isi laporan m.l.m

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu jenis ikan laut yang berprospek cukup cerah. Tak heran kalau ikan yang lebih populer dengan sebutan seperti nama bintang film terkenal, Grace Kelly, ini diincar banyak pengusaha untuk dibudidayakan. Kerapu bebek adalah jenis ikan karang yang hanya hidup dan tumbuh cepat di daerah tropis. Ikan kerapu jenis ini mempunyai bentuk agak pipih yang bila diperhatikan warna dasarnya abu-abu dengan bintik hitam pada badannya. Ikan yang muda merupakan ikan hias laut yang mempunyai bintik lebih besar serta lebih sedikit dibanding ikan yang lebih tua. Ciri khasnya terletak pada bentuk moncong yang menyerupai bebek sehingga disebut ikan kerapu bebek. Rasa dagingnya lezat sehingga banyak orang menyukainya. Ikan kerapu jenis ini merupakan jenis kerapu yang saat ini paling mahal. Ikan ini berpotensi besar untuk dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan dengan baik di karamba jaring apung maupun petakan kolam laut atau bak (Buckle, dkk. 1990). Peluang pembudidayaannya masih terbuka luas karena potensi lahan untuk karamba jaring apung maupun tambak Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 1

Upload: siti-rahmi-nusi

Post on 27-Jun-2015

492 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI LAPORAN M.L.M

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu

jenis ikan laut yang berprospek cukup cerah. Tak heran kalau ikan yang lebih

populer dengan sebutan seperti nama bintang film terkenal, Grace Kelly, ini

diincar banyak pengusaha untuk dibudidayakan.

Kerapu bebek adalah jenis ikan karang yang hanya hidup dan tumbuh cepat

di daerah tropis. Ikan kerapu jenis ini mempunyai bentuk agak pipih yang bila

diperhatikan warna dasarnya abu-abu dengan bintik hitam pada badannya. Ikan

yang muda merupakan ikan hias laut yang mempunyai bintik lebih besar serta

lebih sedikit dibanding ikan yang lebih tua. Ciri khasnya terletak pada bentuk

moncong yang menyerupai bebek sehingga disebut ikan kerapu bebek. Rasa

dagingnya lezat sehingga banyak orang menyukainya. Ikan kerapu jenis ini

merupakan jenis kerapu yang saat ini paling mahal. Ikan ini berpotensi besar

untuk dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan dengan baik di

karamba jaring apung maupun petakan kolam laut atau bak (Buckle, dkk. 1990).

Peluang pembudidayaannya masih terbuka luas karena potensi lahan untuk

karamba jaring apung maupun tambak masih cukup tersedia. Di samping itu,

teknologi budidaya kerapu bebek sudah dikuasai, mulai dari pembenihan,

pendederan, pengglondongan, hingga pembesaran.

Dari informasi pasar diketahui permintaan kerapu bebek, baik ukuran kecil

sebagai ikan hias maupun ukuran konsumsi, terus meningkat. Kerapu bebek

ukuran kecil (4-5 cm) laku dijual dengan harga Rp.7000,00/ekor, sedangkan

ukuran konsumsi dengan berat 400-600 g/ekor laku dijual di pasar lokal dengan

harga tahun 2000 sekitar Rp.250.000,00 sampai Rp.300.000,00 per kilogram.

Bahkan untuk pasar ekspor seperti Hongkong, Taiwan, dan Cina Daratan, harga

kerapu bebek ukuran konsumsi sekitar US$ 55 per kilogram.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 1

Page 2: ISI LAPORAN M.L.M

Sampai saat ini yang dapat dipenuhi pasar baru sebagian kecil dari

permintaan. Ini disebabkan produksinya hanya dari tangkapan alam sehingga

tidak kontinu, tergantung populasinya di alam.

Melihat tingginya permintaan dan harga jualnya maka peluang

membesarkan dalam karamba jaring apung cukup baik. Berkembangnya usaha

pembesaran kerapu bebek diharapkan dapat meningkatkan devisa negara (Buckle,

dkk. 1990).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara menyiapkan lokasi, memilih

benih yang bermutu, menyediakan pakan yang baik, melakukan

pembesaran, melakukan pembesaran, menangani penyakit pada ikan,

memijahkan ikan, hingga proses pemanenan.

2. Untuk dapat mengetahui bagaimana proses pengangkutan setelah proses

pemanenan, dan seperti analisis usaha dari budidaya ikan kerapu bebek

(Cromileptes altivelis).

3. Untuk dapat mengetahui perancangan panti benih ikan kerapu bebek

(Cromileptes altivelis).

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Agar para pembudidaya ikan kerapu bebek dapat menghasilkan produk

hasil budidaya yang bermutu dan berkualitas serta mampu memmenuhi

permintaan pasar juga mampu menghadapi persaingan di pasaran.

2. Agar para pembudidaya ikan kerapu bebek dapat memproduksi ikan

kerapu bebek dalam jumlah yang lebih banyak dan terjamin mutu dan

kualitasnya.

3. Agar para pembudidaya dapat lebih mengembangkan dan memajukan

usaha budidaya yang telah dijalani.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 2

Page 3: ISI LAPORAN M.L.M

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengenal Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

Ikan kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis) merupakan

ikan karang yang tergolong dalam filum Chordata, kelas Osteichtyes, dan famili

Serranidae. Sebelum membudidayakannya, perlu diketahui dahulu tentang

morfologi, habitat, dan sifat reproduksi dari kerapu bebek (Buckle, dkk. 1990).

2.2 Morfologi Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

Kerapu bebek memiliki sirip dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip

pektoral (dada), sirip garis lateral (gurat sisi), dan sirip caudal (ekor). Selain sirip,

di bagian tubuhnya terdapat sisik yang berbentuk sikloid.

Bentuk tubuh bagian punggung meninggi dengan bentuk cembung

(concave). Ketebalan tubuh sekitar 6,6 hingga 7,6 cm dari panjang spesifik.

Sementara panjang tubuh maksimalnya mencapai 70 cm. Ikan ini tidak memiliki

gigi canine (gigi yang terdapat pada geraham ikan). Lubang hidungnya besar

berbentuk bulan sabit vertikal. Kulitnya berwarna terang abu-abu kehijauan

dengan bintik-bintik hitam di seluruh kepala, badan, dan sirip. Pada kerapu bebek

muda, bintik hitamnya lebih besar dan sedikit (Buckle, dkk. 1990).

2.3 Penyebaran dan Habitat Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

Daerah penyebaran kerapu bebek dimulai dari Afrika Timur sampai

Pasifik Barat Daya. Di Indonesia sendiri kerapu bebek banyak ditemukan di

perairan Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Buru, dan Ambon. Salah satu indikator

adanya kerapu bebek ini adalah perairan karang yang ada di Indonesia cukup luas.

Dalam siklus hidupnya kerapu bebek muda hidup di perairan karang pantai

dengan kedalaman 0,5 sampai 3,0 m. Kerapu bebek muda dan larva banyak

terdapat di perairan pantai dekat muara sungai dengan dasar perairan berupa pasir

berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun. Menginjak masa dewasa, ikan

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 3

Page 4: ISI LAPORAN M.L.M

ini bermigrasi ke perairan lebih dalam, antara 7 sampai 40 m. Biasanya

perpindahan ini berlangsung pada siang dan sore hari. Telur dan larva bersifat

pelagis, sedangkan kerapu bebek muda hingga dewasa bersifat demersal (Buckle,

dkk. 1990).

2.4 Siklus Reproduksi

Kerapu bebek bersifat hermafrodit protogini, yaitu pada perkembangan

mencapai dewasa (matang gonad) berjenis kelamin betina dan akan berubah

menjadi jantan bila sudah tumbuh menjadi lebih besar atau umumnya bertambah

tua. Induk kerapu bebek yang ditangkap di alam berukuran kecil dan umumnya

berjenis kelamin betina. Induk akan mengalami kematangan kelamin sepanjang

tahun. Berdasarkan pengamatan mikroskopis dapat diketahui bahwa telur kerapu

bebek berbentuk bulat tanpa kerutan,cenderung bergerombol pada kondisi tanpa

aerasi. Kuning telurnya tersebar merata. Telur tersebut transparan dengan

diameter sekitar 850 mikron dan tidak mempunyai rongga di dalam telur.

Perkembangan embrional telur sejak pembuahan hingga penetasan

membutuhkan waktu setidaknya 19 jam. Pembelahan sel terjadi 40 menit setelah

pembuahan dan pembelahan sel berikutnya berlangsung setiap 15-30 menit

hingga mencapai tahap multisel selama 2 jam 25 menit sejak penetasan. Setelah

tahap multisel, tahap berikutnya adalah blastula, gastrula, neurula, dan embrio.

Gerakan pertama pada embrio akan terjadi 16 jam setelah pembuahan.

Selanjutnya telur akan menetas menjadi larva pada 19 jam setelah pembuahan.

Panjang total larva yang baru menetas 2,068 mm. Larva ini membawa kantong

kuning telur dengan panjang 0,766 mm yang di dalamnya terdapat gelembung

minyak dengan diameter 0,181 mm. Matanya belum berpigmen, sedangkan mulut

dan anus belum terbuka.

Pembentukan sirip punggung mulai terjadi pada hari pertama. Pada hari

kedua, sirip dada mulai terbentuk dan jaringan usus berkembang sampai ke anus.

Hari ketiga mulai terjadi pigmentasi saluran pencernaan bagian atas dan mulut

mulai membuka. Hari keempat kuning telur sudah mulai terabsorpsi.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 4

Page 5: ISI LAPORAN M.L.M

Periode perkembangan larva kerapu bebek sampai pada tahap metamorfosis

penuh membutuhkan waktu 35-40 hari. Sampai hari ketiga setelah menetas, larva

akan mendapatkan makanan secara endogenous, yaitu mengabsorpsi kuning telur

yang dibawanya. Selanjutnya akan mulai mendapatkan makanan yang

diperolehnya dari luar seiring dengan mulutnya mulai terbuka. Larva kerapu

bebek mampu memangsa rotifera sebagai pakan pertama (Buckle, dkk. 1990).

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 5

Page 6: ISI LAPORAN M.L.M

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah Marikultur Laut dilakukan pada hari Rabu, 23 Juni

2010 pada pukul 08.00-11.00 pagi yang bertempat di Pusat Pembenihan Ikan

Pantai (BBIP) Lamu Unit Departemen Kelautan dan Perikanan Provinsi

Gorontalo di Desa Lamu, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo.

3.2 Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

2. Alat dokumentasi

3.3 Metode Praktikum

Metode praktikum lapangan marinqultur laut menggunakan metode

wawancara dan observasi langsung di lapangan. Informasi yang diperoleh

kemudian akan dicatat dan disimpulkan dalam bentuk laporan.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 6

Page 7: ISI LAPORAN M.L.M

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Teknik Budidaya

a. Wadah Budidaya berupa KJA (Karamba Jaring Apung)

b. Konstruksi

Rakit

Rakit ditempatkan di perairan dengan kedalaman 6 sampai 7 meter.

Terdiri dari 4 petak dengan ukuran 4 x 4 meter dan 3 x 3 meter

dan ukuran keseluruhan rakit 10 x 10 meter. Rakit memakai bahan

dari kayu palapi (kuma).

Pelampung

Pelampung untuk Karamba Jaring Apung (KJA) menggunakan

bahan styrofoam yang di dalamnya diisi gabus. Dimana pelampung

ditempatkan di setiap sisi.

Jangkar

Setiap sudut Karamba Jaring Apung (KJA) diikatkan batu yang

berjumlah 2 buah seberat 100 kilogram untuk setiap sudut.

Jaring

Jaring untuk KJA menggunakan bahan PE (Polyethelen) dengan

mata jarring 1 inci, tinggi jaring 2 meter dengan kedalamannya 2

meter.

Perawatan

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 7

Page 8: ISI LAPORAN M.L.M

Jaring tiap 1 bulan diganti, dan yang lama dibersihkan dengan cara

diangkat, dijemur, disikat untuk mengeluarkan lumut atau kerang

pengganggu.

Tata Letak

Lokasi agak tersembunyi (terlindung dari hempasan arus dan

ombak yang kuat), di daerah teluk, merupakan daerah mangrove,

tidak tercemar.

Perlengkapan lainnya

Berupa rumah jaga, perahu, dan sero.

Benih

- Penyediaan benih komoditas laut bawal bintang, dan kerapu

macan berasal dari Situbondo (Jawa Timur). Selain dari

Situbondo, ada juga yang berasal dari alam.

Pembenihan

Untuk masing-masing bak telur yang terdapat di hatchery indoor

diisi sebanyak 10 ribu ekor telur yang membutuhkan waktu untuk

menetas selama 20 – 30 hari. Setelah itu akan dipindahkan ke bak

larva.

Penyediaan Pakan

Pemberian pakan pada larva terbagi atas dua, yaitu pakan alami

dan pakan buatan. Pemberian pakan disesuaikan dengan bukaan

mulut. Untuk hari pertama larva diberikan pakan alami berupa

minyak cumi. Setelah berumur 8 hari sampai larva berukuran 4 cm,

diberi pakan NRD.

Pengkulturan Pakan

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 8

Page 9: ISI LAPORAN M.L.M

Pengkulturan pakan menggunakan pupuk buatan dnegan komposisi

yaitu urea 50 gr/ton air, ZA 30 gr/ton air, NPK 30 gr/ton air, TSP

30 gr/ton air, FE 2,5 ml/ton air dan DTA 1 gr/ton air.

Kesemua bahan dicampur sesuai dengan ukuran dosis lalu

dituangkan kedalam bak treatmen, yang sebelumnya diberi

formalin 15 gr/ton air kedalam bak, lalu didiamkan selama 6 jam

untuk membunuh kuman. Setelah itu, diberikan TIO 2,5 gr/ton air.

Volume air yang biasa diisikan kedalam bak treatmen sebanyak 4

ton air laut. Dari bak treatmen air kemudian dipindahkan ke bak

pakan alami yang berisi kultur chlorella, kemudian dipindahkan

lagi ke bak pakan yang berisi kultur rotifera. Dimana rotifera

tersebut merupakan pakan alami bagi larva ikan yang

dibudidayakan.

Panen

Untuk cara memanen dilakukan dengan cara mempersempit ruang

gerak ikan didalam kantong jarring. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara salah satu sisi kantong jarring dengan sisi lainnya dirapatkan.

Tentu saja tali ris pada kedua sudut jarring bagian atas yang akan

dirapatkan harus dibuka dulu. Ikan-ikan yang sudah terkumpul

kemudian dipanen dengan serok yang bertangkai panjang.

Kemudian ikan-ikan yang tertangkap secepatnya harus kita

tempatkan ke dalam wadah penampungan sementara. Untuk wadah

penampungan dapat diisi dengan ikan sejumlah 40 kg/m³. Asalkan

ikan itu ditampung tidak lebih dari 4 hari.

Pengangkutan Hasil Panen

Ikan yang telah dipanen dimasukkan kedalam wadah Styrofoam

yang sebelumnya telah diberi es batu, kemudian dibawa ke darat

untuk didistribusikan.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 9

Page 10: ISI LAPORAN M.L.M

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemilihan Lokasi Pembenihan dan Pembesaran

A. Lokasi Pembenihan

Usaha pembenihan kerapu bebek akan berhasil bila faktor pembatasnya

dibuat sekecil mungkin. Lokasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

usaha pembenihan yang mengandung faktor pendukung antara lain kemudahan

pencapaian, kemudahan mendapatkan sumber energi (PLN), kedekatan dengan

lokasi budidaya dan pasar benih, serta kemudahan memperoleh kebutuhan sehari-

hari. Sementara faktor pembatasnya antara lain pasokan air laut dan air tawar,

kualitas air, status lahan, dan keamanan. Lokasi yang memenuhi syarat akan

memperkecil biaya operasional dan menjamin kelangsungan usaha.

Faktor Teknis

Faktor teknis merupakan segala persyaratan teknis yang harus dipenuhi

dalam kegiatan pembenihan kerapu bebek seperti sumber air (laut dan tawar) dan

dasar perairan, kualitas tanah, kemiringan tanah, serta ketinggian lokasi.

Faktor Non-teknis

Faktor non-teknis merupakan pelengkap dan pendukung faktor-faktor

teknis dalam memilih lokasi pembenihan kerapu bebek. Dalam menentukan calon

lokasi pembenihan, pertama kali perlu diketahui peruntukannya yang biasanya

sudah terpetakan dalam RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) dan tata guna lahan.

Faktor non-teknis lainnya berupa ketersediaan sarana transportasi,

komunikasi, instalasi listrik (PLN), tenaga kerja, pasar, sekolah, tempat ibadah,

dan pelayanan kesehatan. Adanya faktor non-teknis tersebut dapat memberikan

ketenangan dan kenyamanan bekerja. Hal lain yang dapat mendukung

kelansungan usaha adalah dukungan Pemda (Pemerintah Daerah) setempat dan

terutama masyarakat sekitar lokasi.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 10

Page 11: ISI LAPORAN M.L.M

B. Lokasi Pembesaran

Lokasi yang beresiko, bermasalah, dan tidak memenuhi syarat ekologis

hendaknya dihindari. Lokasi yang memenuhi persyaratan secara teknis akan

mampu mendukung kesinambungan usaha dan target produksi. Dalam memlilih

lokasi yang tepat, ada dua faktor yang perlu diperhatikan yaitu persyaratan umum,

dan persyaratan kualitas air.

Persyaratan Umum

Beberapa hal yang menyangkut persyaratan umum dalam memilih lokasi

terbaik antara lain sebagai berikut :

1. Terlindung dari angin dan gelombang besar.

2. Kedalaman perairan harus ideal.

3. Jauh dari limbah pencemar.

4. Dekat dengan sumber pakan.

5. Dekat dengan sarana dan prasarana transportasi.

6. Keamanan.

Persyaratan Kualitas Air

Beberapa persyaratan kualitas air yang perlu diperhatikan antara kualitas

fisik air dan kualitas kimia air.

1. Kualitas fisik air, meliputi kecepatan arus air, dan kecerahan air.

2. Kualitas kimia air, meliputi salinitas (kadar garam), suhu, derajat

keasaman (pH), dan kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen).

4.2.2 Pakan

Kecukupan pakan akan sangat menunjang keberhasilan pembenihan dan

pembesaran. Untuk pembenihan, diperlukan pakan alami berupa fitoplankton

(seperti jenis Chlorella, Tetraselmis, Dunaliella, Chaetoceros), zooplankton,dan

udang-udangan. Sementara untuk pembesaran, diperlukan pakan alami berupa

ikan runcah segar seperti petek, teri, selar, japuh, tanjan, kurisi, dan jenis ikan laut

lainnya. Di samping ikan runcah, untuk pembesaran kerapu bebek dapat juga

diberikan pakan buatan. Namun, pakan buatan belum begitu dikenal dan belum

banyak digunakan.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 11

Page 12: ISI LAPORAN M.L.M

4.2.3  Pembenihan

Pembenihan merupakan proses kegiatan untuk mendapatkan benih-benih

siap tebar pada kegiatan pembesaran. Agar diperoleh benih-benih bermutu, tentu

saja kegiatan pembenihan harus dilakukan seteliti mungkin.

A. Skala Usaha Pembenihan

Secara umum, besar kecilnya usaha pembenihan dibedakan atas

kelengkapan sarana dan prasarana serta kegiatan yang dilakukan. Ada dua skala

usaha yang dapat dilakukan, yaitu skala usaha besar dan skala usaha rumah

tangga.

Skala Usaha Menengah atau Besar

Pembenihan usaha skala menengah atau besar meliputi semua kegiatan

yang mendukung dihasilkannya benih yang diinginkan. Ada empat mata rantai

kegiatan pokok pada pembenihan skala menengah atau besar, yaitu produksi

pakan alami (fitoplankton dan zooplankton), pematangan gonad induk hingga

produksi telur, pemeliharaan larva hingga menjadi ikan muda (D.35-D.40) umur

35 sampai 40 hari, serta pemeliharaan ikan muda hingga menjadi benih siap tebar

(minimal 5 sampai 7,5 cm).

Usaha pembenihan skala menengah atau besar umumnya dimiliki

perusahaan dengan tingkat ekonomi kuat. Ini disebabkan untuk membangun satu

unit usaha pembenihan secara lengkap diperlukan biaya investasi dan biaya

operasional cukup besar. Pada skala usaha ini, produk yang dapat dijual bukan

hanya benih siap tebar, tetapi juga telur. Telur dijual kepada petani dengan skala

usaha rumah tangga. Bahkan tidak jarang juga dijual pakan hidup berupa

fitoplankton dan zooplankton.

Skala Usaha Rumah Tangga

Pada pembenihan skala rumah tangga, tingkat teknologinya cukup

sederhana dan tidak seluruh mata rantai kegiatan dilakukan. Kegiatan utama

hanya berupa pemeliharaan larva hingga menjadi benih siap tebar. Kalaupun letak

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 12

Page 13: ISI LAPORAN M.L.M

lokasi usaha cukup jauh dari usaha pembenihan skala besar, pakan alaminya dapat

diperoleh atau dibeli melalui pembenihan skala besar tersebut.

4.2.4 Pembesaran

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembesaran kerapu

bebek antara lain penyiapan benih, pemberian pakan, pemilihan ukuran, serta

pengelolaan waring dan jaring.

4.2.5 Penyiapan dan Penebaran Benih

Benih yang digunakan untuk pembesaran bisa berasal dari tangkapan

maupun pembenihan. Umumnya jumlah benih dari tangkapan terbatas, ukurannya

tidak seragam, serta sering mudah terserang penyakit akibat luka saat

penangkapan dan pengangkutan. Oleh karena itu, akan lebih baik kalau benih

yang digunakan berasal dari hasil pembenihan. Selain jumlahnya banyak, ukuran

benihnya pun lebih seragam serta kualitas, dan kontinuitasnya terjamin. Benih

yang sehat tampak dari warnanya yang cerah, geraknya lincah dan aktif, nafsu

makannya tinggi, serta tidak ada cacat di tubuhnya.

Kepadatan tebar sangat menentukan pemacuan pertumbuhan dan kehidupan

ikan. Bila terlalu padat, kecepatan pertumbuhannya berkurang akibat adanya

persaingan ruang, oksigen, dan pakan. Kepadatan optimum untuk pembesaran

dalam karamba jaring apung adalah 300 ekor per kantong waring dengan rata-rata

panjang benih 3-4 cm dan berat 1,2 g. Setelah dibesarkan selama 1,5-2 bulan,

kepadatannya dikurangi menjadi 150 ekor per kantong waring.kepadatan ini harus

dipertahankan hingga massa pembesaran 3-4 bulan. Selanjutnya kepadatan bisa

dikurangihingga menjadi 75 ekor per kantong waring hingga berumur 5-7 bulan.

Umur di atas 7 bulan, ikan sudah mencapai ukuran konsumsi.

4.2.6 Pemberian Pakan

Pada tahap awal pembesaran, pemberian pakan dilakukan sesering

mungkin sampai ikan benar-benar kenyang, minimal tiga kalisehari. Namun,

jangan sampai ada yang tersisa di dasar waring atau jaring. Pakan yang ada di

dasar akan menjadi incaran ikan-ikan di luar waring atau jaring, terutama ikan

buntal yang sangat berbahaya dan dapat mengoyak waring atau jaring. Sebelum

diberikan, pakan ikan segar harus dicacah hingga ukurannya sesuai dengan

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 13

Page 14: ISI LAPORAN M.L.M

bukaan mulut ikan. Bila pakan diberikan secara teratur danjumlahnya cukup,

pertumbuhan ikan akan baik. Namun, pertumbuhan kerapu bebek pada

pembesaran ini sangat tergantung pada lokasi perairan. Pada lokasi yang cocok,

pertumbuhan ikan akan lebih baik dan cepat dibanding lokasi yang kurang cocok.

4.2.7 Pemilihan Ukuran

Oleh karena kerapu bebek termasuk ikan buas walaupun tidak sebuas ikan

kerapu lainnya, maka kegiatan pemilihan atau penyeragaman ukuran harus secara

rutin dilakukan selama masa pembesaran. Hal ini dilakukan agar setiap waring

dan jaring hanya dipelihara ikan yang berukuran sama. Penyeragaman ukuran

biasanya dilakukan mulai dari awal pembesaran dan selanjutnya dilakukan

minimal setiap dua minggu sekali, terutama kalau terdapat variasi ukuran.

Penyeragaman ukuran dapat dilakukan dengan cara waringatau jaring

diangkat, lalu ikan yang ada di dalamnya diambil dan ditampung dalam ember

plastik berkapasitas 100 liter. Dalam ember tersebut ikan diseleksi dan dipilah-

pilah berdasarkan ukuran. Ikan yang sudah dipilah-pilah tersebut dimasukkan

kembali dalam waring atau jaring.

4.2.8 Perawatan Waring dan Jaring

Perawatan waring dan jaring selama masa pembesaran mutlak harus

dilakukan. Waring dan jaring yang kotor dapat menghambat pertukaran air dan

oksigen. Kalau dibiarkan, hal ini dapat menghambat pertumbuhan kerapu bebek

dan menimbulkan penyakit. Penggantian waring dan jaring yang kotor dengan

yang bersih dilakukan minimal sebulan sekali. Gunakan waring dan jaring yang

bersih saat penggantian. Waring dan jaring yang kotor dijemur sampai kering, lalu

dicuci dengan cara disemprotkan air. Setelah bersih, waring dan jaring dijemur

kembali sampai kering untuk siap digunakan. Namun, sebelum digunakan

kembali, waring dan jaring perlu dikontrol keadaannya. Bila ada yang rusak atau

putus, harus diperbaiki dahulu. Hal ini untuk menjaga ikan agar tidak keluar dari

waring atau jaring.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 14

Page 15: ISI LAPORAN M.L.M

4.3 Penyakit

4.3.1 Penyakit Akibat Serangan Parasit

Jenis-jenis parasit yang sering menyerang kerapu bebek antara lain kutu

ikan Monogenia, cacing Trematoda, dan protozoa seperti Cryptocaryon sp. dan

Tricodina sp.

Monogenia

Serangan parasit ini dapat menimbulkan luka pada tubuh ikan. Selain itu,

ikan akan berenang lambat, cenderung memisahkan diri dari kelompoknya, nafsu

makan menurun, sisik mudah lepas, insang berwarna merah pucat, dan tubuhnya

sering digesek-gesekkan ke jaring atau berenang miring seolah-olah merasa gatal.

Trematoda

Trematoda merupakan cacing pipih yang banyak menyerang kerapu bebek.

Jenis trematoda yang banyak menyerang kerapu bebek adalah Diplectinum sp.

parasit ini menyerang insang, hati, dan mata. Penyebarannya bisa melalui pakan

maupun lingkungan perairan. Gejala yang tampak pada ikan akibat serangan

cancing ini antara lain nafsu makan berkurang, warna tubuh dan insang pucat,

produksi lendir di permukaan tubuh banyak, selalu berenang di permukaan air,

serta tampak megap-megap dengan tutup insang terbuka. Umumnya serangan

cacing ini bersamaan dengan penyakit vibriosis.

Cryptocaryon

Penyakit yang cryptocaryon yang sering menyerang kerapu bebek

disebabkan oleh protozoa Cryptocaryon sp. Penyakit ini lebih dikenal dengan

sebutan penyakit bintik putih. Bagian tubuh yang sering diserang parasit ini

adalah permukaan tubuh, ekor, insang, dan mata. Gejala yang tampak akibat

serangan penyakit ini antara lain mata bengkak, insang dan mata ditumbuhi

semacam kista sebesar kepala jarum pentul berwarna putih, terjadi pendarahan

dan pembusukan pada bagian sirip, produksi lendir tubuh meningkat, serta nafsu

makan berkurang.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 15

Page 16: ISI LAPORAN M.L.M

Tricodiniasis

Tricodiniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh serangan protozoa

Tricodina sp. Protozoa ini banyak menempel pada insang, permukaan luar tubuh,

dan sirip ikan. Penyebarannya melalui perairan di sekitar lokasi pemeliharaan atau

dari ikan yang sudah terjangkit penyakit ini. Gejala yang tampak akibat serangan

protozoa ini adalah produksi lendir meningkat, terdapat nekrosis pada kulit luar,

nafsu makan hilang, dan berenang tidak normal. Pada serangan yang sudah parah,

siripnya akan sobek-sobek.

4.3.2 Penyakit Akibat Serangan Bakteri

Jenis bakteri yang menyebabkan kematian terbesar pada pembesaran kerapu

bebek adalah Vibrio sp. Bakteri ini biasanya bertindak sebagai patogen sekunder

yang timbul akibat infeksi primer protozoa. Penyakit yang timbul akibat serangan

bakteri ini adalah vibriosis atau penyakit merah. Gejala yang timbul antara lain

nafsu makan berkurang, lesu, terdapat pembusukan pada sirip (fin rot), mata

menonjol (popaye), terjadi penumpulan cairan pada perut (perut kembung), serta

terdapat radang berwarna merah pada bagian anus.

4.4 Panen dan Pengangkutan

4.4.1 Panen

Pada budidaya kerapu bebek ini, biasanya yang dipanen untuk dijual atau

dikonsumsi adalah benih dan ikan konsumsi. Agar diperoleh hasil panen terbaik,

perlu adanya persiapan matang. Panen untuk benih berbeda dengan panen untuk

ikan konsumsi.

Benih

Maksud panen benih di sini adalah panen untuk ikan yang sudah siap

digunakan pada pembesaran. Agar panen bisa berhasil, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan antara lain persiapan alat panen, waktu panen, dan cara panen.

Persiapan alat panen harus dilakukan untuk mendapatkan hasil panen yang

maksimal. Adapun alat yang perlu dipersiapkan pada pemanenan benih adalah

skop-net, wadah penampung seperti ember, dan waring. Waktu terbaik untuk

memanen benih adalah pagi dan sore hari. Pemanen benih diawali dengan

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 16

Page 17: ISI LAPORAN M.L.M

pengurangan air dari dalam bak hingga tersisa ⅓ volume awal. Selanjutnya benih

digiring dengan waring ke sudut bak untuk mempermudah penangkapan. Bila

sudah berada di sudut bak, benih dapat ditangkap dengan skop-net dan

dimasukkan ke dalam wadah penampung.

Ikan Konsumsi

Sebagai salah satu komoditas laut yang sedang digalakkan

pembudidayaannya, kerapu bebek lebih banyak dijual dalam keadaan hidup.

Permintaan dan harga jual kerapu bebek hidup sangat tinggi. Oleh karena itu,

kesegaran ikan harus dipertahankan. Namun, sering dijumpai harga ikan ini turun

akibat pemanenan yang tidak tepat, ukuran tidak seragam, serta cara panen yang

tidak benar.

Untuk menjaga agar ikan tetap sehat dan segar, pemanenannya sebaiknya

dilakukan pada sore hari karena suhu relatif rendah. Dengan suhu rendah maka

diharapkan dapat mengurangi stres selama pemanenan. Di samping itu, panen

pada sore hari dapat menunjang transportasi yang biasanya dilakukan pada malam

hari.

Sebelum ikan dipanen, perlu dilakukan kegiatan sampling. Hal ini

dimaksudkan agar dapat diperkirakan jumlah, ukuran, dan mutu hasil panen yang

kelak akan diperoleh. Sampling dilakukan dengan cara mengambil ikan sebanyak

5 % dari jumlah total ikan yang ada dalam karamba. Ikan yang diambil

selanjutnya dihitung dan diukur.

Untuk panen ikan konsumsi ini, ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu

panen selektif dan panen total. Panen selektif merupakan pemanenan terhadap

ikan yang sudah mencapai ukuran tertentu sesuai keinginan pasar. Panen selektif

ini pun sering dilakukan untuk memenuhi permintaan dalam skala kecil.

Sementara panen total merupakan pemanenan secara keseluruhan yang biasanya

dilakukan bila permintaan sangat besar atau ukuran ikan seluruhnya sudah

memenuhi kriteria jual. Panen total ini lebih mudah dilakukan dibanding panen

selektif. Penggunaan alat panen yang benar sangat menentukan mutu hasil panen.

Alat panenyang digunakan berupa skop-net yang terbuat dari kain kasa. Skop-net

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 17

Page 18: ISI LAPORAN M.L.M

yang kasar tidak dianjurkan karena dapat melukai ikan sehingga menimbulkan

penyakit selama proses transportasi.

Pemanenan ikan konsumsi dapat dilakukan dengan cara mengangkat jaring

pemeliharaan dengan menggunakan kayu. Caranya ialah kayu dilewatkan dari

bawah jaring yang kemudian diangkat sehingga jaring pemeliharaan terbagi

menjadi dua. Dengan cara ini akan memudahkan pemanenannya, baik secara

selektif maupun total.

4.4.2 Pengangkutan

Persiapan matang terhadap ikan dan bahan pengemas sangat diperlukan

untuk memperlancar dan melindungi ikan agar tetap segar sampai tiba di tempat

tujuan. Persiapan terhadap ikan berupa kegiatan pemuasaan dan pemilahan

ukuran. Pemuasaan bertujuan untuk menghindari terjadinya buangan sisa-sisa

metabolisme yang dapat menurunkan kualitas air. Lama pemuasaan sekitar 6-24

jam, tergantung ukuran ikan.semakin besar ukuran ikan, pemuasaannya pun

makin lama. Sementara pemilahan ukuran dilakukan untuk menyeragamkan

ukuran ikan dalam suatu kemasan. Ini disebabkan ikan kerapu bebek bersifat

kanibal. Persiapan terhadap bahan pengangkut pun perlu diperhatikan. Bila

bahannya tidak sesuai maka kesegaran ikan sampai tiba di tempat tujuan akan

menurun. Oleh karena ada dua cara pengangkutan ikan, maka bahan

pengangkutnya pun berbeda. Untuk pengangkutan terbuka diperlukan bahan

pengangkut berupa drum plastik atau fiberglass, aerator atau oksigen murni,

selang, dan batu aerasi. Sementara untukpengangkutan tertutup diperlukan kardus,

styrofoam, plastik, karet, oksigen, dan pita perekat. Bahan lain yang perlu

dipersiapkan pula adalah air laut dan es. Air laut diperlukan sebagai media hidup

bagi ikan selama pengangkutan, warna air harus jernih, dengan salinitas yang

sama dengan media budidaya. Sementara es biasanya digunakan untuk

menurunkan suhu air media angkut sampai 22ºC. Suhu yang rendah menyebabkan

proses metabolisme bejalan lambat, sehingga penggunaan oksigen menjadi rendah

dan pengeluaran kotoran yang berlebihan dapat dihindari.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 18

Page 19: ISI LAPORAN M.L.M

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Daerah penyebaran kerapu bebek dimulai dari Afrika Timur sampai

Pasifik Barat Daya. Kerapu bebek bersifat hermafrodit protogini, yaitu

pada perkembangan mencapai dewasa (matang gonad) berjenis kelamin

betina dan akan berubah menjadi jantan bila sudah tumbuh menjadi lebih

besar atau umumnya bertambah tua.

2. Dalam pemilihan lokasi pembenihan dan pembesaran hendaknya

memperhatikan faktor teknis dan non-teknis, serta persyaratan-persyaratan

lainnya guna mendukung keberhasilan kegiatan budidaya.

3. Kepadatan tebar sangat menentukan pemacuan pertumbuhan dan

kehidupan ikan. Bila terlalu padat, kecepatan pertumbuhannya berkurang

akibat adanya persaingan ruang, oksigen, dan pakan.

5.2 Saran

Dalam kegiatan budidaya ini, penyeragaman ukuran harus dilakukan.

Agar, tidak terjadi kanibalisme. Perawatan terhadap jaring dan waring harus

dilakukan demi menjaga kebersihan wadah budidaya, serta perlu adanya

pengecekan terhadap kondisi kesehatan ikan agar dapat meminimalisir tingkat

kematian (mortalitas) pada ikan.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 19

Page 20: ISI LAPORAN M.L.M

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Syamsul dan Sudaryanto. 2000. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu

Bebek. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anonimus, 2008. http://www.dkp.go.id. 24 Juni 2010.

Anonimus, 2008. http://www.ikanmania.wordpress.com. 24 Juni 2010.

Anonimus, 2008.  http://www.mustang89.com/literatur/petunjuk-teknis-budidaya-

ikan-laut-di-jaring-apung. 25 Juni 2010.

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 20

Page 21: ISI LAPORAN M.L.M

LAMPIRAN

Gambar 1. Selang Aerator Gambar 2. Bak Benih

Gambar 3. Bak Gelondongan Gambar 4. Bak Hatchery Indoor

Gambar 5. Bak Kultur Rotifera Gambar 6. NRD 2/3 dan 2/4

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 21

Page 22: ISI LAPORAN M.L.M

Gambar 7. Pipa Air Gambar 8. Pompa Air

Gambar 9.Tandon Gambar 10. Pupuk TSP

Gambar 11. Pupuk Urea Gambar 12. Pupuk ZA

Laporan Praktikum Lapangan Manajemen Marinqultur Page 22