isi

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang tertutup. Peningkatan tekanan intra kompartemen akan mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan, sehingga terjadi gangguan sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tersebut. Ruangan tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot-otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Ditandai dengan nyeri yang hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang hilang. Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. Paling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas. B. Tujuan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi ekstremitas inferior. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan syndrome compartemen. Page | 1

Upload: retno-wuri

Post on 30-Oct-2014

117 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan

tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen

osteofasial yang tertutup. Peningkatan tekanan intra kompartemen akan

mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan, sehingga

terjadi gangguan sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tersebut. Ruangan

tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia

serta otot-otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Ditandai dengan nyeri yang

hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang hilang. Secara anatomi

sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. Paling sering disebabkan oleh

trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi ekstremitas inferior.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan syndrome compartemen.

Page | 1

Page 2: Isi

BAB II

PEMBAHASAN

Kasus II

Budi, 20 tahun mengalami kecelakaan. Regio cruris posterior sinistra terbentur keras. Budi

dibawa ketukang urut, tukang urut mengatakan Budi hanya mengalami keseleo. Dua hari

kemudian Budi mengeluhkan parestesia, nyeri (pain), warna lebih pucat (pallor), dan terasa

panas-dingin (poikilotermia). Sehari kemudian regio pedis sama sekali tidak dapat

digerakkan (paralisis) dan nyerinya semakin parah, bahkan pada waktu istirahat. Keluarga

segera membawa Budi ke RS, dokter mengatakan kemungkinan Budi terkena sindrom

kompartement.

STEP I : Clarify Unfamiliar Terms

1. Keseleo dislokasi pada suatu organ

2. Syndrome Compartement peningkatan tekanan sehingga menyebabkan terjepitnya

arteri, vena, dan nervus penyebab paling seringnya adalah fraktur atau trauma.

Key Word :

1. Fraktur

2. Parestesia

3. Pain

4. Poikilotermia

5. Paralisis

6. Pallor

Page | 2

Page 3: Isi

STEP II : Define the problem

1. Anatomi ekstremitas inferior !

2. Patofisiologi syndrome compartemen !

STEP III : Brainstorm Possible Hypotheses Or Explanation

STEP IV : Spider Web

STEP V : Define Learning Objectives

1. Anatomi ekstremitas inferior

a. Tulang

b. Otot

c. Vaskularisasi

d. Nervus

e. Sendi

2. Syndrome Compartemen

a. Penyebab

b. Gejala

c. Patofisiologi

d. Terapi

Page | 3

Ekstremitas inferior

Otot

Nervus

SendiVaskularisasi

Tulang

Anatomi

Penyebab

Syndrome compartemen

Patofisiologi

Terapi

Gejala

Page 4: Isi

STEP VI : Information Gathering and Private Study

STEP VII : Synthesize and Test acquired Information

1. Anatomi Ektermitas Inferior

a. Tulang Ekstremitas Inferior

Pada ekstrimitas inferior dibagi menjadi beberapa regio yaitu :

- Regio Coxa.

- Regio Femur.

- Regio Genu.

- Regio Cruris, terdiri dari :

Tibia.

Fibula.

- Regio Pedis, terdiri dari :

Tarsus / Ossa Tarsi.

Metatarsus / Ossa Metatarsi.

Digiti pedis / Ossa Digitorum.

Page | 4

Page 5: Isi

Gambar : Tulang Ekstrimitas Inferior

1. Regio Coxa.

Ossa coxae menghubungkan os Sacrum dengan femur dan merupakan penghubung

tulang antara batang tubuh dan ekstremitas inferior. Masing-masing os coxae terdiri dari tiga

tulang yaitu, os illi, os ischii dan os pubis. Sampai masa akil balig tulang-tulang ini terpisah

oleh tulang rawan triradial. Tulang-tulang mulai bersatu pada usia 15-17 tahun, dan sedikit

atau tidak ada bekas garis persatuan tampak pada orang dewasa.

Os illi adalah bagian os coxae terbesar di sebelah cranial dan padanya terdapat bagian

cranial acetabulum, yakni lekuk sendi yang dalam pada aspek lateral os coxae untuk bersendi

dengan caput femoris. Os Ichii membentuk bagian dorsocaudal acetabulum dan os coxae. Os

pubis membentuk bagain ventral acetabulum dan bagian ventromedial os coxae.

Page | 5

Page 6: Isi

Gambar : Os. Coxa dan bangunan-bangunannya

2. Regio Femur.

Tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan berat tubuh dari os coxae

kepada tibia sewaktu kita berdiri. Caput femoris menganjur kearah kraniomedial dan agak ke

ventral swaktu bersendi dengan acetabulum. Ujung proksimal femur terdriri dari sebuah

caput femoris, collum femoris dan dua trochanter (trochanter mayor dan minor). Corpus

femoris berbentuk lengkung, yakni cembung ke arah anterior. Ujung distal femur berakhir

menjdai dua epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang melengkung bagaikan ulir.

Page | 6

Page 7: Isi

3. Regio Genu

Patella merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang disebut tempurung lutut.

sering disebut os sessamoid. Terdiri dari facies anterior dan posterior dan basis serta apex

yang runcing mengarah kebawah. Pada facies posterior ada dua bagian yang berarticulasi

dengan condylus lateralis (yang besar) dan sebaliknya.

Gambar Regio Genus

4. Regio Cruris

Terdiri dari :

Tibia

Terletak pada bagian medial dari cruris, dan juga termasuk yang terpanjang selain

femur. Berbentuk prismoid, melebar pada proksimal dimana kan membentuk articulatio

genue dan mengecil pada sepertiga bawah kemudian melebar lagi tetapi lebih kecil pada

ekstrimitas proksimal. Pada permukaan anterior condylus membentuk area datar berbentuk

segitiga, lebar diatas, dan dilubangi (perforasi) oleh vasa, dibawahnya terdapa tonjolan kasar

disebut tuberositas tibia yang memberi perlekatan pada ligamentum patella.

Fibula.

Page | 7

Page 8: Isi

Fibula terletak disebelah lateral tibia, keduanya saling bersendi diatas dan dibawah.

Fibula yang ramping terletak posterolateral dari tibia dan terutama berguna sebagai tempat

lekat untuk otot dan hanya sedikit berperan untuk menopang berat tubuh.

Gambar Regio Cruris

5. Regio Pedis

Terdiri dari :

Os Tarsi

Os tarsi terdiri dari tujuh buah tulang, yaitu :

- Tallus

- Calcaneus

- Os Cuboideum

- Os Naviculare

- Os Cuneiforme Medialis

- Os Cuneiforme Intermedium

- Os Cuneiforme Lateralis

Os Metatarsi

Page | 8

Page 9: Isi

Os Metatarsi terdiri dari lima tulang metatarsalia. Masing-masing tulang terdiri dari

sebuah basis metatarsalis pada ujung proksimal, corpus metarsalis dan caput metatarsalis

pada ujung distal.

Os Phalanges

Jari kaki pertama terdiri dari dua phalanx yaitu, phalanx proksimal dan phalanx distal.

Keempat jari kaki yang lainnya masing-masing terdiri dari tiga phalanx, yaitu phalanx

proksimal, phalanx distalis dan phalanx distalis.

Gambar Regio Pedis

b. Otot Ekstremitas Inferior

Otot-otot Glutealis

Otot ini dapat dibagi menjadi dua lapisan yaitu lapisan superficial dan lapisan

profunda. Lapisan superficial disusun oleh otot gluteal maximus, gluteal meduis, gluteal

Page | 9

Page 10: Isi

minimus dan tensor fascia lata. Sedangkan lapisan profunda disusun oleh piriformis,

obturator internus, gameli superior dan inferior, serta quadratus femoris.

Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Gluteus maximus

Ilium; sakrum; kosigis; ligamentum; sakrotuberosum.

Tuberositas glutea; traktus iliotibialis

N. Glutealis inferior

Ekstensi dan rotasi tungkai atas ke arah lateral; memprkokoh paha dan membantunya untuk bangun dari duduk

Gluteus medius

Permukaan eksternal ilium (diantara linea glutealis posterior dan anterior)

Permukaan lateral dari trochanter mayor

N. Glutealis superior

Abduksi dan endorotasi paha; menjaga posisi pelvis ketika kaki berlawanan diangkatGluteus

minimusPermukaan eksternal ilium (diantara linea glutealis inferior dan anterior)

Permukaan anterior dari trochanter mayor

Tensor fascia lata

SIAS; bagain anterior dari crista iliaca

Traktus iliotibialis yang menempel pada kondylus lateralis tibia

Piriformis Permukaan anterior sacrum dan ligamentum sacrotuberous

Margo superior trocanter mayor

N. Sakralis (S1- S2)

Eksorotasi paha yg terekstensi; mengabduksi paha terfleksi; mengokohkan posisi caput femoris di dalam acetabulum

Obturator internus

Membrana obturatoria (permukaan dalam) dan mengelilingitulang

Permukaan medial dari trocanter mayor (fossa trocanterica)

Nervus untuk obturator internus

Gemelli superior dan inferior

Superior: spina ischiadica

Inferior: tuber osis ischii

Permukaan medial dari trocanter mayor (fossa trocanterica)

Superior: N. Utk obturatur internus

Inferior: N. Untuk quadratus

Page | 10

Page 11: Isi

femoris

Quadratus femoris

Margo lateral tuber ischiadicum

Tuberculum quadratus pada krista intertrocanterica dan area dibawahnya

Nervus untuk quadratus femoris

Eksorotasi paha; mengokohkan posisi caput femoris di dalam acetabulum

Otot-otot Femur

Otot-otot femur dipisahkan menjadi 3 kompartemen oleh fascia profunda, yaitu :

kompartemen anterior, medial dan posterior.

- Otot-otot Femur Anterior

Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Iliopsoas

a. Psoas major

b. Iliacus

Sisi T12-L5 dan DI diantaranya; prosesus tranversus dari semua Lumbar

Krista iliaca, fossa iliaca, ala osis sacri, dan ligamentum sacroiliaca anterior

Trokanter minor femur

Tendo psoas mayor, trochanter minor

Ramus anterior nervus lubaris (L1, L2, dan L3)

N. Femoralis

Bersama memfleksikan paha pada articulatio.

Sartorius SIAS Bagian superior sisi medial tibia

N. Femoralis Abduksi, fleksi dan eksorotasi paha; fleksi tungkai bawah

Quadriceps femoris

a. Rectus Femoris

b. Vastus Medialis

Spina iliaka anterior inferior tepi posterior superior acetabulum

Linea interochanterica;

Basis patella; tuberositas tibia

Sisi medial patella

N. Femoralis Fleksi tungkai atas, Ekstensi tungkai bawah

Ekstensi tungkai bawah

Page | 11

Page 12: Isi

c. Vastus Lateralis

d. Vastus Intermedius

linea aspera

Linea interochanterica trochanter mayor

Bagian atas femur, bagian lateral septum intermuscuolare

Sisi lateral patella

Tepi proksimal patella

N. Femoralis

N. Femoralis

N. Femoralis

Ekstensi tungkai bawah

Ekstensi tungkai bawah

- Otot-otot Femur Medial

Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Adductor longus Corpus osis pubis 1/3 tengah linea aspera femur

N. Obturatorius Adduksi, fleksi dan rotasi tungkai atas kearah lateral

Adductor brevis Corpus osis pubis 1/3 atas linea aspera femur

Adductor magnus

Bagian adduktor: Ramus inferior osis pubis

Bagian hamstring: tuber ischiadicum

Bagian adduktor: linea aspera

Bagian hamstring: tuberkulum adduktorium

Bagian adduktor: N. Obturatorius

Bagian hamstring: N. Isciadicus

Pektineus Linea pectinea ossis pubis

Linea pectinea femur

N. Obturatorius dan N. Femoralis

Adduksi dan fleksi tungkai atas

Gracillis Corpus osis pubis Permukaan medial bagian superior tibia

N. Obturatorius Adduksi dan fleksi tungkai atas dan endorotasi

Obturator eksternus

Margo dari foramen obturatoria dan membrana obturatoria

Fossa trocanterica N. Obturatorius Eksorotasi

Page | 12

Page 13: Isi

- Otot-otot Femur Posterior

Nama otot Origo Insertio Inervasi Fungsi

Semitendinosus Tuber ischiadicum, kecuali caput brevis: linea aspera

Permukaan medial proksimal tibia

Pars tibialis N. Ischiadikus

Pars. Tibialis dan pars. Peroneus N. ischiadikus

Ekstensi paha dan fleksi tungkai dan endorotasi

Ekstensi paha, fleksi dan eksorotasi.

Semimembranosus Condylus medialis tibia

Biceps femoris

Caput longum

Caput brevis

Caput fibulae

Page | 13

Page 14: Isi

Gambar otot regio femur

Otot-otot Cruris

Cruris dibagi menjadi tiga kompartemen oleh septum intermuscularis yang merupakan

penyusupan fascia cruris kedalam otot-otot. Kompartemen tersebut adala kompartemen anterior,

kompartemen lateral dan kompartemen posterior.

Page | 14

Page 15: Isi

- Otot-otot kompartemen anterior

Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Ekstensor hallucis longus

Bagian tengah permukaan anterior fibula

Basis phalang distal ibu jari

Dorsofleksi pada tumit (kaki), ekstensi ibu jari

Ekstensor digitorum longus

Condylus lateral tibia dan ¾ atas membrana interossea

Phalang media dan distal dari empat jari lain (selain ibu jari)

Dorsofleksi pada tumit (kaki), ekstensi empat jari lain

Fibularis tertius 1/3 inferior dari fibula dan membrana interossea

Basis metatarsal V

Dorsofleksi pada tumit (kaki)

- Otot-otot kompartemen lateral

Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Fibularis longus Caput dan 2/3 atas fibula

Basis metatarsal I dan cuneiformis medial

N. Fibularis superficialis

Eversi dan plantar fleksi kaki

Fibularis brevis 2/3 bawah fibula Basis metatarsal V

- Otot-otot kompartemen Posterior

Nama otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Kelompak superficial

Gastrocnemius Condylus lateral (caput longum) condylus medials

Permukaan posterior calcaneus melalui tendo calcaneus (tendo

N. Tibialis Fleksi lutut, Plantar fleksi kaki

Soleus Caput fibula, linea solei,

Page | 15

Page 16: Isi

margo medial tibia

achiles)

Plantar fleksi kaki

Plantaris Linea supracondilus lateralis distal

Kelompok profunda

Popliteus Condylus lateralis

Permukaan posterior tibia

N. Tibialis Fleksi lemah lutut

Fleksor halucis longus

2/3 permukaan posteiror bawah tibia dan membrana interossea

Basis phalang distal ibu jari

Fleksi ibu jari kaki

Fleksor digitorum longus

Bagian tengah permukaan posteirior tibia

Basis phlang distal emapat jari lain

Fleksi empat jari lain

Tibialis posterior Membrana interossea, permukaan posterior tibia dan fibula

Navicularis, cuneiformis, cuboideum, dan basis metatarsal 2-4

Plantar fleksi kaki dan inverse

Page | 16

Page 17: Isi

Otot-otot regio pedis

Nama Otot Origo Insersio Inervasi Fungsi

Dorsum pedis

Ekstensor digitorum brevis

Permukaan dorsal calcaneus

Basis phalanx proksimal ibu jari kaki, tendo ekstensor digitorum longus

N. Fibularis profunda

Ekstensi jari-jari kaki

Plantar Pedis

Abduktor hallucis Tuberositas medialis calcaneus

Basis phalanx proksimal ibu jari kaki

N. Plantaris medialis

Abduksi ibu jari kaki

Fleksi digitorum brevis

Tuberositas medialis calcaneus

Phalanx medius sisi lateral jari-jari kaki

N. Plantaris medialis

Fleksi phalanx medius, empat lateral jari-jari kaki

Page | 17

Page 18: Isi

Abduktor digiti minimi

Tuberositas medialis dan lateralis calcaneus

Phalanx proksimal jari V

N. Plantaris lateralis

Abduksi jari V

Quadratus plantae Sisi medial dan lateral calcaneus

Tendo fleksor digitorum longus

N. plantaris lateralis

Membantu fleksi jari-jari kaki

Lumbricales Tendo fleksor digitorum longus

Phalanx proksimal,perluasan ekstensor

N. plantaris medialis dan N. Plantaris lateralis

Fleksi sendi metatarsophalangea dan ekstensi sendi interphalangea

Fleksor hallucis brevis

Kuboid, cuneiforme ke III

Phalanx proksimal ibu jari kaki

N. plantaris medialis

Fleksi ibu jari kaki

Adduktor hallucis Caput obliqua basis metatarsal 2-4

Phalanx proksimal ibu jari kaki

N. plantaris lateralis

Adduksi ibu jari kaki

c. Vaskularisasi Ekstremitas inferior

A. Femoralis

Memasuki trigonum femoralis (TF) melalui lacuna vasorum (lateral vena femoralis) dan

membagi 2 TF dan keluar pada apex TF untuk memasuki canalis adductorius. Keluar dari

canalis adductorius melalui hiatus adductorius dan berubah nama menjadi a. Poplitea.

Mempercabangkan:

• A. Circumflexa ilica superficialis

• A. Epigastrica superficialis

• A. Pudenda eksterna

• A. profunda femoris:

cabang terbesar, dipercabangkan pd TF,

Arteri utama untuk vaskularisasi paha memberikan cabang-cabang arteri perforantes yg

menembus menuju compartemen posterior untuk menginervasi otot-otot hamstring. A.

circumflexa femoris medialis et lateralis melingkari femur dan saling beranastomosis.

Page | 18

Page 19: Isi

Gambar perjalanan arteri pada ekstremitas inferior

Page | 19

Page 20: Isi

Gambar vaskularisasi Regio Cruris-Pedis

Vena safena magna

- Mulai pada ujung medial arkus venosus dorsalis pada kaki

- Asenden didepan maleolus medialis dan sepanjang permukaan medial tibia

dan femur.

- Berjalan melalui hiatus safenus (fosa ovalis) dalam fasia profunda tungkai

atas untuk memasuki vena femoralis.

- Berjalan melalui fasia latae dan menembus sarung femoral untuk bergabung

dengan vena femoralis.

- Berdampingan dengan nervus safenus.

Vena safena parva (brevis)

- Melalui ujung lateral arkus venosus dorsalis.

- Berjalan kearah atas sepanjang sisi lateral kaki dengan nervus suralis, dibelakang

maleolus lateral.

Page | 20

Page 21: Isi

- Berjalan ke fosa poplitea, di sana ia menembus fasia profunda dan berakhir pada

vena poplitea.

- Dihubungkan dengan vena glutea inferior dengan satu rami komunikan.

d. Inervasi

Nervus peroneus komunis

- Dipisahkan dari pars tibialis pada apeks fosa poplitea dan desenden melalui

fosa

- Kearah superfisialis menyilang kaput lateralis muskulus gastroknemius, lalu

membelok kea rah lateral mengelilingi kolum fibulae, profunda terhadap

muskulus perneus longus, di sana ia bercabang menjadi nervus peroneus

profundus (N.tibialis anterior) dan nervus peroneus superfisialis.

Page | 21

Page 22: Isi

- Mempercabangkan nervus kutaneus surae laterlis untuk mensuplai kulit

bagian lateral posterior tungkai bawah dan ramus rekuren artikularis ke sendi

lutut.

Nervus peroneus superfisilais

- Berasal dari nervus peroneus komunis antara peroneus longus dan kolum

fibula

- Desenden pada bagian lateral dan mensuplai muskuli peroneus longus dan

brevis.

- Muncul antara muskulus peroneus longus dari brevis dengan menembus

fasioa profunda pada bagian sepertiga distal tungkai bawah untuk menuju

subkutan dan mensuplai kulit bagian bawah tungkai bawah dan kaki

Nervus peroneus profundus (atau tibialis anterior)

- Berasal dari nervus peroneus komunis antara peroneus longus dan kolum

fibula

- Mempercabangkan satu rami rekuren yang menuju ke sendi lutut

- Berjalan mengelilingi kolum fibula dan melalui muskulus ektensor digitorum

longus.

- Desenden pada membrana interosea antara muskulus ektensor digitorum

longus dan tibialis anterior dan lalu antara muskulus ektensor digitorum

longus dengan ekstensor halusis langus

- Mensuplai muskuli anterior tungkai bawah dan bercabang menjadi rami

medialis dan lateralis.

Nervus tibialis

- Desenden melalui fosa poplitea dan lalu terletak di atas muskulus popliteus.

- Mempercabangkan tiga buah rami artikularis yang berdampingan dengan

arteri genu superior medialis, genu medial dan arteri genu inferior medialis

menuju ke sendi lutut

Page | 22

Page 23: Isi

- Mensuplai rami muskularis menuju ke otot-otot posterior tungkai bawah

- Menghasilkan nervus kutaneus surae medialis, rami kalkanei medialis menuju

kulit tumit dan tapak kaki dan rami artikularis menuju ke sendi pergelangan

kaki

- Berakhir di bawah fleksor retinakulum dengan bercabang menjadi nervus

plantaris medialis dan laterlaris

e. Sendi

Articulatio coxae

Articulato ini termasuk jenis sendi sinovial yang berwujud seperti bola dan mangkok

bersumbu banyak.

Ligamentum : simpai sedi jaringan ikat disebelah depan diperkuat oleh sebuah

ligamentum yang kuat dan berbentuk Y, yakni ligamentum iliofemorale yang melekat pada spina

iliaka anterior inferior dan pinggiran acetabulum, serta pada linea intertrochanterica disebelah

Page | 23

Page 24: Isi

distal. Simpai sendu jaringan tadi disebelah bawah diperkuat oleh ligamentum pubofemorale.

Disebelah belakang, sipai sendi tersebut diperkuat oleh ligamentum ichiofemorale. Ligamentum

capitis femoris bersifat lemah dan agaknya tidak banyak berguna dalam memperkuat articulatio

coxae.

Gerak : pada articulaio coxae dapat diadakan gerakan yaitu gerakan fleksi-ekstensi,

abduksi-adduksi, endorotasi-eksorotasi, dan sirkumduksi.

Gambar : Articulatio Coxae

Articulatio Genus

Ligamentum : capsla articularis fibrosa diperkuat oleh lima ligamentum, yaitu :

- Ligamentum collaterale fibulare. Yang bulat meluas kedistal dari epycondilus

lateralis femoris kepermukaan lateral caput fibulae.

- Ligamentum collaterale tibiale adalah sebuah berkas yang pipih dan kuat, dan meluas

dari epycondylus edialis femoris ke condylus tibiae medialis serta kebagian proksimal

permukaan medial tibia.

Page | 24

Page 25: Isi

- Ligamentum popliteum obligum, adalah perluasan tendo m. semimembranosus yang

memperkuat capsula articularis fibrosa disebelah belakang.

- Ligamentum popliteum arcuatum, memperkuat simpai sendi disebelah belakang.

Gerak : fleksi-ekstensi

Bursa lutut : disekitar lutut terdapat banyak sekali bursa karena tendo terbanyak sekitar

lutut melintas sejajar dengan tulang dan menarik dalam arah membujur lewat articulatio femoris.

Beberapa bursa yaitu : Bursa suprapatellaris, Bursa musculli poplitei, Bursa arserina dan Bursa

subtendra musculli gastrocnemii.

Articulatio Tibiofibularis.

- Articulatio tibiofibularis superior

- Articulatio tibiofibularis inferior

Articulatio Pergelangan Kaki

Ligamentum :

- Ligamentum talofibulare anterius yang lemah, carik yang pipih dan meluas ke

anteromedial dari malleolus lateralis ke collum tali.

- Ligamentum talofibulare posterior, berkas yang tebal dan cukup kuat, melintas

horizontal dalam arah medial, sedikit posterior terhadap fossa malleoli ke

tuberculum laterale tali.

- Ligamentum calcaneofibulare, seutas tali yang bulat melintas dari arah

posteroinferior dari ujung malleolus lateralis ke permukaan lateral calcaneus.

Gerak : pada sendi pergelangan kaki adalah dorsofleksi dan plantarfleksi, sedikit rotasi,

abduksi dan adduksi pada pergelangan kaki.

Page | 25

Page 26: Isi

2. Syndrome Compartemen

Adalah terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam kompartemen osteofasial

yang tertutup sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan

oksigen jaringan. Kompartemen osteofasial berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang

dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot-otot individual yang dibungkus oleh

epimisium. 

a. Penyebab

- Penurunan volume kompartemen

Penutupan defek fascia

Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas

- Peningkatan tekanan eksternal

Balutan yang terlalu ketat

Berbaring di atas lengan

Gips

- Peningkatan tekanan pada struktur komparteman

Pendarahan atau Trauma vaskuler

Peningkatan permeabilitas kapiler

Penggunaan otot yang berlebihan

Obstruksi vena

b. Gejala

1. Pain (nyeri) : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena,

ketika ada trauma langsung.

2.  Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.

Page | 26

Page 27: Isi

3.  Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )

4.  Parestesia (rasa kesemutan)

5.  Paralysis : Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut

dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.

Selain itu gejala khas syndrome kompartemen adalah:

Nyeri yang timbul saat beraktifitas,terutama saat berolahraga

Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat slama 15-30 menit

Terjadi kelemahan atau atrofi otot

c. Patofisiologi

Hemostasis jaringan lokal normal ↑ tekanan jaringan ↓ aliran darah kapiler dan

nekrosis jaringan local (di sebabkan hipoksia)↑ tekanan jaringan obstruksi vena dalam

ruang yang tertutup Peningkatan tekanan terus ↑ tekanan arteriolar intramuskuler

bawah↑ tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler kebocoran ke dalam

kompartemen tekanan (pressure) dalam kompartemen↑ Penekanan saraf perifer

nyeri hebat ↑intrakompartemen tekanan vena ↑ aliran darah melalui kapiler akan

berhenti penghantaran oksigen juga akan terhenti hipoksia jaringan (pale) terus

berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus kerusakan ireversibel komponen

tersebut.

d. Terapi

1.Terapi Medikal/non bedah

Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk dugaan

sementara. Berbagai bentuk terapi ini meliputi:

- Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen

yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih

memperberat iskemia

Page | 27

Page 28: Isi

- Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan pembalut kontriksi

dilepas.

- Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah

- Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakainan manitol dapat mengurangi

tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler, dengan memproduksi kembali

energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari

radikal bebas

2.Terapi bedah

Fasciotomi  dilakukan jika tekanan intrakompartemen mencapai > 30 mmHg. Tujuan

dilakukan tindakan ini adalah  menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot. Jika

tekanannya < 30 mm Hg maka tungkai cukup diobservasi dengan cermat dan diperiksa lagi pada

jam-jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik, evaluasi terus dilakukan hingga fase

berbahaya terlewati. Akan tetapi jika memburuk maka segera lakukan fasciotomi. Keberhasilan

dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6 jam.

Page | 28

Page 29: Isi

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Syndrome compartemen yaitu terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam

kompartemen osteofasial yang tertutup sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan

dan tekanan oksigen jaringan.

Syndrome ini banyak terjadi di kompartemen posterior profunda karena ada 2 arteri dan

satu nervus di kompartemen tersebut. Menyebabkan lebih seringnya terjepit di bandingkan

kompartemen yang lain.

Page | 29