its undergraduate 10669 paper

10
 1 SIMULASI PENERAPAN CLOSED SYSTEM  PADA DISTRIBUSI ELPIJI 3 KG (STUDI KASUS: DISTRIBUSI ELPIJI 3 KG KEC. KLOJEN - MALANG.) Ni Putu Ayu Nariswari, I Nyoman Pujawan Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected]  Abstrak Sistem distribusi tabung Elpiji merupakan suatu closed loop supply chain. Seiring dengan diberlakukannya  program konversi minyak tanah ke Elpiji 3 kg, t erjadi persaingan antar pelaku yang menyebabkan ketidakteraturan dalam  pendistribusian. Ketidakteraturan tersebut menyebabkan permintaan Elpiji manjadi fluktuatif sehingga ju mlah kebutuhan tabung di tiap pelaku juga semakin tinggi. Penelitian ini akan mencoba untuk membandingkan kebutuhan tabung untuk sistem distribusi Elpiji 3 kg existing (sistem terbuka) dan sistem perbaikan (kebijakan sistem tertutup). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi diskrit menggunakan  software  Arena 5.0. Hasil penelitian ini menunjukkan  bahwa dengan diterapkannya sistem tertutup dalam distribusi Elpiji 3 kg dapat menurunkan jumlah stockout dan inventory di agen, t abung yang beredar di keseluruhan sistem serta jumlah pembelian tabung baru.  Kata Kunci: S imulasi Diskr it, Closed Loop Supply Chain, Kebi jakan Sistem Te rtutup Abstract The distribution of LPG  s tube is a closed loop supply chain. The existence of conversion program of petroleum into LPG causing a competition between each distribution player. That competition makes the distribution of LPG 3 kg unorganized and can cause volatile demand, so that LPG  s tube need in each player decreased. This research will try to compare the need of LPG  s tube for existing Elpiji 3 kg distribution system (open system) and closed system. This research used discrete simulation method with software Arena 5.0. This research resulted that closed system can reduce stock out, inventory, the amount of tube in whole syst em and the amount of new tube purchasing.  Kata Kunci: Discret e Simulation, Cl osed Loop Su pply Cha in, Closed Syst em Polic y 1. Pendahuluan PT. Pertamina (Persero) merupakan  perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (  National Oil Company ). Produk PT. Pertamina (Persero) yang menggunkaan konsep closed loop supply chain  yaitu Elpiji. Elpiji menggunakan kemasan tabung yang merupakan reusable package  yang akan kembali lagi ke SPPBE untuk diisi kembali setelah habis dipakai kons umen. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas Departemen ESDM Saryono Hadiwidjoyo mengatakan bahwa pemerintah memang telah mendengar adanya kasus-kasus penyalahgunaan Elpiji 3 kg, seiring dengan kenaikan harga pada bahan bakar sejenis dalam kemasan lainnya (Bisnis Indonesia, 2009). Salah satu kasus penyalahgunaannya diungkapkan oleh Ketua Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria. Beliau menyatakan bahwa disparitas harga antara Elpiji 12 kg dan 3 kg juga mampu memancing perbuatan pidana bagi para pelaku yang melakukan pengoplosan atau memindahkan isi tabung Elpiji 3 kg (subsidi penuh pemerintah) ke tabung Elpiji 12 kg (subsidi oleh Pertamina) (Lampung Post, 2009). Selama ini, pelaku usaha cenderung menjual tabung 12 kg dengan mengambil  jatah gas yang seharusnya diperuntukan unt uk t abung 3 kg dengan dalih penjualan gas 12 kg lebih menguntungkan. Hal inilah yang menimbulkan kelangkaan gas untuk Elpiji 3 kg di masyarakat ujar Radu Malem Sembiring, Direktur Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag (Benyamin, 2009). Jalur Distribusi LPG 3 Kg berdasarkan "Pedoman Pencacahan dan Distribusi Elpiji 3 Kg" ,  No. 1688/F10000/ 2007-S3 berlaku tmt. 1 Agustus 2007 sebagai berikut (Pertamina, 2009).

Upload: wirda-elsa-hutari

Post on 19-Jul-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 1/10

SIMULASI PENERAPAN CLOSED SYSTEM PADA DISTRIBUSI ELPIJI 3 KG

(STUDI KASUS: DISTRIBUSI ELPIJI 3 KG KEC. KLOJEN - MALANG.)

Ni Putu Ayu Nariswari, I Nyoman PujawanJurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111Email: [email protected] ; [email protected] 

Abstrak 

Sistem distribusi tabung Elpiji merupakan suatu closed loop supply chain. Seiring dengan diberlakukannya

 program konversi minyak tanah ke Elpiji 3 kg, terjadi persaingan antar pelaku yang menyebabkan ketidakteraturan dalam

 pendistribusian. Ketidakteraturan tersebut menyebabkan permintaan Elpiji manjadi fluktuatif sehingga jumlah kebutuhantabung di tiap pelaku juga semakin tinggi. Penelitian ini akan mencoba untuk membandingkan kebutuhan tabung untuk 

sistem distribusi Elpiji 3 kg existing (sistem terbuka) dan sistem perbaikan (kebijakan sistem tertutup). Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah simulasi diskrit menggunakan software Arena 5.0. Hasil penelitian ini menunjukkan

 bahwa dengan diterapkannya sistem tertutup dalam distribusi Elpiji 3 kg dapat menurunkan jumlah stockout dan inventorydi agen, tabung yang beredar di keseluruhan sistem serta jumlah pembelian tabung baru.

 Kata Kunci: Simulasi Diskrit, Closed Loop Supply Chain, Kebijakan Sistem Tertutup

Abstract

The distribution of LPG  s tube is a closed loop supply chain. The existence of conversion program of petroleuminto LPG causing a competition between each distribution player. That competition makes the distribution of LPG 3 kg 

unorganized and can cause volatile demand, so that LPG  s tube need in each player decreased. This research will try to

compare the need of LPG  s tube for existing Elpiji 3 kg distribution system (open system) and closed system. This researchused discrete simulation method with software Arena 5.0. This research resulted that closed system can reduce stock out,

inventory, the amount of tube in whole system and the amount of new tube purchasing.

 Kata Kunci: Discrete Simulation, Closed Loop Supply Chain, Closed System Policy

1.  PendahuluanPT. Pertamina (Persero) merupakan

 perusahaan minyak dan gas bumi yang dimilikiPemerintah Indonesia ( National Oil Company).

Produk PT. Pertamina (Persero) yang menggunkaankonsep closed loop supply chain yaitu Elpiji. Elpiji

menggunakan kemasan tabung yang merupakan

reusable package yang akan kembali lagi ke SPPBEuntuk diisi kembali setelah habis dipakai konsumen.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen

Migas Departemen ESDM Saryono Hadiwidjoyomengatakan bahwa pemerintah memang telah

mendengar adanya kasus-kasus penyalahgunaan Elpiji

3 kg, seiring dengan kenaikan harga pada bahan bakar 

sejenis dalam kemasan lainnya (Bisnis Indonesia,2009). Salah satu kasus penyalahgunaannyadiungkapkan oleh Ketua Pusat Studi Kebijakan Publik 

(Puskepi) Sofyano Zakaria. Beliau menyatakan bahwadisparitas harga antara Elpiji 12 kg dan 3 kg juga

mampu memancing perbuatan pidana bagi para pelakuyang melakukan pengoplosan atau memindahkan isi

tabung Elpiji 3 kg (subsidi penuh pemerintah) ketabung Elpiji 12 kg (subsidi oleh Pertamina)

(Lampung Post, 2009). Selama ini, pelaku usahacenderung menjual tabung 12 kg dengan mengambil

 jatah gas yang seharusnya diperuntukan untuk tabung

3 kg dengan dalih penjualan gas 12 kg lebihmenguntungkan. Hal inilah yang menimbulkankelangkaan gas untuk Elpiji 3 kg di masyarakat ujar 

Radu Malem Sembiring, Direktur PerlindunganKonsumen Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag

(Benyamin, 2009).

Jalur Distribusi LPG 3 Kg berdasarkan

"Pedoman Pencacahan dan Distribusi Elpiji 3 Kg" , No. 1688/F10000/ 2007-S3 berlaku tmt. 1 Agustus2007 sebagai berikut (Pertamina, 2009).

Page 2: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 2/10

Gambar 1 Jalur Distribusi LPG 3 Kg (Pertamina,

2009)

Beberapa pangkalan dan pengecer Elpiji

mengeluhkan tak adanya aturan pola distribusi yangtegas untuk isi ulang Elpiji bersubsidi isi 3 kilogram.Kepala gudang pangkalan Elpiji PT Bama Sekta Raya

mengatakan, sekarang ini banyak agen yang langsung

menjual Elpiji 3 kg dari Pertamina ke pengecer, tidak 

melalui pangkalan. Seorang pengecer gas Elpiji 3 kgmenyatakan bahwa dia lebih memilih membeli Elpijilangsung ke Agen daripada ke Pangkalan, karena dia

 bisa menjualnya dengan harga lebih rendah (Kompas,2009).

Dari data penjualan yang didapatkan dari Unit

Gas Domestik Region IV Pertamina, agen Elpiji 3 kgdapat mengisi gas dari beberapa SPPBE (Stasiun

Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) yang ada.Contohnya, pada bulan Januari 2009, UD AgusSarudji yang beralamat di Ketintang Timur mengisi

gas ke  Depot Filling Plant  Tanjung Perak Surabaya,

namun pada bulan Februari 2009 agen tersebut

mengisi gas ke  Depot Filling Plant  Tanjung Perak Surabaya dan SPPBE Andhika Dian Utama. Saat ini pangkalan juga masih bisa mengambil Elpiji ke

sejumlah agen, bahkan pengecer bisa mengambilElpiji langsung ke sejumlah agen. Berikut ini

merupakan gambar jaringan distribusi Elpiji 3 kg

existing.

Gambar 2 Jaringan Distribusi Elpiji 3 kg Existing 

PT Pertamina mulai memberlakukan closed 

 system pendistribusian elpiji kemasan tabung tiga kg

mulai Agustus 2009 (Kompas, 2009). Closed system adalah suatu system distribusi tertutup yangditerapkan untuk pengisian dan penjualan Elpiji. Agen

Elpiji di satu wilayah hanya bisa mengisi Elpiji di

stasiun yang ada di wilayah itu (Kompas, 2009).

Mereka juga hanya dibolehkan mendistribusikanElpiji di wilayah yang sudah ditetapkan. Selain itu,masyarakat yang boleh membeli Elpiji hanya yangmemenuhi kriteria. Kebijakan closed system ini

dilakukan untuk menertibkan pengisian dan

 pendistribusian Elpiji 3 kilogram yang disubsidi

 pemerintah. Kebijakan closed system  juga dapatmembuat demand  di seluruh pelaku lebih stabilsehingga dapat mengurangi kebutuhan tabung.

Dengan berkurangnya jumlah kebutuhan tabung, berkurang pula investasi tabung Elpii 3 kg yang

dilakukan pemerintah.

Gambar 3 Jaringan Distribusi Elpiji 3 kg Closed 

System

Adanya persaingan antar pelaku distribusi

membuat permintaan di hilir menjadi fluktuatif sehingga jumlah  safety stock  tabung yang dimiliki

oleh tiap pelaku distribusi menjadi sangat tinggi.Penelitian ini akan mencoba untuk membandingkankebutuhan tabung untuk scenario kebijakan distribusi

yang berbeda yaitu:

1.  Skenario terbuka (saat ini) dimana pengecer bisa

mendapatkan pasokan dari sejumlah agen yang berbeda dan pengecer dapat berpindah ke agenyang lainnya.

2.  Skenario tertutup dimana pengecer hanya bolehmembeli dari satu agen dan tidak boleh

 berpindah-pindah ke agen lainnya.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain: Pengecer yang berpindah agen ditentukandengan random ditribution, jarak antara pengecer 

Page 3: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 3/10

dianggap sama karena berada dalam satu kecamatan,

setiap agen memiliki 5 buah truk, dan penentuan

alokasi agen ke pengecer berdasarkan wilayah.Sedangkan batasan yang digunakan dalam penelitianini antara lain: penelitian ini dilakukan di PT.

Pertamina UPMS V pada tanggal 1 Oktober 2009   31

Desember 2009, produk yang diamati adalah tabung

Elpiji 3 kg, wilayah distribusi yang diamati adalahKecamatan Klojen   Malang, dan pelaku yang diamatiantara lain SPPBE, Agen, dan Pengecer.

2.  Tinjauan Pustaka

2.1 Closed Loop Supply chain

Closed Loop Supply chain merupakan

gabungan dari forward  dan reverse supply chain 

dimana produk atau kemasan kembali ke original

 produsennya.  Forward supply chain yaitu adalah pengelolaan aliran material, informasi, dan uangmelalui jaringan organisasi-organisasi mulai dari

 supplier , pabrik,wholesaler/distributor  hinggacustomer.   Reverse supply chain merupaka

kebalikannya. Menurut Guide dan Van Wassenhove,

(2000) Closed-loop supply chain yaitu suatu aliran

 perputaran produk mulai dari konsumen, kembali ke pabrik untuk diproses ulang kemudian kembali ke

konsumen sebagai barang yang akan dikonsumsi lagi

oleh konsumen. Sedangkan menurut Dyckhoff et al.,(2004 ) closed-loop supply chain adalah suatu strategi

cycle-oriented  dengan manajemen rantai/jaringan

 pasokan , recycling , dan pembuangan yang ramahlingkungan.

Telah banyak penelitian-penelitian yang

dilakukan dalam bidang closed-loop supply chain salah satunya penelitian yang dilakukan olehFleischmann dan Minner (2004) tentang manajemen

 persediaan di closed-loop supply chain. Pada

 penelitian tersebut dibuat model matematis EOQuntuk  closed-loop supply chain. Penelitian lainnya

dilakukan oleh Kara et al (2006) yang

mensimulasikan jaringan reverse logistic untuk mengumpulkan barang-barang bekas di kota Sydney

dengan beberapa skenario.

2.2 Demand Management

Peramalan permintaan adalah kegiatan untuk 

mengestimasi besarnya permintaan terhadap barangdan jasa tertentu pada suatu periode dan wilayah pemasaran tertentu (Pujawan, 2005). Meskipun telah

dilakukan peramalan permintaan, pola permintaan

umumnya tidak mudah untuk dipenuhi secara efektif oleh  supply chain. Hal ini bisa terjadi pada pola

 permintaan fluktuatif. Walaupun fluktuasinya bisa

diramalkan dengan baik, biaya-biaya yang muncul

 pada  supply chain bisa cukup besar kalaaufluktuasinya tinggi. Maka dari itu diperlukan suatucara untuk mengelola permintaan. Demand

management merupakan upaya untuk meyakinkan

 bahwa pola permintaan memiliki pola halus sehingga

mudah untuk dipenuhi.Strategi yang dapat dilakukan untuk 

mengelola permintaan yang fluktuatif yaitu denganmenambahkan inventory buffer (Gangadharan, 2009).

Pada pendekatan tradisional, banyak yang

menganggap bahwa memiliki jumlah persediaan yang

 banyak dapat meredam efek yang ditimbulkan dari pola permintaan fluktuatif. Padahal, dengan memiliki jumlah persediaan yang banyak, asset tertahan yang

dimiliki perusahaan semakin besar. Hal ini tentu sajatidak baik bagi perusahaan.

Semakin banyak jumlah persediaan maka

semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan olehsuatu perusahaan (perusahaan itu semakin tidak  produktif). Semakin sedikit jumlah persediaan maka

tingkat kepuasan konsumen semakin kecil. Untuk itu,

 perlu dilakukan penentuan  safety stock  optimal yangdapat mencakup fluktuasi tertinggi pada permintaan

(Gangadharan, 2009).

2.3 Safety stock 

Persediaan pengaman atau  safety stock  

 berfungsi untuk melindungi kesalahan dalammemprediksi permintaan selama lead time. Untuk mendapatkan gambaran seberapa besar ketidakpastian

 permintaan selama lead time tersebut, perusahaan perlu mengumpulkan data permintaan dan mencaridistribusinya. Misalkan data permintaan berdistribusi

normal maka yang perlu diketahui hanya standard

deviasi permintaan selama lead time (Sdl) pada tabledistribusi normal standard dengan nilai Z (service

level) yang sudah ditentukan perusahaan.

Besar nilai  safety stock  tergantung padaketidakpastian pasokan maupun permintaan. Pada

situasi normal, ketidakpastian pasokan bias diwakili

dengan standar deviasi lead time dari supplier, yaituwaktu antara perusahaan memesan sampai materialatau barang diterima. Sedangkan ketidakpastian

 permintaan biasanya diwakili dengan standard deviasilead time per periode. Kalau permintaan per periodemaupun lead time sama-sama konstan maka tidak 

diperlukan safety stock karena permintaan selama lead time memiliki standard deviasi nol.

Page 4: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 4/10

 Nilai Sdl bisa dicari dengan mengumpulkan

langsung data-data permintaan selama lead time untuk 

suatu periode yang cukup panjang, atau diperolehdengan terlebih dahulu mendapatkan data rata-ratadan standard deviasi dua komponen penyusunnya,

yaitu permintaan per periode dan lead time (Pujawan,

2005). Dengan mendapatkan empat parameter tersebut

maka nilai Sdl bisa dihitung sebagai berikut:

 

Dimana sl dan sd adalah standard deviasi lead 

time dan standard deviasi permintaan per periode. Sl semakin tinggi nilainya jika terdapat ketidakpastianyang tinggi pada lead time. Jika lead time konstan,

maka Sl = 0. Begitu pula pada Sd yang semakin tingginilainya jika terdapat ketidakpastian yang tinggi pada

demand. Jika demand konstan, maka Sd = 0. Jadi,

semakin tinggi ketidakpastiannya maka semakin

 banyak pula  safety stock nya. Dengan menggunakan

 patokan rumus tersebut maka dapat dilihat empatkondisi seperti yang ditunjukkan oleh gambar 

dibawah ini.

2.4 Supply chain Simulation

Keuntungan melakukan simulasi pada  supplychain antara lain (Chang, 2006):

·  Membantu memahami keseluruhan proses supply chain dan karakteristiknya dengan

animasi

·  Dapat menangkap system dinamik. Dengan

menggunakan distribusi probabilitas pengguna dapat memodelkan kejadian yang

tak terduga dan efeknya terhadap  supplychain.

·  Dapat meminimasi resiko perubahan

 perencanaan. Pengguna dapat mensimulasikan

scenario alternative sebelum merubah perencanaan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

melakukan simulasi  supply chain management antara

lain (Chang, 2006):

·  Memahami proses  supply chain (memahami proses bisnis dan karakteristik industry) dan proses perencanaannya.

·  Mendesain skenario

·  Mengambil data

·  Menentukan target untuk tiap ukuran

 performansi

·  Menentukan termination condition 

·  Mengevaluasi kebijakan/strategi supply chain.

3.  Identifikasi Elemen SistemDari pemaparan sebelumnya tentang

gambaran umum sistem, maka langkah selanjutnyaadalah melakukan identifikasi komponen sistem yangada. Adapun komponen yang perlu di identifikasi

adalah entity yang akan diamati, karakteristik dari tiap

entity yang diamati (atribut), informasi yang ada di

sistem yang dapat mempengaruhi sistem, aktivitasyang ada di dalam sistem, resource yang terlibatdalam sistem, data-data yang perlu diinputkan kedalam sistem dan control (bagaimana sistem tersebut

 berjalan).

a.   Entity

 Entity yang akan diamati adalah tabung Elpiji3 kg. Pada sistem distribusi Elpiji ini, tabung akandibedakan menjadi tiga jenis yaitu kartu permintaan

 pengecer, tabung kosong dan tabung isi.1)  Kartu permintaan pengecer 

 Entity ini banyaknya sama dengan jumlah

 pengecer dan kedatangan maksimumnya jugasejumlah pengecer, sehingga entity ini tidak akan bertambah.  Entity ini memiliki

karakteristik berupa atribut yaitu demand  

harian tabung elpiji pada pengecer. Atribut ini berbeda-beda antara pengecer satu dengan

 pengecer lain. Fungsi dari entity ini yaitu

untuk memastikan bahwa setiap pengecer telah memesan dan menerima pesanan tabung

elpiji dengan distribusi permintaan masing-

masing.

2)  Tabung kosong Entity ini merupakan kemasan produk yang

dikembalikan dari pengecer ke agen. Jumlahentity ini sama dengan jumlah pesanan tabungisi dari agen ke pengecer. Di saat truk 

menurunkan tabung isi ke pengecer, truk juga

akan mengangkut tabung kosong dalam jumlah yang sama.  Entity ini nantinya akan

masuk ke gudang agen, dan menjadi

 parameter terjadinya stockout .3)  Tabung isi

 Entity ini merupakan produk yang

didistribusikan dari agen ke pengecer. Jumlah

dari entity ini bergantung dari jumlah pesananyang dilakukan oleh pengecer. Entity ini akan

masuk ke gudang pengecer dan akan dibelioleh konsumen sesuai dengan distribusi permintaan yang telah ada.

 b.   Resource 

 Resource yang ada di dalam sistem dan yang

akan dipergunakan dalam model simulasi antara lain

Page 5: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 5/10

karyawan agen, loading and unloading  resource, dan

mesin pengsisi LPG.

1)  Karyawan AgenKaryawan agen ini merupakan resource dalam aktivitas pencatatan permintaan oleh

agen. Karyawan agen ini terdapat pada tiap-

tiap agen.

2)   Loading and Unloading Resource Loading  and unloading   resource merupakan pekerja yang menaikkan dan menurunkantabung Elpiji dari truk.  Resource ini

merangkap sebagai sopir dan kernet truk yang

mengangkut Elpiji.

3)  Mesin Pengisi LPGTiap SPPBE memiliki mesin pengisi LPGdengan jumlah tertentu. MEsin ini digunakan

untuk mengisi tabung dengan gas LPG.c.   Activity

Aktivitas yang ada di dalam sistem antara

lain: proses pencatatan permintaan, proses loading  tabung Elpiji ke truk, proses unloading tabung Elpiji,dan proses pengisian tabung Elpiji. Aktivitas lainnya

yaitu proses perpindahan tabung Elpiji dari agen

menuju SPPBE, dari SPPBE menuju pengecer, dandari pengecer menuju agen lagi.

d.  Control 

Ada beberapa aturan-aturan yang ada dalamsistem distribusi Elpiji 3 kg yang juga akan digunakan

dalam simulasi, aturan-aturan tersebut antara lain:

1)  Setiap pengecer memiliki satu buah agen

langganan.2)  Terdapat promosi agen yang mengakibatkan

 pengecer pindah dari agen langganannya keagen dengan harga lebih rendah.3)  Beberapa pengecer dapat membeli ke lebih

dari satu agen dalam satu periode.

4)  Pengecer yang agennya melakukan promositidak akan berpindah ke agen lain.

e.  Data yang dimasukkan ke dalam model

Data-data yang akan dimasukkan dalammodel simulasi antara lain data permintaan pengecer ke agen, data penjualan pengecer, data kapasitas truk 

 pengangkut, dan data randomisasi pemilihan agen.

4.  Pemodelan

4.1 Model KonseptualModel konseptual dari sistem amatan

digambarkan dengan menggunakan  Activity Cycle

 Diagram dan  Flowchart . Model konseptual ini

digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada di

lapangan ke dalam model secara konsep. Terdapat dua

macam model konseptual yang ada yaitu model

konseptual existing  dan model konseptual skenario

 perbaikan.

4.1.1  Model Konseptual Eksisting

Gambar 4 Activity Cycle Diagram Model Existing 

Dari ACD di atas dapat dilihat bahwa entity 

kartu permintaan pengecer datang lalu menuju proses

 pencatatan. Setelah itu, entity kartu permintaan akanmengantri realisasi pemesanan di agen.  Entity baruyaitu tabung kosong yang di-generate berdasarkan

atribut distribusi permintaan di masing-masing kartu permintaan pengecer. Entity ini akan masuk ke proses

loading tabung ke truk dan dikirim ke SPPBE. Setelah

tiba di SPPBE, entity ini masuk ke proses unloading  

lalu ke proses pengisian dengan resource berupamesin pengisi. Setelah itu, entity kembali ke proses

loading  tabung di SPPBE dan dikirimkan menuju

 pengecer. Sesampai di pengecer, entity tabung isi akandikenakan proses unloading , lalu entity tabung isi ini

akan mengantri hingga tabung tersebut terjual.  Entity 

tabung kosong yang ada di pengecer akan dikenakan proses loading, lalu dikirimkan ke gudang agen danmengalami antrian pengambilan tabung kosong untuk 

diisi kembali.

4.1.2  Model Konseptual PerbaikanPergerakan entity pada model skenario

 perbaikan ini sama saja dengan di model existing . Namun, pada model skenario perbaikan ini tidak ada

 proses pemilihan agen yang dilakukan oleh pengecer.

Tidak adanya variabilitas harga jual Elpiji di tingkat

agen menyebabkan pengecer tidak perlu lagimelakukan proses pemilihan agen untuk berpindah ke

agen yang lebih murah. Gambar di bawah inimerupakan  Activity Cycle Diagram model skenario perbaikan.

Page 6: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 6/10

Kedatangan kartu permintaan

Antrian kantor agenProses loadingtabung ke truk 

Proses unloadingtabung di SPPBE

Antrian SPPBEProses pengisian

tabungProses loading

tabung di SPPBE

Antrian tabung terjual

Proses unloading

tabung isi danloading tabung

kosong di pengecer 

Antrian tabungkosong terisi

START

FINISH

 Gambar 5  Activity Cycle Diagram Model SkenarioPerbaikan.

4.2 Model Simulasi ArenaDalam penelitian ini, software Arena 5.0

digunakan sebagai tools untuk melakukan proses

running terhadap model simulasi yang ada. Model

Arena yang dibangun berdasar pada model konseptualyang telah dirancang, baik itu model konseptual

existing  maupun model konseptual skenario

 perbaikan. Dalam proses pemodelan sistem yang ada,model skenario perbaikan model pengembangan perbaikan dari model simulasi Arena sistem existing .

a.  Kedatangan Karrtu Pengecer 

 Entity masuk ke dalam sistem berupa kartu pengecer. Kartu pengecer yang masuk jumlahnya 90

 buah, sama dengan jumlah pengecer. Kedatangankartu pengecer hanya satu kali di awal runningsimulasi saja, karena entity kartu pengecer ini

nantinya akan selalu berputar untuk memastikan

setiap pengecer melakukan pemesanan pada setiap

 periode dengan distribusi jumlah pesanan yang sudah

ditentukan. Setiap entity yang datang akan diberiassign variabel pengecer sesuai urutan kedatangannya.

Lalu, entity tersebut akan dipisahkan menurut pengecernya masing-masing dalam modul decide.

Setelah terpisah, entity kartu kedatangan akan diberi

assign atibut berupa atribut penjualan dan atribut peng. Atribut penjualan ini besarnya sama dengan

distribusi penjualan Elpiji di pengecer. Sedangkanatribut peng diassign untuk membedakan kartu

 pengecer tiap entity. Setelah itu kartu pengecer akanmasuk ke stasiun pemilihan agen menggunakan modul

route.

Pada kondisi existing , terdapat 7 buah agen

yang ada di Kecamatan Klojen. Agen 1 dan agen 3memiliki demand yang paling kecil diantara yang lain

sehingga, dua agen ini melakukan promosi dengan

cara menurunkan harga. Hal ini mengakibatkan beberapa pengecer yang semula berlangganan di agen

lain akan berpindah ke agen 1 atau agen 3. Sementara

 pengecer yang memang berlangganan di agen 1 atau

agen 3 akan tetap berada di agen tersebut. Maka,

 pengecer yang semula berlangganan di agen 2, 4, 5, 6,dan 7 akan diberikan assign berupa atribut distribusikemungkinan pengecer tersebut akan berpindah agen.

 Assign atribut kemungkinan perpindahan pengecer 

dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

 b.  Stasiun Pemilihan Agen Entity kartu kedatangan pengecer akhirnya

tiba di stasiun pemilihan agen. Pada stasiun ini, kartukedatangan yang masuk akan di-batch terlebih dulu

dengan batch size sebesar 90 untuk memastikan

 bahwa pesanan sudah terkirim ke semua pengecer 

sebelum pengecer melakukan pemesanan lagi. Setelahitu masuk ke modul record untuk memastikan jumlah pengiriman yang telah dilakukan. Lalu entity yang

telah di-batch akan di- separate lagi sehingga kembalike jumlah awalnya yaitu 90 buah.  Entity kemudian

masuk ke modul decide. Di modul ini, entity dipisah

menurut atribut pengecernya masing-masing. Setelahitu, entity yang pengecernya berlangganan di agen 1dan agen 3 langsung masuk ke modul route menuju ke

kantor agen 1 dan kantor agen 2. Sedangkan untuk 

 pengecer yang lain akan masuk ke modul decide yangfungsinya memisahkan pengecer tetap dan pengecer 

 pindah. Semua pengecer yang berada di agen 2,4,5,6,

dan 7 telah di-assign atribut kepindahan seperti yangtelah dijelaskan sebelumnya. Distribusi atribut ini

 berkisar antara angka 0 hingga 1. Angka 0 jika

 pengecer itu tetap pada agen awal, dan 1 jika pengecer 

itu pindah ke agen 1 atau 3. Untuk memisahkan antara pengecer yang tetap dengan yang pindah, diberikan

modul decide. Jika nilai atributnya lebih besar dari 0.5maka kartu pengecer itu akan pindah ke agen 1 atau 3.Kartu pengecer pindah berasal dari agen 2 dan agen 7

akan pindah ke agen 1. Sedangkan yang berasal dari

agen 4, agen 5, dan agen 6 akan pindah ke agen 3.c.  Stasiun Kantor Agen

Terdapat 7 buah stasiun kantor agen dalam

sistem ini. Pada stasiun kantor agen entity kartu permintaan pengecer akan masuk ke modul decidelagi untuk dipisahkan menurut atribut pengecernya.

Setelah itu , entity kartu pengecer akan masuk ke

modul separate dengan tipe duplicate originalsejumlah distribusi permintaan pengecer. Original 

entity yaitu kartu permintaan pengecer akan langsungmasuk ke modul assign sedangkan Duplication entity yang sejumlah permintaan pengecer itu akan masuk 

ke modul assign dan diberi atribut turun tabung.

Atribut turun tabung ini digunakan untuk 

membedakan antara kartu kedatangan dan tabung

Page 7: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 7/10

 permintaan pengecer nantinya di stasiun pengecer.

Setelah itu, pengecer dalam satu agen dikelompokkan

 berdasarkan areanya masing-masing. Setiap kelompok area memiliki sebuah kendaraan yang akanmengangkut tabung elpiji sepanjang jalur disribusi

akhir ini. Setiap kelompok akan diberi assign atribut

kendaraan lalu masuk ke proses pencatatan. Setelah

dari proses pencatatan jumlah permintaan itu akanmasuk ke gudang agen. Pada gudang agen, jumlahtabung kosong akan dibandingkan dengan jumlah permintaan. Jika jumlah tabung kosong lebih kecil

daripada permintaan maka agen harus menambah

 jumlah tabung. Jika jumlah tabung kosong lebih besar 

daripada permintaan berarti terdapat inventory tabungkosong di gudang agen. Setelah itu entity akan menujuke stasiun agen.

Agen yang sedang melakukan promosi(penurunan harga) yaitu agen 1 dan agen 3. Agen ini

mendapatkan tambahan pesanan tabung dari pengecer 

yang bukan langganannya. Tambahan pesanan dari pengecer yang bukan langganannya akan dialokasikan pada truk tersendiri. Selain itu beberapa pengecer 

yang memiliki jumlah pesanan banyak juga memesan

ke lebih dari satu agen.d.  Stasiun Agen

Sesampainnya di agen, entity akan masuk ke

modul decide untuk dikelompokkan menurut atributkendaraannya masing-masing. Setelah itu dilakukan

 proses loading  tabung kosong ke truk yang kemudian

diangkut ke SPPBE untuk diisi. Stasiun agen ini

 berjumlah 7 buah sesuai dengan jumlah agen.e.  Stasiun Pengecer 

Sesampainya di stasiun pengecer, entity akandipisahkan menurut atribut pengecernya.  Entity yangtidak memiliki atribut pengecer ini akan melanjutkan

 perjalanan menuju stasiun pengecer berikutnya.

Setelah itu, antara tabung isi dan kartu permintaan pengecernya dipisahkan. Kartu permintaan pengecer 

akan masuk ke modul separate untuk meng-generate

demand end customer di tingkat pengecer. Lalu, entity kartu permintaan pengecer akan masuk dalam modulroute untuk dialirkan kembali ke stasiun pemilihan.

Sedangkan entity tabung isi yang turun akan masuk ke

modul separate untuk meng- generate tabung kosongdi pengecer. Karena, saat pengecer memesan tabung

ke agen, jumlah pemesanannnya tabung harus samadengan jumlah tabung kosong yang ada pada pengecer tersebut. Setelah itu, tabung kosong akan kembali ke

stasiun gudang agen. Tabung isi yang berada pada

 pengecer akan masuk ke modul batch dan akan di-

batch sesuai dengan permintaan tiap harinya.

4.3 Verifikasi dan ValidasiAdanya replikasi dimaksudkan agar data yang

didapatkan dari simulasi dapat mewakili populasiyang ada, penentuan banyaknya replikasi dapatdilakukan dengan uji kecukupan data dengan nilai

error  yang absolute (nilai nominal dari error  yang

diperbolehkan) atau yang relative (persentase dari

output real system). Berikut adalah penentuan banyaknya replikasi dengan metode absolute denganerror  yang akan ditanggung sebesar nilai half width-nya dan selang kepercayaan 95%.

Tabel 1 Perhitungan Jumlah Replikasi

 No.

Replikasi Jumlah output sistem

1 436590

2 436030

3 431450

4 433890

5 429770Rata-rata 433546

St. dev 2924.291367

Variansi 8551480

Dari hasil perhitungandi atas maka dapat diketahui

 bahwa jumlah replikasi simulasi ini adalah 5 replikasi.Model simulasi yang akan dilakukan nantinya

merupakan model simulasi non-terminating . Maka,diperlukan perhitungan waktu warm-up untuk mengetahui pada periode berapa model simulasi ini

akan mencapai steady state. Penentuan w merupakan

tahap pertama yang dilakukan dalam menentukanwarm-up period , Nilai w yang digunakan w=3, karena

sesuai dengan apa yang dikatakan Law dan Kelton

(2000) bahwa nilai w tidak lebih dari m/4, dimana pada kasus ini nilai m adalah 13, maka 13/4 = 3.25sehingga digunakan nilai w=3.

Tabel 2 Perhitungan Moving Average

Periode(hari)

Replikasi

1 2 3 4 5 Total Rata2 MA

5 7203 4599 4661 4641 4660 25764 5152.8 5152.8

10 4504 4449 4541 4795 4676 22965 4593 4784 .8

15 4580 4730 4530 4521 4682 23043 4608.6 4675.88

20 4616 4569 3892 4559 4290 21926 4385.2 4786.09

25 4819 4499 4834 4481 4566 23199 4639.8 4722.8330 4654 5396 6242 7576 4423 28291 5658.2 4775.54

35 4708 4631 4626 4901 3459 22325 4465 4787.34

40 4659 4822 4529 4850 4690 23550 4710 4831.09

45 4616 6098 5744 3812 4540 24810 4962 4827.83

50 4656 4994 4532 4808 4466 23456 4691.2 4726.51

55 4659 5070 4785 4488 4455 23457 4691.4

60 4520 4699 4434 4882 4550 23085 4617

65 4897 4932 4642 4564 5710 24745 4949

Page 8: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 8/10

Gambar 6 Warm-up Periode

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa warm-up

 periode berada hari hari pertama hingga hari ke-20.Sebelum model dijalankan maka perlu

dilakukan proses verifikasi untuk memastikan bahwa

model yang dibuat telah sesuai dengan modelkonseptual dan sesuai dengan logika atau spesifikasi

yang telah ditentukan. Hasil dari proses debug  yang

dilakukan dapat dilihat pada gambah di bawah ini.

Gambar 7 Dialog Box Proses Verifikasi

Validasi dilakukan untuk menguji keidentikanmodel konseptual dengan real system, validasi dapat

dilakukan dengan cara menguji rataan dua sampel,dengan hipotesis awal rata-rata sampel pertama samadengan rata-rata sampel kedua artinya model

konseptual yang dibuat identik dengan real system.

Hipotesis tandingan dibangun sesuai dengankebalikan dari hipotesis awal. Karena jumlah n1 n2,

maka metode yang digunakan adalah metode WelchConfidence Interval. Berikut ini perhitungannya.

Tabel 3 Perbandingan data lapangan dengan hasil

simulasi

 Nomor 

replikasi Penjualan (tabung)

Penjualan

(tabung)

1 4908 4339

2 4741 4547

3 45614 4645

5 4657

Rata-rata 4702.4 4443

St dev 131.4450456 147.0782

Variansi 17277.8 21632

n 5 2

n-1 4 1

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan Terima Ho. Jadi

model simulasi dengan data lapangan tidak berbeda

secara signifikan.

5.  Analisa Hasil SimulasiSetelah dilakukan rekapitulasi jumlah

 stockout  di tiap agen, yang selanjutnya dilakukan

adalah mebendingkan jumlah  stockout  antara dua

sistem tersebut. Didapatkan bahwa jumlah  stockout   pada agen dengan sistem terbuka jauh lebih banyak daripada sistem tertutup seperti pada tabel bawah ini.

Tabel 4 Perbandingan Jumlah Stockout  

AgenJumlah Stockout  

Sistem

Terbuka

Sisten

Tertutup

1 5050 10

2 50 29

3 5090 14

4 32 16

5 0 177

6 0 30

7 0 96

Total 10222 372

Hal ini disebabkan karena promosi yang dilakukan

oleh agen 1 dan agen 3. Agen 1 dan agen 3 yang biasanya mendapat pesanan tabung relatif sedikit,

tiba-tiba pesanan itu melonjak karena adannya promosi dalam bentuk penurunan harga. Permintaan

 pada agen-agen yang lain berkurang karena beberapa pengecer yang dulunya berlangganan di agen tersebut

4400

4500

4600

4700

4800

4900

5000

5100

5200

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

       I      n      v     e      n 

       t      o      r      y  

Periode (Hari)

Page 9: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 9/10

 berpindah ke agen yang sedang melakukan promosi.

Hal ini dapat dilihat pada  stockout  yang terjadi pada

agen lainnya. Pada agen lainnya seperti agen 2 danagen 4  stockout  terjadi dalam jumlah yang relatif sedikit sedangkan padaagen 5, agen 6 dan agen 7

sama sekali tidak terjadi stockout .

Setelah dilakukan rekapitulasi jumlah

inventory di tiap agen, yang selanjutnya dilakukanadalah mebendingkan jumlah inventory antara duasistem tersebut. Didapatkan bahwa jumlah inventory  pada agen dengan sistem terbuka lebih banyak 

daripada sistem tertutup. Jumlah inventory di sistem

terbuka lebih banyak 9258 tabung dibanding sistem

tertutup.

Tabel 5 Perbandingan Jumlah Inventory 

AgenJumlah Inventory 

Sistem

Terbuka

Sisten

Tertutup

1 0 1972 422 244

3 12 115

4 531 166

5 3344 1056

6 2819 755

7 7362 2699

Total 14490 5232

Semakin banyak  inventory maka semakin banyak  biaya inventory yang harus dikekuarkan. Pada sistem

terbuka, Agen 1 dan agen 3 nyaris tidak memilikiinventory, hal ini disebabkan lonjakan permintaan di

kedua agen tersebut. Sedangkan pada agen lainnya,

inventory yang dimiliki sangat banyak, hal inidisebabkan karena pengecer yang biasanya memesan

di agen tersebut pindah. Perpindahan pengecer menyebabkan tabung yang biasanya dialokasikan

untuk pengecer tersebut jadi tidak terpakai danmenjadi inventory.

Setelah dilakukan simulasi, maka dapat

direkap data jumlah keseluruhan tabung yang beredar dalam sistem tersebut. Tabung yang beredar dalamsistem yaitu berupa tabung kosong dan tabung isi

yang berada di agen, tabung isi yang menjadiinventory pengecer dan tabung kosong yang berada di

 pengecer untuk diambil lagi oleh agen. Hasil

rekapitulasi data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 Perbandingan Jumlah Tabung yang Beredar 

SistemTerbuka

SistemTertutup

Tabung (Agen) 4686 4001

Tabung Isi (Pengecer) 2325 2124

Tabung Kosong

(Pengecer) 4589 4542Total Tabung 11600 10668

Pada sistem terbuka, tabung yang berada pada agen, baik itu tabung kosong atau pun tabung isi, jumlahnya

 jauh lebih banyak daripada di sisitem tertutup. Selisih jumlahnya mencapai 685 tabung. Hal ini disebabkankarena adanya kettidakpastian permintaan di tingkat

agen yang menyebabkan agen harus memiliki

 persediaan tabung yang banyak. Untuk jumlah tabung

isi dan tabung kosong yang beredar di pengecer antarasistem tertutup dan terbuka bedanya hanya tipis. Halini disebabkan karena permintaan Elpiji di tingkat

 pengecer yang cenderung stabil.Dari hasil simulasi juga didapatkan jumlah

kebutuhan pembelian tabung baru yang harus

dilakukan oleh agen. Berikut ini disajikan jumlahkebutuhan pembelian tabung baru untuk tiap agen disistem terbuka dan sistem tertutup.

Tabel 7 Perbandingan Kebutuhan Pembelian TabungBaru

Agen

Pembelian Tabung Baru

SistemTerbuka

SistemTertutup

1 1252 132 81 55

3 1466 24

4 65 28

5 0 41

6 0 61

7 0 120

Total 2864 342

Di sistem terbuka dapat dilihat bahwa agen 1 dan agen3 memerlukan pembelian tabung baru dalam jumlah

yang lumayan besar yaitu masing-masing 1252 tabungdan 1466 tabung. Sedangkan pada agen 5, agen 6, danagen 7 tidak memerlukan pembelian tabung baru. Halini disebabkan adanya perpindahan pengecer yang

mengakibatkan terjadinya lonjakan permintaan disuatu agen dan penurunan jumlah permintaan di agen

lain. Pada sistem tertutup, semua agen memiliki

Page 10: ITS Undergraduate 10669 Paper

5/16/2018 ITS Undergraduate 10669 Paper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/its-undergraduate-10669-paper 10/10

10 

kebutuhan tabung baru dalam jumlah yang hampir 

sama. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa

selisih kebutuhan pembelian tabung baru antara sistemterbuka dan sistem tertutup yaitu sebanyak 2522tabung.

6.  KesimpulanDari hasil penelitian yang telah dilakukan,

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.1.  Sistem perputaran tabung Elpiji 3 kg yang

existing (sistem terbuka) mengakibatkan

 jumlah tabung elpiji di tingkat agen menjadi

 berlebihan karena permintaan tidak menentu.

2.  Kebijakan closed system (sistem tertutup)dalam sistem perputaran tabung Elpiji 3 kgdapat mengurangi jumlah stockout, inventory, 

tabung yang beredar dalam sistem dankebutuhan pembelian tabung baru.

3.  Stockout  yang terjadi pada agen selama 10

hari berkurang hingga 96% dari 10222tabung menjadi 372 tabung pada sistemtertutup.

4.   Inventory yang ada pada agen selama 10 hari

 berkurang hingga 64% dari 14490 tabungmenjadi 5232 tabung.

5.  Pembelian tabung baru berkurang selama 10

hari berkurang hingga 88% dari 2864 tabungmenjadi 342 tabung pada sistem tertutup.

6.  Jumlah tabung yang beredar dalam sistem

 perputaran tabung Elpiji 3 kg di Kecamatan

Klojen ini berkurang hingga 8% awalnyasebanyak 11600 tabung, menjadi hanya 10668

tabung dengan diterapkannya sistem tertutup.

7.  Daftar PustakaArifin, Miftahol (2009). Simulasi Sistem Industri. 

Graha Ilmu, YogyakartaArrifianto, Rudi (2009).  Distribusi Elpiji 3 kg 

Tertutup (Senin, 12/10/2009) <URL:

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/pertambangan/1id141121.html >

Benyamin, Maria A. (2009). Tataniaga E lpiji Perlu

 Diatur  (24/08/2009) <URL:

http://www.bsn.go.id/news_detail. php?news_id=1244 >

Chang, Y. (2006). Supply chain modeling using  simulation.   International Journal  of Simulation, 2(1), 24-30.

Christopher,M.(1992).  Logistics and Supply chain

 Management. Pitman, London.

Dyckhoff, H., R Lackes., dan J Reese (2004). Supply

chain Management and Reverse Logistics. 

Springer, Germany.Fleischmann dan Minner (2004). Supply chain

 Management and Reverse Logistics. Springer,

Germany.

Gangadharan, Rajesh. (2006). Supply chain Strategies

To Manage Volatile Demand. <URL: http://www.sdcexec.com/online/article.jsp?id=9159&siteSection=4 >

Guide V.D.R., Van Wassenhove L.N., 2000. Closed-

loop supply chains. Working Paper 

2000/75/TM INSEAD, Fontainbleau, France.

Kara, S., F. Rugrungruang., H. Kaebernick (2007).Simulation modelling of reverse logisticsnetworks. International Journal of Production

Economics, Vol.106, pp.61-69.Kompas (2009). Tata Niaga Elpiji 3 Kg Harus Dibuat  

(Rabu, 10/06/2009) <URL:

http://regional.kompas.com/read/xml/2009/06/10/18101527/Tata.Niaga.Elpiji.3.Kg.Harus.Dibuat.. >

Kompas (2009). Rayonisasi Elpiji 3 Kilogram, <URL:

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/18/04064552/.rayonisasi.Elpiji.tiga.kilogram >

Law, A., W. Kelton. (2000). Simulation Modeling and 

 Analysis 3rd. McGraw-HillLampung Post (2009). Kenaikan LPG 3 kg Picu

 Pengoplosan (Senin, 12/10/2009) <URL:

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.ph

 p?id=2009101406062839 >Pertamina (2009). Frequently Asked Question. <URL:

http://gasdom.pertamina.com/faq.aspx>Pujawan, I Nyoman. (2005).  Supply chain Management. Guna Widya, Surabaya