isu etika bagi akuntan pemula
DESCRIPTION
etika bisnisTRANSCRIPT
A. ISU ETIKA BAGI AKUNTAN PEMULA – TAHUN-TAHUN AWAL
Bagi pengarang, etika merupakan isu yang menarik dan menjadi bahan pembicaraan yang
rutin selama tiga tahun ia bekerja. Yang menjadi perhatian utama menyangkut etika adalah
bagaimana studi kasus dibahas. Kasus yang selama ini diangkat, walaupun merupakan hal yang
umum, namun dirasa belum menggambarkan keseluruhan masalah etika yang ada.
Pengertian Etika
Bagi pengarang,mendefinisikan pengertian etika merupakan hal yang penting. Hal ini agar
bisa melihat pembahasan kasus secara lebih jelas. Etika, selain merupakan ketaatan pada
kode etika, juga merupakan studi atas tindakan, cirri-ciri dan akhir dari manusia. Etika
merupakan ketaatan pada prinsip moral, mutu dan praktek. Pada akhirnya, etika hanya
merupakan sebuah ketaatan pada sejumlah prinsip dan prioritas yang dianggap tinggi dan
terukur.
Isu Etika
Menurut definisi pengarang, terdapat tiga kelompok dasar dari masalah etika. Yang
pertama adalah wilayah dimana selalu terdapat jawaban yang benar apapun tekanan dan
keadaannya. Contoh bagi hal ini adalah bahwa akuntansi merupakan profesi yang
menawarkan keahlian dan waktu. Dengan demikian merupakan hal yang penting bagi para
akuntan muda untuk membebankan waktu penugasan atas klien.
Kelompok kedua dihadapkan pada masalah yang lebih pribadi dan internal dimana
tidak terdapat jawaban yang benar secara mutlak. Masalah yang biasanya ada pada
kelompok ini biasanya berada diluar arus. Kadangkala, tekanan yang dihadapi sehingga
memaksa untuk keluar dari profesi ini. Biasanya yang merupakan masalah adalah ketika
terdapat konflik atas komitmen dimana terdapat perasaan yang kuat atas satu jenis prioritas
namun melupakan yang lainnya. Salah satu cara untuk menghadapi hal ini adalah dengan
membagi pengalaman antar individu. Namun, perlu diingat. Jika terdapat suatu pergulatan
yang melibatkan nilai utama bagi dirimu sendiri, maka hal tersebut jelas merupakan suatu
dilema etika.
Kelompok terakhir sayangnya terlalu sering terjadi dalam profesi. Keadaan ini seperti
ketika seorang akuntan muda merasakan tekanan dari manajer ataupun klien walaupun dia
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
merasa mempunyai posisi yang tepat. Selain itu, seringkali para akuntan muda tidak siap
dalam menghadapi masalah ini. Dalam menghadapi dilema ini, maka para akuntan muda
harus menyatakan ketidaksetujuannya kepada atasan. Jangan berasumsi bahwa hal ini hanya
akan menjadi hal yang sia-sia.
B. ISU ETIKA AKUNTAN PEMULA – TAHUN-TAHUN SELANJUTNYA
Sebagaimana dijelaskan dalam awal-awal penjelasan pada bab-bab sebelumnya, Terdapat tiga
faktor yang umum ditemui dalam kasus kecurangan mungkin mempunyai dampak pada keadaan
etika. Dr. Albrecht menjelaskan bahwa :
1. Pertama, harus terdapat tekanan, berupa keuangan dan pada seorang
individu.
2. Kedua, harus ada kesempatan untuk melakukan sesuatu yang salah.
3. Ketiga, individu tersebut harus mampu untuk merasionalisasi apa yang sedang dia
lakukan.
Perhatian Utama bagi Akuntan Pemula
Akuntan baru mempunyai dua perhatian utama ketika mereka mendapatkan tugas pertama
mereka. Yang pertama adalah penampilan mereka. Mereka harus bekerja berdasarkan
standar yang ditetapkan firma mereka dan juga berdasar standar pribadi masing-masing.
Perhatian kedua adalah keinginan untuk maju dalam firma secepat mungkin. Perhatian ini
berujung pada tekanan yang nyata maupun semu, yang dapat membawa akuntan untuk
melakukan tindakan yang melanggar kode etika profesi ataupun pribadi.
Pengukuran Penampilan
Cepat tidaknya seorang akuntan maju dalam firma ditentukan atas penampilannya.
Akuntan baru dievaluasi berdasarkan tingkat pembebanan dan mutu kerja. Untuk yang
pertama, bagi para akuntan baru, adalah sangat penting untuk memelihara tingkat
pembebanan kerja yang tinggi. Hal ini dapat mengarah pada tindakan tidak etis. Namun di
lain pihak, terdapat keadaan dimana tidak diperbolehkan untuk melaporkan jam kerja yang
benar-benar dilakukan. Hal ini biasa berlaku bagi yang mempunyai tingkat waktu kerja yang
melebihi batas.
Evaluasi kedua adalah mutu kerja. Kebutuhan untuk menghasilkan produk yang
bermutu dalam jangkauan anggaran mungkin membawa tekanan bagi beberapa akuntan
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
sehingga mengkompromikan standar etika mereka. Isu lain yang berkaitan dengan mutu
kerja biasanya terletak pada apakah keadaan yang dihadapi merupakan hal yang etis atau
tidak. Dalam situasi ini, beberapa akuntan merasa jika tidak setuju untuk ditugaskan atau
enggan, maka akan membahayakan percepatan dan penugasan masa depan mereka di
firma.Terdapat beberapa tekanan ketika kita dibebankan pekerjaan yang sebetulnya kita
tidak siap untuk menghadapinya.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Terdapat banyak jenis tekanan yang dihadapi oleh akuntan baru yang berasal dari
keinginan untuk bekerja dan maju dalam firma mereka. Kesempatan untuk melakukan
tindakan tidak etis tersedia dalam lingkungan akuntan publik, dan banyak akuntan muda
terlatih untuk merasionalisasi tindakan mereka.
Sebagai penutup, terdapat beberapa saran bagi keadaan yang mungkin dihadapi oleh
para akuntan muda. Yang pertama adalah kita harus bekerja sebelum batas waktu.
Berikutnya adalah dengan mencari seorang mentor. Mentor haruslah seorang yang dapat
dipercaya dan dapat diajakbicara mengenai masalah yang dihadapi. Lebih dianjurkan untuk
mencari yang dapat bergaul secara informal.
Pembahasan etika di dalam praktek akuntansi telah menjadi perdebatan yang
menarik untuk diikuti, yang dipermasalahkan adalah mengapa dibutuhkannya etika dalam
praktek akuntansi dan apa kegunaannya bagi kemajuan akuntansi itu sendiri. Tentu etika itu
ada dalam setiap orang, namun masalahnya adalah bagaimana orang tersebut
mengimplementasikan etika dalam semua segi kehidupannya termasuk dalam praktek
akuntansi. Dalam hal ini, etika merupakan jalan hidup yang melibatkan orang tersebut dan
merupakan cara untuk menghadapi ambiguitas moral yang menantang kita dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi para akuntan, etika juga terkait dengan keadaan masyarakat, profesi dan klien
individu. Seseorang yang bertindak sebagai akuntan seringkali dihadapkan dengan fakta
yang harus kita kendalikan dan kita selesaikan dengan tenang. Namun dalam menghadapi
fakta tersebut, seringkali kita mengabaikan aspek etika yang terkait dengan fakta atau kasus
yang kita hadapi. Selain itu para ahli akuntansi juga mempunyai kewajiban untuk
memahami bahwa akuntansi melayani masyarakat dan tidak pada perusahaan dimana
mereka bekerja. Kita seringkali diingatkan mengenai peristiwa yang kita hadapi yang terjadi
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
akibat hal ini tidak dipatuhi. Isu etika juga timbul akibat adanya kewajiban para akuntan
bagi profesi dan harapan akuntan di dalam profesi. Masalah besar yang terdapat pada
akuntansi adalah pada kelebihan standar akuntansi. Akibat terlalu banyaknya peraturan dan
hukum, maka pelaku bisnis termasuk akuntan cenderung mencari celah hukum sebagai
upaya untuk menghindari diri mereka untuk membuat keputusan secara individu. Suasana
seperti ini tentu jelas akan menimbulkan isu etika.
Adanya berbagai hukum, peraturan, dan standar bagi akuntansi pada dasarnya dibuat
untuk menghadapi berbagai perkembangan bisnis yang sedemikian pesat. Namun demikian,
kita pada akhirnya cenderung kehilangan arah mengenai apa sebenarnya makna dari
pekerjaan akuntansi. Akibatnya, praktek akuntansi bisa saja cenderung mengarah pada suatu
suasana dimana mereka kehilangan independensi. Jika sudah demikian, maka akan timbul
ketidakpekaan terhadap etika pada individu, sehingga menjadi ancaman terbesar bagi profesi
akuntansi.
Ambiguitas yang timbul akibat beberapa ketidakjelasan atau kekurangan dalam
praktek akuntansi itu sendiri pada akhirnya melahirkan kebutuhan akan sebuah etika.
Apalagi masalah yang timbul mengenai etika seringkali berada pada wilayah yang bersifat
abu-abu, sehingga dibutuhkan pemahaman dan pengamatan yang jeli dan mendalam untuk
memecahkan hal tersebut. Untungnya, para ahli akuntansi telah menyusun sebuah kode baru
mengenai etika. Cukup sulit untuk membuat hal ini, namun hasilnya cukup memberi sebuah
kontribusi yang dapat memperjelas masalah yang berada pada wilayah abu-abu tersebut.
Adanya berbagai hal tersebut membuat kita harus siap mengahadapi kenyataan bahwa isu
etika merupakan isu moral. Sayangnya masyarakat modern saat ini cenderung merasa tidak
nyaman dan malu untuk mengangkat isu moral secara langsung. Namun demikian, kita tetap
harus sensitif atas motivasi kita sendiri dan tidak mengaburkan mana yang benar dan mana
yang salah.
Tetapi siapakah yang bertanggungjawab atas kepekaan kita terhadap etika? Dan
bagaimana pula cara mencapainya? Tanggungjawab ini terletak pertama kali pada individu,
karena etika pada dasarnya adalah masalah pribadi yang tidak bisa kita limpahkan pada
individu lainnya. Individu harus secara sadar memusatkan perhatian pada pembahasan etika.
Dia harus mengetahui hakekat dibalik adanya peraturan yang ada dan memikirkan kenapa
aturan diperlukan atau dengan kata lain substansi dibalik bentuk aturan tersebut. Meskipun
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
demikian, individu juga berhak mendapat dukungan dari orang lain, yaitu dari profesi itu
sendiri. Hal ini dapat diwujudkan dengan memusatkan perhatian pada tujuan dari peran dan
penampilan dari profesi tersebut.
Kita membutuhkan aturan untuk membantu kita dalam menemukan pemecahan
melalui transaksi yang begitu kompleks dan instrumen keuangan. Kita membutuhkan aturan
tersebut untuk mencapai konsistensi yang memungkinkan di dalam pembuatan keputusan
secara profesional. Kita juga membutuhkan aturan sebagai pengingat: akuntan dan auditor,
seperti manusia pada umumnya, cenderung untuk disesuaikan secara rasional terhadap apa
yang mereka ingin untuk lakukan, dan mereka juga membutuhkan peraturan untuk
menperingatkan mereka bahwa tindakan yang mungkin melakukan persetujuan terhadap
sesuatu hal, jika bukan kenyataan, merupakan independensi.
Tetapi kita membutuhkan suatu petunjuk. Pada awalnya, dalam gambaran kita, hal
ini dibutuhkan sebagai kerangka kerja konseptual yang terintegrasi. Kita membutuhkannya
untuk mengetahui apakah kegunaan akuntansi dan laporan keuangan kita, yaitu apa yang
pengguna inginkan dan butuhkan dengan ukuran terhadap apa yang disediakan oleh
akuntansi dan pelaporan yang disediakannya. Dengan kata lain, profesional membutuhkan
petunjuk dalam hal yang obyektif, daripada memiliki kesadaran secara khusus atas peraturan
yang rinci.
Sekolah diyakini dapat meningkatkan sensitivitas terhadap etika. Sejumlah individu
dan organisasi menyediakan atau membantu dalam mendesain suatu program untuk
mengajarkan etika bisnis. Sebuah program yang terintegrasi harus melibatkan seluruh atau
bagian dari tiga metode: pembelajaran atau bagian pembelajaran diarahkan untuk etika
secara umum dan etika bisnis secara spesifik, studi kasus bahwa dilema etika terintegrasi
dengan permasalahan bisnis secara nyata, sketsa pendek yang dapat dipersingkat melalui
studi lain untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran siswa mengenai etikaMerupakan
hal yang tidak adil untuk menduga bahwa praktisi individu dan pendidik sendirian butuh
untuk dibuat lebih sensitif terhadap mendesaknya etika. Perlakuan sama terhadap
perusahaan dan bisnis profesional. Mereka harus terkait dengan perhatian etika melalui
pelatihan terhadap pekerja mereka dengan melakukan pembaharuan terhadap tekhnik
kemampuan mereka
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
ETIKA BISNIS DAN PROFESI