jadi, tinggal tatalaksana

Upload: nabila-maharani-gunawan

Post on 06-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    1/53

    LAPORAN TUTORIAL

    BLOK 10

    Pembimbing : dr. Swanny M.Sc

    GROUP :

    Fatin Faiza A. 04091401074

    Ashita Hulwah Adwirianny 04101401073

    Atifatur Rachmania 04101401078

    Fulvian Budi Azhar 04101401081

    Djodie Depati Singalaga 04101401082

    Siti Nabila Maharani 04101401087

    Dwi Utami Perwitasari 0410140108

    Sarah Nabella P. 04101401090

    Yola Febriyanti 04101401092

    Hasan Tindar Abdullah 04101401093

    Sariyani 04101401094

    Herly Zulkarnain 04101401095

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    2/53

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya laporan tutorial skenario

    ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari system

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

    Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat banyak kekurangan dan kelemahannya

    untuk itu sumbangan pemikiran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan agar di masa

    yang akan datang laporan tutorial ini menjadi lebih baik.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu tersusunnya laporan

    tutorial ini. Semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi civitas akademika.

    Palembang, 27 Desember 2011

    Tim Penyusun

    BAB I

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    3/53

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Blok Kardioserebrovaskular adalah blok 10 pada semester 3 dari Kurikulum Berbasis

    Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

    menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang

    Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

    y Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaranKBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    y Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis danpembelajaran diskusi kelompok.

    y Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenarioini.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    4/53

    BAB II

    PEMBUKA

    Data Tutorial

    Tutorial Skenario A

    Tutor : dr. Swanny M.Sc

    Moderator : Djodie Depati Singalaga

    Sekretaris : Dwi Utami Perwitasari

    Notulis : Atifatur Rachmania

    Waktu : Selasa, 27 Desember 2011

    Kamis, 29 Desember 2011

    Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat dengan

    cara mengacungkan tangan terlebih dahulu dan apabila telah

    dipersilahkan oleh moderator.

    3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama proses

    tutorial berlangsung.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    5/53

    BAB III

    PEMBAHASAN

    SKENARIO A

    A 53 year old man, a banker, comes to MH hospital because of shortness of breath since 2 hours ago. In the

    last 2 weeks he became easily tired in daily activities. He also had night cough, nausea, lost of appetite. Six

    month ago he was hospitalized due to chest discomfort. Past medical history : treated hypertension, heavy

    smoker, rarely exercised. Family history: no history of premature coronary disease.

    Physical Exam

    Orthopneu, height 170 cm, body weight 92 kg, BP 170/110 mmHg, HR 125 bpm irregular, PR 98x/minirregular unequal, RR 32x/min. Pallor, JVP (5+0) cm H2O, rales (+), wheezing (+), liver: palpable 2 fingers

    below the costal arch, and minimal ankle edema.

    Laboratory result

    Hemoglobin: 12,8 g/dl, WBC: 7000/mm3, Diff count: 0/2/10/60/22/6, ESR 20 mm, Platelet 250000/mm

    3.

    Total cholesterol: 300 mg/dl, LDL: 165mg/dl, HDL: 35 mg/dl, triglyceride 160 mg/dl, blood glucose: 110

    mg/dl.

    Urinanalysis: normal findings

    SGOT: 50 U/l, SGPT: 43 U/l, CK NAC: 150 U/l, CK MB: 25 U/l, Troponin I 0,2ng/ml.

    Additional examination

    ECG: arterial fibrillation, LAD, HR 130 bpm, QS pattern V1-V4, LV strain

    Chest x-ray: CTR > 50%, shoe shaped cardiac, Kerleys sign (+) signs of cephalization.

    I. Klarifikasi Istilah1. Shortness of breath : sesak nafas2. Premature coronary disease : sebagai perkembangan penyakit arteri koroner pada usia 45 dan

    Dibawah umur 45 tahun, menurut international journal of

    cardiology

    3. Hypertension : tekanan darah diatas 120/80 mmHg4. Orthopneu : pernapasan yang sulit terutama pada keadaan duduk dan akan

    Merasa lebih baik bila berdiri

    5. Pallor : pucat6. JVP (5+0) cm H2O : jugularis vein pressure7. Minimal ankle edema : pengumpulan cairan abnormal yang minim pada daerah lutut

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    6/53

    8. Rales : suara pernapasan yang abnormal yang terdengar saatauskultasi yang menunjukkan keadaan patologi

    9. ESR : laju pengendapan eritrosit10.Platelet : struktur mirip cakram yang ditemukan dalam darah semua

    mamalia dan berperan dalam pembekuan darah

    11.CK NAC : creatine kinase NAC; enzim berkonsentrasi tinggi pada jantungDan otot rangka

    12.CK MB : creatine kinase myocardial band ( isoenzim CK yang lebihSpesifik mewakili enzim miokard )

    13.SGOT : Serum glutamic oxaloacetic transaminase14.SGPT : Serum glutamic piruvic transaminase (alanin transaminase)15.Troponin : kompleks protein otot yang mempengaruhi tropomiosin untuk

    Mengawali kontraksi

    16.Atrial fibrillation : atrium yang bergetar dan tidak berkontraksi secara maksimal17.LAD :Left axis deviation ; perubahan arah nilai rata-rata vektor

    kompleks QRS yang ditetapka dari elektrokardiogram

    mungkin karena kelainan posisi anatomi jantung atau

    berbagai macam gangguan seperti hipertrofi ventricular

    atau blok cabang bundle

    18.Kerleys sign : kondisi yang menunjukkan adanya edema paru19.CTR : perbandingan antara besar jantung dan lebar dinding thoraks20.Cephalization : hipertensi pada vena pulmonalis21.Shoe-shaped cardiac : bentuk jantung yang menyerupai sepatu

    II. Identifikasi Masalah1. Seorang laki-laki, 53 tahun, mengeluh sesak napas sejam 2 jam yang lalu.2. Pada 2 minggu yang lalu, dia mudah lelah, batuk pada malam hari, mual, dan tidak nafsu makan.3. Enam bulan lalu, dia dirawat karena menderita nyeri dada dan memiliki riwayat hipertensi yang

    terkontrol, perokok berat dan jarang olahraga

    4. Pemeriksaan fisik menunjukkan orthopneu, BMI: obese, BP tinggi, HR tinggi dan irregular, PRirregular dan unequal, RR tinggi, pallor, JVP (5+0) cm H2O, rales (+), wheezing (+), liver teraba 2 jari

    dibawah arkus costa dan ada edema pada ankle.

    5. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hemoglobin: 12,8 g/dl, WBC: 7000/mm3, Diff count:0/2/10/60/22/6, ESR 20 mm, Platelet 250000/mm

    3. Total cholesterol: 300 mg/dl, LDL: 165mg/dl,

    HDL: 35 mg/dl, triglyceride 160 mg/dl, blood glucose: 110 mg/dl.SGOT: 50 U/l, SGPT: 43 U/l, CK

    NAC: 150 U/l, CK MB: 25 U/l, Troponin I 0,2ng/ml.

    6. Hasil pemeriksaan tambahan menunjukkan arterial fibrillation, LAD, HR 130 bpm, QS pattern V1-V4,LV strain Chest x-ray: CTR > 50%, shoe shaped cardiac, Kerleys sign (+) signs of cephalization.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    7/53

    III. Analisis Masalah1. Bagaimana anatomi system kardiovaskular?

    Sintesis

    2. Bagaimana fisiologi system kardiovaskular?Sintesis3. Bagaimana mekanisme:

    a. Sesak nafasGagal jantung gagal diastolik dan sistolik peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan vena

    pulmonalis tekanan kapiler meningkat; hidrostatik meningkat air akan keluar dari kapiler

    dan akan terakumulasi di interstisial paru dan alveoli.

    b. Keluhan 2 minggu yang lalui. Mudah lelah

    Gagal jantung CO menurun perfusi jaringan akan menurun nutrisi dan O2 menurun

    ATP

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    8/53

    menopause ( 45-0 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur yang sama. Setelah

    menopause kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki.

    Dimana dipercaya bahwa kadar estrogen yang tidak dimiliki oleh laki laki berfungsi

    memproteksi kadar lipid dalam darah sehingga kebanyakan wanita yang menderita penyakit

    jantung terjadi setelah menopause dimana akan terjadi defiseinsi estrogen.

    Hilangnya elastisitas secara alami, kombinasi dengan atherosclerosis, membuat arteri

    menjadi lebih kaku, sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa

    darah melaluinya. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

    5. Bagaimana hubungan riwayat hipertensi terkontrol, perokokberat, dan jarangberolahragadengan keluhan yang dialami?

    Hipertensi memacu terjadinya aterogenesis, dengan merusak dinding pembuluh darah

    dan menyebabkan efek berbahaya lain pada dinding arteri besar lainnya. Ketika peningkatan

    tekanan darah terjadi maka resistensi perifer akan meningkat sehingga akan memperberat

    kerja jantung dan ketika terjadi kegagalan kompensasi dengan RAAS maka akan terjadi

    hipertrofi ventrikel terutama ventrikel kiri yang dapat menyebabkan ventrikel membutuhkan

    darah lebih banyak yang dapat mengalami defect apabila perfusinya menurun.

    Merokok dapat menyebabkan menurunkan kadar HDL, merusak endotel dan

    meningkatkan koagulabilitas darah, meningkatkan sekresi katekolamin yang dapat membuat

    penyempitan pembuluh darah dengan efek vasokontriksinya sehingga dapat memacu

    terjadinya atherosklerosis.

    Inaktivitas fisik menaikkan risiko terjadi CVD dengan menyebabkan penurunan HDL

    , resistensi insulin, obesitas dan peningkatan tekanan darah.

    6. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik?Pemeriksaan

    Fisik

    Hasil

    Pemeriksaan

    Nilai Normal Interpretasi

    Pernafasan Orthopneu - Gangguan jantung dan

    paru /obesitas

    BMI 31,83 kg/m2 18,5-22,9 Obesitas Tingkaat II

    BP 170/110 120/80 Hipertensi stadium 2HR 125 bpm 60-100 bpm Tachycardia kompenasai

    kekurangan O2 jaringan

    PR 98 bpm,

    irregulear,

    unequal

    60-100 bpm,

    regulerAbnormal

    RR 32x/menit 12-20 x/menit Dsypnea

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    9/53

    Warna kulit Pallor Tidak pucat q perfusi perifer

    JVP >> tekanan vena jugularis

    Rales (+) (-) Edema paru

    Wheezing (+) (-) Edema paru

    Liver Palpable 2 finger

    below costal arch

    Edema liver

    Ankle Minimal ankle

    edema

    (-) Edema perifer,

    menunjukkan gagal

    jantung kanan

    7. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan laboratorium?Pemeriksaan

    Laboratory

    Hasil pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

    Hemoglobin 12,8g/dl 14-18 g% Anemia

    WBC 7.000/mm3 4000-10000/mm3 Normal, tidak ada infeksi

    Diff.count 0/2/10/60/22/6 (0-1/0-5/0-3/40-

    60/20- 45/2-6)

    Peningkatan neutrofil

    batang

    ESR 20/mm3 0-15 mm/jam Tinggi, kemungkinan

    karena Hipekolestrolemia,

    merokok dan peratmbahan

    usia viskositas darah oPlatelet 250.000 150.000-400.000 Normal

    otal cholesterol 300 mg/dl 200 mg/dl Obesitas,

    hiperlipoproteinemi dan

    aterosklerosis.

    LDL 165mg/dl

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    10/53

    8. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan tambahan?a. Chest x rayPerbandingan lebar torak dengan lebar jantung, jika rationya lebih dari 50% artinya telah

    terjadi kardiomegali yang bisa dikarenakan oleh dilatasi ventrikel kiri dan kanan, LVH, dan

    efusi perikard.Ukuran jantung pada kardiomegali diukur dengan membandingkan diameter

    jantung (A

    +B) dengan diameter internal maksimal dada (C).

    b. ECGy Atrial fibrilation adalah irama jantung yang abnormaly Left axis deviation adalah penyimpangan sumbu listrik ke arah kiri. Penyimpangan sumbu

    ventrikel ke arah kiri karena adanya hipertropi ventrikel kiri. Hipertropi ventrikel kiri ini

    hepatoseluler, infark

    jantung, kolapas sirkulasi,

    pankreatitis jantung

    SGPT 43U/L 0-40 U/L Meningkat kemungkinan :

    Kolaps sirkulasi

    Kelainan pada hepar

    (hepatitis)

    Gagal jantung kongestif

    Infark miokard

    CK NAC 150U/L 38 -174 IU/L Heart attack,

    skeletal muscle injury,

    multiple trauma, muscle

    cramps, arterial embolism,

    muscular dystrophy,inflammatory muscle

    diseases, hypothyroidism

    CK MB 25U/L

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    11/53

    dapat disebabkan karena stenosis katup aorta, regurgitasi katup aorta, dan sejumlah kelainan

    jantung kongenital.

    y HR 130 kali per menit adalah takikardiy QS pattern in V1-V4 menunjukkan adanya infark miokard.y LV strain menandakan hipertropi ventrikel kiri karena kelemahan otot jantung untuk

    memompa darah.

    9. Bagaimana cara penegakkan diagnosis pada kasus ini?Dalam menegakkan diagnosis memiliki beberapa tahapan seperti :

    1. AnamnesisGejala penyakit kardiovaskular:

    a. Dispnea, batuk, hemoptisisb. Nyeri dadac. Sinkopd. Palpitasie. Pembengkakan pergelangan kakif. Letihg. Sianosish. KlaudikasioInformasi yang harus diperoleh untuk setiap gejala adalah

    a. Sifat dan derajat keparahanb. Kronologic. Onset dan durasid. Faktor pemicu yang memperberat dan meringankane. Gejala yang berhubunganf. Lokasi dan penyebaran setiap nyeriRiwayat Medis

    a. Telaah sistem : gejala urinari, menstruasi, dan gastrointestinalb. Riwayat penggunaan obat-obatan : Obat kardiovaskular, pil KB, obat lain (antara lain

    terapi gangguan pernapasan)

    c. Riwayat penyakit sebelumnya : TBC, demam reumatik, Diabetes Melitus, hipertensi,stroke, penyakit venereal/tropikal, penyakit tiroid, asma, operasi yang pernah dialami.

    d. Riwayat sosial : aktivitas fisik, pekerjaan, merokok, alkohole. Riwayat keluarga : penyakit kardiovaskular, atau kemungkinan penyakit yang diturunkan

    secara genetik

    2. Pemeriksaan Fisika. Status kesadaran

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    12/53

    b. Tekanan darahc. Pemeriksaan nadi (frekuensi, irama nadi, isi nadi, dan kualitas nadi)d. Pernapasane. Tekanan vena jugularis (JVP-Jugular Vena Pressure) : peningkatan tekanan di atrium

    kanan mengakibatkan peningkatan tekanan vena jugularis

    f. Pemeriksaan Jantung1) Inspeksi : hipertrofi ventrikel kiri (iktus terlihat di sela iga VI lateral dari linea

    midklavikularis kiri)

    2) Palpasi : impuls jantung, getaran, dan denyut apeks3) Perkusi : untuk menentukan batas atas kiri, kanan, dan pinggang jantung.4) Auskultasi : bunyi jantung (S1, S2, bunyi tambahan), sistol (murmur), dan diastol

    (murmur)

    g. Pemeriksaan abdomenh. Pemeriksaan neurologi

    3. Pemeriksaan Laba. Hemoglobinb. Gula darahc. Kolesterol total, Trigliseridad. WBCe. Trombositf. Hitung jenis darahg. SGOT, SGPT, total bilirubinh. Ureum kreatinini. CK NAC, CK MB, troponin

    4. Pemeriksaan penunjanga. Bayangan Jantung

    Interpretasi radiografi toraks harus meliputi penilaian ukuran janrung secara keseluruhan,

    bukti adanya pemebesaran ruang jantung spesifik, dan perubahan pada lapangan paru.

    Ukuran jantung harus lebih kecil dari 50% diameter kardiotoraksikdan harus diukur pada

    titik terlebar pada bayangan jantung.

    Pembesaran ventrikrl kiri (left ventricle hypertrophy) menyebabkan gambaran yang lebihbesar dan bundar pada batas bawah kiri jantung.

    b. Lapangan ParuPeningkatan tekanan atrium kiri akan menyebabkan distensi vena pulmonalis dan

    peningkatan tekanan kapiler paru. Hal ini akan menyebabkan dsitensi vena pada lobus

    atas paru dan selanjutnya menjadi edema paru.

    c. ECG

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    13/53

    d. Echocardiogram

    10.Apa DD pada kasus ini?Diagnosis Banding (berdasarkan etiologi Congestive Heart Failure)

    1. Ischemic Heart Disease : riwayat infark miokard, presence infarction pattern onECG, factor resiko CAD

    2. Hipertensi : riwayat pengontrolan hipertensi yang buruk, adanyaS4 pada pemeriksaan fisik, hipertropi ventrikel kiri pada ECG atau Echo

    3. Valvular Heart Disease : regurgitasi katup mitral, Dyspnoe on exertion, atrialfibrillation, syncope, angina

    4. Bacterial Myocarditis : demam, terpajan agen yang diketahui, kultur darahposi

    5. Pulmonary embolism : pleuritic chest pain, takikardia, right heart strainpattern on ECG dan terlihat pada echocardiogram

    11.Apa WD pada kasus ini?Congestive heart failure

    12.Apa etiologi pada kasus ini?Etiologi CHF pada kasus ini adalah CAD dan hipertensi.

    13.Bagaimana epidemiologi kelainan pada kasus ini?Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal

    jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup

    tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung

    umur/age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun,

    tapi menanjak tajam pada usia 75 84 tahun.

    Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari CHF

    yang meningkat juga. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang mempunyai

    hipertensi akan mungkin akan berakhir dengan CHF. Selain itu semakin membaiknya angka

    keselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan, menyebabkan meningkatnya

    jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.

    14.Bagaimana pathogenesis kelainan pada kasus ini?a. Gagal Jantung akibat HipertensiHipertensi yang dialami Tuan A ini merupakan hipertensi kronik yang telah dideritanya

    sejak lama dan tidak diketahui penyebabnya yang pasti. Hipertensi dipengaruhi oleh dua

    factor, yaitu diameter pembuluh darah dan viskositas darah. Hiperkolestrolemia akan

    menyebabkan viskositas darah meningkat. Meningkatnya viskositas darah akan

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    14/53

    meningkatkan tekanan darah. Terjadinya hipertensi akan menyebabkan disfunngsi diastolic.

    Akibatnya, tidak semua darah diisikan ke jantung. Darah darah yang ada di perifer yang

    seharusnya mengisi jantung pun akan menimbulkan tekanan perifer meningkat. Tekanan

    perifer yang meningkat akan menyebabkan kerja ventrikel untuk memompa darah ke perifer

    pun meningkat. Akibatnya, darah tidak diejeksikan semua oleh ventrikel. Hal ini dapat

    mengakibatkan tiga hal:

    y Hipertrofi ventrikely Perfusi oksigen ke perifer berkurang sehingga dispnea, dany Tekanan atrium meningkat. Tekanan atrium yang meningkat akan menyebabkan

    dilatasi atrium sehingga darah kembali ke paru-paru dan menimbulkan edema paru.

    b. Gagal Jantung akibat CADHiperkolestrolemia (tingginya kolestrol total dan LDL-C) akan memicu penimbunan

    lipid di makrofag dan sel-sel otot polos (yang nantinya menjadi sel busa) dan

    meningkatkan radikal bebas oksigen. Meningkatnya radikal bebas oksigen akan memicu

    penimbunan lipoprotein di lapisan intima pembuluh darah. Penimbunan ini dapatmenyebabkann teroksidasinya LDL-C. Oksidasi LDL-C ini juga dipengaruhi oleh

    rendahnya HDL-C, defisiensi estrogen, hipertensi dan merokok. Oksidasi LDL-C akan

    menyebabkan permeabilitas pembuluh menurun. Permeabilitas pembuluh darah yang

    menurun ini menyebabkan LDL masuk ke jalur yang tidak semestinya, LDL-C masuk ke

    intima dan bersama sel busa menimbulkan bercak lemak. Bercak lemak ini cenderung

    akan membentuk lapisan fibrosa. Lapisan ini merupakan campuran leukosit, debris, sel

    busa dan lipid bebas. Lapisan ini akan membentuk inti nekrotik yang akan mengalami

    kalsifikasi. Pada tahap selanjutnya, akan berkembang menjadi ateroma fibrosa matur.

    Plak ateromatosa ini membentuk thrombus yang menyebabkan penyempitan lumen dan

    arthetosclerosis. Artherosclerosis ini akan menyebabkan suplai oksigen ke jantung berkurang sehingga menyebabkan iskemia jantung. Iskemia jantung lebih dari 30-45

    menit menyebabkan infark miokardium. Kurangnya asupan oksigen ke jantung

    menyebabkan sel-sel otot jantung melakukan metabolisme anaerob. Metabolisme

    anaerob ini menghasilkan sisa metabolit yang menumpuk dan menimbulkan nyeri dada.

    Selain itu, infark miokardium juga menyebabkan disregulasi Ca2+ intraseluler, sehingga

    kontraksi otot jantung pun melemah. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah ke

    sistemik maupun paru-paru dalam jumlah yang dibutuhkan. Kondisi seperti inilah yang

    disebut gagal jantung.

    15.Bagaimana manifestasi klinik pada kasus ini?Gambaran Klinis

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    15/53

    16.Apa tatalaksana kelainan pada kasus ini?1. Pasien tirah baring, pasang oksigen2. Berikan diuretic3. Berikan digitalis untuk meningkatkan kerja jantung4. Berikan antihipertensi untuk mengontrol tekanan darahnya5. Monitoring EKG , keseimbangan elektrolit dan urin outputnya.Obat obat yangbisa digunakan

    1. Diuretik mengeluarkan kelebihan cairan, sehingga pembebanan jantung berkurang. Untukini banyak digunakan diuretikum kuat furosemida (oral 3-4 dd 80-500 mg) atau untuk efek

    cepat intravena 500 mg i.v. Bila furosemida tidak menghasilkan efek secukupnya karena

    terdapat resistensi diuretika maka ditambahkan thiazida. Karena dapat menyebabkan

    hipokalemi sehingga harus diberi suplemen Kalium atau diberi spironolactone

    2. Glikosida jantung (digoksin) memperkuat daya kontraksi otot jantung yang lemah sehinggamemeperkuat fungsi pompa, berdasarkan peningkatan kadar kalsium. Sering kali diuretikadikombinasi dengan zat inotropik positif digoksin, yang juga berdaya mengatasi resistensi

    diuretika dengan cara memperbaiki volume menit jantung. Zat-zat inotropik positif lainnya

    seperti dopaminergika tidak dianjurkan karena kerjanya terlalu kuat tanpa memiliki efek

    kronotropik negatif, lagipula cenderung mngekibatkan aritmia, oleh karena itu obat-obat ini

    hanya digunakan i.v. pada keadaan akut (shock jantung dsb.). Penghambat fosfodiesterase

    pun tidak dianjurkan berhubung efek buruknya terhadap sel jantung.

    Gagal Jantung Kiri Gagal jantung Kanan

    Gejala

    Penurunan kapasitas aktivitas

    Dispneu (mengi, orthopneu) Hemoptisis Lethargy dan kelelahan Penurunan nafsu makanTanda

    Kulit lembab Perubahan tekanan darah (tinggi,rendah, atau normal)

    Denyut nadi (volume normal /rendah)(alternans/ takikardia/aritmia) Pergeseran apex Regurgitasi mitral fungsional Krepitasi paru ( efusi pleura)

    Gejala

    Pembengkakan pergelangan kaki

    Dispneu (bukan orthopneu atau PND) Penurunan kapasitas aktivitasNyeri dada

    Tanda

    Denyut nadi (aritmia takikardia) Peningkatan JVP Edema Hepatomegali dan asites Gerakan bergelombang parastemal S3 atau S4 RV (Efusi Pleura)

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    16/53

    Dosis : Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5-2mg dalam 4-6 dosis selama 24 jam dan

    dilanjutkan 2 x 0,5 mg selama 2-4 hari. Digoksin i.v. 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24

    jam.(tidak dianjurkan untuk IM). Cedilanid i.v. 1,2-1,6 mg dalam 24 jam.(tidak dianjurkan

    untuk IM)

    3. Angiotensin converting enzyme inhibitorsy Dianjurkan sebagai obat lini pertamay Harus dititrasi sampai dosis yang dianggap bermanfaat sesuai dengan bukti klinis, bukan

    berdasarkan perbaikan simptom

    y Menghambat ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II sehinggamenyebabkan dilatasi arteri, menurunkan retensi cairan, dan menurunkan volume darah dan

    edema

    Drug Initiating dose Maintenance Dose

    Benazepril 2.5 mg 5 10 mg b.i.d

    Captopril 6.25 mg t.i.d 25 50 mg t.i.d.

    Enalapril 2.5 mg daily 10 mg b.i.d.

    Lisinopril 2.5 mg daily 5 20 mg daily

    Quinapril 2.5-5 mg daily 5 10 mg daily

    Perindopril 2 mg daily 4 mg daily

    Ramipril 1.25 2.5 mg daily 2.5 5 mg b.i.d

    Cilazapril 0.5 mg daily 1 2.5 mg daily

    Fosinopril 10 mg daily 20 mg daily

    Trandolapril 1 mg daily 4 mg daily

    17.Apa saja komplikasi?Komplikasi pada gagal jantung kongestif:

    y Komplikasi terbanyak dari CHF adalah sudden cardiac death yang diakibatkanventricular tachyarrhythmias atau bradyarrhythmias dan kegagalan pompa dengan

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    17/53

    cardiovascular collapse. Kira-kira setengah dari pasien gagal jantung akan meninggal

    akibat ventricular arrhythmias yang fatal.

    y Syok kardiogeniky Episode tromboemboliy Efusi dan temponade pericardium

    18.Bagaimana prognosis kasus ini?AtBonam

    19.Apa KDU?3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

    pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium

    sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta

    merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat)

    IV.HipotesisSeorang pria, 53 tahun, mengeluh sesak napas sejak 2 jam yang lalu karena menderita congestive

    heart failure.

    Kerangka Konsep

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    18/53

    Hiperkolestrolemia

    Produksi radikal bebas

    oksigen meningkat

    Penimbunan lipoprotein

    di lapisan intima

    LDL masuk ke intima

    Hipertensi

    Penimbunan lipid di

    makrofag dan sel otot

    polos

    Viskositas darah

    meningkat

    Oksidasi LDL-C

    Sel busa

    Disfungsi diastolik

    T

    idak semua darah diisikan kejantung

    merokokHDL-C

    hipertensi

    Darah tidak diejeksikansemua oleh ventrikel

    Kerja ventrikel

    Inti nekrotik

    Bercak lemak

    Tekanan perifer

    Ateroma fibrosa matur

    Perfusi O2 ke

    jaringan

    Tekanan atrium

    kiri

    kalsifikasi

    Darah balik ke paru-paru

    dispnea

    Hipertrofi ventrikel

    Dilatasi atrium kiri

    trombosis

    artherosklerosis

    Penyempitan lumen

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    19/53

    Asupan O2 ke jantung Hipertensi

    Metabolism anaerob

    sel jantung

    Infark miokardium

    Angina pectorisIskemia jantung

    Infark miokardium

    Disregulasi Ca2+

    intraselulerPenumpukan metabolit

    Electrophysiologic

    remodelling

    Kontraksi otot jantungAtrial fibrillation

    Nyeri dada

    Defek ke atriumO2

    Darah tidak dipompa seluruhnya

    Disfungsi sistolik

    Gagal jantung

    Bendungan vena sistemik

    Darah yang dipompa

    dispnea

    JVP Edema paru

    hepatomegali

    Bendungan vena pulmonali

    CephalizationTakikardi EKG

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    20/53

    SINTESIS

    1. Anatomi sistem kardiovaskular Jantung terletak di rongga dada tepatnya di mediastinum medialis sebelah kiri

    Berat 250 360 gr Ditutup oleh lapisan pericardium yang mengikat jantung ke rongga thoraks.

    Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada, dibawah

    perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang

    yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut

    ventrikel(bilik).

    Jantung terdapat di dalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut perikardium.

    Keempat ruang jantung tersebut adalah atrum kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan.

    Atrium terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu

    dari yang lain oleh katup satu arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan oleh sebuah dinding jaringan yang disebut septum. Dalam keadaan normal tidak terjadi percampuran darah antara

    kedua atrium, kecuali pada masa janin, dan tidak pernah terjadi percampuran darah antara kedua

    ventrikel pada jantung yang sehat. Semua ruang tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat. Jantung

    juga mendapat suplai persarafan yang luas.

    Anatomi luar

    Jantung dibungkus oleh jaringan ikat tebal yang disebut pericardium, terdiri dari 2 lapisan, yaitu

    pericardium visceral dan pericardium parietal. Permukaan jantung dibungkus oleh pericardium

    visceral yang lebih dikenal dengan epikardium yang meluas ampai beberapa sentimeter di ataspangkal aorta dan arteri pulmonalis.

    Atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus koronarius yang mengelilingi jantung. Pada sulkus

    ini berjalan arteri koroner kanan dan arteri sirkumfleks stelah dipercabangkan dari aorta. Bagian

    luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulkus inter-ventrikular anterior di sebelah depan, yang

    ditempati oleh arteri descendens anterior kiri, dan sulkus interventrikuler posterior di sebelah

    belakang, yang dilewati oleharteri descendent posterior.

    Garis anatomis pada permukaan badan yang penting pada permukaan dada:

    - Garis tengah sterna (midsternal line/MSL)- Garis tengah klavikular (mid clavicular line/MCL)- Garis anterior (Anterior Axillary Line/AAL)- Garis pada sterna kiri dan kanan (parasternal line/PSL)

    Batas anatomi jantung:

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    21/53

    - Daerah aorta : sela iga kanan ke dua- Daerah pulmoner : sela iga kiri ke dua- Proyeksi katup tricuspid : sela iga kiri ke lima, di garis parasternal- Proyeksi katup mitral : sela iga kiri ke lima, kira-kira di garis midclavicula

    Anatomi Dalam

    Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Belahan

    kanan dan kiri dipisah kan oleh septum. Tebal rata-rata dinding atrium kanan 3 mm. Selama fase

    diastole, darah dalam atrium kanan akan mengalir ke dalam ventrikel kanan melalui katup

    tricuspid. Setelah itu darah dialirkan melalui katup pulmonal menuju ke paru-paru. Darah bersih

    yang kaya akan O2 kembali ke jantung masuk ke atrim kiri melaui vena pulmonal yang

    bermuara pada dinding postero superior, masing-masing sepasang vena kanan dan kiri. Setelah

    itu darah dialirkan ke ventrikel kanan melaui katup bicuspidalis sebelum akhirnya menuju keaorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh.

    Katup Katup Jantung

    1. Katup atrioventrikuler

    Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan

    ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang terletak

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    22/53

    diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup ( Mitral).

    Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran

    balik pada fase sistolik.

    2. Katup Semilunar

    a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari

    ventrikel kanan.

    b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

    Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris.

    Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama

    sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.

    Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan

    ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.

    Fungsi aktivitas jantung

    Jantung memiliki aktivitas secara fisiologis, setiap aktivitas tersebut terjadi pada tempat yang

    berbeda di jantung yang meliputi bagian- bagian berikut ini.

    1. Secara ritmisitasBagian awal yang memberikan aktivitas jantung secra ritmis yang menjadi pacemaker

    (pacu jantung) dan memberikan respons terhadap konduksi impuls jantung.

    2. Secara konduktivitasKonduktivitas listrik jantung menjalar pada area jantung dan memberikanpacemakerpada

    sel-sel ventrikel.

    3. Secara kontraktilitasFungsi kontraktilitas otot jantung sebagai pompa merupakan bagian terpenting dari fungsi

    jantung.

    Persarafan Jantung

    Jantung dipersarafi oleh system saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Persarafan

    simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal 3 sampai dengan 6. Sebelum

    mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian berakhir pada ganglion servikalis

    superior, medial atau inferior. Serabut post ganglionik akan masuk ke jantung . Persarafan para

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    23/53

    simpatis berasal dari pusat nervus vagus di medulla oblongata. Rangsang simpatis akan dihantar

    oleh norepineprin , sedang saraf parasimpatis akan dihantar oleh asetilkolin.

    Sistem Konduksi Jantung

    Sistem Penghantar Khusus:

    SA node ( pace maker), terletak di dinding posterior atrium kanan dkt muara vena cavasuperior; 60 -100x/mnt

    AV node, di dasar atrium kanan dkt muara sinus koronarius dan sekat atrium-ventrikel; 40-

    60x/mnt

    Berkas his, berkas dr AV node msk ke septum interventrikel

    Serat purkinje, serat yg menyebar ke miokard ventrikel, 20 40x/mnt

    Vaskularisasi Jantung

    A. Koronaria kanan menyuplai darah ke:

    Atrium kanan

    Ventrikel kanan

    Dinding inferior ventrikel kiri

    A. Sirkumfleksa kiri menyuplai darah ke:

    Atrium kiri

    Dinding posterior lateral ventrikel kiri

    A. Descenden anter kiri menyuplai darah ke:

    Dinding depan ventrikel kiri

    Pembuluh limfe

    Pembuluh limfe pada jantung terdiri dari 3 kelompok pleksus, yaitu subendokardial, miokardial,

    dan subepikardial. Penampungan cairan limfe dari kelompok pleksus yang paling besar adalahpleksus subepikardial, diamana pembuluh-pembuluh llimfeakan membentuksati trunkus berjalan

    sejajar arteri yang akan meninggalkan jantung di depan arteri pulmonal dan berakhir pada

    kelenjar limfe antara vena cava supe4rior dan arteri inominata.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    24/53

    Sirkulasi darah pada Jantung

    Sirkulasi Pulmonal

    Sirkulasi paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler

    lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya

    kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira kira 15 20 mmHg pada arteri

    pulmonalis.

    Sirkulasi Sistemis

    Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriol lalu

    ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior

    akhirnya kembali ke atrium kanan.

    Terdapat 5 jenis pembuluh darah yang berperan pada sirkulasi sistemik:

    1. Arteria2. Arteriol3. Kapiler4. Venula5. Vena

    2. Fisiologi sistem KardiovaskularJantung

    Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yakni: otot atrium, otot ventrikel, dam

    serabut otot eksisatorik dan konduksi khusus. Tipe otot atrium dan ventrikel

    berkontraksiurasidengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi

    otot-otot tersebut lebih lama. Membran sel antar sel otot jantung disebut diskus interkalatus

    yang berfungsi sebagaigap junction untuk konduksi sinyal dari satu sel ke sel lain. Potensial

    aksi otot jantung dipengaruhi oleh kanal cepat natrium, kanal kalsium-natrium, dan

    permeabilitas otot jantung terhadap kalium. Siklus jantung meliputi fase diastolic (fase

    pengisian jantung) dan fase sistolik (kontraksi ventrikel). Darah dari vena akan diterima

    oleh atrium, sehingga atrium menjadi penuh dan tekanan atrium meningkat. Meningkatnya

    tekanan atrium ini akan menyebabkan membukanya katup A-V sehingga darah masuk ke

    ventrikel sebagian besar. Sisa darah yang ada di atrium akan dikeluarkan ke ventrikel dengan

    kontraksi dinding otot atrium. Semua darah yang masuk ke ventrikel akan mengisi ventrikelsepenuhnya dan volume darah ini dinamakan volume diastolic akhir. Penuhnya darah di

    ventrikel akan mengakibatkan tekanan ventrikel naik sehingga membuka katup semilunaris.

    Terbukanya katup-katup semilunaris menyebabkan darah mengisi aorta dan arteri

    pulmonalis. 70 ml darah yang dipompakan ke sistemik dan paru-paru disebut dengan curah

    isi sekuncup. Sedangkan sisanya yang tetap berada di ventrikel disebut dengan volume

    sistolik akhir. Kontraksi ventrikel akan mengejekasikan darah-darah ke arteri-arteri besar.

    Aliran darah balik yang ada di arteri akibat akhir dari fase kontraksi tersebut akan

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    25/53

    menyebabkan menutupnya katup-katup semilunaris. Setelah itu darah akan diedarkan ke

    seluruh bagian tubuh dan akan kembali lagi ke vena. Dan siklus jantung pun akan dimulai

    kembali.

    Kontraksi otot jantung pun dipengaruhi oleh ion kalsium dan ion kalium. Kelebihan ion

    kalsium akan menyebabkan jantung mengembang dan lemas sehinggafrekuensi denyut

    jantung pun melambat. Sedangkan kelebihan ion kalium dapat menyebabkan kontraksi

    spastic.

    Proses Mekanisme siklus jantung

    Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole

    (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole

    yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan

    relaksasi timbul satelah repolarisasi otot jantung.

    Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol. Karena aliran

    darah masuk secara kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit

    melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena perbedaan

    tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir mengalir langsung dari atrium ke dalam

    ventrikel selama diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat

    bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai

    ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi

    atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel,

    sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Peningkatan tekanna ventrikel yang

    menyertai berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh

    penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selam kontraksi atrium,tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap

    terbuka.

    Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan

    pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal

    sebagai volume diastolik akhir(end diastilic volume,EDV), yang besarnya sekitar 135 ml.

    Selama sikluus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian,

    volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel

    selama siklus ini.

    Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus

    untuk merangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium. Pada saat pengaktifan

    ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan

    ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan yang terbalik ini mendorong katup AV

    ini menutup.

    Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup,tekanan

    ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    26/53

    Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara penutupan katup AV dan

    pembukakan katup aorta pada saat ventrikel menjadi bilik tetutup. Karena semua katup

    tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini. Interval waktu

    ini disebut sebagai kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumetric berarti volume dan

    panjang konstan). Karena tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel, volume bilik

    ventrikel tetap dan panjang serat-serat otot juga tetap. Selama periode kontraksi ventrikel

    isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tetap.

    Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, kautp aorta dipaksa membuka dan darah

    mulai menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketiak darah dipaksa berpindah dari

    ventrikel ke dalam aorta lebih cepat daripada darah mengalir pembuluh-pembuluh yang lebih

    kecil. Volume ventrikel berkurangs secara drastis sewaktu darah dengan cepat dipompa

    keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi

    (penyemprotan) ventrikel.

    Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selam penyemprotan. Dallam keadaan

    normal hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam ventrikell pada

    akhir diastol dipompa keluar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir

    sistol ketika fase ejeksi usai disebut volume sistolik akhir (end sistolik volume,ESV), yang

    jumlah besarnya sekitar 65 ml. Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terdapat di dalam

    ventrikel selama siklus ini.

    Jumlah darah yang dipompa keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal

    sebagai volume /isi sekuncup (stroke volume,SV); SV setara dengan vvolume diastolik

    akhir dikurangi volume sistolik akhir; dengan kata lain perbedaan antara volume darah di

    ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan

    selama kontraksi.

    Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun dibawah

    tekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menimbulkan gangguan atau

    takik pada kurva tekanan aorta yang dikenal sebagai takik dikrotik (dikrotik notch). Tidak

    ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup.

    Namun katup AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi dari daripada

    tekanan atrium. Dengan demikian semua katup sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang

    disebut relaksasi ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume bilik tidak berubah.

    Tidak ada darah yang masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus

    turun. Ketika tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium, katup AV membuka dan

    pengisian ventrikel terjadi kembali. Diastol ventrikel mencakup periode ralaksasi

    isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.

    Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga atrium

    berada dalam diastol sepanjang sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena pulmonalis

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    27/53

    ke dalam atrium kiri. Karena darah yeng masuk ini terkumpul dalam atrium, tekanan atrium

    terus meningkat. Ketika katup AV terbuka pada akhir sisitl ventrikel, darah yang terkumpul

    di atrium selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengn demikian, mula-

    mula pengisian ventrikel berlangsung cepat karena peningkatan tekanan atrium akibat

    penimbunan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat karena darah yang

    tertimbun tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama

    periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari vena-vena pulmonalis ke dalam

    atrium kiri dan melalui katup AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol

    ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali

    mengeluarkan potensial aksi dan siklus jantung dimulai kembali.

    a. Pembuluh darahPembuluh darah baik vena maupun arteri memiliki secara fisiologis memiliki struktur yang

    sama, yaitu tunica intima, tunica media dan tunica adventitia. Baik vena maupun arteri,

    keduanya memiliki kemampuan yang sama yaitu kemampuan distensibilitas (meregang)

    i. VenaTekanan artrium dapat mempengaruhi tekanan vena. Tekanan atrium kanan tidak

    boleh lebih dari 0mmHg. Kenaikan tekanan atrium kanan dapat mempengaruhi atau

    membuka gerbang kolaps di vena-vena sistemik. Tekanan vena jugularis

    merefleksikan tekanan atrium kanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan vena

    antara lain:

    y Peningkatan volume darahy Peningkatan tonus pembuluh darahy Dilatasi arterioleii. ArteriTekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sitolik dan disatolik. Tekanan nadi

    dipengaruhi oleh:

    y Curah isi sekuncupy Komplians (distensibilitas total) percabangan arteri

    Arteri yang kaku atau mengalami sklerosis akan meningkatkan tekanan nadi.

    Faktor penentu kerja jantungFaktor jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling berkaitan dalam menentukan isi

    sekuncup (stroke volume) dsan curah jantung(cardiac output)

    Beban Awal(Preload)

    1. Derajat dimana otot jantung diregangkan sebelum ventrikelkiri berkontraksi (ventrikel

    end diastolic volume)

    2. Berhubungan dengan panajng otot jantung, regangan dan volume.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    28/53

    3. Semakin regang serabut otot jantung pada batas tertentu semakin kuat kontraksi.

    Faktor penentu beban awal:

    1. Insufisiensi mitral beban awal

    2. Stenosis mitral beban awal

    3. volume sirkulasi

    4. Obat-obatan : vasokontriktor , vasodilator

    Beban Akhir(Afterload)

    1. Tahanan yang harus dihadapi saat darah keluar dari ventrikelkiri

    2. Beban untuk membuka katup aorta dan mendorong darah selama fasesistolik.

    3. Systemic vascular resistance (SVR)

    Faktor penentu beban akhirr:

    1. Stenosis aorta meningkatkan beban akhir

    2. Vasokontriksi perifermeningkatkan beban akhir

    3. Hipertensi meningkatkan beban akhir4. obat-obatan.

    Kontraktilitas

    HukumFrank Straling

    y Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumlah darah yang dipompaakanke aorta

    y Dalam batas-batas fisiologis jantung memompakan keseluruh tubuh darah yang kembali kejantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena

    y Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besarbergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke vena

    Curah Jantung

    Curah jantung (cardiac output): jumlah darah yg dipompa oleh tiap ventrikel dlm waktu 1menit

    Pd org dewasa (istirahat) s 5 L/menit; meningkat sesuai dg kebutuhan Curah jantung = Isi sekuncup x denyut jantung per menit Isi sekuncup (stroke volume): volume darah yang dipompa ventrikel tiap denyut. Setiap berdenyut, ventrikel memompa s 2/3 volume ventrikel;

    - jumlah darah yang dipompa: fraksi ejeksi

    - sisa darah yg masih ada di ventrikel setelah sistol berakhir:

    volume akhir sistol (ESV = end systolic volume)

    - jumlah darah yang dpt ditampung ventrikel sampai diastol

    berakhir: volume akhir diastol (ESD = end diastolic volume

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    29/53

    Pengontrolan curah jantung

    1. Sistem SarafSistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah

    perifer. Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan

    mempengaruhi diameter pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap tekanan

    darah melibatkan: baroreseptor dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor dimedula oblongata

    serta serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah. Kemoreseptor dan pusat kontrol

    tertinggi diotak juga mempengaruhi mekanisme kontrol saraf.

    Pusat Vasomotor mempengaruhi diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan epinefrin

    sebagai vasokonstriktor kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.

    Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan arkus aorta. Baroresptor dipengaruhi oleh

    perubahan tekanan darah pembuluh arteri.

    Kemoresptor, berlokasi pada badan karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor dipengaruhi

    oleh kandungan O2, CO2, atau PH darah.

    2. Kontrol KimiaSelain CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan darah melalui

    refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor.

    Hormon yang mempengaruhi: epinefrin dan norepinefrin, Natriuretik Atrial, ADH,

    angiotensin II, NO, dan alkohol.

    3. RAASRenin

    bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain, yaitu suatu globulin yang disebut

    bahan renin (atau angiotensinogen), untuk melepaskan peptida asam amino-10, yaitu

    angiotensin I. Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup

    untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi sirkulasi. Renin

    menetap dalam darah selama 30 menit sampai 1 jam dan terus menyebabkan pembentukan

    angiotensin I selama sepanjang waktu tersebut (Guyton dan Hall, 1997).

    Dalam beberapa detik setelah pembentukan angiotensin I, terdapat dua asam amino

    tambahan yang memecah dari angiotensin untuk membentuk angiotensin II peptida asam

    amino-8. Perubahan ini hampir seluruhnya terjadi selama beberapa detik sementara darah

    mengalir melalui pembuluh kecil pada paru-paru, yang dikatalisis oleh suatu enzim, yaitu

    enzim pengubah, yang terdapat di endotelium pembuluh paru yang disebut Angiotensin

    Converting Enzyme(ACE). Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat, dan

    memiliki efek-efek lain yang juga mempengaruhi sirkulasi. Angiotensin II menetap dalam 11

    darah hanya selama 1 atau 2 menit karena angiotensin II secara cepat akan diinaktivasi oleh

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    30/53

    berbagai enzim darah dan jaringan yang secara bersama-sama disebut angiotensinase

    (Guyton dan Hall, 1997).

    Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua

    pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh yang pertama, yaitu

    vasokontriksi, timbul dengan cepat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan sedikitlebih lemah pada vena. Konstriksi pada arteriol akan meningkatkan tahanan perifer,

    akibatnya akan meningkatkan tekanan arteri. Konstriksi ringan pada vena-vena juga akan

    meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung, sehingga membantu pompa jantung untuk

    melawan kenaikan tekanan (Guyton dan Hall, 1997).

    Cara utama kedua dimana angiotensin meningkatkan tekanan arteri adalah dengan

    bekerja pada ginjal untuk menurunkan eksresi garam dan air. Ketika tekanan darah atau

    volume darah dalam arteriola eferen turun ( kadang-kadang sebagai akibat dari penurunan

    asupan garam), enzim renin mengawali reaksi kimia yang mengubah protein plasma yang

    disebut angiotensinogen menjadi peptida yang disebut angiotensin II. Angiotensin IIberfungsi sebagai hormon yang meningkatkan tekanan darah dan volume darah dalam

    beberapa cara. Sebagai contoh, angiotensin II menaikan tekanan dengan cara menyempitkan

    arteriola, menurunkan aliran darah ke banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal.

    Angiotensin II merangsang tubula proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl

    dan air. Hal tersebut akan jumlah mengurangi garam dan air yang diekskresikan dalam urin

    dan akibatnya adalah peningkatan volume darah dan tekanan darah (Campbell, et al.

    2004).Pengaruh lain angiotensin II adalah perangsangan kelenjar adrenal, yaitu organ yang

    terletak diatas ginjal, yang membebaskan hormon aldosteron. Hormon aldosteron bekerja

    pada tubula distal nefron, yang membuat tubula tersebut menyerap kembali lebih banyak ionnatrium (Na+) dan air, serta meningkatkan volume dan tekanan darah (Campbell, et al.

    2004). Hal tersebut akan memperlambat kenaikan voume cairan ekstraseluler yang kemudian

    meningkatkan tekanan arteri selama berjam-jam dan berhari-hari. Efek jangka 12panjang ini

    bekerja melalui mekanisme volume cairan ekstraseluler, bahkan lebih kuat daripada

    mekanisme vasokonstriksi akut yang akhirnya mengembalikan tekanan arteri ke nilai

    normal.

    3. HISTOLOGI JANTUNGDinding jantung terdiri atas tiga tunika: bagian dalam atau endokardium, bagian

    tengah atau miokardium, dan bagian luar atau perikardium.

    Endokardium bersifat homolog dengan intima pembuluh darah. Endokardium terdiri

    atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas selapis tipis subendotel jaringan ikat

    longgar yang mengandung serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Yang

    menghubungkan miokardium dengan subendotel adalah jaringan ikat (yang sering disebut

    lapisan subendokardium) yang mengandung vena, saraf, dan cabang-cabang dari sistem

    penghantar impuls jantung (sel-sel Purkinje).

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    31/53

    Miokardium adalah tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel-sel otot

    jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam bentuk

    pilinan yang rumit. Sejumlah besar lapisan-lapisan ini berinsersi ke dalam skeleton fibrosa

    jantung. Bagian luar jantung dilapisi oleh epitel selapis gepeng yang ditopang oleh selapis

    tipis jarigan ikat yang membentukepikardium. Lapisan jaringan ikat longgar subepikardium

    mengandung vena, saraf, dan ganglia saraf. Jaringan adiposa yang umumnya mengelilingi

    jantung, memenuhi lapisan ini. Epikardium dapat disetarakan dengan lapisan viseral

    perikardium, yaitu membran serosa tempat jantung berada. Di antara lapisan viseral

    (epikardium) dan lapisan parietal, terdapat sejumlah kecil cairan yang memudahkan

    pergerakan jantung.

    Skeleton fibrosa jantung terdiri atas jaringan ikat padat. Unsur utamanya adalah

    septum membranaseum, trigonum fibrosum, dan annulus fibrosus. Struktur-struktur ini

    terdiri atas jaringan ikat padat, dengan serat kolagen tebal yang tersusun dalam berbagai

    arah. Bagian-bagian tertentu mengandung nodul tulang rawan fibrosa.

    Katup jantung terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat di pusat (yang mengandung

    serat kolagen maupun elastin), yang dilapisi kedua sisinya oleh lapisan endotel. Dasar katup

    melekat pada annulus fibrosus di skeleton fibrosa.

    Jantung memiliki sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik yang tersebar di

    seluruh miokardium. Sistem ini terdiri atas dua nodus yang terletak di atrium, yaitu nodus

    sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikular (AV), serta berkas atrioventrikular. Berkas

    atrioventrikular berasal dari nodus atrioventrikular dan bercabang ke kedua ventrikel. Nodus

    SA merupakan massa sel otot jantung yang termodifikasi, dan berbentuk fusiform, serta

    lebih kecil dari sel otot atrium. Nodus ini memiliki lebih sedikit miofibril. Sel-sel nodusatriventrikular serupa dengan sel nodus SA, namun juluran sitoplasmanya bercabang ke

    berbagai arah, dan membentuk jalinan.

    Berkas atrioventrikular dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan sel nodus AV.

    Namun ke arah distal sel-sel ini menjadi lebih besar dari sel-sel otot jantung biasa. Sel yang

    disebut sel Purkinje ini memiliki satu atau dua inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan

    mitokondria dan glikogen. Miofibrilnya jarang dijumpai dan terutama terdapat dibagian tepi

    sitoplasma. Setelah menyusuri lapisan subendokardium, miofibril memasuki ventrikel dan

    membentuk lapisan intramiokardium. Susunan ini memungkinkan stimulus mencapai

    lapisan-lapisan terdalam di otot ventrikel.

    Di antara serabut-serabut otot miokardium, terdapat banyak ujung saraf aferen bebas,

    yang berhubungan dengan sensabilitas dan rasa nyeri. Obstrujsi parsial arteri koronaria

    mengurangi pasokan oksigen ke miokardium dan menimbulkan rasa nyeri (angina pektoris).

    Rangsangan sensorik yang serupa terjadi selama serangan jantung, dan menimbulkan rasa

    yang sangat nyeri karena banyaknya serabut otot yang mati akibat rendahnya kadar oksigen.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    32/53

    4. Congestive heart failureDefinisi

    Gagal Jantung (Heart Failure)adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang

    dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu

    memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.

    Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung.

    Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk

    mempertahankan beban kerjanya.

    Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang

    tindih. Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai konsep Faktor Resiko dan

    Penyakit Degeneratif. Faktor resiko adalah suatu kebiasaan, kelainan dan faktor lain yang

    bila ditemukan/dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih

    berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu.

    Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu

    berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, dimana faktor-faktor resiko tersebut

    bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri dapat

    menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung dan

    hipertensi merupakan faktor resiko stroke.

    Epidemiologi

    Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal

    jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup

    tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung

    umur/age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun,

    tapi menanjak tajam pada usia 75 84 tahun.

    Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari CHF

    yang meningkat juga. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang mempunyai

    hipertensi akan mungkin akan berakhir dengan CHF. Selain itu semakin membaiknya angkakeselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan, menyebabkan meningkatnya

    jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.

    Singkat Tentang Siklus dan Gagal Jantung

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    33/53

    Siklus Jantung

    Siklus Jantung meliputi tiga fase, yaitu fase

    istirahat (diastole) dan fase kontraksi (

    systole dan ventricular).

    Diastole

    Fase relaksasi otot, ditandai dengan

    terjadinya dilatasi. Darah vena memasuk

    atrium, lalu, setelah katup atriovencularis

    terbuka, langsung mengalir ke ventriculus

    dan mengisi 70 persen kapasitasnya.

    Systole Atrial

    Ketika atrium berkontraksi, ia

    mengeluarkan darah di dalamnya untuk

    mengisi ventriculuc.

    Systole Ventricular

    Systole ventricular adalah kontraksi dari

    ventriculus. Katup antrioventrikularis

    menutup untuk mencegah darah mengalir

    balik ke atrium. Sedang katup seminularisterbuka agar darah dapat mengalir ke

    truncus pulmonalis dan aorta.

    Gagal Jantung

    Gagal jantung adalah berhentinya sirkulasi

    normal darah disebabkan kegagalan dari

    ventrikel jantung untuk berkontraksi secaraefektif pada saat systole. Akibat kekurangan

    penyediaan darah, menyebabkan kematian

    sel karena kekurangan oksigen. Akibat

    selanjutnya adalah berkurangnya pasokan

    oksigen ke otak yang dapat menyebabkan

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    34/53

    korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas dengan tiba-tiba.

    Gagal jantung adalah gawat medis yang bila dibiarkan tak terawatt akan menyebabkan

    kematian dalam beberapa menit.

    Etiologi dan Patofisiologi

    CHF terjadi ketika jantung tidak lagi kuat untuk memompa darah yang cukup untuk

    memenuhi kebutuhan jaringan. Fungsi sitolik jantung ditentukan oleh empat determinan

    utama, yaitu: kontraktilitas miokardium, preload ventrikel (volume akhir diastolik dan

    resultan panjang serabut ventrikel sebelum berkontraksi), afterload kearah ventrikel, dan

    frekuensi denyut jantung.

    Terdapat 4 perubahan yang berpengaruh langsung pada kapasitas curah jantung dalam

    menghadapi beban :

    1. Menurunnya respons terhadap stimulasi beta adrenergik akibat bertambahnya usia. Etiologibelum diketahui pasti. Akibatnya adalah denyut jantung menurun dan kontraktilitas terbatas

    saat menghadapi beban.

    2. Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku pada usia lanjut karena bertambahnya jaringanikat kolagen pada tunika media dan adventisia arteri sedang dan besar. Akibatnya tahanan

    pembuluh darah (impedance) meningkat, yaitu afterload meningkat karena itu sering terjadihipertensi sistolik terisolasi.

    3. Selain itu terjadi kekakuan pada jantung sehingga compliance jantung berkurang. Beberapafaktor penyebabnya: jaringan ikat interstitial meningkat, hipertrofi miosit kompensatoris

    karena banyak sel yang apoptosis (mati) dan relaksasi miosit terlambat karena gangguan

    pembebasan ion non-kalsium.

    4. Metabolisme energi di mitokondria berubah pada usia lanjut.Keempat faktor ini pada usia lanjut akan mengubah struktur, fungsi, fisiologi bersama-sama

    menurunkan cadangan kardiovaskular dan meningkatkan terjadinya gagal jantung pada usia

    lanjut.

    Penyebab yang sering adalah menurunnya kontraktilitas miokard akibat Penyakit Jantung

    Koroner, Kardiomiopati, beban kerja jantung yang meningkat seperti pada penyakit stenosis

    aorta atau hipertensi, kelainan katup seperti regurfitasi mitral.

    Mekanisme Kompensasi

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    35/53

    Tubuh memiliki beberapa mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal jantung.

    1. Mekanisme respon darurat yang pertama berlaku untuk jangka pendek (beberapa menit

    sampai beberapa jam), yaitu reaksi fight-or-flight. Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari

    pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke

    dalam aliran darah; noradrenalin juga dilepaskan dari saraf.

    Adrenalin dan noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali

    terjadi stres mendadak. Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin menyebabkan jantung

    bekerja lebih keras, untuk membantu meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan

    pompa jantung sampai derajat tertentu.

    Curah jantung bisa kembali normal, tetapi biasanya disertai dengan meningkatnya denyut

    jantung dan bertambah kuatnya denyut jantung.

    Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan fungsijantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan. Tetapi pada penderita

    gagal jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan jangka panjang

    terhadap sistem kardiovaskuler yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Lama-lama

    peningkatan kebutuhan ini bisa menyebabkan menurunya fungsi jantung.

    2. Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahanan garam (natrium) oleh ginjal.

    Untuk mempertahankan konsentrasi natrium yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan

    air.

    Penambahan air ini menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada

    awalnya memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah

    peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah.

    Otot yang teregang berkontraksi lebih kuat. Hal ini merupakan mekanisme jantung yang

    utama untuk meningkatkan kinerjanya dalam gagal jantung.

    y Tetapi sejalan dengan memburuknya gagal jantung, kelebihan cairan akan dilepaskandari sirkulasi dan berkumpul di berbagai bagian tubuh, menyebabkan pembengkakan

    (edema).

    y Lokasi penimbunan cairan ini tergantung kepada banyaknya cairan di dalam tubuhdan pengaruh gaya gravitasi. Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul di tungkai

    dan kaki

    y Jika penderita berbaring, cairan akan terkumpul di punggung atau perut.y Sering terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air dan

    garam.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    36/53

    3. Mekanime utama lainnya adalah pembesaran otot jantung (hipertrofi).

    Otot jantung yang membesar akan memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi pada akhirnya

    bisa terjadi kelainan fungsi dan menyebabkan semakin memburuknya gagal jantung.

    Penyebab

    Frekuensi relatif

    Kardiomiopati dilated / tidak diketahui 45%

    Penyakit Jantung Iskemik 40%

    Kelainan katup 9%

    Hipertensi 6%

    Sumber : Cardiology andRespiratory Medicine 2001

    Selain itu ada pula faktor presipitasi lain yang dapat memicu terjadinya gagal jantung, yaitu :

    y Kelebihan Na dalam makanany Kelebihan intake cairany Tidak patuh minum obaty Iatrogenic volume overloady Aritmia : flutter, aritmia ventrikely Obat-obatan: alkohol, antagonis kalsium, beta blokery Sepsis, hiper/hipotiroid, anemia, gagal ginjal, defisiensi vitamin B, emboli paru.Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal

    jantung.

    Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk

    berkontraksi dan memompa darah.

    Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnyaaliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung.

    Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:

    y Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya)y Diabetesy Kelenjar tiroid yang terlalu aktif

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    37/53

    y Kegemukan (obesitas).Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau

    diantara jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan

    darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot

    jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.

    Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan

    denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah

    secara efektif.

    Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya

    akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan

    melakukan latihan beban. Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk

    berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan

    berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung.

    Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat.

    Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar yang

    menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).

    Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang

    menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal

    sehingga pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal.

    Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang

    menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatung

    yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah

    gagal jantung.

    Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak

    sama di setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di

    otot jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda.

    Gejala

    Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika

    melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.

    Pembengkakan juga menyebabkan berbagai gejala. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi,

    lokasi dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami

    gangguan.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    38/53

    Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian

    kanan jantung. Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati

    dan perut.

    Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner),

    yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saatmelakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan

    timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas.

    Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan

    bergerak ke dalam paru-paru. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas

    atau mengeluarkan bunyi mengi. Duduk menyebabkan cairan mengalir dari paru-paru

    sehingga penderita lebih mudah bernafas.

    Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung tidur dengan posisi

    setengah duduk.

    Pengumpulan cairan dalam paru-paru yang berat (edema pulmoner akut) merupakan suatu

    keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera dan bisa berakibat fatal.

    Diagnosa

    Untuk menentukan diagnosa dari CHF pada lansia cukup sulit. Gejala yang ada tidaklah

    khas. Gejala-gejala seperti sesak nafas saat beraktivitas atau cepat lelah seringkali dianggap

    sebagai salah satu akibat proses menua atau dianggap sebagai akibat dari penyakit penyerta

    lainnya seperti penyakit paru, kelainan fungsi tiroid, anemia, depresi, dll.

    Pada usia lanjut, seringkali disfungsi diastolik diperberat oleh PJK. Iskemia miokard dapat

    menyebabkan kenaikan tekanan pengisian ke dalam ventrikel kiri dan juga tekanan vena

    pulmonalis yang meningkat, sehingga mudah terjadi udem paru dan keluhan sesak nafas.

    Gejala yang sering ditemukan adalah sesak nafas, orthopnea, paroksismal nokturnal dispnea,

    edema perifer, fatique, penurunan kemampuan beraktivitas serta batuk dengan sputum

    jernih. Sering juga didapatkan kelemahan fisik, anorexia, jatuh dan konfusi.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan nilai JVP (Jugularis Venous Pressure) meninggi. Sering

    juga terdapat bunyi jantung III, pitting udem, fibrilasi atrial, bising sistolik akibat regurgitasi

    mitral serta ronkhi paru.

    CHF menurut New York Heart Assosiation dibagi menjadi :

    y Grade 1 : Penurunan fungsi ventrikel kiri tanpa gejala.y Grade 2 : Sesak nafas saat aktivitas berat

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    39/53

    y Grade 3 : Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.y Grade 4 : Sesak nafas saat sedang istirahat.Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan :

    Pemeriksaan Rontgen thorax

    Nilai besar jantung, ada/tidaknya edema paru dan efusi pleura. Tapi banyak juga pasien

    CHF tanpa disertai kardiomegali.

    Pemeriksaan EKG

    Nilai ritmenya, apakah ada tanda dari strain ventrikel kiri, bekas infark miokard dan bundle

    branch block (Disfungsi ventrikel kiri jarang ditemukan bila pada EKG sadapan a-12

    normal).

    Echocardiography

    Mungkin menunjukkan adanya penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri, pembesaran ventrikel

    dan abnormalitas katup mitral.

    Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik, yang biasanya menunjukkan:

    y denyut nadi yang lemah dan cepaty tekanan darah menuruny bunyi jantung abnormaly pembesaran jantungy pembengkakan vena lehery cairan di dalam paru-paruy pembesaran hatiy penambahan berat badan yang cepaty pembengkakan perut atau tungkai.Penatalaksanaan

    Gagal jantung dengan disfungsi sistolik

    Pada umumnya obat-obatan yang efektif mengatasi gagal jantung menunjukkan manfaat

    untuk mengatasi disfungsi sistolik. Gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri hampir selalu

    disertai adanya aktivitas sistem neuro-endokrin, karena itu salah satu obat pilihan utama

    adalah ACE Inhibitor.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    40/53

    ACE Inhibitor, disamping dapat mengatasi gangguan neurohumoral pada gagal jantung,

    dapat juga memperbaiki toleransi kerja fisik yang tampak jelas sesudah 3-6 bulan

    pengobatan. Dari golongan ACE-I, Kaptopril merupakan obat pilihan karena tidak

    menyebabkan hipotensi berkepanjangan dan tidak terlalu banyak mengganggu faal ginjal

    pada kasus gagal jantung. Kontraindikasinya adalah disfungsi ginjal berat dan bila ada

    stenosis bilateral arteri renalis.

    Diuretika, bertujuan mengatasi retensi cairan sehingga mengurangi beban volume sirkulasi

    yang menghambat kerja jantung. Yang paling banyak dipakai untuk terapi gagal jantung

    kongestif dari golongan ini adalah Furosemid. Pada usia lanjut seringkali sudah ada

    penurunan faal ginjal dimana furosemid kurang efektif dan pada keadaan ini dapat

    ditambahkan metolazone. Pada pemberian diuretika harus diawasi kadar kalium darah

    karena diuresis akibat furosemid selalu disertai keluarnya kalium. Pada keadaan

    hipokalsemia mudah terjadi gangguan irama jantung.

    Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal jantung untuk

    memperbaiki kontraksi ventrikel. Dosis digoksin juga harus disesuaikan dengn besarnya

    clearance kreatinin pasien. Obat-obat inotropik positif lainnya adalah dopamine (5-10

    Ugr/kg/min) yang dipakai bila tekanan darah kurang dari 90 mmHg. Bila tekanan darah

    sudah diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin (5-20 Ugr/kg/min). Bila tekanan

    darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin dan dobutamin diturunkan bertahap sampai

    dihentikan.

    Spironolakton, dipakai sebagai terapi gagal jantung kongestif dengan fraksi ejeksi yang

    rendah, bila walau sudah diterapi dengan diuretik, ACE-I dan digoksin tidak menunjukkanperbaikan. Dosis 25 mg/hari dan ini terbukti menurunkan angka mortalitas gagal jantung

    sebanyak 25%.

    Gagal jantung dengan disfungsi diastolik

    Pada usia lanjut lebih sering terdapat gagal jantung dengan disfungsi diastolik. Untuk

    mengatasi gagal jantung diastolik dapat dengan cara:

    Memperbaiki sirkulasi koroner dalam mengatasi iskemia miokard (pada kasus PJK)

    Pengendalian tekanan darah pada hipertensi untuk mencegah hipertrofi miokard ventrikel

    kiri dalam jangka panjang.

    Pengobatan agresif terhadap penyakit komorbid terutama yang memperberat beban sirkulasi

    darah, seperti anemia, gangguan faal ginjal dan beberapa penyakit metabolik seperti Diabetes

    Mellitus.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    41/53

    Upaya memperbaiki gangguan irama jantung agar terpelihara fungsi sistolik atrium dalam

    rangka pengisian diastolik ventrikel.

    Obat-obat yang digunakan antara lain:

    1. Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan menimbulkanvasodilatasi koroner.

    2. Beta bloker, untuk mengatasi takikardia dan memperbaiki pengisian ventrikel.3. Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi diastolik. Bilatanda udem paru sudah hilang, maka pemberian diuretika harus hati-hati agar jangan sampai

    terjadi hipovolemia dimana pengisian ventrikel berkurang sehingga curah jantung dan

    tekanan darah menurun.

    Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena keduanya dapat

    menurunkan kontraktilitas miokard sehingga memperberat kegagalan jantung.

    Cardiac Resynchronisation Therapy

    Untuk CHF dengan kelainan konduksi (Left bundle branch block) dapat dilakukan operasi

    implantasi alat biventricular-pacing untuk mengatasi dissinkronisasi ventrikelnya. Tapi hal

    ini juga malah dapat menyebabkan arrhytmia-induced sudden death. Oleh karena itu dipakai

    kombinasi dari alat biventricular-pacing dan cardioverter defibrillation.

    Transplantasi jantung

    Transplantasi jantung dilakukan pada pasien CHF yang bila tanpa operasi akan meninggaldalam waktu beberapa minggu. Umumnya dilakukan pada pasien lansia yang kurang dari 65

    tahun, yang tidak memiliki masalah kesehatan yang serius lainnya. Lebih dari 75% pasien

    transplantasi jantung hidup lebih lama dari 2 tahun sesudah operasinya. Sebagian bahkan

    dapat hidup sampai lebih dari 12 tahun.

    Walaupun begitu, operasi transplantasi jantung merupakan suatu operasi besar yang sangat

    sulit dan banyak persyaratannya, mengingat :

    y Perlunya organ donor yang sesuai.y Prosedur operasinya sendiri yang sangat rumit dan traumatik.y Perlu adanya pusat spesialis.y Perlunya obat-obatan imunosupressan setelah operasi untuk mengurangi risikopenolakan organ oleh tubuh.

    y Beberapa kasus timbul antibodi yang menyerang bagian dalam dari arteri koronariadalam waktu kira-kira setahun setelah operasi. Masalah ini tidak ada pengobatannya dan

    dapat berakhir dengan serangan jantung yang fatal.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    42/53

    Menghilangkan Faktor Yang Memperburuk Gagal Jantung

    Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal jantung.

    Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum

    alkohol atau melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secarakeseluruhan.

    Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan

    bagian penting dari pengobatan.

    Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan

    penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis. Jumlah natrium dalam tubuh

    bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan

    makanan yang asin. Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan

    keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.

    Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan

    dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari. Kenaikan lebih dari 1

    kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan. Penambahan berat

    badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.

    Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin

    setiap hari, terutama pada pagi hari , setelah berkemih dan sebelum sarapan. Timbangan

    yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan

    tertulis.

    Mengobati Gagal Jantung

    Pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap

    penyebabnya.

    Gagal Jantung Kronis.

    Jika pembatasan asupan garam saja tidak dapat mengurangi penimbunan cairan, bisa

    diberikan obat diuretik untuk menambah pembentukan air kemih dan membuang natrium danair dari tubuh melalui ginjal.

    Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga

    mengurangi beban kerja jantung. Untuk pemakaian jangka panjang, diuretik diberikan dalam

    bentuk sediaan per-oral (ditelan); sedangkan dalam keadaan darurat akan sangat efektif jika

    diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Pemberian diuretik sering disertai

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    43/53

    dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik tertentu menyebabkan hilangnya kalium

    dari tubuh; atau bisa digunakan diuretik hemat kalium.

    Digoksin meningkatkan kekuatan setiap denyut jantung dan memperlambat denyut jantung

    yang terlalu cepat. Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu

    cepat, terlalu lambat atau tidak teratur), bisa diatasi dengan obat atau dengan alat pacujantung buatan.

    Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan

    arteri, vena atau keduanya. Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan

    darah, yang selanjutnya akan mengurangi beban kerja jantung.

    Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang

    telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung.

    Hal ini akan mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban jantung.

    Vasodilator yang paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting

    enzyme inhibitor).

    Obat ini tidak hanya meringankan gejala tetapi juga memperpanjang harapan hidup

    penderita.

    ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan obat terdahulu hanya melebarkan vena

    saja atau arteri saja (misalnya nitrogliserin hanya melebarkan vena, hydralazine hanya

    melebarkan arteri).

    Ruang jantung yang melebar dan kontraksinya jelek memungkinkan terbentuknya bekuan

    darah di dalamnya. Bekuan ini bisa pecah dan masuk ke dalam sirkulasi kemudian

    menyebabkan kerusakan di organ vital lainnya, misalnya otak dan menyebabkan stroke. Oleh

    karena itu diberikan obat antikoagulan untuk membantu mencegah pembentukan bekuan

    dalam ruang-ruang jantung.

    Milrinone dan amrinone menyebabkan pelebaran arteri dan vena, dan juga meningkatkan

    kekuatan jantung. Obat baru ini hanya digunakan dalam jangka pendek pada penderita yang

    dipantau secara ketat di rumah sakit, karena bisa menyebabkan ketidakteraturan irama

    jantung yang berbahaya.

    Pencangkokan jantung dianjurkan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap

    pemberian obat.

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    44/53

    Kardiomioplasti merupakan pembedahan dimana sejumlah besar otot diambil dari punggung

    penderita dan dibungkuskan di sekeliling jantung, kemudian dirangsang dengan alat pacu

    jantung buatan supaya berkontraksi secara teratur.

    Gagal Jantung Akut.

    Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru (edema pulmoner akut), penderita

    gagal jantung akan mengalami sesak nafas hebat sehingga memerlukan sungkup muka

    oksigen dengan konsentrasi tinggi. Diberikan diuretik dan obat-obatan (misalnya digoksin)

    secara intravena supaya terjadi perbaikan segera.

    Nitrogliserin intravena atau sublingual (dibawah lidah) akan menyebabkan pelebaran vena,

    sehingga mengurangi jumlah darah yang melalui paru-paru.

    Jika pengobatan di atas gagal, pernafasan penderita dibantu dengan mesin ventilator.

    Kadang dipasang torniket pada 3 dari keempat anggota gerak penderita untuk menahan darah

    sementara waktu, sehingga mengurangi volume darah yang kembali ke jantung.

    Torniket ini dipasang secara bergantian pada setiap anggota gerak setiap 10-20 menit untuk

    menghindari cedera.

    Pemberian morfin dimaksudkan untuk:

    y mengurangi kecemasan yang biasanya menyertai edema pulmoner akuty mengurangi laju pernafasany memperlambat denyut jantungy mengurangi beban kerja jantungPrognosis

    Prognosis CHF tergantung dari derajat disfungsi miokardium. Menurut New York Heart

    Assosiation, CHF kelas I-III didapatkan mortalitas 1 dan 5 tahun masing-masing 25% dab

    52%. Sedangkan kelas IV mortalitas 1 tahun adalah sekitar 40%-50%.

    Penggobatan gagal jantung

    1. non medikamentosay Edukasi mengenai gagal jantung, penyebab, dan bagaimana mengenal serta upaya bila

    timbul keluhan, dan dasar pengobatan

    y Istirahat, olah raga, aktifitas sehari-hari, aktifitas seksual, serta rehabilitasiy Pola diit, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan alcoholy Monitor berat badan, hati-hati dengan kenaikan berat badan yang tiba-tiba

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    45/53

    y Mengurangi berat badan pada penderita dengan obesitasy Hentikan kebiasaan merokok.y Pada perjalanan jauh dengan pesawat , ketinggian, udara panas dan humiditas

    memerlukan perhatian khusus

    y Counseling mengenai obat, baik efek samping, dan menghindari obat-obat tertentuseperti NSAID, anti aritmia klas I, verapamil, diltiazem, dihidropiridin efek cepat, anti

    depresan trisiklik, steroid

    2. MedikamentosaAngiotensin converting enzyme inhibitors

    y Dianjurkan sebagai obat lini pertamay Harus dititrasi sampai dosis yang dianggap bermanfaat sesuai dengan bukti klinis, bukan

    berdasarkan perbaikan simtom

    Tabel. 1. Dosis penyekat enzym konversi angiotensin yang terbukti efektif berdasarkan uji

    klinik yang besar pada gagal jantung dan disfungsi ventrikel kiri.2

    Studies of Mortality

    Drug Target

    dose

    Mean daily dose

    Studies in

    chronic heart

    failureConsensus Trial

    StudyGroup,

    1978

    Cohn et al. (V-

    HeFT II,1991)

    The SOLVD

    Investigators,

    1991

    ATLAS

    Enalapril

    Enalapril

    Enalapril

    Lisinopril

    20 mg

    b.i.d

    10 mg

    b.i.d

    10 mg

    b.i.d

    High

    dose

    :

    Low

    dose

    :

    18.4 mg

    15.0 mg

    16.6 mg

    32.5 35 mg daily

    2.5 5 mg daily

    Studies afterMILVdysfunction with or without HF

    Pfeffer et al Captopril 50 mg (not available)

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    46/53

    (SAVE, 1992)

    AIRE

    TRACE

    Ramipril

    Trandolapril

    t.i.d

    5 mg

    b.i.d

    4 mg

    daily

    (not available)

    (not available)

    LV = Left Ventricular; MI = Myocardial Infarction; HF = Heart failure

    Tabel 2. Dosis obat penyekat enzym konversi angiotensin yang dianjurkan

    Drug Initiating dose Maintenance Dose

    Benazepril 2.5 mg 5 10 mg b.i.d

    Captopril 6.25 mg t.i.d 25 50 mg t.i.d.

    Enalapril 2.5 mg daily 10 mg b.i.d.

    Lisinopril 2.5 mg daily 5 20 mg daily

    Quinapril 2.5-5 mg daily 5 10 mg daily

    Perindopril 2 mg daily 4 mg daily

    Ramipril 1.25 2.5 mg

    daily

    2.5 5 mg b.i.d

    Cilazapril 0.5 mg daily 1 2.5 mg daily

    Fosinopril 10 mg daily 20 mg daily

    Trandolapril 1 mg daily 4 mg daily

    * Manufactures or regulatory recommendations

    Diuretic

    Loop Diuretic,Thiazide, Metolazone

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    47/53

    y Penting untuk pengobatan simtomatik bila ditemukan beban cairan berlebihan, kongesti parudan edema perifer.(I, A)

    y Tidak ada bukti dalam memperbaiki survival, dan harus dikombinasi dengan penyekatenzym konversi angiotensin atau penyekat beta.

    Tabel 3. Diuretik5

    Initial dose (mg) Maximum

    recommended

    daily dose (mg)

    Major side effects

    Loop diuretics

    Furosemide

    Bumetanide

    Torasemide

    20 40

    0.5 1.0

    5 10

    250 500

    5 10

    100 - 200

    Hypokalemia, hypomagnesaemia,

    hyponatremia

    Hyperuricaemia, glucose intolerance

    Acid-base disturbance

    Thiazides

    Hydrochlorothiazide

    Metolazone

    Indapamide

    25

    2.5

    2.5

    50 75

    10

    2.5

    Hypokalemia, hypomagnesaemia,

    hyponatremia

    Hyperuricaemia, glucose intolerance

    Acid-base disturbance

    Potassium-sparing

    diuretic

    Amiloride

    Triamterene

    Spironolactone

    +ACEI

    2.5

    25

    26

    - ACEI

    5

    50

    50

    + ACEI

    20

    100

    50

    - ACEI

    40

    200

    100-200

    Hyperkalemia, rash

    Hyperkalaemia

    Hyperkalaemia, gynaecomastia

    B- blocker (obat penyekat beta)

    y Direkomendasi pada semua gagal jantung ringan, sedang, dan berat yang stabil baik karenaiskemi atau kardiomiopati non iskemi dalam pengobatan standar seperti diuretic atau

    penyekat enzym konversi angiotensin. Dengan syarat tidak ditemukan adanya kontra indikasi

    terhadap penyekat beta.

    y Terbukti menurunkan angka masuk rumah sakit, meningkatkan klasifikasi fungsi (I,A)

  • 8/3/2019 jadi, tinggal tatalaksana

    48/53

    y Pada disfungsi jantung sistolik sesudah suatu infark miokard baik simtomatik atauasimtomatik, penambahan penyekat beta jangka panjang pada pemakaian penyekat enzym

    konversi angiotensin terbukti menurunkan mortality.(I.B)

    y Sampai saat ini hanya beberapa penyekat beta yang direkomendasi yaitu bisoprolol,carvedilol, metoprolol succinate, dan nebivolol (I,A)

    Tabel 4. Cara pemakaian penyekat beta berdasarkan uji coba klinis yang besar3

    Beta-blocker First

    dose

    (mg)