islam
TRANSCRIPT
AGAMA ISLAM
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Agama Islam
Kata Islam menurut bahasa berasal dari kata “aslama”, yang berarti
tunduk, patuh daan berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu yang
diturunkan Allah SWT. Kepada Rasul-rasul –Nya untuk disampaikan kepada
manusia.
Agama Islam yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak
selengkap wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Wahyu yang turun
pada saat itu bersifat lokal untuk satu atau dua suku bangsa saja.
Al-Qur’an menjelaskan dengan gamblang bahwaa paara Nabi Allah
membawa agama Islam bagi umatnya :
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub serta anak cucunya dan kepada apa yang
telah diturunkan kepada Musa, Isa serta para Nabi Tuhan mereka. Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya
tunduk dan patuh kepada-nya. (QS. Al-Baqarah:136)
Demikian pula, wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Isa As,. Nabi
yang paling dekat urutannya dengan Nabi Muhammad, dinyatakan Allah sebagai
agama Islam, dalam firman-Nya :
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran dari mereka (bani Israil)
berkatalah ia:siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk
(menegakkan agama) Allah ?. Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia)
menjawab: Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman
kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adaalah orang-
orang yang berserah diri (muslimin). (QS. Ali Imran, 3:52)
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat
tempatnya. Mereka berkata: Kami mendengar, tetapi kami tidak mau
menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): ra’ina, dengan memutar –
mutar lidahnya dan mencela agama. (QS. An-Nisa:46)
Pada ayat yang lain dijelaskan penyimpangan kaum Nasrani.
Dan diantara orang-orang yang mengatakan:Sesungguhnya kami ini
orang-orang Nasrani, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka,
tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah
diberi peringatan dengannya, maka Kami timbulkkan di antara merekaa
permusuhan dan kebencian sampai hari Kiamat. Dan kelak Allah akan
memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan.
(QS. Al-Maidah, 5:14).
Dengan demikian, Agama Islam menjadi satu-satunya nama bagi wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang terkumpul dalam
Kitab suci Al Quran. Wahyu yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak
berlaku lagi, telah dikoreksi dan disempurnakan oleh wahyu yang turun kepada
Nabi Muhammad, yaitu Al-Quran. Salah satu firman Allah yang mengoreksi
aqidah trinitas kaum nasrani, antara lain:
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwasanya Allah
salah seorang dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka
katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih. (QS. Al-Maidah, 5:73)
Lebih lanjut Al Quran memberi peringatan kepada mereka untuk kembali
kepada wayu Allah yang murni, seraya mengutuk perbuatan ingkar yang mereka
lakukan, firman Allah dalam Al Quran :
Hai orang-orang yang telah diberi Al-kitab, berimanlah kamu kepada
apa yang telah kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang
ada pada kamu, sebelum kami merobah muka (mu), lalu kami putarkan
kebelakang atau kami kutuk mereka sebagaimana kami telah mengutuk
orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan
Allah pasti berlaku. (QS. Al-Maidah,4;47)
Ajaran agama Islam yang turun kepada Nabi Muhammad merupakan
wahyu Allah yang terakhir diturunkan secara sempurna. Tidak akan ada lagi
wahyu yang akan turun ke muka bumi. Ketetapan ini dinyatakan dalam firman
Allah :
Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
kucukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah kuridhai islam jadi
agamamu. (QS. Al-Maidah, 5:3)
Ayat di atas mengisyaratkan pula, bahwa Agama Islam mampu menjadi
landasan hidup dan menyediakan jawaban terhadap segala permasalahan dan
perkembangan budaya manusia sampai akhir sejarahnya. Karena itu, manusia
tidak memerlukan lagi sumber nilai lain yang menjadi landasannya hidupnya,
walaupun budaya manusia setiap waktu berubah selain Al Quran.
Relevansi ajaran agama Islam dengan perkembangan budaya manusia itu
diisyaratkan oleh Allah :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya. (QS.Al-Hijr, 15:9)
Agama Islam merupakan satu-satunya agama yang paling sesuai untuk
manusia. Islam datang dari Allah Pencipta manusia. Pencipta lebih tahu tentang
kemampuan dan karakter yang diciptakaannya. Oleh karena itu, Agama Islam
akan sesuai dengan karaakter manusia dengan segala dimensi kemanusiaannya.
Kesesuaian ini juga dapat dilihat dari segi hakekat manusia sendiri sebagai
makhluk yang telah dibekali Allah dengan fitrah keagamaan sejak dilahirkannya
ke muka bumi. Allah telah mengikat perjanjian dengan manusia ketika mereka
berada dalam alam rahim, sebagaimana dinyatakan Al Quran:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman) : bukankah Aku ini Tuhanmu ?. Mereka
menjawab:Betul (Engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi. Kami
lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan :
Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Allah)”. (QS. Al-A’raf, 7:172)
Dengan demikian, Agama Islam menjadi dasar dan pedoman hidup bagi
manusia dalam mengatur kehidupannya baik dalam hubungannya dengan Allah,
hubungan dengan sesama manusia serta hubungannya dengan alam secara
keseluruhan.
Secara umum agama Islam itu terdiri dari aspek-aspek yang berkaitan
dengan keyakinan atau credial, yaitu tata aturan yang mengatur keyakinan
seseorang terhadap Allah Swt,. Disebut aqidah. Kemudian ritual, yaitu tata aturan
tentang penyembahan terhadap Allah yang mendasarinya disebut syariah, dan
norma atau tata hukum yang mengatur hubungan-hubungan antar manusia dengan
manusia dan manusia dengan alam yang sesuai dengan tata keyakinan dan tata
peribadatan tersebut di atas, disebut akhlak.
B. Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Dilihat dari sumber, sifat dan tempatnya, agama dapat diklasifikasikan atas
tiga kategori, yaitu :
1. Agama wahyu dan bukan wahyu
2. Agama misionari dan bukan misionari
3. Agama ras geografis dan agama universal
4. Semua agama wahyu lahir di timur tengah, sedangkan agama bukan wahyu
lahir di luar itu
5. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras
semitik
6. Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan
agama bukan wahyu bukan agama misionari
7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur
dan elastis
8. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spiritual
maupun material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitik beratkan
kepada aspek spiritual saja, seperti pada Taoisme, atau pada aspek material
saja seperti pada confusianisme.
Agama misionari adalah agama yang menurut ajarannya harus disebarkan
kepada seluruh umat manusia. Sedangkan agama bukan misionari tidak ada
kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada seluruh umat.
Dari segi ras geografis, terdiri atas agama semitik, Arya, dan Mongolian.
Agama Semitik pada umumnya adalah agama wahyu, seperti Islam, Nasrani dan
Yahudi, sedangkan agama non semitik, yaitu Arya dan Mongolia bukanlah agama
wahyu, seperti Hindu, Budha dan Zoroaster di Mongolia, atau Confusianisme,
Taoisme, dan sintoisme di Mongolia.
Dilihat dari segi sumbernya agama dibagi dalam kategori samawi (agama
langit) dan agama budaya (ardli). Sedangkan yang termasuk dalam kategori
agama samawi hanyalah Agama Islam.
C. Agama Islam dan IPTEKS
Agama Islam bersumber dari wahyu Allah, sedangkan ilmu pengetahuan
bersumber dari pikiran manusia yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan
alam. IPTEK dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam rangka
mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memberi kemudahan pada
peningkatan ubudiyah kepada Allah.
Islam adalah agama universal yang berlaku sepanjang zaman, karena itu
dalam tingkat kemajuan mana pun Islam akan dapat menjadi dasar pijakan
manusia.
Alam adalah ciptaan Allah yang menjadi objek ilmu pengetahuan. Melalui
penelitian ilmiah manusia dapat menyusun teori-teori yang merupakan deskripsi
dari fenomena alam.
IPTEK merupakan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Penempatannya sebagai khalifah
ditunjukkan dalam firman Allah :
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
meninggikan sebagian dari kamu atas sebagian yang lain beberapa
tingkat untuk mengujimu atas apa yang telah diberikan-Nya kepadamu
(QS. Al-Anam, 165).
Untuk memperoleh kemampuan itu ia harus memperhatikan alam
lingkungan sebaik-baiknya dengan mengamati dan menyelidiki gejala-gejalanya
sebagaimana firman-Nya :
Katakanlah (wahai Muhammad) : periksalah dengan nadzar apa-apa yang
ada di langit dan di bumi (QS. Yunus : 101).
Memeriksa, mengamati dan menyelidiki adalah kegiatan-kegiatan ilmiah
untuk menghasilkan teori-teori ilmu pengetahuan dan selanjutnya melahirkan
teknologi yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia di muka bumi.
Karena itu posisi ilmuwan sangat mulia di hadapan Allah sebagaiman
firman-Nya:
…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Mujadillah, 58:11).