isi laporan llele

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemijahan merupakan suatu kegiatan dimana ikan bereproduksi antara ikan jantan dan ikan betina yang bertujuan agar spesiesnya tetap hidup dan populasinya tidak punah. Dalam hal mempertahankan atau menambah populasi spesiesnya, proses pemijahan sangat berpengaruh pada keberhasilannya dimana sel telur yang dikeluarkan oleh indukan ikan dibuahi secara sempurna oleh sel sperma. Pada proses pemijahan ini, dibutuhkan suatu lingkungan atau kondisi yang nyaman dan sesuai dengan ikan agar proses pemijahan berjalan dengan optimal serta mengurangi rasio kegagalan dalam memijahnya. Proses pemijahan pada ikan ada yang terjadi di dalam tubuh induk (pembuahan di dalam atau fertilisasi internal), dan ada pula yang terjadi diluar tubuh (fertilisasi eksternal). Ikan yang mengadakan fertilisasi internal mempunyai perlengkapan tubuh untuk memastikan berhasilnya fertilisasi tadi dengan organ khusus (copulatory organ) untuk keperluan ini, organ tersebut biasanya terdapat pada ikan jantan saja. Dalam hal ini, ikan lele (Clarias sp) yang hidup di alam memijah pada musim penghujan dari bulan Mei sampai

Upload: izal-rikers

Post on 01-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan lele

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Laporan Llele

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemijahan merupakan suatu kegiatan dimana ikan bereproduksi antara ikan

jantan dan ikan betina yang bertujuan agar spesiesnya tetap hidup dan populasinya

tidak punah. Dalam hal mempertahankan atau menambah populasi spesiesnya, proses

pemijahan sangat berpengaruh pada keberhasilannya dimana sel telur yang

dikeluarkan oleh indukan ikan dibuahi secara sempurna oleh sel sperma. Pada proses

pemijahan ini, dibutuhkan suatu lingkungan atau kondisi yang nyaman dan sesuai

dengan ikan agar proses pemijahan berjalan dengan optimal serta mengurangi rasio

kegagalan dalam memijahnya. Proses pemijahan pada ikan ada yang terjadi di dalam

tubuh induk (pembuahan di dalam atau fertilisasi internal), dan ada pula yang terjadi

diluar tubuh (fertilisasi eksternal). Ikan yang mengadakan fertilisasi internal

mempunyai perlengkapan tubuh untuk memastikan berhasilnya fertilisasi tadi dengan

organ khusus (copulatory organ) untuk keperluan ini, organ tersebut biasanya terdapat

pada ikan jantan saja.

Dalam hal ini, ikan lele (Clarias sp) yang hidup di alam memijah pada musim

penghujan dari bulan Mei sampai Oktober. Ikan lele juga dapat memijah sewaktu-

waktu sepanjang tahun, apabila keadaan air kolam sering berganti. Pemijahan juga di

pengaruhi oleh makanan yang diberikan. Makanan yang bermutu bagus akan

meningkatkan vitalitas ikan, sehingga ikan lele dapat memijah secara optimal.

Ikan lele (Clarias sp) adalah merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan

tubuh memanjang dan kulit licin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan,

rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu

aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam

diri dan berlindung di tempat-tempat gelap (Suyanto, 1991).

Kegiatan pembenihan ikan lele merupakan kegiatan awal di dalam budidaya

ikan lele. Biasanya pembenihan hanya memanfaatkan bahan- bahan yang mudah

didapat dengan harga yang terjangkau. Dalam hal ini, pemijahan dapat dilakukan baik

Page 2: Isi Laporan Llele

secara semi intensif maupun intensif. Secara garis besar, kegiatan pembenihan

meliputi pemeliharaan induk, pemilihan induk yang siap pijah, pemijahan, dan

perawatan larva atau benih.

B.  Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan praktikum pembenihan ikan lele ini, memiliki

tujuan umum dan tujuan khusus. Antara lain yaitu:

1. Tujuan umum : Agar mahasiswa / taruna/i dapat mengetahui cara atau

teknik pemijahan pada ikan lele.

2. Tujuan khusus : Agar mahasiswa / taruna/i mampu menyeleksi induk ikan

lele yang telah matang gonad serta mampu melakukan kegiatan pemijahan

ikan lele sampai pada pemeliharaan larvanya.

Page 3: Isi Laporan Llele

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Ikan Lele (Clarias sp.)

Menurut Sanin (1984) dan Simanjuntak (1989) dalam Rustidja (1997),

klasifikasi ikan lele adalah sebagai berikut:

Filum               :  Chordata

Kelas               :  Pisces

Subkelas          :  Teleostei

Ordo                :  Ostariophysi

Subordo          :  Siluroidae

Famili              :  Clariidae

Genus              :  Clarias

Spesies            :  Clarias sp.

Gambar 1. Ikan Lele

B. Morfologi Ikan Lele

Menurut Najiyati (1992), dalam Rustidja (1997), bentuk luar ikan lele yaitu

memanjang, bentuk kepala pipih dan tidak bersisik. Mempunyai sungut yang

memenjang yang terletak di seitar kepala sebagai alat peraba ikan. Mempunyai alat

olfactory yang terletak berdekatan dengan sungut hidung. Penglihatannya kurang

berfungsi dengan baik. Ikan lele mempuyai 5 sirip yaitu sirip ekor, sirip punggung,

sirip dada, dan sirip dubur. Pada sirip dada jari-jarinya mengeras yang berfungsi

sebagai patil, tetapi pada lele lemah dan tidak beracun. Insang berukuran kecil,

sehingga kesulitan jika bernafas. Selain bernafas dengan insang juga mempunyai alat

pernafasan tambahan (arborencent) yang terletak padainsang bagian atas.

Ikan lele juga memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, dan tidak bersisik.

Jika terkena sinar matahari, warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik

hitam putih. Mulut lele relatif lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya.

Tanda spesifik lainnya dari lele adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8

Page 4: Isi Laporan Llele

buah yang berfungsi sebagai alat peraba. Saat berfungsi sebagai alat peraba saat

bargerak atau mencari makan (Khairuman, 2005).

Menurut Puspowardoyo (2003), memiliki patil tidak tajam dan giginya tumpul.

Sungut lele relatif panjang dan tampak labih kuat dari pada lele lokal. Kulit dadanya

terletak bercak-bercak kelabu seperti jamur kullit manusia (panu). Kepala dan

punggungnya gelap kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Lele memiliki sifat

tenang dan tidak mudah berontak saat disentuh atau dipegang. Penampilannya kalem

dan tidak banyak bergerak. Lele suka meloncat bila tidak merasa aman.

Pada lele, menurut Najiyati (1992), mempunyai alat pernapaasan tambahan

terletak di bagian kepala. Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk

seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah. Mulutnya terdapat di

bagian ujung moncong dan dihiasi oleh empat pasang sungut, yaitu 1 pasang sungut

hidung, 1 pasang sungut maksilan (berfungsi sebagai tentakel), dan dua pasang

sungut mandibula. Insangnya berukuran kecil dan terletak pada kepala bagian

belakang.

C. Habitat

Lele dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek.Kualitas air

yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm, CO2 kurang dari 12 ppm,

suhu 24 – 26 oC, pH 6 – 7, NH3 kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke

dalam air maksimum 30 cm (Lukito, 2002).

D. Tingkah laku

Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal). Pada siang hari, ikan lele

lebih suka berdiam didalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak

terlalu deras. Ikan lele mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk

mencari binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan (Simanjutak,

1989).

Page 5: Isi Laporan Llele

E. Teknik Pembenihan

1. Persiapan bak pemijahan

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan

tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Pemijahan

lele dapat dilakukan di kolam tembok yang disediakan khusus untuk pemijahan.

Meskipun demikian, cara yang lebih mudah adalah memanfaatkan plastik terpal

yang digunakan untuk tenda. Plastik terpal tersebut dibentuk menyerupai bak

sehingga dapat menampung air.

Ukuran kolam pemijahan, baik tembok maupun plastik terpal tidak terlalu luas.

Untuk satu pasang lele yang akan dipijahkan, cukup 2m2. Sebelum digunakan,

kolam pemijahan harus dibersihkan dan dikeringkan selama beberapa hari.

Maksudnya untuk memepercepat terjadinya proses pemjahan. Selanjtnya bakdiisi

air jernih dan bersih setinggi 50 – 60 cm. Jika air yang diggunakan terlalu kotor

maka telur telur yang telah keluar akan tertutupi lumpur dan tidak akan menetas

2. Seleksi calon induk

a. Betina

Alat kelaminnya berbentuk bulat telur, terletak di dekat lubang dubur.

Page 6: Isi Laporan Llele

Pada waktu musim pemijahan, bentuk perutnya menjadi lebih besar dari

biasanya karena berisi telur dan kalau diraba kenyal atau lembek. Bila

perut dipijat dari kepala ke arah ekor akan keluar telur berwarna kuning

kecoklatan.

Ukuran kepala lebih besar.

Kulitnya lebih halus dan licin.

Warna badannya kuning keputihan atau lebih cerah dari biasanya

Pada sirip punggungnya tidak dijumpai titik berwarna hitam.

b. Jantan

Alat kelaminnya berbentuk meruncing, terletak di dekat lubang dubur.

Pada waktu musim pemijahan, jika perut diurut dari kepala kearah ekor

akan keluar cairan sperma berwarna keputihan atau seperti lendir.

Ukuran kepalanya lebih kecil.

Warna badannya lebih gelap.

Pada sirip punggungnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam.

3. Pemijahan

Lele mulai dapat dijadikan induk pada umur (8 – 9) bulan dengan berat minimal

500 gram. Pada perkawinannya, induk betina akan melepaskan telur bersamaan

dengan jantan melepaskan spermatozoa di dalam air untuk membuahi telur. Telur

akan menetas dalam tempo 24 jam setelah memijah.

Metode pemijahan lele dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu secara alami,

semi intensif, dan secara intensif. Pemijahan secara alami yaitu pemijahan yang

dilakukan tanpa campur tangan manusia, terjadi secaraalamiah (tanpa pemberian

rangsangan hormon). sedangkan pemijahan semi intensif yaitu dengan metode

hipophysasi atau teknik rangsangan ovulasi dengan cara pemberian hormon

gonadotropin yang akan mematangkan gonad tapi proses ovulasinya terjadi secara

alamiah. Pemijahan secara intensif adalah dengan memberi rangsangan hormon

Page 7: Isi Laporan Llele

untuk mempercepat kematangan gonad serta ovulasinya dilakukan secara buatan

dengan teknik stripping/pengurutan (Effendi, 2004).

4. Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan di dalam bak fiber yang berukuran 2 x 1 x 0,3 m3 dan

ketinggian air sekitar 30 – 40 cm. Biasanya telur – telur akan menetas selama 1 – 2

hari setelah pemijahan pada suhu 25 - 300C (Susanto, 1989).

5. Pemeliharaan larva

Selama perawatan larva lele ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan,

diantaranya yaitu:

a. Pemberian pakan

Selama masa pemeliharaan larva lele dumbo diberikan pakan alami

dan pakan tambahan. Pemberian pakan alami disesuaikan dengan ukuran

benih. Biasanya efektivitas pertumbuhan benih yang memakan plankton

alami berkisar 2 – 3 minggu sejak ditebar ke kolam. Pakan tambahan

diberikan dengan dosis 3 – 5% dari bobot populasi ikan dan diberikan dua

sampai tiga kali sehari, pemberiannya dimulai sejak hari kedua setelah benih

ditebar (Mujiman, 2000).

b. Pengontrolan air

Kegiatan ini meliputi pergantian air dengan pengaturan volume air dan

penyiponan (Lukito, 2002).

c. Pengendalia hama penyakit

Kegiatan ini meliputi pencegahan dan pengobatan (Effendi, 2004).

6. Pemanenan larva

Larva lele umur satu minggu telah siap untuk dipanen. Selama kegiatan

pemanenan perlu adanya perlakuan tertentu karena lele dumbo merupakan jenis

Page 8: Isi Laporan Llele

ikan yang tidak bersisik, tetapi tubuhnya berlendir. Oleh karena tidak bersisik

maka tubuhnya sangat mudah mengalami lecet dan luka. Lecet atau luka pada lele

dumbo dapat disebabkan oleh penggunaan peralatan yang sembarangan, cara

panen yang kurang baik dan waktu panen yang kurang tepat (Prihartono dkk,

2000).

Cara panen yang baik yaitu dilakukan pada pagi hari saat sinar matahari belum

panas, kemudian langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu menyurutkan air

kolam secara perlahan, yaitu membuka pintu pengeluaran air. Agar benih tidak

terbawa arus air, pada pintu pengeluaran air tersebut dipasangkan saringan. Sambil

menunggu air kolam surut atau kering benih ditangkap sedikit demi sedikit dengan

menggunakan seser, terlebih benih yang ada dekat pintu pengeluaran air.

Tujuannya agar saat kolam surut sudah banyak benih yang tertangkap sehingga

tinggal sedikit yang harus ditangkap. Benih hasil panen ditampung dalam ember

besar dan dimasukan ke dalam bak penampungan benih. Benih tidak boleh terlalu

padat dan selama pemanenan berlangsung air harus tetap mengalir agar benih tidak

stres (Prihartono dkk, 2000).

Page 9: Isi Laporan Llele

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum pembenihan ikan lele (Clarias sp.) dilaksanakan pada :

Hari/tanggal :

Tempat : Hatchery ( Laboratorium Basah ) Sekolah Tinggi Perikanan

Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor.

B. Alat dan Bahan

1. Alat :

Bak pemijahan

Sikat

Kakaban (media substrat)

Terpal

Arerasi

Selang siphon

Timbangan

Mistar

Alat tulis

Ember/baskom

2. Bahan : Induk ikan lele dumbo (jantan dan

betina)

Pakan

C. Metode Praktikum

1. Persiapan bak pemijahan

Bersihkan bak yang akan digunakan sebagai tempat pemijahan dari plak

lumut.

Isilah dengan air dengan tinggi air ± 40 cm dari dasar kolam.

Page 10: Isi Laporan Llele

Masukkan kakaban dan letakkan batu untuk menjanggal kakaban agar

tidak berpindah tempat.

2. Seleksi calon induk dan pemijahan

Pilih sepasang indukan yang telah matang gonad dengan kriteria yang

telah disebutkan diatas.

Timbang indukan sebelum dimasukkan ke dalam kolam.

Masukkan indukan ke dalam kolam dan tutup kolam dengan jaring agar

indukan lele merasa lebih nyaman.

Lele akan memijah setelah 24 jam.

3. Penetasan telur

Setelah lele memijah, telur akan menempel pada kakaban

Pindahkan kakaban yang berisi telur ke dalam kolam larva

Telur akan menetas dalam 36 hingga 48 jam

Segera pindahkan kakaban dari kolam setelah semua telur yang telah

dibuahi menetas

4. Pemeliharan larva

Untuk sekitar 3 hingga 4 hari kedepan, larva tidak perlu diberikan pakan

karena memiliki cadangan makanan dari kuning telurnya

Setelah larva berumur 3-4 hari, larva diberikan pakan berupa cacing

sutra yang telah dicincang dan dibersihkan

Larva diberi pakan berupa artemia atau cacing sutra utuh ketika larva

berusia 10 hari

5. Pemanenan benih

Benih dipanen ketika berukuran 2-3 cm pada umur 21 hari

Kurangi volume air dengan perlahan agar lebih memudahkan dalam

pengambilan benih

Ambil benih dengan serok dan sortir berdasarkan ukuran benih

Page 11: Isi Laporan Llele

Masukkan benih kedalam kantung plastik yang diisi oksigen

Ikat kantong dengan baik agar tidak bocor

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam kegiatan praktikum pembenihan ikan ada aspek-aspek yang perlu

diperhatikan dan menjadi faktor penentu keberhasilan, meliputi:

Persiapan wadah, Seleksi indukan, Pemijahan, Penetasan telur, Pemeliharaan

larva, dan Pemanenan benih.

A. PERSIAPAN MEDIA WADAH

Langkah pertama dalam proses pemijahan adalah mempersiapkan wadah, dari

wadah untuk pemijahan dan pemeliharaan larva. Wadah harus disikat dengan bersih

agar bibit penyakit tidak mengganggu proses pemijahan dan pemeliharaan larva.

Setelah dibilas dengan bersih, pengisian air harus di perhatikan sumbernya. Apakah

layak atau tidaknya untuk diisi kedalam kolam. Karena kualitas air juga

mempengaruhi kesehatan larva yang akan dihasilkan. Kolam yang digunakan

berukuran 2 x 3 m dan kemudian memastikan sirkulasi air berjalan lancar untuk

penetasan telur.

Page 12: Isi Laporan Llele

B. SELEKSI CALON INDUKAN

Warna dan bentuk alat kelamin urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,

memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan

urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan,

lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus. Pergerakan gerakannya lincah,

tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress) gerakannya lambat, tulang kepala

pendek dan agak cembung. Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk

ikan lele betina perutnya lebih gembung dan lunak stripping bila bagian perut di

stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih

kental (spermatozoa-mani). Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian

perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur). Kulit

lebih halus dibanding induk ikan lele betina kulit lebih kasar dibanding induk ikan

lele jantan

Pada pemijahan induk ikan lele ini dengan menggunakan perbandingan antara

induk jantan dan betina adalah 1 : 1. Setelah diseleksi berat induk ditimbang, pada

kegiatan pemijahan ini induk jantan dan betina mempunyai berat yang sama.

Betina Jantan

C. PEMIJAHAN

Induk lele yang telah diseleksi kematangan gonad selanjutnya dipijahkan secara

alami. Induk tersebut dimasukan ke dalam bak pemijahan yang telah disiapkan, pada

Page 13: Isi Laporan Llele

bagian atas bak pemijahan di tutup dengan jaring untuk mencegah induk lele yang

sedang dipijahkan meloncat keluar. Induk akan memijah setelah 8 – 12 jam setelah

dilepaskan kedalam bak. Selama proses pemijahan berlangsung dilakukan

pengontrolan agar induk yang sedang memijah tidak melompat keluar dari bak

pemijahan. Pada praktikum ini induk lele dilepaskan pada pukul 16.00 WIB  ke

dalam bak pemijahan yang telah diberi kakaban, sebagai substrad atau media

penempelan telur, dan pemijahan terjadi pada pagi harinya antara pukul 23.00-05.00

WIB.

Setelah pemijahan induk ikan lele segera diangkat dari bak pemijahan dan di

timbang berat induk betina untuk mengetahui fekunditas telur, selanjutnya induk

dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk agar tidak mengganggu proses penetasan

telur, hasil dari penimbangan induk betina pasca pemijahan adalah 1,1 kg maka dapat

diketahui berat telur = 1,2 – 1,1 kg = 100 gram. Kegiatan selanjutnya dilakukan

penjarangan kakaban agar pada saat penetasan tidak terjadi kepadatan larva pada

wadah, pada tahap praktikum ini 1 buah kakaban dipindahkan ke bak penetasan

sedangkan satunya dibiarkan didalam bak pemijahan untuk penetasan, artinya 1 bak

penetasan diberi 1 buah kakaban yang dipenuhi telur. Selanjutnya telur yang

menempel pada kakaban ini dihitung agar diketahui jumlah total telur pasca

pemijahan dan jumlah telur yang terbuahi.

Gambar : Kakaban yang telah dipenuhi oleh telur lele

Page 14: Isi Laporan Llele

D. PENETASAN TELUR

Setelah proses pemijahan selesai, langkah selanjutnya adalah penetasan telur.

Cepat lambatnya penetasan dipengaruhi oleh suhu air. Semakin tinggi suhu air maka

semakin lambat waktu penetasan. Sebaliknya semakin rendah suhu air maka semakin

cepat waktu penetasan. bahwa Pada suhu 23-26 ˚C telur ikan lele menetas  dalam 2

hari, sedangkan pada suhu 27-30 ˚C, telur menetas dalam 3 hari.

Untuk membedakan telur yang terbuahi dengan telur yang tidak terbuahi dapat

dilihat dari warna telurnya, biasanya telur yang terbuahi akan berwarna bening dan

transparan sedangkan untuk telur yang tidak terbuahi yaitu bewarna putih susu dan

berjamur.  Jumlah telur yang dibuahi tidak dapat diketahui secara pasti karena sifat

telur ikan lele yang menempel (adesif) sehingga penghitungan menggunakan metode

sampling tidak memungkinkan dilakukan.

Menurut Blaxter dalam Sumantadinata (1983), penetasan telur dapat

disebabkan oleh gerakan telur, peningkatan suhu, intensitas cahaya atau

pengurangan tekanan oksigen. Dalam penekanan mortalitas telur, yang

banyak berperan adalah faktor kualitas air dan kualitas telur selain

penanganan secara intensif.

Dalam praktik ini, setelah induk memijah maka telur pada kakaban akan

dipindahkan kedalam kolam terpal sebagai kolam penetasan telur beserta dengan

kakabannya. Setelah telur menetas maka kakaban akan segera diangkat agar kualitas

air tetap terjaga. 2 hari kemudian, larva menetas. Telur tersebut menetas tidak

berlangsung secara bersamaan, akan tetapi berlangsung secara bertahap.

E. PEMELIHARAN LARVA

Langkah selanjutnya setelah penetasan adalah pemeliharaan larva. Telur-telur

yang telah menetas akan menjadi larva. Pada awal masa kehidupan larva, mereka

tidak perlu diberi pakan. Hal ini karena larva tersebut masih mengandung kuning

telur yang digunakannya sebagai makanan utamanya. Kandungan kuning telur yang

dimiliki oleh larva akan habis dalam 3 atau 4 hari.

Page 15: Isi Laporan Llele

Setelah berumur 3 atau 4 hari, larva diberi cacing yang telah dicincang. Pakan

ini sesuai dengan bukaan mulut larva yang masih kecil. Selanjutnya larva dapat diberi

pakan berupa artemia atau cacing utuh. Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua

kali, yaitu pada pagi hari pukul 07.00 dan sore hari pukul 17.00 WIB.

F. PEMANENAN

Setelah pemeliharaan larva, maka langkah selanjutnya adalah pengepakan,

adapun tahapan yang pertama adalah menagkap benih dengan menggunakan

skopnett, selanjutnya memasukkan benih kedalam baskom penampungan untuk

dihitung dan dipacking ke dalam kantong plastik berukuran 40 cm x 60 cm dua

rangkap dan telah diisi air sebanyak 4 – 6 liter, kemudian diberi oksigen dan diikat

dengan menggunakan karet gelang dengan kepadatan benih per kantong 1000 ekor.

Selanjutnya benih ikan yang telah dipacking, siap untuk di angkut ke lokasi

berikutnya untuk dipasarkan.

Dari hasil praktikum ini, presentasi mortalitas (derajat kematian) dapat

dikatakan hanya sekitar 10%, kematian larva ini hanya terjadi pada saat

penyiphonan sisa pakan di dasar wadah pemeliharaan sehingga larva yang

ikut tersedot ada yang mati. Rendahnya derajat kelangsungan hidup larva ini

bukan karena terjadi kematian pada larva selama pemeliharaan, namun karena

faktor lain yaitu dengan alasan karena:

Kehilangan larva ini diakibatkan oleh faktor manusia (pencuri), karena dapat

diketahui kepadatan larva pada bak pemeliharaan menurun drastis hanya

terjadi/berselang 1 hari.

Selama pemeliharaan tidak ada bekas larva yang mati didasar bak

pemeliharaan.

Pada larva yang hidup dilakukan pengamatan secara kasat mata, pada bagian

tubuh larva tidak terdapat bekas luka kalau terjadi akibat dari saling memakan

(sifat kanibalisme).

Page 16: Isi Laporan Llele

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan praktikum pembenihan ikan lele ini, dapat ditarik beberapa

kesimpulan bahwa:

1. Dalam Persiapan bak pemijahan dan bak penetasan telur yaitu dimulai dari

pembersihan bak misalnya menyikat bak, dan pengisian air yang bersih dalam

bak.

2. Seleksi induk bertujuan mendapatkan induk yang benar – benar matang gonad

dan tidak cacat. Perbandingan induk yang digunakan adalah 1:1.

3. Teknik pemijahan dilakukan secara alami dimana induk betina dan induk

jantan di letakkan di kolam pemijahan tanpa rangsangan hormon maupun

streeping.

4. Perawatan larva dengan memberi pakan berupa cacing setelah larva berumur

4 hari atau sudah habis kuning telurnya. Dan mulai diberi pakan artemia dan

cacing utuh setelah berumur 10 hari.

5. Pemanenan dilakukan pada saat benih berumur 21 hari.

B. Saran

Dalam melakukan kegiatan praktikum pembenihan ikan lele, kerjasama dalam

kelompok serta antar kelompok sangat dibutuhkan, disamping itu ketelitian dan

kecermatan dalam melakukan kegiatan praktikum ini sangat diharapkan agar dapat

diperoleh hasil praktikum yang diinginkan.

Page 17: Isi Laporan Llele

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BERSIRIP

(Komoditas ikan Lele)

Clarias sp.

Oleh :

Ian Hidayat Maksus

4812419902

Teknologi Akuakultur – A

Page 18: Isi Laporan Llele

Program Studi Teknologi Akuakultur

Jurusan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Sekolah Tinggi Perikanan

2013/2014

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBENIHAN IKAN LELE

DUMBO ( Clarias sp. )

DI LABORATORIUM BASAH ( HATCHERY ) SEKOLAH

TINGGI PERIKANAN JURUSAN PENYULUHAN

PERIKANAN BOGOR JAWA BARAT

Oleh:

Ian Hidayat MaksusNRP: 4812419902

Bogor, November 2013

Mengetahui

Kepala Unit Hatchery

Ahmad Sholeh, S.St.Pi

Page 19: Isi Laporan Llele

NIP.19620216 198202 1001