isi
DESCRIPTION
semoga bermanfaatTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada disekeliling kehidupan ataupun
organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk
individual maupun komunitas pada tempat tertentu. Setiap kegiatan manusia akan menambah
materi atau energi pada lingkungan. Apabila energi atau materi itu membahayakan, mengancam
kesehatan manusia, miliknya atau sumber daya baik langsung ataupun tidak itu sudah dikatakan
sebagai pencemaran.
Masalah pencemaran merupakan masalah yang sangat popular, banyak dibahas oleh
kalangan masyarakatdiseluruh permukaan bumi ini. Masalah pencemaran merupakan suatu
masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak untuk
menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk
mencegah jangan sampai terjadinya pencemaran lingkungan.
Dengan adanya beberapa pernyataan mengenai pencemaran tersebut maka hal itulah yang
melatar belakangi penyusunan laporan ini, agar dapat dibaca dan dipahami serta membantu
mahasiswa ataupun mahasiswi bagaimana cara untuk mencegah bahkan mengatasi jika
pencemaran tersebut telah terjadi sekaligus untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
menyebabkan pencemaran tersebut terjadi berikut dampak dari pencemaran itu sendiri.
1.2 Tujuan
Memahami dan mempelajari apa saja hal-hal yang menyebabkan terjadinya
pencemaran terkhusus pencemaran udara ( Kabut Asap )
Mengidentifikasi dampak akibat pencemaran itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pencemaran dan Pencemaran Kabut Asap
Pencemaran terjadi karena daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan,
sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidakseimbangan
struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia.
Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan pencemaran.
Manusia merupakan satu-satunya komponen Lingkungan Hidup Biotik yang mempunyai
kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah
lingkungan hidupnya ini dengan bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat
menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan
lingkungan yang tercemar akibat perbuatannya ini menjadi lingkungan yang lebih baik, menjadi
keadaan seimbang, dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan
untuk dapat mencegah terjadinya pencemaran.
Apabila ditinjau dari ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa
penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada
daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan
manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua
pihak, karena pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan
kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia ataupun ekosistem lain yang berkaitan
dengan manusia.
Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini, maka
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi menjadi tiga jenis
pencemaran, yaitu:
Pencemaran tanah
Pencemaran udara
Pencemaran air
Sedangkan pencemaran menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa
pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku
mutu lingkungan hidup yang telah ditentukan.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya
perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik bersifat
fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia dan aktivitas
manusia sebagai organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut sebagai bahan
pencemar atau polutan.
Sedangkan yang dimaksud pencemaran kabut asap atau dengan kata lain pencemaran
udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak property. Pengertian lain menyebutkan bahwa Pencemaran udara
adalah masuk atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfer yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara
umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara pada tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih
bahan pencemar yang terdispersi ke udara dan menyebar kelingkungan sekitarnya. Kecepatan
penyebaran ini tergantung keadaan geografi dan meterologi setempat. Secara umum pencemaran
udara ada 2 macam, yaitu:
a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
1. Debu yang bertebangan akibat tiupan angina
2. Abu yang keluar dari letusan gunung api berikut gas vulkanik
3. Proses pembusukan sampah organic
4. Kebakaran Hutan
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
2. Debu atau serbuk dari kegiatan industry
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Berdasarkan terbentuknya, pencemaran udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pencemaran udara primer, yaitu komponen pencemar udara mencakup 90% dari jumlah
komponen penyebar udara seluruhnya. Bentuk dan komposisinya sama dengan ketika
dipancarkan.
b. Pencemaran udara skunder, yaitu pencemaran yang terbentuk karena berbagai bahan
pencemar yang bereaksi satu sama lain sehingga menghasilkan jenis pencemaran baru
yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis
ataupun dengan bantuan katalisator seperti sinar matahari.
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan atau Lahan
Kebakaran hutan bisa terjadi karena tiga hal:
a. Kedatangan Musim Kemarau
Cuaca yang cukup panas akan menyulut reaksi oksidasi reranting pohon kering yang
saling bergesekan, akibat gesekan inilah yang akan menimbulkan percikan api dan
terjadilah kebakaran tersebut dan terdapat juga perubahan musim kemarau dan musim
hujan yang kadang tidak teratur kadang dating lebih cepat dan berakhir lebih lama, hal ini
berkaitan dengan gejala El Nino-Southern Oscillation atau ENSO.
b. Sumber Api Buatan Manusia
Kebakaran hutan semula dianggap terjadi secara alami, tetapi kemungkinan manusia
mempunyai peran dalam memulai kebakaran di millennium terakhir ini, pertama untuk
memudahkan perburuandan selanjutnya untuk membuka petak petak tanah pertanian
didalam hutan. Meskipun kebakaran telah menjadi suatu ciri ciri hutan di Indonesia
selama beribu-ribu tahun, kebakaran yang terjadi pasti mula-mula lebih kecil dan lebih
tersebar dari segi frekuensi dan waktunya dibandingkan belakangan ini.
c. Adanya Bahan Bakar
Bahan bakar menjadi salah satu zat yang dapat menimbulkan unsur panas dan terjadinya
api. Pembakaran merupakan reaksi oksidasi yang cepat dari suatu bahan bakar.
Tiap-tiap daerah memiliki penyebab kebakaran yang berbeda, namun secara garis besar
maka dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Kegiatan Manusia
- Sengaja dibakar
- Sisa pembakaran
- Api rokok
- Api dari kendaraan
- Perladangan berpindah
- Reboisasi padang alang-alang
- Rekreasi, berkemah, dan pembalakan
- Penggembalaan
2. Faktor Alam
- Petir
- Aktivitas Gunung Berapi
- Faktor perubahan alam
2.3 Dampak Pencemaran Udara (Kabut Asap)
Dampak dari proses kebakaran hutan ataupun lahan yang terjadi adalah kabut asap yang
sangat mencemari udara. Secara umum dampak kabut asap ini sangat luas cakupannya, antara
lain kerusakan ekologi, menurunnya keragaman sumber daya hayati dan ekosistemnya, serta
penurunan kualitas udara.
Dampak kabut asap terhadap keselamatan kerja ataupun aktivitas lainnya antara lain:
1. Terganggu aktivitas dilapangan atau diluar ruangan kantor.
2. Menurunkan produktivitas yang tentu saja sangat mempengaruhi terhadap ekonomi dan
terkhususnya penghasilan pekerja karena tidak bisa bekerja maksimal.
3. Kegiatan bekerja sangat terganggu akibat jarak pandang yang hanya sekitar beberapa
meter.
4. Banyak pekerjaan yang terbengkalai karena kondisi fisik menurun sehingga banyak
pekerjaan yang menumpuk.
5.