isi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan
tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen
osteofasial yang tertutup. Peningkatan tekanan intra kompartemen akan
mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan, sehingga
terjadi gangguan sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tersebut. Ruangan
tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia
serta otot-otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Ditandai dengan nyeri yang
hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang hilang. Secara anatomi
sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. Paling sering disebabkan oleh
trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi ekstremitas inferior.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan syndrome compartemen.
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus II
Budi, 20 tahun mengalami kecelakaan. Regio cruris posterior sinistra terbentur keras. Budi
dibawa ketukang urut, tukang urut mengatakan Budi hanya mengalami keseleo. Dua hari
kemudian Budi mengeluhkan parestesia, nyeri (pain), warna lebih pucat (pallor), dan terasa
panas-dingin (poikilotermia). Sehari kemudian regio pedis sama sekali tidak dapat
digerakkan (paralisis) dan nyerinya semakin parah, bahkan pada waktu istirahat. Keluarga
segera membawa Budi ke RS, dokter mengatakan kemungkinan Budi terkena sindrom
kompartement.
STEP I : Clarify Unfamiliar Terms
1. Keseleo dislokasi pada suatu organ
2. Syndrome Compartement peningkatan tekanan sehingga menyebabkan terjepitnya
arteri, vena, dan nervus penyebab paling seringnya adalah fraktur atau trauma.
Key Word :
1. Fraktur
2. Parestesia
3. Pain
4. Poikilotermia
5. Paralisis
6. Pallor
Page | 2
STEP II : Define the problem
1. Anatomi ekstremitas inferior !
2. Patofisiologi syndrome compartemen !
STEP III : Brainstorm Possible Hypotheses Or Explanation
STEP IV : Spider Web
STEP V : Define Learning Objectives
1. Anatomi ekstremitas inferior
a. Tulang
b. Otot
c. Vaskularisasi
d. Nervus
e. Sendi
2. Syndrome Compartemen
a. Penyebab
b. Gejala
c. Patofisiologi
d. Terapi
Page | 3
Ekstremitas inferior
Otot
Nervus
SendiVaskularisasi
Tulang
Anatomi
Penyebab
Syndrome compartemen
Patofisiologi
Terapi
Gejala
STEP VI : Information Gathering and Private Study
STEP VII : Synthesize and Test acquired Information
1. Anatomi Ektermitas Inferior
a. Tulang Ekstremitas Inferior
Pada ekstrimitas inferior dibagi menjadi beberapa regio yaitu :
- Regio Coxa.
- Regio Femur.
- Regio Genu.
- Regio Cruris, terdiri dari :
Tibia.
Fibula.
- Regio Pedis, terdiri dari :
Tarsus / Ossa Tarsi.
Metatarsus / Ossa Metatarsi.
Digiti pedis / Ossa Digitorum.
Page | 4
Gambar : Tulang Ekstrimitas Inferior
1. Regio Coxa.
Ossa coxae menghubungkan os Sacrum dengan femur dan merupakan penghubung
tulang antara batang tubuh dan ekstremitas inferior. Masing-masing os coxae terdiri dari tiga
tulang yaitu, os illi, os ischii dan os pubis. Sampai masa akil balig tulang-tulang ini terpisah
oleh tulang rawan triradial. Tulang-tulang mulai bersatu pada usia 15-17 tahun, dan sedikit
atau tidak ada bekas garis persatuan tampak pada orang dewasa.
Os illi adalah bagian os coxae terbesar di sebelah cranial dan padanya terdapat bagian
cranial acetabulum, yakni lekuk sendi yang dalam pada aspek lateral os coxae untuk bersendi
dengan caput femoris. Os Ichii membentuk bagian dorsocaudal acetabulum dan os coxae. Os
pubis membentuk bagain ventral acetabulum dan bagian ventromedial os coxae.
Page | 5
Gambar : Os. Coxa dan bangunan-bangunannya
2. Regio Femur.
Tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan berat tubuh dari os coxae
kepada tibia sewaktu kita berdiri. Caput femoris menganjur kearah kraniomedial dan agak ke
ventral swaktu bersendi dengan acetabulum. Ujung proksimal femur terdriri dari sebuah
caput femoris, collum femoris dan dua trochanter (trochanter mayor dan minor). Corpus
femoris berbentuk lengkung, yakni cembung ke arah anterior. Ujung distal femur berakhir
menjdai dua epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang melengkung bagaikan ulir.
Page | 6
3. Regio Genu
Patella merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang disebut tempurung lutut.
sering disebut os sessamoid. Terdiri dari facies anterior dan posterior dan basis serta apex
yang runcing mengarah kebawah. Pada facies posterior ada dua bagian yang berarticulasi
dengan condylus lateralis (yang besar) dan sebaliknya.
Gambar Regio Genus
4. Regio Cruris
Terdiri dari :
Tibia
Terletak pada bagian medial dari cruris, dan juga termasuk yang terpanjang selain
femur. Berbentuk prismoid, melebar pada proksimal dimana kan membentuk articulatio
genue dan mengecil pada sepertiga bawah kemudian melebar lagi tetapi lebih kecil pada
ekstrimitas proksimal. Pada permukaan anterior condylus membentuk area datar berbentuk
segitiga, lebar diatas, dan dilubangi (perforasi) oleh vasa, dibawahnya terdapa tonjolan kasar
disebut tuberositas tibia yang memberi perlekatan pada ligamentum patella.
Fibula.
Page | 7
Fibula terletak disebelah lateral tibia, keduanya saling bersendi diatas dan dibawah.
Fibula yang ramping terletak posterolateral dari tibia dan terutama berguna sebagai tempat
lekat untuk otot dan hanya sedikit berperan untuk menopang berat tubuh.
Gambar Regio Cruris
5. Regio Pedis
Terdiri dari :
Os Tarsi
Os tarsi terdiri dari tujuh buah tulang, yaitu :
- Tallus
- Calcaneus
- Os Cuboideum
- Os Naviculare
- Os Cuneiforme Medialis
- Os Cuneiforme Intermedium
- Os Cuneiforme Lateralis
Os Metatarsi
Page | 8
Os Metatarsi terdiri dari lima tulang metatarsalia. Masing-masing tulang terdiri dari
sebuah basis metatarsalis pada ujung proksimal, corpus metarsalis dan caput metatarsalis
pada ujung distal.
Os Phalanges
Jari kaki pertama terdiri dari dua phalanx yaitu, phalanx proksimal dan phalanx distal.
Keempat jari kaki yang lainnya masing-masing terdiri dari tiga phalanx, yaitu phalanx
proksimal, phalanx distalis dan phalanx distalis.
Gambar Regio Pedis
b. Otot Ekstremitas Inferior
Otot-otot Glutealis
Otot ini dapat dibagi menjadi dua lapisan yaitu lapisan superficial dan lapisan
profunda. Lapisan superficial disusun oleh otot gluteal maximus, gluteal meduis, gluteal
Page | 9
minimus dan tensor fascia lata. Sedangkan lapisan profunda disusun oleh piriformis,
obturator internus, gameli superior dan inferior, serta quadratus femoris.
Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Gluteus maximus
Ilium; sakrum; kosigis; ligamentum; sakrotuberosum.
Tuberositas glutea; traktus iliotibialis
N. Glutealis inferior
Ekstensi dan rotasi tungkai atas ke arah lateral; memprkokoh paha dan membantunya untuk bangun dari duduk
Gluteus medius
Permukaan eksternal ilium (diantara linea glutealis posterior dan anterior)
Permukaan lateral dari trochanter mayor
N. Glutealis superior
Abduksi dan endorotasi paha; menjaga posisi pelvis ketika kaki berlawanan diangkatGluteus
minimusPermukaan eksternal ilium (diantara linea glutealis inferior dan anterior)
Permukaan anterior dari trochanter mayor
Tensor fascia lata
SIAS; bagain anterior dari crista iliaca
Traktus iliotibialis yang menempel pada kondylus lateralis tibia
Piriformis Permukaan anterior sacrum dan ligamentum sacrotuberous
Margo superior trocanter mayor
N. Sakralis (S1- S2)
Eksorotasi paha yg terekstensi; mengabduksi paha terfleksi; mengokohkan posisi caput femoris di dalam acetabulum
Obturator internus
Membrana obturatoria (permukaan dalam) dan mengelilingitulang
Permukaan medial dari trocanter mayor (fossa trocanterica)
Nervus untuk obturator internus
Gemelli superior dan inferior
Superior: spina ischiadica
Inferior: tuber osis ischii
Permukaan medial dari trocanter mayor (fossa trocanterica)
Superior: N. Utk obturatur internus
Inferior: N. Untuk quadratus
Page | 10
femoris
Quadratus femoris
Margo lateral tuber ischiadicum
Tuberculum quadratus pada krista intertrocanterica dan area dibawahnya
Nervus untuk quadratus femoris
Eksorotasi paha; mengokohkan posisi caput femoris di dalam acetabulum
Otot-otot Femur
Otot-otot femur dipisahkan menjadi 3 kompartemen oleh fascia profunda, yaitu :
kompartemen anterior, medial dan posterior.
- Otot-otot Femur Anterior
Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Iliopsoas
a. Psoas major
b. Iliacus
Sisi T12-L5 dan DI diantaranya; prosesus tranversus dari semua Lumbar
Krista iliaca, fossa iliaca, ala osis sacri, dan ligamentum sacroiliaca anterior
Trokanter minor femur
Tendo psoas mayor, trochanter minor
Ramus anterior nervus lubaris (L1, L2, dan L3)
N. Femoralis
Bersama memfleksikan paha pada articulatio.
Sartorius SIAS Bagian superior sisi medial tibia
N. Femoralis Abduksi, fleksi dan eksorotasi paha; fleksi tungkai bawah
Quadriceps femoris
a. Rectus Femoris
b. Vastus Medialis
Spina iliaka anterior inferior tepi posterior superior acetabulum
Linea interochanterica;
Basis patella; tuberositas tibia
Sisi medial patella
N. Femoralis Fleksi tungkai atas, Ekstensi tungkai bawah
Ekstensi tungkai bawah
Page | 11
c. Vastus Lateralis
d. Vastus Intermedius
linea aspera
Linea interochanterica trochanter mayor
Bagian atas femur, bagian lateral septum intermuscuolare
Sisi lateral patella
Tepi proksimal patella
N. Femoralis
N. Femoralis
N. Femoralis
Ekstensi tungkai bawah
Ekstensi tungkai bawah
- Otot-otot Femur Medial
Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Adductor longus Corpus osis pubis 1/3 tengah linea aspera femur
N. Obturatorius Adduksi, fleksi dan rotasi tungkai atas kearah lateral
Adductor brevis Corpus osis pubis 1/3 atas linea aspera femur
Adductor magnus
Bagian adduktor: Ramus inferior osis pubis
Bagian hamstring: tuber ischiadicum
Bagian adduktor: linea aspera
Bagian hamstring: tuberkulum adduktorium
Bagian adduktor: N. Obturatorius
Bagian hamstring: N. Isciadicus
Pektineus Linea pectinea ossis pubis
Linea pectinea femur
N. Obturatorius dan N. Femoralis
Adduksi dan fleksi tungkai atas
Gracillis Corpus osis pubis Permukaan medial bagian superior tibia
N. Obturatorius Adduksi dan fleksi tungkai atas dan endorotasi
Obturator eksternus
Margo dari foramen obturatoria dan membrana obturatoria
Fossa trocanterica N. Obturatorius Eksorotasi
Page | 12
- Otot-otot Femur Posterior
Nama otot Origo Insertio Inervasi Fungsi
Semitendinosus Tuber ischiadicum, kecuali caput brevis: linea aspera
Permukaan medial proksimal tibia
Pars tibialis N. Ischiadikus
Pars. Tibialis dan pars. Peroneus N. ischiadikus
Ekstensi paha dan fleksi tungkai dan endorotasi
Ekstensi paha, fleksi dan eksorotasi.
Semimembranosus Condylus medialis tibia
Biceps femoris
Caput longum
Caput brevis
Caput fibulae
Page | 13
Gambar otot regio femur
Otot-otot Cruris
Cruris dibagi menjadi tiga kompartemen oleh septum intermuscularis yang merupakan
penyusupan fascia cruris kedalam otot-otot. Kompartemen tersebut adala kompartemen anterior,
kompartemen lateral dan kompartemen posterior.
Page | 14
- Otot-otot kompartemen anterior
Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Ekstensor hallucis longus
Bagian tengah permukaan anterior fibula
Basis phalang distal ibu jari
Dorsofleksi pada tumit (kaki), ekstensi ibu jari
Ekstensor digitorum longus
Condylus lateral tibia dan ¾ atas membrana interossea
Phalang media dan distal dari empat jari lain (selain ibu jari)
Dorsofleksi pada tumit (kaki), ekstensi empat jari lain
Fibularis tertius 1/3 inferior dari fibula dan membrana interossea
Basis metatarsal V
Dorsofleksi pada tumit (kaki)
- Otot-otot kompartemen lateral
Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Fibularis longus Caput dan 2/3 atas fibula
Basis metatarsal I dan cuneiformis medial
N. Fibularis superficialis
Eversi dan plantar fleksi kaki
Fibularis brevis 2/3 bawah fibula Basis metatarsal V
- Otot-otot kompartemen Posterior
Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Kelompak superficial
Gastrocnemius Condylus lateral (caput longum) condylus medials
Permukaan posterior calcaneus melalui tendo calcaneus (tendo
N. Tibialis Fleksi lutut, Plantar fleksi kaki
Soleus Caput fibula, linea solei,
Page | 15
margo medial tibia
achiles)
Plantar fleksi kaki
Plantaris Linea supracondilus lateralis distal
Kelompok profunda
Popliteus Condylus lateralis
Permukaan posterior tibia
N. Tibialis Fleksi lemah lutut
Fleksor halucis longus
2/3 permukaan posteiror bawah tibia dan membrana interossea
Basis phalang distal ibu jari
Fleksi ibu jari kaki
Fleksor digitorum longus
Bagian tengah permukaan posteirior tibia
Basis phlang distal emapat jari lain
Fleksi empat jari lain
Tibialis posterior Membrana interossea, permukaan posterior tibia dan fibula
Navicularis, cuneiformis, cuboideum, dan basis metatarsal 2-4
Plantar fleksi kaki dan inverse
Page | 16
Otot-otot regio pedis
Nama Otot Origo Insersio Inervasi Fungsi
Dorsum pedis
Ekstensor digitorum brevis
Permukaan dorsal calcaneus
Basis phalanx proksimal ibu jari kaki, tendo ekstensor digitorum longus
N. Fibularis profunda
Ekstensi jari-jari kaki
Plantar Pedis
Abduktor hallucis Tuberositas medialis calcaneus
Basis phalanx proksimal ibu jari kaki
N. Plantaris medialis
Abduksi ibu jari kaki
Fleksi digitorum brevis
Tuberositas medialis calcaneus
Phalanx medius sisi lateral jari-jari kaki
N. Plantaris medialis
Fleksi phalanx medius, empat lateral jari-jari kaki
Page | 17
Abduktor digiti minimi
Tuberositas medialis dan lateralis calcaneus
Phalanx proksimal jari V
N. Plantaris lateralis
Abduksi jari V
Quadratus plantae Sisi medial dan lateral calcaneus
Tendo fleksor digitorum longus
N. plantaris lateralis
Membantu fleksi jari-jari kaki
Lumbricales Tendo fleksor digitorum longus
Phalanx proksimal,perluasan ekstensor
N. plantaris medialis dan N. Plantaris lateralis
Fleksi sendi metatarsophalangea dan ekstensi sendi interphalangea
Fleksor hallucis brevis
Kuboid, cuneiforme ke III
Phalanx proksimal ibu jari kaki
N. plantaris medialis
Fleksi ibu jari kaki
Adduktor hallucis Caput obliqua basis metatarsal 2-4
Phalanx proksimal ibu jari kaki
N. plantaris lateralis
Adduksi ibu jari kaki
c. Vaskularisasi Ekstremitas inferior
A. Femoralis
Memasuki trigonum femoralis (TF) melalui lacuna vasorum (lateral vena femoralis) dan
membagi 2 TF dan keluar pada apex TF untuk memasuki canalis adductorius. Keluar dari
canalis adductorius melalui hiatus adductorius dan berubah nama menjadi a. Poplitea.
Mempercabangkan:
• A. Circumflexa ilica superficialis
• A. Epigastrica superficialis
• A. Pudenda eksterna
• A. profunda femoris:
cabang terbesar, dipercabangkan pd TF,
Arteri utama untuk vaskularisasi paha memberikan cabang-cabang arteri perforantes yg
menembus menuju compartemen posterior untuk menginervasi otot-otot hamstring. A.
circumflexa femoris medialis et lateralis melingkari femur dan saling beranastomosis.
Page | 18
Gambar perjalanan arteri pada ekstremitas inferior
Page | 19
Gambar vaskularisasi Regio Cruris-Pedis
Vena safena magna
- Mulai pada ujung medial arkus venosus dorsalis pada kaki
- Asenden didepan maleolus medialis dan sepanjang permukaan medial tibia
dan femur.
- Berjalan melalui hiatus safenus (fosa ovalis) dalam fasia profunda tungkai
atas untuk memasuki vena femoralis.
- Berjalan melalui fasia latae dan menembus sarung femoral untuk bergabung
dengan vena femoralis.
- Berdampingan dengan nervus safenus.
Vena safena parva (brevis)
- Melalui ujung lateral arkus venosus dorsalis.
- Berjalan kearah atas sepanjang sisi lateral kaki dengan nervus suralis, dibelakang
maleolus lateral.
Page | 20
- Berjalan ke fosa poplitea, di sana ia menembus fasia profunda dan berakhir pada
vena poplitea.
- Dihubungkan dengan vena glutea inferior dengan satu rami komunikan.
d. Inervasi
Nervus peroneus komunis
- Dipisahkan dari pars tibialis pada apeks fosa poplitea dan desenden melalui
fosa
- Kearah superfisialis menyilang kaput lateralis muskulus gastroknemius, lalu
membelok kea rah lateral mengelilingi kolum fibulae, profunda terhadap
muskulus perneus longus, di sana ia bercabang menjadi nervus peroneus
profundus (N.tibialis anterior) dan nervus peroneus superfisialis.
Page | 21
- Mempercabangkan nervus kutaneus surae laterlis untuk mensuplai kulit
bagian lateral posterior tungkai bawah dan ramus rekuren artikularis ke sendi
lutut.
Nervus peroneus superfisilais
- Berasal dari nervus peroneus komunis antara peroneus longus dan kolum
fibula
- Desenden pada bagian lateral dan mensuplai muskuli peroneus longus dan
brevis.
- Muncul antara muskulus peroneus longus dari brevis dengan menembus
fasioa profunda pada bagian sepertiga distal tungkai bawah untuk menuju
subkutan dan mensuplai kulit bagian bawah tungkai bawah dan kaki
Nervus peroneus profundus (atau tibialis anterior)
- Berasal dari nervus peroneus komunis antara peroneus longus dan kolum
fibula
- Mempercabangkan satu rami rekuren yang menuju ke sendi lutut
- Berjalan mengelilingi kolum fibula dan melalui muskulus ektensor digitorum
longus.
- Desenden pada membrana interosea antara muskulus ektensor digitorum
longus dan tibialis anterior dan lalu antara muskulus ektensor digitorum
longus dengan ekstensor halusis langus
- Mensuplai muskuli anterior tungkai bawah dan bercabang menjadi rami
medialis dan lateralis.
Nervus tibialis
- Desenden melalui fosa poplitea dan lalu terletak di atas muskulus popliteus.
- Mempercabangkan tiga buah rami artikularis yang berdampingan dengan
arteri genu superior medialis, genu medial dan arteri genu inferior medialis
menuju ke sendi lutut
Page | 22
- Mensuplai rami muskularis menuju ke otot-otot posterior tungkai bawah
- Menghasilkan nervus kutaneus surae medialis, rami kalkanei medialis menuju
kulit tumit dan tapak kaki dan rami artikularis menuju ke sendi pergelangan
kaki
- Berakhir di bawah fleksor retinakulum dengan bercabang menjadi nervus
plantaris medialis dan laterlaris
e. Sendi
Articulatio coxae
Articulato ini termasuk jenis sendi sinovial yang berwujud seperti bola dan mangkok
bersumbu banyak.
Ligamentum : simpai sedi jaringan ikat disebelah depan diperkuat oleh sebuah
ligamentum yang kuat dan berbentuk Y, yakni ligamentum iliofemorale yang melekat pada spina
iliaka anterior inferior dan pinggiran acetabulum, serta pada linea intertrochanterica disebelah
Page | 23
distal. Simpai sendu jaringan tadi disebelah bawah diperkuat oleh ligamentum pubofemorale.
Disebelah belakang, sipai sendi tersebut diperkuat oleh ligamentum ichiofemorale. Ligamentum
capitis femoris bersifat lemah dan agaknya tidak banyak berguna dalam memperkuat articulatio
coxae.
Gerak : pada articulaio coxae dapat diadakan gerakan yaitu gerakan fleksi-ekstensi,
abduksi-adduksi, endorotasi-eksorotasi, dan sirkumduksi.
Gambar : Articulatio Coxae
Articulatio Genus
Ligamentum : capsla articularis fibrosa diperkuat oleh lima ligamentum, yaitu :
- Ligamentum collaterale fibulare. Yang bulat meluas kedistal dari epycondilus
lateralis femoris kepermukaan lateral caput fibulae.
- Ligamentum collaterale tibiale adalah sebuah berkas yang pipih dan kuat, dan meluas
dari epycondylus edialis femoris ke condylus tibiae medialis serta kebagian proksimal
permukaan medial tibia.
Page | 24
- Ligamentum popliteum obligum, adalah perluasan tendo m. semimembranosus yang
memperkuat capsula articularis fibrosa disebelah belakang.
- Ligamentum popliteum arcuatum, memperkuat simpai sendi disebelah belakang.
Gerak : fleksi-ekstensi
Bursa lutut : disekitar lutut terdapat banyak sekali bursa karena tendo terbanyak sekitar
lutut melintas sejajar dengan tulang dan menarik dalam arah membujur lewat articulatio femoris.
Beberapa bursa yaitu : Bursa suprapatellaris, Bursa musculli poplitei, Bursa arserina dan Bursa
subtendra musculli gastrocnemii.
Articulatio Tibiofibularis.
- Articulatio tibiofibularis superior
- Articulatio tibiofibularis inferior
Articulatio Pergelangan Kaki
Ligamentum :
- Ligamentum talofibulare anterius yang lemah, carik yang pipih dan meluas ke
anteromedial dari malleolus lateralis ke collum tali.
- Ligamentum talofibulare posterior, berkas yang tebal dan cukup kuat, melintas
horizontal dalam arah medial, sedikit posterior terhadap fossa malleoli ke
tuberculum laterale tali.
- Ligamentum calcaneofibulare, seutas tali yang bulat melintas dari arah
posteroinferior dari ujung malleolus lateralis ke permukaan lateral calcaneus.
Gerak : pada sendi pergelangan kaki adalah dorsofleksi dan plantarfleksi, sedikit rotasi,
abduksi dan adduksi pada pergelangan kaki.
Page | 25
2. Syndrome Compartemen
Adalah terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam kompartemen osteofasial
yang tertutup sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan
oksigen jaringan. Kompartemen osteofasial berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang
dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot-otot individual yang dibungkus oleh
epimisium.
a. Penyebab
- Penurunan volume kompartemen
Penutupan defek fascia
Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
- Peningkatan tekanan eksternal
Balutan yang terlalu ketat
Berbaring di atas lengan
Gips
- Peningkatan tekanan pada struktur komparteman
Pendarahan atau Trauma vaskuler
Peningkatan permeabilitas kapiler
Penggunaan otot yang berlebihan
Obstruksi vena
b. Gejala
1. Pain (nyeri) : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena,
ketika ada trauma langsung.
2. Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.
Page | 26
3. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
4. Parestesia (rasa kesemutan)
5. Paralysis : Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.
Selain itu gejala khas syndrome kompartemen adalah:
Nyeri yang timbul saat beraktifitas,terutama saat berolahraga
Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat slama 15-30 menit
Terjadi kelemahan atau atrofi otot
c. Patofisiologi
Hemostasis jaringan lokal normal ↑ tekanan jaringan ↓ aliran darah kapiler dan
nekrosis jaringan local (di sebabkan hipoksia)↑ tekanan jaringan obstruksi vena dalam
ruang yang tertutup Peningkatan tekanan terus ↑ tekanan arteriolar intramuskuler
bawah↑ tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler kebocoran ke dalam
kompartemen tekanan (pressure) dalam kompartemen↑ Penekanan saraf perifer
nyeri hebat ↑intrakompartemen tekanan vena ↑ aliran darah melalui kapiler akan
berhenti penghantaran oksigen juga akan terhenti hipoksia jaringan (pale) terus
berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus kerusakan ireversibel komponen
tersebut.
d. Terapi
1.Terapi Medikal/non bedah
Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk dugaan
sementara. Berbagai bentuk terapi ini meliputi:
- Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen
yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih
memperberat iskemia
Page | 27
- Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan pembalut kontriksi
dilepas.
- Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah
- Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakainan manitol dapat mengurangi
tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler, dengan memproduksi kembali
energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari
radikal bebas
2.Terapi bedah
Fasciotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen mencapai > 30 mmHg. Tujuan
dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot. Jika
tekanannya < 30 mm Hg maka tungkai cukup diobservasi dengan cermat dan diperiksa lagi pada
jam-jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik, evaluasi terus dilakukan hingga fase
berbahaya terlewati. Akan tetapi jika memburuk maka segera lakukan fasciotomi. Keberhasilan
dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6 jam.
Page | 28
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Syndrome compartemen yaitu terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam
kompartemen osteofasial yang tertutup sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan
dan tekanan oksigen jaringan.
Syndrome ini banyak terjadi di kompartemen posterior profunda karena ada 2 arteri dan
satu nervus di kompartemen tersebut. Menyebabkan lebih seringnya terjepit di bandingkan
kompartemen yang lain.
Page | 29