isi makalah (aksiologi ilmu)

22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dan merupakan kenyataan yang tak dapat dimungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu selalu merupakan berkah dan penyelamat manusia? Dan memang sudah terbukti, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Misalnya, pembuatan bom yang pada awalnya untuk memudahkan kerja manusia, namun kemudian dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang menimbulkan malapetaka bagi umat manusia itu sendiri, Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 1

Upload: amanda-rizka-hendyta

Post on 28-Nov-2015

150 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

FilsafatNilai Kegunaan Ilmu (Aksiologi Ilmu)

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu

semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dan

merupakan kenyataan yang tak dapat dimungkiri bahwa peradaban manusia sangat

berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal

memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang

sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya

seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya.

Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan

hidupnya.

Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu selalu merupakan berkah dan

penyelamat manusia? Dan memang sudah terbukti, dengan kemajuan ilmu

pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Misalnya,

pembuatan bom yang pada awalnya untuk memudahkan kerja manusia, namun

kemudian dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang menimbulkan

malapetaka bagi umat manusia itu sendiri, seperti yang terjadi di Bali dan Jakarta baru-

baru ini. Disinilah ilmu harus di letakkan proporsional dan memihak pada nilai- nilai

kebaikan dan kemanusian. Sebab, jika ilmu tidak berpihak pada nilai-nilai, maka yang

terjadi adalah bencana dan malapetaka.

Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan

diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang

benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari si

ilmuwannya.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 1

Page 2: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi

ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta

masalah bebas nilai. Untuk itulah tanggung jawab seorang ilmuwan haruslah “dipupuk”

dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis, dan tanggung jawab

moral.

Pernyataan diatas berkaitan dengan wewenang penjelajahan sains, kaitan ilmu

dengan moral, nilai yang menjadi acuan seorang ilmuan, dan tanggung jawab sosial

ilmuan telah menempatkan aksiologi ilmu pada posisi yang sangat penting. Karena itu,

salah satu aspek pembahasan integrasi keilmuan ialah aksiologi ilmu.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan aksiologi ilmu (nilai kegunaan ilmu ?

2. Apa permasalahan aksiologi ilmu yang melandasi sikap manusia ilmiah ?

3. Bagaimana ilmu jika dilihat dari segi manfaat dan kerugian dalam ilmu tersebut ?

4. Siapa sajakah tokoh – tokoh atau aliran dalam hubungannya dengan aksiologi ilmu ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai pengertian dari aksiologi ilmu.

2. Untuk mengetahui permasalahan aksiologi ilmu yang melandasi manusia ilmiah.

3. Untuk mengetahui ilmu aksiologi melalui segi manfaat dan kerugian dalam ilmu

tersebut.

4. Untuk mengenal dan mengetahui tokoh-tokoh filsafat dan pandangan yang

berhubungan dengan ilmu aksiologi.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 2

Page 3: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKSIOLOGI ILMU ( NILAI KEGUNAAN ILMU )

Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai

dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Aksiologi bisa

juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Dalam pemikiran filsafat

Yunani, studi mengenai nilai ini mengedepan dalam pemikiran Plato mengenai idea

tentang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan Summum Bonum (kebaikan tertinggi)

(Muntasyir dan Munir, 2007:26). Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi.

Menurut Suriasumantri (1987:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan

kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Menurut Kamus Bahasa Indonesia

(1995:19) dalam aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,

kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai

sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan

penggalian, serta penerapan ilmu.

Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik

dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan

tujuan (means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten

untuk perilaku etis.

Menurut Bramel aksiologi terbagi tiga bagian:

1. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu

etika.

2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan

3. Socio-politcal life, yaitu kehidupan social politik, yang akan melahirkan filsafat sosial

politik.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 3

Page 4: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

Dalam Encyslopedia of philosophy dijelaskan aksiologi disamakan dengan value

and valuation :

1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, dalam pengertian yang lebih sempit

seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas

mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.

2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau

nilai - nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti

nilainya atau nilai dia.

3. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau

dinilai.

B. PERMASALAHAN AKSIOLOGI ILMU YANG MELANDASI SIKAP MANUSIA

ILMIAH

Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama

adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk

melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang

dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika dimana makna etika memiliki

dua arti yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap

perbuatan manusia dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan,

tingkah laku, atau yang lainnya. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat

kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan

dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi

baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi yang

melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang

pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena

di sekelilingnya.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 4

Page 5: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan

objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak

ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan

penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu

melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek

berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.

Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang

dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau

tidak suka, senang atau tidak senang. Jadi permasalahan aksiologi ilmu yang melandasi

sikap manusia ilmiah meliputi :

1. Sifat Nilai

Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian tentang pemenuhan hasrat,

kesenangan, kepuasan minat, kemauan rasional yang murni. Dan segala pengalaman

yang menunjang peningkatan nilai atau mutu kehidupan. Dengan kata lain, paras

nilai adalah pertalian yang erat antarasesuatu sebagai sarana untuk menuju ke titik

akhir atau untuk menuju kepada tercapainya hasil yang sebenarnya.

2. Tipe Nilai

Didalam tipe nilai ada dua yaitu nilai intrinsik dan nilai instrumental. Nilai interinsik

adalah nilai yang terdapat pada diri sendiri sebagai martabat diri. Yang tergolong ke

dalam nilai intrinsik yaitu kebaikan dari segi moral, kecantikan, keindahan, kesucian,

dan kemurnian. Nilai instrumental adalah nilai penunjang yang menyebabkan

sesuatu memiliki nilai intrinsik. Penerapan tipe nilai tersebut dapat diarahkan untuk

menilai pentas drama, karya seni, karya ilmiah. Sasaran penilaian tersebut dapat

dikalsifikasikan menjadi “Sangat Baik”, “Baik”, “Kurang Baik” dan sebagainya.

3. Kriteria Nilai

Kriteria nilai untuk menguji kadar nilai berdasarkan teori psikologi dan teori logika.

Penganut aliran yang disebut naturalis beranggapan bahwa kelestarian hiduplah

yang dapat dijadikan tolok ukur penilaian. Sedangkan John Dewey dan pengikutnya

beranggapan bahwa keseimbanganlah yang dijadikan tolok ukurnya.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 5

Page 6: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

4. Status Metafisika Nilai

Status metafisika nilai mempunyai nilai hubungan yang subjektiv, objektif logis serta

objektif metafisik.

Problem utama aksiologi menurut Runes (Mustansyir dan Munir, 2007:27-28)

berkaitan dengan empat faktor penting adalah sebagai berikut :

Pertama, kodrat nilai berupa problem mengenai; apakah nilai itu berasal dari

keinginan (Voluntarisme: Spinoza), kesenangan (Hedonisme: Epicurus, Bentham,

Meinong), kepentingan (Perry), preferensi (Martineau), keinginan rasio murni (Kant),

pemahaman mengenai kualitas tersier (Santayana), pengalaman sinoptik kesatuan

kepribadian (Personalisme: Green), berbagai pengalaman yang mendorong semangat

hidup (Nietzshe), relasi benda-benda sebagai sarana untuk mencapai tujuan atau

konsekuensi yang sungguh dapat dijangkau (Pragmatisme: Dewey).

Kedua, jenis-jenis nilai menyangkut perbedaan pandangan antara nilai intrinsik,

ukuran untuk kebijaksanaan nilai itu sendiri, nilai-nilai instrumental yang menjadi

penyebab (baik barang-barang ekonomis atau peristiwa-peristiwa alamiah) mengenai

nilai-nilai instrinsik.

Ketiga, kriteria nilai artinya ukuran untuk menguji nilai yang dipengaruhi

sekaligus oleh teori psikologi dan logika. Penganut hedonist menemukan bahwa ukuran

nilai terletak pada sejumlah kenikmatan yang dilakukan oleh seseorang (Aristippus)

atau masyarakat (Bentham). Penganut intuisionist menunjukkan suatu wawasan yang

paling akhir dalam keutamaan. Beberapa penganut idealist mengakui sistem-sistem

objektif norma-norma rasional atau norma-nora ideal sebagai kriteria (Plato). Seorang

penganut naturalist menemukan keunggulan biologis sebagai ukuran yang standar.

Keempat, status metafisik nilai mempersoalkan tentang bagaimana hubungan

antara nilai terhadap fakta-fakta yang diselidiki melalui ilmu-ilmu kealaman (Koehler),

kenyataan terhadap keharusan (Lotze), pengalaman manusia tentang nilai pada realitas

kebebasan manusia (Hegel). Ada tiga jawaban penting yang diajukan dalam persoalan

status metafisika nilai ini yaitu: (1) Subjektivisme menganggap bahwa nilai merupakan

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 6

Page 7: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

sesuatu yang terikat pada pengalaman manusia, seperti halnya: hedonisme,

naturalisme, positivisme; (2) Objektivisme logis menganggap bahwa nilai merupakan

hakikat atau subsistensi logis yang bebas dari keberadaannya yang diketahui, tanpa

status eksistensial atau tindakan dalam realitas; (3) Objektivisme metafisik menganggap

nilai atau norma adalah integral, objek dan unsur-unsur aktif kenyataan metafisik,

seperti yang dianut oleh : Theisme, Absolutisme, Realisme.

C. ILMU DILIHAT DARI SEGI MANFAAT DAN KERUGIAN YANG DITIMBULKAN

Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu

semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih

mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia

sangat berhutang kepada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal

memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagaai wajah kehidupan yang

sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya

seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi dan lain sebagainya.

Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan

hidupnya.

Ilmu merupakan kumpulan dari pengetahuan yang sudah teruji kebenarannya

secara ilmiah. Menurut Endrotomo, dalam ilmu dan teknologi, ilmu merupakan suatu

aktivitas tertentu yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan

pengetahuan tertentu.

Fungsi ilmu antara lain sebagai berikut :

Menjelaskan, contohnya menjelaskan semua fenomena kejadian alam

Memprediksi segala sesuatu yang akan terjadi

Mengontrol atau mengendalikan, dari hasil prediksi maka kita dapat mengontrol

atau mengendalikan sesuatu yang akan terjadi.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 7

Page 8: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai

bentuk kemudahan bagi manusia. Namun apakah hal itu selalu demikian? Bahwa ilmu

pengetahuan dan teknologinya tidak hanya berkah dan penyelamat bagi manusia,

terbebas dari kutukan yang membawa malapetaka dan kesengsaraan namun ilmu

pengetahuan dan teknologi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Memang

mempelajari teknologi seperti bom atom, manusia bisa memanfaatkan wujudnya

sebagai sumber energi bagi keselamatan umat manusia, tetapi dipihak lain hal ini bisa

juga berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia pada penciptaan bom atom yang

menimbulkan malapetaka. Menghadapi hal yang demikian, ilmu pengetahuan yang pada

esensinya mempelajari alam sebagaimana adanya, mulai dipertanyakan untuk apa

sebenarnya ilmu itu harus dipergunakan? Di sinilah ilmu harus diletakkan secara

proporsional dan memihak kepada nilai - nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab jika

ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai, maka yang terjadi adalah bencana dan

malapetaka. Berkenaan dengan nilai guna ilmu, tak dapat dibantah lagi bahwa ilmu itu

sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah

wajah dunia.

Berkaitan dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun.

S. Suriasumatri yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu

merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi

malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita tidak bisa mengatakan bahwa itu

merupakan kesalahan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk

mencapai kebahagiaan hidupnya, lagi pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak

mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam

menggunakannya.

Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan

diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi teknologi yang benar-

benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari ilmuwannya.

Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah

kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuwan serta masalah

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 8

Page 9: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

bebas nilai. Untuk itulah tanggung jawab seorang ilmuwan harus “dipupuk” dan berada

pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis dan tanggung jawab moral.

Dewasa ini, perkembangan ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya, dimana

ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya,

namun bahkan kemungkinan menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Disinilah moral

sangat berperan sebagai landasan normatif dalam penggunaan ilmu serta dituntut

tanggung jawab sosial ilmuwan dengan kapasitas keilmuwannya dalam menuntun

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan

manusia bisa tercapai.

D. ALIRAN / TOKOH FILSAFAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN AKSIOLOGI

KEILMUAN

Aksiologi dalam pandangan aliran filsafat dipengaruhi oleh cara pandang dan

pemikiran filsafat yang dianut oleh masing-masing aliran filsafat, yakni :

1. Pandangan Aksiologi Progresivisme

Tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah William James (1842-1910),

Hans Vahinger, Ferdinant Sciller, Georger Santayana, dan Jhon Dewey. Menurut

progressivisme, nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa. dengan demikian,

adanya pergaulan dalam masyarakat dapat menimbulkan nilai-nilai. Bahasa adalah

sarana ekspresi yang berasal dari dorongan, kehendak, perasaan, dan kecerdasan

dan individu-individu. Dalam hubungan ini kecerdasan merupakan faktor utama yang

mempunyai kedudukan sentral. Kecerdasan adalah faktor yang dapat

mempertahankan adanya hubungan antara manusia dan lingkungannya, baik yang

terwujud sebagai lingkungan fisik maupun kebudayaan atau manusia.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 9

Page 10: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

Aliran filsafat progressivisme telah memberikan sumbangan yang besar terhadap

ilmu karena telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan, dan kebebasan kepada

anak didik. Oleh karena itu, filsafat ini tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.

Setiap pebelajar mempunyai akal dan kecerdasan sebagai potensi yang dimilikinya

yang berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Potensi tersebut bersifat kreatif dan

dinamis untuk memecahkan problema-problema yang dihadapinya. Oleh karena itu

sekolah harus mengupayakan pelestarian karakteristik lingkungan sekolah atau

daerah tempat sekolah itu berada dengan prinsip learning by doing (sekolah sambil

berbuat). Tegasnya, sekolah bukan hanya berfungsi sebagai transfer of

knowledge (pemindahan pengetahuan), melainkan juga sebagai transfer of

value (pendidikan nilai-nilai) sehingga anak menjadi terampil dan berintelektual.

2. Pandangan Aksiologi Essensialisme

Tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah Desiderius Erasmus, John

Amos Comenius (1592- 1670), John Locke (1632-1704), John Hendrick Pestalalozzi

(1746-1827), John Frederich Frobel (1782-1852), Johann Fiedirich Herbanrth (1776-

1841),dan William T. Horris (1835-1909). Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal dari

pandangan-pandangan idealisme dan realisme karena aliran essensialisme terbina

dari dua pandangan tersebut.

Aliran essensialisme berpandangan bahwa ilmu pengetahuan harus berpijak

pada nilai-nilai budaya yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Kebudayaan

yang diwariskan kepada kita telah teruji oleh seluruh zaman, kondisi, dan sejarah.

Kesalahan kebudayaan modern sekarang menurut aliran ini ialah cenderung

menyimpang dari nilai-nilai yang diwariskan itu. Esessialisme memandang bahwa

seorang pebelajar memulai proses pencarian ilmu pengetahuan dengan memahami

dirinya sendiri, kemudian bergerak keluar untuk memahami dunia objektif. Dari

mikrokosmos menuju makrokosmos.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 10

Page 11: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

a. Teori Nilai Menurut Idealisme

Idealisme berpandangan bahwa hukum-hukum etika adalah hukum kosmos

karena itu seseorang dikatakan baik, jika banyak berinteraksi dalam pelaksanaan

hukum-hukum itu. Menurut idealisme, sikap, tingkah laku, dan ekspresi

perasaan juga mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk. Orang

yang berpakaian serba formal seperti dalam upacara atau peristiwa lain yang

membutuhkan suasana tenang haruslah bersikap formal dan teratur. Untuk itu,

ekspresi perasaan yang mencerminkan adanya serba kesungguhan dan

kesenangan terhadap pakaian resmi yang dikenakan dapat menunjukkan

keindahan pakaian dan suasana kesungguhan tersebut.

b. Teori Nilai Menurut Realisme

Menurut realisme, sumber semua pengetahuan manusia terletak pada

keteraturan lingkungan hidupnya. Realisme memandang bahwa baik dan

buruknya keadaan manusia tergantung pada keturunan dan lingkungannya.

Perbuatan seseorang adalah hasilGeorge Santayana memadukan pandangan

idealisme dan realisme dalam suatu sintesa dengan menyatakan bahwa “nilai”

itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian,

dan pengalaman seseorang turut menentukan adanya kualitas tertentu.

Walaupun idealisme menjunjung tinggi asas otoriter atau nilai-nilai, namun

tetap mengakui bahwa pribadi secara aktif menentukan nilai-nilai itu atas dirinya

sendiri.

3. Pandangan Aksiologi Perenialisme

Tokoh utama aliran ini diantaranya Aristoteles (394 SM) St. Thomas Aquinas.

Perenialisme memandang bahwa keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang

mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kekacauan, kebingungan dan

kesimpangsiuran. Berhubung dengan itu dinilai sebagai zaman yang membutuhkan

usaha untuk mengamankan lapangan moral, intelektual dan lingkungan sosial dan

kultural yang lain. Sedangkan menyangkut nilai aliran ini memandangnya

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 11

Page 12: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

berdasarkan asas-asas‘supernatular‘, yakni menerima universal yang abadi. Dengan

asas seperti itu, tidak hanya ontologi, dan epistemolagi yang didasarkan pada teologi

dan supernatural, tetapi juga aksiologi. Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh

potensi kebaikan dan keburukan yang ada pada dirinya. Masalah nilai merupakan hal

yang utama dalam perenialisme, karena ia berdasarkan pada asas supernatural yaitu

menerima universal yang abadi, khususnya tingkah laku manusia. Jadi hakikat

manusia terletak pada jiwanya. Oleh karena itulah hakikat manusia itu juga

menentukan hakikat perbuatan-perbuatannya.

Aliran perenialisme berpandangan bahwa ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi

oleh pandangan tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquinas.

Menurut Plato manusia secara kodrati memiliki tiga potensi yaitu nafsu, kemauan,

dan pikiran. Karena itu ilmu pengetahuan hendaknya berorientasi pada potensi itu

dan kepada masyarakat, agar kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat

dapat terpenuhi. Sedangkan Aristoteles lebih menekankan pada dunia kenyataan.

Tujuan perolehan ilmu adalah kebahagian untuk mencapai tujuan itu, maka aspek

jasmani, emosi dan intelektual harus dikembangkan secara seimbang.

4. Pandangan Aksiologi Rekonstruksionisme

Aliran rekonstruksionalisme adalah aliran yang berusaha merombak kebudayaan

modern. Sejalan dengan pandangan perenialisme yang memandang bahwa keadaan

sekarang merupakan zaman kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran,

kebingungan,dan kesimpangsiuran. Aliran rekonstruksionalisme dalam memecahkan

masalah, mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan manusia yang

memerlukan kerja sama.

Aliran rekonstruksionisme ingin merombak kebudayaan lama dan membangun

kebudayaan baru melalui lembaga dan proses ilmu pengetahuan melalui pendidikan.

Perubahan ini dapat terwujud bila melalui usaha kerja sama semua umat manusia

atau bangsa-bangsa. Masa depan umat manusia adalah suatu dunia yang diatur dan

diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh suatu

golongan. Cita-cita demokrasi yang sebenarnya bukan hanya dalam teori melainkan

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 12

Page 13: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

harus menjadi kenyataan, dan terlaksana dalam praktik. Hanya dengan demikian

dapat pula diwujudkan satu dunia yang dengan potensi-potensi teknologi mampu

meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, kemakmuran, keamanan, dan jaminan

hukum bagi masyarakat, tanpa membedakan warna kulit, nasionalitas, kepercayaan,

dan agama.

Dengan demikian implikasi dan nilai-nilai (aksiologi) di ilmu pengetahuan harus

diintegrasikan secara utuh dalam kehidupan secara praktis dan tidak dapat

dipisahkan dengan nilai-nilai yang meliputi kecerdasan, nilai-nilai ilmiah, nilai moral,

dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam tujuan perolehan ilmu pengetahuan yakni

membawa kepribadian secara sempurna. Pengertian sempurna disini ditentukan

oleh masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa sesuai situasi dan kondisi.

Konsekuensi dari segi aksiologi adalah ilmu itu bebas nilai (value free of

sciences) atau ilmu netral nilai, aksiologi ini juga memberikan sumbangan terhadap

ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam. Bentuk sumbangannya antara lain dapat

dilihat dengan adanya konsep Islamisasi ilmu pengetahuan. Bagi Syed M. Naquib al-

Attas yang telah lama memahami secara akurat akar kebudayaan dan pandangan

hidup Islam di Barat, menegaskan bahwa penyebab kemunduran umat Islam adalah

rusaknya ilmu pengetahuan (corruption of knowledge) sehingga mereka tidak bisa

lagi membedakan antara kebenaran dan kepalsuan. Dari kajiannya yang sistematis,

maka tokoh ini menawarkan agar ilmu pengetahuan yang telah rusak itu, harus

dibenahi secara fundamental yang kemudian dia istilahkan dengan “Islamisasi

Sains”. Terkait dengan itu, maka berikut ini dikemukakan beberapa proposisi tentang

kemungkinan islamisasi sains, yakni :

1. Dalam pandangan Islam, alam semesta sebagai obyek ilmu pengetahuan tidak

netral, melainkan mengandung nilai (value) dan “maksud” yang luhur. Bila alam

dikelola sesuai dengan “maksud” yang inheren dalam dirinya akan membawa

manfaat bagi manusia. “Maksud” alam tersebut adalah suci (baik) sesuai

dengan misi yang emban dari Tuhan.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 13

Page 14: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

2. Ilmu pengetahuan adalah produk akal pikiran manusia sebagai hasil pemahaman

atas fenomena di sekitarnya. Sebagai produk pikiran maka corak ilmu yang

dihasilkan akan diwarnai pula oleh corak pikiran yang digunakan dalam mengkaji

fenomena yang diteliti.

3. Dalam pandangan Islam, proses pencarian ilmu tidak hanya berputar-putar di

sekitar rasio dan empiri, tetapi juga melibatkan al-qalb yakni intuisi batin yang

suci. Rasio dan empiri mendeskripsikan fakta dan al-qalb memaknai fakta,

sehingga analisis dan konklusi yang diberikan sarat makna-makna atau nilai.

Dapatlah dipahami bahwa secara metodologis, pertimbangan nilai dapat

tereksplikasikan dalam ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan Islam.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diorientasikan pada weltans-

chauung (pandangan dunia), mendudukkan weltanschauung pada strata tertinggi,

yakni fakta, pengamatan dan pemaknaan semuanya diwarnai oleh

weltanschauung Islami.

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 14

Page 15: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian

tentang nilai – nilai khususnya etika. Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan

pada masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan

penyelamat bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah

pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan sebaik – baiknya. Dalam

filsafat penerapan teknologi meninjaunya dari segi aksiologi keilmuan.Seorang ilmuwan

mempunyai tanggungjawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat dimanfaatkan

dengan baik oleh masyarakat. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada

permasalahan etika dan estetika dimana makna etika memiliki dua arti yaitu merupakan

suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan

suatu predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang

lainnya.

B. SARAN

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 15

Page 16: Isi Makalah (Aksiologi Ilmu)

DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Suriasumantri, Jujun S. 2000. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Syekhuddin. 2009. “Aksiologi”. http://jaringskripsi.wordpress.com/author/syekhu/. (Diakses 7 Februari 2013)

Makalah Aksiologi Ilmu (Nilai Kegunaan Ilmu) 16