isi

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru- paru merupakan unsur elastis yang akan mengempis seperti balon dan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahakan pengembangannya. Paru-paru sebenarnya mengapung dalam rongga toraks, dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru di dalam rongga. Jadi pada keadaan normal pleura berisi sedikit cairan dengan tekanan negatif yang ringan. Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru- paru tidak dapat mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernafas, pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat 1

Upload: robbysyahputra

Post on 02-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gddgd

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangParu- paru merupakan unsur elastis yang akan mengempis seperti balon dan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahakan pengembangannya. Paru-paru sebenarnya mengapung dalam rongga toraks, dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru di dalam rongga. Jadi pada keadaan normal pleura berisi sedikit cairan dengan tekanan negatif yang ringan. Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak dapat mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernafas, pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenic dan non iatrogenik. Insidensi pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang tidak diketahui. Namun dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pneumotoraks lebih sering terjadi pada penderita dewasa yang berumur sekitar 40 tahun. Laki-laki lebih sering dari pada wanita, dengan perbandingan 5:1. Tension pneumothorax merupakan keadaan emergensi yang mengancam jiwa penderita. Dapat disebabkan oleh trauma yang menyebabkan luka pada parenkhim paru, spontan akibat pecahnya bulla paru atau iatrogenik yang membentuk mekanisme ventil, yaitu udara dapat memasuki rongga pleura tetapi tidak dapat keluar. Tidak jarang pneumothoraks simpel pada trauma dapat berubah menjadi tension pneumothorax.Akibat makin bertumpuknya udara dalam rongga pleura, parenkhim paru terdesak, kolaps, mediastinum bergeser kearah dada yang sehat. Tekanan tinggi pada thoraks dan bergesernya mediastinum yang berisi jantung dan pembuluh darah besar mengakibatkan venous return berkurang. Penderita mengalami syok, vena-vena leher melebar dan trakhea terdorong kearah yang sehat.

1.2 TujuanPenulisan karya tulis ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Pneumotoraks Tension. Dengan adanya karya tulis ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui Definisi, Etiologi, Pathogenesis, Manifestasi Klinis, Diagnosis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan dan Pengobatan, Komplikasi, Diagnosis Banding, Prognosis. Diharapkan dengan karya tulis ilmiah ini mahasiswa mampu dengan cepat menegakkan diagnosis tentang pneumotoraks tension serta penatalaksanaan yang tepat.

1.3 Manfaat1.3.1 Bagi penulisMemberikan tambahan wawasan bagi penulis dalam penegakan diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat jika menemukan kasus pneumotoraks tension, penulis akan mampu mengembangkan wawasan, bersikap kritis dan ilmiah berkaitan dengan teori dalam bangku perkuliahan, dengan realita yang ada.1.3.2 MahasiswaDiharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk mengatasi apabila menemukan pasien yang mengalami Pneumotoraks Tension.

1.3.3 MasyarakatMemberikan wawasan kepada masyarakat agar masyarakat bisa mencegah agar tidak menderita Pneumotoraks Tension dan masyarakat mengetahui tentang gejala dan cara mengatasinya.

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 DefinisiPneumotoraks tension adalah pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin bertambah besar karena ada fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Pada waktu inspirasi udara masuk melalui trakea, bronkus sertapercabangannya dan selanjunya terus menuju pleura melalui fistel yang terbuka. Waktu ekspirasi udara didalam ronggapleuratidak dapat keluar. Akibatnya tekanan didalamrongga pleura makin lama makintinggi dan melebihi tekanan atmosfer. Udara yang terkumpul dalam rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga sering menimbulkan gagal napas (Alsagaff, 2009).Tension pneumotoraks adalah bertambahnya udara dalam ruang pleura secara progresif, biasanya karena laserasi paru-paru yang memungkinkan udara untuk masuk ke dalam rongga pleura tetapi tidak dapat keluar atau tertahan didalam rongga pleura. Hal ini dapat terjadi secara spontan pada orang tanpa kondisi paru-paru kronis ("primer") dan juga pada mereka dengan penyakit paru-paru ("sekunder"), dan banyak pneumothoraces terjadi setelah trauma fisik kedada, cedera ledakan , atau sebagai komplikasi dari perawatan medis.Ventilasi tekanan positif dapat memperburuk efek one-way-valve. Peningkatan progresiftekanan dalam rongga pleura mendorong mediastinum ke hemithorax berlawanan,dan menghalangi aliran balik vena ke jantung. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan peredaran darah dan dapatmenyebabkan traumatic arrest2.2 Epidemiologi Insidensi dari tension pneumotoraks di luar rumah sakit tidak mungkindapat ditentukan. Revisi olehDepartment of Transportation (DOT) EmergencyMedical Treatment (EMT) Paramedic Curriculum menyarankan tindakan dekompresi jarum segera pada dada pasien yang menunjukan tanda serta gejala yang non-spesifik. Sekitar 10-30% pasien yang dirujuk ke pusat trauma tingkat 1di Amerika Serikat menerima tindakan pra rumah sakit berupa dekompresi jarum torakostomi, meskipun pada jumlah tersebut tidak semua pasien menderita kondisi tension pneumotoraks.

Insidensi umum dari tension pneumotoraks pada Unit Gawat Darurat (UGD) tidak diketahui. Literatus-literatur medis hanya menyediakan gambaran singkat mengenai frekuensi pneumotoraks desak. Sejak tahun 2000, insidensi yang dilaporkan kepada Australian Incident monitoring Stidy (AIMS), 17 pasien yang diduga menderita pneumotoraks, dan 4 diantaranya didiagnosis sebagai tension pneumotoraks. Pada tinjauan yang lebih lanjut, angka kematian prajurit militer dari trauma dada menunjukkan hingga 5% dari korban pertempuran dengan adanya trauma dada mempunyai tension pneumotoraks pada saat waktu kematiannya.

2.3 Etiologi 2.4 Patofisiologi Pneumotoraks ventil (tension pneumotoraks) terjadi akibat cedera pada parenkim paru atau bronkus yang berperan sebagai katup searah. Katup Pneumotoraks tension melibatkan efek satu arah yang menyebabkan udara terkumpul secara kontinu dalam rongga pleura, mendesak struktur mediastinal dan mengganggu fungsi kardiopulmonal. Rongga pleura merupakan ruang potensial antara permukaan yang berlawanan pada pleura viceralis dan parietalis. Pleura viceralis membungkus setiap paru, pleura parietalis membungkus setiap melapisi dinding toraks, diafraghma dan mediastinum. Dua permukaan pleura terletak berdekatan dan mempertahankan tekanan negatifistirahat relatif terhadap atmosfer, yang diperlukan untuk ekspansi paru dan relaksasi dinding dada pasif selama fisiologi pernafasan normal. Bila terjadi pneumotoraks tension, maka udara yang terperangkap menyebabkan kolaps paru pada kedua sisi yang terkena dan kompresi padaparu yang berlawanan. Penurunan compliance paru dan peningkatan tekanan saluran nafas puncak menyebabkan pertukaran gas tidak efektif. Efek massa pada struktur mediastinal meningkatkan tekanan intratoraksik, yang menyebabkan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung.

2.5 Manifestasi klinis2.6 Derajat sepsis 2.7 Faktor Resiko2.8 DiagnosisKeluhana) Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnyapadasaat bernafas dalam ataubatukb) Sesak,dapat samapai berat, kadang bisahilang dalam 24jam,apabila sebagian paru yang kolaps sudah mengembang kembalic)Mudahlelahpadasaatberaktifitasmaupunberistirahat.d)Warna kulit yang kebiruan disebabkan karena kurangnya oksigen(cyanosis)

Pemeriksaan Fisika) Inspeksi: dapat terjadi pencembungan dan pada waktu pergerakannafas, tertinggal pada sisi yang sakitb) Palpasi:Padasisiyangsakitruangselaiga dapatnormalataumelebar, iktus jantung terdorong kesisi thoraks yang sehat. Fremitussuara melemah atau menghilang.c)Perkusi: Suara ketok hipersonor samapi tympani dan tidak bergetar,batas jantung terdorong ke thoraks yang sehat, apabila tekanannyatinggic) Auskultasi: suara nafas melemah sampai menghilang, nafas dapatamforik apabila ada fistel yang cukup besar

PemeriksaanPenunjang

Radiologis:1.Tampak bayangan hiperlusen baik bersifat lokal maupun general2. Pada gambaran hiperlusen ini tidak tampak jaringan paru, jadiavaskuler.3. Bilapneumotorakshebatsekalidapatmenyebabkanterjadinyakolaps dari paru- paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paruyang terdesak ini lebih padat dengan densitas seperti bayangantumor.4.Biasanyaarah kolaps kemedial Bilahebatsekalidapatmenyebabkanterjadinyaperdoronganpada jantung misalnya pada pneumotoraks ventilatau apa yangkita kenal sebagaitensionpneumothorax6.Jugamediastinumdantrakeadapatterdorongkesisiyangberlawanan.c) BGA: untuk memeriksa kadar oksigen dalam darah pasien

2.9 Penatalaksanaan2.10 Pencegahan 2.11 Komplikasi2.12 Prognosis

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan 1.2 Saran

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

6