isofluran.docx
TRANSCRIPT
Obat Anestesi Inhalasi
1. Dinitrogen oksida
(N O/gas gelak). N O merupakan gas yang tidak
berwarna, berbau manis, tidak iritatif, tidak berasa,
lebih berat dari udara, tidak mudah terbakar/meledak,
dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber
(pengikat CO ). Penggunaan dalam anestesi umumnya
dipakai dalam kombinasi N O:O yaitu 60% : 40%,
70% : 30%, dan 50%: 50%. Dosis untuk mendapatkan
efek analgesik digunakan dengan perbandingan 20% :
80%, untuk induksi 80% : 20%, dan pemeliharaan 70% :
30%. N O sangat berbahaya bila digunakan pada
pasien pneumotoraks , pneumomediastinum, obstruksi,
emboli udara, dan timpanoplasti.
2. Halotan
Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau
enak, tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah
terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime,
dan mudah diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat
anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter atau 2 kali
kloroform. Keuntungan penggunaan halotan adalah
induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan
napas, bronkodilatasi, pemulihan cepat, proteksi
terhadap syok, jarang menyebabkan mual/ muntah ,
tidak mudah terbakar dan meledak. Kerugiannya
adalah sangat poten, relatif mudah terjadi overdosis,
analgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasi
dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal,
menimbulkan hipotensi, aritmia, meningkatkan
tekanan intrakranial, menggigil pascaanestesi, dan
hepatotoksik. Overdosis relatif mudah terjadi dengan
gejala gagal napas dan sirkulasi yang dapat
menyebabkan kematian. Dosis induksi 2-4% dan
pemeliharaan 0,5-2%.
3. Etil klorida
Etil klorida merupakan cairan tidak berwarna, sangat
mudah menguap, dan mudah terbakar. Anestesi
dengan etil klorida cepat terjadi namun cepat hilang.
Induksi dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu
pemulihan 2-3 menit sesudah pemberian anestesi
dihentikan. Etil klorida sudah tidak dianjurkan lagi
untuk digunakan sebagai anestesi umum, namun hanya
untuk induksi dengan memberikan 20-30 tetes pada
masker selama 30 detik. Pada sistem tetes terbuka
(open drop), etil klorida disemprotkan ke sungkup
dengan volume 3-20 ml yang menghasilkan uap _+
3,5-5% sehingga pasien tidak sadar dan kemudian
dilanjutkan dengan penggunaan obat lain seperti eter.
Etil klorida juga digunakan sebagai anestetik lokal
dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai
beku.
4. Eter (dietil eter)
Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah
menguap, berbau khas mengiritasi saluran napas,
mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda
lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta
cahaya. Eter merupakan obat anestetik yang ,aagat
kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat
anestesi. Eter dapat digunakan dengan berbagai
metoda anestesi. Pada penggunaan secara open drop
uap eter akan turun ke bawah karena 6-10 kali lebih
berat dari udara. Penggunaan secara semi closed
methode datam kombinasi dengan oksigen dan N O
tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan
kauterisasi. Keuntungan penggunaan eter adalah
murah dan mudah didapat, tidak perlu digunakan
bersama dengan obat-obat lain karena telah
memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas
keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup
sederhana. Kerugiannya adalah mudah meledak/
terbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas,
menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah,
menyebabkan mual dan muntah , serta dapat
menyebabkan hiperglikemia. Jumlah eter yang
dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi
penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik
yang digunakan. Dosis induksi 10-20% volume uap eter
dalam oksigen atau campuran oksigen dan N O. Dosis
pemeliharaan stadium III 5-15% volume uap eter.
5. Enfluran (ethran)
Enfluran merupakan obat anestetik eter berhalogen
berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah
terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. Induksi
dengan enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang
menimbulkan mual dan muntah serta masa
pemulihannya cepat. Dosis induksi 2-4,5% dikombinasi
dengan O atau campuran N -O . Dosis rumatan
0,5-3 % volume.
6. Isofluran (forane)
Isofluran merupakan eter berhalogen, berbau tajam,
dan tidak mudah terbakar. Keuntungan penggunaan
isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak
terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih
anestesi cepat. Namun, harga obat ini mahal. Dosis
induksi 3-3,5% dalam O atau kombinasi N -O . Dosis
rumatan 0,5-3%.
7. Sevofluran
Obat anestetik ini merupakan turunan eter
berhalogen yang paling disukai untuk induksi inhalasi.
Induksinya enak, dan cepat terutama pada anak. Dosis
induksi 6-8 vol%. Dosis rumatan 1-2 vol%.
ifan050285.wordpress.com/2010/03/15/obat-anestesi-inhalasi/
ANASTESI INHALASI
PENDAHULUAN
Obat-obat anestesia inhalasi adalah obat-obat
anestesia yang berupa gas atau cairan mudah menguap,
yang diberikan melalui pernafasan pasien. Campuran gas
atau uap obat anestesia dan oksigen masuk mengikuti
udara inspirasi, mengisi seluruh rongga paru,
selanjutnya mengalami difusi dari alveoli ke kapiler
sesuai dengan sifat fisik masing-masing gas. Obat
anestesi inhalasi biasanya dipakai untuk pemeliharaan
pada anestesi umum, akan tetapi juga dapat dipakai
sebagai induksi, terutama pada pasien anak-anak. Gas
anestesi inhalasi yang banyak dipakai adalah isofluran
dan dua gas baru lainnya yaitu sevofluran dan desfluran.
sedangkan pada anak-anak, halotan dan sevofluran
paling sering dipakai. Walaupun dari obat-obat ini
memiliki efek yang sama (sebagai contoh : penurunan
tekanan darah tergantung dosis), namun setiap gas ini
memiliki efek yang unik, yang menjadi pertimbangan bagi
para klinisi untuk memilih obat mana yang akan dipakai.
Perbedaan ini harus disesuaikan dengan kesehatan
pasien dan efek yang direncanakan sesuai dengan
prosedur bedah.
N2O Nitrous oxide
Merupakan gas jernih,tidak
berwarna ,tidak berbahu, biasanya
disimpan dalam silinder bertekanan.
Mekanisme kerja : N2O menyebabkan
anestesi umum melalui interaksi dengan
membran sel CNS, mekanisme yang pasti
tidak jelas.
Farmakokinetik : Rute utama eliminasi N2O
adalah melalui pernafasan (exhalasi),tidak
mengalami biotranformasi yang
bermakna.Ambilan dan eliminasi N2O
relatif cepat dibandingkan dengan anestesi
inhalasi yang lain,dikarenakan koefisien
partisi darah-gas yangrendah (0,47).
Farmako dinamik :
SSP : N2O menghasilkan
analgesi sesuai
dosis ,konsentrasi lebih dari
60% akan menghasilkan
amnesia tapi tidak
dalam..Oleh karena MAC
adalah 104% N2O biasanya
digunakan dengan kombinasi
dengan agen yang lain untuk
mencapai stadium
pembedahan.
Sistem kardiovaskuler : N2O
mendepresi miokard ringan,
dan merupakan agonis sistem
simpatis ringan.Laju jantung
dan tekanan darah biasanya
tidak berubah.N2O
menyebabkan peningkatan
tahanan vaskuler paru.
Sistem Pernafasan : N2O
mendepresi pernafasan
ringan,walaupun kurang
dibanding dengan anestesi
inhalasi yang lain.Pemberian
70% merupakan batas limit
untuk menjamin FiO2 yang
cukup.
Efek yang merugikan :
Ekpansi gas pada ruang
tertutup.
Terutama pada
ruang-ruang
tertutup yang
biasanya diisi
dengan
nitrogen.Oleh
karena
kelarutannya
yang rendah
dalam darah,
maka gas akan
mengisi
ruangan
menjadi besar
sesuai dengan
difusi N2O dan
gas nitrogen
akan keluar.
Ruang seperti
pneumothorak,
,ruang telinga
tengah yang
tertutup,usus
besar, emboli
udara , udara
dalam
tengkorak akan
nyata
membesar bila
diberikan
N2O ,sebaiknya
hal ini dicegah
bila menghapi
hal tersebut.
N2O juga akan
berdifusi
kedalam cuff
ET dan akan
menyebabkan
peningkatan
tekanan
cuff,tekanan
ini sebaiknya
secara berkala
diatur kembali.
Mual dan muntah.
Pemberian N2O
bisa
meningkatkan
kejadian mual
dan muntah.
Hipoksia difusia.
Setelah
pemberhentian
N2O dengan
segera akan
terjadi difusi
dari darah ke
paru dan akan
menyebabkan
penurunan
tekanan PO2
alveoli secara
dramatis dan
menyebabkan
hipoksia
hipoksemia
kususnya bila
pasen bernafas
dengan udara
kamar . Hal ini
bisa dicegah
bila diberikan
terapi O2 3 – 5
menit setelah
N2O
dihentikan.
Menghambat sintesis
Tetrahidrofolat.
N2O telah
terbukti
menghentikan
Methionin
sinthetase ,
Vitamin B12
ensim yang
sangat
dibutuhkan
dalam sintesis
DNA. N2O harus
digunakan
secara hati-
hati pada
wanita
hamil,akan
menyebabkan
defisiensi B12.
Volatil Agent.
Adalah cairan yang mudah menguap ( dalam
gas pembawa ) yang biasa digunakan dalam
anestesi inhalasi.
Saat ini yang biasa digunakan adalah :
Halotan,Enflurane,Isoflurane,Desflurane,
Sevoflurane masih dalam penelitian.
Cara kerja .
Volatil agent menghasilkan
GA melalui interaksi dengan
membran sel CNS ,sedang
mekanisme pasti masih belum
jelas
Farmakokinetik.
Kecepatan dimana volatil
agen diserap dan dikeluarkan
( Isoflurane > Enflurane>
halotan ) disebabkan karena
koefisien partisi darah gas .
semakin rendah kelarutan
gas dalam darah semakin
cepat diabsorbsi dan semakin
cepat diekskresi. Walaupun
sebagian besar agen inhalasi
diekskresi melalui jalur paru-
paru ,agen ini juga
mengalami metabolisme di
hepar dengan derajat yang
bervariasi ( halotan 15%,
enflurane 2-5 %, isoflurane
0,2%)
Farmakodinamik
CNS : . Volatilagen
menghasilkan ketidak
sadaran dan amnesia dengan
konsentrasi dosis relatif
rendah (25% MAC) pada dosis
tinggi selanjutnya akan
terjadi depresi CNS secara
umum. Pada inspirasi tinggi
(lebih dari 2%) Enflurane
dapat menyebabkan
gambaran EEG epileptik.
Volatil agen akan cenderung
menhasilkan penurunan
amplitudo dan meningkatkan
gelombang somato sensori
laten. Volatil agen dalam
meningkatkan CBF :
( Halotan
>; Enflurane > isoflurane)
dan menurunkan Cerebral
metabolik rate
(Isoflurane > Enflurane >
Halotan )
Sistem kardiovaskuler.
Volatil agen
akan
menyebabkan
depresi miokard
tergantung
dosis ( Halotan
> enflurane >
isoflurane ) dan
vasodilatasi
sistemik
( Isoflurane >
Enflurane >
halotane) laju
jantung
cenderung
tidak berubah.
Walaupun
pemberian
isoflurane akan
meningkatkan
laju jantung.
Volatil agens
membuat
miokard
sensitif jadi
arritmogenik
terhadap
katekolamin
( Halotan >
enflurane>
isoflurane) hal
ini penting bila
diperlukan
penambahan
larutan
epinefrin atau
agens
simpatomimetik
. Bila
menggunakan
halotan maka
pemberian
infiltrasi
subcutan
ephinefrine
jangan lebih
dari 2ug/kg/20
menit).
Pada beberapa
pasen dengan
penyakit arteri
koroner ,
isoflurane akan
menyebabkan
iskemik
miokard,
perbedaan
secara klinik
dalam hal ini
tidak jelas.
Sistem Respirasi
Volatil agen
akan
menyebabkan
depresi
respirasi
tergantung
dari dosis
dengan
menurunnya vol
tidal
meningkatnya
RR , dan
peningkatan
PaCO2 . Tinggi
rendahnya
depresi
respirasi
berbeda pada
masing-masing
agen
(Halotane >
Isoflurane >
Enflurane).
Dosis
Ekuepoten
agen inhalasi
dalam hal efek
bronchodilator
sama dengan
diatas.
Walaupun agen
juga
menyebabkan
iritasi jalan
nafas
( Isoflurane >
enflurane >
halotan ) yang
dalam anestesi
yang kurang
dalam
menyebabkan
batuk,
laringospasme
dan
bronkospasme.
Kususnya pada
pasen merokok
dan asma,
Kurang
merangsangnya
halotane
menyebabkan
halotan bisa
dipakai untuk
induksi inhalasi.
Sistem muskular.
Agen inhalasi
menyebabkan
penurunan
Tonus otot
sesuai dengan
dosis ini
menguntungkan
kondisi
pembedahan.
Pemberian
volatil agen
bisa
menyebabkan
hipertensi
maligna pada
pasen yang
punya
kecenderungan
.
Liver
Volatil agent
cenderung
menebabkan
penurunan
perfusi hepar.
Penurunan ini
paling besar
oleh halotan,
kemudian
enflurane dan
paling sedikit
isoflurane.
Jarang terjadi
pasen
berkembang
menjadi
hepatitis
sekunder oleh
karena
pemakaian
volatil agen
(kecuali pada
halotane)
Sistem ginjal
Volatil agen
akan
menurunkan
renal blood
flow,melalui
penurunan
MAP ,dan
meningkatkan
tahanan
vaskular ginjal.
Ion fluoride
hasil dari
metabolisme
enflurane
adalah
neprotoksik ,
walaupun pada
pemakaian lama
secara klinik
pengaruhnya
masih belum
jelas .
DESFLURAN DAN SEVOFLURAN
Ambilan desflurane dan sevoflurane adalah
sangat cepat dibanding dengan volatil agen
yang lain ok koefisien partisi darah gas
yang sangat rendah. Demikian juga masa
emergen yang terjadi juga sangat cepat
desflurane yang mengalami metabolisme
adalah sangat minimal. Hasil metabolisme
sevoflurane adalah ion fluoride walaupun
dalam pengukuran kadar serum tampak
bermakna tapi masih sangat jauh dari
menyebabkan disfungsi ginjal . Desfluran
dan sevoflurane semua mendepresi miokard
dan menyebabkan efek hemodinamik sama
seperti yang terjadi pada isoflurane.
Desfluran dan sevoflurane juga
mendepresi respirasi sesuai dosis yang
diberikan ,sama seperti volatil agent yang
lain. Desflurane tampaknya lebih iritasi
terhadap jalan nafas dibanding dengan
isoflurane. Sedang sevoflurane adalah
yang paling tidak iritasi jalan nafas .
Uptake Anestesi inhalasi. Distribusi dan eliminasi.
Anestesi inhalasi biasanya diberikan /
dialirkan dengan konsentrasi dari vaporizer
kedalam sirkuit . Walaupun saat anestetik
di berikan kedalam sirkuit maka
konsentrasi akan meningkat namun ada
beberapa hal yang mempengaruhi tekanan
partial anestesi dalam jaringan .
A. Konsentrasi gas anestesi inspirasi
Sirkuit anestesi yang sebabkan
rebreathing ( semi open, semiclosed,
closed ) akan menyebabkan konsentrasi gas
anestesi inspirasi berkurang secara
bermakna dibanding pada saat dialirkan
oleh karena:
Ukuran relatif sirkuit
terhadap ukuran kecepatan
gas segar yang masuk sampai
terjadi keseimbangan dalam
sirkuit dan fungsional
residual capacity ( terjadi
jauh lebih cepat bila
menggunakan fres gasflow
yang tinggi dan sirkuit yang
kecil.
Kecepatan fres gas inflow .
Penurunan fres gas inflow
maka akan meningkatkan
ukuran rebreating maka akan
menyebabkan gas ekhalasi
masuk kedalam ruang
inspirasi dan mengurangi
konsentrasi gas inhalasi yang
inspirasi.
Kelarutan gas dalam
komponen
sirkuit. Konsentrasi gas
inhalasi dalam inspirasi akan
menurun bila uptake agent
pada tube dan sodalime
sampai terjadi keseimbangan
didalamnya , secara umum
lebih larut dalam lemak maka
hal ini akan terasa.
B. Konsentrasi anestesi alveolar.
Konsentrasi anestesi alveolar (Fa) bisa
berbeda dengan konsentrasi inspirasi (Fi).
Kecepatan untuk meningkatkan
perbandingan (Fa/Fi ) disebut sebagai
klecepatan induksi dalam General
anestesi . Dua hal yang saling berlawanan
dalam proses ; hantaran gas anestesi dan
uptake dari alveoli menentukan Fa/Fi pada
waktu pemberian gas anestesi.
Meningkatkan hantaran gas
anestesi ke alveoli akan
meningkatkan kecepatan
perbandingan Fa/Fi .
Hantaran gas ke alveoli pada
sirkuit anestesi selain closed
sistem bisa dipengaruhi oleh :
Ventilasi
alveolar .
Meningkatnya
ventilasi tanpa
perubahan yang
lain akan
meningkatkan
Fa/Fi pada
grafik. Efek
yang lain lebih
banyak
dipengaruhi
oleh adanya
kelarutan gas
darah .
Efek
konsentrasi. Meningkatnya
konsentrasi gas inspirasi
akan meningkatkan
kecepatan konsentrasi gas
alveoli.
Efek gas yang lainnya Ketika
dua gas anestesi inhalasi
diberikan bersama , ambilan
oleh darah pada bagian besar
gas pertama (mis.N2O) maka
akan meningkatkan gas
anestesi yang kedua
(mis.Isofuran ) dan
masuknya gas kedua dalam
alveoli melalui penambahan
volume inspirasi.
Gas anestesi diambil melalui alveoli oleh
darah.
Banyak faktor
rmempengaruhi peningkatan
ambilan,selain penurunan
peningkatan konsentrasi
dalam alveoli ( dan kecepatan
induksi ).
Cardiak
output .
Meningkatnya
curah akan
meningkatkan
ambilan gas
anestesi dan
menurunkan
kecepatan
peningkatan
alveolar .
Sebaliknya
penurunan
curah jantung
akan
menyebabkan
efek yang
berlawanan.
Efek ini
terutama
terjadi pada
sirkuit yang
non rebrething
atau anestesi
dengan
kelarutan yang
tinggi,juga
peningkatan
awal pemberian
anestesi.
Kelarutan gas
anestesi.
Peningkatan
kelarutan gas
dalam darah
akan
meningkatkan
uptake dimana
akan
menurunkan
perbandingan
Fa/Fi.
Kelarutan gas
anestesi jenis
halogenated
akan meningkat
pada keadaan
hipotermi dan
hiperlipidemia.
Perbedaan
antara darah
vena dan
alveolar.
Ambilan gas
anestesi oleh
darah melalui
perfusi di paru
akan meningkat
( sesuai dengan
kecepatan Fa/
Fi ) dan akan
menurun sesuai
dengan
perbedaan
tekanan parsiel
antara alveoli
dan darah
vena .
C. Tekanan parsiel gas anestesi inhalasi dalam darah
arteri kurang lebih sama dengan tekanan alveolar .
Walaupun tekanan parsiel arteri akan
sangat berkurang pada keadaan ventilasi
perfusi yang abnormal ( misalnya adanya
shunt,) kususnya pada gas anestesi yang
kurang larut (misal nya N2O) . Kecepatan
adanya keseimbangan gas anestesi antara
tekanan parsiel darah dan sisten organ
tergantung faktor-faktor sbb:
Aliran darah pada jaringan.
Keseimbangan akan terjadi
lebih cepat pada jaringan
denga perfusi yang tinggi .
Sebagian besar organ dengan
perfusi yang tinggi akan
menerima kurang lebih 75%
dari curah jantung ;
termasuk otak , ginjal, hati,
kelenjar endokrin,, termasuk
organ yang kaya dengan
pembuluh darah , dan yang
kurang perfusinya adalah
otot dan lemak.
Kelarutan dalam jaringan .
Untuk memberikan tekanan
parsiel gas anestesi pada
arteri pada jaringan dengan
kelarutan yang tinggi akan
lebih lambat untuk mencapai
keseimbangan . Kelarutan
gas anesesi pada masing –
masing jaringan berbeda-
beda. Ada pada tabel;
Perbedaan antara jaringan
dan darah .Tercapainya
keseimbangan antara darah
jaringan tergantung
perbedaan tekanan partie
gas anestesi .
D Eliminasi.
Setelah gas ditutup anestesi inhalasi
dieliminasi dari dalam tubuh melalui rute
sbb :
Exhalasi . Ini merupakan
eliminasi utama dari gas
anestesi.
Metabolisme. Anestesi
inhalasi akan mengalami
metabolisme dihepar dengan
derajat yang berbeda-
beda,walaupun efek secara
klinis tidak bermakna.
Anestesi yang hilang.
Anestesi inhalasi dapat
keluar dari tubuh melalui
perkutan, melalui membran
vicera ,tapi jumlahnya bisa
diabaikan.
sikkahoder.blogspot.com/2012/07/anestesia-inhalasi-jenis-dan-mekanisme.html?m=1