its-undergraduate-22898-chapter1pdf_2.pdf
TRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berwisata merupakan salah satu kebutuhan
sekunder yang harus dipenuhi manusia selain kebutuhan
utamanya. Kebutuhan untuk berwisata merupakan
kebutuhan yang dipenuhi untuk memberikan
kenyamanan (faktor amenities). Bahkan menurut
Reksohadiprojo (1985), faktor amenities merupakan
faktor permintaan (yang menarik) yang mendorong
perkembangan kota, misal peningkatan akan kebutuhan
rekreasi, fasilitas publik, tidak terdapatnya pencemaran
dan lain-lain. Kebutuhan ini sangat berguna untuk
mengurangi kepenatan selama menjalankan aktivitas
sehari-hari.
Dewasa ini sektor pariwisata telah menjadi salah
satu industri yang prospektif dan mempunyai multiplier
efek bagi perkembangan wilayah. Menurut Dr. Salah
Wahab (1976) dalam tourism management pariwisata
adalah salah satu dari jenis industri baru yang mampu
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standard hidup
serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata
juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri
kerajinan tangan dan cenderamata. Penginapan dan
transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai
industri.
Dalam Potensi Daerah Kabupaten Mojokerto
Tahun 2004 - 2006 menunjukkan bahwa kontribusi
sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah yang
-
diperoleh dari retribusi obyek wisata tahun 2004 sebesar
2,24%, tahun 2005 sebesar 2,19%, dan tahun 2006
sebesar 2,31%. Sedangkan rata-rata kontribusi
pendapatan dan sector pariwisata terhadap Pendapatan
Asli Daerah di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2004 -
2006 yaitu sebesar 2,25%.
Sektor Pariwisata yang menjadi penyumbang
PAD dengan penghasilan Rp. 820 juta tersebut, yang
menjadi andalan adalah pemandian air panas Padusan,
Pacet dengan pemasukan Rp. 720 juta. Menurut Kepala
Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto, Suikat,
wanawisata Pacet merupakan primadona pariwisata
Mojokerto. Sekitar 80 persen PAD sektor pariwisata
Kabupaten Mojokerto berasal dari obyek wisata tersebut.
Berangkat dari RTRW Jawa Timur, Mojokerto
diarahkan dalam rencana fungsi kawasan berupa cluster
untuk kegiatan perdagangan, jasa, pendidikan, industri,
pariwisata, dan kesehatan. Dengan karakteristik kawasan
Mojokerto terdapat daerah lindung dan resapan air yang
salah satu strategi pengembangannya dapat diarahkan
untuk sektor wisata alam guna meningkatkan rasa cinta
terhadap alam. Sedangkan dalam turunannya, didalam
RTRW Mojokerto disebutkan bahwa daerah Pacet
sebagai SSWP IV diarahkan dengan kegiatan utama pada
sektor pariwisata. Dengan karakteristik wilayah Pacet
terdapat kawasan hutan lindung dan merupakan daerah
resapan air, maka pengembangan kawasannya lebih
mengacu pada pengembangan wisata alam.
Potensi wisata yang dimiliki oleh Kecamatan
Pacet sendiri adalah lokasi dan topografinya nya
menarik. Daerah pengunungan dengan pemandangan
yang indah dan hawa pegunungan yang sejuk,
menjadikan wisata alam Pacet memiliki nilai lebih jika
-
dibandingkan kawasan wisata di daerah lain. Oleh karena
itu dengan semua potensi dari Kecamatan Pacet sendiri
sebagai kawasan wisata alam, dengan akses lokasi wisata
yang baik, upaya pengembangan yang perlu dilakukan
berupa perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan
keamanan dan kenyamanan, serta peningkatan promosi
dan image Pacet adalah kawasan wisata alam yang aman
dan nyaman.
Berdasarkan hasil observasi baik primer maupun
sekunder, Pacet merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Mojokerto. Pacet merupakan salah satu
kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang memiliki
perkembangan sektor pariwisata alam cukup pesat. Hal
ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya berada pada
lereng- lereng Gunung Welirang dan Gunung Arjuna
dengan tingkat kemiringan lahan bergelombang (3-15)
sampai sangat curam (>40) yang masing- masing
memiliki luasan lahan 2.802 Ha dan 5.552 Ha
(Kecamatan Dalam Angka 2009-2010).
Jenis kegiatan pariwisata di Kecamatan Pacet
yang telah berkembang saat ini lebih bersifat wisata
alam, hal ini mengingat kondisi geografis dan letak lokasi
berada pada kawasan hutan konservasi. Adapun beberapa
obyek wisatanya adalah Taman Hutan Rakyat R. Soeryo
di Desa Sendi, Wanawisata Air Panas di Desa Padusan,
Wisata Alam Air Terjun Coban Canggu di Desa Padusan
Wanawisata Bandhulan di Desa Podho, dan Wisata
artifisial Ubalan di Desa Pacet.
Pada umumnya kegiatan pariwisata alam di
Kecamatan Pacet khususnya di desa Padusan sangat
berkembang pesat seiring dengan permintaan manusia
akan pemenuhan kebutuhan jasmani ataupun rohani yang
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan dari
-
hari biasa sebesar 2000 jiwa hingga mencapai 100% atau
sekitar 6.000 jiwa pada hari libur tahun baru 2009
(www.koran-jakarta.com/2009). Daya tarik wisata yang
dimiliki desa tersebut adalah panorama alam berupa
hutan pinus dan pemandian air panas yang terletak di
lereng Gunung Welirang.
Berdasarkan Mojokerto dalam Angka tahun 2010
dapat dilihat peningkatan jumlah wisatawan yang cukup
drastis dari tahun ke tahun, sejak tahun 2007-2009 terjadi
peningkatan yang sangat drastis untuk obyek wisata air
panas padusan, pada tahun 2007 pengunjung pertahun
hanya mencapai 46.923 jiwa sedangkan pada tahun 2009
telah mencapai 96.400 jiwa pengunjungnya pertahun.
Pada bulan Januari hanya dikunjungi sebanyak 364 jiwa,
sedangkan pada bulan oktober mengalami peningkatan
hingga 7 kali lipat menjadi 2.326 jiwa pengunjung,
namun mengalami penurunan lagi pada bulan berikutnya.
Hal ini mengindikasikan rendahnya minat kunjungan
pada pemandian air panas Padusan, Pacet secara periodik
atau rutin. Di samping itu berdasarkan hasil survey
langsung kepada wisatawan, maka dapat diketahui bahwa
rata-rata pengunjung yang memiliki frekuensi kunjungan
rutin ke pemandian air panas Padusan, Pacet berkisar
25% dari total responden.
Ditinjau dari segi industri wisata sebagai sebuah
produk, maka keberlangsungan pariwisata sangat
dipengaruhi kepuasan (satisfaction) pengunjung terhadap
segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata (tourism
resources). Menurut Peters dan Jhon Bryden (dalam
Renstra Kota Bandung tahun 2004-2008),
mengungkapkan bahwa tujuan dari
pembangunan/pengembangan pariwisata adalah
memberikan dampak yang menguntungkan bagi
-
wisatawan yang terpenuhi secara memuaskan berarti
mewujudkan pengembangan pariwisata. Tingkat
kepuasan pengunjung sangat tergantung pada kualitas
produk wisata yang akan dijual, apakah produk wisata itu
benar-benar memenuhi keinginan/harapan pengunjung
atau tidak. Bila harapan dan kenyataan seimbang atau
sesuai dengan yang diinginkan, maka dapa disimpulkan
pengunjung sudah merasa puas. Namun jika kenyataan
lebih kecil dari harapan pengunjung, maka tingkat
kepuasan rendah. Menurut Yoeti (1985), situasi yang
ideal untuk menjual produk wisata adalah kombinasi dari
penciptaan harapan yang tinggi (creating hight
expectation) dan memuaskan dengan
kenyataan/pelayanan sesuai atau melebihi apa yang
diharapkan dari sebuah kualitas produk wisata.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengembangkan wisata alam pemandian air panas
Padusan Pacet berdasarkan tingkat kepuasan pengunjung
obyek wisata pemandian air panas padusan. Sehingga
dapat ditentukan arahan pengembangan wisata alam
pemandian air panas Padusan Pacet dengan upaya-upaya
penanganan yang tepat dalam meningkatkan daya tarik
wisata.
1.2 Rumusan Masalah
Pacet merupakan salah satu Kecamatan unggulan
dari Kabupaten Mojokerto dilihat dari sektor pariwisata
yang dimiliki, Kecamatan Pacet sendiri telah menjadi
suatu ciri khas sektor wisata alam dari Kabupaten
Mojokerto. Keunggulan wisata alam Pacet yang tidak
dimiliki Kecamatan lain di Kabupaten Mojokerto yaitu
berupa wisata alam pemandian air panas, yang sumber
mata air panas tersebut sangat dimanfaatkan dengan baik
-
oleh pemerintah, sehingga mampu menjadi obyek wisata
unggulan untuk Kecamatan Pacet saat ini.
Namun keunggulan akan sektor wisata alam
tersebut tidak disertai dengan peningkatan kualitas
produk wisata, sehingga terjadinya frekuensi kunjungan
yang tidak stabil pada tiap bulannya dengan fluktuasi
yang cukup tajam pada wisata alam padusan. Dapat
dilihat dari data pengunjung yang tidak menentu dengan
perbedaan jumlah kunjungan sangat signifikan pada tiap
bulannya.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu arahan
pengembangan wisata alam Padusan Kecamatan Pacet
sebagai upaya pembentukan kawasan wisata. Adapun
pertanyaan penelitian yang muncul berupa:
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan
wisata alam pemandian air panas padusan, Pacet.
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
Mengembangkan wisata alam Padusan Pacet, Kabupaten
Mojokerto.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dari pelenelitian ini berupa:
1. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan wisata alam pemandian
air panas Padusan, Pacet.
2. Menentukan arahan pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan, Pacet.
-
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah administratif penelitian ini adalah
Kecamatan Pacet dimana batas wilayahnya berupa:
1. Sebelah utara : Kecamatan Kutorejo 2. Sebelah selatan : Kota Batu 3. Sebelah timur : Kecamatan Trawas 4. Sebelah barat : Kecamatan Gondang
1.4.2 Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi penelitian ini adalah
berdasarkan tingkat frekuensi kunjungan yeng tidak
stabil dengan fluktuatifitas yang cukup tajam obyek
wisata pemandian air panas padusan, maka diperlukan
arahan pengembangan wisata alam dengan menentukan
faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap
pengembangan wisata alam pemandian air panas
Padusan, Pacet. Sehingga dapat ditentukan arahan
pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan
Pacet dengan upaya-upaya penanganan yang tepat dalam
meningkatkan daya tarik kawasan wisata.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi
2 bagian, yaitu manfaat praktis, dan manfaat teoritis.
Untuk manfaat praktis, nantinya dapat menjadi suatu
bahan pertimbangan (referensi), untuk mengembangkan
wisata alam pemandian air panas Padusan Pacet, selain
itu manfaat lainnya untuk instansi dapat sebagai tolak
ukur apakah program pengembangan yang ada saat ini
sudah sesuai dengan tingkat kepuasan pengunjung yang
-
diharapkan mampu menjadikan Pacet sebagai kawasan
wisata alam.
Manfaat teoritis berupa suatu wawasan tentang
kepariwisataan serta pengembangan wisata sebagai ikon
suatu kawasan berdasarkan tingkat kepuasan pengunjung.
1.6 Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan
Pacet berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan wisata alam pemandian air panas
Padusan, Pacet. Sehingga dapat ditentukan arahan
pengembangan wisata alam pemandian air panas Padusan
Pacet dengan upaya-upaya penanganan yang tepat dalam
meningkatkan daya tarik wisata sebagai daya tarik
pembentukan kawasan.
1.7 Kerangka Berfikir
Kerangka pikir yang digunakan berdasarkan dari
tujuan, sasaran dan tahapan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, berikut tahapan berfikir yang diharapkan
pada penelitian ini:
-
Tabel 1.1
Kerangka Berpikir Penilitian
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Sasaran
Mengembangkan wisata alam pemandian air panas Padusan Pacet,
Kabupaten Mojokerto berdasarkan tingkat kepuasan pengunjung.
RTRW Jawa Timur, Mojokerto diarahkan dalam rencana fungsi kawasan berupa cluster untuk kegiatan perdagangan, jasa, pendidikan, industri,
pariwisata, dan kesehatan.
RTRW Mojokerto disebutkan bahwa daerah Pacet sebagai SSWP IV diarahkan dengan kegiatan utama pada sektor pariwisata.
Potensi Pariwisata yang dimiliki Kecamatan Pacet cukup besar, dapat dilihat dari topografi serta persebaran obyek wisata yang cukup banyak.
Jumlah kunjungan wisatawan mengalami frekuensi yang tidak stabil pada tiap bulannya dengan fluktuasi yang cukup tajam.
Tidak stabilnya frekuensi kunjungan wisatawan pada obyek wisata
pemandian air panas Padusan, mengingat pemandian air panas Padusan
menjadi obyek wisata utama di Kecamatan Pacet.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan wisata alam
pemandian air panas padusan, Pacet.
Pengembangan wisata alam berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan kawasan wisata alam pemandian air panas Padusan, Pacet. Sehingga
dapat ditentukan arahan pengembangan kawasan wisata alam Pacet dengan upaya-
upaya penanganan yang tepat dalam meningkatkan daya tarik wisata sebagai daya
tarik pembentukan kawasan
Menentukan faktor-faktor apa
yang mempengaruhi
pengembangan wisata alam
pemandian air panas padusan,
Pacet.
Menentukan arahan
pengembangan wisata alam
pemandian air panas Padusan,
Pacet.
-
1.8 Sistematika Penulisan
Penelitian ini memiliki sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar berlakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian,
ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian,
hasil yang diharapkan, serta kerangka berfikir
dari proses penelitian tentang pengembangan
kawasan wisata alam Pacet, Kabupaten
Mojokerto.
BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan teori-teori
para ahli yang relevan dengan penelitian ini.
Tinjauan pustaka berguna untuk membantu
secara teori dalam hal referensi dan sebagai
bahan untuk merumuskan sintesa kajian pustaka
yang akan menghasilnya indikator dan variabel
perencanaan.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian
yang digunakan, teknik pengambilan sample,
hingga alat analisa yang digunakan.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini mengulas tentang gambaran
umum kawasan baik secara makro dalam
konteks Kabupaten Mojokerto, maupun secara
mikro dalam konteks Kecamatan Pacet dengan
fokus dalam industri wisata alam. Selanjutnya
-
dijelaskan tentang langkah-langkah dalam
proses analisa sebagai salah satu proses
penelitian yang akan menghasilkan berupa
arahan pengembangan kawasan wisata alam
Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran menjelaskan tentang
rangkuman dari seluruh proses penelitian
sehingga didapatkan hasil sesuai harapan. Saran
dilakukan implementasi dari kesimpulan yang
telah dihasilkan.