iv. hasil dan analisis data - institutional...
TRANSCRIPT
18
IV. HASIL DAN ANALISIS DATA
PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW
Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri
berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh
Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15
Oktober 2009 dan telah diakreditasi oleh BAN-PT
dengan SK No. 046/SK/BAN-PT/Ak-X/M/II/2013
tertanggal 7 Februari 2013. Prodi ini juga didukung
oleh keberadaan prodi S1 Akuntansi yang unggul dan
juga bernaung di bawah UKSW. Dosen-dosen yang
mengajar di prodi Magister Akuntansi adalah para
individu yang memiliki pengalaman baik dalam bidang
akademik maupun praktik akuntansi. Dosen-dosen
tersebut juga memiliki komitmen yang tinggi dalam
pembelajaran akuntansi. Pada saat penelitian ini dibuat
seluruh dosen pengajar berjumlah total 23 orang dan
19
semuanya berstatuskan dosen tetap, dengan tingkat
kualifikasi akademis sebagai berikut.
Tabel 4.1
Tingkat Kualifikasi Akademis Dosen
Magister Akuntansi UKSW
No Kualifikasi Akademis Jumlah Dosen
1 Profesor 2
2 Doktor 6
3 Master 15
23Total Sumber: Dokumen Akreditasi Magister Akuntansi
UKSW, diolah November 2014
Visi Magister Akuntansi UKSW adalah menjadi
salah satu lembaga pendidikan tinggi akuntansi aras
magister terkemuka di ASEAN pada tahun 2022.
Sedangkan misinya, yaitu:
1. Menyediakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif untuk membentuk lulusan di bidang
akuntansi aras magister yang memiliki keunggulan
kompetitif pada level nasional dan internasional
2. Melaksanakan penelitian dan pengabdian
masyarakat yang bermutu serta bermanfaat bagi
pengembangan ilmu akuntansi dan masyarakat
dengan reputasi nasional dan internasional
SEBARAN KUESIONER DAN DEMOGRAFI
RESPONDEN
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan dari pembagian kuesioner dan hasil in-
depth interview kepada responden, yang dilakukan
pada bulan Oktober 2014. Pembagian kuesioner
20
dilakukan kepada mahasiswa yang bertemu dengan
peneliti di kampus. Hasilnya terkumpul total 36
kuesioner yang didapatkan, namun dari jumlah
tersebut terdapat 6 kuesioner yang tidak dapat
dimasukkan sebagai sampel karena dinilai tidak
memenuhi kriteria atau tidak lengkap pengisiannya.
Jumlah sampel akhir yang dapat diolah untuk analisis
data (kuantitatif) dalam penelitian ini sejumlah 30
sampel. Kemudian dari jumlah 30 sampel akhir
tersebut, dilakukan pemilihan 3 sampel secara acak
untuk dijadikan sebagai narasumber dalam in-depth
interview.
Tabel 4.2
Data Demografi Responden
Jumlah Persentase
2010 8 26,67%
2011 1 3,33%
2012 7 23,33%
2013 14 46,67%
22-26 tahun 15 50,00%
27-31 tahun 6 20,00%
32-36 tahun 5 16,67%
37-41 tahun 4 13,33%
Jenis Laki-laki 18 60,00%
Kelamin Perempuan 12 40,00%
Status Belum bekerja 12 40,00%
Pekerjaan Bekerja 18 60,00%
Keuangan 12 66,67%
Pemerintahan 1 5,56%
Bidang Administrasi 2 11,11%
Pekerjaan
Pendidikan 2 11,11%
Demografi Responden
Angkatan
Research &
Development1 5,56%
Usia
Sumber: Data primer yang diolah, November 2014
21
Data demografi yang ditampilkan pada Tabel 4.2
merupakan data mengenai angkatan, umur, jenis
kelamin, status pekerjaan dan bidang pekerjaan
mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini.
Jumlah responden terbesar adalah mahasiswa
angkatan 2013, sedangkan mahasiswa angkatan 2011
merupakan jumlah yang terkecil. Berdasarkan usia,
jumlah terbesar adalah mahasiswa yang berusia antara
22-26 tahun, sedangkan mahasiswa yang berusia
antara 37-41 tahun merupakan yang terkecil. Menurut
jenis kelamin sebagian besar responden didominasi
oleh mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.
Untuk status pekerjaan, mahasiswa yang bekerja lebih
banyak dari pada mahasiswa yang belum bekerja.
Kemudian untuk bidang pekerjaan, bidang keuangan
menjadi bidang yang paling banyak digeluti oleh
mahasiswa yang bekerja.
Adapun karakteristik dari tiga narasumber dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. Narasumber A
merupakan mahasiswa aktif di Magister Akuntansi
UKSW dengan masa studi empat tahun hingga saat ini,
berdomisili di luar kota Salatiga dan belum bekerja.
Narasumber B adalah mahasiswi aktif di Magister
Akuntansi UKSW dengan masa studi tiga tahun hingga
saat ini, berdomisili di kota Salatiga dan sudah bekerja.
Sedangkan narasumber C merupakan mahasiswa aktif
di Magister Akuntansi UKSW dengan masa studi dua
tahun hingga saat ini, berdomisili di kota Salatiga dan
sudah bekerja.
22
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KUESIONER
Tabel 4.3
Validitas Kepuasan atas Dimensi
Sumber Daya Manusia
1 Indikator 1 0,554 Valid
2 Indikator 2 0,713 Valid
3 Indikator 3 0,602 Valid
4 Indikator 4 0,835 Valid
5 Indikator 5 0,733 Valid
6 Indikator 6 0,779 Valid
7 Indikator 7 0,710 Valid
No PernyataanItem To Total
CorrelationValiditas
Sumber: Data primer yang diolah, Oktober 2014
Berdasarkan tabel 4.3, semua item pertanyaan
pada dimensi sumber daya manusia dinyatakan valid
karena semua nilai item to total correlation lebih besar
dari nilai r tabel sebesar 0,361.
23
Tabel 4.4
Validitas Kepuasan atas Dimensi Kurikulum,
Pembelajaran dan Suasana Akademik
1 Indikator 1 0,587 Valid
2 Indikator 2 0,711 Valid
3 Indikator 3 0,597 Valid
4 Indikator 4 0,650 Valid
5 Indikator 5 0,810 Valid
6 Indikator 6 0,752 Valid
7 Indikator 7 0,729 Valid
8 Indikator 8 0,743 Valid
9 Indikator 9 0,723 Valid
10 Indikator 10 0,590 Valid
11 Indikator 11 0,803 Valid
12 Indikator 12 0,630 Valid
13 Indikator 13 0,684 Valid
14 Indikator 14 0,788 Valid
No PernyataanItem To Total
CorrelationValiditas
Sumber: Data primer yang diolah, Oktober 2014
Berdasarkan tabel 4.4, semua item pertanyaan
pada dimensi kurikulum, pembelajaran dan suasana
akademik dinyatakan valid karena semua nilai item to
total correlation lebih besar dari nilai r tabel sebesar
0,361.
24
Tabel 4.5
Validitas Kepuasan atas Dimensi Pembiayaan,
Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi
1 Indikator 1 0,631 Valid
2 Indikator 2 0,777 Valid
3 Indikator 3 0,655 Valid
4 Indikator 4 0,786 Valid
5 Indikator 5 0,779 Valid
6 Indikator 6 0,750 Valid
7 Indikator 7 0,628 Valid
8 Indikator 8 0,764 Valid
9 Indikator 9 0,757 Valid
10 Indikator 10 0,761 Valid
11 Indikator 11 0,608 Valid
12 Indikator 12 0,655 Valid
No PernyataanItem To Total
CorrelationValiditas
Sumber: Data primer yang diolah, Oktober 2014
Berdasarkan tabel 4.5, semua item pertanyaan
pada dimensi pembiayaan, sarana dan prasarana, serta
sistem informasi dinyatakan valid karena semua nilai
item to total correlation lebih besar dari nilai r tabel
sebesar 0,361.
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Kuesioner
1 0,831 0,6 Reliabel
Cronbach
AlphaDimensi
Rule of
Thumbs
Kurikulum, Pembelajaran
dan Suasana Akademik2 0,915 0,6 Reliabel
No
Pembiayaan, Sarana dan
Prasarana, serta Sistem
Informasi
3 0,909 0,6 Reliabel
Keterangan
Sumber Daya Manusia
Sumber: Data primer yang diolah, Oktober 2014
25
Berdasarkan tabel 4.6, semua dimensi memiliki
nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Dengan
demikian semua dimensi dalam kuesioner penelitian ini
dapat dikatakan handal/reliabel.
ANALISIS DATA
Tabel 4.7
Rata-Rata Total Skor Kepuasan atas Dimensi
Sumber Daya Manusia
1Keramahan dosen dalam berinteraksi dengan
mahasiswa4,20
2Kemudahan untuk bertemu atau membuat janji
untuk bertemu dengan dosen3,77
3Tingkat kualifikasi akademis dosen-dosen pengajar
(profesor, doktor, master, dll)4,07
4Keramahan staff administrasi dalam berinteraksi
dengan mahasiswa4,10
5
Kesungguhan staff administrasi dalam melayani
pengurusan kebutuhan administrasi mahasiswa
(surat-surat, dokumen-dokumen, dll)
4,00
6Kemudahan mendapatkan informasi akademis dari
staff administrasi4,13
7Kemudahan untuk bertemu dengan staff
administrasi4,13
4,06
Rata-Rata Total
Skor Kepuasan
Rata-Rata dari Rata-rata Total Skor
No Pernyataan
Sumber : Data primer yang diolah, Oktober 2014
Berdasarkan tabel 4.7, maka tingkat kepuasan
mahasiswa atas Dimensi Sumber Daya Manusia
sebesar 4,06. Dengan kata lain, tingkat kepuasan
mahasiswa atas dimensi ini berada dalam kategori
memuaskan. Indikator pertama yang menjabarkan
mengenai keramahan dosen menjadi indikator dengan
26
tingkat kepuasan tertinggi, sedangkan indikator kedua
mengenai kemudahan bertemu dengan dosen menjadi
indikator dengan tingkat kepuasan terendah dalam
dimensi ini. Hasil in-depth interview pada dimensi ini
juga menunjukkan bahwa para narasumber merasakan
kepuasan mengenai sikap dosen dan staff administrasi
dalam berinteraksi dengan mahasiswa. Berikut
pernyataan yang diutarakan narasumber terkait akan
hal ini:
“Selama saya kuliah di Magister Akuntansi UKSW dosen-
dosennya sangat ramah dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan mahasiswa, staff prodi pun juga sangat ramah
terhadap para mahasiswa” (Narasumber A).
“Sikap ramah selalu ditunjukkan dosen-dosen Magister
Akuntansi UKSW ketika berinteraksi dengan mahasiswa.
Selain itu staff administrasi juga bersikap ramah terhadap
mahasiswa” (Narasumber B).
“Dosen-dosen Magister Akuntansi UKSW sangat ramah dalam
berinteraksi dengan mahasiswanya baik itu saat mengajar di
kelas maupun di luar kelas. Staff administrasi juga sangat
ramah dalam melayani mahasiswa” (Narasumber C).
Namun disisi lain para narasumber juga mengalami
kesulitan untuk bertemu atau membuat janji bertemu
dengan dosen. Kesulitan ini menjurus pada waktu dan
jadwal bimbingan tesis yang disediakan oleh dosen
pembimbing. Berikut pernyataan yang diutarakan
narasumber terkait dengan hal ini:
“Saat ini domisili saya berada di luar kota Salatiga, saya
menyempatkan waktu datang ke kota Salatiga untuk
bimbingan tesis dengan dosen pembimbing saya. Setiap
minggunya beliau memiliki jadwal bimbingan tesis yang tetap.
27
Oleh sebab itu ketika ada hal yang ingin saya konsultasikan
dengan beliau maka saya datang pada jadwal bimbingan yang
telah ditetapkan. Akan tetapi sering sekali pada saat jadwal
bimbingan, beliau tidak ada di tempat. Hari sebelum jadwal
bimbingan, saya juga sudah berusaha untuk menghubungi
beliau, tetapi tidak ada balasan lanjutan dari beliau. Sehingga
saya mengira beliau bisa melakukan bimbingan pada hari itu.
Tentunya hal ini mempersulit saya ketika ingin berkonsultasi
dengan beliau mengenai tesis saya” (Narasumber A).
“Saya memiliki kendala untuk bertemu dengan dosen
pembimbing tesis saya. Beliau memang memiliki jadwal
bimbingan tetap, akan tetapi beliau tidak selalu rutin hadir di
kampus dalam tiap minggunya. Saya terkadang sudah sampai
di kampus, tetapi ternyata setelah di tunggu beliaunya tidak
ada. Mungkin ini juga salah satu kekurangan saya, jadi pada
hari sebelumnya saya juga tidak selalu menghubungi beliau
terlebih dahulu untuk memastikan kedatangannya. Akan
tetapi disitu kan sudah ada jadwal bimbingan tetapnya yang
fix pasti, sehingga membuat saya beranggapan bahwa pada
saat itu seharusnya beliau ada. Tentu saja hal ini menghambat
proses penyelesaian tesis saya” (Narasumber B).
“Dosen pembimbing saya terlalu sibuk dan jadwal bimbingan
tesisnya tidak selalu tetap setiap minggu. Waktu khusus yang
beliau sediakan untuk bimbingan juga tidak dapat saya
manfaatkan secara maksimal, dalam artian sering sekali ketika
waktu bimbingan tersedia, saya tidak bisa bertemu dengan
beliau karena bentrok dengan jam kerja ataupun beliau sudah
pergi terlebih dahulu sebelum saya datang ke kampus.
Alangkah lebih baiknya bila ada win-win solution untuk
masalah yang saya hadapi ini, terutama untuk mahasiswa
seperti saya yang bekerja, misalnya waktu bimbingan pada
hari jumat (setelah hari kerja) atau sabtu” (Narasumber C).
28
Menurut hasil in-depth interview pada dimensi
ini, para narasumber sebenarnya menginginkan adanya
ketetapan dan ketepatan jadwal bimbingan yang
disediakan oleh dosen pembimbing. Ketetapan dan
ketepatan ini dalam artian misalkan waktu bimbingan
tesis telah dijadwalkan setiap hari selasa pada pukul
07.00 – 09.00, dosen pembimbing diharapkan selalu
hadir di kantornya pada waktu tersebut. Walaupun
sebelum pukul 09.00 sudah tidak ada mahasiswa yang
mengantri untuk bimbingan, alangkah baiknya bila
dosen pembimbing masih berada di kantornya hingga
waktu bimbingan yang telah ditetapkan berakhir tepat
pada pukul 09.00. Sedangkan bagi narasumber yang
bekerja, mereka lebih menginginkan agar waktu
bimbingan tesis diadakan pada hari jumat (setelah hari
kerja) atau sabtu, sehingga tidak berbenturan dengan
waktu kerja mereka. Di sisi lain para narasumber juga
mengalami kepuasan dalam hal hubungan interaksi
dengan dosen dan staff administrasi.
29
Tabel 4.8
Rata-Rata Total Skor Kepuasan atas Dimensi
Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik
1Kejelasan tujuan pembelajaran pada setiap mata
kuliah3,67
2Kesesuaian materi perkuliahan dengan silabi mata
kuliah4,00
3Ketersediaan modul atau handout atau bahan
kuliah3,50
4Alokasi waktu perkuliahan sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditetapkan3,80
5Kesiapan dosen dalam memberikan materi
perkuliahan3,90
6Kemahiran konseptual ilmu akuntansi yang
dimiliki dosen4,13
7Kemampuan dosen dalam berkomunikasi pada
saat perkuliahan4,03
8Kemampuan dosen menyampaikan materi
perkuliahan4,07
9
Kemampuan dosen dalam memberikan contoh
kasus-kasus maupun isu-isu akuntansi yang
relevan dan up to date
4,03
10Kesempatan berdiskusi atau bertanya dalam
perkuliahan3,97
11Kesempatan mendapatkan umpan balik atau
masukan atas tugas atau ujian dari dosen3,70
12Kesesuaian materi ujian dengan materi
perkuliahan3,87
13 Evaluasi hasil studi secara objektif dan transparan 3,37
14Kemampuan dosen dalam menciptakan suasana
perkuliahan yang menarik dan kondusif3,77
3,84
No IndikatorRata-Rata Total
Skor Kepuasan
Rata-Rata dari Rata-rata Total Skor
Sumber : Data primer yang diolah, Oktober 2014
30
Berdasarkan tabel 4.8, maka tingkat kepuasan
mahasiswa atas Dimensi Kurikulum, Pembelajaran dan
Suasana Akademik sebesar 3,84. Dengan kata lain,
tingkat kepuasan mahasiswa atas dimensi ini berada
dalam kategori memuaskan. Indikator keenam yang
menjabarkan mengenai kemahiran konseptual ilmu
akuntansi yang dimiliki dosen menjadi indikator
dengan tingkat kepuasan tertinggi, sedangkan indikator
ketiga belas mengenai evaluasi hasil studi menjadi
indikator dengan tingkat kepuasan terendah dalam
dimensi ini. Hasil in-depth interview pada dimensi ini
juga menunjukkan bahwa para narasumber merasakan
kepuasan mengenai kemahiran konseptual ilmu
akuntansi yang dimiliki dosen, kemampuan dosen
dalam menyampaikan materi perkuliahan serta
kemampuan dosen dalam memberikan contoh kasus
maupun isu-isu akuntansi yang relevan dan up to date.
Berikut pernyataan yang diutarakan narasumber
terkait akan hal ini:
“Ilmu konseptual akuntansi yang dimiliki oleh dosen-dosen
Magister Akuntansi UKSW sangatlah baik, pemberian contoh
kasus-kasus akuntansinya juga relevan dan up to date. Hal ini
membuat mahasiswa lebih cepat memahami tentang materi-
materi yang diberikan oleh dosen” (Narasumber A).
“Penyampaian materi perkuliahan oleh dosen pengajar
sangatlah menarik, apalagi juga selalu disisipkan mengenai
contoh-contoh kasus ataupun isu-isu akuntansinya yang
relevan dan up to date selama pembahasan materi. Mahasiswa
menjadi tidak bosan dan bersemangat untuk mengikuti
jalannya perkuliahan” (Narasumber B).
31
“Penguasaan konseptual ilmu akuntansi dosen-dosen Magister
Akuntansi UKSW sangatlah tinggi dan juga ditunjang oleh
baiknya kemampuan dosen dalam menyampaikan materi
perkuliahan, sehingga membuat mahasiswa menjadi lebih
mudah memahami materi-materi yang diberikan” (Narasumber
C).
Namun disisi lain para narasumber juga merasa
bahwa evaluasi hasil studi yang dilakukan selama ini
kurang objektif dan transparan. Tidak adanya
pengungkapan nilai dari tugas-tugas maupun tes yang
telah diberikan oleh dosen. Berikut pernyataan yang
diutarakan narasumber terkait dengan hal ini:
“Selama kuliah, saya tidak pernah mengetahui nilai dari tes
maupun tugas-tugas yang telah saya kerjakan. Saya hanya
mengetahui nilai akhir dari mata kuliah” (Narasumber A).
“Kita sebagai mahasiswa hanya mengetahui nilai akhir mata
kuliah saja, hanya huruf A/AB/B seperti itu. Terkadang saya
merasa kurang puas dengan nilai akhir yang saya dapat, tapi
apa boleh buat dengan tidak adanya tranparasi nilai dari
tugas-tugas maupun tes yang telah saya lakukan, mau tidak
mau saya harus menerima hasil tersebut. Kalau dari awal
sudah ada tranparansi nilai, antara kita mahasiswa dan dosen
kan jadi sama-sama enak. Saya pun juga bisa menjadi tahu
kelemahan saya ada pada bagian materi yang mana”
(Narasumber B).
“Hasil evaluasi untuk tugas dan tes tidak diberikan kembali
kepada mahasiswa. Saya ingin komplain juga merasa takut,
karena kita tidak tahu suasana hati dosen pada saat itu. Jika
waktu kita komplain ternyata suasana hati nya baru tidak
baik, takutnya malah dapat mempengaruhi nilai dan kita
menjadi sama-sama tidak enak untuk kedepannya”
(Narasumber C).
32
Menurut hasil in-depth interview pada dimensi
ini, para narasumber sebenarnya menginginkan adanya
transparansi nilai untuk tugas-tugas maupun tes yang
telah mereka kerjakan. Tidak adanya transparansi nilai
dapat menimbulkan rasa tidak puas pada mahasiswa.
Ada semacam rasa takut yang dirasakan mahasiswa
untuk bertanya tentang hasil evaluasinya kepada dosen
pengajar. Dengan adanya transparansi nilai, masing-
masing mahasiswa dapat mengetahui materi-materi
perkuliahan apa saja yang belum dapat mereka kuasai
dengan baik. Sementara itu para narasumber juga
mengalami kepuasan dalam hal kemahiran konseptual
ilmu akuntansi dosen, kemampuan dosen memberikan
contoh kasus-kasus maupun isu-isu akuntansi yang
relevan dan up to date serta kemampuan dosen dalam
menyampaikan materi perkuliahan.
33
Tabel 4.9
Rata-Rata Total Skor Kepuasan atas Dimensi
Pembiayaan, Sarana dan Prasarana serta Sistem
Informasi
1Kemudahan dalam pengurusan dan pembayaran
biaya kuliah (SPP, dll)4,10
2 Ketersediaan informasi mengenai beasiswa 3,17
3 Kemudahan dalam mendapatkan beasiswa 3,17
4
Kenyamanan ruang kuliah (udara yang sejuk, meja
dan kursi yang nyaman, ruang kelas yang bersih
dan rapi, dll)
4,13
5
Kondisi peralatan pendukung kegiatan
perkuliahan (komputer, LCD proyektor,
whiteboard, marker pen, dll)
4,00
6Kelengkapan koleksi pustaka yang relevan dalam
bidang akuntansi di perpustakaan3,73
7Ketersediaan wifi atau hotspot untuk akses
internet3,83
8
Keberadaan fasilitas penunjang kegiatan
perkuliahan (area parkir, kantin, ruang diskusi,
ruang publik, ruang ibadah, lapangan olah raga,
kamar mandi atau toilet, dll)
3,77
9Kebersihan dan kenyamanan fasilitas penunjang
kegiatan perkuliahan 3,93
10
Pemanfaatan sistem informasi akademik UKSW
(SIASAT) untuk menginformasikan jadwal kuliah,
hasil studi, tagihan biaya kuliah, dll kepada
mahasiswa
3,97
11
Pemanfaatan website UKSW sebagai sumber
informasi bagi mahasiswa (jadwal seminar, kuliah
umum, berita-berita seputar prodi, dll)
3,40
12
Pemanfaatan e-learning untuk menunjang
kegiatan perkuliahan (pemberian tugas, materi
perkuliahan, dll)
3,77
3,75Rata-Rata dari Rata-rata Total Skor
No IndikatorRata-Rata Total
Skor Kepuasan
Sumber: Data primer yang diolah, Oktober 2014
34
Berdasarkan tabel 4.9, maka tingkat kepuasan
mahasiswa atas Dimensi Pembiayaan, Sarana dan
Prasarana serta Sistem Informasi sebesar 3,75. Dengan
kata lain, tingkat kepuasan mahasiswa atas dimensi ini
berada dalam kategori memuaskan. Indikator keempat
yang menjabarkan mengenai kenyamanan ruang kuliah
menjadi indikator dengan tingkat kepuasan tertinggi,
sedangkan indikator kedua dan ketiga mengenai
beasiswa menjadi indikator dengan tingkat kepuasan
terendah dalam dimensi ini. Hasil in-depth interview
pada dimensi ini juga menunjukkan bahwa para
narasumber merasakan kepuasan mengenai
kenyamanan ruang kuliah dan kondisi peralatan
pendukung kegiatan perkuliahan. Berikut pernyataan
yang diutarakan narasumber terkait akan hal ini:
“Saya merasa nyaman ketika sedang kuliah di gedung FEB
UKSW. Ruangan kuliahnya sejuk, bersih dan rapi. Selain itu
kondisi peralatan pendukung kegiatan perkuliahan yang ada di
dalam ruang kuliah juga dalam kondisi baik dan berkualitas
bagus” (Narasumber A).
“Ruang kelas terasa nyaman untuk digunakan sebagai tempat
melakukan kegiatan perkuliahan. AC nya dingin, meja kursi
nya bagus, ruangan selalu dalam keadaan bersih. Selain itu
komputer, LCD proyektor dan whiteboard yang tersedia di
dalam kelas juga dalam kondisi baik, sehingga dapat
dimanfaatkan dengan mudah oleh dosen pengajar maupun
mahasiswa untuk menunjang kegiatan perkuliahan”
(Narasumber B).
35
“Menurut saya ruangan kelas untuk kuliah terasa sejuk,
bersih dan rapi. Fasilitas peralatan pendukung kegiatan
perkuliahan yang tersedia di dalam kelas juga sudah lengkap
dan dalam kondisi yang baik. Hal ini membuat saya merasa
nyaman” (Narasumber C).
Namun disisi lain tidak semua narasumber
mendapatkan informasi mengenai ketersediaan
beasiswa di Magister Akuntansi. Berikut pernyataan
yang diutarakan narasumber terkait dengan hal ini:
“Selama kuliah, saya sama sekali tidak pernah mendengar dan
mengetahui adanya beasiswa maupun potongan biaya kuliah.
Setahu saya jumlah pembayaran uang kuliah ya sesuai dengan
nominal yang sudah di tentukan” (Narasumber A).
“Pada awalnya ketika saya ingin kuliah di Magister Akuntansi,
saya mendapatkan informasi dari staff prodi mengenai
kemudahan mendapatkan beasiswa bagi calon mahasiswa
dengan IPK S1 yang tinggi. Sebagai calon mahasiswa dengan
IPK S1 yang tinggi, hal ini membuat saya menjadi lebih tertarik
untuk belajar di prodi ini dengan harapan saya mendapatkan
beasiswa tersebut. Akan tetapi setelah menjadi mahasiswa,
ternyata saya tidak mendapatkan beasiswa tersebut.
Berdasarkan syarat beasiswa yang awalnya ditawarkan kepada
saya, seharusnya saya mendapatkannya. Tentu saja ini
membuat saya kecewa, promosi diawal tidak sesuai dengan
kenyataannya. Seharusnya sejak awal promosi, prodi
memberikan informasi beasiswa yang jelas dan resmi dalam
bentuk dokumen ataupun pengumuman tertulis” (Narasumber
B).
“Informasi mengenai ketersediaan beasiswa menurut saya
sangat kurang, karena tidak ada pengumuman resmi yang
dikeluarkan oleh prodi. Akan tetapi saya juga heran ada
beberapa mahasiswa yang menerima beasiswa dari prodi,
kesannya seperti ada orang-orang yang terpilih untuk
beasiswa tersebut. Harapan saya beasiswa tersedia bagi
36
semua mahasiswa yang memenuhi persyaratannya. Informasi
harus jelas dan disebarluaskan, mungkin bisa dalam bentuk
brosur, poster maupun surat keputusan yang ditempel di
papan pengumuman prodi. Sehingga seluruh mahasiswa
dapat mengetahui informasi tersebut dan persyaratan apa saja
yang wajib dipenuhi untuk mendapatkannya” (Narasumber C).
Menurut hasil in-depth interview pada dimensi
ini, para narasumber menginginkan adanya informasi
resmi yang tertulis mengenai ketersediaan beasiswa
dan persyaratan apa saja untuk mendapatkannya.
Dengan tidak adanya informasi resmi yang tertulis,
mahasiswa kesulitan untuk mengetahui ketersediaan
beasiswa. Perlu diperjelas lebih lanjut mengenai
prosedur dan syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh
mahasiswa untuk memperoleh program beasiswa dari
prodi. Selain itu para narasumber juga mengalami
kepuasan dalam hal kenyamanan ruang kuliah dan
fasilitas peralatan pendukung kegiatan perkuliahan
yang berada dalam kondisi baik.