its-undergraduate-22898-chapter1pdf_2.pdf

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang harus dipenuhi manusia selain kebutuhan utamanya. Kebutuhan untuk berwisata merupakan kebutuhan yang dipenuhi untuk memberikan kenyamanan (faktor amenities). Bahkan menurut Reksohadiprojo (1985), faktor amenities merupakan faktor permintaan (yang menarik) yang mendorong perkembangan kota, misal peningkatan akan kebutuhan rekreasi, fasilitas publik, tidak terdapatnya pencemaran dan lain-lain. Kebutuhan ini sangat berguna untuk mengurangi kepenatan selama menjalankan aktivitas sehari-hari. Dewasa ini sektor pariwisata telah menjadi salah satu industri yang prospektif dan mempunyai multiplier efek bagi perkembangan wilayah. Menurut Dr. Salah Wahab (1976) dalam tourism management pariwisata adalah salah satu dari jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standard hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cenderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri. Dalam Potensi Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2004 - 2006 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah yang

Upload: dukakis-dewa

Post on 25-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Berwisata merupakan salah satu kebutuhan

    sekunder yang harus dipenuhi manusia selain kebutuhan

    utamanya. Kebutuhan untuk berwisata merupakan

    kebutuhan yang dipenuhi untuk memberikan

    kenyamanan (faktor amenities). Bahkan menurut

    Reksohadiprojo (1985), faktor amenities merupakan

    faktor permintaan (yang menarik) yang mendorong

    perkembangan kota, misal peningkatan akan kebutuhan

    rekreasi, fasilitas publik, tidak terdapatnya pencemaran

    dan lain-lain. Kebutuhan ini sangat berguna untuk

    mengurangi kepenatan selama menjalankan aktivitas

    sehari-hari.

    Dewasa ini sektor pariwisata telah menjadi salah

    satu industri yang prospektif dan mempunyai multiplier

    efek bagi perkembangan wilayah. Menurut Dr. Salah

    Wahab (1976) dalam tourism management pariwisata

    adalah salah satu dari jenis industri baru yang mampu

    mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan

    lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standard hidup

    serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.

    Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata

    juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri

    kerajinan tangan dan cenderamata. Penginapan dan

    transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai

    industri.

    Dalam Potensi Daerah Kabupaten Mojokerto

    Tahun 2004 - 2006 menunjukkan bahwa kontribusi

    sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah yang

  • diperoleh dari retribusi obyek wisata tahun 2004 sebesar

    2,24%, tahun 2005 sebesar 2,19%, dan tahun 2006

    sebesar 2,31%. Sedangkan rata-rata kontribusi

    pendapatan dan sector pariwisata terhadap Pendapatan

    Asli Daerah di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2004 -

    2006 yaitu sebesar 2,25%.

    Sektor Pariwisata yang menjadi penyumbang

    PAD dengan penghasilan Rp. 820 juta tersebut, yang

    menjadi andalan adalah pemandian air panas Padusan,

    Pacet dengan pemasukan Rp. 720 juta. Menurut Kepala

    Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto, Suikat,

    wanawisata Pacet merupakan primadona pariwisata

    Mojokerto. Sekitar 80 persen PAD sektor pariwisata

    Kabupaten Mojokerto berasal dari obyek wisata tersebut.

    Berangkat dari RTRW Jawa Timur, Mojokerto

    diarahkan dalam rencana fungsi kawasan berupa cluster

    untuk kegiatan perdagangan, jasa, pendidikan, industri,

    pariwisata, dan kesehatan. Dengan karakteristik kawasan

    Mojokerto terdapat daerah lindung dan resapan air yang

    salah satu strategi pengembangannya dapat diarahkan

    untuk sektor wisata alam guna meningkatkan rasa cinta

    terhadap alam. Sedangkan dalam turunannya, didalam

    RTRW Mojokerto disebutkan bahwa daerah Pacet

    sebagai SSWP IV diarahkan dengan kegiatan utama pada

    sektor pariwisata. Dengan karakteristik wilayah Pacet

    terdapat kawasan hutan lindung dan merupakan daerah

    resapan air, maka pengembangan kawasannya lebih

    mengacu pada pengembangan wisata alam.

    Potensi wisata yang dimiliki oleh Kecamatan

    Pacet sendiri adalah lokasi dan topografinya nya

    menarik. Daerah pengunungan dengan pemandangan

    yang indah dan hawa pegunungan yang sejuk,

    menjadikan wisata alam Pacet memiliki nilai lebih jika

  • dibandingkan kawasan wisata di daerah lain. Oleh karena

    itu dengan semua potensi dari Kecamatan Pacet sendiri

    sebagai kawasan wisata alam, dengan akses lokasi wisata

    yang baik, upaya pengembangan yang perlu dilakukan

    berupa perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan

    keamanan dan kenyamanan, serta peningkatan promosi

    dan image Pacet adalah kawasan wisata alam yang aman

    dan nyaman.

    Berdasarkan hasil observasi baik primer maupun

    sekunder, Pacet merupakan salah satu kecamatan di

    Kabupaten Mojokerto. Pacet merupakan salah satu

    kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang memiliki

    perkembangan sektor pariwisata alam cukup pesat. Hal

    ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya berada pada

    lereng- lereng Gunung Welirang dan Gunung Arjuna

    dengan tingkat kemiringan lahan bergelombang (3-15)

    sampai sangat curam (>40) yang masing- masing

    memiliki luasan lahan 2.802 Ha dan 5.552 Ha

    (Kecamatan Dalam Angka 2009-2010).

    Jenis kegiatan pariwisata di Kecamatan Pacet

    yang telah berkembang saat ini lebih bersifat wisata

    alam, hal ini mengingat kondisi geografis dan letak lokasi

    berada pada kawasan hutan konservasi. Adapun beberapa

    obyek wisatanya adalah Taman Hutan Rakyat R. Soeryo

    di Desa Sendi, Wanawisata Air Panas di Desa Padusan,

    Wisata Alam Air Terjun Coban Canggu di Desa Padusan

    Wanawisata Bandhulan di Desa Podho, dan Wisata

    artifisial Ubalan di Desa Pacet.

    Pada umumnya kegiatan pariwisata alam di

    Kecamatan Pacet khususnya di desa Padusan sangat

    berkembang pesat seiring dengan permintaan manusia

    akan pemenuhan kebutuhan jasmani ataupun rohani yang

    ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan dari

  • hari biasa sebesar 2000 jiwa hingga mencapai 100% atau

    sekitar 6.000 jiwa pada hari libur tahun baru 2009

    (www.koran-jakarta.com/2009). Daya tarik wisata yang

    dimiliki desa tersebut adalah panorama alam berupa

    hutan pinus dan pemandian air panas yang terletak di

    lereng Gunung Welirang.

    Berdasarkan Mojokerto dalam Angka tahun 2010

    dapat dilihat peningkatan jumlah wisatawan yang cukup

    drastis dari tahun ke tahun, sejak tahun 2007-2009 terjadi

    peningkatan yang sangat drastis untuk obyek wisata air

    panas padusan, pada tahun 2007 pengunjung pertahun

    hanya mencapai 46.923 jiwa sedangkan pada tahun 2009

    telah mencapai 96.400 jiwa pengunjungnya pertahun.

    Pada bulan Januari hanya dikunjungi sebanyak 364 jiwa,

    sedangkan pada bulan oktober mengalami peningkatan

    hingga 7 kali lipat menjadi 2.326 jiwa pengunjung,

    namun mengalami penurunan lagi pada bulan berikutnya.

    Hal ini mengindikasikan rendahnya minat kunjungan

    pada pemandian air panas Padusan, Pacet secara periodik

    atau rutin. Di samping itu berdasarkan hasil survey

    langsung kepada wisatawan, maka dapat diketahui bahwa

    rata-rata pengunjung yang memiliki frekuensi kunjungan

    rutin ke pemandian air panas Padusan, Pacet berkisar

    25% dari total responden.

    Ditinjau dari segi industri wisata sebagai sebuah

    produk, maka keberlangsungan pariwisata sangat

    dipengaruhi kepuasan (satisfaction) pengunjung terhadap

    segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata (tourism

    resources). Menurut Peters dan Jhon Bryden (dalam

    Renstra Kota Bandung tahun 2004-2008),

    mengungkapkan bahwa tujuan dari

    pembangunan/pengembangan pariwisata adalah

    memberikan dampak yang menguntungkan bagi

  • wisatawan yang terpenuhi secara memuaskan berarti

    mewujudkan pengembangan pariwisata. Tingkat

    kepuasan pengunjung sangat tergantung pada kualitas

    produk wisata yang akan dijual, apakah produk wisata itu

    benar-benar memenuhi keinginan/harapan pengunjung

    atau tidak. Bila harapan dan kenyataan seimbang atau

    sesuai dengan yang diinginkan, maka dapa disimpulkan

    pengunjung sudah merasa puas. Namun jika kenyataan

    lebih kecil dari harapan pengunjung, maka tingkat

    kepuasan rendah. Menurut Yoeti (1985), situasi yang

    ideal untuk menjual produk wisata adalah kombinasi dari

    penciptaan harapan yang tinggi (creating hight

    expectation) dan memuaskan dengan

    kenyataan/pelayanan sesuai atau melebihi apa yang

    diharapkan dari sebuah kualitas produk wisata.

    Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk

    mengembangkan wisata alam pemandian air panas

    Padusan Pacet berdasarkan tingkat kepuasan pengunjung

    obyek wisata pemandian air panas padusan. Sehingga

    dapat ditentukan arahan pengembangan wisata alam

    pemandian air panas Padusan Pacet dengan upaya-upaya

    penanganan yang tepat dalam meningkatkan daya tarik

    wisata.

    1.2 Rumusan Masalah

    Pacet merupakan salah satu Kecamatan unggulan

    dari Kabupaten Mojokerto dilihat dari sektor pariwisata

    yang dimiliki, Kecamatan Pacet sendiri telah menjadi

    suatu ciri khas sektor wisata alam dari Kabupaten

    Mojokerto. Keunggulan wisata alam Pacet yang tidak

    dimiliki Kecamatan lain di Kabupaten Mojokerto yaitu

    berupa wisata alam pemandian air panas, yang sumber

    mata air panas tersebut sangat dimanfaatkan dengan baik

  • oleh pemerintah, sehingga mampu menjadi obyek wisata

    unggulan untuk Kecamatan Pacet saat ini.

    Namun keunggulan akan sektor wisata alam

    tersebut tidak disertai dengan peningkatan kualitas

    produk wisata, sehingga terjadinya frekuensi kunjungan

    yang tidak stabil pada tiap bulannya dengan fluktuasi

    yang cukup tajam pada wisata alam padusan. Dapat

    dilihat dari data pengunjung yang tidak menentu dengan

    perbedaan jumlah kunjungan sangat signifikan pada tiap

    bulannya.

    Oleh karena itu dibutuhkan suatu arahan

    pengembangan wisata alam Padusan Kecamatan Pacet

    sebagai upaya pembentukan kawasan wisata. Adapun

    pertanyaan penelitian yang muncul berupa:

    Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan

    wisata alam pemandian air panas padusan, Pacet.

    1.3 Tujuan dan Sasaran

    1.3.1 Tujuan

    Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:

    Mengembangkan wisata alam Padusan Pacet, Kabupaten

    Mojokerto.

    1.3.2 Sasaran

    Sasaran dari pelenelitian ini berupa:

    1. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan wisata alam pemandian

    air panas Padusan, Pacet.

    2. Menentukan arahan pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan, Pacet.

  • 1.4 Ruang Lingkup Penelitian

    1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

    Wilayah administratif penelitian ini adalah

    Kecamatan Pacet dimana batas wilayahnya berupa:

    1. Sebelah utara : Kecamatan Kutorejo 2. Sebelah selatan : Kota Batu 3. Sebelah timur : Kecamatan Trawas 4. Sebelah barat : Kecamatan Gondang

    1.4.2 Ruang Lingkup Substansi

    Ruang lingkup substansi penelitian ini adalah

    berdasarkan tingkat frekuensi kunjungan yeng tidak

    stabil dengan fluktuatifitas yang cukup tajam obyek

    wisata pemandian air panas padusan, maka diperlukan

    arahan pengembangan wisata alam dengan menentukan

    faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap

    pengembangan wisata alam pemandian air panas

    Padusan, Pacet. Sehingga dapat ditentukan arahan

    pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan

    Pacet dengan upaya-upaya penanganan yang tepat dalam

    meningkatkan daya tarik kawasan wisata.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi

    2 bagian, yaitu manfaat praktis, dan manfaat teoritis.

    Untuk manfaat praktis, nantinya dapat menjadi suatu

    bahan pertimbangan (referensi), untuk mengembangkan

    wisata alam pemandian air panas Padusan Pacet, selain

    itu manfaat lainnya untuk instansi dapat sebagai tolak

    ukur apakah program pengembangan yang ada saat ini

    sudah sesuai dengan tingkat kepuasan pengunjung yang

  • diharapkan mampu menjadikan Pacet sebagai kawasan

    wisata alam.

    Manfaat teoritis berupa suatu wawasan tentang

    kepariwisataan serta pengembangan wisata sebagai ikon

    suatu kawasan berdasarkan tingkat kepuasan pengunjung.

    1.6 Hasil yang diharapkan

    Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

    pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan

    Pacet berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengembangan wisata alam pemandian air panas

    Padusan, Pacet. Sehingga dapat ditentukan arahan

    pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan

    Pacet dengan upaya-upaya penanganan yang tepat dalam

    meningkatkan daya tarik wisata sebagai daya tarik

    pembentukan kawasan.

    1.7 Kerangka Berfikir

    Kerangka pikir yang digunakan berdasarkan dari

    tujuan, sasaran dan tahapan untuk mencapai tujuan yang

    diharapkan, berikut tahapan berfikir yang diharapkan

    pada penelitian ini:

  • Tabel 1.1

    Kerangka Berpikir Penilitian

    Latar Belakang

    Rumusan Masalah

    Sasaran

    Mengembangkan wisata alam pemandian air panas Padusan Pacet,

    Kabupaten Mojokerto berdasarkan tingkat kepuasan pengunjung.

    RTRW Jawa Timur, Mojokerto diarahkan dalam rencana fungsi kawasan berupa cluster untuk kegiatan perdagangan, jasa, pendidikan, industri,

    pariwisata, dan kesehatan.

    RTRW Mojokerto disebutkan bahwa daerah Pacet sebagai SSWP IV diarahkan dengan kegiatan utama pada sektor pariwisata.

    Potensi Pariwisata yang dimiliki Kecamatan Pacet cukup besar, dapat dilihat dari topografi serta persebaran obyek wisata yang cukup banyak.

    Jumlah kunjungan wisatawan mengalami frekuensi yang tidak stabil pada tiap bulannya dengan fluktuasi yang cukup tajam.

    Tidak stabilnya frekuensi kunjungan wisatawan pada obyek wisata

    pemandian air panas Padusan, mengingat pemandian air panas Padusan

    menjadi obyek wisata utama di Kecamatan Pacet.

    Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan wisata alam

    pemandian air panas padusan, Pacet.

    Pengembangan wisata alam berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengembangan kawasan wisata alam pemandian air panas Padusan, Pacet. Sehingga

    dapat ditentukan arahan pengembangan kawasan wisata alam Pacet dengan upaya-

    upaya penanganan yang tepat dalam meningkatkan daya tarik wisata sebagai daya

    tarik pembentukan kawasan

    Menentukan faktor-faktor apa

    yang mempengaruhi

    pengembangan wisata alam

    pemandian air panas padusan,

    Pacet.

    Menentukan arahan

    pengembangan wisata alam

    pemandian air panas Padusan,

    Pacet.

  • 1.8 Sistematika Penulisan

    Penelitian ini memiliki sistematika penulisan

    sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan

    Bab ini berisi latar berlakang penelitian,

    rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian,

    ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian,

    hasil yang diharapkan, serta kerangka berfikir

    dari proses penelitian tentang pengembangan

    kawasan wisata alam Pacet, Kabupaten

    Mojokerto.

    BAB II Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka merupakan tinjauan teori-teori

    para ahli yang relevan dengan penelitian ini.

    Tinjauan pustaka berguna untuk membantu

    secara teori dalam hal referensi dan sebagai

    bahan untuk merumuskan sintesa kajian pustaka

    yang akan menghasilnya indikator dan variabel

    perencanaan.

    BAB III Metode Penelitian

    Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian

    yang digunakan, teknik pengambilan sample,

    hingga alat analisa yang digunakan.

    BAB IV Hasil dan Pembahasan

    Dalam bab ini mengulas tentang gambaran

    umum kawasan baik secara makro dalam

    konteks Kabupaten Mojokerto, maupun secara

    mikro dalam konteks Kecamatan Pacet dengan

    fokus dalam industri wisata alam. Selanjutnya

  • dijelaskan tentang langkah-langkah dalam

    proses analisa sebagai salah satu proses

    penelitian yang akan menghasilkan berupa

    arahan pengembangan kawasan wisata alam

    Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

    BAB V Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan dan Saran menjelaskan tentang

    rangkuman dari seluruh proses penelitian

    sehingga didapatkan hasil sesuai harapan. Saran

    dilakukan implementasi dari kesimpulan yang

    telah dihasilkan.