parlemen pemula

101
Perlemen bagi Pemula Ahmad Hanafi Arbain Editor Danardono

Upload: arbain

Post on 01-Apr-2016

261 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Parlemen Bagi Pemula

TRANSCRIPT

Page 1: Parlemen pemula

Perlemen bagi Pemula

Ahmad HanafiArbain

EditorDanardono

Page 2: Parlemen pemula

Perlemen bagi Pemula

Disusun oleh:Ahmad HanafiArbain

Editor:Danardono

Tata letak dan Desain Sampul:Taufik Bayu Nugroho

Page 3: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula iii

Kata Pengantar

“Apa persepsi kalian terhadap DPR? Tuliskan dalam tiga bagian; positif, negatif, dan netral” Mana yang lebih banyak? Dalam setiap pelatihan parlemen yang diadakan Indonesian Parliamentary Center (IPC), ada hal yang selalu sama di antara para peserta; persepsi negatif selalu jauh lebih banyak ketimbang yang netral, apalagi positif. Ini sama dengan berbagai survei persepsi publik yang menempatkan DPR dalam deretan lembaga terkorup.

DPR sendiri bukannya tidak sadar. Tahun 2006, dibentuk Tim Peningkatan Kinerja DPR RI yang melakukan analisa terhadap sejum-lah permasalahan di DPR. Tapi sayang, implementasi atas berbagai rekomendasi tim tersebut sangat lamban. Tujuan buku kecil ini, tentu tidak memadai jika dimaksudkan untuk melakukan koreksi atas ragam keruwetan yang menggurita itu. Buku ini diadakan untuk menjawab dengan singkat; apa itu DPR dan bagaimana lembaga ini bekerja?

Penilaian selanjutnya diserahkan kepada pembaca. Misalnya; dalam buku ini disajikan rincian uang yang diterima anggota DPR saat reses dan ada pula form pertanggungjawabannya. Silakan mengira-ngira sendiri, apa yang akan terjadi dalam sistem yang seperti itu. Ha-ti-hati, barangkali dengan membaca buku ini, anda makin terbenam dalam kegundahan. Ya, buku ini memang bukan untuk melenyapkan rasa itu, tetapi memfasilitasi hadirnya sebuah kegundahan yang ber-mutu. Bermutu, karena ia disandarkan pada pemahaman, bukan ikut-ikutan.

Sebagai warga negara, memahami DPR bukan untuk pemua-san gaya intelektual. Ada bermacam tujuan, mulai dari yang sederhana

Page 4: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemulaiv

hingga yang sangat penting menyangkut berbagai hak kita sebagai warga negara. Misal; bagaimana memperjuangkan hak pekerja yang dipecat tanpa pesangon, guru honor yang tidak dibayar gajihnya, atau seorang istri/suami yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan aneka cadangan persoalan lain. Semua ini tentu memerlukan in-strumen penyaluran yang konstitusional dan menyelesaikan. Buku ini memberi petunjuk awal untuk itu.

Oya, selesai membaca buku ini, jangan lupa datang ke DPR (kalau mampu). Bukan hanya sekedar bahwa DPR itu ada dan masih berkantor di Senayan karena aktifitasnya yang nyaris tak terdengar. Se-perti tertulis di dalam buku, DPR adalah rumah rakyat. Tidak diperlu-kan alasan yang sok penting untuk datang ke tempat ini. Mau datang, ya datang saja, seperti petunjuk di buku. Mungkin bisa disebut sebagai wisata politik. Ada banyak hal menarik, mulai dari arsitektur bangu-nan, arsip-arsip masa awal Republik ini berdiri hingga menyaksikan sidang para wakil kita. Indonesian Parliamentary Center (IPC), akan berupaya semaksimal mungkin membantu anda memahami parle-men. Jakarta, Mei 2009 Salam SulastioDirektur IPC

Page 5: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula v

Kata Pengantar_______________iiiDaftar Isi_______________v Pendahuluan_______________x BAB I Mengenal DPR_______________2Sejarah DPR_______________4Kesibukan awal DPR_______________7

BAB II Struktur DPR_______________20Fraksi_______________20Alat kelengkapan_______________24

BAB IIIFungsi-Fungsi DPR_______________38Legislasi_______________38Pengawasan_______________46Penganggaran_______________ 55Representasi_______________65

BAB IV Sekretariat Jenderal_______________ 76Tugas dan Fungsi_______________76 Struktur Sekjen_______________79

Daftar Isi

Page 6: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemulavi

AIPO : Asean Inter-Parliamentary OrganizationAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BAMUS : Badang MusyawarahBALEG : Badan Legislasi BKSAP : Badan Kerjasama Antar Parlemen BK : Badan Kehormatan BP KNIP : Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia PusatBPK : Badan Pemeriksa Keuangan BURT : Badan Urusan Rumah TanggaDapil : Daerah Pemilihan DPD : Dewan Perwakilan DaerahDPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia F-PG : Fraksi Partai GolkarF-PDIP : Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan F-PPP : Fraksi Partai Persatuan Pembangunan F-PD : Fraksi Partai DemokratF-PAN : Fraksi Partai Amanat NasionalF-PKB : Fraksi Partai Kebangkitan BangsaF-PKS : Fraksi Partai Keadilan Sejahtera F-BPD : Fraksi Partai Bintang Pelopor DemokrasiF-PBR : Fraksi Partai Bintang ReformasiF-PDS : Fraksi Partai Damai SejahteraGAPI : Gabungan Politik Indonesia HAP : Hubungan Antar ParlemenHAM : Hak Asasi Manusia Hapsem : Hasil Pemeriksaan SemesterHumas : Hubungan Masyarakat

Daftar Singkatan

Page 7: Parlemen pemula

IPU : Inter-Parliamentary UnionKNP : Komite Nasional Pusat KNIP : Komite Nasional Indonesia PusatKMB : Konferensi Meja BundarLKPP : Laporan Keuangan Pemerintah PusatLNPD : Lembaga Pemerintah Non Departemen NKRI : Negara Kseatuan Republik Indonesia PANGGAR : Panitia AnggaranPANSUS : Panitia KhususPAW : Pergantian Antar WaktuPamdal : Pengamanan DalamPanja : Panitia Kerja PEMILU : Pemilihan UmumProlegnas : Program Legislasi NasionalPUAP : Program Usaha Agribisnis PedesaanP3DI : Pusat Pengkajian dan Pengolahan Data dan InformasiRaker : Rapat Kerja RAPBN : Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraRDP : Rapat Dengar PendapatRDPU : Rapat Dengar Pendapat Umum RIS : Republik Indonesia SerikatRKA-K/L : Rencanan Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga RKP : Rencana Kerja Pemerintah RUU : Rancangan Undang-UndangSAL : Saldo Anggaran LebihSEB : Surat Edaran Bersama Susuduk : Susunan dan Kedudukan (UU No. 22/2003)UU : Undang-Undang

Page 8: Parlemen pemula
Page 9: Parlemen pemula

Pendahuluan

Page 10: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemulax

Tak kenal maka tak sayang, begitu kata bijak yang sering kita dengar. Nah, apa jadinya jika yang tak kita kenal adalah DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), sebuah lembaga, yang di sana seluruh lapisan masyarakat diatasnamakan oleh mereka, para Anggota Dewan. Ingatlah spanduk-spanduk para calon Anggota DPR, kata rakyat, masyarakat, biasanya tak pernah ketinggalan. Tak salah tentunya, karena mereka memang berkompetisi untuk mewakili masyarakat di daerah pemilihannya (dapil).

Hampir semua persoalan di sekitar kita, ada badan khusus yang menanganinya di DPR. Apapun profesinya, pengusaha, buruh, juragan, petani, nelayan, guru, anak sekolah, bocah bayi yang baru lahir dan masih banyak lagi. Kesemuanya profesi ter-sebut memiliki kepentingan terhadap DPR. Seorang guru, misalnya, tentu sudah kenyang dengan pujaan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi bagaimana jika gaji seorang guru pada kenyatannya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari? Maka manfaatkanlah wakil anda di DPR. Tapi ke bagian mana? Kepada siapa? Terus, bagaimana caranya? Dan banyak pertanyaan lain.

Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tahukah anda bahwa dampak sesungguhnya karena kita tak kenal DPR, lebih besar dari sekadar “tak sayang” pada DPR. Bisa jadi hak-hak warga Negara yang harus dipenuhi oleh Negara justru terabaikan.

Pendahuluan

Page 11: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula xi

Hak tersebut antara lain hak kesejahteraan, pendidikan, keamanan, dan sebagainya. Jika kita tidak tahu, bisa jadi anggarannya tidak tepat penggunaannya dan rentan dikorupsi. Mereka menjadi kaya raya, sementara warga yang diwakilinya tetap saja dalam kemiskinan. Lebih parah dari “tak sayang” bukan?

Di tengah ragam pilihan ini, maka kita perlu mencari siapa yang layak untuk dijadikan wakil. Tetapi sesungguhnya tugas itu tidak berakhir saat pilihan ditetapkan dalam bilik suara. Momen tersebut baru awal peran sebagai warga negara. Tugas selanjutnya adalah mengawasi kerja-kerja mereka di DPR. Untuk itu, adalah keharusan mengenal lembaga ini terdiri dari apa saja, dan bagaimana mereka bekerja. Nah, untuk mengenalkan DPR itulah, buku ini ditulis.

Page 12: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemulaxii

Page 13: Parlemen pemula

Bab 1

Page 14: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula2

Berwisata ke DPR

Politics is fun, begitu motto salah satu partai politik ketika mengajak anak-anak SMA melihat-lihat gedung DPR dan ragam aktivitas yang ada di dalamnya. Perdebatan di DPR, dengan nada tinggi, kemarahan, dan luapan emosi lainnya bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk disaksikan. Tak hanya itu, DPR juga menyimpan sejarah menarik tentang bangsa ini. Ya, mulai dari gedungnya yang unik sampai arsip-arsip rapat anggota DPR sejak awal kemerdekaan.

DPR merupakan rumah rakyat, yang semestinya terbuka dan mudah bagi masyarakat yang diwakili untuk berkunjung ke sana. Baik untuk menyaksikan anggota DPR yang bersidang, mencari informasi tentang RUU, UU, Prolegnas, ketemu anggota DPR atau hal lain. Tapi untuk ke DPR, kita tak harus selalu membawa tujuan penting. Sekadar jalan-jalan atau makan di kantin DPR pun tidak menjadi masalah.

Pertanyaannya, sebagai lembaga Negara tentu ada prosedur umum yang harus diikuti. Apa saja yang perlu dipersiapkan ketika ingin ke DPR?

Anda perlu membawa kartu identitas, bisa KTP, SIM, kartu pelajar, atau sejenisnya. Ini tentu standar umum bukan hanya ke

BAB I

Mengenal DPR

Page 15: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 3

DPR, tapi juga lembaga-lembaga Negara lain, bahkan kalau mau ke RT.

Jika membawa mobil, pintu masuknya bisa melalui gerbang pintu masuk yang ada di Jl. Gatot Subroto atau melalui gerbang belakang di Jl. Gelora. Ketika masuk, “kaca mobil harap dibuka”, itu adalah petunjuk pertama. Selanjutnya, mobil akan diperiksa di pos petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR. Di pos tersebut kartu identitas ditukarkan dengan tanda bukti sebagai pengunjung/tamu. Jika jumlah pengunjung lebih dari satu dapat diwakilnkan. Setelah itu mobil dipersilahkan jalan melalui jalur khusus tamu. Di sini, mobil dihentikan sebentar, bagasi diminta untuk dibuka, kemudian diperiksa dengan metal detector. Setelah itu, menuju tempat parkir yang akan dipandu oleh petugas Pamdal.

Pengguna sepeda motor hanya melalui Jl. Gelora. Pintu masuknya berdekatan dengan pintu masuk mobil. Begitu melewati pintu gerbang, Pamdal segera meminta anda untuk meninggalkan

Page 16: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula4

kartu identitas dan ditukar dengan tanda bukti pengunjung/tamu. Tanda bukti tersebut berguna untuk mengambil kembali kartu identitas. Usai mendapat tanda bukti pengunjung, pamdal akan menunjukkan anda dimana parkir motor berada.

Bagi pejalan kaki bisa melewati dua pintu, pintu gerbang di Jl. Gatot Subroto maupun pintu gerbang di Jl. Gelora. Pada kedua pintu tersebut anda akan menempuh prosedur yang sama, menukarkan tanda pengenal dengan tanda bukti pengunjung. tanda bukti pengunjung tersebut merupakan identitas sah, selama anda berda dalam gedung DPR RI.

Untuk mendapatkan akses terhadap berbagai kegiatan di DPR dan dokumen-dokumen yang terbuka untuk public, prosedurnya lebih panjang dari hanya sekedar berkunjung. Dari kalangan pers cukup mudah untuk mendapatkan akses, asalkan ada kartu pers. Sedangkan untuk pemantau harus mendaftarkan diri di bagian Sekretariat Jenderal DPR sebagai pemantau dengan surat pengantar dari lembaga untuk mendapatkan kartu identitas, agar bisa mengakses kegiatan dan dokumen di DPR. Tapi sebelum memasuki materi tersebut, mari kita lihat dulu bagaimana pada awalnya DPR terbentuk.

Sejarah DPR

DPR atau yang sering disebut Dewan atau parlemen memiliki sejarah panjang di negeri ini. Pada 16 Desember 1916, Penjajah Belanda membentuk lembaga semacam parlemen yang disebut Volksraad. Pemilihan anggota Volksraad diawali dengan pembentukan berbagai Dewan Kabupaten dan Haminte Kota, dimana setiap 500 orang Indonesia berhak memilih Wali Pemilih (Keesman). Kemudian Wali Pemilih inilah yang memilih sebagian

Page 17: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 5

anggota Dewan Kabupaten. Setiap provinsi mempunyai Dewan Propinsi yang sebagian anggotanya dipilih oleh Dewan Kabupaten dan Haminte Kota di provinsi tersebut. Sebagian besar anggota Dewan Propinsi yang umumnya dari bangsa Belanda, diangkat oleh Gubernur Jenderal. Fungsi Volksraad saat itu hanya sebagai penasehat bagi Gubernur Jenderal.

Karena Volksraad tidak menyuarakan kepentingan rakyat, sejumlah organisasi berupaya merancang sendiri pembentukan sebuah parlemen. Pada 26 Oktober – 2 November 1919, organisasi Sarekat Islam mengadakan Kongres Nasional II, yang salah satu hasilnya adalah membentuk Dewan Perwakilan Rakyat yang terdiri dari Eerste Kamer (Majlis Tinggi) dan Tweede Kamer (Kamar Kedua). Pada tahun 1939, Kongres Rakyat Indonesia memutuskan mencapai Indonesia untuk ber-Parlemen. Pada 31 Januari 1941, Gabungan Politik Indonesia (GAPI) mencanangkan pembentukan parlemen.

Pada awal kemerdekaan (1945-1949). lembaga Negara belum terbentuk, maka sebagai lembaga perwakian dibentuklah Komite Nasional Pusat (KNP). Anggotanya 60 orang. Selanjutnya, karena perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB), Bentuk NKRI berubah menjadi RIS (1949-1950). Parlemen RIS dibagi menjadi dua kamar. Senat dan DPR, yang berjumlah 146 orang +32 orang. Pada tahun 1950-1956, perwakilan kita berbentuk DPR Sementara. Kemudian, pada 15 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS mengadakan rapat yang salah satu keputusannya adalah kembali pada bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1955, Indonesia melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) dengan jumlah anggota 272 orang dan anggota konstituante 542 orang. Untuk lebih jelas bagaimana DPR sejak zaman penjajahan Belanda dan hingga saat ini, mari kita tabel di bawah:

Page 18: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula6

Periode Nama Parlemen

Jumlah Anggota Masa Tugas

Pra Ke-merdekaan

Volksraad 1918 – 1942

Kemerde-kaan

1. KNP/KNIP2. KNIP

60103

29/8/1945 - 16/10/1945

Pasca ke-merdekaan

1. DPR dan Senat RIS2. DPR Sementara

146 + 32 15/2/1950 - 16/8/1950

16/8/1950 - 23/3/1956

Pemilu I (1955)

1. DPR RI terdiri dari DPR dan Konstitu-ante

2. DPR (Dekrit Presi-den)

3. DPR Gotong Royong (zaman orde lama)

4. DPR Gotong Royong Minus PKI

5. DPR Gotong Royong (Orde Baru)

272 (DPR)542 (Konsti-tuante)262

283

(semua diang-kat)414

23/3/1956 - 22/7/1959

22/7/1959 - 26/7/1960

26/6/1960-15/11/1965

15/11/1965-19/11/1966

19/11/1966 -28/10/1971

Page 19: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 7

Periode Nama Parlemen

Jumlah Anggota Masa Tugas

Pemilu II (1971)Pemilu III (1977)Pemilu IV (1982)Pemilu V (1987)Pemilu VI (1992)Pemilu VII (1997)Pemilu VIII (1999)Pemilu IX (2004)Pemilu X (2009)

DPR RI

DPR RI

DPR RI

DPR RI

DPR RI

DPR RI

DPR RI

DPR RI

DPR RI

360 dipilih + 100 diangkat360 dipilih + 100 diangkat360 dipilih + 100 diangkat400 dipilih + 100 diangkat400 dipilih + 100 diangkat400 dipilih + 100 diangkat462 dipilih + 38 diangkat550 dipilih

600 dipilih

28/10/1971 - 30/9/1977

1/10/1977 - 30/9/1982

1/10/1982 - 30/9/1987

1/10/1987 - 30/9/1992

1/10/1992 - 30/9/1997

1/10/1997 - 30/9/1999

1/10/1999 - 30/9/2004

1/10/2004 – 30/9/2009

1/10/2009 – 30/9/2014

Kesibukan awal Anggota DPR

DPR dipilih memalui pemilihan umum (pemilu). Mereka dipilih mewakili daerah pemilihan yang sudah ditetapkan dan diusulkan oleh partai politik. Daerah pemilihan menggambarkan masyarakat yang diwakili, sedangkan partai politik menggambarkan profil visi dan misi yang hendak diperjuangkan oleh anggota dewan setelah terpilih.

Setelah ditetapkan sebagai Anggota DPR, mereka mengadakan rapat untuk memilih pimpinan sementara DPR.

Page 20: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula8

Tatib DPR 2004-2009, merumuskan bahwa Mengenai Pimpinan Sementara DPR terdiri dari satu orang Ketua dan satu orang Wakil Ketua dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan kedua di DPR. Jika lebih dari satu partai politik yang memperoleh kursi terbanyak sama, maka posisi Ketua dan Wakil ketua Sementara dirumuskan secara musyawarah oleh wakil partai politik bersangkutan.

Setelah terpilih pimpinan sementara, kesibukan selanjutnya adalah merumuskan tata tertib DPR dipimpin oleh Pimpinan Sementara. Sebenarnya DPR periode sebelumnya telah membuat rumusan tatib yang baru menyesuaikan dengan UU Susunan dan Kedudukan MPR/DPR/DPD/DPRD yang baru, tetapi tatib tersebut tidak mengikat DPR periode mendatang. Karena itu, sangat dimungkinkan terjadi perubahan. Pengubahan tatib oleh DPR periode sebelumnya biasanya hanya untukn membantu DPR baru dalam bekerja di awal masa persidangan.

Page 21: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 9

Ada tiga hal penting yang menjadi pembahasan awal pada tata tertib DPR, terkait kegiatan awal persidangan, yaitu pembentukan fraksi, pemilihan pimpinan DPR, dan pemilihan pimpinan alat kelengkapan DPR lainnya. Mengingat jadwal yang sangat singkat, pembahasan tatib di awal persidangan DPR hanya dilakukan terhadap pasal-pasal yang mengatur ketiga hal di atas, sebelum pada akhirnya akan dilakukan perubahan secara menyeluruh terhadap seluruh ketentuan yang ada dalam tatib DPR, sesuai dengan kebutuhan DPR saat itu.

Secara keseluruhan, pasal 102 ayat (4) UU No 22 Tahun 2003 menyebutkan bahwa peraturan tata tertib DPR sekurang-kurangnya meliputi tata cara:

a. Pengucapan sumpah/janjib. Pemilihan dan penetapan pimpinanc. Pemberhentian dan penggantian pimpinand. Penyelenggaraan sidang/rapate. Pelaksanaan fungsi, tugas, kewajiban, dan wewenang serta hak

anggota/lembagaf. Pengaduan dan tugas badan kehormatan dalam proses

penggantian antar waktug. Pembentukan, susunan, tugas, dan wewenang serta kewajiban

dalam alat-alat kelengkapanh. Pembuatan keputusani. Pelaksanaan konsultasi antara legislatif dan eksekutifj. Penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasi masyarakatk. Pelaksanaan hubungan kerja sekretariat dan pakar/ahli, danl. Pengaturan protokoler dan kode etik serta alat kelengkapan

lembaga.

Page 22: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula10

Setelah menyelesaikan rumusan-rumusan tatib di atas, para Anggota DPR saling melakukan diskusi dan lobi-lobi antar partai agar mendapatkan posisi pimpinan alat kelengkapan DPR terutama pimpinan DPR, saat rapat paripurna. Proses lobi-lobi inilah yang menyita waktu paling banyak pada awal-awal masa tugas DPR.

Mengapa posisi Pimpinan DPR sangat diperebutkan?Kajian Pusat Pengkajian dan Pengolahan Data dan Informasi

(P3DI) menyebutkan, dari 97 peran Pimpinan DPR yang dimuat dalam Tatib DPR, ada 39 peran yang dapat dikategorikan peran administratif, 42 peran politik, dan 16 peran administratif yang dapat dijadikan peran politis. Berikut daftarnya:

Page 23: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 11

No Aturan Tatib Ket1 Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil

sidang untuk diambil keputusan27 (1) huruf a A

2 Menyusun rencana kerja dan mengadakan pem-bagian kerja antara Ketua dan Wakil Ketua

27 (1) huruf b A

3 Menjadi juru bicara DPR 27 (1) huruf c P

4 Melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPR

27 (1) huruf d P

5 Mengadakan konsultasi dengan Presiden dan Pimpinan Lembaga Negara lainnya

27 (1) huruf e P

6 Mewakili DPR dan/atau alat kelengkapan DPR di pengadilan

27 (1) huruf f P

7 Melaksanakan keputusan DPR berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi Anggota sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

27 (1) huruf g P

8 Menetapkan arah kebijakan umum dan strategi pengelolaan anggaran DPR

27 (1) huruf h P

9 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan dalam rapat paripurna DPR

27 (1) huruf i P

10 Menentukan kebijaksanaan kerjasama antar parle-men berdasarkan hasil Rapat Badan Kerjasama Antar-Parlemen dan dilaporkan kepada Badan Musyawarah

27 (3) huruf a P

11 Mengadakan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas komisi serta alat kelengkapan DPR yang lain

27 (3) huruf b A

12 Mengadakan konsultasi dengan Pimpinan Fraksi apabila dipandang perlu

27 (3) huruf c P

13 Mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal dengan dibantu oleh Badan Urusan Rumah Tangga

27 (3) huruf d A

14 Menghadiri rapat alat kelengkapan DPR yang lain apabila dipandang perlu

27 (1) huruf e A

Page 24: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula12

No Aturan Tatib Ket15 Memberi pertimbangan atas nama DPR terhadap

sesuatu masalah atau pencalonan orang untuk jabatan tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, setelah mengadakan konsul-tasi dengan Pimpinan Fraksi dan Pimpinan Komisi yang bersangkutan

27 (1) huruf f P

16 Mengadakan Rapat Pimpinan DPR satu kali satu bulan dalam rangka melaksankan tugasnya

27 (1) huruf g A

17 Membentuk Tim atas nama DPR terhadap suatu masalah mendesak yang perlu segera

27 (1) huruf h P

18 Rangkap jabatan sebagai Pimpinan Bamus 30 (1) A

19 Pimpinan memimpin rapat pertama alat kelengka-pan dalam rangka pemilihan alat kelengkapan

36 (2), 41 (2), 45 (2), 50 (2), 54 (2), 67 (2)

P

20 Persetujuan Pimpinan untuk kunjungan kerja Komisi

37 (4) huruf e

21 Persetujuan Pimpinan untuk studi banding Komisi dalam masa sidang

37 (4) huruf f P

22 Persetujuan Pimpinan untuk Komisi yang akan melakukan raker dan RDP yang tidak merupakan ruang lingkup Komisi tersebut

42 (2) huruf f P

23 Persetujuan Pimpinan atas koordinasi dan konsul-tasi yang dilakukan oleh Badan Legislasi dengan pemerintah

42 (2) huruf b P

24 Persetujuan Pimpinan untuk kegiatan studi ban-ding Badan Legislasi

42 (2) huruf e A

25 Penugasan atau persetujuan Pimpinan kepada BKSAP untuk mengadakan hubungan dengan parlemen Negara lain

255 (2) huruf b

P

26 Persetujuan Pimpinan atas keinginan BKSAP me-ngadakan hubungan dengan organisasi interna-sional lainnya

55 (2) huruf c P

Page 25: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 13

No Aturan Tatib Ket27 Penugasan atau persetujuan Pimpinan atas keha-

diran BKSAP dalam pertemuan persahabatan55 (2) huruf d P

28 Pimpinan yang menerima (sekaligus menyalurkan) pengaduan secara tertulis kepada Badan Kehor-matan

60 (1) A/P

29 Pimpinan menyampaikan sanksi teguran tertulis kepada Anggota

62 (2) A

30 Pimpinan membacakan sanksi dalam Rapat Paripurna

62 (3) A

31 Pimpinan menyampaikan pemberhentian sebagai Anggota kepada Presiden

62 (4) A

32 Pimpinan menyampaikan Keputusan Presiden kepada Anggota yang diberhentikan

60 (5) A

33 Pimpinan (dengan memperhatikan pendapat pimpinan fraksi) dapat menetapkan acara dan jadwal DPR

74 (2) P

34 Pimpinan menyampaikan pidato pembukaan dan penutupan

75 (3), (4), (5), (6)

P

35 Pimpinan menyusun pidato Pimpinan 75 (7) P

36 Persetujuan Pimpinan atas penyimpangan tempat rapat

76 (4) P

37 Memberikan persetujuan atas Rapat Paripurna Luar Biasa

79 (1) huruf a P

38 Menghendaki Rapat Paripurna Luar Biasa 79 (1) huruf b P

39 Mengundang Anggota menghadiri Rapat Paripur-na Luar Biasa

79 (2) A

40 Memimpin Rapat Pimpinan Gabungan Komisi untuk pemilihan pimpinan

84 (3) A

41 Mengundang Rapat Kerja 92 (1) A

42 Mengundang Rapat Dengar Pendapat 93 A

43 Mengundang Rapat Dengar Pendapat Umum 94 A

44 Menerima usul perubahan acara (waktu dan masalah)

103 (1) A

Page 26: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula14

No Aturan Tatib Ket45 Mengusulkan perubahan acara Rapat Paripurna 104 (1) P

46 Mengundang seseorang dalam rapat-rapat DPR 119 (1) A

47 Menyampaikan RUU kepada Presiden untuk disahkan

123 (1) A

48 Mengirimkan surat kepada Presiden untuk me-minta penjelasan

123 (2) A/P

49 Menerima RUU dari Presiden 125 (1) A

50 Memberitahukan kepada Anggota masuknya RUU 126 (1) A

51 Menyampaikan RUU kepada pimpinan DPD 126 (2) P

52 Menerima usul inisiatif RUU 130 (3) A/P

53 Memberitahukan kepada Anggota masuknya usul inisiatif RUU

130 (4) A

54 Menyampaikan RUU DPR kepada Presiden dan Pimpinan DPD

130 (10) A

55 Menerima perubahan atau penarikan kembali usul inisiatif RUU

131 (3) P

56 Menerima surat pengantar Presiden dan me-nyampaikan kepada Pimpinan DPD (RUU dari Presiden)

139 (2) A

57 Menyampaikan surat kepada Presiden dan Pimpi-nan DPD (RUU dari DPPR)

139 (3) A

58 Menerima pertimbangan atas RUU tertentu dari DPR

139 (4) A/P

59 Memberitahukan kepada Anggota mengenai RUU dari DPD

139 (5) A

60 Menerima masukan RUU dari masyarakat (Pe-nyiapan RUU)

141 (2) P

61 Meneruskan masukan dari masyarakat kepada alat kelengkapan DPR (Penyiapan RUU)

141 (3) A

62 Menerima masukan atas RUU dari masyarakat (pembahasan RUU)

142 (2) P

63 Meneruskan masukan dari masyarakat kepada alat kelengkapan DPR (Pembahasan RUU)

142 (3) P

Page 27: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 15

No Aturan Tatib Ket64 Memberikan pertimbangan/konsultasi yang ditu-

gaskan peraturan perundang-undangan156 A

65 Memberitahukan kepada DPD mengenai rencana pemilihan anggota BPK

157 (2) P

66 Menerima pertimbangan DPD atas pemilihan anggota BPK

157 (3) A

67 Memberitahukan surat pencalonan Dubes untuk RI dalam rapat paripurna (Masa Sidang)

158 huruf a A/P

68 Membahas surat pencalonan Dubes bersama pimpinan Komisi dna Fraksi (Masa sidang)

158 huruf b P

69 Menyampaikan hasil konsultasi perihal pencalo-nan Dubes kepada Presiden (masa sidang)

158 huruf c P

70 Menyampaikan surat pencalonan Dubes untuk RI kepada Pimpinan Fraksi (Masa reses)

159 huruf a A

71 Membahas surat pencalonan Dubes bersama Pimpinan Komisi dan Fraksi (Masa reses)

159 huruf b P

72 Menyampaikan hasil konsultasi perihal pencalo-nan Dubes kepada Presiden (Masa reses)

159 huruf c A

73 Memberitahukan telah dilakukannya pembahasan surat Presiden mengenai pencalonan Dubes dalam Rapat Paripurna

159 huruf d A

74 Meneriama surat pencalonan Dubes dari Presiden dan memberitahukannya dalam Rapat Paripurna

160 huruf a A

75 Menerima laporan dari Komisi mengenai pemba-hasan Dubes

160 huruf b P

76 Menyampaikan hasil pembahasan Komisi menge-nai Dubes kepada Presiden

160 huruf c A

77 Mengetahui pengaturan mengenai teknis penyam-paian aspirasi dan pengaduan masyarakat yang dibuat oleh Sekjen

165 (3) P

78 Menerima laporan atas hasil Raker dan RDP terkait dengan pembahasan hasil pemeriksaan BPK

166 (5) P

79 Mengadakan konsultasi dengan pimpinan Fraksi 166 (6) P

Page 28: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula16

No Aturan Tatib Ket80 Menyampaikan kasus penyimpangan keuangan ke-

pada Kepolisian/Kejaksaan, dan kepada pimpinan instansi yang bersangkutan

170 (10) P

81 Membuat kesepakatan dengan Pimpinan Lembaga Negara lain mengenai mekanisme dan tata cara pertemuan konsultasi dan koordinasi

170 (10) P

82 Menerima usul interpelasi 171 (2) A/P

83 Memberitahukan masuknya usul interpelasi dan membagikan kepada Anggota

172 (1) A/P

84 Menerima pemberitahuan tentang perubahan atau penarikan kembali usul interpelasi

173 (2) A/P

85 Menyampaikan usul interpelasi kepada Presiden sekaligus mengundang Presiden

174 (1) A

86 Menerima usul angket 176 (2) A/P

87 Memberitahukan masuknya usul angket dan mem-bagikan kepada Anggota

177 A/P

88 Menerima pemberitahuan tentang perubahan atau penarikan kembali usul angket

180 (2) A/P

89 Menyampaikan keputusan DPR tentang angket kepada Presiden

181 (3) A

90 Menerima laporan Panitia Angket dan membagi-kannya kepada seluruh Anggota

182 (1) P

91 Menerima usul menyatakan pendapat 184 (2) A/P

92 Memberitahukan masuknya usul menyatakan pendapat kepada Anggota

184 (3) A/P

93 Menerima pemberitahuan tentang perubahan atau penarikan kembali usul menyatakan pendapat, membagikan kepada Anggota, dan menyampaikan kepada Presiden

188 (2) A/P

94 Menerima pertanyaan yang ditujukan kepada Presiden

193 (1) A/P

95 Meminta penjelasan kepada penanya (pertanyaan ditujukan kepada Presiden)

193 (2) P

Page 29: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 17

No Aturan Tatib Ket96 Meneruskan pertanyaan Anggota kepada Presiden 193 (3) A/P

97 Menerima laporan berkala tentang pengelolaan keuangan dari Sekjen

199 (4) P

Bagian perebutan pimpinan ini merupakan babak seru pada awal DPR terpilih setelah pemilu. Tak jarang, konflik politik antar partai menajam. Setelah semua posisi pimpinan DPR dan alat kelengkapan terpilih, mulailah DPR melaksanakan tugas-tugasnya. Yaitu melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran.

Page 30: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula18

Page 31: Parlemen pemula

Bab II

Page 32: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula20

Unsur-unsur DPR

DPR terdiri dari fraksi dan badan-badan yang dikenal dengan istilah alat kelengkapan DPR. Jumlah dan nama-nama fraksi, tergantung dari konstelasi anggota DPR hasil pemilu. Sementara itu, alat kelengkapan DPR, juga berkembang sesuai keperluan dan tuntutan masyarakat. Nah, penjelasan fraksi dan alat kelengkapannya di bawah ini, mengacu pada gambaran DPR periode 2004-2009. Mari kita lihat.

Fraksi

Pengertian fraksi

Fraksi didefinisikan sebagai pengelompokan berdasarkan konfigurasi partai politik di DPR hasil pemilihan umum. Istilah fraksi sendiri dikenal sejak DPR Sementara tahun 1950.

Kedudukan Fraksi

Dalam Peraturan Tata Tertib DPR, disebutkan bahwa fraksi bersifat mandiri dan dibentuk dalam rangka meningkatkan

BAB II

Struktur dan Alat Kelengkapan DPR

Page 33: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 21

kinerja dan efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban DPR (Pasal 14).

Susunan Fraksi

Sebuah fraksi, harus terdiri dari sekurang-kurangnya 13 (tigabelas) orang. Fraksi dapat dibentuk oleh gabungan anggota dari dua partai politik atau lebih. Bisa juga anggota yang bersangkutan mengajukan diri untuk bergabung dengan fraksi lain yang telah terbentuk, jika dia dan rekan-rekannya tidak memungkinkan untuk membentuk sebuah fraksi, atau tidak dilibatkan dalam pembentukan fraksi manapun. Sebab setiap Anggota DPR harus menjadi Anggota salah satu fraksi. (Pasal 16 huruf ayat 3)

Struktur Fraksi

Fraksi-fraksi di DPR, pada umumnya memiliki kesamaan struktur. Ada pimpinan yang terdiri dari satu ketua, beberapa orang wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan wakil bendahara. Di samping pimpinan inti, fraksi menunjuk sejumlah ketua kelompok komisi atau ketua kelompok alat kelengkapan yang mewakili anggota-anggota yang duduk pada masing-masing komisi. Semua posisi ini dan masa tugasnya ditentukan oleh kebijakan masing-masing fraksi.

Peran Fraksi

Fraksi memiliki peran penting sejak awal masa kerja DPR. Mengacu pada peraturan tata tertib DPR, pasal 23 ayat (2), calon Ketua dan Wakil Ketua diusulkan kepada Pimpinan Sementara

Page 34: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula22

secara tertulis oleh Fraksi dalam satu paket calon pimpinan yang terdiri atas 1 (satu) orang calon Ketua dan 3 (tiga) orang calon Wakil Ketua dari Fraksi yang berbeda, untuk ditetapkan sebagai paket calon dalam Rapat Paripurna.

Secara normatif, peraturan tata tertib DPR menyebutkan fraksi memiliki tugas mengkoordinasikan kegiatan anggotanya dalam melaksanakan tugas dan wewenang DPR. Selain itu, fraksi bertugas meningkatkan kemampuan, disiplin, keefektifan dan efisiensi kerja anggotanya.

Dalam proses legislasi, penganggaran, dan pengawasan, peran fraksi diperlukan dalam merumuskan pandangan dan pendapat mereka. Para anggota fraksi diharapkan mengikuti keputusan pimpinan dan rapat pleno serta tunduk kepada garis partai yang telah disepakati. Fraksi bisa menjatuhkan sanksi kepada anggota yang tidak mengikuti keputusan dan instruksi internal fraksi. Bahkan fraksi memiliki kewenangan untuk melakukan penggan-tian antar waktu (PAW) terhadap anggotanya.

Page 35: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 23

Dalam proses pengambilan keputusan di DPR, fraksi memegang peranan penting. Pasal 206 Peraturan Tata Tertib DPR menyebutkan, ”Setiap rapat DPR dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota rapat yang terdiri atas lebih dari separuh unsur fraksi,”

Fraksi juga berfungsi untuk mengontrol kerja Anggotanya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang dia wakili. Hal ini antara lain dilakukan dengan meminta Anggotanya untuk menyampaikan laporan hasil kunjungan selama masa reses.

Dalam agenda kerja DPR, fraksi diberi alokasi waktu khusus untuk melaksanakan rapat intern atau yang dikenal dengan rapat pleno fraksi, yaitu setiap hari Jum’at. Di luar itu, tentu masih dimungkinkan bagi fraksi untuk mengagendakan rapat intern selama tidak bersamaan dengan jadwal kerja di DPR.

Daftar Fraksi di DPR RI tahun 2008

No Fraksi Partai Politik Anggota

1 Fraksi Partai Golkar (F-PG)

Partai Golkar (127)Partai Karya Peduli Bangsa (2)

129

2 Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

109

3 Fraksi Partai Persatuan-Pembangunan (F-PPP)

Partai Persatuan Pembangunan 58

4 Fraksi Partai Demokrat (F-PD)

Partai Demokrat (56)Partai Pelopor (3)Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (1)

60

Page 36: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula24

No Fraksi Partai Politik Anggota

5 Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN)

Partai Amanat Nasional 53

6 Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-KB)

Partai Kebangkitan Bangsa 52

7 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS)

Partai Keadilan Sejahtera 45

8 Fraksi Partai Bintang Reformasi (F-PBR)

Partai Bintang Reformasi 14

9 Fraksi Partai Damai Se-jahtera (F-PDS)

Partai Damai Sejahtera 13

10 Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD)

Partai Bulan Bintang (11)Partai Demokrasi Kebangsaan (4)Partai Penegak Demokrasi Indonesia (1)Partai Nasional Indonesia Mar-haenisme (1)

17

TOTAL 550

Alat Kelengkapan DPR

Alat Kelengkapan DPR didefinisikan sebagai lembaga-lembaga intern di DPR yang diciptakan baik bersifat permanen maupun sementara untuk memperlancar tugas dan fungsi DPR. Berdasarkan UU Susduk, alat kelengkapan DPR terdiri dari: a. Pimpinan DPR, merupakan satu kesatuan yang bersifat

kolektif. Pada periode 2004-2009, terdiri dari satu orang ketua dan tiga orang wakil. Mereka tidak boleh merangkap pada alat kelengkapan lain kecuali menjadi pimpinan Badan Musyawarah.

Page 37: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 25

b. Badan Musyawarah. Badan Musyawarah Dipimpin oleh pimpinan DPR. Tugasnya antara lain menetapkan acara DPR untuk satu Tahun Sidang, satu masa persidangan, atau sebagian dari satu masa sidang, dan perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, serta jangka waktu penyelesaian suatu RUU, dengan tidak mengurangi hak Rapat Paripurna untuk mengubahnya.

c. Komisi. Komisi merupakan pengelompokan anggota secara fungsional, artinya dibentuk atas tugas-tugas tertentu. Dalam bidang-bidang tersebut, ada tugas dalam pembentukan undang-undang, penganggaran, dan pengawasan. Berbagai persoalan masyarakat, tidak pernah lepas dari bidang tugas dan fungsi Komisi. Sekarang, coba perhatikan Komisi mana yang dapat membantu masalah anda.

Komisi IBidang Pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informasi.

Mitra Kerja Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia, Departemen Komunikasi dan Informatika, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Badan Intelijen Negara (BIN), Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG), Lembaga Kantor Berita Nasional, Dewan Pers

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5715518, 5715581, 5715520

Faks : 021-5715523

Email: [email protected]

Komisi IIBidang Pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah, aparatur Negara,

agraria, dan Komisi Pemilihan Umum

Page 38: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula26

Komisi IIMitra Kerja Departemen Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara, Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Negara, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan Arsip Nasional RI (ANRI).

AlamatSekretariat : Gedung Nusantara II Lantai 2, diatas Bank Mandiri.

Ruang Rapat : Ruang KK II Gedung Nusantara II

Kontak

Telp : 021-571552, 5715524, 5715493

Faks : 021 5715493

Email: [email protected]

Komisi IIIBidang Hukum, Perundang-undangan, HAM, dan Keamanan.

Mitra Kerja Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Ombudsman Nasional, Komisi Hukum Nasional, Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM), Setjen Mahkamah Agung, Setjen Mahkamah Konstitusi, Setjen MPR, Setjen DPD, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Komisi Yudisial.

AlamatSekretariat : Gedung Nusantara II Lantai 2, diatas Bank Mandiri.

Ruang Rapat : Ruang KK II Gedung Nusantara II

Kontak

Telp : 021-5715566, 5715569, 5715864

Faks : 021-5715566

Email: [email protected]

Page 39: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 27

Komisi IVBidang Pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan

pangan.

Mitra Kerja Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan, Badan Urusan Logistik, dan Dewan Maritim Nasional. Selain pasangan kerja diatas beberapa unit usaha yang diberi tugas untuk Publik Service Obligation (tugas subsidi) seperti Inhutani,PT SHS dan PT Pertani.

AlamatSekretariat : Gedung Nusantara II Lantai 2, diatas Bank Mandiri.

Ruang Rapat : Ruang KK II Gedung Nusantara II

Kontak

Telp : 021-5715530, 5715532, 5715533.

Faks : 021 – 5715532

Email: [email protected]

Komisi VBidang Perhubungan, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangu-

nan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan SAR Nasional.

Mitra Kerja Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Perhubungan, Men-teri Negara Perumahan Rakyat, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Badan Meteorologi dan Geofisika.

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5756527, 5715529, 5715928.

Faks : 021 5720696

Email: [email protected]

Komisi VIBidang Perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN,

Standarisasi Nasional.

Page 40: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula28

Komisi VIMitra Kerja Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah, Menteri Negara BUMN, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5756018, 5756019, 5756057.

Faks : 021 5756057, 5756018

Email: [email protected]

Komisi VIIBidang Energi sumber daya mineral, riset dan teknologi, dan lingkungan

hidup.

Mitra Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dewan Riset Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Nuklir (BATAN) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETAN), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas, Badan Pelaksana Pengendalian Usaha Hulu Migas.

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5756008,5756004

Faks : 021-5756010

Email: [email protected]

Page 41: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 29

Komisi VIIIBidang Agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan.

Mitra Kerja Departemen Agama, Departemen Sosial, Menteri Negara Pem-berdayaan Perempuan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5715399, 5715863, 5715344

Faks : 021-5715512

Email: [email protected]

Komisi IXBidang Kependudukan, Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.

Mitra Kerja Departemen Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmi-grasi, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2T-KI), PT Jamsostek, PT Askes.

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5756042,5756043,5756044

Faks : 021-5756045

Email: [email protected]

Komisi XBidang Pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, perfilman,

kebudayaan, dan perpustakaan.

Mitra Kerja Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kebudayaan dan Pariwisa-ta, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan Nasional, Badan Pengembangan Kebudayaan Pariwisata (BPBUDPAR).

Page 42: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula30

Komisi X

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5755032, 5756035

Faks : 021-5756033

Email: [email protected]

Komisi XIBidang Keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan dan

lembaga keuangan bukan bank.

Mitra Kerja Departemen Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pem-bangunan/Kepala BAPPENAS, Bank Indonesia, Lembaga Keuan-gan Bukan Bank (BPKP), Badan Pusat Statistik, Setjen BPK RI.

AlamatSekretariat :

Ruang Rapat :

Kontak

Telp : 021-5756030, 5756031, 5756064, 5756077

Faks : 021-57156027

Email: [email protected]

Yuk, manfaatkan Komisi

Semoga sudah jelas, ke komisi mana persoalan anda disampaikan. Sekarang coba ingat, saat pemilu lalu, siapa yang anda pilih? Mungkin anda bertanya, jika orang yang anda pilih tidak duduk di Komisi yang sesuai dengan kepentingan anda. Apakah bisa menyampaikan kepentingan melalui yang bersangkutan?

Bisa. Anggota DPR, tidak hanya duduk di Komisi tetapi juga menjadi bagian dari sebuah institusi partai yang seharusnya menyerap berbagai aspirasi di masyarakat. Sebagaimana disebutkan di atas, DPR itu terdiri dari Fraksi dan alat

Page 43: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 31

kelengkapan berupa komisi dan badan-badan. Keberadaan fraksi merupakan kepanjangan tangan partai di parlemen yang bertugas memperjuangkan berbagai aspirasi masyarakat di DPR, yang diserap oleh partai politik melalui anggota-anggotanya.

Atau mungkin anda bertanya, bagaimana jika calon pilhan anda gagal? Apakah kepentingan anda bisa diperjuangkan melalui anggota DPR lain? Bisa. Ketika seseorang terpilih menjadi anggota DPR sejatinya adalah wakil seluruh penduduk yang ada di dapil tersebut. Karena itu, tidak benar jika si A yang terpilih mewakili daerah anda, tidak memperhatikan kepentingan anda hanya karena bukan pemilihnya. Maka jangan pernah ragu untuk menyalurkan kepentingan pada anggota DPR yang mewakili daerah pemilihan anda, siapapun itu.

Selama ini, keberadaan Anggota DPR, kerap dimanfaatkan sebagai ATM berjalan, tempat meminta uang sekolah, tempat mahasiswa meminta beasiswa, tempat karangtaruna meminta dana untuk kegiatan “Agustusan”. Mungkin kita mengatakan wajar,

Page 44: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula32

karena berita yang kita dengar Anggota DPR selalu bergelimang uang. Tetapi sesungguhnya ada hak yang lebih besar dapat kita raih dan itu menjadi kewajiban anggota DPR.

Jika anda adalah seorang petani, misalnya, saat ini sedang kesulitan mendapatkan benih, kekurangan modal untuk mengembangkan usaha pertanian, apa yang bisa diharapkan dari Anggota DPR? Meminta uang secara langsung yang jumlahnya mungkin hanya ratusan ribu setelah itu diabaikan. Lalu tahun depan masalah ini kembali berulang?

Sebagai petani anda berhak mendapatkan alokasi benih secara gratis, anda juga bisa mengajukan proposal PUAP (Program Usaha Agribisnis Pedesaan) atau program LM3, yang dananya mencapai Rp 100 juta dan bisa dikelola oleh kelompok-kelompok tani. Program tersebut ada di Departemen Pertanian, dan sebagai Anggota DPR, ada kewajiban untuk memperjuangkan masyarakat di daerahnya agar mendapatkan program itu. Lebih baik daripada sekadar minta uang kepada anggota DPR, bukan?

Anda tidak perlu ragu untuk menyampaikan persoalan anda, karena Anggota DPR telah diberi anggaran yang sangat memadai untuk mengadakan penyerapan aspirasi. Ada dana reses, dana kunjungan pribadi, dana penyerapan aspirasi, dan dana pengaduan masyarakat.

d. Badan Legislasi. Badan Legislasi berkedudukan sebagai pu- sat pembentukan undang-undang/hukum nasional. Pembuatan UU dimulai dari badan ini.

e. Panitia Anggaran. Badan ini bertugas melaksanakan pem-bahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pembahasan APBN dimulai dari badan ini.

f. Badan Urusan Rumah Tangga (BURT). Tugasnya membantu pimpinan DPR dalam menentukan kebijaksanaan

Page 45: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 33

kerumahtanggaan DPR, termasuk kesejahteraan Anggota dan pegawai Sekretariat Jenderal, perencanaan pembangunan gedung dan sebainya.

g. Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP). Tugasnya antara lain membina, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara DPR dengan parlemen Negara lain.

h. Badan Kehormatan (BK). Tugas BK antara lain melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap Anggota DPR, karena melanggar sumpah/janji, Kode Etik, dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai Anggota.

i. Panitia Khusus (Pansus). Pansus dibentuk secara sementara dengan tugas menyelidiki kasus tertentu.

Berapa Gaji Anggota DPR?

Gaji Kehormatan, ini diterima setiap bulan Gaji pokok : Rp. 4.200.000,-Tunjangan Keluarga: istri/suami : Rp. 420.000,-

Page 46: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula34

anak : Rp. 84.000,-TPP : Rp. 0,-Uang paket : Rp. 2.000.000,-Tunjangan Jabatan : Rp. 9.700.000,-Pembulatan : Rp. 0,-Tunjangan Beras : Rp. 126.900,-Tunjangan Khusus (PPh) : Rp. 1.723.445,-Jumlah penghasilan kotor : Rp.18.254.345,

Potongan-potongana. Beras/Bulog : 0,- b. Iuran wajib 10% (Pens 4,75% + PHB 2% + Tasp 3,25%) : Rp. 470.400,-c. Pajak Penghasilan (PPh Ps 21) : Rp. 1.723.445,-d. Contra Pos : Rp. 0,- Jumlah Potongan :Rp. 2.193.845,-Jumlah Penghasilan Bersih :Rp. 16.060.500,-

Selain gaji, Anggota DPR juga mendapatkan tunjangan-tunjangan. Apa saja?

1. Subsidi langganan listrik dan telepon Anggota DPR RI Periode 2004-2009 berdasarkan SK Sekjen No 23/Sekjen/2008 Tanggal 2 Januari 2008: Rp. 5.500.000,-

2. Tunjangan peningkatan komunikasi intensif berdasarkan suratPersetujuan Menteri Keuangan RI No.S-193/MK.2/2005 tanggal 30 November 2005 dan SK Sekjen No 11/Sekjen/2008 tanggal 2 Januari 2008: Rp. 14.140.000,-

3. Tunjangan kehormatan dan alat kelengkapan Dewan: Rp. 3.720.000,-

Page 47: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 35

4. Tunjangan peningkatan fungsi pengawasan sesuai SK. Sekjen No. 22/Sekjen/2008 tanggal 2 Januari 2008 Rp. 2.500.000,-

5. Tunjangan penyerapan aspirasi masyarakat, sesuai SK. Sekjen No. 12/Sekjen No.12/Sekjen/2008 tanggal 2 Januari 2008: Rp. 8.500.000,-

6. Bantuan penunjang akomodasi berdasarkan SK. Sekjen No.04. A/SEKJEN/2008 tanggal 2 Januari 2008: Rp. 15.000.000,-

JUMLAH Rp. 49.360.000,-

Potongan

1. PPh Psl. 21 15 % x 14.140.000,- Rp. 2.121.000,-2. PPh Psl. 21 15 % x 3.720.000,- Rp. 558.000,-3. PPh Psl. 21 15 % x 2.500.000,- Rp. 375.000,-4. PPh Psl. 21 15 % x 8.500.000,- Rp. 1.275.000,- 5. PPh Psl. 21 15 % x 15.000.000,- Rp. 2.250.000,- JUMLAH Rp. 6.579.000,- Jumlah Tunjangan Bersih Rp.42.781.000,-

Jumlah Penghasilan Bersih Rp. 16.060.500,-Jumlah Tunjangan Bersih Rp. 42.781.000,-Total Rp. 58.841.500,-

Page 48: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula36

Page 49: Parlemen pemula

Bab III

Page 50: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula38

Fungsi Legislasi

Apakah legislasi itu?

Legislasi (berasal dari bahasa Inggris, legislation) secara sederhana didefinisikan sebagai pembuatan undang-undang. Menurut penjelasan pasal 25 UU No 22 Tahun 2002, fungsi legis-lasi yaitu fungsi membentuk undang-undang yang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.

Siapa saja yang mengusulkan RUU?

Selain berasal dari DPR atau Presiden, usulan sebuah rancangan undang-undang juga bisa berasal dari DPD, jika menyangkut; otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lain-nya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Usulan yang berasal dari DPR, datangnya bisa dari masyarakat. Seperti dari organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Undang-

BAB III

Fungsi-Fungsi DPR

Page 51: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 39

undang tentang Keterbukaan Informasi Publik, misalnya, berasal dari usulan beberapa lembaga swadaya masyarakat. Mari kita lihat penjelasan lebih lanjut, bagaimana masing-masing pihak bisa berperan.

RUU dari DPR

Sebuah RUU usul inisiatif DPR, memerlukan sekurang-kurangnya dukungan tiga belas orang anggota Dewan ( Jika kurang, usul tersebut gugur). Tiga belas orang tersebut, boleh jadi berasal dari sebuah komisi atau alat kelengkapan lain, atau berasal fraksi tertentu, maupun gabungan dari individu-individu tertentu yang peduli pada sebuah issu. RUU ini kemudian disampaikan kepada pimpinan DPR, setelah dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi di Badan Legislasi.

Setelah diterima oleh pimpinan DPR, maka dalam rapat paripurna pimpinan DPR menyampaikan kepada Anggota tentang usul inisiatif RUU. Rapat paripurna ini kemudian mendengarkan pandangan dari fraksi-fraksi untuk mengambil keputusan apakah usul RUU tersebut, disetujui tanpa perubahan, disetujui dengan perubahan, atau ditolak.

Page 52: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula40

Jika RUU tersebut disetujui dengan perubahan, maka pimpinan DPR menugaskan kepada Komisi, Gabungan Komisi, Badan Legislasi atau Panitia Khusus untuk menyempurnakan RUU tersebut. Bila RUU tersebut disetujui tanpa perubahan atau RUU yang disetujui dengan perubahan tadi telah disempurnakan oleh DPR, maka pimpinan DPR menyampaikan draft inisiatif DPR ini kepada Presiden. Selanjutnya dalam waktu 60 hari kerja, sejak Presiden menerima draft tersebut, Presiden menunjuk Menteri terkait untuk melakukan pembahasan bersama DPR. Jika RUU tersebut menyangkut ruang lingkup DPD, maka pimpinan DPR juga dapat menyampaikan RUU ini kepada DPD.

RUU dari Presiden/DPD

RUU dari Presiden maupun dari DPD, secara proses sama seperti di atas. Bahwa usulan tersebut masuk ke pimpinan DPR, kemudian disampaikan kepada seluruh anggota DPR dalam rapat paripurna. Nah, setelah itu, paling lambat dibahas 60 hari kemudian, DPR melakukan pembahasan. Bedanya, RUU dari Presiden atau DPD, Tetapi tidak memerlukan tanggapan fraksi-fraksi apakah RUU tersebut diterima atau ditolak.

RUU dari Masyarakat

Masyarakat juga bisa mengajukan sebuah RUU. Tentu disertai dengan penjelasan mengapa persoalan tersebut perlu diatur dengan UU atau disertai dengan naskah akademik. Kepada siapa RUU ini disampaikan? Bisa kepada pemerintah, DPD, atau DPR.

Masyarakat yang ingin mengajukan RUU kepada DPR, bisa ditujukan kepada Pimpinan DPR, Fraksi, Komisi terkait,

Page 53: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 41

atau melalui Anggota DPR. Tetapi perlu disadari bahwa semua ini tentu melalui sebuah proses, sebagaimana disebutkan di atas. Dan tentu tidak semua keinginan kita bisa tercapai.

Partisipasi masyarakat lain adalah dalam penyiapan rancangan undang-undang dan pada saat pembahasan rancangan undang-undang, yaitu dengan memberikan saran, baik lisan maupun tertulis. Tentu, demi keteraturan diperlukan sebuah mekanisme penyampaian masukan/saran. Menurut mekanisme formal, masyarakat yang ingin menyampaikan masukan diminta untuk membuat surat ditujukan kepada pimpinan DPR. Setelah itu, paling lambat tujuh hari, Pimpinan DPR meneruskan saran tersebut kepada alat kelengkapan yang sedang menyiapkan atau membahas sebuah rancangan undang-undang.

Tetapi ada cara lain untuk dapat mengusulkan sebuah draft RUU atau berbagai saran pada saat penyiapan/pembahasan undang-undang, yaitu menyampaikan langsung ke fraksi, komisi atau alat kelengkapan lainnya, dan atau ke anggota tertentu yang terlibat dalam penyiapan/pembahasan rancangan undang-undang.

Jika anda ingin menyampaikan usul secara lisan, yang sebelumnya telah didahului dengan surat pemberitahuan, pimpinan alat kelengkapan DPR yang menyiapkan atau membahas draft RUU dimaksud akan menentukan waktu pertemuan, dan jumlah orang yang diundang dalam pertemuan tersebut.

Mungkin anda bertanya, berapa lama DPR memberikan jawaban atas surat yang disampaikan masyarakat terkait hal di atas? Sayangnya tidak ada tenggat waktu yang jelas. Bisa cepat atau anda harus menunggu dengan batas waktu tak tentu.

Page 54: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula42

RUU mana yang prioritas?

Dari sekian banyak RUU, bagaimana DPR dan pemerintah menentukan RUU yang prioritas? Anda mungkin menilai ada sebuah RUU yang sangat penting, lalu dengan kesadaran itu, anda ingin atau barangkali telah memberikan masukan/saran, tetapi ternyata RUU itu tidak dibahas. Malah sebaliknya ada RUU yang menurut anda tidak terlalu mendesak keberadaannya justru cepat diselesaikan. Nah, pertanyaannya, bagaimana DPR dan presiden menentukan prioritas Rancangan Undang-undang?

Pernahkah anda mendengar kata Prolegnas? Ya, prolegnas singkatan dari program legislasi nasional. Dalam prolegnas tersebut, ditetapkan skala prioritas RUU sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat. Untuk itu, ada program legislasi jangka panjang, menengah dan tahunan.

Prolegnas ini adalah rumusan kesepakatan antara DPR dan pemerintah dimana sebelumnya, DPR dan Pemerintah, menyusun program legislasi nasional (versi masing-masing). Penyusunan Prolegnas di DPR dikoordinasikan oleh Badan Legislasi sedang-kan di pemerintah dikoordinasikan oleh Menteri Hukum dan HAM. Koordinasi keduanya dilaksanakan di DPR melalui Badan Legislasi DPR RI. Namun demikian, karena kepentingan tertentu, DPR dan Presiden, masih dimungkinkan untuk mengajukan RUU di luar prolegnas.

Pembahasan RUU

Setelah RUU diajukan oleh DPR, Presiden, atau DPD, maka selanjutnya masuk pada tahap pembahasan. Pembahasan ini dilakukan oleh Komisi, Badan Legislasi/Rapat Panitia Khusus melalui dua tahap pembahasan. Nah, inilah yang mungkin

Page 55: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 43

anda sering dengar dengan isitilan pembicaraan tingkat I dan pembicaraan tingkat II. Bagaimana penjelasannya?

Pembicaraan Tingkat I

Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam Rapat Komisi/Rapat Badan Legislasi/Rapat Panitia Khusus bersama-sama pemerintah. Pembicaran Tingkat I meliputi:a. Pandangan fraksi dan DPD (untuk RUU tertentu) terhadap

RUU dari pemerintah. Pandangan Pemerintah dan DPD (untuk RUU tertentu) terhadap RUU dari DPR.

b. Tanggapan pemerintah atas pandangan Fraksi dan pandangan DPD (jika ada) terhadap RUU. Tanggapan Pimpinan Komisi/Badan Legislasi/Panitia Khusus atas pandangan pemerintah dan DPD untuk RUU tertentu.

c. Pembahasan RUU berdasarkan (DIM) Daftar Inventarisasi Masalah (pembahasan pasal demi pasal). Pada tahap Pembicaraan Tingkat I ini, DPR dapat mengadakan rapat intern dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan masyarakat. DPR bisa mengundang masyarakat atau sebaliknya, masyarakat yang meminta agar DPR mengalokasikan waktu untuk mendengarkan aspirasi masyarakat.

Pembicaraan Tingkat II

Pembicaraan Tingkat II dilakukan dalam Rapat Paripurna, meliputi:a. Penyampaian laporan hasil pembicaraan Tingkat Ib. Pendapat akhir Fraksi-Fraksi dan Pendapat akhir Pemerintahc. Pengambilan Keputusan

Page 56: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula44

Bagaimana jika suatu fraksi tetap tidak menyetujui sebuah RUU? Ya, mereka tetap mengajukan penyampaian laporan dan menyatakan ketidaksetujuannya dalam rapat paripurna, tetapi tidak ikut dalam pengambilan putusan. Biasanya, mereka keluar dari rapat paripurna (walk out).

Setelah pengambilan keputusan, maka jika RUU tersebut disetujui untuk menjadi UU, proses selanjutnya adalah pengesahan dan pengundangan.

Pengesahan dan Pengundangan

RUU yang telah disepakati, disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk ditandatangani dan disahkan.

Jika dalam waktu 15 hari kerja, RUU tersebut belum disahkan, maka pimpinan DPR mengirim surat kepada Presiden untuk meminta penjelasan. Apabila tidak juga disahkan, dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui, maka RUU tersebut sah menjadi undang-undang. Jika telah sah menjadi undang-undang, maka proses selanjutnya adalah sosialisasi dan evaluasi.

Sosialisasi dan Evaluasi

Sosialisasi undang-undang dilakukan secara bersama DPR dan pemerintah. Untuk DPR, proses ini dilakukan pada masa reses.

Jika ditemui undang-undang yang tidak efektif atau berbagai masalah lain, maka DPR dapat mengajukan usulan perubahan terhadap undang-undang tersebut. Apabila peraturan pelaksanaannya tidak lengkap, sehingga undang-undang tersebut

Page 57: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 45

tidak bisa dilaksanakan, maka DPR perlu mengingatkan kepada pemerintah untuk segera melengkapi peraturan pelaksanaannya.

Usul Tingkat I Tingkat II[DPD] DPD mengaju-kan RUU ke pimpinan DPR secara tertulis > Paripurna DPR memba-has setuju atau tidak > Komisi/Baleg membahas RUU > paripurna laporan hasil pembahasan > komisi / baleg membahas RUU > DPR menyam-paikan RUU ke presiden untuk diadakan pemba-hasan bersama >

Pemandangan umum fraksi dan DPD > RDPU > jawaban pemerintah atas pandangan fraksi dan DPD > pembahasan DIM bersama pemerin-tah >

Laporan hasil pembicar-aan tingkat I > pendapat akhir fraksi > pengam-bilan keputusan oleh paripurna

[DPR/Masyarakat] Masyarakat mengajukan usul > Anggota DPR (minimal 17), komisi/gabungan komisi, baleg dan DPD mengajukan ke pimpinan DPR > paripurna disetujui, dis-etujui dengan perubahan atau ditolak > komisi/ba-leg/pansus menyempur-nakan RUU > Pimpinan DPR menyampaikan RUU kepada presiden dan DPD jika menyang-kut kewenangan DPD > DPD dimintai masukan > presiden menunjuk menteri dalam proses pembahasan bersama DPR >

Page 58: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula46

Usul Tingkat I Tingkat II[PRESIDEN] presiden mengajukan usul kepada pimpinan DPR bersama naskah akademis dan su-rat pengantar > paripurna persetujuan > DPD memberikan masukan > DPR membahas RUU bersama dengan utusan pemerintah >

Fungsi Pengawasan

Pengertian Fungsi Pengawasan

Anda pernah mendengar atau membaca di surat kabar Anggota DPR yang marah kepada pejabat pemerintah atau mengusir utusan pemerintah dalam sebuah rapat? Tampak mereka sangat berkuasa sekali, bukan? Ya, kondisi ini tentu berbeda dengan DPR zaman orde baru yang hanya dikenal dengan tukang stempel pemerintah. Fungsi pengawasan, sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Tata Tertib DPR, adalah fungsi yang dijalankan oleh parlemen untuk mengawasi eksekutif dalam menjalankan atau melaksanakan undang-undang.

Fungsi pengawasan di DPR, dibebankan pada Komisi-Komisi, atau Panitia Khusus yang dibentuk untuk menyelidiki kasus tertentu. Komisi atau Panitia Khusus ini dapat memanggil pejabat tertentu guna mendapatkan penjelasan tentang kasus yang sedang diselidiki. Jika dirasa perlu, Komisi dapat membentuk tim kecil yang terdiri dari beberapa Anggota Komisi. Misal, ketika terjadi kelangkaan pupuk pada tahun 2008 lalu, Komisi IV DPR

Page 59: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 47

membentuk tim pengawasan kelangkaan pupuk. Tim ini yang melakukan pemantauan di lapangan dan hasilnya dirumuskan menjadi rekomendasi Komisi.

Fungsi pengawasan DPR dapat dilakukan melalui rapat-rapat dan juga melalui penggunaan hak-hak DPR atau hak Anggota DPR secara perorangan. Jika ada Anggota Komisi yang menilai jawaban dari pemerintah tidak memuaskan, maka dia dapat mengajukan hak interpelasi atau hak angket. Mari kita lihat hak-hak apa saja yang menjadi hak DPR.

Hak-Hak DPR dalam Menjalankan Pengawasan

Dalam Peraturan Tata Tertib DPR disebutkan bahwa DPR mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, APBN serta kebijakan pemerintah (Pasal 6 huruf g). Untuk itu, DPR mempunyai hak:

a. Interpelasib. Angket

Page 60: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula48

c. Menyatakan pendapatMengapa hak interpelasi, angket, dan menyatakan

pendapat diajukan? Hal ini tentu terkait dengan adanya dugaan penyimpangan terhadap pelaksanaan undang-undang, APBN serta kebijakan pemerintah baik karena temuan di lapangan maupun dari laporan masyarakat.

Hak interpelasi adalah hak untuk mengajukan pertanyaan atas sebuah peristiwa tertentu dimana pemerintah dinilai bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Secara formal, tentu hak ini wajar saja, tetapi dalam kebiasaan politik parlemen, penggunaan hak interpelasi kerap menimbulkan kekhawatiran pada kelompok partai penguasa. Sementara itu, hak angket adalah hak untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus tertentu.

Jika hak interpelasi dikarenakan adanya keinginan mendapatkan sebuah jawaban yang komprehensif atas sebuah kasus tertentu yang melibatkan pemerintah, maka derajat kebutuhan terhadap hak angket lebih dari itu. Penggunaan hak angket semestinya dilatarbelakangi adanya indikasi kuat telah terjadi ketidakberesan dalam sebuah kebijakan atau bahkan ada indikasi penyimpangan konstitusi oleh Presiden.

Tentu, masing-masing fraksi atau individu Anggota Dewan bisa jadi memiliki penafsiran yang berbeda, dan biasanya juga dipengaruhi oleh konfigurasi politik di DPR. Mahkamah Konstitusi yang akan menentukan apakah Presiden telah melakukan penyimpangan konstitusi, bukan DPR. Baik, mari kita lihat mekanisme pengajuan hak-hak tersebut.

Bagaimana mekanisme pengajuan hak interpelasi/angket

Untuk hak interpelasi, syaratnya diajukan oleh sedikitnya 13 orang. Sementara untuk hak angket, minimal 10 orang.

Page 61: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 49

Hak interpelasi/angket diajukan kepada Pimpinan DPR dalam rapat paripurna. Dalam rapat paripurna berikutnya, Pimpinan DPR menyampaikan secara lisan dan membagikan draft usulan interpelasi kepada Anggota DPR tentang adanya usulan penggunaan hak interpelasi/angket.

Selanjutnya, Badan Musyawarah mengadakan rapat untuk membahas penentuan waktu pembicaraan usul interpelasi/angket, dimana pengusul hak interpelasi/angket diminta untuk memberikan penjelasan tentang usulan tersebut secara ringkas.

Dalam rapat paripurna berikutnya, barulah pengusul memberikan penjelasan lebih detil mengenai maksud dan tujuan usul interpelasi/angket. Dalam forum tersebut, atau dalam rapat paripurna selanjutnya, diputuskan apakah DPR menyetujui atau menolak penggunaan hak angket/interpelasi tersebut.

Terkait hak interpelasi, apabila telah disetujui, selanjutnya Pimpinan DPR menyampaikan draft interpelasi berupa pertanyaan-pertanyaan kepada Presiden dan meminta Presiden

Page 62: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula50

untuk memberi keterangan atau jawaban, atas pertanyaan tersebut. Dalam hal ini, Presiden dapat diwakili oleh Menteri terkait.

Tindak lanjut dari hak interpelasi, dapat berupa hak pernyaaan pendapat, penggunaan hak angket atau mungkin DPR merasa puas dengan jawaban pemerintah. Sebenarnya, interpelasi dan angket bukan menggambarkan tingkatan hak, tetapi lebih pada mana yang diperlukan oleh DPR, jawaban dari pemerintah atau penyelidikan atas sebuah dugaan penyimpangan konstitusi/kebijakan.

Untuk hak Angket, jika telah disetujui, maka DPR selanjutnya membentuk panitia khusus yang disebut Panitia Angket melalui sebuah Keputusan DPR, termasuk mencakup penentuan biaya Panitia Angket.

Dalam melakukan tugasnya, Panitia Angket berhak meminta pejabat Negara, pejabat pemerintah, badan hukum atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan. Pihak yang diminta tersebut, wajib hadir dan memberikan dokumen yang diperlukan.

Jika pihak yang dipanggil, tidak hadir tanpa alasan yang dapat diterima, atau bahkan menolak untuk hadir, maka Panitia Angket dapat memintanya sekali lagi. Tetapi jika yang bersangkutan tetap melakukan hal yang sama, maka Panitia Angket dapat meminta kepolisian atau kejaksaan untuk melakukan pemanggilan paksa. Jika tetap tidak dipatuhi, maka yang bersangkutan dapat disandera oleh aparat berwajib paling lama lima belas hari. Bagaimana? Berani mangkir kalau dipanggil? Tetapi sejauh ini hak tersebut memang belum pernah digunakan oleh DPR.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Panitia Angket memberikan laporan kepada Pimpinan DPR, kemudian laporan tersebut dibagikan kepada seluruh Anggota. Selanjutnya, fraksi-fraksi diminta menyampaikan pendapat akhir atas laporan Panitia

Page 63: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 51

III

III

IVLa

pora

n da

ri m

asya

raka

t/

lapo

ran

BPK

/ us

ulan

DPD

/

inisi

atif

DPR

--->

Kom

isi

atau

Pan

sus m

eman

ggil

mitr

a ke

rjany

a di p

emer

inta

han

(de-

part

emen

dan

kem

ente

rian)

-->

DPR

mem

inta

ket

eran

gan

terk

ait p

elak

sana

an U

U --

> K

orek

si da

n re

kom

enda

si D

PR te

rhad

ap p

emer

inta

h di

tinda

klan

juti

dan

dila

ksan

a-ka

n ol

eh p

emer

inta

h

[IN

TER

PELA

SI] j

ika

terd

apat

indi

kasi

mas

alah

pa

da k

ebija

kan

yang

pen

ting

dan

berd

ampa

k lu

as p

ada

kegi

dupa

n m

asya

raka

t dan

be

rneg

ara

--->

13 o

rang

an

ggot

a men

gusu

lkan

angk

et

kepa

da p

impi

nan

--->

pen-

gusu

l mem

berik

an k

eter

anga

n di

rapa

t bad

an m

usya

war

ah

(pim

pina

n D

PR) -

--> r

apat

pa

ripur

an u

ntuk

men

erim

a at

au m

enol

ak u

sul (

peng

usul

bo

leh

men

cabu

t usu

lnya

se

lam

a bel

um d

isahk

an) -

-->

jika d

itola

k m

aka d

inya

taka

n se

lesa

i, Jik

a dite

rima m

aka

dila

njut

kan

pros

es b

erik

utny

a

disa

hkan

men

jadi

inte

rpe-

lasi

DPR

--->

Pim

pina

n D

PR

men

gund

ang

pres

iden

(da

pat

diw

akilk

an k

epad

a men

teri)

---

> pr

esid

en d

imin

tai k

et-

eran

gan

oleh

pen

gusu

l dan

an

ggot

a yan

g la

in --

-> u

sul

peny

ataa

n pe

ndap

at (d

ilanj

ut-

kan

deng

an p

rose

s pad

a hak

m

enya

taka

n pe

ndap

at) -

-->

jika t

idak

ada,

mak

a sid

ang

diny

atak

an se

lesa

i. Pr

esid

en

dim

inta

unt

uk m

elak

sana

kan

reko

men

dasi

dari

inte

rpel

asi.

[HA

K A

NG

KET

] jik

a ter

-da

pat i

ndik

asi m

asal

ah p

ada

kebi

jaka

n pe

mer

inta

h ya

ng

pent

ing

dan

stra

tegi

s dan

ber

-da

mpa

k lu

as p

ada k

ehid

upan

DPR

mem

bent

uk p

aniti

a an

gket

--->

pan

itia a

ngke

t m

enga

daka

n pe

nyel

idik

an

dan

men

yam

paik

an la

pora

n te

rtul

is ke

pada

pim

pina

n

Page 64: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula52

III

III

IVm

asya

raka

t dan

ber

nega

da

--->

10 o

rang

men

gusu

lkan

ha

k an

gket

--->

dius

ulka

n un

tuk

diag

enda

kan

oleh

pi

mpi

nan

DPR

--->

bam

us

mem

inta

ket

eran

gan

kepa

da

peng

usul

--->

pim

pina

n m

en-

gage

ndak

an p

arip

urna

--->

pa

ripur

na m

ener

ima a

tau

men

olak

sete

lah

pend

a-pa

t fra

ksi (

peng

usul

dap

at

men

cabu

t usu

lan

angk

et) -

-->

jika d

itola

k m

aka a

ngke

t din

-ya

taka

n se

lesa

i, jik

a dite

rima

mak

a dila

njut

kan

pada

pro

ses

berik

utny

a

DPR

--->

par

ipur

na p

enda

pat

akhi

r fra

ksi -

--> D

PR m

enin

-da

klan

juti

kepu

tusa

n an

gket

---

> re

kom

enda

si D

PR h

arus

di

penu

hi o

leh

Pres

iden

[Hak

men

yata

kan

pend

apat

] jik

a ter

dapa

t ind

ikas

i mas

alah

pa

da k

ebija

kan

pem

erin

tah

tent

ang

situa

si du

nia

inte

r-na

siona

l/ ti

ndak

lanj

ut h

ak

inte

rpel

asi /

indi

kasi

peng

khi-

anat

an n

egar

a, k

orup

si, p

e-

parip

urna

mem

bent

uk p

aniti

a kh

usus

--->

Pan

sus m

enga

da-

kan

Rak

er, R

DP,

RD

PU --

->

Pans

us m

embe

rikan

lapo

ran

kepa

da p

arip

urna

-->

kepu

tu-

san

parip

urna

dila

ksan

akan

da

n di

penu

hi o

leh

pres

iden

--->

terk

ait p

engk

hian

atan

pr

esid

en d

st d

isam

paik

an

kepa

da M

K --

-> M

K m

elan

-ju

tkan

pro

ses h

okum

sesu

ai

deng

an p

rose

dur y

ang

berla

ku

--->

jika k

eput

usan

MK

mem

-

Page 65: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 53

III

III

IVny

uapa

n, ti

ndak

pid

ana b

erat

, da

n tid

ak la

gi m

emen

uhi

syar

at se

baga

i pre

siden

--->

13

ora

ng an

ggot

a dap

at m

en-

gusu

lkan

pen

ggun

aan

hak

me-

nyat

akan

pen

dapa

t --->

pim

pi-

nan

DPR

--->

Bam

us m

emin

ta

kete

rang

an --

-> p

arip

urna

m

ener

ima a

tau

men

olak

--->

jik

a usu

l dito

lak,

mak

a din

ya-

taka

n se

lesa

i, na

mun

apab

ilan

dite

rima d

ilanj

utka

n ke

pro

ses

berik

utny

a.

bukt

ikan

Pre

siden

mel

angg

ar

kons

titus

i, D

PR m

enye

leng

-ga

raka

n pa

ripur

na u

ntuk

usu

l pe

mbe

rhen

tian

pres

iden

--->

pa

ripur

na p

embe

rhen

tian

pres

iden

(im

peac

hmen

t)

Page 66: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula54

Angket tersebut, sebelum DPR mengambil sebuah keputusan. Keputusan itu bisa berupa sejumlah rekomendasi.

Hak Anggota DPR Dalam Pengawasan

Anggota DPR sendiri memiliki hak imunitas atau hak untuk tidak dapat dituntut di hadapan pengadilan atau diganti antar waktu karena pernyataan, pertanyaan dan atau pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat DPR (kecuali dia membeberkan sesuatu yang oleh rapat tertutup disepakati sebagai rahasia atau hal-hal yang terkait dengan rahasia Negara).

Page 67: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 55

Fungsi Anggaran

Definisi Fungsi Anggaran

Yang dimaksud dengan fungsi anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja Negara bersama DPR dengan mempertimbangkan masukan DPD.

Alur Penyusunan Anggaran

Sesuai pasal 23 UUD 1945, APBN diwujudkan dalam bentuk undang-undang. Untuk itu, maka Presiden berkewajiban menyusun dan mengajukan Rancangan APBN (RAPBN) kepada DPR. Proses penyusunan APBN merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan semua kementrian/lembaga dan DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD terkait kebijakan belanja ke daerah.

Proses RAPBN, dimulai dari penyusunan rencana kerja pemerintah (RKP), kemudian dilakukan pembahasan kebijakan kerangka ekonomi makro serta kebijakan fiskal sebagai dasar pembahasan besaran komponen APBN dan Nota Keuangan yang disampaikan Presiden ke DPR.

Sebagai bentuk akuntabilitas dan pertanggunjawaban kepada rakyat, diperlukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan APBN. Dua hal tersebut dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan DPR.

BPK menyusun Hasil Pemeriksaan Semester (Hapsem) yang diserahkan kepada DPR. BPK juga melakukan audit dan memberikan opini atas pertanggungjwaban keuangan Negara dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP),

Page 68: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula56

dan hasilnya dilaporkan kepada DPR. Pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN.

Jadi, siklus dan mekanisme penyampaian, pembahasan, dan penetapan APBN adalah perputaran proses APBN dari mulai direncanakan sampai dengan dipertanggungjawabkan penggunaannya. Kegiatan ini melibatkan: (1) Pemerintah diwakili oleh Menteri Keuangan dan/atau Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas termasuk juga semua Departemen/Lembaga. (2) Bank Indonesia dan (3) DPR.

Page 69: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 57

Peran DPR

Seperti disinggung di awal, DPR memiliki alat kelengkapan yang bersifat tetap dan membidangi anggaran Negara, yaitu Panitia Anggaran. Selain itu, ada juga pokok-pokok anggaran yang dibahas Komisi yang ada di DPR sesuai dengan bidangnya.

Susunan dan keanggotaan Panitia Anggaran ditetapkan pada permulaan tahun sidang. Anggotanya terdiri dari perwakilan seluruh Komisi yang dipilih oleh Komisi dengan memperhatikan perimbangan jumlah Anggota dan usulan fraksi. Penggantian anggota Panitia Anggaran dilakukan oleh Komisi.

Sementara itu, tugas Komisi di bidang Anggaran, adalah:

a. Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan RAPBN yang termasuk ruang lingkup tugasnya bersama dengan pemerintah.

b. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan RAPBN yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama pemerintah.

c. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk program, proyek atau kegiatan kementrian/lembaga yang menjadi pasangan kerja Komisi sampai pada satuan tiga.

d. Mengadakan pembahasan laporan keuangan Negara dan pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK yang terkait ruang lingkup tugasnya.

e. Menandatangani RKA-KL Departemen LNPD untuk selanjutnya mendapat pengesahan dari Departemen Keuangan.

Tahukah anda bahwa dalam penyusunan RAPBN sebenarnya dimungkinkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan

Page 70: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula58

termasuk masyarakat. Apabila masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya, dapat disampaikan kepada:1. Anggota DPR2. Fraksi3. Komisi, selaku alat kelengkapan yang mempunyai hak untuk

menentukan anggaran dan mempunyai fungsi pengawasan anggaran mitra kerjanya yang langsung menangani kebutuhan masyarakat.

4. Panitia Anggaran.

Selengkapnya, mekanisme pembahasan APBN terdiri dari:1. Tahap pembicaraan pendahuluan. Tahap ini dilaksanakan

paling lambat bulan Mei, untuk pembahasan APBN tahun berikutnya. Misalnya; untuk APBN tahun anggaran 2007 mulai disusun pada bulan Mei 2006. Dalam tahapan ini, pemerintah diwakili Menteri Keuangan dan Bappenas. Menteri Keuangan menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiscal dan makro ekonomi, sementara Bappenas menyampaikan rencana kerja pemerintah (RKP). Bersamaan dengan itu, pemerintah juga menyampaikan Surat Edaran Bersama (SEB) mengenai pagu indikatif anggaran Kementrian/Lembaga. Pihak lain yang terlibat adalah Bank Indonesia, yang memberikan pertimbangan penentuan asumsi makro ekonomi, terutama yang menyangkut tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI.Sementara DPR melalui Panitia Anggaran melakukan pembahasan bersama pemerintah guna menentukan kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian/lembaga dalam menyusun usulan anggaran.

Page 71: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 59

Komisi VII dan Komisi XI juga melakukan pembahasan mengenai ekonomi makro. Komisi VII membahas harga minyak dan batas kemampuan produksi bersih minyak. Komisi XI membahas inflasi, suku bunga SBI, pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah. Hasil pembahasan kedua Komisi ini sebagai masukan bagi Panitia Anggaran dalam menentukan asumsi makro APBN.Dalam tahap ini, dapat dibentuk Panitia Kerja (Panja) yang disesuaikan dengan kebutuhan materi-materi pembahasan. Anggota Panja terdiri dari Panitia Anggaran dan pihak pemerintah. Pada tahun 2008, misalnya dibentuk 4 Panja, yaitu: (1) Panja Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan (2) Panja RKP dan Skala Prioritas (3) Panja Kebijakan Belanja Pemerinta Pusat (4) Panja Kebijakan Belanja Daerah.

2. Tahap Pembahasan dan Penetapan APBNTahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun sebelumnya. Pada tahap ini, pemerintah mengajukan RUU tentang APBN beserta Nota Keuangannya pada tanggal 16 Agustus. Pengajuan tersebut disampaikan oleh Presiden melalui pidato pengantar RUU APBN beserta nota keuangannya dalam rapat paripurna DPR.Dalam rapat paripurna selanjutnya, fraksi-fraksi menyampaikan pandangan umum atas RUU tentang APBN dan pemerintah diberi kesempatan menjawab. Selanjutnya, pemerintah melakukan pembahasan bersama dengan Panitia Anggaran.Pada tahap ini, Komisi VII dan Komisi XI juga melakukan pembahasan mengenai asumsi makro. Panitia Anggaran selanjutnya membentuk Panja yang melakukan pembahasan secara terperinci.

Page 72: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula60

Hasil panja kemudian dibahas dan disahkan dalam rapat kerja Panitia Anggaran dengan Pemerintah dan hasilnya disampaikan kepada Komisi. Komisi kemudian menyampaikan hasil pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan RAPBN yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya. Selanjutnya, Panitia Anggaran melakukan sinkronisasi, kemudian hasilnya disampaikan kepada Komisi untuk lebih disempurnakan. Hasil penyempurnaan Komisi diserahkan kembali kepada Panitia Anggaran untuk dilakukan sinkronisasi kembali.Hasil sinkronisasi ini kemudian disampaikan oleh Panitia Anggaran dalam rapat paripurna pengambilan keputusan atas RUU APBN dan Nota Keuangannya.

3. Tahap penyampaian laporan realisasi semester I dan prognosis semester IDalam tahap ini, pemerintah menyampaikan laporan realisasi APBN semester I berikut perkiraan atau prognosis enam bulan berikutnya paling lambat akhir bulan Juli Tahun Anggaran yang bersangkutan. Sementara itu, Panitia Anggaran melakukan pembahasan laporan tersebut bersama pemerintah.

4. Tahap pembahasan APBN Perubahan (APBN-P)Pada prinsipnya, pembahasan RUU perubahan APBN sama dengan pembahasan APBN, hanya saja tidak melalui tahap pemandangan umum fraksi.APBN sendiri dapat mengalami perubahan apabila terjadi; perkembangan ekonomi makro tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN, perubahan pokok-pokok fiskal, kondisi tertentu sehingga harus diadakan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja, atau keadaan tertentu yang menyebabkan Saldo Anggaran Lebih

Page 73: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 61

(SAL) tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.Pada tahap ini, pemerintah menyampaikan RUU Perubahan APBN dan kemudian melakukan pembahasan bersama Panitia Anggaran. Komisi VII dan Komisi XI juga melakukan pembahasan mengenai asumsi ekonomi makro. Seperti tahap sebelumnya, juga dapat dibentuk Panja sesuai kebutuhan materi pembahasan. Hasil pembahasan panja ini kemudian disampaikan pada Komisi sebagai pedoman dalam pembahasan RKA-KL Perubahan.

5. Tahap pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBNPada tahap ini, Panitia Anggaran melakukan pembahasan bersama pemerintah terhadap RUU Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN tahun Anggaran sebelumnya, termasuk pembahasan laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang telah diaudit BPK. Sementara Komisi secara khusus mengadakan pembahasan laporan keuangan Negara dan pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK yang terkait dengan ruang lingkup tugasnya. Hasil pembahasan kemudian disampaikan kepada Panitia Anggaran untuk disinkronisasi. Di Panitia Anggaran, biasanya dibentuk Panja Kesimpulan dan Panja Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN.

Page 74: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula62

No Tahapan Pelaku Kegiatan Output Waktu

1 Peny-erapan ke-pentingan di tingkat masyarakat

DPR Penyerapan aspirasi pada saat reses

Dokumen agregasi ke-pentingan perdapil di tingkat fraksi

Fleksibel

Pemerin-tah

Penyerapan aspirasi masyarakat melalui mekanisme mus-renbang dari tingkat desa hingga tingkat nasional

Dokumen musren-bang

Januari – Mei

2 Rapat Pendahu-luan RUU APBN

DPR (Panitia Anggaran) dengan Depkeu, Bappenas, Gubernur BI

1. Membahas asusmi makro (pertumbu-han ekonomi, in-flasi, Tingkat bunga SBI, Nilai Tukar, harga Minyak, Lifting (produksi) minyak);

2. Kebijakan dalam bidang penerimaan Negara;

3. Kebijakan dalam bidang Pengeluaran Negara;

4. Kebijakan Defisit dan Pembiayaan;

5. skala priorirtas

Kesepaka-tan ber-sama dan Finalisasi RAPBN oleh pe-merintah

Mei-Juli

DPR (Komisi) dan mitra kerjanya

Skala prioritas masing-masing sektor

Page 75: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 63

No Tahapan Pelaku Kegiatan Output Waktu

Pemba-hasan dan penetapan RUU APBN

DPR dengan Depkeu, Bappenas, Gubernur BI

1. Pengantar Presiden Nota Keuangan RUU APBN

2. Pendapat akhir Fraksi

3. Pendapat akhir Pemerintah

4. Pengambilan Kepu-tusan atas RUU APBN

UU APBN disahkan untuk di-laksanakan pada tahun berikutnya

Agustus-oktober

Komisi dan mitra kerjanya

1. Sebagai rapat lanjutan sebelum rapat paripurna pendapat akhir fraksi dan pendapat akhir pemerintah

2. Menentukan skala prioritas masing-masing sektor departemen

3 Pelaksa-naan dan penga-wasan APBN

Pemerin-tah dan kabner sebagai pelaksa-nanya. Sedangkan pengawa-san dilaku-kan oleh inspektorat

Presiden dan kabinet-nya menjalanakn UU APBN

Keputusan presiden tentang pedoman pelaksan-aan RUU APBN pada tahun berikutnya

Januari – Desem-ber tahun berikut-nya

jenderal (irjen) dan badan pemeriksa keuangan

Page 76: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula64

No Tahapan Pelaku Kegiatan Output Waktu

4 Perubahan APBN

DPR dan Menkeu, Bappenas dan Guber-nur BI

Pembahasan APBN-Perubahan karena: 1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN

2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiscal

3. Keadaan yang me-nyebabkan harus dilakukan pergeser-an anggaran antar unit organisasi, antarkegiatan, dan antar jenis belanja

4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan angga-ran yang berjalan

APBNP Novem-ber

5 Laporan realisasi semester I dan prakiraan semester II APBN

Pemerin-tah dan DPR

Pemerintah menyam-paikan laporan real-isasi semester I dan Prognosis semester II APBN

Berlanjut ke proses penga-wasan berikutnya (interpe-lasi, angket

Juli tahun berikut-nya

Page 77: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 65

No Tahapan Pelaku Kegiatan Output Waktu

dan menya-takan pen-dapat) jika ditemukan kejangga-lan.

6 Pertang-gungjawa-ban Pelak-sanaan APBN

DPR dan Pemerin-tah

Laporan: 1. Realisasi APBN2. Neraca3. Laporan Arus Kas4. Catatan atas Lapo-

ran Keuangan yang dilampiri dengan Laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.

Laporan diterma/ditolak

Paling lambat enam bulan setelah tahun anggaran berakhir

Fungsi Representasi

Fungsi representasi merupakan fungsi utama DPR, bahwa anggota DPR merupakwan perwakilan dari masyarakat di daerah pemilihannya. Oleh karena itu, segala permasalahan yang muncul di masyarakat daerah pemiliha anggota DPR, haruslah terwakili ketika anggota DPR bersidang. Meski demikian, fungsi ini tidak tercantum dalam UU. Tahukah anda, anggota DPR punya kewajiban untuk datang ke daerah pemilihannya. Mereka datang, tentu dengan kewajiban menyerap aspirasi dan membantu menyelesaikan persoalan warganya. Kapan saja para wakil rakyat mengunjungi anda?

Page 78: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula66

a. Masa Reses

Setiap empat bulan sekali, ada jadwal reses. Lama masa reses sekitar satu bulan. Dalam masa ini, mereka juga diwajibkan untuk melakukan kunjungan ke daerah pemilihan. Selain itu, mereka juga melakukan kunjungan kerja Komisi dan atau kunjungan kerja atas nama alat kelengkapan DPR lain. Kunjungan atas nama alat kelengkapan DPR ini, bisa dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk kunjungan ke daerah pemilihan, para Anggota DPR ini diberi anggaran.

Untuk Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Banten, misalnya, mereka mendapatkan Rp. 53.080.000.00. Perinciannya sebagai berikut:

a. Fasilitas angkutan dalam kota selama 9 hari x Rp 520.000,- Rp 4.680.000,-b. Biaya uang harian di propinsi selama 9 hari x Rp 300.000,- Rp 2.700.000,-c. Biaya representasi selama 9 hari x Rp 200.000,- Rp 1.800.000,-d. Biaya penginapan selama 8 hari x Rp 1.550.000,- Rp 12.400.000,-e. Biaya penyerapan aspirasi rakyat selama 7 hari x 4.500.000,- Rp 31.500.000,- Total: Rp 53.080.000,-

Page 79: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 67

Jadw

al s

atu

tahu

n m

asa

sida

ng

Mas

a Ta

hun

Sida

ng

Mas

a Sid

ang

IM

asa S

idan

g II

Mas

a Sid

ang

IIM

asa S

idan

g IV

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

16Sd

gSd

g/R

eses

Res

es/

Sdg

Sdg

Sdg/

Res

esR

eses

/Sd

gSd

gR

eses

/Sd

gR

eses

/Sd

gSi

dang

Res

es/

Sdg

16 A

gust

us

: Pem

buka

an M

asa

Tahu

n S

idan

g Sd

g

: Sid

ang

Res

es

: M

asa

Res

es

Peru

baha

n ja

dwa

sida

ng d

an r

eses

dap

at d

ilaku

kan

beru

bah-

ruba

h se

suai

den

gan

jadw

al h

ari l

ibur

ka

lend

er.

Page 80: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula68

b. Kunjungan Pribadi/Perorangan

Selain masa reses, dalam satu tahun, Anggota DPR diberi kesempatan untuk melakukan kunjungan ke daerah pemilihannya secara pribadi selama tiga hari di luar masa reses dan masa sidang. Biasanya, dilakukan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sekali lagi, kunjungan pribadi hanya boleh dilakukan jika tidak sedang bersidang dan di luar masa reses.

Kunjungan pribadi atau kunjungan perorangan ke daerah pemilihan ini, sifatnya tidak wajib. Jadi, tergantung Anggota Dewan bersangkutan, apakah merasa perlu melakukannya atau tidak. Mereka yang akan melakukan kunjungan pribadi ini, mendapatkan biaya akomodasi dan transportasi. Berapa jumlahnya?

Sebagai contoh, Anggota DPR dari salah satu daerah pemilihan di jawa tengah dibiayai sebagai berikut:

Biaya pesawat Jakarta – Semarang (PP) Rp 2.878.500,-Biaya airport tax (PP) Rp 65.000,-Fasilitas angkutan dalam kota propinsi(3 hari x Rp 520.000,-) Rp 1.560.000,-

Biaya uang harian di provinsi Jawa TengahDari tanggal 8 Mei 2009 sd 10 Mei 2009(3 hari x Rp 300.000,-) Rp 900.000,-Biaya representasi(3 hari x Rp 200.000,-) Rp 600.000,-- Biaya penginapan hotel bintang lima(2 hari x Rp 1.490.000,-) Rp 2.980.000,-Total Rp 8.983.500,-

Page 81: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 69

Penyerapan aspirasi dimaksud, tentu juga termasuk aspirasi warga di daerah pemilihan. Coba anda cermati, ternyata ada banyak pos anggaran di DPR yang diperuntukkan dalam rangka menjalankan fungsi representasi atau penyerapan aspirasi masyarakat.

Setelah selesai masa reses atau kunjungan pribadi, para Anggota DPR, kemudian mengembalikan SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) ke Sekretariat Jenderal DPR RI Bagian Perjalanan Dinas. Isi SPPD ini, yaitu:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO 45/PMK.05/2007 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

Lembar keKode No: D/2009Nomor : D/KUNKER TATIB/DPR RI/2009

SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS1 Pejabat yang berwenang memberi

perintahPimpinan DPR

2 Nama yang diperintah ...........................................

3 a. Pangkat dan Golongan Ruang Gaji menurut PP No 6 Tahun 1997

b. Jabatan/Instansic. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas

ANGGOTA DPR RI

4 Maksud perjalanan dinas Kunker sesuai Tatib ke daerah propinsi ….

5 Alat yang dipergunakan Dengan pesawat terbang dan kendaraan umum lainnya

6 a. Tempat berangkatb. Tempat tujuan

Jakarta……………

Page 82: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula70

7 a. Lama perjalanan dinasb. Tanggal berangkatc. Tanggal harus kembali

3 (tiga) hari…………..…………..

8 Pengikut Nama123

Umur Hubungan Keluarga/Keterangan

9 Pembebanan Anggarana. Instansib. Mata anggaran

Lembaga DPR RI

10 Keterangan lain

Dikeluarkan di: JAKARTAPada tanggal:……………...

Tembusan disampaikan kepada1. ............. a.n PIMPINAN2. ............. SEKRETARIS JENDERAL DPR RI u b DEPUTI BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN

.............................................................. NIP

*) Pejabat yang berwenang menerbitkan SPPD

Page 83: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 71

II. Tiba di :….. Pada tanggal:… Kepala :......................

(.............................................)

Berangkat dari :ke : JakartaPada tanggal :Kepala : ......................

(........................................................)

III. Tiba di : Pada tanggal : Kepala :

(.................................................)

Berangkat dari :ke : JakartaPada tanggal :Kepala : ......................

(........................................................)

IV. Tiba di : Pada tanggal : Kepala :

(.................................................)

Berangkat dari :ke : JakartaPada tanggal :Kepala : ......................

(........................................................)

Page 84: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula72

V. Tiba kembali di : Jakarta Telah diperiksa dengan keterangan bahwa (Tempat kedudukan) perjalanan tersebut di atas benar dilakukan atas perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pejabat yang memberi perintah DEPUTI BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN

.................................................... NIP

VI. CATATAN LAIN-LAIN

VII. CATATAN

Pejabat yang berwenang menerbitkan SPPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas,para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba serta bendaharawan bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan keuangan Negara apabila Negara menedrita rugi akibat kesalahan, kelalaian dan kealpaannya.(angka a, lampiran surat edaran Menteri Keuangan tanggal ...............No....................)

Dalam praktiknya, ini dianggap cukup untuk mempertang-gungjawabkan penggunaan dana reses atau dana kunjungan perorangan. Tidak perlu ada kwitansi, tiket pesawat atau bukti-bukti lain selama melakukan kunjungan ke daerah pemilihan. Selain itu, Anggota DPR juga mengisi rincian kegiatan mereka dalam format di bawah ini untuk diserahkan ke fraksi masing-masing.

Page 85: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 73

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRANRINCIAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI RAKYATDALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN ....... TAHUN SIDANG .......

NO TANGGAL URAIAN PERTEMUAN

Setelah itu, pimpinan Fraksi mengundang para anggota fraksinya untuk membahas bersama tentang temuan-temuan Anggota saat reses. Aspirasi dan kepentingan warga yang beragam disalurkan ke Komisi-Komisi terkait, misalnya, soal sekolah yang rusak diperjuangkan melalui Komisi X.

Mungkin anda bertanya, bagaimana akuntabilitas kegiatan dan penggunaan dana dalam laporan tersebut? Benarkah mereka melakukan sebagai yang tertera? Atau jangan-jangan hanya mengada-

Page 86: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula74

ada. Ya, dengan format pertanggungjawaban seperti ini, silakan anda menilai sendiri.

c. Biaya Penyerapan Aspirasi

Setiap Anggota DPR mendapatkan biaya penyerapan aspirasi per bulan. Besarannya sebagai berikut:

Jumlah uang Rp 8.500.000,- Potongan Pph Psl 21 Rp 1.275.000,-.Jumlah diterima Rp 7.225.000,-

Item ini sudah termasuk dalam tunjangan Anggota Dewan (Lihat halaman .. ). Lalu bagaimana pertanggungjawabannya? Biaya penyerapan aspirasi yang satu ini, tidak dipertanggungjawabkan.

Page 87: Parlemen pemula

Bab IV

Page 88: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula76

Pengertian Sekretariat Jenderal

Sekretariat jenderal merupakan lembaga yang membantu DPR dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran dan tugas-tugas sehari-hari. Bantuan yang diberikan oleh sekretariat jenderal merupakan bantuan yang bersifat teknis, administratif dan bersifat keahlian. Dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal, dibantu oleh seorang wakil dan sejumlah Deputi, sekretariat jenderal bertanggungjawab langsung kepada pimpinan DPR.

Dapat dibayangkan jika anggota DPR yang tugas utamanya adalah mempejuangkan kepentingan rakyat pada level kebijakan masih harus mengurusi persiapan rapat, bahan-bahan rapat, dokumen rapat dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaan sekretariat jenderal sangatlah penting dan strategis

Fungsi dan kedudukan

Dalam memberikan dukungan pelaksanaan tugas sekretariat jenderal, sebagaimana tertulis dalam peraturan presiden RI Nomor 23 Tahun 2005, mempunyai fungsi:

BAB IV

Sekretariat Jenderal

Page 89: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 77

1. Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan sekretariat jenderal

2. Pemberian dukungan teknis, administrative, dan keahlian di bidang perudang-udangan, anggaran dan pengawasan kepada DPR RI.

3. Pembinaan dan pelaksanaan, perendanaan dan pengendalian, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumahtanggan di DPR RI.Jika dalam bebrapa tahun terakhir ini sering terdengar

sejumlah pembangunan di kompleks gedung DPR, seperti renovasi pagar, renovasi ruangan anggota dewan dan renovasi yang lain, tidak terlepas dari peran sekretariat jederal. Tentu atas persetujuan DPR sebagai “tuan” mereka.

Pimpinan sekretariat jenderal (sekretaris jenderal, wakil dan deputi) DPR RI diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul pimpinan DPR. Pengangkatan pejabat pengganti mereka diusulkan setelah melalui tes uji dan kelayakan. Jangan bingung, kenapa sekretariat jenderal jenderal yang mengabdi untuk DPR nasibnya ditentukan oleh presiden yang menjadi mitra kerja DPR. Hal tersebut telah diatur dalam UU.

Untuk kepentingan penyediaan pada bidang keahlian, sekretariat jenderal mempunyai kewenangan untuk berkoordinasi dengan DPR dalam proses mengangkat sejumlah pakar/ahli sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang kinerja DPR, terutama pada sisi substansi. Hingga kini, tenaga pakar/ahli terdapat pada komisi, fraksi, anggota dan di lembaga P3DI (pusat penyedia dan pengkajian data dan informasi). Selain itu, sekjen bisa membentuk tim asistensi untuk kepentingan rapat-rapat khusus.

Page 90: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula78

Peran Sekretariat Jenderal

Dalam tata tertib DPR disebutkan bahwa tugas Sekretariat Jenderal adalah: a. memberikan bantuan teknis, administratif, dan keahlian

kepada DPR; b. melaksanakan kebijakan kerumahtanggaan DPR yang telah

ditentukan oleh Pimpinan DPR, termasuk kesejahteraan Anggota dan pegawai Sekretariat Jenderal;

c. membantu BURT dalam mensinkronisasikan penyusunan rancangan anggaran DPR yang bersumber dari pengajuan masing-masing alat kelengkapan DPR, dengan ketentuan:

a. hasil sinkronisasi penyusunan rancangan anggaran DPR sebelum disampaikan kepada Pimpinan DPR terlebih dahulu disampaikan kepada BURT untuk diadakan penelitian dan penyempurnaan.

Page 91: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 79

b. dalam proses penyelesaian rancangan anggaran DPR selanjutnya, Sekretariat Jenderal membantu BURT dan Panitia Anggaran untuk menetapkan plafon anggaran DPR.

d. membantu Anggota, Komisi, Gabungan Komisi, Badan Legislasi menyiapkan naskah akademis dan naskah awal Rancangan Undang-Undang.

e. memberikan penjelasan dan data yang diperlukan oleh BURT;

f. melaksanakan hal lain yang ditugaskan oleh Pimpinan DPR; dan

g. melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya selama Tahun Sidang yang lalu kepada Pimpinan DPR pada setiap permulaan Tahun Sidang dengan memberikan tembusan kepada Badan Musyawarah dan BURT

Struktur Sekretariat Jenderal

Struktur sekretariat jenderal diatur dengan peraturan presiden. Saat ini sekretarait jenderal DPR RI mempunyai 4 deputi: 1. Deputi bidang perundang-undangan, deputi ini bertugas

untuk memperkuat tugas-tugas DPR pada fungsi legislasi. Pada deputi ini terdapat tiga biro utama:a. Biro perancangan UU bidang politik, hukum, Hak Asasi

Manusia (HAM) dan kesejahteraan rakyat b. Biro perancangan UU bidang ekonomi, keuangan, industri

dan keuangan c. Biro hokum dan pemantauan pelaksanaan undang-undang

2. Deputi bidang pengawasan dan penganggaran. Deputi ini bertugas untuk memperkuat tugas-tugas DPR pada bidang

Page 92: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula80

pengawasan dan penganggaran. Terdapat tiga biro pada deputi ini:a. Biro analisa anggaran dan pelaksanaan APBNb. Biro pengawasan legislatifc. Pusat pengkajian, pengolahan data dan informasi (P3DI)

3. Deputi bidang persidangan dan kerjasama antar parlemen. Tugas utama deputi ini adalah membina dan melaksanakan dukungan teknis dan administrative di bidang persidangan dan kerjasama antar perlemen. Deputi ini membawahi empat biro utama:a. Biro persidangan b. Biro kesekretariatan pimpinan c. Biro kerjasama antar parlemend. Biro hubungan masyarakat dan pemberitaan

4. Deputi bidang administrasi. Deputi ini bertugas membina dan melaksanakan perencanaan dan pengawasan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumahtanggan di lingkungan DPR RI. Deputi ini membawahi lima biro:a. Biro perencanaan dan pengawasanb. Biro keanggotaan dan kepegawaianc. Biro keuangan d. Biro pemeliharaan bangunan dan instalasie. Biro umum

Pada empat deputi utama tersebut, DPR menyediakan 1.328 Sumber Daya Manusia. Kesemuanya tersebut merupakan tenaga di sekretariat jenderal minus tenaga di pengamanan dalam (pamdal). Hingga tahun 2007 komposisi pendidikan mereka adalah sebagai berikut

Page 93: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 81

Tingkat pendidikan Jumlah (orang)S-3 3

S-2 118

S-1/D IV 398

D III 70

D II 2

SLTA 627

SLTP 65

SD 45

Jumlah 1.328

Jika menilik tugas dan fungsi DPR pada bidang legislasi, pengawasan dan penganggaran yang membutuhkan banyak curahan pikiran, sulit untuk dipahami, sebagain besar pegawai di DPR adalah lulusan SLTA.

UNDP pernah mengadakan penelitian tentang komposisi pegawai di DPR RI pada 2005. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 61,4 % pegawai DPR merupakan staf administratif, asisten pribadi, 27,4 %, tenaga teknis sebanya 5,92%, pusat penelitian 4,13%, perancang UU 1,4%.

Ditambah dengan tenaga pamda sebanyak 453 orang, maka jumlah keseluruhan pegawai DPR adalah 1.781. jika penelitian UNDP diadakan kembali pada tahun ini barangkali komposisinya akan banyak berubahan.

Page 94: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula82

Bagan Struktur DPR

Sekjen dan wasekjen

Deputi bidang peru-dang-undangan

Biro perancangan UU bidang politik, hokum, HAM dan kesejahteraan rakyat

Biro perancangan UU bidang ekonomi, keuangan, industry, dan perdagangan

Biro hukum dan pemantauan pelaksanaan UU

Deputi bidang anggaran dan pengawasan

Biro analisa anggaran dan pelaksanaan APBN

Biro pengawasan legislative

Pusat pengkajian, pengolahan data dan informasi (P3DI)

Deputi bidang persidan-gan dan kerjasama antar parlemen

Biro persidangan

Biro kesekretariatan pimpinan

Biro kerjasama antar parlemen

Biro hubungan masyarakat dan pemberitaan

Deputi bidang adminis-trasi

Biro perencanaan dan penga-wasan

Biro keanggotaan dan kepe-gawaian

Biro keuangan

Biro pemeliharaan bangunan dan instalasi

Page 95: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 83

Informasi Tentang Sekretariat Jenderal

No Unit Keterangan Telpon01 Sekretariat Pimpi-

nan Ketua DPR RI 571 5326

571 5621 571 5328

Wakil Bidang Koor-dinator Politik

571 5874 571 5700571 5553

Wakil Bidang Industri dan Perda-gangan

571 5332 571 5330

Wakil Bidang Koor-dinator Kesejah-teraan Rakyat

571 5311 571 5313571 5371

02 Sekretariat Fraksi F-PG 575 5256 575 5255575 5300

F-PDIP 575 6189575 6187

F-PPP 575 5497575 5532

F-PD 575 5119575 5163

F-PAN 575 5812575 5810

F-PKB 575 5625575 5623575 5626

F-PKS 575 6087

F-BPD 575 5899575 5858

F-PBR 575 5915

F-PDS 575 6121575 5993

Page 96: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula84

No Unit Keterangan Telpon03 Sekretariat Badan BAMUS 571 5516

571 5736

BURT 571 5231571 5375571 5857

BALEG 575 6040575 6041

BKSAP 571 5814571 5807

BK 571 5588571 5897

AIPO 571 5295571 5210

IPU 571 5813571 5841571 5835

HAP 571 5811571 5515571 5517

04 Sekretariat Komisi KOMISI I 571 5518571 5520

KOMISI II 571 5526571 5522571 5493

KOMISI III 571 5566571 5569571 5864

KOMISI IV 571 5530571 5498

KOMISI V 571 5527571 5529571 5674

Page 97: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 85

No Unit Keterangan TelponKOMISI VI 575 6016

575 6018575 6058

KOMISI VII 575 6009575 6008

KOMISI VIII 571 5510

KOMISI IX 575 6043575 6042575 6060

KOMISI X 575 6032575 6035

KOMISI XI 575 6030575 6031

PANITIA ANGGARAN

575 6020575 6021575 6369

PANSUS 571 5671571 5743571 5755

05 Sekretariat Jenderal

BIRO HUMAS & PEMBERITAAN

571 5346571 5298 (Fax)

HUMAS DPR RI 571 5349571 5373

571 5925 (Fax)

PEMBERITAAN 571 5348571 5350

PROTOKOL 571 5789571 5351571 5359

Page 98: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula86

Page 99: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula 87

Fatwa, A.M., Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi: Jejak Langkah Parlemen Indonesia periode 1999-2004, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Katharina, Riris, dkk, Kajian Terhadap Tata Tertib DPR RI, Pusat Kajian Pengelolaan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI, Jakarta, 2008.

Peraturan Tata Tertib DPR RI.

Sekretariat Jenderal DPR Ri, Laporan Hasil Tim Peningkatan Kinerja DPR RI, Sekjen DPR RI Jakarta, Desember 2006.

Setyowati, Erni, dkk, Memantau Parlemen Mendorong Lahirnya Legislasi: Panduan Praktis Pemantauan Legislasi, Cet.2, Jakarta: Pusat Studi Hukum & Kebijakan (PSHK), Jakarta, 2007.

TT, Peran Perwakilan Parlemen, Sekretariat Jenderal DPR RI-United Nations Development Programme Indonesia, Jakarta, 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Referensi

Page 100: Parlemen pemula

Parlemen untuk Pemula88

ARBAIN

Arbain adalah Asisten Pribadi pada Anggota DPR RI Mufid A Busyairi (2004-2009). Pengenalan dan pemahamannya terhadap dunia parlemen didapat setelah mengikuti program Indonesian Youth Parliament yang diselenggarakan oleh Indonesian Parliamentary Center (IPC), Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), National Democratic Institute (NDI), dan Partnership (Kemitraan). Kesehariannya mensupport tugas Anggota Dewan bersangkutan yang menjabat sebagai Anggota Komisi IV, Anggota Tim Peningkatan Kinerja DPR RI, Pimpinan Pansus Susduk, dan anggota beberapa Pansus DPR RI lain. Antara lain dalam hal penyediaan informasi, pengolahan data, kajian, membantu penulisan di sejumlah media, dan membangun jalinan relasi dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat. Penulis juga aktif membantu sejumlah pelatihan pengenalan parlemen untuk kalangan mahasiswa dan pemuda di berbagai daerah bersama Indonesian Parliamentary Center (IPC).

Riwayat Penulis

Page 101: Parlemen pemula