isrâiliyyât dalam kisah nabi ayyub as

44
Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as. (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Nurhasanah NIM. 13210536 JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1438 H/2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as.

(Studi Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Nurhasanah

NIM. 13210536

JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/2017

Page 2: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

ii

Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as.

(Studi Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Agama (S. Ag)

Oleh:

Nurhasanah

NIM. 13210536

Pembimbing:

Ali Mursyid, M. Ag

JURUSAN ILMU AGAMA DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as. (Studi

Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman)” yang

disusun oleh Nurhasanah Nomor Induk Mahasiswa: 13210536 telah diperiksa

dan disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 16 Agustus 2017

Pembimbing,

Ali Mursyid, M. Ag

Page 4: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as. (Studi

Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman) oleh

Nurhasanah dengan NIM 13210536 telah diajukan pada sidang Munaqasyah

Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 16

Agustus 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 16 Agustus 2017

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang,

Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A

Sekretaris Sidang,

Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I

Dr. KH. Ahsin Muhammad, M.A

Penguji II

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc.

M.A

Pembimbing,

Ali Mursyid, M. Ag

Page 5: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

v

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurhasanah

NIM : 13210536

Tempat/Tggl Lahir : Jakarta, 01 September 1995

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub

as. (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman)

adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 16 Agustus 2017

Nurhasanah

Page 6: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

vi

MOTTO

“Allah SWT tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan

kesanggupannya”

(QS. Al-Baqarah [2]: 286)

Page 7: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

vii

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini dipersembahkan kepada sosok yang takkan terbalaskan

jasanya, yaitu kedua orangtuaku ayahanda Drs. H. Maulana Yusuf, MA dan

Ibunda Hj. Nurhayina Wati S.Ag yang telah mendidik dan memotivasi serta

mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Mungkin

persembahan ini tidak cukup untuk membalas jasa-jasa kalian. Dan

terimakasih penulis ajukan kepada kakak dr. M. Fauzan Maulana yang selalu

mengingatkan penulis agar menyelesaikan tugas akhir ini, adik-adik tercinta

M. Nu`man Maulana, M. Nur Maulana, M. Zein Maulana serta M. Ahmad

Maulana terimakasih atas doa kalian semua.

Page 8: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah SWT. Dia-lah yang telah

menganugerahkan Al-Qur`an sebagai penunjuk bagi seluruh manusia dan

rahmat bagi segala alam. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

Nabi Muhammad Saw, utusan dan manusia pilihan-Nya. Dialah sebagai

penyampai, pengamal, dan penafsir pertama Al-Qur`an.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Isrâiliyyât Dalam Kisah Nabi Ayyub as. (Studi Komparatif Tafsir Ibnu

Kasir dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman)”. Hal ini tidak akan terwujud tanpa

adanya dukungan dari pihak yang telah memberi dukungan dan bimbingan

secara maksimal. Dengan ini, saya ingin menyampaikan rasa terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam menyusun skripsi,

diantaranya:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA, Rektor Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfah, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang telah memberikan dukungan kepada

saya agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

3. Bapak Ali Mursyid, M. Ag pembimbing yang selalu memberikan

perhatian & arahan dengan penuh sabar dan ikhlas, sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Muhammad Ulinnuha, Lc, MA, Ketua Program Studi Ilmu Al-

Qur`an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

5. Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku pembantu

dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak memotivasi penulis untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 9: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

ix

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu

kepada penulis ketika kuliah di Fakultas Ushuluddin.

7. Kepada kedua orang tua saya ayahanda Drs. H. Maulana Yusuf, M.A

dan Ibunda Hj. Nurhayyina Wati, S.Ag. Merekalah yang menjadi

penyemangat dalam hidup saya selama ini serta menjadi panutan dalam

setiap langkahnya. Mereka yang senantiasa memberikan dukungan dan

motivasi, berkatnya saya mampu menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Hanya do’a tulus yang dapat anakmu panjatkan. Semoga di akhirat kelak

anakmu mampu mendudukan kalian di singgasana dan memakaikan

sebuah mahkota dari surga.

8. Kepada kakak Sri Rejeki, S.Ag yang telah banyak membantu penulis

dalam melengkapi penulisan skripsi ini baik dalam hal motivasi.

9. Kak Bagus, Kak Fadlu, Ustadz Miftah, Ustadz Ahmad, Ahmad Fauzan

yang meluangkan waktu serta ilmu dalam melakukan tugas akhir ini.

10. Staff Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Iman Jama`

Lebak Bulus, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Jakarta yang telah

memberikan sarana dan prasarana dalam penulisan skripsi ini.

11. Seluruh instruktur tahfidz Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Kakak Ayuna

Faizah , Ibu Muthmainnah, Ibu Istiqomah, Ibu Mahmudah, Ibu Atiqoh,

dan Ibu Amilah. Selaku Instruktur tahfidz yang selalu jadi inspirator juga

selalu support penulis, sehingga penulis sampai di titik ini.

12. Teman terdekat dan seperjuangan Nur Wahyu Dhieni Srinita, S.pd,

Galuh Fathatul Maula, S.Pd, Hana Andriana, S.Ag, Nurazizah Fatiati,

S.Ag, Lu`lu Atul Ma`muroh, S.Ag, dan Ilma Zidna WTC, S.Ag yang

selalu memberi dukungan, semangat dan pacuan dalam menyelesaikan

skripsi ini dalam keadaan suka maupun duka. Dan senantiasa

Page 10: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

x

memberikan semangat dalam menjalani empat tahun menimba ilmu di

IIQ Jakarta. Terima kasih karena telah bersedia untuk berbagi

kesenangan dan kesedihan. Semoga ikatan ini tidak akan terputus hingga

tua menyapa kita.

13. Seluruh teman-teman Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta angkatan

2013, khususnya teman fakultas Ushuluddin yang senantisanya bersedia

mendengarkan keluh kesah saya.

14. Kepada sahabat sejati saya Nia Umniati, Lulu Fauziah, Agustinmas

Ensa, serta Tuti Nafisah yang selalu menyemangati dalam melaksanakan

tugas akhir ini.

15. Taklupa kepada teman serta keluarga Jakarta Selatan saya, Diena Nur

Sabrina, Yusi Dzikria, Nuraini Azizah, dan Miftah Azkiya Habibah yang

selalu memberikan dukungan dan dorongan kepada saya.

16. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, telah

membantu dalam melancarkan proses penulisan skripsi ini.

Atas bimbingan, arahan, dan dorongan yang diberikan, semoga

Allah SWT. membalas kebaikan dan menjadikan catatan amal sholeh.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu, penulis menginginkan kritik dan saran dari

pembaca agar penelitian yang selanjutnya lebih bermakna dan berbeda

dari penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca.

Penulis

Nurhasanah

Page 11: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS .......................................................................... iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

ABSTRAKSI ................................................................................................. xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Permasalahan ................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah Tujuan dan Perumusan Masalah .................... 8

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10

G. Jenis Penelitian ............................................................................... 15

H. Sitematika Penulisan ...................................................................... 17

BAB II : GAMBARAN UMUM TENTANG ISRÂILIYYÂT

A. Pengertian Isrâiliyyât ..................................................................... 19

B. Sejarah Munculnya Isrâiliyyât ....................................................... 27

1. Periode Periwayatan dan Tokoh-Tokoh Isrâiliyyât ................. 28

2. Masa Penulisan dan Kodifikasi Karya ..................................... 30

C. Macam-Macam Isrâiliyyât dan Hukum Meriwayatkannya ........... 33

Page 12: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xii

D. Isrâiliyyât dalam Ayat-Ayat Kisah ................................................ 41

BAB III : TINJAUAN UMUM TAFSIR

A. Tafsir Ibnu Kasir ............................................................................ 57

1. Biografi Ibnu Kasir ..................................................................... 57

a) Riwayat Hidup dan Pendidikan ................................................ 57

b) Karya-Karya Ibnu Kasir ........................................................... 60

c) Pendapat Ulama Terhadap Ibnu Kasir ..................................... 61

d) Sikap Ibnu Kasir Terhadap Cerita Isrâiliyyât ......................... 63

2. Tinjauan Tafsir ........................................................................... 66

a) Latar Belakang Penulisan Kitab Ibnu Kasir ............................. 66

b) Metode Penafsiran .................................................................... 68

c) Corak Penafsiran ...................................................................... 69

d) Sistematika Penulisan ............................................................... 70

B. Tafsir Muqatil bin Sulaiman .......................................................... 72

1. Biografi Muqatil bin Sulaiman ................................................... 72

a) Riwayat Hidup dan Pendidikan ................................................ 72

b) Karya-Karya Muqatil bin Sulaiman ......................................... 74

c) Pendapat Ulama Terhadap Muqatil bin Sulaiman .................... 75

d) Sikap Muqatil bin Sulaiman Terhadap Cerita Isrâiliyyât ......... 76

2. Tinjauan Tafsir ........................................................................... 77

a) Latar Belakang Penulisan Kitab Muqatil bin Sulaiman ........... 77

b) Metode Penafsiran .................................................................... 79

c) Corak Penafsiran ...................................................................... 80

d) Sistematika Penulisan ............................................................... 81

Page 13: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xiii

BAB IV : PENAFSIRAN AYAT-AYAT ISRÂILIYYÂT DALAM KISAH

NABI AYYUB as, PADA SURAT SHÂD: 41-44 dan AL-ANBIYÂ: 83-

84

A. Kisah Nabi Ayyub as di dalam Al-Qur`an ..................................... 83

B. Penafsiran Ibnu Kasir dan Muqatil bin Sulaiman .......................... 89

1. Surat Al-Anbiya Ayat 83-84 .................................................... 89

2. Surat Shâd Ayat 41-44 ............................................................. 93

C. Israiliyyat di dalam Kedua Tafsir ................................................. 101

1. Ketika Nabi Ayyub Diberi Kesehatan Berupa Belalang Emas101

2. Ketika Nabi Ayyub Ditimpa Penyakit Keras ......................... 103

3. Pada Badannya Keluar Bau Busuk ......................................... 105

4. Ketika Harta dan Anaknya Dikembalikan ............................. 107

D. Klasifikasi Kisah Nabi Ayyub as. di dalam Kedua Tafsir ........... 109

1. Maqbul ................................................................................... 109

2. Mardud ................................................................................... 111

3. Mutawaqqaf Ilaihi .................................................................. 112

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 117

B. Saran ............................................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 119

Page 14: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf

Arab Nama

Huruf

Latin Keterangan

alif - Tidak dilambangkan أ

”bā` B Huruf “be ب

”tā` T Huruf “te ت

”tsā` ts Huruf “te” dan “es ث

jim J Huruf je ج

hā` h Huruf “ha” dengan garis bawah ح

”khā` kh Huruf “ka” dan “ha خ

”dal d Huruf “de د

”dzal dz Huruf “de” dan “zet ذ

”rā` r Huruf “er ر

”zai z Huruf “zet ز

”sin s Huruf “es س

”syin sy Huruf “es” dan “ye ش

”shād sh Huruf “es” dan “ha ص

”dhād dh Huruf “de” dan “ha ض

”thā` th Huruf “te” dan “ha ط

”zhā` zh Huruf “zet” dan “ha ظ

‘ ain‘ عKoma terbalik di atas hadap

kanan

”ghain Gh Huruf “ge” dan “ha غ

”fā` F Huruf “ef ف

”qāf Q Huruf “qi ق

”kāf K Huruf “ka ك

”lām L Huruf “el ل

”mim M Huruf “em م

”nun N Huruf “en ن

”wāwu W Huruf “we و

”hā` H Huruf “ha ھ

hamzah ` Apostrof ء

”yā` Y Huruf “ye ي

Page 15: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xv

B. Vokal

Vokal Tunggal

Tanda Vocal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

A Harakat Fathah

I Harakat Kasrah

U Harakat Dhammah

Vokal Panjang

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

ȃ Huruf “a” dengan topi di

atas

Î Huruf “i” dengan topi di

atas

Û Huruf “u” dengan topi di

atas

Vokal Rangkap

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

Ai Huruf “a” dan “i”

Au Huruf “a” dan “u”

C. Kata Sandang

1) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyyah

ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contohnya:

al-Madînah :المدينة al-Baqarah :البقرة

2) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyyah

ditransliterasi sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai bunyinya. Contoh:

Page 16: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xvi

as-Sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل

ad-Dȃrimî : الدارمى asy-syams : الشمس

3) Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan dengan

lambang (__), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyyah. Contoh:

فهاء Âmannȃ billȃhi : أمنا بالل Âmana as-Sufahȃ’u : أمن الس

كع Inna al-ladzîna : إن الذين wa ar-rukka’i : والر

4) Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

al-Af`idah : الأفئدة

al-Jȃmi’ah al-Islȃmiyyah : الجامعة الإسلمية

Sedangkan ta marbuthah yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

Âmilatun Nashibah’: عاملة ناصبة

al-Âyat al-Kubrȃ : الٱية الك برى

Page 17: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xvii

ABSTRAK

Nurhasanah (13210536). Skripsi dengan judul “Isrâiliyyât

Dalam Kisah Nabi Ayyub as. (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan

Tafsir Muqatil bin Sulaiman)”, diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana (Strata-1), Fakultas Ushuluddin,

Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta

Latar belakang penulisan skripsi ini adalah keterkaitan penulis

terhadap pokok bahasan mengenai problematika didunia luar

mengenai cerita bohong yang telah menjamur luas, yaitu Isrâiliyyât ,

Isrâiliyyât sendiri merupakan kisah atau dongeng yang memang

sengaja dimasukkan musuh-musuh Islam ke dalam Tasir dan Hadis

yang sama sekali tidak ada dasar-dasarnya dalam sumber lama. Kisah

tersebut dikisahkan dengan tujuan untuk merusak akidah umat Islam.

Ada beberapa kisah Isrâiliyât yang kemudian menyebabkan

kekeliruan dan mengganggu kemurnian ajaran Islam. Kisah-kisah

tersebut biasanya berbumbu dongeng dan khurafat, yang bertentangan

dengan akal sehat dan syara`. Penyebaran kisah Isrâiliyyât telah ada

sejak zaman Nabi dan berkembang subur di kalangan Islam ketika

masa tabi` tabi`in. Maka dari itu penulis terdorong dan memberanikan

diri untuk meneliti penafsiran kisah-kisah Isrâiliyât yang terdapat

dalam Al-Qur`an.

Di sini penulis akan mengkaji Isrâiliyât dalam kisah Nabi

Ayyub, cerita-cerita semacam ini banyak muncul dan dijumpai dalam

kitab-kitab tafsir klasik, khususnya kitab tafsir yang secara

metodologis menggunakan pendekatan tafsîr bi al-ma`tsûr.

Rumusan masalah yang penulis kaji disini adalah Apa dan

Bagaimana Isrâiliyyât dalam kisah Nabi Ayyub as. yang terdapat

pada tafsir Ibnu Kasir dan tafsir Muqatil bin Sulaiman?, Bagaimana

klasifikasi kisah Isrâiliyât Nabi Ayyub as. dalam kedua tafsir

tersebut?.

Untuk mendapatkan fakta dan data yang objektif dalam

penelitian ini, penelitian yang penulis lakukan dikategorikan sebagai

penelitian pustaka (library research), yaitu rangkaian yang berkenaan

dengan pengumpulan data dari literatur yang berkaitan dengan judul

skripsi ini.

Setelah melalui penelitian beberapa bab pembahasan, maka

hasil yang dapat penulis hasilkan dalam skripsi ini: Pertama, riwayat

Isrâiliyyât dalam penafsiran kisah Nabi Ayyub as. di dalam tafsir

Page 18: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

xviii

Ibnu Kasir dan Muqatil bin Sulaiman berikut riwayatnya: a) ketika

Nabi Ayyub diberi kesehatan berupa belalang emas, b) ketika Nabi

Ayyub ditimpa penyakit keras dan penderitaannya berkepanjangan, c)

Pada badannya sempat keluar bau busuk bahkan sampai keluar ulat

sehingga Nabi Ayyub diasingkan dan kaum kerabatnya menjauhi

Nabi Ayyub, d) ketika harta dan keluarganya dikembalikan seperti

sedia kala. Kedua, hasil penelitian dari riwayat-riwayat Isrâiliyyât

tersebut: a) maqbul : ketika Nabi Ayyub ditimpa penyakit keras dan

penderitaannya berkepanjangan b) mardud : kisah pada saat badannya

sempat keluar bau busuk bahkan sampai keluar ulat sehingga Ayyub

diasingkan dari negerinya dan di lempar ke tempat pembuangan Bani

Israil dan Ketika Nabi Ayyub diberi kesehatan berupa belalang emas

c) mutawaqqaf ilaihi : kisah ketika harta dan keluarganya

dikembalikan seperti sedia kala.

Page 19: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT menurunkan Al-Qur`an adalah untuk menjadi petunjuk

kepada segenap mereka yang berbakti kepada Allah guna untuk

menjadi penyuluh kepada segala hamba yang tunduk dan menurut,

untuk menjadi pedoman hidup dunia dan akhirat. Sejarah telah

membuktikan kesan baik Al-Qur`an terhadap bangsa-bangsa Arab.1

Kisah dalam Al-Qur`an mempunyai banyak faedah,

diantaranya adalah dapat menarik perhatian pembaca, karena kisah

dalam Al-Qur`an itu sendiri banyak mengandung unsur sastra.2 Di

dalam Al-Qur`an kita dapati banyak kisah Nabi-Nabi, Rasul-Rasul

dan umat-umat dahulu kala, maka yang dimaksudkan dengan kisah-

kisah itu, ialah pengajaran-pengajaran dan petunjuk-petunjuk yang

berguna bagi orang penyeru kebenaran dan bagi orang-orang yang

diseru kepada kebenaran.3

Terdapat banyak kisah dalam Al-Qur`an, salah satu adalah

kisah tentang para nabi. Kisah ini mengandung dakwah mereka

kepada kaumnya, mu`jizat-mu`jizat yang memperkuat dakwahnya,

sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan

1 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir,

(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), cet-3, h.127 2 Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h.

228 3 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, 139

Page 20: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

2

perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang

mempercayainya dan golongan yang mendustakan.4

Ada sisi menarik yang harus dikaji kalau kita mempelajari

kitab tafsir, terutama yang menggunakan corak bi al-ma`tsûr. Sisi

yang dimaksud adalah persoalan cerita Isrâiliyât. Dalam penelitian,

memang banyak tafsir, setelah dilakukan pengecekan, ternyata

banyak bersumber dari Isrâiliyât. Kesan para ulama terhadap kitab

tafsir yang menggunakan corak bi al-ma`tsûr salah satu diantaranya

yaitu Isrâiliyât. Sangat disayangkan sebab kesan itu pada sisi tertentu

akan membawa dampak negatif, bahkan membahayakan bagi umat

Islam, dikhawatirkan mereka menerima apapun tanpa

mempertimbangkan terlebih dahulu apakah itu sesuai dengan ajaran

Islam atau tidak, yang terdapat dalam kitab tafsir yang menggunakan

corak bi al-ma`tsûr.5

Pengutipan Isrâiliyât oleh sebagian mufasir sebagai salah satu

sumber penafsiran Al-Qur`an mulai zaman Nabi hingga masa tabi`

tabi`în, yaitu semenjak peng-kodifikasian tafsir sampai sekarang,

memperkaya khazanah perpustakaan umat Islam dengan kitab-kitab

tafsir yang memuat riwayat-riwayat Isrâiliyât dengan intensitas yang

cukup beragam, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Persoalan

Isrâiliyât menjadi isu penting bagi mufassir modern. Sebab Isrâiliyât

tidak hanya berkaitan dengan aspek teologis Islam yang mengklaim

sebagai agama yang sempurna, sehingga tidak perlu lagi merujuk

4 Manna` Khalil al-Qattan, Mabâhis fî `Ulûmil Qur`ân, (Bogor: Pustaka Lintera

Nusa, 2013), cet-16, h. 436 5 Rosihan Anwar, Melacak Unsur Isrâiliyât Dalam Tafsir At-Tabari dan Tafsri Ibnu

Kasir, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, h. 5-6

Page 21: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

3

pada ajaran-ajaran Yahudi dan Nasrani yang pada umumnya berisi

khurafat-khurafat yang merusak aqidah umat Islam.6

Ada beberapa kisah Isrâiliyât yang kemudian menyebabkan

kekeliruan dan mengganggu kemurnian ajaran Islam. Kisah-kisah

tersebut biasanya yang berbumbu dongeng dan Khufarat7 yang

bertentangan dengan akal sehat dan Syara`.

Riwayat-riwayat Isrâiliyât berpotensi menyimpangkan

kepercayaan umat Islam terhadap sebagian ulama dan umat muslim

dari kalangan sahabat dan tabi`in. Ada banyak dongeng Isrâiliyât

yang riwayatnya dinisbatkan kepada kalangan salafus salih8 yang

terkenal karena keadilan dan reputasinya yang dapat dipercaya.

Sebagian dari mereka bahkan terkenal di kalangan orang-orang Islam

dengan Tafsir dan Hadis yang diriwayatkannya. Para Ulama berbeda

pendapat dalam mengakui dan mempercayai kisah-kisah tersebut, ada

yang mencela (menolak) dan ada pula yang mempercayai

(menerima).9

Kaum Yahudi selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk

mengikis aqidah dan melemahkan kepercayaan umat Islam terhadap

Al-Qur`an dan Hadis. Mereka juga berusaha menggoyang

kepercayaan golongan salafu salih yang memiliki peran dalam

memikul risalah umat Islam dan menyebarkan ke segala penjuru

6 Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: Darus

Sunnah Press, 2004), h.115 7 Khurafat ialah menghubungkan suatu peristiwa yang terjadi dengan suatu perkara

yang menutup akal/ tidak masuk akal, lihat Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Islam, (Jakarta:

PT. Ichtiar Baru Van Haeve, 1993), cet 1, h. 58 8 Salafu Salih ialah orang yang mengikuti jalan mereka (Para Sahabat Nabi, Tâbi`în,

dan Tâbi` at-Tabi`în), dan menempuh sesuai manhaj/ metode mereka, maka dia termasuk

salafi, karena menisbahkan/ menyandarkan kepada mereka 9 Manna` Khalil al-Qattan, Mabâhis fî `Ulûmil Qur`ân, (Bogor: Pustaka Lintera

Nusa, 2013), cet-16, h. 492

Page 22: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

4

dunia. Karena itu, umat Islam perlu mencermati dan memperhatikan

serta mempertimbangkan penyerapan riwayat Isrâiliyât dalm tafsir-

tafsir dan menyaringnya. Inilah akibat riwayat Isrâiliyât yang terdapat

dalam kitab tafsir terhadap aqidah umat Islam dan juga terhadap

kesucian ajaran Islam. 10

Menurut Muhammad Husein adz-Dzahabi makna lahiriyah

dari Isrâiliyât adalah pengaruh kebudayaan Yahudi dan Nasrani

terhadap penafsiran Al-Qur`an. Kisah yang dimasukkan dalam tafsir

yang periwayatannya kepada sumber Yahudi dan Nasrani.11

Beberapa kisah-kisah para Nabi terdapat Isâiliyyât di

dalamnya, salah satu diantaranya adalah kisah Nabi Ayyub as.

Nabi Ayyub as. adalah salah seorang Nabi yang secara garis

tegas dinyatakan sebagaimana penerimaan wahyu, sebagaimana

disebutkan di dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar.

Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada

Tuhan-nya)[1303]”.(QS.Shâd [38]: 44)

Kisah Nabi Ayyub as. telah banyak memberikan inspirasi

terutama kapada penulis untuk dikaji dan diteliti, karena

kesabarannya dalam mengahadapi cobaan, nabi Ayyub merupakan

sosok nabi Allah SWT yang tauladan memiliki harta yang melimpah,

keluarga dan anak. Nabi Ayyub pun termasuk Nabi yang selalu diberi

10

Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur`an, (Surabaya: IAIN SA

Press, 2012) 11

Muhammad Husein Adz-Dzahabi, at-Tafsîr wa al-Mufassirûn jilid 1, (Mesir: Dâr

al-Kutub wa al-Hadîs, 1976), h.175

Page 23: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

5

kenikmatan oleh Allah SWT. tetapi pada suatu waktu Allah menguji

Nabi Ayyub dengan menarik seluruh harta yang beliau miliki,

keluarga maupun anak, tetapi Nabi Ayyub pun bersabar dengan

cobaan yang diberi oleh Allah SWT. Dikala itupun Allah memberi

ujian berupa penyakit keras yang menggorogoti tubuhnya, dan Nabi

Ayyub pun tak mengeluh sama sekali tetapi selalu sabar dan berdzikir

kepada Allah SWT dalam mengahadapi masalah yang ada. Kendati

demikian membuat iman Nabi Ayyub semakin bertambah besar dan

kesabarannya menjadi kuat.12

Banyak juga kisah yang telah tersebar di masyarakat pada

umumnya seperti riwayat-riwayat yang serupa ditemukan di dalam

tafsir as-Suyuti yang menggambarkan penderitaan Nabi Ayyub yang

sangat berat. Namun demikian, banyak hal-hal yang tidak pantas

disandarkan atau dialami kepada Nabi Ayyub.

Disebutkan juga Nabi Ayyub menanggung dosa akibat tidak

mau memberikan bantuan kepada seseorang yang sedang didzalimi

oleh temannya, maka Allah mendatangkan cobaan kepadanya.

Tampak sekali, cerita yang berasal dari ahli kitab sangat berlebihan

dan merupakan karangan orang-orang zindiq.13

Menurut Ahmad Izzan dalam bukunya Ulumul Qur`an Telaah

Tekstualitas dan Kontekstualitas, Ahmad Khalil menyatakan bahwa

yang dimaksud Isrâiliyât adalah kisah-kisah yang diriwayatkan Ahli

Kitab, baik yang ada hubungannya dengan agama mereka ataupun

12

Jihad Muhammad Hajjaj, Umur dan Silsilah Para Nabi, (Jakarta: Qisthi Press,

2010), cet-13, h.118-119 13

Zindiq ialah orang yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan

kekafirannya, lihat Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar

Baru Van Haeve,, 2011), cet ke-5, h. 2032

Page 24: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

6

tidak. Amin al-Khuli berpendapat bahwa Isrâiliyât merupakan

pembaharuan kisah-kisah dari agama dan kepercayaan bukan Islam

yang merembes masuk Jazirah Arab Islam. Kisah tersebut dibawa

oleh orang-orang Yahudi yang sejak dahulu berkelana ke arah Barat

menuju Babilonia dan sekitarnya, Sedangkan ke arah Barat menuju

Mesir.14

Menurut Husein ad-Dzahabi (w. 1997 M) dalam bukunya yang

berjudul At-Tafsîr Wa al-Mufasirûn, secara sepintas Isrâiliyât itu

mengandung pengertian pengaruh kebudayaan Yahudi dalam

penafsiran Al-Qur`an.15

Sedangkan menurut Ibnu Kasir (w.774 H) dalam tafsirnya

Tafsir al-Qur`ân al-`Azhîm, ia membagi Isrâiliyât kepada 3 golongan.

Pertama, yang diketahui kebenarannya, karena ada konfirmasinya

dalam syariat, maka dapat diterima. Kedua, yang diketahui

kebohongan, karena adanya pertentangan dengan syariat, maka harus

ditolak. Ketiga, yang tidak masuk ke dalam bagian pertama dan kedua

tersebut, maka golongan ini tidak boleh membenarkan dan tidak boleh

mendustakannya, tetapi boleh meriwayatkannya.16

Lalu menurut Ibnu al-`Arabi (w. 543 H) dalam tafsirnya

Ahkâm al-Qur`an, ia sangat berhati-hati terhadap Isrâiliyât. Dalam

menjelaskan maksud hadis beliau membedakan antara isi berita yang

14

Ahmad Izzan, Ulumul Qur`an Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas,

(Bandung: Tafakur (Kelompok HUMANIORA), 2013), cet-5, h. 232 15

Ad-Dzahabi, At-Tafsîr wa al-Mufassirûn, (Kairo: Dar Al-Kutub Al-Haditsah,

1961), h.165 16

Ibnu Kasir Al-Quraisyi, Tafsir al-Qur`an al-`Azhîm, (Mesir: Isa Al-BAbi Aql

Haalaby As-Syurakahu, Juz 1), h.4

Page 25: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

7

berkenaan dengan diri mereka sendiri (Ahli Kitab), dan juga

berkenaan dengan dengan orang lain (Non Ahli Kitab).17

Menurut Rusydie Anwar dalam bukunya Pengantar Ulumul

Qur`an dan Ulumul Hadis, Ibnu Taimiyyah berpendapat bahwa kisah

Isrâiliyât yang shahih itu boleh diterima, dan kisah yang dusta serta

diketahui kedustaannya sehingga bertentangan dengan syariat harus

ditolak. Sementara itu, kisah yang tidak diketahui kebenarannya dan

kepalsuannya harus didiamkan, tidak dibenarkan atau didustakan serta

tidak diimani dan tidak juga membohonginya.18

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk menganalisa

Isrâiliyât dalam kisah Nabi Ayyub menurut tafsir Ibnu Kasir dan

tafsir Muqâtil bin Sulaiman. Pertama, tafsir Ibnu Kasir karya Isma`il

bin `Amr al-Quraisy bin Kasir al-Basri beliu lahir pada tahun 705 H

dan wafat 774 H.19

Kedua, tafsir Muqâtil bin Sulaiman karya Muqâtil

bin Sulaiman bin Bisyir al-Adzi al-Khurasani beliau lahir di kota

Balkh pada tahun 109 H20

dan wafat pada tahun 150 H/ 767 M.21

Pada skripsi ini penulis memilih tafsir yang berbeda yaitu

tafsir Ibnu Kasir dan tafsir Muqâtil bin Sulaiman. Alasan penulis

memilih kedua tafsir tersebut, dikarenakan penulis melihat kedua

tafsir tersebut sebagai salah satu tafsir pada abad klasik yang

17

Ibn Al-Arabi, Ahkâm al-Qur`an, (Mesir: Isa Al-Babi Aql As-Syurakahu, Juz 1),

h.11 18

Rusydie Anwar, Pengantar Ulumul Qur`an dan Ulumul Hadis, (Yogyakarta:

IRCISOD, 2015), cet-1, h. 124 19

Manna` Khalil al-Qattan, Mabâhis fî `Ulûmil Qur`ân, (Bogor: Pustaka Lintera

Nusa, 2013), cet-16, h. 527 20

Abdullah Mahmud Syahatah, Tafsir Muqâtil bin Sulaiman Juz V, (Beirut:

Muassasah al-Tarikh al-Araby, 202), hal. 23 21

Al-Khatib bin al-Baghdadi, At-Tarîkh al-Baghdâd, (Cairo: Maktabah al-Khanji,

1931), Vol. 13, hal. 16

Page 26: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

8

merupakan tafsir bil matsûr, dan penjelasannya sangat luas dalam

menyikapi kisah-kisah Isrâiliyât.

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah penulis

paparkan di atas, maka penulis tertarik dan memberanikan diri untuk

menganalisa kisah Isrâiliyât di dalam kisah Nabi Ayyub as., untuk

diangkat menjadi sebuah judul skripsi ”Isrâiliyât dalam Kisah Nabi

Ayyub as. (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir

Muqâtil bin Sulaiman)”.

B. Identikasi Masalah

1. Dalam tafsir ayat-ayat kisah banyak dipenuhi oleh kisah-kisah

Isrâiliyât yang biasanya terdapat dalam tafsir klasik.

2. Ulama beda pandangan dalam memahami tafsir ayat-ayat kisah

termasuk kisah Nabi Ayyub As

3. Dalam Al-Qur`ân ada kisah Nabi Ayyub as. yang juga dalam

penafsirannya tidak terlepas dari kisah Isrâiliyyât.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menemukan

beberapa titik pokok permasalahan dan idetifikasi di atas agar

permasalahan ini tidak melebar ke mana-mana. Maka, masalah

penelitian dibatasi fokus membahas Isrâiliyyât dalam kisah Nabi

Ayyub as. yang terdapat di dalam kitab tafsir Ibnu Kasir dan tafsir

Muqâtil bin Sulaiman. Lalu penulis membatasi ayat tentang Nabi

Ayyub as. dan penafsirannya hanya pada surah Shâd : 41-44 dan Al-

Anbiya 83-84,22

dalam penafsiran kitab tafsir Al-Qur`an al-`Azhim

lebih dikenal dengan tafsir Ibnu Kasir karya Ibnu Kasir, dan tafsir

Muqâtil bin Sulaiman karya Muqâtil bin Sulaiman.

22

Ali Audah, Konkordansi Qur`an, (Bandung: Mizan, 1997), cet ke-2, h. 144

Page 27: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

9

Mengapa mengambil tafsir Ibnu Kasir? Alasannya, Di dalam

kitab tafsir Ibnu Kasir di kalangan ulama termasuk salah satu kitab

pada abad klasik , kitab ini meriwayatkan kisah Isrâiliyât secara

lengkap dengan sanad, kemudian menjelaskan kebathilan yang ada

dalam sanad tersebut dan ada sedikit kritikan terhadapnya.23

Mengapa

mengambil kitab Muqâtil bin Sulaiman? Alasannya, dalam tafsir

Muqâtil bin Sulaiman, kitab yang ditulis secara individu oleh Muqâtil

bin Sulaiman yang merupakan salah seorang mufassir yang sangat

kontroversial hingga karyanya lama ditelan zaman, ia memiliki

reputasi jelek di kalangan ulama semasanya. Kisah- kisah Isrâiliyât

juga menjadi sumber rujukan kitab tafsir Muqâtil bin Sulaiman,

sumber yang beliau gunakan untuk membantu penafsirannya dan

memperjelas jalan cerita suatu ayat.24

Setelah pembatasan di atas maka masalah ini dirumuskan di

bawah berikut:

1. Bagaimana Isrâiliyyât dalam kisah Nabi Ayyub as. yang

terdapat pada tafsir Ibnu Kasir dan tafsir Muqâtil bin

Sulaiman?

2. Bagaimana klasifikasi kisah Isrâiliyât Nabi Ayyub as. dalam

kedua tafsir tersebut?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah:

23

Zainul Hasan Rifa`I, Studi Khazanah Ilmu Al-Qur`an, (Jakarta: Lentera

Basritama, 2002), h.281 24

Muqâtil bin Sulaiman, Tafsir Muqâtil bin Sulaiman Juz I, (Irak: Markaz Jam`at

al-Majiid ad-Saqafah Wa al-Turas, 2006), hal. 92

Page 28: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

10

1. Ingin mengetahui penafsiran kedua mufassir mengenai kisah

Isrâiliyyât dalam kisah Nabi Ayyub as. di dalam surah Shâd

41-44 dan Al-Anbiya 83-84 secara mendalam.

2. Ingin menganalisa dan melakukan klasifikasi kisah Isrâiliyât

dalam kisah Nabi Ayyub as. di kedua tafsir tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan dapat

memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Sebagai referensi penelitian di bidang tafsir khususnya tentang

Isrâiliyât kisah Nabi Ayyub menurut Ibnu Kasir, Muqâtil bin

Sulaiman dalam tasirnya Ibnu Kasir, dan Muqâtil bin Sulaiman.

Serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis, menambah wawasan penulis secara mendalam

mengenai Isrâiliyât kisah Nabi Ayyub dan untuk mendapatkan

gelar strata satu (S1).

b. Bagi penulis selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai penelitian lanjutan yang serupa dan lebih baik lagi.

c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan

pembaca dan menjadi rujukan bahan baca. Memberikan

informasi tentang masalah yang diungkit oleh penulis. Dan

memberikan pengetahuan baru bagi studi tafsir Al-Qur`an.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian literatur yang relevan dengan

pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan

memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.

Page 29: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

11

1. Skripsi yang ditulis oleh Lomrah, Fakultas Ushuluddin Program

Studi Tafsir Hadis tahun 2002, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta, dengan judul Kisah Isrâiliyât Dalam Tasir At-Thabari.

Dalam skripsi ini Lomrah hanya spesifik menjelaskan

keberadaaan Isrâiliyât dalam Kitab At-Thabari saja, dikarenakan

sumber-sumber Isrâiliyât sebagai sumber penafsiran Al-Qur`an

sudah ada mulai sejak zaman sahabat.25

Diantara skripsi yang

ditulis oleh Lomrah dengan skripsi yang penulis kaji sama-sama

membahas tentang Isrâiliyât. Perbedaannya adalah dalam skripsi

ini penulis menjelaskan Isrâiliyât dalam kisah Nabi Ayyub, dan

tidak mengambil dari kitab At-Tabari. Namun mengambil dari

Tafsir Ibnu Kasir, dan Tafsir Muqâtil bin Sulaiman.

2. Skripsi yang ditulis oleh M. Bani Mulyanto, Fakultas Ushuluddin

Program Studi Tafsir Hadis tahun 2008, Universitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Kisah Nabi

Ayyub dalam Al-Qur`an. Dalam skripsi ini M. Bani Mulyanto

menjelaskan kronologi kisah Nabi Ayyub secara keseluruhan

sesuai dengan Al-Qur`an dan mengambil surat yang berhubungan

dengan Nabi Ayyub.26

Antara skripsi yang ditulis oleh M. Bani

Mulyanto dengan skripsi yang dikaji oleh penulis memiliki

persamaan yaitu sama-sama membahas kisah Nabi Ayyub dan

mengkaji ayat-ayat yang tedapat kisah Nabi Ayyub dan

perbedaannya adalah dalam skripsi ini penulis menjelaskan kisah

Isrâiliyât di dalam kisah Nabi Ayyub dan meng-komparasikan

penafsiran antara tafsir Ibnu Kasir dan Muqâtil bin Sulaiman.

25

Lihat Skripsi, (Lomrah, “Kisah Isrâiliyât Dalam Tafsir At-Tabari”, (Jakarta,

Institut Ilmu Al-Qur`an, 2002), Fakultas Ushuluddin, Jakarta, Senin, 19 Juli 2017) 26

Liihat Skripsi, (M. Bani Mulyanto, ”Kisah Nabi Ayyub Dalam Al-Qur`an”,

(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 2008), Fakultas Ushuluddin,

Prodi Tafsir Hadis, Senin, 19 Juli 2017)

Page 30: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

12

3. Skripsi yang ditulis oleh Nur Alifah, Fakultas Ushuluddin

Program Studi Tafsir Hadis tahun 2010, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul Isrâiliyât Dalam

Tafsir At-Thabari Dan Ibnu Katsir. Dalam skripsi ini Nur Alifah

menguak lebih dalam kisah Isrâiliyât yang terdapat dalam kitab

tafsir At-Thabari dan Ibnu Kasir, dikarenakan di dalam kedua

tafsir tersebut banyak terdapat kisah Isrâiliyât.27

Antara skripsi

yang ditulis oleh Nur Alifah dengan skripsi yang penulis kaji

memiliki persamaan yaitu persamaan membahas kisah Isrâiliyât

dalam tafsir Ibnu Kasir adapun perbedaannya dengan penulis kaji

adalah dalam skripsi ini penulis membahas penafsiran Ibnu Kasir

dan Muqâtil bin Sulaiman dan menganalisa kisah Isrâiliyât dalam

beberapa ayat Nabi Ayyub as.

4. Skripsi yang ditulis oleh Septiawadi, Fakultas Ushuluddin

Program Studi Ilmu Tafsir Hadis, Pascasarjana Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul

Riwayat Isrâiliyât dalam Tafsir Bi Al-Ma`tsûr (Studi Tentang

Tafsir Ad-Dûrr al-Mantsûr fî al-Tafsîr al-Ma`tsûr Karya As-

Suyuti). Dalam skripsi ini Septiawadi menjelaskan riwayat

Isrâiliyât dalam tafsir bi al-ma`tsûr yaitu kitab ad-Dûr al-Manstûr

karya as-Suyuti, hanya menjelaskan satu kitab tafsir, dan

menjelaskan kedudukan informasi atau berita yang dinukil dan

berasal dari Ahlu Kitab baik yang sudah masuk Islam maupun

tidak, dalam rangka menjelaskan kisah-kisah Al-Qur`an yang

27

Lihat Skripsi, (Nur Alifah, “Isrâiliyât dalam Tafsir At-Thabari Dan Ibnu Katsir”,

(Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN), 2010), Fakultas Ushuluddin, Prodi Tafsir Hadis ,

Senin, 19 Juli 2017)

Page 31: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

13

terdapat dalam tafsir as-Suyuti sebagai corak bi al-Ma`tsûr.28

Antara skripsi Septiawadi dengan skripsi yang penulis kaji

memiliki persamaan yaitu membahas riwayat Isrâiliyât, ada

perbedaannya terletak pada rujuk tafsirannya, sedangkan dalam

skripsi ini penulis menjelaskan kisah Isrâiliyât kisah Nabi Ayyub

dalam beberapa kitab yang menerima kisah Isrâiliyât. Di sini,

penulis menggunakan kitab yang bercorak bi al-ma`tsûr yaitu

Tafsir Ibnu Kasir dan Tafsir Muqâtil bin Sulaiman.

5. Skripsi yang ditulis oleh Zidna Khairo Amalia, Fakultas

Ushuluddin, Program studi Tafsir Hadis, Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta, dengan judul Kisah Isrâiliyât dalam Kisah

Pernikahan Nabi Yusuf dan Zulaikha, dalam skripsi ini Zidna

Khairo Amalia ingin mengkaji lebih dalam tentang kebenaran

riwayat kisah Isrâiliyât yang beranggapan bahwa Nabi Yusuf

menikah dengan Zulaikha dan riwayat-riwayat dalam kitab tafsir

yang menyebutkan bahwa Nabi Yusuf menikah dengan

Zulaikha.29

Antara skripsi yang ditulis oleh Zidna Khoiro Amalia

dengan skripsi yang penulis kaji memiliki kesamaan yaitu dalam

pembahasan Israiliyat dalam kisah salah satu nabi, dan

perbedaannya adalah penulis mengkaji lebih dalam mengenai

kisah Isrâiliyât Nabi Ayyub menurut tafsir Ibnu Kasir dan

Muqâtil bin Sulaiman.

6. Skripsi yang ditulis oleh Riva Syarifa Humairo, Fakultas

Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, dengan judul Studi Kritis

28

Lihat Skripsi, (Septiawadi, “Riwayat Isrâiliyât dalam Tafsir Bi al-Ma`tsûr (Studi

Tentang Tafsir Ad-Dûrr Al-Mantsur Fî Tafsir Al-Ma`tsûr Karya As-Suyuti)”, (Jakarta: Intitut

Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, 2000), Fakultas Ushuluddin, Prodi Ilmu

Tafsir Hadis, Senin, 19 Juli 2017) 29

Lihat Skripsi, (Zidna Khairo Amalia, “Kisah Isrâiliyât Dalam Pernikahan Nabi

Yusuf dan Zulaikha”, (Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) , 2015), Fakultas Ushuluddin,

Prodi Tafsir Hadis , Senin, 19 Juli 2017)

Page 32: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

14

terhadap Kisah Isrâiliyât dalam Tafsir Al-Misbah (Analisis Surat

al-Baqarah dan al-Kahfi). Dalam skripsi ini Riva Syarifa Humairo

menulis tentang Kisah Isrâiliyât secara umum akan tetapi di batasi

oleh surat al-Baqarah dan al-Kahfi dan hanya mengambil salah

satu tafsir yaitu tafsir al-Misbah, karena menurut beliau tafsir al-

Misbah merupakan salah satu karya hebat yang dipersembahkan

untuk dunia terutama untung bangsa Indonesia, yang

penjelasannya mengenai Isrâiliyât sangat luas dan mudah.30

Antara skripsi yan ditulis oleh Riva Syarifa Humairo dengan

skripsi yang akan penulis kaji memiliki persamaan yaitu

membahas kisah Isrâiliyât dan perbedaannya adalah penulis disini

menjelaskan tentang kisah Isrâiliyât Nabi Ayyub menurut tafsir

Ibnu Kasir dan Muqâtil bin Sulaiman.

7. Skripsi yang ditulis oleh Laila Mutmainah, fakultas Ushuluddin

dan Pemikiran Islam, Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir,

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,

dengan judul Penafsiran Ayat-Ayat tentang Qadar dalam Kitab

Tafsir Muqâtil bin Sulaiman. Dalam skripsi ini Laila Muthmainah

berkenan meneliti tentang ayat Qadar menurut pandangan Muqâtil

bin Sulaiman, yang mana bila dilihat dari sisi historis, Muqâtil

mempunyai pandangan yang cukup unik pada masa hidupnya,

pandangan Muqâtil berkenaan dengan teologi.31

Antara skipsi

yang ditulis oleh Laila Muthmainah dengan skripsi yang akan

penulis kaji memiliki keasamaan dalam pengambilan tafsir yaitu

30

Lihat Skripsi, (Riva Syarifa Humairo, “Studi Kritis Terhadap Kisah Isrâiliyât

Dalam Tafsir Al-Misbah (Analisis Surat Al-Baqarah dan Al-Kahfi)”, (Jakarta: Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ), 2015), Fakultas Ushuluddin, Prodi Tafsir Hadis, Senin, 19 Juli 2017) 31

Lihat Skripsi, (Laila Mutmainah, “Penafsiran Ayat- Ayat Tentang Qadar dalam

Kitab Tafsir Muqâtil bin Sulaiman”, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

Kalijaga, 2015), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir,

Senin, 19 Juli 2017)

Page 33: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

15

tafsir Muqâtil bin Sulaiman, dan perbedaannya dengan judul yang

ditarik oleh penulis ialah pembahasan yang berbeda yaitu tentang

kisah Isrâiliyât Nabi Ayyub, lalu mengambil tafsir Muqâtil bin

Sulaiman Karena beliau merupakan salah tokoh yang mempunyai

tafsir yang di dalamnya terdapat kisah Isrâiliyât.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk mendapatkan fakta dan data yang objektif dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik penelitian pustaka (library

research) yaitu rangkaian yang berkenaan dengan pengumpulan

data dari literatur yang berkaitan dengan judul skripsi ini.32

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

metode maudhû`i (tematik). Metode maudhû`i yang kemudian

dilandaskan pada dua kitab tafsir.

2. Sumber Data

Sebagai sumber data, dalam mengumpulkan data penulis

menggunakan berbagai sumber yang terbagi menjadi dua bagian

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder

a. Sumber data primer adalah referensi pokok yang menjadi

sumber utama dalam penulisan skripsi ini yaitu Tafsir Ibnu

Kasir, dan Tafsir Muqâtil bin Sulaiman.

b. Sumber data sekunder yaitu data pada referensi-referensi lain

yang berkaitan dengan tema penelitian, sebagai penunjang,

pendukung, dan pelengkap dari sumber data primer.

32

Prasetyo Irawan, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009),

Cet.-5, h. 316

Page 34: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

16

3. Teknik Pengumpulan Data

Langkah yang digunakan penulis yaitu melalui dokumen tertulis,

baik berupa artikel atau buku yang merupakan penafsiran seorang

penulis mengenai suatu topik yang berhubungan dengan skripsi

ini.33 Pengumpulan ini dilakukan dari beberapa sumber data

primer dan sekunder. Langkah pertama yang dilakukan oleh

penulis yaitu menyelesaikan kerangka tema yang dibutuhkan,

kemudian penulis pergi menuju perpustakaan untuk mencari

beberapa sumber data yang terkait dengan judul tersebut, langkah

selanjutnya setelah data-data terkumpul, kemudian data di foto

atau di fotocopy terlebih dahulu untuk memudahkan penulis

dalam mengerjakan tugas, lalu data difilter sesuai kebutuhan

pokok pada poin-poin yang akan dijadikan objek penelitian.

4. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan kemudian penulis menggunakan dua

metode analisis yaitu metode deskriptif dan metode komparatif-

kritis.

Metode deskriptif adalah suatu pembahasan yang bertujuan

untuk membuat gambaran terhadap data-data yang telah tersusun

dan terkumpul dengan cara memberikan intepretasi terhadap data

tersebut.34

Metode komparatif-kritis adalah metode yang menghimpun

sejumlah ayat-ayat Al-Qur`an, kemudian mengkaji, meneliti dan

membandingkan antara tafsir Ibnu Kasir dan tafsir Muqatil bin

Sulaiman. Analisa ini akan digunakan pada Bab IV.

33

Prasetyo Irawan, dkk, Metode Penelitian, h. 316 34

Jujun S, Suriasumantri, Penelitian Ilmiah Kefalsafahan dan Keagamaan:

Mencari Paradigma Keberssamaan, (Bandung: Nuansa: 2001), h. 68-69

Page 35: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

17

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik pada skripsi ini mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh IIQ

pers tahun 2011 oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang

diuraikan dalam skripsi ini dan agar skripsi ini lebih terarah dan

sistematis, maka pembahasan dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: Latar Belakang,

Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan teori, gambaran umum tentang

Isrâiliyât: pengertian Isrâiliyât, sejarah munculnya Isrâiliyât,

Isrâiliyât dalam ayat-ayat kisah, macam-macam Isrâiliyât, pendapat

ulama mengenai Isrâiliyât, dan Klasifikasi Isrâiliyât.

BAB III : Berisi tentang biografi Isma`il bin `Amr al-

Quraisy bin Kasir tafsir Ibnu Kasir, dan biografi Muqâtil bin

Sulaiman bin Bisyir al-Adzi tafsir Muqâtil bin Sulaiman.

BAB IV : Berisi tentang kisah Nabi Ayyub dalam Al-

Qur`an, Analisa komparatif Al-Qur`an antara mufassir Ibnu Kasir dan

Muqâtil bin Sulaiman tentang ayat Nabi Ayyub As, Isrâiliyyat yang

terdapat dalam kedua tafsir tersebut, kualitas kisah Isrâiliyât Nabi

Ayyub dalam dua tafsir.

BAB V : Penutup, yang berisi tentang hasil penelitian dan

beberapa kesimpulan yang berisikan jawaban terhadap masalah-

masalah yang telah diterangkan di bab-bab sebelumnya.

Page 36: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk menjawab pertanyaan yang ada di rumusan masalah, maka dari

itu penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Riwayat Isrâiliyyât dalam penafsiran kisah Nabi Ayyub as. di

dalam tafsir Ibnu Kasir dan Muqatil bin Sulaiman berikut

riwayatnya: Ketika Nabi Ayyub diberi kesehatan berupa belalang

emas, ketika Nabi Ayyub ditimpa penyakit keras dan

penderitaannya berkepanjangan, pada badannya sempat keluar

bau busuk bahkan sampai keluar ulat sehingga Nabi Ayyub

diasingkan dan kaum kerabatnya menjauhi Nabi Ayyub, ketika

harta dan keluarganya dikembalikan seperti sedia kala.

2. Adapun Analisis yang penulis kaji Pertama, riwayat Isrâiliyyât

dalam penafsiran kisah Nabi Ayyub as. di dalam tafsir Ibnu Kasir

dan Muqatil bin Sulaiman berikut riwayatnya: a) ketika Nabi

Ayyub diberi kesehatan berupa belalang emas, b) ketika Nabi

Ayyub ditimpa penyakit keras dan penderitaannya

berkepanjangan, c) Pada badannya sempat keluar bau busuk

bahkan sampai keluar ulat sehingga Nabi Ayyub diasingkan dan

kaum kerabatnya menjauhi Nabi Ayyub, d) ketika harta dan

keluarganya dikembalikan seperti sedia kala. Kedua, hasil

penelitian dari riwayat-riwayat Isrâiliyyât tersebut: a) maqbul :

ketika Nabi Ayyub ditimpa penyakit keras dan penderitaannya

berkepanjangan b) mardud : kisah pada saat badannya sempat

keluar bau busuk bahkan sampai keluar ulat sehingga Ayyub

diasingkan dari negerinya dan di lempar ke tempat pembuangan

Bani Israil dan Ketika Nabi Ayyub diberi kesehatan berupa

Page 37: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

118

belalang emas c) mutawaqqaf ilaihi : kisah ketika harta dan

keluarganya dikembalikan seperti sedia kala. Dan dalam suatu

riwayat bahwasanya Allah mengatakan kepada Nabi Ayyub “Aku

telah memujimu dengan pujian kesabaran sebelum dan sesudah

engkau mendapat ujian. Seandainya Aku telah meletakkan

kesabaran dibawah setiap helai rambut/ bulunya, tentulah engkau

tidak dapat bersabar.” Disini Allah memberikan ujian yang sangat

berat untuk Nabi Ayyub karena Alah tahu bahwa Ayyub bisa

menghadapinya.

B. Saran

Untuk hasil penelitian ini, maka penulis mengambil saran sebagai

berikut:

1. Banyak pelajar yang dapat diambil dari kisah Nabi Ayyub

bahwasanya beliau telah mengalami banyak cobaan yang

diberikan oleh Allah akan tetapi beliau tetap sabar, maka dari itu

beliau sangat dikenal dengan kesabarannya.

2. Adapun ayat yang diteliti oleh penulis, bahwasanya Allah

memberikan segala sesuatu berupa cobaan pasti kepada hamba

yang bisa menghadapinya dan sesuai dengan kadarnya.

3. Masyarakat muslim agar berhati-hati dalam mengetahui

klasifikasi kisah Isrâiliyyat mana yang bisa diterima, mana yang

ditolak dan ketika menerima riwayat dari suatu kisah yang

bersumber dari Wahab bin Munabbih, sehingga kita tidak

berpegang kepada suatu riwayat atau kisah yang tidak benar.

Dengan adanya riwayat yang simpang siur semacam itu, jelas

dapat memudarkan kepercayaan atas kebenaran kisah tersebut.

Page 38: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

119

DAFTAR PUSTAKA

Abd Zuhd Ishom, Manhaj al-Imam Muqatil b. Sulayman al-Balkhi fi

Tafsirihi”, Tesis, Universitas Islam Ghaza, 2010

Abdurrahim Muhammad bin Muhammad Tafsir Nabawi, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2001

Abdurrohman ar-Rumi Fahd, Ulumul Qur`an Studi Kompleksitas al-

Qur`an, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997, cet 1

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar Jilid 8,

Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003, cet ke-5

Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq al- Sheikh,

Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5, Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi`I,

2003, cet 1

Abu Anas Hamid Ahmad ath-Thohir al-Basyuni, al-Israiliyat wa al-

Maudhu`at wa Bida`u at-Tafsir Qodiman wa Haditsan, Dar at-

Taqwa: 2004

Abu Syahbah Muhammad ibn Muhammad, Isrâiliyyat dan Hadis-

Hadis Palsu Tafsir Al-Qur`an Kritik Nalar Penafsiran Al-

Qur`an, Depok: Keira Publishing, 2014, cet 1

Abu Syahbah Muhammad bin Muhammad, Al-Israiliyat wa al-

Maudhu`at fi Kutub at-Tafsir, Kairo: Maktabah al-Sunnah,

1408 H, cet ke- 4

Abu Syahbah Muhammad ibn Muhammad, Israiliyat & Hadis-Hadis

Palsu Tafsir al-Qur`an, Depok: Keira Publishing, 2014, cet 1

Alhamid Zaid Husein, Kisah 25 Nabi dan Rasul, Jakarta: Pustaka

Amani, 1995, cet 1

Alhamid Zaid Husein, Kisah 25 Nabi dan Rasul, (Jakarta: Pustaka

Amani, 1995), cet 1

Page 39: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

120

Ali Audah, Konkordansi Qur`an, Bandung: Mizan, 1997, cet ke-2

Ali Ja`far Musa`id Muslim Abdullah, Atsar al-Tahawwur al-Fikr fi

al-Tafsir fi al-`Abbasi, (Beirut, Muassasah al-Risalah, 1984)

Ali Syibromailisi Faizah, Tafsir Bi Al-Matsur, (Jakarta: Gaung

Persada (GP) Press, 2010), cet 1

Alifah Nur, Isrâiliyât Dalam Tafsir At-Thabari Dan Ibnu Katsir,

Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN), 2010, Fakultas

Ushuluddin, Prodi Tafsir Hadis

Al-Araby Ibn, Ahkam Al-Qur`an, Mesir: Isa Al-Babi Aql As-

Syurakahu, Juz 1

Amalia Zidna Khairo, Kisah Isrâiliyât Dalam Pernikahan Nabi Yusuf

dan Zulaikha, Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) , 2015,

Fakultas Ushuluddin, Prodi Tafsir Hadis

Amin Ahmad, Dhuha al-Islam, Mesir: Mathal Ba`ah Lajnah al-ta`lif

wa al-Nasr, 1952, Jilid II

Anwar Abu, Ulumul Qur`an Sebuah Pengantar, Pekan Baru:

AMZAH, 2009, cet ke-3

Anwar Rosihan, Melacak Unsur Isrâiliyât Dalam Tafsir At-Tabari

dan Tafsri Ibnu Kasir, Bandung: CV.Pustaka Setia, 1999, Cet

1

Anwar Rusydie, Pengantar Ulumul Qur`an dan Ulumul Hadis,

Yogyakarta: Kaha Anwar, 2015), cet 1

Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi, Ilmu Al-Qur`an dan

Tafsir, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000

Ash-Shihaabuuny Muhammad Ali, Studi Ilmu al-Qur`an, Jakarta:

Pustaka Setia, 1999

Ash-Shihabuni Muhammad `Ali, Kisah-Kisah Nabi dan Masalah

Kenabiannya, Semarang: CV. Cahaya Indah, 1994), cet 1

Page 40: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

121

Badruddin Abu al-Fida` Ahmad, Kisah Para Nabi & Rasul, (Jakarta:

Pustaka As-Sunnah, 2007), cet 1

Badruzzaman Ahmad Dimyathi, Kisah-Kisah Isrâiliyyat dalam Tafsir

Munir, Bandung: Sinar Biru Algensindo, 2010, cet ke-3

Al-Baghdadi Al-Khatib, Tarikh al-Baghdad, Cairo: Maktaba al-

khanji, 1931, vol. 13

Bahjat Ahmad, Sejarah Nabi-Nabi Allah, Jakarta: PT. Lentera

Basritama, 2001, cet1

Baidan Nasharuddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Bani Mulyanto Muhammad, Kisah Nabi AyyubDalam Al-Qur`an,

Yogyakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga,

2008, Fakultas Ushuluddin, Prodi Tafsir Hadis

Chirzin Muhammad, al-Qur`an dalam Ulumul Qur`an, Yogyakarta:

Dana Bakti Prima Yasa, 1998

Djasan Saurat bin, Israiliyat dalam Tafsir Ibnu Kasir (Tesis Program

Magister Studi Islam IIQ), Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur`an,

2004, hal. 28-30

Ad-Dzahabi, At-Tafsir Wa Al-Mufassirun, Kairo: Dar Al-Kutub Al-

Haditsah, 1961

Adz-Dzahabi Muhammad Husein, Tafsir wal Mufassirun jilid 1,

Mesir: Dar al-Kutub wa al-Hadis, 1976

Adz-Dzahabi Muhammad Husain, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis,

Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993

Al-Farmawi Abd Hayy, Metode Tafsir Maudu’i, terj. Suryan

A.Jamrah Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994

Al-Farmawiy Abd al-Hayy, al-Bidayat fi al-Tafsir al-Madhu`I, Kairo:

al-Hadharat al-Tarbiyyah

Al-Hafidz Ibn Kasir Imam Abu al-Fida, Tafsir al-Qur`an al-`Adzim,

jilid 1

Page 41: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

122

Hermawan Acep, `Ulumul Qur`an Ilmu Untuk Memahami Wahyu,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet 1

Hitti Philip K., History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan

Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008)

Al-Hilali Syeikh Salim bin `Ied, Kisah Shahih Para Nabi, Jakarta: PT.

Pustaka Imam Syafi`I, 2009, cet-2

Humairo Riva Syarifa, Studi Kritis Terhadap Kisah Isrâiliyât Dalam

Tafsir Al-Misbah (Analisis Surat Al-Baqarah dan Al-Kahfi),

Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ), 2015, Fakultas

Ushuluddin, Prodi Tafsir Hadis

Husein al-Zahabi Muhammad, Israiliyat fi at-Tafsir wa al-Hadis,

Damaskus: Dar al-Iman, 1985, cet ke-2

Irawan Prasetyo, dkk, Metode Penelitian, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009, Cet.-5

Izzan Ahmad, Ulumul Qur`an Telaah Tekstual dan Kontekstual ,

Bandung: Tafakur, 2013, cet ke-5

Lomrah, Kisah Isrâiliyât Dalam Tafsir At-Tabari, Jakarta, Institut

Ilmu Al-Qur`an, 2002, Fakultas Ushuluddin

M. Karman dan Supana, Ulumul Qur`an dan Pengenalan

Metodologi, Bandung: Pustaka Islamika

Mahmud Syahatah Abdullah, Tafsir Muqatil bin Sulaiman Juz V,

Beirut: Muassasah al-Tarikh al-Araby, 202

Mahmud Mani` Abd Halim, Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif

Metode Para Ahli Tafsir, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006)

Malik Madani Ahmad, Tafsir Ibnu Kasir Bayangan Ibnu Taimiyah

Tradisi Santri, Jakarta, No: 2/V/1988

Al-Maraghi Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghi Jilid 6, Mesir: Musthafa

al-Halabi, 1962, cet ke-3

Page 42: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

123

Muhammad Hajjaj Jihad, Umur dan Silsilah Para Nabi, Jakarta:

Qisthi Press, 2010, cet-13

Muhammad Abu Syahbah Muhammad ibn, Isrâiliyyat dan Hadis-

Hadis Palsu Tafsir Al-Qur`an Kritik Nalar Penafsiran Al-

Qur`an, Depok: Keira Publishing, 2014, cet 1

Mutmainah Laila, Penafsiran Ayat- Ayat Tentang Qadar dalam Kitab

Tafsir Muqatil bin Sulaiman, Yogyakarta: Universitas Islam

Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 2015, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, Prodi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir

Ni’na`ah Ramzi, Al-Israiliyat wa `Atsaruha fi Kutub at-Tafsir,

Damaskus: Dar al-Qalam, Beirut: Dar adh-Dhiya`, 1970 M-

1390 H, Cet 1

Al- Qaththan Manna` Khalil, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an,

Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2013, cet ke-9

Al-Qattan Manna` Khalil, Mabâhis fî Ulum Al-Qur`an, Bogor:

Pustaka Lintera Nusa, 2013, cet-16

Qardawi Yusuf, Berinteraksi Dengan al-Qur`an, Jakarta: Gema

Insani Press, 1999

Quraisy Shihab Muhammad, Wawasan al-Qur`an, Bandung: Mizan,

2010

Quraish Shihab Muhammad, Tafsîr al-Misbâh, Jakarta: Lentera Hati,

2012, cet ke-5

Al-Quraisyi Ibnu Kasir, Tafsir Al-Qur`an Al-`Azim, Mesir: Isa Al-

Babi Aql Haalaby As-Syurakahu, Juz 1

Al-Qurthubi Imam, Tafsir Al-Qurthubi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

Qutb Sayyid, Indahnya al-Qur`an Berkisah, Penerjemah

Fathurrahman, Jakarta: Gema Insani, 2004

Rifa`I Zainul Hasan, Kisah Israiliyat dalam Penafsiran dalam sukardi

K.D (ed), Belajar Mudah `Ulumul Qur`an; Studi Khazanah al-

Qur`an, Jakarta: Lentera, 2002

Page 43: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

124

Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran,

dan Perkembangannya Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 2012

Salim Ny. H. Hadiyah, Qishashul Anbiya, Bandung: Ikatan Penerbit

Cabang Jawa Barat, cet XIV

Septiawadi, Riwayat Isrâiliyât Dalam Tafsir Bi AL-Ma`tsur (Studi

Tentang Tafsir Ad-Durr Al-Mantsur Fi Tafsir Al-Ma`tsur

Karya As-Suyuti), Jakarta: Intitut Agama Islam Negeri (IAIN)

Syarif Hidayatullah, 2000, Fakultas Ushuluddin, Prodi Ilmu

Tafsir Hadis

Shabir Muslich, Kisah-Kisah Nabi dan Masalah Kenabian,

Semarang: CV. Adhi Grafika, 1994, cet 1

Shihab Quraish, Sejarah Ulum Al-Qur`an, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2000

Shihab Quraisy, Metode Tafsir tak ada yang terbaik dalam Pesantren,

Jakarta: No 1/V-1, VIII/ 1991

Sulaiman Muqatil bin, Tafsir Muqatil bin Sulaiman Juz I, Irak:

Markaz Jam`at al-Majiid ad-saqafah wa al-turas, 2006

Suriasumantri Jujun S, Penelitian Ilmiah Kefalsafahan dan

Keagamaan: Mencari Paradigma Keberssamaan, Bandung:

Nuansa: 2001

Syajâtah Abdullah Mahmud, Tafsir Muqatil bin Sulaiman Juz 3,

Beirut: At-Târikh Al-`Arabi, 2002, cet 1

Tim TAZKIA dan Muhammad Syafi’i Antonio dan, Ensiklopedi

Peradaban Islam, (Jakarta: Tazkia Publishing, 2012) vol V

Ushama Thameem, Metodologi Tafsir al-Qur`an, Kajian Kritis,

Objektif dan Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta

Utomo Setiawan Budi, Kisah-Kisah al-Qur`an, Jakarta: Gema Insani

Press, 2000, cet ke-3

Page 44: Isrâiliyyât dalam Kisah Nabi Ayyub as

125

Al-Utsaimi Muhammad Shalih, Ushulun Fit Tafsir, Jakarta: Al-

Qowam, 2014, cet 1

Al-Utsaimin Muhammad bin Shalih, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta:

Darus Sunnah Press, 2004