isi

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korupsi merupakan perbuatan yang dilarang oleh aturan maupun perundang-undangan yang berlaku dan juga suatu perbuatan yang sangat bejat, yang mencari keuntungan pribadi untuk memperkaya diri yang memiliki efek yang sangat negatif yang dapat menghambat pembangunan negara disegala sektor dan juga menghancurkan ekonomi pemerintahan sehingga menimbulkan perpecahan pemerintahan serta menyengsarakan dan menimbulkan kemelaratan rakyat idonesia. Dengan demikian korupsi merupakan musuh kita bersama untuk memberantasnya tentunya sangat dibutuhkan kerjasama antara penegak hukum yang diberikan wewenang oleh undang-undang dengan seluruh lapisan masyarakat baik dalam hal upaya pencegahan maupun upaya pemberantasan tindak pidana korupsi sehingga pembangunan-pembangunan di negeri ini semakin merata dan meningkatkan perekonomian pemerintahan negara menuju pemerintahan yang baik. Dalam pencegahan tindak pidana korupsi perlu adanya introspeksi diri masing-masing supaya dalam pencegahan korupsi tersebut dapat diharapkan yang lebih baik dimana pribadi-pribadi kita sendiri harus menyadari bahwa korupsi ini dapat merusak kepribadian diri sendiri maupin juga orang banyak sehingga dalam 1

Upload: siti-devi-astutik

Post on 28-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isi

TRANSCRIPT

Page 1: ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi merupakan perbuatan yang dilarang oleh aturan maupun

perundang-undangan yang berlaku dan juga suatu perbuatan yang sangat bejat,

yang mencari keuntungan pribadi untuk memperkaya diri yang memiliki efek

yang sangat negatif yang dapat menghambat pembangunan negara disegala

sektor dan juga menghancurkan ekonomi pemerintahan sehingga menimbulkan

perpecahan pemerintahan serta menyengsarakan dan menimbulkan kemelaratan

rakyat idonesia. Dengan demikian korupsi merupakan musuh kita bersama untuk

memberantasnya tentunya sangat dibutuhkan kerjasama antara penegak hukum

yang diberikan wewenang oleh undang-undang dengan seluruh lapisan

masyarakat baik dalam hal upaya pencegahan maupun upaya pemberantasan

tindak pidana korupsi sehingga pembangunan-pembangunan di negeri ini

semakin merata dan meningkatkan perekonomian pemerintahan negara menuju

pemerintahan yang baik.

Dalam pencegahan tindak pidana korupsi perlu adanya introspeksi diri

masing-masing supaya dalam pencegahan korupsi tersebut dapat diharapkan

yang lebih baik dimana pribadi-pribadi kita sendiri harus menyadari bahwa

korupsi ini dapat merusak kepribadian diri sendiri maupin juga orang banyak

sehingga dalam mencegah tindak pidana korupsi harus bermula dari diri sendiri

dan kemudian secara bersama untuk mencegahnya. Dalam pencegahan tindak

pidana korupsi ini juga perlu ditingkatkan suatu inovasi yang lebih baik dengan

cara mendidik para generasi penerus untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran

yang tinggi serta meningkatkan moral dengan cara mendekatkan diri kepada

tuhan yang meha esa agar moral, etika dapat terarah kepada hal yang lebih

positif dan juga melatih para generasi penerus untuk membuat kantin-kantin

kejujuran dan bersatu padu secara bersama-sama dan tidak sogokan maupun

suap menyuap kepada penegak hukum dan juga kepada aparatur pemerintahan

baik tingkat pusat, kabupaten, dan daerah.

1

Page 2: ISI

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari korupsi?

2. Apa saja macam-macam korupsi?

3. Jelaskan sejarah asal mula korupsi di Indonesia

4. Apakah yang diperoleh dari korupsi yang ada di Indonesia

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari korupsi

2. Untuk mengetahui sejarah korupsi di Indonesia

3. Untuk mencari pemecahan masalah korupsi di Indonesia.

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu Pendidikan dan Budaya

Anti Korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pemahaman

mahasiswa mengenai korupsi ini, mahasiswa keperawatan dapat lebih mengerti

terhadap kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai seseorang yang

profesional.

2

Page 3: ISI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi

Dalam kata bahasa Indonesia korupsi adalah Kejahatan, Kebusukan, Dapat

disuap, Tidak bermoral, Kebejatan dan Ketidakjujuran. Menurut

Poerwadarminta, 1976 korupsi adalah Perbuatan yang buruk seperti penggelapan

uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya. Menurut UU No. 20 Tahun 2001

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak

pidana korupsi adalah Setiap orang dikategorikan melawan hukum, melakukan

perbuatan memperkaya diri sendiri menguntungkan diri sendiri atau orang lain

atau suatu koparasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau

sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara.

2.2 Jenis-jenis Korupsi

Tindak pidana korupsi dalam berbagai bentuk mencakup pemerasan,

penyuapan dan gratifikasi pada dasarnya telah terjadi sejak lama dengan pelaku

mulai dari pejabat negara sampai pegawai yang paling rendah. Korupsi pada

hakekatnya berawal dari suatu kebiasaan yang tidak disadari oleh setiap aparat,

mulai dari kebiasaaan menerima upeti, hadiah, suap, pemberian fasilitas tertentu

ataupun yang lain dan pada akhirnya kebiasaan tersebut lama-lama akan menjadi

bibit korupsi yang nyata dan dapat merugikan keunangan negara. Beberapa

bentuk korupsi diantaranya sebagai berikut :

1. Korupsi transaktif, yaitu korupsi yang terjadi atas kesepakatan dua pihak

dalam bentuk suap, dimana yang memberi dan yang diberi sama-sama

mendapatkan keuntungan

2. Korupsi ekstortif(memeras), yaitu korupsi yang dilakukan dengan

pemaksaan oleh pejabat, sebagai pembayaran jasa yang diberikan kepada

pihak luar, si pemberi tidak ada alternatif lain

3

Page 4: ISI

3. Korupsi investif, yaitu korupsi yang dilakukan seorang pejabat karena

adanya iming-iming tentang sesuatu yang akan menghasilkan dimasa

mendatang

4. Korupsi nepotistik(kekerabatan), yaitu korupsi yang terjadi karena adanya

perlakuan khusus bagi keluarganya atau teman dekat atas sesuatu

kesempatan mendapatkan fasilitas.

5. Korupsi otogenik, yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat

mendapat keuntungan, dengan jalan memberikan informasi kepada pihak

luar yang sebenarnya harus dirahasiakan.

6. Korupsi suportif(dukungan), yaitu korupsi yang dilakukan secara

berkelompok dalam satu bagian atau divisi dengan tujuan untuk melindungi

tindak korupsi yang mereka lakukan secara kolektif.

7. Korupsi autigenik, yaitu korupsi yang dilakukan individu karena

mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengetahuan

dan pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri.

8. Korupsi defensive, yaitu tindak korupsi yang terpaksa di lakukan dalam

rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

2.3 Sejarah korupsi di Indonesia

1. Korupsi Masa VOC ( Verenigde oost indische Compagnie)

Benedict Anderson ( 1792) dalam tulisanya yang berjudul “ The

ideal of power ini javanese culture” menyatakan bahwa korupsi di indonesia

sudah ada sebelum belanda menjajah indonesia, menurutnya budaya korupsi

sudah di mulai sejak zaman VOC ( Verenigde oost indische Compagnie).

VOC adalah sebuah asosiasi dagang yang perna menguasai dan

memonopoli perekonomian nusantara,asosiasi ini bahkan bertindak sebagai

“pemerintah” yang mengatur dan berkuasa atas wilayah nusantara, praktek

dagang yang di kembangkan sangat monopolis, sehingga hubungan dagang

diwarnai kecurangan dan persengkongkolan yang cenderung korup, karena

tingganya tingkat korupasi di dalam tubuh VOC itulah maka Akhinya VOC

mengalami kebangkrutan.

4

Page 5: ISI

Di tahun 1799 asosiasi dagang VOC ( Verenigde oost indische

Compagnie) yang di plesetkan dengan Verhaan onder Corupttie, runtuh

lantaran korupsi, Gubernur Antonio Van Diemen menyurati Heeren XVII

tentang parahnya korupsi di tubuh VOC, di samping sistem perekonomian

yang monopolik yang cenderung korup, korupsi di tubuh VOC juga di

akibatkan korupsi yang terjadi di lingkungan pegawai VOC, gaji pegawai

VOC yang sangat rendah yang berkisar antara 16-24 gulden perbulan, tidak

sesuai dengan gaya hidup batavia pada saat itu, kesenjangan gaji yang di

terima para pegawai VOC dan birokrasi VOC telah mengakibatkan tingkat

korupsi yang begitu tinggi. Pasalnya gaji yang di terima gubernur jendra

berkisar antara 600-700 gulden, bandingkan dengan gaji pegawai yang

terlalu minim.

2. Korupsi Masa Penjajahan Belanda

Warisan budaya korupsi zaman VOC di lanjutkan oleh pemerintah

hindia belanda pada waktu itu, menurut Ong Hok Ham, dalam bukunya

“politk, korupsi dan budaya” korupsi di zaman belanda dapat di telusuri

dengan munculnya istilah (terminoogi) “katabelece” sebagai salah satu

modus operandi korupsi pada zaman belanda, katebelence sendiri berasal

dari kosa kata belanda yang berarti “surat sakti”, gunanya untuk

mempengaruhi kebijakan/keputusan untuk kepentingan yang sifatnya

menguntungkan pribadi atau kelompok tertentu.

Korupsi pada zaman belanda dengan modus berbeda dapat di lihat

pada kebijakan tanam paksa pemerintah hindia belanda terhadap warga

pribumi, rakyat pibumi di paksa untuk menanam komuditi-komoditi yang

laku dan di butuhkan di pasar eropa,seperti kopi, teh, nila dan cabai,

menurut peraturan pemerintah hindia belanda, pribumu wajib menanan 1/3

dari sawa mereka untuk di tanami komudity yang sudah di tentukan oleh

pemerintah hindia belanda. Dan meluangkan 1/3 waktunya untuk

mengawasi tanaman tersebut, tapi pada prakteknya petani harus menanam

2/3 tanahnya untuk di tanami tanaman komodity pasar eropa, para kepala

desa, demang, wedana memaksa para petani untuk menanam 2/3 tanaman

yang di inginkan oleh hindia belanda, yang sudah barang tentu keuntunan

5

Page 6: ISI

akan masuk kantong pribadi mereka, sementara itu para pengawas utusan

pemerintah belandan membiarkan praktek korupsi tersebut terus berjalan.

Tentunya mereka juga dapat bagian yang tidak sedikit dari persengkokolan

tersebut. Dan praktrek seperti ini berlangsung selama beratus- ratus tahun,

sehingga sudah menjadi budaya bagi pemerintah hindia belanda.

3. Korupsi pada masa penjajahan jepang.

Peralihan kekuasaan dari penajajahan belandan ke jepang tidak

memperbaiki budaya korupsi di indonesia, penjajahan jepang yang

berlangsung 3,5 tahun, nilai penderitaanya sama dengan penajajahan yang

dilakukan hindia belanda selama 3,5 abad, jepang yang menganggap

indonesia sebagai medan peperangan mengakibatkan semua yang ada di

indonesia baik alam, manusianya digunakan untuk kepentingan jepang.

Menurut para ahli sejarah, di perkirakan masa jepang adalah masa

mewabahnya korupsi di indonesia sebelum masa kemerdekaan. Bahkan

akibat dari langkahnya minyak tanah bagi kebutuhan tentara jepang, mereka

menyuruh dan memaksa rakyat pribumi untuk menanm pohon jarak yang

digunakan untuk kepentingan penerangan tentara jepang. Pada masa ini

terjadi pergolakan ekonomi yang luar biasa, karena jepang tidak lagi

memikirkan tentang ekonomi rakyat pribumi melainkan hanya berorientasi

pada bagaimana memenangi perang di kawasan asia, sehingga rakyat

pribumi semakin menderita.

4. Korupsi Dimasa Orde lama.

Korupsi juga terjadi pada pemerintahan pra kemerdakaan, yakni

pemerintahan orde lama, pemerintahan era soekarno juga di landa banyak

kasuskasus korupsi, setidaknya tercatat sudah dua kali pemerintah pada

masa itu membentuk badan pemberantasa korupsi, yakni paran dan operasi

budhi. PARAN singkatan dari panitia Retooling aparatu negara di bentuk

atas dasar undang-undang keadaan bahaya, dipimpin oleh Abdu Harist

Nasution, salah satu tugasnya adalah agar para pejabat pemerintah mengisi

formulir, sama dengan pelaporan kekayaan pejabatan publik pada masa

sekarang.

6

Page 7: ISI

Namun pemerintah pada waktu itu juga setengah hati dalam

pemberantsan korupsi, realitas selanjutnya peran badan pemberantasan

korupsi tersebut banyak di keberi ruang geraknya, muncul gerakan agar

formulir tersebut di langsung di serahkan pada presiden tidak lagi kepada

PARAN sebagai lembaga sah pemerintah untuk pemberantasan korupsi.

5. Korupsi pada masa orde baru.

Ketika era soekarno tumbang dan digantikan oleh soeharta, ada

harapan yang kuat untuk menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang ada di

indonesia, namun tidak pemberangusan para koruptor tetapi sebalinya,

indonesia menjadi negara paling korup, menurut prof. Ulul Albab (rektor

Universitas Dr.soetomo surabaya) dalam makalahnya menyebutkan bahwa

setidaknya ada dua periode untuk menganalisis kebijakan pemerintah orde

baru.

Pertama, tahun 19661980 pemerintahan soeharto di tandai dengan

monopoli negara atas urusan ekonomi yang strategis, kedua, tahun 1980-

1998 Pemerintahan soeharto ditandai dengan privatisasi ekomomi. Korupsi

yang tejadi tahun 1996-1980 di warnai terjadinya kolusi antara pejabat

pemerintah dengan para cukong dari etnis tionghoa, sedangkan pada tahun

1980-1998 di picu adanya nepotisme antara soeharto, anak-anak dan

keluarganya.

Tercatat pada pemerintahan orde baru melahirkan dan

memproduksi koruptor-koruptor kelas kakap, sehingga menjadikan negara

indonesia menjadi negara terkorup di dunia, pada tahun 1998 corruption

perception index dari transparency international menempatkan indonesia

pada posisi 80 dari 85 negara terkorup di dunia.

Korupsi di masa orde baru juga mengakibatkan negara indonesia

menjadi satu-satunya negara terkorup di asia ( menurut survei konsultasi

resiko ekonomi dan politik berbasis di Hongkong ).

Data- data tersebut sudah di anggap cukup untuk menggambarkan

dasyatnya korupsi yang terjadi di indonesia khusunya di era orde baru.

6. Era reformasi

7

Page 8: ISI

Jika pada masa Orde Baru dan sebelumnya “korupsi” lebih banyak

dilakukan oleh kalangan elit pemerintahan, maka pada Era Reformasi

hampir seluruh elemen penyelenggara negara sudah terjangkit “Virus

Korupsi” yang sangat ganas. Di era pemerintahan Orde Baru, korupsi sudah

membudaya sekali, kebenarannya tidak terbantahkan. Orde Baru yang

bertujuan meluruskan dan melakukan koreksi total terhadap ORLA serta

melaksanakan Pancasila dan DUD 1945 secara murni dan konsekwen,

namun yang terjadi justru Orde Baru lama-lama rnenjadi Orde Lama juga

dan Pancasila maupun UUD 1945 belum pernah diamalkan secara murni,

kecuali secara “konkesuen” alias “kelamaan”.

Kemudian, Presiden BJ Habibie pernah mengeluarkan UU Nomor

28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari

KKN berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru seperti

KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman, Presiden berikutnya,

Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi (TGPTPK).

Badan ini dibentuk dengan Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki

Darusman dan dipimpin Hakim Agung Andi Andojo, Namun di tengah

semangat menggebu-gebu untuk rnemberantas korupsi dari anggota tim,

melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya

dibubarkan. Sejak itu, Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya.

pemberantasan KKN.

Di samping membubarkan TGPTPK, Gus Dur juga dianggap

sebagian masyarakat tidak bisa menunjukkan kepemimpinan yang dapat

mendukung upaya pemberantasan korupsi. Kegemaran beliau melakukan

pertemuan-pertemuan di luar agenda kepresidenan bahkan di tempat-tempat

yang tidak pantas dalam kapasitasnya sebagai presiden, melahirkan

kecurigaan masyarakat bahwa Gus Dur sedang melakukan proses tawar-

menawar tingkat tinggi.

Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan

konglomerat Sofyan Wanandi dihentikan dengan Surat Perintah

Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki Darusman.

8

Page 9: ISI

Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate. Gus Dur lengser, Mega pun

menggantikannya melalui apa yang disebut sebagai kompromi politik.

Laksamana Sukardi sebagai Menneg BUMN tak luput dari pembicaraan di

masyarakat karena kebijaksanaannya menjual aset-aset negara.

Di masa pemerintahan Megawati pula kita rnelihat dengan kasat

mata wibawa hukum semakin merosot, di mana yang menonjol adalah

otoritas kekuasaan. Lihat saja betapa mudahnya konglomerat bermasalah

bisa mengecoh aparat hukum dengan alasan berobat ke luar negeri.

Pemberian SP3 untuk Prajogo Pangestu, Marimutu Sinivasan, Sjamsul

Nursalim, The Nien King, lolosnya Samadikun Hartono dari jeratan

eksekusi putusan MA, pemberian fasilitas MSAA kepada konglomerat yang

utangnya macet, menjadi bukti kuat bahwa elit pemerintahan tidak serius

dalam upaya memberantas korupsi, Masyarakat menilai bahwa pemerintah

masih memberi perlindungan kepada para pengusaha besar yang nota bene

memberi andil bagi kebangkrutan perekonomian nasional. Pemerintah

semakin lama semakin kehilangan wibawa. Belakangan kasus-kasus korupsi

merebak pula di sejumlah DPRD era Reformasi

2.4 Hal yang Dapat Dipetik dari Sejarah Tersebut

Budaya Korupsi dalam tatanan kehidupan bangsa ini, telah membumi

menjadi satu kesatuan dalam setiap sektor. Indonesia masih tersandung

masalah adanya kongkalikong antara penguasa, pengusaha, dan penegak

hukum, maka jelas korupsi sangat sulit untuk diberantas tidak semudah

membalikkan telapak tangan. Perlawanan dengan berbagai terobosan telah

dilakukan terhadap pemberantasan korupsi tetapi tidak bisa memberikan hasil

yang sangat signifikan. Korupsi masih menjadi hantu gentayangan yang asyik

dalam sistem yang melindunginya.

Para koruptor merasa nyaman dengan lingkungannya, saling

mendukung, saling membagi, dan saling melindungi antara koruptor yang

satu dengan yang lainnya. Lihat saja korupsi semakin menjamur, di sektor

manakah yang tidak berbau koruptor, baik di tingkat nasional, propinsi,

kabupaten/kota, kecamatan sampai tingkat desa atau kelurahan. Bahkan lebih

9

Page 10: ISI

mengerikan lagi lembaga yang harusnya melakukan pengawasan terhadap

pemerintah malah ikut-ikutan terlibat dalam korupsi seperti anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),

sampai pada Badan Perwakilan Desa (BPD) bahkan lembaga ini dicap

sebagai lembaga basah artinya ladang berkorupsi sangat luas.

Alhasil, bangsa kita semakin hari semakin tidak menentu dan

tertatih-tatih. Kemakmuran dan ketenteraman tampak semakin menjadi

sesuatu yang sulit didaptkan di negeri yang kaya ini. Lihat saja berapa jumlah

TKI yang berlabuh ke negeri orang. Bukan main banyaknya. Indonesia adalah

negeri kaya di kepala, tapi leher sampai ujung kaki terkena penyakit

kompleks karena kelaparan. Dengan kata lain kekayaan Indonesia hanya di

bagian atas saja (penguasa) tapi kemiskinan sedang melanda yang di bawah

(rakyat) lihat saja zaman sekarang masih ada rakyat bergizi buruk, putus

sekolah, kesehatan tidak terjamin dan lain sebagainya.

Bahkan, kekerasan karena faktor ekonomi seolah-olah dihalalkan,

rakyat sudah tidak terjamin lagi keamanan dan kenyamanannya sebagai

warga negara. Rakyat tetap saja menjerit berada dibawah garis kemiskinan

yang berkepanjangan, bahkan mereka harus hidup dalam kemelaratan dan

kebimbangan tanpa arah dan tujuan dalam hidupnya. Mereka harus tidak

punya tempat tinggal hidup dipinggir jalan atau dipinggir rel kereta api

dengan penuh kekumuhan dan resiko kematian yang tinggi tetapi mereka

tetap lawan untuk mempertahankan hidupnya. Lebih mengerikan lagi kasus

seperti ini dari tahun ketahun semakin meningkat. Bukankah negara harus

menjamin hak-hak mereka sebagai warga negara, baik hak sipil dan hak

ekosob yang seharusnya menjadi agenda utama pemerintah. Mereka miskin

bukan miskin natural tetapi miskinya mereka karena struktural, yakni akibat

dari pemerintah yang lebih mementingkan diri dan kelompoknya bahkan

pemerintah doyan makan uang rakyat tanpa merasa malu (melambaikan

tangan dengan bangga dan gegap gempita).

Korupsi bukan hanya menghambat proses pembangunan negara ke

arah yang lebih baik, yaitu peningkatan kesejahteraan serta pengentasan

kemiskinan rakyat. Ketidakberdayaan hukum di hadapan orang kuat,

10

Page 11: ISI

ditambah minimnya komitmen dari elit pemerintahan rnenjadi faktor

penyebab mengapa KKN masih tumbuh subur di Indonesia. Semua itu karena

hukum tidak sama dengan keadilan, hukum datang dari otak manusia

penguasa, sedangkan keadilan datang dari hati sanubari rakyat.

Dengan demikian, toh sekalipun tak semudah membalikkan telapak

tangan dalam merealisasikan agenda reformasi tetapi harus diakui pula tak

sesulit mengeringkan air dilautan. Banyak jalan menuju roma. Tinggal

kemauan dan niat yang gigih serta tanggung jawab yang besar terhadap

bangsa yang berpotensi menjadi macan Asia ini. Maka Indonesia sebaiknya

menjadi bangsa anti virus baik virus korupsi, kolusi dan nepotisme, kekerasan

dan terhindar dari kemiskinan struktural.

  .

11

Page 12: ISI

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Korupsi merupakan perbuatan yang dilarang oleh aturan maupun

perundang-undangan yang berlaku dan juga suatu perbuatan yang sangat bejat,

yang mencari keuntungan pribadi untuk memperkaya diri yang memiliki efek

yang sangat negatif yang dapat menghambat pembangunan negara disegala

sektor dan juga menghancurkan ekonomi pemerintahan sehingga menimbulkan

perpecahan pemerintahan serta menyengsarakan dan menimbulkan

kemelaratan rakyat idonesia.

Korupsi di Indonesia sudah membudaya sejak dulu, sejakdulu sebelum dan

sesudah kemerdekaan, di era orde lama dan orde baru berlanjut hingga era

reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, tapi

hasilnya masih kurang.

3.2 Saran

Dilihat dari sejarah korupsi di atas, korupsi di Indonesia semakin

berkembang. Untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi agar

dapat kiranya membuat suatu terobosan yang baru yang dapat mendidik

masyarakat untuk bersikap jujur baik dalam pergaulan sehari-hari maupun

dalam pekerjaan. Sehingga tidak memberikan peluang terhadap orang-orang

yang ingin melakukan perbuatan korupsi.

12