iut.doc

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam dunia pertambangan ilmu ukur tambang adalah ilmu yang sangat penting dipelajari karena berhubungan dengan konstruksi, eksplorasi dan eksploitasi dalam dunia pertambangan. lmu ukur tambang itu sendiri erat kaitannya dengan awal bukaan tambang. Alat yang dipakai pertama kali disebut diopter yang sekarang disebut theodolit yang memuat tentang orientasi pengukuran bawah tanah dengan menggunakan dua buah tali yang diberi unting-unting. Ilmu ukur tambang erat kaitannya dengan ilmu ukur tanah. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Pada saat sekarang ilmu ukur tambang sudah mulai banyak dikembangkan dan sudah mulai menggunakan alat- alat yang modern dan canggih. Melihat pesatnya ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu ukur tambang yang sekarang banyak dipelajari di perguruan tinggi dengan memadukan alat yang canggih serta berbagai macam software yang menunjang dalam

Upload: lizwander-sulivan

Post on 16-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam dunia pertambangan ilmu ukur tambang adalah ilmu yang sangat penting dipelajari karena berhubungan dengan konstruksi, eksplorasi dan eksploitasi dalam dunia pertambangan. lmu ukur tambang itu sendiri erat kaitannya dengan awal bukaan tambang. Alat yang dipakai pertama kali disebut diopter yang sekarang disebut theodolit yang memuat tentang orientasi pengukuran bawah tanah dengan menggunakan dua buah tali yang diberi unting-unting.

Ilmu ukur tambang erat kaitannya dengan ilmu ukur tanah. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.

Pada saat sekarang ilmu ukur tambang sudah mulai banyak dikembangkan dan sudah mulai menggunakan alat- alat yang modern dan canggih. Melihat pesatnya ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu ukur tambang yang sekarang banyak dipelajari di perguruan tinggi dengan memadukan alat yang canggih serta berbagai macam software yang menunjang dalam memecahkan masalah yang menyangkut dalam aktifitas pertambangan.

Survey atau pemetaan topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang permukaan bumi. Survey topografi dapat menghasilkan peta topografi. Survey sangat bermanfaat dalam pembuatan peta dasar (peta topografi daerah tambang) yang dapat digunakan untuk mengetahui sebaran atau cebakan bahan galian. Survey juga dapat digunakan dalam evaluasi kemajuan tambang sehingga dapat diketahui berapa volume dari batubara yang telah di tambang dan sisa cadangan batubara. Dari evaluasi survey tersebut kita dapat melihat arah kemajuan tambang dan dapat merencanakan kegiatan penambangan berikutnya.

Dalam pertambangan ilmu ini digunakan untuk keperluan eksplorasi batubara dan nikel untuk menyediakan informasi topografi yang berkaitan dengan kepentingan eksplorasi seakurat mungkin baik dari detail- detail topografi atau geologi dan informasi yang disajikan berupa outcrop, bentuk detail alam dan untuk lahan yang akan digunakan dalam kegiatan pertambangan tersebut.

Pada tahap eksplorasi, salah satu tugas mine survey diantaranya adalah melaksanakan penempatan titik bor di lapangan (stake out) sesuai dengan rencana yang diberikan dan pengukuran titik bor pada lokasi dimana telah dilakukan pemboran. Tugas mine survey yang lain adalah melakukan perhitungan volume hasil survey. Perhitungan volume tersebut biasanya berupa volume galian dan timbunan.

1.2. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan praktikum ilmu ukur tambang adalah :

1. Mahasiswa dapat mengenal berbagai jenis alat-alat ukur tambang yang akan digunakan pada praktikum ilmu ukur tambang.

2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari berbagai jenis alat-alat ukur tambang yang akan digunakan pada praktikum ilmu ukur tambang.

3. Mahasiswa mampu menggunakan alat praktikum ilmu ukur tambang dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk software yang akan dilakukan untuk rekayasa pertambangan.

4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan metode pengukuran yang dilakukan di lapangan.

5. Mahasiswa mampu mempraktekkan apa yang telah dipelajari secara teori langsung di lapangan1.2 WAKTU DAN TEMPAT

Waktu dan tempat praktikum Ilmu ukur Tambang yakni dilaksanakan pada hari Dasar teori bab 2

Survey Tambang Bawah Tanah

Survey atau pengukuran tambang yang dilakukan pada pengukuran bawah tanah (underground) meliputi banyak keistimewaan yang tidak dijumpai pada pengukuran di permukaan (surface). Kegelapan, kelembaban, aliran air, daerah yang kasar dan tidak rata, daerah penglihatan yang terbatas dan memerlukan penglihatan yang lama dalam membidik sasaran adalah beberapa masalah yang dihadapi dalam pengukuran tambang bagi surveyor. Perlu ketelitian dalam membaca instrumen dan pita ukur, lebih lanjut disekeliling patok dinding dan latar belakangnya harus diperiksa hati-hati terhadap runtuhan batu yang dapat merusak atau operatornya, atau pun patok akan rusak dan tidak berfungsi.

Selain hal-hal diatas beberapa faktor penting yang juga perlu diperhatikan antara lain adalah tentang gangguan aliran air, rembesan air dan sebagainya, sehingga instrumen harus dilindungi dari pengaruh rembesan air tersebut. Faktor kelembaban (humidity) harus selalu di kontrol, sehingga diperlukan aliran udara yang dimaksud agar surveyor dapat tahan lama dalam melakukan pengukuraan. Adanya pengaruh medan magnet, misalnya pada rel, jalan-jalan kereta dorong, pada bijih yang sifatnya magnetik (hematite, pyrolusite, dsb ) akan mempengaruhi pembacaan. Karena pengaruh-pengaruh tersebut di atas maka sangat diperlukan ketelitian dalam pembacaan. Jadi perlu diperhatikan pada daerah sekitar patok yang akan ditempati instrumen, untuk tidak memasang instrumen pada daerah batuan lepas, daerah penirisan maupun daerah pich, karena batuan induk (country rock) yang tidak kuat mengakibatkan kecelakaan bagi operator (surveyor) dan instrumen itu sendiri.

Dalam penempatan instrumen, hindari penempatan kaki pada rel, pada landasan, pada material lepas yang tertimbun pada lintasan atau parit saluran air. Kesalahan umum yang terjadi adalah tumpuan tripot yang melawan rel, gangguan rel dapat menggerakkan instrumen dari bawah patok. Berkali-kali para operator instrumen tidak menyadari kejadian ini.

Biasanya praktek disertai penomoran angka tiap level untuk memberi informasi dari masing-masing level itu. Misalnya pada kedalaman 100 ft, penentuan patok menjadi 101, 102, 103 dan seterusnya. Pada kedalaman 200 ft dengan nomer 201, 202, 203 dan seterusnya yakni setiap 100 ft level dinomeri. Bila beberapa level terlewati katakanlah level pertama diawali pada kedalaman 400 ft dan patok menjadi 401, 402, 403 dan seterusnya. Tambang yang digali secara mahal mungkin mencapai 99 patok. Bila hal ini terjadi, system yang berhubungan harus diterapkan dengan memakai penandaan level untuk memastikan lokasi patok. Tambang yang dikerjakan lewat terowongan-terowongan dapat ditangani dengan memberi angka level yang ekivalen dengan terowongan itu atau bila hanya satu terowongan yang digunakan berilah angka-angka patok dari angka 1 hingga 99.

Titik poligon bawah tanah dapat dipasang secara permanen maupun sementara. Pemilihan lokasi titik poligon harus dapat saling dilihat, dan jaraknya sejauh mungkin. Patok titik poligon permanen di Pasang pada langit-langit terowongan atau di lantai dari jalan atau lorong utama, pada dasar lubang galian, pada simpangan atau di tempat lain yang dianggap perlu. Titik permanen dipasang paling sedikit tiga buah dengan posisi berseberangan dan interval jarak titik-titik permanen antara 300 - 500 m. Pemasangan titik permanen di lantai dasar dilakukan apabila dinding langit-langit lembek, sedangkan patok sementara dipasang pada papan yang melintrang di atasnya dengan membuat sentering dengan unting-unting. Apabila pada tempat yang berair asin atau yang mengandung garam, patok sebaiknya dibuat dari metal yang tahan garam atau stainless.

Pengambilan titik detail akan meratakan semua ketidakteraturan dan tonjolan-tonjolan sepanjang lorong. Pencatatan yang lengkap terhadap ketidakteraturan drift, cross cut, raise, winze dan lain-lain adalah dasar dilakukannya pengambilan detail. Drift merupakan suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya. Cross cut adalah suatau lubang bukaan mendatar yang menyilang/ memotong jurus endapan bijih. Raise adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level bawah ke level yang diatasnya. Sedangkan Winze adalah lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level atas ke level yang di bawahnya. Penggambaran daerah penambangan pada peta terkadang dilakukan dari data daerah yang dicatat. Juga management penambangan dapat untuk menangani raise dari satu level ke level lain, dan tidak dipunyainya pengetahuan akan kurva drift akan menyebabkan raise muncul ditengah-tengah drift atau menonjol di satu sisi.

Ketidakteraturan muncul karena sifat batu yang terpenetrasi, menurut pengalaman hal itu berdasarkan indikasi bijih yang tampak. Bila penambangannya berbentuk blok-blok, misal pada batu akan membentuk permukaan yang bergelombang dengan kelebaran bervariasi. Apapun penyebabnya, permulaan arah yang terbentuk dan ukurannya harus dicatat.

Gambar 2.4.

Penampangan Level pada Simulasi Pengukuran Tambang Bawah Tanah

(Penggambaran pada Autocad Land Desktop)

Setelah praktikum dilakukan, akan didapat data-data hasil pengukuran yang selanjutnya digunakan pada perhitungan untuk pembuatan peta simulasi tambang bawah tanah. Data-data tersebut akan diolah terlebih dahulu dengan menggunakan rumus-rumus tertentu yang pada akhirnya dapat digunakan secara langsung untuk pembuatan peta terowongan bawah tanah. Adapun rumus-rumus tersebut antara lain adalah rumus untuk menghitung volume section (volume antara 2 titik detail) pada terowongan yakni dengan menjumlahkan luas satu titik detail dengan titik detail berikutnya dengan dikalikan jarak lalu dibagi dua dan seterusnya sampai seluruh volume terowongan diketahui, dimana untuk mendapatkan luas satu titik detail digunakan perhitungan sebagai berikut, Luas Lingkaran = x 3,14 x r2 ditambahkan dengan luas persegi pada titik detail tersebut dengan rumus panjang x lebar, kemudian menjumlahkan hasil dari keduanya, maka didapatlah luas pada satu titik detail.