pinjaman berupa Installment Loan (IL XII) sebesar Rp6.252.750.000,-.

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun dengan jangka waktu selama 42 bulan. Tujuan penggunaan pinjaman ini adalah untuk pembelian kendaraan baru berupa 6 unit bus Mercedes-Benz type 1526 tahun 2011 dan 2 unit bus Mercedes-Benz type 1626 tahun 2012 yang sekaligus digunakan sebagai jaminan atas pinjaman ini.

Installment Loan VIII:

Pada tanggal 23 Januari 2013, Perseroan mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp1.776.000.000 Fasilitas ini ditarik sekaligus pada tanggal 2 Pebruari 2013. (Selanjutnya disebut IL 13).

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun yang harus dibayar pada tanggal terakhir dari tiap-tiap bulan bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 42 bulan, sejak 2 Pebruari 2013 sampai dengan 2 Juli 2016.

Fasilitas ini dijamin dengan 2 unit bus merk Mercedes Benz OH 1626 tahun 2012 dengan Akta Jaminan Fidusia. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Perseroan terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fairvalue interest rate risk).

PT Bank Jasa Jakarta (Bank Jasa)

Pada tanggal 13 Januari 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit yang sama dari Bank Jasa dengan jumlah maksimum sebesar Rp1.539.350.000 yang digunakan untuk pembelian 1 unit

Page 41: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

21

kendaraan Mercedes Benz S 350 L FL Tahun 2010. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 5%flat per tahun dengan jangka waktu 23 bulan sampai dengan 13 Desember 2012. Fasiltas kredit ini dijamin dengan 1 unit kendaraan Mercedes Benz yang dibeli dimana BPKB kendaraan terkait dipegang/disimpan oleh Bank Jasa.Fasilitas ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 17 Desember 2012.

Pada tanggal 11 Mei 2012, Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Pemilikan Mobil jumlah maksimum sebesar Rp668.800.000 yang digunakan untuk pembelian 1 unit kendaraan Mercedes Benz SLK 200 Tahun 2012. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 4,33% flat in advance dengan jangka waktu 36 bulan sampai dengan 21 Mei 2015. Fasiltas kredit ini dijamin dengan 1 unit kendaraan Mercedes Benz yang dibeli dimana BPKB kendaraan terkait dipegang/disimpan oleh Bank Jasa.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Perseroan terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fairvalue interest rate risk).

PT Bank Swadesi Tbk (Swadesi)

Kredit Investasi (KI)-1

Perseroan memperoleh fasilitas angsuran Kredit Investasi (KI)-1dari Swadesi dengan nominal sebesar Rp2.000.000.000,- sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 12/4/BS.JSH/III/2012, tertanggal 21 Maret 2012. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari Swadesi dan dengan jangka waktu angsuran selama 60 bulan yang akan berakhir tanggal 21 Maret 2017.

Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut di atas, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 3% sebulan.

Kredit Investasi (KI)-2

Perseroan memperoleh fasilitas angsuran Kredit Investasi (KI)-2 dari Swadesi dengan nominal sebesar Rp5.000.000.000,- sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 20/4/BoII.JSH/IV/2013, tertanggal 17 April 2013. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari Swadesi dan dengan jangka waktu angsuran selama 60 bulan yang akan berakhir tanggal 17 April 2018.

Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut di atas, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 3% sebulan.

Kedua fasilitas kredit tersebut di atas dijamin dengan:

- Sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 3176/Petojo Utara, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo Utara, seluas 65 M2.

- Sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 3177/Petojo Utara, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo Utara, seluas 63 M2.

- Sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 2522/Petojo Utara, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo Utara, seluas 61 M2.

- Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 706/Kramat Pela, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Kramat Pela, seluas 100 M2.

- 1 (satu) unit bus merk/type: Mercedes Benz OH 1525, tahun 2008, warna putih kombinasi, nomor polisi B 7566 IV, nomor rangka MHL3821238J011870, nomor mesin 906918U0770312, sebagaimana diuraikan dalam Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) F Nomor 4274621 G, atas nama PT Eka Sari Lorena Transport.

- 1 (satu) unit bus merk/type: Mercedes Benz OH 1525, tahun 2008, warna putih kombinasi, nomor polisi B 7576 IV, nomor rangka MHL3821238J011854, nomor mesin 906918U0768079, sebagaimana diuraikan dalam Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) F Nomor 4274420 G, atas nama PT Eka Sari Lorena Transport.

Page 42: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

22

- 1 (satu) unit bus merk/type: Mercedes Benz OH 1525, tahun 2008, warna putih kombinasi, nomor polisi B 7596 IV, nomor rangka MHL3821238J011838, nomor mesin 906918U0767847, sebagaimana diuraikan dalam Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) F Nomor 4274326 G, atas nama PT Eka Sari Lorena Transport.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Perseroan terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

8. Uang Jaminan

Saldo uang jaminan Perseroan pada tanggal 30 September 2013 adalah sebesar Rp564 juta dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Jumlah

Jaminan kru / pramudi 330Jaminan agen 234Jumlah 564

Akun ini merupakan uang jaminan dari para pramudi armada bus TransJakarta, kru armada bus AKAP dan jaminan agen. Uang jaminan ini akan digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul akibat kesalahan atau kelalaian pramudi, kru dan agen.

9. Liabilitas Imbalan Kerja

Perusahaan menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan Manulife Indonesia. Iuran ini berasal dari 2,25% dari gaji pokok yang masing-masing dibayarkan karyawan dan Perusahaan.

Perseroan menghitung dan membukukan estimasi imbalan kerja untuk seluruh karyawannya yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja tersebut adalah 293, 268, 257, dan 266 karyawan pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010.

Beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan September 2013

Biaya jasa kini 446Biaya bunga 448Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui 21Amortisasi keuntungan aktuarial 61Beban pemutusan pada tahun berjalan 19Jumlah 995

Liabilitas imbalan kerja di laporan posisi keuangan yang timbul dari liabilitas Perseroan dalam hubungannya dengan imbalan kerja ini adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan September 2013

Nilai kini liabilitas yang tidak didanai 7.917Keuntungan (kerugian) aktuarial yang belum diakui (3.127)Biaya jasa lalu yang belum diakui (247)Jumlah Liabilitas 4.543

Page 43: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

23

Mutasi liabilitas bersih tahun berjalan yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan September 2013

Saldo awal tahun 3.567Beban tahun berjalan 996Pembayaran selama tahun berjalan (19)Jumlah Liabilitas 4.543

Perhitungan imbalan kerja dilakukan oleh aktuaris independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Asumsi utama yang digunakan dalam penilaian aktuaria adalah sebagai berikut:

Keterangan September 2013

Tingkat diskonto 8% per tahunTingkat mortalitas TMITingkat pensiun normal 55 tahun

10. Liabilitas Pajak Tangguhan

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Nilai liabilitas pajak tangguhan Perseroan adalah Rp14.391 juta.

(dalam jutaan Rupiah)Keterangan September 2013

Aset pajak tangguhan: Imbalan Kerja (1.136)Liabilitas pajak tangguhan: Aset Tetap dan Revaluasi Aset Tetap 15.527Liabilitas pajak tangguhan – bersih (14.391)

11. Komitmen dan Kontijensi

a. Pada tanggal 15 Agustus 2004, Perseroan dan PT Eka Sari Lorena (“ESL”) menandatangani Perjanjian Pinjam Pakai Merek “LORENA” dimana selama jangka waktu Perjanjian sejak 15 Agustus 2004 sampai dengan 9 Pebruari 2014 merek tersebut hanya akan digunakan oleh Perseroan pada seluruh armada bus yang dimiliki dan/atau dioperasikan oleh Perseroan. Atas peminjam-pakaian merek ini, Perseroan tidak dikenakan biaya apapun. ESL adalah pemegang hak Merek “LORENA” berdasarkan Merek No. IDM000013992 tertanggal 9 Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berlaku selama 10 tahun sejak tanggal 9 Pebruari 2005. Pada tanggal 9 Juli 2012, Perseroan dan ESL menandatangani Perjanjian Lisensi Merek “LORENA” Nomor: 001/ESLT/VII/2012 yang merupakan perubahan atas Perjanjian Pinjam Pakai sebelumnya yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2004. Perseroan selaku pengguna merek mendapatkan lisensi eksklusif dari pemilik merek selama jangka waktu perjanjian dan diperpanjang secara otomatis selama 5 (lima) tahun sejak tanggal berakhirnya jangka waktu perjanjian sebelumnya. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2013. Perjanjian tersebut diubah lagi dengan Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek “LORENA” Nomor 002/ESLT/VII/2013 yang ditandatangani tanggal 1 Juli 2013 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014. Atas lisensi eksklusif merek ini, Perseroan dikenakan biaya royalti sebesar 3% (tiga persen) dari omzet/pendapatan kotor yang dibayarkan paling lambat pada bulan April tahun berikutnya. Perjanjian tersebut diubah lagi dengan Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek “LORENA” Nomor: 003/ESLT/I/2014 yang ditandatangani tanggal 21 Januari 2014 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014 hingga 9 Pebruari 2015, dan terakhir kali diubah dengan Addendum Terhadap Perubahan Dan Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek “Lorena” Nomor: 003/ESLT/I/2014 tanggal 12 Maret 2014. Atas

Page 44: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

24

lisensi eksklusif merek ini, Perseroan berhak menggunakan Merek “LORENA” secara eksklusif dan terbatas serta tidak dibebankan oleh Pemilik Merek untuk membayar royalti dalam bentuk apapun. Dalam hal Para Pihak tidak menyatakan keinginannya untuk mengakhiri perjanjian dan jangka waktu perlindungan Merek telah diperpanjang maka masa berlaku perjanjian akan otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal 9 Pebruari 2015.Perjanjian Lisensi Merek “LORENA” Nomor: 003/ESLT/I/2014 telah dicatatkan di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia - Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual c.q. Direktorat Merek pada tanggal 27 Januari 2014 dengan No. V002004001258/IDM000013992, sehingga karenanya sah dan berlaku bagi Perseroan ESL dan pihak ketiga.

b. Pada tanggal 6 Januari 2014, Perseroan dan PT Eka Sari Lorena (“ESL”) menandatangani Perjanjian Kerjasama Penitipan Paket yang dibuat di bawah tangan dimana selama jangka waktu Perjanjian sejak 6 Januari 2014 sampai dengan 04 Januari 2019 ESL dapat menggunakan armada bus milik Perseroan sebagai penunjang kegiatan usaha yang dijalankan ESL untuk mengirimkan paket pada trayek bus milik Perseroan di wilayah Indonesia dan waktu pengiriman sesuai dengan jam operasional bus. Selama jangka waktu kerjasama, ESL wajib membayar sebesar 2,25% (dua koma dua puluh lima persen) dari omzet penjualannya kepada Perseroan. Selama Jangka Waktu Kerjasama, ESL wajib membayar insentif awak Bus sebesar Rp125,- (seratus dua puluh lima Rupiah) per Kilogram paket yang diangkut oleh Bus. ESL dengan ini menyatakan selama Jangka Waktu Kerjasama, ESL tidak akan melaksanakan hal-hal yang merugikan kepentingan Perseroan selaku pemilik Bus yang sah, termasuk namun tidak terbatas pada mengirimkan paket yang berisi barang yang dilarang oleh peraturan yang berlaku.

c. Pada tanggal 6 Juli 2011, Minola Sebayang & Partners, Advocate & Legal Consultant yang bertindak untuk dan atas nama Perseroan selaku pemohon menerbitkan surat yang ditujukan kepada Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) mengenai permohonan arbitrase terhadap BLU TransJakarta Busway sebagai termohon, sehubungan dengan adanya masalah wanprestasi yang terkait dengan kerjasama Perseroan dengan BLU TransJakarta Busway pada Perjanjian Kerja sama Untuk Operasional TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7.Pada tanggal 22 Maret 2012, Majelis Arbitrase BANI telah memeriksa dan memutus perkara tersebut dalam tingkat pertama dan terakhir dengan pokok putusan sebagai berikut:- Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian- Menetapkan tanggal awal beroperasinya bus-bus milik Pemohon dalam TransJakarta

Busway untuk single bus koridor 7 adalah tanggal 10 Oktober 2008 dan articulated bus di koridor 5 adalah tanggal 1 Januari 2009;

- Menetapkan selisih kilometer tempuh (tidak tercapainya target kilometer tempuh) bus-bus milik Pemohon dalam TransJakarta Busway sampai dengan Pebruari 2011 yang diakibatkan oleh terlambat beroperasinya 100% (seratus persen) bus-bus milik Pemohon dan tidak tercapainya target kilometer tempuh sesuai perjanjian, sebesar 1.636.377 km, dengan rincian sebagai berikut:a) Untuk single bus di koridor 7 sebesar 1.066.863 kmb) Untuk articulated bus di koridor 5 sebesar 569.514 km

- Menetapkan nominal selisih kilometer tempuh sebesar 1.636.377 km tersebut akan dikompensasikan dengan perpanjangan waktu perjanjian sepanjang tidak berkurang dalam pengoperasian bus sampai akhir perjanjian;

- Mewajibkan Termohon untuk membayar kepada Pemohon atas selisih kilometer kosong (empty kilometer) di koridor 8 akibat dioperasikannya juga single bus Pemohon sejak Pebruari 2009 sampai dengan Pebruari 2011 di koridor 8 sebesar Rp3.543.793.461,-;

- Menolak permohonan Pemohon untuk selebihnya;- Menghukum Pemohon dan termohon untuk membayar biaya administrasi, biaya

pemeriksaan dan biaya arbiter ½ bagian;- Memerintahkan kepada Termohon untuk mengembalikan ½ biaya administrasi, biaya

pemeriksaan dan biaya arbiter atau sebesar Rp459.470.000,-;

Page 45: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

25

- Menyatakan putusan arbitrase ini adalah Putusan dalam tingkat pertama dan terakhir dan mengikat kedua belah pihak;

- Mewajibkan Termohon untuk melaksanakan Putusan ini selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah Putusan Arbitrase ini dibacakan.

KECUALI SEBAGAIMANA DINYATAKAN DALAM KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN, SEJAK TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN IKATAN-IKATAN LAIN YANG JUMLAHNYA MATERIAL SELAIN YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN.

PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN KECUALI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA KEWAJIBAN YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG DISAJIKAN DALAM BAB XVIPROSPEKTUS.

DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN KEWAJIBANNYA SERTA HARAPAN PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA MENDATANG, PERSEROANMENYATAKAN KESANGGUPAN UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.

SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK.

PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI DAN SESUAI DENGAN LAPORAN KEUANGAN.

Page 46: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 47: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

27

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta secara wajar, dalam semua hal yang material, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akutansi Keuangan di Indonesia, sedangkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, telah diaudit oleh KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Sebagaimana dijelaskan dalam catatan 2 dan 39 atas laporan keuangan, telah diaudit penyesuaian atas Laporan Keuangan tahun 2010 dan Laporan Posisi Keuangan pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 untuk menerapkan secara retrospektif penyajian yang diharuskan dalam PSAK 1 (revisi 2009). KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan berpendapat penyesuaian tersebut wajar dan telah ditetapkan dengan semestinya. KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan menyatakan tidak melakukan audit, review atau prosedur lain apapun atas laporan keuangan Perusahaan periode sebelum efek penyesuaian secara retrospektif tersebut, dan karenanya KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan tidak menyatakan pendapat atau memberikan keyakinan dalam bentuk apapun atas laporan keuangan periode tersebut secara keseluruhan.

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

A. Umum

Perseroan didirikan dengan nama PT. Eka Sari Lorena Transport sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Eka Sari Lorena Transport No. 70 tanggal 26 Pebruari 2002, yang dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang bernama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) sesuai dengan Surat Keputusannya No. C-24312 HT.01.01.TH.2002 tanggal 19 Desember 2002 serta telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No. 0756/BH.09.05/III/2003 tertanggal 27 Maret 2003 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 5259 Berita Negara Republik Indonesia No. 53 tanggal 04 Juli 2003.

Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir yaitu, Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta merubah status Perseroan menjadi PerseroanTerbuka dalam rangka Penawaran Umum, yang mana akta tersebut telah mendapat Persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-00966.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014.

Page 48: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

28

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan usaha-usaha dibidang transportasi menggunakan angkutan truk, bus serta angkutan darat lainnya termasuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) dan dapat menjalankan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut:

Angkutan darat dan angkutan dengan saluran pipa; danEkspedisi dan pergudangan.Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa, yang meliputi jasa kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak;Jasa penunjang dan pelengkap kegiatan angkutan dan jasa perjalanan wisata, charter wisata, jasa pelayanan bongkar muat barang, pergudangan, jasa penunjang angkutan kecuali jasa pengiriman dan pengepakan;Jasa persewaan kendaraan bermotor (car rental) dan charter car; danJasa persewaan alat-alat transportasi, persewaan mesin lainnya.

B. Faktor yang mempengaruhi Kondisi Keuangan dan Operasi Perseroan

Kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan telah dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting, yang beberapa di antaranya diyakini Perseroan akan terus mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasionalnya.

Infrastruktur Jalan Raya

Kegiatan operasional Perseroan sedikit banyak dipengaruhi oleh infrakstruktur jalan raya di daerah operasional karena pertumbuhan ekonomi sangat berkaitan dengan kuantitas dan kualitas infrastruktur di daerah operasional Perseroan. Mayoritas pengguna jasa angkutan darat khususnya AKAP adalah masyarakat golongan ekonomi golongan menengah ke bawah, sehingga dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi golongan menengah ke bawah di daerah operasional Perseroanakan berdampak langsung terhadap peningkatan pengguna jasa bus AKAP. Kontribusi pendapatan bus AKAP terhadap pendapatan usaha Perseroan sangat dominan. Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 kontribusi pendapatan bus AKAP terhadap pendapatan usaha masing-masing sebesar 79,56%; 77,73%; 78,31%; 73,85%; dan 74,03%.

Kondisi infrastruktur jalan raya merupakan faktor penting yang berada di luar kendali Perseroantetapi sangat mempengaruhi kondisi keuangan dan operasi Perseroan. Kondisi infrastruktur jalan raya di daerah operasional Perseroan sangat dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah terutama Pemerintah daerah setempat.

Jumlah Kendaraan Siap Operasi (KSO)

Kendaraan Siap Operasi (KSO) adalah armada bus yang layak jalan secara teknis dan memenuhi semua legalitas administrasi sesuai dengan perundangan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, antara lain: ijin trayek, kir dan kelengkapan surat-surat kendaraan. Perseroan selalu berupaya agar jumlah KSO dapat memenuhi kebutuhan bus sesuai dengan jadwal reguler. Kesiapan sebuah bus untuk beroperasi sangat tergantung dari kemampuan bengkel untuk mempersiapkan KSO serta dukungan dari logistik dalam hal penyediaan suku cadang. Jumlah KSO sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha Perseroan.

Kebijakan Pemerintah Mengenai Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak akan berdampak positif bagi industri Perseroan, sebab apabila harga eceran BBM dinaikkan maka ongkos perjalanan masyarakat dengan menggunakan kendaraan pribadi akan semakin mahal sehingga potensi terjadinya pergeseran kecenderungan (shifting) dari pengguna kendaraan pribadi roda empat kepada kendaraan

Page 49: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

29

umum akan semakin tinggi. Kenaikan harga eceran BBM semestinya tidak terlalu memberatkan bagi industri transportasi darat penumpang umum seperti Perseroan, sebab kenaikan harga per liter tersebut akan dibebankan secara merata kepada penumpang bus yang berjumlah antara 21 hingga 53 penumpang melalui kenaikan harga tiket.

C. Kebijakan Akuntansi Penting

Laporan keuangan Perseroan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen Perseroan untuk memilih metode dan kebijakan akuntansi yang spesifik dari beberapa alternatif yang berlaku. Selanjutnya, estimasi dan pertimbangan yang signifikan dibutuhkan dalam memilih dan menerapkan metode dan kebijakan tersebut yang akan memengaruhikondisi finansial dan hasil operasi yang dilaporkan. Manajemen Perseroan melakukan estimasi dan penilaiannya berdasarkan kegiatan Perseroan di masa lampau dan beberapa asumsi lainnya yang diyakini cukup beralasan dalam keadaan tertentu. Hasil aktual mungkin saja berbeda secara signifikan dari estimasi dan penilaian tersebut pada asumsi atau kondisi yang berbeda.

Perseroan meyakini kebijakan akuntansi untuk Perseroan yang dijelaskan di bawah ini penting untuk menggambarkan kondisi finansial dan hasil operasi, serta membutuhkan pertimbangan yang sulit, subjektif, atau kompleks, yang sering kali sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk melakukan estimasi tentang dampak adanya sesuatu yang secara inheren bersifat tidak pasti.

Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Pernyataan kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 yaitu Peraturan No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Entitas Publik yang berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember 2012.

Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan pada 30 September 2013, 2012 dan 31 Desember 2012, 2011, 2010 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali laporan arus kas adalah dasar akrual. Laporan keuangan tersebutdisusun berdasarkan konsep nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus.Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

Penerapan kebijakan akuntansi,

Page 50: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

30

Jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan,Jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.

Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian taksiran dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan.

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Entitas menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan dan laporan keuangan tersendiri entitas induk dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Perubahan ini juga memperkenalkan pengecualian dari persyaratan umum pengungkapan pihak berelasi atas transaksi dengan pemerintah dan entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (entitas berelasi dengan pemerintah).

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor).

a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

b. Suatu entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas memenuhi salah satu hal berikut:

(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Entitas yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Entitas, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.(iv) suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas

asosiasi dari entitas ketiga.(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan kerja untuk imbalan kerja dari salah satu

entitas pelapor atau entitas lain yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasikan dalam huruf a. orang yang didentifikasikan dalam huruf a (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Page 51: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

31

Aset tetap dan penyusutan

Entitas menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.

Tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan keuangan. Aset yang mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif wajib direvaluasi secara tahunan sedangkan aset yang tidak mengalami perubahan nilai secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.

Kenaikan yang berasal dari tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel tersebut langsung dikreditkan ke surplus revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini, kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi tanah, bangunan dan prasarana serta mesin dan peralatan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif apabila penurunan tersebut melebihi saldo akun surplus tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel yang berasal dari revaluasi sebelumnya, jika ada.

Penyusutan atas nilai revaluasian, bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif. Bila kemudian tanah, bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel yang telah direvaluasi dijual atau dihentikan penggunaannya, saldo surplus tersisa dipindahkan langsung ke saldo laba.

Pada tahun 2010 dan sebelumnya, bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengakuan tanah, bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel diterapkan secara prospektif.

Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

TahunBus operasi (Bus AKAP dan Bus TransJakarta) 4 –10Peralatan bengkel 4Kendaraan 4Bangunan 20Renovasi bangunan sewa (leasehold improvements) 10Inventaris kantor 4

Pada setiap akhir tahun buku, manajemen mengkaji ulang nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Pada tahun 2013, Entitas merubah estimasi umur ekonomis bus operasi AKAP dari 4-8 tahun menjadi 4-10 tahun.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset tetap jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Page 52: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

32

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapakan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukan dalam laba rugi komprehensif pada periode/tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selam masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

Aset tetap sewa pembiayaan:

Entitas menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 23 (2011), “Sewa Operasi -Insentif” dan ISAK No. 24 (2011), “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.

Entitas sebagai lessee mencatat kegiatan sewa sebagai sewa pembiayaan dan sewa operasi sebagi berikut:

1) Dalam sewa pembiayaan, Entitas mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif.

Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Entitas akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

2) Dalam sewa operasi, Entitas mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pengakuan pendapatan dan beban

Entitas menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Entitas dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang, setelah dikurangi retur dan potongan, diskon dagang dan rabat volume.

Penjualan tiket penumpang bus AKAP, awalnya diakui sebagai pendapatan diterima dimuka transportasi. Pendapatan bus AKAP diakui pada saat penumpang tiba di tempat tujuan.

Pendapatan jasa operator bus dari Sistem TransJakarta Busway diakui pada saat jasa diserahkan yang dihitung berdasarkan Rupiah per Kilometer dikalikan dengan Kilometer Tempuh Bus, dan ditagihkan kepada BLU TransJakarta secara bulanan.

Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya.

Page 53: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

33

D. Kegiatan Operasional dan Kondisi Keuangan

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Berikut ini adalah perkembangan pendapatan, laba bruto, laba sebelum beban pajak dan laba bersih Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, serta 31 Desember 2012, 2011, dan 2010:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September 31 Desember

2013 2012 2012 2011 2010

Pendapatan Usaha 120.651 134.003 172.010 179.559 175.171

Beban pendapatan langsung 82.166 99.607 125.845 124.819 120.664

Laba bruto 38.485 34.396 46.165 54.740 54.507

Pendapatan bunga 14 36 54 10 97

Keuntungan penjualan aset tetap 395 184 399 96 -Kenaikan (penurunan) reavaluasi aset tetap 3.170 - - (3.170) -

Penghasilan lain-lain 1.685 5.612 6.539 1.462 2.317

Beban umum dan administrasi (28.968) (25.718) (34.218) (31.801) (30.754)

Laba Usaha 14.767 14.474 18.885 21.328 26.069

Beban bunga dan keuangan (6.590) (6.578) (8.415) (9.790) (12.076)

Laba sebelum beban pajak 8.190 7.932 10.524 11.548 14.090

Beban pajak (1.182) (3.234) (3.348) (4.793) (4.225)

Laba Bersih 7.008 4.698 7.176 6.756 9.865

Pendapatan komprehensif lainnya 3.234 - - - -

LABA KOMPREHENSIF 10.242 4.698 7.176 6.756 9.865

175.171 179.559 172.010

134.003

120.651

54.507 54.740 46.165

34.396 38.485

26.069 21.328 18.885 14.474 14.767

9.865 6.756 7.176 4.698 10.242

Des 2010 Des 2011 Des 2012 Sep 2012 Sep 2013

Laporan Laba Rugi Komprehensif(dalam jutaan Rupiah)

PendapatanLaba BrutoLaba UsahaLaba Bersih

Page 54: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

34

1. Pendapatan Usaha

Tabel berikut ini menggambarkan rincian pendapatan usaha Perseroan terkait setiap kegiatan operasional dan setiap bagian sebagai persentase dari total penjualan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September 31 Desember

2013 % 2012 % 2012 % 2011 % 2010 %

Bus AKAP 95.992 80% 104.155 78% 134.696 78% 132.608 74% 129.678 74%Operator TransJakarta

Busway 24.658 20% 29.433 22% 36.829 21% 46.819 26% 45.493 26%

Operator Feeder Busway - 0% 415 0% 485 0% 132 0% - 0%

Jumlah 120.651 100% 134.003 100% 172.010 100% 179.559 100% 175.171 100%

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Pendapatan Usaha mengalami penurunan sebesar Rp13.353 juta atau 9,96% menjadi Rp120.651 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp134.003 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, dengan perincian sebagai berikut:

Pendapatan yang berasal dari Bus AKAP (Segmen AKAP) mengalami penurunan sebesar Rp8.163 juta atau 7,84% menjadi Rp95.992 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp104.155 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh dekatnya waktu liburan sekolah dengan bulan puasa, sehingga masyarakat cenderung menyatukan perjalanan libur sekolah dengan libur hari raya Idul Fitri. Industri transportasi darat penumpang umum di mana Perseroan berada umumnya mengenal tiga musim ramai penumpang (peak season), yaitu: 1) libur sekolah (pertengahan Juni sampai dengan pertengahan Juli); 2) libur hari raya Idul Fitri, dan 3) libur akhir tahun (Desember). Sebagaimana diketahui, hari raya Idul Fitri selalu maju 11 hari setiap tahunnya. Hari raya Idul Fitri tahun 2013 kebetulan jatuh pada tanggal 8 Agustus 2013 sehingga musim ramai penumpang berlangsung dari seminggu sebelumnya (H-7) dan seminggu sesudah hari raya (H+7) dalam bulan yang sama yaitu bulan Agustus. Sedangkan pada tahun 2012 dan tahun-tahun sebelumnya, jarak libur sekolah dengan libur hari raya relatif cukup jauh sehingga masyarakat melakukan perjalanan liburan sekolah dan liburan hari raya pada waktu yang berbeda sehingga industri menikmati musim ramai pada kedua musim liburan tersebut. Pada tahun 2013, kedua musim ramai tersebut relatif terjadi pada bulan Agustus saja.

Pendapatan yang berasal dari Jasa Operator TransJakarta Busway (Segmen Busway) mengalami penurunan sebesar Rp4.775 juta atau 16,22% menjadi Rp24.658 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp29.433 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh penurunan jumlah kilometer tempuh akibat jalur Busway yang semakin sering dimasuki/diserobot oleh kendaraan lain (tidak steril) yang mengakibatkan menurunnya pencapaian kilometer tempuh. Selaras dengan hal tersebut, jumlah bus beroperasi pun menjadi dikurangi. Pendapatan Perseroan adalah berdasarkan jumlah kilometer tempuh dengan tarif Rp9.816,- untuk single bus dan Rp17.132.- untuk articulated bus. Pencapaian kilometer tempuh pada periode 1 Januari 2013 hingga 30 September 2013 adalah 1.321.370,5 Km atau 61% dari target untuk single bus dan 295.715 Km atau 36% dari target articulated bus. Pencapaian ini menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012 yaitu 1.511.841 atau 70% dari target untuk single bus dan 494.742 km atau 60% dari target articulatedbus.

Pendapatan yang berasal dari Jasa Operator Feeder Busway tidak ada untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan pendapatan Rp415 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh Perseroan berhenti sementara beroperasi untuk sementara karena masih menunggu jawaban atas permintaan tertulis

Page 55: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

35

Perseroan kepada Pemerintah Propinsi DKI Jakarta c.q. Dinas Perhubungan terhadap beberapa hal yang menjadi kendala operasional, antara lain: belum disediakannya sarana dan prasarana yang menjadi kewajiban Dinas Perhubungan selaku pemberi kerja sebagaimana tertera di dalam kontrak; serta permintaan perubahan dasar pendapatan Perseroan dari berdasarkan jumlah penumpang terangkut menjadi berdasarkan jumlah kilometer tempuh sebagaimana halnya diterapkan pada segmen Busway TransJakarta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan Usaha mengalami penurunan sebesar Rp7.549 juta atau 4,20% menjadi Rp172.010 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp179.559 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dengan perincian sebagai berikut:

Pendapatan yang berasal dari Bus AKAP (Segmen AKAP) mengalami kenaikan sebesar Rp2.088 jutaatau 1,57% menjadi Rp134.696 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp132.608 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh faktor kenaikan tarif tiket yang bervariasi tahun 2011 sebesar Rp237.295 dan tahun 2012 sebesar Rp254.180 atau sebesar 7,11%, jumlah penumpang tahun 2012 adalah 419.423 penumpang dan tahun 2011 adalah 391.898 penumpang atau kenaikan sebesar 7,02%.

Pendapatan yang berasal dari Jasa Operator TransJakarta Busway (Segmen Busway) mengalami penurunan sebesar Rp9.990 juta atau 21,34% menjadi Rp36.829 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp46.819 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh penurunan jumlah kilometer tempuh akibat jalur Busway yang semakin sering dimasuki/diserobot oleh kendaraan lain (tidak steril) yang mengakibatkan menurunnya pendapatan pada segmen Busway TransJakarta sebesar Rp9.990 juta. Pada tahun 2011, pencapaian kilometer tempuh adalah 3.166.503 km atau 93% dari target untuk single bus dan 920.702 km atau 76% dari target articulated bus. Sedangkan pada tahun 2012 kinerja menurun menjadi 2.508.579 km atau 74% dari target untuk single Bus dan 712.384 Km atau 59% dari target articulated bus. Tidak ada perubahan tarif per kilometer tempuh antara tahun 2012 dan 2011 yaitu Rp9.816,- untuk single bus dan Rp17.132.- untuk articulated bus. Dari fakta-fakta tersebut, terlihat bahwa selama ini belum pernah tercapai target kilometer tempuh sebesar 90.000 km/bus/tahun.

Pendapatan yang berasal dari Jasa Operator Feeder Busway mengalami kenaikan sebesar 266,79% menjadi Rp353 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp132 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh peningkatan jumlah penumpang dibandingkan pada tahun 2011. Sebagai informasi tambahan, pada awal operasinya (akhir September 2011) jumlah unit untuk masing-masing rute-1, 2 dan 3 adalah 1 unit. Baru kemudian mulai bulan Januari 2012 secara penuh beroperasi 15 unit untuk ketiga rute tersebut, sehingga terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Dalam perjalanannya, selama tahun 2012 segmen Feeder Busway tidak memberi kontribusi yang signifikan kepada pendapatan Perseroan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Pendapatan Usaha mengalami kenaikan sebesar Rp4.388 juta atau 2,51% menjadi Rp179.559 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp175.171 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dengan perincian sebagai berikut:

Pendapatan yang berasal dari Bus AKAP mengalami kenaikan sebesar Rp2.930 juta atau 2,26% menjadi Rp132.608 juta untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp129.678 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh faktor kenaikan tarif.

Page 56: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

36

Pendapatan yang berasal dari Jasa Operator TransJakarta Busway mengalami kenaikan sebesar Rp1.326 juta atau 2,91% menjadi Rp46.819 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan Rp45.493 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh meningkatnya jumlah kilometer tempuh.

Pendapatan yang berasal dari Jasa Operator Feeder Busway mengalami kenaikan sebesar 100% menjadi Rp132 juta untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari tidak ada untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan Perseroan belum memulai Jasa Operator Feeder Busway untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

2. Beban Pendapatan Langsung

Tabel berikut ini menggambarkan rincian beban pendapatan langsung Perseroan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September 31 Desember

2013 2012 2012 2011 2010Bahan Bakar 24.622 30.544 41.264 42.386 41.033Suku Cadang dan Perlengkapan 17.252 21.773 24.504 24.356 23.143Gaji, Upah dan Tujangan Lainnya Awak Armada 11.619 15.186 17.153 16.984 16.279Biaya Penyeberangan/Terminal/Tol 7.365 8.229 10.947 10.667 9.472Biaya Kir/Pengurusan Perizinan Armada 363 406 536 567 191Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan 1.032 1.539 2.133 2.102 1.549Biaya Sewa Operasi Bus 402 223 511 360 416Biaya Penyusutan Armada 14.736 17.617 23.967 21.960 22.810Biaya Pelayanan Penumpang 3.965 3.528 4.167 4.444 4.682Biaya Asuransi Armada 569 445 518 694 914Biaya Lainnya 241 118 145 298 176Jumlah 82.166 99.607 125.845 124.819 120.664

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Beban Pendapatan Langsung mengalami penurunan signifikan sebesar Rp17.441 juta atau 17,51% menjadi Rp82.166 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp99.607 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang disebabkan adanya penurunan biaya bahan bakar, biaya perlengkapan suku cadang, biaya gaji, upah dan tunjangan awak armada, dan biaya penyusutan.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Bahan Bakar mengalami penurunan signifikan sebesar Rp5.922 juta atau 19,39% menjadi Rp24.622 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30September 2013 dari Rp30.544 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan oleh kebijakan Perseroan untuk mengoptimalisasi armada yang beroperasi dengan mengurangi jumlah armada yang beroperasi pada segmen AKAP. Contohnya, menggabungkan penumpang pada trayek yang berada dalam satu lintasan sehingga terjadi efisiensi jumlah bus beroperasi.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Suku Cadang dan perlengkapan mengalami penurunan signifikan sebesar Rp4.521 juta atau 20,76% menjadi Rp17.252 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp21.773 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan sehubungan dengan kebijakan efisiensi Perseroan mengurangi jumlah armada beroperasi yang secara otomatis mengurangi penggunaan suku cadang, kontrol pemakaian suku cadang yang lebih ketat dengan memberikan kebijakan penggantian suku cadang yang memang sangat di butuhkan atau bersifat urgent dengan mempertimbangan keselamatan.

Page 57: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

37

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Penyusutan Armada mengalami penurunan sebesar Rp2.881 juta atau 16,35% menjadi Rp14.736 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp17.617 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh dua hal, yaitu: 1) metode penyusutan armada yang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, Perseroan menambah usia ekonomis chassis menjadi 10 tahun, sedangkan pada tahun 2012 adalah 8 tahun. Alasan Perseroan merubah estimasi usia pakai chassis adalah berdasarkan pengalaman bahwa chassis bisa digunakan dengan baik hingga lebih dari 10 tahun, sementara body harus mengalami rekondisi setiap 3 tahun dan penggantian body secara total setiap 5 atau 6 tahun. Dengan demikian, sebuah chassis dapat memiliki body yang baru sebanyak 2 kali.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Gaji, Upah dan Tunjangan lainnya mengalami penurunan sebesar Rp3.567 juta atau 23,49% menjadi Rp11.619 juta periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp15.186 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh kebijakan Perseroan untuk mengoptimalisasi armada yang beroperasi dengan mengurangi jumlah armada yang beroperasi pada segmen AKAP yang secara otomatis mengurangi jumlah kru yang beroperasi. Dengan demikian, terjadi efisiensi pada premi dan bonus kru yang dibayarkan Perseroan.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Penyeberangan/terminal/tol mengalami penurunan sebesar Rp864 juta atau 10,50% menjadi Rp7.365 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp8.229 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh kebijakan Perseroan untuk mengoptimalisasi armada yang beroperasi dengan mengurangi jumlah armada yang beroperasi pada segmen AKAP yang secara otomatis mengurangi biaya penyeberangan/terminal/tol.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Pelayanan Penumpang mengalami kenaikan sebesar Rp437 juta atau 12,39% menjadi Rp3.965 juta periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp3.528 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012,yang terutama dikarenakan oleh berkurangnya jumlah penumpang pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan jumlah penumpang pada periode yang sama pada tahun 2012.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan mengalami penurunan sebesar Rp507 juta atau 32,94% menjadi Rp1.032 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp1.539 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan sehubungan dengan kebijakan efisiensi Perseroanmengurangi jumlah armada beroperasi yang secara otomatis mengurangi biaya perbaikan dan pemeliharaan.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Asuransi armada mengalami kenaikan sebesar Rp124 juta atau 27,87% menjadi Rp569 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp445 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh perpanjangan polis untuk armada yang sudah habis masa pertanggungnya sampai dengan 30 September 2013.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp123 juta atau 104,24% menjadi Rp241 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013dari Rp118 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh meningkatnya jumlah santunan pada korban kecelakaan yang melibatkan armada Perseroan. Kecelakaan yang melibatkan armada Perseroan lebih banyak terjadi dengan kendaraan sepeda motor. Peningkatan populasi sepeda motor yang signifikan dari tahun ke tahun, semakin meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan di jalan raya akibat perilaku berkendara pengendara sepeda motor yang tidak mematuhi etika berlalu-lintas di jalan raya.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Page 58: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

38

Beban Pendapatan Langsung mengalami kenaikan sebesar Rp1.026 juta atau 0,82% menjadi Rp125.845 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp124.819 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang sebagian besar dikarenakan oleh penyusutan armada, gaji dan tunjangan awak armada dengan perincian sebagai berikut:Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Bahan Bakar mengalami penurunan sebesar Rp1.122 juta atau 2,65% menjadi Rp41.264 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012dari Rp42.386 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh penurunan jam operasi armada bus segmen Busway TransJakarta akibat kurang sterilnya jalur Busway TransJakarta.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Suku Cadang dan Perlengkapan mengalami kenaikan sebesar Rp148 juta atau 0,61% menjadi Rp24.504 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp24.356 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang terutama dikarenakan oleh kenaikan harga suku cadang berkisar 5% sampai dengan 10% dan kenaikan pemakaian suku cadang yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah armada bus yang harus diperbaiki.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Penyusutan Armada mengalami kenaikan sebesar Rp2.007 juta atau 9,14% menjadi Rp23.967 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp21.960 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan nilai perolehan dari hasil revaluasi yang digunakan sebagai dasar menghitung beban penyusutan, sedangkan pembaginya adalah dari sisa umur ekonomis sebelum revaluasi.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Gaji, Upah dan Tunjangan lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp169 juta atau 1,00% menjadi Rp17.153 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp16.984 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan gaji tahunan berkala.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Penyeberangan/terminal/tol mengalami kenaikan sebesar Rp280 juta atau 2,62% menjadi Rp10.947 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp10.667 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan biaya penyeberangan antara pulau dan kenaikan tarif jalan tol, untuk kenaikan tol sekitar 4,3% dan untuk biaya penyeberangan sekitar 17,11%.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Pelayanan Penumpang mengalami penurunan sebesar Rp277 juta atau 6,23% menjadi Rp4.167 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp4.444 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh berkurangnya jumlah perjalanan yang mengakibatkan biaya pelayanan penumpang menurun.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan mengalami kenaikan sebesar Rp31 juta atau 1,47% menjadi Rp2.133 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp2.102 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan naiknya biaya pemeliharaan bangunan kantor seiring dengan peningkatan usia bangunan.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Asuransi Armada mengalami penurunan sebesar Rp176 juta atau 25,36% menjadi Rp518 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp694 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh penurunan nilai pertanggungan seiring dengan penurunan nilai pasar akibat meningkatnya usia kendaraan.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Sewa Operasi Bus mengalami kenaikan sebesar Rp151 juta atau 41,94% menjadi Rp511 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp360 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama

Page 59: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

39

dikarenakan oleh kenaikan tarif armada yang disewa dari pihak lain saat menjelang dan sesudah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Adakalanya Perseroan mengalami kekurangan armada akibat melonjaknya permintaan penumpang terutama saat menjelang dan sesudah perayaan Hari Raya Idul Fitri sehingga Perseroan perlu menyewa armada bus dari pihak lain. Saat seperti ini Pemerintah memberi kelonggaran untuk mengoperasikan armada dengan bebas (tidak harus sesuai dengan jumlah armada dan izin trayek). Pada tahun 2012, Perseroan menyewa sejumlah 10 (sepuluh) unit bus dari PO Patriot sesuai dengan perjanjian tertanggal 02 Juli 2012 dengan biaya sewa sebesar Rp2.653.000,- per unit bus per hari selama 8 (delapan) hari yang dibagi dalam dua periode masa sewa yaitu dari tanggal 26 Agustus 2012 hingga 28 Agustus 2012 dan dari tanggal 23 Agustus 2012 hingga 29 Agustus 2012. Pada tahun 2011, Perseroan menyewa sejumlah 10 (sepuluh) unit bus dari PO Patriot sesuai dengan perjanjian tertanggal 02 Agustus 2011 dengan biaya sewa sebesar Rp2.653.000,- per unit bus selama 8 (delapan) hari yang dibagi dalam dua periode masa sewa yaitu dari tanggal 26 Agustus 2012 hingga 28 Agustus 2012 dan dari tanggal 03 September 2012 hingga 11 September 2012.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari biaya lainnya mengalami penurunan sebesar Rp153 juta atau 51,34% menjadi Rp145 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp298 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama dikarenakan oleh menurunnya jumlah santunan pada korban kecelakaan lalu lintas yang melibatkan armada Perseroan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Beban Pendapatan Langsung mengalami kenaikan sebesar Rp4.155 juta atau 3,44% menjadi Rp124.819 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp120.664 Jutauntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan pada hampir seluruh pos-pos beban pendapatan langsung yang secara umum berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan, dengan perincian sebagai berikut:

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Bahan Bakar mengalami kenaikan sebesar Rp1.353juta atau 3,30% menjadi Rp42.386 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp41.033 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh mulai beroperasinya segmen Feeder Busway.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Suku Cadang dan Perlengkapan mengalami kenaikansebesar Rp1.213 juta atau 5,24% menjadi Rp24.356 Juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp23.143 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan jumlah pemakaian dan harga suku cadang.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Penyusutan Armada mengalami penurunan sebesar Rp850 juta atau 3,73% menjadi Rp21.960 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp22.810 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh sebagian bus AKAP yang dibeli pada pertengahan tahun 2003 telah habis disusutkan pada pertengahan tahun 2011, sehingga penyusutan atas bus tersebut pada tahun 2011 hanya beberapa bulan saja.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Gaji, Upah dan Tunjangan lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp705 juta atau 4,33% menjadi Rp16.984 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp16.279 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh penambahan jumlah karyawan pada segmen Feeder TransJakarta dan kenaikan gaji berkala tahunan.Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Penyeberangan/terminal/tol mengalami kenaikan sebesar Rp1.195 juta atau 12,62% menjadi Rp10.677 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp9.472 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

Page 60: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

40

2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan biaya penyeberangan antara pulau dan kenaikan tarif jalan tol. Biaya jalan tol turun 1,25%, sedangkan biaya penyeberangan antar pulau naik 16%.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Pelayanan Penumpang mengalami penurunan sebesar Rp238 juta atau 5,08% menjadi Rp4.444 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp4.682 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh berkurangnya jumlah perjalanan yang mengakibatkan biaya pelayanan penumpang menurun.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan mengalami kenaikan sebesar Rp553 juta atau 35,70% menjadi Rp2.102 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.549 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh peningkatan biaya perbaikan/pemeliharaan bus segmen Busway TransJakarta, serta meningkatnya jumlah bus segmen AKAP yang sisa umur ekonomisnya berkurang sehingga biaya perawatan semakin tinggi. Hal seperti ini sudah menjadi karakteristik dari aset armada bus pada industri transportasi, dimana semakin tua usia kendaraan maka semakin banyak komponen yang mengalami keausan sehingga sehingga membutuhkan penggantian suku cadang yang akhirnya akan meningkatkan biaya pemeliharaan dan perbaikan. Kebijakan manajemen untuk menggunakan suku cadang asli yang meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan suku cadang imitasi adalah merupakan bagian dari strategi Perseroan dengan tujuan untuk memperpanjang usia pakai kendaraan bus.

Beban Pendapatan langsung yang berasal dari Biaya Kir/pengurusan perizinan armada mengalami kenaikan sebesar Rp376 juta atau 196,86% menjadi Rp567 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp191 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh penambahan jumlah armada baru yang harus dikir yaitu Feeder TransJakarta, serta pergeseran waktu pelaksanaan kir bus segmen AKAP (setiap enam bulan terhitung sejak tanggal proses kir bus yang bersangkutan).

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Sewa Operasi bus mengalami penurunan sebesar Rp56 juta atau 13,46% menjadi Rp360 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp416 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh berkurangnya jumlah bus milik pihak lain yang disewa dan dioperasikan oleh Perseroan sebagai bus tambahan pada saat musim ramai penumpang hari raya Idul Fitri tahun 2011.

Beban Pendapatan Langsung yang berasal dari Biaya Asuransi armada mengalami penurunan sebesar Rp220 juta atau 24,07% menjadi Rp694 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp914 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh penurunan nilai pertanggungan seiring dengan penurunan nilai pasar akibat meningkatnya usia kendaraan.

3. Laba Bruto

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Laba Bruto mengalami kenaikan sebesar Rp4.089 juta atau 11,89% menjadi Rp38.485 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp34.396 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, terutama dikarenakan oleh penurunan beban pendapatan langsung sebagai keberhasilan Perseroan melakukan efisiensi melalui optimalisasi jumlah armada bus AKAP yang beroperasi dengan cara menggabungkan penumpang pada trayek yang berada dalam satu lintasan sehingga terjadi efisiensi beban pendapatan langsung secara keseluruhan.

Page 61: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

41

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Laba Bruto mengalami penurunan sebesar Rp8.575 juta atau 15,66% menjadi Rp46.165 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp54.740 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, hal ini lebih dikarenakan turunnya pendapatan usaha terutama dari Jasa operator TransJakarta Busway yang diikuti kenaikan atas Beban pendapatan langsung Perseroan. Marjin laba bruto turun menjadi 26,84% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31Desember 2011 dari 30,49% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Laba Bruto mengalami kenaikan sebesar Rp233 juta atau 0,43% menjadi Rp54.740 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp54.507 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dikarenakan kenaikan pendapatan usaha dari Bus AKAP, jasa operator TransJakarta busway dan mulai dibukanya jasa operator feeder busway. Marjin laba bruto sebagai persentase dari pendapatan turun menjadi 30,49% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari 31,12% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

4. Beban Administrasi dan Umum

Tabel berikut ini menggambarkan rincian beban administrasi dan umum Perseroan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September 31 Desember

2013 2012 2012 2011 2010Gaji, Upah dan Tunjangan Lainnya 14.870 14.093 17.871 16.696 15.905Sewa Kantor dan Asuransi 2.818 2.448 3.630 1.793 1.781Jasa Profesional dan Pelatihan 1.829 1.942 3.072 3.376 2.592Penyusutan dan Amortisasi 1.817 1.888 2.453 2.109 1.426Telepon, Listrik, Air 1.536 1.258 1.633 1.698 1.601Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan 1.196 1.140 1.337 1.449 1.935Imbalan Kerja Karyawan 996 776 908 876 825Percetakan, ATK dan Fotokopi 738 481 674 777 473Perjalanan Dinas dan Transportasi 754 757 1.043 980 2.214Pajak dan Perizinan 617 252 387 648 920Perlengkapan Kantor 327 162 368 256 328Beban Bank 189 246 451 167 228Iklan dan Promosi 113 104 128 335 154Sumbangan 96 23 36 52 69Lain-lain 1.071 148 229 590 303Jumlah Beban usaha 28.967 25.718 34.218 31.801 30.754

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Beban Umum dan Administrasi mengalami kenaikan sebesar Rp3.249 juta atau 12,63% menjadi Rp28.967 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp25.718 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan pada gaji dan upah, beban sewa kantor, beban Imbalan Kerja Karyawan; Perjalanan Dinas dan Transportasi; Percetakan, ATK dan fotocopy; serta biaya lain-lain dengan perincian sebagai berikut:

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Gaji, Upah dan Tunjangan lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp777 juta atau 5,51% menjadi Rp14.870 juta untuk periode yang berakhir pada

Page 62: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

42

tanggal 30 September 2013 dari Rp14.093 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan adanya kenaikan gaji berkala tahunan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Penyusutan dan Amortisasi mengalami penurunan sebesar Rp71 juta atau 3,76% menjadi Rp1.817 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp1.888 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh penurunan sebesar 52,62% pada penyusutan inventaris kantor akibat nilai buku sebagian besar inventaris kantor sudah nol.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Jasa Profesional dan Pelatihan mengalami penurunan sebesar Rp113 juta atau 5,82% menjadi Rp1.829 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp1.942 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan menurunnya penggunaan jasa profesional eksternal seperti jasa notaris, konsultan pajak, serta jasa konsultan operasional dan teknik Busway TransJakarta.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Telepon, Listrik dan Air mengalami kenaikan sebesar Rp278 juta atau 22,10% menjadi Rp1.536 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp1.258 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh peningkatan utilitas fasilitas penunjang operasional.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Imbalan Kerja Karyawan mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp220 juta atau 28,35% menjadi Rp996 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp776 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan cadangan pesangon.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perjalanan Dinas dan Transportasi mengalami penurunan sebesar 3 juta atau 0,3% menjadi Rp754 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp757 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan berkurangnya intensitas perjalanan direksi ke kantor-kantor cabang di daerah, dinas luar kota staf dalam rangka pengawasan dan audit keuangan kantor-kantor cabang.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Sewa Kantor dan Asuransi mengalami kenaikansignifikan sebesar Rp370 juta atau 15,11% menjadi Rp2.818 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp2.448 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh naiknya biaya sewa secara signifikan yang dibebankan pihak pemilik kantor kepada Perseroan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Percetakan, ATK dan Fotocopy mengalami kenaikansignifikan sebesar Rp257 juta atau 53,43% menjadi Rp738 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp481 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh meningkatnya kuantitas pencetakan tiket dan formulir-formulir administrasi.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perbaikan dan Pemeliharaan mengalami kenaikansebesar Rp56 juta atau 4,91% menjadi Rp1.196 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp1.140 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh meningkatnya jumlah gedung perkantoran dan perbengkelan yang memerlukan perbaikan atau renovasi berkala terutama kantor-kantor cabang di daerah.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perlengkapan Kantor mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp165 juta atau 101.85% menjadi Rp327 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp162 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh peningkatan pembelian-pembelian inventaris kantor yang bernilai di bawah Rp1 juta.

Page 63: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

43

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Pajak dan Perizinan mengalami kenaikan sebesar Rp365 juta atau 144,84% menjadi Rp617 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp252 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama karena habisnya masa berlaku perizinan reklame di beberapa kantor cabang.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Beban Bank mengalami penurunan signifikan sebesar Rp57 juta atau 23,17% menjadi Rp189 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp246 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh menurunnya jumlah pokok utang bank yang secara otomatis menurunkan beban bunga yang harus dibayarkan oleh Perseroan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Iklan dan Promosi mengalami kenaikan sebesar Rp9juta atau 8,65% menjadi Rp113 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp104 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh naiknya tarif pemasangan iklan Yellow Pages.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari pos Lain-lain mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar Rp923 juta atau 623,65% menjadi Rp1.071 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal30 September 2013 dari Rp148 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan terutama pada bagian operasi dan pemasaran, serta retribusi terminal dan retribusi lingkungan/keamanan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Beban Umum dan Administrasi mengalami kenaikan sebesar Rp2.417 juta atau 7,64% menjadi Rp34.218 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp31.801 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan pada beban Gaji, Upah dan Tunjangan Lainnya; Sewa Kantor dan Asuransi; Penyusutan dan Amortisasi; serta Beban Bankdengan perincian sebagai berikut:

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Gaji, Upah dan Tunjangan lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp1.175 juta atau 7,04% menjadi Rp17.871 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp16.696 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh beban gaji kru bus segmen Feeder TransJakarta diperhitungkan selama satu tahun penuh untuk tahun 2012, sedangkan untuk tahun 2011 adalah nol sebab bus segmen Feeder TransJakarta baru beroperasi pada tanggal 28 September 2011. Faktor lainnya adalah kenaikan gaji berkala tahunan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Penyusutan dan Amortisasi mengalami kenaikan sebesar Rp344 juta atau 16,31% menjadi Rp2.453 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp2.109 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan belanja modal untuk aset tetap kendaraan bermotor operasional dan peralatan kantor.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari jasa Profesional dan Pelatihan mengalami penurunan sebesar Rp304 juta atau 9,00% menjadi Rp3,072 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp3.376 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh menurunnya jasa profesional eksternal seperti jasa notaris, konsultan pajak, serta jasa konsultan operasional dan teknik Busway TransJakarta.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Telepon, Listrik dan Air mengalami penurunansebesar Rp66 juta atau 3,89% menjadi Rp1.632 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31Desember 2012 dari Rp1.698 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh penghematan penggunaan.

Page 64: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

44

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Imbalan Kerja Karyawan mengalami kenaikan sebesar Rp32 juta atau 3,61% menjadi Rp908 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp876 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh bertambahnya masa kerja karyawan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perjalanan Dinas dan Transportasi mengalami kenaikan sebesar Rp63 juta atau 6,43% menjadi Rp1.043 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp980 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh menurunnya frekuensi perjalanan direksi ke kantor-kantor cabang di daerah, dinas luar kota staf dalam rangka pengawasan dan audit keuangan kantor-kantor cabang, serta kenaikan harga bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan operasi.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Sewa Kantor dan Asuransi mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.837 juta atau 102,45% menjadi Rp3.630 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.793 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan biaya sewa terutama biaya sewa kantor dengan pihak berelasi. Jika pada tahun-tahun sebelumnya pemilik properti yang terafiliasi dengan Perseroanmemberikan keringanan berupa uang sewa yang relatif murah (di bawah harga pasar), maka sejak tahun 2012 harga sewa disesuaikan mendekati harga pasar.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Percetakan, ATK dan Fotocopy mengalami penurunan sebesar Rp103 juta atau 13,26% menjadi Rp674 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp777 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan penurunan order percetakan tiket, kalender dan formulir-formulir administrasi.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perbaikan dan Pemeliharaan mengalami penurunan sebesar Rp112 juta atau 7,73% menjadi Rp1.337 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.449 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh perbaikan dan pemeliharaan sebagian sudah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perlengkapan Kantor mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp111 juta atau 43,42% menjadi Rp367 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp256 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh berkurangnya pembelian-pembelian inventaris kantor yang bernilai di bawah Rp1 juta.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Pajak dan Perizinan mengalami penurunan sebesarRp261 juta atau 40,28% menjadi Rp387 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp648 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh masih berlakunya pajak dan perizinan pada sebagian kantor cabang.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Beban Bank mengalami kenaikan sebesar Rp284 juta atau 170,06% menjadi Rp451 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp167 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh meningkatnya jumlah transaksi perbankan yang mengakibatkan naiknya biaya perbankan seperti provisi, biaya notaris dan lain sebagainya.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Iklan dan Promosi mengalami penurunan sebesar Rp207 juta atau 61,79% menjadi Rp128 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp335 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh penurunan kegiatan promosi.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari pos Lain-lain mengalami penurunan sebesar Rp361 juta atau 61,19% menjadi Rp229 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

Page 65: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

45

dari Rp590 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh penurunan kegiatan penelitian dan pengembangan terutama pada bagian operasi dan pemasaran.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Beban Umum dan Administrasi mengalami kenaikan sebesar Rp1,046 juta atau 3,40% menjadi Rp31.801 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp30.754 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan pada beban Gaji, upah dan tunjangan lainnya, biaya perbaikan dan pemeliharaan, dengan perincian sebagai berikut:

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Gaji, Upah dan Tunjangan lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp791 juta atau 4,97% menjadi Rp16.696 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp15.905 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan gaji berkala tahunan, serta peningkatan jumlah karyawan pada level staff dan non-staff terutama awak Feeder TransJakarta yang mulai beroperasi pada tanggal 28 September 2011.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Penyusutan dan Amortisasi mengalami kenaikansebesar Rp683 juta atau 47,90% menjadi Rp2.109 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.426 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh adanya penambahan aset tetap kendaraan operasional.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Jasa Profesional dan Pelatihan mengalami penurunan sebesarRp203 juta atau 7,83% menjadi Rp2.389 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.592 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleholehpenurunan penggunaan jasa profesional eksternal seperti jasa notaris, Kantor Akuntan Publik, konsultan pajak, serta jasa konsultan operasional dan teknik Busway TransJakarta.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Telepon, Listrik dan Air mengalami kenaikan sebesar Rp97 juta atau 6,06% menjadi Rp1.698 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.601 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan olehpeningkatan penggunaan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Imbalan Kerja Karyawan mengalami kenaikan sebesar Rp51 juta atau 6,26% menjadi Rp876 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp825 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh bertambahnya masa kerja karyawan.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perjalanan Dinas dan Transportasi mengalami penurunan sebesar Rp1.234 juta atau 55,74% menjadi Rp980 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.214 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan olehmenurunnya frekuensi perjalanan direksi ke kantor-kantor cabang di daerah, dinas luar kota staf dalam rangka pengawasan dan audit keuangan kantor-kantor cabang, serta kenaikan harga bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan operasi.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Sewa Kantor dan Asuransi mengalami kenaikan sebesar Rp12 juta atau 0,67% menjadi Rp1.793 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.781 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan biaya sewa terutama biaya sewa kantor yang dibebankan oleh pihak ketiga.

Page 66: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

46

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Percetakan, ATK dan Fotocopy mengalami kenaikansebesar Rp304 juta atau 64,27% menjadi Rp777 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dari Rp473 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh meningkatnya harga percetakan tiket, kalender dan formulir-formulir administrasi.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perbaikan dan Pemeliharaan mengalami penurunan sebesar Rp486 juta atau 25,12% menjadi Rp1.449 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31Desember 2010 dari Rp1.935 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh perbaikan dan pemeliharaan sebagian sudah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Perlengkapan Kantor mengalami penurunan sebesar Rp93 juta atau 28,35% menjadi Rp235 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp328 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh berkurangnya pembelian-pembelian inventaris kantor yang bernilai di bawah Rp1 juta.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Pajak dan Perizinan mengalami penurunan sebesar Rp272 juta atau 29,57% menjadi Rp648 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp920 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh masih berlakunya pajak dan perizinan pada sebagian kantor cabang.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Beban Bank mengalami penurunan sebesar Rp61juta atau 26,75% menjadi Rp167 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp228 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh menurunnya jumlah beban bunga utang bank.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari Iklan dan Promosi mengalami kenaikan sebesar Rp181 juta atau 117,53% menjadi Rp335 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp154 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh kenaikan pada naiknya tarif pemasangan iklan Yellow Pages.

Beban Umum dan Administrasi yang berasal dari pos Lain-lain mengalami kenaikan sebesar Rp287 juta atau 94,72% menjadi Rp590 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp303 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan terutama pada bagian operasi dan pemasaran.

5. Kenaikan (Penurunan) Revaluasi Aset Tetap

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Kenaikan (Penurunan) revaluasi Aset Tetap mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp3.170 juta atau 100% menjadi Rp3.170 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp0untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan ada bagian kenaikan aset tetap yang direvaluasi yang diakui di pendapatan lain lain.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Kenaikan (Penurunan) revaluasi Aset Tetap mengalami penurunan signifikan sebesar Rp3.170 juta atau 100% menjadi (Rp3.170 juta) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp0 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, yang terutama dikarenakan yang terutama dikarenakan ada bagian kenaikan aset tetap yang direvaluasi yang diakui di beban lain-lain.

Page 67: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

47

6. Penghasilan Lain-lain

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Penghasilan Lain-lain mengalami penurunan signifikan sebesar Rp3.927 juta atau 69.98% menjadi Rp1.685 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp5.612 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 terdapat penghasilan lain-lain yang jumlahnya material sebesar Rp5.282 juta yang berasal dari hasil gugatan Perseroan terhadap Badan Layanan Umum TransJakarta melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Sedangkan pada periode periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 pendapatan lain-lain terbesar berasal dari keuntungan penjualan aset tetap berupa 9 unit bus AKAP bekas dan 1 unit kendaraan operasional.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Penghasilan Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5.077 juta atau 347,26% menjadi Rp6.539 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.462 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh pendapatan non-operasional Busway yang berasal dari hasil gugatan Perseroan terhadap Badan Layanan UmumTransJakarta melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Penghasilan Lain lain mengalami penurunan signifikan sebesar Rp855 juta atau 36,90% menjadi Rp1.462 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.317 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh penurunan pendapatan non-operasional bagi hasil jasa titipan paket dengan perusahaan terafiliasi PT. Eka Sari Lorena (ESL Express).

7. Beban Bunga dan Keuangan

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Beban Bunga dan Keuangan mengalami kenaikan sebesar Rp12 juta atau 0.18% menjadi Rp6.590 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp6.578 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama dikarenakan oleh penurunan saldo Utang Bank kredit investasi pada PT. Bank Mandiri, Tbk., dan PT. Bank Windu Kencana, Tbk.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Beban Bunga dan Keuangan mengalami penurunan sebesar Rp1.375 juta atau 14,04% menjadi Rp8.415 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp9.790 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama dikarenakan oleh pembayaran bank yang telah jatuh tempo dalam jangka pendek seperti Bank Mandiri sebesar Rp22.000 juta (57%), Bank Windu Kencana sebesar Rp994,19 juta (5,21%) dan Bank Panin sebesar Rp50,8 juta (100%).

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Page 68: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

48

Beban Bunga dan Keuangan mengalami penurunan signifikan sebesar Rp2.286 juta atau 18,93% menjadi Rp9.790 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp12.076 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama dikarenakan oleh jumlah hutang bank jangka panjang yang menurun seperti Bank Mandiri sebesar Rp18.000 juta dan pelunasan hutang Bank Mega sebesar Rp2.255 juta.

8. Laba Sebelum Penghasilan (Beban) Pajak

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Laba Sebelum Penghasilan (Beban) Pajak mengalami kenaikan sebesar Rp259 juta atau 3,16% menjadi Rp8.190 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp7.932 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan oleh kontribusi kenaikan revaluasi aset tetap atas penilaian KJPP pada periode 30 September 2013.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Laba Sebelum Penghasilan (Beban) Pajak mengalami penurunan yang sebesar Rp1.024 juta atau 9,15% menjadi Rp10.524 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp11.584 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan segmen Busway TransJakarta sebesar Rp9.990 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 yang terutama disebabkan oleh faktor eksternal dan sifatnya diluar kendali Perseroan yaitu berkurangnya jumlah kilometer tempuh armada Busway TransJakarta akibat berkurangnya tingkat sterilitas jalur Busway TransJakarta pada Koridor 5 dan Koridor 7 yang dilayani oleh Perseroan. Sedangkan pada segmen bus AKAP hanya naik sebesar 1,57% saja.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Laba Sebelum Penghasilan (Beban) Pajak mengalami penurunan sebesar Rp2.506 juta atau 17,79% menjadi Rp11.584 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp14.090 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Hal ini terutama disebabkan oleh kerugian akibat penurunan nilai aset tetap hasil revaluasi sebesar Rp3.169 juta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, sedangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 tidak dilakukan revaluasi aset tetap.

9. Laba Bersih

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Laba Bersih untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp2.311 juta atau 49,19% menjadi Rp7.008 dibandingkan laba bersih sebesar Rp4.698 Juta periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan oleh adanya pendapatan pajak tangguhan atas selisih penyusutan fiskal yang lebih kecil dari penyusutan secara komersial dan kenaikan revaluasi aset tetap.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Laba Bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp420 juta atau 6,22% menjadi Rp7.176 juta dibandingkan tahun yang berakhir pada tanggal 31

Page 69: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

49

Desember 2011 sebesar Rp6.756 juta yang terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu: Pertama, taksiran pajak penghasilan dan utang pajak tangguhan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, hasil perhitungan taksiran pajak penghasilan adalah sebesar Rp615 juta sementara pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 taksiran pajak tangguhan adalah Rp601 juta. Kedua, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Perseroanmenghasilkan laba atas pajak tangguhan aset tetap sebesar Rp2.732 juta, sedangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Perseroan mengalami kerugian atas perhitungan pajak tangguhan aset tetap sebesar Rp4.191 juta. Sehingga secara keseluruhan beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp3.348 juta atau turun sebesar 30,14% dari Rp4.793 juta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Laba Bersih mengalami penurunan signifikan sebesar Rp3.109 juta atau 31,52% menjadi Rp6.756juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp9.865 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu: Pertama, taksiran pajak penghasilan dan utang pajak tangguhan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, hasil perhitungan taksiran pajak penghasilan adalah sebesar Rp601 juta sementara pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 taksiran pajak tangguhan adalah Rp655 juta. Kedua, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Perseroanmenghasilkan laba atas pajak tangguhan aset tetap sebesar Rp4.191 juta, sedangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Perseroan mengalami kerugian atas perhitungan pajak tangguhan aset tetap sebesar Rp3.570 juta. Sehingga secara keseluruhan beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp4.793 juta atau naik sebesar 13,43% dari Rp4.225 juta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

10. Pendapatan Komprehensif Lainnya

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Pendapatan komprehensif lainnya yang berasal dari surplus revaluasi aset tetap untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp3.233 juta atau 100% menjadi Rp3.233 juta dibandingkan sebesar Rp0 Juta periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan oleh selisih bersih atas kenaikan revaluasi aset tetap setelah dikurangi pajak tangguhan.

11. Jumlah Laba Bersih Komprehensif Periode/Tahun Berjalan

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012

Jumlah Laba Bersih Komprehensif Periode/Tahun Berjalan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5.544 juta atau 118,03% menjadi Rp10.242 juta dibandingkan sebesar Rp4.698 Juta periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan revaluasi aset tetap bersih setelah dikurangi liabilitaspajak tangguhan.

Page 70: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

50

Laporan Posisi Keuangan

Berikut ini adalah perkembangan aset, liabilitas dan ekuitas Perseroan untuk periode-periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010Jumlah Aset Lancar 16.227 13.158 13.899 14.657

Jumlah Aset Tidak Lancar 230.936 214.784 224.762 217.159

Jumlah Aset 247.163 227.942 238.661 231.816

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 66.962 59.745 64.061 51.581

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.936 30.174 43.754 56.144

Jumlah Liabilitas 98.898 89.919 107.815 107.725

Jumlah Ekuitas 148.266 138.023 130.846 124.091

1. Perkembangan Aset

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun dalam aset Perseroan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010

Kas dan Setara Kas 550 1.684 2.096 774Piutang Usaha 3.186 3.363 5.069 4.821Piutang Lain-Lain 1.376 168 104 56

Persediaan 5.868 4.420 4.302 6.131Uang Muka 1.166 561 629 687

Biaya Dibayar Dimuka 4.080 2.962 1.699 2.188

Jumlah Aset Lancar 16.227 13.158 13.898 14.657

Piutang Pihak Berelasi 25.437 9.957 17.141 7.550

231.816 238.661

227.942

247.163

107.725 107.815 89.919

98.898

124.091 130.846

138.023 148.266

2010 2011 2012 Sep-13

Laporan Posisi KeuanganJumlah AsetJumlah LiabilitasJumlah Ekuitas

Page 71: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

51

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010

Aset Tetap - Bersih 185.885 183.756 189.094 193.630Uang Muka Pembelian Aset Tetap

14.787 14.787 14.787 14.787

Biaya Dibayar Dimuka 4.551 6.285 - -

Aset Lain-Lain 275 - 3.741 1.192

Jumlah Aset Tidak Lancar

230.936 214.784 224.762 217.159

Jumlah Aset 247.163 227.942 238.661 231.816

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

Jumlah Aset mengalami kenaikan sebesar Rp19.221 juta atau 8,43% menjadi Rp247.163 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp227.942 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan Aset Lancar.

Jumlah Aset Lancar mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp3.069 juta atau 23,33% menjadi Rp16.227 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp13.158 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan Persediaan dan Biaya di bayar dimuka.

Kas dan Setara Kas mengalami penurunan signifikan sebesar Rp1.134 juta atau 67,34% menjadi Rp550 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp1.684 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh terjadinya penurunan penerimaan di muka yang berasal dari penjualan tiket bulan September yang termasuk masa low season.

Piutang Usaha mengalami penurunan sebesar Rp177 juta atau 5,26% menjadi Rp3.186 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September2013 dari Rp3.363 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen bus Busway TransJakarta. Piutang pihak ketiga Perseroan bersumber dari dua pihak saja yaitu BLU TransJakarta (di mana tagihan atas jasa Perseroan dibayarkan pada bulan berikutnya), serta dari para agen yang bukan karyawan tetap Perseroan. Pendapatan Busway TransJakarta bulan September 2013 yang merupakan piutang usaha dari BLU TransJakarta adalah sebesar Rp2.857 juta yang naik sebesar 15,02% dari Rp2.484 juta pada bulan September 2012. Sedangkan piutang usaha yang bersumber dari para agen adalah sebesar Rp329 juta pada bulan September 2013 yang menurun sebesar 62,53% dari Rp878 juta pada bulan September 2012 hal mana penurunan tersebut dikarenakan sudah diimplementasikannya e-Ticketing sehingga memudahkan monitoring dan kolektibilitas penjualan kantor-kantor cabang/agen.

Piutang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.208 juta atau 719,05% menjadi Rp1.376 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp168 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah penjualan yang sudah disetorkan oleh para agen ke kantor cabang yang bersangkutan, akan tetapi belum dicatat di dalam laporan kas harian kantor cabang.

Persediaan mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.448 juta atau 32,76% menjadi Rp5.868 jutapada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp4.420 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya pembelian suku cadang dalam rangka mengantisipasi musim ramai penumpang libur hari raya Idul Fitri tahun 2013. Di akhir bulan September 2013, masih tersisa persediaan suku cadang yang belum terpakai akibat kesalahan estimasi, di mana asumsi persediaan suku cadang yang digunakan adalah

Page 72: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

52

berdasarkan tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 Perseroan melakukan efisiensi melalui optimalisasi penggunaan armada yang beroperasi.

Uang Muka mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp605 juta atau 107,84% menjadi Rp1.166 jutapada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp561 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya uang mukaperjalanan kru menjadi Rp373 juta periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan sebesar Rp165 juta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012; serta kenaikan pada pos uang muka lain-lain yaitu berupa uang muka pembelian suku cadang.

Biaya Dibayar Di muka mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.118 juta atau 37,74% menjadi Rp4.080 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp2.962 juta padatahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan jatuh temponya biaya dibayar dimuka jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi biaya dibayar dimuka jangka pendek pada periode 30 September 2013.

Jumlah Aset Tidak Lancar mengalami kenaikan sebesar Rp16.152 juta atau 7,52% menjadi Rp230.936 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp214.784 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap bersih atas hasil revaluasi aset tetap.

Piutang Lain-lain Pihak Berelasi mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp15.480 juta atau 155,47% menjadi Rp25.437 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp9.957 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya tagihan bersifat transaksional termasuk pemakaian suku cadang dan fasilitas perbengkelan oleh anak-anak perusahaan yang berada di bawah naungan PT Lorena (pemegang saham Perseroan) yang ditagihkan kepada PT Lorena.

Biaya Dibayar Di muka jangka panjang mengalami penurunan signifikan sebesar Rp1.734 juta atau 27.59% menjadi Rp4.551 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp6.285 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, penurunan biaya dibayar dimuka jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi biaya di bayar di muka jangka pendek periode 30 September 2013.

Aset Tetap mengalami kenaikan sebesar Rp2.129 juta atau 1,16% menjadi Rp185.885 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp183.756 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh hasil kenaikan revaluasi aset tetap.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Jumlah Aset mengalami penurunan sebesar Rp10.719 juta atau 4,49% menjadi Rp227.942 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp238.661 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan Kas dan Setara Kas, Piutang Usaha, Piutang Pihak Berelasi, Uang Muka (Aset Lancar) dan penurunan pada Pos Aset Lain-lain (Aset Tidak Lancar).

Jumlah Aset Lancar mengalami penurunan sebesar Rp741 juta atau 5,33% menjadi Rp13.158 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp13.899 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan pada penurunan Kas dan Setara Kas, Piutang Usaha, dan Uang Muka.

Kas dan Setara Kas mengalami penurunan sebesar Rp412 juta atau 19,66% menjadi Rp1.684 jutapada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp2.096 juta pada tahun yang

Page 73: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

53

berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan Arus Kas Bersih yang diperoleh dari Aktivitas Operasi sebesar 45,76% atau sebesar Rp20.309 juta akibat penurunan penjualan Perseroan, serta adanya pembayaran Utang Usaha.

Piutang Usaha mengalami penurunan signifikan sebesar Rp1.706 juta atau 33,66% menjadi Rp3.363 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp5.069 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya ketepatan waktu setor hasil penjualan tiket dari kantor-kantor Perwakilan dan Agen. Piutang Usaha Perseroanhanya berasal dari kantor-kantor Perwakilan dan Agen.

Piutang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp64 juta atau 61,54% menjadi Rp168 jutapada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp104 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah penjualan yang sudah disetorkan oleh para agen ke kantor cabang, akan tetapi belum dibukukan oleh kantor-kantor cabang.

Persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp118 juta atau 2,75% menjadi Rp4.420 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp4.302 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh kenaikan normal harga-harga suku cadang.

Uang Muka mengalami penurunan sebesar Rp68 juta atau 10,81% menjadi Rp561 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp629 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh menurunnya uang saku perjalanan kru dan uang muka lain-lain. Uang muka terdiri dari uang saku perjalanan kru dan uang muka lain-lain. Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 uang muka yang berasal dari uang saku perjalanan kru Rp165 juta menurun sebesar 26,72% dari Rp225 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 oleh karena penyelesaian pertanggung jawaban uang saku perjalanan kru yang lebih cepat.

Biaya Dibayar Di muka mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.263 juta atau 74,34% menjadi Rp2.962 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.699 juta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh kenaikan nilai Sewa Gedung dan Ruko yang digunakan sebagai kantor-kantor cabang dan perwakilan yang dibebankan kepada Perseroan, baik oleh pihak berelasi maupun pihak ketiga.

Jumlah Aset Tidak Lancar mengalami penurunan sebesar Rp9.978 juta atau 4,44% menjadi Rp214.784 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp224.762 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh yang terutama disebabkan oleh penurunan aset tetap bersih dan aset lain-lain.

Biaya Dibayar Di muka jangka panjang mengalami kenaikan sebesar Rp6.285 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari nihil pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh biaya di bayar di muka pada tanggal 31 Desember 2011 kurang dari 1 tahun.

Aset Tetap mengalami penurunan sebesar Rp5.338 juta atau 2,82% menjadi Rp183.756 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp189.094 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh karena terdapat penjualan aset tetap bus bekas dari bulan Januari 2012 hingga Desember 2012 sebanyak 10 unit dengan nilai buku sebesar Rp696 juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Page 74: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

54

Total Aset mengalami kenaikan sebesar Rp6.845 juta atau 2,95% menjadi Rp238.661 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp231.816 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan pada kas dan setara kas, piutang usaha, piutang pihak berelasi, dan aset lain-lain.

Jumlah Aset Lancar mengalami penurunan sebesar Rp758 juta atau 5,17% menjadi Rp13.899 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp14.657 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh penurunan pada persediaan dan biaya dibayar dimuka.

Kas dan Setara Kas mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.322 juta atau 170,80% menjadi Rp2.096 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp774 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh peningkatan arus kas bersih aktivitas pendanaan berupa hutang bank jangka panjang sebesar Rp14.266 juta.

Piutang Usaha mengalami kenaikan sebesar Rp248 juta atau 5,14% menjadi Rp5.069 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp4.821 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh naiknya tagihan terhadap BLU TransJakarta Busway, serta menurunnya ketepatan waktu setor hasil penjualan tiket dari kantor-kantor Perwakilan dan Agen. Piutang Usaha Perseroan hanya bersumber dari dua pihak saja yaitu BLU TransJakarta dan kantor-kantor Perwakilan dan Agen.

Piutang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp48 juta atau 85,71% menjadi Rp104 jutapada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp56 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah penjualan yang sudah disetorkan oleh para agen ke kantor-kantor cabang, akan tetapi belum dibukukan oleh kantor-kantor cabang.

Persediaan mengalami penurunan signifikan sebesar Rp1.829 juta atau 29,83% menjadi Rp4.302 jutapada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp6.131 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya pemakaian suku cadang sedangkan pembelian suku cadang relatif konstan.

Uang Muka mengalami penurunan sebesar Rp58 juta atau 8,44% menjadi Rp629 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp687 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh menurunnya uang muka lain-lain seperti uang muka perjalanan dinas yang belum dipertanggung jawabkan dan uang muka pembelian suku cadang.

Biaya Dibayar Di muka mengalami penurunan signifikan sebesar Rp489 juta atau 22,35% menjadi Rp1.699 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.188 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh masa sewa yang masih berlaku untuk beberapa Gedung dan Ruko kepada Pihak ketiga.

Jumlah Aset Tidak Lancar mengalami kenaikan sebesar Rp7.604 juta atau 3,50% menjadi Rp224.762juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp217.158 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan piutang lain-lain pihak berelasi.

Aset Tetap mengalami penurunan sebesar Rp4.536 juta atau 2,34% menjadi Rp189.094 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp193.630 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh terdapat penjualan aset tetap bus bekas dari bulan Januari 2011 hingga Desember 2011 sebanyak 6 unit dengan nilai buku sebesar Rp333 juta, dan terdapat kerugian penilaian kembali (revaluasi) sebesar Rp3.170 juta.

Page 75: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

55

Aset Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp2.549 juta atau 213,84% menjadi Rp3.741juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.192 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengurusan jual beli tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Raya Tajur No. 106, Bogor yang digunakan sebagai depo armada bus AKAP.

2. Perkembangan Liabilitas

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun liabilitas Perseroan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010

Utang usaha

Pihak Ketiga 12.256 6.732 11.650 10.863

Pihak Berelasi - - 1.177 2.677

Utang bank jangka pendek 25.964 20.205 15.051 8.701

Utang lain-lain 737 458 603 349

Utang pajak 4.414 2.445 919 713

Biaya yang masih harus dibayar 2.280 3.668 3.688 1.621

Pendapatan diterima di muka 407 707 1.084 335Bagian jangka pendek dari liabilitas jangka panjang:

Hutang bank 20.903 25.530 29.889 26.036Liabilitas sewa pembiayaan - - - 287

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 66.962 59.745 64.061 51.581

Liabilitas jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek:

Pinjaman bank 12.437 11.345 28.510 45.724

Uang jaminan 564 518 507 423

Liabilitas pajak tangguhan 14.391 14.743 12.011 7.820

Liabilitas imbalan kerja 4.543 3.567 2.725 2.177

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.936 30.174 43.754 56.144

Jumlah Liabilitas 98.898 89.919 107.815 107.725

Periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

Jumlah Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp8.979 juta atau 9,99% menjadi Rp98.898 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp89.919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan pada Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas Jangka Panjang.

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar Rp7.280 juta atau 12,19% menjadi Rp66.962 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp59.745 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan Utang Usaha, Utang Bank, Utang Pajak dan Utang Lain-lain.

Utang Usaha Pihak Ketiga mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5.524 juta atau 82,06% menjadi Rp12.256 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp6.732 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh terjadinyapembelian suku cadang kepada para pemasok, serta pembelian 5 unit chassis dan karoseri armada bus AKAP yang baru.

Page 76: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

56

Utang Bank Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar Rp5.759 juta atau 28,50% menjadi Rp25.964 juta pada periode yang berakhir pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September2013 dari Rp20.205 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh penambahan fasilitas pinjaman rekening koran (PRK) dari PT Bank of India Indonesia, Tbk. (d/h PT Bank Swadesi, Tbk.) nomor rekening 3002023066 dengan jumlah maksimum Rp5.000 juta sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 19/2/BOII.JSH/IV/2013 tertanggal 17 April 2013 dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan yang akan berakhir pada tanggal 1 Maret 2014 yang dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun.

Utang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp279 juta atau 60,92% menjadi Rp737 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp458 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh masih tertundanya pembayaran koperasi karyawan yang mana iuran koperasi dipotong dari penghasilan karyawan.

Utang Pajak mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar Rp2.032 juta atau 83,11% menjadi Rp4.477 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp2.445 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan atas taksiran pajak kini (PPh Ps 29) yang dihitung pada periode 30 September 2013 dan masih bersifat tentatif karena perhitungan pajak kini PPh Ps 29 dihitung pada akhir periode 31 Desember 2013 dan di bayar pada tahun berikutnya.

Biaya yang Masih Harus Dibayar mengalami penurunan signifikan sebesar Rp1.388 juta atau 37,84% menjadi Rp2.280 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp3.668 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh penurunan Utang Gaji yang dibayarkan sebelum berakhirnya periode 30 September 2013 dan pembayaran sewa kantor serta jasa notaris yang pada tanggal 31 Desember masih menjadi Biaya yang masih harus dibayar.

Pendapatan Diterima Dimuka mengalami penurunan signifikan sebesar Rp300 juta atau 42,43% menjadi Rp407 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp707 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, menurunnya jarak waktu antara pemesanan tiket dengan tanggal keberangkatan penumpang serta telah berangkatnya penumpang yang membeli tiket di akhir Desember 2012.

Utang Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (bank) mengalami penurunan sebesar Rp4.627 juta atau 18,12% menjadi Rp20.903 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp25.530 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, terutama disebabkan oleh pelunasan Utang Bank kepada PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk. sebesar Rp1.958 juta (Installment Loan IV, V dan VII); pembayaran angsuran pokok Utang Bank kepada PT. Bank Mandiri, Tbk. sebesar Rp2.500 Juta (Kredit Investasi Nomor: RCO.JTH/193/PK/KI/2008).

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang mengalami kenaikan Rp1.762 juta atau sebesar 5,84% menjadi Rp31.936 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp30.174 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh kenaikan Imbalan Kerja Karyawan dan penambahan Hutang Jangka Panjang.

Liabilitas Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian jangka pendek (bank) mengalami kenaikan sebesar Rp1.092 juta atau 9,63% menjadi Rp12.437 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30September 2013 dari Rp11.345 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh adanya penambahan pinjaman dari dari bank Windu Installment Loan XIII.

Liabilitas Pajak Tangguhan mengalami penurunan sebesar Rp352 juta atau 2,39% menjadi Rp14.391juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp14.743 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh Perseroan

Page 77: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

57

membukukan keuntungan atas pajak tangguhan akibat dari selisih penyusutan fiskal dengan komesil dimana penyusutan diskal lebih besar dibanding komersil.

Liabilitas Imbalan Kerja mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp976 juta atau 27,36% menjadi Rp4.543 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp3.567 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh masa kerja karyawan yang bertambah sehingga menaikkan cadangan imbalan kerja.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Jumlah Liabilitas mengalami penurunan sebesar Rp17.896 juta atau 16,60% menjadi Rp89,919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp107.815 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan pada menurunnya Utang Bank, baik pada Liabilitas Jangka Pendek maupun pada Liabilitas Jangka Panjang.

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami penurunan sebesar Rp4.316 juta atau 6,74% menjadi Rp59.745 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp64.061 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pelunasan utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp4.359 juta.

Utang Usaha Pihak Ketiga mengalami penurunan signifikan sebesar Rp4.918 juta atau 42,21% menjadi Rp6,732 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp11.650 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh kebijakan Perseroan membayar utang usaha kepada para pemasok dengan jadwal pembayaran atau aging schedule.

Utang Usaha Pihak Berelasi mengalami penurunan signifikan sebesar 100% menjadi nihil pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.177 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pelunasan utang usaha bersifat transaksional terutama berupa pemakaian BBM dan pemakaian aset terhadap Pihak Berelasi.

Utang Bank Jangka Pendek mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp5.154 juta atau 34,24% menjadi Rp20.205 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp15.051 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penambahan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari Bank of India (d/h Bank Swadesi dengan jumlah maksimum Rp8.000 juta sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 11/2/BS.JSH/III/2011 tertanggal 21 Maret 2011 yang dikenakan bunga sebesar 12,5% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari Bank Swadesi dan jangka waktu selama 12 bulan yang akan berakhir tanggal 21 Maret 2013. Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafon tersebut, Perseroan wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun dan pinjaman yang telah jatuh tempo dalam satu tahun.

Utang Lain-lain mengalami penurunan signifikan sebesar Rp145 juta atau 24,05% menjadi Rp458 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp603 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh sudah disetorkannya sebagian iuran yang dipungut dari para pengemudi kepada Forum Komunikasi Antar Pengemudi Lorena (FKPL) dan dan Forum Komunikasi antar Kondektur Lorena (FKKL), serta menurunnya jumlah utang komisi kepada agen lepas yang belum dibayarkan oleh kantor cabang/perwakilan.

Utang Pajak mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp1.526 juta atau 166,05% menjadi Rp2.445juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya utang PPh pasal 21 yang belum dibayarkan sebesar Rp339 juta, PPh pasal 29 sebesar Rp362 juta dan Pasal 4(2)

Page 78: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

58

sebesar Rp991 juta untuk pajak sewa tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk perkantoran, serta tanah dan bangunan pool Busway TransJakarta di Jl. Raya Hankam, Ceger, Jakarta Timur.

Biaya yang Masih Harus Dibayar mengalami penurunan sebesar Rp20 juta atau 0,54% menjadi Rp3.668 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp3.688 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh penurunan utang bahan bakar dengan membayar kepada SPBU sesuai dengan jatuh pembayaran.

Pendapatan Diterima Di muka mengalami penurunan signifikan sebesar Rp377 juta atau 34,78% menjadi Rp707 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp1.084 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan uang tiket bus AKAP yang belum diakui sebagai penjualan karena penumpang belum diberangkatkan pada tanggal 31 Desember 2012.

Utang Jangka Pendek yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (bank) mengalami penurunan sebesar Rp4.359 juta atau 14,58% menjadi Rp25,530 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp29,889 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pembayaran angsuran pokok utang bank.

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang mengalami penurunan signifikan sebesar Rp13.580 juta atau 31,04% menjadi Rp30.174 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp43.754 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh telah dilunasinya sebagian Utang Bank Jangka Panjang, meskipun terjadi kenaikan signifikan pada Liablilitas Pajak Tangguhan dan Liabilitas Imbalan Kerja.

Utang Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (bank) mengalami penurunan signifikan sebesar Rp17.165 juta atau 60,21% menjadi Rp11.345 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp28.510 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh pelunasan sebesar Rp22.000 juta yang merupakan bagian dari pinjaman bank kepada Bank Mandiri dalam rangka pembiayaan armada Busway TransJakarta milik Perseroan.

Uang Jaminan mengalami kenaikan sebesar Rp11 juta atau 2,17% menjadi Rp518 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp507 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya uang jaminan kru (pengemudi dan kenek) yang baru diterima bekerja di Perseroan.

Liabilitas Pajak Pangguhan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp2.732 juta atau 22,75% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah perbedaan temporer antara perhitungan laba rugi komersial dengan perhitungan laba rugi pajak.

Liabilitas Imbalan Kerja mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp842 juta atau 30,90% menjadi Rp3.567 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp2.725 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang terutama disebabkan oleh realisasi pembayaran imbalan kerja lebih kecil dari cadangan biaya imbalan kerja karyawan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Jumlah Liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp90 juta atau 0,08% menjadi Rp107.815 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp107.725 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan signifikan sebesar 24,20% pada Liabilitas Jangka Pendek meskipun di sisi lain terjadi penurunan signifikan sebesar 22,07% pada Liabilitas Jangka Panjang.

Page 79: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

59

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp12.480 juta atau 24,19% menjadi Rp64.061 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp51.581 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh penambahan utang bank berupa kredit rekening koran dari PT. Bank Swadesi, Tbk. Danmeningkatnya bagian jangka pendek dari hutang bank, serta kenaikan signifikan pada Utang Lain-lain, Utang Pajak, Biaya yang Masih Harus Dibayar, serta Pendapatan Diterima Di muka.

Utang Usaha Pihak Ketiga mengalami kenaikan sebesar Rp787 juta atau 7.24% menjadi Rp11.650juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp10.863 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan kenaikan pembelian suku cadang yang langsung dipakai.

Utang Usaha Pihak Berelasi mengalami penurunan signifikan Rp1.500 juta atau sebesar 56,03% menjadi Rp1.177 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.677 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan pinjaman modal kerja dari pihak berelasi yang bersifat transaksional terutama berupa pemakaian BBM dan pemakaian aset.

Utang Bank Jangka Pendek mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp6.350 juta atau 72,98% menjadi Rp15.051 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp8.701 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh penambahan Utang Bank berupa Kredit Rekening Koran dari PT. Bank Swadesi, Tbk.sebesar Rp6.500 juta pada tahun 2011 yang dituangkan pada Perjanjian Kredit nomor No.2/2/BS.JSH/III/2011 tanggal 1 Maret 2011. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari Swadesi dan dengan jangka waktu selama 12 bulan sampai dengan tanggal 1 Maret 2012 dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 1 Maret 2013.

Utang Lain-lain mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp254 juta atau 72,78% menjadi Rp603 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp349 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh kenaikan iuran yang dipungut dari para pengemudi kepada Forum Komunikasi Antar Pengemudi Lorena (FKPL) dan dan Forum Komunikasi antar Kondektur Lorena (FKKL), serta meningkatnya jumlah utang komisi kepada agen lepas yang belum dibayarkan oleh kantor cabang/perwakilan.

Utang Pajak mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp206 juta atau 28,89% menjadi Rp919 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp713 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya utang PPh pasal 21 yang belum dibayarkan sebesar Rp167 juta dan PPh pasal 29 sebesar Rp505 juta untuk pajak sewa tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk perkantoran, serta tanah dan bangunan pool Busway TransJakarta di Jl. Raya Hankam, Ceger, Jakarta Timur.

Biaya yang Masih Harus Dibayar mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp2.067 juta atau 127,51% menjadi Rp3.688 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp1.621 juta pada tahun yang berakhir tanggal pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh bertambahnya hutang gaji karyawan akibat keterlambatan pembayaran gaji karyawan bulan Desember 2011 yang dibayarkan pada tanggal 3 Januari 2012 akibat keterlambatan data absensi karyawan dari kantor-kantor cabang.

Pendapatan Diterima Di muka mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp749 juta atau 223,58% menjadi Rp1.084 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp335 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya penerimaan uang tiket bus AKAP yang belum diakui sebagai penjualan karena penumpang belum diberangkatkan pada tanggal 31 Desember 2012.

Page 80: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

60

Bagian Jangka Pendek dari liabilitas jangka panjang (bank) mengalami kenaikan sebesar Rp3.853 juta atau 14,80% menjadi Rp29,889 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp26.036 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh bertambahnya utang bagian jangka pendek dari pinjaman bank yaitu Bank Mandiri sebesar Rp22.000 juta, Bank Windu sebesar Rp7.036 juta, Bank Jasa Jakarta sebesar Rp801 juta, Bank Panin sebesar Rp50 juta.

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang mengalami penurunan signifikan sebesar Rp12.390 juta atau 22,07% menjadi Rp43,754 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp56.144 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh telah dilunasinya sebagian Utang Bank Jangka Panjang, meskipun terjadi kenaikan signifikan pada Liablilitas Pajak Tangguhan dan Liabilitas Imbalan Kerja.

Utang Jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (bank) mengalami penurunan signifikan sebesar Rp17.214 juta atau 37,65% menjadi Rp28.510 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp45.724 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh pelunasan sebagian pokok Utang Bank pembiayaan Busway TransJakarta kepada PT. Bank Mandiri, Tbk.

Uang Jaminan mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp83 juta atau 19,86% menjadi Rp507 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp423 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya uang jaminan kru (pengemudi dan kenek) yang baru diterima bekerja di Perseroan.

Liabilitas Pajak Tangguhan mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp4.191 juta atau 53,59% menjadi Rp12.011 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp7.820 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah perbedaan temporer antara perhitungan laba rugi komersial dengan perhitungan laba rugi pajak.

Liabilitas Imbalan Kerja mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp548 juta atau 25,17% menjadi Rp2.725 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp2.177 juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang terutama disebabkan oleh realisasi pembayaran imbalan kerja lebih kecil dari cadangan biaya imbalan kerja karyawan.

3. Perkembangan Ekuitas

Tabel berikut ini menggambarkan rincian dari akun-akun ekuitas Perseroan untuk periode-periode terkait:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September

2013

31 Desember

2012 2011 2010

Modal ditempatkan dan disetor penuh 100.000 100.000 100.000 100.000

Pendapatan komprehensif lainnya 3.234

Saldo laba:

Belum ditentukan penggunaannya 42.531 35.523 28.347 21.591

Telah ditentukan penggunaannya 2.500 2.500 2.500 2.500

Jumlah Ekuitas 148.265 138.023 130.847 124.091

Periode yang berakhir pada 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada 30 September 2012

Page 81: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

61

Total ekuitas mengalami kenaikan sebesar Rp10.242 Juta atau 7,42% menjadi Rp148.265 Juta pada periode yang berakhir pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp138.023 Juta pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang disebabkan oleh penambahan dari saldo laba tahun berjalan Perseroan sebesar Rp10.242 Juta.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Total ekuitas mengalami kenaikan sebesar Rp7.176 Juta atau 5,48% menjadi Rp138.023 Juta pada periode yang berakhir pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp130.847 Juta pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, yang disebabkan oleh kenaikan saldo laba positif Perseroan. Laba bersih Perseroan pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 tercatat meningkat signifikan sebesar Rp485 Juta atau 6,25% menjadi Rp8.248 Juta dari Rp7.176 Juta pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

Total ekuitas mengalami kenaikan sebesar Rp6.756 Juta atau 5,44% menjadi Rp130.847 Juta pada periode yang berakhir pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp124.091 Juta pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang disebabkan oleh kenaikan saldo laba tahun berjalan.

D. Arus Kas

Tabel di bawah ini menyajikan laporan arus kas Perseroan untuk periode sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September 31 Desember

2013 2012 2012 2011 2010Arus Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 32.285 20.235 25.715 43.365 37.764Arus Kas Bersih (Digunakan) Untuk Aktivitas Investasi

(11.246) (14.447) (16.941) (25.156) (91.574)

Arus Kas Bersih diperoleh (Digunakan) Untuk Aktivitas Pendanaan

(22.174) (6.581) (9.186) (16.888) 51.911

Kenaikan bersih kas dan setara kas (1.134) (793) (412) 1.322 (1.900)Kas dan setara kas pada awal periode 1.684 2.096 2.096 774 2.674Kas dan setara kas akhir periode 550 1.303 1.684 2.096 774

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi

Periode yang berakhir pada 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada 30 September 2012

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami kenaikan sebesar Rp12.050 juta atau 59,55% menjadi sebesar Rp32.285 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp 20.235 juta pada periode yang berakhir tanggal 30 September 2012.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk pembayaran lain-lain mengalami penurunan secara signifikan sebesar Rp10.613 juta atau 1.131,44% menjadi sebesar Rp 11.551 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp938 juta pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Page 82: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

62

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami penurunan sebesar Rp17.651 juta atau 40,70% menjadi sebesar Rp25.715 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp43.366 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi yang berasal dari penerimaan dari pelanggan mengalami penurunan sebesar Rp6.772 juta atau 3,73% menjadi Rp173.339 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp180.061 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi yang terdiri dari pembayaran pada pemasok,pembayaran kepada pengurus dan karyawan, dan pembayaran lain-lain mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp6.180 juta, Rp3.620 juta dan Rp2.910 juta atau 7,29%, 11,48% dan 29,55% menjadi Rp90.938 juta, Rp35.149 juta dan Rp12.757 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp 84.758 juta, Rp31.529 juta dan Rp9.847 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami kenaikan sebesar Rp5.602 juta atau 14,83% menjadi sebesar Rp 43.366 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp37.764 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan dari pelanggan dan pembayaran kepada pemasok mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp5.064 juta dan Rp3.255 juta atau 2,89% dan 3,99% menjadi masing-masing sebesar Rp180.061 Juta dan Rp84.758 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp174.997 juta dan Rp81.503 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi berasal dari pembayaran bunga dan beban keuangan dan pembayaran lain-lain mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp2.286 juta dan Rp2.210 juta atau 18,93% dan 18,33% menjadi Rp9.790 juta dan Rp9.847 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp12.076 juta dan Rp12.057 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi

Periode yang berakhir pada 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada 30 September 2012

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan sebesar Rp3.201 juta atau 22,16% menjadi Rp11.246 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp14.447 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi yang berasal dari perolehan aset tetap mengalami penurunan sebesar Rp3.301 juta atau 21,81% menjadi Rp11.831 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp15.132 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan sebesar Rp8.215 juta atau 32,66% menjadi Rp16.941 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp25.156 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Page 83: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

63

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi yang berasal dari perolehan aset tetap mengalami penurunan sebesar Rp4.867 juta atau 21,33% menjadi Rp17.949 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp22.816 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan yang signifikan sebesar Rp66.418 juta atau 72,53% menjadi Rp25.156 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp91.574 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi yang berasal dari perolehan aset tetap mengalami penurunan sebesar Rp52.780 juta atau 69,82% menjadi Rp22.816 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp75.596 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi yang berasal dari penambahan uang muka pembelian aset tetap mengalami penurunan sebesar Rp14.787 juta atau 100% menjadi nihil untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp14.787 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

Periode yang berakhir pada 30 September 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir pada 30 September 2012

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami peningkatan sebesar Rp15.593 juta atau 236,94% menjadi Rp22.174 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013dari Rp6.581 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan yang berasal dari penerimaan hutang bank jangka panjang mengalami peningkatan sebesar Rp3.707 juta atau 138,89% menjadi Rp6.376 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp2.669 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan yang berasal dari pembayaran hutang bank jangka panjang mengalami penurunan sebesar Rp13.144 juta atau 58,28% menjadi Rp9.408 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp22.552 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan yang berasal dari pembayaran kepada pihak berelasi dalam bentuk pinjaman yang bersifat transaksional kepada induk perusahaan PT. Lorenaserta pemakaian suku cadang anak perusahaan yang menjadi tanggung jawab perusahaan indukmengalami peningkatan sebesar Rp47.992 juta atau 317,55% menjadi Rp63.105 juta untuk periodeyang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp15.113 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan yang berasal dari penerimaan dari pihak berelasimengalami peningkatan sebesar Rp18.414 juta atau 90,74% menjadi Rp38.707 juta untuk periodeyang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dari Rp20.293 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Page 84: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

64

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami penurunan sebesar Rp7.702 juta atau 45,61% menjadi Rp9.186 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp16.888 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan yang berasal dari penerimaan hutang bank jangka panjang mengalami penurunan sebesar Rp5.345 juta atau 37,46% menjadi Rp8.922 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp14.267 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan yang berasal dari pembayaran hutang bank jangka panjang mengalami peningkatan sebesar Rp2.817 juta atau 10,20% menjadi Rp30.445 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp27.628 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan yang berasal dari pembayaran kepada pihak berelasi dalam bentuk pinjaman yang bersifat transaksional kepada induk perusahaan PT. Lorenaserta pemakaian suku cadang anak perusahaan yang menjadi tanggung jawab perusahaan indukmengalami penurunan sebesar Rp37.586 juta atau 56,52% menjadi Rp28.911 juta untuk periodeyang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp66.497 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan yang berasal dari penerimaan dari pihak berelasimengalami penurunan sebesar Rp20.813 juta atau 36,57% menjadi Rp36.094 juta untuk periodeyang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp56.907 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami penurunan sebesar Rp68.799 juta atau 132,53% menjadi Rp16.888 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011dari perolehan sebesar Rp51.911 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan yang berasal dari penerimaan hutang bank jangka panjang mengalami peningkatan sebesar Rp14.267 juta atau 100% menjadi Rp14.267 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari nihil untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan yang berasal dari penambahan modal disetormengalami penurunan sebesar Rp72.000 juta atau 100% menjadi nihil untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp72.000 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan yang berasal dari pembayaran hutang bank jangka panjang mengalami peningkatan sebesar Rp4.498 juta atau 19,45% menjadi Rp27.628 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp23.130 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan yang berasal dari pembayaran kepada pihak berelasi mengalami penurunan sebesar Rp10.203 juta atau 18,12% menjadi Rp66.497 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp56.294 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Page 85: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

65

E. Belanja Modal

Tabel dibawah ini menunjukkan belanja modal Perseroan di masa lalu dan estimasi Perseroan untuk periode berikutnya:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 September 2013

31 Desember2012 2011 2010

Tanah - - - 66.280

Bus AKAP 13.863 14.370 16.087 4.520

Bus TransJakarta 42 - - 136

Bus Feeder TransJakarta - - 7.475 -

Bus APTB - - - -

Kendaraan Bermotor - 836 2.297 -

Peralatan Bengkel 3 15 - 9

Bangunan dan Sarana - - - 4.528

Inventaris kantor 262 11 261 123

Bus dalam Penyelesaian - 2.771 - -

Total belanja modal 14.170 18.003 26.119 75.596

Hingga per 30 September 2013 Perseroan melakukan belanja modal sebesar Rp14.170 juta untuk aset tetap armada bus AKAP, aset tetap bus segmen Busway TransJakarta dengan sumber dana pinjaman bank, kas internal dan utang kepada pemasok, dan aset tetap peralatan bengkel dan inventaris kantor dengan sumber dana kas internal.

Tahun 2012 Perseroan melakukan belanja modal sebesar Rp18.003 juta untuk aset tetap armada bus AKAP, aset tetap bus dalam penyelesaian, dan aset tetap kendaraan bermotor untuk operasional dengan sumber dana pinjaman bank; serta aset tetap peralatan bengkel dengan sumber dana kas internal.

Tahun 2011 Perseroan melakukan belanja modal sebesar Rp26.119 juta untuk aset tetap armada bus segmen AKAP, aset tetap bus segmen Feeder TransJakarta, dan aset tetap kendaraan bermotor untuk operasional dengan sumber dana pinjaman bank.

Tahun 2010 Perseroan melakukan belanja modal sebesar Rp75.596 juta untuk aset tetap tanah dan bangunan Depo Utama Bogor dengan sumber dana kas internal setelah pemegang saham Perseroanmeningkatkan modal disetor; aset tetap armada bus AKAP dengan sumber dana pinjaman bank.

Seluruh transaksi pembelian barang modal tersebut menggunakan mata uang Indonesia yaitu Rupiah, sehingga tidak memerlukan tindakan lindung nilai.

Setiap pembelian barang modal yang dilakukan Perseroan sudah direncanakan dengan baik sebelumnya, serta telah ditentukan tujuannya yaitu untuk meningkatkan nilai dan kinerja Perseroan.Atas dasar itu, tidak pernah timbul masalah akibat kesalahan beli.

Pengikatan Pembelian Barang Modal yang belum terealisasi

Pembelian barang modal aset tetap armada bus segmen AKAP yang dituangkan di dalam “Nota Kesepahaman Perjanjian Jual Beli Chassis Bus Mercedes-Benz Type OH-1526 antara PT Eka Sari Lorena Transport dengan PT Dipo Mandiri Motor tanggal 09 Nopember 2011” sebagaimana telah diungkapkan pada Prospektus Bab VII. Keterangan Tentang Perseroan, huruf K. sub bab Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga, butir 3. Perjanjian Jual Beli dan/atau Pengikatan Jual Beli. Seluruh rencana transaksi pembelian barang modal tersebut menggunakan mata uang Indonesia yaitu Rupiah, sehingga tidak memerlukan tindakan lindung nilai. Tidak ada dampak material bagi Perseroanjika pengikatan tersebut tidak terealisasi sebab pengikatan tersebut masih sebatas nota

Page 86: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

66

kesepahaman. Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, Perseroan tetap akan melanjutkan rencana tersebut dengan sumber dana yang berasal dari tambahan modal disetor pemegang saham.

F. Perjanjian Off-Balance Sheet

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki perjanjian ataupun liabilitas off-balance sheet.

G. Manajemen Risiko

Dalam rangka untuk mengelola risiko usaha yang dihadapi Perseroan secara efektif, Dewan Direksi Perseroan telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko yang sejalan dengan tujuan Perseroan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko yang di hadapi Perseroan. Perseroan menerapkan manajemen risiko berupa:

Manajemen Risiko Mata Uang Asing

Perseroan tidak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing dikarenakan tidak ada transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing.

Manajemen Risiko Tingkat Bunga

Perseroan juga terekspos terhadap dampak perubahan tingkat bunga karena memiliki pendanaan dari pinjaman yang memiliki tingkat bunga mengambang dan tetap. Pinjaman Perseroan yang terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 19.

Perseroan melakukan penalahaan berkala atas dampak perubahan suku bunga dan senantiasa menjaga komposisi pendanaan dengan sesuai kebutuhan untuk mengelola risiko suku bunga. Berdasarkan analisis tersebut, Perseroan menghitung dampak terhadap laba rugi komprehensif dari pergeseran tingkat bunga yang ditetapkan.

Manajemen Risiko Kredit

Risiko kredit Perseroan terutama melekat pada rekening bank, pinjaman piutang kepada pihak-pihak berelasi dan piutang usaha. Risiko kredit pada saldo bank berisiko kecil karena ditempatkan pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak-pihak berelasi.

Eksposur Perseroan dan counterparties secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait terbesar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparties yang ditelaah dan disetujui oleh komite manajemen risiko secara tahunan.

Manajemen Risiko Likuiditas

Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor pinjaman dan sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga serta memastikan tersedianya pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang mengikat, dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. Perseroan mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan yang mengikat dari pemberi pinjaman yang andal.

Page 87: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

67

V. RISIKO USAHA

Investasi dalam Saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan di dalam Penawaran ini, sebelum melakukan investasi dalam Saham Perseroan. Risiko-risiko yang diungkapkan Perseroan merupakan risiko-risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan sektor industri Perseroan serta risiko-risiko ini bukan satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi saham-saham Perseroan. Apabila salah satu atau semua risiko tersebut terjadi, maka harga saham Perseroandapat mengalami penurunan sehingga para investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi.Risiko usaha Perseroan dibawah ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang dihadapi dan dimulai dari risiko utama Perseroan.

A. RISIKO-RISIKO TERKAIT DENGAN BISNIS DAN INDUSTRI PERSEROAN

1. Risiko Ekspansi trayek Perseroan bergantung pada pemberian dan pembaruan izin oleh badan atau instansi pemerintah serta perubahan kebijakan pemerintah lainnya.

Perseroan mengoperasikan armada bus AKAP berdasarkan izin trayek dan izin usaha yang diberikan oleh Direktorat Perhubungan Darat pada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia serta pemerintah daerah di wilayah mana Perseroan menyediakan jasa pelayanan tersebut. Pada masa mendatang, tidak adanya jaminan bahwa Perseroan mampu mendapatkan izin trayek baru ataupun untuk memperpanjang izin trayek yang lama akan berdampak negatif yang bersifat material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan. Risiko kebijakan pemerintah terutama kebijakan/aturan tentang kenaikan upah minimum propinsi dan upah minimum regional. Kenaikan upah minimum regional/propinsi yang melebihi tingkat inflasi akan mempengaruhi biaya produksi Perseroan. Hal ini disebabkan karena Perseroan sangat mengandalkan tenaga kerja manusia dalam operasionalnya.

2. Risiko kenaikan harga dan ketersediaan bahan bakar minyak/gas (BBM/BBG).

Bahan bakar adalah merupakan komponen utama dalam penentuan besarnya nilai jual tiket penumpang Perseroan dan juga merupakan komponen utama dalam pengoperasian armada bus Perseroan. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perseroan melakukan pembelian bahan bakar minyak (BBM) melalui Pertamina sesuai dengan harga jual bahan bakar nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan keputusan Pemerintah yang tidak berada dalam kendali Perseroan. Apabila terjadi kekurangan pasokan bahan bakar di pasar dunia, maka harga bahan bakar dapat mengalami peningkatan yang signifikan dan akan berdampak negatif secara material terhadap bisnis, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan. Disamping itu, jumlah SPBBG di Jakarta yang sangat sedikit mengakibatkan terjadi antrian yang sangat panjang pada armada bus Busway TransJakarta milik semua operator sehingga waktu tunggu saat pengisian BBG menjadi sangat lama yaitu rata-rata 3 jam yang secara otomatis mengurangi jumlah jam operasi dan berdampak langsung kepada pendapatan Perseroan.

3. Risiko Biaya tetap yang bersifat substansial yang merupakan ciri dari kegiatan usaha jasa transportasi.

Usaha jasa transportasi darat umumnya bercirikan adanya biaya tetap yang bersifat substansial, terutama berkaitan dengan belanja modal untuk kendaraan dan pemeliharaannya, beban penyusutan, beban karyawan, biaya manajemen, biaya infrastruktur terkait dengan sistem informasi manajemen, biaya gedung dan pemeliharaan depo bus. Pada periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013, dan pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, beban penyusutan dan beban armada bus, terutama meliputi

Page 88: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

68

beban suku cadang, penyusutan armada, perbaikan dan pemeliharaan, asuransi, kir dan perizinanmasing-masing mencakup 41%, 41%, 40% dan 40% dari beban pendapatan langsung Perseroan. Peningkatan biaya tetap ini dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

4. Risiko Perseroan tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk mendanai pertumbuhan armada Perseroan atau untuk mengoperasikan kegiatan usaha Perseroan di masa mendatang.

Sebagaimana umumnya perusahaan-perusahaan di industri transportasi, jenis kegiatan usaha Perseroan bersifat padat modal. Perseroan memerlukan akses permodalan yang memadai untuk mendanai kegiatan operasional dan ekspansi yang berkesinambungan. Dana yang rencananya akan diperoleh dari hasil Penawaran Umum Saham ini ditambah dengan fasilitas kredit yang diperoleh Perseroan diperkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan modal dalam rangka pengembangan usaha Perseroan pada saat ini hingga jangka pendek. Pada masa mendatang, Perseroan masih memerlukan tambahan pinjaman dan/atau pembiayaan permodalan untuk mendanai ekspansi dan kegiatan operasional. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa pendanaan yang dibutuhkan atau bahwa alternatif pendanaan yang dipilih akan berhasil didapatkan oleh Perseroan dengan syarat dan kondisi yang sesuai dengan yang diharapkan Perseroan. Hal tersebut dapat berdampak negatif dan material terhadap bisnis, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

Perseroan saat ini mempunyai pinjaman yang memuat pembatasan tertentu terhadap kegiatan operasional dan fleksibilitas keuangan yang dapat membatasi kemampuan Perseroan untuk mencapai target pertumbuhan, membatasi fleksibilitas Perseroan dalam merencanakan atau mengantisipasi perubahan dalam bisnis dan industri serta Perseroan sendiri menjadi semakin rentan terhadap kondisi ekonomi dan industri yang bersifat negatif. Penambahan pinjaman pun dapat menurunkan daya tawar Perseroan serta dapat mengakibatkan peningkatan beban bunga dan biaya pinjaman di kemudian hari. Cidera janji oleh Perseroan dapat menimbulkan hak kreditur untuk mempercepat pelunasan kredit tersebut atau mengeksekusi jaminan yang diberikan dan dapat mengakibatkan cross default terhadap pinjaman lain yang dapat berdampak negatif dan material terhadap bisnis, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

5. Risiko persaingan usaha antar sesama perusahaan jasa angkutan darat penumpang umum.

Secara umum, basis kompetisi antar sesama perusahaan jasa angkutan darat penumpang umum adalah harga, pelayanan dan on-time performance. Untuk meningkatkan daya saingnya, Perseroan selalu berusaha untuk menambah jumlah armada bus baru, meremajakan armada lama, membuka trayek baru, menambah jaringan kantor-kantor perwakilan dan agen, meningkatkan efisiensi, melakukan berbagai inovasi demi mempertahankan kualitas layanan dan harga yang terjangkau. Harus diakui bahwa Perseroan bersaing ketat dengan jumlah dan usia kendaraan yang dimiliki Perseroan, sebab perusahaan-perusahaan otobus pesaing sangat gencar melakukan peremajaan dan penambahan armada bus baru dengan disain yang lebih modern yang berdampak pada berpindahnya sebagian pelanggan setia Perseroan kepada perusahaan otobus pesaing. Hadirnya pesaing baru di pasar yang umumnya gencar melakukan promosi dengan armada bus baru dan harga tiket promosi dapat membawa dampak negatif bagi pendapatan Perseroan.

Page 89: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

69

6. Risiko persaingan usaha dengan moda angkutan penerbangan dan kereta api.

Perseroan menghadapi risiko persaingan usaha yang datang dari perusahaan penerbangan yang menerapkan konsep low-cost and low-fare. Basis kompetisi dengan moda angkutan penerbangan adalah harga dan waktu tempuh. Sedangkan dengan kereta api, basis kompetisinya adalah harga, daya angkut penumpang dan waktu tempuh. Tetapi pada umumnya persaingannya tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan penerbangan, sebab antara angkutan darat penumpang umum dan kereta api secara tradisionil sudah memiliki penumpang setia masing-masing.

7. Risiko ketergantungan pada satu pabrikan kendaraan untuk penyediaan armada dan suku cadang.

Sejak awal berdirinya CV LORENA yang menjadi cikal bakal Perseroan pada tahun 1970, Perseroan secara konsisten hanya menggunakan satu merek kendaraan bus saja yaitu Mercedes-Benz dengan berbagai tipe produk. Dasar pertimbangan Perseroan menggunakan hanya satu merek saja antara lain adalah kenyamanan, daya tahan kemudahaan dari segi teknis, serta efisiensi biaya pemeliharaan dan perbaikan. Selain itu, keseragaman kompetensi tenaga mekanik pun akan berdampak positif terhadap efisiensi dan efektifitas pemeliharaan dan perbaikan. Hal ini menjadi salah satu keunggulan kompetitif bagi Perseroan. Namun demikian, keunggulan kompetitif tersebut juga sekaligus menjadi risiko usaha tersendiri bagi Perseroan apabila terjadi kemungkinan penarikan armada oleh pihak pabrikan karena alasan keselamatan (safety recall)meskipun selama ini belum pernah dialami oleh Perseroan. Dalam kondisi tertentu, penarikan tersebut mungkin mengharuskan Perseroan untuk menarik kendaraan dari operasi.

Jika sejumlah besar armada bus ditarik secara bersamaan atau jika suku cadang pengganti yang dibutuhkan tidak tersedia dalam jumlah yang mencukupi, Perseroan mungkin tidak dapat mengoperasikan bus-bus tersebut dalam jangka waktu yang signifikan. Setiap penarikan armada bus, baik skala besar maupun kecil, dapat berdampak negatif terhadap pendapatan Perseroan. Ketidakmampuan pabrikan atau pemasok untuk menyediakan kendaraan atau suku cadang dengan harga wajar atau dalam jumlah yang dibutuhkan Perseroan dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

8. Risiko pengakhiran atau tidak diperpanjangnya kontrak-kontrak penyediaan jasa Perseroan.

Sejak tahun 2008, Perseroan memasuki angkutan darat penumpang umum dalam kota melalui proyek Busway TransJakarta setelah memenangkan tender yang diselenggarakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Perseroan memenangkan tender dan terikat kontrak selama 7 (tujuh) tahun dan opsi perpanjangan 2 (dua) tahun dengan Badan Layanan Umum Busway TransJakarta sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Adapun koridor-koridor yang dimenangkan oleh Perseroan melalui tender tersebut adalah Koridor 5 (Kampung Melayu – Ancol) dan Koridor 7 (Kampung Melayu – Kampung Rambutan) Demikian pula halnya dengan tender proyek Feeder Busway TransJakarta Rute 1 Sentra Primer Barat, Rute 2 Tanah Abang – Balai Kota dan Rute 3 Kawasan SCBD yang dimenangkan oleh Perseroan pada bulan April 2011 yang mengikat Perseroan selama 7 (tujuh) tahun dengan opsi perpanjangan 2 (dua) tahun. Beberapa saat sebelum masa kontrak berakhir, pemberi kerja akan mengadakan tender ulang untuk proyek-proyek tersebut. Kontrak dapat berakhir apabila jangka waktu telah berakhir atau apabila terjadi force majeur atau terjadi kelalaian pada salah satu pihak, baik dari sisi pemberi kerja maupun sisi Perseroan. Apabila kontrak-kontrak yang ada telah berakhir atau apabila terjadi pemutusan kontrak dikarenakan kelalaian dari Perseroan sendiri sebagamaina diatur dalam kontrak-kontrak dimaksud, maka hal tersebut akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

Page 90: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

70

9. Risiko tidak diperbaharuinya perjanjian sewa dengan pemilik tempat di mana depo bus dan kantor-kantor perwakilan Perseroan berada.

Tidak ada jaminan bahwa perjanjian sewa akan diperpanjang dengan persyaratan yang dapat diterima atau bahkan diakhiri lebih awal. Jika perjanjian sewa tidak dapat diperpanjang atau diakhiri lebih awal, Perseroan terpaksa merelokasi depo bus, mengeluarkan biaya tambahan dan sumber daya untuk membangun depo bus baru dan mungkin mengakibatkan peningkatan biaya sewa yang harus dibayar oleh Perseroan. Selain itu, Perseroan mungkin tidak dapat menemukan lokasi baru yang cocok untuk difungsikan sebagai depo bus. Relokasi depo bus Perseroan juga akan mengganggu kegiatan operasional Perseroan dan mungkin mengakibatkan pengeluaran biaya tambahan. Sedangkan perjanjian sewa yang hanya dapat diperpanjang berdasarkan persyaratan yang kurang menguntungkan, mungkin dapat meningkatkan biaya operasional Perseroan. Semua hal di atas dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

10. Risiko bencana alam.

Trayek-trayek Perseroan berada di wilayah daratan Indonesia yang merupakan negara yang rentan terhadap terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi, banjir dan lain-lain. Apabila terjadi bencana alam padatrayek-trayek Perseroan, maka operasi armada bus Perseroan dapat terganggu. Perseroan menghadapi risiko kemacetan lalu lintas akibat banjir atau rusaknya infrastruktur jalan raya/jembatan yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya operasi Perseroan.

11. Risiko kemacetan lalu lintas dan penyeberangan antar pulau.

Perseroan menghadapi risiko terganggunya jadwal operasi akibat kemacetan lalu lintas di jalan raya maupun akibat panjangnya antrian di titik-titik penyeberangan antar pulau seperti Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali, serta Merak-Bakauheni yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Risiko kemacetan lalu lintas jalan raya umumnya disebabkan dua hal yaitu (1) kualitas jalan yang sempit, rusak ataupun dalam perbaikan, dan (2) tingginya volume kendaraan yang melintas. Puncak kemacetan setiap tahunnya umumnya terjadi saat mudik lebaran menjelang hari raya Idul Fitri. Sedangkan risiko yang timbul dari penyeberangan antar pulau umumnya terjadi jika terdapat sekaligus beberapa kapal penyeberangan yang tidak dapat beroperasi sehingga mengakibatkan antrian yang panjang dan membutuhkan waktu tunggu yang lama. Risiko ini akan berdampak signifikan pada jumlah perjalanan yang dapat ditempuh armada dan berdampak negatif yang signifikan pada kinerja operasional yang pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja keuangan Perseroan.

12. Risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya

Risiko kecelakaan lalu lintas merupakan risiko yang umumnya dihadapi setiap perusahaan angkutan, baik angkutan darat, laut maupun udara. Demikian juga halnya dengan Perseroanyang juga harus menghadapi risiko tersebut. Fenomena kemudahan persyaratan kredit kepemilikan kendaraan bermotor yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada konsumennyadimanadengan uang muka yang relatif kecil, masyarakat sudah bisa membawa pulang sebuah sepeda motor baru. Tingginya peningkatan volume kendaraan di jalan raya dalam kurun waktu 10 tahun khususnya jenis kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi jenis mobil kecil semakin meningkatkan potensi risiko kecelakaan lalu lintas bagi pengguna jalan raya termasuk Perseroan. Meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya dapat berdampak pada meningkatnya potensi risiko kecelakaan lalu lintas bagi Perseroan terutama pada saat menjelang dan sesudah perayaan hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri ketika terjadi lonjakan pemudik yang menggunakan sepeda motor.

Page 91: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

71

13. Risiko tidak diperpanjangnya Perjanjian merek “Lorena”

Merek ”LORENA” secara eksklusif dimiliki sepenuhnya oleh PT Eka Sari Lorena (ESL) suatu Perseroan terbatas yang memiliki hubungan afiliasi melalui pemegang saham Perseroan. Berdasarkan Perjanjian Pinjam Pakai Merek “Lorena” tanggal 15 Agustus 2004 jis. Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 001/ESLT/VII/2012 tanggal 9 Juli 2012, jis. Perubahan & Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 002/ESLT/VII/2013 tanggal 1 Juli 2013, dan Perubahan dan Pernyataan kembali Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 003/ESLT/I/2014 tanggal 21 Januari 2014 yang diaddendum pada tanggal 12 Maret 2014, ESL memberikan lisensi kepada Perseroan untuk dapat menggunakan Merek “LORENA” pada seluruh armada bus dan/atau transportasi darat yang dimiliki dan/atau dioperasikan oleh Perseroan baik untuk mengangkut penumpang maupun untuk mengangkut barang dalam menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa angkutan penumpang umum darat antar kota antar propinsi. Perjanjian Lisensi Merek tersebut disertai dengan hak opsi membeli bagi Perseroan untuk mengambil alih hak Merek ”LORENA”. Dalam hal jangka waktu perlindungan Merek Terdaftar telah diperpanjang maka masa berlaku Perjanjian otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal 9 Pebruari 2015. Dalam hal para pihak akan mengakhiri perjanjian ini, maka dapat dilakukan dengan pernyataan bersama secara tertulis selambat-lambatnya 30(tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran perjanjian. Pengakhiran juga dapat terjadi apabila salah satu Pihak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Perjanjian atau adanya permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang atau kepailitan yang diajukan terhadap salah satu Pihak. Dalam hal suatu keadaan mengakibatkan perjanjian merek ini tidak diperpanjang atau jangka waktu perlindungan Merek Terdaftar tidak diperpanjang oleh ESL selaku pemilik Merek Terdaftar, akan berdampak terhadap penjualan Perseroan, kondisi keuangan, kinerja operasi dan prospek usaha Perseroan.

14. Risiko Perseroan tidak memiliki cakupan asuransi aset yang memadai

Perseroan menyatakan bahwa kebijakan asuransi Perseoran secara wajar sejalan dengan praktek dalam industri serupa. Asuransi yang dimiliki Perseroan, mencakup tanggung jawab pihak ketiga terhadap cedera (termasuk kematian) atau kerusakan kepada pihak ketiga akibat penggunaan kendaraan Perseroan. Namun Perseroan menyatakan bahwa asuransi tersebut masih belum memadai untuk menanggung seluruh risiko, karena didalam polis asuransi Perseroan tersebut memuat bab pengecualian dan bab pembatasan tertentu mengenai cakupan jenis klaim Perseroan yang dapat diajukan kepada perusahaan asuransi. Oleh karena itu, Perseroandimungkinkan menanggung kewajiban atau kerugian yang diakibatkan karena Perseroan harus menanggung klaim atas cedera, kematian dan kerusakan properti yang diakibatkan penggunaan armada bus dan untuk klaim atas ganti rugi dari pekerja serta klaim lainnya karena Perseroantidak bisa mengklaim ganti rugi kepada Perusahaan Asuransi karena tidak masuk pada jenis pertanggungan perusahaan asuransi. Hal ini dapat membawa dampak negatif yang bersifat material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasi dan prospek usaha Perseroan.

15. Risiko perubahan kondisi perekonomian, politik dan sosial.

Perseroan menjalankan kegiatan usahanya di wilayah daratan Indonesia yang secara historis beberapa kali mengalami gejolak politik dan sosial. Ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik dan sosial di Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan oleh buruh ataupun massa yang berada di luar kendali Perseroan dan secara langsungsangat mempengaruhi jalannya kegiatan usaha Perseroan.Ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik dan sosial di Indonesia dapat menyebabkan lesunya industri pariwisata di daerah pariwisata akibat pembatalan atau penundaan perjalanan oleh pelancong domestik yang menggunakan angkutan darat penumpang umum. Kenaikan harga-harga kebutuhan bahan pokok masyarakat dapat menyebabkan masyarakat akan mengurangi alokasi biaya perjalanannya dimana hal ini berpengaruh pada kegiatan operasional dan kinerja Perseroan.

Page 92: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

72

B. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN SAHAM

1. Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum kemungkinan tidak diperdagangkan secara aktif atau likuid.

Saham Perseroan tidak diperdagangkan di pasar modal sebelum Penawaran Umum. Perseroantelah mendapatkan persetujuan awal pencatatan saham dari BEI agar saham Perseroan tercatat di BEI. Akan tetapi, pencatatan saham Perseroan tidak menjamin perdagangan saham Perseroanakan meningkat atau likuid meskipun pasar modal dalam kondisi kondusif apabila sebagian Pemegang Saham publik memutuskan untuk tidak memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.

2. Saham Perseroan mungkin mengalami fluktuasi yang signifikan di kemudian hari.

Harga Saham Perseroan mungkin sangat berfluktuasi di kemudian hari dan mungkin diperdagangkan di bawah Harga Penawaran, bergantung kepada faktor-faktor antara lain perbedaan antara kinerja keuangan dan operasional Perseroan dengan apa yang diperkirakan oleh para investor dan analis, perubahan rekomendasi atau persepsi para analis terhadap Perseroan atau terhadap Indonesia, perubahan kondisi ekonomi, politik atau pasar modal secara umum di Indonesia, keterlibatan dalam perkara di pengadilan, perubahan suku bunga dan kurs valuta asing, dan fluktuasi harga-harga saham di pasar saham.

3. Penjualan Saham Perseroan di kemudian hari dapat mempengaruhi harga pasar dari Saham Perseroan.

Penjualan yang terjadi di kemudian hari atas sejumlah saham Perseroan, atau persepsi bahwa penjualan tersebut mungkin terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga saham atau terhadap kemampuan Perseroan untuk mendapatkan dana melalui penawaran umum atau penawaran terbatas atas saham tambahan atau efek terkait ekuitas. Para pemegang saham Perseroan dapat mengalami dilusi setelah adanya penerbitan atau penjualan saham tambahan Perseroan bila terjadi pengeluaran saham baru di masa depan. Segera setelah dilaksanakannya Penawaran Umum ini, minimal lebih besar 50% dari total saham Perseroan diperkirakan akan dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh para pemegang saham pengendali Perseroan dan merupakan mayoritas pemegang saham.

4. Perseroan tidak dapat menjamin pembayaran dividen di kemudian hari.

Pembayaran dividen, jika ada, bergantung pada persetujuan para pemegang saham Perseroanmelalui RUPS berdasarkan usul atau rekomendasi Direksi Perseroan setelah mempertimbangkan proyeksi keuangan Perseroan, yang pada gilirannya akan bergantung pada keberhasilan penerapan strategi pertumbuhan Perseroan dan faktor-faktor lain, termasuk, kondisi ekonomi secara umum, permintaan atas produk Perseroan dan faktor-faktor lain yang spesifik pada industri transportasi, yang kebanyakan di antaranya berada di luar kendali Perseroan.

5. Nilai aset bersih per saham dari Saham Yang Ditawarkan secara signifikan lebih rendah dari Harga Penawaran dan para pembeli dapat segera mengalami penurunan nilai yang substansial.

Harga Penawaran secara substansial lebih tinggi dari nilai aset bersih per saham dari saham-saham Perseroan yang diterbitkan kepada para pemegang saham Perseroan yang telah ada. Oleh karena itu, para pembeli Saham Yang Ditawarkan dapat segera mengalami penurunan nilai yang substansial dan para pemegang saham Perseroan yang telah ada akan mengalami peningkatan yang material atas nilai aset bersih per saham dari saham-saham yang mereka miliki.

MANAJEMEN PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI DAN TELAH DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN.

Page 93: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

73

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen tertanggal 14 Maret 2014 atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 yang telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 94: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 95: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

75

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN

A. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan didirikan dengan nama PT. Eka Sari Lorena Transport sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Eka Sari Lorena Transport No.70 tanggal 26 Pebruari 2002, yang dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang bernama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) sesuai dengan Surat Keputusannya No.C-24312 HT.01.01.TH.2002 tanggal 19 Desember 2002 serta telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No.0756/BH.09.05/III/2003 tertanggal 27 Maret 2003 dan telah diumumkan dalam Tambahan No.5259 Berita Negara Republik Indonesia No. 53 tanggal 04 Juli 2003.

Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali perubahan yaitu:

a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.05 tanggal 5 Pebruari 2008 yang dibuat oleh H. M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta, dimana Perseroanmelakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (“Menkumham”) dengan Keputusan No.AHU-33922.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17 Juni 2008 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0049291.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 17 Juni 2008;

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.35 tanggal 24 Januari 2011 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap Pasal 4 yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-15504.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 28 Maret 2011 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0024767.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 28 Maret 2011;

c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.41 tanggal 20 Desember 2011 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroanmelakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta merubah status Perseroan menjadi PerseroanTerbuka dalam rangka Penawaran Umum, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-04604.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2012 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0007412.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2012;

d. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No. 34 tanggal 30 Mei 2012 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroanmengembalikan status Perseroan menjadi Perseroan Tertutup serta merubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan status Perseroan sebagai Perseroan Tertutup, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-42869.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 7 Agustus 2012 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-00072151.AH.01.09. Tahun 2012 tanggal 21 September 2012 (“Akta No. 34/2012”);

e. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.11 tanggal 9 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroanmelakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umumEfek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta merubah status Perseroan menjadi Perseroan

Page 96: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

76

Terbuka dalam rangka Penawaran Umum, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-56852.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 6 Nopember 2012dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0096425.AH.01.09. Tahun 2012 tanggal 6 Nopember 2012 (“Akta No. 11/2012”).

f. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No.519 tanggal 23 Juli 2013yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroanmengembalikan status Perseroan menjadi Perseroan Tertutup serta merubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan status Perseroan sebagai Perseroan Tertutup, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-41785.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 31 Juli 2013 dan telah dicatatkan dalam Daftar PerseroanNo. AHU-00073937.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Juli 2013 (“Akta No. 519/2013”);

g. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik yang mana akta tersebut telah mendapat Persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia denganSurat Keputusan No. AHU-00966.AH.01.02. Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0001832.AH.01.09. Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 (“Akta No. 32/2013”). Berikut beberapa uraian Akta No.32/2013 antara lain:

Menyetujui untuk merubah status Perseroan menjadi Perseroan Terbuka dalam rangka Penawaran Umum;Menyetujui untuk merubah nilai nominal per saham yang semula Rp100,- (seratus Rupiah) menjadi Rp500,- (lima ratus Rupiah);Menyetujui Penawaran Umum kepada masyarakat melalui Pasar Modal (Go Public) sebanyak-banyaknya 150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham baru yang diambil dari portepel Perseroan, disertai dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I.;Menyetujui pelaksanaan program ESA (Employee Stock Allocation) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan atau sebanyak-banyaknya 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham dan menerbitkan opsi saham untuk Program MESOP (Management & Employee Option Plan) sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawarn Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 11.655.000 (sebelas juta enam ratus lima puluh lima ribu) saham.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan usaha-usaha di bidang transportasi menggunakan angkutan truk, bus serta angkutan darat lainnya termasuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) dan dapat menjalankan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut:

Angkutan Darat dan Angkutan Dengan Saluran Pipa; danEkspedisi dan Pergudangan.Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa, yang meliputi jasa kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak;Jasa Penunjang dan Pelengkap Kegiatan Angkutan dan Jasa Perjalanan Wisata, Charter Wisata, Jasa Pelayanan Bongkar Muat Barang, Pergudangan, Jasa Penunjang Angkutan kecuali Jasa Pengiriman dan Pengepakan;Jasa Persewaan Kendaraan Bermotor (Car Rental) dan Charter Car; danJasa Persewaan Alat-Alat Transportasi, Persewaan Mesin Lainnya.

Page 97: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

77

Pada saat ini Perseroan bergerak di bidang jasa layanan Angkutan Transportasi Darat untuk penumpang. Perseroan melayani masyarakat dengan memberikan layanan mulai dari layanan angkutan penumpang Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Busway TransJakarta dan Feeder TransJakarta.

B. Perizinan

Perseroan telah memiliki izin-izin yang wajib dipenuhi terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan yaitu:

1. Izin Kegiatan Usaha Perseroan

a. Izin Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Bermotor Umum No. 015/1.819.811.2 tanggal 18 Maret 2009 yang diterbitkan oleh Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan berlaku hingga 6 April 2014.

b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) – Besar No. 00987-01/PB/P1/1.824.271 tanggal12 Desember 2012 yang diterbitkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan PerdaganganPropinsi DKI Jakarta (untuk Perusahaan Terbuka) dan wajib mendaftar ulang pada tanggal 12 Maret 2017.

2. Izin Operasional Bus

a. Izin Trayek Mobil Bus Umum Angkutan Antar Kota PropinsiNo. SK.1042/AJ.205/DJPD/2009 tanggal 25 Maret 2009 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Masa berlaku izin adalah tanggal 07 April 2009 sampai dengan tanggal 06 April 2014.

b. Pelaksanaan Keputusan Izin Trayek Mobil Bus Umum Angkutan Antar Kota Propinsi No. SK.1043/AJ.205/DJPD/2009 tanggal 25 Maret 2009 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Masa berlaku Keputusan tersebut adalah dari tanggal 7 April 2009 sampai dengan tanggal 6 April 2014.

c. Pelaksanaan Keputusan Izin Trayek Mobil Bus Umum Angkutan Antar Kota Propinsi No. SK.1012/AJ.205/DJPD/2010 tanggal 7 April 2010 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Masa berlaku Keputusan tersebut adalah dari tanggal 7 April 2010 sampai dengan tanggal 16 Maret 2015.

d. Pelaksanaan Keputusan Izin Trayek Mobil Bus Umum Angkutan Antar Kota Propinsi No. SK.186/AJ.205/DJPD/2010 tanggal 27 Januari 2010 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Masa berlaku Keputusan tersebut adalah dari tanggal 27 Januari 2010 sampai dengan tanggal 6 April 2014.

e. Pelaksanaan Keputusan Izin Trayek Mobil Bus Umum Angkutan Antar Kota Propinsi No. SK.3443/AJ.205/DJPD/2012 tanggal 4 September 2012 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Masa berlaku Keputusan tersebut adalah dari tanggal 4 September 2012 sampai dengan tanggal 4 September 2014.

f. Kartu Pengawasan. Adapun rincian Kartu Pengawasan pada masing-masing Bus adalah sebagai berikut.

Page 98: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

78

1) Bus AKAP

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

1. B 7336 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011096 Medan - P.Siantar - P.Sidempuan – Pekanbaru -Rengat – Jambi – Palembang – Kayuagung –

Manggala - Bd. Lampung – Bakauheni – Merak –Jakarta

2. B 7296 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011097 Idem

3. B 7316 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011099 Idem

4. B 7166 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011164 Idem

5. B 7816 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011165 Idem

6. B 7176 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011166 Idem

7. B 7186 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011167 Idem

8. B 7376 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011169 Idem

9. B 7766 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011170 Idem

10. B 7906 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011173 Idem

11. B 7836 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011202 Idem

12. B 7666 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011095 Idem

13. B 7246 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011204 Jambi – Banyulincir – Palembang - Kayu Agung –Menggala - Bandar Lampung – Bakauheni – Merak

– Jakarta – Cirebon – Tegal – Purwokerto –Purworejo – Yogyakarta – Solo – Ponorogo –

Madiun – Mojokerto – Surabaya – Malang14. B 7196 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011205 Idem

15. B 7276 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011206 Idem

16. B 7046 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011207 Idem

17. B 7056 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011208 Idem

18. B 7286 PV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011066 Jakarta – Jatibarang – Cirebon – Tegal – Semarang – Rembang – Surabaya – Denpasar

19. B 7126 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011067 Idem

20. B 7636 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011070 Idem

21. B 7626 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011068 Idem

22. B 7786 IZ SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011073 Idem

23. B 7366 PD SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011240 Jakarta (Pulo) – Cirebon – Tegal – Purwokerto –Wonosobo – Temanggung – Magelang –

Yogyakarta24. B 7466 PD SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011241 Idem

25. B 7696 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011062 Idem

26. B 7576 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011064 Idem

Page 99: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

79

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

27. B 7676 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011129 Idem

28. B 7656 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011130 Idem

29. B 7866 IZ SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011063 Idem

30. B 7526 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011176 Padang – Pd. Panjang – Ma. Enim – Kotabumi –Bd. Lampung – Bakauheni – Merak – Jakarta

(Pulo) – Cirebon – Tegal – Semarang – Rembang –Surabaya – Sumenep

31. B 7546 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011177 Idem

32. B 7586 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011178 Idem

33. B 7816 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011180 Idem

34. B 7806 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011181 Idem

35. B 7166 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011182 Idem

36. B 7906 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011183 Idem

37. B 7466 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011184 Idem

38. B 7066 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011186 Idem

39. B 7166 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011187 Idem

40. B 7866 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011188 Idem

41. B 7966 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011189 Idem

42. B 7606 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011190 Idem

43. B 7616 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011191 Idem

44. B 7626 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011192 Idem

45. B 7636 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011193 Idem

46. B 7606 TK SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011033 Palembang – Prabumulih – Ma. Enim – Baturaja –Kotabumi - Bd. Lampung – Merak – Jakarta –

Jagorawi – Bogor47. B 7326 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011035 Idem

48. B 7656 TK SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011036 Idem

49. B 7676 TK SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011037 Idem

50. B 7616 TK SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011038 Idem

51. B 7646 TK SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011040 Idem

52. B 7406 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011041 Idem

53. B 7056 PV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011042 Idem

54. B 7416 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011135 Idem

Page 100: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

80

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

55. B 7506 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011136 Idem

56. B 7856 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011137 Idem

57. B 7066 NP SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011237 Jakarta – Jatibarang – Cirebon – Tegal –Purwokerto – Wonosobo

58. B 7166 PD SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011236 Idem

59. B 7286 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011089 Jakarta (Pulo) – Jatibarang – Cirebon – Tegal –Pekalongan – Semarang – Rembang – Tuban –

Surabaya – Probolinggo – Jember – Banyuwangi –Ketapang – Glimanuk – Denpasar – Padangbai –

Mataram60. B 7596 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011090 Idem

61. B 7136 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011091 Idem

62. B 7586 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011092 Idem

63. B 7086 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011094 Idem

64. B 7606 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011085 Idem

65. B 7616 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011093 Idem

66. B 7916 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011211 Bogor – Tol Jagorawi – Jakarta (Lebak Bulus) – Tol Cikampek – Cirebon – Semarang – Rembang –Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Jember

67. B 7926 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011212 Idem

68. B 7936 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011213 Idem

69. B 7776 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011214 Idem

70. B 7946 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011215 Idem

71. B 7376 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011216 Idem

72. B 7386 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011217 Idem

73. B 7396 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011218 Idem

74. B 7836 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011079 Bogor – Cibinong – Jakarta – Jatibarang – Cirebon – Tegal – Pekalongan – Semarang – Rembang –

Surabaya – Denpasar75. B 7666 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011080 Idem

76. B 7776 IZ SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011078 Idem

77. B 7916 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011131 Bk. Tinggi – Pd Panjang – Ma Enim - Kotabumi Lampung – Bakauheni – Merak – Jakarta (Pulo) –

Cirebon – Tegal – Semarang – Rembang –Surabaya – Sumenep

78. B 7866 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011134 Idem

79. B 7626 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011199 Idem

80. B 7366 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011200 Idem

Page 101: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

81

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

81. B 7466 NP SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011242 Jakarta (Kp. Rambutan) – Jatibarang – Cirebon –Tegal – Purwokerto – Purworejo – Yogyakarta –

Solo – Wonogiri82. B 7666 NP SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011243 Idem

83. B 7206 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011139 Pekanbaru – Rengat – Jambi – Banyulincir –Palembang – Kayu Agung – Manggala – Bd Lampung – Bakauheni – Merak – Jakarta

84. B 7236 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011140 Idem

85. B 7826 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011141 Idem

86. B 7806 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011142 Idem

87. B 7226 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011143 Idem

88. B 7366 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011144 Idem

89. B 7566 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011145 Idem

90. B 7266 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011146 Idem

91. B 7266 NP SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011238 Bd. Lampung – Merak – Jakarta – Cirebon – Tegal – Purwokerto – Purworejo – Yogyakarta – Solo

92. B 7366 NP SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011239 Idem

93. B 7546 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011101 Bogor – Tol Jagorawi – Jakarta (Kp. Rambutan) –Tol Cikampek – Purwakarta – Bandung

94. B 7556 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011045 Bogor – Tol Jagorawi – Jakarta – Jatibarang –Cirebon – Tegal – Pekalongan – Semarang –

Rembang – Surabaya – Malang95. B 7246 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011049 Idem

96. B 7966 IZ SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011048 Idem

97. B 7066 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011119 Jambi – Banyulincir – Palembang – Kayu Agung –Manggala - Bd. Lampung – Bakauheni – Merak –

Jakarta - Tol Jagorawi – Bogor – Sukabumi –Cianjur – Bandung

98. B 7426 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011120 Idem

99. B 7666 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011151 Idem

100. B 7516 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011124 Idem

101. B 7666 VB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011147 Idem

102. B 7766 VB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011148 Idem

103. B 7866 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011149 Idem

104. B 7966 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011150 Idem

105. B 7766 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011152 Idem

106. B 7466 NL SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011156 Idem

107. B 7766 NL SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011157 Idem

Page 102: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

82

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

108. B 7756 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011158 Idem

109. B 7536 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011001 Jakarta (Lb. Bulus) – Tol TB. Simatupang – Tol Jagorawi – Bogor

110. B 7526 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011002 Idem

111. B 7556 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011003 Idem

112. B 7576 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011005 Idem

113. B 7516 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011006 Idem

114. B 7666 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011194 Jakarta – Tol Cikampek – Cirebon – Tegal –Pekalongan – Semarang – Kudus – Pati – Rembang

– Blora – Cepu – Bojonegoro115. B 7466 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011197 Idem

116. B 7566 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011196 Idem

117. B 7766 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011198 Idem

118. B 7266 NL SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011233 Bogor – Cibinong – Jakarta – Cirebon – Tegal –Purwokerto

119. B 7296 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011107 Bogor – Jagorawi – Jakarta – Cirebon – Tegal –Semarang – Kudus – Pati – Rembang – Tuban –

Surabaya – Pasuruan – Probolinggo120. B 7306 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011209 Idem

121. B 7906 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011210 Idem

122. B 7366 NL SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011220 Jambi – Rb. Bujang – Palembang – Prabumulih –Ma. Enim – Bd. Lampung – Merak – Jakarta –

Cirebon – Tegal – Semarang – Solo – Madiun –Kediri – Tulung Agung – Blitar

123. B 7166 NL SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011221 Idem

124. B 7686 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011223 Idem

125. B 7696 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011224 Idem

126. B 7676 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011222 Idem

127. B 7666 IZ SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011234 Bogor – Cibinong – Jakarta (Lebak Bulus) – Tol TB. Simatupang – Tol Cikampek – Jatibarang – Cirebon

– Tegal – Purwokerto – Purworejo128. B 7926 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011050 Bogor – Jagorawi – Jakarta – Jatibarang – Cirebon

– Tegal – Pekalongan – Semarang – Solo – Madiun – Surabaya

129. B 7266 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011051 Idem

130. B 7116 XA SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011052 Idem

131. B 7536 XB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011054 Idem

132. F 7566 B SK.1012/AJ.205/DJPD/2010/32025015 Bogor – Sukabumi – Bandung – Cirebon – Tegal –Semarang – Rembang – Tuban – Surabaya –

Malang133. B 7856 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011226 Palembang – Muara Enim – Baturaja – Bandar

Lampung – Bakauheni – Merak – Jakarta(Leba) Tol

Page 103: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

83

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

Cikampek – Cirebon – Tegal – Semarang – Solo –Madiun – Surabaya – Probolinggo – Jember -

Banyuwangi134. B 7816 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011227 Idem

135. B 7826 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011228 Idem

136. B 7836 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011229 Idem

137. B 7846 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011230 Idem

138. B 7876 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011231 Idem

139. B 7686 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011071 Jakarta – Jatibarang – Cirebon – Tegal – Semarang – Rembang – Surabaya - Badung

140. B 7696 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011088 Jakarta (Pulo) – Jatibarang – Cirebon – Tegal –Pekalongan – Semarang – Rembang – Tuban –

Surabaya – Probolinggo – Jember – Banyuwangi –Ketapang – Gilimanuk – Denpasar – Padangbai -

Mataram141. B 7896 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011065 (bus cadangan)

142. B 7176 WV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011112 (bus cadangan)

143. B 7466 WB SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011195 (bus cadangan)

144. F 7866 B SK.1012/AJ.205/DJPD/2010/32025011 (bus cadangan)

145. F 7966 B SK.1012/AJ.205/DJPD/2010/32025012 (bus cadangan)

146. B 7866 NP SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011244 (bus cadangan)

147. B 7506 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011245 (bus cadangan)

148. B 7516 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011246 (bus cadangan)

149. B 7526 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011247 (bus cadangan)

150. B 7536 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011248 (bus cadangan)

151. B 7546 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011249 (bus cadangan)

152. B 7556 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011250 (bus cadangan)

153. B 7566 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011251 (bus cadangan)

154. B 7576 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011252 (bus cadangan)

155. B 7586 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011253 (bus cadangan)

156. B 7596 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011254 (bus cadangan)

157. B 7706 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011114 (bus cadangan)

158. B 7716 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011216 (bus cadangan)

159. B 7726 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011126 (bus cadangan)

Page 104: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

84

No.Nomor Polisi

Kendaraan/BusNomor Kartu Pengawasan

Trayek

160. B 7736 IV SK.1043/AJ.205/DJPD/2009/31011219 (bus cadangan)

161. B 7996 IZ SK.3443/AJ.205/DJPD/2012/31011066 Jakarta-Jatibarang-Cirebon-Tegal-Semarang-Rembang-Surabaya-Badung

162. B 7976 IZ SK.2443/AJ.205/DJPD/2012/31011100 Medan-P.Siantar- P.Sidempuan-Pekanbaru-Rengat-Jambi-Palembang-Kayuagung-Manggala-Bd.Lampung-Bakauheni-Merak-Jakarta

2) Bus TransJakarta Busway

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Operasional TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7 Antara Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway dan PT Eka Sari Lorena Transport Nomor: 001/-077.92 Tanggal 16 Januari 2008 dan Keputusan Kepala Badan Layanan Umum TransJakarta Busway No. 130 Tahun 2007 tentang Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (PPJB) Pekerjaan Pelelangan Pemilihan Investor dan Operator Bus Koridor 5 dan 7 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Layanan Umum TransJakarta Busway tertanggal 14 Desember 2007, Perseroan dapat mengoperasikan Bus Transjakarta Busway sebagai berikut:

No.Nomor Polisi Kendaraan

Model Bus(Single Decker/Articulated)

Nomor Kartu Pengawasan*

BUSWAY KORIDOR 7 (Kampung Rambutan – Kampung Melayu)B 7006 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7016 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7026 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/12*B 7036 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7046 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7056 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/12*B 7066 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7076 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7086 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7096 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7106 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7116 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7126 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7136 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7146 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7156 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7166 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7176 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7186 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7196 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7206 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7216 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7226 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7236 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/12*B 7256 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7266 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7276 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7286 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7296 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7306 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7316 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7326 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7336 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13B 7346 IV Single BW007/KP/DISHUB/X/13

Page 105: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

85

No.Nomor Polisi Kendaraan

Model Bus(Single Decker/Articulated)

Nomor Kartu Pengawasan*

BUSWAY KORIDOR 5 (Kampung Melayu – Ancol)B 7356 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7366 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7376 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7386 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7396 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7406 IV Articulated BW005/KP/DISHUB/XI/12*B 7416 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7426 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7436 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7446 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7456 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13B 7466 IV Articulated BW005/KP/DISHUB/XI/12*B 7476 IV Articulated BW007/KP/DISHUB/X/13

Keterangan:*) Jangka waktu Kartu Pengawasan telah berakhir pada tanggal 12 Oktober 2013, dan sedang

dalam proses perpanjangan berdasarkan Surat Perseroan No. 070/ESLT/BG/CEO/X/2013 tanggal 7 Oktober 2013 Perihal: Permohonan Perpanjang Kartu Pengawasan/KIU dan Ijin Trayek Busway (Bus Transjakarta).

3) Bus Feeder TransJakarta Busway

Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Pekerjaan Operator Feeder Busway Rute 1, Rute 2 dan Rute 3 Antara Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta dengan PT Eka Sari Lorena Transport Nomor: 355/-1.811.125 Tanggal 24 Juni 2011 dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (PPBJ) No.343/-1.811.125 yang dikeluarkan oleh Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta tertanggal 27 April 2011, Perseroan dapat mengoperasikan Bus Feeder Transjakarta sebagai berikut:

No. Nomor Polisi Kendaraan Rute Bus Nomor

Kartu Pengawasan*B 7156 PW 1 LRN/RUTE1/KP/DISHUB/X/12B 7156 NP 1 LRN/RUTE1/KP/DISHUB/X/12B 7406 IS 1 LRN/RUTE1/KP/DISHUB/X/12B 7966 IS 1 LRN/RUTE1/KP/DISHUB/X/12B 7296 IS 1 LRN/RUTE1/KP/DISHUB/X/12B 7696 IS 1 LRN/RUTE1/KP/DISHUB/X/12B 7036 PW 2 LRN/RUTE2/KP/DISHUB/X/12B 7626 IS 2 LRN/RUTE2/KP/DISHUB/X/12B 7106 PW 2 LRN/RUTE2/KP/DISHUB/X/12B 7856 IS 2 LRN/RUTE2/KP/DISHUB/X/12B 7086 IS 3 LRN/RUTE3/KP/DISHUB/X/12B 7366 IS 3 LRN/RUTE3/KP/DISHUB/X/12B 7316 IS 3 LRN/RUTE3/KP/DISHUB/X/12B 7536 NP 3 LRN/RUTE3/KP/DISHUB/X/12B 7256 IS 3 LRN/RUTE3/KP/DISHUB/X/12

Keterangan:*) Berakhirnya masa berlaku Kartu Pengawasan berakibat bahwa untuk sementara bus feeder ini

tidak dapat beroperasi

Page 106: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

86

Dokumen Operasional Perseroan

a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 02.190.925.4-029.000 terdaftar sejak tanggal 15 Nopember 2002, yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Gambir Tiga - Kantor Wilayah VI DJP Jakarta Raya III.

b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Perseroan Terbatas No. 09.05.160.45509 tanggal 17 Desember 2012 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta Dinas Koperasi Usaha, Mikro Kecil,dan Menengah dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Pusat berlaku hingga 27 Maret 2018.

c. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) PT Eka Sari Lorena Transport Nopember 2011, yang telah disetujui dalam Surat Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Depo Bus dan SPBU atas nama PT Eka Sari Lorena Transport tanggal 12 Desember 2011, yang diterbitkan oleh Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor. Menurut Rekomendasi atas UKL-UPL kegiatan Pool Bus PT Eka Sari Lorena Transport No.660.1/1213-dl tertanggal 12 Desember 2011 tidak disebutkan masa berlaku atas rekomendasi tersebut kecuali apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, disain dan/atau peruntukan usaha dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum atau saat pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun UKL-UPL atau AMDAL baru sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Perseroan telah menyampaikan kewajiban laporan pelaksanaan UKL-UPL periode II (Juli-Desember) 2013 sebagai tindak lanjut dari implementasi dari UKL-UPL pada bulan Pebruari2014, yang telah diterima oleh Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor.

d. Izin Gangguan tempat Usaha Bukan Perusahaan Industri No. 503.45.174-BPPTPM.VI/2012 tanggal 15 Juni 2012 yang diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bogor dan berlaku selama Perseroan menjalankan kegiatan usaha.

e. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) No. 323/1.824.02/2013 tanggal 14 Maret 2013,yang diterbitkan oleh Kelurahan Petojo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, yang menerangkan bahwa Perseroan berdomisili di Jl. K.H. Hasyim Ashari Dalam No. 15 C2, Kelurahan Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan surat keterangan ini berlaku hingga 14 Maret 2014 (Kantor Pusat).

Adapun SKDP untuk masing-masing kantor perwakilan Perseroan adalah sebagai berikut:

NO.KANTOR PERWAKILAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN (SKDP) /

SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA (SKDU)

WILAYAH ALAMAT NOMOR TANGGAL BERLAKU HINGGA

1. JAKARTA TIMUR

Jl. Pemuda No. 23 RT.008 RW.004, Kel.Rawamangun, Kec. Pulogadung, Jakarta Timur

0464/1824.271/13 01-08-2013 01-08-2014

2. JAKARTA TIMUR

Jl. Raya Hankam No. 61, Kel.Ceger, Kec. Cipayung

19/1.757/2014 28-01-2014 Jangka waktu tidak

ditentukan3. JAKARTA

SELATANJl. Panglima Polim Raya No. 105/105D, Kel. Kramat Pela, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

1880/1.824.1/2013 23-07-2013 29-07-2014

4. JAKARTA SELATAN

Jl. RA. Kartini No. 16 RT.010 RW.004, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan

12373/1.824.1/13 14-08-2013 14-08-2014

Page 107: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

87

NO.KANTOR PERWAKILAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN (SKDP) /

SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA (SKDU)

WILAYAH ALAMAT NOMOR TANGGAL BERLAKU HINGGA

5. BOGOR Jl. Raya Tajur No. 106 RT.001 RW.002, Kel. Tajur, Kec. Bogor Timur, Bogor

503.14/28-Tjr 07-11-2013 07-11-2014

6. BEKASI Jl. Raya Cibarusah No. 26, Kp. Pasirkonci RT 017/06, Desa Pasirsari.Cikarang Selatan

503/VI/2013/Kaur Ekbang 11-06-2013 21-06-2014

7. BANDUNG Jl. Soekarno Hatta No. 411, Kel. Karasak, Kec. Astana Anyar

21/DP/VII/2011 29-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan8. CIREBON Jl. Brigjen Darsono No. 10,

Ruko Permata Hijau No. 08, Kel. Sunyaragi, Kec. Kesambi

510/015/KEL.SRG/VII/2013 30-07-2013 30-07-2014

9. PURWAKARTA Jl. Raya Kopo No. 42, Kampung Mulyasari RT 005/004, Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta

534/411/2008/VIII/2013 01-08-2013 01-08-2014

10. TANGERANG Jl. M.H. Thamrin No. 1, Komp. Taman Lido, Kel. Cikokol. Kec. Tangerang, Kota Tangerang

503/540-EKB/VII/2011 27-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan11. CILEGON Jl. Raya Pelabuhan Merak No.

06 Kel. Tamansarim Kec. Pulomerak, Kota Cilegon

517/304/Tapemt 20-08-2013 20-08-2014

12. SEMARANG JL. Siliwangi Raya 379 / No. 2 RT.01 RW.01, Kel. Purwoyoso, Kec. Ngallyan, Semarang

510/0444/ VIII/2011 01-08-2011 jangka waktu tidak

ditentukan

13. YOGYAKARTA Jl. Lingkar Timur (Perempatan Ring Road Jl. Wonosari) Ruko Ketandan B-3, RT 17 RW 37, Dk. Tegaltandan Desa, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul

75/EB/ BTP/XII/2013 16-12-2013 16-03-2014

14. SURABAYA Jl. Arjuna No. 22A, Kel. Sawahan, Kec. Sawahan

300/110/436.11.11/2013 03-04-2013 03-04-2014

15. MADIUN Jl. S. Parman No. 26, Kel. Oro-oro Ombo, Kec. Kartoharjo

470/14/401.401.1/2011 26-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan16. BOJONEGORO Jl. Gajah Mada No. 58A, Desa

Sukorejo, Kec. Bojonegoro, Kab. Bojonegoro

510/379/15.2003/2011 26-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan17. JEMBER Jl. Darmawangsa No. 16,

Desa Rambigundam, Kec. Rambipuji

581.12 /15/13.2008/2013 08-04-2013 jangka waktu tidak

ditentukan18. BANYUWANGI Jl. Basuki Rachmat 163 RT.

03 RW. 03, Kel. Singotrunan, Kec. Banyuwangi

145/692/429.515/2011 25-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan19. PROBOLINGGO Jl. Raya Soekarno Hatta No.

39470/64/425.504.1/2013 02-05-2013 jangka waktu

tidak ditentukan

20. MEDAN Jl. Sisingamangaraja No. 11 KM 7, Kel. Marjosari, Kec. Medan Amplas

470/539/HS-I/2011 29-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan21. PEKANBARU Jl. Tuanku Tambusai No. 294,

Kel. Labuhbaru Timur, Kec. Payung Sekaki

750/PYK-SKBU/007 26-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan22. PADANG Jl. Bypass Km. 7 Watas, Kel.

Pisang, Kec. Pauh, Kota Padang

472.05.Psg-Pdg/I-2013 30-01-2013 jangka waktu tidak

ditentukan23. PALEMBANG Jl. Kolonel Atmo No. 50/583

RT.015 RW.006, Kel. 17 Ilir, Kec. Ilir Timur I, Palembang

470/405/IT.1/2011 09-08-2011 jangka waktu tidak

ditentukan

Page 108: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

88

NO.KANTOR PERWAKILAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN (SKDP) /

SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA (SKDU)

WILAYAH ALAMAT NOMOR TANGGAL BERLAKU HINGGA

24. PALEMBANG Jl. Kol. H. Barlian No. 65 RT.35 RW.10, Kel. Karya Baru, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang

503/187/C.AL/VII/2013 30-07-2013 30-07-2014

25. PRABUMULIH Jl. Jendral Sudirman RT.01 RW 01,Kel. Gunung Ibul, Kec.Prabumulih Timur

18/UM/1007/2014 17-01-2014 jangka waktu tidak

ditentukan26. JAMBI Jl. Lingkar Barat 3, Kec.

Kendali Besar, Simpang Rimbo

474/549/KB/VII/2011 29-05-2011 jangka waktu tidak

ditentukan27. BANDAR

LAMPUNGJl. Soekarno Hatta No. 36, Kalibalau, Sukabumi

503/305/VI.78/VII/2011 26-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan28. DENPASAR Jl. Diponegoro 100, Pertokoan

Dipo Megah A 12, Kel. Dauh Puri, Kec. Denpasar Barat

26/VII/2011 25-07-2011 Jangka waktu tidak

ditentukan29. INDRAMAYU Jl. Raya Patrol

RT/RW.001/001, Desa Patrol Lor, Kec. Patrol

517/001/Ds.2005/Sekrt 30-04-2013 30-04-2014

30. TEGAL Jl. Kol. Sugiono No.94 RT 06/05, Kel. Pekauman, Kec. Tegal Barat

470/133/XII/2011 20-12-2011 jangka waktu tidak

ditentukan31. MALANG Jl. K.H. Hasyim Asyari No.6 C

RT.02 RW 05, Kel.Kauman, Kec.Klojen

593/06/35.73.02.1007/2014

28-01-2014 jangka waktu tidak

ditentukan32. PURWOKERTO Jl. Gerilya Tengah Blok B2

RT.005/012, Kel. Karangpucung, Kec. Purwokerto Selatan

645/230/VII/2011 26-07-2011 jangka waktu tidak

ditentukan

3. Dokumen Sehubungan dengan Ketenagakerjaan

a. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor KEP. 273/PHIJSK-PKKAD/PP/IV/2013 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Eka Sari Lorena Transport tanggal 23 April 2013 dan berlaku terhitung tanggal 1 Mei 2013 sampai 30 April 2015.

b. Laporan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Undang-undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan tertanggal 01 Oktober 2013 dengan No. Pendaftaran 8001 yang didaftarkan di Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotamadya Jakarta Pusat. Jumlah tenaga kerja berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan adalah 1032 orang. Perseroan wajib untuk mendaftar kembali tanggal 01 Oktober 2014.

c. Slip gaji terendah karyawan Perseroan tertanggal 2 Januari 2014, yaitu sebesar Rp.2.226.357,- yang masih berada dalam cakupan upah minimum Provinsi DKI Jakarta tahun 2013, yaitu sebesar Rp.2.200.000,- dan berdasarkan Surat Pernyataan dari Perseroan No. 095/ESLT/BG/CEO/XII/2013 tanggal 19 Desember 2013, Perseroan akan senantiasa mematuhi dan memenuhi ketentuan-ketentuan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dari waktu ke waktu.

d. Peraturan Perusahaan PT Eka Sari Lorena Transport yang telah disahkan oleh Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.273/PHIJSK-PKKAD/PP/IV/2013 tanggal 23 April 2013 dan berlaku sampai tanggal 30 April 2015.

e. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor: 99IK2011, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 2006. Menyatakan bahwa PT Eka Sari Lorena Transport telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 juncto Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993.

Page 109: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

89

4. Dokumen-dokumen Lainnya Sehubungan dengan Penyelenggaraan Reklame

NO.LOKASI (WILAYAH

PEMASANGAN)OTORITAS YANG MENGELUARKAN

NOMOR SURAT IZINBERLAKU HINGGA

1. Jl. Pemuda No. 23, Kel. Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur

Gubernur Provinsi DKI Jakarta 00180712591306062013 18-06-2014

2. Jl. Lingkar Luar Selatan, Jl. Raya Hankam, Kel. Munjul Kec. Cipayung, Jakarta Timur

Gubernur Provinsi DKI Jakarta 00240707491310102013.4 19-10-2014

3. Jl. S. Parman No. 26, Kota Madiun

Walikota Madiun 000607 13-04-2014

4. Jln. Raya Cikarang-Cibarusah, Pasirsari, Cikarang Selatan

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Kabupaten Bekasi

503.65/1427/VII/DPPKA/2013

30-07-2014

5. Jln. Raya Bogor-Jakarta, Kel. Pabuaran, Kec. Cibinong

Bupati Bogor 973/007/01690/BPT/2013 23-07-2014

6. Jl. Bypass Pisang, Padang Walikota Padang 339/PR-PMER/12 09-09-20147. Jl. Sisingamangaraja,

MedanKepala Dinas Pertamanan Kota

Medan510.12/0883 14-05-2014

C. Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan

Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham sejak didirikannya sampai dengan Prospektus ini diterbitkan.

Tahun 2002

Berdasarkan Akta Pendirian No.70 tanggal 26 Pebruari 2002 yang dibuat di hadapan H.M Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 50.000.000 50.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor PenuhPemegang Saham1. Gusti Terkelin Soerbakti2. Kumpul Kariany Sembiring3. Tri Hayu Mitra Karina Soerbakti4. Eka Sari Lorena Soerbakti5. Dwi Rianta Soerbakti

9.375.0001.250.000

625.000625.000625.000

9.375.000.0001.250.000.000

625.000.000625.000.000625.000.000

75,000000010,00000005,00000005,00000005,0000000

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 12.500.000 12.500.000.000 100,0000000Saham dalam Portepel 37.500.000 37.500.000.000

Seluruh saham yang telah diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Pendirian telah disetor dengan kas secara penuh dan tunai oleh para pemegang saham Perseroan.

Tahun 2007

Berdasarkan Akta Tukar Menukar Saham No.39 tanggal 30 Mei 2007 jis. Akta Tukar Menukar Saham No. 40 tanggal 30 Mei 2007, Akta Tukar Menukar Saham No. 41 tanggal 30 Mei 2007, Akta Tukar Menukar Saham No. 42 tanggal 30 Mei 2007, dan Akta Tukar Menukar Saham No. 43 tanggal 30 Mei 2007 yang keseluruhannya dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah dinyatakan kembali masing-masing dalam Akta No 11 tanggal 17 Juli 2012, Akta No 33 tanggal 26 Juli 2012, Akta No 10 tanggal 17 Juli 2012, Akta No 12 tanggal 17 Juli 2012 dan Akta No 13 tanggal 17 Juli 2012, yang keseluruhannya dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara,

Page 110: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

90

Perseroan menyetujui Pengalihan Saham kepada PT Lorena berturut-turut sebanyak 625.000 dari saham milik Dwi Rianta Soerbakti, sebanyak 625.000 dari saham milik Eka Sari Lorena Soerbakti, sebanyak 9.374.999 dari saham milik Gusti Terkelin Soerbakti, sebanyak 1.250.000 dari saham milik Kumpul Kariany Sembiring, dan sebanyak 625.000 dari saham milik Tri Hayu Mitra Karina Soerbakti, sehingga struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp1.000,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 50.000.000 50.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena2. Gusti Terkelin Soerbakti

12.499.9991

12.499.999.0001.000

99,99999200,0000080

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 12.500.000 12.500.000.000 100,000000Saham dalam Portepel 37.500.000 37.500.000.000

Tahun 2011

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.35 tanggal 24 Januari 2011 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, Perseroanmenyetujui perubahan nilai nominal saham PT Eka Sari Lorena Transport yang semula sebesar Rp1.000,- menjadi Rp100,- per lembar saham, meningkatkan modal dasar Perseroan dari Rp50.000.000.000,- menjadi Rp360.000.000.000,-. Dan Perseroan juga memberikan persetujuan meningkatkan modal ditempatkan sejumlah 875.000.000 lembar saham atau seluruhnya bernilai nominal Rp87.500.000.000,- yang keseluruhannya diambil bagian dan disetor penuh secara tunai oleh PT Lorena, sehingga struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp100,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 3.600.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena2. Gusti Terkelin Soerbakti

999.999.99010

99.999.999.0001.000

99,99999900,0000010

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.000.000.000 100.000.000.000 100,0000000Saham dalam Portepel 2.600.000.000 260.000.000.000

Tahun 2013

Berdasarkan Akta 32/2013, Perseroan menyetujui perubahan nilai nominal saham PT Eka Sari Lorena Transport, Tbk yang semula Rp100,- menjadi Rp500,- perlembar saham, sehingga struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp500,- Setiap SahamJumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena2. Gusti Terkelin Soerbakti

199.999.9982

99.999.999.0001.000

99,99999900,0000010

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 100.000.000.000 100,0000000Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No. 32/2013 ini merupakan struktur permodalan dan susunan pemegang saham terakhir dari Perseroan pada saat Prospektus dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini diterbitkan.

Page 111: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

91

D. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum

PT Lorena

PT Lorena yang berkedudukan di Jakarta adalah suatu Perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia. PT Lorena didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.27 tanggal 16Maret 2006, dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali,S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) berdasarkan Surat Keputusan No. W7-01048 HT.01.01-TH.2007 tanggal 29 Januari 2007 dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan No. 090317153894 tanggal 24 Oktober 2010, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 29 Pebruari 2008, Tambahan Berita Negara No. 2255.

Anggaran Dasar tersebut terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Lorena No.11 tanggal 8 Nopember 2008, yang dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-00245.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 5 Januari 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0000281.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 5 Januari 2009 (“Akta No. 11/2008”).

PT Lorena beralamat di Panglima Polim Raya No.105/106 D, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, nomor telepon 021-7200665 dan nomor faksimili 021-7265064.

Sebagaimana termaktub dalam Akta No.11/2008 maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT Lorena adalah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, angkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa.Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, PT Lorena menjalankan usaha-usaha sebagai berikut:

Melakukan kegiatan usaha dalam bidang pembangunan;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang perdagangan;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang perindustrian;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang pertambangan;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang pengangkutan darat;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang pertanian;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang percetakan;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang perbengkelan;Melakukan kegiatan usaha dalam bidang jasa.

Kegiatan usaha yang benar-benar dijalankan oleh PT Lorena saat ini adalah berinvestasi berupa penyertaan modal pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat.

Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Akta No.546 tanggal 25 Nopember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dengan penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroan dari Menteri Hukum dan HAM No. AHU-AH.01.10-00447 tanggal 7 Januari 2014 susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Lorena adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris : Kumpul Kariany Sembiring

Direksi Presiden Direktur : Gusti Terkelin SoerbaktiWakil Presiden Direktur : Eka Sari Lorena SoerbaktiDirektur : Dwi Rianta Soerbakti

Page 112: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

92

Susunan Pengurusan dan Pengawasan PT Lorena berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Lorena No.546 tanggal 25 Nopember 2013 merupakan Susunan Pengurus dan Pengawasan terakhir dari PT Lorena pada saat Prospektus dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini diterbitkan.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta No. 11/2008, struktur permodalan dan pemegang saham PT Lorena adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp1.000.000,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 57.000 57.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena Karina2. Kumpul Kariany Sembiring

56.9991

56.999.000.0001.000.000

99,99824560,0017544

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 57.000 57.000.000.000 100,0000000Saham dalam Portepel -

Sumber pendanaan PT Lorena untuk melakukan penyertaan modal pada Perseroan adalah berupa pinjaman dari pemegang saham PT Lorena.

Sumber pendanaan PT Lorena untuk melakukan penyertaan modal pada Perseroan adalah berasal dari saldo laba ditahan dan modal disetor perusahaan.

E. Pengurusan dan Pengawasan

Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan dan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat “PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.” No.34 tanggal 30 Mei 2012, dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, yang telah mendapat bukti penerimaan pemberitahuan dari Menhukham dibawah No. AHU-AH.01.10-34253 tanggal 21 September 2012 dan telah dicatatkan dalam daftar Perseroan No.AHU-0083808.AH.01.09. Tahun 2012 tanggal 21 September 2012 jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat “PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.” No.507 tanggal 18 Desember 2012, dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, yang telah mendapatkan bukti penerimaan pemberitahuan dari Menhukham dibawah No.AHU-AH.01.10-02171 tanggal 29 Januari 2013 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0005335.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 29 Januari 2013, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Kumpul Kariany SembiringKomisarisKomisaris Independen

::

May. Jen. TNI (Purn). SamsudinMay. Jen. TNI (Purn). Santo Budiono

Direksi Presiden Direktur : Gusti Terkelin SoerbaktiDirektur : Eka Sari Lorena SoerbaktiDirektur : SuhadiDirektur (tidak terafiliasi) : Eddy Rusly

Anggaran Dasar Perseroan menyebutkan mengenai masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Di dalam Anggaran Dasar, pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan berlaku sejak tanggal yang ditentukan RUPS dimana anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan diangkat dan berakhir untuk jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pengangkatannya anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.

Page 113: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

93

Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-45/PM/2004 tanggal 29 Nopember2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

Berikut keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:

DEWAN KOMISARIS

Kumpul Kariany SembiringPresiden Komisaris

Warga Negara Indonesia, 65 tahun. Lulus dari SMA Negeri 4 Medan pada tahun 1965.

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2002.

Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Ryanta Mitra Karina (1989-sekarang), Komisaris PT Eka Sari Lorena Airlines (2008-sekarang), Komisaris PT Sari Lorena (2007-sekarang) dan Komisaris ESL Express (1998-sekarang).

May. Jen. TNI (Purn). SamsudinKomisaris

Warga Negara Indonesia, 75 tahun. Lulus dari US ARMY WAR COLLEGE pada tahun 1980.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010.

Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Komisaris PT. Tambang Batubara Bukit Kendi - anak perusahaan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (1999-2004), Direktur PO Karina (2000-2003), Direktur PT Dayak Besar (1998-2002), Anggota Komnas HAM (1997-2007), Ketua Komisi II DPR RI (1987 – 1994), Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri TNI-AD (1985-1987), Panglima Kodam X/Lambung Mangkurat (1982-1985), Kasdam di Kodam XVII/Cendrawasih (1981-1982), Danrem Abepura Kodam XVII/ Cenderawasih (1978-1979), Asisten Operasi Kodam XVII/Cenderawasih (1975-1978), Komandan Grup I Kopassandha/ RPKAD (1973-1975).

Page 114: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

94

May. Jen. TNI (Purn). Santo BudionoKomisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 74 tahun. Lulus dari Akmil pada tahun 1962.

Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2010.

Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Komisaris Utama PT. Kereta Api (1996-2001); Pjs. Direktur Utama PT. Kereta Api (1999), Direktur Jenderal Perhubungan Darat - Departemen Perhubungan R.I (1996-2001), Komisaris Utama PT. Damri (1992-1996), Asisten Komunikasi dan elektronika ABRI (1991-1992), Direktur Perhubungan – TNI AD (1985-1991), Atase Pertahanan RI di Dhaka Bangladesh (1981-1985), Wa Kahubdam V Brawijaya (1975-1977), Komandan Sekolah Pusdikhub (1972-1974), Sekertaris Direktorat Perhubungan TNI-AD (1970-1971), Staf Liasson Perwakilan R.I Tawao (1969-1970), Sekretaris Umum, Komando Tugas Gabungan SUMPIT (1968-1969), Komandan Kompi Perhubungan Komando Tugas Gabungan SUMPIT (1966-1968), Perwira Seksi 3 Yon Hub, Batalyon Perhubungan (1964-1966), Komandan Peleton Perhubungan (1963-1964).

DEWAN DIREKSIGusti Terkelin SoerbaktiPresiden Direktur

Warga Negara Indonesia, 73 tahun. Lulus dari Akademi Militerpada tahun 1962.

Menjabat sebagai Presiden Direktur Perseroan sejak tahun 2002.

Saat ini juga menjabat sebagai Presiden DirekturPT Eka Sari Lorena Logistik(2008-sekarang), Presiden Direktur PT Lorena Karina (2006-sekarang), Presiden Direktur PT Sari Lorena (2006-sekarang), Presiden Komisaris PT Eka Sari Lorena Airlines (2003-sekarang), Presiden Komisaris PT Prima Sari Boga (1996-sekarang), Presiden Direktur PT Eka Sari Lorena Express (1995-sekarang), Presiden Direktur PT Ryanta Mitra Karina (1989-sekarang), Presiden Direktur CV Kartika (1979-sekarang), Presiden Direktur CV Kirana (1977-sekarang), sebelumnya menjabat sebagai Perwira Zeni TNI AD (1963-1979).

Eka Sari Lorena SoerbaktiDirektur Pengembangan Bisnis

Warga Negara Indonesia, 44 tahun. Mendapat gelar Master of Science International Business (MSc.), Salve Regina University Newport, Rhode Island, USA pada tahun 1995, mendapat gelar Master of Business Administration(MBA) dari University of San Francisco California, USA pada tahun 1994 dan Bachelor of Business Administration (BBA), Wright State University Dayton, Ohio, USA 1994.

Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2002.

Saat ini juga menjabat sebagai Ketua Departemen Transportasi Darat dan ASDP di DPP Kadin (2010-sekarang), Ketua Departemen Transportasi Darat dan ASDP di DPP Aspindo (2010-sekarang), Ketua Umum ORGANDA (2010-2015), Wakil Presiden Direktur PT. Ryanta Mitra Karina (2008-sekarang), Direktur Utama PT Jaslin Cairos Prima (2005-sekarang), Direktur PT Eka Sari

Page 115: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

95

Dalam memilih dan mengangkat Direksi Perseroan memiliki beberapa kualifikasi atau kriteria pemilihan seperti memiliki pengalaman dan kompetensi di bidangnya, diprioritaskan memiliki pengalaman kerja di bidang yang sama atau mirip dengan bisnis yang dilakukan Perseroan, memiliki profesionalisme dan beretika baik, memiliki motivasi kerja yang tinggi, tidak berstatus terpidana berdasarkan putusan pengadilan dan tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan KomisarisPerseroan.

Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi menerima kompensasi yang ditentukan oleh pemegang saham pada saat RUPS tahunan, dan dibayarkan bulanan. Dewan Komisaris dan Direksi tidak menerima uang jasa atas kehadiran mereka dalam rapat-rapat Direksi maupun Dewan Komisaris.

Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi Entitas berjumlahRp1.797 juta, Rp2.484 juta, Rp1.842 juta dan Rp1.250 juta untuk periode yang berakhir tanggal 30 September 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Lorena Transport (2002-sekarang), Dewan Ahli Pusat Riset Transportasi dan Logistik/PUSTRAL Universitas Gajah Mada (2002-2014), Wakil Direktur Utama PT Lorena (2006-sekarang), Direktur PT Eka Sari Lorena (1998-sekarang).Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Wakil Ketua Departemen Transportasi Darat dan ASDPDPP Kadin (2005-2010), Dosen Terbang Departement Engineering membidangi Transportasi dan Logistic Universitas Gajah Mada (2005-2012), dan Direktur PT Prima Sari Boga (1997-2007).

SuhadiDirektur Operasional

Warga Negara Indonesia, 65 tahun. Lulus dari SESKOAD pada tahun 1999.

Menjabat sebagai Direktur Operasional Perseroan sejak tahun 2011.

Saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPP ORGANDA (2010-2015).Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Vice President Production PT Eka Sari Lorena Airlines (2007-2010), Presiden Direktur PT Mandala Airlines (2003-2005), Wakil Komandan Pusat Penerbangan TNI AD (1999-2002), Komandan Pusat Pendidikan Penerbangan TNI AD (1995-1999), Wakil Komandan Pangkalan Udara TNI-AD, Achmad Yani (1993-1995) dan Kapten Pilot: Dakota C-47, Casa 212, Grand Commander & Britton Norman BN-2A TNI AD (1973-1993).

Eddy RuslyDirektur Keuangan

Warga Negara Indonesia, 41 tahun. Lulus dari Universitas Tarumanagara, Jurusan Akuntansi, pada tahun 1995.

Menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan sejak tahun 2012.

Head of Finance & Accounting di PT Sari Rejo (2011-2012), Chief Accountant di PT Duta Mas (2010-2011), Finance & Accounting Manager di Sekolah Victory Plus (2008-2010), Head of Internal Audit Department di PT Maha Keramindo Perkasa (2004-2008), Audit Supervisor di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. (1995-2004).

Page 116: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

96

Sekretaris Perusahaan

Sehubungan dengan pemenuhan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.4 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan jo. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No.023-1/ESLT/BG/CEO/IV/2013 tanggal 1 April 2013, Perseroan telah mengangkat Porman Tambunan sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Penunjukan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 April 2013.

Tanggung Jawab UtamaMemastikan organisasi memenuhi undang-undang dan ketentuan yang berlaku, mengingatkan anggota Direksi untuk tetap mengetahui mengenai tanggung jawab hukum mereka, memimpin dan memfasilitasi pertemuan atau rapat Direksi/pengurus Perseroan dengan pemegang saham dan memberikan laporan atau edaran kepada pemegang saham dan Direksi/pengurus Perseroan. Selain itu, tanggung jawab lainnya dari Sekretaris Perusahaan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LKNo. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, tugas dan tanggung jawab utama Sekretaris Perusahaan adalah:

1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan;

3. Memberikan masukan kepada direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya;

4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan dan masyarakat; dan

5. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh direktur Perseroan.

Alamat Corporate Secretary : Jl. Raya Tajur No.106, Bogor, Jawa BaratTelp : (62-251) 8356666Faks : (62-251) 8355666E-mail : [email protected]

Komite Audit

Dalam rangka penerapan Tata Kelola Perusahaan, Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuaidengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan sesuai Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00001/BEI/01-2014 Perihal Perubahan Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, sebagaimana termaktub dalam Surat Ketetapan Perseroan dalam Pembentukan Komite Audit PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No. 001/ESLT/BG/BOC/III/2014 tertanggal 21 Maret 2014 (“Surat Ketetapan”).

Adapun susunan Komite Audit Perseroan sebagai berikut:Santo Budiono sebagai Ketua (merangkap sebagai Komisaris Independen)Alex. T.R Sembiring, SE, Ak. sebagai AnggotaIr. Andriansyah Y.P., MM. sebagai Anggota

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan kepada publik

dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Perseroan;

Page 117: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

97

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan;

3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;

4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;

5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;

6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, jika Perseroan tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;

7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan;

8. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Perseroan; dan

9. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan.

Piagam Audit dan Unit Audit Internal Perseroan

Untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-496/BL/2008 tanggal 28 Nopember 2008 tentang Pembentukan Dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal dan menyusun Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) berdasarkan Surat Keputusan Direksi tentang Penyusunan Piagam Audit Internal No. Kep: 009/ESLT/CEO/V/2013 tertanggal 1 Mei 2013.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi tentang Pembentukan Unit Audit Internal dan Pengangkatan Kepala Unit Audit Internal No. 008/ESLT/CEO/V/2013 tertanggal 1 Mei 2013 (“Surat Pernyataan”), Perseroan telah menunjuk Hendrik Ronaldo sebagai Kepala Unit Audit Internal.

Fungsi departemen ini adalah:1. Menjadi penilai independen yang berperan membantu Direksi dalam mengamankan investasi dan

aset Perusahaan secara efektif dari sisi akuntansi dan audit; 2. Melakukan analisa dan evaluasi efektivitas sistem dan prosedur pada semua kegiatan Perusahaan

dan fungsi-fungsi pendukungnya; 3. Melakukan koordinasi dengan Komite Audit dan auditor eksternal agar kelancaran proses audit

dapat tercapai.

Tugas dan tanggung jawab Departemen ini adalah sebagai berikut:1. Mengakses seluruh informasi yang relevan, melakukan komunikasi secara langsung dengan

Direksi, dan Dewan Komisaris, serta Komite Audit dengan sepengetahuan Komisaris; 2. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, serta Komite

Audit; 3. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal; 4. Menyusun usulan perubahan dan melaksanakan Piagam Audit Internal; 5. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperoleh, dalam kaitan dengan

penilaian efektivitas sistem audit; 6. Menilai dan menganalisa aktivitas Perseroan, namun tidak mempunyai kewenangan dalam

pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang ditelaah/diaudit;7. Kepala Audit Internal dapat mengalokasikan sumber daya, fokus, ruang lingkup, jadwal auditor,

dan penerapan teknik audit untuk mencapai tujuan audit, mengklarifikasi dan membicarakan hasil audit, meminta tanggapan lisan/tertulis pada auditee, memberikan saran dan rekomendasi.

Page 118: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

98

F. Struktur Organisasi Perseroan

Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:

G. Diagram Kepemilikan antara Pemegang Saham Perseroan dan Perseroan

Struktur kepemilikan Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Pihak Pengendali Perseroan adalah Gusti Terkelin Soerbakti

Kumpul Karyani Sembiring(0,001%)

PERSEROAN

Gusti Terkelin Soerbakti

(0,00001%)

Eka Sari Lorena Soerbakti

(6%)

Tri Rahayu Mitra Karina Soerbakti

(6%)

Kumpul Karyani Sembiring

(16%)

Gusti Terkelin Soerbakti

(66%)

Dwi Rianta Soerbakti

(6%)

PT. LORENA(99,99999%)

PT. LORENA -KARINA(99,999%)

Dewan Komisaris

Penasihat Teknis

Presiden Direktur

Direktur

GM WorkshopDivisi AKAP

GM Workshop

Divisi

Sekretaris Perusahaan

GMOperasional

Divisi AKAP

GM WorkshopDivisi Bus

GM Operasional

Divisi Bus

Komite Audit

Internal Audit

Page 119: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

99

H. Perusahaan dalam Group Lorena

Struktur kepemilikan Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

No Nama Perusahaan Bidang Usaha Hubungan1 PT Eka Sari Lorena Jasa kargo dan kurir Terafiliasi melalui pemegang saham2 PT Ryanta Mitra Karina Angkutan darat penumpang umum Terafiliasi melalui pemegang saham3 PT Sari Lorena Charter Bus Pariwisata dan car rental Terafiliasi melalui pemegang saham4 PT Lorena Penyertaan Modal pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat

Terafiliasi melalui pemegang saham

5 PT Lorena Energi Distribusi Bahan Bakar Minyak Terafiliasi melalui pemegang saham

I. Sumber Daya Manusia

Manajemen menyadari pentingnya peran Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai mitra utama dalam mendukung kelangsungan usaha Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik terutama dalam situasi persaingan usaha yang semakin ketat.

Berikut jumlah dan komposisi karyawan yang berada dalam Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008 yang dapat dilihat pada tabel di berikut:

Komposisi Karyawan Menurut Jabatan

Jabatan30 September 31 Desember

2013 2012 2011 2010 2009 2008Manajer 39 46 34 37 38 28Staf 393 426 401 382 360 350Non-staf 608 657 626 643 550 549Total 1.040 1.129 1.061 1.062 948 927

Komposisi Karyawan Menurut Status Usia

Usia30 September 31 Desember

2013 2012 2011 2010 2009 2008>50 153 144 135 128 120 11641 – 50 311 327 287 293 246 25431 – 40 335 382 393 395 369 35121 – 30 228 259 233 243 210 200<21 13 17 13 3 3 6Total 1.040 1.129 1.061 1.062 948 927

Komposisi Karyawan Menurut Pendidikan

Pendidikan30 September 31 Desember

2013 2012 2011 2010 2009 2008S2 2 4 2 2 2 2S1 63 71 68 69 73 67D3 43 57 65 49 52 49SMA atau sederajat 669 704 659 664 578 506< SMA 263 293 267 278 243 303Total 1.040 1.129 1.061 1.062 948 927

Komposisi Karyawan Menurut Status

Status Pegawai30 September 31 Desember

2013 2012 2011 2010 2009 2008Tetap 295 268 284 285 274 281Tidak Tetap 745 861 777 777 674 646

Total 1.040 1.129 1.061 1.062 948 927

Page 120: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

100

Saat ini Perseroan tidak terlibat perselisihan terkait tenaga kerja yang material yang dapat mempengaruhi kegiatan Perseroan.

Kesejahteraan Karyawan dan Program Pensiun

Kesejahteraan pekerja adalah suatu pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani baik selama maupun di luar hubungan kerja yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempertinggi produktifitas kerja.

Perseroan telah memberlakukan dan menetapkan upah terendah bagi karyawan sesuai dengan upah minimum yang berlaku untuk masing-masing perwakilan sesuai wilayah propinsi dan atau kabupaten. Penyesuaian upah akan dilaksanakan segera setelah adanya penetapan upah minimum UMR/UMP terbaru.

Perseroan menyadari bahwa kinerja usaha Perseroan sangat terpengaruh pada kondisi sumber daya manusia, sehingga kebijakan manajemen berhubungan dengan peran sumber daya manusia antara lain diwujudkan dalam pemenuhan peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal ketenagakerjaan di samping fasilitas-fasilitas lainnya, seperti:

1. Jaminan sosial tenaga kerja melalui jasa asuransi dari PT Jamsostek (Persero) berdasarkan Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No: 99IK2011 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 2006;

2. Jasa pelayanan asuransi kesehatan dari PT A.J. Bringin Jiwa Sejahtera dengan Nomor Polis: GA.003.0.1401 tanggal 20 Januari 2014 yang berlaku sejak tanggal 10 Januari 2014 sampai dengan 4 Januari 2015; dan

3. Jasa pelayanan asuransi kecelakaan kerja dari PT Bess Central Insurance dengan Nomor Polis: 1006130000026 jo. Quotation Renewal tanggal 10 Januari 2014 yang berlaku sejak Januari 2014 sampai dengan Januari 2015.

Rekrutmen dan Pelatihan Karyawan

Sebagai langkah awal dalam pembinaan seluruh karyawannya, Perseroan menerapkan sistem rekrutmen (penerimaan pegawai) yang baik untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas baik sesuai dengan kebutuhan dan standar Perseroan. Dengan berpedoman pada perencanaan tenaga kerja atau kebutuhan sumber daya manusia maka akan dilaksanakan proses rekrutmen.

Pelaksanaan Rekrutmen dapat diperoleh dari sumber Eksternal atau sumber Internal. Sumber Eksternal adalah penerimaan baru dari luar Perseroan, sedangkan sumber Internal adalah mendapatkan karyawan diantara karyawan yang ada dengan memperhatikan faktor loyalitas, potensi, kemampuan dan ketrampilan karyawan sesuai posisi yang dibutuhkan.

Tahapan dalam proses rekrutmen (sumber Eksternal) meliputi: Seleksi lamaran sesuai kualifikasi yang dibutuhkan, tes penyaringan secara tertulis (psikotes) dan juga tes kemampuan & pengetahuan khusus yang disesuaikan dengan bidangnya masing masing, serta tes interview. Proses rekrutmen dilaksanakan terpusat, di mana perwakilan/depo tidak diperkenankan menerima karyawan baru tanpa sepengetahuan dan seizin Manager HRD. Proses seleksi sampai dengan penerimaan karyawan sepenuhnya juga menjadi wewenang dari Manager HRD. Bilamana ada kebutuhan personil di setiap bagian ataupun kantor perwakilan maka Departement terkait atau perwakilan akan mengajukan permintaan penambahan personil kepada Manager HRD dan selanjutnya dimulailah proses tahapan rekrutmen sampai dengan penerimaan pegawai.

Karyawan yang telah diterima selanjutnya akan diserah-terimakan kepada Departemen terkait untuk dibimbing dan diarahkan sesuai posisinya dan bilamana diperlukan adanya pelatihan atau training khusus maka akan dilaksanakan terlebih dahulu.

Page 121: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

101

Selain itu, guna meningkatkan produktivitas kerja, Perseroan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapat pendidikan dan pelatihan yang baik sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan yang diadakan oleh internal Perseroan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Dengan pelatihan diharapkan karyawan dapat meningkatkan potensi, kemampuan dan ketrampilannya sehingga pekerjaan yang dilakukannya dapat lebih efektif dan efisien. Pekerjaan yang dilaksanakan menjadi lebih cepat dan lebih baik. Penggunaan peralatan dan sarana menjadi lebih lama, lebih hemat dan tanggung jawab menjadi lebih besar. Kesempatan dalam jenjang karir lebih terbuka dengan adanya penambahan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan.

Pelaksanaan pelatihan telah dirancang melalui Program Pelatihan yang dibuat setiap awal tahun bekerjasama dengan rekanan perusahaan yaitu dari para pemasok (misalnya pelatihan mengenai pengetahuan ban, AC, pemasangan kaca, pengecatan, dan teknik-teknik perbaikan armada dengan Daimler Chrysler, dll.) ataupun dari lembaga-lembaga pelatihan dan instansi-instansi yang berkait.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pelatihan dan instansi terkait misalnya program pelatihan di bidang logistik atau pergudangan, pengetahuan pajak, pelatihan di bidang finance atau accounting, HRD, kesekretarisan, pelatihan-pelatihan kedisiplinan dan peningkatan kualitas mental pengemudi yang diselenggarakan oleh Departemen Perhubungan dan Pusdiklantas dll.

Forum Komunikasi Karyawan

Karyawan tetap Perseroan tidak memiliki/ membentuk serikat pekerja yang terafiliasi dengan serikat pekerja di luar Perseroan. Atas inisiatif sendiri, para pengemudi membentuk sebuah forum komunikasi yang dinamai Forum Komunikasi Antar Pengemudi (FOKAPI) dan para kenek membentuk sebuah forum komunikasi yang dinamai Forum Komunikasi Antar Kenek (FOKAKI). Forum ini memungut iuran dari para anggotanya yang dipergunakan untuk membantu anggota yang tertimpa musibah/ kemalangan.

Peraturan Perusahaan

Peraturan Perusahaan Perseroan yang berlaku saat ini adalah berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. KEP 273/PHIJSK-PKKAD/PP/IV/2013 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT. EKA SARI LORENA TRANSPORT berlaku terhitung mulai tanggal 1 Mei 2013 hingga 30 April 2015. Dimana Peraturan Perseroan ini telah beberapa kali diperbaharui dan diajukan kembali pengesahannya kepada Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Karyawan Kunci

Perseroan telah memiliki sistem manajemen yang sistematis yang menjadi standar kerja baku di lingkungan internal Perseroan, hal ini menyebabkan Perseroan tidak perlu memiliki karyawan kunci dan tidak memiliki ketergantungan pada karyawan tertentu karena kegiatan usaha Perseroan telah bekerja dengan sistem yang baik.

Tenaga Kerja Asing

Perseroan untuk saat ini tidak mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

Page 122: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

102

J. Hubungan Afiliasi Pengurusan dan Pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk Hukum

Tabel berikut ini menggambarkan hubungan afiliasi pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum:

Nama Perseroan PT Lorena

Kumpul Kariany Sembiring PK KMay.Jen. TNI (Purn). Samsudin K -May.Jen. TNI (Purn). Santo Budiono KI -

Gusti Terkelin Soerbakti PD PDEka Sari Lorena Soerbakti D DSuhadi D -Eddy Rusly DI -

Keterangan:PK : Presiden Komisaris PD : Presiden Direktur KI : Komisaris Independen DI : Direktur IndependenK : Komisaris D : Direktur

K. Transaksi Dengan Pihak Afilliasi

Perseroan telah melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut: (i) Perseroan telah melakukan transaksi secara historis dengan pemegang saham langsung dan tidak langsung dan pihak yang terafiliasi dengan pemegang saham Perseroan; (ii) Perseroan telah melakukan transaksi di antara mereka; dan (iii) transaksi berjalan atau transaksi di masa mendatang yang akan dilaksanakan oleh Perseroan setelah tanggal dari Prospektus ini. Perseroan yakin bahwa setiap perikatan telah dilakukan atau akan dilakukan menggunakan persyaratan komersial normal (arm’s length terms) atau dengan persyaratan yang menguntungkan yang hampir sama dengan transaksi yang dilakukan oleh pihak ketiga.

Perseroan memiliki transaksi dengan pihak terafiliasi tertentu antara lain sebagai berikut:

1. Perjanjian Kredit

a Perjanjian Kredit Rekening Koran No. 2/2/BS.JSH/III/2011 tertanggal 1 Maret 2011 jis. Perjanjian Kredit Rekening Koran 238/2/BS.JSH/II/2012 tanggal 28 Pebruari 2012, dan Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK) – 1 No. 2/2/BoII.JSH/III/2013 tanggal 1 Maret 2013dan Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK) – 1 No. 1/2/Boll.JSH/III/2014 tanggal 28 Februari 2014, yang seluruhnya dibuat dibawah tangan dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Swadesi Tbk (“Bank”)(sekarang PT Bank of India Indonesia Tbk) ;2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit Dalam Bentuk Rekening Koran (Giro)Jumlah Fasilitas ` Rp6.500.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp5.343.049.930,-Jangka Waktu s.d : 1 Maret 2015Hak Perseroan : Perseroan berhak untuk menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan yang

penarikan dan pemakaiannya dilakukan dengan menarik cek, bilyet giro, atau surat perintah lainnya dari rekening Perseroan pada Bank yang tidak melampaui atau melebihi plafon yang diperoleh Perseroan dari Bank tersebut.

Bunga : Bunga Pokok : 12% per tahunBunga Tambahan : 36% per tahun (untuk jumlah pinjaman yang melampaui

plafon sebagi akibat karena pembebanan provisi, bunga, biaya-biaya, maupun karena penarikan oleh Perseroanyang telah disetujui Bank)

Pembatasan (Negative Covenants)

: 1. Menerima suatu pinjaman uang/fasilitas kredit/leasing berupa apapun dari pihak lain;

2. Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) untuk pinjaman uang pihak lain;

Page 123: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

103

3. Menjual/memindahkan/menjaminkan barang tidak bergerak milik Perseroanyang telah dijaminkan kepada bank dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain;

4. Menyewakan/meminjam pakaikan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan;

5. Apabila ada perubahan atau penambahan pemegang saham baru, atau perubahan/penambahan sekutu baru/perubahan dalam susunan direksi/komisaris atau perubahan dalam anggaran dasar Perseroan.

Hal- hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak mengakhiri perjanjian dan perubahannnya dengan kewajiban dari Perseroan untuk melunasi seketika dan sekaligus seluruh apa yang Perseroanterhutang kepada Bank baik yang berupa pinjaman pokok, provisi, bunga dan biaya-biaya lainnya apabila terjadi salah satu kejadian:1. Perseroan dan/atau penjamin meninggal dunia, dilikuidasi, atau bubar;2. Perseroan dan/atau penjamin mengajukan permohonan/dinyatakan pailit oleh

instansi yang berwenang;3. Perseroan dan/atau penjamin oleh instansi yang berwenang dinyatakan di

bawah pengampuan;4. Perseroan dan/atau penjamin meminta penundaan pembayaran;5. Penggunaan fasilitas kredit ini tidak sesuai dan menyimpang dari maksud dan

tujuannya;6. Perseroan dan/atau penjamin lalai atau tidak memenuhi ketentuan/kewajiban

yang tercantum dalam perjanjian dan/atau perubahannya dan perjanjian pengikatan jaminannya atau perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian;

7. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, baik sebagian maupun seluruhnya dinyatakan dalam sita jaminan atau disita oleh pihak yang berwenang;

8. Perseroan dan/atau penjamin tanpa persetujuan Bank, mengalihkan atau mengontrakkan/menyewakan/meminjam seluruhnya atau sebagian barang-barang jaminannya secara diam-diam kepada pihak lain;

9. Barang-barang jaminan yang telah diserahkan kepada Bank berdasarkan perjanjian ini dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini musnah, berkurang nilai/jumlahnya baik sebagian maupun seluruhnya;

10. Jika menurut pertimbangan Bank, keadaan keuangan, bonafiditas dan solvabilitas Perseroan mundur sehingga meragukan pengembalian/pelunasan pinjaman uangnya;

11. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, menurut penilaian Bankmenjadi sangat berkurang atau terjadi keadaan-keadaan yang menurut pertimbangan Bank akan mengancam tidak akan terbayar lunas kewajiban Perseroan;

12. Perseroan memberi keterangan-keterangan yang kebenarannya diragukan oleh Bank;

13. Adanya gugatan yang ditujukan kepada pihak Perseroan dan/atau penjamin;14. Perseroan dan/atau penjamin masuk daftar hitam Bank Indonesia.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbul berdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bank yang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:

Sertifikat Hak Tanggungan No. 871/2011 tertanggal 7 April 2011 atas bidang-bidang tanah-tanah sebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Milik No. 2671/Baranangsiang dengan luas 2632M2 dan Sertifikat Hak Milik No. 2672/Baranangsiang dengan luas 287 M2 yang seluruhnya atas nama Soerbakti G.T.Sertifikat Hak Tanggungan No. 912/2011 tertanggal 7 April 2011 atas bidang-bidang tanah-tanah sebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 712/Baranangsiang dengan luas 557 M2 dan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 713/Baranangsiang dengan luas 53 M2 yang seluruhnya atas nama Soerbakti G.T.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Bogor

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengesampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, pelaksanaan IPO dan kredit-kredit yang telah diterima oleh Perseroan setelah tanggal Perjanjian ini sebagaimana tercantum dalam Surat No. 53/LG/KP.JKT/WS/XI/2013 tanggal 18 Nopember2013.

2. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian

Page 124: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

104

jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftar atas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

b Perjanjian Kredit Rekening Koran No. 11/2/BS.JSH/III/2012 tertanggal 21 Maret 2012 jis. Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK) – 2 No. 1/2/BoII.JSH/III/2013 tanggal 1 Maret 2013dan Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK) – 2 No. 2/2/Boll.JSH/III/2014 tanggal 28 Februari 2014, yang seluruhnya dibuat dibawah tangan dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Swadesi Tbk (“Bank”) (sekarang PT Bank of India Indonesia Tbk);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit Dalam Bentuk Rekening Koran (Giro)Jumlah Fasilitas ` Rp 8.000.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp7.845.491.532,-Jangka Waktu s.d : 1 Maret 2015Hak Perseroan : Perseroan berhak untuk menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan yang

penarikan dan pemakaiannya dilakukan dengan menarik cek, bilyet giro, atau surat perintah lainnya dari rekening Perseroan pada Bank yang tidak melampaui atau melebihi plafon yang diperoleh Perseroan dari Bank tersebut.

Bunga : Bunga Pokok : 12% per tahunBunga Tambahan : 36% per tahun (untuk jumlah pinjaman yang melampaui

plafon sebagi akibat karena pembebanan provisi, bunga, biaya-biaya, maupun karena penarikan oleh Perseroan yang telah disetujui Bank)

Pembatasan (Negative Covenants)

: 1. Menerima suatu pinjaman uang/fasilitas kredit/leasing berupa apapun dari pihak lain;

2. Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) untuk pinjaman uang pihak lain;3. Menjual/memindahkan/menjaminkan barang tidak bergerak milik Perseroan

yang telah dijaminkan kepada bank dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain;

4. Menyewakan/meminjam pakaikan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan;

5. Apabila ada perubahan atau penambahan pemegang saham baru, atau perubahan/penambahan sekutu baru/perubahan dalam susunan direksi/komisaris atau perubahan dalam anggaran dasar Perseroan.

Hal- hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak mengakhiri perjanjian dan perubahannya dengan kewajiban dari Perseroan untuk melunasi seketika dan sekaligus seluruh apa yang Perseroanterhutang kepada Bank baik yang berupa pinjaman pokok, provisi, bunga dan biaya-biaya lainnya apabila terjadi salah satu kejadian:1. Perseroan dan/atau penjamin meninggal dunia, dilikuidasi, atau bubar;2. Perseroan dan/atau penjamin mengajukan permohonan/dinyatakan pailit

oleh instansi yang berwenang;3. Perseroan dan/atau penjamin oleh instansi yang berwenang dinyatakan di

bawah pengampuan;4. Perseroan dan/atau penjamin meminta penundaan pembayaran;5. Penggunaan fasilitas kredit ini tidak sesuai dan menyimpang dari maksud dan

tujuannya;6. Perseroan dan/atau penjamin lalai atau tidak memenuhi ketentuan/kewajiban

yang tercantum dalam perjanjian dan/atau perubahannya dan perjanjian pengikatan jaminannya atau perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian;

7. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, baik sebagian maupun seluruhnya dinyatakan dalam sita jaminan atau disita oleh pihak yang berwenang;

8. Perseroan dan/atau penjamin tanpa persetujuan Bank, mengalihkan atau mengontrakkan/menyewakan/meminjam pakaikan seluruhnya atau sebagian barang-barang jaminannya secara diam-diam kepada pihak lain;

9. Barang-barang jaminan yang telah diserahkan kepada Bank berdasarkan perjanjian ini dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini musnah, berkurang nilai/jumlahnya baik sebagian maupun seluruhnya;

10. Jika menurut pertimbangan Bank, keadaan keuangan, bonafiditas dan solvabilitas Perseroan mundur sehingga meragukan pengembalian/pelunasan pinjaman uangnya;

11. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, menurut penilaian Bankmenjadi sangat berkurang atau terjadi keadaan-keadaan yang menurut pertimbangan Bank akan mengancam tidak akan terbayar lunas kewajiban Perseroan;

12. Perseroan memberi keterangan-keterangan yang kebenarannya diragukan

Page 125: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

105

oleh Bank;13. Adanya gugatan yang ditujukan kepada pihak Perseroan dan/atau penjamin;14. Perseroan dan/atau penjamin masuk daftar hitam Bank Indonesia.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbul berdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bank yang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:

Sertifikat Hak Tanggungan No. 1370/2012 tertanggal 2 Mei 2012 atas bidang-bidang tanah sebagaimana termaktub dalam Sertifikat Guna Bangunan No. 3176/Petojo Utara dengan luas 63 M2 ,Sertifikat Guna Bangunan No. 3177/Petojo Utara dengan luas 63 M2, dan Sertifikat Guna Bangunan No. 2522/Petojo Utara, dengan luas 61 M2 yang seluruhnya atas nama Soerbakti G.T.Akta Jaminan Fidusia No. 63 tanggal 21 Maret 2012 yang dibuat di hadapan Titiek Irawati S, S.H., Notaris di Jakarta atas bus-bus:

1 (satu) unit bus Mercedes Benz OH 1525 tahun 2008 dengan No. Pol. B7536 IV dengan BPKB atas nama Perseroan dengan No. F 4274372 G;1 (satu) unit bus Mercedes Benz OH 1525 tahun 2008 dengan No. Pol. B7546 IV dengan BPKB atas nama Perseroan dengan No. F 4274265 G;1 (satu) unit bus Mercedes Benz OH 1525 tahun 2008 dengan No. Pol. B7556 IV dengan BPKB atas nama Perseroan dengan No. F 4274325 G.

Dokumen-dokumen jaminan di atas turut menjamin Perjanjian Kredit Rekening Koran No. 12/4/BS.JSH/III/2012 tertanggal 21 Maret 2012, yang dibuat dibawah tangan.

Pilihan Hukum : Hukum Indonesia

Yurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Bogor

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengesampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, pelaksanaan IPO dan kredit-kredit yang telah diterima oleh PERSEROAN setelah tanggal Perjanjian ini sebagaimana tercantum dalam Surat No. 53/LG/KP.JKT/WS/XI/2013 tanggal 18 Nopember2013.

2. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftar atas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

c Perjanjian Kredit Rekening Koran No. 12/4/BS.JSH/III/2012 tertanggal 21 Maret 2012, yang dibuat dibawah tangan dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Swadesi Tbk (“Bank”) (sekarang PT Bank of India Indonesia Tbk) ;2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit Dalam Bentuk Rekening KoranJumlah Fasilitas ` Rp 2.000.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp1.378.667.700,-Jangka Waktu s.d : 21 Maret 2017Hak Perseroan : Perseroan berhak untuk menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan yang

penarikan dan pemakaiannya dilakukan dengan menarik cek, bilyet giro, atau surat perintah lainnya dari rekening Perseroan pada Bank yang tidak melampaui atau melebihi plafon yang diperoleh Perseroan dari Bank tersebut.

Bunga : Bunga Pokok : 12% per tahunBunga Tambahan : 36% per tahun (untuk jumlah pinjaman yang melampaui

plafon sebagi akibat karena pembebanan provisi, bunga, biaya-biaya, maupun karena penarikan oleh Perseroan yang telah disetujui Bank)

Pembatasan (Negative Covenants)

: 1. Menerima suatu pinjaman uang/fasilitas kredit/leasing berupa apapun dari pihak lain;

2. Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) untuk pinjaman uang pihak lain;3. Menjual/memindahkan/menjaminkan barang tidak bergerak milik Perseroan

yang telah dijaminkan kepada bank dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain;

4. Menyewakan/meminjam pakaikan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan;

5. Apabila ada perubahan atau penambahan pemegang saham baru, atau perubahan/penambahan sekutu baru/perubahan dalam susunan direksi/komisaris atau perubahan dalam anggaran dasar Perseroan.

Page 126: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

106

Hal- hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak mengakhiri perjanjian dan perubahannnya dengan kewajiban dari Perseroan untuk melunasi seketika dan sekaligus seluruh apa yang Perseroanterhutang kepada Bank baik yang berupa pinjaman pokok, provisi, bunga dan biaya-biaya lainnya apabila terjadi salah satu kejadian:1. Perseroan dan/atau penjamin meninggal dunia, dilikuidasi, atau bubar;2. Perseroan dan/atau penjamin mengajukan permohonan/dinyatakan pailit

oleh instansi yang berwenang;3. Perseroan dan/atau penjamin oleh instansi yang berwenang dinyatakan di

bawah pengampuan;4. Perseroan dan/atau penjamin meminta penundaan pembayaran;5. Penggunaan fasilitas kredit ini tidak sesuai dan menyimpang dari maksud dan

tujuannya;6. Perseroan dan/atau penjamin lalai atau tidak memenuhi ketentuan/kewajiban

yang tercantum dalam perjanjian dan/atau perubahannya dan perjanjian pengikatan jaminannya atau perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian;

7. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, baik sebagian maupun seluruhnya dinyatakan dalam sita jaminan atau disita oleh pihak yang berwenang;

8. Perseroan dan/atau penjamin tanpa persetetujuan Bank, mengalihkan atau mengontrakkan/menyewakan/meminjam pakaikan seluruhnya atau sebagian barang-barang jaminannya secara diam-diam kepada pihak lain;

9. Barang-barang jaminan yang telah diserahkan kepada Bank berdasarkan perjanjian ini dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini musnah, berkurang nilai/jumlahnya baik sebagian maupun seluruhnya;

10. Jika menurut pertimbangan Bank, keadaan keuangan, bonafiditas dan solvabilitas Perseroan mundur sehingga meragukan pengembalian/pelunasan pinjaman uangnya;

11. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, menurut penilaian Bankmenjadi sangat berkurang atau terjadi keadaan-keadaan yang menurut pertimbangan Bank akan mengancam tidak akan terbayar lunas kewajiban Perseroan;

12. Perseroan memberi keterangan-keterangan yang kebenarannya diragukan oleh Bank;

13. Adanya gugatan yang ditujukan kepada pihak Perseroan dan/atau penjamin;14. Perseroan dan/atau penjamin masuk daftar hitam Bank Indonesia.

Jaminan : Lihat Jaminan pada Perjanjian Kredit Rekening Koran No. 11/2/BS.JSH/III/2012 tertanggal 21 Maret 2012 jo. Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK) – 2 No. 1/2/BoII.JSH/III/2013 tanggal 1 Maret 2013.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Bogor

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, pelaksanaan IPO dan kredit-kredit yang telah diterima oleh Perseroan setelah tanggal Perjanjian ini sebagaimana tercantum dalam Surat No. 53/LG/KP.JKT/WS/XI/2013 tanggal 18 Nopember2013.

2. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftar atas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

d Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK)–3 No.19/2/BoII.JSH/IV/2013 tanggal 17 April 2013jo. Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK) – 3 tanggal 28 Februari 2014, yang keduanya dibuat di bawah tangan dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank of India Indonesia Tbk (d/h PT Bank Swadesi Tbk) (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit Dalam Bentuk Rekening Koran Jumlah Fasilitas ` Rp 5.000.000.000,- Jumlah saldo per 26 Pebruari 2014 Rp4.943.492.223,-Jangka Waktu s.d : 1 Maret 2015Hak Perseroan : Perseroan berhak untuk menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan yang

penarikan dan pemakaiannya dilakukan dengan menarik cek, bilyet giro, atau surat perintah lainnya dari rekening Perseroan pada Bank yang tidak melampaui ataumelebihi plafon yang diperoleh Perseroan dari Bank tersebut.

Page 127: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

107

Bunga : Bunga Pokok : 12,5% per tahunBunga Tambahan : 36% per tahun (untuk jumlah pinjaman yang melampaui

plafon sebagi akibat karena pembebanan provisi, bunga, biaya-biaya, maupun karena penarikan oleh Perseroan yangtelah disetujui Bank)

Pembatasan (Negative Covenants)

: Tanpa Persetujuan terlebih dahulu dari Kreditur, Perseroan tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:1. Menerima suatu pinjaman uang/fasilitas kredit/leasing berupa apapun dari

pihak lain;2. Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) untuk pinjaman uang pihak lain;3. Menjual/memindahkan/menjaminkan barang tidak bergerak milik Perseroan

yang telah dijaminkan kepada Bank dengan cara bagaimanapun juga kepadapihak lain;

4. Menyewakan/meminjam pakaikan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan;

5. Perubahan atau penambahan pemegang saham baru, atau perubahan/penambahan sekutu baru/perubahan dalam susunan direksi/komisaris atau perubahan dalam anggaran dasar Perseroan.

Hal - hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak mengakhiri perjanjian dan perubahannnya dengan kewajiban dari Perseroan untuk melunasi seketika dan sekaligus seluruh apa yang Perseroanterhutang kepada Bank baik yang berupa pinjaman pokok, provisi, bunga danbiaya-biaya lainnya apabila terjadi salah satu kejadian:1. Perseroan dan/atau penjamin meninggal dunia, dilikuidasi, atau bubar;2. Perseroan dan/atau penjamin mengajukan permohonan/dinyatakan pailit oleh

instansi yang berwenang;3. Perseroan dan/atau penjamin oleh instansi yang berwenang dinyatakan di

bawah pengampuan;4. Perseroan dan/atau penjamin meminta penundaan pembayaran;5. Penggunaan fasilitas kredit ini tidak sesuai dan menyimpang dari maksud dan

tujuannya;6. Perseroan dan/atau penjamin lalai atau tidak memenuhi ketentuan/kewajiban

yang tercantum dalam perjanjian dan/atau perubahannya dan perjanjian pengikatan jaminannya atau perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian;

7. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, baik sebagian maupunseluruhnya dinyatakan dalam sita jaminan atau disita oleh pihak yang berwenang;

8. Perseroan dan/atau penjamin tanpa persetetujuan Bank, mengalihkan ataumengontrakkan/menyewakan/meminjam pakaikan seluruhnya atau sebagian barang-barang jaminannya secara diam-diam kepada pihak lain;

9. Barang-barang jaminan yang telah diserahkan kepada Bank berdasarkanperjanjian ini dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini musnah, berkurang nilai/jumlahnya baiksebagian maupun seluruhnya;

10. Jika menurut pertimbangan Bank, keadaan keuangan, bonafiditas dan solvabilitas Perseroan mundur sehingga meragukan pengembalian/pelunasan pinjaman uangnya;

11. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, menurut penilaian Bankmenjadi sangat berkurang atau terjadi keadaan-keadaan yang menurutpertimbangan Bank akan mengancam tidak akan terbayar lunas kewajiban Perseroan;

12. Perseroan memberi keterangan-keterangan yang kebenarannya diragukan oleh Bank;

13. Adanya gugatan yang ditujukan kepada pihak Perseroan dan/atau penjamin;14. Perseroan dan/atau penjamin masuk daftar hitam Bank Indonesia.

Jaminan : Perseroan memberikan jaminan kepada Kreditur yang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Kreditur atas bidang-bidang tanah yang dibuktikan dengan:1. Sebidang tanah seluas 631 M2 berikut bangunan beserta segala turutan yang

berada diatasnya, yang terletak di Jl. Raya Arjuna No.22, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya-Jawa Timur, sesuai Surat Ukur tanggal 20-08-2008 No. 74/Sawahan/2008, sebagaimana yang diuraikan dalam Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1232/Sawahan atas nama Soerbakti GT;

2. Sebidang tanah seluas 670 M2 berikut bangunan beserta segala turutan yang berada di atasnya, yang terletak di Jl. Raya Greges No. 6-8, KelurahanSawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya I-Jawa Timur, sesuai SuratUkur tanggal 21-11-2012 No. 312/Sawahan/2012, sebagaimana yang diuraikan dalam Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 1387/Sawahan atas nama Soerbakti GT;

Page 128: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

108

3. Sebidang tanah seluas 190 M2 berikut bangunan beserta segala turutan yang berada diatasnya, yang terletak di Jl. Greges No. 4, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya-Jawa Timur, sesuai Surat Ukur tanggal 11-06-1990 No. 586/S/1990, sebagaimana yang diuraikan dalam Sertipikat Hak Milik No. 597/Sawahan atas nama Soerbakti GT;

4. Sebidang tanah seluas 653 M2 berikut bangunan beserta segala turutan yang berada diatasnya, yang terletak di Jl. Greges No.2, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya-Jawa Timur, sesuai Surat Ukur tanggal11-06-1990 No. 587/S/1990, sebagaimana yang diuraikan dalam Sertipikat Hak Milik No. 598/Sawahan atas nama Soerbakti GT.

Sebagaimana dinyatakan dalam akte-akte berupa:- Pengakuan Hutang dan Pemberian Jaminan tanggal 17 April 2013; dan- Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tanggal 17 April 2013.Jaminan dalam perjanjian ini turut menjamin Perjanjian Kredit Perjanjian Kredit Angsuran No. 20/4/BoII.JSH/IV/2013 tanggal 17 April 2013 yang dibuat di bawah tangan.

Pilihan Hukum : Hukum Indonesia

Yurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Surabaya (non-eksklusif)

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungandengan pengesampingan pembatasan perubahan atau penambahanpemegang saham dalam Perseroan, pelaksanaan IPO dan kredit-kredit yangtelah diterima oleh Perseroan setelah tanggal Perjanjian ini sebagaimanatercantum dalam Surat No. 53/LG/KP.JKT/WS/XI/2013 tanggal 18 Nopember2013.

2. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftaratas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

e Perjanjian Kredit Angsuran No. 20/4/BoII.JSH/IV/2013 tanggal 17 April 2013, yang dibuat di bawah tangan dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank of India Indonesia Tbk (d/h PT Bank Swadesi Tbk) (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit Dalam Bentuk Rekening Koran Jumlah Fasilitas ` Rp5.000.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp4.372.020.200,-Jangka Waktu s.d : 17 April 2018Hak Perseroan : Perseroan berhak untuk menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan yang akan

di droping oleh Bank ke rekening Perseroan yang dapat ditarik sekaligus ataubertahap oleh Perseroan.

Bunga : Bunga Pokok : 12,5% per tahunBunga Tambahan : 3% per bulan (dihitung dari jumlah angsuran yang

tertunggak dan secara harian)Pembatasan (Negative Covenants)

: 1. Menerima suatu pinjaman uang/fasilitas kredit/leasing berupa apapun dari pihak lain;

2. Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) untuk pinjaman uang pihak lain;3. Menjual/memindahkan/menjaminkan barang tidak bergerak milik Perseroan

yang telah dijaminkan kepada Bank dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain;

4. Menyewakan/meminjam pakaikan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan;

5. Perubahan atau penambahan pemegang saham baru, atau perubahan/penambahan sekutu baru/perubahan dalam susunan direksi/komisaris atau perubahan dalam anggaran dasar Perseroan.

Hal- hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak mengakhiri perjanjian dan perubahannya dengan kewajiban dari Perseroan untuk melunasi seketika dan sekaligus seluruh apa yang Perseroanterhutang kepada Bank baik yang berupa pinjaman pokok, provisi, bunga dan biaya-biaya lainnya apabila terjadi salah satu kejadian:1. Perseroan dan/atau penjamin meninggal dunia, dilikuidasi, atau bubar;2. Perseroan dan/atau penjamin mengajukan permohonan/dinyatakan pailit oleh

instansi yang berwenang;3. Perseroan dan/atau penjamin oleh instansi yang berwenang dinyatakan di

bawah pengampuan;4. Perseroan dan/atau penjamin meminta penundaan pembayaran;5. Penggunaan fasilitas kredit ini tidak sesuai dan menyimpang dari maksud dan

tujuannya;6. Perseroan dan/atau penjamin lalai atau tidak memenuhi ketentuan/kewajiban

Page 129: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

109

yang tercantum dalam perjanjian dan/atau perubahannya dan perjanjian pengikatan jaminannya atau perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian;

7. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, baik sebagian maupun seluruhnya dinyatakan dalam sita jaminan atau disita oleh pihak yang berwenang;

8. Perseroan dan/atau penjamin tanpa persetetujuan Bank, mengalihkan ataumengontrakkan/menyewakan/meminjam pakaikan seluruhnya atau sebagian barang-barang jaminannya secara diam-diam kepada pihak lain;

9. Barang-barang jaminan yang telah diserahkan kepada Bank berdasarkanperjanjian ini dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini musnah, berkurang nilai/jumlahnya baik sebagian maupun seluruhnya;

10. Jika menurut pertimbangan Bank, keadaan keuangan, bonafiditas dan solvabilitas Perseroan mundur sehingga meragukan pengembalian/pelunasan pinjaman uangnya;

11. Harta kekayaan Perseroan dan/atau penjamin, menurut penilaian Bankmenjadi sangat berkurang atau terjadi keadaan-keadaan yang menurutpertimbangan Bank akan mengancam tidak akan terbayar lunas kewajiban Perseroan;

12. Perseroan memberi keterangan-keterangan yang kebenarannya diragukan oleh Bank;

13. Adanya gugatan yang ditujukan kepada pihak Perseroan dan/atau penjamin;14. Perseroan dan/atau penjamin masuk daftar hitam Bank Indonesia.

Jaminan : Lihat Jaminan pada Perjanjian Kredit Rekening Koran (PRK)–3No.19/2/BoII.JSH/IV/2013 tanggal 17 April 2013

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Surabaya (non-eksklusif)

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungandengan pengesampingan pembatasan perubahan atau penambahanpemegang saham dalam Perseroan, pelaksanaan IPO dan kredit-kredit yangtelah diterima oleh Perseroan setelah tanggal Perjanjian ini sebagaimanatercantum dalam Surat No. 53/LG/KP.JKT/WS/XI/2013 tanggal 18 Nopember2013.

2. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftaratas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

f Akta No. 4 tentang Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/ 2008 tanggal 4 Pebruari 2008 yang dibuat dihadapan Gamal Wahidin, SH, Notaris di Jakarta, dan telah beberapa kali diubah berdasarkan akta-akta sebagai berikut:- Addendum I Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal 06

Pebruari 2009 yang dibuat dibawah tangan;- Addendum II Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal 25

Juni 2010 yang dibuat dibawah tangan;- Addendum III Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal

23 Desember 2010 yang dibuat dibawah tangan;- Addendum IV Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal

24 Juni 2011 yang dibuat dibawah tangan;- Addendum V Perjanjian Bank Garansi No. RCO.JTH/019/PK-KMK/2008 tanggal 22 Juni

2012 yang dibuat dibawah tangan; - Addendum VI Perjanjian Pemberian Bank Garansi No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal 25

September 2012, yang dibuat dibawah tangan; dan- Addendum VII Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal

23 September 2013, yang dibuat dibawah tangan.(selanjutnya seluruhnya disebut ”Akta Perjanjian Kredit No. 4”) dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Mandiri Tbk (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Bank GaransiJumlah Fasilitas : Rp5.000.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp 0,-

Page 130: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

110

Jangka Waktu s.d : 25 September 2014Setoran Jaminan : 5% dari nominal Bank Garansi yang akan diterbitkan atau berupa dana dalam

bentuk depositoDenda Keterlambatan : 2% per tahun Pembatasan (Negative Covenants)

: Membuat perjanjian hutang, hak tanggungan, kewajiban lain ataumenjaminkan dalam bentuk apapun atas aset Perusahaan termasuk hak atas tagihan dengan pihak lain, baik sekarang sudah ada ataupun yang akan ada di kemudian hari;Mengadakan merger, akuisisi, menjual dan mengubah nama pengurus;Melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, kecuali perubahanAnggaran Dasar untuk mengubah susunan pengurus dan perubahan modal cukup memberitahukan secara tertulis kepada Bank maksimum 30 hari kalender sejak tanggal perubahan anggan dasar;Memindahtangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan debitur kepada pihak lain;Membagikan laba usaha dan/atau membagikan dividen kecuali Perseroantelah menjadi perusahaan terbuka dan seluruh kewajiban kredit kepada para kreditur telah terpenuhi;Membuat suatu perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang bertentangan dengan perjanjian kredit dan atau dokumen agunan;Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak ketiga, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar;Melakukan investasi baru yang dapat mengakibatkan cashflow perusahaan terganggu.Memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

Current ratio minimal 120%Debt to equity ratio maksimal 233%

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 currentratio adalah 24%, 22%, 22% dan 28%, sedangkan debt to equity ratio adalah69%, 65%, 82% dan 87%.

Kejadian Kelalaian (Events of Default)

: Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai kejadian kelalaian:Apabila Perseroan berhenti menjalankan usahanya atau apabila ijin usaha Perseroan dicabut dan/atau tidak dapat diperpanjang lagi oleh karena alasan apapun juga oleh pihak yang berwenang;Apabila Perseroan menjual, mengalihkan atau dengan jalan apapun juga mengoperkan aset-aset atau aktiva perusahaan Perseroan yang dijaminkankepada pihak lain, baik untuk sebagian atau seluruhnya, yang diperkirakan dapat mengakibatkan penurunan nilai dan fungsi atau manfaat atas Agunan yang telah diserahkan kepada Bank;Perseroan menangguhkan untuk sementara usahanya, apabila ada, sehingga menurut pendapat Bank dapat mengurangi kemampuan Perseroan untukmemenuhi kewajibannya sesuai Perjanjian, atau Perseroan mengalihkanusahanya kepada pihak lain dengan cara apapun juga;Perseroan ditaruh dibawah pengampuan (curatele) atau kehilangan haknyauntuk mengurus harta kekayaannya, atau Perseroan dinyatakan pailit olehpengadilan yang berwenang dan keputusan pailit tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap;Apabila terjadi perselisihan dalam perusahaan Perseroan yang terjadi antarapara pengurus dan/atau para pemegang saham perusahaan Perseroan, danperselisihan tersebut telah memperoleh keputusan yang memiliki kekuatan hukum tetap dari pengadilan yang berwenang;Apabila salah satu atau lebih dari pernyataan dan jaminan yang diberikan oleh Perseroan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya;Apabila Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan fasilitas kredit lain yang diberikan oleh Bank kepada Perseroan;Apabila Perseroan lalai melaksanakan suatu kewajiban pembayaran atau melakukan pelanggaran terhadap salah satu ketentuan dalam perjanjian, maka Perseroan akan dikenakan cross default terhadap perjanjian lainnya.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:i. Setoran Jaminan Bank Garansi;ii. Sertifikat Jaminan Fidusia nomor W7-015616HT.04.06.TH.2008/STD tanggal 3

Desember 2008 atas 34 Unit Kendaraan Bus Single dan 13 Bus Articulated Proyek Busway milik;

iii. Sertipikat Hak Tanggungan No. 910/2003 Tanggal 11 Agustus 2003 atas sebidang tanah sebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Milik No.

Page 131: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

111

1617/Tajur dengan luas 6.605 M2 atas nama K. Kariany Sembiring;iv. Sertifikat Hak Tanggungan No. 2215/2008 tanggal 11 Agustus 2008 atas

sebidang tanah sebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Milik No. 359/Pakuan dengan luas 203 M2 atas nama Soerbakti G.T.;

v. Sertifikat Hak Tanggungan No. 2216/2008 tanggal 11 Agustus 2008 atasbidang-bidang tanah sebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Milik No. 1586/Tajur dengan luas 497 M2, Sertifikat Hak Milik No. 20/Tajur dengan luas 235 M2, Sertifikat Hak Milik No 1734/Tajur dengan luas 136 M2, dan SertifikatHak Milik No. 1750/Tajur dengan luas 328 M2, yang seluruhnya atas namaSoerbakti G.T.;

vi. Akta Personal Guarantee atas nama Soerbakti G.T. (Direktur Utama) Nomor 20 tanggal 27 Juni 2008 yang dibuat dan ditandatangani di hadapan NM Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Notaris di Jakarta.

Jaminan-jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka ii, iii, iv, v, dan vi juga menjamin kredit Perseroan sebagaimana diuraikan dalam Akta Perjanjian Kredit No. 14, Akta Perjanjian Kredit No. 15, dan Akta Perjanjian Kredit No. 55.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank terhadap kredit-kredit yang telah diterima oleh PERSEROAN dari bank lain setelah tanggalPerjanjian ini berdasarkan Surat No. CBC.JIB/0336/2013 tanggal 19 Pebruari 2013 dan Surat No. CBC.JIB/2108/2013 tanggal 19 Desember 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, dan pelaksanaan IPO sebagaimanatercantum dalam Surat No. CBC.JIB/SPPK/0144/2013 tanggal 17 Desember 2013 (berlakunya pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan terhitung sejak berlakuefektifnya IPO).

3. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftaratas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

g Akta No. 15 tentang Perjanjian Kredit Investasi No. RCO.JTH/193/PK-KI/2008 tanggal 27 Juni 2008 Jis. Akta No. 16 tentang Addendum I Perjanjian Kredit Investasi No. RCO.JTH/193/PK-KI/2008 tanggal 21 Nopember 2008, Akta No. 71 tentang Addendum II Perjanjian Kredit Investasi No. RCO.JTH/193/PK-KI/2008 tanggal 27 Maret 2013, yang seluruhnya dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Notaris di Jakarta dan Addendum III Perjanjian Kredit Investasi No. RCO.JTH/193/PK-KI/2008 tanggal 23 September 2013 yang dibuat di bawah tangan (selanjutnya seluruhnya disebut ”Akta Perjanjian Kredit No. 15”), dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Mandiri Tbk (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Jenis Pinjaman / Fasilitas : Kredit Investasi Non RevolvingJumlah Fasilitas : Rp79.000.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp11.487.200.000,-Jangka Waktu s.d : 23 Agustus 2014Bunga : 11,25% per tahun.Denda : - Denda Keterlambatan Pembayaran: 2% per tahun ;

- Denda atas Pelunasan karena di take over bank lain: 2% dari jumlahoutstanding.

Pembatasan (Negative Covenants)

: Membuat perjanjian hutang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan dalam bentuk apapun atas aset Perusahaan termasuk hak atas tagihan dengan pihak lain, baik sekarang sudah ada ataupun yang akan ada dikemudian hari;Mengadakan merger, akuisisi, menjual dan mengubah nama pengurus;Melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, kecuali perubahanAnggaran Dasar untuk mengubah susunan pengurus dan perubahan modal cukup memberitahukan secara tertulis kepada Bank maksimum 30 hari kalender sejak tanggal perubahan anggan dasar;Memindahtangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan debitur kepada pihak lain;Membagikan laba usaha dan/atau membagikan dividen kecuali Perseroan telahmenjadi perusahaan terbuka dan seluruh kewajiban kredit kepada para kreditur telah terpenuhi;Membuat suatu perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang bertentangan

Page 132: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

112

dengan perjanjian kredit dan atau dokumen agunan;Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak ketiga, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar;Melakukan investasi baru yang dapat mengakibatkan cashflow perusahaan terganggu.

Kejadian Kelalaian : Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai kejadian kelalaian adalah sebagai berikut:Perseroan berhenti menjalankan usahanya atau jika ijin usaha Perseroandicabut dan/atau tidak dapat diperpanjang lagi oleh karena alasan apapun juga oleh pihak yang berwenang;Apabila Perseroan menjual, mengalihkan atau dengan jalan apapun jugamengoperkan aset-aset atau aktiva Perseroan yang diagunkan kepada pihaklain, baik sebagian atau seluruhnya yang diperkirakan dapat mengakibatkan penurunan nilai dan fungsi atau manfaat atas agunan yang telah diserahkan kepada Bank;Perseroan menangguhkan usahanya untuk sementara waktu, sehingga dapat mengurangi kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya kepada Bank atau Perseroan mengalihkan usahanya kepada pihak lain dengan cara apapun juga;Perseroan ditaruh pengampuan atau kehilangan haknya untuk mengurus harta kekayaannya, atau Perseroan dinyatakan pailit oleh pengadilan yang berwenang;Apabila terjadi perselisihan dalam perusahaan Perseroan yang terjadi antaraDireksi, Komisaris dan/atau para pemegang saham perusahaan Perseroan;Apabila salah satu atau lebih pernyataan dan agunan yang diberikan oleh Perseroan terbukti tidak benar atau tidak seluruhnya benar atau tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya;Apabila Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan fasilitas kredit lainyang diberikan oleh Bank kepada Perseroan; danApabila Perseroan lalai melaksanakan suatu kewajiban pembayaran atau melakukan pelanggaran terhadap salah satu ketentuan dalam perjanjian, maka Perseroan akan dikenakan Cross Default terhadap perjanjian lainnya.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:

Sertifikat Hak Tanggungan No. 5019/2008 tanggal 27 Agustus 2008 dengan nilai tanggungan sebesar Rp7.301.000.000,- atas bidang-bidang tanahsebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Milik No. 598/Sawahan dengan luas 653 M2, Sertifikat Hak Milik No. 597/Sawahan dengan luas 586 M2, danSertifikat Hak Guna Bangunan No. 721/Sawahan dengan luas 670 M2, yangseluruhnya atas nama Soerbakti G.T.;Sertifikat Hak Tanggungan No. 006/2009 tanggal 12 Januari 2009 dengan nilai tanggungan sebesar Rp646.000.000,- atas sebidang tanah sebagaimanatermaktub dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1232/Sawahan dengan luas 631 M2, yang seluruhnya atas nama Soerbakti G.T.; Sertifikat Hak Tanggungan No. 2217/2008 tanggal 11 Agustus 2008 dengan nilai tanggungan sebesar Rp1.552.000.000,- atas bidang-bidang tanahsebagaimana termaktub dalam Sertifikat Hak Milik No. 1176/Tajur dengan luas 2.500 M2 dan Sertifikat Hak Milik No. 175/Tajur dengan luas 3.014 M2, yangseluruhnya atas nama K. Kariany Sembiring; dan

Perjanjian kredit ini juga dijamin oleh Jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka ii, iii, iv, v, dan vi sebagaimana dimaksud pada Akta Perjanjian Kredit No.4

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank terhadap kredit-kredit yang telah diterima oleh PERSEROAN dari bank lain setelah tanggalPerjanjian ini berdasarkan Surat No. CBC.JIB/0336/2013 tanggal 19 Pebruari 2013 dan Surat No. CBC.JIB/2108/2013 tanggal 19 Desember 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, dan pelaksanaan IPO sebagaimanatercantum dalam Surat No. CBC.JIB/SPPK/0144/2013 tanggal 17 Desember2013 (berlakunya pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan terhitung sejak berlakuefektifnya IPO).

3. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftaratas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

Page 133: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

113

h Akta No. 14 tentang Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 27 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Notaris di Jakarta dan telah beberapa kali diubah dengan akta-akta sebagai berikut: - Akta No. 17 tentang Addendum Perjanjian Kredit Modal Kerja No. RCO.JTH/192/PK-

KMK/2008 tanggal 21 Nopember 2008, yang dibuat dihadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Notaris di Jakarta;

- Addendum I Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 25 Mei 2009 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum II Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.RCO.JTH/192/PK-KMK/ 2008 tanggal 25 juni 2010 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum III Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor No. CRO.RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum IV Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum V Perjanjian Kredit Modal Kerja No. RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 22 Juni 2012 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum VI Perjanjian Kredit Modal Kerja No. RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 25 September 2012 yang dibuat dibawah tangan; dan

- Addendum VII Perjanjian Kredit Modal Kerja No. RCO.JTH/192/PK-KMK/2008 tanggal 23 September 2013 yang dibuat dibawah tangan.

(selanjutnya seluruhnya disebut ”Akta Perjanjian Kredit No. 14”), dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Mandiri Tbk (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman / Fasilitas : Kredit Modal Kerja RevolvingJumlah Fasilitas : Rp5.500.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp4.388.452.621,-Jangka Waktu s.d : 25 September 2014Bunga : 12,75% per tahunDenda : - Denda Keterlambatan Pembayaran: 2% per tahun ;

- Denda atas Pelunasan karena dipercepat/ di take over bank lain: 2% darijumlah outstanding.

Pembatasan (Negative Covenants)

: Membuat perjanjian hutang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan dalam bentuk apapun atas aset Perusahaan termasuk hak atas tagihan dengan pihak lain, baik sekarang sudah ada ataupun yang akan ada di kemudian hari;Mengadakan merger, akuisisi, menjual dan mengubah nama pengurus;Melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, kecuali perubahanAnggaran Dasar untuk mengubah susunan pengurus dan perubahan modal cukup memberitahukan secara tertulis kepada Bank maksimum 30 hari kalender sejak tanggal perubahan anggaran dasar;Memindahtangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan debitur kepada pihak lain;Membagikan laba usaha dan/atau membagikan dividen kecuali Perseroan telahmenjadi perusahaan terbuka dan seluruh kewajiban kredit kepada para kreditur telah terpenuhi;Membuat suatu perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang bertentangan dengan perjanjian kredit dan atau dokumen agunan;Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak ketiga, kecuali dalamtransaksi usaha yang wajar;Melakukan investasi baru yang dapat mengakibatkan cashflow perusahaan terganggu.

Kejadian Kelalaian : Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai kejadian kelalaian adalah sebagai berikut:Perseroan berhenti menjalankan usahanya atau jika ijin usaha Perseroandicabut dan/atau tidak dapat diperpanjang lagi oleh karena alasan apapun juga oleh pihak yang berwenang;Apabila Perseroan menjual, mengalihkan atau dengan jalan apapun juga mengoperkan aset-aset atau aktiva Perseroan yang diagunkan kepada pihaklain, baik sebagian atau seluruhnya yang diperkirakan dapat mengakibatkan penurunan nilai dan fungsi atau manfaat atas agunan yang telah diserahkan kepada Bank;Perseroan menangguhkan usahanya untuk sementara waktu, sehingga dapatmengurangi kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya kepada

Page 134: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

114

Bank atau Perseroan mengalihkan usahanya kepada pihak lain dengan cara apapun juga;Perseroan ditaruh pengampuan atau kehilangan haknya untuk mengurus harta kekayaannya, atau Perseroan dinyatakan pailit oleh pengadilan yang berwenang;Apabila terjadi perselisihan dalam perusahaan Perseroan yang terjadi antaraDireksi, Komisaris dan/atau para pemegang saham perusahaan Perseroan;Apabila salah satu atau lebih pernyataan dan agunan yang diberikan olehPerseroan terbukti tidak benar atau tidak seluruhnya benar atau tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya;Apabila Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan fasilitas kredit lain yang diberikan oleh Bank kepada Perseroan;Apabila Perseroan lalai melaksanakan suatu kewajiban pembayaran atau melakukan pelanggaran terhadap salah satu ketentuan dalam perjanjian, maka Perseroan akan dikenakan Cross Default terhadap perjanjian lainnya.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:

Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor W7-008695 HT.04.06.TH.2008/STD tanggal11 Juli 2008 untuk seluruh persediaan barang Piutang Perseroan, baik yangtelah ada maupun yang akan dimiliki di kemudian hari dengan nilai penjaminan sebesar Rp500.000.000,-;Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor W7-008694 HT.04.06.TH.2008/STD tanggal11 Juli 2008 untuk Piutang Usaha milik Perseroan, baik yang telah adamaupun yang akan dimiliki di kemudian hari dengan nilai penjaminan sebesar Rp6.000.000.000,-;

Perjanjian kredit ini juga dijamin oleh Jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka ii, iii, iv, v, dan vi sebagaimana dimaksud pada Akta Perjanjian Kredit No.4

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank terhadap kredit-kredit yang telah diterima oleh Perseroan dari bank lain setelah tanggalPerjanjian ini berdasarkan Surat No. CBC.JIB/0336/2013 tanggal 19 Pebruari 2013 dan Surat No. CBC.JIB/2108/2013 tanggal 19 Desember 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungandengan pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, dan pelaksanaan IPO sebagaimanatercantum dalam Surat No. CBC.JIB/SPPK/0144/2013 tanggal 17 Desember 2013 (berlakunya pengenyampingan pembatasan perubahan ataupenambahan pemegang saham dalam Perseroan terhitung sejak berlakuefektifnya IPO).

3. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftaratas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

i Akta No. 55 tentang Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-MK/2003 tanggal 26 Juni 2003 yang dibuat dihadapan Martin Roestamy, SH., Notaris di Jakarta yang telah beberapa kali diubah berdasarlan akta-akta sebagai berikut: - Addendum I Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KI/2003 tanggal 20

Desember 2004 yang dibuat di bawah tangan;- Addendum II Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-MK/2003 tanggal 08 Juni

2006 yang dibuat di bawah tangan; - Addendum IV Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KMK/2003 tanggal 19

Juni 2007 yang dibuat dibawah tangan;- Akta No. 6 tentang Addendum V Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-

KMK/2003 tanggal 04 Pebruari 2008 yang dibuat dihadapan Gamal Wahidin SH., Notaris di Jakarta;

- Akta No. 17 tentang Addendum VI Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KMK/2003 tanggal 27 Juni 2008 yang dibuat dihadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Notaris di Jakarta;

- Addendum VII Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KMK/2003 tanggal 25 Mei 2009 yang dibuat dibawah tangan;

Page 135: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

115

- Addendum VIII Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KMK/2003 tanggal 25 Juni 2010 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum IX Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KMK/2003 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum X Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-KMK/2003 tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat dibawah tangan;

- Addendum XI Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.IV/0452/PK-MK/2003 tanggal 22 Juni 2012 yang dibuat di bawah tangan;

- Addendum XII Perjanjian Kredit Modal Kerja No. RCO.JTH/0452/PK-KMK/2003 tanggal 25 September 2012 yang dibuat di bawah tangan; dan

- Addendum XIII Perjanjian Kredit Modal Kerja No. RCO.JTH/0452/PK-KMK/2003 tanggal 23 September 2013 yang dibuat di bawah tangan.

(selanjutnya seluruhnya disebut ”Akta Perjanjian Kredit No. 55”),dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Mandiri Tbk (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit Modal Kerja RevolvingJumlah Fasilitas : Rp3.400.000.000,- Jumlah saldo per 25 Pebruari 2014 Rp3.208.979.001,-Jangka Waktu s.d : 25 September 2014Bunga : 12,75% per annum.Denda : 0 % per tahun atas setiap keterlambatan pembayaran.Pembatasan (Negative Covenants)

: Membuat perjanjian hutang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan dalam bentuk apapun atas aset Perusahaan termasuk hak atas tagihan dengan pihak lain, baik sekarang sudah ada ataupun yang akan ada di kemudian hari;Mengadakan merger, akuisisi, menjual dan mengubah nama pengurus;Melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, kecuali perubahanAnggaran Dasar untuk mengubah susunan pengurus dan perubahan modal cukup memberitahukan secara tertulis kepada Bank maksimum 30 hari kalender sejak tanggal perubahan anggan dasar;Memindahtangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan debitur kepada pihak lain;Membagikan laba usaha dan/atau membagikan dividen kecuali Perseroan telahmenjadi perusahaan terbuka dan seluruh kewajiban kredit kepada para kreditur telah terpenuhi;Membuat suatu perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang bertentangan dengan perjanjian kredit dan atau dokumen agunan;Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak ketiga, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar;Melakukan investasi baru yang dapat mengakibatkan cashflow perusahaan terganggu.

Kejadian Kelalaian : Hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai kejadian kelalaian, adalah sebagai berikut:

Jika terjadi salah satu hal atau kejadian kelalaian sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 15 yaitu Perseroan harus menempatkan dana berupadeposito di Bank sebesar Rp270.000.000,- untuk asuransi atas agunan utamaberupa 36 bus Mercedez Benz yang dilakukan dengan cara ”self insurance” dengan ketentuan bahwa setiap pengambilan dana untuk perbaikan bus harus diganti paling lambat 1 bulan .Apabila kondisi Perseroan menurun menjadi kurang lancar, diragukan ataumacet. Apabila Perseroan lalai melaksanakan suatu kewajiban pembayaran atau melakukan pelanggaran terhadap salah satu ketentuan dalam perjanjian, maka Perseroan akan dikenakan Cross Default terhadap perjanjian lainnya.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:

Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor W7-001292 HT.04.06.TH.2005/STD tanggal17 Pebruari 2005 untuk seluruh Piutang/tagihan milik Perseroan, baik yangtelah ada maupun yang akan dimiliki di kemudian hari oleh Perseroan dengannilai penjaminan sebesar Rp1.000.000.000,00;Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor W7-000267HT.04.06.TH.2004/STD tanggal16 Januari 2004, yang telah dirubah dengan Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor

Page 136: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

116

W7-131.HT.04.07.TH.2005/P tanggal 17 Pebruari 2005 dengan nilai penjaminan sebesar Rp6.050.000.000,-

Perjanjian kredit ini juga dijamin oleh Jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka ii, iii, iv, v, dan vi sebagaimana dimaksud pada Akta Perjanjian Kredit No.4

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank terhadap kredit-kredit yang telah diterima oleh Perseroan dari bank lain setelah tanggalPerjanjian ini berdasarkan Surat No. CBC.JIB/0336/2013 tanggal 19 Pebruari 2013 dan Surat No. CBC.JIB/2108/2013 tanggal 19 Desember 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, dan pelaksanaan IPO sebagaimanatercantum dalam Surat No. CBC.JIB/SPPK/0144/2013 tanggal 17 Desember2013 (berlakunya pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan terhitung sejak berlakuefektifnya IPO).

3. Tidak ada perjanjian yang memuat hak dan kewajiban terkait pemberian jaminan Sertifikat Hak Tanggungan atas bidang-bidang tanah yang terdaftaratas nama Gusti Terkelin Soerbakti untuk menjamin utang Perseroan.

j. Pengakuan Hutang tanggal 10 Pebruari 2014 yang dibuat di bawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”);2. PT Lorena (“Lorena”)

Latar Belakang : Lorena mengaku bahwa sampai dengan tanggal 30 September 2013 telah berhutang kepada Perseroan yang berasal dari tagihan bersifat transaksi transaksional berupa beban operasional anak-anak perusahaan Lorena yang padaawalnya ditanggung oleh Perseroan.

Jumlah Tagihan : Rp 25.437.344.753 ,-Jangka Waktu : 1 Oktober 2013 s/d 30 September 2014Bunga : 12 % per tahun.Cara Pembayaran : Pembayaran kembali seluruh utang harus dilakukan oleh Lorena kepada Perseroan

ditempat kedudukan Perseroan atau di tempat lain yang ditunjuk oleh pihak Perseroan dengan tanda penerimaan (kuitansi) sendiri.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

2. Perjanjian Sehubungan dengan Hak Atas Kekayaan IntelektualPerjanjian Pinjam Pakai Merek ”LORENA” tanggal 15 Agustus 2004 jis. Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 001/ESLT/VII/2012 tanggal 9 Juli 2012, Perubahan dan Pernyataan kembali Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 003/ESLT/I/2014 tanggal 21 Januari 2014, dan Addendum Terhadap Perubahan Dan Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” Nomor: 003/ESLT/I/2014 tanggal 12 Maret 2014, yang keempatnya dibuat dibawah tangan (”Perjanjian Lisensi Merek ’Lorena’”), dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena (”ESL”);2. PT Eka Sari Lorena transport (”Perseroan”)

Latar Belakang : 1. ESL merupakan pemegang hak Merek ”LORENA” berdasarkam Sertipikat Merek No. IDM000013992 tanggal 9 Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berlaku selama 10 tahun sejak tanggal 9 Pebruari 2005 (”Merek”);

2. Perseroan merupakan Perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang transportasi dan bermaksud menggunakan Merek untuk digunakan pada armada bus yang dimiliki dan dioperasiknan oleh Perseroan;

Tujuan Penggunaan : Hanya akan digunakan oleh Perseroan pada seluruh armada bus dan/atau transportasi darat yang dimiliki dan/atau dioperasikan oleh Perseroan baik untuk mengangkut penumpang maupun untuk mengangkut barang.

Jangka Waktu : berlaku selama sisa jangka waktu perlindungan Merek yang terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 9 Pebruari 2015. Dalam hal jangka waktu perlindungan Merek telah diperpanjang maka masa berlaku perjanjian akan otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal 9 Pebruari 2015.

Page 137: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

117

Royalti : ESL tidak membebankan royalti dalam bentuk apapun kepada PerseroanPembatasan(Negative Covenants)

: 1. Perseroan hanya menggunakan Merek dalam menjalankan bidang usaha jasa angkutan penumpang umum darat antar kota antar propinsi;

2. Perseroan tidak dapat mengalihkan hak menggunakan Merek kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari ESL;

3. Perseroan tidak dapat memberikan sub-lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan Merek tanpa persetujuan tertulis dahulu dari ESL;

4. Perseroan tidak dapat melakukan perubahan dalam bentuk apapun terhadap Merek;

5. Perseroan tidak akan menggunakan merek lain yang mempunyai kemiripan dengan Merek dalam menjalankan usahanya selama jangka waktu perjanjian ini dan dalam jangka waktu satu tahun setelah berakhirnya perjanjian ini.

Hak Opsi Membeli : 1. Para Pihak sepakat bahwa selama Jangka Waktu Perjanjian Pengguna Merek mempunyai hak untuk membeli Merek Terdaftar sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini.

2. Pengguna Merek dapat melaksanakan haknya untuk membeli Merek Terdaftar dalam Jangka Waktu Perjanjian dengan pemberitahuan tertulis kepada Pemilik Merek dengan menyebutkan tanggal pelaksanaan opsi membeli.

3. Para Pihak sepakat bahwa harga pembelian Merek Terdaftar sebagai Pelaksanaan Opsi Membeli ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara Pemilik Merek dengan Pengguna Merek dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan pasar modalmengenai Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dalam hal apabila Pengguna Merek berubah status menjadi perusahaan terbuka.

4. Dalam hal Pengguna Merek tidak atau belum melaksanakan opsi membeli Merek Terdaftar dan Pemilik Merek ingin menjual Merek Terdaftar maka Pemilik Merek wajib menyatakan keinginannya tersebut kepada Pengguna Merek secara tertulis dan Pengguna Merek mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli Merek Terdaftar.

5. Dalam hal Pemilik Merek hendak menjual Merek Terdaftar dan telah memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Merek, Pengguna Merek dapat melaksanakan hak terlebih dahulu untuk membeli Merek Terdaftar dengan Harga Pelaksanaan Opsi dalam jangka waktu selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh hari) sejak Pengguna Merek menerima pernyataan secara tertulis yang disampaikan Pemilik Merek sebagaimana disebutkan pada angka 4 di atas. Dalam hal jangka waktu tersebut terlewati tanpa adanya pemberitahuan dan/atau pelaksanaan dari Pengguna Merek maka opsi membeli sebagaimana dimaksud dalam angka 3 di atas secara otomatis menjadi tidak berlaku dan Pemilik Merek bebas menjual Merek Terdaftar kepada pihak manapun.

Pengakhiran Perjanjian : Para Pihak dapat mengakhiri perjanjian dengan pernyataan bersama secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran perjanjian, dalam hal terjadi hal-hal sebagai berikut:- Pihak yang ingin mengakhiri perjanjian menyampaikan keinginannya kepada pihak

lain secara tertulis dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum lewatnya Jangka Waktu.

- Salah satu pihak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam perjanjian ini.- Adanya permohonan penundaan kewajiban pembayaran hutang atau kepailitan

yang diajukan terhadap salah satu pihak.Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Catatan : Perjanjian lisensi ini telah dicatatkan di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia -Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual c.q. Direktorat Merek pada tanggal 27 Januari 2014 dengan No. V002004001258/IDM000013992.

3. Perjanjian Kerjasama

Perjanjian Kerjasama Penitipan Paket tanggal 6 Januari 2014 yang dibuat dibawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”);2. PT Eka Sari Lorena (”ESL”)

Latar Belakang : 1. Perseroan adalah suatu Perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang usaha jasa angkutan;

2. ESL adalah suatu Perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang usaha jasa pengiriman paket dan bermaksud menggunakan bus-bus yang dimiliki olehPerseroan tersebut sebagi penunjang kegiatan usaha yang dijalankannya tersebut;

3. Perseroan bersedia memenuhi maksud ESL tersebut.

Page 138: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

118

Ruang Lingkup : ESL dapat menggunakan bus-bus yang dimiliki Perseroan sebagai penunjang kegiatanusaha yang dijalankan ESL yaitu untuk mengirimkan paket dengan rute wilayah pengiriman seluruh trayek bus di wilayah Indonesia dan waktu pengiriman sesuai dengan jam operasional bus.

Jangka Waktu : 04 Januari 2019Kewajiban ESL : 1. ESL wajib membayar sebesar 2,25% dari omzet penjualannya kepada Perseroan;

2. Pembayaran bagian dari omzet penjualan dibagi dalam dua termin pembayaran yaitu pada setiap bulan agustus untuk tahun berjalan dan pada bulan Pebruaritahun berikutnya. Dalam hal ini, Perseroan terlebih dahulu mengajukan tagihan danpendukungt lainnya pada setiap akhir semester. Pembayaran tersebut dilakukan dengan cara menyetor ke rekening bank atas nama Perseroan pada bank yang akanditunjuk kemudian;

3. ESL wajib membayar insentif awak Bus sebesar Rp125,- per Kilogram paket yangdiangkut oleh bus;

4. Pembayaran insentif awak bus dibayarkan kepada Perseroan pada setiap bulanberikutnya dengan melampirkan Rekapan Barang (Kg dan Rp) yang diangkut oleh Bus setiap bulannya.

Denda : Perseroan akan mengenakan denda atau penalti sebesar 1% per bulan yang dihitungdari jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

4. Perjanjian Pengikatan Jual Beli

a. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 89 tanggal 26 Nopember 2010 jis. Addendum Perpanjangan Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 148 tanggal 31 Oktober 2011 dan Akta Addendum Ke-II Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 179 tanggal 29 Nopember 2013 yang ketiganya dibuat oleh Ambiati, S.H., Notaris di Bekasi, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Soerbakti G.T. (“Penjual”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Obyek Jual Beli : Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 1525/ Pemecutan Kaja dengan Gambar Situasi tertanggal 14 Agustus 1991 Nomor: 5222/1991, seluas 1.720 M2 (seribu tujuh ratus dua puluh meter persegi) atas nama Penjual, yang terletak di Kelurahan Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Dati II Badung, Propinsi Dati I Bali (“Tanah”).

Latar Belakang : 1. Penjual adalah pemilik dan berhak penuh atas Tanah;2. Penjual berjanji dan mengikatkan diri akan menjual dan menyerahkan kepada

Perseroan yang dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk membeli dan menerima penyerahan dari Penjual hak atas Tanah tersebut.

Harga Jual Beli : Rp6.020.000.000,- (enam miliar dua puluh juta Rupiah)Cara Pembayaran : 1. Pembayaran pertama sebesar Rp3.010.000.000,- (tiga miliar sepuluh juta

Rupiah) yang telah dibayar pada penandatanganan Perjanjian ini yaitu pada tanggal 26 Nopember 2010;

2. Pembayaran kedua sebesar Rp2.709.000.000,- (dua miliar tujuh ratus sembilan juta Rupiah) dan pelunasan sebesar Rp301.000.000,- (tiga ratus satu juta Rupiah) paling lambat pada tanggal 31 Desember 2014.

Domisili Hukum : Kantor Panitera Pengadilan Negeri Badung

b. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 90 tanggal 26 Nopember 2010 jis. Addendum Perpanjangan Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 149 tanggal 31 Oktober 2011 dan Akta Addendum Ke-II Perjanjian Pengikatan Jual Beli No, 180 tanggal 29 Nopember 2013 yang ketiganya dibuat oleh Ambiati, S.H., Notaris di Bekasi, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Soerbakti G.T. (“Penjual”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Obyek Jual Beli : 1. Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 11074/Simpang Baru dengan Surat Ukur tertanggal 05 Juli 2007 Nomor: 07586/20071, seluas 1.399 M2 (seribu tiga ratus sembilan puluh sembilan meter persegi);

2. Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 1113/Simpang Baru dengan Surat Ukur tertanggal 05 Juli 2007 Nomor: 07587/20071, seluas 575 M2 (lima ratus tujuh puluh lima meter persegi);

3. Keduanya atas nama Penjual, yang terletak di Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Propinsi Riau

Page 139: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

119

4. Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 4407/ Tengkerang Barat dengan Surat Ukur tertanggal 20Juni 1999 Nomor: 14/Tengka Barat/1999, seluas 2.400 M2

(dua ribu empat ratus meter persegi) atas nama Penjual, yang terletak di Desa/Kelurahan Tengkerang Barat, Kecamatan Bukit Raya, Kabupaten/Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau.

Seluruhnya disebut “Tanah”Latar Belakang : 1. Penjual adalah pemilik dan berhak penuh atas Tanah;

2. Penjual berjanji dan mengikatkan diri akan menjual dan menyerahkan kepada Perseroan yang dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk membeli dan menerima penyerahan dari Penjual hak atas Tanah tersebut.

Harga Jual Beli : Rp3.936.600.000,- (tiga miliar sembilan ratus tiga puluh enam juta enam ratus ribu Rupiah)

Cara Pembayaran : 1. Pembayaran pertama sebesar Rp1.968.300.000,- (satu miliar sembilan ratus enam puluh delapan juta tiga ratus ribu Rupiah) yang telah dibayar pada penandatanganan Perjanjian ini yaitu pada tanggal 26 Nopember 2010;

2. Pembayaran kedua sebesar Rp1.771.470.000,- (satu miliar tujuh ratus tujuh puluh satu juta empat ratus tujuh puluh ribu Rupiah) dan pelunasan sebesar Rp196.830.000,- (seratus sembilan puluh enam juta delapan ratus tiga puluh ribu Rupiah) paling lambat pada tanggal 31 Desember 2014.

Domisili Hukum : Kantor Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru

c. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 91 tanggal 26 Nopember 2010 jis. Addendum Perpanjangan Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 150 tanggal 31 Oktober 2011 dan dan Akta Addendum Ke-II Perjanjian Pengikatan Jual Beli No, 181 tanggal 29 Nopember 2013 yang ketiganya dibuat oleh Ambiati, S.H., Notaris di Bekasi, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Soerbakti G.T. (“Penjual”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Obyek Jual Beli : 1. Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 6159/Sukarami dengan Surat Ukur tertanggal 09 Maret 2005 Nomor: 13/Sukarami/2005, seluas 482 M2 (empat ratus delapan puluh dua meter persegi);

2. Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 1219/Sukarami dengan Gambar Situasi tertanggal 18 September 1991 Nomor: 2373/1991, seluas 2.056 M2 (dua ribu lima puluh enam meter persegi).

Keduanya atas nama Penjual, yang terletak di Kelurahan Sukarami, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Propinsi Sumatera Selatan (“Tanah”)

Latar Belakang : 1. Penjual adalah pemilik dan berhak penuh atas Tanah;2. Penjual berjanji dan mengikatkan diri akan menjual dan menyerahkan kepada

Perseroan yang dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk membeli dan menerima penyerahan dari Penjual hak atas Tanah tersebut.

Harga Jual Beli : Rp8.116.400.000,- (delapan miliar seratus enam belas juta empat ratus ribu Rupiah)Cara Pembayaran : 1. Pembayaran pertama sebesar Rp4.058.200.000,- (empat miliar lima puluh

delapan juta dua ratus ribu Rupiah) yang telah dibayar pada penandatanganan Perjanjian ini yaitu pada tanggal 26 Nopember 2010;

2. Pembayaran kedua sebesar Rp3.652.380.000,- (tiga miliar enam ratus lima puluh dua juta tiga ratus delapan puluh ribu Rupiah) dan pelunasan sebesar Rp405.820.000,- (empat ratus lima juta delapan puluh dua ribu Rupiah) paling lambat pada tanggal 31 Desember 2014.

Domisili Hukum : Kantor Panitera Pengadilan Negeri Palembang

d. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 52 tanggal 16 Juni 2010 jis. Addendum Perpanjangan Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 140 tanggal 30 Nopember 2011 dan AktaAddendum Ke-II Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 178 tanggal 29 Nopember 2013 yang ketiganya dibuat oleh Ambiati, S.H., Notaris di Bekasi, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Soerbakti G.T. (“Penjual”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Obyek Jual Beli : Sebidang tanah dengan Hak Milik No. 702/Cikokol atas nama Soerbakti G.T., yang diuraikan dalam Gambar Situasi No. 8739 tertanggal 26 Desember 1995 dengan luas 203 M2 (dua ratus tiga meter persegi), yang terletak di Kelurahan Cikokol, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Propinsi Banten (“Tanah”)

Latar Belakang : 1. Penjual adalah pemilik dan berhak penuh atas Tanah;2. Penjual berjanji dan mengikatkan diri akan menjual dan menyerahkan kepada

PERSEROAN yang dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk membeli dan menerima penyerahan dari Penjual hak atas Tanah tersebut.

Page 140: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

120

Harga Jual Beli : Rp1.862.000.000,- (satu miliar delapan ratus enam puluh dua juta Rupiah)Cara Pembayaran : 1. Pembayaran pertama sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta

Rupiah) yang telah dibayar pada penandatanganan Perjanjian ini yaitu pada tanggal 16 Juni 2010;

2. Pembayaran kedua sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) yang telah dibayar pada tanggal 31 Desember 2010;

3. Pembayaran ketiga sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) dan pelunasan sebesar Rp612.000.000,- (enam ratus dua belas juta Rupiah) paling lambat pada tanggal 31 Desember 2014.

Domisili Hukum : Kantor Panitera Pengadilan Negeri Tangerang

e. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 50 tanggal 16 Juni 2010 jis. Addendum Perpanjangan Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 139 tanggal 30 Nopember 2011 dan Akta Addendum Ke-II Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 177 tanggal 29 Nopember 2013 yang ketiganya dibuat oleh Ambiati, S.H., Notaris di Bekasi, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Soerbakti G.T. (“Penjual”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Obyek Jual Beli : 1. Sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 3176/Petojo dengan sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi No. 3308/1996 tertanggal 25 Oktober 1996, seluas 65 M2 (enam puluh lima meter persegi);

2. Sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 2522/Petojo dengan sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi No. 2742/1993 tertanggal 31 Oktober 1993, seluas 61 M2 (enam puluh satu meter persegi);

3. Sebidang tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 3177/Petojo dengan sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi No. 3307/1996 tertanggal 25 Oktober 1996, seluas 63 M2 (enam puluh tiga meter persegi).

Ketiganya atas nama Penjual yang secara berturut-turut terletak di Jl. K.H. Hasyim Ashari Blok C1, C2 dan C3, Kelurahan Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Selatan, D.K.I. Jakarta (selanjutnya seluruhnya disebut “Tanah”)

Latar Belakang : 1. Penjual adalah pemilik dan berhak penuh atas Tanah;2. Penjual berjanji dan mengikatkan diri akan menjual dan menyerahkan kepada

Perseroan yang dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk membeli dan menerima penyerahan dari Penjual hak atas Tanah tersebut.

Harga Jual Beli : Rp9.958.700.000,- (sembilan miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta tujuh ratus ribu Rupiah)

Cara Pembayaran : 1. Pembayaran pertama sebesar Rp2.000.000.000,- (dua miliar Rupiah) yang telah dibayar pada penandatanganan Perjanjian ini yaitu pada tanggal 16 Juni 2010;

2. Pembayaran kedua sebesar Rp3.000.000.000,- (tiga miliar Rupiah) yang telah dibayar pada tanggal 31 Desember 2010;

3. Pembayaran ketiga sebesar Rp4.000.000.000,- (empat miliar Rupiah) dan pelunasan sebesar Rp958.700.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta tujuh ratus ribu Rupiah) paling lambat pada tanggal 31 Desember 2014.

Domisili Hukum : Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

5. Perjanjian Sewa Menyewa Dengan Perseroan Sebagai Pihak Yang Menyewakan

a. Perjanjian Afiliasi Sewa-Menyewa Bus No. 27/MOU/ESLT/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”);2. PT Sari Lorena (“SL”)

Latar Belakang : 1. Perseroan adalah pemilik yang sah dan mempunyai kewenangan untuk mengalihkan dan menyewakan BUS; dan

2. Perseroan bermaksud menyewakan BUS tersebut kepada SL dan SL bermaksud menyewa kendaraan tersebut dari Perseroan.

Obyek Sewa : BUS yaitu sejumlah 2 (dua) unit kendaraan bus roda 6 (enam) merek Mercedes Benz dengan kondisi baik berikut kelengkapan surat-surat serta perizinan pengangkutan umum dengan rincian spesifikasi masing-masing:

Keterangan (i) (ii)Nomor Polisi: B 7646 IV B 7656 IV

Nama Pemilik: PT Eka Sari Lorena Transport

PT Eka Sari Lorena Transport

Page 141: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

121

Merek: Mercedes-Benz Mercedes-BenzType: OH 1525 OH 1525

Tahun Pembuatan: 2009 2009Nomor Rangka: MHL 3821239JO12036 MHL 3821239JO12037

Nomor Mesin: 906918U0814787 906918U0814764Nomor BPKB: 9687347 G 9687348 G

Jangka waktu : 2 tahun ( 30 Desember 2013 sampai dengan 29 Desember 2015)Harga sewa : Rp60.000.000,- per bulan dengan total harga sewa selama jangka waktu adalah Rp.

1.440.000.000,-Cara Pembayaran : Total harga sewa wajib dibayarkan oleh SL kepada Perseroan selambat-lambatnya 3

bulan atau 90 hari sejak berakhirnya Jangka Waktu Sewa. Kewajiban Perseroan : Menjamin keberlangsungan perijinan operasional BUS meliputi Ijin Trayek, Surat Ijin

Usaha dan Kartu Pengawasan yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan R.I c.q Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Segala biaya yang berkaitan dengan hal ini menjadi beban dan tanggung jawab Perseroan;

Kewajiban SL : 1. Melakukan pemeliharaan rutin terhadap BUS sesuai dengan jadwal teknis dari produsen BUS dan atau jadwal yang ditentukan oleh Perseroan dimana pemeliharaan rutin tersebut hanya boleh dilakukan di bengkel milik Perseroanatau bengkel yang disetujui secara tertulis oleh Perseroan;

2. Dalam hal BUS mengalami kerusakan atau tidak dapat dioperasikan secara normal atau tidak dapat dioperasikan sama sekali, SL harus memberitahukan kepada Perseroan sesegera mungkin dengan memberikan gambaran atas masalah yang timbul dan lokasi BUS tersebut, dan SL secepatnya akan membawa BUS tersebut;

3. Menjamin keberlangsungan pelunasan pakjak perpanjangan STNK kepada Samsat Polda Metro Jaya, serta keberlangsungan uji berkala (kir) kepada Pemerintah Propinsi DKI Jakarta c.q. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. Segala biaya yang berkaitan dengan hal ini menjadi beban dan tanggung jawab SL.

Pembatasan : SL dilarang menyewakan kembali BUS kepada pihak lain tanpa meminta persetujuan tertulis dari Perseroan

Penyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

b. Perjanjian Sewa-Menyewa Bus No. 26/MOU/PERSEROAN/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”);2. PT Ryanta Mitra Karina (“RMK”)

Latar Belakang : 1. Para Pihak terlebih dahulu menerangkan bahwa Perseroan adalah pemilik yang sah dan mempunyai kewenangan untuk mengalihkan dan menyewakan BUS; dan

2. Perseroan bermaksud menyewakan BUS tersebut kepada RMK dan RMK bermaksud menyewa kenderaan tersebut dari Perseroan.

Obyek Sewa : BUS yaitu sejumlah 3 (dua) unit kendaraan bus roda 6 (enam) merek Mercedes Benz dengan kondisi baik berikut kelengkapan surat-surat serta perizinan pengangkutan umum dengan rincian spesifikasi masing-masing:

Keterangan (i) (ii) (iii)Nomor Polisi: B 7566 IW B 7666 IW B 7766 IW

Nama Pemilik: PT Ryanta Mitra Karina

PT Ryanta Mitra Karina

PT Ryanta Mitra Karina

Merek: Mercedes-Benz Mercedes-Benz Mercedes-BenzType: OH 1525 OH 1525 OH 1525

Tahun Pembuatan: 2006 2006 2006Nomor Rangka: MHL.

382.123.6J.011.396MHL.

382.123.6J.011.397MHL.

382.123.6J.011.398

Nomor Mesin: 906918645925 906918646154 906918646156Nomor BPKB: 3631668 G 3631670 G 3631533 G

Jangka waktu : 2 tahun ( 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015)Harga sewa : Rp60.000.000,- per bulan dengan total harga sewa selama jangka waktu adalah Rp.

1.440.000.000,-

Page 142: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

122

Cara Pembayaran : Total harga sewa wajib dibayarkan oleh RMK kepada Perseroan selambat-lambatnya 3 bulan atau 90 hari sejak berakhirnya Jangka Waktu Sewa.

Kewajiban Perseroan : Menjamin keberlangsungan perijinan operasional BUS meliputi Ijin Trayek, Surat Ijin Usaha dan Kartu Pengawasan yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan R.I c.q Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Segala biaya yang berkaitan dengan hal ini menjadi beban dan tanggung jawab Perseroan.

Kewajiban RMK : 1. Melakukan pemeliharaan rutin terhadap BUS sesuai dengan jadwal teknis dari produsen BUS dan atau jadwal yang ditentukan oleh Perseroan dimana pemeliharaan rutin tersebut hanya boleh dilakukan di bengkel milik Perseroanatau bengkel yang disetujui secara tertulis oleh Perseroan;

2. Dalam hal BUS mengalami kerusakan atau tidak dapat dioperasikan secara normal atau tidak dapat dioperasikan sama sekali, RMK harus memberitahukan kepada Perseroan sesegera mungkin dengan memberikan gambaran atas masalah yang timbul dan lokasi BUS tersebut, dan RMK secepatnya akan membawa BUS tersebut;

3. Menjamin keberlangsungan pelunasan pajak perpanjangan STNK kepada Samsat Polda Metro Jaya, serta keberlangsungan uji berkala (kir) kepada Pemerintah Propinsi DKI Jakarta c.q. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. Segala biaya yang berkaitan dengan hal ini menjadi beban dan tanggung jawab RMK.

Pembatasan : RMK dilarang menyewakan kembali BUS kepada pihak lain tanpa meminta persetujuan tertulis dari Perseroan

Penyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Jakarta PusatCatatan : Berdasarkan perjanjian ini Perseroan dan Karina menyatakan bahwa BUS yang

terdaftar sebagai milik RMK merupakan harta kekayaan Perseroan, namun sejauh tidak adanya bukti yuridis formal yang menunjukkan bahwa Perseroan adalah pemilik BUS, maka hak kepemilikan atas BUS tersebut melekat pada RMK.

c. Perjanjian Sewa Menyewa Dengan Perseroan Sebagai Penyewa*)

No. Nama Perjanjian

TanggalPerjanjian

Para Pihak Objek Jangka Waktu

Harga Sewa(Rp)

1. Perjanjian Sewa Menyewa Kantor di Jember, Jawa Timur

21-03-2014 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Tanah seluas 1.292 M2 dan bangunan seluas 641,5 M2

yang terletak di Jl. Darmawangsa No.16, Ds.

Rambigundam, Kec. Rambipuji, Jember, Jawa

Timur.

01-04-2014 s.d

31-03-2015

33.333.333,-

2. Perjanjian Sewa Menyewa Kantor Surabaya

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Ruangan seluas 120 M2 yang terletak di Jl. Raya Arjuno Nomor 22, Kec. Sawahan, Kota Surabaya, Prop. Jawa

Timur.

04-01-2012s.d

03-01-2017

915.765.000,-

3. Perjanjian Sewa Menyewa Kantor RA Lebak Bulus

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Bangunan seluas 231 M2 yang terletak di Jl. R.A. Kartini

No.16, Kel. Cilandak Barat, Kota Jakarta Selatan, Prop.

DKI Jakarta.

04-01-2012s.d

03-01-2017

3.357.805.000,-

4. Perjanjian Sewa Menyewa KantorHasyim Ashari

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Ruangan seluas 51 M2 yangterletak di Jl. K.H. Hasyim

Ashari No.15 C.2, Kel. Petojo Utara, Kec. Gambir, Jakarta

Pusat.

04-01-2012s.d

03-01-2017

915.765.000,-

5. Perjanjian Sewa Menyewa KantorPanglima Polim Jakarta

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Ruangan seluas 69 M2 yang terletak di Jl. Panglima Polim Raya No. 105 D, Kel. Kramat Pela, Kec. Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan,

Prop. DKI Jakarta.

04-01-2012s.d

03-01-2017

610.510.000,-

6. Perjanjian Sewa Menyewa KantorPalembang Atmo

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Ruangan seluas 56 M2 yang terletak di Jl. Kol. Atmo

581/50, 17 Ilir Timur, Kota Palembang, Prop. Sumatera

Selatan .

04-01-2012s.d

03-01-2017

366.306.000,-

7. Perjanjian Sewa Menyewa KantorPalembang Burlian

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Bangunan seluas 270 M2 yang terletak di Jl. Kol. H. Burlian, Karya Baru, Sukarami, Kota

04-01-2012s.d

03-01-2017

732.612.000,-

Page 143: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

123

No. Nama Perjanjian

TanggalPerjanjian

Para Pihak Objek Jangka Waktu

Harga Sewa(Rp)

Palembang, Prop. Sumatera Selatan .

8. Perjanjian Sewa Menyewa KantorPekanbaru

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Bangunan seluas 125 M2 yang terletak di Jl. Tuanku

Tambusai (Jalan Nangka), Labuh baru Timur, Payung

Sekaki, Kota Pekanbaru, Prop. Riau

04-01-2012s.d

03-01-2017

357.805.000,-

9. Perjanjian Sewa Menyewa KantorDenpasar

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Bangunan seluas 72 M2 yang terletak di Komplek Pertokoan Diponegoro Megah Blok A.12, Dauh Duri, Kota. Denpasar,

Prop. Bali .

04-01-2012s.d

03-01-2017

488.408.000,-

10. Perjanjian Sewa Menyewa KantorLampung

04-01-2012 1. Soerbakti G.T.;2. Perseroan

Ruangan seluas 174 M2 yang terletak di Jl. Sukarno-Hatta No. 36, Kalibalau, Sukabumi,

Bandar Lampung

04-01-2012s.d

03-01-2017

366.306.000,-

11. Perjanjian Sewa Menyewa DEPO Bogor Depan

04-01-2012 1. K. Kariany Sembiring;

2. Perseroan

Bangunan-bangunan seluas 1.706 M2 dan tanah

penunjang seluas 1.447 M2 di Jl. Raya Tajur No. 106,

Kecamatan Tajur, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat.

04-01-2012s.d

03-01-2017

1.037.867.000,-

Keterangan

*) Perjanjian Sewa Menyewa Kantor tersebut mempunyai beberapa ketentuan dengan uraian sebagai berikut:

Kewajiban Para Pihak

Kewajiban Pihak Pertama: Wajib menyerahkan Ruangan yang disewa kepada PERSEROAN terhitung perjanjian ini ditandatangani dan menjamin bahwa selama jangka waktu sewa bahwa PERSEROANtidak akan diganggu dengan cara atau bentuk apapun juga dan dibebaskan dari segala tuntutan dari pihak lain sehubungan dengan Ruangan tersebut;

Kewajiban PERSEROAN: a. Melakukan pembayaran sewa;b. Wajib menyerahkan kembali ruangan yang disewa kepada Penyewa dalam keadaan

kosong dan terawat;c. PERSEROAN harus memelihara dan memperbaiki kerusakan-kerusakan dari apa yang

disewanya; dand. PERSEROAN wajib untuk membayar sendiri rekening air, listrik, telepon, dan Iuran

Pemeliharaan Lingkungan berikut denda-dendanya.

6. Perjanjian-Perjanjian Lainnya

a. Perjanjian Pembagian Biaya Atas Penggunaan Fasilitas Bersama tanggal 3 Januari 2011 jo. Addendum Pembagian Biaya Atas Penggunaan Fasilitas Bersama tanggal 3 Pebruari 2014 yang keduanya dibuat dibawah tangan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”) sebagai Pihak Pertama;2. PT Eka Sari Lorena (”ESL”) sebagai Pihak Kedua

Jangka Waktu : Tidak TerbatasPengakhiran Perjanjian : Perjanjian ini dapat diakhiri dalam hal:

1. Perjanjian Fasilitas telah diakhiri dan/atau berakhir atas kesepakatan para pihak;2. Pihak Kedua melanggar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini.

Objek dan Ketentuan : 1. Selama penggunaan fasilitas, Para Pihak wajib membayar biaya-biaya yang timbul atas penggunaan Fasilitas biaya gedung/ruangan kantor, biaya telepon, biaya air, dan biaya listrik (sebagaimana dicantumkan dalam tabel rincian biaya Perseroan dan ESLT 1);

2. Semua biaya perbaikan atas fasilitas tersebut selama digunakan oleh ESL yang rusak karena kelalaian dan atau karena kelalaian dan atau karena pemakaian ESL menjadi tanggungan dan biaya ESL;

3. Biaya sewa gedung/ruangan kantor yang dimaksud pada tabel Lampiran ESLT 1 sudah termasuk Pajak Penghasilan sebesar 10%. ESL akan bertindak selaku pemotong Pajak Penghasilan atas Biaya Sewa Kantor dan menyetorkannya kepada Kantor Pajak, kemudian menyerahkan bukti setor kepada Perseroan;

4. Dalam hal, Perseroan telah membayar dan menyetor terlebih dahulu biaya-biaya yang

Page 144: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

124

wajib dibayar atau menjadi tanggungan ESL, maka ESL wajib untuk mengganti jumlah yang telah disetor terlebih dahulu oleh Perseroan tersebut sesuai dengan jumlah yang tertera dalam bukti pembayaran ditambah.

Pembatasan : Selama jangka waktu yang ditetapkan, ESL tidak diperkenankan untuk mengalihkan seluruh atau sebagian kewajiban dan/atau haknya berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak ketiga lainnya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan

Yuridiksi Pengadilan : Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Tabel rincian biaya Perseroan dan ESLT 1.

No.Kantor

PerwakilanAlamat Kantor

Pihak Penyewa

Pihak Pemilik Tempat

Biaya Sewa(Termasuk PPN)

Pembagian Biaya Sewa Per Bulan

Biaya Air dan Listrik

Biaya Telepon

Pertahun(Rp)

Perbulan(Rp)

Perseroan ESLPerseroan ESL Perseroan ESL

1. Pemuda Jl. Pemuda No. 23 Jakarta Timur

Perseroan Agung Wisnu Indrajati

88.888.889,- 7.407.407,- 74% 26% 75% 25% Masing-masing

Masing-masing

2. Padang Jl By Pass KM.7 Watas No,1 Pisang Padang

Perseroan Dr. H. Asril Zahari

55.555.556,- 4.629.630,- 70% 30% 65% 35% Masing-masing

Masing-masing

3. Warung Jambu Komp. Pertokoan Pajajaran Permai, Blok 15 Jl. Pajajaran No. 15A Bogor

Perseroan Muchamad Askar

22.222.222,- 1.851.852,- 38% 62% 50% 50% Masing-masing

Masing-masing

4. Cibinong Jl. Raya Cibinong No. 6 Bogor 16900

Perseroan Jeffriejanto 22.222.222,- 1.851.852,- 58% 42% 50% 50% Masing-masing

Masing-masing

5. Patrol Jl. Raya Patrol No. 28 Indramayu

Perseroan Hj. Fatimatul Zahron

38.888.889,- 3.240.741,- 100% 0% 75% 25% Masing-masing

Masing-masing

6. Banyuwangi Jl. Basuki Rahmat No. 163

Perseroan Hj. Alfiana Ratman

29.629.629,- 2.469.136,- 23% 77% 75% 25% Masing-masing

Masing-masing

7. Jember Jl. Darmawangsa No. 30

Perseroan Soerbakti G.T. 33.333.333,- 2.777.778,- 46% 54% 60% 40% Masing-masing

Masing-masing

8. Probolinggo Jl. Raya Bromo No. 100A Triwung Lor Probolinggo

Perseroan HM. Suyoto, S. Sos, M.M.

38.888.888,- 3.240.741,- 61% 39% 100% 0% 100% 0%

9. Bojonegoro Jl Gajahmada No. 58 A

Perseroan Aly Syafei 27.222.222,- 2.268.519,- 43% 57% 75% 25% Masing-masing

Masing-masing

10. Madiun Jl. S. Parman No.26 Perseroan Dra. Sri Wahyuni Yusuf

32.222.222,- 2.685.185,- 68% 32% 50% 50% 50% 50%

11. Prabumulih Jl. Jend. Sudirman, Gunung Ibul

Perseroan Sutomo 27.777.777,- 2.314.815,- 67% 33% 75% 25% 75% 25%

12. Medan Jl. Sisingamangaraja Km.7 No. 11

Perseroan H. Zuraida 50.000.000,- 4.166.667,- 48% 52% 65% 35% 65% 35%

13. Merak Jl. Raya Pelabuhan Merak No. 6, Banten

Perseroan Hendri Naldi (Rumah Makan Angin Berhembus)

- - 100% 0% 75% 50% 50% 50%

14. Yogyakarta Ruko Ketandan Raya No. B3 Jl. Wonosari Lingkar Timur

Perseroan Ditje Karin 33.333.333,- 2.777.778,- 68% 32% 65% 25% Masing-masing

Masing-masing

Catatan: Penetapan pembayaran biaya air dan listrik serta biaya telepon yang sebagian besar dikenakan lebih tinggi kepada Perseroan didasarkan pada penggunaan ruangan yang lebih luas oleh Perseroan untuk keperluan kantor cabang, sedangkan ESL hanya menggunakan sebagian kecil ruangan sebagai counter untuk melayani jasa pengiriman paket.

b. Perjanjian Pembagian Biaya Atas Penggunaan Fasilitas Bersama tanggal 3 Januari 2011 jo. Addendum Pembagian Biaya Atas Penggunaan Fasilitas Bersama tanggal 3 Pebruari 2014 yang keduanya dibuat dibawah tangan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena (”ESL”) sebagai Pihak Pertama;2. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”) sebagai Pihak Kedua

Jangka Waktu : Tidak TerbatasPengakhiran Perjanjian : Perjanjian ini dapat diakhiri dalam hal:

1. Perjanjian Fasilitas telah diakhiri dan/atau berakhir atas kesepakatan para pihak;2. Pihak Kedua melanggar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini.

Objek dan Ketentuan : 1. Selama jangka waktu fasilitas, Para Pihak wajib membayar biaya-biaya yang timbul atas penggunaan Fasilitas biaya gedung/ruangan kantor, biaya telepon, biaya air , dan biaya listrik (sebagaimana terlampir dalam tabel rincian biaya Perseroan dan ESL 1;

2. Semua biaya perbaikan atas fasilitas tersebut selama digunakan oleh Perseroan yang rusak karena kelalaian dan atau karena kelalaian dan atau karena pemakaian Perseroan menjadi tanggungan dan biaya Perseroan;

3. Biaya Gedung yang dimaksud pada tabel lampiran ESL 1 sudah termasuk Pajak Penghasilan sebesar 10%. Perseroan akan bertindak selaku pemotong Pajak Penghasilan atas Biaya Gedung dan menyetorkannya kepada Kantor Pajak, kemudian menyerahkan bukti setor kepada ESL;

4. Dalam hal, ESL telah membayar dan menyetor terlebih dahulu biaya-biaya yang wajib dibayar atau menjadi tanggungan Perseroan, maka Perseroan wajib untuk mengganti

Page 145: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

125

jumlah yang telah disetor terlebih dahulu oleh ESL tersebut sesuai dengan jumlah yang tertera dalam bukti pembayaran ditambah.

Pembatasan : Selama jangka waktu yang ditetapkan, Perseroan tidak diperkenankan untuk mengalihkan seluruh atau sebagian kewajiban dan/atau haknya berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak ketiga lainnya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari ESL

Yuridiksi Pengadilan : Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Tabel rincian biaya Perseroan dan ESL 1.

No.Kantor

PerwakilanAlamat Kantor

Pihak Penyewa

Pihak Pemilik Tempat

Biaya Sewa(Termasuk PPN)

Pembagian Biaya Sewa Per Bulan

Biaya Air dan Listrik Biaya Telepon

Pertahun(Rp)

Perbulan(Rp)

Perseroan ESLPerseroan ESL Perseroan ESL

1. Purwakarta Jl. Cikopo No. 5

ESL Yudha Saptata 66.666.667,- 5.555.556,- 25% 75% Masing-masing

Masing-masing

Masing-masing

Masing-masing

2. Bandung Jl Soekarno-Hatta No. 411

ESL Hj. Dariati Suradiradja

133.333.333,- 11.111.111,- 30% 70% 50% 50% Masing-masing

Masing-masing

3. Denpasar Jl. By Pass Ngurah Rai No. 69, Sanur

ESL I Made Suranadi

111.111.111,- 9.259.259,- 30% 70% 35% 65% Masing-masing

Masing-masing

4. Bukit Tinggi Jl. Raya Kapas Panji No.6

ESL Jeffriejanto 27.777.778,- 2.314.815,- 50% 50% 35% 65% 35% 65%

5. Jember Jl. A. Yani No. 115

ESL Hari Poernomo 30.000.000,- 2.500.000,- 20% 80% 0% 100% 0% 100%

Manfaat dan dampak Perjanjian/Transaksi dengan Pihak Afiliasi

Manfaat dan dampak yang diperoleh Perseroan dari adanya Perjanjian/Transaksi dengan Pihak Afiliasi adalah sebagai berikut:

(i) Perjanjian sewa menyewa properti antara Perseroan dengan Pihak Afiliasi untuk perkantoran dan pool adalah Perseroan memperoleh keringanan harga sewa lebih murah dibandingkan dengan harga pasar dan kelonggaran dalam hal waktu pembayaran, serta lokasi-lokasi properti yang berlokasi di area-area utama basis lokasi calon penumpang Perseroan. Hal ini berdampak positif kepada Perseroan karena menghemat biaya sewa, kemudahan calon penumpang mencapai lokasi keberangkatan bus Perseroan.

(ii) Perjanjian Lisensi Merek “LORENA”antara Perseroan dengan Pihak Afiliasi yaitu PT Eka Sari Lorena (“ESL”) selaku pemilik Merek “LORENA” untuk menggunakan merek dagang “LORENA” yang telah dikenal publik sejak 40 tahun lalu memberi manfaat berupa kemudahan untuk memasarkan jasa angkutan sektor AKAP milik Perseroan. Dampaknya adalah apabila perjanjian lisensi merek tersebut berakhirdan/atau jangka waktu perlindungan merek “LORENA” tidak diperpanjang oleh ESL, maka Perseroan harus menciptakan merek baru dengan konsekuensi timbulnya biaya pengenalan merek baru yang sangat mahal.

(iii) Perjanjian Kerjasama Penitipan Paket antara Perseroan dengan Pihak Afiliasi berupa penggunaan fasilitas armada bus milik Perseroan oleh Pihak Afiliasi memberi pendapatan sebesar 2,25% dari penjualan kotor Pihak Afiliasi. Perseroan tidak perlu melakukan penambahan investasi maupun karyawan terkait dengan perjanjian ini.

(iv) Perjanjian Biaya Bersama (Cost Sharing) berupa pembagian biaya atas penggunaan fasilitas yang dipergunakan secara bersama-sama oleh para pihak yang berdampak efisiensi biaya bagi Perseroan.

(v) Perjanjian Kredit. Perseroan mengadakan perjanjian kredit baik kredit investasi maupun kredit modal kerja dengan perbankan, yaitu PT. Bank Mandiri, Tbk., PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk., PT. Bank Swadesi, Tbk., dan Bank Jasa Jakarta sebagaimana telah diungkapkan pada Bab III. Pernyataan Hutang. Kredit–kredit tersebut sebagian dijamin dengan aset milik Pihak Afiliasi. Adanya jaminan aset dari Pihak Afiliasi memudahkan Perseroan di dalam mendapatkan kredit dari bank, namun di sisi lain berdampak timbulnya beban bunga yang secara otomatis menurunkan laba bersih.

Manfaat lain dari perjanjian dengan Pihak Afiliasi adalah kemudahan bagi Perseroan untuk memperpanjang perjanjian sewa menyewa karena tidak melibatkan pihak ketiga

Page 146: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

126

L. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah mengadakan beberapa perjanjian materialdengan pihak ketiga, antara lain sebagai berikut:

1. Perjanjian Kredita. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 228 tertanggal 20 Agustus 2008 jis Akta

Pengubahan I Terhadap Perjanjian Kredit No. 91 tanggal 19 Juni 2009, Akta Pengubahan II Terhadap Perjanjian Kredit No. 16 tanggal 8 Desember 2009, Akta Pengubahan III Terhadap Perjanjian Kredit No. 106 tanggal 24 Januari 2011 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta, Surat Bank Windu No. 339/BW/KRD-EXT/VI/11 perihal Penambahan Fasilitas Installment Loan tanggal 27 Juli 2011 yang dibuat di bawah tangan,dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Windu Kentjana International, Tbk (“Bank”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Kredit bersifat Tetap atau Berjadwal (Installment Loan / IL)Jumlah Fasilitas : IL VIII : Rp4.015.000.000,- IL IX : Rp2.781.800.000,-Jangka Waktu s.d : IL VIII : 28 Januari 2015 IL IX : 28 Januari 2015Bunga : IL VIII : 14% per tahun; IL IX : 13% per tahun.Denda : 13% per bulan sejak tanggal jumlah pinjaman harus dibayar lunas.Pembatasan (Negative Covenants)

: Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga apa yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;Membubarkan perusahaan yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapat merubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagaian besar harta yang dimiliki Perseroan, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan usaha Perseroan secara normal;Mendirikan atau mengambilalih anak perusahaan atau melakukan investasi pada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian aset kecuali untuk demi berlangsungnya usaha Perseroan;Memberikan jaminan perusahaan dan meminjamkan uang kepada pihak lain, kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan;Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan.

Hal-hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak untuk seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlah uang yang terhutang oleh Perseroan berikut pengubahannya apbila terjadi salah satu sebab dibawah ini, yaitu: Bank dan Perseroan tidak tercapai persetujuan tentang besarnya bunga, provisi, dan biaya-biaya yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;Sesuatu jumlah hutang pokok atau bunga atau lain-lain jumlah yang terhutang berdasarkan perjanjian kredit dan/atau promes yang dikeluarkan, tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dalam hal mana lewatnya waktu saja merupakan bukti yang sah dan cukup bahwa Perseroan telah melalaikan kewajibannya;Perseroan lalai memenuhi atau tidak memenuhi/belum cukup memenuhi syarat-syarat lain dalam Perjanjian Kredit dan/atau terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera dalam perjanjian jaminan yang dibuat berkenaan dengan Perjanjian Kredit;Bilamana suatu pernyataan, surat keterangan atau dokumen yang diberikan dalam Perjanjian Kredit dan/atau dalam perjanjian jaminan yang berhubungan dengan Perjanjian Kredit, ternyata tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya dalam atau mengenai hal yang oleh Bank dianggap penting;Perseroan berdasarkan perjanjian kredit mengajukan permohonan untuk dinyatakan dalam keadaan pailit atau penundaan pembayaran hutang kepada instansi yang berwenang atau tidak membayar hutangnya kepada pihak ketiga yang telah dapat ditagih;Bilamana kekayaan Perseroan seluruhnya atau sebagian disita oleh instansi yang berwenang;Bilamana semata-mata menurut pertimbangan Bank keadaan keuangan

Page 147: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

127

Perseroan, bonafiditasnya dan solvabilitasnya mundur sehingga Perseroan tidak dapat membayar hutangnya lagi;Perseroan dibubarkan/dilikuidasi dan /atau dinyatakan pailit;Ijin usaha Perseroan dicabut/ditarik kembali oleh instansi yang berwenang atau tidak diperbaharui/diperpanjang lagi atau Perseroan menghentikan usahanya atau menangguhkan untuk sementara usahanya;Barang yang menjadi jaminan untuk pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutang Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit disita oleh instansi yang berwenang, baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atau harganya atau keadaannya menurun sehingga nilainya tidak cukup untuk menjamin hutang-hutang Perseroan;Perseroan lalai untuk mengasuransikan atau memperpanjang asuransi barang yang menjadi jaminan pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutangnya Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;Bilamana terjadi kerusakan atau kehancuran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atas barang yang diberikan sebagai jaminan untuk fasilitas kredit berdasarkan Perjanjian Kredit;Perseroan telah lalai atau melanggar sesuatu ketentuan dalam sesuatu perjanjian lain mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Perseroan sebagai pihak yang meminjam atau penanggung/menjamin dan bilamana kelalaian ersebut mengakibatkan atau memberikan hak kepada pihak yang lain untuk menyatakan bahwa hutang atau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus dibayar kembali dengan seketika lunas sebelum tanggal jatuh tempo;Bilamana rekening koran/giro Perseroan yang ada di Bank ditutup oleh Bank,karena sebab apapun;Bilamana Perseroan menjaminkan atau menggadaikan atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga, barang yang telah dijaminkan kepada Bankberdasarkan perjanjian kredit tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank;Perseroan mengubah anggaran dasar, susunan anggota Direksi dan Komisaris serta susunan para pemegang saham Perseroan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Bank.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbul berdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bank yang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:1. Akta Jaminan Fidusia No. 36 tanggal 13 Januari 2009 yang dibuat di hadapan

Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dimana Perseroan memberikan jaminan fidusia kepada Bank berupa 10 Unit Kendaraan Bermotor baru big busmerk Mercedez OH 1525 Evolution G Tahun 2008, serta memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pihak BANK untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut;

2. Akta Jaminan Fidusia No. 04 tanggal 01 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dimana Perseroan memberikan jaminan fidusia kepada Bank berupa 10 Unit Kendaraan Bermotor baru big busmerk Mercedez OH 1525 Evolution G Tahun 2008, serta memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pihak BANK untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut; dan

3. Akta Jaminan Fidusia No. 17 tanggal 08 Desember 2009 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dimana Perseroan memberikan jaminan fidusia kepada Bank berupa 4 Unit Kendaraan Bermotor baru big busmerk Mercedez OH 1525 Evolution G Tahun 2009, serta memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pihak BANK untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank atas kredit-kredit yang telah diterima oleh Perseroan setelah tanggal Perjanjian ini berdasarkan Surat No. 078/BWKI/DIR-EXT/KRD/II/13 tanggal 6 Pebruari 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pelaksanaan IPO berdasarkan Surat No. 986/BW/KRD-EXT/XI/13 tanggal 15 Nopember 2013.

b. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 101 tanggal 26 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dengan uraian sebagai berikut:

Page 148: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

128

Para Pihak : 1. PT Bank Windu Kentjana International, Tbk (“Bank”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Installment Loan X (“IL X”) dan Installment Loan XI (“IL XI”)Jumlah Fasilitas : IL X : Rp2.850.000.000,-

IL XI : Rp2.850.000.000,-Jangka Waktu s.d : IL X : 26 April 2015

IL XI : 6 Mei 2015Bunga : L X : 13% per tahun;

IL XI : 13% per tahun;Denda : 3% per bulan sejak tanggal jumlah pinjaman harus dibayar lunas dan atas kelebihan

penarikan fasilitas kredit adalah 3% per bulan.Pembatasan (Negative Covenants)

: Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga apa yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;Membubarkan perusahaan yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapat merubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagaian besar harta yang dimiliki Perseroan, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan usaha Perseroan secara normal;Mendirikan atau mengambilalih anak perusahaan atau melakukan investasi pada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian aset kecuali untuk demi berlangsungnya usaha Perseroan;Memberikan jaminan perusahaan dan meminjamkan uang kepada pihak lain, kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan;Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari PerseroanMemelihara rasio keuangan sebagai berikut:- Debt to equityratio lebih kecil 1 kali- EBITDA berbanding biaya bunga lebih besar atau sama dengan 1,1 kali.

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 debt to equity ratio adalah 69%, 65%, 82% dan 87%, sedangkan EBITDA adalah 4,27, 5,39, 4,65 dan 4,17.

Hal-hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: 1. Bank berhak untuk seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlah uang yang terhutang oleh Perseroan beerikut pengubahannya apbila terjadi salah satu sebab dibawah ini, yaitu: Bank dan Perseroan tidak tercapai persetujuan tentang besarnya bunga, provisi, dan biaya-biaya yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;

2. Sesuatu jumlah hutang pokok atau bunga atau lain-lain jumlah yang terhutang berdasarkan perjanjian kredit dan/atau promes yang dikeluarkan, tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dalam hal mana lewatnya waktu saja merupakan bukti yang sah dan cukup bahwa Perseroan telah melalaikan kewajibannya;

3. Perseroan lalai memenuhi atau tidak memenuhi/belum cukup memenuhi syarat-syarat lain dalam Perjanjian Kredit dan/atau terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera dalam perjanjian jaminan yang dibuat berkenaan dengan Perjanjian Kredit;

4. Bilamana suatu pernyataan, surat keterangan atau dokumen yang diberikan dalam Perjanjian Kredit dan/atau dalam perjanjian jaminan yang berhubungan dengan Perjanjian Kredit, ternyata tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya dalam atau mengenai hal yang oleh Bank dianggap penting;

5. Perseroan berdasarkan perjanjian kredit mengajukan permohonan untuk dinyatakan dalam keadaan pailit atau penundaan pembayaran hutang kepada instansi yang berwenang atau tidak membayar hutangnya kepada pihak ketiga yang telah dapat ditagih;

6. Bilamana kekayaan Perseroan seluruhnya atau sebagian disita oleh instansi yang berwenang;

7. Bilamana semata-mata menurut pertimbangan Bank keadaan keuangan Perseroan, bonafiditasnya dan solvabilitasnya mundur sehingga Perseroan tidak dapat membayar hutangnya lagi;

8. Perseroan dibubarkan/dilikuidasi dan /atau dinyatakan pailit;9. Ijin usaha Perseroan dicabut/ditarik kembali oleh instansi yang berwenang atau

tidak diperbaharui/diperpanjang lagi atau Perseroan menghentikan usahanya atau menangguhkan untuk sementara usahanya;

10. Barang yang menjadi jaminan untuk pembayaran dan pembayaran kembali

Page 149: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

129

hutang-hutang Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit disita oleh instansi yang berwenang, baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atau harganya atau keadaannya menurun sehingga nilainya tidak cukup untuk menjamin hutang-hutang Perseroan;

11. Perseroan lalai untuk mengasuransikan atau memperpanjang asuransi barang yang menjadi jaminan pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutangnya Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;

12. Bilamana terjadi kerusakan atau kehancuran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atas barang yang diberikan sebagai jaminan untuk fasilitas kredit berdasarkan Perjanjian Kredit;

13. Perseroan telah lalai atau melanggar sesuatu ketentuan dalam sesuatu perjanjian lain mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Perseroan sebagai pihak yang meminjam atau penanggung/menjamin dan bilamana kelalaian tersebut mengakibatkan atau memberikan hak kepada pihak yang lain untuk menyatakan bahwa hutang atau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus dibayar kembali dengan seketika lunas sebelum tanggal jatuh tempo;

14. Bilamana rekening koran/giro Perseroan yang ada di Bank ditutup oleh Bank, karena sebab apapun;

15. Bilamana Perseroan menjaminkan atau menggadaikan atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga, barang yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkan perjanjian kredit tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank;

16. Perseroan mengubah anggaran dasar, susunan anggota Direksi dan Komisaris serta susunan para pemegang saham Perseroan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Bank.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbul berdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bank yang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:1. Akta Kuasa untuk Menandatangani Akta Jaminan Fidusia Nomor 102 Tanggal 26

Oktober 2011 yang dibuat oleh Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta;2. Akta Pernyataan untuk Menandatangani Akta Jaminan Fidusia Nomor 103

Tanggal 26 Oktober 2011 yang dibuat oleh Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank atas kredit-kredit yang telah diterima oleh PERSEROAN setelah tanggal Perjanjian ini berdasarkan Surat No. 078/BWKI/DIR-EXT/KRD/II/13 tanggal 6 Pebruari 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pelaksanaan IPO berdasarkan Surat No. 986/BW/KRD-EXT/XI/13 tanggal 15 Nopember 2013

c. Akta Perjanjian Kredit No. 49 tanggal 10 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Windu Kentjana International, Tbk (“Bank”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Installment Loan XII (“IL XII”) Jumlah Fasilitas : Rp6.252.750.000,-Jangka Waktu s.d : 42 bulan sejak tanggal pencairanBunga : IL XII : 13% per tahun.Denda : 3% per bulan sejak tanggal jumlah pinjaman harus dibayar lunas dan atas

kelebihan penarikan fasilitas kredit adalah 3% per bulan.Pembatasan(Negative Covenants)

: Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihakketiga manapun juga apa yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkanPerjanjian Kredit;Membubarkan perusahaan yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapat merubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagaian besar harta yang dimiliki Perseroan, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan usaha Perseroan secara normal;Mendirikan atau mengambilalih anak perusahaan atau melakukan investasi pada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang

Page 150: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

130

ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian aset kecuali untuk demiberlangsungnya usaha Perseroan;Memberikan jaminan perusahaan dan meminjamkan uang kepada pihak lain, kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan;Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan.

Hal-hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: 1. Bank berhak untuk seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kreditdan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlah uang yang terhutang oleh Perseroan beerikut pengubahannya apbilaterjadi salah satu sebab dibawah ini, yaitu: Bank dan Perseroan tidak tercapaipersetujuan tentang besarnya bunga, provisi, dan biaya-biaya yang harusdibayar oleh Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;

2. Sesuatu jumlah hutang pokok atau bunga atau lain-lain jumlah yang terhutangberdasarkan perjanjian kredit dan/atau promes yang dikeluarkan, tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dalam hal mana lewatnya waktu saja merupakan bukti yangsah dan cukup bahwa Perseroan telah melalaikan kewajibannya;

3. Perseroan lalai memenuhi atau tidak memenuhi/belum cukup memenuhi syarat-syarat lain dalam Perjanjian Kredit dan/atau terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera dalam perjanjianjaminan yang dibuat berkenaan dengan Perjanjian Kredit;

4. Bilamana suatu pernyataan, surat keterangan atau dokumen yang diberikan dalam Perjanjian Kredit dan/atau dalam perjanjian jaminan yang berhubungan dengan Perjanjian Kredit, ternyata tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya dalam atau mengenai hal yang oleh Bank dianggappenting;

5. Perseroan berdasarkan perjanjian kredit mengajukan permohonan untuk dinyatakan dalam keadaan pailit atau penundaan pembayaran hutang kepadainstansi yang berwenang atau tidak membayar hutangnya kepada pihak ketiga yang telah dapat ditagih;

6. Bilamana kekayaan Perseroan seluruhnya atau sebagian disita oleh instansi yang berwenang;

7. Bilamana semata-mata menurut pertimbangan Bank keadaan keuanganPerseroan, bonafiditasnya dan solvabilitasnya mundur sehingga Perseroantidak dapat membayar hutangnya lagi;

8. Perseroan dibubarkan/dilikuidasi dan /atau dinyatakan pailit;9. Ijin usaha Perseroan dicabut/ditarik kembali oleh instansi yang berwenang

atau tidak diperbaharui/diperpanjang lagi atau Perseroan menghentikanusahanya atau menangguhkan untuk sementara usahanya;

10. Barang yang menjadi jaminan untuk pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutang Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit disitaoleh instansi yang berwenang, baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atau harganya atau keadaannya menurun sehingga nilainya tidak cukup untuk menjamin hutang-hutang Perseroan;

11. Perseroan lalai untuk mengasuransikan atau memperpanjang asuransi barangyang menjadi jaminan pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutangnya Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;

12. Bilamana terjadi kerusakan atau kehancuran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atas barang yang diberikan sebagai jaminan untuk fasilitaskredit berdasarkan Perjanjian Kredit;

13. Perseroan telah lalai atau melanggar sesuatu ketentuan dalam sesuatu perjanjian lain mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Perseroan sebagai pihak yang meminjam ataupenanggung/menjamin dan bilamana kelalaian tersebut mengakibatkan ataumemberikan hak kepada pihak yang lain untuk menyatakan bahwa hutang atau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus dibayar kembali dengan seketika lunas sebelum tanggal jatuh tempo;

14. Bilamana rekening koran/giro Perseroan yang ada di Bank ditutup oleh Bank,karena sebab apapun;

15. Bilamana Perseroan menjaminkan atau menggadaikan atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga, barang yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkan perjanjian kredit tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank;

16. Perseroan mengubah anggaran dasar, susunan anggota Direksi dan Komisaris serta susunan para pemegang saham Perseroan tanpa pemberitahuan terlebihdahulu kepada Bank.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bank

Page 151: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

131

yang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:- Akta Kuasa untuk Menandatangani Akta Jaminan Fidusia Nomor 107 Tanggal

24 Januari 2011 yang dibuat oleh Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta;- Akta Pernyataan untuk Menandatangani Akta Jaminan Fidusia Nomor 108

Tanggal 24 Januari 2011 yang dibuat oleh Sugito Tedjamulja, SH., Notaris diJakarta.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Catatan : 1. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank atas kredit-kredityang telah diterima oleh Perseroan setelah tanggal Perjanjian ini berdasarkan Surat No. 078/BWKI/DIR-EXT/KRD/II/13 tanggal 6 Pebruari 2013.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungandengan pelaksanaan IPO berdasarkan Surat No. 986/BW/KRD-EXT/XI/13tanggal 15 Nopember 2013.

d. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 86 tanggal 31 Januari 2013 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Windu Kentjana International, Tbk (“Bank”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Installment Loan XIII (“IL XIII”) Jumlah Fasilitas : Rp1.776.000.000,-Jangka Waktu s.d : 42 bulan sejak tanggal pencairanBunga : IL XIII : 13% per tahun.Denda : 3% per bulan untuk setiap keterlambatan pembayaran kembali hutang pokok yang

tertunggak dan atas kelebihan penarikan fasilitas kredit;Pembatasan (Negative Covenants)

: Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga apa yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkanPerjanjian Kredit;Membubarkan perusahaan yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapat merubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagaian besar harta yang dimiliki Perseroan, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan usaha Perseroan secara normal;Mendirikan atau mengambil alih anak perusahaan atau melakukan investasi pada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian aset kecuali untuk demiberlangsungnya usaha Perseroan;Memberikan jaminan perusahaan dan meminjamkan uang kepada pihak lain,kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan;Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan.Menarik dana melampaui plafon fasilitas kredit yang telah ditentukan olehBank;

Hal-hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak untuk seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlahuang yang terhutang oleh Perseroan beeikut pengubahannya apbila terjadi salah satu sebab dibawah ini, yaitu:1. Bank dan Perseroan tidak tercapai persetujuan tentang besarnya bunga,

provisi, dan biaya-biaya yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Bankberdasarkan Perjanjian Kredit;

2. Sesuatu jumlah hutang pokok atau bunga atau lain-lain jumlah yang terhutangberdasarkan perjanjian kredit dan/atau promes yang dikeluarkan, tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dalam hal mana lewatnya waktu saja merupakan bukti yang sah dancukup bahwa Perseroan telah melalaikan kewajibannya;

3. Perseroan lalai memenuhi atau tidak memenuhi/belum cukup memenuhi syarat-syarat lain dalam Perjanjian Kredit dan/atau terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera dalam perjanjianjaminan yang dibuat berkenaan dengan Perjanjian Kredit;

4. Bilamana suatu pernyataan, surat keterangan atau dokumen yang diberikan dalam Perjanjian Kredit dan/atau dalam perjanjian jaminan yang berhubungan dengan Perjanjian Kredit, ternyata tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya dalam atau mengenai hal yang oleh Bank dianggap

Page 152: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

132

penting;5. Perseroan berdasarkan perjanjian kredit mengajukan permohonan untuk

dinyatakan dalam keadaan pailit atau penundaan pembayaran hutang kepadainstansi yang berwenang atau tidak membayar hutangnya kepada pihak ketiga yang telah dapat ditagih;

6. Bilamana kekayaan Perseroan seluruhnya atau sebagian disita oleh instansi yang berwenang;

7. Bilamana semata-mata menurut pertimbangan Bank keadaan keuanganPerseroan, bonafiditasnya dan solvabilitasnya mundur sehingga Perseroantidak dapat membayar hutangnya lagi;

8. Perseroan dibubarkan/dilikuidasi dan /atau dinyatakan pailit;9. Ijin usaha Perseroan dicabut/ditarik kembali oleh instansi yang berwenang

atau tidak diperbaharui/diperpanjang lagi atau Perseroan menghentikanusahanya atau menangguhkan untuk sementara usahanya;

10. Barang yang menjadi jaminan untuk pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutang Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit disitaoleh instansi yang berwenang, baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atau harganya atau keadaannya menurun sehingga nilainya tidak cukup untuk menjamin hutang-hutang Perseroan;

11. Perseroan lalai untuk mengasuransikan atau memperpanjang asuransi barangyang menjadi jaminan pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutangnya Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;.

12. Bilamana terjadi kerusakan atau kehancuran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atas barang yang diberikan sebagai jaminan untuk fasilitaskredit berdasarkan Perjanjian Kredit;

13. Perseroan telah lalai atau melanggar sesuatu ketentuan dalam sesuatu perjanjian lain mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Perseroan sebagai pihak yang meminjam ataupenanggung/menjamin dan bilamana kelalaian ersebut mengakibatkan atau memberikan hak kepada pihak yang lain untuk menyatakan bahwa hutang atau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus dibayar kembali dengan seketika lunas sebelum tanggal jatuh tempo;

14. Bilamana rekening koran/giro Perseroan yang ada di Bank ditutup oleh Bank,karena sebab apapun;

15. Bilamana Perseroan menjaminkan atau menggadaikan atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga, barang yang telah dijaminkan kepadaBank berdasarkan perjanjian kredit tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank;

16. Perseroan mengubah anggaran dasar, susunan anggota Direksi dan Komisaris serta susunan para pemegang saham Perseroan tanpa pemberitahuan terlebihdahulu kepada Bank.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank melalui Akta Jaminan Fidusia No. 87 tanggal 31 Januari 2013 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dimana Perseroan memberikan jaminan fidusia kepada Bankberupa 2 Unit Kendaraan Big Bus merk Mercedez OH 1626, Karoseri Rahayu Sentosa Tahun 2012, serta memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pihak Bank untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Catatan : Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan denganpelaksanaan IPO berdasarkan Surat No. 986/BW/KRD-EXT/XI/13 tanggal 15Nopember 2013

e. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 18 tanggal 6 Nopember 2013 yang dibuat di hadapan Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Windu Kentjana International, Tbk (“Bank”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman : Installment Loan XIV (“IL XIV”) Jumlah Fasilitas : Rp6.100.000.000,-Jangka Waktu s.d : 42 bulan sejak tanggal pencairanBunga : IL XIII : 13% per tahun.Denda : 3% per bulan untuk setiap keterlambatan pembayaran kembali hutang pokok yang

tertunggak dan atas kelebihan penarikan fasilitas kredit;

Page 153: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

133

Pembatasan (Negative Covenants)

: Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga apa yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkanPerjanjian Kredit;Membubarkan perusahaan yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapatmerubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagaian besar harta yang dimiliki Perseroan, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan usaha Perseroan secara normal;Mendirikan atau mengambilalih anak perusahaan atau melakukan investasi pada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian aset kecuali untuk demiberlangsungnya usaha Perseroan;Memberikan jaminan perusahaan dan meminjamkan uang kepada pihak lain, kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan;Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan.Menarik dana melampaui plafon fasilitas kredit yang telah ditentukan oleh Bank;

Hal-hal yang menyebabkan Berakhirnya Perjanjian

: Bank berhak untuk seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlahuang yang terhutang oleh Perseroan beeikut pengubahannya apabila terjadi salahsatu sebab dibawah ini, yaitu:1. Bank dan Perseroan tidak tercapai persetujuan tentang besarnya bunga,

provisi, dan biaya-biaya yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Bankberdasarkan Perjanjian Kredit;

2. Sesuatu jumlah hutang pokok atau bunga atau lain-lain jumlah yang terhutangberdasarkan perjanjian kredit dan/atau promes yang dikeluarkan, tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dalam hal mana lewatnya waktu saja merupakan bukti yang sah dan cukup bahwa Perseroan telah melalaikan kewajibannya;

3. Perseroan lalai memenuhi atau tidak memenuhi/belum cukup memenuhisyarat-syarat lain dalam Perjanjian Kredit dan/atau terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera dalam perjanjianjaminan yang dibuat berkenaan dengan Perjanjian Kredit;

4. Bilamana suatu pernyataan, surat keterangan atau dokumen yang diberikandalam Perjanjian Kredit dan/atau dalam perjanjian jaminan yang berhubungan dengan Perjanjian Kredit, ternyata tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya dalam atau mengenai hal yang oleh Bank dianggappenting;

5. Perseroan berdasarkan perjanjian kredit mengajukan permohonan untuk dinyatakan dalam keadaan pailit atau penundaan pembayaran hutang kepada instansi yang berwenang atau tidak membayar hutangnya kepada pihak ketiga yang telah dapat ditagih;

6. Bilamana kekayaan Perseroan seluruhnya atau sebagian disita oleh instansi yang berwenang;

7. Bilamana semata-mata menurut pertimbangan Bank keadaan keuanganPerseroan, bonafiditasnya dan solvabilitasnya mundur sehingga Perseroantidak dapat membayar hutangnya lagi;

8. Perseroan dibubarkan/dilikuidasi dan /atau dinyatakan pailit;9. Ijin usaha Perseroan dicabut/ditarik kembali oleh instansi yang berwenang atau

tidak diperbaharui/diperpanjang lagi atau Perseroan menghentikan usahanyaatau menangguhkan untuk sementara usahanya;

10. Barang yang menjadi jaminan untuk pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutang Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit disitaoleh instansi yang berwenang, baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atau harganya atau keadaannya menurun sehingga nilainya tidak cukup untukmenjamin hutang-hutang Perseroan;

11. Perseroan lalai untuk mengasuransikan atau memperpanjang asuransi barang yang menjadi jaminan pembayaran dan pembayaran kembali hutang-hutangnya Perseroan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;

12. Bilamana terjadi kerusakan atau kehancuran baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya atas barang yang diberikan sebagai jaminan untuk fasilitas kredit berdasarkan Perjanjian Kredit;

13. Perseroan telah lalai atau melanggar sesuatu ketentuan dalam sesuatu perjanjian lain mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang atau pemberian kredit dimana Perseroan sebagai pihak yang meminjam ataupenanggung/menjamin dan bilamana kelalaian ersebut mengakibatkan atau

Page 154: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

134

memberikan hak kepada pihak yang lain untuk menyatakan bahwa hutangatau kredit yang diberikan dalam perjanjian tersebut menjadi harus dibayar kembali dengan seketika lunas sebelum tanggal jatuh tempo;

14. Bilamana rekening koran/giro Perseroan yang ada di Bank ditutup oleh Bank,karena sebab apapun;

15. Bilamana Perseroan menjaminkan atau menggadaikan atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga, barang yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkan perjanjian kredit tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank;

16. Perseroan mengubah anggaran dasar, susunan anggota Direksi dan Komisarisserta susunan para pemegang saham Perseroan tanpa pemberitahuan terlebihdahulu kepada Bank.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank melalui:1. Akta Jaminan Fidusia No. 19 tanggal 6 Nopember 2013 yang dibuat di hadapan

Sugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dimana Perseroan memberikanjaminan fidusia kepada Bank berupa 3 Unit Kendaraan big bus merk MercedezOH 1836 Tahun 2013, serta memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pihak Bank untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut.

2. Akta Jaminan Fidusia No. 20 tanggal 6 Nopember 2013 yang dibuat di hadapanSugito Tedjamulja, SH., Notaris di Jakarta dimana Perseroan memberikanjaminan fidusia kepada Bank berupa 3 Unit Kendaraan big bus merk MercedezOH 1526 Tahun 2013, serta memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pihak Bank untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Catatan : Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan denganpelaksanaan IPO berdasarkan Surat No. 986/BW/KRD-EXT/XI/13 tanggal 15Nopember 2013

f. Akta Perjanjian Kredit Pemilikan Mobil No. 0636/Krd/JJBSD/06/2012 tanggal 21 Juni 2012 yang dibuat di bawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Bank Jasa Jakarta (“Bank”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”)

Jenis Pinjaman / Fasilitas : Kredit Pemilikan Kendaraan OperasionalJumlah Fasilitas : Rp668.800.000,-Jangka Waktu s.d : 21 Mei 2015Bunga : 4,33% per annum.Denda : 8% ditambah suku bunga yang berlaku pada saat itu dan terhitung sejak tanggal

keterlambatan pembayaran.Pembatasan (Negative Covenants)

: Membubarkan badan usaha Perseroan ;Melakukan merger atau akuisisi dengan perusahaan lain ;Mengalihkan kepemilikan perusahaan kepada pihak lain diluar pemegang saham sekarang ini;Melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo (prepayment) atas setiaphutang kepada pihak ketiga, kecuali untuk transaksi yang umum dalam perusahaan;Membagikan dividen atau sejenisnya untuk jumlah di atas 50% (lima puluh persen) dari pendapatan bersih tahun yang berjalan;Melakukan investasi di luar bidang usaha Perseroan;Menjaminkan kepada bank lain dan/atau pihak ketiga manapun juga atas barang jaminan yang telah diserahkan kepada Bank untuk jaminan fasilitas kredit ini;Menarik dana melampaui plafond yang telah ditentukan oleh Bank;Merubah bentuk dan/atau status Perseroan.

Kejadian Kelalaian : Menyimpang daripada jangka waktu dan penghentian perjanjian, Bank berhak untuk dengan segera menghentikan perjanjian ini serta perjanjian-perjanjian lainyang bersangkutan, apabila:

Angsuran hutang pokok dan/atau bunga dan/atau jumlah yang terhutang lain yang timbul berdasarkan perjanjian ini tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan cara sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian ini dan/atau perubahan dan/atau pembaharuannya dan/atau perpanjangannya, dimana lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti yang cukup dan sah bahwa Perseroan telah melalaikan kewajibannya;Perseroan telah melanggar atau tidak dapat memenuhi peraturan-

Page 155: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

135

peraturan/ketentuan-ketentuan dan kebiasaan-kebiasaan Bank mengenaiperjanjian kredit yang telah maupun yang akan berlaku pada Bank atau telah dan akan ditetapkan oleh Bank Indonesia, atau apabila ternyata lalai di dalam melaksanakan kewajibannya sesuai syarat-syarat dan ketentuan dalamperjanjian serta perjanjian-perjanjian lainnya yang bersangkutan maupun syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan tentang pemberian jaminan;Harta milik Perseroan baik sebagian maupun seluruhnya diletakkan sita eksekusi, sita jaminan, ataupun sitaan dalam bentuk dan karena alasanapapun juga, baik oleh pengadilan maupun oleh instansi yang berwenang lainnya;Harta kekayaan atau nilai barang yang dijaminkan Perseroan menurutpertimbangan Bank dapat membahayakan pemberian kredit tersebut, meninggalkan tempat tinggalnya dengan tidak meninggalkan kuasa, dibubarkan/dilikuidasi (mengenal badan hukum) atau kehilangan hak untuk menguasai harta bendanya;Likuiditas Bank dan keadaan tidak mengijinkan dikarenakan force majeure,keadaan krisis, kemacetan likuiditas atau kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah di bidang ekonomi/moneter;Bilamana suatu keterangan, pernyataan, surat keterangan atau dokumen yang diberikan dalam perjanjian termasuk perubahannya dan/atau pembaharuannya dan/atau perjanjian pemberian jaminan yang berhubungandengan perjanjian ternyata tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi Bank;Perseroan masuk dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Jaminan : Untuk menjamin pembayaran kembali hutang Perseroan kepada Bank yang timbulberdasarkan Perjanjian Kredit ini, Perseroan memberikan jaminan kepada Bankyang cukup memuaskan dan dapat diterima oleh Bank dengan rincian sebagai berikut:

Jaminan Fidusia terhadap 1 (satu) unit mobil Mercedes Benz SLK-200 denganNo. Pol. B 2066 RFP berdasarkan Perjanjian Pemberian Jaminan Fidusia tertanggal 21 Juni 2012 yang dibuat di bawah tangan (”Akta Jaminan Fidusia”), termasuk pemberian kuasa dari Perseroan kepada Bank untukmenghadap Notaris guna mencatatkan Akta Jaminan Fidusia dalam bentuk akta notariil serta mendaftarkannya ke Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Catatan : 1. Larangan Pembagian Dividen diatas 50% pendapatan bersih tahun berjalan berada di luar kebijakan pembagian dividen sebagaimana tercantum dalamProspektus. Karenanya tidak akan merugikan Pemegang Saham Publik.

2. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan Pengangkatan atasPembatasan dalam Perjanjian Kredit dari Bank sehubungan dengan perubahan dalam pemilikan saham, Direksi/Komisaris dan Anggaran Dasar PERSEROANsebagaimana tercantum dalam Surat No. 3377/DIRDK/ VI/2013 tanggal 13 Juni 2013.

3. Perseroan telah mendapatkan Surat Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, Persetujuan Pengesampingan Pembatasan dan Persetujuan IPO sebagaimana tercantum dalam Surat No. 6144/DIRDK/XI/13 tanggal 26 Nopember 2013.

2. Perjanjian Kerjasama

a. Perjanjian Kerjasama Pekerjaan Operator Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3 Nomor 355/-1.811.125 tanggal 24 Nopember 2011 yang dibuat dibawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Kepala Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta (”DISHUB”);2. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)

Ruang Lingkup : DISHUB memberikan ijin trayek angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3 kepada Perseroan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada dibawah koordinasi dan pengawasan Perseroan.

Hak dan Kewajiban Perseroan

: Hak:1. Memperoleh bimbingan teknis dari DISHUB yang dibutuhkan dalam kaitannya

dengan pelaksanaan pengoperasian angkutan feeder busway;2. Memperoleh ijin trayek sebagai angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan

Rute 3 yang berlaku selama masa perjanjian;3. Memperoleh kartu pengawasan angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan

Rute 3;

Page 156: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

136

4. Memperoleh kartu izin usaha angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3;

5. Memperoleh pendapatan dari hasil penjualan tiket angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3.

Kewajiban:1. Menyediakan armada bus Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3

sebanyak 15 unit sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan selambat-lambatnya 90 hari kalender sejak ditandatangani perjanjian ini;

2. Mengoperasikan angkutan Feeder Busway pada Rute 1, Rute 2, dan Rute 3 paling lambat tanggal 22 September 2011;

3. Mengoperasikan kendaraan sesuai izin trayek dan waktu perjalanan yang telah ditetapkan;

4. Menyerahkan laporan bulanan tentang realisasi jumlah penumpang dan pengoperasian angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3 selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya;

5. Memberitahukan kepada DISHUB apabila akan menghentikan pengoperasian trayek dalam waktu minimal 3 bulan sebelum berhenti operasi;

6. Tidak diperbolehkan untuk mengalihkan sebagian atau seluruhnya kewajiban dan tanggung jawab yang disyaratkan dan timbul dari perjanjian ini kepada pihak manapun dan oleh karena sebab apapun;

7. Memberikan laporan kegiatan operasional bulanan selambat-lambatnyatanggal 10 pada bulan berikutnya dan informasi lain yang diminta oleh Dinas Perhubungan;

8. Menyelesaikan setiap kecelakaan yang terjadi, sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

9. Menyediakan dan memelihara kondisi Pool Bus yang layak dan didukung dengan fasilitas penunjang yang memadai;

10. Membayar semua kewajiban-kewajiban finansial Operator Bus kepada pihakketiga terkait Jasa Operator/Kontrak ini terpenuhi secara tepat waktu;

11. Membebaskan dan melindungi DISHUB dari segala macam tuntutan, tagihan kerugian atau biaya-biaya oleh pihak ketiga pelaksanaan kontrak ini.

Berakhirnya Perjanjian : Berakhirnya Perjanjian Lebih Awal:1. Perseroan dinyatakan dalam keadaan pailit oleh suatu putusan pengadilan;2. Perseroan melakukan pelanggaran berat dalam hal penyelenggaraan ijin

trayek dan operasional angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3;3. Pelanggaraan berat berupa pelanggaran terhadap kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh Perseroan dan pelanggaran terhadap sistem operasional yang ditetapkan oleh BLU TransJakarta Busway.

Pemutusan Perjanjian Secara Sepihak:1. Dalam jangka waktu 90 hari kalender Perseroan tidak dapat menyediakan

armada untuk operasional angkutan Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3;

2. Setelah diberikan peringatan/teguran tertulis sebanyak 3 kali berturut-turutoleh DISHUB tetapi Perseroan tetap tidak mengindahkan;

3. Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan DISHUB sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini;

4. Perseroan nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan pekerjaan;5. Perseroan telah menyerahkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada pihak

lain tanpa persetujuan tertulis dari DISHUB.Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYurisdiksi Penyelesaian Sengketa

: Badan Arbitrase nasional Indonesia (BANI)

Catatan : 1. DISHUB mengadakan seleksi umum pemberian izin trayek untuk pengadaanoperator feeder busway rute 1, rute 2, dan rute 3;

2. Perseroan menawarkan diri untuk menjadi Operator Feeder Bus Way Rute 1, Rute 2, dan Rute 3 melalui selelsi umum dan berhasil menjadi pemenang dalam seleksi tersebut, berdasarkan Surat Panitia Pengadaan Barang dan JasaLainnya, Nomor 11/PU/PPBJ/BAD-01/2011 tanggal 14 April 2011 dan Surat Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta selaku Pemberi Tugas, Nomor 343/-1.811.125 tanggal 27 April 2011.

b. Perjanjian Kerjasama Untuk Operasional TransJakarta Busway Koridor 5 Dan 7 tanggal 16 Januari 2008 yang dibuat dibawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. Badan Layanan Umum TransJakarta Busway (”BLU TransJakarta”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)

Tujuan : Untuk bekerjasama dengan Perseroan yang diberikan hak non-eksklusif bersamaoperator bus lainnya dalam memberikan pelayanan umum transportasi darat bagi

Page 157: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

137

penumpang di wilayah DKI Jakarta dengan menerapkan Sistem TransJakarta berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku.

Jangka Waktu s.d : 16 Januari 2015Hak dan Kewajiban Perseroan

: Hak Perseroan:1. Beroperasi di Koridor Busway secara non eksklusif atas perintah tertulis BLU

TransJakarta;2. Menerima pendapatan sesuai dengan perhitungan Kilometer Tempuh yang

telah diverifikasi oleh BLU TransJakarta dan Rupiah per Kilometer yang telah disetujui oleh BLU TransJakarta;

3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mendukung operasional busway atas persetujuan BLU TransJakarta;

4. Menempatkan iklan, promosi dan informasi di bagian dalam Bus, setelah melalui prosedur dan mendapatkan ijin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dari pihak yang berwenang di Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan memperoleh rekomendasi dari BLU TransJakarta terkait denganbentuk dan tata letaknya.

Kewajiban Perseroan:1. Mengadakan kendaraan sesuai dengan jumlah dan spesifikasi teknis;2. Bertanggungjawab, menanggung resiko dan kerugian atas Perjanjian ini

dan/atau perjanjian kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain;3. Memiliki dana (modal kerja) yang cukup untuk kegiatan operasional

perusahaan sekurang-kurangnya untuk selama 6 bulan ke depan;4. Menanggung kerugian yang diderita oleh BLU TransJakarta yang disebabkan

oleh wanprestasi;5. Menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada BLU TransJakarta Busway yang

dikeluarkan oleh bank pemerintah sebesar sekurang-kurangnya 5% dari 80%Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebagaimana disyaratkan dalam dokumen lelang BLU TransJakarta;

6. Memperoleh ijin Operasi untuk kendaraan dan ijin-ijin lainnya, selambat-lambatnya 1 bulan sebelum dimulainya operasional bus;

7. Memberikan laporan kegiatan operasional dan keuangan setiap bulannya (termasuk laporan dan bukti atas pemenuhan kewajiban yang terkait dengan perjanjian ini) selambat-lambatnya tanggal 10 pada bulan berikutnya daninformasi lain yang diminta oleh BLU TransJakarta;

8. Mengijinkan dan memberikan akses seluas-luasnya kepada BLU TransJakarta,instansi lain yang berwenang, dan atau auditor independen yang ditunjuk oleh BLU TransJakarta untuk memperoleh segala bentuk informasi yang berkaitan dengan pengoperasian bus;

9. Menyediakan asuransi kecelakaan dan menanggung kerugian yang diakibatkannya;

10. Menyediakan dan memelihara kondisi Pool Bus yang layak dan didukung dengan fasilitas penunjang yang memadai;

11. Memastikan agar semua kewajiban-kewajiban finansial Perseroan kepadapihak ketiga terpenuhi secara tepat waktu;

12. Menanggung seluruh kerugian akibat kerusakan sarana dan prasarana yang disebabkan oleh kelalaian Perseroan dalam mengoperasikan kendaraan;

13. Mengijinkan BLU TransJakarta melakukan pengawasan terhadap pemeliharaan dan perawatan bus;

14. Mengoperasikan bus pada koridor atau rute sebagaimana yang ditentukan oleh BLU TransJakarta;

15. Melaksanakan Standar Prosedur Operasi.Kepemilikan Bus dan Mekanisme Pembiayaan

: 1. Setelah jangka waktu Perjanjian Kerjasama ini berakhir, para pihak sepakat bahwa nilai residu bus adalah sebesar 20% dari harga awal perolehan Bus;

2. Setelah berakhirnya perjanjian ini, BLU TransJakarta mempunyai opsi untuk memiliki bus dengan membayar nilai residu bus sebesar 20% dari harga awal bus;

3. Apabila bus diperoleh atau dibeli, maka bus tersebut tidak akan dijadikan sebagai jaminan kepada lemabaga keuangan manapun;

4. Penggunaan mekanisme pembiayaan untuk akuisisi Bus oleh Perseroan dalamsituasi apapun tidak akan mengubah tanggung jawab dari Perseroan untukkelancaran operasional Sistem TransJakarta Busway, terutama yang berkenaan dengan ketersediaan jumlah Bus, pelaksanaan Sistem Prosedur Operasi dan Sistem Pelayanan Minimal;

5. Hak gadai atau hak jaminan lainnya yang dapat diberikan oleh Perseroanhanya pada aset Perseroan yang digunakan untuk menyediakan layanan dan pada penghasilan yang diterima oleh Perseroan atau yang diharapkan akanditerima oleh pihaknya, dengan tidak mempengaruhi penyediaan layanansistem TransJakarta Busway.

Jaminan dan Asuransi : Jaminan:

Page 158: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

138

Perseroan harus menyerahkan jaminan pelaksanaan atas nama BLU TransJakarta yang dikeluarkan oleh Bank Pemerintah, yang melindunginya dari kewajiban dan tanggung jawabnya dengan nilai jaminan pelaksanaan Rp1.680.000.000,00Asuransi:Perseroan harus mengasuransikan semua bus yang terdapat dalam armadanya yang digunakan pada sistem TransJakarta Busway dan Perseroan akanmenyerahkan fotokopi polis asuransi setiap bus beserta setiap perubahan, dan/atauperpanjangannya kepada BLU TransJakarta.

Pengakhiran Perjanjian : Pengakhiran Perjanjian Sebelum Waktunya:1. Apabila Perseroan didiskualifikasi karena kelalaian atau kesalahannya dalam

melaksanakan kewajibannya dalam pengoperasian bus atau tidak mampumengalihkan perjanjian ini sewaktu mengalami diskualifikasi;

2. Apabila perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku atau dibatalkan oleh pihak yang berwenang;

3. Apabila BLU TransJakarta mengakhiri perjanjian ini secara sepihak sesuai syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian;

4. Apabila pelaksanaan dari perjanjian ini menjadi tidak memungkinkan bagi salah satu dari para pihak;

5. Apabila salah satu pihak telah meminta pengakhiran sebelum waktunya dari Perjanjian sehubungan dengan penangguhan pelaksanaannya selama jangkawaktu berturut-turut lebih dari 6 bulan;

6. Berdasarkan kesepakatan bersama diantara para pihak;Pengakhiran Perjanjian Sebelum Waktunya Sehubungan Dengan Pelanggaran Oleh Perseroan:1. Sehubungan dengan likuidasi atau pembubaran Perseroan secara sukarela

atau wajib;2. Apabila Perseroan melakukan penggabungan, pemecahan (spin-off),

pengambilalihan atau mengubah maksud dan tujuan Perseroannya tanpa ijintertulis dan tegas sebelumnya dari BLU TransJakarta, kecuali dalam rangka Penawaran Umum Yang Diperbolehkan;

3. Apabila Perseroan, para pemegang sahamnya atau mitranya menjual, memindahkan atau dalam hal apapun, melakukan perubahan kepemilikan lebih dari 10% dari saham atau modal dasar atau modal disetor tanpa wewenang tertulis dan tegas sebelumnya dari BLU TransJakarta, kecuali dalam rangka Penawaran Umum Yang Diperbolehkan;

4. Apabila Perseroan melalaikan kewajibannya atau menolak untuk beroperasi, atau tidak dapat memenuhi (melanggar) ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini;

5. Setiap pelanggaran oleh Perseroan terhadap kewajibannya yangmembahayakan penyediaan layanan umum transportasi yang aman pada Sistem TransJakarta berdasarkan ketentuan bagi para pengguna;

6. Tidak adanya pembaruan Jaminan Pelaksanaan sesuai jadwal atau penambahan Jaminan Pelaksanaan sesuai jumlah yang dipersyaratkan, sehingga menyebabkan kekosongan dalam Jaminan Pelaksanaan;

7. Karena alasan lain yang ditetapkan dalam Perjanjian ini yang emungkinkan pengakhiran sebelum waktunya.

Pengakhiran Perjanjian Sebelum Waktunya Sehubungan Dengan Pelanggaran OlehBLU TransJakarta:Perseroan dapat meminta pengakhiran sebelum waktunya atas perjanjian ini apabila BLU TransJakarta melakukan pelanggaran serius terhadap kewajibannya berdasarkan perjanjian ini. Keseriusan pelanggaran tersebut akan dinyatakansebelumnya oleh Arbiter dengan mempertimbangkan kepentingan umum dan tujuan pelayanan umum yang disediakan oleh Sistem TransJakarta. Perseroan tetapmemiliki kewajiban untuk beroperasi selama jangka waktu maksimal 6 bulan sejak Perseroan mengajukan permohonan ke arbiter.Pengakhiran Perjanjian Sehubungan Dengan Keadaaan Kahar:BLU TransJakarta dapat meminta pengakhiran sebelum waktunya atas perjanjian ini sehubungan dengan keadaan kahar, pemenuhan setiap kewajiban yang mendasari yang telah disepakati dalam dokumen ini tidak memungkinkan. Dalam hal ini, Para Pihak tidak berkewajiban memberikan ganti rugi kepada pihak lain.Pengakhiran Perjanjian Yang Disepakati Bersama Oleh Para Pihak:Para Pihak dapat mengakhiri perjanjian atas dasar kesepakatan bersama. Untuktujuan ini, kesepakatan bersama dipahami sebagai pernyataan tertulis yang jelas, tegas, dan tidak mendua artinya mengenai tujuan para pihak untuk mengakhiri perjanjian ini dan untuk membebaskan pihak lain dari kewajiban yang dpata dipikul atas namanya. Dalam hal ini, Para Pihak sesuai pengakhiran perjanjian ini harus mencapai kata sepakat atas pemebrian ganti rugi, jika ada.Pengakhiran Sepihak:1. Perseroan dinyatakan pailit oleh pengadilan yang berwenang;

Page 159: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

139

2. Perseroan menolak beroperasi atau mogok dan BLU TransJakarta telahmemberikan surat peringatan, namun sampai dengan batas waktu yang ditentukan dalam surat peringatan tersebut, Perseroan tetap menolakberoperasi atau tidak bersedia menghentikan aksi mogoknya tersebut.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaYuridiksi Pengadilan : Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

c. Perjanjian Kerjasama Penyediaan Jasa Perawatan dan Perbaikan Armada Bus antara PT Eka Sari Lorena Transport dengan PT Putrajaya Damai Sejahtera No. 02/PERJ/ESLT-PDS/X/11 tanggal 01 Oktober 2011, yang dibuat dibawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Putrajaya Damai Sejahtera (“Pihak yang Merawat”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Latar Belakang : 1. Perseroan adalah pemilik atas Armada Bus, sebagaimana disebutkan padaObyek Perawatan, yang dioperasikan pada jalur-jalur feeder busway Rute 1(Sentra Primer Barat), Rute 2 (Tanah Abang-Balai Kota) dan Rute 3 (KawasanSCBD Senayan) berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Pekerjaan Operator Feeder Busway Rute 1, Rute 2, dan Rute 3 antara Perseroan dengan DinasPerhubungan Propinsi DKI Jakarta c.q. Bidang Angkutan Darat memerlukan perawatan dan perbaikan untuk Armada Bus-nya;

2. Pihak yang Merawat telah ditunjuk sebagai Penyedia Jasa Perawatan dan Perbaikan Armada Bus Perseroan.

Obyek Perawatan : 15 unit kendaraan bus merek Hino Type Medium Bus (“Armada Bus”)Ruang Lingkup : 1. Perawatan dan Perbaikan Armada Bus (termasuk ban)

2. Perbaikan Body Armada Bus karena kecelakaanJangka waktu : 01-10-2011 s/d 30-09-2018Imbalan Jasa : Rp650,- dikalikan jumlah keseluruhan penumpang Armada Bus sesuai dengan

verifikasi dari Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta c.q. Bidang Angkutan Darat kepada Perseroan setiap bulannya selama berlaku kontrak.

Cara Pembayaran : 1. Imbalan Jasa perbaikan body Armada Bus karena kecelakaan akan dibahas kasus per kasus berdasarkan kesepakatan para pihak;

2. Pembayaran Imbalan Jasa dilakukan oleh Perseroan selambat-lambatnya 7hari kerja setiap bulannya sejak Perseroan menerima pembayaran dari Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta c.q. Bidang Angkutan Darat;

3. Pada setiap pembayaran Imbalan Jasa, Perseroan akan memungut danmemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah tagihan Imbalan Jasa.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaPenyelesaian Sengketa : Badan Arbitrase Nasional Indonesia

d. Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak SPBU No. 24.321.112 tanggal 1 Nopember 2010 jis. Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak SPBU No. 24.321.112 tanggal 1 Nopember 2012 dan Addendum Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak SPBU No. 24.321.112 tanggal 24 Januari 2013, yang ketiganya dibuat di bawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)2. SPBU Baturaja No. 24.321.112 ( ”SPBU”)

Maksud dan Tujuan : Dalam rangka menunjang kegiatan usaha dan operasional armada transportasi milik Perseroan dalam bidang jasa transportasi dan jasa pengiriman barang, maka SPBU menyediakan pelayanan untuk pengisian bahan bakar minyak solar bagi armada transportasi milik Perseroan.

Jangka Waktu s.d : 31 Oktober 2014Ruang Lingkup : 1. SPBU bersedia dan sanggup untuk menyediakan fasilitas dan sarana pada saat

armada transportasi milik Perseroan sedang melakukan pengisian bahan bakar minyak solar di SPBU; dan

2. SPBU bersedia menyediakan tempat dan membantu Perseroan dalam hal melakukan upaya penanganan pada saat armada transportasi milik Perseroanmengalami kecelakaan dan atau kerusakan, dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan kepala cabang/ perwakilan perusahaan armada transportasi milik Perseroan yang terdekat.

Hak Perseroan : 1. Berhak didahulukan kepentingan dari armada transportasinya dalam hal pengisian bahan bakar minyak solar oleh SPBU

2. Berhak mendapatkan rekapitulasi harian dan juga bon printed asli oleh SPBU3. Berhak atas pelayanan terbaik selama 24 jam pada saat armada transportasi

Page 160: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

140

e. Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak SPBU No. 546.1120 tanggal 1 Nopember2010 jo. Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak SPBU No. 546.1120 tanggal 1 Nopember 2012, yang dibuat di bawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

f. Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak tanggal 2 Desember 2013, yang dibuat di bawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

milik Perseroan melakukan pengisian bahan bakar di tempat SPBUCara Pembayaran : 1. Perseroan akan membayarkan bahan bakar yang telah dipergunakan oleh

armada transportasi milik Perseroan kepada SPBU setiap hari Senin pada minggu berikutnya setelah tagihan diterima oleh Perseroan, dengan terlebih dahulu SPBU mengirimkan dan menyertakan Invoice tagihan dan rekapitulasi harian pengisian bahan bakar minyak solar dengan melampirkan bon printed (asli) kepada Perseroan setiap hari Kamis setelah periode pengisian bahan bakar minyak solar kepada armada transportasi Perseroan;

2. Jangka waktu untuk pengisian bahan bakar minyak solar bagi armada transportasi milik Perseroan yaitu hari Kamis sampai dengan hari Rabu, dan pengiriman penagihan kepada Perseroan dilakukan pada hari Kamis setelah periode pengisian bahan bakar minyak solar kepada armada transportasi milik Perseroan;

3. Pending pembayaran yang dilakukan oleh Perseroan kepada SPBU adalah satu periode atau satu minggu; dan

4. Pembayaran tagihan yang dilakukan oleh Perseroan kepada SPBU harus sesuai dengan rekapitulasi tagihan dari SPBU.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaPenyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)2. SPBU No. 546.1120 (”SPBU”)

Maksud dan Tujuan : Dalam rangka menunjang kegiatan usaha dan operasional armada transportasi milik Perseroan dalam bidang jasa transportasi dan jasa pengiriman barang, maka SPBU menyediakan pelayanan untuk pengisian bahan bakar minyak solar bagi armada transportasi milik Perseroan

Jangka Waktu s.d : 31 Oktober 2014Ruang Lingkup : 1. SPBU bersedia dan sanggup untuk menyediakan fasilitas dan sarana pada saat

armada transportasi milik Perseroan sedang melakukan pengisian bahan bakar minyak solar di SPBU; dan

2. SPBU bersedia menyediakan tempat dan membantu Perseroan dalam hal melakukan upaya penanganan pada saat armada transportasi milik Perseroanmengalami kecelakaan dan atau kerusakan, dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan kepala cabang/ perwakilan perusahaan armada transportasi milik Perseroan yang terdekat.

Hak Perseroan : 1. Berhak didahulukan kepentingan dari armada transportasinya dalam hal pengisian bahan bakar minyak solar oleh SPBU

2. Berhak mendapatkan rekapitulasi harian dan juga bon printed asli oleh SPBU3. Berhak atas pelayanan terbaik selama 24 jam pada saat armada transportasi

milik Perseroan melakukan pengisian bahan bakar di tempat SPBUCara Pembayaran : 1. Perseroan akan membayarkan bahan bakar yang telah dipergunakan oleh

armada transportasi milik Perseroan kepada SPBU setiap hari Rabu dengan terlebih dahulu SPBU mengirimkan dan menyertakan Invoice tagihan dan rekapitulasi harian pengisian bahan bakar minyak solar dengan melampirkan bon printed (asli) kepada Perseroan setiap hari Minggu; dan

2. Jangka waktu untuk pengisian bahan bakar minyak solar bagi armada transportasi milik Perseroan yaitu hari Minggu sampai dengan hari Sabtu, dan periode penagihan dilakukan pada hari Minggu setelah periode pengisian bahan bakar minyak solar kepada armada transportasi milik Perseroan.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaPenyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)2. CV Tsumma Jaya Dua (”TJD”)

Maksud dan Tujuan : Dalam rangka menunjang kegiatan usaha dan operasional armada transportasi milik Perseroan dalam bidang jasa transportasi dan jasa pengiriman barang, maka TJD menyediakan pelayanan untuk pengisian bahan bakar minyak solar bagi armada transportasi milik Perseroan.

Page 161: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

141

g. Perjanjian Rumah Makan*

No Para Pihak Tanggal Jangka waktu Biaya1. 1. PT Eka Sari Lorena

Transport(”Perseroan”)2. Rumah Makan Siang

Malam – Kalianda (”RM SM”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service Makan: Rp6.000,-3. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM SM

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 40% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah Rp1.000.000,- sepenuhnya menjadi tanggungan RM SM.

2. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Mustika Indah (”RM MI”)

02-05-2012 s/d 02-05-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service Makan: Rp7.000,-3. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka para

pihak sepakat untuk:a. Biaya kecelakaan di bawah atau sama dengan

Rp. 500.000,- (lima ratus ribu) sepenuhnya ditanggung oleh RM MI.

b. Biaya kecelakaan lebih dari Rp. 500.000,-(lima ratus ribu) maka 40% ditanggung oleh RM MI.

3. 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)

2. Rumah Makan Salero Basamo (”RM SB”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM SB

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 40% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah Rp1.000.000,- sepenuhnya menjadi tanggungan RM SB.

4. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Mega Sari (”RM MS”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan, maka RM MS

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 50% dari total biaya maksimal Rp10.000.000,-termasuk biaya pencabutan perkara dan biaya korban sepenuhnya menjadi tanggungan RM MS;

3. Biaya kecelakaan yang diatas atau lebih dari Rp10.000.000,- RM MS akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar Rp5.000.000,-.

5. 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan, maka RM PSKA

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar

Jangka Waktu s.d : 31 Oktober 2014Ruang Lingkup : Perseroan dan TJD sepakat untuk bekerjasama dalam hal pengadaan BBM Solar

dimana TJD sepakat untuk menyediakan BBM Solar di SPBU yang akan digunakan untuk pengisian BBM Solar Armada Transportasi dengan sistem pembayaran berjangka.

Hak & Kewajiban Perseroan : 1. Untuk melancarkan kerjasama ini, Perseroan bertanggung jawab mengatur agar armada transportasi milik Perseroan melakukan pembelian/pengisian BBM Solar di SPBU yang dikelola oleh TJD pada waktu yang ditentukan oleh Perseroan;

2. Perseroan akan memimipin armada transportasi untuk bersedia mengisi/membeli BBM Solar di SPBU, dengan ketentuan dan aturan yang telah disepakati;

3. Perseroan wajib mengingatkan operator SPBU sebelum mulai pengisian BBM Solar berdasarkan nomor produk dan kode bus armada transportasi sehingga struk printer yang tercetak akan terekap pada sistem komputerisasi SPBU.

4. TJD berhak melakukan koordinasi dengan Perseroan dalam hal ini penyediaan daftar nomor produk dan kode bus armada transportasi yang akan melakukan pengisian BBM Solar, dengan menggunakan Surat Perintah Pengisian Bahan Bakar Minyak untuk setiap armada Transportasi yang akan melakukan pengisian di BBM Solar SPBU;

5. Untuk melancarkan kerjasama sehubungan dengan perjanjian ini Perseroanakan menyediakan petugas dari pihak Perseroan untuk memastikan armada transportasi mengisi Solar di SPBU.

Cara Pembayaran : Perseroan akan melakukan pembayaran kepada TJD dengan cara memberikan 4 lembar cek mundur per tanggal setiap bulan, dimana setiap cek digunakan untuk pembelian BBM Solar selama 7 (tujuh) hari, selisih antara realisasi dan cek akan dilakukan rekonsilisasi setiap bulan.

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaPenyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Page 162: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

142

No Para Pihak Tanggal Jangka waktu Biaya2. Rumah Makan Pagi

Sore Kayu Agung (”RM PSKA”)

50% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah Rp1.000.000,- sepenuhnya menjadi tanggungan RM PSKA.

6. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Taman Sari Pamanukan (”RM TSP”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service Makan untuk penumpang kelas

bisnis dan VIP: Rp7.500,- dan 3. Biaya Service Makan untuk penumpang kelas

eksekutif dan super eksekutif: Rp9.500,- dan 4. Dalam hal terjadinya kecelakaan, maka RM TSP

akan menanggulangi biaya kecelakaan apabiladibawah atau sama dengan Rp1.000.000,- dan biaya kecelakaan diatas atau lebih dari Rp1.000.000,-, RM TSP akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 50%.

7. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Taman Sari Tuban (”RM TST”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service Makan: Rp9.500,-3. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM TST

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 50% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah Rp500.000,- sepenuhnya menjadi tanggungan RM TST.

8. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Musi Indah (”RM MSI”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM MSI

akan menanggulangi semua biaya yang timbul.

9. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Siang Malam Baturaja (”RM SMB”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM SMB

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 40% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah Rp1.000.000,- menjadi tanggungan RM SMB.

10. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Puritama (”RM Puritama”)

31-10-2013 s/d 30-10-2015 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service makan sebesar Rp9.000,-3. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM Purita

akan menanggulangi biaya sebesar:30% jika biaya kecelakaan sebesar Rp10.000.000,-;20% jika biaya kecelakaan sebesar Rp10.000.000,- s/d Rp20.000.000,-10% dari RM Puritama jika biaya kecelakaan sebesar Rp20.000.000,- s/d Rp30.000.000,-.

11. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Utama Caruban (”RM UC”)

20-08-2013 s/d 19-08-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service makan sebesar Rp9.000,-3. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM UC

akan menaggulangi biaya yang timbul sebesar 25% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah Rp1.000.000,- sepenuhnya menjadi tanggungan RM UC.

12. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Sendang Wungu (”RM SW”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Biaya Service makan sebesar Rp9.500,-;3. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM SW

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 50% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah atau sama dengan Rp500.000,-sepenuhnya menjadi tanggungan RM SW.

13. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Simpang Raya (”RM SR”)

01-11-2013 s/d 31-10-2014 Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM SR akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 50%.

14. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Angin Berhembus (”RM AB”)

17-11-2012 16-11-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM AB

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 30% sedangkan biaya kecelakaan yang timbul dibawah atau sama dengan Rp1.000.000,-sepenuhnya menjadi tanggungan RM AB.

15. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

01-01-2014 s/d 31-12-2014 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-2. Dalam hal terjadinya kecelakaan maka para

Page 163: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

143

No Para Pihak Tanggal Jangka waktu Biaya2. Rumah Makan Tuah

Sakato (”RM TS”)pihak sepakat untuk:a. Biaya kecelakaan di bawah atau sama dengan

Rp. 1.000.000,- sepenuhnya ditanggung oleh RM TS.

b. Biaya kecelakaan lebih dari 1.000.000,- maka 50% ditanggung oleh RM TS.

16. 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)

2. Rumah Makan Candirsari Group (”RM CG”)

30-06-2012 s/d 30-06-2014 1.Biaya Kontribusi: Rp1.250,-;2.Dalam hal terjadinya kecelakaan maka RM CG

akan menanggulangi biaya yang timbul sebesar 25%.

17. 1. PT Eka Sari Lorena Transport(”Perseroan”)

2. Rumah Makan Bayang Bulian (”RM BB”)

08-11-2013 s/d 07-11-2015 1. Biaya Kontribusi: Rp1.250,-;2. Dalam hal terjadinya kecelakaan dengan biaya

tanggungan di bawah atau sama dengan Rp1.000.000,-, maka RM BB akan menanggulangi sepenuhnya;

Dalam hal terjadi kecelakaan dengan biaya yang timbul sebesar lebih Rp1.000.000,- maka RM BB bersedia menanggung sebesar 15%.

*) Keterangan

Fasilitas Khusus oleh RM : 1. Menyediakan lahan yang luas/memadai untuk parkir bus dengan kondisi baik dan bersih serta tersedia kran air bersih yang terletak di depan lahan parkir;

2. Menyediakan dan menjaga mutu makanan dengan baik dan bersih;3. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RM harus bersih, aman, tertib, dan

tertata rapi;4. Memberikan fasilitas mencuci kaca bagi bus Perseroan sewaktu berhenti di

lingkungan RM tanpa dipingut bayaran;5. Menjaga keamanan bus serta keamanan dan kenyamanan penumpang di

lingkungan RM.Hak dan Kewajiban Perseroan : Hak Perseroan

1. Mendapatkan service mutu makanan yang baik dan sehat, serta pelayanan ramah tamah dan memuaskan bagi para penumpang bus, awak bus maupun Perseroan;

2. Mendapatkan service makan bagi para awak bus Perseroan yang berhenti di RM, namun RM tidak dibenarkan/dilarang keras untuk memberikan dalam bentuk uang;

3. Mendapatkan pertolongan bila bus kecelakaan/rusak/mengalami gangguan lainnya di wilayah operasi kerja RM;

4. Mendapatkan bantuan pada saat terjadinya kecelakaan hingga masalah selesai dan mendapatkan bantuan biaya yang timbul.

Kewajiban Perseroan1. Mewajibkan bus Perseroan untuk berhenti di RM.

Hak dan Kewajiban RM : Hak RM1. Berhak atas berhentinya bus Perseroan di RM.Kewajiban RM1. Menyediakan atau menyajikan variasi menu makanan yang baik, bersih, dan

sehat;2. Menjalin hubungan yang baik dengan Aparat terkait dalam keterkaitannya

dengan pelaksanaan perjanjian ini;3. Menunjuk pengurus yang bertanggung jawab untuk mengurusi kecelakaan dan

atau mekanik yang siap membantu, bila bus mengalami kerusakan/gangguan sehingga bus dapat tiba di lingkungan RM. Keamanan bus yang berhenti di lingkungan RM menjadi tanggung jawab RM;

4. Memeriksa jumlah daftar penumpang bus dengan jumlah penumpang yang ada di dalam bus dan melaporkan awak yang kedapatan menaikkan penumpang tanpa tiket/ngompreng;

5. Memiliki standard harga atas barang-barang yang dijual di rumah makan;6. Melaksanakan kewajiban di wilayah operasi kerja yang menjadi tanggung

jawabnya;7. Menolak tanpa terkecuali bila ada awak bus/karyawan Perseroan yang

meminjam uang kepada RM;8. Memberikan informasi mengenai awak bus yang tidak atau kurang berdisiplin

dan bertanggung jawab;9. Memberikan bantuan pada saat terjadinya kecelakaan sampai masalah selesai

dan bantuan atas biaya yang timbul sesuai hak yang harus diterima Perseroan.Yuridiksi Penyelesaian Sengketa

: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Page 164: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

144

3. Perjanjian Jual Beli dan/ atau Pengikatan Jual Beli

a. Nota Kesepahaman Perjanjian Jual Beli Chassis Bus Mercedes-Benz Type OH-1526 antara PT Eka Sari Lorena Transport dengan PT Dipo Mandiri Motor tanggal 09 Nopember 2011 yang dibuat dibawah tangan (“Nota Kesepahaman”), dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. PT Dipo Mandiri Motor (“Penjual”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Latar Belakang : 1. Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan dalam rencana pengembangan bisnis transportasi darat 5 tahun ke depan membutuhkan 500 unit Chassis Bus Mercedes-Benz;

2. Dipo adalah authorized dealer kendaraan merek Mercedes-Benz;3. Perseroan berencana memesan kepada Penjual yang akan menyediakan sebanyak

500 unit Chassis Bus Mercedes-Benz.Obyek : 500 unit Chassis Bus Mercedes-Benz; dalam kurun waktu lima tahun dengan perincian:

Tahun Jumlah Unit2012 1002013 1002014 1002015 1002016 100

Lain-Lain : Mengenai harga, cara pembayaran, waktu pengiriman dan kondisi lainnya akan dibicarakan dan dibuatkan Perjanjiannya kemudian hari.

Catatan:

Berdasarkan Nota Kesepahaman di atas, Perseroan melakukan negosiasi ulang dengan PT Dipo Mandiri Motor melalui surat Nomor 071/ESLT/BG/CEO/X/2013 tertanggal 17 Oktober 2013 perihal Pemesanan Bus Chassis Mercedes-Benz di mana Perseroan memesan 100 unit chassis Mercedes-Benz dengan rincian sebagai berikut:

No Type Jumlah Unit1 OH 1526 E3 422 OH 1626 E3 503 OH 500 R 1836 64 2542 2

Total 100

Dengan jadwal penyerahan sebagai berikut:1. Pada bulan Juli 2013 telah diserahkan sebanyak 5 unit OH 1526 E3.2. Pada bulan Oktober 2013 akan diserahkan sebanyak 5 unit OH 1626.Sisanya sebanyak 90 unit akan diserahkan secara bertahap terhitung setelah Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham (IPO) pada tahun 2014.

4. Perjanjian Sewa Menyewa

a. Perjanjian Sewa Menyewa dengan Perseroan Sebagai Pihak Yang Menyewakan

1) Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan ATM BRI No. B.5377-XIV/KC/PEM/07/ 2010 tanggal 5 Juli 2010, yang dibuat di bawah tangan, jis. Surat No. 343/LRN/X/2013 tanggal 23 Oktober 2013 dan Surat No. B9412/KC-XIV/LYI/11/2013 tanggal 13 Nopember 2013:

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (”BRI”)

Maksud dan Tujuan : BRI bermaksud untuk membangun fasilitas ATM sesuai dengan standar ATM BRI di lokasi milik Perseroan untuk menunjang salah satu pelayanan dibidang jasa perbankan kepada Perseroan khususnya dan masyarakat pengguna jasa BRI pada umumnya.

Obyek Sewa : Sebuah ruangan dengan ukuran 2,3 m x1,5 m , yang dikenal dengan Jalan Raya Tajur No. 106 Bogor

Jangka Waktu : 01-09-2010 s.d 31-10-2016Biaya Sewa : Rp63.000.000,-Kewajiban Perseroan : 1. Memberikan izin kepada BRI untuk menyediakan aliran daya listrik PLN sesuai

dengan kebutuhan pengoperasian ATM dilokasi Perseroan;2. Memberikan izin kepada teknisi BRI untuk melakukan service/pemeliharaan,

Page 165: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

145

2) Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan ATM BCA No. 023/PKS/ATM/PRW/2012 tanggal 9 April 2012, yang dibuat di bawah tangan:

pengisian uang dan perbaikan ATM setiap waktu jika diperlukan dengan tetap berkoordinasi dengan bagian security Perseroan; dan

3. BRI akan memerintahkan bagian security untuk menjaga keamanan dan kenyamanan lokasi ruangan ATM.

Kewajiban BRI : 1. Selama berlangsungnya Perjanjian ini, BRI berkewajiban untuk mengasuransikan bangunan ruangan ATM, mesin ATM, uang yang terdapat dalam mesin ATM dan kelengkapan yang terdapat dalam ruangan ATM dari segala bahaya yang mungkin terjadi dan oleh karenanya semua biaya yang timbul untuk pembayaran biaya premi asuransi tersebut menjadi beban BRI;

2. Segala sesuatu yang menyangkut kewajiban atas perizinan dan pajak reklame atas neon box karena beroperasinya ATM tersebut adalah sepenuhnya menjadi beban BRI; dan

3. BRI wajib untuk menjaga kebersihan lokasi ATM dan perawatan ruang ATM. Cara Pembayaran : Pembayaran sewa akan dibayarkan penuh oleh BRI kepada Perseroan pada saat

perjanjian ini ditandatangani oleh BRI dan Perseroan.Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaPenyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Kota Bogor

Para Pihak : 1. PT Eka Sari Lorena Transport (”Perseroan”)2. PT Bank Central Asia Tbk(”BCA”)

Maksud dan Tujuan : BCA bermaksud untuk membangun fasilitas ATM sesuai dengan standar ATM BCA di lokasi milik Perseroan untuk menunjang salah satu pelayanan dibidang jasa perbankan kepada Perseroan khususnya dan masyarakat pengguna jasa BRI pada umumnya.

Obyek Sewa : Sebuah ruangan dengan ukuran 2,2 m x 3 m , yang dikenal dengan Jalan Raya Tajur No. 106, Bogor.

Jangka Waktu : 03-04-2012 s.d 02-04-2015Biaya Sewa : Rp37.500.000,-Hak dan Kewajiban Perseroan

: 1. Menjamin sepenuhnya ketentraman bagi BCA dalam menempati ruangan selama perjanjian berlangsung, terbebas dari tuntutan pihak ketiga yang menyatakan berhak atau turut berhak atas ruangan;

2. Turut membantu menjaga keamanan dan memelihara kebersihan disekitar ruangan, namun demikian Perseroan tidak bertanggung jawab atas kerusakan, kehilangan atau hal-hal lain yang timbul pada mesin ATM dan perangkat lainnya milik BCA;

3. Wajib melakukan perbaikan atas ruangan yang terjadi bukan karena kesalahan dan/atau kelalaian BCA; dan

4. Perseroan tidak bertanggung jawab atas kerusakan, kehilangan atau hal-hal lainyang timbul pada mesin ATM dan perangkat lainnya milik BCA yang bukan dikarenakan dan/atau kesalahan Perseroan.

Hak dan Kewajiban BRI : 1. BCA wajib menggunakan ruangan yang telah ditunjuk oleh Perseroan khusus untuk penempatan dan pengoperasian mesin ATM beserta bagian-bagiannya termasuk pemasangan neon box ATM BCA beserta perlengkapan lainnya;

2. BCA atau teknisi yang ditunjuk oleh BCA dapat melakukan service atau pemeliharaan dan perbaikan mesin ATM setiap waktu jika diperlukan dengan sepengetahuan dan seijin dari Perseroan;

3. Pajak-pajak, iuran-iuran dan atau pungutan-pungutan lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha BCA, seperti pemasangan neon box dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang kegiatan usaha BCA menjadi beban dan tanggung jawab BCA;

4. Selama berlangsungnya perjanjian, BCA akan mengasuransikan mesin ATM dan perlengkapannya serta uang yang ada di mesin ATM dari bahaya yang mungkin terjadi dan segala biaya yang timbul untuk pembayaran premi asuransi tersebut menjadi beban dan tanggung jawab BCA;

5. BCA wajib melakukan pemeliharaan dan pengamanan terhadap mesin ATM dan perangkat pendukung;

6. BCA wajib melakukan perbaikan atas kerusakan ruangan yang terjadi karena kesalahan dan/atau kelalaian BCA;

7. BCA tidak akan melakukan perbaikan, penambahan dan/atau perubahan pada ruangan kecuali mendapatkan ijin tertulis terlebih dahulu dari Perseroan; dan

8. BCA dapat melakukan pengoperasian mesin ATM sesuai dengan jam operasional usaha Perseroan.

Cara Pembayaran : Pembayaran sewa akan dibayarkan penuh oleh BCA kepada Perseroan pada saat perjanjian ini ditandatangani oleh BCA dan Perseroan.

Page 166: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

146

b. Perjanjian Sewa Menyewa dengan Perseroan Sebagai Pihak Penyewa

1) Surat Perjanjian Sewa Menyewa Cuci Mobil “Tirta Sari” tanggal 01 Oktober 2013 yang dibuat dibawah tangan, dengan uraian sebagai berikut:

Para Pihak : 1. HJ. Muslichah (“Pihak yang Menyewakan”)2. PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”).

Latar Belakang : 1. Pihak yang Menyewakan adalah pemilik tempat cuci mobil “Tirta Sari”;2. Perseroan adalah penyewa tempat cuci mobil “Tirta Sari”.

Maksud dan Tujuan : Perseroan akan menyewa tempat cuci mobil “Tirta Sari” yang akan digunakan sepenuhnya untuk cuci dan/atau bengkel bus Lorena dan Karina

Obyek Sewa : Tempat cuci mobil “Tirta Sari” yang terletak di Jl. Tirta Sari No. 1, MalangJangka waktu : 01-10-2013 s/d 01-10-2015 Harga sewa : Rp34.871.795,-Cara Pembayaran : 1. Pembayaran untuk sewa satu tahun pertama kan dibayarkan oleh Perseroan

kepada Pihak yang Menyewakan sebesar Rp15.000.000,- yang akan dibayarkan pada saat penandatangan surat Perjanjian ini;

2. Pembayaran untuk sewa satu tahun kedua akan dibayarkan Perseroan kepada Pihak yang Menyewakan sebesar Rp15.000.000,- pada 01 Oktober 2012.

Kewajiban Perseroan : Perseroan mempergunakan tempat cucian “Tirta Sari” dengan fasilitas 3 gudang untuk bengkel, 2 tandon air dan listrik 900 Watt yang digunakan untuk kepentingan bus Lorena Karina.

Penyelesaian Sengketa : 1. Musyawarah2. Melalui prosedur hukum yang berlaku

2) Perjanjian Sewa Menyewa DEPO atau Kantor *)

No. Nama Perjanjian Tanggal Para Pihak Objek Jangka Waktu Harga Sewa

(Rp)1. Perjanjian

Kontrak Rumah di Bojonegoro, Jawa Timur

01-06-2012 1. M. Aly Syafei;2. Perseroan.

Rumah 2 lantai yang beralamat di Jalan Gajahmada No. 58 A, RT 15/ RW 04, Sukorejo, Kec. Bojonegoro, Jawa Timur

01-06-2012s.d

01-06-2015

73.500.000,-

2. Perjanjian Sewa Menyewa Kantor di Probolinggo

14-05-2013 1. Nelly;2. Perseroan.

Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Soekarno Hatta , Probolinggo

14-05-2013s.d

13-05-2016

116.666.666,-

3. Perjanjian Sewa Menyewa Kantor

08-02-2013 1. Hj. Alfiana Ratman;

2. Perseroan.

Satu unit kantor seluas ± 693 M2, yang terletak di Jl. Basuki Rakhmat 163, Banyuwangi.

01-04-2013s.d

31-03-2016

80.000.000,-

4. Perjanjian Sewa Menyewa Ruko

27-02-2012 1. Agung Wisnu Indrajati;

2. Perseroan.

Rumah kantor yang terletak di Jl. Pemuda No. 23 Jakarta Timur

27-02-2012s.d

01-03-2015

222.222.221

6. Perjanjian Sewa Menyewa Ruko

01-12-2012 1. H. Anta;2. Perseroan.

Ruko seluas 1 lantai dengan luas 3m x 9,12 m yang terletak di Kp. Pasirkonci RT 017 RW 006 Kel. Pasirsari, Kec. Cikarang Selatan Kab. Bekasi

01-12-2012s.d

30-11-2014

34.000.000,-

7. Perjanjian Sewa Menyewa Bangunan

31-01-2013 1. Mulyono;2. Perseroan.

Tanah beserta bangunan dengan ukuran 5,5 m x 4 m yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 171 Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur

16-01-2012s.d

15-10-2014

22.222.222,-

8. Perjanjian Kontrak Sewa

25-02-2011 1. Jeffriejanto;2. Perseroan.

Sebuah bangunan kios berikut turutannya yang terletak di Desa Pabuaran, Kec. Cibinong, Kab. Bogor, Prop. Jawa Barat,

31-01-2013s.d

30-01-2015

40.000.000,-

9. Surat Kesepakatan Sewa Menyewa (Perpanjangan) Perjanjian Sewa Kantor Lorena

22-01-2014 1. Kartinah;2. Perseroan.

Tanah berikut bangunan yang terletak di Jl. Siliwangi 379 Perum RT 001 RW 001 Kel. Purwoyoso Kec. Ngaliyan, Semarang.

s.d31-01-2017

50.000.000,-per 3 (tiga)

tahun

Pilihan Hukum : Hukum IndonesiaPenyelesaian Sengketa : Pengadilan Negeri Kota Bogor

Page 167: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

147

No. Nama Perjanjian Tanggal Para Pihak Objek Jangka Waktu Harga Sewa

(Rp)Cabang Semarang

10. Perjanjian Sewa Menyewa Ruko

01-08-2011 1. Ny. Ditje Katrin;

2. Perseroan.

Ruko 2 lantai yang terletak di Dusun Tegal Tandan, Desa Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kab. Bantul, D.I. Yogyakarta.

01-08-2013s.d

01-08-2016

90.000.000,-

11. Surat Perjanjian Sewa Menyewa

28-12-2012 1. Dra. Sri Wahyuni Yusuf;

2. Perseroan.

Tanah dan bangunan yang terletak seluas 306 M2 di Jl. S. Parman 26, Madiun.

28-12-2012s.d

31-12-2014

74.444.444,-

12. Perpanjangan Sewa Menyewa

15-03-2011 1. H. Zuraida;2. Perseroan.

Tanah Yang Berukuran 24m X 60m Yang Terletak Di Kel. Harjosari 1, Kec. Medan Amplas, Kota Medan, Prop.Sumatera Utara.

15-03-2011s.d

27-04-2015

180.000.000,-

13. Perjanjian Sewa Menyewa Ruko

17-11-2012 1. Dr. H. Asril Zahari;

2. Perseroan.

Ruko yang terletak di Jl. Watas – By Pass KM.7, Kel. Pisang, Kec. Pauh, Padang.

18-11-2012s.d

17-11-2014

100.000.000,-

14. Perjanjian Sewa Menyewa Rumah Kantor

02-11-2010 1. H. Uwi Asmawi;

2. Perseroan.

Rumah kantor yang terletak di Jl. Inspeksi Cakung Drain Nomor 1, Jakarta Timur

02-11-2010s.d

16-11-2014

30.000.000,-

15. Perjanjian Sewa Kantor Lorena Cabang Patrol

04-05-2013 1. Hj. Fatimatul Zahron;

2. Perseroan.

Tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Raya Patrol No. 28 Kel. Patrol Lor, Kec. Patrol Indramayu.

04-05-2013s.d

03-04-2016

116.666.667,-

16. Perjanjian Sewa Menyewa Rumah

07-06-2012 1. Suidah;2. Perseroan.

Bangunan rumah yang terletak di Jl. Kebonsari 4 No. 35 RT 02 RW01 Kel. Kebonsari Kec. Sukun, Kota Malang

07-06-2012s.d

07-06-2014

6.800.000,-

17. Perjanjian Sewa Menyewa Lahan dan Bangunan

04-05-2013 1. Muchlis M. Can;

2. Perseroan.

Tanah dan bangunan dengan fasilitas area parkir untuk 12 bus yang terletak di Jl. Soekarno-Hatta No. 11 Kel. Tampan, Kec. Sidomulyo Barat, Pekanbaru, Prop. Riau

04-05-2013 s.d

04-05-2014

8.200.000,-

Keterangan*) Perjanjian Sewa Menyewa Kantor tersebut mempunyai beberapa ketentuan dengan uraian sebagai berikut:

Kewajiban Para Pihak Kewajiban Penyewa: Wajib menyerahkan Ruangan yang disewa kepada Perseroan terhitung

perjanjian ini ditandatangani dan menjamin bahwa selama jangka waktu sewa bahwa Perseroan tidak akan diganggu dengan cara atau bentuk apapun juga dan dibebaskan dari segala tuntutan dari pihak lain sehubungan dengan Ruangan tersebut;

Kewajiban Perseroan: a. Melakukan pembayaran sewa;b. Wajib menyerahkan kembali ruangan yang disewa kepada Penyewa

dalam keadaan kosong dan terawat;c. Perseroan harus memelihara dan memperbaiki kerusakan-kerusakan

dari apa yang disewanya; dand. Perseroan wajib untuk membayar sendiri rekening air, listrik, telepon,

dan Iuran Pemeliharaan Lingkungan berikut denda-dendanya.

Manfaat dan Dampak Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga

Manfaat dan dampak yang diperoleh Perseroan dari adanya perjanjian penting dengan Pihak Ketiga adalah sebagai berikut:

Page 168: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

148

(i) Perjanjian Kredit. Perseroan mengadakan perjanjian kredit baik kredit investasi maupun kredit modal kerja dengan perbankan, yaitu PT. Bank Mandiri, Tbk., PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk., PT. Bank Swadesi, Tbk., dan Bank Jasa Jakarta sebagaimana telah diungkapkan pada Bab III. Pernyataan Hutang. Manfaat bagi Perseroan adalah untuk digunakan untuk membeli aset tetap armada bus (kredit investasi) dan kendaraan operasional, serta modal kerja (kredit modal kerja). Dampak dari perjanjian kredit ini adalah timbulnya beban bunga yang berdampak pada penurunan laba bersih Perseroan.

(ii) Perjanjian Kerjasama Pekerjaan Operator Busway TransJakarta antara Perseroan dengan BLU TransJakarta setelah Perseroan memenangkan tender operator Busway TransJakarta Koridor 5 dan Koridor 7. Manfaat bagi Perseroan adalah berupa pendapatan berkelanjutan selama 7 tahun dengan opsi perpanjangan 2 tahun berikutnya. Dalam perjanjian ini Peseroan tidak menanggung risiko rendahnya load factor sebab pendapatan Perseroan diperhitungkan dari Jumlah Kilometer Tempuh.

(iii) Perjanjian Kerjasama Pekerjaan Operator Feeder Busway antara Perseroan dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta setelah Perseroan memenangkan tender operator Feeder Busway Rute-1, Rute-2 dan Rute-3. Manfaat bagi Perseroan adalah berupa pendapatan berkelanjutan selama 7 tahun. Dalam hal ini, Perseroan menanggung risiko rendahnya load factor sebab pendapatan Perseroan diperhitungkan dari Jumlah Penumpang Terangkut.

(iv) Perjanjian Kerjasama Penyediaan Jasa Perawatan dan Perbaikan Armada Bus antara Perseroandengan PT. Putra Damai Sejahtera berupa perawatan dan perbaikan armada bus Busway TransJakarta. Manfaat bagi Perseroan melalui perjanjian ini adalah pembayaran perbaikan dan perawatan armada dibayar berdasarkan jumlah penumpang terangkut yang telah diverifikasi oleh Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta dikalikan dengan Rp650,-.

(v) Perjanjian Kerjasama Pengisian Bahan Bakar Minyak dengan stasiun-stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU) yang menjadi rekanan Perseroan. Manfaat bagi Perseroan adalah dalam hal prioritas yang diberikan kepada armada bus milik Perseroan saat mengisi BBM, kemudahan Perseroan dalam mengontrol pengisian baik dari kualitas BBM maupun volume yang diisikan ke armada bus, serta kelonggaran waktu pembayaran.

(vi) Perjanjian Kerjasama Rumah Makan dengan 16 rumah makan rekanan untuk memberikan layanan makan bagi penumpang bus Perseroan. Manfaat bagi Perseroan adalah adanya jaminan bahwa penumpang diberikan makan dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan, membantu penanganan apabila terjadi kecelakaan armada bus milik Perseroan di wilayah rumah makan tersebut.

(vii) Perjanjian Sewa Menyewa Properti dengan pihak ketiga untuk digunakan sebagai kantor perwakilan Perseroan pada lokasi-lokasi yang strategis sehingga memudahkan para calon penumpang menemukan bus Perseroan untuk membeli tiket maupun saat hendak berangkat.

M. Keterangan tentang Aset Tetap

Untuk periode yang berakhir pada 30 September 2013, total nilai Aset Tetap yang dimiliki Perseroansetelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp48.286 juta adalah sebesar Rp178.404 juta. Tabel dibawah ini adalah daftar aset tetap yang dimiliki oleh Perseroan:

1. Tanah dan Bangunan

No Lokasi Luas Tanah(M2) Luas Bangunan (M2) Catatan1. Jl. Raya Tajur No. 106, Kota

Bogor, Propinsi Jawa Barat15.900 3.509 Gedung untuk Depo Utama

PerseroanCatatan: Merupakan milik dan terdaftar atas nama Perseroan

Page 169: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

149

2. Aset Tetap Bergerak Yang Didaftarkan

a. Kendaraan Bus AKAP milik dan terdaftar atas nama Perseroan

NO. NO. POLISI MEREK TAHUN

SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK) NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN

BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku

1. B 7666 IV Mercedes 2009 1295696/MJ/2009 25-08-2014 F 9687358 G2. B 7866 IZ Mercedes 2011 2369093/MJ/2011 28-11-2016 I-083144543. B 7786 IZ Mercedes 2011 2233394/MJ/2011 21-11-2016 I-078514824. B 7776 IZ Mercedes 2011 2233392/MJ/2011 21-11-2016 I-083144555. B 7636 IV Mercedes 2009 1295693/MJ/2009 25-08-2014 F 9687335 G6. B 7626 IV Mercedes 2009 1295702/MJ/2009 25-08-2014 F 9687359 G7. B 7606 IV Mercedes 2009 1295699/MJ/2009 25-08-2014 F 9687357 G8. B 7616 IV Mercedes 2009 1295694/MJ/2009 25-08-2014 F 9687264 G9. B 7966 IZ Mercedes 2011 2369094/MJ/2011 28-11-2016 I-0785148110. B 7686 IV Mercedes 2009 1295698/MJ/2009 25-08-2014 F 9687192 G11. B 7696 IV Mercedes 2009 1295701/MJ/2009 25-08-2014 F 9687349 G12. B 7676 IV Mercedes 2009 1295704/MJ/2009 25-08-2014 F 9841904 G13. B 7666 IZ Mercedes 2011 2233391/MJ/2011 24-11-2016 I-0785115914. B 7506 IV Mercedes 2008 1680166/MJ/2013 10-09-2018 F 4274266 G15. B 7516 IV Mercedes 2008 1680164/MJ/2013 10-09-2018 F 4274622 G16. B 7526 IV Mercedes 2008 1680167/MJ/2013 10-09-2018 F 4274600 G17. B 7536 IV Mercedes 2008 1680163/MJ/2013 10-09-2018 F 4274372 G18. B 7546 IV Mercedes 2008 1680170/MJ/2013 10-09-2018 F 4274265 G19. B 7556 IV Mercedes 2008 1753331/MJ/2013 10-09-2018 F 4274325 G20. B 7566 IV Mercedes 2008 1680169/MJ/2013 10-09-2018 F 4274621 G21. B 7576 IV Mercedes 2008 1680161/MJ/2013 10-09-2018 F 4274420 G22. B 7586 IV Mercedes 2008 1680165/MJ/2013 10-09-2018 F 4274654 G23. B 7596 IV Mercedes 2008 1680162/MJ/2013 10-09-2018 F 4274326 G24. B 7706 IV Mercedes 2009 1295700/MJ/2009 25-08-2014 F 9687127 G25. B 7716 IV Mercedes 2009 1295703/MJ/2009 25-08-2014 F 9841905 G26. B 7726 IV Mercedes 2009 1295695/MJ/2009 25-08-2014 F 9687356 G27. B 7736 IV Mercedes 2009 1295692/MJ/2009 25-08-2014 F 9841906 G28. B 7646 IV Mercedes 2009 1295691/MJ/2009 25-08-2014 F 9687347 G29. B 7656 IV Mercedes 2009 1295697/MJ/2009 25-08-2014 F 9687348 G30. B 7766 IZ Mercedes 2011 2233393/MJ/2011 21-11-2016 I-0785106531. F 7966 B Mercedes 2005 0344832/JB/2011 24-01-2016 D 7678080 H32. F 7866 B Mercedes 2005 0344830/JB/2011 23-01-2016 D 7678051 H33. F 7566 B Mercedes 2005 0344831/JB/2011 23-01-2016 D 7678048 H34. B 7866 NP Mercedes 2007 1630244/MJ/2012 03-10-2017 E 7342593 G35. B 7366 NP Mercedes 2007 1595259/MJ/2012 03-10-2017 E 7342775 G36. B 7266 NP Mercedes 2007 1595254/MJ/2012 03-10-2017 E 7342502 G37. B 7666 NP Mercedes 2007 1630245/MJ/2012 03-10-2017 E 7342622 G38. B 7466 NP Mercedes 2007 1595255/MJ/2012 03-10-2017 E 7345771 G39. B7066 NP Mercedes 2007 1595256/MJ/2012 03-10-2017 E 7345770 G40. B 7856 IZ Mercedes 2011 1744215/MJ/2012 13-10-2017 J 0366814341. B 7816 IZ Mercedes 2011 1744211/MJ/2012 13-10-2017 J 0366814142. B 7826 IZ Mercedes 2011 1744212/MJ/2012 13-10-2017 J 0366814243. B 7836 IZ Mercedes 2011 1744213/MJ/2012 13-10-2017 J 0366813944. B 7846 IZ Mercedes 2011 1744214/MJ/2012 13-10-2017 J 0366813845. B 7876 IZ Mercedes 2011 1744216/MJ/2012 13-10-2017 J 0366814046. B 7686 IZ Mercedes 2012 1909358/MJ/2012 08-11-2017 J 0389479947. B 7696 IZ Mercedes 2012 1909359/MJ/2012 08-11-2017 J 0389480048. B 7326 XA Mercedes 2000 1974203/MJ/2013 12-09-2015 K-1056919549. B 7906 XA Mercedes 2001 1974201/MJ/2013 26-07-2016 K-1056919250. B 7606 TK Mercedes 2002 1974202/MJ/2013 11-06-2017 K-1056919151. B 7316 XA Mercedes 2000 1974198/MJ/2013 12-09-2015 K-1056919752. B 7766 NL Mercedes 1993 1974193/MJ/2013 30-09-2018 K-1059708053. B 7666 WV Mercedes 1994 1974206/MJ/2013 05-08-2014 K-1059707154. B 7866 WV Mercedes 1994 1974205/MJ/2013 19-08-2014 K-1059707555. B 7816 WV Mercedes 1995 1974194/MJ/2013 14-07-2015 K-1059707956. B 7296 WV Mercedes 1996 1974207/MJ/2013 27-06-2016 K-1059707357. B 7246 WV Mercedes 1996 1974208/MJ/2013 27-06-2016 K-1059707458. B 7466 XB Mercedes 1998 1974196/MJ/2013 03-07-2018 K-1056919359. B 7566 XB Mercedes 1998 1974204/MJ/2013 03-07-2018 K-1056919460. B 7066 XA Mercedes 1998 1974199/MJ/2013 09-07-2018 K-1059707661. B 7166 XA Mercedes 1998 1974195/MJ/2013 09-07-2018 K-1059707862. B 7366 XA Mercedes 1998 1974210/MJ/2013 31-08-2018 K-10597077

Page 170: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

150

NO. NO. POLISI MEREK TAHUN

SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK) NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN

BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku

63. B 7126 XA Mercedes 1999 1974200/MJ/2013 25-06-2014 K-1056919664. B 7826 XA Mercedes 1999 1974209/MJ/2013 12-10-2014 K-1059707265. B 7996 IZ Mercedes 2012 0162337/MJ/2013 15-04-2018 K 0259227666. B 7976 IZ Mercedes 2012 0162338/MJ/2013 15-04-2018 K 02592288

b. Kendaraan Bus AKAP milik Perseroan dan terdaftar atas nama Pihak Lain

NO. NO. POLISI MEREK TAHUN

SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK) NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN

BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku

1. B 7506 XA Mercedes 2000 2022504/MJ/2010 10-11-2015 B 0944290 G *)2. B 7546 XA Mercedes 2000 2022503/MJ/2010 10-11-2015 B 0944287 G3. B 7516 XA Mercedes 2000 2026208/MJ/2010 10-11-2015 B 0944289 G4. B 7536 XA Mercedes 2000 2026205/MJ/2010 10-11-2015 B 0944288 G5. B 7526 XA Mercedes 2000 2026207/MJ/2010 10-11-2015 B 0944291 G6. B 7556 XA Mercedes 2000 2026209/MJ/2010 28-11-2015 B 0944286 G7. B 7576 XA Mercedes 2000 2632171/MJ/2010 28-11-2015 B 0944285 G8. B 7586 XA Mercedes 2000 2431303/MJ/2010 30-12-2015 B 0944284 G9. B 7596 XA Mercedes 2000 2431304/MJ/2010 30-12-2015 B 0944283 G10. B 7916 XA Mercedes 2001 1268086/MJ/2011 26-07-2016 C 1523133 G11. B 7926 XA Mercedes 2001 1311539/MJ/2011 26-07-2016 C 1523132 G12. B 7936 XA Mercedes 2001 1268084/MJ/2011 26-07-2016 C 1523127 G13. B 7776 XA Mercedes 2001 1711213/MJ/2011 03-09-2016 C 1523134 G14. B 7946 XA Mercedes 2001 1711212/MJ/2011 26-07-2016 C 1523131 G15. B 7376 XA Mercedes 2001 2001075/MJ/2011 24-10-2016 C 1523130 G16. B 7386 XA Mercedes 2001 2001076/MJ/2011 22-10-2016 C 1523128 G17. B 7396 XA Mercedes 2001 2001074/MJ/2011 22-10-2016 C 1523136 G18. B 7406 XA Mercedes 2001 2001077/MJ/2011 22-10-2016 C 1523137 G19. B 7416 XA Mercedes 2001 2001078/MJ/2011 22-10-2016 C 1523135 G20. B 7426 XA Mercedes 2001 2217054/MJ/2011 09-11-2016 C 1523139 G21. B 7516 XB Mercedes 2001 2217055/MJ/2011 30-11-2016 C 1523138 G22. B 7526 XB Mercedes 2001 2219941/MJ/2011 30-11-2016 C 1523140 G23. B 7536 XB Mercedes 2001 2217056/MJ/2011 30-11-2016 C 1523129 G24. B 7546 XB Mercedes 2001 2958456/MJ/2011 25-01-2017 C 1580633 G25. B 7556 XB Mercedes 2001 2988855/MJ/2011 25-01-2017 C 1580636 G26. B 7586 XB Mercedes 2001 2958455/MJ/2011 25-01-2017 C 1580634 G27. B 7576 XB Mercedes 2002 2958457/MJ/2011 05-01-2017 C 1580635 G28. B 7676 XB Mercedes 2001 3250030/MJ/2011 19-03-2017 C 1765028 G29. B 7656 XB Mercedes 2001 3250035/MJ/2011 19-03-2017 C 1765026 G30. B 7656 TK Mercedes 2002 0502845/MJ/2012 11-06-2017 C 2982859 G31. B 7676 TK Mercedes 2002 0590563/MJ/2012 11-06-2017 C 2982860 G32. B 7616 TK Mercedes 2002 0645583/MJ/2012 11-06-2017 C 2982861 G33. B 7646 TK Mercedes 2002 0590562/MJ/2012 11-06-2017 C 2982862 G34. B 7166 NL Mercedes 1993 0209891/MJ/2009 19-03-2014 A 0795066 G **)35. B 7206 XA Mercedes 1999 2488337/MJ/2009 23-02-2015 A 9099175 G36. B 7226 XA Mercedes 1999 2488314/MJ/2009 23-02-2015 A 9099191 G37. B 7236 XA Mercedes 1999 2548635/MJ/2009 23-02-2015 A 9099124 G38. B 7186 XA Mercedes 2000 0135539/MJ/2010 20-03-2015 A 9117237 G39. B 7176 XA Mercedes 2000 0259568/MJ/2011 20-03-2016 A 9117235 G40. B 7246 XA Mercedes 1999 0135541/MJ/2010 06-03-2015 A 9099189 G41. B 7196 XA Mercedes 2000 0135542/MJ/2010 20-03-2015 A 9117238 G42. B 7276 XA Mercedes 1999 0629121/MJ/2010 20-05-2015 A 9409458 G43. B 7046 XA Mercedes 2000 0823850/MJ/2011 22-05-2016 A 9409827 G44. B 7056 XA Mercedes 2000 0673040/MJ/2010 22-05-2015 A 9409826 G45. B 7296 XA Mercedes 1999 0629030/MJ/2010 20-05-2015 A 9409606 G46. B 7286 XA Mercedes 1999 0673039/MJ/2010 20-05-2015 A 9409495 G47. B 7086 XA Mercedes 2001 0915937/MJ/2010 23-06-2015 A 9710900 G48. B 7306 XA Mercedes 2000 1615933/MJ/2010 12-09-2015 A 9986697 G49. B 7336 XA Mercedes 2000 1615932/MJ/2010 12-09-2015 A 9986715 G50. B 7366 PD Mercedes 2005 1595257/MJ/2012 01-10-2017 D 7678050 H51. B 7466 PD Mercedes 2005 1595258/MJ/2012 01-10-2017 D 7678049 H52. B 7166 PD Mercedes 2005 1630246/MJ/2012 01-10-2017 D 7678081 H53. B 7266 NL Mercedes 1993 0823651/MJ/2011 19-03-2014 A 0795070 G ***)54. B 7366 NL Mercedes 1993 0864559/MJ/2009 11-06-2014 A 0938496 G55. B 7466 NL Mercedes 1993 0780025/MJ/2009 11-06-2014 A 0938494 G56. B 7066 WV Mercedes 1993 2074664/MJ/2009 16-12-2014 A 1353146 G

Page 171: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

151

NO. NO. POLISI MEREK TAHUN

SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK) NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN

BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku

57. B 7696 WV Mercedes 1994 2435119/MJ/2010 06-01-2016 A 2375432 G58. B 7806 WV Mercedes 1995 1047890/MJ/2010 14-07-2015 A 2914108 G59. B 7926 WV Mercedes 1995 1190258/MJ/2010 11-08-2015 A 3023757 G60. B 7916 WV Mercedes 1995 1251363/MJ/2010 11-08-2015 A 3023753 G61. B 7906 WV Mercedes 1995 1190247/MJ/2010 11-08-2015 A 3023759 G62. B 7836 WV Mercedes 1995 1047874/MJ/2010 14-07-2015 A 2914106 G63. B 7896 WV Mercedes 1995 2431313/MJ/2010 21-12-2015 A 3615393 G64. B 7856 WV Mercedes 1995 2435118/MJ/2010 15-01-2016 A 3706343 G65. B 7756 WV Mercedes 1995 2498597/MJ/2010 15-01-2016 A 3706347 G66. B 7176 WV Mercedes 1996 0950942/MJ/2011 27-06-2016 A 4345224 G67. B 7376 WV Mercedes 1996 0950941/MJ/2011 27-06-2016 A 4345222 G68. B 7166 WB Mercedes 1996 2514502/MJ/2011 30-12-2016 A 5305811 G69. B 7266 WB Mercedes 1996 2320168/MJ/2012 30-12-2017 A 5306747 G70. B 7366 WB Mercedes 1996 2151739/MJ/2012 30-12-2017 A 5306154 G71. B 7466 WB Mercedes 1996 2762390/MJ/2011 11-01-2017 A 5341998 G72. B 7666 WB Mercedes 1996 2988856/MJ/2011 11-01-2017 A 5342332 G73. B 7766 WB Mercedes 1997 0676556/MJ/2012 16-06-2017 A 5945784 G74. B 7906 WB Mercedes 1997 0579855/MJ/2012 19-06-2017 A 5946254 G75. B 7766 VB Mercedes 1997 2078738/MJ/2012 26-11-2017 A 7257212 G76. B 7666 VB Mercedes 1997 2078737/MJ/2012 26-11-2017 A 7257214 G77. B 7666 XB Mercedes 1997 2151740/MJ/2012 17-12-2017 A 7314879 G78. B 7766 XB Mercedes 1997 2151738/MJ/2012 17-12-2017 A 7314881 G79. B 7866 XB Mercedes 1997 2150910/MJ/2008 15-12-2018 A 7314601 G80. B 7966 XB Mercedes 1997 2151737/MJ/2012 15-12-2017 A 7314603 G81. B 7266 XA Mercedes 1998 2581528/MJ/2014 31-08-2018 A 8092654 G82. B 7466 XA Mercedes 1998 2581529/MJ/2014 26-11-2018 A 8297862 G83. B 7566 XA Mercedes 1998 2457821/MJ/2014 15-12-2018 A 8297727 G84. B 7766 XA Mercedes 1998 2459082/MJ/2014 30-12-2018 A 8297728 G ****)85. B 7866 XA Mercedes 1998 2457820/MJ/2014 30-12-2018 A 8297726 G86. B 7966 XA Mercedes 1998 2586667/MJ/2014 30-12-2018 A 8297851 G87. B 7606 XA Mercedes 1998 2457836/MJ/2014 30-12-2018 A 8297730 G88. B 7616 XA Mercedes 1998 2154295/MJ/2009 30-12-2014 A 8297853 G89. B 7626 XA Mercedes 1998 2431301/MJ/2010 30-12-2015 A 8297864 G90. B 7636 XA Mercedes 1998 2151573/MJ/2009 30-12-2014 A 8298702 G91. B 7116 XA Mercedes 1999 0864586/MJ/2009 25-06-2014 A 8729379 G92. B 7136 XA Mercedes 1999 0864558/MJ/2009 25-06-2014 A 8729377 G93. B 7806 XA Mercedes 1999 1612248/MJ/2009 12-10-2014 A 8803621 G94. B 7816 XA Mercedes 1999 1612247/MJ/2009 12-10-2014 A 8804005 G95. B 7836 XA Mercedes 1999 1650721/MJ/2009 12-10-2014 A 8804006 G

Catatan:*) Telah beralih ke Perseroan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Kendaraan Bus No.01/MOU/ESLT/VI/2003 antara PT. Eka

Sari Lorena dengan PT. Eka Sari Lorena Transport tertanggal 02 Juni 2003 (No. 1 s/d 33).**) Telah beralih ke Perseroan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Kendaraan Bus No.02/MOU/ESLT/VIII/2008 antara PT.

Eka Sari Lorena dengan PT. Eka Sari Lorena Transport tanggal 01 Agustus 2008 (No. 34 s/d 52).***) Telah beralih ke Perseroan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Kendaraan Bus No. 01/MOU/ESLT/VIII/2008 antara CV.

Lorena dengan PT. Eka Sari Lorena Transport tanggal 01 Agustus 2008 (No. 53 s/d 83).****) Telah beralih ke Perseroan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Kendaraan Bus No.05/MOU/ESLT/1/2008 antara CV.

Lorena dengan PT. Eka Sari Lorena Transport tanggal 21 Januari 2008 (No. 84 s/d 95).Dalam Surat Pernyataan Perseroan tertanggal 19 Pebruari 2014, Perseroan akan menindaklanjuti proses balik nama atas bus-bus tersebut di atas menjadi atas nama Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal jatuh tempo Pajak Kendaraan Bermotor masing-masing kendaraan pada tahun 2014.

c. Bus TransJakarta

NO. NO. POLISI MEREK / TIPE TAHUN

SURAT TANDA KENDARAAN BERMOTOR (STNK)

NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR

(BPKB)Nomor Masa BerlakuA. BUS TRANSJAKARTA SINGLE

1. B 7006 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510804/MJ/2013 29-08-2018 F 4261458 G2. B 7016 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510809/MJ/2013 29-08-2018 F 4261234 G3. B 7026 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510797/MJ/2013 29-08-2018 F 4261898 G4. B 7036 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510794/MJ/2013 29-08-2018 F 4261157 G5. B 7046 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510798/MJ/2013 29-08-2018 F 4261192 G6. B 7056 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1757070/MJ/2013 29-08-2018 F 4261665 G7. B 7066 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510799/MJ/2013 29-08-2018 F 4261454 G

Page 172: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

152

NO. NO. POLISI MEREK / TIPE TAHUN

SURAT TANDA KENDARAAN BERMOTOR (STNK)

NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR

(BPKB)Nomor Masa Berlaku8. B 7076 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510802/MJ/2013 29-08-2018 F 4261019 G9. B 7086 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510800/MJ/2013 29-08-2018 F 4261455 G

10. B 7096 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510808/MJ/2013 29-08-2018 F 4261744 G11. B 7106 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510806/MJ/2013 29-08-2018 F 4261380 G12. B 7116 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510805/MJ/2013 29-08-2018 F 4261018 G13. B 7126 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510801/MJ/2013 29-08-2018 F 4261328 G14. B 7136 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510807/MJ/2013 29-08-2018 F 4262022 G15. B 7146 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510796/MJ/2013 29-08-2018 F 4261202 G16. B 7156 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510781/MJ/2013 02-09-2018 F 4261931 G17. B 7166 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510774/MJ/2013 29-08-2018 F 4261390 G18. B 7176 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510795/MJ/2013 29-08-2018 F 4261330 G19. B 7186 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510789/MJ/2013 29-08-2018 F 4261329 G20. B 7196 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1511008/MJ/2013 29-08-2018 F 4261460 G21. B 7206 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510780/MJ/2013 29-08-2018 F 4261534 G22. B 7216 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510778/MJ/2013 02-09-2018 F 4265420 G23. B 7226 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510786/MJ/2013 02-09-2018 F 4261389 G24. B 7236 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510777/MJ/2013 29-08-2018 F 4262037 G25. B 7256 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510776/MJ/2013 29-08-2018 F 4260950 G26. B 7266 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2008 1510784/MJ/2013 29-08-2018 F 4261989 G27. B 7276 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510775/MJ/2013 29-08-2018 F 4261637 G28. B 7286 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510853/MJ/2013 29-08-2018 F 4261700 G29. B 7296 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510787/MJ/2013 29-08-2018 F 4261636 G30. B 7306 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510791/MJ/2013 29-08-2018 F 4261203 G31. B 7316 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510779/MJ/2013 29-08-2018 F 4265763 G32. B 7326 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510783/MJ/2013 29-08-2018 F 4261932 G33. B 7336 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510788/MJ/2013 29-08-2018 F 4261933 G34. B 7346 IV HINO RK1JSNL-RHJ 2007 1510793/MJ/2013 29-08-2018 F 4261929 G

B. BUS TRANSJAKARTA ARTICULATED1. B 7356 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147226/MJ/2013 12-09-2018 F 4551554 G2. B 7366 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147226/MJ/2013 12-09-2018 F 4550030 G3. B 7376 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147225/MJ/2013 12-09-2018 F 4551547 G4. B 7386 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147222/MJ/2013 11-09-2018 F 4551549 G5. B 7396 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147224/MJ/2013 12-09-2018 F 4550654 G6. B 7406 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147232/MJ/2013 12-09-2018 F 4551532 G7. B 7416 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147233/MJ/2013 12-09-2018 F 4550784 G8. B 7426 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1155613/MJ/2013 12-09-2018 F 4551550 G9. B 7436 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147229/MJ/2013 12-09-2018 F 4551551 G

10. B 7446 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147228/MJ/2013 12-09-2018 F 4551552 G11. B 7456 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147227/MJ/2013 12-09-2018 F 4550686 G12. B 7466 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147223/MJ/2013 12-09-2018 F 4551553 G13. B 7476 IV AAI KOMODO CNG 6X2AT 2008 1147231/MJ/2013 12-09-2018 F 4551548 G

Catatan: Seluruh Bus TransJakarta merupakan milik dan terdaftar atas nama Perseroan

d. Bus Feeder

NO. NO. POLISI MEREK / TIPE TAHUN

SURAT TANDA KENDARAAN BERMOTOR (STNK)

NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN

BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku1. B 7536 NP HINO / 130 MDBL PS 2011 1736073/MJ/2011 26-08-2016 I-048440802. B 7626 IS HINO / 130 MDBL PS 1736079/MJ/2011 26-09-2016 I-048440843. B 7406 IS HINO / 130 MDBL PS 1665426/MJ/2011 26-08-2016 I-048440924. B 7156 NP HINO / 130 MDBL PS 1736074/MJ/2011 26-08-2016 I-048440815. B 7316 IS HINO / 130 MDBL PS 1665428/MJ/2011 26-08-2016 I-048440896. B 7156 PW HINO / 130 MDBL PS 1737828/MJ/2011 29-08-2016 I-048440877. B 7696 IS HINO / 130 MDBL PS 1736078/MJ/2011 26-08-2016 I-048440838. B 7256 IS HINO / 130 MDBL PS 1665429/MJ/2011 26-08-2016 I-048440909. B 7036 PW HINO / 130 MDBL PS 1736076/MJ/2011 26-08-2016 I-0484408510. B 7296 IS HINO / 130 MDBL PS 1665427/MJ/2011 26-08-2016 I-0484409611. B 7366 IS HINO / 130 MDBL PS 1736072/MJ/2011 26-08-2016 I-0484408812. B 7086 IS HINO / 130 MDBL PS 1665425/MJ/2011 26-08-2016 I-0484408213. B 7856 IS HINO / 130 MDBL PS 1736077/MJ/2011 26-08-2016 I-0484407914. B 7966 IS HINO / 130 MDBL PS 1665430/MJ/2011 26-08-2016 I-0484409115. B 7106 PW HINO / 130 MDBL PS 1736075/MJ/2011 26-08-2016 I-04844086

Catatan: Seluruh Bus Feeder merupakan milik dan terdaftar atas nama Perseroan

Page 173: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

153

e. Kendaraan Bus Milik Perseroan Yang Belum Beroperasi

NO. MEREK / TIPE TAHUN

NO. CHASIS NO. MESINNO. STNK NO. BPKB

FAKTUR PEMBELIAN

NO. TANGGAL

1. Mercedes 2013 MHL634400DJ000044 45794400259490 Masih dalam proses pengurusan 29146/DMM 23-11-20132. Mercedes 2013 MHL634400DJ000049 45794400259388 Masih dalam proses pengurusan 29147/DMM 23-11-20133. Mercedes 2013 MHL634400DJ000051 45794400259471 Masih dalam proses pengurusan 29148/DMM 23-11-20134. Mercedes 2013 MHL368006DJ002569 906998U1027717 Masih dalam proses pengurusan 29149/DMM 23-11-20135. Mercedes 2013 MHL368006DJ002570 906998U1027711 Masih dalam proses pengurusan 29150/DMM 23-11-2013

f. Kendaraan Operasional

1) Kendaraan Bermotor Roda Empat

NO. NO. POLISI MEREK / TIPE TAHUN

SURAT TANDA KENDARAAN BERMOTOR (STNK)

NO. BUKU PEMILIK KENDARAAN

BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku1. B 1566 OE T.KIJANG INNOVA E STD 2007 2427774/MJ/2012 06-02-2018 F 1427288 G2. B 1866 MJ DAIHATSU / 5401 RV - ZMDEJJ HJ 2008 2467278/MJ/2012 05-03-2018 F 1098697 G3. B 1666 SL T.KIJANG INNOVA G AT 2008 0190692/MJ/2008 13-02-2014 E 9893259 G4. B 1566 SU ISUZU PANTHER TBR54 STD 1999 1401835/MJ/2009 06-09-2014 A 8798756 G5. B 1136 AR MITSUBISHI COLT T120SS 1995 1986091/MJ/2010 02-11-2015 A 3512117 G6. B 7966 EB ISUZU PANTHER TBR54 STD 1997 2078739/MJ/2012 03-11-2017 A 7131622 G7. B 1866 SU ISUZU PANTHER TBR54 1999 1401833/MJ/2009 09-09-2014 A 8752611 G8. B 1066 SU ISUZU PANTHER TBR54 STD 1999 0864301/MJ/2009 20-07-2014 A 8734557 G9. B 1166 KN ISUZU PANTHER LV25 2001 1602757/MJ/2011 08-08-2016 C 0396810 G10. B 7766 AE ISUZU NHR55 1998 476104/MJ/2012 16-03-2018 A 7960720 G11. F 8266 B MITSUBISHI/L300 2500 2001 2134108/JB/2011 21-11-2017 C 0596179 G12. B 1466 OQ DAIHATSU F600RV-GMDFJJ 2007 3138974/MJ/2011 15-03-2017 E 5059771 G13. B 1366 OQ DAIHATSU F600RV-GMDFJJ 2007 3178854/MJ/2011 14-03-2017 E 5059770 G15. B 1166 YG TOYOTA / AVANZA 2005 0800313/MJ/2010 01-06-2015 D 4660578 G16. B 1266 SU T.KIJ SPR LF80 LGN 1999 1974211/MJ/2013 20-07-2014 A 8733512 G17. B 1166 ED T.KIJANG INNOVA E DIS 2005 1047889/MJ/2010 20-07-2015 D 5115701 G18. B 1 GTS

(d.h B 8966 BS

MERCEDEZ BENZ / S 350 L AT 2011 0022003/MJ/2011 10-02-2016 H 09390808

19. B 1166 GT TOYOTA / KIJANG LGX 1999 2649331/MJ/2014 05-02-2019 A 8300663 G20. B 1166 KS T. KIJANG INNOVA E 2005 0846189/MJ/2010 10-06-2015 D 4689281 G21. B 9266 ZR MITSUBISHI / DPL 300 2000 1399737/MJ/2010 23-08-2015 A 9681847 G**) 22. B 2866 BP TOYOTA / KIJANG INNOVA 2009 0115827/MJ/2011 09-09-2014 G 0076350 G23. B 2066 RFP MERCEDES BENZ / SLK 200 CGI AT 2012 1692673/MJ/2012 18-10-2017 J 02941412

Catatan:

Seluruh kendaraan operasional merupakan milik Perseroan, kecuali kendaraan dengan Nomor Polisi B 9266 ZR yang sampai dengan saat ini masih terdaftar atas nama pihak lain dan belum dilakukan balik nama, Perseroan berdasarkan Surat Pernyataan tertanggal 19 Pebruari 2014 akan menindaklanjuti proses balik nama atas kendaraan operasional tersebut di atas menjadi atas nama Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal jatuh tempo pajak masing-masing kendaraan pada tahun 2014.**) Telah beralih ke Perseroan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Kendaraan Operasional No. 03/MOU/ESLT/III/2002 tanggal

26 Pebruari 2002 antara Perseroan dengan PT Ryanta Mitra Karina.

2) Kendaraan Bermotor Roda Dua

NO. NO. POLISI MEREK / TIPE TAHUNSURAT TANDA KENDARAAN

BERMOTOR (STNK)NO. BUKU PEMILIK

KENDARAAN BERMOTOR (BPKB)Nomor Masa Berlaku

1. B 6511 PIH HONDA SUPRA FIT - D 2007 0714623/MJ/2012 11-06-2017 E 5463342 G2. B 6415 PIF HONDA SUPRA FIT - D 2007 452323/MJ/2012 30-05-2017 E 5680467 G3. B 6949 PIE HONDA SUPRA FIT - D 2007 0359118/MJ/2012 23-05-2017 E 5051904 G4. B 6111 PIG HONDA SUPRA FIT - D 2007 0579228/MJ/2012 21-06-2017 E 5448666 G5. F 6123 AW HONDA SUPRA FIT - U 2007 1840581/JB/2014 16-01-2019 E 6038459 H

Catatan: Seluruh kendaraan bermotor merupakan milik dan terdaftar atas nama Perseroan

Page 174: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

154

N. Perkara yang sedang Dihadapi Perseroan serta Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

Berdasarkan Surat Pernyataan No. 088/ESLT/BG/CEO/XII/2013 tanggal 19 Desember 2013 Perseroanmenyatakan:

1. Tidak terlibat baik dalam perkara pidana, perdata, tata usaha negara, hubungan industrial, perpajakan di hadapan Pengadilan Umum dan/atau perkara arbitrase di hadapan Badan Arbitrase di Indonesia yang secara material dapat mempengaruhi Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya serta tidak ada permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran utang yang diajukan terhadap Perseroan dihadapan Pengadilan Niaga di Indonesia;

2. Tidak terlibat dalam sengketa hukum/perselisihan di luar pengadilan yang secara material dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;

3. Tidak menerima somasi yang dapat mempengaruhi secara negatif dan material atas kegiatan usaha Perseroan.

Berdasarkan Surat Pernyataan dari masing-masing anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan di bawah ini:

NO. NAMA JABATAN TANGGAL SURAT PERNYATAAN PERKARA 1. Gusti Terkelin Soerbakti President Direktur 19 Desember 20132. Eka Sari Lorena Soerbakti Direktur 19 Desember 20133. Suhadi Direktur 19 Desember 20134. Eddy Rusly Direktur Independen 19 Desember 20135. Kumpul Kariany Sembiring President Komisaris 19 Desember 20136. Santo Budiono Komisaris Independen 24 Pebruari 20147. Samsudin Komisaris 19 Desember 2013

Menyatakan:

“Tidak terlibat perkara baik perdata maupun pidana yang tercatat dalam register Pengadilan Negeri, sengketa yang tercatat di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) atau badan-badan arbitrase lainnya, gugatan pailit dan/atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang terdaftar di Pengadilan Niaga, sengketa perpajakan di Pengadilan Pajak, perselisihan perburuhan yang tercatat pada Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), serta perkara tata usaha negara yang terdaftar di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), serta kemungkinan keterlibatan Perseroan atas sengketa hukum/ perselisihan lain di luar Pengadilan yang mungkin dapat berpengaruh secara material terhadap kelangsungan usaha Perseroan.”

O. Asuransi

Manajemen Perseroan menyatakan bahwa perlindungan asuransinya telah sesuai dengan standar yang berlaku di kalangan industri sejenis di Indonesia, namun demikian nilai pertanggungan asuransi untuk aset armada bus AKAP mungkin tidak cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko yang dipertanggungkan karena tidak seluruhnya armada bus AKAP diasuransikan, tetapi hanya armada bus yang terkait dengan pembiayaan dari pihak bank atau lembaga keuangan lainnya.

Perseroan telah melakukan penutupan atas risiko-risiko yang mungkin dihadapi dengan asuransi, antara lain:

1. Asuransi terhadap Tenaga Kerja Perseroan

a. Asuransi Kesehatan Rawat Inap PT A.J. Bringin Jiwa Sejahtera berdasarkan Surat Pemberitahuan No. B./CSD II/I/2014 tanggal 17 Januari 2014 yang menyatakan bahwa yang berlaku sejak tanggal 5 Januari 2014 sampai dengan tanggal 4 Januari 2015 untuk menanggung sebanyak 1.128 karyawan Perseroan.

Page 175: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

155

b. Asuransi Kecelakaan Diri PT Bess Central Insurance dengan No. Polis 1006130000026 jo. Quotation Renewal tanggal 10 Januari 2014 yang berlaku sejak Januari 2014 sampai dengan Januari 2015 untuk menanggung sebanyak 361 orang Pengemudi dan 199 orang Asisten Pengemudi/Kondektur.

2. Asuransi terhadap Harta Kekayaan Perseroan

Asuransi-asuransi terhadap harta kekayaan Perseroan adalah sebagi berikut:

No. Jenis Asuransi Perusahaan Asuransi Objek Asuransi Jangka Waktu Pertanggungan

NilaiPertanggungan

1. Asuransi Kebakaran PT. Bess Central Insurance Kantor (Gedung/Bangunan) 01-09-2014 Rp.1.600.000.000,00

2. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk 6 bus AKAP 23-01-2015 Rp.4.500.000.000,003. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2 bus AKAP 31-01-2015 Rp.3.350.000.000,004. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Jasindo 3 Bus AKAP 09-04-2014 Rp.1.581.300.000,005. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Central Asia 8 Bus AKAP 12-10-2014 Rp.8.932.500.000,00

6. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 15 Bus Feeder TransJakarta 23-01-2015 Rp.5.250.000.000,00

7. Kendaraan Bermotor PT. Bess Central Insurance 34 Bus TransJakarta 31-10-2014 Rp.22.689.100.000,008. Kendaraan Bermotor PT. Bess Central Insurance 13 Bus TransJakarta 30-04-2014 Rp.23.654.000.000,009. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Jasindo 4 Mobil 17-06-2014 Rp.320.000.000,0010. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Jasindo 3 Mobil 13-02-2014*) Rp.360.000.000,0011. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Jasindo 1 Mobil 01-03-2014*) Rp.195.000.000,0012. Kendaraan Bermotor PT. Lippo General Insurance Tbk 1 Mobil 18-02-2014**) Rp.1.250.000.000,0013. Kendaraan Bermotor PT. Bess Central Insurance 2 Mobil 30-10-2014 Rp.150.000.000,0014. Kendaraan Bermotor PT. Bess Central Insurance 1 Mobil 27-12-2014 Rp.105.000.000,0015. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Jasindo 1 Mobil 01-03-2014 Rp.195.000.000,0016. Kendaraan Bermotor PT. Lippo General Insurance Tbk 1 Mobil 12-05-2015 Rp.836.000.000,00

17. Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk 5 bus milik Perseroanyang belum beroperasi 06-11-2014 Rp7.625.281.000,00

*) Sedang dalam proses pengurusan polis asuransi baru pada PT. Bess Central Insurance berdasarkan Surat Penawaran Asuransi Kendaraan Bermotor tertanggal 17 Pebruari 2014. (No. 10 dan No. 11)

**) Sedang dalam tahap proses perpanjangan berdasarkan Surat Penawaran Perpanjangan Asuransi No. 076/LI-GSB/II/14 tertanggal 11 Pebruari 2013. (No. 12)

Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dalam bentuk apapun dengan perusahaan-perusahaan asuransi tersebut.

P. Lingkungan (AMDAL/ UKL-UPL)

Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) PT Eka Sari Lorena Transport Nopember 2011, yang telah disetujui dalam Surat Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Depo Bus dan SPBU atas nama PT Eka Sari Lorena Transport No.660.1/1213-dl tanggal 12 Desember 2011, yang diterbitkan oleh Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor. Sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010, UKL-UPL dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Selain itu, menurut Rekomendasi atas UKL-UPL yang diperoleh Perseroan, tidak disebutkan masa berlaku atas rekomendasi tersebut kecuali apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau peruntukanusaha dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum atau saat pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun UKL-UPL atau AMDAL baru sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Perseroan telah menyampaikan kewajiban laporan UKL-UPL periode II (Juli-Desember) 2013 sebagai tindak lanjut dari implementasi dari UKL-UPL pada bulan Pebruari 2014, yang telah diterima oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bogor.

Page 176: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

156

Q. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)

Penerapan Tata Kelola Perusahaan dengan standar tertinggi merupakan komitmen dari seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan. Penerapan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran telah dimasukkan dalam nilai-nilai Perseroan.

Dengan diterapkannya nilai-nilai inti Perseroan yang terintegrasi ke dalam Tata Kelola Perusahaan memberikan jaminan keberlangsungan Perseroan, kemampuan daya saing yang tinggi dan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak antara lain pemegang saham, karyawan, masyarakat dan external stakeholder lain. Termasuk dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan adalah memastikan pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan risiko dan mitigasinya, pengelolaan keuangan yang prudent, patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari potensi benturan kepentingan.

Untuk menerapkan GCG (Good Corporate Governance), Perseroan telah mempersiapkan perangkat-perangkat yang diperlukan antara lain: Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang yang termasuk 1 (satu) Komisaris Independen, Dewan Direksi sebanyak 4 (empat) orang yang termasuk 1 (satu) satu orang Direktur Tidak Terafiilasi serta Sekretaris Perusahaan. Perseroan telah membentuk Komite Audit yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota, sebagaimana termaktub di dalam Surat Ketetapan Perseroan No. 001/ESLT/BOC/III/2014 tanggal 21 Maret 2014. Fungsi Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan dengan melakukan penelaahan atas proses laporan keuangan, proses audit eksternal dan internal, sistem pengendalian internal, manajemen risiko dan kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu Perseroan telah membentuk Pengendalian Internal (Internal Audit). Fungsi Internal Audit akan melakukan penelaahan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai persiapan pelaporan keuangan dan keterbukaan informasi, sistem untuk pengendalian internal dan sistem untuk manajemen risiko.

R. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Hingga prospektus ini diterbitkan, Perseroan menggunakan merek “LORENA” sebagai merek dagang yang digunakan pada armada bus yang dimiliki dan dioperasikan oleh Perseroan. Merek “LORENA”merupakan merek dagang yang telah didaftarkan dan mendapatkan Sertifikat Merek No. IDM000013992 tanggal 9 Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sejak tanggal 9 Pebruari 2005 dan berlaku hingga 10 tahun berakhir pada tanggal 8 Pebruari 2015. Merek “LORENA” terdaftar atas nama PT Eka Sari Lorena yang terafiliasi dengan Perseroan. Melalui Perjanjian Pinjam Pakai Merek ”LORENA” tanggal 15 Agustus 2004 jis. Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 001/ESLT/VII/2012 tanggal 9 Juli 2012, Perubahan & Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 002/ESLT/VII/2013 tanggal 1 Juli 2013, dan Perubahan dan Pernyataan kembali Perjanjian Lisensi Merek ”LORENA” No. 003/ESLT/I/2014 tanggal 21 Januari 2014 yang seluruhnya dibuat dibawah tangan (”Perjanjian Lisensi Merek ’Lorena’”)yang telah diaddendum pada tanggal 12 Maret 2014 Perseroan dapat menggunakan Merek “LORENA” pada seluruh armada bus dan/atau transportasi darat yang dimiliki dan/atau dioperasikan.

Page 177: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

157

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

A. Umum

Perseroan adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan angkutan transportasi darat untuk penumpang. Perseroan melayani masyarakat dengan memberikan layanan mulai dari layanan angkutan penumpang Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Busway TransJakarta dan Feeder TransJakarta. Per 30 September 2013 total armada yang dioperasikan Perseroan berjumlah 223 unit yang terdiri dari sejumlah 161 unit bus untuk segmen AKAP, sejumlah 47 unit bus untuk segmenBusway TransJakarta dan 15 unit bus untuk segmen Feeder Busway.

Pada saat ini, Perseroan memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jl. K.H. Hasyim Ashari No.15 C Jakarta Pusat 10139, Indonesia dan keseluruhan operasional Perseroan dikelola secara langsungmelalui Depo yang berlokasi di Jl. Raya Tajur No. 106 Bogor 16720, Indonesia. Perseroan juga memiliki 2 (dua) Depo yang besar yang berlokasi di Jln. R.A. Kartini No.16 Cilandak Jakarta yang bertujuan untuk operasional segmen AKAP dan yang berlokasi di Jl. Raya Hankam No 61, Ceger, Jakarta yang bertujuan untuk operasional segmen Busway dan Feeder Busway.

Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya memiliki visi yaitu menjadi perusahaan transportasi darat terbaik di Indonesia dengan sistem yang terintegrasi dan layanan prima. Adapun misi Perseroan yaitu memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas terbaik serta membangun layanan transportasi darat yang aman, nyaman, tepat waktu dan memuaskan pelanggan. Dalam melaksanakan usahanya, Perseroan memiliki motto kerja yaitu adalah sabar, sopan dan senyum.

Perseroan memiliki sejarah kegiatan usaha yang panjang di Indonesia, adapun beberapa tahapan penting (key milestones) yang telah dilalui Perseroan selama perjalanan usahanya adalah sebagai berikut:

- Sejarah bermula dengan didirikannya CV Lorena pada tahun 1970 oleh Bapak Gusti Terkelin Soerbakti dan beroperasi pertama kali pada tahun 1973 dengan memberikan layanan angkutan AKAP. Pada awal usahanya tersebut, PO Lorena memiliki dan mengoperasikan dua unit bus Mercedes Benz tipe LP-352. Trayek yang pertama kali dilayani oleh PO Lorena adalah dengan jurusan Bogor-Jakarta-Bogor melalui Parung.

- Seiring dengan perjalanannya, layanan angkutan AKAP PO Lorena mengalami perkembangan yang cukup pesat. Jumlah armada bus PO Lorena semakin meningkat. Hal ini karena meningkatnya kepercayaan dari masyarakat terhadap layanan PO Lorena. Sejak awal berdirinya hingga sekarang, PO Lorena hanya menggunakan satu merk mesin/chassis saja untuk armada AKAP yaitu Mercedez Benz.

- Pada tahun 1984, merupakan era baru bagi PO Lorena dengan memberikan pelayanan inovatif dibandingkan pesaing, yaitu: AC, Kursi yang bisa diatur posisi kemiringan sandaran(Reclining Seat), Toilet, Audio Video, area khusus tempat merokok (Smoking Area), dan servis makan & makan ringan (snack). PO Lorena juga senantiasa melakukan pengembangan trayek menjadi semakin luas dengan penambahan trayek baru seperti Jakarta-Bandung-Jakarta melalui Puncak. Pada tahun 1984, PO Lorena mulai membuka trayek jarak jauh seperti Jakarta – Surabaya PP, dilanjutkan dengan trayek ke kota-kota lain di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.

- Pada tahun 2002, Pemilik PO Lorena mendirikan Perusahaan Terbatas yang bernama PT. Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”), yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 70 tanggal 26 Pebruari 2002 yang dibuat dihadapan Haji Muhammad Gazali, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya Nomor C-24312 HT.01.01.TH.2002 tertanggal 19 Desember 2002, dan telah didaftarkan pada register pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat dibawah Agenda No.0756/BH.09.05/III/2003 tertanggal 23 Maret 2003; serta telah diumumkan dalam Berita

Page 178: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

158

Negara Republik Indonesia Nomor 53 tertanggal 4 Juli 2003, Tambahan Nomor: 5259/2003. Pada tahun 2002, kegiatan usaha PO Lorena dilanjutkan oleh Perseroan.

- Pada tahun 2007, Perseroan terlibat dalam penyelenggaraan angkutan dalam kota Jakarta sebagai operator Busway TransJakarta setelah memenangkan tender sebagai operator Busway TransJakarta untuk Koridor 5 (Koridor Kampung Melayu – Ancol) dan koridor 7 (Koridor Kampung Melayu –Kampung Rambutan).

- Pada tahun 2011, Perseroan melakukan pengembangan usaha baru dengan memberikan jasa angkutan Feeder TransJakarta pada tahun 2011. Perseroan memenangkan tender sebagai operator Feeder untuk TransJakarta Busway Rute 1 (Rute Sentra Primer Barat), Rute 2 (Rute Tanah Abang – Balai Kota) dan Rute 3 (Rute Kawasan SCBD Senayan).

Perjalanan usaha Perseroan mulai dari semenjak berdiri hingga saat ini telah diapresiasi oleh berbagai pihak dimana Perseroan telah sering kali menerima penghargaan dari institusi baik domestik maupun internasional, diantaranya adalah:

- Pada tahun 2001, Perseroan menerima Penghargaan Kinerja Terbaik Perusahaan Otobus Tingkat Nasional, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

- Pada tahun 2001, Perseroan menerima Penghargaan Pengemudi Terbaik dari DKI Jakarta.- Pada tahun 2002, Perseroan menerima penghargaan Golden Asia Award for Service Excellent,

Hong Kong. - Pada Tahun 2002, Perseroan menerima penghargaan New Millenium Award pada perhelatan

acara International Transportation Award Brussel di Belgia.- Pada tahun 2003, Perseroan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dimana hal ini

menunjukkan komitmen Perseroan untuk memberikan kualitas jasa terbaik dan sesuai standar mutu yang dipersyaratkan.

- Pada tahun 2003, Bapak G.T. Soerbakti selaku Presiden Direktur Lorena Grup menerima penghargaan berupa Ernst & Young Enterpreneur of the Year 2003 untuk kategori Lifetime Achievement Award.

B. Keunggulan Kompetitif Perseroan

Berikut ini adalah keunggulan kompetitif Perseroan:

B.1. Jaringan infrastruktur dan petugas lapangan yang mencukupi di pulau Jawa, Sumatera, dan Bali.

Perseroan memiliki jaringan kantor perwakilan yang luas. Per 30 September 2013, Perseroan memiliki jaringan infrastruktur berupa 29 unit kantor perwakilan yang tersebar di pulau Bali, Jawa dan Sumatera, yang difungsikan sebagai kantor penjualan tiket, titik keberangkatan dan tujuan. Beberapa di antara kantor perwakilan tersebut juga berfungsi sebagai depo dan bengkel pendukung. Seluruh kantor perwakilan tersebut terkoneksi satu sama lain melalui jalur lintasan trayek yang dilalui oleh armada bus Perseroan, sehingga sangat memudahkan dalam hal pemberian pertolongan pertama kepada bus yang mengalami masalah di jalan. Kantor perwakilan terdekat akan segera memberikan pertolongan pertama kepada bus apabila terjadi masalah bus di wilayah operasi kantor perwakilan tersebut. Misalnya dalam hal terjadi kerusakan, musibah kecelakaan, atau gangguan lalu lintas yang diakibatkan oleh jalan atau jembatan rusak, atau akibat bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Perseroan sangat memperhatikan keselamatan dan kenyamanan penumpang sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kantor perwakilan untuk segera turun tangan apabila terjadi hal-hal yang bersifat force majeure (keadaan kahar) seperti yang disebutkan di atas.

Perseroan memiliki jaringan agen penjualan tiket yang handal. Perseroan didukung oleh 260 kantor agen yang tersebar di sepanjang trayek pulau Bali, Jawa dan Sumatera termasuk di kota-kota kecil yang terpelosok. Agen-agen tersebut dipersyaratkan hanya melayani penjualan tiket bus AKAP Perseroan saja dan diharuskan menjual tiket sesuai dengan ketetapan Perseroan. Hal ini perlu

Page 179: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

159

ditegaskan demi menjaga agar tidak ada permainan harga tiket di lapangan sehingga dengan demikian seluruh agen Perseroan memiliki standar pelayanan yang sama.

Perseroan memiliki kebijakan memberdayakan karyawan lokal. Perseroan menerapkan kebijakan untuk mengutamakan pemberdayaan karyawan yang berasal dari daerah setempat dimana kantor perwakilan berada. Kebijakan ini menghasilkan manfaat bersama antara Perseroan dengan penduduk lokal, sebab selain menciptakan nilai tambah bagi penduduk lokal melalui penciptaan lapangan pekerjaan, Perseroan memperoleh manfaat berupa karyawan yang sudah mengenal dengan sangat baik demografi dan budaya penumpang dari wilayah kantor perwakilan tersebut. Hal ini mampu mempercepat pengenalan merek (brand awareness) dan kehadiran armada bus AKAP milik Perseroandapat dengan mudah dan cepat diterima masyarakat sekitar.

Perseroan meyakini perpaduan antara jumlah kantor perwakilan dengan agen penjualan tiket Perseroan yang jumlahnya relatif besar menjadi salah satu keunggulan daya saing yang sulit ditiru oleh operator AKAP pesaing. Dengan keunggulan daya saing seperti ini, Perseroan memiliki kemampuan untuk melayani permintaan penumpang pada hampir seluruh kota-kota di pulau Jawa, Sumatera dan Bali dengan mengantarkan penumpang ke titik yang lebih dekat dengan tempat tinggal atau tujuan. Perseroan juga meyakini bahwa jaringan infrastruktur merupakan salah satu entry barrier atau hambatan memasuki industri transportasi darat segmen AKAP.

B.2. Trayek panjang, terkoneksi dan terintegrasi.

Perseroan memiliki Trayek yang panjang dan saling terkoneksi. Perseroan adalah satu-satunya perusahaan AKAP di Indonesia yang bisa melayani trayek yang sangat panjang, meliputi pulau Jawa, Sumatra, dan Bali secara terkoneksi dimana penumpang tidak perlu berpindah ke bus AKAP milik operator pesaing. Misalnya, penumpang yang ingin menjelajahi daerah wisata di pulau Bali, Jawa dan Sumatera melalui jalan darat, maka penumpang dari Bali yang hendak menuju kota-kota Medan, Pekanbaru, Padang, Bukittinggi, Palembang, Jambi, Lampung dan kota-kota lainnya atau pun sebaliknya, dapat menggunakan armada bus AKAP milik Perseroan tanpa harus berpindah-pindah ke bus milik operator AKAP pesaing. Perseroan memiliki trayek dan infrastruktur layanan yang terkoneksi mulai dari ujung pulau Bali hingga ujung pulau Sumatera. Di Pulau Sumatera, pesaing terdekat Perseroan hanya melayani trayek di 3 kota yaitu Palembang, Jambi dan Prabumulih. Selain itu,pesaing terdekat Perseroan tidak memiliki jaringan agen penjualan di pulau Jawa dan Sumatera sebanyak yang dimiliki Perseroan. Di lain pihak, operator bus AKAP yang berdomisili di pulau Sumatera sebagian besar memiliki jaringan agen yang cukup lengkap di pulau Sumatera namun di pulau Jawa dan Bali relatif tidak selengkap jaringan agen yang dimiliki oleh Perseroan.

Perseroan pun sering menjadi perintis di dalam menyediakan infrastruktur transportasi yang berkualitas baik untuk daerah-daerah terpencil di daerah operasi Perseroan. Misalnya, tahun 1998 Perseroan membuka trayek Pekanbaru-Jakarta yang melintasi kota-kota kecil yang belum pernah dilayani operator bus AKAP eksekutif seperti kota-kota Pangkalan Kerinci, Sorek, Ukui, dan Japura. Di wilayah timur Pulau Jawa, Perseroan merupakan pelopor trayek Jakarta-Jember pada awal tahun 90-an dimana sebelumnya bus-bus AKAP hanya sampai di Probolinggo karena kota tersebut merupakan lintasan bus AKAP trayek Jakarta-Denpasar via Situbondo dan Ketapang sebelum menyeberang ke pulau Bali. Sebelumnya, para penumpang yang bertujuan ke kota Jember dan sekitarnya harus menggunakan bus-bus AKAP trayek Jakarta-Denpasar dan turun di kota Probolinggo untuk berpindah ke bus lain melanjutkan perjalanannya ke kota Jember. Perseroan melihat peluang tersebut dan segera melayaninya dengan bus AKAP kelas eksekutif. Pada perkembangannya, trayek Jakarta-Jember menjadi arena persaingan yang sangat kompetitif di antara sesama operator bus AKAP.

Trayek AKAP Perseroan memiliki koneksi langsung dengan Busway TransJakarta dan Feeder TransJakarta milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2008 Perseroan memenangkan tender yang diselenggarakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta U.P. Badan Layanan Umum TransJakarta yang menetapkan Perseroan sebagai operator Busway TransJakarta untuk Koridor 5

Page 180: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

160

dengan rute Kampung Melayu – Ancol , dan Koridor 7 dengan rute Kampung Rambutan – Kampung Melayu. Kemudian, pada tahun 2011 Perseroan juga memenangkan tender yang diselenggarakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta u.p. Dinas Perhubungan yang menetapkan Perseroan sebagai operator tunggal untuk Feeder Busway TransJakarta untuk tiga rute sekaligus yaitu Rute-1 (daerah Sentra Primer Barat); Rute-2 (Tanah Abang – Balai Kota); Rute-3 (SCBD - Kuningan). Seluruh armadauntuk Busway TransJakarta maupun Feeder Busway TransJakarta disediakan dan dimiliki oleh Perseroan. Dengan sekaligus sebagai operator bus AKAP, Busway TransJakarta dan Feeder Busway TransJakarta, Perseroan memiliki koneksi untuk mengumpan penumpang bus AKAP milik Perseroanke terminal Kampung Rambutan di mana Busway TransJakarta Koridor 7 milik Perseroan beroperasi. Dengan demikian, penumpang dari luar kota Jakarta yang tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, dapat menaiki Busway TransJakarta Koridor 7 milik Perseroan menuju Kampung Melayu. Dari Kampung Melayu, penumpang tersebut kemudian dapat melanjutkan perjalanannya menggunakan Busway TransJakarta Koridor 5 milik Perseroan yang menuju Ancol, Jakarta Utara, atau ke wilayah lain di Jakarta dengan memanfaatkan fasilitas interkoneksi Busway TransJakarta pada koridor-koridor lainnya, serta memanfaatkan fasilitas Feeder Busway TransJakarta. Kemampuan untuk interkoneksi bus AKAP dengan Busway TransJakarta dan Feeder Busway TransJakarta merupakan keunggulan daya saing yang sulit ditiru oleh operator AKAP pesaing.

Perseroan memberikan jasa integrasi penumpang dan kargo. Para penumpang bus segmen AKAP yang membawa barang dalam jumlah dan volume besar dapat dilayani Perseroan melalui sinergi antara Perseroan dengan perusahaan terafiliasi dalam satu kelompok usaha yang bergerak di bidang layanan kurir dan kargo, yaitu PT. Eka Sari Lorena yang dikenal dengan merek ESL Express. Layanan ini memberi kemudahan dan kenyamanan bagi penumpang, karena di setiap kantor perwakilan/agen Perseroan terdapat meja layanan (counter) ESL Express, demikian pula sebaliknya. Selain itu, pemegang Green Card Lorena diberi diskon khusus sebesar 10% saat menggunakan jasa ESL Express.

B.3. Pengalaman panjang dan merek Lorena yang sudah dipakai sejak tahun 1973.

Merk Lorena sebagai perusahaan operator Bus AKAP sudah dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Meskipun Perseroan baru didirikan pada tahun 2002, namun merek bus “LORENA” sudah sangat melekat di hati masyarakat pulau Jawa semenjak tahun 1973 ketika pertama kali diluncurkan oleh PO LORENA yang merupakan cikal bakal Perseroan. Merek LORENA relatif sangat sederhana namun cukup mudah diingat dan diucapkan sebab merupakan satu kata yang memuat tiga huruf vokal yang berarti “bukan dari arah sana, tapi arah sini”. Warna hijau sebagai warna dasar badan bus yang dikombinasikan dengan warna putih, ungu, dan strip merah kuning tetap dipertahankan semenjak bus pertama hingga sekarang. Warna bus Perseroan sangat mudah dikenali meskipun darijarak yang jauh. Perseroan juga memiliki kelompok penggemar (fan base) swakarsa dan mandiri seperti Barisan Ijo Sejati dan Fans Berat Ijo yang menggunakan kata “ijo” sebagai konotasi warna hijau bus milik Perseroan. Dengan prakarsanya mereka sendiri, kelompok-kelompok ini menciptakan jaringan sosial di antara mereka seperti jaringan komunikasi radio, facebook, acara jalan bareng dengan menggunakan bus Perseroan, mendisain dan memproduksi suvenir berupa miniatur bus Perseroan, kaos, topi dan lain sebagainya. Bahkan di daerah Jember dan Banyuwangi terdapat kelompok grup musik keliling bernama LORENA MUSIC dengan spesialisasi musik dangdut yang memproduksi konser-konser keliling dan rekaman dalam media CD.

Berbekal dengan pengalaman 43 tahun di usaha AKAP, Perseroan mampu menjadi pemain yang dominan pada industri transportasi angkutan AKAP untuk wilayah pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Bus AKAP juga dikenal sebagai bus malam karena pada umumnya berangkat sore hari dan menyusuri jalan raya sepanjang malam menuju kota tujuan. Perseroan sangat memahami demografi pasar di industrinya dan selalu berusaha berinovasi untuk meningkatkan mutu layanan dan bahkan seringkali menjadi pelopor dan trend setter. Perseroan termasuk salah satu operator bus AKAP yang memelopori pengoperasian bus berpendingin udara (AC), toilet, Kursi yang bisa diatur posisi kemiringan sandaran (Reclining Seat), televisi&video, serta fasilitas karaoke sebagai hiburan bagi penumpang selama dalam perjalanan. Seperti misalnya pada trayek Jakarta-Purwokerto dan

Page 181: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

161

sekitarnya, pada tahun 2006 sebelum Perseroan memasuki trayek tersebut bus-bus yang beroperasi di sana pada umumnya relatif kurang baik. Kemudian Perseroan hadir dengan bus yang nyaman dan mengikuti model terbaru disertai pelayanan awak bus yang sabar, sopan dan tersenyum, serta menjadi operator AKAP yang pertama memberikan servis makan dan makanan ringan kepada penumpang. Tren itu kemudian diikuti oleh operator AKAP pesaing sehingga menjadi semacam standar layanan minimum pada trayek tersebut.

Perseroan meyakini bahwa perpaduan antara merek LORENA yang sudah terkenal dengan pengalaman panjang selama 43 tahun tersebut menjadi keunggulan daya saing yang sulit ditiru oleh operator AKAP pesaing.

B.4. Pola operasi Perseroan yang efisien dalam mengoptimalkan trayek yang dimiliki.

Per tanggal 30 September 2013, Perseroan memiliki 58 trayek AKAP yang dilayani oleh 161 armada bus yang keseluruhannya menggunakan bus merek Mercedes-Benz. Hal ini menjadi keunggulan daya saing bagi Perseroan, sebab sejauh ini di antara operator AKAP di Indonesia hanya Perseroan yang memiliki izin trayek terbanyak. Trayek-trayek yang dilayani Perseroan secara mayoritas tidak memiliki bandar udara dan/atau jalur kereta api, atau relatif jauh dari lokasi bandar udara/jalur kereta api sehingga Perseroan terhindar dari persaingan dengan moda transportasi lainnya, seperti penerbangan, kereta api dan kapal laut.

Perseroan menjalankan sistem operasi yang tepat dan efisien sehingga mampu mengoptimalkan hari kerja operasi bus dan awak bus untuk melayani 58 trayek setiap harinya. Untuk mendukung optimalisasi rotasi armada bus, Perseroan menjalankan sistem kontrol untuk memastikan keberadaan bus, baik secara manual menggunakan personil petugas lapangan yang tersebar di titik-titik tertentu maupun secara langsung (real time) menggunakan teknologi GPS (Global Positioning System). Banyaknya jumlah trayek yang dilayani Perseroan menjadikan Perseroan mampu melayani trayek yang sangat panjang dan terkoneksi mulai dari ujung Pulau Bali hingga ujung Pulau Sumatera, selain mampu menerapkan subsidi silang terhadap trayek yang sedang mengalami penurunan prosentasi jumlah penumpang terangkut (load factor). Umumnya, subsidi silang trayek ini diterapkan pada saat musim ramai penumpang (high season) dan berkaitan dengan karakteristik penumpang pada trayek-trayek tertentu. Pola operasi yang efisien ini menjadi keunggulan daya saing Perseroan.

B.5. Bengkeldan mekanik dengan kualifikasi standar Mercedes Benz.

Selama 43 tahun, armada bus AKAP Perseroan hanya menggunakan satu merek mesin/chassis (kerangka) saja yaitu Mercedes-Benz dengan berbagai tipe yang disesuaikan dengan jenis medan operasinya (kecuali untuk segmen Busway TransJakarta dan Feeder Busway TransJakarta yang menggunakan merek Komodo dan HINO). Hal ini sudah menjadi semacam trade mark atau merek dagang tersendiri bagi Perseroan. Merek Mercedes-Benz sudah melekat pada merek LORENA bagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Penggunaan satu merek mesin/chassis tersebut menjadi keunggulan daya saing tersendiri bagi Perseroan sebab dapat menghasilkan efisiensi biaya pada dua pos biaya yang sangat penting yaitu biaya suku cadang dan biaya perbaikan. Biaya persediaan(inventory cost) untuk suku cadang menjadi efisien sebab tidak perlu menyediakan berbagai merekuntuk satu jenis suku cadang. Keseragaman kualifikasi tenaga mekanik pada setiap spesifikasi keahlian pun menghasilkan efisiensi sebab mereka menangani bus dengan merek yang sama. Akan berbeda halnya jika menggunakan berbagai merek bus yang tentunya membutuhkan berbagai merek suku cadang untuk suku cadang sejenis. Perseroan pun menerapkan kebijakan penggunaan suku cadang asli (genuine parts) yang terbukti dapat memperpanjang usia pakai armada bus dan mampu menghemat biaya suku cadang. Untuk memastikan keaslian suku cadang dan harga yang lebih kompetitif, Perseroan menjalin kerja sama eksklusif jangka panjang dengan ATPM Mercedes-Benz dalam hal pengadaan suku cadang. Demikian juga halnya dengan pemasok lain seperti pemasok AC, pemasok ban dan pemasok cat.

Page 182: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

162

Untuk meningkatkan kualitas mekanik dan metode perbaikan yang standar, Perseroan menjalin kerja sama jangka panjang dalam hal pelatihan dengan ATPM Mercedes-Benz dan pemasok-pemasok lain seperti pemasok AC, pemasok ban dan pemasok cat sehingga mampu mengurangi tingkat ketergantungan Perseroan terhadap mekanik eksternal. Bengkel Perseroan dilengkapi dengan peralatan kerja, tools (peralatan khusus dengan kegunaan tertentu), serta infrastruktur yang sangat memadai sesuai standar sehingga mampu mengurangi tingkat ketergantungan Perseroan terhadap bengkel eksternal. Setiap bus yang akan beroperasi diharuskan melalui final check (pemeriksaan terakhir) untuk memastikan kelancaran bus di perjalanan. Dengan dukungan sistem logistik yang handal, bengkel Perseroan dapat melakukan perbaikan secara tepat waktu sehingga dapat meningkatkan on-time performance (ketepatan waktu berangkat dan tiba) setiap unit bus.

B.6. Tim Manajemen yang solid dengan prosedur standar operasi yang baku.

Manajemen Perseroan bekerja dengan efisien dan terkontrol dengan baik berdasarkan prosedur standar operasi yang baku. Dewan direksi terdiri dari individu-individu yang sangat berpengalaman dan berdedikasi tinggi serta pengetahuan yang handal di bidang transportasi darat. Pada tahun 2003, Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dan menjadi satu-satunya operator bus AKAP yang memperoleh sertifikasi tersebut. Hal ini membuktikan komitmen menajemen untuk menjalankan Perseroan secara profesional. Para manajer ditekankan mengutamakan fungsi kontrol di segala lini dan mengharuskan mereka turun langsung ke lapangan guna mendapatkan data/informasi yang faktual dan terkini, termasuk mengenai kelebihan maupun kekurangan Perseroan dan para pesaing. Data/informasi tersebut digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi dan melakukan tindakan perbaikan, serta untuk menyusun strategi operasi yang tepat guna. Dengan strategi yang tepat guna di segala lini, Perseroan mampu melewati berbagai gejolak perekonomian seperti krisis keuangan Asia pada tahun 1998, krisis keuangan global pada 2008, maupun kenaikan drastis harga bahan bakar minyak solar pada tanggal 1 Oktober 2005 yang naik 104,8%.

B.7. Awak Bus yang terlatih dengan baik dan telah melewati sistem rekrutmen yang ketat.

Perseroan memiliki sistem perekrutan awak bus yang ketat. Di dalam proses seleksi pengemudi, Perseroan menerapkan proses seleksi yang sangat ketat yang terdiri dari psikotes, wawancara dan keterampilan mengemudi. Hal ini dilakukan demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang saat menggunakan jasa transportasi Perseroan. Manajemen Perseroan secara berkala mengadakan pertemuan dengan awak bus untuk menampung aspirasi, mengingatkan kembali mengenai standar mutu pelayanan, kedisiplinan, kerapihan dan hal-hal yang berhubungan dengan standar keselamatan berlalu-lintas dan standar pelayanan kepada penumpang. Perseroan juga menerapkan pola “batangan” bagi awak bus di mana awak bus diupayakan untuk selalu mengoperasikan bus yang sama dalam jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, diharapkan keperdulian dan keakraban awak bus terhadap bus tersebut semakin meningkat. Selain itu, Perseroanjuga menerapkan pola pengelompokan wilayah kerja awak bus, sehingga para awak bus sangat mengenal dan menguasai medan operasi masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan.

Perseroan juga menjalin kerjasama dengan pihak eksternal dalam hal penyegaran pengetahuan pengemudi, seperti dengan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta, Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (ORGANDA) dan agen tunggal pemegang merek (vendor) kendaraan bus.

B.8. Price Leader dengan layanan premium kepada penumpang.

Perseroan merupakan pemimpin pasar dibandingkan dengan pesaing, dimana Perseroan mampu bertindak sebagai price leader (penentu harga) dalam menentukan harga di Industri. Para pesaing umumnya menjadikan tarif tiket Perseroan sebagai acuan di dalam menentukan tarif tiket pada suatu trayek yang sama. Dalam berkompetisi langsung dengan Perseroan, para pesaing menetapkan tarif di

Page 183: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

163

bawah tarif Perseroan. Hal ini dapat terjadi karena stigma yang sudah melekat pada Perseroansebagai perusahaan otobus dengan layanan premium.

C. Prospek dan Strategi Usaha

Prospek Usaha

Selaras dengan visi pembangunan Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang No.17 tahun 2007 tentang pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025, Pemerintah melalui Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) berusaha menempatkan Indonesia sebagai negara maju dengan pendapatan per kapita yang berkisar USD 14.250 – USD 15.000 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4 – USD 4,5 Triliun. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan pertumbuhan riil sebesar 6,4-7,5% pada 2011-2014 dan sekitar 8-9% untuk periode 2015-2025. Pertumbuhan ini harus diikuti dengan penurunan tingkat inflasi dari 6,5% menjadi 3% pada tahun 2025. Dengan kombinasi tersebut maka karakteristik sebagai negara maju akan terpenuhi.

Proyeksi PDB dan Pendapatan Per Kapita

2010 2011 2012 2025 E 2045 EProduk Domestik

BrutoRp6.423 Triliun

Rp7.621 Triliun

Rp8.372 Triliun

USD 4 – 4,5 Triliun

USD 15 – 17,5 Triliun

Pendapatan Perkapita USD 3.000 USD 3.495 USD 3.851 USD 14.250 –

15.500USD 44.500 –

49.000Sumber: Badan Pusat Statistik, Depkeu.go.id

Salah satu sisi faktor pendorong perkembangan ekonomi indonesia adalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia, dimana dalam satu dasawarsa terakhir Indonesia sedang mengalami pergeseran struktural yang penting dari segi demografi. Dari 240 juta penduduk, lebih dari sepertiga berumur di bawah 29 tahun, dan sebagian besar tinggal di daerah perkotaan. Ini menggambarkan angkatan kerja yang dinamis di dalam pasar tenaga kerja yang bertumbuh sebesar 2,3 juta orang per tahun. Tingkat urbanisasi yang cepat ini merupakan sumber tenaga kerja strategis di pusat-pusat investasi daerah urban. Berdasarkan data dari World Bank, pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai angka 239.870.000 orang dimana jumlah populasi Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh dan berkembang dengan proyeksi tingkat pertumbuhan sekitar 0,5% per tahun dari tahun 2010 sampai tahun 2050. Pada tahun 2050, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan akan mencapai sekitar 289 juta orang. Hal ini tentu akan menjadi faktor penopang perekonomian Indonesia, karena salah satu pendorong perekonomian adalah dari konsumsi masyarakat.

Proyeksi Penduduk Indonesia

Sumber: Worldbank, Population Estimates and Projections (diambil pada September 2013)

119.

622

125.

609

130.

869

135.

357

139.

028

141.

747

143.

441

144.

157

143.

99112

0.24

8

126.

038

131.

194

135.

691

139.

503

142.

472

144.

459

145.

436

145.

462

2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050

Laki-Laki Perempuan

Page 184: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

164

Perkembangan tingkat konsumsi masyarakat juga berdampak pada tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia yang meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dengan angka pertumbuhan rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar 8.24% per tahun (Sumber: Badan Pusat Statistik, Maret 2013). Hal ini juga didukung dari statistik data Departemen Perhubungan Republik Indonesia dimana jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebelum tahun 1995 hanya mencapai kurang dari 20 juta unit, namun pada tahun 2010 sudah mencapai sekitar 60 juta unit dan diperkirakan akan terus bertambah dan diproyeksikan menjadi sekitar 140 juta unit pada tahun 2020.

Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor Secara Nasional (Unit)

Sumber: Departemen Perhubungan, Badan pusat Statistik (Maret 2013)

Disisi lain, rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor nasional tidak diikuti pertumbuhan infrastruktur jalan raya di Indonesia. Berdasarkan data statistik panjang jalan nasional (Sumber:Badan Pusat Statistik, Maret 2013), rata-rata pertumbuhan panjang jalan selama 5 tahun terakhir dari tahun 2007 hingga 2011 hanya sebesar 4,11% per tahun.

Pertumbuhan Panjang Jalan Nasional (Km)

Sumber: Badan Pusat Statistik (Maret 2013)

Perseroan berpendapat bahwa peningkatan kendaraan bermotor di Indonesia dan perbandingannya dengan pertumbuhan panjang jalan sudah berada pada taraf yang mengkhawatirkan, karena dengan jumlah kendaraan yang sedemikian besar tanpa didukung oleh infrastruktur jalan yang memadai akan berdampak pada kemacetan lalu lintas jalan raya terutama di kota-kota besar maupun di jalan raya

74,614

140,000

020.00040.00060.00080.000

100.000120.000140.000160.000

1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 2020'000

uni

t

421.535437.759

476.337487.314

496.607

380.000

400.000

420.000

440.000

460.000

480.000

500.000

520.000

2007 2008 2009 2010 2011

Page 185: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

165

penghubung antar kota-kota besar, sebab keterbatasan infrastruktur jalan raya akan menghambat laju pergerakan ekonomi.

Perusahaan otobus (PO) segmen AKAP juga mengalami pertumbuhan setiap tahunnya namun tidak signifikan. Pada tahun 2008 jumlah perusahaan otobus segmen AKAP terdapat sebanyak 822 perusahaan dan dalam kurun waktu 5 tahun berikutnya (hingga tahun 2012) jumlahnya hanya bertambah sebanyak 117 perusahaan otobus, atau hanya bertumbuh rata-rata 3,51% secara nasional setiap tahunnya.

Jumlah Perusahaan Otobus Segmen AKAP Nasional

Sumber:Direktorat LLAJ (Maret 2013)

Di sisi lain, jumlah bus segmen AKAP yang dioperasikan oleh perusahaan otobus juga mengalami pertumbuhan, di mana pada tahun 2008 terdapat 19.970 unit bus yang dioperasikan dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 21.720 unit bus. Pertumbuhan jumlah unit bus segmen AKAP nasional hanya bertumbuh rata-rata 2,83% per tahun.

Jumlah unit bus AKAP Nasional

Sumber:Direktorat LLAJ (Maret 2013)

Pada industri transportasi darat angkutan penumpang umum, hal yang terpenting untuk diperhatikan adalah jumlah bus yang dioperasikan oleh para operator bus AKAP. Melihat perkembangan dalam 3 tahun terakhir, jumlah Bus AKAP mengalami perkembangan yang baik yaitu 4,41%. Perseroan menilai hal ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang menggunakan moda transportasi bus segmen AKAP untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

822

846866

883

907

2008 2009 2010 2011 2012

19.970 19.811

20.80221.157

21.720

2008 2009 2010 2011 2012

Page 186: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

166

Perseroan sangat memahami dan mendukung Pemerintah dalam hal mengatasi kemacetan lalu lintas. Salah satu langkah antisipatif dari Pemerintah adalah membenahi sistem transportasi angkutan darat penumpang umum, antara lain dengan memberi berbagai insentif dan kemudahan kepada pengusaha angkutan darat penumpang umum terutama angkutan bus umum, seperti misalnya subsidi bahan bakar, pengurangan bea masuk kendaraan, kemudahan perizinan usaha dan trayek, serta kemudahan-kemudahan lainnya.

Pada September 2010, Wakil Presiden Boediono telah menginstruksikan “17 Langkah Atasi Kemacetan Jakarta”. UKP4 ditunjuk sebagai koordinator dalam mengawasi implementasinya. Ke-17instruksi Wakil Presiden itu adalah:

1. Berlakukan electronic road pricing, yakni penggunaan jalan dengan sistem berbayar.2. Sterilkan jalur busway. Terdapat empat koridor bus TransJakarta sebagai empat koridor

utama dalam proyek sterilisasi. Dalam hal ini, sterilisasi adalah menertibkan jalur busway dari pengendara sepeda motor dan mobil yang memaksa masuk ke jalur busway.

3. Kaji parkir on-street disertai penegakan hukum. Melalui renaksi ini, warga diharapkan mulai tertib dan tidak memarkir kendaraan bermotornya di pinggir jalan, karena telah seringmenjadi kontributor utama dari kemacetan.

4. Perbaiki sarana-prasarana jalan. Agenda ini akan dilaksanakan melalui penerbitan peraturan pelaksanaan kontrak tahun jamak berbasis kinerja, pembuatan dan perbaikan marka jalan, penyediaan ruang pedestrian, serta pengaturan arah jalan, rambu, dan lampu lalu-lintas.

5. Tambah jalur busway hingga mencapai 12 koridor.6. Untuk angkutan transportasi, siapkan harga bahan bakar gas (BBG) khusus. Hal ini

merupakan langkah positif dimana pemerintah menyuntikkan insentif terhadap angkutan umum agar beralih menggunakan BBG serta menambah titik-titik pengisian BBG.

7. Tertibkan angkutan umum liar, terutama bus kecil yang tak efisien. Instansi terkait mampu mendorong bus kecil beralih menggunakan armada bus yang lebih besar.

8. Optimalkan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek dengan re-routing, yakni hanya akan single operation.

9. Tertibkan angkutan liar sekaligus tempat perhentiannya.10. Bangun layanan mass rapid transit (MRT) jalur Lebak Bulus-Bundaran HI yang masa

konstruksinya ditargetkan untuk dimulai pada 2011.11. Bentuk Otoritas Transportasi Jakarta (OTJ). Gubernur DKI Jakarta akan memainkan peran

selaku koordinator antar instansi terkait.12. Tambah jalan tol—rencananya akan dibangun enam ruas jalan tambahan.13. Batasi kendaraan bermotor, mengingat, terutama di Jakarta, setiap tahunnya konsumsi dan

angka penjualan kendaraan bermotor relatif tinggi. Dampaknya, itu menjadi sumber masalah baru, mulai dari kemacetan hingga polusi.

14. Siapkan lahan park and ride untuk mengurangi kendaraan serta untuk mendukung penggunaan KRL sebagai insentif yang sesuai untuk menarik lebih banyak masyarakat menggunakan KRL sebagai moda transportasi.

15. Bangun double-double track KRL Jabodetabek ruas Manggarai-Cikarang.16. Percepat pembangunan lingkar-dalam KRL yang diintegrasikan dengan sistem MRT.17. Percepat pembangunan KA bandara.

Apabila ke-17 butir program kerja tersebut dapat terealisasi, maka prospek industri angkutan darat penumpang umum akan semakin cerah. Subsidi BBM yang meningkat setiap tahun akibat pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor sangat membebani APBN. Bagi masyarakat pengguna jalan, kemacetan lalu lintas menimbulkan inefisiensi biaya dan waktu. Sedangkan dampak pada perekonomian, kemacetan lalu lintas menghambat proses mobilisasi manusia dan distribusi barang. Melalui program UKP4, Pemerintah akan melakukan perbaikan sistem transportasi darat untuk mobilisasi masyarakat dan barang, sehingga prospek angkutan darat tetap terbuka dengan potensi yang sangat besar.

Page 187: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

167

Dengan prospek yang demikian besar, para pengusaha akan bersemangat untuk meningkatkan kualitas bus dan layanannya sehingga masyarakat pengguna kendaraan bermotor pribadi secara sukarela akan bersedia menggunakan jasa angkutan darat penumpang umum. Perseroan melihat bahwa rencana pembenahan yang akan dilakukan oleh Pemerintah itu akan memberi peluang bagi Perseroan untuk konsisten berkegiatan di bidang usaha angkutan darat penumpang umum.

Strategi Usaha

Perseroan memiliki visi menjadi perusahaan transportasi darat terbaik di Indonesia dengan sistem yang terintegrasi dan layanan prima, sedangkan misi Perseroan adalah memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas terbaik, serta membangun layanan transportasi darat yang aman, nyaman, tepat waktu dan memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan ini, Perseroan memiliki dua fokus strategi yaitu Strategi Jangka Pendek dan Strategi Jangka Panjang. Adapun rumusan dari strategi-strategi Perseroan adalah sebagai berikut:

C.1. Strategi Jangka Pendek

Perseroan ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri jasa angkutan darat penumpang umum AKAP di pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Untuk mewujudkan hal ini, Perseroanakan menerapkan langkah-langkah strategi jangka pendek. Perseroan berencana untuk membuka trayek-trayek baru terutama untuk wilayah yang tidak bersinggungan dengan moda transportasi udara maupun kereta api, serta menata ulang trayek-trayek (rerouting) yang kurang menguntungkan. Untuk mengantisipasi rencana pembukaan trayek-trayek baru maupun penataan ulang trayeknya, Perseroan berencana menambah kantor perwakilan baru dan menambah jumlah agen penjualan tiket yang tersebar di sepanjang trayek pulau Bali, Jawa dan Sumatera termasuk di kota-kota kecil yang terpelosok. Persyaratan ketat yang diberlakukan kepada seluruh agen Perseroanantara lain adalah hanya boleh menjual tiket bus AKAP milik Perseroan saja dan diharuskan menjual tiket sesuai dengan tarif yang ditetapkan Perseroan.

Perseroan berencana untuk melakukan penambahan jumlah unit bus dan peremajaan bus. Selain penambahan jumlah bus yang akan dialokasikan pada trayek-trayek yang sudah dilayani maupun pada trayek-trayek baru, Perseroan berencana untuk meremajakan sebagian armada bus yang sudah cukup lama melayani trayek AKAP agar penumpang merasa tetap nyaman untuk bepergian jarak jauh.

Untuk memastikan tingkat kesiapan operasi armada, Perseroan akan mengembangkan fasilitas depo/bengkel di pusat (Bogor dan Jakarta) maupun di daerah-daerah seperti Medan, Palembang, Pekanbaru, Surabaya, Denpasar, dan Jember. Hal ini tentu harus diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga mekanik. Untuk itu, Perseroan tetap akan melanjutkan program pendidikan 6 bulan khusus mekanik Mercedes-Benz bekerja sama dengan Training Center Mercedes-Benz Indonesia. Untuk mengantisipasi penambahan jumlah armada bus AKAP dan penambahan trayek, Perseroan sudah mulai merekrut dan melatih awak bus baru dan akan terus meningkatkan jumlahnya demi mempertahankan rasio yang ideal antara jumlah armada bus dengan jumlah awak bus.

Perseroan juga akan menambah jumlah kantor penjualan tiket dan akan melakukan standarisasi tata muka (layout) kantor-kantor penjualan tiket untuk mencerminkan identitas korporasi (corporate identity). Selain itu, Perseroan telah mengimplementasikan penjualan tiket dalam jaringan (on-line)berbasis internet (e-Ticketing) untuk seluruh kantor-kantor cabang/perwakilan demi memudahkan sistem pengadministrasian penjualan tiket. Untuk kantor agen, belum seluruhnya diimplementasikan karena terkendala kantor agen yang belum memadai. Diharapkan, awal kuartal kedua tahun 2014 penjualan tiket secara on-line sudah bisa diakses oleh publik agar para calon penumpang bisa membeli tiket bus Perseroan kapan saja dan dimana saja. Melalui e-Ticketing, calon penumpang bisa membeli tiket bus AKAP milik Perseroan secara on-line tanpa harus mendatangi kantor-kantor penjualan tiket. Rencananya, implementasi e-Ticketing secara resmi dan menyeluruh (go live) akan launching pada awal kuartal kedua tahun 2014. Implementasi sistem e-Ticketing ini berdampak saling

Page 188: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

168

menguntungkan bagi calon penumpang dan Perseroan. Di satu sisi, para calon penumpang dapat merencanakan perjalanan jauh hari sebelumnya dan mendapat kepastian jadwal keberangkatan dan nomor kursi. Di sisi lain, Perseroan diuntungkan dengan penerimaan di muka jauh hari sebelum hari keberangkatan. Selain itu, secara internal Perseroan akan lebih mudah memonitor penjualan di seluruh kantor perwakilan yang sekaligus memudahkan pengaturan arus kasnya, serta memudahkan proses pengaturan jadwal operasi bus dan awak bus. Perseroan juga berencana memperluas agen penjualan tiket melalui kerja sama dengan jaringan gerai-gerai toko swalayan.

Pada tanggal 1 Juli 2013, Perseroan juga sudah mengaplikasikan sistem komputer SAP ERP secara menyeluruh (go live) untuk mengintegrasikan seluruh proses administrasi bisnis Perseroan.

Untuk pengembangan bisnis, Perseroan sedang mempersiapkan dua produk layanan yang baru yaitu Feeder Satelit, Feeder Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Feeder Satelit untuk melayani para penumpang dari kota-kota penyangga Jakarta menuju kota Jakarta dan sebaliknya yang terkoneksi dengan terminal-terminal Busway TransJakarta.Pasar utamanya adalah masyarakat yang bekerja di kota Jakarta atau sebaliknya, dimana mereka setiap pagi berangkat ke kota Jakarta dan sore hari kembali ke rumah, atau sebaliknya. Perseroansudah memiliki izin trayek untuk mewujudkan rencana Feeder Satelit.

Perseroan memiliki strategi tersendiri dalam hal keunggulan biaya (cost advantage) dalam merealisasikan pengoperasian Feeder Satelit sehingga akan menjadi keunggulan daya saing tersendiri dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing. Feeder APTB dan BKTB melayani penumpang yang berasal dari kota-kota penyangga yang terkoneksi langsung dengan layanan Busway TransJakarta dan rute-rute Feeder Busway TransJakarta milik Perseroan. Perseroan sudah mengajukan surat permohonan kepada Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta agar dapat ditunjuk sebagai salah satu operator APTB dan saat ini Perseroan sedang menunggu jawaban.

C.2. Strategi Jangka Panjang

Perseroan bertekad untuk menjadi perusahaan transportasi terintegrasi yang pertama dan berharap menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Dalam jangka panjang, Perseroan akan melanjutkan program pembukaan trayek-trayek baru seperti memasuki wilayah pulau Kalimantan dan Sulawesi karena kedua pulau besar tersebut merupakan pasar yang sangat prospektif apabila jalan raya Trans Kalimantan dan Trans Sulawesi sudah terealisasikan. Perseroan juga akan mengembangkan Feeder Satelit dari dan ke kota-kota penyangga Jakarta lainnya, seperti Tangerang, Serpong, Karawaci, Cilegon, Merak, Bekasi, Cikarang, dan lain sebagainya, dan proaktif mengembangkan kerja sama dalam program APTB dan BKTB dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Dalam proyek Busway TransJakarta di DKI Jakarta maupun proyek bus rapid transit sejenis di kota-kota besar propinsi lainnya, Perseroan akan berusaha untuk memenangkan tender pada proyek-proyek busway dan sejenisnya. Untuk memperkuat divisi Bengkel, Perseroan secara berkelanjutan akan bekerja sama dengan Mercedes-Benz Indonesia Academy untuk mengirimkan calon-calon mekanik baru untuk dididik di dalam program pendidikan 6 bulan dan Diploma-3. Perseroan berencana untuk menjadikan divisi Workshop sebagai unit usaha yang berorientasi laba (profit center) dengan harapan dapat tercipta efisiensi biaya dan mutu yang lebih baik dalam hal perawatan dan perbaikan, serta kontrol internal yang efektif atas penggunaan suku cadang.

Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, Perseroan berencana untuk memasuki bidang usaha lainnya yang terkait dan dapat bersinergi dengan usaha utama, antara lain stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebagai tempat pengisian bahan bakar minyak untuk armada bus segmen AKAP milik Perseroan dan umum, stasiun pengisian bahan bakar gas (SPPBG) sebagai tempat pengisian bahan bakar gas untuk armada bus segmen Busway TransJakarta milik Perseroan dan operator lainnya, serta fasilitas area istirahatsebagai tempat rehat bagi penumpang dan armada bus segmen AKAP, dan park & ride bagi para penumpang busway di mana mereka bisa memarkir kendaraannya lalu melanjutkan perjalanan dengan Busway TransJakarta milik Perseroan.

Page 189: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

169

Perseroan juga berencana untuk memasuki bidang-bidang usaha transportasi darat lainnya seperti layanan bus pariwisata, shuttle service (layanan antar jemput) bagi karyawan perusahaan-perusahaan. Perseroan menyadari bahwa bidang ini sudah banyak digarap oleh operator lainnya, namun demikian Perseroan telah mempersiapkan strategi tertentu untuk memasuki bidang-bidang ini. Perseroan juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan operator AKAP lainnya pada trayek-trayek yang berpotensi untuk dikembangkan.

Perseroan sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang terlibat pada industri transportasi angkutan bus umum seperti awak bus, mekanik dan manajemen. Dalam jangka 5 tahun mendatang, Perseroan berencana untuk mendirikan sekolah setingkat Diploma-3 untuk manajemen transportasi darat dan mekanik, serta pusat pendidikan dan latihan khusus untuk menghasilkan pengemudi siap pakai. Perseroan akan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak eksternal terkait seperti pemasok kendaraan bus, kepolisian, Kementerian Perhubungan, serta Dinas Perhubungan di tingkat propinsi.

D. Kegiatan Usaha Perseroan

Perseroan menyediakan layanan jasa pengangkutan penumpang antara lain yaitu angkutan darat penumpang umum Antar Kota Antar Propinsi (“Segmen AKAP”), Layanan Busway TransJakarta (“Segmen Busway”) dan Layanan Feeder Busway TransJakarta (“Segmen Feeder”). Pendapatan Perseroan dalam 5 (lima)tahun terakhir beserta persentasi kontribusi produk/jasa terhadap total pendapatan adalah sebagai berikut:

KeteranganPendapatan (Rp juta) Persentase kontribusi Pendapatan (%)

2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*

Segmen AKAP 127.398 129.678 132.608 134.696 95.992 76,33% 74,03% 73,85% 78,31% 79,56%

Segmen Busway 38.739 45.493 46.819 36.829 24.658 23,21% 25,97% 26,07% 21,41% 20,44%

Segmen Feeder - - 132 485 - - - 0,07% 0,28% -

Bus Pariwisata 758 - - - - 0,45% - - - -

Jumlah 166.895 175.171 179.559 172.010 120.650 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

KeteranganKenaikan/(Penurunan) Pendapatan (%)

2010 2011 2012 2013*

Segmen AKAP 1.79% 2.26% 1.57% (7.84%)

Segmen Busway 17.43% 2.91% (21.34%) (16.22%)

Segmen Feeder - 100% 267.42% -

Bus Pariwisata - - - -

Jumlah 4.96% 2.50% (4.20%) (9.96%)

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

D.1.Segmen AKAP

Kegiatan Usaha Perseroan Segmen AKAP merupakan layanan angkutan darat penumpang umum dari satu kota ke kota lain antar Kabupaten/Kota melintasi lebih dari satu Propinsi dengan menggunakan armada bus Perseroan sesuai dengan trayeknya. Segmen AKAP ini telah memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012 dan 30 September 2013 masing-masing sebesar 76,33%; 74,03%; 73,85%; 78,31%; dan 79,56%.

Page 190: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

170

KeteranganPendapatan (Rp juta) Persentase kontribusi Pendapatan (%)

2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*

Segmen AKAP 127.398 129.678 132.608 134.696 95.992 76,33% 74,03% 73,85% 78,31% 79,56%

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

Berawal dengan dua unit bus Mercedes-Benz type LP-352 yang melayani trayek Bogor-Jakarta-Bogor pada tahun 1970, maka hingga per tanggal 30 September 2013 Perseroan telah memiliki dan mengoperasikan 161 unit bus AKAP yang terdiri dari 3 kelas layanan yaitu: Executive, VIP dan Business dengan rincian sebagai berikut:

- Executive Class. Tipe ini memiliki 32 tempat duduk (format 2-2) dilengkapi dengan fasilitas: AC, Audio Video, Reclining Seat,Toilet, Smoking Area, bantal dan selimut. Jumlahnya sebanyak 124 unit yang diperuntukkan melayani trayek Sumatera – Jawa – Bali.

- VIP Class. Tipe ini memiliki 40 tempat duduk (format 2-2) dilengkapi dengan fasilitas: AC, Audio Video, Reclining Seat, Toilet, Smoking Area, bantal dan selimut. Jumlahnya sebanyak 19 unit yang diperuntukkan melayani trayek Bogor – Jakarta – Ponorogo dan Bogor – Jakarta – Palembang.

- Business Class. Tipe ini memiliki 53 tempat duduk (format 3-2) dilengkapi dengan fasilitas: AC, Audio Video, Reclining Seat dan Toilet, tanpa Smoking Area. Jumlahnya sebanyak 28 unit yang diperuntukkan melayani trayek Bogor – Jakarta – Bumiayu, Bogor – Jakarta –Purwokerto, Bogor – Jakarta – Bobotsari, Bogor – Jakarta – Purwodadi.

Sumber: Perseroan September 2013 Sumber: Perseroan September 2013

Sumber: Perseroan September 2013 Sumber: Perseroan September 2013

Sumber: Perseroan September 2013 Sumber: Perseroan September 2013

Page 191: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

171

Berikut ini adalah performa usaha AKAP Perseroan dalam 5 tahun terakhir.

Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013*

Pendapatan Bus AKAP (Rp juta) 127.398 129.678 132.608 134.695 95.992

Jumlah Armada Bus Operasi (unit / tahun) 27.928 26.886 26.808 26.568 17.390

Jumlah kursi tersedia (unit kursi / tahun) 1.035.375 987.074 985.014 982.609 660.164

Jumlah kursi terjual (unit kursi / tahun) 642.406 646.235 644.606 616.466 405.182

Load Factor (%) [Jumlah Kursi Terjual / Jumlah Kursi Tersedia] 64,00% 65,00% 65,00% 63,00% 61,00%

Jumlah KM tempuh (KM) 24.553.567 24.152.613 24.220.553 22.912.569 16.965.931

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

Perseroan memiliki cakupan operasional yang luas dan saling terkoneksi. Perseroan adalah satu-satunya perusahaan AKAP yang bisa melayani trayek yang panjang dan luas, meliputi pulau Jawa, Sumatera, Jawa dan Bali tanpa harus berpindah ke bus milik operator AKAP lain. Hal ini menjadi keunggulan daya saing bagi Perseroan, karena Perseroan memiliki izin trayek terbanyak di antara operator AKAP di Indonesia. Berikut ini adalah cakupan operasional Perseroan.

Wilayah Operasional Sumatera terdiri dari:

- Keberangkatan Bus AKAP dari Bogor

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LE 140 / LE 141BOGOR - PADANG

BOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG-JAMBI - MUARA BUNGO -PADANG

MERAK - BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG - BETUNG - MUARA BULIAN JAMBI - MUARA BUNGO

LE 120 / LE 121 BOGOR - PALEMBANGBOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG

MERAK - BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG

LE 150 / LE 151 BOGOR - PEKANBARUBOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG- JAMBI - PEKANBARU

MERAK - BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG - BETUNG - JAMBI -JAPURA PEKANBARU

Sumber: Perseroan September 2013

Page 192: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

172

LE 170 / LE 171 BOGOR - PRABUMULIHBOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PRABUMULIH

MERAK - BANDAR JAYA - BATURAJA

LV 120 / LV 121 BOGOR - PALEMBANGBOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG

MERAK - BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG

LV 122 / LV 123 BOGOR - PALEMBANGBOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG

MERAK - BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG

LV 130 / LV 131 BOGOR - JAMBIBOGOR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG - JAMBI

MERAK - BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG - BETUNG

- Keberangkatan Bus AKAP dari Bandung

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LE 232/ LE 233BANDUNG - PEKANBARU

BANDUNG - SADANG - CIKAMPEK - CIKARANG - BEKASI TIMUR - MERAK - BANDAR LAMPUNG -PALEMBANG - JAMBI - PEKANBARU

BANDAR JAYA - KAYU AGUNG PALEMBANG - BETUNG- JAMBI -JAPURA PEKANBARU

LE 236/ LE 237BANDUNG – BUKIT TINGGI

BANDUNG - CIKAMPEK - BEKASI TIMUR -MERAK - BANDAR LAMPUNG - BUKIT TINGGI

BANDAR JAYA - BATURAJA -LUBUK LINGGAU - MUARA BUNGO

- Keberangkatan Bus AKAP dari Medan

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LE 190 / LE 191MEDAN - PALEMBANG

MEDAN - LUBUK PAKAM - TEBING TINGGI -BAGAN BATU - DURI - PEKANBARU - JAMBI -PALEMBANG

KISARAN MEDAN - KANDIS - JAPURA PEKANBARU - JAMBI

Wilayah Operasional Jawa dan Bali terdiri dari:

- Keberangkatan Bus AKAP dari Bogor ke daerah timur Jawa dan Bali

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LE 610 / LE 611BOGOR - DENPASAR

BOGOR - CIKAMPEK - CIREBON - SEMARANG -PROBOLINGGO - DENPASAR

PAMANUKAN - TUBAN - SITUBONDO

LE 612 / LE 613 BOGOR - DENPASARBOGOR - CIKAMPEK - PATROL - TEGAL -PEMALANG - PEKALONGAN -SEMARANG -PROBOLINGGO - DENPASAR

PAMANUKAN - TUBAN - SITUBONDO

LE 440 / LE 441 BOGOR - JEMBERBOGOR - CIKAMPEK -TEGAL - SEMARANG -PROBOLINGGO - JEMBER

PAMANUKAN - TUBAN

LE 442 / LE 443 BOGOR - JEMBERBOGOR - CIKAMPEK -TEGAL - SEMARANG -PROBOLINGGO - JEMBER

PAMANUKAN - TUBAN

LE 450 / LE 451 BOGOR - BANYUWANGIBOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -JEMBER - BANYUWANGI

PAMANUKAN - TUBAN

LE 452 / LE 453 BOGOR - BANYUWANGIBOGOR - CIKAMPEK - PATROL- CIREBON -TEGAL - SEMARANG -JEMBER - BANYUWANGI

PAMANUKAN - TUBAN

LE 420 / LE 421 BOGOR - MALANGBOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -MALANG

PAMANUKAN - TUBAN

Sumber: Perseroan September 2013

Sumber: Perseroan September 2013

Sumber: Perseroan September 2013

Page 193: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

173

LE 410 / LE 411 BOGOR - SURABAYABOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -SURABAYA

PAMANUKAN - TUBAN

LE 412 / LE 413 BOGOR - SURABAYABOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -SURABAYA

PAMANUKAN - TUBAN

- Keberangkatan Bus AKAP dari Bogor ke daerah selatan Jawa

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LE 340 / LE 341BOGOR - BLITAR

BOGOR - CIKAMPEK - PATROL - TEGAL -SEMARANG - PEMALANG - PALUR - MADIUN -BLITAR

PAMANUKAN

LE 342 / LE 343 BOGOR - BLITARBOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -PALUR - MADIUN - BLITAR

PAMANUKAN

LV 350 / LV 351 BOGOR - PONOROGOBOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -MADIUN - PONOROGO

PAMANUKAN

LE 350 / LE 351 BOGOR - PONOROGOBOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -PALUR -MADIUN - PONOROGO

PAMANUKAN

LE 370 / LE 371 BOGOR - YOGYAKARTABOGOR - CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -YOGYAKARTA

PAMANUKAN

- Keberangkatan Bus AKAP dari Banyuwangi, Malang, Blitar ke Lampung

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LE 110 / LE 111KOTABUMI -BANYUWANGI

CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -PROBOLINGGO - JEMBER - BANYUWANGI

KALIANDA - MERAK- BATANG - TUBAN

LE 112 / LE 113TULANG BAWANG -MALANG

CIKAMPEK - TEGAL - SEMARANG -PROBOLINGGO - MALANG

KALIANDA - MERAK- BATANG - TUBAN

LE 114 / LE 115 PRINGSEWU - BLITARCIKAMPEK - PURWOKERTO - YOGYAKARTA -PALUR - MADIUN - BLITAR

KALIANDA - MERAK - KEBUMEN

- Keberangkatan Bus AKAP dari Bogor ke daerah Purwokerto

KODE TRAYEK TRAYEK KOTA DAN KANTOR LINTASAN RUMAH MAKAN

LB 2602 / LB 2603BOGOR - BOBOTSARI CIKAMPEK – PURWOKERTO - BOBOTSARI PAMANUKAN - TONJONG

LB 2604 / LB 2605 BOGOR - BOBOTSARI CIKAMPEK – PURWOKERTO - BOBOTSARI PAMANUKAN - TONJONG

LB 2606 / LB 2607 JAKARTA - BOBOTSARI CIKAMPEK – PURWOKERTO - BOBOTSARI PAMANUKAN - TONJONG

LB 2608 / LB 2401BOGOR – BOBOTSARI

PURWOKERO - BOGORCIKAMPEK – PURWOKERTO - BOBOTSARI PAMANUKAN - TONJONG

LB 2404 / LB 2403JAKARTA -PURWOKERTO

CIKAMPEK – PURWOKERTO PAMANUKAN - TONJONG

LB 2406 / LB 2701JAKARTA –PURWOKERTO BUMIAYU – JAKARTA

CIKAMPEK – PATROL - PURWOKERTO PAMANUKAN - TONJONG

Sumber: Perseroan September 2013

Sumber: Perseroan September 2013

Sumber: Perseroan September 2013

Page 194: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

174

LB 2408 / LB 2703JAKARTA –PURWOKERTO BUMIAYU – JAKARTA

CIKAMPEK – PATROL - PURWOKERTO PAMANUKAN - TONJONG

LB 2410 / LB 2707BOGOR – PURWOKERTO BUMIAYU - BOGOR

CIKAMPEK - PURWOKERTO PAMANUKAN - TONJONG

LB 2412 / LB 2709BOGOR – PURWOKERTO BUMIAYU - BOGOR

CIKAMPEK - PURWOKERTO PAMANUKAN - TONJONG

LB 460 / LB 461JAKARTA – PURWODADI

( BLORA)CIKAMPEK – TEGAL – SEMARANG PAMANUKAN

LB 462 / LB 461 JAKARTA – PURWODADI CIKAMPEK – TEGAL – SEMARANG PAMANUKAN

Operasional Segmen AKAP

Sumber: Perseroan September 2013

Operasional Segmen AKAP memiliki target utama yaitu tepat waktu berangkat dan tepat waktu tiba di tujuan. Berikut ini adalah urutan proses keberangkatan bus AKAP mulai dari persiapan hingga penumpang tiba di tempat tujuan:

1. Operasional bus AKAP dimulai pada sehari sebelum jadwal keberangkatan bus, Perseroanmenyusun roster berupa daftar alokasi bus dan awak bus (Pengemudi dan Kenek) untuk semua trayek yang akan berangkat.

2. Bagian Bengkel akan mengkoordinasikan bus yang sudah masuk dalam roster untuk dialokasikan kepada trayek yang akan dijalani esok harinya. Proses dilanjutkan dengan menginspeksi kesiapan bus.

3. Pada hari keberangkatan, 1 jam sebelum jadwal berangkat diadakan inspeksi akhir kesiapan bus sekaligus pemberian surat jalan dan uang sangu kepada awak bus. Staf bagian operasi memberikan penjelasan kepada awak bus tentang standar pelayanan penumpang dan hal–hal khusus yang harus diperhatikan sambil memeriksa surat–surat kendaraan yang wajib dibawa dalam perjalanan, antara lain STNK, Kartu Pengawasan dan Ijin Trayek, Buku Kir/Kartu Layak Jalan Bus, serta Kartu Asuransi Jasa Raharja. Setelah semua persiapan dan inspeksi dilaksanakan, bus dinyatakan siap diberangkatkan.

Sumber: Perseroan September 2013

Page 195: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

175

4. Bus diparkir pada jalur pemberangkatan paling lambat 30 menit sebelum jadwal keberangkatan.

5. 15 menit sebelum jadwal keberangkatan, staf bagian operasi mengadakan inspeksi ulang terhadap kelengkapan surat–surat kendaraan, kebersihan bus, serta kesiapan dan kerapian awak bus (2 pengemudi dan 1 kenek) dan awak bus sudah berada di atas bus.

6. Setelah semuanya selesai diinspeksi ulang, bus dan awak bus diserahkan ke Departemen Marketing untuk menaikkan penumpang (boarding).

7. Selanjutnya Departemen Marketing akan memberikan manifes atau daftar penumpang (DP) kepada awak bus untuk diatur duduknya sesuai nomor kursi yang tertera pada tiket masing-masing.

8. Awak bus juga membantu menyusun barang bawaan para penumpang di ruang bagasi bus. Setelah bus siap berangkat dari depo, petugas dari Departemen Marketing memberi petunjuk kepada awak bus untuk menjemput penumpang di terminal atau kantor-kantor penjualan tiket Perseroan berikutnya.

9. Selama dalam perjalanan awak bus hanya dibenarkan berhenti di rumah makan rekanan Perseroan untuk memberikan layanan makan penumpang dan di kantor-kantor perwakilan Perseroan untuk menaikkan dan/atau menurunkan penumpang. Awak bus tidak dibenarkan menaikkan penumpang yang tidak memiliki tiket resmi (penumpang gelap). Sanksi yang cukup berat akan dikenakan kepada para awak bus yang menaikkan penumpang gelap.

10. Awak bus wajib melayani penumpang dengan motto: ”Sabar, Sopan dan Senyum”. Pengemudi mengemudikan bus dengan baik dan mematuhi peraturan lalu lintas, sementara kenek bertanggung jawab atas kebersihan bus, mengawasi barang bawaan penumpang, membantu pengemudi sebagai navigator, dan mengisi bahan bakar di SPBU rekanan.

11. Saat bus tiba di rumah makan rekanan, kenek wajib memberitahukan dan mempersilahkan penumpang untuk istirahat, sholat serta makan. Setelah penumpang turun, kenek bertugas membersihkan bus, merapikan selimut serta mengembalikan posisi kursi kepada posisi semula.

12. Apabila selama dalam perjalanan terjadi kecelakaan atau kerusakan bus, awak bus harus segera menghubungi kepala kantor perwakilan atau pengurus rumah makan rekanan terdekat untuk mengatasi keadaan. Prioritas pertama adalah agar penumpang bisa segera melanjutkan perjalanan.

13. Setelah tiba di kota tujuan, awak bus dan petugas kantor perwakilan melakukan inspeksi terhadap bus dan mempersiapkan bus untuk keberangkatan berikutnya. Awak bus diwajibkan menandatangani kartu absen tiba sebelum mereka beristirahat.

14. Pada keberangkatan berikutnya, awak bus diwajibkan melakukan inspeksi bus ulang, sebelum melaporkan kesiapan bus kepada kepala perwakilan.

15. Ketika bus tiba di depo utama, awak bus diwajibkan menandatangani absen tiba dan melaporkan kepada petugas Bengkeltentang kondisi bus atau memberikan keterangan terperinci apabila terjadi kerusakan bus selama dalam perjalanan, baik akibat kecelakaan maupun kerusakan yang bersifat mekanis.

D.2.Segmen Busway

Busway TransJakarta bertujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Angkutan jenis ini memiliki lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain TransJakarta). Pemerintah Propinsi DKI Jakarta membentuk Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway sebagai pengelola angkutan umum Busway TransJakarta. Pada tahun 2007, BLU TransJakarta menyelenggarakan tender pengadaan jasa operator Busway TransJakarta Koridor 5 (Kampung Melayu – Ancol) dan Koridor 7 (Kampung Melayu –Kampung Rambutan) yang berhasil dimenangkan oleh Perseroan dan dituangkan dalam surat kontrak antara Perseroan dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta c.q Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway Nomor 001/077.92 tertanggal 16 Januari 2008.

Page 196: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

176

Pendapatan Perseroan dari segmen Busway TransJakarta adalah berdasarkan jumlah kilometer yang ditempuh oleh armada bus, bukan berdasarkan jumlah penumpang yang diangkut. Dalam hal ini, BLU TransJakarta selaku pemberi kerja menanggung risiko rendahnya load factor. Kontribusi segmen usaha Busway TransJakarta terhadap pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 30 September 2013 masing-masing sebesar 23,21%; 25,97%; 26,07%; 21,41%, dan 20,43%. Fasilitas bengkel armada bus Busway TransJakarta milik Perseroan terletak di Jl. Raya Hankam, No 61, Ceger, Jakarta Timur yang juga merangkap sebagai fasilitas bengkel armada Feeder Busway TransJakarta milik Perseroan.

KeteranganPendapatan (Rp juta) Persentase kontribusi Pendapatan (%)

2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*

Segmen Busway 38.739 45.493 46.819 36.829 24.658 23,21% 25,97% 26,07% 21,41% 20,44%

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

Jumlah armada yang dimiliki dan dioperasikan Segmen Busway Perseroan per tanggal 30 September 2013 untuk koridor 5 dan 7 tersebut adalah sebanyak 47 unit bus yang terdiri dari 34 unit single bus merek HINO berkapasitas 85 penumpang; dan 13 unit bus gandeng (articulated bus) merek Komodo berkapasitas 160 penumpang. Kedua jenis armada Segmen Busway tersebut menggunakan karoseri produksi PT. Rahayu Sentosa. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar gas CNG sebagaimana dipersyaratkan pada kontrak perjanjian kerja sama.

Single Bus Articulated Bus

Cakupan daerah operasi Busway TransJakarta milik Perseroan terdiri dari:- Koridor 5 Kp. Melayu- Ancol dengan jarak tempuh 24 km.

Kode Halte

Nama Halte Transfer KoridorTerminal Bus

Stasiun terdekatPeta

K5.01 Ancol Stasiun AncolK5.02 PademanganK5.03 Mangga Dua SquareK5.04 Jembatan MerahK5.05 Pasar Baru TimurK5.06 Budi UtomoK5.07 Senen Sentral 2 Stasiun SenenK5.08 Pal Putih

K5.09 Kramat Sentiong NU Stasiun GangSentiong

K5.10 Salemba UIK5.11 Salemba CarolusK5.12 Matraman 1 4K5.13 Tegalan

K5.14 Slamet Riyadi Stasiun PondokJati

K5.15 Kebon PalaK5.16 Pasar Jatinegara 11 Stasiun JatinegaraK5.17 Jatinegara Rs. Premier

K5.18 Kampung Melayu 7,11Terminal Kampung

Melayu

Sumber: Perseroan September 2013 Sumber: Perseroan September 2013

Page 197: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

177

- Koridor 7 Kp.Rambutan – Kp.Melayu dengan jarak tempuh 27 km

Kode Halte

Nama HalteTransfer Koridor

Terminal Bus Stasiun terdekat

Peta

K7.01 Kampung Melayu 5, 11 Terminal Kampung Melayu

K7.02 Bidara CinaK7.03 Gelanggang RemajaK7.04 Cawang OtistaK7.05 Cawang BNN 9K7.06 Cawang UKI 9, 10K7.07 Sutoyo BKN 10K7.08 Cililitan PGC 10 Terminal CililitanK7.09 Pasar Kramat Jati 9K7.10 Pasar IndukK7.11 RS Harapan BundaK7.12 Flyover Raya

Bogor(langsung menuju Kampung Rambutan)

4

K7.13 Tanah Merdeka (Arah Kampung Melayu)

K7.14 Kampung Rambutan Terminal Kampung Rambutan

Berikut ini adalah performa usaha Busway TransJakarta Perseroan dalam 5 tahun terakhir.

KeteranganPendapatan (Rp juta) Persentase kontribusi Pendapatan (%)

2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*

Busway TransJakarta

Koridor 5 13.624 16.631 15.763 12.205 6.838 35,17 36,56 33,67 33,14 27,73

Koridor 7 25.115 28.862 31.056 24.624 17.820 64,83 63,44 66,33 66,86 72,27

Jumlah 38.739 45.493 46.819 36.829 24.658 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

KeteranganKenaikan/(Penurunan)Pendapatan (%)

2009 2010 2011 2012 2013*

Busway TransJakarta

Koridor 5 - 22% (5%) (23%) (44%)

Koridor 7 - 15% 8% (21%) (28%)

Jumlah - 17% 3% (21%) (33%)

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013*

Jumlah Armada Busway TransJakarta Articulated 13 13 13 13 13

Jumlah Armada Busway TransJakarta Single 34 34 34 34 34

Total Armada Busway TransJakarta 47 47 47 47 47

Jumlah KM Tempuh Busway TransJakarta Koridor 5 817.734 998.217 920.652 712.384 399.169

Jumlah KM Tempuh Busway TransJakarta Koridor 7 2.659.673 3.056.459 3.166.643 2.508.579 1.815.405

Total Jumlah KM Tempuh Jasa Busway TransJakarta 3.477.407 4.054.676 4.087.295 3.220.963 2.214.574

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

Sumber: Perseroan September 2013

Page 198: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

178

Operasional Segmen Busway

Pola kegiatan dari Segmen Busway Perseroan adalah sebagai berikut:

- Pembuatan Jadwal Pengemudi Bulanan. Dalam mempermudah pengaturan pengemudi dibuatkan jadwal dalam satu bulan dengan menentukan nama-nama pengemudi bus berdasarkan jenis bus (single & articulated). Menentukan shift kerja pengemudi yang terdiri dari Shift-1 (jam kerja 04.00 – 13.00 WIB) dan Shift-2 (jam kerja 13.00 – 23.00 WIB). Menentukan jadwal libur Pengemudi. Mengelompokkan 5 pengemudi untuk 2 bus, dimana 1 pengemudi untuk cadangan. Perbandingan jumlah pramudi adalah 2,5 x jumlah bus.

- Pembuatan Jadwal Harian Bus operasi & Pengemudi. Menentukan bus operasi untuk single dan articulated bus. Sesuaikan bus operasi dengan Rencana Operasi (RO), BLU TransJakarta dan KSO dari Bengkel. Pasangkan pengemudi dengan bus Siap Operasi (SO) berdasarkan urutan nomor pemberangkatan.

- Pembuatan SPJ (Surat Perintah Jalan). SPJ yg sudah diisikan koridor & nomor tugas oleh staff operasi. Pengemudi mengisi SPJ. Pengemudi meminta paraf & stempel operasi & security saat keluar depo (untuk Shift-1). Pengemudi Shift-2 saat kembali ke depo meminta tanda tangan & stempel Petugas Keamanansetelah bus dikontrol oleh Petugas Keamanan & petugas pemeriksadari Bengkel.

- Pemberian Uang Sangu. Mempersiapkan Form Bukti Pengeluaran Uang Sangu dengan menuliskan tanggal keberangkatan dan nomor bus. Bubuhkan cap/stempel Bagian Operasi pada form Bukti Pengeluaran Uang Sangu tersebut. Tuliskan jumlah uang sangu sebesar Rp25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) untuk biaya masuk tol dan biaya lain-lain jika ada. Satukan Form Bukti Pengeluaran Uang Sangu dengan Form Surat Perintah Jalan/SPJ.

D.3. Segmen Feeder

Segmen Feeder adalah sistem angkutan penumpang yang terintegrasi dengan koridor Busway TransJakarta dan ditujukan untuk mengakomodir kebutuhan transportasi masyarakat yang beraktivitas di kawasan sentra bisnis yang belum terhubung dengan jalur Busway TransJakarta. Fungsinya adalah untuk mengumpan penumpang ke bus Busway TransJakarta.

Dasar hukum pembentukan Feeder Busway TransJakarta adalah (1) Instruksi Kepala Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2011 tentang Kontrak Kerjasama Pekerjaan Operator Feeder Busway Rute-1 (daerah Sentra Primer Barat), Rute-2 (Tanah Abang – Balai Kota), Rute-3 (SCBD - Kuningan) tanggal 18 Juli 2011; (2) Perjanjian Kerjasama Pekerjaan Operator Feeder

Page 199: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

179

Busway Rute-1 (daerah Sentra Primer Barat), Rute-2 (Tanah Abang – Balai Kota), Rute-3 (SCBD -Kuningan) antara Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta dengan Operator Feeder (Perseroan)Nomor 355/-1.811.125 tanggal 24 Juni 2011; (3) Perjanjian Pengoperasian Armada Bus Pengumpan (Feeder) Rute-1 (daerah Sentra Primer Barat), Rute-2 (Tanah Abang – Balai Kota), Rute-3 (SCBD -Kuningan) antara Unit Pengelola TransJakarta Busway dengan PT Eka Sari Lorena Transport (Perseroan) Nomor 083/-077.922 tanggal 26 September 2011.

Feeder Busway TransJakarta secara resmi mulai beroperasi secara bertahap pada tanggal 28 September 2011 dengan masa sosialisasi hingga akhir Desember 2011. Dalam perjalanannya selama tahun 2012, segmen Feeder tidak menunjukkan hasil yang baik bagi Perseroan. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2012, kontribusi segmen Feeder terhadap pendapatan Perseroan masing-masing adalah sebesar 0,07% dan 0,28%.

KeteranganPendapatan (Rp juta) Persentase kontribusi Pendapatan (%)

2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*

Segmen Feeder - - 132 485 - - - 0,07% 0,28% -

*berdasarkan Laporan Keuangan per September 2013

Jumlah armada yang dimiliki Perseroan hingga per tanggal 30 September 2013 adalah 15 unit bus yang keseluruhan bermerek HINO type FB-120 dengan interior design khusus yang dilengkapi fasilitas pendingin udara yang memiliki kapasitas penumpang sebanyak 35 orang (duduk 20 orang dan berdiri 15 orang).

Cakupan daerah operasional segmen Feeder yang dioperasionalkan oleh Perseroan terdiri dari:

- Rute 1, Sentra Primer Barat

Panjang Rute (KM) 14,38Estimasi Waktu Tempuh (Menit) 41,1Estimasi Kecepatan Rata-rata (Km / Jam) 21Jumlah Halte (Unit Halte) 9Jumlah Armada (Unit) 6Cakupan Daerah Halte RS Puri Indah, Halte Walikota Jakarta Barat, Undakan Puri sisi Utara, Undakan Puri

sisi Selatan, Halte Sekolah Budi Murni, Halte SDN 01 Kedoya Utara, Halte Polsek Kedoya Utara, Undakan Pilar sisi Timur, Halte Pesanggrahan sisi Timur, Halte Busway Green Garden, Halte Busway Taman Kota.

Sumber: http://blognyamitra.wordpress.com Juli 2012 Sumber: http://www.republika.co.id Desember 2011

Page 200: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

180

- Rute 2, Tanah Abang – Balai Kota

Panjang Rute (KM) 6,5Estimasi Waktu Tempuh (Menit) 25,7Estimasi Kecepatan Rata-rata (Km / Jam) 15,16Jumlah Halte (Unit) 9Jumlah Armada (Unit) 4Cakupan Daerah Halte Jatibaru, Halte Abd. Muis sisi Barat, Undakan Tugu Tani, Undakan Balai Kota,

Halte Telkom, Halte Abd. Muis sisi Timur, Undakan Blok A Ps. Tanah Abang, Halte Busway Monas, Halte Busway Balai Kota, Halte Busway Gambir 2.

- Rute 3, SCBD - Kuningan

Panjang Rute (KM) 8,23Estimasi Waktu Tempuh (Menit) 12,69Estimasi Kecepatan Rata-rata (Km / Jam) 38,9Jumlah Halte (Unit) 7Jumlah Armada (Unit) 5Cakupan Daerah Halte Komdak, Halte Gelora, Halte Plaza Senayan, Halte Senayan City, Undakan SCBD,

Halte Busway Bundaran Senayan, Halte Busway Semanggi.

Page 201: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

181

Operasional Segmen Feeder

Segmen Feeder mulai beroperasi dari pukul 05:00 WIB hingga pukul 22:00 WIB. Berbeda halnya dengan Busway TransJakarta yang pendapatannya berdasarkan jumlah kilometer tempuh, maka pendapatan Feeder Busway TransJakarta adalah berdasarkan jumlah penumpang yang diangkut. Dengan demikian, Perseroan menanggung risiko rendahnya load factor.

Pola operasinya adalah armada bus berjalan di jalan raya umum mulai dari halte awal dan berhenti di tiap-tiap halte untuk mengangkut/menurunkan penumpang, kemudian memasuki jalur khusus Busway TransJakarta untuk menurunkan penumpang yang akan berpindah ke Busway TransJakarta maupun mengangkut penumpang yang turun dari Busway TransJakarta, kemudian keluar dari jalur Busway TransJakarta untuk kembali ke jalan raya umum. Harga tiketnya adalah Rp6.500,- per penumpang dengan pembagian Rp3.500,- menjadi hak BLU TransJakarta sebagai ongkos tiket Busway TransJakarta dan Rp3.000,- menjadi hak Perseroan sebagai operator Feeder Busway TransJakarta yang dibayarkan secara bulanan.

Pemberhentian Feeder TransJakarta

Untuk tahun 2013, Perseroan menetapkan untuk memberhentikan sementara usaha segmen feeder TransJakarta karena Perseroan mengalami kerugian usaha. Berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, pendapatan dari segmen Feeder TransJakarta adalah sebesar Rp485 juta dengan rata-rata Rp40.430.500,-/bulan sebagaimana

Page 202: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

182

ditunjukkan pada tabel di bawah ini, namun hasil segmen ini mengalami kerugian sebesar Rp1.584 juta.

REKAPITULASI PENUMPANG FEEDER BUSWAY TAHUN 2012

RUTE 1 RUTE 2 RUTE 3 TOTAL1 JANUARI 7.915 3.543 2.883 14.341 43.023.000Rp 2 FEBRUARI 7.658 3.397 4.078 15.133 45.399.000Rp 3 MARET 8.586 4.037 3.874 16.497 49.491.000Rp 4 APRIL 8.090 3.847 3.570 15.507 46.521.000Rp 5 MEI 8.609 3.936 3.487 16.032 48.096.000Rp 6 JUNI 7.864 4.685 4.355 16.904 50.712.000Rp 7 JULI 8.332 5.337 3.421 17.090 51.270.000Rp 8 AGUSTUS 7.143 4.377 2.232 13.752 41.256.000Rp 9 SEPTEMBER 7.562 2.706 2.745 13.013 39.039.000Rp

10 OKTOBER 7.537 2.623 2.426 12.586 37.758.000Rp 11 NOPEMBER 5.109 4.824 - 9.933 29.799.000Rp 12 DESEMBER 357 577 934 2.802.000Rp

TOTAL 84.762 43.889 33.071 161.722 485.166.000Rp RATA-RATA 7.064 3.657 2.756 13.477 40.430.500Rp

NO BULAN PENUMPANG PENDAPATAN

Perseroan telah berupaya mengadakan pembicaraan maupun melalui surat sebanyak 3 (tiga) kali kepada dengan Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta untuk melakukan analisis bersama terhadap permasalahan kurangnya antusiasme masyarakat menggunakan Feeder TransJakarta dan meminta komitmen Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta untuk menyediakan sarana dan prasarana sesuai kontrak, namun tidak menghasilkan perbaikan. Akhirnya, melalui surat Nomor 055/ESLT/BG/DMD/XI/2012 tertanggal 28 Nopember 2012 Perseroan memberitahukan untuk menghentikan sementara operasional bus Feeder TransJakarta terhitung sejak tanggal 3 Desember 2012 sambil menunggu penyempurnaan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan

Pemasaran tiket bus AKAP Perseroan dilakukan pada kantor perwakilan dan agen yang tersebar di sepanjang trayek pulau Bali, Jawa dan Sumatera termasuk di kota-kota kecil yang terpelosok. Agen penjualan tiket bus AKAP Perseroan melayani penjualan tiket bus AKAP sesuai dengan tarif yang sudah ditetapkan Perseroan.

Perseroan selalu berupaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Perseroan menyediakan fasilitas-fasilitas di dalam bus (seperti audio, video, AC, reclining seat, toilet, smoking area) dan ke depan akan ditambah dengan fasilitas wi-fi. Perseroan juga menyediakan ruang tunggu penumpang yang nyaman sebelum keberangkatan. Dalam perjalanan, Perseroan juga memberi layanan makan kepada penumpang (kecuali pada trayek-trayek di wilayah Barat) di rumah makan rekanan yang higienis. Perseroan juga menyediakan Customer Service untuk menangani keluhan pelanggan termasuk menangani barang-barang milik penumpang yang tertinggal.

Perseroan secara rutin melakukan promosi pemasaran dan pengenalan merek. Strategi promosi yang dilakukan antara lain:

- Penjualan langsung atau tatap muka di terminal-terminal di mana agen menawarkan penjualan tiket secara langsung kepada konsumen.

- Pemasangan iklan pada yellow pages untuk memberikan kemudahan bagi calon penumpang dalam mencari dan menghubungi kantor penjualan tiket Perseroan.

- Pemasangan neon box, plang, spanduk, banner di tempat-tempat yang mudah untuk dilihat sehingga meningkatkan kepeduliancalon penumpang.

- Melakukan publisitas dengan membentuk pengaruh tidak langsung pada konsumen yang telah menggunakan jasa Perseroan.

Page 203: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

183

- Bundling Marketing Strategy (strategi pemasaran bersama) dengan perusahaan lain yang memiliki demografi pelanggan yang sama.

- Menggunakan media sosial seperti situs resmi perusahaan, Twitter dan Facebook yang tidak hanya menjelaskan kepada masyarakat mengenai layanan Perseroan, namun juga menciptakan komunikasi dua arah antara pelanggan dengan perusahaan.

- Membuka pintu komunikasi selebar-lebarnya dengan basis penggemar (fan base) dengantujuan untuk meningkatkan loyalitas mereka yang secara otomatis juga akan menjadi agen promosi yang akan menyebarluaskan layanan jasa Perseroan.

- Bekerjasama dengan perusahaan karoseri pada saat pameran-pameran otomotif berskala nasional, di mana Perseroan berperan sebagai icon produk-produk perusahaan karoseri.

Untuk aktivitas pemasaran, Perseroan selalu berupaya memperkuat loyal customer base (basis pelanggan setia). Pada tahun 2008 Perseroan menciptakan program Lorena Green Card yaitu program frequent traveller bagi pelanggan yang sering bepergian dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas para penumpang bus AKAP milik Perseroan. Keuntungan menjadi anggota Lorena Green Card adalah pelanggan dapat memperoleh berbagai kemudahan antara lain diprioritaskan saat memesan tiket dengan jumlah maksimum 4 tiket saat musim ramai penumpang, pembayaran pesanan tiket masimum 1 x 24 jam, point reward (poin penghargaan) yang dapat ditukarkan dengan suvenir dan hadiah, diskon khusus untuk penggunaan jasa lain dalam lingkungan Lorena Group, serta mendapatkan bulletin rutin.

Perseroan juga memiliki program Buy 10 get 1 free ticket yang sudah dijalankan Perseroan sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, di mana para penumpang yang memiliki 10 tiket bekas dengan nama penumpang yang sama dan pada trayek yang sama (pergi dan/atau pulang) dapat menukarkannya dengan 1 tiket baru untuk trayek yang sama. Secara tidak langsung, program ini adalah berupa pemberian diskon 10% untuk penumpang setia bus AKAP milik Perseroan.

Penetapan Tarif Segmen AKAP

Pemerintah secara khusus mengatur ketentuan tarif angkutan penumpang AKAP untuk kelas ekonomi dengan tetap memperhatikan kepentingan dan kemampuan masyarakat luas serta keberlangsungan usaha penyedia jasa angkutan. Melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 1 Tahun 2009 tertanggal 15 Januari 2009 tentang Tarif Dasar Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Kota Antar Propinsi Kelas Ekonomi di Jalan dengan Mobil Bus Umum, pemerintah menetapkan tarif dasar batas atas dan batas bawah untuk Wilayah I (Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) sebesar Rp139,- dan Rp86,- per kilometer. Untuk tarif di atas kelas ekonomi, pemerintah tidak mengatur secara khusus tetapi menyerahkan sepenuhnya mekanisme penetapan tarif kepada para operator bus AKAP.

Layanan jasa angkutan darat penumpang AKAP yang disediakan oleh Perseroan tidak mencakup kelas ekonomi, melainkan kelas-kelas di atasnya seperti kelas bisnis, eksekutif, super eksekutif dan VIP dengan berbagai fasilitas layanan ekstra, misalnya jenis bus yang relatif lebih mewah, pendingin udara, jumlah kapasitas tempat duduk yang lebih sedikit, reclining seat, smoking area, audio video dan karaoke, makanan dan minuman ringan, makan malam dan/atau makan siang, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang semuanya demi menyenangkan dan memuaskan para penumpang. Untuk semua fasilitas tersebut, para penumpang bersedia membayar harga yang lebih tinggi di atas tarif bus ekonomi. Di dalam menetapkan tarifnya, Perseroan menjadikan tarif dasar batas atas dan batas bawah kelas ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai patokan dasar, lalu kemudian menambahkannya dengan komponen-komponen biaya langsung dan biaya tidak langsung plus margin keuntungan dengan persentase tertentu. Perseroan pun menetapkan peraturan internal yang mengatur tarif dasar batas atas dan batas bawah harga tiket bus AKAP yang akan dijual oleh kantor-kantor perwakilan dan agen-agen penjualan tiket. Secara ketat Perseroan mengontrol harga jual tiket agar tidak terjadi permainan harga yang berpotensi merugikan para calon penumpang. Tarif tersebut hanya berlaku pada keadaan pasar normal, tidak berlaku pada saat musim liburan dan penumpang rombongan. Pada saat musim liburan seperti liburan sekolah, liburan hari raya Idul Fitri atau Natal

Page 204: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

184

dan Tahun Baru, ketentuan tarif didasarkan pada mekanisme persaingan dan/atau mempertimbangkan hukum penawaran dan permintaan.

Penetapan Tarif Segmen Busway

Kerja sama antara Perseroan dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta c.q Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway yang menetapkan Perseroan sebagai operator Busway TransJakarta untuk Koridor 5 (Kampung Melayu – Ancol) dan Koridor 7 (Kampung Melayu – Kampung Rambutan) diatur dalam surat kontrak dari Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta c.q Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway Nomor 001/077.92 tertanggal 16 Januari 2008. Termasuk di dalamnya adalah mengatur pendapatan yang akan diterima oleh Perseroan berdasarkan jumlah kilometer tempuh dikalikan dengan tarif per kilometer, bukan berdasarkan jumlah penumpang yang terangkut. Hingga per tanggal 30 September 2013, penyesuaian tarif per kilometer untuk Koridor 5 yang menggunakan articulated bus adalah sebesar Rp17.132,- per kilometer, sedangkan untuk Koridor 7 yang menggunakan single bus adalah sebesar Rp9.816,- per kilometer.

Penetapan Tarif Segmen Feeder

Kerja sama antara Perseroan dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta c.q. Dinas Perhubungan yang menetapkan Perseroan sebagai operator Feeder Busway untuk Rute 1 (Sentra Primer Barat), Rute 2 (Tanah Abang – Balai Kota) dan Rute 3 (Kawasan SCBD-Senayan) diatur dalam surat kontrak dari Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta c.q Dinas Perhubungan Nomor: 355/-1.811.125 tertanggal 24 Juni 2011. Termasuk di dalamnya adalah mengatur pendapatan yang akan diterima oleh Perseroan adalah berdasarkan jumlah penumpang yang terangkut dengan tarif Rp3.000,- per penumpang.

Proses Penjualan Tiket Segmen AKAP

Berikut ini adalah alur proses penjualan tiket Segmen AKAP:

- Proses penjualan tiket bus AKAP dimulai dari pembelian tiket oleh calon penumpang yang dapat dilakukan di kantor pusat, kantor perwakilan, ataupun kantor agen penjualan tiket. Pada waktu calon penumpang melakukan pembayaran, staf Perseroan akan melakukan reservasi tempat duduk berdasarkan trayek dan tanggal keberangkatan yang dikehendaki oleh calon penumpang. Apabila pembelian tiket dilakukan di lokasi agen, pihak agen akan melakukan konfirmasi tempat duduk terlebih dahulu ke kantor perwakilan yang telah ditentukan.

- Pihak agen diwajibkan untuk melakukan pelaporan penjualan tiket setiap hari kepada kantor perwakilan yang membawahinya. Penyetoran uang penjualan tiket oleh agen dapat dilakukan melalui transfer rekening bank atau setoran tunai ke kantor perwakilan.

- Berdasarkan pelaporan agen dan hasil penjualan kantor perwakilan tersebut, pihak kantor perwakilan melakukan pembukuan penjualan tiket ke dalam program Ticketing. Uang kas hasil penjualan tiket yang diterima oleh kantor perwakilan kemudian disetorkan ke rekening bank Perseroan. File database dari program Ticketing dikirim ke kantor pusat melalui email untuk di-upload ke dalam program GL yang berada di Depo Utama Bogor.

- Pada hari keberangkatan bus, pihak kantor perwakilan keberangkatan awal bus akan membuat Surat Perintah Perjalanan Bus (SPJ) berikut Daftar Penumpang (DP). DP dibuat berdasarkan informasi penjualan tiket untuk trayek dan tanggal keberangkatan tersebut. Apabila setelah bus berangkat terdapat penumpang yang membeli tiket dan naik bukan pada titik keberangkatan awal bus, maka nomor seri tiket dan nama penumpang tersebut akan dicatatkan ke dalam DPoleh kenek bus yang bersangkutan.

- Penumpang pemegang tiket diwajibkan naik dan turun berdasarkan lokasi yang tertera pada tiket.

- Setelah bus tiba pada titik tujuan, maka seluruh nomor seri tiket yang tertera di dalam DP dimasukkan ke dalam program Ticketing oleh staf Akunting di Depo Utama Bogor sekaligus

Page 205: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

185

sebagai verifikasi nomor seri tiket yang telah melakukan perjalanan dengan menggunakan bus tersebut.

- Setelah memasukan seluruh nomor seri tiket yang tertera di dalam DP, bagian Akunting di Depo Utama Bogor akan melakukan pembukuan pengakuan pendapatan ke dalam program GL. Apabila terdapat agen yang belum menyetorkan uang penjualan tiket, sedangkan penumpang tersebut telah berangkat dan sudah tiba di tujuan, maka bagian Akunting akan mencatat uang penjualan tiket tersebut sebagai piutang agen yang bersangkutan.

Proses Pencatatan Pendapatan Segmen Busway TransJakarta

Berikut ini adalah alur proses pencatatan pendapatan segmen Busway TransJakarta:

- Proses dimulai dari pencatatan angka Kilometer (KM) awal bus oleh staf Operasi Perseroan pada saat setiap bus keluar dari depo dan mencatat KM Akhir saat bus kembali ke depo bersamaan dengan pengembalian Surat Perintah Jalan (SPJ) pada akhir hari operasi.

- Pihak Unit Pengelola TransJakarta (UPT) Busway melakukan pencatatan posisi KM bus pada setiap halte untuk digunakan sebagai bahan verifikasi jumlah akumulasi KM pada akhir hari operasi.

- Pada akhir periode, pihak Perseroan bersama-sama dengan pihak UPT Busway melakukan verifikasi dan menyetujui jumlah KM tempuh yang terakumulasi berdasarkan pencatatan KM oleh pihak Perseroan dan pihak UPT Busway.

- Berdasarkan hasil verifikasi jumlah KM tempuh yang telah disetujui oleh pihak UPT Busway, pihak Perseroan mengajukan tagihan atas jumlah KM tempuh tersebut.

- Pihak Perseroan membuat berita acara tagihan untuk diserahkan ke UPT Busway yang berisikan total jumlah akumulasi KM Tempuh yang telah disetujui dan tagihan yang telah dikirimkanPemerintah Propinsi DKI Jakarta.

- Pihak UPT Busway melakukan pemeriksaan dokumen tagihan dan berita acara tagihan yang di buat oleh pihak Perseroan dan menyerahkan dokumen tersebut ke Pemerintah Propinsi DKIJakarta.

- Pihak Pemerintah Propinsi DKI Jakarta melakukan pemeriksaan dokumen tagihan dan berita acara tagihan,kemudian melakukan pembayaran.

Hambatan Kegiatan Pemasaran dan Penjualan pada segmen AKAP dan segmen Busway

Segmen AKAP

Beberapa kendala yang menjadi hambatan kegiatan pemasaran dan penjualan Perseroan dalam segmen AKAP adalah:

(i) Sistem penjualan tiket manual dengan menggunakan lembaran tiket manual memiliki beberapa kendala, antara lain:

Pelaporan dan penyetoran hasil penjualan tiket di agen tidak semuanya dapat tepat waktu terutama dari agen-agen yang berlokasi jauh dari kantor perwakilan terdekatnya. Hal ini berpotensi mengakibatkan agen-agen tersebut melakukan pelaporan penjualan dan penyetoran pada saat keberangkatan penumpang, bukan pada saat penumpang melakukan transaksi pembelian tiket. Sulitnya melakukan pengontrolan terhadap mutasi dan distribusi tiket dari cabang/perwakilan ke agen, sehingga berpotensi terjadi penjualan yang tidak dilaporkan dan tidak disetorkan.

(ii) Karakteristik penumpang yang sangat elastis terhadap harga menyebabkan seringkali terjadi perang harga antar sesama perusahaan bus AKAP tanpa mengindahkan kualitas pelayanan.

Page 206: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

186

(iii) Kontrol ketat terhadap agen yang lokasinya jauh dari kantor perwakilan sangat sulit dilakukan sehingga berpotensi terjadinya penyalahgunaan wewenang dan menyalahi aturan tarif yang telah ditetapkan Perseroan.

(iv) Kondisi terminal-terminal yang tidak rapi dan tidak tertib menyebabkan kemacetan di sekitar terminal sehingga calon penumpang kurang berminat membeli tiket di terminal. Sebagai akibatnya, muncul terminal-terminal bayangan yang dibuat sendiri oleh agen-agen perusahaan bus AKAP yang sebenarnya melanggar peraturan.

Sebagai upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, Perseroan akan mengimplementasikan penjualan tiket secara on-line melalui sistem e-Ticketing yang rencananya akan mulai diterapkan secara menyeluruh pada kuartal kedua tahun 2014.

Segmen Busway

Kendala yang menjadi hambatan pada pendapatan Perseroan dalam segmen Busway adalah menurunnya pendapatan yang berasal dari Segmen Busway dalam tiga tahun terakhir. Penyebab utama dari penurunan pertumbuhan pendapatan dari segmen ini terutama dikarenakan oleh penurunan jumlah kilometer tempuh akibat jalur Busway yang semakin sering dimasuki/diserobot oleh kendaraan lain (tidak steril). Hal ini sudah sering dikeluhkan oleh Perseroan maupun para operator lainnya kepada BLU TransJakarta maupun kepada Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan telah mendapatkan tanggapan yang baik dan mulai menunjukkan perbaikan.

F. Fasilitas Bengkel

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, ketersediaan armada bus yang prima dan utilisasi armada harus optimal. Melalui fasilitas bengkel, Perseroan mampu melakukan kontrol dan efisiensi pada komponen biaya perbaikan dan suku cadang. Perseroan memiliki bengkel dengan fasilitas peralatan yang lengkap ditunjang tenaga mekanik yang handal. Bengkel Perseroan memiliki dukungan sistem logistik yang handal, bengkel Perseroan dapat melakukan perbaikan secara tepat waktu sehingga dapat meningkatkan on-time performance (ketepatan waktu berangkat dan tiba) setiap unit bus. Setiap bus yang akan beroperasi diharuskan melalui final check untuk memastikan sudah layak jalan dan dalam kondisi prima demi kelancaran operasi bus. Untuk meningkatkan kualitas mekanik dan metode perbaikan yang standar, Perseroan menjalin kerja sama jangka panjang dalam hal pelatihan dengan ATPM Mercedes-Benz dan pemasok-pemasok lain seperti pemasok AC, pemasok ban dan pemasok cat untuk mengurangi tingkat ketergantungan Perseroan terhadap mekanik eksternal. Bengkel Perseroan dilengkapi dengan peralatan kerja, tools, serta infrastruktur yang sangat memadai sesuai standar.

Untuk menunjang kesiapan operasi armadanya, saat ini Perseroan memiliki tiga fasilitas perbengkelan yaitu: - Bengkel Utama Bogor - Jln. Raya Tajur No. 106 Bogor dengan luas sekitar ±30.000 M2; - Bengkel Jakarta Selatan - Jln. R.A. Kartini No.16 dengan luas sekitar ±10.000 M2; - Bengkel Jakarta Timur - Jl. Raya Hankam No 61, Ceger, dengan luas sekitar ±10.000 M2.- Ditambah bengkel pendukung pada hampir seluruh kantor-kantor perwakilan Perseroan.

Berikut ini adalah jenis perawatan bus yang dilakukan di fasilitas bengkel Perseroan:

- Perawatan berkala sesuai aturan dari ATPM. Perawatan berkala harus dilakukan demi memelihara kondisi prima armada bus milik Perseroan berdasarkan kilometer tempuh yaitu per 12.000 km (servis kecil) dan 50.000 km (servis besar). Pada servis besar, seluruh komponen-komponen bergerak dianalisis dengan sangat teliti untuk memantau keausan akibat penggunaan. Analisis harus sesuai dengan prosedur standar service list 50.000 km Mercedes-Benz yang dipersyaratkan oleh ATPM (PT. Daimler-Chrysler Indonesia). Dengan mengikuti prosedur standar tersebut,

Page 207: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

187

diharapkan bus siap beroperasi tanpa mengalami gangguan untuk 50.000 km berikutnya dan usia pakai bus akan lebih panjang, serta lebih ekonomis.

- Regular Preventive Maintenance berupa pemeriksaan dan perbaikan reguler terhadap setiap bus yang telah menempuh jarak 200.000 km. Pemeriksaan dan perbaikan meliputi perawatan menyeluruh terhadap mesin, transmisi, AC, axle, kelistrikan, understell, audio-video, dan karoseri. Sebuah bus yang telah melewati regular preventive maintenance umumnya kembali sehat dan berpenampilan prima.

- Total repair berupa perbaikan total pada sebuah bus. Ada tiga alasan sebuah bus harus menjalani perbaikan total yaitu (1) karena usia pemakaian; (2) sudah kurang layak dari segi model karoseri; dan (3) karena mengalami kecelakaan. Demi menjaga penampilan armada agar selalu tampil trendy (mengikuti model terbaru), Perseroan menerapkan kebijakan setiap bus harus menjalani body improvement setiap 3 s/d 4 tahun yaitu berupa perbaikan/peningkatan terhadap bagian-bagian tertentu dari body bus seperti kerangka, kepala dan belakang bus, serta merubah interior dengan mengganti kursi penumpang. Sedangkan penggantian menyeluruh terhadap karoseri (total body replacement) dilakukan 2 s/d 3 tahun setelah sebuah bus telah menjalani body improvement. Saat akan menjalani total body replacement, bus tersebut dibongkar terlebih dahulu hingga tersisa hanya chassis dan mesin lalu dilakukan perbaikan-perbaikan pada understell, kemudian dikirimkan ke perusahaan karoseri untuk dibangun karoseri yang baru. Sekaligus saat menjalani total repair, baik body improvement maupun total body replacement,dilakukan juga preventive maintenance terhadap mesin, transmisi, AC, axle, kelistrikan, understell, audio-video. Sebuah bus yang baru mengalami total body replacement akan berpenampilan trendy dan sangat nyaman ditumpangi sebagaimana layaknya bus baru.

- Check and recheck adalah melakukan pemeriksaan detil dan rutin terhadap bus sebelum dan sewaktu armada bus akan diberangkatkan untuk beroperasi. Setiap bus yang baru selesai beroperasi terlebih dahulu harus masuk ke Divisi Cek Awal untuk menganalisis dan memerlukan tindakan segera atas komponen-komponen yang perlu dirawat, diperbaiki atau diganti. Finalcheck akan dilakukan kembali saat bus tersebut akan beroperasi. Dengan demikian diharapkan bus tersebut akan lancar selama dalam perjalanan.

- Kendaraan siap operasi (KSO). Sebuah kendaraan dinyatakan siap operasi hanya jika ada clearance atau pernyataan dari Bengkel. Sebelum status sebuah bus dinyatakan (KSO), bus tersebut harus dimasukkan kembali ke dalam pit atau lajur pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan final check, sekaligus memeriksa kebersihan bus secara keseluruhan terhadap interior, eksterior, selimut, sarung bantal, kemiringan dan jarak tempat duduk, toilet, smoking area termasuk pemeriksaan terhadap kelengkapan lainnya seperti kelengkapan audio-video, pengharum kabin, pemecah kaca jendela, dan lain sebagainya. Semuanya harus mengikuti standar yang telah ditentukan.

Page 208: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

188

Berikut ini adalah foto-foto berbagai aktivitas dan fasilitas-fasilitas penting pada bengkel Perseroanyang berlokasi di Depo Utama Bogor (Sumber: Perseroan – September 2013):

1. FinalCheck 2. Test Injection Pump 3. Ruang Overhaul

4. Fasilitas Repair Body 5. Fasilitas Parkir KSO 6. Fasilitas Parkir KSO

Peralatan atau tools merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki Perseroan dalam menunjang terlaksananya perbaikan dengan sempurna. Peralatan yang dimiliki cukup lengkap dengan ruangan penempatan sesuai dengan spesifikasi masing-masing. Misalnya tools untuk mesin ditempatkan tersendiri di ruang Overhaul Mesin, tools axle tersendiri di ruang axle, tools untuk Air Conditioner (AC) tersendiri di ruang AC, demikian juga untuk tools Injection Pump, Transmission, kecuali kunci/tools yang umum seperti: kunci ring, kunci pas, kunci shock, palu, tang, obeng (+), obeng (-)dimana masing-masing bagian teknis memilikinya.

NAMA ALAT/TOOLS MEREK KEGUNAANGenerator Set Merc Benz OM 366A Sumber Power (Listrik)Pompa Kompressor Swan Penghasil angin untuk Ban, Cat, dan Ruang OverhaulTest Benz Taian Rabotty Alat Kalibrasi Injection PumpSteem Cleaner Karcher Pembersih alat-alat mesin, chassis dll.Pompa Air Grund FOS Sumber Air untuk kebutuhan seluruh Depo, kebersihan Bus.Vaccum Pump Masuda Susakusho Alat Vakum sistem ACClynder Gauge Mitutoyo Alat untuk mengukur Diameter Clynder LinerDial Indikator Mitutoyo Alat ukur Axle

Jangka Sorong Krisbow Alat untuk mengukur Diameter barang kedalaman suatu barang / lubang

Torque Wrench Britool Alat ukur kekencangan baut

Perbaikan yang dilakukan di bengkel Perseroan terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian Bus dan Karoseri. Berikut ini adalah Prosedur yang dilakukan oleh Bengkel Perseroan dalam melakukan perbaikan Bus dan Perbaikan Karoseri, antara lain:

a. Prosedur Perbaikan Bus

Bertujuan untuk memastikan kondisi bus laik jalan sehingga dapat dioperasikan dengan baik sampai tujuan dan kembali lagi ke Depo Utama Bogor dan untuk menjamin semua kerusakan bus yang terjadi dapat diperbaiki sesegera mungkin, agar tidak mengganggu operasional harian.

Sumber: Perseroan September 2013

Page 209: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

189

Prosedur ini mencakup pengendalian menyeluruh terhadap kegiatan yang berhubungan dengan perbaikan bus untuk menjamin optimalisasi operasional bus.

Pemeriksaan Awal Kondisi Bus. Awak bus diwajibkan untuk mengisi Buku Laporan Kerusakan Bus setiap kali selesai beroperasi. Bus yang baru selesai beroperasi harus masuk ke pit (lajur pemeriksaan) untuk melalui tahapan-tahapan pemeriksaan. Kerusakan yang tidak diketahui oleh awak bus namun diketahui oleh mekanik akan dicatat sebagai tambahan pada Buku Laporan Kerusakan Bus. Tahapan-tahapan pemeriksaan meliputi:

Understell. Untuk menganalisis bagian understell atau bagian bawah bus apakah perlu dilakukan perbaikan atau pemeliharaan. Tires. Untuk menganalisis kondisi ban yang meliputi ketebalan/kerataan, sobekan akibat benda-benda tajam, terkelupas dan tercongkel. Oil, Grease & Check Awal. Untuk menganalisis komponen-komponen yang perlu dilumasi seperti King pen, Pen per, Kopling, Join rod, dan setang gas, pengisian dan pengantian oli sesuai dengan prosedur jarak tempuh.Chassis. Untuk menganalisis bagian chassis yaitu per depan (R/L), per belakang (R/L) dan ketebalan pirodo 4 roda, serta keadaan stabil depan dan belakang.

Perbaikan dan Pemeliharaan. Hasil dari pemeriksaan awal yang tercatat pada Buku Laporan Kerusakan Bus, dianalisis dan dibuatkan SPK (Surat Perintah Kerja) untuk dilakukan perbaikan/penggantian/ perawatan oleh Mekanik.

Understell. Perbaikan biasanya berkaitan dengan pengantian per yang putus sedangkan pemeliharaan berkaitan dengan pencegahan per agar tidak putus yaitu dengan cara pelumasan, pemeriksaan dan pengencangan baut-baut begel, juga berhubungan dengan kanvas rem, dan stabil muka/belakang.Tires. Jika ditemukan ban yang sudah menipis maka harus dilakukan penggantian ban baru. Untuk ban depan diganti dengan ban baru, sedangkan untuk ban belakang diganti dengan ban vulkanisir.Oil, Grease & Final Check. Pada tahap ini dilakukan pengisian dan pengantian oli sesuai dengan prosedur jarak tempuh dengan sekaligus melakukan pelumasan (grease) terhadap komponen-komponen yang diperlukan.Chassis. Pada tahap ini mekanik chassis melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap komponen chassis agar kendaraan tersebut nyaman dikemudikan dan ditumpangi, serta tidak menimbulkan suara-suara berisik selama dalam perjalanan.

Pengecekan Akhir. Setelah proses perbaikan dan pemeliharaan, maka dilakukan Pengecekan Akhir dengan menggunakan Form Pengecekan Teknis Akhir.

Understell. Pada tahap ini dilakukan cek ulang semua perbaikan dan pemeliharaan yang telahdilakukan apakah telah sesuai dengan SPK (Surat Perintah Kerja) yang diberikan dan yang tertulis pada Buku Laporan Kerusakan Bus. Jika ada hal yang belum sesuai maka akan dikembalikan ke Mekanik untuk dilakukan pengerjaan tambahan.Tires. Semua perbaikan kerusakan yang sudah dilaporkan akan dilakukan pengecekan ulang dan dilakukan pengetesan tekanan angin untuk memastikan bahwa ban yang dipasang dalam keadaan siap pakai sehingga bus siap untuk dioperasikan.Oil, Grease & Final check. Semua komponen yang memerlukan pelumasan diperiksa ulang, termasuk pelumasan dengan gemuk, kecukupan oli mesin, air radiator, oli rem dan oli kopling.Chassis. Pada tahap ini dilakukan pengecekan ulang antara Laporan Kerusakan Teknis Awal dengan perbaikan yang dilakukan telah sesuai dan dikerjakan dengan baik dan tidakada perbaikan yang terabaikan.

Page 210: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

190

b. Prosedur Perbaikan Karoseri

Bertujuan (i) untuk memastikan kondisi bus yang berkaitan dengan estetika, baik interior maupun eksterior dalam kondisi baik dan terawat; (ii) untuk menjamin semua kerusakan bus, baik interior maupun eksterior dapat diperbaiki sesegera mungkin agar tidak mengganggu operasional bus harian; dan (iii) untuk menjamin semua bus yang dibuat oleh karoseri eksternal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, baik bus baru, bus hasil total body replacement dan bus hasil body improvement. Prosedur ini mencakup pengendalian menyeluruh terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan perbaikan interior dan eksterior bus, serta memastikan kerusakan yang terjadi dapat ditangani secara optimal agar dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Adapun tahapan pemeriksaan Karoseri meliputi:

Pemeriksaan Awal Kondisi Bus. Pengecekan kondisi bus dilakukan pada setiap kedatangan bus setelah selesai beroperasi. Pengecekan awal dilakukan oleh Reception Teknik untuk mengetahui kondisi fisik bus meliputi body, interior dan eksterior dengan menggunakan Buku Laporan Kerusakan Bus. Berdasarkan Laporan pemeriksaan dari Reception Teknik, Departemen Karoseri melakukan pemeriksaan ulang dan analisis terhadap kondisi fisik bus, kebutuhan suku cadang, perkiraan biaya perawatan/perbaikan, serta lama pengerjaan.

Perawatan dan Perbaikan. Dari hasil pemeriksaan, staf Departemen Karoseri membuat Laporan Perbaikan/Perawatan karoseri bus. Laporan tersebut didistribusikan ke departemen terkait yaitu Teknik, Operasi dan Logistik, kemudian ditindaklanjuti dengan menerbitkan SPK (Surat Perintah Kerja) atau WO (Work Order) sesuai dengan kebutuhan perbaikan/perawatan. SPK tersebut dibuat rangkap dua untuk Mekanik dan Arsip. Keperluan Sparepart dalam proses perbaikan diminta dari Departemen Logistik dengan menerbitkan DO (Delivery Order) Sparepart dengan persetujuan Manager Karoseri. Proses perbaikan dilakukan oleh Mekanik yang bersangkutan berdasarkan SPK (Working Order) dan kebutuhan perbaikan/perawatan. Proses perbaikan/perawatan dilakukan sesuai dengan Sistem, Prosedur dan Instruksi kerja yang ada di Departemen Karoseri.

Pemeriksaan Akhir. Pemeriksaan akhir dilakukan oleh staf Departemen Karoseri setelah proses perbaikan/perawatan selesai dikerjakan oleh Mekanik. Staf Departemen Karoseri membuat Laporan Perbaikan yang telah selesai dengan melakukan cross check antara perbaikan/perawatan yang dilakukan dengan SPK/Surat Perintah Kerja (Work Order) serta DO (Delivery Order) yang di terbitkan. Manager Karoseri menyetujui selesainya perbaikan/perawatan dengan menandatangani semua laporan yang berkaitan dengan perbaikan dan perawatan.

Total Body Replacement. Departemen Karoseri, Teknik dan Operasi menentukan bus yang harus dikirim ke perusahaan karoseri eksternal untuk dilakukan penggantian body setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi. Sebelumnya dilakukan pembongkaran total terhadap body, serta pemeriksaan dan perbaikan chassis dan kelengkapannya. Distribusi laporan pemeriksaan ini diberikan kepada Direksi, Logistik, Teknik, dan perusahaan karoseri rekanan. Kemudian Departemen Teknik berkoordinasi dengan Departemen Operasi menyiapkan awak bus untuk pengiriman chassis dan mesin kepada perusahaan karoseri rekanan.

Body Improvement. Departemen Karoseri, Teknik dan Operasi menentukan bus yang layak untuk dilakukan body improvement setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi. Pengecekan fisik dilakukan untuk mengetahui item-item yang akan ditingkatkan. Direksi, Manager Karoseri, Manager Logistik melakukan analisis terhadap Surat Penawaran dari perusahaan karoseri rekanan. Setelah disetujui, maka bus siap dikirim untuk dilakukan improvement dengan terlebih dahulu dibuatkan Bukti Pemesanan/PO (Purchase Order) oleh Departemen Logistik. Jadwal Kerja Improvement dari perusahaan karoseri harus di terima maksimal 1 minggu dari saat pengiriman. Manager Karoseri melakukan kunjungan ke

Page 211: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

191

workshop perusahaan karoseri untuk memeriksa kemajuan pekerjaan. Setelah pekerjaan improvement selesai, maka perusahaan karoseri akan mengirimkan bus kembali ke Perseroan.

G. Persaingan Usaha

Persaingan usaha di industri transportasi pada umumnya semakin ketat. Hal ini menuntut Perseroanuntuk mengenali kondisi lingkungan internal dan eksternal karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi kelangsungan hidup Perseroan kedepannya. Potensi perkembangan perekonomian Indonesia yang diikuti peningkatan daya beli masyarakat menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap transportasi. Perseroan melakukan analisis strategi supaya diperoleh alternatif strategi bersaing yang tepat untuk diterapkan sebagai langkah strategi dalam menghadapi persaingan antar perusahaan moda transportasi. Untuk menghadapi persaingan dengan antar-moda penerbangan dan kereta api, Perseroan akan memanfaatkan keunggulan pada trayek-trayek yang dari segi infrastruktur maupun segi ekonomis tidak mendapat persaingan. Sedangkan untuk menghadapi persaingan dengan sesama operator bus AKAP, Perseroan akan menambah jumlah armada dan jumlah trayek baru, mempertahankan keunggulan kompetitif, terus meningkatkan efisiensi, serta melakukan berbagai inovasi. Persaingan dengan sesama operator bus AKAP dipetakan ke dalam 5 wilayah persaingan dan posisi persaingan Perseroan yaitu:

1. Wilayah Sumatera (meliputi trayek Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Prabumulih dan Palembang);

Page 212: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

192

2. Wilayah Jawa bagian Selatan (meliputi trayek Blitar, Jogyakarta, Ponorogo dan Purwokerto);

3. Wilayah Jawa bagian Timur (meliputi trayek Banyuwangi, Jember, Malang dan Surabaya);

Page 213: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

193

4. Wilayah Bali (trayek Bali);

5. Wilayah Bandung (trayek Bandung);

Page 214: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

194

H. Sistem Teknologi Informasi

Perseroan menerapkan teknologi informasi yang inovatif untuk mendukung operasional pelayanan, meningkatkan kenyamanan konsumen, dan meningkatkan produktivitas pengemudi. Perseroan telah menginstalasikan sistem pemantauan Global Positioning System (GPS) pada seluruh armada bus AKAP agar Departemen Operasi Perseroan dapat memantau keberadaan armada bus selama 24 jam. Setiap hari Perseroan dapat memonitor (mengawasi dan melacak) bus-bus yang ada dalam perjalanan dengan menggunakan GPS Tracking Report. Dampak dari pemakaian GPS terhadap Perseroan adalah Perseroan dapat mengelola risiko operasional dengan secara tanggap merespon bila ada tanda emergency atau keadaan darurat menyala di layar monitor. Perseroan dapat dengan segera menghubungi nomor telepon di bus yang bersangkutan untuk menanyakan mengenai kondisi kerusakan ataupun kecelakaan yang terjadi. Secara cepat, Departemen Operasional Perseroan dapat menghubungi pihak-pihak terkait sehubungan dengan adanya kerusakan/kecelakaan tersebut.

Seluruh kantor perwakilan terhubung dengan Depo Utama Bogor menggunakan jaringan internet.Setiap kantor perwakilan memasukkan data penjualan ke dalam Program Ticketing, kemudian diverifikasi di Depo Utama Bogor. Berikut ini adalah diagram interkoneksi antara Depo Utama Bogor (HO) dan kantor perwakilan (site):

Pada saat ini Perseroan memiliki beberapa piranti lunak pengolahan data, antara lain:

- Program Ticketing pada bagian Sales dan Ticketing di Depo Utama Bogor maupun kantor perwakilan. Program tersebut digunakan untuk mencatat penjualan tiket beserta informasi rinciannya seperti nama penumpang, kode trayek, tanggal keberangkatan, harga tiket, kode agen penjual tiket, dll.

- Program SAP ERP dengan modul MM (Material Management), FI (Financial Accounting) dan CO (Controlling) di Depo Utama Bogor, Depo Busway TransJakarta Ceger - Jakarta Timur, dan seluruh kantor perwakilan/cabang.

Segmen AKAP, Segmen Busway dan Segmen TransJakarta menggunakan program sistem informasi yang sama di Bagian Akunting, Bagian Keuangan, dan Bagian HR (personalia). Sedangkan di Bagian Marketing dan Ticketing, keduanya memiliki program yang berbeda dikarenakan perbedaan kegiatan kerja. Usaha Busway TransJakarta tidak menggunakan Program Ticketing dikarenakan Perseroantidak mendapatkan pembayaran berdasarkan jumlah penumpang/tiket yang terjual, tetapi dibayar berdasarkan jumlah kilometer tempuh dari pemberi kerja yaitu BLU TransJakarta.

Sumber: Perseroan September 2013

Page 215: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

195

I. Standar Keselamatan

Perseroan berkomitmen pada kegiatan operasional yang aman. Perseroan mematuhi peraturan-peraturan mengenai keselamatan, termasuk peraturan mengenai kelengkapan keamanan bus, kualifikasi pengemudi bus dan pengoperasian bus dengan aman.

Perseroan melaksanakan program-program keselamatan, mengawasi kepatuhan, dan pengujian program keselamatan selama berlangsungnya kegiatan/operasi Perseroan. Perseroan melakukan pemeriksaan rutin atas keamanan setiap bus pada saat setiap bus kembali dari operasi. Kru bus senantiasa harus memeriksa keamanan bus dalam perjalanan dan memastikan bus telah memenuhi syarat-syarat pemeliharaan dan keamanan selama perjalanan. Perseroan juga melaksanakan sejumlah program keselamatan bagi kru bus untuk meningkatkan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlalu-lintas demi meminimalisir tingkat kecelakaan.

Pada saat bus berada di depo dan sebelum bus berangkat beroperasi, Bagian Operasi dan Bagian Bengkel Perseroan telah memeriksa armada bus guna memastikan bahwa standar-standar keselamatan kendaraan terpenuhi. Perseroan juga melakukan pemeriksaan berkala guna menjamin bahwa seluruh armada bus Perseroan telah memenuhi standar-standar yang ditetapkan Perseroan.

Risiko kerusakan dan kecelakaan merupakan risiko yang dihadapi dalam operasional Perseroansebagai perusahaan angkutan darat. Tingginya laju pertumbuhan volume kendaraan di jalan raya semakin meningkatkan potensi risiko kecelakaan lalu lintas bagi seluruh pengguna jalan raya termasuk Perseroan. Perseroan selalu berupaya tanggap menangani bus yang bermasalah di perjalanan. Jika terjadi masalah terhadap bus (rusak, kecelakaan atau masalah lainnya), kru bus dapat menekan tombol emergency yang terdapat pada alat GPS untuk menghubungi dan melaporkan kondisi atau kejadian agar Bagian Operasi dapat segera menangani atau memberi arahan untuk pertolongan pertama. Perseroan akan segera mengirimkan tim ke lokasi kejadian sehingga bus yang bermasalah dapat ditangani secepat mungkin, dan jika diperlukan, Bagian Operasi akan mengirimkan bus pengganti. Prioritas pertama dalam penanganan kerusakan dan kecelakaan bus adalah mengupayakan agar penumpang bisa segera melanjutkan perjalanan.

J. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

Perseroan memiliki dan menaruh perhatian kepada masyarakat sebagai wujud dari bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan telah melakukan beberapa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan antara lain adalah:

(i) Pada tahun 2013, bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia dan DRS Foundation mengadakan bakti sosial pengobatan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu di Jakarta yang dilaksanakan di beberapa kelurahan di Jakarta.

(ii) Pada tahun 2012, bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia dan DRS Foundation mengadakan bakti sosial pengobatan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu di Jakarta yang dilaksanakan di beberapa kelurahan di Jakarta, serta beberapa gereja seperti HKBP, GBKP dan GPDI di Jakarta.

(iii) Pada tahun 2011, Memberikan asistensi perawatan kesehatan lanjutan bagi masyarakat yang tidak mampu dan terdeteksi memiliki penyakit serius yang harus ditindaklanjuti untuk masyarakat di sekitar Depo Utama Bogor dan Depo Jakarta Selatan.

(iv) Setiap tahun, Perseroan memberikan bantuan sapi dan kambing utk masyarakat di sekitar Depo Utama Bogor, Depo Jakarta Selatan dan beberapa kantor perwakilan lain seperti di Pekanbaru pada perayaan hari raya Idul Adha setiap tahunnya.

Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan per tanggal 30 September 2013 masing-masing adalah sebesar Rp82 juta, Rp69 juta, Rp51 juta, Rp36 juta dan Rp95 juta.

Page 216: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 217: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

197

IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Calon investor harus membaca ikhtisar data keuangan penting yang disajikan di bawah ini yang berhubungan dengan laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan terkait, yang tercantum dalam Prospektus ini. Calon investor juga harus membaca Bab IV Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen.

Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011,2010,2009 dan 2008.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta secara wajar, dalam semua hal yang material, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akutansi Keuangan di Indonesia, sedangkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, telah diaudit oleh KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Sebagaimana dijelaskan dalam catatan 2 dan 39 atas laporan keuangan, telah diaudit penyesuaian atas Laporan Keuangan tahun 2010 dan Laporan Posisi Keuangan pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 untuk menerapkan secara retrospektif penyajian yang diharuskan dalam PSAK 1 (revisi 2009). KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan berpendapat penyesuaian tersebut wajar dan telah ditetapkan dengan semestinya. KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan menyatakan tidak melakukan audit, review atau prosedur lain apapun atas laporan keuangan Perusahaan periode sebelum efek penyesuaian secara retrospektif tersebut, dan karenanya KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan tidak menyatakan pendapat atau memberikan keyakinan dalam bentuk apapun atas laporan keuangan periode tersebut secara keseluruhan.

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diaudit oleh KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah dan Jerry, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010 2009 2008ASET

Aset LancarKas dan bank 550 1.684 2.096 774 2.674 1.824Piutang usaha 3.186 3.363 5.069 4.821 4.916 1.467Piutang lain-lain 1.376 168 104 56 44 288Persediaan 5.868 4.420 4.302 6.131 5.361 5.543Uang muka 1.166 561 629 687 346 690Biaya dibayar dimuka 4.080 2.962 1.699 2.188 792 1.407Jumlah Aset Lancar 16.226 13.158 13.899 14.657 14.132 11.219

Aset Tidak LancarPiutang Pihak berelasi 25.437 9.957 17.141 7.550 311 -Aset tetap – bersih 185.885 183.756 189.094 193.630 142.269 138.752Uang muka pembelian aset tetap 14.787 14.787 14.787 14.787 - -Biaya dibayar dimuka 4.551 6.285 - - - -Aset lain-lain 275 - 3.741 1.192 - 275Jumlah Aset Tidak Lancar 230.936 214.784 224.762 217.159 142.589 139.027

JUMLAH ASET 247.163 227.942 238.661 231.816 156.712 150.246

Page 218: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

198

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010 2009 2008LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka PendekHutang usaha Pihak Ketiga 12.256 6.732 11.650 10.863 12.862 7.503 Pihak Berelasi - - 1.177 2.677 - -Hutang bank jangka pendek 25.964 20.205 15.051 8.701 7.124 5.051Hutang lain-lain 737 458 603 349 460 61Hutang pajak 4.414 2.445 919 713 466 283Biaya yang masih harus dibayar 2.280 3.667 3.688 1.621 813 15.860Pendapatan diterima di muka 407 707 1.084 335 603 -Bagian jangka pendek dari liabilitas jangka panjang: Hutang Bank 20.903 25.530 29.889 26.036 15.062 1.500 Liabilitas Sewa Pembiayaan - - - 287 850 736Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 66.962 59.745 64.061 51.581 38.240 31.526

Jumlah Liabilitas Jangka PanjangLiabilitas jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek: Pinjaman Bank 12.437 11.345 28.510 45.724 79.828 93.655 Liabilitas Sewa Pembiayaan 287Utang pihak berelasi - - - - 5.637Uang Jaminan 564 518 507 423 310 1.136Liabilitas pajak tangguhan 14.391 14.743 12.011 7.820 4.250 535Liabilitas imbalan kerja 4.543 3.567 2.725 2.177 1.436 1.126Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.936 30.174 43.753 56.144 91.747 100.161

Jumlah Liabilitas 98.898 89.919 107.815 107.725 129.987 131.687

EKUITAS Modal ditempatkan dan disetor penuh 100.000 100.000 100.000 100.000 12.500 12.500Saldo laba

Belum ditentukan penggunaannya 45.765 35.523 28.346 21.591 14.226 6.059Telah ditentukan penggunaannya 2.500 2.500 2.500 2.500 - -

Jumlah Ekuitas 148.265 138.023 130.846 124.091 26.726 18.559JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 247.163 227.942 238.661 231.816 156.712 150.246

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 September 31 Desember2013 2012 2012 2011 2010 2009 2008

Pendapatan Usaha 120.651 134.003 172.010 179.559 175.171 166.895 150.813Beban pendapatan langsung 82.166 99.607 125.845 124.819 120.664 115.400 117.040

Laba bruto 38.485 34.396 46.165 54.740 54.507 51.495 33.773Keuntungan penjualan aset tetap 395 184 399 96 - -

Kenaikan (penurunan) reavaluasi aset tetap 3.170 - - (3.170) - - -

Penghasilan lain-lain 1.685 5.612 6.539 1.462 2.317 2.211 2.013Bagian rugi perusahaan asosiasi - - - - - - (2.191)

Beban umum dan administrasi (28.968) (25.718) (34.218) (31.800) (30.754) (28.646) (23.978)

Laba Usaha 14.767 14.474 18.885 21.328 26.069 25.098 9.666Pendapatan bunga 14 36 54 10 97 39 50Beban bunga dan keuangan (6.590) (6.578) (8.415) (9.790) (12.076) (12.801) (5.427)

Laba sebelum beban pajak 8.190 7.932 10.524 11.548 14.090 12.297 4.239

Beban pajak (1.182) (3.234) (3.348) (4.793) (4.225) (4.131) (1.179)Laba Bersih 7.008 4.698 7.176 6.756 9.865 8.167 3.060Pendapatan komprehensif lainnya 3.234 - - - - - -

LABA KOMPREHENSIF 10.242 4.698 7.176 6.756 9.865 8.167 3.060LABA PER SAHAM DASAR 7,01 4,70 7,18 6,76 78,92 65,34 24,48

Page 219: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

199

Rasio Keuangan

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010 2009 2008

INTERNAL LIQUIDITYCurrent Ratio (x) 0.24 0.22 0.22 0.28 0.37 0.36Quick Ratio (x) 0.06 0.08 0.11 0.11 0.20 0.10Cash Ratio (x) 0.01 0.03 0.03 0.02 0.07 0.06Receivable Turnover (x) 37.86 51.15 35.42 36.33 33.95 102.82Average Receivables Collection Period (days) 9.64 7.14 10.30 10.05 10.75 3.55Inventory Turnover (x) 3.80 7.21 5.98 5.25 5.29 6.99Average Inventory Processing Period (days) 96.16 50.60 61.02 69.53 68.98 52.19Payables Turnover (x) 6.70 18.69 9.73 8.91 9.09 15.60Payables Payment Period (days) 54.45 19.53 37.51 40.96 40.16 23.40

OPERATING PERFORMANCEGross Profit Margin (%) 31.90 26.84 30.49 31.12 30.85 22.39Operating Profit Margin (%) 6.79 6.12 6.99 8.04 7.37 2.81EBITDA Margin (%) 25.97 26.37 25.29 28.77 28.19 11.41Net Profit Margin (%) 5.81 4.17 3.76 5.63 4.89 2.03Return on Equity (%) 4.73 5.20 7.76 9.87 65.34 24.48Return on Asset (%) 2.84 3.15 3.25 4.26 5.21 2.04Total Assets Turnover (x) 0.49 0.75 0.75 0.76 1.06 1.00Working Capital Turnover (x) (2.38) (3.69) (3.58) (4.74) (6.92) (7.43)Working Capital To Total Assets Ratio (%) (20.53) (20.44) (21.02) (15.93) (15.38) (13.52)Basic Earning Power (BEP) (%) 3.31 4.62 5.26 6.08 7.85 2.82

LEVERAGE (x)Debt to Equity Ratio 0.67 0.65 0.82 0.87 4.86 7.10Debt to Asset Ratio 0.40 0.39 0.45 0.46 0.83 0.88Long-term Debt To Equity Ratio 0.22 0.22 0.33 0.45 3.43 5.40Long-term Debt To Total Capital 0.13 0.16 0.24 0.31 0.61 0.63EBITDA/Interest Coverage 4.75 5.39 4.64 4.17 3.68 3.17

GROWTH (%)Net Sales (9.96) (4.20) 2.51 4.96 10.66 144.54Gross Profit Margin (%) 24,27 (11,96) (2,03) 0,85 37,78 (1,23)EBITDA (7.88) (0.11) (9.91) 7.14 173.45 164.30Net Profit Margin (%) 65,70 10,88 (33,19) 15,09 141,17 214,86Total Assets 5.24 (4.49) 2.95 47.92 4.30 295.51Net Worth 9.38 5.48 5.44 364.31 44.01 19.74

PER-SHARE DATA (Rp)Earning per share (EPS) 7.01 7.18 7.76 9.87 65.34 24.48EBITDA per share (Rp) 31.33 45.36 45.41 50.40 375.35 137.63Book value per share (BVPS) 148.26 138.02 130.85 124.09 213.81 148.47

Berdasarkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013, Perseroanmemiliki rasio-rasio yang dipersyaratkan oleh Bank Mandiri dan Bank Windu sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio lebih kecil dari 100% (Bank Windu), 233% (Bank Mandiri)Current Ratio minimal 120% (Bank Mandiri)EBITDA/Interest coverage minimal 110% (Bank Windu)

Page 220: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 221: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

201

X. EKUITAS

Tabel berikut ini menyajikan posisi ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta, sedangkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, telah diaudit oleh KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Sebagaimana dijelaskan dalam catatan 2 dan 35 atas laporan keuangan, telah diaudit penyesuaian atas Laporan Keuangan tahun 2010 dan Laporan Posisi Keuangan pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 untuk menerapkan secara retrospektif penyajian yang diharuskan dalam PSAK 1 (revisi 2009). KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan berpendapat penyesuaian tersebut wajar dan telah ditetapkan dengan semestinya. KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan menyatakan tidak melakukan audit, review atau prosedur lain apapun atas laporan keuangan Perusahaan periode sebelum efek penyesuaian secara retrospektif tersebut, dan karenanya KAP Bambang, Sutjipto, Ngumar dan Rekan tidak menyatakan pendapat atau memberikan keyakinan dalam bentuk apapun atas laporan keuangan periode tersebut secara keseluruhan.

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 diaudit oleh KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan30 September

201331 Desember

2012 2011 2010Modal ditempatkan dan disetor penuh 100.000 100.000 100.000 100.000Saldo laba

Belum ditentukan penggunaannya 45.765 35.523 28.346 21.591Telah ditentukan penggunaannya 2.500 2.500 2.500 2.500

Jumlah Ekuitas 148.265 138.023 130.846 124.091

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, Perseroanmerubah nilai nominal saham PT Eka Sari Lorena Transport yang semula sebesar Rp100,- menjadi Rp500,- per lembar saham, sehingga struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp500,- Setiap Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh1. PT Lorena2. Gusti Terkelin Soerbakti

199.999.9982

99.999.999.0001.000

99,9999990,000001

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 100.000.000.000 100,000000Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000

Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada masyarakat sejumlah 150.000.000 (seratus lima puluh juta) lembar Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham dengan Harga Penawaran Rp900,- (sembilan ratus Rupiah), yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS, sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp135.000.000.000,- (seratus tiga puluh lima miliar Rupiah).

Page 222: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

202

Jika diasumsikan Penawaran Umum Perdana Saham telah terjadi pada tanggal 15 April 2014 maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

UraianModal saham

ditempatkan dan disetor penuh

Agio Saham* Saldo Laba (Rugi) Jumlah Ekuitas

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013

100.000.000.000 - 41.631.245.830 141.631.245.830

Perubahan ekuitas setelah tanggal 30 September 2013 jika diasumsikan telah terjadi pada tanggal tersebut:

- Penawaran Umum sebanyak-banyaknya 150.000.000 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan Harga Penawaran Rp900,- per saham setelah dikurangi estimasi biaya Penawaran Umum yang ditanggung Perseroan

75.000.000.000 (6.345.000.000) - 68.655.000.000

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan per tanggal 30 September 2013 setelah Penawaran Umum kepada pemegang saham dilaksanakan

175.000.000.000 (6.345.000.000) 41.631.245.830 210.286.245.830

Keterangan: *) Setelah dikurangi biaya-biaya emisi

Perseroan menerangkan bahwa tidak ada perubahan struktur permodalan yang terjadi setelah tanggal penerbitan laporan keuangan yang terakhir.

Page 223: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

203

XI. KEBIJAKAN DIVIDEN

Pemegang Saham Baru dalam rangka Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Pemegang Saham Biasa Atas Nama lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen.

Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan merencanakan kebijakan pembagian dividen tunai dari laba bersih pada tahun 2014 dengan mempertimbangkan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan seterusnya. Besarnya pembayaran dividen kas di masa mendatang dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor penting tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroanuntuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi pembagian dividen kas, antara lain:

Performa kinerja operasi Perseroan.Laba ditahan, arus kas, dan kinerja keuangan secara keseluruhan.Kondisi keuangan, kondisi likuiditas, dan kebutuhan kas di masa mendatang.Prospek dan peluang usaha di masa yang akan datang.Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Larangan kontraktual perikatan dengan pihak ketiga.Faktor lainnya yang dianggap relevan oleh para pemegang saham Perseroan, termasuk pemegang saham pengendali.

Kebijakan Perseroan mengenai ketentuan pembagian Dividen adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak Dividen Kas Berdasarkan Persentase dari Laba Bersih

Sampai dengan Rp25.000.000.000 15%Rp25.000.000.000-Rp50.000.000.000 20%Lebih dari Rp50.000.000.000 25%

Sebelum berakhirnya tahun keuangan, Perseroan dapat membagikan dividen interim sepanjang hal itu diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham.

Dividen akan dibayarkan dalam Rupiah. Pemegang saham pada recording date akan memperoleh hak atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Dividen yang diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.

Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

Page 224: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 225: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

205

XII. PERPAJAKAN

A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima oleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:

Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; danBagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Pebruari 1995 perihal Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek), ditetapkan sebagai berikut:

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% dari nilai saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum.Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham Perseroan pada saat Penawaran Umum. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan atas nama saham pendiri dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri selambat-lambatnya satu bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atau tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada OJK dalam rangka Penawaran Umum dinyatakan efektif.

3. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri sesuai dengan ketentuan di atas. Namun apabila pemilik saham pendiri memilih untuk tidak memanfaatkan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 tersebut di atas, maka atas penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif yang berlaku umum berdasarkan pasal 17 Undang-undang PPh No. 36 Tahun 2008.

Berdasarkan pasal 17 ayat 2(c) Undang-undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Dividen Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, maka penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dikenai Pajak Penghasilan sebesar 10% dari jumlah bruto dan bersifat

Page 226: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

206

final. Sesuai dengan pasal 2 Peraturan Mentri Keuangan No. 111/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Dalam Negeri, pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% di atas dilakukan melalui pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen pada saat dividen disediakan untuk dibayarkan.

Pasal 23 ayat (1a) Undang-undang PPh No. 36 tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayaran nya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap dipotong Pajak Penghasilan pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto dividen oleh pihak yang wajib membayarakan (Perseroan). Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh dividen tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada tarif pajak yang seharusnya dikenakan atau sebesar 30% dari jumlah bruto dividen.

Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat 1(a) Undang-undang PPh No. 36 tahun 2008 di atas antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-undang PPh No. 36 tahun 2008 dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2c) Undang-undang PPh No. 36 tahun 2008.

Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak maka penghasilan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal antara lain berupa dividen dari saham pada Perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif 20% dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% dari nilai pari (dalam hal dividen saham) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dividen dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu Negara yang telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010.

Agar Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) tersebut dapat menerapkan tarif sesuai P3B, maka sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010, Wajib Pajak Luar Negeri diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili (SKD)/Certificate of Domicile of Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:

1. Form-DGT 1 atau; 2. Form-DGT 2 untuk bank dan WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui

kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen serta WPLN yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di negara mitra dan merupakan subjek pajak di negara mitra.

3. Form SKD yang lazim diterbitkan oleh negara mitra dalam hal Competent Authority di negara mitra tidak berkenan menandatangani Form DGT-1 / DGT-2, dengan syarat:

Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris;Diterbitkan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010;

Page 227: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

207

Berupa dokumen asli atau dokumen fotokopi yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat salah satu Pemotong/Pemungut Pajakterdaftar sebagai Wajib Pajak;sekurang-kurangnya mencantumkan informasi mengenai nama WPLN; danmencantumkan tanda tangan pejabat yang berwenang, wakilnya yang sah, atau pejabat kantor pajak yang berwenang di negara mitra P3B atau tanda yang setara dengan tanda tangan sesuai dengan kelaziman di negara mitra P3B dan nama pejabat dimaksud.

Di samping persyaratan Form-DGT1 atau Form DGT-2 atau Form SKD Negara Mitra maka sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan PER-25/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 maka WPLN wajib memenuhi persyaratan sebagai Beneficial Owner atau pemilik yang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan, yaitu sebagai berikut:

pendirian perusahaan atau pengaturan struktur/ skema transaksi tidak semata-mata ditujukan untuk pemanfaatan P3B; dankegiatan usaha dikelola oleh manajemen sendiri yang mempunyai kewenangan yang cukup untuk menjalankan transaksi; danperusahaan mempunyai pegawai; danmempunyai kegiatan atau usaha aktif; dan penghasilan yang bersumber dari Indonesia terutang pajak di negara penerimanya; dan tidak menggunakan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari total penghasilannya untuk memenuhi kewajiban kepada pihak lain dalam bentuk, seperti: bunga, royalti atau imbalan lainnya tidak termasuk pemberian imbalan kepada karyawan yang diberikan secara wajar dalam hubungan pekerjaan dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan oleh WPLN dalam menjalankan usahanya dan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.

CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG MUNGKIN TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM PERDANA INI.

B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan

Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan selalu memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Perseroan telah memenuhi kewajiban untuk menyampaikan SPT untuk tahun fiskal 2012.

Kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2012 atas PPh 21, PPh 23, PPh 25, PPh pasal 4(2), PPh pasal 29 telah dipenuhi dan tidak ada tunggakan.

Page 228: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 229: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

209

XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK

1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum PT Eka Sari Lorena Transport Tbk No.574 tanggal 13 Januari 2014 dan Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 442 tanggal 27 Maret 2014 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, Para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara sendiri-sendiri menyetujui untuk menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel kepada masyarakat sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dan mengikatkan diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran pada tanggal penutupan Masa Penawaran Umum.

Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek.

Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

No. Penjamin EmisiPorsi Penjaminan

Jumlah Saham PersentasePenjamin Pelaksana Emisi Efek:

1 PT Valbury Asia Securities 145.800.000 131.220.000.000 97,21%

Penjamin Emisi Efek:

1 PT Buana Capital 100.000 90.000.000 0,07%

2 PT Equity Securities Indonesia 250.000 225.000.000 0,17%

3 PT Erdikha Elit Sekuritas 100.000 90.000.000 0,07%

4 PT Indomitra Securities 250.000 225.000.000 0,17%

5 PT Inti Fikasa Securindo 100.000 90.000.000 0,07%

6 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 100.000 90.000.000 0,07%

7 PT Makinta Securities 1.000.000 900.000.000 0,67%

8 PT Minna Padi Investama Tbk 100.000 90.000.000 0,07%

9 PT Panca Global Securities Tbk 1.000.000 900.000.000 0,67%

10 PT Panin Sekuritas Tbk 1.000.000 900.000.000 0,67%

11 PT Reliance Securities Tbk 100.000 90.000.000 0,07%

12 PT Yulie Sekurindo Tbk 100.000 90.000.000 0,07%

Jumlah 150.000.000 135.000.000.000 100,00%

Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya, yang dimaksud dengan afiliasi adalah sebagai berikut:

- Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Page 230: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

210

- Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut;- Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota direksi atau

dewan komisaris yang sama;- Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan

atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;- Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung,

oleh pihak yang sama; atau- Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

PT Valbury Asia Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang juga berperan sebagai Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini beserta para Penjamin Emisi Efek lainnya yang turut serta dalam Penawaran Umum ini menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaiman tertera di dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana

Harga penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroandan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal (bookbuilding). Adapun indikasi jadwal untuk periode masa penawaran awal (bookbuilding) adalah antara tanggal 20-21 Maret 2014 dan 24-26 Maret 2014.

Dalam masa bookbuilding, kisaran harga terendah yang digunakan adalah Rp825,- (delapan ratus dua puluh lima Rupiah) per saham, sedangkan harga tertinggi yang digunakan adalah sebesar Rp1.025,- (seribu dua puluh lima Rupiah) per saham. Dengan mempertimbangkan hasil bookbulding yang telah dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor, ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp900,-(sembilan ratus Rupiah) per saham dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti berikut:

Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp900,-(sembilan ratus Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan melakukan penjajakan kepada para investor di pasar domestik dengan pertimbangan sebagai berikut:

- Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;- Permintaan investor; - Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB);- Kinerja keuangan Perseroan;- Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan

keterangan mengenai industri transportasi di Indonesia;- Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau

maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;- Status dari perkembangan terakhir Perseroan;- Faktor-faktor diatas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode

penilaian untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan;- Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di

Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan - Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.

Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroanakan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa Efek dimana saham tersebut dicatatkan.

Page 231: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

211

XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut:

Kantor Akuntan PublikKAP Hendrawinata Eddy & SiddhartaAriobimo Sentral 3rd FloorJl. H.R Rasuna Said Blok X-2 Kav.5Jakarta 12950Telp. : 62-21 5290 0918Faks. : 62-21 5290 0917

Nama Pemegang STTD : Desman PL Tobing, SE., AK, BAP No. STTD : 24/BL/STTD-AP/2007 tanggal 23 Januari 2007 No. Asosiasi : Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No.1236Pedoman Kerja : Standar Profesional Akuntan PublikSurat Penunjukan : Nomor 0487/QUO/MPS/HES-01/XI/13 tanggal 27 Nopember 2013

Tugas pokok akuntan publik adalah melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”). Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk mematuhi etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

Konsultan HukumLasutLay & PaneJl. Hang Tuah Raya No.29Kebayoran BaruJakarta 12120Telp. : 62-21 720 4279, 722 4105Faks. : 62-21 720 4275

Nama Pemegang STTD : Richard Stefanus Lasut, S.H., L.LM.No. STTD : 103/BL/STTD-KH/2011 tanggal 5 April 2011No. Anggota HKHPM : 201005Pedoman Kerja : Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, lampiran

keputusan HKHPM No. PTJ.PANKUM/544-/PH/1999 tanggal 2 Pebruari 1999.

Surat Penunjukan : Nomor 094/ESLT/BG/CEO/XII/2013 tanggal 2 Desember 2013

Tugas pokok Konsultan Hukum adalah memberikan pendapat Hukum dalam rangka PenawaranUmum ini. Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan dan penelitian (dari segi hukum) atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan Konsultan Hukum tersebut telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas lainnya adalah meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas dan fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.

Page 232: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

212

PenilaiKJPP Stefanus Tonny Hardi dan RekanGraha STHJl. Mandala Raya No. 20, TomangJakarta BaratTelp. : 62-21 5637272, 5637373Faks. : 62-21 5636404

Nama Pemegang STTD : Hardi Gandasuyitna,SE.,MAPPI (Cert).No. STTD : 15/PM/STTD-P/A/2006Asosiasi ProfesiNo. Anggota MAPPI

::

Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) 87-S-00046

Pedoman Kerja : Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.C.4, Standar Penilaian Indonesia (SPI – 2013) dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI).

Surat Penunjukan : No. STH-238/PR.073-R/SG/VII/2013 tanggal 22 Juli 2013 dirubah berdasarkan addendum I No. 006/ESLT/DIRKEU/IX/2013 tanggal 16 September 2013 dan kemudian dirubah kembali berdasarkan addendum II No. STH-073/PR.073-ADD/SG/VII/2013 tanggal 20 Nopember 2013.

Tugas utama dari Perusahaan Penilai dalam rangka Penawaran Umum ini sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan secara langsung pada lokasi-lokasi usaha Perseroan serta melakukan penilaian berdasarkan ”NILAI PASAR (MARKET VALUE)” atas aktiva tetap yang dimiliki dan atau dikuasai Perseroan per tanggal 30 September 2013 yang terdiri atas: tanah, bangunan-bangunan, sarana-sarana pelengkap lainnya, kendaraan-kendaraan dan peralatan bengkel yang terletak di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas penilaian untuk mengungkapkan Nilai Pasar, perusahaan Penilai senantiasa mengacu pada Standar Penilaian Indonesia (SPI-2013) dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI).

NotarisRudy Siswanto, S.H.Plaza Maspion Lantai 6-HJalan Gunung Sahari Raya Kaveling 18Jakarta Utara 14420Telp. : 62-21 64700961/2Faks. : 62-21 64700965

Nama Pemegang STTD : Rudy Siswanto, S.H.No. STTD : 900/PM/STTD-N/2006 tanggal 22 Maret 2006No. Asosiasi : Ikatan Notaris Indonesia No.29/PD.Jkt-Utr/VIII/2010Pedoman Kerja : Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik NotarisSurat Penunjukan : Surat Nomor : 079-1/ESLT/BG/CEO/XI/2013 tanggal 25 Nopember 2013

Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam Penawaran Umum antara lain adalah menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan Penawaran Umum, antara lain perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan, Perjanjian Penjaminan Emisi dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Efek.

Page 233: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

213

Biro Administrasi Efek (“BAE”)PT Adimitra TransferindoPlaza Property, 2nd FloorKomp. Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1Jl. Perintis KemerdekaanJakarta 1320Telp. : 62-21 4788 1515Faks. : 62-21 470 9697

No. Asosiasi : Anggota Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI) berdasarkan Surat Keterangan No. ABI/VII/2010-003

Pedoman Kerja : Peraturan Pasar Modal Bapepam dan LKSurat Penunjukan : 12012 tanggal 29 Nopember 2012

Ruang lingkup tugas BAE dalam rangka Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (“DPPS”) dan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham (“FPPS”)yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan dan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Penjamin Pelaksana Emisi bersama-sama dengan BAE, memiliki hak untuk menolak pemesanan yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS), apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini menyatakan tidak terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Page 234: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 235: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

215

XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

Berikut ini merupakan salinan pendapat dari segi hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Penawaran Umum Perdana Saham, yang disusun oleh Konsultan Hukum LasutLay & Pane.

Page 236: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 237: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi
Page 238: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

218

Page 239: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

219

Page 240: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

220

Page 241: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

221

Page 242: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

222

Page 243: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

223

Page 244: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

224

Page 245: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

225

Page 246: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

226

Page 247: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

227

Page 248: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

228

Page 249: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

229

Page 250: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 251: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

231

XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN

Berikut ini disajikan laporan keuangan Perseroan untuk periode-periode yang berakhir tanggal 30 September 2013 dan 2012, serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, beserta laporan auditor independen terkait.

Page 252: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 253: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

233

Page 254: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

234

PT EKA SARI LORENA TRANSPORT

DAFTAR ISI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGANPeriode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

Laporan Posisi Keuangan 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif 3

Laporan Perubahan Ekuitas 4

Laporan Arus Kas 5

Catatan Atas Laporan Keuangan 6 - 65

Page 255: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

235

Page 256: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

236

Page 257: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

237

Page 258: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

238

Page 259: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

239

Page 260: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

240

Page 261: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

241

Page 262: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

242

Page 263: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

243

Page 264: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

244

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTLAPORAN KEUANGANPeriode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 Dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)dan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Page 265: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

245

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTLAPORAN POSISI KEUANGAN

30 September 2013 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

1 Januari 2010/

Catatan 30 September 2013 2012 2011 2010 31 Desember 2009

ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas 3e,3f,5,36,37 550.248.341 1.683.834.257 2.095.950.263 774.024.783 2.673.617.998

Piutang usaha 3e,3g,36,37

Pihak ketiga 3e,6,37 3.186.433.297 3.362.761.093 5.068.996.247 4.821.406.232 4.915.587.690

Piutang lain-lain 3e,3g,7,37 1.375.991.594 167.765.124 103.944.331 55.775.465 43.630.054

Persediaan 3h,8 5.867.938.986 4.420.355.214 4.302.029.589 6.131.290.587 5.360.781.185

Uang muka 9 1.166.323.519 561.306.926 628.633.914 687.074.056 346.232.147

Biaya dibayar dimuka 3i,10 4.080.221.449 2.961.841.001 1.699.218.843 2.187.506.208 791.613.703

Jumlah Aset Lancar 16.227.157.186 13.157.863.615 13.898.773.187 14.657.077.331 14.131.462.777

Aset Tidak Lancar

Piutang pihak berelasi 25.437.344.753 9.956.920.885 17.140.534.483 7.550.089.002 311.426.734

Aset tetap, setelah dikurangi 3j,3l,11

akumulasi penyusutan sebesar

Rp 7.183.508.285 (31 Desember

2012: Rp 32.058.352.969,

2011: Rp 5.726.094.665, dan

2010: Rp 74.691.708.233) 185.885.330.609 183.756.022.617 189.093.956.150 193.629.949.785 142.269.311.752

Biaya dibayar dimuka - bagian

jangka panjang 3i,10 4.551.361.389 6.284.504.123 - - -

Uang muka pembelian aset tetap 12 14.786.500.000 14.786.500.000 14.786.500.000 14.786.500.000 -

Aset lain-lain 3m,13 274.963.996 - 3.741.465.000 1.192.000.000 -

Jumlah Aset Tidak Lancar 230.935.500.747 214.783.947.625 224.762.455.633 217.158.538.787 142.580.738.486

JUMLAH ASET 247.162.657.933 227.941.811.240 238.661.228.820 231.815.616.118 156.712.201.263

31 Desember

3c,3e,31c, 36,37

Page 266: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

246

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTLAPORAN POSISI KEUANGAN - Lanjutan

30 September 2013 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

1 Januari 2010/

Catatan 30 September 2013 2012 2011 2010 31 Desember 2009

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank 3e,19,37 25.963.937.757 20.205.480.710 15.051.225.901 8.700.603.946 7.123.536.502

Utang usaha 3e,37

Pihak ketiga 14 12.256.298.928 6.732.231.029 11.649.503.835 10.862.755.821 10.171.101.162

Pihak berelasi 3c,31c - - 1.177.245.901 2.677.269.119 2.527.140.552

Utang lain-lain 3e,15,37 737.094.802 457.778.476 603.134.563 348.520.106 459.832.089

Utang pajak 3p,16 4.414.020.515 2.445.256.690 919.189.871 712.729.501 466.147.504

Biaya yang masih harus dibayar 3e,17,37 2.279.786.090 3.667.904.360 3.688.306.947 1.621.375.666 977.405.360

Pendapatan diterima dimuka 18 407.392.568 706.787.471 1.083.709.577 334.766.145 602.888.550

Utang jangka panjang - bagian yang

jatuh tempo dalam waktu

satu tahun:

Bank 3e,19,36,37 20.903.478.657 25.529.661.782 29.888.906.996 26.036.080.918 15.061.927.175

Sewa pembiayaan 3k,20 - - - 286.741.657 849.651.465

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 66.962.009.317 59.745.100.518 64.061.223.591 51.580.842.879 38.239.630.359

Liabilitas Jangka Panjang

Utang pihak berelasi - - - - 5.636.528.099

Utang jangka panjang - setelah

dikurangi bagian yang jatuh

tempo dalam satu tahun:

Bank 3e,19,36,37 12.437.499.828 11.345.251.744 28.509.875.214 45.723.833.374 79.828.095.645

Sewa pembiayaan - - - - 286.741.659

Uang jaminan 21 563.968.045 518.468.045 507.018.046 423.103.045 309.943.046

Liabilitas pajak tangguhan 3p,29 14.391.386.078 14.743.498.814 12.011.469.826 7.820.044.605 4.250.031.888

Liabilitas imbalan kerja 3n,22 4.543.242.977 3.566.919.707 2.725.148.791 2.177.103.382 1.435.599.675

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.936.096.928 30.174.138.310 43.753.511.877 56.144.084.406 91.746.940.012

JUMLAH LIABILITAS 98.898.106.245 89.919.238.828 107.814.735.468 107.724.927.285 129.986.570.371

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal

Rp 100 per saham

Modal dasar - 3.600.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor

1.000.000.000 saham 23 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 12.500.000.000

Pendapatan komprehensif lainnya

Perubahan dalam surplus revaluasi

aset tetap 3j,11 3.233.514.272 - - - -

Saldo laba:

Belum ditentukan penggunaannya 42.531.037.416 35.522.572.412 28.346.493.352 21.590.688.833 14.225.630.892

Telah ditentukan penggunaannya

untuk dana cadangan umum 24 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 -

Jumlah Ekuitas 148.264.551.688 138.022.572.412 130.846.493.352 124.090.688.833 26.725.630.892

JUMLAH LIABILITAS

DAN EKUITAS 247.162.657.933 227.941.811.240 238.661.228.820 231.815.616.118 156.712.201.263

31 Desember

Page 267: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

247

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Catatan 2013 2012 2012 2011 2010

PENDAPATAN USAHA 3o,25 120.650.570.813 134.003.169.180 172.009.765.156 179.559.188.548 175.171.003.000

BEBAN PENDAPATAN 3o,26

LANGSUNG 82.165.671.738 99.607.388.079 125.844.777.517 124.818.691.546 120.663.618.510

LABA BRUTO 38.484.899.075 34.395.781.101 46.164.987.639 54.740.497.002 54.507.384.490

Beban umum dan administrasi 3o,27 (28.967.578.562) (25.717.914.361) (34.218.033.458) (31.800.882.453) (30.754.456.703)

Keuntungan penjualan aset tetap 394.894.791 184.489.583 399.139.583 96.414.583 -

Kenaikan (penurunan) revaluasi

aset tetap 3j,11 3.169.644.261 - - (3.169.644.261) -

Penghasilan lain-lain - bersih 3o,28 1.684.681.900 5.611.644.493 6.539.043.157 1.461.869.961 2.316.524.247

LABA USAHA 14.766.541.465 14.474.000.816 18.885.136.921 21.328.254.832 26.069.452.034

Pendapatan bunga 14.280.708 35.869.984 53.545.963 9.998.421 96.568.240

Beban bunga dan keuangan 3o (6.590.382.996) (6.578.230.945) (8.414.623.836) (9.789.865.263) (12.075.890.116)

LABA SEBELUM PENGHASILAN

PAJAK 8.190.439.177 7.931.639.855 10.524.059.048 11.548.387.990 14.090.130.158

Penghasilan (beban) pajak 3p,29 (1.181.974.173) (3.234.025.305) (3.347.979.988) (4.792.583.471) (4.225.072.217)

LABA BERSIH PERIODE/

TAHUN BERJALAN 7.008.465.004 4.697.614.550 7.176.079.060 6.755.804.519 9.865.057.941

PENDAPATAN

KOMPREHENSIF LAINNYA

Saldo surplus revaluasi aset tetap 3j,11 3.233.514.272 - - - -

JUMLAH LABA BERSIH

KOMPREHENSIF PERIODE/

TAHUN BERJALAN 10.241.979.276 4.697.614.550 7.176.079.060 6.755.804.519 9.865.057.941

LABA PER SAHAM DASAR 3q,30 7,01 4,70 7,18 6,76 78,92

30 September 31 Desember

Page 268: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

248

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Pendapatan komprehensif

lainnyaSurplus revaluasi Telah ditentukan Belum ditentukan

Catatan Modal Saham aset tetap penggunaannya penggunaannya Jumlah

Saldo per 1 Januari 2010 12.500.000.000 - - 14.225.630.892 26.725.630.892

Tambahan modal disetor 23 87.500.000.000 - - - 87.500.000.000

Saldo laba yang dicadangkan 24 - - 2.500.000.000 (2.500.000.000) -

Jumlah laba bersihkomprehensif tahun berjalan - - - 9.865.057.941 9.865.057.941

Saldo per 31 Desember 2010 100.000.000.000 - 2.500.000.000 21.590.688.833 124.090.688.833

Jumlah laba bersihkomprehensif tahun berjalan - - - 6.755.804.519 6.755.804.519

Saldo per 31 Desember 2011 100.000.000.000 - 2.500.000.000 28.346.493.352 130.846.493.352

Jumlah laba bersihkomprehensif tahun berjalan - - - 7.176.079.060 7.176.079.060

Saldo per 31 Desember 2012 100.000.000.000 - 2.500.000.000 35.522.572.412 138.022.572.412

Saldo per 1 Januari 2012 100.000.000.000 - 2.500.000.000 28.346.493.352 130.846.493.352

Jumlah Laba bersihkomprehensif periode berjalan - - - 4.697.614.550 4.697.614.550

Saldo per 30 September 2012 100.000.000.000 - 2.500.000.000 33.044.107.902 135.544.107.902

Saldo per 31 Desember 2012 100.000.000.000 - 2.500.000.000 35.522.572.412 138.022.572.412

Jumlah Laba bersihkomprehensif periode berjalan - 3.233.514.272 - 7.008.465.004 10.241.979.276

Saldo per 30 September 2013 100.000.000.000 3.233.514.272 2.500.000.000 42.531.037.416 148.264.551.688

Saldo Laba

Page 269: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

249

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTLAPORAN ARUS KAS

Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Catatan 2013 2012 2012 2011 2010

ARUS KAS DARIAKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 6,18,25 120.527.503.706 134.969.246.305 173.339.078.204 180.060.541.965 174.997.062.053Pembayaran kepada pemasok (51.734.651.311) (67.782.701.957) (90.938.107.414) (84.758.310.171) (81.503.497.407)Pembayaran kepada pengurus dan

karyawan (28.349.634.679) (28.659.864.758) (35.148.750.725) (31.529.227.845) (31.277.644.109)Pembayaran bunga dan beban

keuangan (6.590.382.996) (6.578.230.945) (8.414.623.836) (9.789.865.263) (12.075.890.116)Pembayaran pajak (643.161.175) (198.607.783) (418.659.141) (780.239.056) (415.567.470)Penerimaan bunga 14.280.708 35.869.984 53.545.963 9.998.421 96.568.240Penerimaan (pembayaran) lain-lain (938.087.575) (11.550.663.591) (12.757.239.009) (9.846.973.231) (12.056.939.525)

Kas Bersih Diperoleh DariAktivitas Operasi 32.285.866.678 20.235.047.255 25.715.244.042 43.365.924.820 37.764.091.666

ARUS KAS DARIAKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap 11 (11.830.752.881) (15.131.647.571) (17.948.859.771) (22.815.902.075) (75.595.875.228)Penjualan aset tetap 7,11,28 860.000.000 685.000.000 1.007.500.000 305.000.000 -Penambahan uang muka pembelian

aset tetap 12 - - - - (14.786.500.000)Penambahan aset lain-lain 13 (274.963.996) - - (2.645.400.000) (1.192.000.000)

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (11.245.716.877) (14.446.647.571) (16.941.359.771) (25.156.302.075) (91.574.375.228)

ARUS KAS DARIAKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan modal disetor 23 - - - - 72.000.000.000Pembayaran kepada pihak berelasi (63.105.443.440) (15.113.123.887) (28.910.803.962) (66.497.208.678) (56.294.493.898)Penerimaan dari pihak berelasi 38.707.185.717 20.292.708.383 36.094.417.560 56.906.763.196 58.607.876.796Penerimaan utang bank jangka pendek 19 5.256.681.724 8.123.106.982 5.154.254.809 6.350.621.955 1.577.067.444Pembayaran liabilitas sewa pembiayaan - - - (286.741.657) (849.651.467)Penerimaan utang bank jangka panjang 19 6.376.000.000 2.668.800.000 8.921.550.000 14.266.550.000 -Pembayaran utang bank jangka panjang 19 (9.408.159.718) (22.552.447.059) (30.445.418.684) (27.627.682.081) (23.130.108.528)

Kas Bersih Digunakan UntukAktivitas Pendanaan (22.173.735.717) (6.580.955.581) (9.186.000.277) (16.887.697.265) 51.910.690.347

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIHKAS DAN SETARA KAS (1.133.585.916) (792.555.897) (412.116.006) 1.321.925.480 (1.899.593.215)

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE/TAHUN 5 1.683.834.257 2.095.950.263 2.095.950.263 774.024.783 2.673.617.998

KAS DAN SETARA KAS PADAAKHIR PERIODE/TAHUN 5 550.248.341 1.303.394.366 1.683.834.257 2.095.950.263 774.024.783

30 September 31 Desember

Page 270: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

250

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM

a. Pendirian Entitas

PT Eka Sari Lorena Transport (“Entitas”) didirikan berdasarkan Akta Notaris HM Afdal Gazali, SH, No. 70 tanggal 26 Pebruari 2002. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-24312.HT.01.01.TH.2002 tanggal 19 Desember 2002 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 2003 No. 53, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 5259/2003.

Anggaran dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Eka Sari Lorena Transport dari Notaris Rudy Siswanto, SH. No. 519 tanggal 23 Juli 2013 mengenai perubahan status Entitas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan HakAsasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat No. AHU-41785.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 31 Juli 2013.

Entitas saat ini bergerak dalam bidang Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum yang terdiri dari Angkutan Penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Umum TransJakarta Busway dan Angkutan Umum Feeder Busway.

Entitas memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Maret 2002.

Entitas berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat di Jl. KH Hasyim Ashari No. 15 C.2 Jakarta Pusat. Kantor Depo Utama Entitas berlokasi di Jl Raya Tajur No. 106, Bogor. Kantor Perwakilan, antara lain berlokasi di Medan, Pekanbaru, Jambi, Prabumulih, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Merak, Kalideres, Poris, Grogol, Tangerang, Lebak Bulus, Rawamangun, Hasyim Ashari, Panglima Polim Pulogadung, Tanjung Priok, Cakung, Cikarang, Bekasi, Cikampek, Cibinong, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, Jember, Malang, Tegal, Purwokerto, Probolinggo, Bojonegoro, Kediri, Solo, Madiun, Madura, Denpasar.

Entitas induk dari Entitas adalah PT Lorena dan entitas induk terakhir dari kelompok usaha adalah PT Lorena Karina.

b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta No. 507 tanggal 18 Desember 2012 dari Notaris Rudy Siswanto, SH, yang ditegaskan kembali denganAkta No. 519 tanggal 23 Juli 2013 dari notaris yang sama, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Kumpul Kariany SembiringKomisaris Independen : Santo BudionoKomisaris : Samsudin

Presiden Direktur : Soerbakti G.T.Direktur : Eka Sari Lorena SoerbaktiDirektur : SuhadiDirektur : Eddy Rusly

Berdasarkan Akta No. 41 dari Notaris Rudy Siswanto, SH, tanggal 20 Desember 2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Kumpul Kariany SembiringKomisaris Independen : Santo BudionoKomisaris : Samsudin

Presiden Direktur : Soerbakti G.T.Direktur : Eka Sari Lorena SoerbaktiDirektur : SuhadiDirektur : Pursito

Page 271: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

251

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM - Lanjutan

b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan - Lanjutan

Berdasarkan Akta No. 35 dari Notaris Rudy Siswanto, SH, tanggal 24 Januari 2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Kumpul Kariany SembiringKomisaris Independen : Santo BudionoKomisaris : Samsudin

Presiden Direktur : Soerbakti G.T.Direktur : Eka Sari Lorena SoerbaktiDirektur : Suhadi

Gaji dan tunjangan lainnya berupa imbalan kerja jangka pendek yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Entitas adalah sebagai berikut:

Periode Dewan Komisaris Dewan Direksi

2010 Rp 460.987 899 Rp 672.063.4942011 Rp 513.635.876 Rp 1.174.201.5982012 Rp 600.985.249 Rp. 1.762.385.6232013 Rp 474.695.674 Rp. 1.322.727.123

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010, Entitas mempunyai karyawan tetap dan karyawan kontrak masing-masing sejumlah 1.040, 1.117, 1.165 dan 1.061 orang (tidak diaudit).

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 23-1/ESLT/BG/CEO/IV/2013, Entitas mengangkat Sdr. Porman Tambunan sebagai Sekretaris Perseroan terhitung sejak tanggal 1 April 2013 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 008/ESLT/CEO/V/2013 tentang Pembentukan Unit Audit Internal dan Pengangkatan Kepala Unit Audit Internal, Entitas mengangkat Sdr. Hendrik Ronaldo sebagai Kepala Unit Audit Internal Perseroan terhitung sejak tanggal 1 Mei 2013.

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI

Standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.

SAK dan ISAK baru dan revisi dan pencabutan PSAK yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut :

PSAK No. 38 (Revisi 2011), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang menggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.PPSAK No. 10, “Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi”.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, standar dan interpretasi tersebut tidak berpengaruh terhadap penyajian laporan keuangan.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan yaitu sebagai berikut:

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 yaitu Peraturan No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Entitas Publik yang berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember 2012.

Page 272: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

252

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas yang menggunakan dasar kas.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi dalam masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Entitas.

Ketika Entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika Entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya maka entitas menyajikan kembali laporan keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan.

c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Entitas menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan dan laporan keuangan tersendiri entitas induk dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Perubahan ini juga memperkenalkan pengecualian dari persyaratan umum pengungkapan pihak berelasi atas transaksi dengan pemerintah dan entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (entitas berelasi dengan pemerintah).

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor).

a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

b. Suatu entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas memenuhi salah satu hal berikut:(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Entitas yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas

anak berikutnya terkait dengan entitas lain).(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama

yang merupakan anggota suatu Entitas, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.(iv) suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas

ketiga.(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas

lain yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasikan dalam huruf a. (vii) orang yang didentifikasikan dalam huruf a (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen

kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Page 273: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

253

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi - Lanjutan

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi sebagaimana yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

d. Segmen operasi

Entitas menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” yang menggantikan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. PSAK revisi ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana Entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana Entitas beroperasi.

Sebuah segmen operasi adalah sebuah komponen dari entitas yang: a. terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan

beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b. hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang

sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Entitas melakukan segmentasi pelaporan berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas legal di dalam Entitas. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi.

e. Instrumen Keuangan

Entitas menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”; PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan di dalam laporan keuangan yang ada dalam revisi sebelumnya PSAK No. 50 (Revisi 2006) dengan beberapa tambahan pengaturan mengenai instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), instrumen atau komponen instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepada suatu entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset neto kepada entitas secara pro rata hanya pada saat likuidasi dan reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable financial instrument)dan instrumen suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian pro rata aset neto hanya pada saat likuidasi. Sedangkan untuk pengungkapan dimasukkan dalam PSAK No. 60.

PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualian untuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrak pembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan membolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo.

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajar dan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalan pengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan atas pengungkapan risiko likuiditas.

Page 274: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

254

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

Penerapan standar baru dan revisi tersebut berdampak pada pengungkapan, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Entitas.

(1) Aset Keuangan

Pengakuan Awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Entitas menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

Aset Keuangan yang Dinilai pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika aset keuangan diperoleh untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok ini. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok tersebut disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif termasuk dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi pada saat penjualan atau pelepasan lain.

Invetasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Entitas mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo.

Setelah pengukuran awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE).

Metode ini menggunakan SBE untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalamlaporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi.

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan dalam kelompok ini diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan SBE. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi.

Page 275: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

255

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(1) Aset Keuangan - Lanjutan

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan

Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain, dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau sampai diturunkan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi.

(2) Liabilitas Keuangan

Pengakuan Awal

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (utang lain-lain dan derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai efektif, mana yang sesuai). Entitas menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar dan dalam hal liabilitas keuangan tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pengukuran liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai derivatif liabilitas instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif .

Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok ini disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Setelah pengakuan awal, selanjutnya liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Page 276: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

256

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(3) Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

(4) Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, mengacu pada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lain.

Penyesuaian Risiko Kredit

Entitas menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Entitas terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.

(5) Penurunan Nilai Aset Keuangan

Entitas pada setiap akhir periode pelaporan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan.

Aset Keuangan Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Entitas menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif secara individual atas penurunan nilai. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat SBE awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan dimasa depan yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Entitas.

Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif .

Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual

Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.

Page 277: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

257

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(6) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan

Aset Keuangan

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Entitas telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Entitas telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Entitas secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif .

(7) Instrumen Derivatif

Instrumen keuangan derivatif pada awalnya diakui berdasarkan harga wajar pada tanggal kontrak derivatif itu dimulai dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya. Metode untuk mengakui adanya keuntungan atau kerugian yang terjadi tergantung apakah derivatif itu ditujukan untuk instrumen derivatif, dan sifat dari objek yang dilindungi nilainya. Entitas mengelompokkan tujuan dari derivatif sebagai (1) suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau liabilitas yang telah diakui atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, liabilitas atau komitmen pasti tersebut, yang diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai atas nilai wajar); atau (2) suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau liabilitas yang telah diakui atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan (ii) dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai arus kas).

Pada saat terjadinya transaksi, Entitas mendokumentasi hubungan antara instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Entitas juga mendokumentasikan penilaiannya, pada saat terjadinya dan secara berkesinambungan, apakah derivatif yang digunakan untuk transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam rangka saling menghapuskan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.

Nilai penuh dari derivatif lindung nilai dikelompokan sebagai aset atau liabilitas tidak lancar apabila jatuh tempo item yang dilindung nilai tersebut melebihi 12 (dua belas) bulan dan sebagai aset atau liabilitas lancar apabila jatuh tempo item lindung nilai tersebut kurang dari 12 (dua belas) bulan.

(i) lindung nilai atas nilai wajar

Perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai atas nilai wajar, dicatat didalam laporan laba-rugi komprehensif, bersamaan dengan perubahan yang terjadi pada nilai wajar aset atau liabilitas yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada resiko yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai atas nilai wajar diakui di dalam laporan laba-rugi komprehensif, di baris yang sama dengan perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui di dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain -bersih”.

Page 278: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

258

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(7) Instrumen Derivatif - Lanjutan

(ii) lindung nilai arus kas

Bagian efektif dari perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai arus kas, diakui dalam bagian ekuitas, di dalam akun “Cadangan Nilai Wajar”. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui segera di dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”.

Jumlah yang diakumulasikan di ekuitas direklasifikasi ke laporan laba-rugi komprehensif pada saat item yang dilindung nilai mempengaruhi laba atau rugi. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai arus kas diakui di dalam laporan laba-rugi, di baris yang sama dengan item yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui didalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”. Akan tetapi, ketika prakiraan transaksi yang dilindungi nilai menimbulkan aset non-keuangan, keuntungan dan kerugian yang sebelumnya ditangguhkan di ekuitas akan dialihkan dari ekuitas dan dimasukan di dalam pengukuran awal harga perolehan aset tersebut.

Ketika instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual, atau ketika lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang ada di ekuitas saat itu tetap berada di bagian ekuitas dan akan diakui pada saat prakiraan transaksi yang pada akhirnya diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif. Apabila prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi, keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah dicatat di bagian ekuitas segera dialihkan ke dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”.

Perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif apapun yang tidak ditujukan atau tidak dikualifikasikan sebagai akuntansi lindung nilai diakui segera dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”.

(8) Reklasifikasi Instrumen Keuangan

Entitas tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;terjadi setelah Entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pelunasan dipercepat; atauterkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Entitas.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif .

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan serta tidak dijadikan jaminan utang atau pinjaman lainnya.

Page 279: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

259

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

g. Piutang Usaha dan Piutang Lain- Lain

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai.

Penyisihan penurunan nilai dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Penyisihan penurunan nilai dihapuskan pada saat piutang tersebut dapat ditagih.

h. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Kerugian penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualan.

Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode dan estimasi penggunaan setiap jenis persediaan di masa yang akan datang.

i. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka di amortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar dimuka disajikan dalam “Biaya Dibayar Dimuka – Bagian Jangka Panjang”.

j. Aset Tetap

Entitas menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.

Tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan keuangan. Aset yang mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif wajib direvaluasi secara tahunan sedangkan aset yang tidak mengalami perubahan nilai secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.

Kenaikan yang berasal dari tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel tersebut langsung dikreditkan ke surplus revaluasi pada bagian ekuitas, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini, kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi tanah, bangunan dan prasarana serta mesin dan peralatan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif apabila penurunan tersebut melebihi saldo akun surplus tanah, armada bus, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel yang berasal dari revaluasi sebelumnya, jika ada.

Penyusutan atas nilai revaluasian bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif. Bila kemudian tanah, bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel yang telah direvaluasi dijual atau dihentikan penggunaannya, saldo surplus tersisa dipindahkan ke saldo laba.

Pada tahun 2010 dan sebelumnya, bus operasi, kendaran operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengakuan tanah, bus operasi, kendaraan operasional, bangunan dan prasarana, peralatan bengkel diterapkan secara prospektif.

Page 280: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

260

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

j. Aset Tetap - Lanjutan

Penyusutan, kecuali tanah tidak disusutkan, dihitung menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Jenis Aset TetapTaksiran Masa

Manfaat (Tahun)

Bus AKAP 4-10Bus TransJakarta 8Peralatan bengkel 4Kendaraan 4Bangunan 20Renovasi bangunan sewa (leasehold improvements) 10Inventaris kantor 4

Pada setiap akhir tahun buku, manajemen mengkaji ulang nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Pada tahun 2013, Entitas merubah estimasi umur ekonomis bus operasi AKAP dari 4-8 tahun menjadi 4-10 tahun.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset tetap jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapakan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukan dalam laba rugi komprehensif pada periode/tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

k. Sewa

Entitas menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 23 (2011), “Sewa Operasi - Insentif” dan ISAK No. 24 (2011), “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.

Entitas sebagai lessee mencatat kegiatan sewa sebagai sewa pembiayaan dan sewa operasi sebagi berikut:

1) Dalam sewa pembiayaan, Entitas mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif.

Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Entitas akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

2) Dalam sewa operasi, Entitas mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Page 281: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

261

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

l. Penurunan Nilai Selain Aset Keuangan

Entitas menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” yang menggantikan PSAK No. 48 (1998), “Penurunan Nilai Aset”.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Entitas menelaah nilai tercatat aset non keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu. Entitas mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai dibebankan langsung ke laba rugi komprehensif.

Tidak terdapat rugi penurunan nilai aset non keuangan selama periode laporan keuangan, kecuali penurunan nilai revaluasi diperlakukan sebagai penurunan nilai revaluasi.

m. Beban Hak Tangguhan Atas Tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah pada awal perolehan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya.

Entitas menerapkan PSAK 16, “Aset Tetap” dan Isak 25, “Hak Atas Tanah”, dimana biaya pengurusan hak atas tanah diakui sebagai aset tetap tanah. Nilai tercatat beban ditangguhkan hak atas tanah sebelumnya ditambahkan pada nilai tanah bersangkutan (Catatan 11 dan 13).

Sejak penerapan ISAK 25, Entitas tidak melakukan amortisasi atas beban ditangguhkan terkait tanah.

n. Imbalan Kerja

Berdasarkan peraturan Entitas, pada akhir masa kerjanya, para karyawan akan memperoleh imbalan kerja berupa pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Entitas sehubungan dengan imbalan kerja ini.

Entitas menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan kerja manfaat pasti dihitung oleh aktuaris dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui pada laporan laba rugi komprehensif apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10% dari nilai wajaraset program pada tanggal tersebut.

Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau perubahan imbalan dari program yang ada diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

Pembayaran kepada karyawan pada saat dilakukan pemutusan hubungan kerja akan mengurangi jumlah liabilitas imbalan kerja yang telah dibentuk.

Page 282: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

262

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Entitas menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Entitas dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang, setelah dikurangi retur dan potongan, diskon dagang dan rabat volume.

Penjualan tiket penumpang bus AKAP, awalnya diakui sebagai pendapatan diterima dimuka transportasi. Pendapatan bus AKAP diakui pada saat penumpang tiba di tempat tujuan.

Pendapatan jasa operator bus dari Sistem TransJakarta Busway diakui pada saat jasa diserahkan yang dihitung berdasarkan Rupiah per Kilometer dikalikan dengan Kilometer Tempuh Bus, dan ditagihkan kepada BLU TransJakarta secara bulanan.

Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya.

p. Pajak Penghasilan

Entitas menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010).

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periodetersebut, maka selisihnya, diakui sebagai aset.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima dan/atau, jika mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

q. Laba Bersih per Saham Dasar

Entitas menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”. PSAK ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode berjalan setelah dikurangi dengan saham yang diperoleh kembali.

Saham biasa dapat diterbitkan atau jumlah saham biasa dapat berkurang, tanpa disertai perubahan pada arus kas atau aset lain atau pada liabilitas. Perubahan tersebut dapat berbentuk dividen saham, saham bonus, pemecahan saham atau penggabungan saham. Untuk perhitungan laba per saham, perubahan tersebut dianggap seolah-olah sudah terjadi pada awal tahun laporan keuangan yang disajikan.

Page 283: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

263

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

r. Segmen operasi

Entitas menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Sebuah segmen operasi adalah sebuah komponen dari perusahaan yang: a. terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan

beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b. hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang

sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Entitas melakukan segmentasi pelaporan berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas legal di dalam Entitas. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi.

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING

Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen Entitas untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi,pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai pertimbangan, estimasi dan asumsi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan dibawah ini.

Entitas mendasarkan estimasi dan asumsi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Entitas. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Pertimbangan, estimasi dan asumsi berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Entitas yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan :

Menentukan Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Entitas menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Entitas seperti diungkapkan pada catatan 3e dan catatan 36.

Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari Instrumen Keuangan

Entitas mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Entitas menggunakan metodologi penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Entitas. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 38.

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan

Entitas mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Entitas menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Entitas. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang.Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 38.

Page 284: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

264

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - Lanjutan

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasibiaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Jumlah pemulihan atas aset tetap didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.

Menentukan Metode Penyusutan dan Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap

Entitas mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Entitasterhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah minimal setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset serta perkembangan teknologi. Namun demikian, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap dan antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Entitas menjalankan bisnisnya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 11.

Menentukan Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Entitas mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Dalam situasi tertentu, Entitas tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks serta jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti Entitas menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Entitas membuat analisis untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.

Entitas menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dan mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Entitas juga menelaah waktu yang diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan temporer dan menyesuaikan pengaruh atas pajak tangguhan yang sesuai. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 28.

Estimasi Beban Pensiun dan Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas dan beban pensiun dan imbalan kerja Entitas bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi ditetapkan Entitas yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Entitas berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Entitas dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapan dalam catatan 22.

Page 285: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

265

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - Lanjutan

Mengevaluasi Provisi dan Kontijensi

Entitas terlibat dalam berbagai proses hukum dan pajak. Manajemen melakukan penilaian untuk membedakan antara provisi dan kontijensi terutama melalui konsultasi dengan penasehat hukum Entitas yang menangani proses hukum dan pajak tersebut. Entitas mempersiapkan provisi yang sesuai untuk proses hukum saat ini atau kewajiban konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya. Dalam pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan ketidakpastian.

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2010 dan 2011, Entitas tidak yakin bahwa proses-proses tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.

5. KAS DAN SETARA KAS

30 September 2013 2012 2011 2010

Kas: 334.041.156 1.541.925.429 959.047.618 610.448.178

Bank :Rupiah

Pihak ketigaPT Bank Central Asia, Tbk 92.143.427 51.199.096 162.147.717 2.919.960PT Bank Windu Kentjana International, Tbk 56.935.789 - 759.018 8.314.912 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 34.529.164 14.101.295 829.176.235 86.788.373 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk 25.034.431 73.066.876 132.811.111 55.639.528PT Bank Danamon Indonesia, Tbk 6.645.549 1.946.735 9.745.514 7.427.635PT Bank Mega, Tbk 689.190 1.059.191 1.325.661 1.060.210 PT Bank Panin 229.635 535.635 937.389 1.425.987

Jumlah 550.248.341 1.683.834.257 2.095.950.263 774.024.783

31 Desember

Rekening di bank memiliki tingkat bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank.

6. PIUTANG USAHA

Berdasarkan pelanggan:

30 September 2013 2012 2011 2010

Pihak ketigaBLU TransJakarta Busway 2.857.237.000 2.484.394.625 3.938.373.000 3.696.947.000 Agen-agen 329.196.297 878.366.468 1.130.623.247 1.124.459.232

Sub jumlah 3.186.433.297 3.362.761.093 5.068.996.247 4.821.406.232

Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai - - - -

Jumlah Piutang Bersih 3.186.433.297 3.362.761.093 5.068.996.247 4.821.406.232

31 Desember

Page 286: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

266

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. PIUTANG USAHA - Lanjutan

Berdasarkan umur:

30 September 2013 2012 2011 2010

Belum jatuh tempo 2.857.237.000 2.484.394.625 3.938.373.000 3.696.947.000

Sudah jatuh tempo1 - 30 hari 329.196.297 683.369.112 899.030.387 676.090.157 31 - 60 hari - 194.997.356 231.592.860 83.635.555 lebih dari 60 hari - - - 364.733.520

Sub jumlah 3.186.433.297 3.362.761.093 5.068.996.247 4.821.406.232 Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai - - - -

Jumlah 3.186.433.297 3.362.761.093 5.068.996.247 4.821.406.232

31 Desember

Berdasarkan evaluasi manajemen atas akun secara individual, tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang tersebut, sehingga Entitas tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada periode 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dan manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang dapat ditagih.

Berdasarkan evaluasi manajemen atas akun secara individual, walaupun terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha dari BLU TransJakarta Busway, risiko tidak tertagihnya sangat kecil, sehingga Entitas tidak membentuk kerugian penurunan nilai pada periode 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Piutang usaha sampai senilai Rp 1.000.000.000 dijadikan sebagai jaminan fasilitas modal kerja (Catatan 19).

7. PIUTANG LAIN-LAIN

30 September 2013 2012 2011 2010

Piutang karyawan/crew 1.210.991.594 167.765.124 103.944.331 55.775.465 Piutang penjualan aset 165.000.000 - - -

Jumlah 1.375.991.594 167.765.124 103.944.331 55.775.465

31 Desember

Berdasarkan evaluasi manajemen atas akun secara individual, tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang tersebut, sehingga Entitas tidak membentuk kerugian penurunan nilai pada periode 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

8. PERSEDIAAN

30 September 2013 2012 2011 2010

Suku cadang 5.608.368.473 3.339.087.788 3.480.025.826 4.466.436.050Perlengkapan lainnya 259.570.513 1.081.267.426 822.003.763 1.664.854.537

Jumlah 5.867.938.986 4.420.355.214 4.302.029.589 6.131.290.587

31 Desember

Page 287: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

267

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. PERSEDIAAN - Lanjutan

Manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan dapat dipulihkan pada nilai realisasi bersih sehingga tidak melakukan penyisihan keusangan persediaan.

Persediaan tidak diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya, yang menurut manajemen sistem pengamanan dan pengawasan yang ketat yang dilakukan Entitas telah memadai untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode 30 September 2013 dan 2012, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 17.251.555.216, Rp 21.772.689.921, Rp 24.504.092.048, Rp 24.356.210.974 dan Rp 23.142.701.354.

Persediaan dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diikat dengan sertifikat jaminan fidusia (Catatan 19).

9. UANG MUKA

30 September 2013 2012 2011 2010

Uang saku perjalanan crew 373.190.077 165.449.427 225.782.155 185.315.300 Lain-lain 793.133.442 395.857.499 402.851.759 501.758.756

Jumlah 1.166.323.519 561.306.926 628.633.914 687.074.056

31 Desember

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

30 September 2013 2012 2011 2010

Sewa tanah dan bangunanPihak berelasi 6.284.002.500 8.373.587.373 688.790.694 473.858.308 Pihak ketiga 1.466.129.345 334.498.281 270.232.235 1.110.497.808

Sub jumlah 7.750.131.845 8.708.085.654 959.022.929 1.584.356.116

AsuransiPihak ketiga 881.450.993 538.259.470 740.195.914 603.150.092

Jumlah 8.631.582.838 9.246.345.124 1.699.218.843 2.187.506.208

Jangka pendek

Pihak berelasi 1.831.530.000 2.547.467.373 688.790.694 473.858.308 Pihak ketiga 2.248.691.449 414.373.628 1.010.428.149 1.713.647.900

Sub jumlah 4.080.221.449 2.961.841.001 1.699.218.843 2.187.506.208

Jangka panjang

Pihak berelasi 4.452.472.500 5.826.120.000 - - Pihak ketiga 98.888.889 458.384.123 - -

Sub jumlah 4.551.361.389 6.284.504.123 - -

Jumlah 8.631.582.838 9.246.345.124 1.699.218.843 2.187.506.208

31 Desember

Page 288: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

268

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP

Nilai tercatatsebelum

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi revaluasi Revaluasi Saldo AkhirRp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Biaya perolehanKepemilikan langsung

Tanah 67.341.465 - - - 67.341.465 5.798.535 73.140.000 Bus AKAP 66.776.895 - 714.700 13.863.509 79.925.704 (35.245.017) 44.680.687 Bus TransJakarta 56.159.000 - - 42.158 56.201.158 (3.418.487) 52.782.671 Kendaraan bermotor 4.901.900 - 240.000 - 4.661.900 (460.466) 4.201.434 Peralatan bengkel 147.270 3.100 - - 150.370 (19.822) 130.548 Bangunan dan sarana 7.889.800 - - - 7.889.800 (276.332) 7.613.468 Renovasi bangunan

sewa 5.189.041 - - - 5.189.041 - 5.189.041 Inventaris kantor 4.638.373 262.350 - - 4.900.723 - 4.900.723 Aset tetap dalam

penyelesaianBus AKAP 2.770.632 11.135.035 - (13.905.667) - - -Bangunan - 430.267 - - 430.267 - 430.267

Jumlah hargaperolehan 215.814.376 11.830.752 954.700 - 226.690.428 (33.621.589) 193.068.839

Akumulasi penyusutanKepemilikan langsung

Bus AKAP 12.912.748 6.500.142 224.595 - 19.188.295 (19.188.295) -Bus TransJakarta 10.976.998 8.235.383 - - 19.212.381 (19.212.381) -Kendaraan bermotor 1.120.975 914.106 100.000 - 1.935.081 (1.935.081) -Peralatan bengkel 40.895 35.576 - - 76.471 (76.471) -Bangunan dan sarana 394.490 295.868 - - 690.358 (690.358) -Renovasi bangunan 2.319.667 386.548 - - 2.706.215 - 2.706.215

sewaInventaris kantor 4.292.580 184.713 - - 4.477.293 - 4.477.293

Jumlah akumulasipenyusutan 32.058.353 16.552.336 324.595 - 48.286.094 (41.102.586) 7.183.508

Nilai buku 183.756.023 178.404.334 7.480.997 185.885.331

30 September 2013

Page 289: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

269

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - Lanjutan

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhirRp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Biaya perolehanKepemilikan langsung

Tanah 63.600.000 - - 3.741.465 67.341.465 Bus AKAP 53.114.600 14.316.295 654.000 - 66.776.895 Bus TransJakarta 56.159.000 - - - 56.159.000 Kendaraan bermotor 4.107.900 836.000 42.000 - 4.901.900 Peralatan bengkel 132.160 15.110 - - 147.270 Bangunan dan sarana 7.889.800 - - - 7.889.800 Inventaris kantor 4.627.550 10.823 - - 4.638.373 Renovasi bangunan sewa 5.189.041 - - - 5.189.041 Bus dalam penyelesaian - 2.770.632 - - 2.770.632

Jumlah harga perolehan 194.820.051 17.948.860 696.000 3.741.465 215.814.376

Akumulasi penyusutanKepemilikan langsung

Bus AKAP - 12.989.888 77.140 - 12.912.748 Bus TransJakarta - 10.976.998 - - 10.976.998 Kendaraan bermotor - 1.131.475 10.500 - 1.120.975 Peralatan bengkel - 40.895 - - 40.895 Bangunan dan sarana - 394.490 - - 394.490 Renovasi bangunan sewa 1.800.763 518.904 - - 2.319.667 Inventaris kantor 3.925.332 367.248 - - 4.292.580

Jumlah akumulasipenyusutan 5.726.095 26.419.898 87.640 - 32.058.353

Nilai buku 189.093.956 183.756.023

31 Desember 2012

Page 290: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

270

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - Lanjutan

Nilai tercatatsebelum

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi revaluasi Revaluasi Saldo AkhirRp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Biaya perolehanKepemilikan langsung

Tanah 66.279.568 - - - 66.279.568 (2.679.568) 63.600.000 Bus AKAP 76.851.509 13.027.469 333.100 3.059.250 92.605.128 (39.490.528) 53.114.600 Bus TransJakarta 105.028.568 7.475.250 - - 112.503.818 (56.344.818) 56.159.000 Kendaraan bermotor 2.442.579 2.052.470 - 244.050 4.739.099 (631.199) 4.107.900 Peralatan bengkel 331.824 - - - 331.824 (199.664) 132.160 Bangunan dan sarana 4.528.432 - - - 4.528.432 3.361.368 7.889.800 Renovasi bangunan sewa 5.189.041 - - - 5.189.041 - 5.189.041 Inventaris kantor 4.366.837 260.713 - - 4.627.550 - 4.627.550

Sub jumlah 265.018.358 22.815.902 333.100 3.303.300 290.804.460 (95.984.409) 194.820.051

Aset sewa pembiayaanBus AKAP 3.059.250 - - (3.059.250) - - -Kendaraan bermotor 244.050 - - (244.050) - - -

Sub jumlah 3.303.300 - - (3.303.300) - - -

Jumlah harga perolehan 268.321.658 22.815.902 333.100 - 290.804.460 (95.984.409) 194.820.051

Akumulasi penyusutanKepemilikan langsung

Bus AKAP 38.932.792 8.138.013 124.515 1.434.023 48.380.313 (48.380.313) -Bus TransJakarta 27.324.323 13.440.040 - - 40.764.363 (40.764.363) -Kendaraan bermotor 2.209.271 641.260 - 233.113 3.083.644 (3.083.644) -Peralatan bengkel 264.702 38.716 - - 303.418 (303.418) -Bangunan dan sarana 56.605 226.422 - - 283.027 (283.027) -Renovasi bangunan sewa 1.206.753 594.010 - - 1.800.763 - 1.800.763 Inventaris kantor 3.473.545 451.787 - - 3.925.332 - 3.925.332

Sub jumlah 73.467.991 23.530.248 124.515 1.667.136 98.540.860 (92.814.765) 5.726.095

Aset sewa pembiayaanBus AKAP 1.051.617 382.406 - (1.434.023) - - -Kendaraan bermotor 172.100 61.013 - (233.113) - - -

Sub jumlah 1.223.717 443.419 - (1.667.136) - - -

Jumlah akumulasipenyusutan 74.691.708 23.973.667 124.515 - 98.540.860 (92.814.765) 5.726.095

Nilai buku 193.629.950 192.263.600 (3.169.644) 189.093.956

31 Desember 2011

Page 291: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

271

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - Lanjutan

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhirRp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Biaya perolehanKepemilikan langsung

Tanah - 66.279.568 - - 66.279.568 Bus AKAP 72.331.686 4.519.823 - - 76.851.509 Bus TransJakarta 104.892.818 135.750 - - 105.028.568 Kendaraan bermotor 2.442.579 - - - 2.442.579 Peralatan bengkel 322.399 9.425 - - 331.824 Bangunan dan sarana - 4.528.432 - - 4.528.432 Renovasi bangunan sewa 5.189.041 - - - 5.189.041 Inventaris kantor 4.243.960 122.877 - - 4.366.837

Sub jumlah 189.422.483 75.595.875 - - 265.018.358

Aset sewa pembiayaanBus AKAP 3.059.250 - - - 3.059.250 Kendaraan bermotor 244.050 - - - 244.050

Sub jumlah 3.303.300 - - - 3.303.300

Jumlah harga perolehan 192.725.783 75.595.875 - - 268.321.658

Akumulasi penyusutanKepemilikan langsung

Bus AKAP 29.625.642 9.307.150 - - 38.932.792 Bus TransJakarta 14.204.236 13.120.087 - - 27.324.323 Kendaraan bermotor 1.987.531 221.740 - - 2.209.271 Peralatan bengkel 226.674 38.028 - - 264.702 Bangunan dan sarana - 56.605 - - 56.605 Renovasi bangunan sewa 612.743 594.010 - - 1.206.753 Inventaris kantor 3.019.346 454.199 - - 3.473.545

Sub jumlah 49.676.172 23.791.819 - - 73.467.991

Aset sewa pembiayaanBus AKAP 669.211 382.406 - - 1.051.617 Kendaraan bermotor 111.087 61.013 - - 172.100

Sub jumlah 780.298 443.419 - - 1.223.717

Jumlah akumulasi penyusutan 50.456.470 24.235.238 - - 74.691.708

Nilai buku 142.269.313 193.629.950

31 Desember 2010

Page 292: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

272

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - Lanjutan

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2013 2012 2012 2011 2010

Beban pendapatanlangsung 14.735.524.909 17.616.557.018 23.966.885.845 21.960.459.027 22.809.641.941

Beban umum danadministrasi 1.816.811.395 1.888.103.978 2.453.012.043 2.109.142.004 1.425.595.254

Jumlah 16.552.336.304 19.504.660.996 26.419.897.888 24.069.601.031 24.235.237.195

30 September 31 Desember

Pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset adalah sebagai berikut:

2013 2012 2012 2011 2010

Harga jualArmada bus 860.000.000 685.000.000 987.500.000 305.000.000 - Kendaraan bermotor 165.000.000 - 20.000.000 - -

Sub jumlah 1.025.000.000 685.000.000 1.007.500.000 305.000.000 -

Nilai tercatatArmada bus 490.105.209 500.510.417 576.860.417 208.585.417 - Kendaraan bermotor 140.000.000 - 31.500.000 - -

Sub jumlah 630.105.209 500.510.417 608.360.417 208.585.417 -

Keuntungan penjualanaset tetap 394.894.791 184.489.583 399.139.583 96.414.583 -

30 September 31 Desember

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Aset tetap Entitas telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 89.594.160.000, Rp 120.897.300.000, Rp 94.097.000.000 dan Rp 89.066.000.000 pada tanggal 30 September2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Entitas melakukan penilaian kembali atas aset tetap kecuali inventaris kantor dan renovasi bangunan sewa pada tanggal 30 September 2013. Revaluasi dilakukan oleh penilai independen KJPP Stefanus Tony Hardi & Rekan dengan laporan nomor STH-2013-162-R.1-LF tanggal 14 Maret 2014.

Penilaian kembali dilakukan oleh penilai independen dalam menentukan nilai wajar dengan menggunakan metode penilaian dengan mengkombinasikan tiga pendekatan pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan data pasar (market approach) untuk tanah, kendaraan-kendaraan AKAP dan kendaraan operasional yang bukan merupakan property khusus dan memiliki data pasar sebagai pembanding, dengan cara membandingkan beberapa transaksi jual beli dari aset tetap yang ada dengan aset tetap yang dinilai. Dengan memperkecil jumlah pembanding yang ada maka akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan perbedaan-perbedaan diantara aset tetap yang dinilai dengan penjualan yang sebenarnya dan catatan-catatan harga aset tetap yang dapat dipakai sebagai dasar perbandingan.

Untuk tanah, perbandingan ini juga menyangkut faktor-faktor lokasi, luas, bentuk tanah dan kegunaanya berdasarkan unsur waktu dan peruntukan tanahnya.

Page 293: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

273

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - Lanjutan

b. Pendekatan pendapatan (“income approach) untuk bangunan dan sarana pelengkap lainnya, peralatan bengkel, kendaraan, baik kendaraan AKAP, kendaraan operasional maupun kendaraan Trans Jakarta. Adapun metode yang digunakan dalam pendekatan pendapatan ini adalah direct capitalization method. Dengan metode ini, indikasi nilai pasarnya didapatkan dengan cara mengkapitalisasikan pendapatan tahunan dengan menggunakan tingkat diskonto yang wajar.

Pendapatan kotor tahunan untuk kendaraan AKAP dan kendaraan operasional dibuat berdasarkan pasaran tarip sewa kendaraan. Sedangkan untuk kendaraan Trans Jakarta proyeksi pendapatan didasarkan pada besarnya imbalan jasa operasional Trans Jakarta dengan memperhatikan tingkat kekosongan dan kehilangan sewa yang besarannya didasarkan dari analisa performance aset tetap Perseroan. Dengan mengestimasi biaya operasional, perawatan rutin, asuransi dan pajak untuk dikurangkan dari pendapatan kotor tahunan diatas menghasilkan pendapatan kotor potensial. Pendapatan kotor potensial ini kemudian dikurangkan dengan perkiraan nilai sisa yang dimiliki oleh aset tetap, sehingga menghasilkan pendapatan bersih. Indikasi nilai pasarnya dihitung dengan cara mengkapitalisasikan pendapatan bersih tahunan dengan menggunakan tingkat diskonto yang wajar.

c. Pendekatan biaya penggantian (cost approach) untuk bangunan-bangunan dan sarana-sarana pelengkap lainnya, kendaraan Trans Jakarta dan peralatan bengkel dengan memperhitungkan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan / memproduksi kembali aset tetap yang dinilai, dihitung berdasarkan harga pasaran setempat sekarang untuk bahan-bahan, upah pekerja, supervise, biaya tidak terduga, keuntungan dan biaya jasa kontraktor, serta biaya jasa arsitek dan konsultan teknik, termasuk pengeluaran-pengeluaran lainnya seperti pengangkutan, asuransi, bea masuk, pajak penjualan, biaya pengurusan dan pemasanga, jikalau ada, tetapi tidak termasuk upah lembur serta premi untuk bahan-bahan.

Jumlah penyusutan yang nyata terlihat dari kondisinya dan kemampuan penggunaannya pada saat sekarang dan dikemudian hari dibandingkan dengan unit baru yang sejenis.

Penyusutan ini meliputi kerusakan pisik dan kemunduran fungsionil dan kemunduran ekonomis, jikalau ada.

Rekonsiliasi dari nilai kendaraan AKAP dan operasional yang dihasilkan dengan pendekatan pasar dengan nilai yang dihasilkan dengan pendekatan pendapatan serta rekonsiliasi kendaraan Trans Jakarta yang dihasilkan dengan pendekatan biaya dengan nilai yang dihasilkan dengan pendekatan pendapatan menghasilkan nilai pasar dari aset tetap yang dinilai. Demikian juga dengan rekonsiliasi dari nilai bangunan dan sarana pelengkap lainnya yang dihasilkan dengan pendekatan biaya dengan nilai yang dihasilkan dengan pendekatan pendapatan menghasilkan nilai pasar dari aset tetap yang dinilai, sedangkan peralatan bengkel yang dihasilkan dengan pendekatan biaya dengan nilai yang dihasilkan dengan pendekatan pasar menghasilkan nilai pasar dari aset tetap yang dinilai.

Sedangkan asumsi-asumsi Penilai Independen dalam melakukan penilaian adalah sebagai berikut:1) nilai pasar yang dimaksud mencerminkan nilai yang sesungguhnya tanpa memperhitungkan adanya kewajiban pajak atau

biaya-biaya yang terkait dengan transaksi penjualan tersebut. Properti yang dinilai berdasarkan asumsi bebas dari segala hipotik, persengketaan dan premi serta biaya lain yang belum diselesaikan.

2) Gambar, denah ataupun peta yang terdapat dalam laporan penilaian disajikan hanya untuk kemudahan visualisasi saja. 3) Keterangan mengenai rencana tata kota diperoleh secara tertulis dan/atau lisan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang. Kecuali diinstruksikan lain, kami beranggapan bahwa properti yang dinilai tidak terpengaruh oleh berbagai hal yang bersifat pembatasan-pembatasan properti maupun kondisi penggunaan baik saat ini maupun yang akan datang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

4) properti dilengkapi sertifikat tanah yang sah dan bebas dari hak atas tanah jalan dan pelanggaran apapun juga, termasuk pula bebas dari batasan yang memberatkan, halangan-halangan ataupun pengeluaran tidak wajar lainnya.

Properti dibangun sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta tidak memiliki atau dalam proses memiliki ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Penggunaan Bangunan (IPB) yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Bagian-bagian yang diinspeksi tidak memiliki kerusakan berarti dan tidak menyebabkan Penilai Independen mengubah penilaian.

Untuk periode 30 September 2013, Entitas membukukan keuntungan atas penilaian kembali aset tetap sebesar Rp. 3.233.514.272 yang dicatat sebagai surplus revaluasi aset tetap sebagai bagian dari ekuitas.

Surplus revaluasi aset tetap adalah sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

Saldo awal - - - -Kenaikan revaluasi 4.311.352.363 - - -Pajak tangguhan (1.077.838.091) - - -

Saldo akhir 3.233.514.272 - - -

31 Desember

Page 294: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

274

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - Lanjutan

Entitas melakukan penilaian kembali atas aset tetap kecuali inventaris kantor dan renovasi bangunan sewa pada tanggal 31 Desember 2011. Revaluasi dilakukan oleh penilai independen KJPP Stefanus Tony Hardi & Rekan dengan laporan nomor STH-2012-123 tanggal 21 Mei 2012.

Penilaian kembali dilakukan oleh penilai independen dalam menentukan nilai wajar dengan menggunakan metode penilaian dengan mengkombinasikan dua pendekatan pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan data pasar (market approach) untuk tanah, kendaraan-kendaraan AKAP dan kendaraan operasional. Harga tanah dan kendaraan-kendaraan didapatkan dengan cara membandingkan beberapa transaksi jual beli dari tanah dan kendaraan-kendaraan yang dinilai. Dengan memperkecil jumlah pembanding yang ada maka akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan perbedaan-perbedaan diantara tanah dan kendaraan-kendaraan yang dinilai dengan penjualan yang sebenarnya dan catatan-catatan harga tanah dan kendaraan-kendaraan yang dapat dipakai sebagai dasar perbandingan.

Untuk tanah, perbandingan ini juga menyangkut faktor-faktor lokasi, luas, bentuk tanah dan kegunaanya berdasarkan unsur waktu dan peruntukan tanahnya.

b. Pendekatan biaya penggantian (cost approach) untuk bangunan-bangunan dan sarana-sarana pelengkap lainnya, kendaraan Trans Jakarta dan peralatan bengkel dengan memperhitungkan 1) banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan kembali aset tetap yang dinilai, dihitung berdasarkan harga pasaran setempat sekarang untuk bahan-bahan, upah pekerja, supervisi, biaya tak terduga, keuntungan dan biaya jasa kontraktor, serta biaya jasa arsitek dan konsultan teknik, termasuk pengeluaran-pengeluaran lainnya seperti pengangkutan, asuransi, bea masuk, pajak penjualan, biaya pengurusan dan pemasangan, jikalau ada, tetapi tidak termasuk upah lembur serta premi bahan-bahan. 2) Jumlah penyusutan yang nyata terlihat dari kondisinya dan kemampuan penggunaannya pada saat sekarang dan dikemudian hari dibandingkan dengan unit baru yang sejenis. Penyusutan meliputi kerusakan fisik, kemunduran fungsionil dan kemunduran ekonomis, jikalau ada, serta 3) besar peranan serta kegunaan aset tetap tersebut (extent, character and utility of the property)

Sedangkan asumsi-asumsi Penilai Independen dalam melakukan penilaian adalah sebagai berikut:

1) nilai pasar yang dimaksud mencerminkan nilai yang sesungguhnya tanpa memperhitungkan adanya kewajiban pajak atau biaya-biaya yang terkait dengan transaksi penjualan tersebut. Properti yang dinilai berdasarkan asumsi bebas dari segala hipotik, persengketaan dan premi serta biaya lain yang belum diselesaikan.

2) Gambar, denah ataupun peta yang terdapat dalam laporan penilaian disajikan hanya untuk kemudahan visualisasi saja. 3) Keterangan mengenai rencana tata kota diperoleh secara tertulis dan/atau lisan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang. Kecuali diinstruksikan lain, kami beranggapan bahwa properti yang dinilai tidak terpengaruh oleh berbagai hal yang bersifat pembatasan-pembatasan properti maupun kondisi penggunaan baik saat ini maupun yang akan datang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

4) properti dilengkapi sertifikat tanah yang sah dan bebas dari hak atas tanah jalan dan pelanggaran apapun juga, termasuk pula bebas dari batasan yang memberatkan, halangan-halangan ataupun pengeluaran tidak wajar lainnya.

5) Properti dibangun sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta tidak memiliki atau dalam proses memiliki ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Penggunaan Bangunan (IPB) yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Bagian-bagian yang diinspeksi tidak memiliki kerusakan berarti dan tidak menyebabkan Penilai Independen mengubah penilaian.

Entitas membukukan kerugian atas penilaian aset tetap sebesar Rp 3.169.644.261,- sebagai bagian dari laba rugi.

Penilaian kembali atas aset tetap tersebut diterapkan terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Seluruh armada bus TransJakarta Busway, armada bus Feeder TransJakarta, 23 Unit armada bus AKAP dan 2 unit kendaraan bermotor digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 19).

Page 295: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

275

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP

30 September 2013 2012 2011 2010

Uang muka pembelian tanah 14.786.500.000 14.786.500.000 14.786.500.000 14.786.500.000

Jumlah 14.786.500.000 14.786.500.000 14.786.500.000 14.786.500.000

31 Desember

Uang muka pembelian aset merupakan uang muka yang telah dibayarkan untuk pembelian tanah dan bangunan berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) atas beberapa tanah dan bangunan dengan Gusti Terkelin Soerbakti (pemegang saham). Tanah dan bangunan tersebut terletak di beberapa daerah dan sampai saat ini lokasi tersebut digunakan untuk operasional Entitas. Perjanjian pengikatan jual beli tersebut adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Akta No. 50 dan 52 tanggal 16 Juni 2010 dari notaris Ambiati, S.H., dan Akta No. 89, 90 dan 91 tanggal 26 Nopember 2010 dari notaris yang sama mengenai perjanjian pengikatan jual beli tanah dan bangunan. Akta-akta tersebut telah di addendum dengan Akta No. 139, 140, 148, 149 dan 150 dengan perincian sebagai berikut:

No PPJB Tanggal PPJB Lokasi Tanah/ Tanah dan Bangunan

Luas (m2) Jatuh tempo Harga Jual Beli Uang muka

139 30-11-2011 Tanah dan bangunan Ruko terletak di Jl. KH. Hasyim Ashari No. 15C, Jakarta

189 31-12-2013 9.958.700.000 5.000.000.000

140 30-11-2011 Tanah terletak di Cikokol, Tangerang, Banten

203 31-12-2013 1.862.000.000 750.000.000

148 30-11-2011 Tanah terletak di Pemecutan Kaja, Denpasar Barat, Bali

1.720 31-12-2013 6.020.000.000 3.010.000.000

149 30-11-2011 Tanah dan bangunan terletak di Simpang Baru dan Tengkereng Barat, Bukit Raya, Pekanbaru

4.374 31-12-2013 3.936.600.000 1.968.300.000

150 30-11-2011 Tanah di Sukarami, Palembang 2.056 31-12-2013 8.116.400.000 4.058.200.000Jumlah 29.839.700.000 14.786.500.000

13. ASET LAIN-LAIN

30 September 2013 2012 2011 2010

Beban ditangguhkan - - 3.837.400.000 1.192.000.000Amortisasi beban ditangguhkan - - (95.935.000) -

beban ditangguhkan bersih - - 3.741.465.000 1.192.000.000

Beban persiapan emisi saham ditangguhkan 274.963.996 - - -

Saldo akhir 274.963.996 - 3.741.465.000 1.192.000.000

31 Desember

Beban ditangguhkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengurusan jual beli tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Raya Tajur No. 106, Bogor, yang digunakan sebagai pool armada bus. Pada bulan Juni 2011 proses pengalihan hak atas tanah dan bangunan telah selesai, sehingga beban yang dikeluarkan dalam rangka proses pengalihan hak atas tanah diamortisasi sepanjang masa hak guna bangunan.

Entitas menerapkan PSAK 16, “Aset Tetap” dan ISAK 25, “Hak Atas Tanah”, dimana biaya pengurusan hak atas tanah diakui sebagai aset tetap tanah. Nilai tercatat beban ditangguhkan hak atas tanah per 1 Januari 2012 sebesar Rp 3.741.465.000 ditambahkan pada nilai tanah bersangkutan (Catatan 3m).

Page 296: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

276

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. UTANG USAHA

Rincian utang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

PT Rahayu Santosa 1.615.275.000 - - 576.672.500Dipo Service 1.547.346.253 - - 2.165.619.101Sekawan Auto 859.808.568 520.482.645 775.807.400 -SPBU Palembang 622.657.590 - - -Aksara Andalan Prima 594.788.789 - - -RM Taman Sari Pamanukan - 581.734.228 998.570.350 981.906.930Berkah Mandiri Motor - 562.057.243 780.803.855 -UD Padasuka Jaya Glass - - - 566.135.880SPBG Aksara - - 795.356.863 -Inti Motor - - 606.842.843 1.762.130.978Lain-lain (dibawah Rp 100.000.000) 7.016.422.728 5.067.956.914 7.692.122.524 4.810.290.432

Jumlah 12.256.298.928 6.732.231.029 11.649.503.835 10.862.755.821

31 Desember

Berdasarkan umur:

30 September 2013 2012 2011 2010

Belum jatuh tempo 9.403.390.777 2.628.420.315 1.595.267.320 1.483.562.907 Sudah jatuh tempo

1 - 30 hari 949.738.246 1.719.103.632 3.186.012.213 2.682.661.461 31 - 60 hari 1.903.169.905 2.384.707.082 6.868.224.302 6.696.531.453

Jumlah 12.256.298.928 6.732.231.029 11.649.503.835 10.862.755.821

31 Desember

15. UTANG LAIN-LAIN

30 September 2013 2012 2011 2010

Koperasi karyawan 345.066.979 - - - Forum komunikasi antar pengemudi lorena (FKPL) 134.902.464 249.599.640 349.584.140 214.392.705 Forum komunikasi antar kondektur lorena (FKKL) 61.522.417 136.127.117 109.931.117 89.889.817 Titipan komisi - 72.051.719 143.619.306 44.237.584 Lain-lain 195.602.942 - - -

Jumlah 737.094.802 457.778.476 603.134.563 348.520.106

31 Desember

Iuran FKPL dan FKKL merupakan iuran yang dipungut dari kru/awak/pramudi yang masih belum dibayarkan ke masing-masing pengelola organisasi.

Utang titipan komisi merupakan komisi agen lepas yang belum dibayarkan oleh kantor cabang/perwakilan sampai dengan tanggal laporan keuangan.

Page 297: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

277

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. UTANG PAJAK

30 September 2013 2012 2011 2010

Pajak penghasilan :Pasal 4 ayat 2 1.543.868.579 1.496.336.359 505.876.988 167.171.550 Pasal 21 288.589.790 466.104.163 127.788.574 80.952.836 Pasal 23 119.926.709 25.118.480 19.654.487 9.079.206 Pasal 25 - 456.177.855 52.751.104 33.572.630 Pasal 29 - 2007 - - 81.411.000 81.411.000 Pasal 29 - 2008 - - 71.055.000 71.055.000 Pasal 29 - 2009 - - 12.926.200 12.926.200 Pasal 29 - 2010 - - 22.046.094 256.561.079 Pasal 29 - 2011 - - 25.680.424 - Pasal 29 - 2012 - 1.519.833 - - Pasal 29 - 2013 2.461.635.437 - - -

Jumlah 4.414.020.515 2.445.256.690 919.189.871 712.729.501

31 Desember

Pada tanggal 26 Juni 2013, Entitas menerima Surat Ketetepan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 21 masa pajak tahun 2011 No. 00025/201/11/029/13 sebesar Rp 13.852.180 dan telah dilunasi pada tanggal 15 Agustus 2013.

17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

30 September 2013 2012 2011 2010

Gaji 824.900.232 2.802.386.807 2.480.518.714 682.587.703Jasa 681.542.640 177.349.485 192.158.040 211.774.486Tunjangan dana pensiun 495.066.077 378.385.265 377.135.163 259.721.275Bunga pinjaman 124.920.195 - 1.658.093 -Jamsostek karyawan dan kru 120.770.349 33.009.148 417.852.937 229.277.465Sewa kantor dan notaris - 106.139.797 180.000.000 -Lain-lain 32.586.597 170.633.858 38.984.000 238.014.737

Jumlah 2.279.786.090 3.667.904.360 3.688.306.947 1.621.375.666

31 Desember

18. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

30 September 2013 2012 2011 2010

Pendapatan diterima dimuka 407.392.568 706.787.471 1.083.709.577 334.766.145

Jumlah 407.392.568 706.787.471 1.083.709.577 334.766.145

31 Desember

Pendapatan diterima dimuka merupakan penerimaan uang tiket bus AKAP yang belum diakui sebagai penjualan karena penumpang belum diberangkatkan pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Page 298: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

278

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK

Utang bank terdiri dari:

a. Utang Bank Jangka Pendek

30 September 2013 2012 2011 2010

PT Bank Swadesi, Tbk 19.484.052.528 13.339.800.208 6.450.896.971 - PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 6.479.885.229 6.865.680.502 8.600.328.930 8.700.603.946

Jumlah 25.963.937.757 20.205.480.710 15.051.225.901 8.700.603.946

31 Desember

PT Bank Swadesi, Tbk

Kredit Rekening Koran (PRK) 2011

Berdasarkan perjanjian kredit No. 2/2BS.CSH/III/20111 tanggal 1 Maret 2011, Entitas memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari PT Bank Swadesi, Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 6.500.000.000. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi, Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan sampai dengan tanggal 1 Maret 2012.

Berdasarkan perjanjian kredit No. 238/2/BS.JSH/II/2012 tanggal 28 Februari 2012, fasilitas kredit ini telah diperpanjang sehingga berakhir tanggal 1 Maret 2013.

Berdasarkan perjanjian kredit No. 2/2/BoII.JSH/III/2013 tanggal 1 Maret 2013, fasilitas kredit ini telah diperpanjang sehingga berakhir tanggal 1 Maret 2014.

Untuk fasilitas yang melampaui jumlah maksimum tersebut diatas, Entitas wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun.

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:

Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 2671/Baranangsiang atas nama G. Terkelin Soerbakti (pihak berelasi),seluas 2.623 m2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 2672/Baranangsiang atas nama G. Terkelin Soerbakti (pihak berelasi),seluas 287 m2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 712/Baranangsiang atas nama G. Terkelin Soerbakti (pihak berelasi),seluas 557 m2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur;Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 713/Baranangsiang atas nama G. Terkelin Soerbakti (pihak berelasi),seluas 53 m2 yang terletak di Perumahan Villa Duta, Jl. Tanjung Biru, Baranangsiang, Bogor Timur.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Kredit Rekening Koran (PRK) 2012

Entitas memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Swadesi, Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 8.000.000.000 sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 11/2/BS.JSH/III/2012, tanggal 21 Maret 2012. Fasilitas ini dikenakan Bunga sebesar 12,50% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi, Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan yang akan berakhir tanggal 21 Maret 2013.

Berdasarkan perjanjian kredit No. 1/2/BoII.JSH/III/2013 tanggal 1 Maret 2013 tanggal 1 Maret 2013, fasilitas kredit ini telah diperpanjang sehingga berakhir tanggal 1 Maret 2014.

Jaminan atas fasilitas PRK ini terkait dengan fasilitas Kredit Investasi yang diperoleh Entitas sebagaimana dijelaskan dalam catatan utang bank jangka panjang PT Bank Swadesi, Tbk.

Untuk fasilitas yang melampaui jumlah maksimum tersebut diatas, Entitas wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun.

Page 299: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

279

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

a. Utang Bank Jangka Pendek - Lanjutan

PT Bank Swadesi, Tbk - Lanjutan

Kredit Rekening Koran (PRK) 2012 - Lanjutan

Penjanjian pinjaman ini juga mencakup persyaratan tertentu antara lain:

Menerima suatu pinjaman uang/fasilitas kredit/leasing dalam bentuk apapun dari pihak lain;Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) untuk pinjaman uang pihak lain;Menjual/memindahkan/menjaminkan barang tidak bergerak milik Entitas yang telah dijaminkan kepada bank dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain;Menyewakan/meminjam pakaikan baik sebagian maupun seluruhnya barang-barang jaminan;Apabila ada perubahan atau penambahan pemegang saham baru, atau perubahan/penambahan sekutu baru/perubahan dalam susunan direksi/komisaris atau perubahan dalam anggaran dasar Entitas.

Kredit Rekening Koran (PRK) 2013

Entitas memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Swadesi, Tbk. dengan jumlah maksimum sebesar Rp 5.000.000.000 sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 19/2/BoII.JSH/IV/2013, tanggal 17 April 2013. Fasilitas ini dikenakan Bunga sebesar 12,50% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi, Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan yang akan berakhir tanggal 1 Maret 2014.

Untuk fasilitas yang melampaui jumlah maksimum tersebut diatas, Entitas wajib membayar bunga sebesar 36% per tahun.

Fasilitas kredit ini dijamin terkait dengan fasilitas Kredit Investasi (KI) - 2 dari PT Bank Swadesi, Tbk.

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk

Kredit Modal Kerja 2003

Berdasarkan perjanjian kredit modal kerja tanggal 26 Juni 2003 No. JCCO.IV/0452/PK-MK/2003, Entitas memperoleh fasilitas kredit modal kerja yang bersifat revolving dengan limit sebesar Rp 4.700.000.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja jasa angkutan bus AKAP. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga 12,25% per tahun (dibayar efektif setiap tanggal 23 setiap bulan) dan dapat berubah sesuai dengan pemberitahuan dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dan dengan jangka waktu selama 1 tahun.

Perjanjian kredit modal kerja ini telah mengalami beberapa kali perubahan melalui addendum-addendum sebagai berikut:

Addendum Limit Kredit BungaNo. Tanggal (jutaan Rp) Jangka waktu Per Tahun Keterangan

I 27-12-2004 4.700 26-06-2004 s/d 25-06-2005 13%II 18-01-2006 3.400 25-06-2005 s/d 25-06-2006 16,50 %III 08-06-2006 3.400 25-06-2006 s/d 25-06-2007 -IV 19-06-2007 3.400 26-06-2007 s/d 25-06-2008 13,50 %V 04-02-2008 3.400 25-06-2008 s/d 25-06-2009 -VI 27-06-2008 3.400 25-06-2008 s/d 25-06-2009 12,25 %VII 25-05-2009 3.400 26-06-2009 s/d 25-06-2010 -VIII 25-06-2010 3.400 25-06-2010 s/d 25-06-2011 12,25 %IX 23-12-2010 3.400 - - Perubahan persyaratan KMKX 24-06-2011 3.400 26-06-2010 s/d 25-06-2011 -XI 22-06-2012 3.400 25-06-2011 s/d 25-09-2012 12,25 % Perubahan persyaratan KMKXII 25-09-2012 3.400 25-06-2012 s/d 25-09-2013 12,25 % Perubahan persyaratan KMKXIII 23-09-2013 3.400 25-06-2013 s/d 25-09-2014 12,25 %

Disamping jaminan yang tersebut dalam “Kredit Investasi 2008” dibawah ini, fasilitas kredit modal kerja ini dijamin dengan seluruh piutang usaha Entitas senilai Rp 1.000.000.000 dan seluruh persediaan barang senilai Rp 6.050.000.000 yang diikat dengan Sertifikat Jaminan Fidusia (Catatan 6 dan 8).

Page 300: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

280

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

a. Utang Bank Jangka Pendek - Lanjutan

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk – Lanjutan

Garansi Bank 2008

Berdasarkan perjanjian penerbitan bank garansi tanggal 4 Pebruari 2008 Nomor RCO.JTH/019/PPGB/2008, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk setuju menerbitkan bank garansi kepada Entitas dengan jumlah maksimum sebesar Rp 5.000.000.000. Penerbitan bank garansi ini bertujuan hanya untuk jaminan tender, uang muka, pelaksanaan dan pemeliharaan proyek Busway dan proyek lain yang berkaitan dengan transportasi.

Untuk setiap penerbitan bank garansi tersebut, Entitas wajib menyetorkan dana secara tunai sebagai jaminan pembayaran sebesar 5% dari nominal bank garansi yang akan diterbitkan atau berupa dana dalam bentuk deposito. Deposito sebesar Rp 1.000.000.000 telah ditempatkan oleh dan atas nama Gusti Terkelin Soerbakti (pihak berelasi) sebagai Setoran Jaminan tersebut. Jangka waktu perjanjian ini adalah 12 bulan terhitung mulai tanggal 4 Pebruari 2008 sampai dengan 3 Pebruari 2009.

Berdasarkan Addendum II tanggal 25 Juni 2010, perjanjian penerbitan bank garansi tersebut diatas diterapkan mulai tanggal 16 Juni 2009 sampai dengan 25 Juni 2011 dengan persyaratan yang tidak berubah dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 25 September 2013.

Berdasarkan addendum VII Perjanjian Penerbitan Garansi Bank No. RCO.JTH/019/PPGB/2008 tanggal 23 September2013, fasilitas penerbitan garansi bank kepada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk diperpanjang sampai dengan 25 September2014.

Kredit Modal Kerja 2008

Berdasarkan perjanjian kredit modal kerja tanggal 27 Juni 2008 Nomor CRO. JRO.JTH/192/PK-KMK/2008, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk setuju memberikan fasilitas kredit modal kerja yang bersifat revolving kepada Entitas dengan jumlah maksimum sebesar Rp 5.500.000.000 yang digunakan untuk membiayai modal operasional TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7.

Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun yang harus dibayar efektif setiap tanggal 23 setiap bulan dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dan dengan jangka waktu selama 12 bulan sejak tanggal 27 Juni 2008 sampai dengan 26 Juni 2009.

Berdasarkan Addendum I tanggal 25 Mei 2009, perjanjian kredit modal kerja ini diperpanjang selama 12 bulan sejak tanggal 26 Juni 2009 sampai dengan 25 Juni 2010 dengan bunga sebesar 12,25% per tahun dengan jumlah maksimum tetap sebesar Rp 5.500.000.000.

Berdasarkan Addendum II tanggal 25 Juni 2010, perjanjian kredit modal kerja ini diperpanjang selama 12 bulan sejak tanggal 26 Juni 2010 sampai dengan 25 Juni 2011 dengan bunga sebesar 12,25% per tahun dengan jumlah maksimum tetap sebesar Rp 5.500.000.000.

Fasilitas kredit ini telah diperpanjang kembali berdasarkan addendum V tanggal 25 Juni 2012 dengan perubahan jangka waktu menjadi 3 (tiga) bulan yang berakhir tanggal 25 September 2012 yang kemudian diperpanjang kembali selama 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 25 September 2013.

Berdasarkan addendum VII tanggal 23 September 2013, perjanjian kredit modal kerja ini diperpanjang selam 12 bulan sejak tanggal 26 September 2013 sampai dengan 25 September 2014 dengan bunga sebesar 12,75%.

Disamping jaminan yang tersebut dalam “Kredit Investasi 2008” dibawah ini, fasilitas kredit modal kerja ini dijamin dengan seluruh piutang usaha Entitas sebesar Rp 6.000.000.000 dan seluruh persediaan barang senilai Rp 500.000.000 yang diikat dengan Sertifikat Jaminan Fidusia.

Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu antara lain:Membuat perjanjian utang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan dalam bentuk apapun atas aset Entitas termasuk hak atas tagihan kepada pihak lain, baik sekarang sudah ada ataupun yang akan ada di kemudian hari;Mengadakan merger, akuisisi, menjual dan mengubah nama pengurus;Melakukan perubahan Anggran Dasar Entitas termasuk didalamnya pemegang saham, pengurus, permodalan, nilai saham, mengubah permodalan serta komposisi kepemilikan modal, kecuali dalam rangka pelaksanaan IPO;

Page 301: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

281

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

a. Utang Bank Jangka Pendek - Lanjutan

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk – Lanjutan

Kredit Modal Kerja 2008 – Lanjutan

Memindahtangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaaan Entitas kepada pihak lain;Membagikan dividen, kecuali dalam rangka IPOMembuat suatu perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang bertentangan dengan perjanjian kredit dan atau dokumen agunan;Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak ketiga, kecuali transaksi usaha yang wajar;Melakukan investasi baru yang dapat mengakibatkan cashflow Entitas terganggu.Memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

Current ratio minimal 120%Debt to equity ratio maksimal 233%

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 current ratio adalah 24%, 22%, 22% dan 28% (tidakmemenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman), sedangkan debt to equity ratio adalah 67%, 65%, 82% dan 87%(memenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman).

b. Utang Bank Jangka Panjang

30 September 2013 2012 2011 2010

PT Bank Windu KentjanaInternational, Tbk 13.480.448.623 18.064.878.046 19.059.076.458 12.897.523.528

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 13.987.200.000 16.487.200.000 38.487.200.000 56.487.200.000 PT Bank Swadesi, Tbk 5.482.070.661 1.774.896.615 - - PT Bank Jasa Jakarta 391.259.201 547.938.865 801.618.926 - PT Bank Panin, Tbk - - 50.886.826 120.307.441 PT Bank Mega, Tbk - - - 2.254.883.323

Jumlah 33.340.978.485 36.874.913.526 58.398.782.210 71.759.914.292

Bagian jangka pendek (20.903.478.657) (25.529.661.782) (29.888.906.996) (26.036.080.918)

Bagian jangka panjang 12.437.499.828 11.345.251.744 28.509.875.214 45.723.833.374

31 Desember

Seluruh pinjaman jangka panjang tersebut diatas adalah dalam mata uang Rupiah, dan tidak ada dalam mata uang asing. Nilai tercatat dari pinjaman jangka panjang mendekati nilai wajarnya.

PT Bank Windu Kentjana International, Tbk

Entitas telah memperoleh fasilitas dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk yang bersifat tetap dan terjadwal dalam bentuk Installment Loan (IL) sampai jumlah maksimum tertentu sejak tahun 2008.

Installment Loan I

Berdasarkan perjanjian kredit dengan jumlah jaminan tanggal 20 Agustus 2008, Entitas memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk yang bersifat tetap atau terjadwal dalam bentuk Installment Loan sampai jumlah maksimum sebesar Rp 8.000.000.000.

Penarikan fasilitas ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:Tanggal 18 September 2008 sebesar Rp 3.200.000.000; (Selanjutnya disebut IL 1)Tanggal 25 September 2008 sebesar Rp 2.400.000.000; (Selanjutnya disebut IL 2)Tanggal 9 Oktober 2008 sebesar Rp 2.400.000.000. (Selanjutnya disebut IL 3)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun yang harus dibayar pada tanggal 30 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 36 bulan sejak 20 Agustus 2008 sampai dengan 20 Agustus 2011.

Page 302: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

282

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Windu Kentjana International, Tbk - Lanjutan

Installment Loan I - Lanjutan

Fasilitas ini dijamin dengan 10 unit kendaraan bermotor baru big bus merk Mercedes Benz OH 1525 Evolution G Tahun 2008 dengan Akta Jaminan Fidusia.

Fasilitas pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 6 Desember 2011.

Installment Loan II

Berdasarkan penjanjian pengubahan I terhadap perjanjian kredit tanggal 19 Juni 2009, Entitas memperoleh tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk yang bersifat tetap atau terjadwal dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp 9.600.000.000.

Penarikan fasilitas ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:Tanggal 18 Agustus 2009 sebesar Rp 4.800.000.000; (Selanjutnya disebut IL 4)Tanggal 16 September 2009 sebesar Rp 4.800.000.000. (Selanjutnya disebut IL 5)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 15% per tahun yang harus dibayar pada tanggal 30 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 48 bulan, termasuk grace period 3 bulan sejak 19 Juni 2009 sampai dengan 19 Juni 2013.

Fasilitas ini dijamin dengan 10 unit kendaraan bermotor baru big bus merk Mercedes Benz OH 1525 Evolution G Tahun 2008 dengan Akta Jaminan Fidusia.

Installment Loan III

Berdasarkan perjanjian pengubahan II terhadap perjanjian kredit tanggal 8 Desember 2009, Entitas memperoleh tambahan fasilitas kredit lagi dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk yang bersifat tetap atau terjadwal dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp 3.840.000.000. Fasilitas ini ditarik sekaligus pada tanggal 11 Desember 2009. (Selanjutnya disebut IL 6)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 14% per tahun yang harus dibayar pada tanggal 30 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 48 bulan, termasuk grace period 3 bulan sejak 8 Desember 2009 sampai dengan 8 Desember 2013.

Fasilitas ini dijamin dengan 4 unit kendaraan bermotor big bus merk Mercedes Benz OH 1525 Evolution G Tahun 2009 dengan Akta Jaminan Fidusia. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Installment Loan IV

Pada tanggal 24 Januari 2011, Entitas mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp 230.400.000. Fasilitas ini ditarik sekaligus pada tanggal 18 Pebruari 2011. (Selanjutnya disebut IL 7)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 14% per tahun yang harus dibayar pada tanggal 24 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 24 bulan, sejak 24 Pebruari 2011 sampai dengan 24 Pebruari 2013.

Fasilitas ini dijamin dengan 1 unit kendaraan bermotor merk Mitsubishi Colt FE 74 HDV Tahun 2010 dengan Akta Jaminan Fidusia. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Fasilitas pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 24 Januari 2013.

Installment Loan V

Pada tanggal 27 Juli 2011, Entitas mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp 6.796.800.000.

Page 303: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

283

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Windu Kentjana International, Tbk - Lanjutan

Installment Loan V - Lanjutan

Penarikan fasilitas ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:Tanggal 28 Juli 2011 sebesar Rp 4.015.000.000; (Selanjutnya disebut IL 8)Tanggal 11 Agustus 2011 sebesar Rp 2.781.800.000. (Selanjutnya disebut IL 9)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun yang harus dibayar pada tanggal 11 dan 28 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 42 bulan, sejak 28 Agustus 2011 sampai dengan 28 Januari 2015.

Fasilitas ini dijamin dengan 15 unit bus merk Hino Dutro 130 MDBL-130 PS Euro 2 Tahun 2011 dengan Akta Jaminan Fidusia. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Installment Loan VI

Pada tanggal 26 Oktober 2011, Entitas kembali mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp 5.700.000.000.

Penarikan fasilitas ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:Tanggal 26 Oktober 2011 sebesar Rp 2.850.000.000; (Selanjutnya disebut IL 10)Tanggal 7 Nopember 2011 sebesar Rp 2.850.000.000. (Selanjutnya disebut IL 11)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun yang harus dibayar pada tanggal 7 dan 26 setiap bulannya bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 42 bulan, sejak 26 Nopember 2011 sampai dengan 26 April 2015 dan 6 Desember 2011 sampai dengan 6 Mei 2015.

Fasilitas ini dijamin dengan 6 unit bus merk Mercedes Benz OH 1525 Euro III Tahun 2011 dengan Akta Jaminan Fidusia.

Installment Loan VII

Entitas mendapatkan tambahan fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit dengan Jaminan No. 49 dari notaris Sugito Tedjamulja, SH., tanggal 10 Oktober 2012. Fasilitas pinjaman berupa Installment Loan sebesar Rp 6.252.750.000. (Selanjutnya disebut IL 12).

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun dengan jangka waktu selama 42 bulan. Tujuan penggunaan pinjaman ini adalah untuk pembelian kendaraan baru berupa 6 unit bus Mercedes Benz type 1526 tahun 2011 dan 2 unit bus Mercedes Benz type 1626 tahun 2012 yang sekaligus digunakan sebagai jaminan atas pinjaman ini.

Installment Loan VIII

Pada tanggal 23 Januari 2013, Entitas mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk dalam bentuk Installment Loan sebesar Rp 1.776.000.000. Fasilitas ini ditarik sekaligus pada tanggal 2 Pebruari 2013. (Selanjutnya disebut IL 13)

Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun yang harus dibayar pada tanggal terakhir dari tiap-tiap bulan bersamaan dengan pembayaran utang pokok, dengan jangka waktu 42 bulan, sejak 2 Pebruari 2013 sampai dengan 2 Juli 2016.

Fasilitas ini dijamin dengan 2 unit bus merk Mercedes Benz OH 1626 tahun 2012 dengan Akta Jaminan Fidusia. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Seluruh fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk juga mencakup persyaratan tertentu antara lain:

Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihak ketiga manapun juga apa yang telah dijaminkan kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit;Membubarkan perusahaan yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapat merubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;

Page 304: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

284

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Windu Kentjana International, Tbk - Lanjutan

Installment Loan VIII - Lanjutan

Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagaian besar harta yang dimiliki Perseroan, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan usaha Perseroan secara normal;Mendirikan atau mengambilalih anak perusahaan atau melakukan investasi pada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian asset kecuali untuk demi berlangsungnya usaha Perseroan;Memberikan jaminan perusahaan dan meminjamkan uang kepada pihak lain, kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan;Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Perseroan.Memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

Debt to equity ratio lebih kecil 1 kaliEBITDA berbanding biaya bunga lebih besar atau sama dengan 1,1 kali.

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 debt to equity ratio adalah 67%, 65%, 82% dan 87%,sedangkan EBITDA adalah 4,75, 5,39, 4,65 dan 4,17 (memenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman).

Jumlah pembayaran dalam setiap periode untuk masing-masing fasilitas adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Installment loan 1 - - 933.537.716 1.098.708.932Installment loan 2 - - 700.777.950 827.521.674Installment loan 3 - - 773.930.579 817.670.816Installment loan 4 1.044.889.340 1.401.611.465 1.216.628.006 1.058.543.040Installment loan 5 1.167.542.518 1.385.391.912 1.202.190.043 1.045.981.102Installment loan 6 834.492.378 1.019.157.273 884.712.687 769.755.794Installment loan 7 21.743.096 120.449.133 97.681.807 -Installment loan 8 858.003.295 991.617.126 388.317.773 -Installment loan 9 588.098.076 700.463.484 214.071.537 -Installment loan 10 590.919.205 690.325.982 52.971.751 -Installment loan 11 525.286.612 699.936.220 106.561.506 -Installment loan 12 1.136.792.374 237.995.819 - -Installment loan 13 278.208.006 - - -

Jumlah 7.045.974.899 7.246.948.414 6.571.381.355 5.618.181.358

Entitas telah mendapatkan Surat Persetujuan dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk untuk melakukan perubahan anggaran dasar dan aksi korporasi berupa Penawaran Umum Saham (Go Public) berdasarkan Surat No.986/BW/KRD-EXT/XI/13 tanggal 15 Nopember 2013.

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk

Kredit Investasi 2008

Berdasarkan perjanjian kredit investasi tanggal 27 Juni 2008 Nomor RCO.JTH/193/PK-KI/2008, Entitas memperoleh fasilitas kredit investasi yang bersifat Non Revolving dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 79.000.000.000. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan Armada Busway yang terdiri dari 13 unit Bus Articulated dan 34 unit Bus Single sesuai spesifikasi dalam Perjanjian Kerjasama untuk Operasional TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7 antara Entitas dan BLU TransJakarta Busway tanggal 16 Januari 2008.

Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,25 % per tahun, dibayar efektif paling lambat tanggal 23 setiap bulannya dan suku bunga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, dan dengan jangka waktu selama 5 tahun sampai dengan 26 Juni 2013, termasuk tenggang pembayaran pokok selama 9 bulan.

Berdasarkan akta addendum II perjanjian kredit investasi No. 71 tanggal 27 Maret 2013, fasilitas kredit ini telah diperpanjang selama 6 (Enam) bulan sehingga berakhir pada tanggal 23 Desember 2013.

Page 305: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

285

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk - Lanjutan

Kredit Investasi 2008 - Lanjutan

Berdasarkan addendum III Perjanjian Kredit Investasi No. RCO.JTH/193/PK-KI/2008 tanggal 23 September 2013, fasilitas kredit investasi kepada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk diperpanjang selama 8 (Delapan) bulan sehingga berakhir padatanggal 23 Agustus 2014.

Jumlah pembayaran dalam setiap periode untuk masing-masing fasilitas adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Kredit investasi (2008) 2.500.000.000 22.000.000.000 18.000.000.000 15.000.000.000

Fasilitas ini dijamin dengan:1) Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 1617/Tajur seluas 6.605 m2 atas nama K. Kariany Sembiring (pihak

berelasi) yang telah diikat dengan Hak Tanggungan Peringkat I;2) 13 Unit Bus Articulated dan 34 unit Bus Single yang diikat dengan Sertifikat Jaminan Fidusia;3) Tiga bidang tanah masing-masing berupa:

a) Sertifikat Hak Milik No. 598/Sawahan seluas 653 m2 atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi);b) Sertifikat Hak Milik No. 597/Sawahan seluas 586 m2 atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi); danc) Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 721/Sawahan seluas 670 m2 atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi).Ketiga sertifikat tersebut dibebani Hak Tanggungan Peringkat I;

4) Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 337/Sawahan yang telah jatuh tempo tanggal 3 Mei 2007 seluas 631 m2 atas nama Soerbakti Gusti Terkelin (pihak berelasi), segera setelah sertifikat diperpanjang, dibebani Hak Tanggungan Peringkat I;

5) Sertifikat Hak Milik No. 359/Pakuan seluas 203 m2 yang terletak di Kelurahan Pakuan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat atas nama Soerbakti Gusti Terkelin (pihak berelasi) yang dibebani Hak Tanggungan Peringkat I;

6) Empat bidang tanah dengan bukti kepemilikan berupa empat sertifikat Hak Milik yang terletak di Tajur, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang masing-masing adalah:a) Sertifikat Hak Milik No. 1586/Tajur seluas 497 m2 atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi);b) Sertifikat Hak Milik No. 20/Tajur seluas 235 m2 atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi);c) Sertifikat Hak Milik No. 1734/Tajur seluas 136 m2 atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi); dand) Sertifikat Hak Milik No. 1750/Tajur seluas 328 m2 atas nama G.T. Soerbakti (pihak berelasi).Keempat sertifikat tersebut dibebani Hak Tanggungan Peringkat I;

7) Dua bidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik yang terletak di Desa Sindangsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang masing-masing adalah:a) Sertifikat Hak Milik No. 176/Tajur seluas 2.500 m2 atas nama Karyani Kumpul Sembiring (pihak berelasi); danb) Sertifikat Hak Milik No. 175/Tajur seluas 3.014 m2 atas nama Karyani Kumpul Sembiring (pihak berelasi).Kedua sertifikat tersebut dibebani Hak Tanggungan Peringkat I;

8) Personal Guarantee atas nama Soerbakti Gusti Terkelin (pihak berelasi) yang diikat dengan Akta Personal Guarantee.

Sejak tanggal 21 September 2012 agunan No. 3, 4 dan 7 tersebut diatas telah ditarik kembali.

Atas agunan tersebut diatas juga secara tanggung renteng untuk menjamin fasilitas kredit lain yang diberikan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk kepada Entitas yaitu Kredit Modal Kerja 2003, Kredit Modal Kerja 2008, dan Bank Garansi 2008 sebagimana dijelaskan diatas.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Entitas telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank terhadap kredit-kredit yang telah diterima oleh Entitas dari bank lain setelah tanggal Perjanjian ini berdasarkan Surat No. CBC.JIB/0336/2013 tanggal 19 Februari 2013 dan Surat No. CBC.JIB/2108/2013 tanggal 19 Desember 2013.

Entitas telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengenyampingan pembatasan perubahan ataupenambahan pemegang saham dalam Perseroan, dan pelaksanaan IPO sebagaimana tercantum dalam Surat No. CBC.JIB/SPPK/0144/2013 tanggal 17 Desember 2013 (berlakunya pengenyampingan pembatasan perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan terhitung sejak berlaku efektifnya IPO).

Page 306: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

286

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Swadesi, Tbk

Kredit Investasi (KI) - 1

Entitas memperoleh fasilitas angsuran Kredit Investasi (KI) - 1 dari PT Bank Swadesi, Tbk dengan nominal sebesar Rp 2.000.000.000, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 12/4/BS.JSH/III/2012, tanggal 21 Maret 2012. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi, Tbk dan dengan jangka waktu angsuran selama 60 bulan yang akan berakhir tanggal 21 Maret 2017.

Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafond tersebut tersebut diatas, Entitas wajib membayar bunga sebesar 3% per bulan.

Jumlah pembayaran dalam setiap periode adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Kredit investasi 249.070.308 225.103.200 - -

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:

1) Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 3176/Petojo Utara, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo Utara, seluas 65 m2;

2) Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 3177/Petojo Utara, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo Utara, seluas 63 m2;

3) Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 2522/Petojo Utara, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo Utara, seluas 61 m2;

4) Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 706/Kramat Pela, yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Kramat Pela, seluas 100 m2;

5) 1 (satu) unit bus merk/type: Mercedes Benz OH 1525, tahun 2008, warna putih kombinasi, nomor polisi B 7566 IV, nomor rangka MHL3821238J011870, nomor mesin 906918U0770312, sebagaimana diuraikan dalam Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) F Nomor 4274621 G, atas nama PT Eka Sari Lorena Transport;

6) 1 (satu) unit bus merk/type: Mercedes Benz OH 1525, tahun 2008, warna putih kombinasi, nomor polisi B 7576 IV, nomor rangka MHL3821238J011854, nomor mesin 906918U0768079, sebagaimana diuraikan dalam Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) F Nomor 42744420 G, atas nama PT Eka Sari Lorena Transport;

7) (satu) unit bus merk/type: Mercedes Benz OH 1525, tahun 2008, warna putih kombinasi, nomor polisi B 7596 IV, nomor rangka MHL3821238J011838, nomor mesin 906918U0767847, sebagaimana diuraikan dalam Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) F Nomor 4274326 G, atas nama PT Eka Sari Lorena Transport;

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga, Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Perjanjian pinjaman ini juga mencakup persyaratan tertentu antara lain:

1) Menjaminkan dan/atau menggadaikan dan/atau menyewakan kepada pihak ketiga maupun juga apa yang telah dijaminkan kepada bank berdasarkan Perjanjian Kredit;

2) Membubarkan Entitas yang dioperasikannya atau mengijinkan atau melakukan penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan yang dapat merubah secara mendasar bentuk dari kepemilikan saham;

3) Menjual atau setuju untuk menjual sebagian ataupun sebagian besar harta yang dimiliki Entitas, kecuali transaksi yang berhubungan dengan menjalankan Entitas secara normal;

4) Mendirikan atau mengambilalih anak perusahaan atau melakukan investasi kepada perusahaan lainnya atau memberikan pembiayaan kepada seseorang ataupun perusahaan kecuali yang berhubungan dengan menjalankan usahanya secara normal dan melakukan pembelian aset kecuali untuk demi berlangsungnya usaha Entitas;

5) Memberikan jaminan Entitas dan meminjamkan uang kepada pihak lain, kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Entitas;

6) Meminjam atau mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga kecuali untuk keperluan usaha sehari-hari dari Entitas.

Page 307: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

287

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Swadesi, Tbk - Lanjutan

Kredit Investasi (KI) - 2 - Lanjutan

Entitas memperoleh fasilitas angsuran Kredit Investasi (KI) - 2 dari PT Bank Swadesi, Tbk dengan nominal sebesar Rp 5.000.000.000, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit Nomor 20/4/BoII.JSH/IV/2013, tanggal 17 April 2013. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun dan dapat berubah sesuai pemberitahuan dari PT Bank Swadesi, Tbk dan dengan jangka waktu angsuran selama 60 bulan yang akan berakhir tanggal 17 April 2018.

Untuk jumlah fasilitas yang melampaui plafond tersebut diatas, Entitas wajib membayar bunga sebesar 3% per bulan.

Jumlah pembayaran dalam setiap periode adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Kredit investasi 305.695.646 - - -

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:

Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1232/Sawahan atas nama Soerbakti Gusti Terkelin (pihak berelasi), seluas 631 m2 yang terletak di Jl Raya Arjuna No. 22, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya;Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1387/Sawahan/ atas nama Soerbakti GT (pihak berelasi),seluas 670 m2 yang terletak di Jl Raya Greges No. 6-8, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya;Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 597/Sawahan atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi), seluas 190 m2 yang terletak di Jl Raya Greges No. 4, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya;Sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 598/Sawahan atas nama Soerbakti G. Terkelin (pihak berelasi), seluas 653 m2 yang terletak di Jl Raya Greges No. 2, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.

Entitas telah mendapatkan Surat Persetujuan dari Bank sehubungan dengan pengenyampingan pembatasam perubahan atau penambahan pemegang saham dalam Perseroan, pelaksanaan IPO dan kredit-kredit yang telah diterima oleh PERSEROAN setelah tanggal Perjanjian ini sebagaimana tercantum dalam Surat No. 53/LG/KP.JKT/WS/XI/2013 tanggal 18 November 2013.

PT Bank Jasa Jakarta

Berdasarkan Perjanjian Kredit Pemilikan Mobil (Perjanjian Utang) tanggal 13 Januari 2011, Entitas memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 1.539.350.000 yang digunakan untuk pembelian 1 unit kendaraan Mercedes Benz S 350 L FL tahun 2010. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 5% flat per tahun dengan jangka waktu 23 bulan sampai dengan 13 Desember 2012. Fasilitas ini dijamin dengan 1 unit kendaraan Mercedes Benz yang dibeli dimana BPKB kendaraan terkait dipegang/disimpan oleh PT Bank Jasa Jakarta.

Fasilitas pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 17 Desember 2012.

Pada tanggal 11 Mei 2012, Entitas memperoleh fasilitas Kredit Pemilikan Mobil dengan jumlah maksimum sebesar Rp 668.800.000 yang digunakan untuk pembelian 1 unit kendaraan Mercedes Benz SLK 200 tahun 2012. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 4,33% flat in advance dengan jangka waktu 36 bulan sampai dengan 21 Mei 2015. Fasilitas kredit ini dijamin dengan 1 unit kendaraan Mercedes Benz yang dibeli dimana BPKB kendaraan terakait dipegang/disimpan oleh PT Bank Jasa Jakarta.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Jumlah pembayaran dalam setiap periode untuk masing-masing fasilitas adalah sebagai berikut

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Fasilitas kredit tahun 2012 156.679.664 120.861.135 - -Fasilitas kredit tahun 2011 - 801.618.926 737.731.074 -

Jumlah 156.679.664 922.480.061 737.731.074 -

Page 308: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

288

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang - Lanjutan

PT Bank Jasa Jakarta - Lanjutan

Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu antara lain:

1) Membubarkan badan usaha Entitas;2) Melakukan merger atau akuisisi dengan Entitas lain;3) Mengalihkan kepemilikan Entitas kepada pihak lain diluar pemegang saham sekarang ini;4) Melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo (prepayment) atas setiap utang kepada pihak ketiga, kecuali untuk

transaksi yang umum dalam Entitas;5) Membagikan dividen atau sejenisnya untuk jumlah diatas 50% (lima puluh persen) dari pendapatan bersih tahun yang

berjalan;6) Melakukan investasi di luar bidang usaha Entitas;7) Menjaminkan kepada bank lain dan/atau pihak ketiga manapun juga atas barang jaminan yang telah diserahkan kepada

bank untuk jaminan fasilitas kredit ini;8) Menarik dana melampaui plafond yang telah ditentukan oleh bank;9) Merubah bentuk dan/atau status Entitas.

Entitas telah mendapatkan Surat Persetujuan dari bank atas kredit-kredit yang telah diterima oleh Entitas dan sehubungan dengan pelaksanaan IPO berdasarkan Surat No. 6144/DIRDK/XI/13 tanggal 26 Nopember 2013.

PT Bank Panin, Tbk

Berdasarkan Perjanjian Pinjaman Kredit Pemilikan Mobil tanggal 2 September 2009, Entitas memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 203.280.000 yang digunakan untuk pembelian 1 unit mobil Kijang Innova. Fasilitas kredit ini dikenakan bunga sebesar 5,85% flat per tahun dengan jangka waktu selama 36 bulan sampai dengan 2 Agustus 2012.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tetap sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk). Jumlah pembayaran dalam setiap periode adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Kredit pemilikan mobil - - 69.420.614 61.927.176

Fasilitas kredit kepemilikan mobil ini telah dilunasi pada tanggal 2 Agustus 2012.

PT Bank Mega, Tbk

Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 28 Nopember 2007, Entitas memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mega, Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 9.800.000.000 yang terdiri dari:

1) Term Loan Fixed Payment I (Fasilitas TLFP I) sebesar Rp 4.800.000.000 dengan jangka waktu selama 54 bulan dengan jangka waktu penarikan 6 bulan dan masa angsuran 48 bulan, dimulai sejak tanggal pencairan sampai dengan tanggal akhir untuk fasilitas TLFP I atau tanggal 28 Mei 2012. Fasilitas kredit ini digunakan untuk pembelian bus baru dari authorized dealer;

2) Term Loan Fixed Payment II (Fasilitas TLFP II) sebesar Rp 4.000.000.000 dengan jangka waktu selama 51 bulan dengan jangka waktu penarikan 3 bulan dan masa angsuran 48 bulan, dimulai sejak tanggal pencairan sampai dengan tanggal akhir untuk fasilitas TLFP II atau tanggal 28 Pebruari 2012. Fasilitas kredit ini digunakan untuk refinancing atas rekondisi bus baru;

3) Term Loan Fixed Payment III (Fasilitas TLFP III) sebesar Rp 1.000.000.000 dengan jangka waktu selama 48 bulan dimulai sejak tanggal 28 Nopember 2007 sampai dengan 28 Nopember 2011. Fasilitas kredit ini digunakan untuk refinancing bus tahun 2005.

Page 309: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

289

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. UTANG BANK - Lanjutan

b. Utang Bank Jangka Panjang – Lanjutan

PT Bank Mega, Tbk - Lanjutan

Jumlah pembayaran dalam setiap periode untuk masing-masing fasilitas adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

TLFP I - - 1.200.000.000 1.200.000.000TLFP II - - 1.000.000.000 1.000.000.000TLFP III - - 54.883.323 249.999.994

Jumlah - - 2.254.883.323 2.449.999.994

Fasilitas kredit tersebut diatas dikenakan bunga sebesar Rp 12,50% per tahun, yang harus dibayar setiap bulannya pada tanggal 28 dengan ketentuan tingkat bunga tersebut dapat berubah dan akan ditinjau setiap saat oleh PT Bank Mega, Tbk.

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:

1) a) Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 706/Kramat Pela seluas 100 m2 yang terletak di Jalan Panglima Polim Raya Blok B/III Persil Nomor 105/106 D, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atas nama Gusti Terkelin Soerbakti(pihak berelasi);

b) Sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 2522/Petojo Utara seluas 61 m2 yang terletak di Jl. K.H Hasyim Ashari Nomor 15 C-2, Jakarta Pusat, nama Gusti Terkelin Soerbakti (pihak berelasi);

c) Sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 3176/Petojo Utara seluas 65 m2 yang terletak di Jl. K.H Hasyim Ashari Nomor 15 C-1, Jakarta Pusat, nama Gusti Terkelin Soerbakti (pihak berelasi);

d) Sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 3175/Petojo Utara seluas 63 m2 yang terletak di Jl. K.H Hasyim Ashari Nomor 15 C-3, Jakarta Pusat, nama Gusti Terkelin Soerbakti (pihak berelasi);

e) Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 76/Pal Merah seluas 512 m2 yang terletak di Jalan Kemanggisan Ilir Nomor 30, Jakarta Barat, nama Soerbakti (pihak berelasi);

f) Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 77/Pal Merah seluas 512 m2 yang terletak di Jalan Kemanggisan Ilir Nomor 30, Jakarta Barat, nama Soerbakti (pihak berelasi);

g) Berikut bangunan, tanaman dan segala seuatu yang ada diatas tanah tersebut.2) Kendaraan bermotor;3) Personal Guarantee dari Soerbakti Gusti Terkelin (pihak berelasi);4) Jaminan lain sebagaimana akan dimintas oleh PT Bank Mega, Tbk dari waktu ke waktu.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga mengambang sehingga Entitas terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

Entitas telah melunasi fasilitas Term Loan Fixed Payment (TLFP) ini pada bulan Nopember 2011.

Page 310: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

290

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, pembayaran sewa minimum di masa mendatang berdasarkan penjanjian sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

Berdasarkan jatuh tempo2011 - - - 293.643.000

Jumlah pembayaran minimum - - - 293.643.000 Dikurangi bunga - - - (6.901.343)

Nilai kini dari pembayaran sewa minimum - - - 286.741.657 Bagian jangka pendek - - (286.741.657)

Bagian jangka panjang - - - -

Berdasarkan lessorPT Orix Indonesia Finance - - - 286.741.657

31 Desember

21. UANG JAMINAN

Akun ini merupakan uang jaminan dari para pramudi armada bus TransJakarta, kru armada bus AKAP dan jaminan agen. Uang jaminan ini akan digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul akibat kesalahan atau kelalaian pramudi, kru dan agen.

30 September 2013 2012 2011 2010

Jaminan kru/pramudi 329.794.000 326.394.000 314.944.000 282.024.000 Jaminan agen 234.174.045 192.074.045 192.074.046 141.079.045

Jumlah 563.968.045 518.468.045 507.018.046 423.103.045

31 Desember

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA

a. Dana Pensiun - Program Imbalan Pasti

Entitas menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan Manulife Indonesia. Iuran ini berasal dari 2,25% dari gaji pokok yang masing-masing dibayarkan karyawan dan Entitas.

b. Imbalan Kerja

Entitas menghitung dan membukukan estimasi imbalan kerja untuk seluruh karyawannya yang memenuhi kualifikasi sesuaidengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja tersebut adalah 293, 268, 257, dan 266 karyawan masing-masing pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012,2011 dan 2010.

Page 311: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

291

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA - Lanjutan

b. Imbalan Kerja - Lanjutan

Beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

Biaya jasa kini 446.478.967 459.642.784 467.044.101 387.416.326 Biaya bunga 448.110.456 316.604.914 301.384.844 311.703.094 Amortisasi biaya jasa lalu yang belum

diakui 21.173.823 21.173.823 21.173.823 21.173.823 Amortisasi keuntungan (kerugian) aktuaria 60.560.024 110.428.395 86.640.641 104.365.897 Beban pemutusan pada tahun berjalan 19.217.500 - - -

Jumlah 995.540.770 907.849.916 876.243.409 824.659.140

31 Desember

Liabilitas imbalan kerja di laporan posisi keuangan yang timbul dari liabilitas Entitas dalam hubungannya dengan imbalan kerja ini adalah sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

Nilai kini liabilitas yang tidak didanai 7.917.297.358 5.271.887.713 5.276.748.572 4.305.497.769Keuntungan (kerugian) akturial yang

belum diakui (3.126.985.792) (1.436.725.594) (2.262.183.546) (1.817.804.329)Biaya jasa lalu yang belum diakui (247.068.589) (268.242.412) (289.416.235) (310.590.058)

Jumlah 4.543.242.977 3.566.919.707 2.725.148.791 2.177.103.382

31 Desember

Mutasi liabilitas bersih tahun berjalan yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

Saldo awal tahun 3.566.919.707 2.725.148.791 2.177.103.382 1.435.599.675 Beban tahun berjalan 995.540.770 907.849.916 876.243.409 824.659.140 Pembayaran tahun berjalan (19.217.500) (66.079.000) (328.198.000) (83.155.433)

Jumlah 4.543.242.977 3.566.919.707 2.725.148.791 2.177.103.382

31 Desember

Perhitungan imbalan kerja dilakukan oleh aktuaris independen PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Asumsi utama yang digunakan dalam penilaian aktuaria adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

Tingkat diskonto 8% per tahun 10% per tahun 10% per tahun 10% per tahunTingkat mortalitas TMI TMI TMI TMITingkat pensiun normal 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun

Page 312: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

292

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. MODAL SAHAM

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 30 Desember 2010 yang telah diaktakan berdasarkan Akta No. 35 dari Notaris Rudi Siswanto, SH, notaris di Jakarta, tanggal 24 Januari 2011, susunan pemegang saham pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Jumlah

PT Lorena 999.999.990 99,999999 99.999.999.000Gusti Terkelin Soerbakti 10 0,000001 1.000

Jumlah 1.000.000.000 100 100.000.000.000

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 30 Desember 2010 yang telah dibuatkan akta notarisnya dengan Akta No. 35 dari Notaris Rudi Siswanto, SH, notaris di Jakarta, tanggal 24 Januari 2011, disetujui untuk :a. mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari semula sebesar Rp 1.000,- menjadi Rp 100,- per lembar saham; danb. meningkatkan Modal Dasar Perusahaan dari semula Rp50.000.000.000 menjadi sebesar Rp360.000.000.000 dan

meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 12.500.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dengan perincian sebagai berikut :1) sebesar Rp 12.500.000.000 merupakan setoran modal lama;2) sebesar Rp 15.500.000.000 berasal dari kapitalisasi hutang pemegang saham, PT Lorena, yang dikonversi menjadi

155.500.000 saham berdasarkan Surat Pengakuan Hutang yang dibuat di bawah tangan tertanggal 23 Desember 2010; dan

3) sebesar Rp 72.000.000.000 yang berasal dari setoran tunai PT Lorena.

24. SALDO LABA TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA

Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan, Entitas diwajibkan mengalokasikan sejumlah tertentu dari laba bersih setiap tahunnya ke dana cadangan hingga cadangan tersebut mencapai 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Undang-undang tersebut tidak menetapkan jumlah minimum yang wajib dicadangkan setiap tahun. Cadangan ini dapat digunakan untuk menutup kerugian pada masa yang akan datang yang tidak dapat ditutup dengan saldo laba.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Entitas tanggal 25 Oktober 2010 (risalah dituangkan dalam akta notaris N.M.Dipo Nusantara Pua Upa, SH., tanggal 25 Oktober 2010), para pemegang saham menyetujui untuk mengalokasikan Rp 2.500.000.000 dari laba bersih Entitas tahun 2009 sebagai cadangan. Saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010 adalah sebesar Rp 14.225.630.892.

25. PENDAPATAN USAHA

2013 2012 2012 2011 2010

Bus AKAP 95.992.206.813 104.154.913.180 134.695.891.156 132.607.999.548 129.677.583.000 Jasa Operator TransJakarta

Busway 24.658.364.000 29.433.449.000 36.828.708.000 46.818.916.000 45.493.420.000 Jasa Operator Feeder - 414.807.000 485.166.000 132.273.000 -

Jumlah 120.650.570.813 134.003.169.180 172.009.765.156 179.559.188.548 175.171.003.000

30 September 31 Desember

Pendapatan jasa operator TransJakarta Busway dari BLU TransJakarta Busway adalah satu-satunya pendapatan dari satu pelanggan yang melebihi 10 % dari pendapatan usaha untuk periode/tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Page 313: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

293

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. BEBAN PENDAPATAN LANGSUNG

2013 2012 2012 2011 2010

Bahan bakar 24.621.642.701 30.543.668.563 41.264.432.264 42.386.108.761 41.032.888.225 Suku cadang dan

perlengkapan 17.251.555.216 21.772.689.921 24.504.092.048 24.356.210.974 23.142.701.354 Penyusutan armada 14.735.524.909 17.616.557.018 23.966.885.845 21.960.459.027 22.809.641.941 Gaji, upah dan tunjangan

lainnya awak armada 11.619.011.391 15.185.845.735 17.152.628.590 16.983.936.554 16.279.205.338 Penyeberangan/terminal/tol 7.365.329.758 8.228.805.591 10.946.908.912 10.666.783.371 9.471.500.948 Pelayanan penumpang 3.965.277.887 3.527.612.642 4.166.547.104 4.444.278.741 4.682.003.670 Perbaikan dan pemeliharaan 1.031.853.528 1.539.200.855 2.133.071.695 2.102.491.415 1.548.568.933 Asuransi armada 569.315.482 445.268.618 517.997.363 693.885.917 914.178.900 Sewa operasi bus 401.957.332 223.000.000 511.060.000 359.906.000 416.067.424 Kir/pengurusan perizinan

armada 363.367.800 406.759.900 536.484.300 567.014.500 190.783.200 Lain-lain 240.835.734 117.979.236 144.669.396 297.616.286 176.078.577

Jumlah 82.165.671.738 99.607.388.079 125.844.777.517 124.818.691.546 120.663.618.510

30 September 31 Desember

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2013 2012 2012 2011 2010

Gaji, upah dan tunjanganlainnya 14.869.817.525 14.092.655.005 17.870.919.986 16.696.047.400 15.905.428.872

Sewa kantor dan asuransi 2.817.626.462 2.448.406.456 3.629.813.798 1.792.826.095 1.781.098.272 Jasa profesional dan

pelatihan 1.829.479.177 1.941.558.585 3.071.836.134 3.375.596.779 2.592.395.412 Penyusutan 1.816.811.395 1.888.103.978 2.453.012.043 2.109.142.004 1.425.595.254 Telepon, listrik, air 1.535.936.127 1.258.082.858 1.632.636.217 1.698.187.093 1.600.947.205 Pemeliharaan dan perbaikan 1.195.807.398 1.139.708.417 1.336.704.172 1.448.845.586 1.934.623.785 Imbalan kerja karyawan 995.540.770 775.685.085 907.849.916 876.243.409 824.659.140 Percetakan, ATK dan

fotokopi 738.368.320 481.231.045 674.197.143 776.941.410 473.477.467 Perjalanan dinas dan

transportasi 754.223.948 757.408.824 1.043.015.463 979.928.617 2.214.402.384 Pajak dan perizinan 617.234.755 252.009.591 386.907.847 647.569.325 919.599.215 Perlengkapan kantor 327.293.791 161.642.227 367.608.273 256.307.433 328.290.451 Beban bank 189.447.286 246.005.774 450.934.103 167.079.265 227.924.740 Iklan dan promosi 113.022.750 103.746.440 127.921.440 334.781.370 154.242.756 Sumbangan 95.547.500 23.291.425 36.020.425 51.521.750 69.201.750 Lain-lain 1.071.421.358 148.378.651 228.656.498 589.864.917 302.570.000

Jumlah 28.967.578.562 25.717.914.361 34.218.033.458 31.800.882.453 30.754.456.703

30 September 31 Desember

Page 314: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

294

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. PENDAPATAN LAIN-LAIN – BERSIH

2013 2012 2012 2011 2010

Fee jasa penitipan paket 1.232.140.742 776.414.010 1.024.415.450 755.200.308 825.713.094 Hasil penjualan scrap 405.130.850 429.844.415 981.656.019 496.149.913 501.830.751 Klaim crew 47.570.041 265.183.599 336.501.533 175.249.503 77.941.285 Klaim BLU Transjakarta - 4.003.263.461 4.003.263.461 - -Sewa bus - - - 862.270.000 Lain-lain (159.733) 136.939.008 193.206.694 35.270.237 48.769.117

Jumlah 1.684.681.900 5.611.644.493 6.539.043.157 1.461.869.961 2.316.524.247

30 September 31 Desember

29. PAJAK PENGHASILAN

Pajak Kini

Beban pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

2013 2012 2012 2011 2010

Pajak kini 2.611.925.000 314.718.250 615.951.000 601.158.250 655.059.500 Pajak tangguhan (1.429.950.827) 2.919.307.055 2.732.028.988 4.191.425.221 3.570.012.717

Jumlah 1.181.974.173 3.234.025.305 3.347.979.988 4.792.583.471 4.225.072.217

30 September 31 Desember

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

2013 2012 2012 2011 2010

Laba sebelum pajakmenurut laporan laba rugikomprehensif 8.190.439.177 7.931.639.855 10.524.059.048 11.548.387.990 14.090.130.158

Perbedaan temporerPenyusutan 3.767.024.444 (12.452.913.306) (12.340.077.491) (17.313.746.290) (15.021.554.576)Laba penjualan aset tetap 567.405.209 - 570.190.625 - - Imbalan kerja 995.540.770 775.685.085 907.849.916 876.243.409 824.659.140 Realisasi imbalan kerja (19.217.500) - (66.079.000) (328.198.000) (83.155.433)

Sub jumlah 5.310.752.923 (11.677.228.221) (10.928.115.950) (16.765.700.881) (14.280.050.869)

Perbedaan tetapPenghasilan yang

dikenakan pajak final (14.280.708) (35.869.984) (53.545.963) (9.998.421) (96.568.240)Kenaikan (penurunan) (3.169.644.261) - - 3.169.644.261 -

nilai revaluasi Beban yang tidak

dapat diperhitungkanmenurut fiskal 130.432.750 5.040.332.123 2.921.406.865 4.462.300.316 2.906.727.484

Sub jumlah (3.053.492.219) 5.004.462.139 2.867.860.902 7.621.946.156 2.810.159.244

Laba fiskal 10.447.699.881 1.258.873.773 2.463.804.000 2.404.633.265 2.620.238.533

Taksiran pajak penghasilan 2.611.925.000 314.718.250 615.951.000 601.158.250 655.059.500

Kredit pajakPPh Pasal 25 (150.289.563) (158.253.312) (614.431.167) (575.477.826) (398.498.421)

Utang PPh Pasal 29 2.461.635.437 156.464.938 1.519.833 25.680.424 256.561.079

30 September 31 Desember

Laba kena pajak hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan.

Page 315: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

295

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29. PAJAK PENGHASILAN – Lanjutan

Pajak Tangguhan

Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

(Dibebankan)/ Pendapatan dikreditkan ke komprehensif

31 Desember 2012 laporan laba rugi lainnya 30 September 2013

Aset pajak tangguhan:Imbalan kerja 789.467.330 346.343.414 - 1.135.810.744

Liabilitas pajak tangguhanAset tetap (15.532.966.144) 1.083.607.413 - (14.449.358.731)Revaluasi aset tetap - - (1.077.838.091) (1.077.838.091)

Liabilitas pajak tangguhan - bersih (14.743.498.814) 1.429.950.827 (1.077.838.091) (14.391.386.078)

(Dibebankan)/dikreditkan ke

31 Desember 2011 laporan laba rugi 31 Desember 2012

Aset pajak tangguhan:Imbalan kerja 579.024.601 210.442.729 789.467.330

Liabilitas pajak tangguhanAset tetap (12.590.494.427) (2.942.471.717) (15.532.966.144)

Liabilitas pajak tangguhan - bersih (12.011.469.826) (2.732.028.988) (14.743.498.814)

(Dibebankan)/dikreditkan ke

31 Desember 2010 laporan laba rugi 31 Desember 2011

Aset pajak tangguhan:Imbalan kerja 442.013.249 137.011.352 579.024.601

Liabilitas pajak tangguhanAset tetap (8.262.057.854) (4.328.436.573) (12.590.494.427)

Liabilitas pajak tangguhan - bersih (7.820.044.605) (4.191.425.221) (12.011.469.826)

(Dibebankan)/dikreditkan ke

31 Desember 2009 laporan laba rugi 31 Desember 2010

Aset pajak tangguhan:Imbalan kerja 256.637.322 185.375.927 442.013.249

Liabilitas pajak tangguhanAset tetap (4.506.669.210) (3.755.388.644) (8.262.057.854)

Liabilitas pajak tangguhan - bersih (4.250.031.888) (3.570.012.717) (7.820.044.605)

Page 316: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

296

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. LABA PER SAHAM DASAR

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi jumlah laba bersih komprehensif dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang berkahir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

2013 2012 2012 2011 2010

Jumlah laba bersih periode/tahun berjalan 7.008.465.004 4.697.614.550 7.176.079.060 6.755.804.519 9.865.057.941

Rata-rata tertimbang jumlahsaham yang beredar 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 125.000.000

Jumlah 7,01 4,70 7,18 6,76 78,92

31 Desember30 September

31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usahanya, Entitas melakukan transaksi dengan pihak berelasi yang meliputi transaksi-transaksi penyewaan bus, pembelian dan transaksi keuangan lainnya. Semua transaksi material dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan pada laporan keuangan.

a. Sifat dan hubungan berelasi

Pihak berelasi Sifat Hubungan Sifat Transaksi

PT Lorena Pemilik Pinjaman dana untuk kegiatan operasional dan biaya-biaya Lorena yang ditagihkan ke PT Lorena

Tn Gusti Terkelin Soerbakti Pemegang saham Sewa tanah dan bangunanPT Eka Sari Lorena Manajemen kunci yang sama Pendapatan jasa penitipan barangPT Putrajaya Damai Sejahtera Manajemen kunci yang sama Pembelian barangPT Ryanta Mitra Karina Manajemen kunci yang sama Sewa bus

b. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

1) PendapatanTidak terdapat pendapatan usaha selama periode/tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012,31 Desember 2012, 2011 dan 2010 yang diperoleh dari pihak berelasi.

2) Pembelian Barang dan JasaRincian pembelian barang dan jasa dari pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

31 Desember30 September 2013 2012 2011 2010

PT Putrajaya Damai Sejahtera - 6.941.544.784 7.300.254.209 6.870.372.309Gusti Terkelin Soerbakti 1.373.647.500 1.500.000.000 311.426.734 347.422.877

Jumlah 1.373.647.500 8.441.544.784 7.611.680.943 7.217.795.186

Persentase terhadap beban pendapatan langsung dan beban usaha 1,06% 6,58% 4,89% 4,77%

Pembelian jasa dari PT Putrajaya Damai Sejahtera berupa jasa perawatan dan pemeliharaan bus operasi TransJakarta Busway. Pada tahun 2013 perawatan dan pemeliharaan bus operasi TransJakarta Busway dilakukan oleh Entitas sendiri.

Pembelian jasa dari Gusti Terkelin Soerbakti berupa sewa bangunan dan ruko yang digunakan sebagai kantor Entitas.

3) Entitas memperoleh pendapatan jasa penitipan paket dari PT Eka Sari Lorena sebesar Rp 1.232.140.742, Rp 803.269.021, Rp 1.024.415.450, Rp 755.200.308 dan Rp 825.713.094 untuk periode/tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, disajikan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain. (Catatan 33b)

Page 317: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

297

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI - Lanjutan

c. Saldo dengan pihak-pihak berelasi

1) Piutang Lain-Lain

30 September 2013 2012 2011 2010

PT Lorena 24.205.204.011 9.956.920.885 17.140.534.483 7.550.089.002 PT Eka Sari Lorena 1.232.140.742 - - -

Jumlah 25.437.344.753 9.956.920.885 17.140.534.483 7.550.089.002

Persentase terhadap jumlah aset 10,29% 4,37% 7,18% 3,26%

31 Desember

Piutang kepada PT Lorena timbul dari pinjaman dana untuk kegiatan operasional dan biaya-biaya grup Lorena yang ditagihkan ke PT Lorena. Sampai dengan tanggal 30 September 2013, atas piutang pihak berelasi tersebut tidak dikenakan bunga dan tidak ada jatuh tempo.

2) Utang Usaha

30 September 2013 2012 2011 2010

PT Putra Damai Sejahtera - - 1.177.245.901 555.617.467 Gusti Terkelin Soerbakti - - - 2.121.651.652

Jumlah - - 1.177.245.901 2.677.269.119

Persentase terhadap jumlahliabilitas 0,00% 0,00% 1,09% 2,49%

31 Desember

d. Perjanjian-perjanjian dengan pihak-pihak berelasi

1) Pada tanggal 3 Januari 2011, Entitas menandatangani Perjanjian Pembagian Biaya Atas Penggunaan Fasilitas Bersama dengan PT Eka Sari Lorena. Berdasarkan perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat untuk menanggung bersama biaya sewa gedung/ruangan kantor, biaya telepon, biaya listrik dan biaya air sesuai dengan persentase yang telah disepakati bersama.

2) Pada tanggal 5 Januari 2009, Entitas dan PT Eka Sari Lorena (“ESL”) menandatangani Perjanjian Kerjasama Penitipan Paket yang dibuat dibawah tangan dimana selama jangka waktu perjanjian sejak 5 Januari 2009 sampai 4 Januari 2014, ESL dapat menggunakan armada bus milik Entitas sebagai penunjang kegiatan usaha yang dijalankan ESL untuk mengirimkan paket pada trayek bus milik Entitas di wilayah Indonesia dan waktu pengiriman sesuai jam operasional bus. Selama jangka waktu kerjasama, ESL wajib membayar 2,25% (dua koma dua puluh lima persen) dari omzet penjualannnya kepada Entitas.

Selama jangka waktu kerjasama, ESL membayar insentif awak bus sebesar Rp 125 (seratus dua puluh lima rupiah) per kilogram paket yang diangkut oleh bus. ESL dengan ini menyatakan selama jangka waktu kerjasama, tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan kepentingan Entitas selaku pemilik bus yang sah, termasuk namun tidak terbatas pada mengirimkan paket yang berisi barang yang dilarang oleh peraturan yang berlaku.

Entitas mendapat penghasilan atas transaksi diatas masing-masing sebesar Rp 1.232.140.742, Rp 1.024.415.450 Rp 755.200.308 dan Rp 825.713.094 disajikan sebagai bagian dari penghasilan lain-lain (Catatan 28).

3) Berdasarkan Perjanjian Perawatan dan Perbaikan Armada Bus antara Entitas dengan PT Putrajaya Damai Sejahtera (PDS) yang ditandatangani pada tanggal 1 Desember 2008, PDS akan melaksanakan perawatan dan perbaikan 47 unit bus busway milik Entitas untuk jangka waktu selama 7 tahun terhitung sejak 30 Nopember 2008 sampai dengan 29 Nopember 2015.

Page 318: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

298

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI – Lanjutan

d. Perjanjian-perjanjian dengan pihak-pihak berelasi - Lanjutan

4) Pada tanggal 15 Agustus 2004, Entitas dan PT Eka Sari Lorena Menandatangani Perjanjian Pinjam Pakai Merek “Lorena” dimana selama jangka waktu perjanjian sejak 15 Agustus 2004 sampai dengan 9 Pebruari 2014 merek tersebut hanya akan digunakan oleh Entitas pada seluruh armada bus yang dimiliki dan/atau dioperasikan oleh Entitas. Atas peminjam-pakaian merek ini, Entitas tidak dikenakan biaya apapun (Catatan 34).

PT Eka Sari Lorena adalah pemegang merek “Lorena” berdasarkan sertifikan Merek No. IDM000013992 tanggal 9 Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berlaku selama 10 tahun sejaktanggal 9 Pebruari 2005.

Pada tanggal 9 Juli 2012, Entitas dan PT Eka Sari Lorena menandatangani Perjanjian Lisensi Merek “Lorena” Nomor 001/ESLT/VII/2012 yang merupakan perubahan atas Perjanjian Pinjam Pakai sebelumnya yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2004. Entitas selaku pengguna merek mendapatkan lisensi eksklusif dari pemilik merek selama jangka waktu perjanjian dan diperpanjang secara otomatis selama 5 (lima) tahun sejak tanggal berakhirnya jangka waktu perjanjian sebelumnya. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2013. Atas lisensi eksklusif merek ini, Entitas dikenakan biaya royalty sebesar 3% (tiga persen) dari omzet/pendapatan kotor yang dibayarkan paling lambat pada bulan april tahun berikutnya.

Berdasarkan perjanjian No. 002/ESLT/VIII/2013 tanggal 1 Juli 2013 mengenai Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek Lorena, Entitas selaku pengguna merek Lorena mempunyai hak untuk membeli merek tersebut sesuai dengan ketentuan dalam pasal di perjanjian ini dan pengenaan biaya royalti sebesar 3% (tiga persen) dari omzet/pendapatan kotor yang semula berlaku 1 Januari 2013 menjadi tanggal 1 Januari 2014.

32. SEGMEN OPERASI

Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Pelaporan Segmen”, Segmen operasi berikut ini dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan alokasi sumber daya serta mengambil keputusan strategis.

Untuk tinjauan pelaporan manajemen, sampai dengan tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 Entitas mengelompokan menjadi dua segmen usaha, sedangkan sejak tahun yang berakhir 31 Desember 2011 Entitas mengelompokan menjadi tiga segmen usaha sebagai berikut:

Bus AKAP Bus TransJakarta Bus Feeder Jumlah

Pendapatan segmen 95.992.206.813 24.658.364.000 - 120.650.570.813

Hasil segmen 33.433.144.881 5.676.265.551 (624.511.357) 38.484.899.075 Beban umum dan administrasi - - - 28.967.578.562

Laba (rugi) usaha 33.433.144.881 5.676.265.551 (624.511.357) 9.517.320.513 Pendapatan (beban) lain-lain - bersih - - - (1.326.881.336)

Laba (rugi) sebelum pajak 33.433.144.881 5.676.265.551 (624.511.357) 8.190.439.177

Segmen Aset dan LiabilitasAset segmen 44.680.688.296 46.960.741.801 5.821.928.539 97.463.358.636 Aset segmen yang tidak dapat dialokasi - - - 149.699.299.297

Jumlah aset 44.680.688.296 46.960.741.801 5.821.928.539 247.162.657.933

Liabilitas segmen 16.327.870.997 13.987.200.000 3.025.907.488 33.340.978.485 Laibilitas segmen yang tidak dapat dialokasi - - - 65.557.127.760

Jumlah laibilitas 16.327.870.997 13.987.200.000 3.025.907.488 98.898.106.245

30 September 2013

Page 319: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

299

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. SEGMEN OPERASI - Lanjutan

Bus AKAP Bus TransJakarta Bus Feeder Jumlah

Pendapatan segmen 134.695.891.156 36.828.708.000 485.166.000 172.009.765.156

Hasil segmen 40.703.613.454 7.010.968.408 (1.549.594.223) 46.164.987.639 Beban umum dan administrasi - - - 34.218.033.458

Laba (rugi) usaha 40.703.613.454 7.010.968.408 (1.549.594.223) 11.946.954.181 Pendapatan (beban) lain-lain - bersih - - - (1.422.895.133)

Laba sebelum pajak 40.703.613.454 7.010.968.408 (1.549.594.223) 10.524.059.048

Segmen Aset dan LiabilitasAset segmen 54.215.500.000 41.400.300.000 5.046.560.000 100.662.360.000 Aset segmen yang tidak dapat dialokasi - - - 127.279.451.240

Jumlah aset 54.215.500.000 41.400.300.000 5.046.560.000 227.941.811.240

Liabilitas segmen 12.258.518.405 16.487.200.000 8.129.195.121 36.874.913.526 Laibilitas segmen yang tidak dapat dialokasi - - - 53.044.325.302

Jumlah laibilitas 12.258.518.405 16.487.200.000 8.129.195.121 89.919.238.828

Bus AKAP Bus TransJakarta Bus Feeder Jumlah

Pendapatan segmen 132.607.999.548 46.818.916.000 132.273.000 179.559.188.548

Hasil segmen 44.676.806.901 10.542.643.381 (478.953.280) 54.740.497.002 Beban umum dan administrasi - - - 31.800.882.453

Laba (rugi) usaha 44.676.806.901 10.542.643.381 (478.953.280) 22.939.614.549 Pendapatan (beban) lain-lain - bersih - - - (11.391.226.559)

Laba (rugi) sebelum pajak 44.676.806.901 10.542.643.381 (478.953.280) 11.548.387.990

Segmen Aset dan LiabilitasAset segmen 53.114.600.000 50.057.000.000 6.102.000.000 109.273.600.000 Aset segmen yang tidak dapat dialokasi - - - 129.387.628.820

Jumlah aset 53.114.600.000 50.057.000.000 6.102.000.000 238.661.228.820

Liabilitas segmen 9.429.090.158 38.487.200.000 10.482.492.052 58.398.782.210 Laibilitas segmen yang tidak dapat dialokasi - - - 49.415.953.258

Jumlah laibilitas 9.429.090.158 38.487.200.000 10.482.492.052 107.814.735.468

31 Desember 2011

31 Desember 2012

Page 320: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

300

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. SEGMEN OPERASI – Lanjutan

Bus AKAP Bus TransJakarta Jumlah

Pendapatan segmen 129.677.583.000 45.493.420.000 175.171.003.000

Hasil segmen 41.563.396.819 12.943.987.671 54.507.384.490 Beban umum dan administrasi - - 30.754.456.703

Laba (rugi) usaha 41.563.396.819 12.943.987.671 23.752.927.787 Pendapatan (beban) lain-lain - bersih - - (9.662.797.629)

Laba (rugi) sebelum pajak 41.563.396.819 12.943.987.671 14.090.130.158

Segmen Aset dan LiabilitasAset segmen 39.926.350.244 77.704.245.256 117.630.595.500 Aset segmen yang tidak dapat dialokasi - - 114.185.020.618

Jumlah aset 39.926.350.244 77.704.245.256 231.815.616.118

Liabilitas segmen 38.402.822.820 56.487.200.000 94.890.022.820 Laibilitas segmen yang tidak dapat dialokasi - - 12.834.904.465

Jumlah laibilitas 38.402.822.820 56.487.200.000 107.724.927.285

31 Desember 2010

33. PERJANJIAN SIGNIFIKAN

a. Pada tanggal 16 Januari 2008, Entitas menandatangani Perjanjian Kerjasama Untuk Operasi TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7 dengan Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway. Berdasarkan perjanjian ini, Entitas sebagai operator bus wajib menyediakan 13 unit bus busway gandeng (articulated bus) untuk Koridor 5 (Kampung Melayu-Ancol) dan 34 unit bus busway (single bus) untuk Koridor 7 (Kampung Rambutan-Kampung Melayu). Perjanjian ini berlaku untuk 7 tahun sejak tanggal 16 Januari 2008 sampai dengan 16 Januari 2015 dan apabila pada tanggal berakhirnya perjanjian, jumlah kilometer belum mencapai Target Kilometer Tempuh, maka jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai jumlah kilometer mencapai Target Kilometer Tempuh (90.000 km per bus per tahun).

Imbalan jasa sebagai operator bus dihitung berdasarkan Kilometer Tempuh bus dikalikan Rupiah per Kilometer.

b. Pada tanggal 24 Juni 2011, Entitas menandatangani Perjanjian Kerjasama Pekerjaan Operator Feeder Busway Rute 1, Rute 2 dan Rute 3 dengan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta (Kadishub). Berdasarkan perjanjian ini, Kadishub memberikan izin trayek angkutan Feeder Busway Rute 1 (Sentra Primer Barat - Daan Mogot), Rute 2 (Tanah Abang - Balai Kota) dan Rute 3 (SCBD - Senayan) kepada Entitas. Entitas sebagai Operator Feeder Busway Rute 1, Rute 2 dan Rute 3 sebanyak 15 unit dan mengoperasikan angkutan Feeder Busway tersebut paling lambat tanggal 22 September 2011 dan berlaku selama 7 tahun.

Dikarenakan hasil segmen usaha feeder terus merugi, Entitas memutuskan untuk menghentikan sementara operasi feeder terhitung mulai tanggal 14 Desember 2012. Entitas telah berupaya mengadakan pembicaraan dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan analisis bersama terhadap permasalahan kurangnya antusiasme masyarakat menggunakan Feeder Transjakarta, namun belum membuahkan hasil. Entitas belum memutuskan alternatif pengoperasian yang akan dipilih untuk armada Segmen Feeder milik Entitas.

Page 321: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

301

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Pada dan Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Pada dan Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34. IKATAN DAN KONTIJENSI

a. Pada tanggal 6 Juli 2011, Minola Sebayang & Partners, Advocate & Legal Consultant yang bertindak untuk dan atas nama Entitas selaku pemohon menerbitkan surat yang ditujukan kepada Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) mengenai permohonan arbitrase terhadap BLU TransJakarta Busway sebagai termohon, sehubungan dengan adanya masalah wanprestasi yang terkait dengan kerjasama Entitas dengan BLU TransJakarta Busway pada Perjanjian Kerjasama Untuk Operasional TransJakarta Busway Koridor 5 dan 7.

Pada tanggal 22 Maret 2012, Majelis Arbitrase BANI telah memeriksa dan memutus perkara tersebut dalam tingkat pertama dan terakhir dengan pokok putusan sebagai berikut:

1) Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian;2) Menetapkan tanggal awal beroperasinya bus-bus milik Entitas dalam TransJakarta Busway untuk single bus Koridor 7

adalah tanggal 10 Oktober 2008 dan articulated bus di Koridor 5 adalah tanggal 1 Januari 2009;3) Menetapkan selisih kilometer tempuh (tidak tercapainya target kilometer tempuh) bus-bus milik Pemohon dalam

TransJakarta Busway sampai dengan Pebruari 2011 yang diakibatkan oleh terlambat beroperasinya 100% (seratus persen) bus-bus milik Pemohon dan tidak tercapainya target kilometer tempuh sesuai perjanjian sebesar 1.636.377 km, dengan rincian sebagai berikut:

4) Untuk single bus di Koridor 7 sebesar 1.066.863 km;5) Untuk articulated bus di Koridor 5 sebesar 569.514 km.6) Menetapkan nominal selisih kilometer tempuh sebesar 1.636.377 km tersebut akan dikompensasikan dengan

perpanjangan waktu perjanjian sepanjang tidak berkurang dalam pengoperasian bus sampai akhir perjanjian;7) Mewajibkan Termohon untuk membayar kepada Pemohon atas selisih kilometer kosong (empty kilometer) di Koridor

8 akibat dioperasikannya juga single bus Pemohon sejak Pebruari 2009 sampai dengan Pebruari 2011 sebesar Rp 3.543.793.461;

8) Menolak permohonan Pemohon untuk selebihnya;9) Menghukum Pemohon dan Termohon untuk membayar biaya administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter atau

sebesar Rp 459.470.000;10) Menyatakan putusan arbitrase ini adalah Putusan dalam tingkat pertama dan terakhir dan mengikat kedua belah pihak;11) Mewajibkan Termohon untuk melaksanakan Putusan ini selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah

Putusan Aribitrase ini dibacakan.

Atas keputusan tersebut, Entitas menerima uang sebesar Rp 4.003.263.461 yang disajikan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain.

35. IKATAN SEWA OPERASI

Sewa operasi berhubungan dengan loket di terminal, depo bus, kantor agen dan kantor perwakilan dengan masa sewa antara 1-5tahun dengan opsi perpanjangan sesuai ketentuan yang akan disetujui oleh kedua belah pihak. Untuk sewa tanah, Entitas membayar sewa atas tanah yang digunakan dengan angsuran tetap yang telah disepakati di awal perjanjian. Beberapa perjanjian yang berkaitan dengan loket di terminal, kantor agen dan kantor perwakilan, mengikat dengan tingkat harga sewa tetap yang meningkat dari tahun ke tahun selama periode sewa tersebut.

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Pengelolaan Modal

Kebijakan pengelolaan modal Entitas adalah untuk memastikan bahwa rasio modal selalu dalam keadaan kondisi sehat agar dapat mendukung kinerja usaha dan memaksimalkan nilai dari pemegang saham. Entitas mengelola struktur modalnya dan membuat penyesuaian-penyesuaian sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik dari risiko usahanya.

Entitas secara hati-hati (prudent) melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profitpengembalian risiko (risk return) yang optimal dalam rangka memenuhi ekspektasi pemegang kepentingan (stakeholder). Tidak ada perubahan dalam tujuan, kebijakan dan proses dan sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Manajemen memantau modal dengan menggunakan beberapa ukuran leverage keuangan seperti rasio utang jangka panjangterhadap ekuitas maksimum sebesar 0,5x dan rasio utang jangka panjang terhadap aset sebesar 0,25x.

Page 322: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

302

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN - Lanjutan

Pengelolaan Modal - Lanjutan

Pada tanggal 30 September 2013, akun-akun Entitas yang membentuk rasio utang panjang terhadap ekuitas adalah sebagai berikut:

Utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 20.903.478.657 Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun 12.437.499.828

Jumlah Utang 33.340.978.485

Jumlah ekuitas 148.264.551.688

Rasio Utang Terhadap Ekuitas 22%

Manajemen Risiko Keuangan

Entitas dipengaruh oleh berbagai risiko keuangan, termasuk risiko kredit, risiko mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Entitas adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola tingkat bunga, kredit dan risiko. Entitas beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi. Manajemen meriviu dan menyetujui kebijakan untuk mengendalikan setiap risiko ini, yang diringkas dibawah ini, dan juga memantau risiko harga pasar dari semua instrumen keuangan.

a. Manajemen Risiko Mata Uang Asing

Entitas tidak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing dikarenakan tidak ada transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing.

b. Manajemen Risiko Tingkat Bunga

Risiko tingkat bunga adalah risiko dimana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga di pasar. Pinjaman yang diperoleh dengan tingkat bunga mengambang menimbulkan risiko suku bunga atas arus kas.

Entitas juga terekspos terhadap dampak perubahan tingkat bunga karena mereka memiliki pendanaan dari pinjaman yang memiliki tingkat bunga mengambang dan tetap. Pinjaman Entitas yang terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 19.

Entitas melakukan penelaahan berkala atas dampak perubahan suku bunga dan senantiasa menjaga komposisi pendanaan dengan sesuai kebutuhan untuk mengelola risiko suku bunga. Berdasarkan analisis tersebut, Entitas menghitung dampak terhadap laba rugi komprehensif dari pergeseran tingkat bunga yang ditetapkan.

Analisis Sensitivitas Untuk Risiko Tingkat Suku Bunga

Pada tanggal 30 September 2013, jika tingkat suku bunga pinjaman meningkat/menurun sebesar 100 basis poin dengan semua variable konstan, laba sebelum manfaat (beban) pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut lebih rendah/tinggi sebesar Rp 444.786.872, terutama sebagai akibat kenaikan/penurunan biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang.

c. Manajemen Risiko Kredit

Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi likuiditas kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Entitas.

Risiko kredit Entitas terutama melekat pada rekening bank, pinjaman piutang kepada pihak-pihak berelasi dan piutang usaha. Risiko kredit pada saldo bank berisiko kecil karena ditempatkan pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak-pihak berelasi.

Eksposur Entitas dan counterparties secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparty yang direviu dan disetujui oleh komite manajemen risiko secara tahunan.

Page 323: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

303

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN - Lanjutan

c. Manajemen Risiko Kredit - Lanjutan

Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eskposur Entitas terhadap risiko kredit.

Eksposur Entitas terhadap risiko kredit timbul dari wanprestasi pihak lain, dengan eksposur maksimum setara dengan nilai tercatat dari instrumen berikut ini:

30 September 2013 2012 2011 2010

Kas dan setara kas 550.248.341 1.683.834.257 2.095.950.263 774.024.783 Piutang usaha 3.186.433.297 3.362.761.093 5.068.996.247 4.821.406.232 Piutang pihak berelasi 25.437.344.753 9.956.920.885 17.140.534.483 7.550.089.002

Jumlah 29.174.026.391 15.003.516.235 24.305.480.993 13.145.520.017

31 Desember

d. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Entitas tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati (prudent) termasuk mengatur kas dan kas yang cukup untuk menunjang aktivitas usaha secara tepat waktu.

Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor pinjaman dan sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga serta memastikan tersedianya pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang mengikat, dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. Entitas mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan yang mengikat dari pemberi pinjaman yang andal.

Tabel dibawah menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Entitas dalam rentang waktu yang menunjukkan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan non-derivatif dan derivatif dimana jatuh tempo kontraktual sangat penting untuk pemahaman terhadap arus kas. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto (termasuk pembayaran pokok dan bunga).

Jumlah tercatatArus kas

kontraktualKurang dari 1

tahunAntara 1 dan 2

tahunLebih dari 2

tahun

Utang usaha dan utang lain-lain 12.993.393.730 12.993.393.730 - - - Biaya yang masih harus dibayar 2.279.786.090 2.279.786.090 - - - Utang bank 59.304.916.242 59.304.916.242 46.867.416.414 6.934.352.671 5.503.147.157

Jumlah 74.578.096.062 74.578.096.062 46.867.416.414 6.934.352.671 5.503.147.157

37. INSTRUMEN KEUANGAN

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan bukan merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi.

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik dalam jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.

Page 324: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

304

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37. INSTRUMEN KEUANGAN – Lanjutan

Pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Entitas tidak memiliki aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Entitas yang dicatat di laporan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Nilai Tercatat Nilai Wajar30 September 2013

Aset keuangan

Kas dan setara kas 550.248.341 550.248.341 Piutang usaha 3.186.433.297 3.186.433.297 Piutang lain-lain 1.375.991.594 1.375.991.594 Piutang pihak berelasi 25.437.344.753 25.437.344.753

Jumlah 30.550.017.985 30.550.017.985

Liabilitas keuangan

Utang bank 59.304.916.242 59.304.916.242 Utang usaha 12.256.298.928 12.256.298.928 Utang lain-lain 737.094.802 737.094.802 Biaya yang masih harus dibayar 2.279.786.090 2.279.786.090

Jumlah 74.578.096.062 74.578.096.062

31 Desember 2012

Aset keuangan

Kas dan setara kas 1.683.834.257 1.683.834.257 Piutang usaha 3.362.761.093 3.362.761.093 Piutang lain-lain 167.765.124 167.765.124 Piutang pihak berelasi 9.956.920.885 9.956.920.885

Jumlah 15.171.281.359 15.171.281.359

Liabilitas keuangan

Utang bank 57.080.394.236 57.080.394.236 Utang usaha 6.732.231.029 6.732.231.029 Utang lain-lain 457.778.476 457.778.476 Biaya yang masih harus dibayar 3.667.904.360 3.667.904.360

Jumlah 67.938.308.101 67.938.308.101

Page 325: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

305

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37. INSTRUMEN KEUANGAN – Lanjutan

Nilai Tercatat Nilai Wajar

31 Desember 2011

Aset keuangan

Kas dan setara kas 2.095.950.263 2.095.950.263 Piutang usaha 5.068.996.247 5.068.996.247 Piutang lain-lain 103.944.331 103.944.331 Piutang pihak berelasi 17.140.534.483 17.140.534.483

Jumlah 24.409.425.324 24.409.425.324

Liabilitas keuangan

Utang bank 73.450.008.111 73.450.008.111 Utang usaha 11.649.503.835 11.649.503.835 Utang lain-lain 603.134.563 603.134.563 Biaya yang masih harus dibayar 3.688.306.947 3.688.306.947

Jumlah 89.390.953.456 89.390.953.456

31 Desember 2010

Aset keuangan

Kas dan setara kas 774.024.783 774.024.783 Piutang usaha 4.821.406.232 4.821.406.232 Piutang lain-lain 55.775.465 55.775.465 Piutang pihak berelasi 7.550.089.002 7.550.089.002

Jumlah 13.201.295.482 13.201.295.482

Liabilitas keuangan

Utang bank 80.460.518.238 80.460.518.238 Utang usaha 10.862.755.821 10.862.755.821 Utang lain-lain 348.520.106 348.520.106 Utang sewa pembiayaaan 286.741.657 286.741.657 Biaya yang masih harus dibayar 1.621.375.666 1.621.375.666

Jumlah 93.579.911.488 93.579.911.488

Page 326: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

306

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. TRANSAKSI NON KAS

Pada periode/tahun yang berakhir tanggal 30 September 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Entitas melakukan transaski investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas dan tidak termasuk dalam laporan kas sebagai berikut:

30 September 2013 2012 2011 2010

Penjualan aset tetap 165.000.000 - - -Reklasifikasi aset lain-lain - 3.741.465.000 - -Keuntungan (kerugian) akibat revaluasi aset tetap 7.480.996.624 - (3.169.644.261) -Tambahan modal disetor melalui konversi utang

pemegang saham - - - 15.500.000.000

Jumlah 7.645.996.624 3.741.465.000 (3.169.644.261) 15.500.000.000

31 Desember

Entitas melakukan penilaian kembali atas aset tetap kecuali inventaris kantor dan renovasi bangunan sewa pada tanggal 31 Desember 2011. Entitas membukukan kerugian atas penilaian aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 sebesarRp 3.169.644.261.

39. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

a. Berdasarkan Surat Pengakuaan Hutang tanggal 10 Pebruari 2014 antara PT Lorena dengan Entitas menyatakan bahwa PT Lorena telah berutang kepada Entitas. Pinjaman ini akan dilunasi paling lambat tanggal 30 September 2014. Atas pinjaman dikenakan bunga sebesar 12% yang dihitung sejak tanggal 1 Oktober 2014.

b. Berdasarkan perjanjian No. 003/ESLT/I/2014 tanggal 21 Januari 2014 mengenai Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Lisensi Merek Lorena antara Entitas selaku pengguna lisensi merek dengan PT Eka Sari Lorena selaku pemilik merek menyetujui hal-hal dibawah ini:1) Memperpanjang jangka waktu penggunaan lisensi merek dari yang semula berakhir pada tanggal 1 Januari 2014

menjadi berakhri pada tanggal 9 Februari 2015.2) Pemilik merek tidak membebankan royalti dalam bentuk apapun kepada pengguna merek.3) Entitas selaku pengguna merek memiliki hak untuk membeli Merek Terdaftar dengan harga yang ditentukan

berdasarkan kesepakatan bersama antara pemilik merek dan pengguna merek dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan pasar modal apabila pengguna merek berubah status menjadi perusahaan terbuka.

c. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penitipan Paket antara Entitas dengan PT Eka Sari Lorena tanggal 6 Januari 2014, Entitas telah memperpanjang penitipan paket hingga berkakhir pada tanggal 4 Januari 2019.

d. Berdasarkan Perjanjian Sewa-Menyewa Bus No. 26/MOU/PERSEROAN/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013, Entitas mengadakan perjanjian sewa-menyewa bus dengan PT Ryanta Mitra Karina dengan jangka waktu selama 2 tahun sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015. Harga sewa bus per bulan yaitu Rp 60.000.000.

e. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Entitas melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik yang mana akta tersebut telah mendapat Persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-00966.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0001832.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014. Berikut beberapa uraian Akta No.32/2013 antara lain:1) Merubah status Entitas, yang semula adalah Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;2) Merubah nilai nominal per saham yang semula Rp 100 menjadi Rp 500;3) Menegaskan kembali susunan anggota dewan komisaris dan direksi;4) Penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal (Go Public) sejumlah sebanyak-banyaknya 150.000.000

saham baru yang diambil dari portepel Perseroan, disertai dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 30.000.000 Waran Seri I;

5) Pelaksanaan Program ESA (Employee Stock Allocation) dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1% dari jumlah saham yang ditawarkan atau sebanyak-banyaknya 1.500.000 saham dan menerbitkan opsi saham untuk program MESOP (Management and Employee Stock Allocation Plan) sebanyak-banyaknya 3,33% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor seteleh penawaran umum perdana saham atau sebanyak-banyaknya 11.655.000 saham;

6) Mengubah seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan No. IX.J.I Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-179/BL/2008 tentang Pokok-Pokok Anggran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Page 327: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

307

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN - Lanjutan

f. Berdasarkan Akta No. 177, 178, 179, 180 dan 181 tanggal 29 Nopember 2013 dari notaris Ambiati, S.H., mengenai addendum perjanjian pengikatan jual beli No. 139, 140, 148, 149 dan 150 dengan perincian sebagai berikut:

No PPJB

Tanggal PPJB Lokasi Tanah/ Tanah dan Bangunan

Luas (m2) Jatuh tempo Harga Jual Beli Uang muka

177 29-11-2013 Tanah dan bangunan Ruko terletak di Jl. KH. Hasyim Ashari No. 15C, Jakarta

189 31-12-2014 9.958.700.000 5.000.000.000

178 29-11-2013 Tanah terletak di Cikokol, Tangerang, Banten

203 31-12-2014 1.862.000.000 750.000.000

179 29-11-2013 Tanah terletak di Pemecutan Kaja, Denpasar Barat, Bali

1.720 31-12-2014 6.020.000.000 3.010.000.000

180 29-11-2013 Tanah dan bangunan terletak di Simpang Baru dan Tengkereng Barat, Bukit Raya, Pekanbaru

4.374 31-12-2014 3.936.600.000 1.968.300.000

181 29-11-2013 Tanah di Sukarami, Palembang 2.056 31-12-2014 8.116.400.000 4.058.200.000

Jumlah 29.839.700.000 14.786.500.000

g. Berdasarkan Akta Notaris No. 18 mengenai Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan tanggal 6 Nopember 2013, Entitas memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Windu Kentjana International, Tbk sebesar Rp 6.100.000.000 yang digunakan untuk pembelian kendaraan baru berupa 3 unit bus Mercedes-Benz Type OH 1836 dan 2 unit bus Mercedes-Benz MB-OH 1526. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 13% per tahun dengan jangka waktu 42 bulan.

h. Entitas telah melunasi beberapa fasilitas kredit di PT Bank Windu Kentjana International, Tbk dengan rincian sebagai berikut:1) Fasilitas Intasllment Loan IV sebesar Rp 4.800.000.000 berdasarkan surat No 087/BW/CrdOps-EXT/X/2013 tanggal

18 Oktober 2013.2) Fasilitas Installment Loan V sebesar Rp 4.800.000.000 berdasarkan surat No 088/BW/CrdOps-EXT/X/2013 tanggal

18 Oktober 2013.3) Fasilitas Installment Loan VII sebesar Rp 230.400.000 berdasarkan surat No 089/BW/CrdOps-EXT/X/2013 tanggal

18 Oktober 2013.

40. PENYAJIAN DAN PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

I. Atas laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2013 dan 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Desember 2012, 2011 dan 2010 yang diterbitkan pada tanggal 9 Desember 2013

a. Sehubungan dengan rencana Entitas untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, Entitas menyajikan kembali laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2013 dan 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Desember 2012, 2011 dan 2010 untuk menyesuaikan penyajian piutang pihak berelasi dari aset lancar menjadi aset tidak lancar, untuk menyesuaikan perlakuan akuntansi (PSAK 25) terkait dengan beban persiapan emisi saham yang ditangguhkan serta untuk menyesuaikan dengan Peraturan No. VIII G.7. Adapun perubahan atas laporan keuangan sebelum dan sesudah penyajian adalah sebagai berikut:

Sebelum Penyajian Kembali

Sesudah Penyajian Kembali

30 September 2013Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset lancar 25.437.344.753 -Jumlah aset lancar 41.664.501.939 16.227.157.186Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset tidak lancar - 25.437.344.753Aset lain-lain 2.608.248.671 274.963.996Jumlah aset tidak lancar 200.350.444.045 223.454.504.123Jumlah aset 242.014.945.984 239.681.661.309Beban umum dan administrasi 28.713.849.999 28.967.578.562Laba sebelum pajak penghasilan 5.274.523.479 5.020.794.916Beban pajak penghasilan 1.245.406.173 1.181.974.173Laba bersih 4.029.117.306 3.838.820.743

Page 328: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

308

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Sebelum Penyajian Kembali

Sesudah Penyajian Kembali

31 Desember 2012Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset lancar 9.956.920.885 -Jumlah aset lancar 23.114.784.500 13.157.863.615Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset tidak lancar - 9.956.920.885Aset lain-lain 2.079.556.112 -Jumlah aset tidak lancar 206.906.582.852 214.783.947.625Jumlah aset 230.021.367.352 227.941.811.240Beban umum dan administrasi 33.146.143.702 (34.218.033.458)Laba sebelum pajak penghasilan 11.595.948.804 10.524.059.048Laba bersih 8.247.968.816 7.176.079.060

31 Desember 2011Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset lancar 17.140.534.483 -Jumlah aset lancar 31.039.307.670 13.898.773.187Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset tidak lancar - 17.140.534.483Aset lain-lain 4.749.131.355 3.741.465.000Jumlah aset tidak lancar 208.629.587.505 224.762.455.633Jumlah aset 239.668.895.175 238.661.228.820Beban umum dan administrasi 30.793.216.097 31.800.882.453Laba sebelum pajak penghasilan 12.556.054.346 11.548.387.990Laba bersih 7.763.470.875 6.755.804.519

31 Desember 2010Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset lancar 7.550.089.002 -Jumlah aset lancar 22.207.166.333 14.657.077.331Piutang lain-lain – Pihak berelasi – Aset tidak lancar - 7.550.089.002Jumlah aset tidak lancar 209.608.449.785 217.158.538.787

b. Entitas telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dengan beberapa perubahan penyajian dan tambahan pengungkapan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas, dan tambahan penyajian pengungkapan pada catatan 1a, 1b, 1f, 1j, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 14, 19, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 39 dan 40.

II. Atas laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2013 dan 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Desember 2012, 2011 dan 2010 yang diterbitkan pada tanggal 26 Pebruari 2014.

a. Sehubungan dengan rencana Entitas untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, Entitas menyajikan kembali laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2013 untuk menyesuaikan PSAK 1 dan PSAK 16 terkait dengan revaluasi aset tetap serta untuk menyesuaikan dengan Peraturan No. VIII G.7. Adapun perubahan atas laporan keuangan sebelum dan sesudah penyajian adalah sebagai berikut:

Sebelum PenyajianKembali

Sesudah PenyajianKembali

30 September 2013

Aset tetap - bersih 178.404.333.985 185.885.330.609Jumlah aset tidak lancar 223.454.504.123 230.935.500.747Jumlah aset 239.681.661.309 247.162.657.933Liabilitas pajak tangguhan 13.313.547.987 14.391.386.078Jumlah liabitas jangka panjang 30.858.258.837 31.936.096.928Jumlah liabilitas 97.820.268.154 98.898.106.245Pendapatan komprehensif lainnya - 3.233.514.272Saldo laba – belum ditentukan penggunaannya 39.361.393.155 42.531.037.416Jumlah ekuitas 141.861.393.155 148.264.551.688

Page 329: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

309

PT EKA SARI LORENA TRANSPORTCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2013(Dengan Angka Perbandingan Periode 9 (Sembilan) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 dan

Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Sebelum Penyajian Kembali

Sesudah Penyajian Kembali

30 September 2013

Keuntungan revaluasi aset tetap - 3.169.644.261Laba sebelum pajak penghasilan 5.020.794.916 8.190.439.177Laba bersih 3.838.820.743 7.008.465.004Pendapatan komprehensif - 3.233.514.272Laba komprehensif 3.838.820.743 10.241.979.276

b. Entitas telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dengan beberapa perubahan penyajian dan tambahan pengungkapan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, dan tambahan penyajian pengungkapan pada catatan 11, 29, 30, 32 dan 38

41. PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Entitas bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 September2013 yang diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 14 Maret 2014.

Page 330: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 331: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

311

XVII. LAPORAN PENILAIAN ASET

Page 332: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 333: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

313

Jakarta, 17 Maret 2014

Direksi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. Jl.K.H.Hasyim Ashari No 15 C Jakarta 10130

Dengan hormat,

Hal : File No. STH-2013-162-R.2-SF Penilaian Aset Tetap

PENDAHULUAN

Menindak lanjuti Surat Perjanjian Kerja No. STH-238/PR.073-R/SG/VII/2013tanggal 22 Juli 2013 dan diubah berdasarkan addendumI No. 006/ESLT/DIRKEU/IX/2013 tanggal 16 September 2013dan kemudian diubah kembali berdasarkan addendum II No. STH-073/PR.073-ADD/SG/VII/2013 tanggal 20 November 2013, kami sebagai Kantor Jasa Penilai Publik Resmi berdasarkan Izin Usaha No. 2.08.0007 dan Surat Izin Penilai Publik No.P-1.08.00025 yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia serta Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 15/PM/STTD-P/A/2006 yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, telah melakukan revisi terhadap Laporan Penilaian Aset Tetap tertentu milik PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (“Perseroan”), dengan tujuan untuk mengungkapkan suatu pendapat mengenai Nilai Pasar (Market Value) dari Aset Tetap tersebut pada tanggal 30 September 2013 dari suatu kegiatan usaha yang sedang berjalan (as going concern).

DASAR NILAI YANG DIGUNAKAN

Dasar Nilai yang digunakan adalah Nilai Pasar sesuai denganStandar Penilaian Indonesia (SPI) 2013 dan Keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-478/BL/2009 tertanggal 31 Desember 2009 (“Peraturan VIII.C.4”) tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Aset Tetap di Pasar Modal.

DEFINISI DAN ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENILAIAN

“Nilai Pasar" (Market Value) didefinisikan sebagai estimasi sejumlah uang yang dapat diperoleh dari hasil penukaran suatu aset atau liabilitas pada tanggal penilian antara pembeli yang berniat membeli dengan penjual yang berniat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehatihatian dan tanpa paksaan (SPI 2013 – SPI 101 butir 3.1).

Page 334: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

314

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

Nilai Pasar (“Market Value”) adalah perkiraan jumlah uang pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date), yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu obyek penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berniat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian dan tanpa paksaan (Peraturan Bapepam-LK VIII.C.4)

URAIAN MENGENAI OBYEK PENILAIAN

Penilaian ini meliputi tanah, bangunan-bangunan dan sarana-sarana pelengkap lainnya, kendaraan-kendaraan dan peralatan bengkel yang terletak di Jl Raya Tajur No 106, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur, Bogor dan dibeberapa pool kendaraan / terminal.

RUANG LINGKUP PENILAIAN

Ruang lingkup penilaian yang dilakukan meliputi :

identifikasi obyek penilaian inspeksi fisik terhadap obyek penilaian mengumpulkan data-data yang mendukung proses penilaian melakukan analisis terhadap data dan informasi yang diperoleh untuk

mendapatkan opini dan hasil penilaian.

TANGGAL PENILAIAN

Penilaian Aset Tetap ini dilakukan per tanggal 30 September 2013.

INSPEKSI LAPANGAN

Kami telah melakukan sendiri pemeriksaan terhadap Aset Tetap yang dinilai dari tanggal 20 Nopember 2013 sampai dengan tanggal 9 Desember 2013, dan menyelidiki keadaan pasaran setempat.

NOMOR DAN TANGGAL LAPORAN PENILAIAN

Revisi Laporan Penilaian dengan File No.STH-2013-162-R.2-LF tanggal 17 Maret 2014 ini, kami sajikan sebagai perbaikan dari Laporan Penilaian kami sebelumnya dengan File No. STH-2013-162-R.1-LF tanggal 14 Maret 2014 dalam rangka melengkapi Laporan dengan adanya penambahan judul "Pendahuluan", penambahan informasi antara lain tentang perhitungan penilaian tanah, validasi data yang digunakan, subsequent even, data pembanding kendaraan dan penambahan bobot rekonsiliasi untuk kedua pendekatan penilaian yang kami gunakan serta penambahan pendekatan penilaian untuk bangunan dan sarana pelengkap lainnya serta peralatan bengkel.

Page 335: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

315

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

IDENTITAS PEMBERI TUGAS

Pelaksanaan penilaian Aset Tetap Perusahaanini sebagai realisasi dari penugasan untuk melakukan penilaian Aset Tetap dari Perusahaansesuai dengan Surat Perjanjian Kerja No. STH-238/PR.073-R/SG/VII/2013 tanggal 22 Juli 2013 dandiubah berdasarkanaddendum I No. 006/ESLT/DIRKEU/IX/2013 tanggal 16 September 2013 dan kemudian diubah kembali berdasarkan addendum II No. STH-073/PR.073-ADD/SG/VII/2013 tanggal 20 November 2013.

Adapun identitas lengkap dari pemberi tugas adalah sebagai berikut

Pemberi tugas : PT Eka Sari Lorena Transport Tbk

Alamat : Jl. K.H.Hasyim Ashari No. 15 C Jakarta 10130

Telepon : 021- 6341166 , 021-6338866 Fax : 021 – 6339988

Bidang usaha : Transportasi

NOMOR DAN TANGGAL KONTRAK SURAT PERJANJIAN KERJA ATAU PROPOSAL YANG TELAH DISETUJUI UNTUK PENUGASAN YANG DIMAKSUD

Pelaksanaan penilaian Aset Tetap Perusahaanini sebagai realisasi dari penugasan untuk melakukan penilaian Aset Tetap dari Perusahaansesuai dengan Surat Perjanjian Kerja No. STH-238/PR.073-R/SG/VII/2013 tanggal 22 Juli 2013 dan diubah berdasarkanaddendum I No. 006/ESLT/DIRKEU/IX/2013 tanggal 16 September 2013 dan kemudian diubah kembali berdasarkan addendum II No. STH-073/PR.073-ADD/SG/VII/2013 tanggal 20 November 2013.

STATUS PENILAI

Penilaian yang independen ini dilakukan oleh para penilai KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan.

INDEPENDENSI PENILAI

Dalam penyusunan Laporan Aset Tetap Perseroan ini, kami telah bertindak dengan independen tanpa adanya konflik kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak lain yang terafiliasi.Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini.Selanjutnya, Laporan Penilaian ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima sama sekali tidak dipengaruhi oleh hasil penilaian Aset Tetap yang kami lakukan.

Page 336: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

316

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

BENTURAN KEPENTINGAN

Kami sebagai penilai tidak memiliki benturan kepentingan baik aktual maupun potensial dengan para pihak yang akan bertransaksi maupun dengan aset tetap yang dinilai.

PENGGUNA LAPORAN PENILAIAN Sesuai dengan tujuan penilaian ini maka laporan penilaian akan digunakan oleh PT Ekasari Lorena Transport Tbk. untuk kepentingan Initial Public Offering (IPO).

MAKSUD DANTUJUAN PENILAIAN

Kami mengerti bahwa maksud dan tujuan penilaian ini adalah untuk keperluan menawarkan saham kepada publik (IPO).

IDENTIFIKASI BENTUK KEPEMILIKAN Aset tetap yang dinilai terdaftar sebagai milik Perseroan, sesuai dengan dokumen dan informasi yang kami terima.

PEDOMAN PENILAIAN

Dalam melakukan penilaian ini kami berpedoman pada Keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-478/BL/2009 tertanggal 31 Desember 2009 (“Peraturan VIII.C.4”) tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Aset Tetap di Pasar Modal, Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2013 dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI).

JENIS MATA UANG YANG DIGUNAKAN

Mata uang yang digunakan dalam Penilaian Aset Tetap dalam bentuk Rupiah.

TINGKAT KEDALAMAN INVESTIGASI

Dalam penilaian tanah, bangunan, sarana pelengkap, dan peralatan bengkel kami hanya melakukan penilaian sebatas yang dapat dilihat secara fisik demikian pula kendaraan bus akap, bus transjakarta dan kendaraan-kendaraan operasional kami telah melakukan penyelidikan secara bertahap, dikarenakan kegiatan operasional yang harus dilakukan Perseroan setiap harinya.

Page 337: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

317

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

Untuk inspeksi tanah kami lakukan inspeksi secara menyeluruh, dan mencari data-data pembanding tanah di sekitarnya untuk melakukan penilaian tanah dengan pendekatan pasar ( rincian dapat dilihat dalam lampiran )

Untuk bangunan, sarana pelengkap dan peralatan bengkel kita melakukan inspeksi secara menyeluruh sebagai pendukung pendekatan biaya yang kami gunakan..

Sedangkan untuk kendaraan–kendaraan, kami melakukan inspeksi sebagai berikut :

Kendaraan Antar Kota Antar Provinsi (“AKAP”)

Kendaraan AKAP beroperasi ke berbagai wilayah di Jawa, Bali dan Sumatera serta kembali ke pool utama di Jalan Raya Tajur, sehingga inspeksi tidak dapat dilakukan secara serentak dan diperlukan inspeksi fisik secara bertahap sesuai dengan jadwal kedatangan masing-masing kendaraan. Disamping itu kami juga melakukan pemeriksaan terhadap data atau dokumen maintanance record untuk masing-masing kendaraan.

Bus Trans Jakarta dan Kendaraan Operasional

Sedangkan untuk bus Trans Jakarta, dan kendaraan – kendaraan operasional dapat dilakukan inspeksi secara serentak dan menyeluruh baik di pool kendaraan Perseroan maupun di terminal-terminal operasinya seperti di terminal Kampung Melayu.

SIFAT DAN SUMBER INFORMASI YANG DAPAT DIANDALKAN

Informasi yang kami gunakan dalam análisis kami dapatkan baik dari Perseroan maupun dari pihak lain yang berhubungan dengan penilaian kami.

URAIAN INFORMASI DAN DATA YANG DIGUNAKAN DALAM ANALISIS

Adapun informasi dan data yang kami gunakan anatra lain terdiri dari :

Sertifikat Tanah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Data-data pembanding Tanah Data-data pembanding Kendaraan Peraturan Tata Kota Surat Perjanjian Sewa Menyewa Pool Bogor Depan Daftar Aset tetap STNK/BPKB Laporan Keuangan per 30 September 2013.

Page 338: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

318

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

KONDISI PEMBATAS Beberapa kondisi pembatas yang lazim dipakai dalam melakukan pekerjaan sebagai penilai adalah :

- Kami sebagai Penilai tidak melakukan penelitian terhadap keabsahan dokumen-dokumen yang terkait dengan penilaian, oleh karenanya kami tidak menjamin kebenaran atau keabsahannya.

- Laporan penilaian kami harus digunakan secara keseluruhan yang tak terpisahkan dan penggunaannya terbatas pada maksud dan tujuan penilaian ini saja. Laporan ini tidak akan berlaku untuk maksud dan tujuan berbeda.

- Penggunaan sebagian atau keseluruhan dari laporan untuk dipublikasikan di media cetak/elektronik harus mendapat persetujuan tertulis dari kami sebagai penilai dan pembuat laporan.

- Kami berasumsi bahwasanya data-data yang diberikan kepada kami adalah benar dan berkaitan dengan obyek penilaian dan kami tidak melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap kebenarannya.

- Penilai dibebaskan dari segala tuntuan dan kewajiban yang berkaitan dengan penggunaan laporan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dari laporan.

URAIAN PROSES PENILAIAN

Sesuai dengan tujuan dan cakupan penilaian, maka proses penilaian yang kami lakukan meliputi :

- Identifikasi masalah; Meliputi aset tetap apa saja yang akan dinilai berikut lokasinya, tanggal penilaian yang dipakai, tujuan penilaiannya, dan nilai yang akan digunakan serta definisinya

- Perencanaan Penilaian Meliputi data-data yang diperlukan, sumber datanya, tenaga penilai yang diperlukan, dan jadwal pelaksanaan penilaian

- Pengumpulan data Meliputi data-data umum yang mencakup data lokasi dan data ekonomi, data spesifik dari aset tetap yang dinilai berikut data pendukungnya

- Inspeksi kelokasi dimana aset tetap berada; - Wawancara dengan pihak-pihak terkait dengan penilaian; - Penerapan pendekatan penilaian; - Pembuatan laporan penilaian.

Page 339: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

319

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

PENDEKATAN DAN METODE PENILAIAN YANG DITETAPKAN SERTA ALASAN PENGGUNAANNYA

Pendekatan Penilaian

Untuk penilaian ini kami memakai tiga pendekatan penilaian yaitu :

1. Pendekatan Pasar (Market Approach) 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) 3. Pendekatan Biaya (Cost Approach)

1. Pendekatan Pasar (“Market Approach”) Pendekatan ini kami gunakan untuk melakukan penilaian Aset Tetap berupa tanah, peralatan bengkel, kendaraan antar kota antar propinsi (AKAP) dan kendaraan operasional, yang bukan merupakan properti khusus dan memiliki data pasar sebagai pembanding, dengan cara membandingkan beberapa transaksi jual beli dari Aset Tetap yang ada dengan Aset Tetap yang dinilai. Dengan memperkecil jumlah pembanding yang ada maka akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan perbedaan-perbedaan diantara Aset Tetap yang dinilai dengan penjualan yang sebenarnya, dan catatan-catatan harga Aset Tetap yang dapat dipakai sebagai dasar perbandingan. Untuk tanah perbandingan ini juga menyangkut faktor-faktor lokasi, luas, bentuk tanah dan kegunaannya berdasarkan unsur waktu dan peruntukan tanahnya.

2. Pendekatan Pendapatan (“Income Approach”) Pendekatan ini digunakan dalam melakukan penilaian bangunan dan sarana pelengkap lainnya, kendaraan, baik Kendaraan AKAP, Kendaraan Operasional, maupun Kendaraan Trans Jakarta kami gunakan pendekatan pendapatan.

Dalam penilaian bangunan serta sarana pelengkap kami melakukan metode penyisaan bangunan dan sarana pelengkap yang didapatkan dari pasaran sewa properti sebanding. Indikasi nilai pasarnya dihitung dengan cara mengkapitalisasikan pendapatan bersih tahunan dengan menggunakan tingkat diskonto yang wajar. Pendapatan kotor tahunan untuk kendaraan AKAP dan Kendaraan Operasional dibuat berdasarkan pasaran tarip sewa kendaraan. Sedangkan untuk Kendaraan Trans Jakarta proyeksi pendapatan didasarkan pada besarnya imbalan jasa operasional Trans Jakarta dengan memperhatikan tingkat kekosongan dan kehilangan sewa yang besarannya didasarkan dari analisa performance aset tetap Perseroan. Dengan mengestimasi biaya operasional, perawatan rutin, asuransi dan pajak untuk dikurangkan dari pendapatan kotor tahunan diatas menghasilkan pendapatan kotor potensial. Pendapatan kotor potensial ini kemudian dikurangkan dengan perkiraan nilai sisa yang dimiliki oleh aset tetap, sehingga menghasilkan pendapatan bersih. Indikasi nilai pasarnya dihitung dengan cara mengkapitalisasikan pendapatan bersih tahunan dengan menggunakan tingkat diskonto yang wajar.

Page 340: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

320

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

3. Pendekatan Biaya (“Cost Approach”).

Pendekatan ini kami gunakan untuk Aset Tetap berupa bangunan-bangunan, sarana pelengkap lainnya, peralatan bengkel, dan kendaraan TransJakarta, yang merupakan properti khusus, dengan memperhitungkan :

Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan/ memproduksi kembali Aset Tetap yang dinilai, dihitung berdasarkan harga pasaran setempat sekarang untuk bahan-bahan, upah pekerja, supervisi, biaya tak terduga, keuntungan dan biaya jasa kontraktor, serta biaya jasa arsitek dan konsultan teknik, termasuk pengeluaran-pengeluaran lainnya seperti pengangkutan, asuransi, bea masuk, pajak penjualan, biaya pengurusan dan pemasangan, jikalau ada, tetapi tidak termasuk upah lembur serta premi untuk bahan-bahan.

Jumlah penyusutan yang nyata terlihat dari kondisinya dan kemampuan penggunaannya pada saat sekarang dan dikemudian hari dibandingkan dengan unit baru yang sejenis.

Penyusutan ini meliputi kerusakan pisik dan kemunduran fungsionil dan kemunduran ekonomis, jikalau ada.

- Kerusakan pisik: Rusak, lapuk, retak, mengeras atau kerusakan pada strukturnya.

Pertimbangan-pertimbangan disesuaikan dengan umur dan kondisi pisik yang ada.

- Kemunduran fungsionil: Faktor-faktor internal yang mempengaruhi seperti perencanaan yang kurang

baik, ketidak seimbangan yang bertalian dengan ukuran, model, bentuk dan lain-lain.

- Kemunduran ekonomis: Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi seperti perubahan sosial,

peraturan-peraturan pemerintah dan peraturan-peraturan tata kota yang membatasi.

Rekonsiliasi dari nilai kendaraan AKAP dan operasional yang dihasilkan dengan Pendekatan Pasar dengan nilai yang dihasilkan dengan Pendekatan Pendapatan serta Rekonsiliasi Kendaraan Transjakarta yang dihasilkan dengan Pendekatan Biaya dengan nilai yang dihasilkan dengan Pendekatan Pendapatan menghasilkan Nilai Pasar dari aset tetap yang dinilai. Demikian juga dengan rekonsiliasi dari nilai bangunan dan sarana pelengkap lainnya yang dihasilkan dengan Pendekatan Biaya dengan nilai yang dihasilkan dengan Pendekatan Pendapatan menghasilkan Nilai Pasar dari aset tetap yang dinilai, sedangkan Peralatan Bengkel yang dihasilkan dengan Pendekatan Biaya dengan nilai yang dihasilkan dengan Pendekatan Pasar menghasilkan Nilai Pasar dari aset tetap yang dinilai

Adapun dalam melakukan rekonsiliasi pada obyek-obyek yang kami nilai dengan dua pendekatan, karena hasil dua pendekatan ternyata tidak berbeda jauh, maka kami menggunakan metode rata-rata tertimbang (Gross Weighted Method) sesuai dengan ketentuan Bapepam VIII.C.3 butir 20.C.

Page 341: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

321

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

Alasan Penggunaan Pendekatan Penilaian

Tanah Kami menggunakan satu pendekatan pada tanah adalah karena tanah yang kami nilai tidak menghasilkan pendapatan sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK VIII.C.4 Butir 10.d.1a

Bangunan, sarana pelengkap lainnya dan kendaraan Trans Jakarta Digunakan Pendekatan Biaya dan Pendekatan Pendapatan karena tidak ada data pembanding pasar yang sesuai untuk obyek-obyek penilaian ini. Guna memenuhi peraturan Bapepam VIII.C.4 yang mengharuskan kami menggunakan dua pendekatan maka kami menggunakan Pendekatan Biaya dan Pendekatan Pendapatan.

AKAP, dan Kendaraan Operasional Guna memenuhi peraturan Bapepam VIII.C.4 yang mengharuskan kami menggunakan dua pendekatan maka kami menggunakan Pendekatan Pasar dan Pendekatan Pendapatan

Peralatan Bengkel Guna memenuhi peraturan Bapepam VIII.C.4 yang mengharuskan kami menggunakan dua pendekatan maka kami menggunakan Pendekatan Biaya dan Pendekatan Pasar. Dalam penilaian dari Aset Tetap ini kami asumsikan bahwa surat-surat yang berhubungan dengan Aset Tetap ini adalah baik, dapat diperjual belikan, dan bebas dari sengketa atau ikatan-ikatan lainnya.

VALIDASI DATA YANG DIGUNAKAN

Data-data yang digunakan dalam melakukan penilaian tersebut diatas telah divalidasi oleh Forum Penilai Pasar Modal (FPPM) yang merupakan bagian dari Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).

ASUMSI-ASUMSI KRITIS (CRITICAL ASSUMPTIONS)

Asumsi-asumsi kritis yang kami buat dalam melakukan proyeksi-proyeksi dan perhitungan-perhitungan adalah sebagai berikut :

A. Pendapatan

Besarnya pendapatan diperoleh dari harga sewa pasar untuk kendaraan-kendaraan dalam setahun dengan mempertimbangkan occupancy rate.

Page 342: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

322

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

Untuk proyeksi pendapatan kami dasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Tarip Sewa (dalam Rp/hari)

Berdasarkan data-data kami terima, kami proyeksikan tarip sewa kendaraan sebagai berikut :

No Jenis Kendaraan Tarif Sewa Kendaraan

1. Kendaraan Bus AKAP - Mercedes O500R 1836 - Bus AKAP lainnya

Rp. 1.750.000,- Rp. 1.500.000,-

2. Kendaraan Operasional

- Sepeda motor Rp 20.000,-

- Pickup Rp 200.000,-

- Sedan Rp 400.000,-

- Minibus kecil Rp 250.000,-

- Minibus besar Rp 450.000,-

- Mercedez Lux Rp 3.375.000,-

- Mercedez Rp 2.250.000,-

- Fortuner Rp 1.600.000,- 3. Kendaraan Bus Trans Jakarta

- Single Rp 3.160.800,-

- Articulated Rp 5.285.400,-

- Feeder Rp 750.000,-

2 Occupancy Rate

No. Jenis Kendaraan Tingkat Sewa 1. Kendaraan Bus AKAP

- Mercedes O500R 1836 - Bus AKAP lainnya

33,75% 39,75%

2. Kendaraan Operasional 49%

3. Kendaraan Bus Trans Jakarta - Single 44,56%

- Articulated 37,99%

- Feeder 0%

Page 343: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

323

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

B. Biaya Operasional dan Perawatan Rutin (dalam %)

Biaya–biaya seperti biaya operasional dan biaya perawatan diperoleh dari laporan keuangan historis.

Berdasarkan data-data yang sudah kami terima, kami proyeksikan persentase biaya Operasional dan Perawatan Rutin dibandingkan dengan pendapatan sewa sebagai berikut:

No. Jenis Kendaraan Jenis Biaya %1. Kendaraan Bus AKAP BBM 27,00 Gaji Operator 9,97 Surat-surat 0,31 Asuransi 2,42 Perawatan Rutin 2,13 Suku Cadang 14,25

2. Kendaraan Operasional BBM 27,00 Gaji Operator 9,97 Surat-surat 0,31 Asuransi 2,42 Perawatan Rutin 2,13 Suku Cadang 14,25

3. Kendaraan Bus Trans Jakarta BBM 12,88 Gaji Operator 11,96 Surat-surat 0,31 Asuransi 2,42 Perawatan Rutin 2,13 Suku Cadang 14,25

C. Discount Rate

Untuk penilaian ini, kami memakai discount rate sebesar 13,12% dengan perhitungan sebagai berikut :

- Risk free yang digunakan adalah tingkat bunga bebas resiko dari Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per 30 September 2013 untuk periode 10 tahun sebesar 8,536%, sedangkan risk premium dan default spread yang digunakan berdasarkan Damodaran sebesar 9,13% dan 2,25%

- Besarnya beta levered dan unlevered didasarkan pada beta dari Damodaran untuk industri transportasi pada tahun 2013. Berdasarkan data dari Damodaran tersebut, beta unlevered untuk industri transportasi adalah 0,63 dan dengan Debt to Equity Ratio sebesar 60,66%, maka beta levered untuk PT Ekasari Lorena Transport adalah 0,92

Page 344: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

324

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

- Dengan besarnya cost of equity sebesar 14,69%, dan besarnya cost of debt berdasarkan Bank Indonesia sebesar 10,53% maka diperoleh besarnya diskon faktor sebesar 13,12%

Untuk penilaian kendaraan, Nilai Pasar didapat dari Rekonsiliasi Indikasi Nilai Pasar yang didapat dari 2 pendekatan penilaian, yaitu antara :

- Pendekatan Biaya dengan Pendekatan Pendapatan, atau - Pendekatan Data Pasar dengan Pendekatan Pendapatan

URAIAN MENGENAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN PENILAIAN

Unit Pengelola Trans jakarta Busway (“UPTB”) adalah pengelola Transjakarta yang awalnya bernama Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110/2003 tentang Pembentukan BP Transjakarta. Pada tahun 2006 namanya kemudian diganti menjadi BLU Transjakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2006, kemudian menjadi Unit Pengelola. UPTB bernaung di bawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.(sumber: id.wikipedia.org)

LAPORAN PENILAIAN

Laporan kami terdiri dari :

- Surat ini yang berisi ringkasan dari hasil penilaian-penilaian kami;

Page 345: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

325

KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan

URAIAN MENGENAI TENAGA AHLI DAN HASIL PEKERJAAN TENAGA AHLI DALAM HAL PENILAI PROPERTI MENDASARKAN PENILAIANNYA PADA HASIL KERJA TENAGA AHLI

Penilaian ini dilakukan oleh para penilai KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekandan tidak menggunakan tenaga ahli dari luar.

KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL PENILAIAN(SUBSEQUENT EVENT)

Kejadian penting setelah tanggal penilaian adanya informasi dari pihak manajemen Perseroan atas penjualan 6 unit kendaraan bus AKAP dengan perincian sebagai berikut :

No Merk No Polisi 1 Mercedes Benz B 7656 WV 2 Mercedes Benz B 7926 WV 3 Mercedes Benz B 7786 WB 4 Mercedes Benz B 7866 WB 5 Mercedes Benz B 7936 WV 6 Mercedes Benz B 7956 WV 7 Mercedes Benz B 7256 WV 8 Mercedes Benz B 7636 WV 9 Mercedes Benz B 7566 WB

10 Mercedes Benz B 7466 WV 11 Mercedes Benz B 7666 XA 12 Mercedes Benz B 7166 WV

KESIMPULAN PENILAIAN

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dan faktor-faktor lain yang ada sangkut pautnya dengan penilaian, kami uraikan di bawah ini hasil penilaian kami :

Nilai Pasar ________________________ - T A N A H (15.900 M2) RP. 73.140.000.000,- - BANGUNAN-BANGUNAN DAN SARANA-SARANA PELENGKAP LAINNNYA Rp. 7.613.467.935,- - KENDARAAN-KENDARAAN Rp. 101.664.792.813,- - PERALATAN BENGKEL Rp. 130.547.796,-

JUMLAH : Rp. 182.548.808.544,- DIBULATKAN: Rp. 182.548.800.000,-

=========================

Page 346: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

326

Page 347: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

327

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub merupakan perubahan Anggaran Dasar Perseroanterakhir yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Anggaran Dasar Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No. 32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara telah disetujui oleh Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-00966.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 adalah sebagai berikut:

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKANPasal 1

1. Perseroan ini diberi nama Perseroan terbatas:"PT EKA SARI LORENA TRANSPORT TBK"(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan "Perseroan"), berkedudukan di Jakarta Pusat;

2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan ditempat lain baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROANPasal 2

Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas lamanya dan dimulai pada tanggal 19-12-2002 (sembilan belas Desember dua ribu dua).

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHAPasal 3

1. Maksud dan tujuan dari Perseroan ini ialah berusaha dalam bidang pengangkutan dan jasa; 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan

usaha utamanya yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang transportasi menggunakan angkutan truk, bus serta angkutan darat lainnya termasuk Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan(ASDP); dan dapat menjalankan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut:a. Angkutan darat dan angkutan dengan saluran pipa; b. Ekspedisi dan pergudangan.c. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa, yang meliputi jasa kecuali dalam bidang hukum

dan pajak; d. Jasa penunjang dan pelengkap kegiatan angkutan dan jasa perjalanan wisata, charter wisata,

jasa pelayanan bongkar muat barang, pergudangan, jasa penunjang angkutan kecuali jasa pengiriman dan pengepakan;

e. Jasa persewaan kendaraan bermotor (rental car) dan charter car; f. Jasa persewaan alat-alat transportasi, persewaan mesin lainnya.

MODALPasal 4

1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp. 360.000.000.000,- (tiga ratus enam puluh miliarRupiah) terbagi atas 720.000.000 (tujuh ratus dua puluh juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp. 500,- (lima ratus Rupiah).

Page 348: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

328

2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 200.000.000 (dua ratus juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada sebelum akhir akta ini.

3. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada

saat pemanggilan rapat umum pemegang saham mengenai penyetoran tersebut; b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di OJK

(disebut juga Otoritas Jasa Keuangan) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga; c. memperoleh persetujuan dari rapat umum pemegang saham dengan korum sebagaimana

diatur dalam angka 15 huruf cbutir 1 peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 LampiranKeputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-179/BL/2008 tertanggal 14-5-2008 (empatbelas Mei dua ribu delapan) tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

d. dalam hal benda yang dijadikan setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroanyang tercatat di Bursa Efek maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar;

e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

4. Saham-saham yang masih dalam simpanan/portepel akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga tersebut tidak di bawah pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

5. Kecuali sebagaimana ditentukan pada ayat 7 Pasal 4 ini, jika saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan dengan cara penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (selanjutnya disingkat dengan “Penawaran Umum Terbatas”) kepada para pemegang saham, maka seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal sebagaimana ditetapkan oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui Penawaran Umum Terbatas tersebut mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham yang hendak dikeluarkan tersebut (selanjutnya disebut juga “Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu disingkat “HMETD”) seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki (proporsional); HMETD tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak laindengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Direksi harus mengumumkan keputusan tentang pengeluaran saham dengan penawaran umum terbatas tersebut sekurang kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi. Para pemegang saham atau pemegang HMETD tersebut berhak membeli saham yang akan dikeluarkan tersebut sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya pada waktu dan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud dalam ayat 4 Pasal 4 ini. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut diatas, para pemegang saham atau para pemegang HMETD tidak melaksanakan hak atas pembelian saham yang ditawarkan kepada mereka sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya dengan membayar lunas secara tunai harga saham yang ditawarkan itu kepada Perseroan, maka saham tersebut akan dialokasikan kepada para pemegang saham yang hendak membeli saham dalam jumlah yang lebih besar dari porsi HMETDnya sebanding dengan jumlah HMETD yang telah dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang tidak diambil bagian:

Page 349: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

329

a. Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut jumlah maksimumnya belum ditetapkan serta dilakukan tanpa adanya jaminan dari pembeli siaga, maka sisa saham yang tidak diambil bagian tersebut tidak jadi dikeluarkan dan tetap dalam simpanan Perseroan;

b. Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut telah ditetapkan jumlahnya serta dilakukan dengan jaminan dari pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut, yang telah menyatakan kesediaannya untuk membeli sisa saham tersebut, maka sisa saham tersebut wajib dialokasikan kepada pembeli siaga, demikian dengan harga dan syarat yang tidak lebih ringan daripada yang telah ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut;

demikian dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.6. Ketentuan ayat 4 dan 5 diatas secara mutatis mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan

hendak mengeluarkan efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham seperti obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang dapat mempengaruhi komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan, satu dan lainnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan tidak mengurangi izin pihak yang berwenang sejauh disyaratkan berdasarkan peraturan perundang-undangan (selanjutnya disebut “Efek Bersifat Ekuitas”).

7. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan oleh Perseroan kepada para pemegang efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham seperti obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, maka Direksi berwenang melakukan pengeluaran saham dimaksud tanpa memberikan hak kepada para pemegang saham yang ada pada saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang akan dikeluarkan tersebut, satu dan lain dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

8. Direksi berwenang mengeluarkan saham, efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham seperti obligasi konversi, waran atau efek konversilainnya dengan penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum (kedua, ketiga dan selanjutnya) sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, tanpa memberikan HMETD kepada para pemegang saham yang ada;

Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang Saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:

a. ditujukan kepada karyawan Perseroan;b. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,

yang telah dikeluarkan dengan persetujuan rapat umum pemegang saham;c. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh rapat

umum pemegang saham; dan/ataud. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan

penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;Saham, efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham seperti obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang dikeluarkantersebut dapat dijual Perseroan kepada pihak dengan harga, jumlah, jangka waktu dan persyaratan yang ditentukan oleh Rapat Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum PemegangSaham Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasal Modal.

9. Dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih lanjut sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perseroan, maka ketentuan dalam ayat 4, 5, 6, 7 dan 8 Pasal ini berlaku pula secara mutatis mutandis bagi pengeluaran saham karena adanya peningkatan modal dasar tersebut;

10. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama

Page 350: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

330

yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

11. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:a. telah memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham untuk menambah modal dasar; b. telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;c. penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh

lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah penambahan modal dasar mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;

d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal dasar dan modal disetor memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 (duaribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas (disingkat “UUPT”) dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam butir c di atas ini tidak terpenuhi.

e. Persetujuan rapat umum pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam butir a diatas ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam butir d di atas.

Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (duapuluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yangditerbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

SAHAMPasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan Perseroan adalah saham saham atas nama sebagaimana terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

2. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 UUPT.

3. Jika suatu tindakan Perseroan mengakibatkan terjadi pecahan nilai nominal saham, ketentuan mengenai perlakuan pecahan nilai nominal saham, hak pemegang pecahan nilai nominal saham dan bukti pemilikan pecahan nilai saham akan ditetapkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang memutuskan tindak Perseroan yang mengakibatkan terjadinya pecahan nilai nominal saham tersebut.

4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham, yaitu yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. - setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara.

5. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang saham yang sah dari saham bersangkutan dan berhak untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas saham-saham tersebut.

6. Dalam hal para pemilik bersama itu lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroanmengenai penunjukan wakil bersama itu, maka suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk saham itu dianggap tidak sah, sedangkan pembayaran dividen atas saham itu ditunda.

Page 351: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

331

7. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan UUPT.

Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal; serta Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

8. Setiap pemegang saham harus tunduk kepada anggaran dasar ini dan kepada semua keputusan-keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Saham-saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

SURAT SAHAMPasal 6

1. Bukti kepemilikan Saham sebagai berikut: a. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga

Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.

b. Dalam hal Saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif)diterbitkan dalam bentuk Konfirmasi Pencatatan Saham yang ditandatangani oleh Direksi Perseroan atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada Konfirmasi Pencatatan Saham.

2. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari 2 (dua) saham atau lebih saham-saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.

3. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan:a. Nama dan alamat para pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Tanggal pengeluaran surat saham; d. Nilai nominal saham.

4. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham; d. Nilai nominal saham; e. Jumlah saham dan nomor urut saham-saham bersangkutan.

5. Konfirmasi Pencatatan Saham yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif sekurang-kurangnya harus mencantumkan:a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang

melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan; b. Tanggal pengeluaran Konfirmasi Pencatatan Saham; c. Jumlah saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham; d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama adalah

sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lainnya; f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untukpengubahan Konfirmasi Pencatatan Saham;

6. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi nomor urut dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi dan seorang Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau tanda tangan dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi

Page 352: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

332

saham, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek, di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

SURAT SAHAM PENGGANTIPasal 7

1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroanmenerima bukti yang cukup, bahwa:a. Surat saham tersebut rusak; b. Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham adalah pemilik surat

saham tersebut; dan asli surat saham yang rusak tersebut wajib dikembalikan kepada Perseroan dan dapat ditukar dengan surat saham baru yang nomornya sama dengan nomor surat saham aslinya.

c. Asli surat saham yang rusak tersebut wajib dimusnahkan setelah diberikan surat saham pengganti.

2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroanmenerima bukti yang cukup, bahwa: a. Surat saham tersebut hilang; b. Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham adalah pemilik surat

saham tersebut; dan c. Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham memberikan jaminan

yang dipandang cukup oleh Direksi.3. Biaya untuk pengeluaran surat saham pengganti itu harus ditanggung oleh pemilik surat saham

yang bersangkutan.4. Direksi dalam rapat Direksi harus membuat Berita Acara Rapat mengenai surat saham pengganti

dalam hal surat saham rusak dan/atau surat saham hilang dengan menyebutkan alasannya. Surat saham asli yang rusak itu dimusnahkan oleh Direksi dalam rapat Direksi, hal mana harus dicatat dalam Berita Acara Rapat tersebut.

5. Pengeluaran surat saham pengganti yang hilang wajib diumumkan di Bursa di tempat dimanasaham-saham Perseroan dicatatkan dalam waktu sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum pengeluaran pengganti surat saham dengan memperhatikan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Pengeluaran surat saham pengganti untuk suatu surat saham menurut pasal ini, mengakibatkan surat saham aslinya menjadi batal dan tidak berlaku lagi, yang berlaku terhadap Perseroanadalah surat saham pengganti.

7. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengenai pengeluaran surat saham pengganti juga berlaku untuk pengeluaran surat kolektif saham pengganti atau Efek Bersifat Ekuitas.

PENITIPAN KOLEKTIFPasal 8

1. Saham-saham yang berada dalam Penitipan Kolektif berlaku ketentuan dalam pasal ini yaitu: a. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat

dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut;

c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian maka Perseroan akan

Page 353: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

333

mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut;

d. Perseroan wajib menerbitkan atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan;

e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodiandimaksud; Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan;

f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek;

g. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat ditukarkan antara satu dengan yang lain;

h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah;

i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana.

j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut;

k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham;

l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham;

m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut;

n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan

o. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank

Page 354: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

334

Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

p. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUSPasal 9

1. Direksi wajib mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.

2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat:a. nama dan alamat para pemegang saham dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan danPenyelesaian;

b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para pemegang saham; c. jumlah yang disetor atas setiap saham; d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan

tanggal perolehan hak gadai tersebut; e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;f. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi;

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.

4. Dalam hal terjadi perubahan alamat pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus Perseroan, pemegang saham wajib memberitahukankepada Direksi secara tertulis. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan,maka semua surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

5. Catatan-catatan dalam Daftar Pemegang Saham dan dalam Daftar Khusus harus ditandatangani oleh Presiden Direktur dan Presiden Komisaris.

6. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan, pemegang saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham, khusus yang berkenaan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.

7. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada seorang pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini.

8. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1 (satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Karenanya dalam hal pemilikan bersama dari 1 (satu) saham, para pemilik bersama harus mengangkat di antara mereka seorang yang akan mewakili mereka dalam pemilikan saham itu dan yang harus dianggap sebagai pemegang saham tersebut, yang namanya harus dicatat sebagai pemegang saham dalam Daftar Pemegang Saham dan atas surat saham yangbersangkutan. Dalam hal para pemilik bersama itu lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroanmengenai penunjukan wakil bersama itu, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham

Page 355: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

335

yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunyapemegang saham yang sah atas saham (saham-saham) tersebut.

9. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap pendaftaran dan pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai, cessie yang menyangkutsaham-saham Perseroan atau hak-hak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham harus dilakukan sesuai dengan anggaran dasar ini, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAMPasal 10

1. a. Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan.

b. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.

2. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham saham Perseroan dicatatkan.

3. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan atau tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan.

4. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar ini tidak dipenuhi.

5. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga - nama dari pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

7. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham berubah berdasarkan hukum, dapat dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut, sebagaimana sewaktu-waktu dapat disyaratkan oleh Direksi, mengajukan permohonan secara tertulis untuk di daftar sebagai pemegang saham dari saham tersebut. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik atas dasar bukti-bukti hak itu dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar ini.

8. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan-ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

Page 356: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

336

D I R E K S IPasal 11

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi. 2. Direksi terdiri dari sedikit-dikitnya 2 (dua) orang anggota, yang terdiri dari:

- 1 (satu) orang Presiden Direktur; dan- 1 (satu) orang Direktur atau lebih, dengan memperhatikan ketentuan UUPT, peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan;

3. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya Rapat Umum pemegang Saham Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatannya (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham.

4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham.

5. Rapat Umum Pemegang Saham sewaktu-waktu dapat memberhentikan seorang atau lebih anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhir. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat tersebut kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

6. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham memberhentikan anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 Pasal ini maka pemberhentian anggota Direksi tersebut harus menyebutkan alasannya dan memberikan kesempatan kepada anggota Direksi yang diberhentikan tersebut untuk membela dirinya apabila anggota Direksi tersebut menghadiri Rapat yang bersangkutan.

7. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan dan Perseroan wajib menyelenggarakan rapat umum pemegang saham untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan rapat umum pemegang saham dalam jangka waktu tersebut diatas maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran dirianggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan rapat umum pemegang saham.

8. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pembebasan tanggung jawab anggota Direksi yang mengundurkan diri diberikan setelah rapat umum pemegang saham tahunan membebaskannya.

9. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka penguduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.

10. Setiap anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu dari jabatannya oleh Dewan Komisaris berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris dengan memperhatikan ketentuan dalam ayat 5 pasal ini;

11. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang diberhentikan dari jabatannya atau yang mengundurkan diri atau Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat seorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi lowongan, atau menambah jumlah anggota Direksi baru. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan atau anggota Direksi yang mengundurkan diri atau untuk mengisi lowongan adalah untuk sisa masa jabatan dari Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut, dan masa jabatan dari penambahan anggota Direksi baru tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Direksi yang masih menjabat pada masa itu kecuali apabila ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham.

Page 357: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

337

12. Masa jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir, apabila anggota Direksi tersebut:a. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan

pengadilan; ataub. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku ; atauc. meninggal dunia ; atau d. diberhentikan karena keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

13. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya anggota Direksi (jika ada) ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham dan wewenang tersebut oleh rapat umum pemegang saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

14. Bilamana jabatan seorang anggota Direksi lowong karena sebabapapun yang mengakibatkan jumlah anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang, maka selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah terjadi lowongan itu, harus diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

15. Apabila jabatan Presiden Direktur lowong dan selama masa penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi akan menjalankan kewajiban sebagai Presiden Direktur dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Presiden Direktur. Dalam hal seluruh anggota Direksi lowong maka berlaku ketentuan dalam pasal 15 ayat 10 anggaran dasar ini.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSIPasal 12

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentinganPerseroandalam mencapai maksud dan tujuannya.

2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikatkan Perseroan denganpihak lain dan pihak lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk: a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan;b. menjual/mengalihkan/melepaskan hak atas barang tak bergerak milik Perseroan, dengan

memperhatikan ayat 4 tersebut di bawah ini;c. melakukan penyertaan modal atau melepaskan penyertaan modal dalam perusahaan lain

tanpa mengurangi ijin yang berwenang;d. mengikat Perseroan sebagai Penjamin untuk kepentingan pihak lain/badan hukum lain;e. mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang harta kekayaan (aktiva)

Perseroan dengan nilai kurang atau sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari harta kekayaan (aktiva) Perseroan;harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari atau akta yang bersangkutan turut ditandatangani oleh Dewan Komisaris;

4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau dengan nilai sebesar 100% (seratus persen) maupun sebagian besar yaitu dengan nilai lebih dari 50% (lima puluh persen) dari harta kekayaan bersih Perseroan dalam satu tahun buku dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 2 anggaran dasar Perseroan.

5. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama harus mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham Perseroan dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas

Page 358: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

338

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama;

6. a. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

b. Dalam hal Presiden Direktur tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili Perseroan.

7. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi berhak untuk mengangkat seorang kuasa atau lebih untuk bertindak atas nama Direksi dan untuk maksud itu harus memberikan surat kuasa, dalam surat kuasa tersebut diberi wewenang kepada pemegang-pemegang kuasa itu untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.

8. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dalam hal rapat umum pemegang saham tidak menetapkan maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Direksi.

9. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham dengan kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi harus memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 23 ayat 3 anggaran dasar Perseroan, dengan memperhatikan peraturan-peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

10. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh anggota Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RAPAT DIREKSIPasal 13

1. Rapat Direksi dapat diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali kecuali apabila dianggap perlu oleh salah seorang anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan pasal 12 anggaran dasar ini.

3. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib diberikan secara tertulis (surat tercatat), dikirimkan langsung dengan mendapat tanda terima atau dengan telegram, faksimile, yang ditegaskan dengan surat tercatat pemanggilan mana harus dikirimkan kepada para anggota Direksi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat dalam keadaan yang mendesak yaitu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sebelumnya yang ditetapkan oleh Presiden Direktur.

4. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu dan tempat Rapat. 5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau ditempat kedudukan Bursa Efek di

tempat mana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik Indonesia.Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Direksi dipimpin oleh Presiden Direktur. Dalam hal Presiden Direktur tidak ada atau berhalangan untuk menghadiri Rapat Direksi, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi yang hadir dan dipilih dalam Rapat tersebut dapatmengetuai Rapat Direksi.

Page 359: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

339

7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh seorang anggota Direksi lain berdasarkan surat kuasa.

8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2(satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.

9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut.

10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka Presiden Direktur selaku pimpinan rapat yang memutuskan.

11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lainnya yang diwakilinya.

b. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain.

c. Pemungutan suara mengenai orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa keberatan dari yang hadir.

12. Berita acara Rapat Direksi harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh seorang anggota Direksi lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat yang bersangkutan. Apabila berita acaradibuat oleh seorang Notaris, tandatangan-tandatangan tersebut tidak disyaratkan.

13. Berita acara Rapat Direksi yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang bersangkutan, baik untuk para anggota Direksi maupun untuk pihak ketiga.

14. Direksi dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan bahwa semua anggota Direksi telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menanda-tangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi.

DEWAN KOMISARISPasal 14

1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikit-dikitnya 2 (dua) orang anggota, yang terdiri dari: - 1 (satu) orang Presiden Komisaris; - 1 (satu) orang Komisaris atau lebih,dengan memperhatikan ketentuan UUPT, peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan kegiatan usahaPerseroan;

2. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan penunjukan dari Dewan Komisaris.

3. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikanoleh Rapat Umum Pemegang Saham, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatannya (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham Perseroan;

4. Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham.

5. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan pada setiap waktu meskipun masa jabatannya belum berakhir oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

Page 360: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

340

Pemberhentian tersebut berlaku sejak penutupan Rapat tersebut, kecuali bila Rapat Umum Pemegang Saham menentukan lain.

6. - Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan, dan

- Perseroan wajib menyelenggarakan rapat umum pemegang saham untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri;

- Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan rapat umum pemegang saham dalam jangka waktu tersebut diatas maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan rapat umum pemegang saham.

- Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.

8. Dalam hal rapat umum pemegang saham memberhentikan anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 pasal ini maka pemberhentian anggota Dewan Komisaristersebut harus menyebutkan alasannya dan memberikan kesempatan kepada anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan tersebut untuk membela dirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut menghadiri rapat yang bersangkutan.

9. Masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut:a. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan

pengadilan; ataub. dilarang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris karena ketentuan dari suatu undang-

undang atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; atauc. meninggal dunia; ataud. diberhentikan karena keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

10. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk: a. Mengisi jabatan seorang anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan dari jabatannya; ataub. Mengisi jabatan seorang anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri dari jabatannya;

atauc. Mengangkat seseorang sebagai anggota Dewan Komisaris untuk mengisi suatu lowongan;

ataud. Menambah jumlah anggota Dewan Komisaris baru;Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan atau anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri, atau untuk mengisilowongan tersebut adalah untuk sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan/digantikan tersebut, dan masa jabatan dari penambahan anggota Dewan Komisarisbaru tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Dewan Komisaris yang masih menjabat pada masa itu, kecuali apabila ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham.

11. Gaji atau honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

12. Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang, maka Rapat Umum Pemegang Saham harus diadakan dalam waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah terjadinya lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

13. Apabila jabatan Presiden Komisaris lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat

Page 361: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

341

Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Presiden Komisaris dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Presiden Komisaris.

TUGAS DAN WEWENANG KOMISARISPasal 15

1. Dewan Komisaris melakukan tugas pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasehat kepada Direksi.

2. Anggota Dewan Komisaris yang telah mendapat persetujuan dari Rapat Dewan Komisaris berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Dewan Komisaris dalam hal memberikan persetujuan atas tindakan Direksi yang perlu mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

3. Para anggota Dewan Komisaris, masing-masing atau bersama-sama berhak memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman-halaman yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroanselama jam-jam kantor dan berhak untuk memeriksa buku-buku, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas Perseroan, dokumen-dokumen dan kekayaan Perseroan serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

4. Direksi harus memberikan semua keterangan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimanadiperlukan oleh Dewan Komisaris, untuk melakukan kewajiban mereka dan menyampaikan berita acara rapat Direksi setelah dilakukan Rapat Direksi.

5. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Komisaris atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran dasar ini berlaku pula baginya.

6. Pada setiap waktu Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu anggota (anggota) Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) dengan menyebutkan alasannya, apabila anggota Direksi tersebut telah bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya.

7. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka Perseroan wajib menyelenggarakan rapat umum pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal pemberhentian sementara;Apabila rapat umum pemegang saham tersebut tidak diadakan dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadibatal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semua; Rapat Umum Pemegang Saham demikian ini hanya berhak dan berwenang untuk memutuskan apakah anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara itu dikembalikan pada jabatannya semula atau diberhentikan seterusnya, dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut untuk membela dirinya dalam Rapat, apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut hadir dalam Rapat yang bersangkutan.

8. Dalam hal rapat umum pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 pasal ini tidak dapat mengambil keputusan atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud dalam rapat umum pemegang saham tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi menjadi batal.

9. Rapat tersebut pada ayat 7 pasal ini dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh Presiden Direktur. Dalam hal Presiden

Page 362: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

342

Direktur tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka Rapat dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat.

10. Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan, maka pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.

11. Apabila semua anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau apabila karena sebab apapun juga tidak ada Direksi, maka seluruh Komisaris berhak untuk memberikan wewenang kepada seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris untuk mengurus Perseroan untuk sementara waktu dan bertindak atas nama serta mewakili Perseroan.

RAPAT DEWAN KOMISARISPasal 16

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali kecuali apabila dianggap perlu oleh salah seorang Komisaris atau atas permintaan tertulis seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan 1 (satu) pemegang saham atau lebih bersama-sama memiliki 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Presiden Komisaris. Dalam hal Presiden Komisaris berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka anggota Dewan Komisaris lainnya berhak dan berwenang melakukan pemanggilan Rapat Dewan Komisaris.

3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dikirimkan dengan surat tercatat atau disampaikan secara langsung dengan tanda terima yang layak atau dengan telegram atau teleks atau faksimile yang ditegaskan dengan secara tertulis, pemanggilan mana harus dikirimkan kepada anggota Dewan Komisaris selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakanatau dalam waktu yang lebih singkat dalam keadaan yang mendesak yaitu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sebelum Rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, keadaan mendesak tersebut ditetapkan oleh Presiden Komisaris.Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir dan atau diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris, pemanggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga asalkan dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat. 5. Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau ditempat kedudukan Bursa

Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga asalkan dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris mengetuai Rapat, apabila Presiden Komisaris tidak ada atau berhalangan untuk menghadiri Rapat, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat diketuai oleh salah seorang Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat tersebut.

7. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris oleh anggota Dewan Komisaris yang lain berdasarkan surat kuasa.

8. Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat tersebut.

9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan

Page 363: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

343

pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut.

10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka Presiden Komisaris selaku pimpinan rapat yang memutuskannya.

11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya.

b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.

c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali ketua Rapat memutuskan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.

12. Berita acara Rapat Dewan Komisaris harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan-tandatangan tersebut tidak disyaratkan.

13. Berita acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komisaris maupun untuk pihak ketiga.

14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU, DAN LAPORAN TAHUNANPasal 17

1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris, sebelum tahun buku Perseroandimulai.

2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini harus disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.

3. Tahun buku Perseroan dimulai sejak tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroanditutup.

4. Direksi menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dalam hal ada anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan maka alasannya harus diberikan secara tertulis. Laporan tahunan tersebut harus sudah tersedia di kantor Perseroan paling lambat sejak hari dilakukannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, agar dapat diperiksa oleh para pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Pasal 67, dan Pasal 68 UUPT.

5. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk diperiksa. Laporan atau hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan melalui Direksi.

Page 364: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

344

6. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan serta pengesahan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

7. a) Perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan dalam 2 (dua) Surat Kabar berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran nasional dan satu beredar atau terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi setelah tahun buku berakhir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

b) Perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan dalam 2 (dua) Surat Kabar berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran nasional dan satu beredar atau terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari setelah mendapat pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 68 ayat (4) dan ayat (5) UUPT.

c) Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan yang wajibdiaudit, harus disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 66 ayat (4) UUPT dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAMPasal 18

1. Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan terdiri dari:a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 anggaran

dasar ini. b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam anggaran dasar disebut Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.

2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.

3. Rapat Umum Pemegang Saham, dalam mata acara/agenda lain-lain tidak berhak mengambil keputusan.

4. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan dengan hak suara dapat meminta Direksi atau Dewan Komisaris untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai ketentuan UUPT.

5. Dalam hal Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tidak menyelenggarakan rapat umum pemegang saham tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 pasal ini, maka:a. permintaan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham dapat diajukan kepada Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;b. atas persetujuan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, maka rapat

umum pemegang saham dilaksanakan oleh pemegang saham yang memintaPenyelenggaraan rapat umum pemegang saham dengan biaya dari Perseroan; dan

c. Korum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal danLembaga Keuangan.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNANPasal 19

1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus diadakan setiap tahun sekali, selambat-lambatnya dalam bulan Juni.

2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tersebut:

Page 365: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

345

a. Direksi mengajukan perhitungan tahunan yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik dan Laporan Tahunan (mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, hasil yang telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan Perseroan dimasa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan), dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan dibidang Pasar Modal.

b. Diputuskan penggunaan laba Perseroan. c. Dilakukan penunjukan akuntan publik atau memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris

dan/atau Direksi untuk menunjuk akuntan publik. d. Bilamana perlu dapat dilakukan pengangkatan para anggota Direksi dan/atau para anggota

Dewan Komisaris dan penentuan Gaji dan tunjangan lainnya anggota Dewan Komisaris. e. Dapat diputuskan hal-hal lain yang telah diajukan secara sebagaimana mestinya dalam

Rapat, dengan tidak mengurangi ketentuan dalam anggaran dasar ini. 3. Dalam acara rapat umum pemegang saham tahunan dapat juga dimasukkan usul-usul yang

diajukan oleh: a. Dewan Komisaris dan/atau seorang atau pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10

(satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroandengan hak suara yang sah;

b. Usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi 7 (tujuh) hari sebelum tanggal panggilan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan.

4. Pengesahan Laporan tahunan dan perhitungan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam perhitungan tahunan, kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan tindakan pidana lainnya.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASAPasal 20

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu sesuai kebutuhan bilamana dianggap perlu oleh Direksi atau Dewan Komisaris, atau atas permintaan 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan dengan hak suara.

TEMPAT, PEMBERITAHUAN, PEMANGGILAN DANWAKTU PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 21

1. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar ini Rapat Umum Pemegang Saham harus diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya atau di tempat kedudukan Bursa Efek Indonesia dimana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik Indonesia.

2. Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidakmemperhitungkan tanggal pemberitahuan dan tanggal pemanggilan, yang dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran luas dan satu yang terbit di tempat kedudukan Perseroansebagaimana ditentukan oleh Direksi, bahwa akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, yang dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia,

Page 366: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

346

satu diantaranya berperedaran luas dan satu yang terbit di tempat kedudukan Perseroansebagaimana ditentukan oleh Direksi.

4. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut harus mencantumkan hari, tanggal, pukul, tempat dan acara Rapat dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam Rapat tersedia di Kantor Perseroan mulai dari tanggal dilakukan pemanggilan sampai dengan Rapat diadakan. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus pula mencantumkan bahwa Laporan Tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 17 ayat 4 telah tersedia di Kantor Perseroanuntuk diperiksa oleh para pemegang saham di kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sampai dengan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dan bahwa salinan dari neraca dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis para pemegang saham sejak tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang bersangkutan sampai dengan tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam anggaran dasar ini, pemanggilan harus dilakukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara yang ditentukan dalam anggaran dasar.

5. Jika korum Rapat Umum Pemegang Saham pertama tidak tercapai maka dapat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham yang kedua. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender dari Rapat Umum Pemegang Saham pertama.Tanpa didahului pemberitahuan rapat, pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan dengan menyebutkan telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham pertama tetapi tidak mencapai korum, kecuali Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham keduadiselenggarakan dengan menyebutkan telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham pertama tetapi tidak mencapai korum. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranyaberperedaran luas dan satu yang terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi peraturan Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Apabila semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam Rapat Umum Pemegang Saham, pemberitahuan dan pemanggilan rapat terlebih dahulu tidak diperlukan (asal saja semua pemegang saham menyetujui hal itu) dan Rapat dapat diadakan dimanapun juga dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan-keputusan yang mengikat.

7. Usul-usul dari para pemegang saham harus dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham apabila:a. usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih

pemegang saham yang mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah;

b. telah diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris melalui Surat Tercatat disertai alasannya sedikitnya 3 (tiga) hari kalender sebelum pemanggilan untuk Rapat yang bersangkutan dikeluarkan;

c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroandan dengan mengingat ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar ini.

Page 367: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

347

PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAMPasal 22

1. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Presiden Komisaris, dalam hal Presiden Komisaris, tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris, dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Presiden Direktur; dalam hal Presiden Direktur tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi; dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Presiden Direktur.Dalam hal Presiden Direktur mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Ketua Rapat berhak meminta agar mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam rapat tersebut.

4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalamRapat Umum Pemegang Saham dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani oleh Ketua Rapat dan seorang pemegang saham atau kuasa pemegang saham yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir dalam Rapat. Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan pihakketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat.

5. Penanda-tanganan yang dimaksud dalam ayat 3 pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara Rapat itu dibuat dalam bentuk akta notaris.

6. Berita acara yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat 4 dan 5 pasal ini berlaku sebagai bukti yang sah untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat.

KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAMRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 23

1. Rapat Umum Pemegang Saham (termasuk Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas, serta pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Komisaris) dapat dilangsungkan apabila: a. dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu

per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat umum pemegang saham kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang sah apabila

Page 368: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

348

dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. dalam hal korum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Ketua OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

2. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (limapuluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan, dan pembubaran, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh

pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham;

b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat umum pemegang saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham.

c. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Ketua OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

3. Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan

keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan;

b. Korum untuk rapat umum pemegang saham yang akan memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan harus memenuhi persyaratan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;

c. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak terpenuhi, maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri olehpemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir; dan

d. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf c diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

4. Yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-

Page 369: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

349

undangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroandicatatkan.

5. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketua Rapat berhak minta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu Rapat diadakan.

6. Dalam Rapat tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 7. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku

kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa tidak dihitung dalam pemungutan suara.

8. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditanda-tangani dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam Rapat yang berhak mengeluarkan suara.

9. Pemungutan suara mengenai hal-hal lain harus secara lisan kecuali jika (para) pemegang saham yang bersama-sama atau masing-masing sedikit-dikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham Perseroan yang telah dikeluarkan minta pemungutan suara secara lisan dan secara rahasia.

10. Semua keputusan dalam anggaran dasar ini diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat, kecuali apabila dalam anggaran dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, jika mengenai diri orang harus dilakukan undian, jika mengenai hal-hal lain maka usul harus dianggap ditolak. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat Umum pemegang saham namun tidak mengeluarkan suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan Suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara.

11. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham, asal saja pengambilan keputusan tersebut dan usul yang diputuskan disetujui secara tertulis yang ditanda-tangani oleh semua pemegang saham; Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham

PENGGUNAAN LABAPasal 24

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh Rapat tersebut.

2. Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham dalam putusan mana juga harusditentukan waktu dan cara pembayaran dividen. Dividen untuk suatu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan pasal 9 anggaran dasar ini, pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian Dividen diambil, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dari peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

3. Dengan memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir, dengan ketentuan: a. apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal

ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib.b. Pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan

tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan.

Page 370: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

350

4. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dengan memperhatikan ketentuan ayat 3a dan 3b tersebut diatas.

5. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan.

6. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud ayat 5 diatas.

7. Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun buku menunjukan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya Perseroan dianggap tidak memperoleh laba selama kerugian yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Pemberitahuan mengenai dividen dan dividen interim diumumkan sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranya berperedaran luas/nasional.

9. Dividen dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen-dividen yang tidak diambil sesudah 5 (lima) tahun terhitung sejak hari dapat dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen yang tidak diambil telah lewat waktu tersebut menjadi milik Perseroan.

10. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PENGGUNAAN DANA CADANGANPasal 25

1. Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan.

3. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal yang ditempatkan tersebut maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 digunakan bagi keperluan Perseroan.

4. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Setiap keuntungan yang diterima dari Dana Cadangan harus dimasukan dalam laba/rugi Perseroan.

PENGUBAHAN ANGGARAN DASARPasal 26

1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri olehPemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3(dua per tiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham; Pengubahan anggaran dasar tersebut harus dibuat bahasa Indonesia.

2. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di atas tidak tercapai dengan memperhatikan ketentuan dalam pasal 21 anggaran dasar, maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit

Page 371: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

351

3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham; dan

3. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum kehadiran untuk rapat umum pemegang saham ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

4. Pengubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut pengubahan nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan,besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan pengubahan status Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

5. Pengubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 4 pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan pengubahan tersebut mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan pengubahan Anggaran Dasar oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (2) UUPT.

6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditor Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang terbit dan atau beredar secara luas di tempat kedudukan Perseroan dan dalam Berita Negara Republik Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut.

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN dan PEMISAHANPasal 27

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka penggabungan, peleburan dan pengambilalihan, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh

pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham;

b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat umum pemegang saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham.

c. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Ketua OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian, 1 (satu) diantaranyaberperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit ditempat kedudukan Perseroan, mengenai rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.

Page 372: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

352

PEMBUBARAN DAN LIKUIDASIPasal 28

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pembubaran Perseroan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh

pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham;

b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat umum pemegang saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham.

c. dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Ketua OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

2. Apabila Perseroan dibubarkan, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.

3. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator.

4. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan Pengadilan.

5. Likuidator wajib mendaftarkan dalam Wajib Daftar Perusahaan, mengumumkan dalam Berita Negara dan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan, serta memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak Perseroan dibubarkan dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Anggaran dasar seperti yang termaktub dalam akta pendirian beserta pengubahannya dikemudian hari, tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.

7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham yang masing-masing akan menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham-saham yang mereka miliki masing-masing.

TEMPAT TINGGALPasal 29

Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para pemegang saham dianggap bertempat tinggal pada alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

Page 373: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

353

PERATURAN PENUTUPPasal 30

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan diputus dalam RUPS. Modal ditempatkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 anggaran dasar Perseroantelah diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai/non tunai melalui kas Perseroan sejumlah 200.000.000 (dua ratus juta) saham atau seluruhnya dengan nilai nominal sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah), yaitu oleh para pemegang saham: a. PT. LORENA, sebanyak 199.999.998 (seratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus

sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh delapan) saham, dengan bernilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 99.999.999.000,- (sembilan puluh sembilan miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu Rupiah).

b. Tuan SOERBAKTI G.T. (SOERBAKTI GUSTI TERKELIN)/GUSTI TERKELIN SOERBAKTI,sebanyak 2 (dua) saham, dengan bernilai nominal seluruhnya sebesar Rp.1.000,- (seribu Rupiah). Jumlah seluruhnya sebanyak 200.000.000 (dua ratus juta) saham, dengan bernilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah).

Page 374: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 375: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

355

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang dapat diperoleh dari Perusahaan Efek yang menjadi anggota sindikasi Penjamin Emisi Efek dan/atau agen penjualan efek yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini. FPPS tersedia cukup bagi para pemesan. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap.

Pemesanan pembelian saham yang telah disampaikan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat dibatalkan oleh pemesan karena sebab apapun juga sepanjang masa penawaran umum belum ditutup. Pembatalan dilakukan pada periode Penawaran Umum dengan mengajukan permohonan secara tertulis dengan melampirkan bukti pemesanan saham dan bukti pembayaran atas pemesanan tersebut. Pengembalian uang pemesanan atas pemesanan yang telah memperoleh persetujuan Pembatalan dari Penjamin Pelaksana Emisi akan dilaksanakan pada tanggal pengembalian uang pemesanan saham (refund date).

Setiap pemesan harus memiliki rekening efek pada perusahaan efek yang telah menjadi Pemegang Rekening di PT Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI).

2. Pemesan yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.8 Tahun 1995, tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan No.IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepamdan LK No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

3. Jumlah Pesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yakni 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.

4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0004/PE/KSEI/0114 tanggal 13 Januari 2014 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI.

A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dan BAE;

Page 376: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

356

2. Perseroan akan menerbitkan Surat Konfirmasi Pencatatan Saham (“SKPS”) kepada KSEIsebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif;

3. Sebelum Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”);

4. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam Rekening Efek;

5. Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI;

6. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat pada saham;

7. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian;

8. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendakisaham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;

9. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek;

10. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham;

11. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.

B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran Umum, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan:

Fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri/domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas;

Page 377: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

357

Bukti kepemilikan rekening efek atas nama pemesan;Serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.

Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroanberhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.

6. Masa Penawaran Umum

Masa Penawaran Umum akan berlangsung selama 5 (lima) hari kerja, yaitu pada tanggal 1-4 April 2014 dan 7 April 2014. Jam penawaran Umum akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan penjatahan saham untuk setiap pemesanan, yaitu tanggal 10 April 2014.

8. Syarat-syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata uang Rupiah serta dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri asli dan FPPS yang sudah diisi dengan lengkap dan benar kepada para Penjamin Emisi Efek pada waktu FPPS diajukan. Pembayaran untuk satu FPPS hanya dapat dilakukan dengan salah satu bentuk metode pembayaran, yaitu dengan menggunakan cek atau tunai atau pemindahbukuan atau giro.

Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan adalah batal. Tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang telah diterima dengan baik pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi (in good funds). Pembayaran dengan cek/pemindahbukuan/giro hanya dapat diterima pada hari pertama Masa Penawaran Umum.

Untuk pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan.

Selanjutnya, semua setoran dari Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan harus dimasukan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:

Bank Mayapada Cabang Mayapada Tower JakartaNo. Rekening: 100.30.01636.0Atas Nama: PT Valbury Asia Securities

Untuk pemesanan saham yang dilakukan melalui Penjamin Emisi Efek yang telah menyampaikan konfirmasi dari Bank Pembayar pada saat penyampaian pemesanan pembelian saham dapat melakukan penyetoran pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal sebagaimana diatur pada Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Page 378: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

358

9. Bukti Tanda Terima

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5(lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan pembelian saham secara khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikanlangsung oleh Perseroan.

10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Valbury Asia Securities selaku Manajer Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling)dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal yang berlaku. Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VII.G.12, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal penjatahan.

Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Efek dalam Rangka Penawaran Umum.

Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu Penjatahan Pasti (“Fixed Allotment”) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 95% (sembilan puluh limapersen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar 5% (lima persen) akan dilakukan Penjatahan Terpusat (“Pooling”).

i. Penjatahan Pasti (“Fixed Allotment”)

Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem Penjatahan Pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

a. Manajer penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Penentuan besarnya persentase Penjatahan Pasti wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;

b. Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada butir a termasuk pula jatah pegawai Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum (jika ada) dengan jumlah paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum;

c. Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada pemesan:

Page 379: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

359

1. Direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau agen penjual Efek sehubungan dengan Penawaran Umum;

2. Direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau3. Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf (1) dan (2), yang bukan

merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.d. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi

Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk mereka sendiri;

e. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak para Penjamin Emisi Efek, kecuali melalui Bursa jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa.

ii. Penjatahan Terpusat (“Pooling”)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut:

a. Jika setelah mengecualikan Pemesanan Saham yang terafiliasi yang merupakan Direktur, Komisaris, pekerja atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai para Penjamin Emisi Efek atau pihak yang terafiliasi dengan semua pihak dimaksud sehubungan dengan Penawaran Umum ini, dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan.

b. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham yang terafiliasi dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. Prioritas dapat diberikan kepada pemesan yang menjadi pekerja dan/atau pihak-

pihak tertentu yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Perseroan, sampai dengan jumlah maksimum 10% (sepuluh persen) dari Emisi.

2. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan di Bursa, jika terdapat satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagi dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa dimana saham tersebut akan dicatatkan.

3. Apabila masih terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

11. Penundaan masa Penawaran Umum atau Pembatalan Penawaran Umum

Berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Penawaran Umum dapat dibatalkan atau diitunda sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK yang berlaku, oleh Perseroan dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada OJK dan pihak lain yang berwenang mengenai ditundanya Penawaran Umum, apabila:a. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3

(tiga) Hari Bursa berturut-turut;b. Terjadi bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara

signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atauc. Terjadi peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha

Page 380: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

360

Perseroan yang ditetapkan oleh OJK

12. Pengembalian Uang Pemesanan

a. Dengan memperhatikan ketentuan mengenai penjatahan, apabila terjadi kelebihan pemesanan, maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan kelebihan uang pemesanan kepada Para Penjamin Emisi Efek selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, dan setiap Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan uang pemesanan kepada para pemesan yang telah diterimanya sehubungan dengan pembelian sesegera mungkin namun bagaimanapun juga tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Oleh karenanya Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek dengan ini membebaskan Perseroan dari segala tuntutan/denda atas kelalaian tersebut.

b. Pengembalian uang tersebut wajib dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan ke rekening atas nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek, bilyet giro atau surat pengembalian yang dapat diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan pada Penjamin Emisi Efek dimana pemesanan diajukan dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham dan bukti tanda jati diri.

Untuk Para Pemesan Khusus, pengembalian uang pemesanan karena adanya penjatahan akan diatur dan dilaksanakan langsung oleh Perseroan dan oleh karenanya Perseroanmembebaskan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dari segala tuntutan/denda atas kelalaian Perseroan tersebut.

c. Setiap pihak yang lalai dalam melakukan pengembalian uang pemesanan sehingga terjadi keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut atau mengakibatkan pihak lain menjadi terlambat dalam melakukan kewajibannya untuk mengembalikan uang pemesanan, wajib membayar denda kepada para pemesan yang bersangkutan sebesar suku bunga per tahun rekening giro Rupiah yang berlaku di Bank Penerima (“Suku Bunga”) sampai dengan dilunasinya jumlah yang belum dibayar tersebut, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender.

Pihak yang terlambat melakukan pengembalian uang pemesanan kepada pemesan karena kelalaian pihak lainnya sesuai dengan ketentuan Pasal 11 harus dibebaskan dari segala tuntutan yang disebabkan oleh keterlambatan pengembalian uang pemesanan dan dibebaskan dari kewajiban membayar denda tersebut.

d. Sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan batalnya Penawaran Umum atau penundaan Penawaran Umum sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini berlaku ketentuan sebagai berikut:

Pengembalian uang pemesanan (termasuk setiap denda atas keterlambatan pengembalian uang pemesanan) menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para Penjamin Emisi Efek sesuai dengan bagiannya masing-masing atau Perseroan (terhadap Pemesan Khusus), dan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut atau penundaan Penawaran Umum.

e. Apabila uang pemesanan yang akan dikembalikan telah tersedia (termasuk untuk Pemesan Khusus), akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil, maka hal tersebut bukan merupakan tanggung jawab Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau para Para

Page 381: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

361

Penjamin Emisi Efek, sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.

Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan saham pada para Penjamin Emisi Efek di mana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan paling cepat dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham.

13. Lain-lain

Sejalan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari 1 (satu) formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan, Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan 1 (satu) formulir pemesanan efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjual dan pihak terafiliasi dilarang untuk membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli.

Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjaminan Emisi Efek.

Penjamin Emisi Efek akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LKNo.IX.A.2.

Page 382: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 383: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

363

XX. KETERANGAN TENTANG PENERBITAN WARAN SERI I

KETERANGAN MENGENAI WARAN SERI I

Keterangan mengenai Waran di bawah ini merupakan rangkuman dari Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I dan perubahannya, namun bukan merupakan salinan selengkapnya dari keseluruhan ketentuan dan persyaratan yang tercantum di dalam akta tersebut. Adapun salinan selengkapnya dapat diperoleh atau dibaca di kantor Perseroandan kantor Pengelola Administrasi Waran Seri I pada setiap hari dan jam kerja.

Waran Seri I yang diterbitkan Perseroan sebanyak 30.000.000 (tiga puluh juta) yang menyertai Saham Baru yang dikeluarkan dalam rangka Penawaran Umum. Seluruh Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemesan yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan Penawaran Umum, yang dikeluarkan oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek (“BAE”) pada tanggal penjatahan, yaitu tanggal 10 April 2014. Waran Seri I tersebut diterbitkan berdasarkan Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I No.576 tanggal 13 Januari 2014 jo. Addendum I Akta Pernyataan Pernyataan Waran Seri I No.444 tanggal 27 Maret 2014 yang kedua dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara. (selanjutnya disebut “Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I”).

1. Definisi

a. Waran Seri I berarti Surat Kolektif Waran Seri I atau bukti kepemilikan yang merupakan tanda bukti yang memberikan hak kepada pemegangnya yang untuk pertama kalinya merupakan pemegang saham yang berasal dari Saham yang ditawarkan/dijual melalui Penawaran Umum, untuk membeli Saham Hasil Pelaksanaan sesuai Penerbitan Waran Seri I dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal dan ketentuan Kustodian Sentral Efek Indonesia yang berlaku;

b. Surat Kolektif Waran Seri I berarti bukti pemilikan sejumlah Waran Seri I dalam kelipatan tertentu yang diterbitkan oleh Perseroan yang memuat nama, alamat dan jumlah Waran Seri I;

c. Jangka Waktu Pelaksanaan berarti jangka waktu dapat dilaksanakan Waran Seri I terhitung 54(lima puluh empat) bulan setelah tanggal pencatatan Waran Seri I di Bursa Efek sampai dengan 1 (satu) Hari Kerja sebelum akhir bulan ke-60 sejak pencatatan Waran Seri I;

d. Harga Pelaksanaan Waran Seri I berarti harga setiap saham hasil pelaksanaan Waran Seri I yang ditetapkan, harus dibayar pada waktu melakukan pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp950,-(sembilan ratus lima puluh Rupiah);

e. Saham Hasil Pelaksanaan berarti Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan sebagai hasil Pelaksanaan Waran Seri I dan merupakan saham yang telah disetor penuh Perseroan yang menjadi bagian dari modal saham Perseroan serta memberikan kepada pemegangnya yang namanya dengan sah terdaftar dalam daftar pemegang saham yang mempunyai hak-hak yang sama dengan hak-hak pemegang saham Perseroan lainnya, satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan KSEI yang berlaku.

2. Hak atas Waran Seri I

Para pemegang Saham Baru yang namanya tercantum dalam Daftar Penjatahan Penawaran Umum Perseroan pada tanggal penjatahan yaitu tanggal 10 April 2014 dinyatakan sebagai pemilik Waran Seri I yang sah.

Setiap 5 (lima) Saham Baru melekat 1 (satu) Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) saham biasa atas nama pada Harga Pelaksanaan Waran Seri I selama Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I.

Page 384: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

364

3. Bentuk Waran Seri I

Waran Seri I yang diterbitkan Perseroan adalah Waran Atas Nama dan sebagai bukti kepemilikan awal adalah dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan yang kemudian diadministrasikan secara elektronik di KSEI.

Waran Seri I terdaftar dan tercatat serta dapat diperdagangkan di BEI sejak tanggal 15 April 2014sampai dengan tanggal 8 April 2019 di Pasar Reguler dan Negosiasi dan sejak tanggal 15 April 2014sampai dengan tanggal 11 April 2019 di Pasar Tunai. Perseroan telah menunjuk BAE yaitu PT Adimitra Transferindo sebagai Pengelola Administrasi Waran Seri I berdasarkan Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran Seri I yang bertugas untuk melakukan pencatatan para pemegang Waran Seri I di dalam buku Daftar Pemegang Waran Seri I.

4. Hak untuk Membeli Saham

Setiap Pemegang 1 (satu) Waran Seri I yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Hasil Pelaksanaan dengan cara melakukan Pelaksanaan Waran Seri I pada Hari Kerja selama Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I.

5. Jangka Waktu Waran Seri I

Waran Seri I ini mempunyai jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan yang dihitung sejak tanggal pencatatan di BEI yaitu tanggal 15 April 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2019 pada pukul 16.00WIB. Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I yaitu mulai tanggal 15 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2019, dimana setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Hasil Pelaksanaan Waran Seri I. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham Perseroan, termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi Saham Baru. Bila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya maka Waran Seri I tersebut menjadi daluwarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku.

6. Perubahan Isi Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I

Perseroan berhak untuk mengubah isi Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I, kecuali untuk mengubah Jangka Waktu Pelaksanaan Waran Seri I tidak dapat diubah, dengan ketentuan sebagai berikut:a. Persetujuan Pemegang Waran Seri I yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) dari

Waran Seri I;b. Perseroan wajib mengumumkan setiap pengubahan Penerbitan Waran Seri I dalam 2 (dua) surat

kabar harian berbahasa Indonesia 1 (satu) diantaranya berperedaran nasional selambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum ditandatangani pengubahan Penerbitan Waran Seri I dan bilamana selambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah pengumuman tersebut Pemegang Waran Seri I lebih dari 50% (lima puluh persen) tidak menyatakan keberatan secara tertulis atau tidak memberikan tanggapan secara tertulis, maka Pemegang Waran Seri I dianggap telah menyetujui usulan perubahan tersebut; dan

c. Setiap pengubahan Penerbitan Waran Seri I harus dilakukan dengan akta yang dibuat secara notariil dan pengubahan mengikat Perseroan dan Pemegang Waran Seri I dengan memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Penerbitan Waran Seri I, Peraturan Pasar Modal dan ketentuan KSEI.

7. Periode Perdagangan Waran Seri I

Periode perdagangan Waran Seri I adalah setiap Hari Bursa, terhitung sejak tanggal pencatatan Waran Seri I pada BEI, yaitu adalah tanggal 15 April 2014 hingga 8 April 2019 pada pukul 16.00 WIB

Page 385: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

365

untuk perdagangan di Pasar Reguler dan Negosiasi, dan tanggal 15 April 2014 hingga 11 April 2019pada pukul 16.00 WIB untuk perdagangan Waran Seri I di Pasar Tunai.

8. Periode Pelaksanaan Waran Seri I

Periode Pelaksanaan Waran Seri I adalah setiap Hari Kerja, terhitung 54 (lima puluh empat) bulan setelah tanggal penerbitan Waran Seri I pada BEI, yaitu mulai tanggal 15 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2019 pada pukul 16.00 WIB.

Pemegang Waran memiliki hak untuk menukarkan sebagian atau seluruh Waran Seri I yang dipegangnya menjadi saham biasa atas nama. Jika harga pasar saham Perseroan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaannya, pemegang Waran Seri I berhak untuk tidak menukarkan Waran Seri I yang dipegangnya menjadi saham biasa atas nama.

9. Prosedur Pelaksanaan Waran Seri I

a. Setiap Pemegang Waran Seri I berhak melakukan pelaksanaan Waran Seri I menjadi saham biasa atas nama selama Periode Pelaksanaan Waran Seri I pada jam kerja dengan melakukan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Pernyataan Penerbitan Waran Seri I.

b. Prosedur Pelaksanaan Waran Seri I yang berada diluar penitipan kolektif (warkat) adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Waran Seri I dapat dilakukan melalui anggota bursa dan/atau bank kustodian.

2. Pada Periode Pelaksanaan Waran Seri I para Pemegang Waran Seri I (warkat) yang bermaksud melakukan Pelaksanaan Waran Seri I wajib membayar Harga Pelaksanaan Waran Seri I kepada Perseroan melalui anggota bursa/ bank kustodian serta menyertakan Dokumen Pelaksanaan Waran Seri I kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I, yang terdiri dari:

i. Formulir Pelaksanaan Waran Seri I;ii. Asli Surat Kolektif Waran Seri I;iii. Bukti Pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I;iv. Fotokopi identitas Pemegang Waran Seri I yang bermaksud melakukan Pelaksanaan

Waran Seri I;v. Asli surat kuasa, apabila dilakukan dengan kuasa, yang dilampiri dengan fotokopi

identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa;vi. Formulir Penyetoran Efek standar KSEI.

3. Dengan diterimanya Dokumen Pelaksanaan Waran Seri I, Pengelola Administrasi Waran Seri I wajib menyerahkan bukti telah diterimanya Dokumen Pelaksanaan (“Bukti Penerimaan Dokumen Pelaksanaan”) kepada Pemegang Waran Seri I.

4. Dokumen Pelaksanaan yang telah diterima oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I tidak dapat ditarik kembali.

5. Pemegang Waran Seri I yang tidak menyerahkan Dokumen Pelaksanaan dalam jangka waktu pelaksanaan, tidak berhak lagi melaksanakan Waran Seri I menjadi Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I

Page 386: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

366

6. Dalam jangka waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I menerima Dokumen Pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan melakukan riset terhadap kelengkapan dan keabsahan Dokumen Pelaksanaan Waran Seri I dan kebenaran tentang terdaftarnya Pemegang Waran Seri I dalam Daftar Pemegang Waran Seri I.

7. Pada hari kerja berikutnya setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I melakukan riset terhadap dokumen pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan meminta konfirmasi dari Perseroan tentang telah diterimanya secara penuh (in good funds) Harga Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam Rekening Bank Khusus. Pada hari kerja berikutnya setelah meminta konfirmasi kepada Perseroan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan meminta persetujuan dari Perseroan mengenai dapat atau tidaknya Waran Seri I tersebut dilaksanakan, dan Perseroan pada hari kerja berikutnya harus telah memberikan keputusan kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I mengenai dapat atau tidaknya Waran Seri I dilaksanakan menjadi saham biasa atas nama yang dikeluarkan dari Portepel Perseroan.

8. Dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah tanggal penerimaan Dokumen Pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan memberikan konfirmasi kepada Pemegang Waran mengenai diterima atau ditolaknya permohonan untuk melakukan Pelaksanaan Waran Seri I.

9. Selambatnya 1 (satu) hari bursa Pengelola Administrasi Waran Seri I menerima konfirmasi dari Perseroan mengenai dapat atau tidaknya Waran dilaksanakan, Pengelola Administrasi Waran Seri I wajib mendepositkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan kedalam rekening efek dengan menggunakan fasilitas C-BEST.

c. Prosedur Pelaksanaan Waran Seri I (tanpa warkat) yang berada dalam Penitipan Kolektif KSEI adalah sebagai berikut:

1. Pemegang Waran Seri I memberikan Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I dengan menyerahkan Surat Konfirmasi Waran Seri I melalui anggota bursa / bank kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan Waran Seri I dengan memasukannya ke dalam rekening yang khusus ditunjuk oleh KSEI;

2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I oleh anggota bursa / bank kustodian kepada KSEI, maka:

i. KSEI akan mendebet Waran Seri I dari masing-masing sub rekening Pemegang Waran Seri I yang memberikan Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam rekening KSEI dengan menggunakan fasilitas C-BEST;

ii. Segera setelah pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I diterima di dalam rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke Rekening Bank Khusus pada hari yang sama.

3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I, KSEI akan menyampaikan pada Pengelola Administrasi Waran Seri I, dokumen sebagai berikut:

i. Daftar rincian Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I yang diterima KSEI;ii. Surat atau bukti pemindahbukuan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I yang

dilakukan oleh KSEI, dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam Rekening Bank Khusus;

iii. Instruksi untuk mendepositkan sejumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam rekening khusus yang telah disediakan oleh KSEI.

Page 387: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

367

4. Segera setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I menerima dari KSEI dokumen tersebut di atas, Pengelola Adminstrasi Waran Seri I akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dari Instruksi Pelaksanaan Waran Seri I, bukti pemindahbukuan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam Rekening Bank Khusus berdasarkan data pada Rekening Bank Khusus serta instruksi untuk mendepositkan sejumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I.

5. Selambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah permohonan Pelaksanaan Waran Seri I diterima dari KSEI dan pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I telah dibayar penuh (in good funds)dalam Rekening Bank Khusus, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan menerbitkan / mendepositkan sejumlah Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I ke dalam rekening khusus yang telah disiapkan KSEI dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I ke sub rekening Pemegang Waran Seri I yang melakukan Pelaksanaan Waran Seri I dengan menggunakan fasilitas C-BEST. Selanjutnya setelah melakukan pendistribusian Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I tersebut KSEI akan menerbitkan laporan hasil distribusi Saham Baru Hasil Pelaksanaan Waran Seri I tersebut kepada Perseroan dan Pengelola Administrasi Waran Seri I.

10. Pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I

Untuk keperluan penerimaan atas pembayaran Harga Pelaksanaan dan biaya-biaya lain sehubungan dengan Pelaksanaan Waran Seri I yang permohonan pelaksanaannya diajukan langsung ke Pengelola Administrasi Waran Seri I harus dibayar penuh (in good funds) pada saat pelaksanaan, maka Perseroan membuka dan mengoperasikan rekening khusus.

Pemegang Waran Seri I yang akan melaksanakan Waran Seri I dapat melakukan pembayaran pada Harga Pelaksanaan dengan cek, bilyet, giro, bank transfer, pemindahbukuan tunai (in good funds)dalam Rupiah kepada Rekening Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

Bank MandiriKCP Tajur BogorAtas Nama: PT Eka Sari Lorena TransportNo. Rekening: 133001406666

Dalam hal pembayaran Harga Pelaksanaan Waran Seri I kurang dari jumlah yang ditentukan, maka Pengelola Administrasi Waran Seri I dapat menolak Pelaksanaan Waran Seri I dan Perseroan segera mengembalikan pembayaran yang telah dilakukan setelah dikurangi dengan biaya administrasi dan biaya lain yang dikeluarkan Pengelola Administrasi Waran Seri I untuk pengembalian pembayaran tersebut (jika ada).

Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet giro maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/giro yang dananya telah diterima dengan baik (in good funds).

Dalam hal ini, semua biaya bank yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Waran Seri I menjadi saham ini menjadi tanggungan Pemegang Waran Seri I.

11. Penyesuaian Harga Pelaksanaan dan Jumlah Waran Seri I

Harga Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada nomor 1 (d) di atas. Jumlah Waran Seri I yang diterbitkan sebanyak 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I. Apabila harga pelaksanaan baru dan jumlah Waran Seri I baru karena penyesuaian menjadi pecahan, maka dilakukan pembulatan ke bawah. Harga pelaksanaan dan Jumlah Waran Seri I akan mengalami pengubahan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

Page 388: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

368

a. Perubahan nilai nominal saham Perseroan karena alasan apapun juga termasuk akibat penggabungan, peleburan, pemecahan nilai nominal (stock split), maka:

Harga Pelaksanaan baru = Harga nominal baru setiap saham xAHarga nominal lama setiap saham

Jumlah Waran Seri I baru = Harga nominal lama setiap saham xBHarga nominal baru setiap saham

A = harga pelaksanaan Waran Seri I yang lamaB = jumlah awal Waran Seri I yang beredar

Penyesuaian tersebut mulai berlaku pada saat dimulainya Perdagangan Saham di Bursa Efek dengan nilai nominal yang baru yang diumumkan di dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional.

b. Perubahan jumlah saham Perseroan sebagai akibat dari pembagian saham bonus atau saham dividen, konversi atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham, maka:

Harga Pelaksanaan baru = A x X(A + B)

A = jumlah saham yang disetor penuh dan beredar sebelum pembagian saham bonus atau saham dividen

B = jumlah saham baru yang disetor penuh dan beredar yang merupakan hasil pembagian saham bonus atau saham dividen atau penambahan saham akibat konversi

X = harga pelaksanaan Waran Seri I yang lama

Penyesuaian tersebut mulai berlaku pada saat saham bonus atau saham dividen mulai berlaku efektif yang akan diumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional.

c. Pengeluaran Saham Baru dengan cara Penawaran Umum Terbatas

Harga Pelaksanaan baru = (C – D) x XC

C = harga pasar saham sebelum pengeluaran pengumuman penawaran umum terbatasX = harga pelaksanaan Waran Seri I yang lamaD = harga teoritis Right untuk 1 (satu) saham yang dihitung dengan formula:

(C – F)(G + 1)

F = harga pembelian 1 (satu) saham berdasarkan hak memesan efek terlebih dahulu (Right)

G = jumlah saham yang diperlukan untuk memesan tambahan 1 (satu) saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (Right)

Penyesuaian ini berlaku efektif 1 (satu) hari kerja setelah tanggal penjatahan pemesan saham dalam rangka Penawaran Umum Terbatas.

Page 389: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

369

12. Status Waran Seri I

Pemegang Waran Seri I tidak memiliki hak suara dalam RUPS Perseroan dan menerima dividen dalambentuk apapun, tidak berhak atas saham bonus yang berasal dari agio dan saham dividen yang berasal dari kapitalisasi laba. Dengan demikian juga tidak mempunyai hak memesan efek terlebih dahulu yang akan dikeluarkan Perseroan di kemudian hari, sepanjang Waran Seri I yang dimilikinya belum dilaksanakan menjadi saham.

13. Status Saham Hasil Pelaksanaan Waran Seri I

Saham hasil pelaksanaan yang dikeluarkan dari portepel Perseroan atas Pelaksanaan Waran Seri Idiperlakukan sebagai saham yang disetor penuh dan merupakan bagian dari modal saham Perseroanserta memberi hak kepada pemegangnya yang terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan, hak yang sama dengan pemegang saham Perseroan lainnya.

14. Daftar Pemegang Waran Seri I

Pengelola Administrasi Waran Seri I telah ditunjuk untuk melakukan pencatatan Daftar Pemegang Waran Seri I yang didalamnya tercantum nomor Surat Kolektif Waran Seri I, nama dan alamat para pemegangWaran Seri I serta hal-hal lainnya yang dianggap perlu.

Pengelola Administrasi Waran Seri I juga bertugas untuk melaksanakan pengelolaan administrasi Waran Seri I dalam kaitannya dengan transaksi perdagangan Waran Seri I di Bursa yang mencakup pengalihandan pencatatan hasil transaksi termasuk diantaranya pelaksanaan Waran Seri I untuk kepentingan Perseroan.

15. Pengelola Administrasi Waran Seri I

Perseroan telah menunjuk Pengelola Administrasi Waran Seri I sebagai berikut:

PT ADIMITRA TRANSFERINDOPlaza Property Lt. 2

Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1Jl. Perintis Kemerdekaan

Jakarta 13210

Dalam hal kaitan ini, Pengelola Administrasi Waran Seri I bertugas untuk melaksanakan pengelolaanadministrasi Waran Seri I sehubungan dengan transaksi perdagangan Waran Seri I di Bursa yangmencakup pengalihan dan pencatatan hasil transaksi termasuk diantaranya pelaksanaan hak Waran Seri I demi kepentingan Perseroan.

16. Pengalihan Hak atas Waran Seri I

Hak atas Waran Seri I dapat beralih karena terjadinya tindakan hukum, antara lain, jual beli di Bursa, hibah maupun peristiwa hukum pewarisan akibat kematian seorang pemegang Waran Seri I.

Setiap orang yang memperoleh hak atas Waran Seri I karena hibah maupun warisan akibat kematian dari Pemegang Waran Seri I atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan pemilikan Waran Seri I beralih, dapat mengajukan permohonan pengalihan secara tertulis dengan menggunakan formulir pengalihan kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I yang akan bertindak untuk dan atas nama Perseroan, untuk didaftar sebagai Pemegang Waran Seri I dengan mengajukan bukti-bukti sehubungan dengan haknya atas WaranSeri I dan dengan membayar biaya administrasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan untuk pengalihan Waran Seri I. Penyerahan dokumen yang masih kurang

Page 390: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

370

harus dilengkapi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengajuan permohonan, dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal yang berlaku.

Dalam Waran Seri I karena warisan atau karena sebab apapun menjadi hak beberapa orang atau pihak atau badan hukum maka kepada orang atau pihak atau badan hukum yang memiliki secara bersama-sama tersebut berkewajiban untuk menunjuk secara tertulis 1 (satu) orang atau 1 (satu) badan hukum diantara mereka sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil tersebut yang akan dimasukkan ke dalam Daftar Pemegang Waran Seri I dan wakil ini akan dianggap sebagai pemegang yang sah dari Waran Seri I yang bersangkutan dan berhak untuk melaksanakan dan menggunakan semua hak yang diberikan kepada Pemegang Waran Seri I.

Pendaftaran peralihan hak atas Waran Seri I hanya dapat dilakukan melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I yang akan bertindak untuk dan atas nama Perseroan dengan memberikan catatan mengenai peralihan hak tersebut di dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berdasarkan surat-surat yang cukup membuktikan adanya peralihan hak atas Waran Seri I tersebut termasuk bukti akta hibah yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan telah disetujui oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan peraturan Pasar Modal.

Peralihan hak atas Waran Seri I berlaku setelah pendaftaran dari peralihan tersebut tercatat di dalamDaftar Pemegang Waran Seri I.

17. Penggantian Surat Kolektif Waran Seri I

Apabila Surat Kolektif Waran Seri I rusak atau karena hal-hal lain yang ditetapkan oleh Perseroanatau permintaan tertulis dari yang berkepentingan kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan memberikan pengganti Surat Kolektif Waran Seri I. Asli Surat Kolektif Waran Seri I yang rusak harus dikembalikan kepada Perseroan.

Apabila Surat Kolektif Waran Seri I hilang atau musnah, Surat Kolektif Waran Seri I yang baru akanditerbitkan dengan terlebih dahulu menyerahkan bukti-bukti yang cukup dan dengan memberikan jaminan jaminan yang dianggap perlu oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I dan diumumkan di Bursa Efek dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal dan KSEI.

Perseroan dan/atau Pengelola Administrasi Waran Seri I berhak untuk menetapkan dan menerimajaminan-jaminan tentang pembuktian dan penggantian kerugian kepada pihak yang mengajukanpermintaan penggantian Surat Kolektif Waran Seri I yang dianggap perlu untuk mencegah kerugian yang akan diderita Perseroan.

Perseroan melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I berkewajiban menyampaikan pemberitahuantertulis kepada OJK mengenai setiap penggantian Surat Kolektif Waran Seri I yang hilang atau rusak. Dalam hal ini, semua biaya yang berhubungan dengan pengeluaran penggantian Surat KolektifWaran Seri I yang hilang atau rusak ditanggung oleh mereka yang mengajukan permohonan penggantian Surat Kolektif Waran Seri I tersebut.

18. Penggabungan, Peleburan dan Likuidasi

Jika selama masa berlaku pelaksanaan Waran Seri I:a. Terjadi penggabungan, peleburan dan likuidasi, maka dalam 7 (tujuh) Hari Kerja setelah

keputusantersebut diambil Perseroan wajib memberitahu kepada pemegang Waran Seri I dan Perseroanmemberi hak kepada pemegang Waran Seri I dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum keputusan tersebut berlaku efektif untuk melaksanakan Waran Seri I yang dimiliki oleh pemegang Waran Seri I.

b. Perseroan melakukan penggabungan atau peleburan dengan perusahaan lain, maka perusahaan yang menerima penggabungan Perseroan atau perusahaan yang merupakan hasil peleburan

Page 391: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

371

dengan Perseroan wajib bertanggung jawab dan tunduk kepada syarat-syarat dan ketentuan Waran Seri I yang berlaku.

19. Hukum yang Berlaku

Syarat dan kondisi Waran Seri I ini berada dan tunduk di bawah hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

Page 392: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 393: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

373

XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota bursa efek berikut ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

Menara Karya Lantai 10Jl. H.R. Rasuna Said Block X-5 Kav. 1-2

Jakarta 12950Phone: (021) 2553 3600

Facsimile: (021) 2553 3723Website: www.valburysecurities.co.id

Email: [email protected]

PENJAMIN EMISI EFEK

PT Buana CapitalIndonesia Stock Exchange Building Tower II, 26th Floor

Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Tel. 021 515 0203; Fax. 021 515 0241

PT Makinta SecuritiesPlaza Asia, 23rd Floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta Tel. 021 5140 1133; Fax. 021 5140 1599

PT Equity Securities Indonesia Wisma Sudirman Lt. 14

Jalan Jend. Sudirman Kav. 34, Jakarta Tel. 021 570 0738; Fax. 021 570 3379

PT Minna Padi InvestamaEquity Tower, Lt. 11, SCBD Lot 9, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 – JakartaTel. 021 525 5555; Fax. 021 527 1527

PT Erdikha Elit SekuritasGedung Sucaco Lantai 3,

Jl. Kebon Sirih No. 71, JakartaTel. 021 314 6427; Fax. 021 315 2841

PT Panca Global Securities TbkGedung BEI Tower I Lt. 17, suite 1706A, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, JakartaTel. 021 515 5456; Fax. 021 515 5466

PT Indomitra SecuritiesGedung Wirausaha Lt. 4

Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-5, JakartaTel. 021-522 9073; Fax. 021 522 9081

PT Panin Sekuritas TbkGedung Bursa Efek Indonesia Tower 2, Suite 1705, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, JakartaTel. 021 515 3055; Fax. 021 515 3061

PT Inti Fikasa SecurindoMenara Batavia Lantai 23,

Jl. KH Mas Mansyur Kav. 125-126, JakartaTel. 021 5793 0080; Fax. 021 5793 0090

PT Reliance Securities TbkMenara Batavia, 27th FlJl. KH. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta Tel. 021 5793 0008; Fax. 021 5793 0010

PT Kresna Graha Sekurindo TbkKresna Tower, Lantai 6, 18 PARC SCBD Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta

Tel. 021 2555 7000; Fax. 021 515 5280

PT Yulie Sekurindo TbkPlaza Asia, Lantai 5, Jalan Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190Tel. 021 5140 2181; Fax. 021 5140 2182

Page 394: JADWAL PENAWARAN UMUM JADWAL WARAN SERI I · ii D. Kegiatan Usaha Perseroan 169 E. Pemasaran, Tarif dan Penjualan 182 F. Fasilitas Bengkel 186 G. Persaingan Usaha 191 H. Sistem Teknologi

Halaman ini sengaja dikosongkan