isi tutor dhf revisi
DESCRIPTION
fsgakTRANSCRIPT
Skenario ISeorang anak perempuan dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
panas dan bercak-bercak merah pada kulit. Anamnesis panas terus menerus 4 hari,
tetapi panasnya tidak turun walaupun telah makan obat dari dokter 2 hari. Sehari
sebelum dirawat anak menjadi lemas. Pada pemeriksaan nampak seorang anak
perempuan umur 6 tahun berat badan 19 kg, suhu tubuh 390C, keadaan umumnya
nampak lemah.pada kulit muka, lengan terlihat bercak-bercak kecil merah.
Frekuensinya denyut jantungnya 124x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit.
Pemeriksaan jantung dan paru normal. Hepar dan lien tidak teraba. Anggota gerak
tidak ada kelainan. Laboratorium darah HB 13,5gr%, HCT 48%, leukosit
4500/mm3. Ibu ingin mengetahui penyakt serta pengobatan anaknya.
1
Hasil Tutorial
dan
Belajar Mandiri
I. Klarifikasi Istilah
-
II. Defenisi Masalah
1. Anak dengan keluhan panas 390C, bercak-bercak merah pada kulit
muka dengan lenggan.
2. Frekuensi denyut jantung 124x/menit
3. HCT 48%
III. Analisis Masalah
1. Keluhan panas 390C
- Naik permeabilitas dinding kapiler maka terjadi perembesan plasma.
Bercak-bercak merah
- Perdarahan dibawah kulit (Petekie)
2. Frekuensi denyut jantung 123x/menit
Peningkatan suhu tubuh
o Kenaikan 10C dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung 20x
3. HTC 48%
- Penurunan volume plasma
2
IV. Kerangka Konsep
V. Learning Objective
1. Bagaimana koagulatif atau faktor-faktor pembekuan darah?Jawab :
Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang
menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan
terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue
stadium III dan IV. Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue
terjadi melalui aktivasi jalur ekstrinsik (tissue factor pathway). Jalur
intrinsik juga berperan melalui aktivasi factor Xia namun tidak melalui
aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex) (Price, Wilson, 2006).
3
Pasien
Kurang Olahraga, Perokok Keras, Konsumsi Alkohol
Darah Tinggi
Pemeriksaan Dokter dan Berganti- ganti Dokter
Penyakit tidak kunjung sembuh
Pelayanan tidak memuaskan
Berobat ke Luar Negeri
2. Apa definsi perdarahan?Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibatkerusakan (robekan) pembuluh darah. Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan internal dan eksternal. Perdarahan internal lebih sulit diidentifikasi.Jika pembuluh darah terluka maka akan segera terjadi kontriksi dinding pembuluh darah sehingga hilangnya darah dapat berkurang. Platelet mulaimenempel pada tepi yang kasar sampai terbentuk sumbatan.
3. Apa definisi panas?
1. Apakah differential diagnose pada kasus di atas?
Jawab :
pancreatitis
ulcus duodenum
kolelitiasis
ulcus gaster
tukak gaster
tumor gaster
tukak duodenum
obstruksi intestinal
4
2. Sebutkan pembagian 4 topografi abdominal dan 9 topografi abdominal
dan jelaskan garis- garis yang ditarik untuk membagi topografi
tersebut!
Jawab :
a. 4 regio abdomen
5
EPIGASTRIK
PERIUMBILIKAL
SUPRAPUBIK
L. transpylorica
L. transtubercularis
b. 9 regio abdomen
3. Di mana letak organ hati, limpa, ginjal, lambung, dan pankreas?
Jawab :
Letak organ:
Hati (hepar) : di epigastrium dan hipokondrium kanan.
Lambung (gaster) : di epigastrium dan hipokondrium kiri.
Limpa (Lien) : di hipokondrium kiri.
Pankreas : di epigastrium.
6
L. Midclavicularis dextra
L. Midclavicularis sinistra
Ginjal (ren) : kiri (sinistra) di lumbal kiri dan
hipokondrium kiri sedangkan kanan (dextra)
di lumbal kanan.
4. Bagaimana anda melakukan pemeriksaan abdominal secara penyakit
dalam?
Jawab :
Teknik pemeriksaan abdominal secara penyakit dalam:
1) Inspeksi Abdomen
a. Bentuk perut
Normal : simetrik
Kehamilan, tumor rongga perut, tumor ovarium : asimetrik
Pembengkakan hati, limpa, kandung empedu : asimetrik
b. Keadaan dinding atau permukaan perut
Apakah ada sikatriks, striae atau vena yang melebar, caput
medusa (vena berliku di sekitar pusat), atau lesi pada kulit
Umbilicus perhatikan bentuk dan lokasinya apakah ada
tanda-tanda inflasi atau hernia
Apakah ada massa abnormal,bagaimana letaknya,
konsistensi dan mobilitasnya.
c. Gerakan dinding perut (peristaltik)
Pergerakan peristaltik dinding perut menyerupai gelembung
pada permukaan air yang berjalan dari kiri dan kanan. Apabila
dicurigai adanya obstruksi (sumbatan) pada usus, amatilah
peristaltik selama beberapa menit.
Pada orang yang kurus kadang-kadang peristaltik normal dapat
terlihat.
2) Auskultasi
Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam auskultasi abdomen :
7
a. Apakah suara usus ada?
b. Bila ada,apakah meningkat atau melemah?
c. Perkiraan asal suara?
Gerakan peristaltik bunyi usus muncul setiap 2-5 detik. Pada
proses radang serosa seperti pada peritonitis bunyi usus jarang
bahkan hilang sama sekali. Bila terjadi obstruksi intestine, maka
intestine(usus) akan berusaha mengeluarkan isinya melalui lubang
yang mengalami obstruksi sehingga muncul bunyi usus yang
disebut “rushes” . kemudian diikuti dengan penurunan bunyi usus
yang gemerincing yang disebut “tinkles” dan kemudian
menghilang.
3) Perkusi
a. Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk
memperkirakan ukuran hepar, lien, menemukan asites,
mengetahui apakah ada suatu massa padat dan untuk
mengetahui adanya udara pada lambung dan usus.
b. Teknik perkusi yaitu pertama kali yakinkan tangan pemeriksa
hangat sebelum menyentuh perut pasien. Kemudian perkusilah
pada keempat kuadran untuk memperkirakan distribusi suara
timpani dan redup. Biasanya suara timpanilah yang paling
dominan karena adanya gas pada saluran gastrointestinal tetapi
cairan dan feses menghasilkan suara redup. Perhatikanlah
daerah di mana suara timpani berubah menjadi redup.
Perkusilah dada bagian bawah antara paru-paru dan arcus
costa. Anda akan mendengar suara redup hepar di sebelah
kanan dan suara timpani di sebelah kiri (gelembung udara pada
lambung). Suara redup pada kedua sisi abdomen mungkin
menunjukkan adanya asites.
c. Untuk menentukan ukuran hati, perkusilah mulai dari bawah
payudara kanan pada LMC kanan dan merupakan daerah paru
8
kanan, hasilnya suara sonor dari paru. Kemudian perkusilah
beberapa sentimeter ke bawah sampai suara perkusi lebih
pekak dan perhitungan mulai dari titik ini. Teruskanlah ke
bawah sampai ada perubahan suara dari pekak menjadi
timpani. Titik pekak terakhir adalah titik akhir pengukuran.
Panjang ukuran hati disebut liver span = 6-12 cm.
d. Untuk menentukan ada tidaknya pembesaran lien, perkusilah
daerah intercosta terbawah di garis axillaris anterior kiri.
Daerah ini biasanya timpani. Kemudian mintalah penderita
untuk menarik nafas panjang dan lakukan perkusi lagi.
Apabiila lien membesar suara perkusi menjadi redup, jika tidak
suara perkusi tetap timpani. Walaupun demikian kadang-
kadang terdapat juga suara redup pada lien normal. Perkusilah
daerah redup lien ke berbagai arah. Apabila ditemukan daerah
redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien. Pemeriksaan
perkusi untuk mengetahui adanya pembesaran lien dapat
terganggu oleh berbagai isi lambung dan kolon tetapi
pemeriksaan ini dapat menunjukkan pembesarn lien sebeum
teraba pada palpasi.
4) Palpasi
a. Palpasi ringan (superficial) berguna untuk mengetahui adanya
ketegangan otot, nyeritekan abdomen,dan beberapa organ dan
massa superficial.
b. Penderita harus berbaring telentang dengan kepala sedikit
ditinggikan (diatas bantal),kedua lengan berada disisinya
dengan kedua lututnya ditekukkan dan bernafas tenang .
c. Mula-mula diilakukan palpasi dengan satu tangan (manual)
menggunakan telapak ujung jari-jari secara bersama-sama,
lakukanlah dengan gerakan yang lembut dan ringan. dengan
perlahan rasakan semua kuadran.
9
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Nyeri tekan (tenderness)
Ketegangan (rigidity)
Pembesaran organ-organ : hati, limpa
Tumor dalam perut
Cairan bebas dalam rongga perut.
5. a. Posisi pasien ada berapa yang anda ketahui?
b. Pada pemeriksaan andomen, posisi apa yang paling dianjurkan?
Jawab :
a. Posisi- posisi pasien :
1) Posisi Fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, di mana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan
perut.
2) Posisi Sim’s
Adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat pada anus (supository).
10
3) Posisi Trendelenberg
Adalah pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk
melancarkan peredaran darah ke otak.
4) Posisi dorsal recumbent
Adalah pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi di atas
tempat tidur.
5) Posisi litotomi (ginecology position)
Adalah pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
Posisi ini digunakan untuk proses persalinan, pemasangan
kontrasepsi.
11
6) Posisi genu pectoral
Adalah posisi pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini digunakan
untuk memeriksa daerah rektum.
7) Posisi ortopeneic
Adalah pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada bagian
penampang yang sejajar dada.
8) Posisi supinasi
Adalah posisi telentang dengan pasien menyandarkan
punggungnya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri
yang baik.
12
9) Posisi pronasi
Adalah posisi telungkup dengan wajah menghadap ke bantal.
10) Posisi lateral
Adalah posisi miring di mana pasien bersandar ke samping dengan
sebagian besar berat tubuh berada di bahu dan pinggul.
b. Pada pemeriksaan abdomen, posisi apa yang paling dianjurkan
adalah posisi supinasi (telentang). Terutama pada pasien yang
menderita akut abdomen, pasien diperiksa dengan posisi supinasi.
Inspeksi abdomen dilakukan dengan teliti. Posisi tidur pasien dan
apakah pasien tetap merasakan nyeri pada posisi supinasi dan
berusaha untuk berada pada posisi tertentu untuk menghindari
nyeri merupakan hal penting untuk menentukan penyebab dari akut
abdomen tersebut.
13
6. a. Bila teraba suatu tumor abdomen, apa yang anda jelaskan secara
penyakit dalam?
b. Pemeriksaan penunjang apa yang Anda anjurkan?
Jawab :
a. Bila teraba suatu tumor abdomen, secara penyakit dalam :
Palpasi tumor dinding perut, intraperitoneal, atau
retroperitoneal. Caranya:
1) Tumor dari dinding perut : dengan mengangkat dinding perut
pembengkakan bertambah atau tetap.
2) Tumor dari intraperitoneal : dengan menegangkan dinding
perut pembengkakan menghilang berarti tumor berasal dari
intra abdominal.
3) Tumor retroperitoneal : dengan pemeriksaan bimanual,
ballotement nya positif.
Palpasi untuk tumor dilakukan untuk mengetahui : lokasi,
posisi, besar, permukaan, konsistensi, nyeri, pulsasi,
perlengketan.
b. Pemeriksaan penunjang apa yang Anda anjurkan adalah sebagai
berikut.
1) USG atau MRI atau sinar X (pemeriksaan radiologi)
2) Pemeriksaan darah pada tinja
3) Biopsi dan gastroskopi
4) Endoskopi ultrasound
5) Patologi anatomi
6) Imaging
7) Tumor marker
8) Diagnosis molekuler
14
7. Untuk memastikan adanya tumor ganas, pemeriksaan apa yang anda
anjurkan?
Jawab :
Pemeriksaan yang dianjurkan untuk memastikan adanya tumor ganas
adalah biopsi. Biopsi adalah mengambil sedikit jaringan tumor lalu
dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan bantuan mikroskop untuk
menentukan sel ganas atau bukan.
8. Jelaskan apa itu :
a. Dispepsia
b. Akut Abdomen
Jawab :
a. dispepsia
Dispepsia adalah keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri
dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,
kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, reguirgitasi, dan
rasa panas yang menjalar di dada.
Istilah yang dikaitkan dengan keluhan yang berhubungan dengan
makan atau keluhan yang oleh pasien ataupun dokter dikaitkan dengan
gangguan saluran cerna bagian atas.
Konsensus Roma II tahun 2000
“ dispepsia refers to pain or discomfort centered in the upper
abdomen.”
Dispepsia dapat disebabkan oleh :
1) Esofago – gastro – duodenal : tukak peptik, gastritis kronis
2) Hepato – bilier : hepatitis, kolestitis, kolelitiasis
3) Pankreas : pankreatitis
4) Obat-obatan : anti inflasi non steroid, teofilin, digitalis, antibiotik
5) Penyakit sistemik lain : diabetes melitus, gagal ginjal, kehamilan,
infark miokard
15
b. Akut Abdomen (bedah dan non bedah)
Akut abdomen (bedah dan non bedah) adalah suatu kegawatan
abdomen berupa nyeri yang dapat terjadi karena masalah bedah dan
non bedah.
1) Kegawatan non bedah : pankreatitis akut, ileus paralitik,
kolik abdomen
2) Kegawatan bedah : peritoritis umum akibat suatu
proses dari luar (trauma) maupun dalam abdomen (appendisitis
perforasi).
Penyebab tersering adalah : appendisitis, kolik bilier, kolistitis,
divertikulitis, obstruksi usus, perforasi viskus, pankreatitis, peritonitis,
salpingitis, adenitis mesenterika dan kolik renal.
9. Apa itu :
a. Titik Mc. Burney
b. Garis Hackett
c. Garis Schuffner
d. Shifting Dullness
e. Ballotement Positif
f. Hernia inguinalis
g. Hernia scrotalis
h. Hernia Abdominalis
i. Striae Alba
j. Double Sound
Jawab :
a. Titik Mc. Burney
Titik pada dinding perut kuadran kanan bawah yang terletak pada
1/3 jarak antara umbilicus dengan SIAS dari arah lateral. Titik ini
dianggap sebagai lokasi normal pangkal appendiks, tempat
dirasakannya nyeri tekan bila terdapat appendisitis.
b. Garis Hackett
Garis yang digunakan untuk pembesaran limpa ke arah bawah.
Garis ini ditarik vertikal dan arcus costa kiri ke arah inferior
16
menuju daerah SIAS kiri, garis ini terbagi menjadi 5 bagian (H1-
H5).
c. Garis Schuffner
Garis yang menghubungkan titik pada arcus costa kiri dengan
umbilicus dan diteruskan sampai ke SIAS (Spina Iliaka Anterior
Superior) kanan yang merupakan titik ke VIII. Garis ini berfungsi
untuk menyatakan pembesaran limpa terbagi menjadi 8 titik (S1-
S8).
d. Shifting dullness
Istilah yang mendeskripsikan suara pekak yang berpindah-pindah
pada saat perkusi akibat adanya cairan bebas di dalam rongga
abdomen. Cairan bebas = asites.
e. Ballotement Positif
Apabila teraba suatu massa atau pembesaran organ pada saat
palpasi dengan menggunakan ujung jari tangan yang ditekankan
dengan gerak menusuk yang cepat ke dalam abdomen.
f. Hernia Inguinalis
Suatu kondisi medis yang ditandai dengan sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam canalis
inguinalis.
g. Hernia scrotalis
Hernia inguinalis yang isinya masuk ke dalam scrotum secara
lengkap.
h. Hernia Abdominalis
Penonjolan isi perut (usus) dari rongga yang normal melalui suatu
defek pada fascia dan musculoapneurotik dinding perut.
i. Striae alba
Garis yang muncul pada abdomen sebagai akibat dari peregangan
kulit.
j. Double sound
17
Bunyi auskultasi abdomen yang terdengar pada pasien penderita
asites.
Garis Schuffner dan titik Mc. Burney.
Garis Hackett
18
VI. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan sebagai berikut.
1. Sugesti diagnosis pada pemicu tersebut adalah abdominal kolik.
2. Kerja sama antara pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan
penunjang sangat dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.
19
Daftar PustakaBurnside, Mc Glynn. 1995. Diagnosis Fisik Adams Edisi 17. Jakarta : EGC.
Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta: EGC.
Hanum, Habibah, dkk. 1989. Diagnosa Fisik Edisi 4. Medan : USU Press.
Setiati, Siti, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 6. Jakarta :
Interna Publishing.
Snell, Richard. 2012. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Syaifuddin. 2011. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia.
Jakarta : Salemba Medika.
20