isi laporan

46
BAB III URAIAN KHUSUS A. Pekerjaan Yang Dilakukan Selama melaksanakan kegaitan Prakerin di PT Asia Pacific Fibers tepatnya di departemen Electric Instrument, pekerjaan yang dilakukan tentunya berhubungan dengan elektrik, diantaranya adalah : 1. Perawatan Dan Perbaikan Sensor OLT (On Line Tensor) a. Perawatan 1) Perawatan olt terbagi menjadi 3 yaitu perawatan fisik, kalibrasi, dan kelistrikan. Perawatan fisik yaitu dengan melakukan pembersihan pada celah celah keramik yang dilalui benang. 2) Sedangkan perawatan kelistrikannya , biasanya terjadi pada kabel penghubung yang sering terkelupas bahkan putus karena terkena gesekan main belt atau roda positorq. b. Perbaikan 1) Sensor OLT tidak normal (abnormal), cara perbaikannya adalah ialah dengan mengkalibrasi sensor olt tersebut dengan menggunakan mesin khusus

Upload: abd-wahid

Post on 20-Oct-2015

208 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Materi Laporan Magang

TRANSCRIPT

11

BAB III

URAIAN KHUSUS

A. Pekerjaan Yang Dilakukan

Selama melaksanakan kegaitan Prakerin di PT Asia Pacific Fibers tepatnya di

departemen Electric Instrument, pekerjaan yang dilakukan tentunya berhubungan

dengan elektrik, diantaranya adalah :

1. Perawatan Dan Perbaikan Sensor OLT (On Line Tensor)

a. Perawatan

1) Perawatan olt terbagi menjadi 3 yaitu perawatan fisik, kalibrasi, dan

kelistrikan. Perawatan fisik yaitu dengan melakukan pembersihan pada celah

celah keramik yang dilalui benang.

2) Sedangkan perawatan kelistrikannya , biasanya terjadi pada kabel

penghubung yang sering terkelupas bahkan putus karena terkena gesekan

main belt atau roda positorq.

b. Perbaikan

1) Sensor OLT tidak normal (abnormal), cara perbaikannya adalah ialah

dengan mengkalibrasi sensor olt tersebut dengan menggunakan mesin

khusus untuk mengkalibrasi sensor olt. Caranya dengan mengatur terminal

scrup pada sensor OLT sesuai dengan standar ukuran sensor OLT tersebut.

Setelah itu dilakukan pengecatan pada terminal secrup yang telah diatur. Hal

ini dilakukan agar saat sensor olt dipasang pada mesin dan proses produksi

berlangsung, standar ukuran sensor OLT tidak berubah.

Masing masing jenis sensor olt memiliki ukuran kalibrasi yang berbeda,

berikut ukuran kalibrasi sensor OLT :

11

12

Sensor

Temco

Sensor

Hi-Tech

(Pin 3)

Sensor

Hi-Tech

(Pin 4)

High 5,8 5,4 6,5

Low 1,6 mengikuti mengikuti

Zero 0, 30 - 0,60 0,5 0, 35

Table 1. Kondisi kalibrasi OLT

Gambar 2. Mesin kalibrasi sensor OLT

2) Kabel penghubung putus atau isolasi terkelupas, cara perbaikannya yaitu

dengan disambung atau diisolasi pada bagian yang terkelupas. Tetapi bila

kabel sudah terlalu tua dan terlalu pendek atau sudah tidak dimungkinkan

lagi untuk dipakai lebih baik diganti dengan kabel yang baru.

Gambar 3. Kabel penghubung sensor OLT

13

2. Perawatan Dan Perbaikan Yarn Cutter

a. Perawatan

Sebelum cutter dipasang pada mesin texturizing yang siap operasi, maka

alangkah baiknya diperiksa terlebih dahulu. Alat yang digunakan untuk

memeriksa dan mengecek yarn cutter yaitu power supply (catu daya). Selain itu,

bagian yang harus dipelihara adalah keramik pada yarn cutter. Perawatannya

dengan cara membersihkan pada celah celah keramik yang kotor dengan kain

sebagai penggosok. Dan yarn cutter harus dicek dengan benang, jika benang

putus bila cutter memotong maka yarn cutter siap digunakan. Bila tidak

memotong maka ganti pisau yarn cutternya.

b. Perbaikan

Apabila dalam pemeriksaan telah diketahui kesalahannya maka

langkahselanjutnya adalah perbaikan. Bila pisau pemotong pada cutter bekerja

tetapi benang tidakk terpotong/ terputus, maka perbaikannya adalah dengan

mengganti pisau pemotong yang baru. Kemudian apabila bagian dalam yarn

cutter rusak, maka dilakukan perbaikan pada bagian yang rusak jika masih

dimungkinkan. Mengganti kapasitor apabila yarn cutter bekerja dan tidak

memotong. Tetapi bila tidak dapat diperbaiki , maka lebih baik diganti dengan

yarn cutter yang baru.

3. Perawatan Dan Perbaikan Yarn Detector

a. Perawatan

1) Melakukan pembersihan pada body yarn detector yang kotor karena minyak

dan debu dengan menngunakan kain yang lunak.

2) Jika yarn detector mengalami masalah maka gosok gosoklah celah keramik

pada yarn detector dengan menggunakan kertas sebagai penggosok. Jika

yarn detector sudah digosok lampu indikator yarn detector tidak mati mak

yarn detector sudah rusak. Harus diganti dengan spare yang baru.

b. Perbaikan

Socket penghubung pada detector putus.cara perbaikannya yaitu dengan

mengganti penghubung detector dari socket menjadi terminal. Atau dengan

14

menyolder kabel dan diberi isolasi. Bila socket penghubung sudah rusak karena

sering terkena oli maka bisa diganti dengan yan baru dan kabelnya dibersihkan

dengan contact cleaner. Tetapi bila kabel sudah tidak layak pakai maka lebih

baik diganti satu packet (detector dan socket).

4. Perawatan Dan Perbaikan Primary Heater

a. Perawatan

1) Jika keramik pada heater kotor, perawatannya ialah dengan cara

membersihkan celah keramik pada heater dengan menggunakan kain sebagai

penggosok.

2) Melakukan pemeriksaan dan pengecekan heater dengan melalui socket

penghubung heater dengan menggunakan multimeter.

b. Perbaikan

Jika dalam pemeriksaan telah diketahui kesalahannya, maka langkah

berikutnya adalah perbaikan. Cara mengecek kesalahannya yaitu dengan

mengukur resistansi pada elemen heater dan sensor pt100 melalui socket

detector. Resistansi normal elemen heater yaitu 32 ohm, dan resistansi normal

sensor pt100 yaitu 114 ohm. Jika socket pengubung pada heater putus, maka

perbaikannya ialah dengan menyambung kembali pada terminal pada elemen

heater. Tetapi jika sudah terlalu tua dan sudah tidak layak digunakan maka lebih

baik diganti dengan yang baru.

5. Memperbaiki Lampu TL

Di PT Asia Pacific Fibers khususnya di department texturizing penerangan

sangat penting. Oleh sebab itu disetiap mesin texturizing dipasang 18 buah

lampu TL untuk penerangan. Jika lampu TL menyala kedap – kedip biasanya

kerusakan pada starternya yang sudah rusak, jika lampu menyala kedap – kedip

terus lampu TL nya akan hangus dan rusak jadi lampunya perlu diganti juga.

Banyak lampu TL yang tidak menggunakan fitting tetapi menggunakan terminal

untuk penyambungnya, mak terminal itu harus diganti dengan fitting yang baru.

Agar lampu TL terlihat rapi dan standar sesuai ketentuan instalasi listrik.

15

6. Mengerjakan Idle & Break Positions

Mesin texturizing bekerja terus – menerus sehingga kerusakan pasti terjadi

pada posisi spindle. Kerusakan dicatat oleh department produksi untuk segera

dilaporkan kepada department electric dan mekanik, agar bisa diperbaiki

kerusakan tersebut. Kerusakan yang ditangani oleh department electric meliputi

sensor OLT abnormal, Yarn detector & Yarn cutter abnormal, dan Primary

Heater abnormal. Pihak electric harus mengerjakan / memperbaiki kerusakan

pada spindle posisi mesin agar produksi benang meningkat dan mencapai zero

idle & break position.

Ada surat idle 7 break positions dari departemen produksi kepada

departemen electric, mekanik, maupun produksi untuk segera dikerjakan. Pada

kolom mc menunjukkan mesin yang break dan idle posisi. Pada kolom receiver ,

kode M adalah mekanik, E adalah electric, dan P adalah produksi. Pada kolom

receiver ini menerangkan bahwa siapa / departement yang harus mengerjakan

idle & break positions sesuai dengan kolom problem. Berikut adalah surat idle

& break positions.

16

Gambar 4. Surat Idle & Break Positions

17

7. Maintenance Mesin

Mesin texturizing harus bekerja optimal, maka dilakukan maintenance /

perawatan mesin agar menjaga kehandalan mesin. Maintenance mesin dilakukan

oleh pegawai department mekanik dan department electric. Pekerjaan

maintenance yang dilakukan oleh pihak electric meliputi cleaning yarn detector

& yarn detector, mengganti filter dan cleaning fan, memperbaiki sensor OLT

yang abnormal, melepas dan memasang kabel OLT karena department mekanik

ingin mengganti belt yang baru. Pemasangan kabel OLT harus benar dan harus

tersambung dengan sensor OLT. Jika kabel OLT tidak tersambung

memungkinkan terjadinya short circuit (hubung singkat) yang dapat

mengakibatkan card rusak. Pekerjaan lain yang dilakukan department electric

yaitu memperbaiki kerusakan pada mesin yang sedang dimaintenace agar mesin

bekerja optimal saat distart. Maintenance mesin dilakukan sesuai jadwal dan

perintah dari department produksi.

Berikut adalah surat tugas maintenance mesin texturizing di gedung TX I

dan TX II dari departemen produksi kepada departemen electric untuk

dikerjakan.

18

Gambar 5. Surat Maintenance Mesin Texturizing I

19

Gambar 6. Surat Maintenance Mesin Texturizing II

20

B. Mesin Texturizing

1. Proses Pembentukan Benang Polyster

Mesin SDS (Super Draw Set) 700 merupakan mesin draw texturizing atau

pembuat texture/pola yang mempunyai 216 poros / spindle. Bahan yang digunakan

untuk pembuatan texture benang yaitu jenis polyster atau polymide. Dalam pembatan

benang jenis polyster dengan mesin sds 700 harus melalui beberapa proses yaitu :

a. Unit Polymerisasi

Pada unit ini bertugas sebagai proses pencampuran PTA (Pure Terepalic

Acid) dan EG (Ethylin Glycol) dari polyster PET. Polyster PET ini mempunyai

sifat yang berkebalikan yaitu PET akan menjadi lunak bila dipanaskan dan akan

menjadi keras apabila didinginkan. Karena chips plyster bersifat keras, maka

polyster PET ini kemudian didinginkan lalu dipotong potong menjadi sebuah

chip.

b. Unit spinning

Pada unit ini berlangsung kegiatan filament benang setengah jadi yaitu dari

chip polyster menjadi benang POY (partially oriented yarn). Unit ini terbagi

menjadi tiga tahapan proses produksi yaitu :

1) Proses Pengeringan Chip (Drying)

2) Proses Pelelehan Chip (Melting)

3) Proses Penanggulangan Chip (Winding)

c. Unit Draw Twisting

Pada unit ini dilaksanakan proses pengubahan benang POY dari

unitspinning menjdi benang FOY (Full Oriented Yarn).

d. Unit Texturizing

21

Pada unit ini bertugas untuk mengubah benang POY menjadi benang siap

pakai yang disebut dengan benang DTY (Draw Textured Yarn) yang mempunyai

suhu lebih tinggi karena sifatnya lebih baik.

e. Unit Staple Fiber

Pada unit ini dilakukan proses pembuatan serat- serat pendek yang

menyerupai kapas (Polyster Staple).

Selanjutnya dalam proses texturizing memiliki tiga dasar dimana dua prinsip

dasar yang awal sama dengan prinsip draw twisting, sedangkan yang terakhir

tidak dimiliki oleh draw twisting, prinsip itu adalah :

1) Drawing

Drawing merupakan proses perenggangan benang. Hal ini dilakukan

agar diperoleh benang yang tidak mudah berubah bentuknya.

2) Twisting

Twisting merupakan proses pemelintiran benang. Hal ini

dimaksudkan agar filament-filament penyusun benang terikat dan tergabung

menjadi satu sehingga diperoleh benang yang lebih kuat.

3) Heating

Heating merupakan pemanasan benang. Hal ini bertujuan untuk

mempermudah pembentukan fisik benang. Proses ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu :

a) Pre-Heating, yaitu pemanasan awal sebelum benang masuk ke twisting

zone sehingga texture benang mudah terbentuk.

b) Final-Heating, yaitu pemanasan akhir setelah benang dilakukan twist

sehingga texture benang tidak berubah.

22

2. Komponen Texturizing Mesin SDS 700

Proses texturizing dengan menggunakan mesin SDS 700 melibatkan

beberapa komponen, yaitu :

a. Komponen-komponen mesin :

1) Creel

Berfungsi untuk menyalurkan benang POY (Partially Oriented Yarn)

kecutter.

2) Sledge

Sledge berfungsi untuk memasukan benang dari Primary Heater Track.

3) Positorq

Positorq berfungsi sebagai pemelintir benang dengan menggunakan 3 set

roda berkecepatan tinggi.

4) Working Carriage

Working Carriage bertugas sebagai alat, tempat perawatan dan perbaikan

mesin texturizing pada bagian atas.

5) Maintenance Wakway

Maintenance Wakway bertugas sebagai temapt perawatan dan perbaikan

mesin texturizing pada bagian atas.

6) Colling Plat

Bertugas untuk mendinginkan benang setelah dipanaskan melalui Primary

UnitHeater, yang selanjutnya akan masuk ke Unit Texturizing.

7) Suction Tubes

Ialah tabung penghisap dimana pipa – pipanya dihubungkan pada pipa

blower motor. Fungsinya sselain untuk membuang benang yang tidak

terpakai juga mempermudahkan operator dalam pemasangan benang pada

jalur benang. Tabung ini terletak pada bagian atas mesin.

8) Fume Extract Ducting

23

Berfungsi untuk menghisap uap panas dari pemanasan yang dilakukan

oleh primary heater yang kemudian dibuang keluar area texturizing

melalui cerobong pipa yang ditempatkan diatas mesin.

9) Yarn Oiling

Bertugas untuk melumasi benang dengan minyak agar menjadi licin.

Setelah benang keluar dari heater kedua (Secondary Heater). Pelumas

minyak ini bertugas untuk melemaskan benang, menyatukan filament-

filament dalam benang agar menjadi satu kesatuan dengn lainnya serta

mudah untuk dipisahkan/ tidak menempel.

10) Feed Roller

Feed Roller terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Input Feed Roller

Feed Roller ini berfungsi untuk menjaga kesamaan twist

(pemelintiran benang) sebelum melakukan proses primary heater.

b) Intermediet Feed Roller

Feed Roller ini berfungsi untuk menjaga kesamaan twist benang

dengan cara menjepit benang dengan roller.

c) Output Feed Roller

Feed Roller ini bertugas untuk menarik benang dari final heater

sebelum benang melalui yarn oiling.

11) Yarn Monitoring

Yarn Monitoring ini terbagi atas terbagi atas 4 macam, yaitu :

a) Yarn OLT

b) Yarn Cutter

c) Yarn Detector

d) Yarn Heater

24

b. Yarn OLT

Sensor OLT (Online Tensor) menyediakan nformasi tentang kualitas benang

bertekstur, tetapi juga tentang benang pasokan (POY), Pemantauan produksi dan

berkontribusi untuk mengurangi biaya dalam proses texturizing.

Sebuah kesalahan khas dalam proses texturizing ditunjukkan oleh frekuensi

besar dalam ketegangan benang. Hal ini dapat berupa terlalu tinggi atau terlalu

rendah dengan puncak ketegangan atau jejak ketegangan tidak stabil. Karena

kesalahan memiliki penyebab yang berbeda, system menyediakan beberapa

kriteria untuk mengklarifikasikan kesalahan dalam berbaai kategori. Tingkat

kualitas dari kumparan dapat didefinisikan sesuai dengan jumlah kesalahan

dalam setiap kategori. Evaluasi data OLT dapat diperpanjang sampai 75 doff.

Dengan cara ini posisi yang salah dalam setiap mesin menjadi jelas.

Pabrik texturizing sekarang kemungkinan memproduksi benang dengan

sempurna dan mampu menemukan dan melayani bidang opersai baru untuk

mengurangi kualitas pengujian kontrol mahal.

1) Komponen OL terdiri dari :

a) Tension Sensor

b) Sensor Cables

c) Cable Protective Tube

d) Cable Duct

e) Section Switch

f) Machine Cables

g) OLT Cabinet

h) Doff Switch And Lamp

i) Alarm Lamp

25

2) Sensor Range

a. Range 0-20 cN

Sensor OLT dengan jangkauan / range 0-20 Cn di PT Asia Pacific Fibers

Sekarang sudah tidak digunakan lagi untuk keperluan proses proses

produksi, karena jangkauannya yang relative kecil.

b) Range 5-50 cN

Sensor OLT dengan range 5-50 cN sekarang jarang ditemui di PT Asia

Pacific Fibers karena sebagian besar telah diganti dengan sensor OLT

yang memiliki jangkauan lebih besar lagi yaitu sensor OLT dengan

range 10-120 cN.

Gambar 7. Sensor OLT range 5 – 50 cN

c) Range 10-120 cN

Sensor dengan range 10-120 cN ini adalah yang paling banyak

digunakan untuk keperluan proses produksi di PT Asia Pacific Fibers

dibandingkan sensor-sensor lainnya yang memiliki range lebih sedikit.

26

Gambar 8. Sensor OLT Range 10 – 120 cN

3) Trouble Shooting OLT

Trouble Shooting

a) Satu posisi terlihat maximum tension :

Check sensor, cable sensor, cable duct.

b) Satu posisi terihat negative (-) tension :

Check sensor, sensor cable kemesin central.

c) All pos (2 blocks) tensions terlihat negative (-) :

Check fuse (sekering) dipos ADR.

d) All posisi tension terlihat negative (-) :

Check power supply voltage 15v, ganti power supply.

e) Sensor tanpa benang tidak menunjukkan 0 cN :

Check sensor/ calibration.

f) Monitor terlihat Timeout – Checksum Error :

Check ADR Switch di up card bagian depan.

g) Satu posisi terlihat low tension kemudian normal :

Check letak benang (kemungkinan berada dibelakang keramik).

27

Gambar 9. Cable Sensor OLT Mesin SDS 900,1200

Gambar 10. Cable Sensor OLT Mesin SDS 700

28

4) Macam – Macam Merk Sensor OLT

Berikut macam – macam sensor OLT :

a) Sensor OLT merk Temco

Sensor OLT merk Temco dipasang dimesin SDS 900 dan SDS 1200.

Tetapi tidak menutup kemungkina dipasang dimesin SDS 700 jika

diperlukan.

Kalibrasi sensor ini adalah :

High : 5,8

Low : 1,6

Zero : antara 0,30-0,60

Gambar 11. Sesor OLT Merk Temco

29

b) Sensor OLT merk Hi-Tech

Sensor OLT merk Hi-Tech dipasang dimesin SDS 700 DAN SDS

900. Tetapi tidak menutup kemungkinan dipasang dimesin SDS 1200

jika diperlukan.

Kalibrasi sensor ini adalah :

High : 5,4

Zero : 0,5

Gambar 12. Sensor OLT Merk Hi-Tech

30

c) Sensor OLT merk Re-Tech

Sensor OLT merk Re-Tech sering dipasang dimesin SDS 700. Tetapi

jika diperlukan dapat dipasangSDS 900 dan SDS 1200. Sensor ini tidak

dapat dikalibrasi. Sehingga jika terjadi sensor ini abnormal maka harus

diganti dengan sensor yang lain.

Gambar 13. Sensor OLT Merk Re-Tech

31

c. Yarn Cutter

Yarn Cutter berfungsi untuk memotong benang secara otomatis. Apabila

ditemukan benang dalam kondisi rusak atau putus melalui Yarn Detector.

Selain itu berfungsi untuk memotong benang secara otomatis apabila Bobbin

sudah terpenuhi gulungan benang. Hal ini dilakukan untuk menghindari

Lapping (lilitan) benang pada tempat-tempa yang tidak diinginkan.

Sekaligus untuk menghindari benang terbuang percuma. Pada Yarn Cutter

terdapat kabel penghubung socket ditandai dengan kode warna. Berikut ini

akan dijelasankan kebel socket Yarn Cutter dan gambar dari Yarn Cutter.

Gambar 14. Yarn cutter

32

Berikut ini adalah susunan kabel berdasarkan warna pada socket cutter

2 6 10 - + 11 7 3

4 8 12 + - 9 5 1

Gambar 15. Susunan kabel pada socket cutter

Keterangan :

Urutan wana kabel pada socket cutter :

0 = 10 = hitam 7 = ungu

1 = 11 = coklat 8 = abu-abu

2 = 12 = merah 9 = putih

3 = orange (+) = coklat dan hitam

4 = kuning (- ) = coklat dan biru

5 = hijau a = terminal tanpa kode

6 = biru k = tidak ada kode

Gambar 16. Socket Yarn Cutter

33

d. Yarn Detector

Yarn Detector bertugas untuk mendeteksi pergerakan benang. Apabila

pergerakan benang tidak terdeteksi maka detector akan mengaktifkan cutter

pemotong benang. Dan pada bagian detector terdapat lampu indikator yang

menandakan detector tersebut bekerja atau tidak. Biasanya pada saat lampu

menyala kemudian ada pergerakan benang yang menggesek bagian tengah

Yarn Detector lampu akan mati dan langsung mengaktifkan Yarn Cutter

yang secara otomatis akan memotong benang.

Gambar 17. Yarn Detector

34

e. Yarn Heater

Heater merupakan elemen pemanas electric yang diletakkan didalam

system tertutup (heate box), didesain untuk memanaskan / mematangkan

benang sekaligus menguapkan minyak benang dari prose pematangan

benang. Heater dirancang sedemikian rupa sehingga bilamana dperlukan

penggantian komponen ketika perawatan dan perbaikan (maintenance) dapat

dilakukan dengan mudah . hal ini dimaksudkan karena efisiensi sangatlah

pentiang dalam proses produksi sebuah industry.

Pada heater permukaan jalur benang dilapisi oleh keramik yang

terletak pada bagian ujung atas dan ujung bagian bawah. Jika dalam proses

perakitan tidak terlalu ditangani secara professional mungkin dapat retak,

sehingga mengakibatkan kerusakan pada benang yang diproses. Heater pada

mesin ini dilengkapi dengan sebuah PT 100 (Platinum Resistance

Sensoryang diguanakan untuk mengontrol dan memonitoring heater pada

suhu acuan. Didalam pencapaian sushu acuan kesuhu terkendali, elemen

pada heater memerlukan beberapa bagian penunjang yang mana satu sama

lain saling berhubungan dan menunjang satu system control umpan balik.

Pada prinsipnya diagram blok diatas menggambarkan kinerja dari

contro suhu mesin SDS 700. Komparator berfungsi sebagai perbandingan

antara suhu acuan (set point) dengan sinyal dari PT 100. Sebagai

pembanding komparator hanya membandngka besaran yang sama, jika

pembanding pertama (set point) berupa sinyal tegangan maka data dari

pembanding kedua (PT 100) haruslah diubah terlebih dahulu dari besaran

resistansi kebesaran tegangan.

Bilaman tidak terjadi ketidaksesuaian antara suhu aacuan dengan

suhu terkendali maka output dari komparator akan mengumpan sinyal

kepada SSR (Solid State Relay) melalui sebuah penguat. Pengumpan

disesuaikan dengan suhu keluaran, jika suhu terlalu tinggi maka SSR akan

terlepas (cuu off) dan sebaliknya bila suhu lebih rendah dari set poin maka

35

SSR akan terhubung. Secara umum fungsi SSR adalah seperti saklar

elektronik yang terkendali oleh sebuah control.

Heater ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Primary Heater

Primary Heater bertugas untuk memanaskan benang pada tahap

pertama. Pemanasan ini dilakukan guna untuk menyempurnakan proses

perenggangan. Primary heater ini berjumlah 108 buah dengan masing-

masing heater memiliki jalur gandasehingga praktis untuk melewatkan

216 benang dalam sekali produksi. Benang yang melewati primary

heater akan dipadu oleh bagian atas dan bagian heater yang terbuat dari

keramik. Selama proses heating dilakukan, pemasangan pintu dari heater

pertama haruslah ditutup agar pemanasan lebih efektif.

Saat berlangsung proses pemanasan, benang yang mengandung

minyak harus direnggangkan agar minyak yang ada didalam benang

dapat menguap. Uap panas yang timbul akan dihisap oleh fume

extraction yang berhubungan dengan blower pada fume motor. Uap

tersebut langsung dialirkan melalui pipa dan dibuang keluar area

produksi melalui cerobong atas. Pada proses produksi, benang yang telah

melalui primary heater kemudian dilewatkan ke cooling plate untuk

didinginkan.

Suhu dalam proses pemanasan dapat diatur dan dijaga kestabilannya

melalui system control elektronik yang ditempatkan pada sisi depan

mesin (control end). Suhu yang dapat diatur yaitu berkisar antara 1600

sampai dengan 2450.

36

Gambar 18. Yarn Primary Heater

2) Secondary Heater

Secondary Heater berfungsi untuk memanaskan benang pada tahap

kedua. Pemanasan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis benang yang

berbentuk spiral atau bergelombang. Suhu yang diinginkan dapat diatur

melalui control elektronik yang ditempatkan disisi depan bagian pada

mesin. Untuk bentuk secondary heate menyerupai seperti prisma segi

empat yang memanjang pada bagian tengah mesin. Tempat secondary

heater ini terbagi menjadi 9 blok yang masing-masing blok terdapat 24

tabung yang berdiameter 4 mm. jadi dapat disimpulkan bahwa pada

secondary heater dapat melayani 216 benang.

Berbeda dengan primary heater yang selalu aktif dalam proses

produksi. Secondary heater ini diaktifkan sesuai sesuai produksi yang

akan dicapai, jadi tidak selalu diaktifkan berlangsung.

37

Gambar 19 . Mesin Texturizing

38

3. Unit Teke Up

Int ini terdiri dari 5 komponen yaitu :

a. Take Off Shaft

Take Off Shaft berfungsi untuk memutar bobbin (paket gulungan benang).

Antara satu dengan lainnya terhubung menjadi satu dan kan bersama-sama oleh

motor sehingga semuanya bergerak dengan kecepatan yang sama.

b. Bobbin Lever

Bobbin Lever merupakan sepasang pengungkit yang berfungsi untuk memegang

bobbin agar tidak terlepas pada saat berputar.

c. Traverse Montion Device

Traverce Montion Device berfungsi untuk membentuk sudut gulungan benang

dengan cara bergerak bolak-balik dari ujung satu keujung yang lain dari

gulungan.

d. Stroke Modification

Stroke Modification berfungsi untuk melakukan pengaturan tepi gulungan

dengan cara meletakkan benang kedua ujung bobbin.

4. Proses Texturizing Mesin SDS 700

Benang POY yang terletak di Creel ditarik oleh input feed roller dengan

terlebih dahulu melalui yarn cutter. Cutter disini akan memotong dan menahan

benang apabila terjadi disturbance atau error. Yarn cutter diaktifkan oleh yarn

detector apabila terjadi benang putus yang dialami mesin, sensor OLT apabila

kualitas benang yang dihasilkan dibawah batas minimum. Setelah melalui input

feed roller kemudian benang dinaikkan kedaerah primary heater.

Pada primary heater benang mengalami proses per-heating sekaligus

drawing. Proses pelumasan benang POY (Partially Oriented Yarn) dengan

menggunakan minyak atau disebut jiga proses yarn oiling, akan menguap akibat

dari proses pre-heating yang akan disedot oleh fume extract ducting. Sedangkan

proses drawing dilakukan ooleh input feed roller dan intermediet feed roller. Hal

itu dapat terjadi karena kedua kecepatan feed roller telah distting berbeda.

39

Selanjutnya benang akan melalui cooling plate untuk sedikit didinginkan

sebelum memasuki texturizing unit, benang akan melalui sensor OLT untuk

diperiksa kualitas berdasarkan tension masing-masing benang. Benang dengan

kualitas rendah dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama terjadi kesalahan

dalam salah satu atau lebih baik proses per-heating, drawing maupun twisting

dan kedua adalah kualitas bahan baku POY yang buruk.

Setelah itu benang akan masuk ke intermediet feed roller. Disini intermediet

feed roller memiliki fungsi penting karena kecepatan rol intermediet feed roller

merupakan referensi dari feed roller yang lain dan berhubungan langsung

dengan kecepatan proses produksi. Kemudian benang masuk secondary heater

untuk dilakukan proses final-heating. Selanjutnya benang akan masuk ke output

feed roller. Disini output feed roller bersama-sama dengan intermediet feed

roller menentukan tension benang pada secondary heater. Keluar dari output

feed roller, benang akan melalui yarn detector yang akan langsung mendeteksi

pergerakan benang. Apabila terjadi break atau benang putus, maka pergerakan

benang tidak akan terdeteksi oleh yarn detector, dan yarn detector akan

mengaktifkan yarn cutter untuk memotong benang.

Setelah melalui yarn detector benang akan melalui unit take up, dimana

benang akan digulung menjadi paket-paket gulungan (bobbin). Selang waktu

tertentu yang ditentukan, gulungan benang akan mencapai berat yang

dikehendaki, maka dilakukan doffing, yaitu proes pengambilan gulungan

benang. Setelah proses doffing selesai, maka dapat dilakukan pengulangan

proses produksi dari awal untuk mendapatkan gulungan benang yang baru.

40

Proses Pembuatan Benang Di Department Texturizing

Gambar 20. Proses Pembuatan Benang Di Department Texturizing

BENANG POY

(Partially Oriented Yarn)

MESIN TEXTURIZING

BENANG DTY

(Draw Textured Yarn)

41

5. Mengganti Lampu TL

Biasanya lampu –lampu TL mati dikarenakan banyak hal, salah satunya

adalah dikarenakan starter yang rusak ataupun lampunya sudah putus.

Terkadang kap-kap lampu yang terbuat dari bahan plastic juga mudah rusak

(pecah, retak-retak) itu disebabkan pengaruh keadaan sekitar yang mempunyai

suhu udara cukup tinggi dan sering terkana oli. Atau terkadang fitting lampu

yang sudah hangus atau rusak.

Keadaan itu menjadika para pekerja was-was dalam bekerja dalam bekerja

sehingga lampu – lampu yang sudah mati dan kap – kap yang sudah rusak perlu

diganti dengan yang baru (kap – kap terbuat dari seng / alumunium). Selain itu

trafo (ballast) juga terkadang menjadi penyebab lampu mati, yaitu karena sudah

rusak jadi perlu diganti dengan yang baru.

Berikut ini merupakan rangkaian yang terdapat dalam lampu TL.

Gambar 21. Rangkain lampu TL

42

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari tahun ke tahun duniang semakin berkembang terutama dibidang teknologi dan

komunikasi. Pekembangan teknologi dan komunikasi itu membuat kegiatan / pekerjaan

yang kita lakukan menjadi lebih mudah. Tak terkecuali kegiatan di dunia industri.

Seiring dengan perkembangan zaman perusahaan / industri dituntut untuk menggunakn

system otomatisasi dalam suatu proses produksi demi tercapainya produksi yang efisien

dan maksimal.

Banyak industri / perusahaan yang kini sangat maju dan berkembang karena

mereka berani mengubah system manual menjadi system otomatisasi dengan

menggunakan teknologi – teknologi terbaru meskipun mengeluarkan biaya yang

banyak, namun itu dilakukan karena untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan.

Seperti halnya di PT Asia Pacific Fibers yang bererak dibidang industri tekstil.

Dalam proses produksinyasebagian besar mesin – mesin di perusahaan ini sudah

menggunakn system pengontrolan otomatis, yaitu dengan programmable logic control

(PLC), inverter, sensor, pneumatic, dan sebagainya. Hal itu dilakukan agar

pengoperasiannya lebih mudah dan dapat mudah mencari kesalahan jika terjadi

problem/masalah.

Dalam proses produksi benang, terutama di departemen texturizing di PT Asia

Pacific Fibers ini, sensor dan inverter dan sebagainya kerap digunakan sbagai system

kendali karena aplikasinya yang fleksibel serta pengoperasiannya yang lebih mudah dan

efisien. Hal ini akan mempermudah operator dalam mengedalikan dan mengontrol

mesin – mesin yang besar dan banyak.

Selain itu pengontrrolan kesalahannya pun juga mudah dilakukan dengan memakai

error indikator pada mesin – mesin. Dengan begitu proses produksi dapat semakin

mudah, cepat serta lebih efisien.

42

43

B. Saran

Dalam melakanakan kegiatan praktik kerja industri penulis menyarankan kepada :

1. Perusahaan

a. Kesejahteraan karyawan lebih ditingkatkan karena karyawan adalah asset

perusahaan yang sangat penting.

b. Sering melakukan training dan motivasi kepada karyawan yang terpilih.

c. Kebersihan lingkugan peusahaan khususnya dibagian toilet.

d. Untuk bagian indoor sebaiknya diberi fentilasi dibagian langit langit supaya pada

siang hari suhu diruangan tidak terlalu panas.

e. Proses maintenance dan cleaning ada baiknya jika dilakukan secara rutin.

f. Sebaiknya pihak pembimbing industry jangan sungkan – sungkan menegur bila

anak prakrin melakukan suatu kesalahan.

g. Kerjasama dan komunikasi antar pegawai hendaknya harus selalu dijalin, agar

jika terjadi kesalahan dapat dengan cepat diatasi.

h. Untuk memperkecil terjadinya kerusakan mesin, hendaknya dilakukan

pemantauan terhadap mesin secara rutin.

2. Sekolah

a. Pokja prakerin SMK N Kendal seharusnya lebih banyak mencarikan tempat

prakerin yang bermutu, berskala besar dan mempunyai kelayakan bagi peserta

prakerin.

b. Pembimbing peserta prakerin lebih bisa mengawasi agar para peserta prakerin

lebih disiplin dan bertangung jawab.

c. Alangkah baiknya pihak sekolah berkunjung ke perusahaan guna mengetahui

teknologi yang digunakan didunia industri saat ini.

d. Meningkatkan SDS dan pendidikan.

e. Menjalin kerjasama dengan perusahaan yang ada.

f. Semoga sran – saran yang telah disampaikan penulas dapat membangun dan

mengembangkan sekolah dan perusahaan ini.

44

DAFTAR PUSTAKA

Taqwa, Muhammad Zadit.2012. Laporan Praktik Kerja Industri Mesin Texturizing Di PT

ASIA PACIFIC FIBERS. Kendal : BKK SMK N 2 Kendal.

Sumber : http://st305594.sitekno.com/

.