isi bambu

15
I. PENDAHULUAN Tumbuhan bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika, tetapi beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal tumbuhan ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi. Indonesia mengenal 10 genus bambu dari 75 genus dan 1.500 spesies bambu yang ada di seluruh dunia. Kesepuluh genus bambu yang terdapat di Indonesia antara lain Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Tumbuhan bambu hidup merumpun, kadang- kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Penduduk desa sering menanam bambu disekitar rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacam-macam jenis 1

Upload: prihanto-arif-hidayat

Post on 26-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ISI BAMBUISI BAMBUISI BAMBU

TRANSCRIPT

Page 1: ISI BAMBU

I. PENDAHULUAN

Tumbuhan bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia,

Afrika, dan Amerika, tetapi beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua

Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi

wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai

daerah asal tumbuhan ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke

daerah subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran

tinggi. Indonesia mengenal 10 genus bambu dari 75 genus dan 1.500 spesies

bambu yang ada di seluruh dunia. Kesepuluh genus bambu yang terdapat di

Indonesia antara lain Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa,

Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan

Thyrsostachys. Tumbuhan bambu hidup merumpun, kadang-kadang ditemui

berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik

dengan batas desa di Jawa. Penduduk desa sering menanam bambu disekitar

rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacam-macam jenis bambu bercampur

ditanam di pekarangan rumah. Pada umumnya yang sering digunakan oleh

masyarakat di Indonesia adalah bambu tali (Gigantochloa apus), bambu betung

(Dendrocalamus asper), bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinaceae) dan

bambu hitam (Gigantochloa atroviolaceae) (Krisdianto et al., 2000; Nadeak,

2009).

Bambu tergolong keluarga Poaceae atau disebut juga Giant Grass

(rumput raksasa), berumpun, dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang

tumbuh secara bertahap, mulai dari rebung, batang muda, dan sampai sudah

dewasa pada umur 4-5 tahun (Widnyana, 2007). Bambu adalah tumbuhan yang

1

Page 2: ISI BAMBU

mempunyai batang berbentuk buluh, beruas, berbuku-buku, berongga,

mempunyai cabang, berimpang dan mempunyai daun buluh yang menonjol.

Bambu merupakan nama bagi kumpulan rumput-rumputan berbentuk pohon kayu

atau perdu yang melempeng, dengan batang-batangnya yang biasanya tegak,

kadang memanjat, bercabang-cabang, umurnya panjang dapat mencapai 40–60

tahun. Buluhnya timbul dari buku-buku rimpang yang menjulur atau menjalar

pada pertumbuhannya yang kuat, rimpang bercabang-cabang banyak. Saat (waktu

yang tepat) bertaruk atau munculnya tunas berbeda-beda, ada jenis yang bertunas

pada awal musim hujan, pada masa musim hujan dan sebagian lagi pada akhir

musim hujan (Heyne, 1987; Nadeak, 2009). Bambu merupakan tumbuhan tahunan

dan dibedakan atas dua kelompok berdasarkan cara tumbuhnya. Pertama, jenis

yang tumbuhnya berumpun (simpodial) dan kedua, jenis yang tumbuhnya tidak

membentuk rumpun (monopodial). Ada juga yang bersifat intermediet. Tipe

rumpun di Indonesia umumnya adalah simpodial (Sutarno et al., 1996; Nadeak,

2009).

Akar rimpang terdapat di bawah tanah dan membentuk sistem

percabangan yang dapat dipakai untuk membedakan kelompok bambu. Bagian

pangkal akar rimpangnya lebih sempit daripada bagian ujungnnya dan setiap ruas

mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang

menjadi rebung yang kemudian memanjang dan akhirnya akan menghasilkan

buluh (Widjaja, 2001; Nadeak, 2009). Macam sistem perakaran akar rimpang ada

dua, yaitu pakimorf (ditunjukan oleh akar rimpangnya yang simpodial), dan

leptomorf (dicirikan oleh akar rimpangnya yang monopodial). Jenis-jenis bambu

asli Indonesia mempunyai sistem perakaran pakimorf, yang dicirikan oleh ruasnya

2

Page 3: ISI BAMBU

yang pendek dengan leher yang pendek juga. Setiap akar rimpang mempunyai

kuncup yang akan berkembang dan tumbuh menjadi akar rimpang baru yang

akhirnya bagian yang tumbuh ke atas membentuk rebung dan kemudian menjadi

buluh. Akar pakimorf bentuknya sering bervariasi, misalnya pada marga

Dinochloa dan Melocanna memiliki akar rimpang yang lehernya panjang tetapi

ruasnya pendek dan tanpa kuncup, sehingga buluh tampak agak berjauhan dan

tidak menggerombol (Nadeak, 2009).

Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar

dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga,

berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tumbuhan

bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m. Diameter batangnya 0,25-25 cm dan ketebalan

dindingnya sampai 25 mm. Pada bagian tumbuhan terdapat organ-organ daun

yang menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada

batang yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah

batang terdapat perpanjangan tambahan yang berbetuk segi tiga dan disebut

subang yang biasanya gugur lebih dulu (Widjaja, 2001).

Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari

permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari

kuncup akar rimpang di dalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Rebung

dapat dibedakan untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri

khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pepepahnya. Bulu

pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih, misalnya

bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung

(Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat (Widjaja, 2001).

3

Page 4: ISI BAMBU

Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada

setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan

ligulanya terdapat antara sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh.

Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika

buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh,

tetapi pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh

tersebut, seperti pada jenis bambu talang (Schizostachyum brachycladum)

(Widjaja, 2001).

Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan yang sejajar seperti

rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Daunnya

biasanya lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti pada bambu cendani

(Bambusa multiplex) dan bambu siam (Thyrsostachys siamensis). Helai daun

dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang mungkin panjang atau

pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun dan juga ligula. Kuping

pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil atau tidak tampak. Pada

beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang,

tetapi ada juga yang gundul (Widjaja, 2001).

Kebun Raya Baturraden terletak di Desa Kemutug Lor, Kecamatan

Baturraden, Kabupaten Banyumas. Kebun Raya Baturraden memiliki fungsi

sebagai tempat konservasi berbagai spesies tumbuhan karena kelimpahan

tumbuhan masih sangat banyak. Koleksi tumbuhan yang terdapat di sana antara

lain famili Aracaceae, famili Orchidaceae, famili Pteridophyta, tumbuhan langka,

tumbuhan obat, tumbuhan bambu dan pembibitan tumbuhan. Tumbuhan yang

terdapat di Kebun Raya Baturraden sangat perlu mengalami pendataan agar tidak

4

Page 5: ISI BAMBU

mengalami kepunahan. Kebun Raya Baturraden juga digunakan sebagai tempat

rekreasi, penelitian, pendidikan lingkungan, dan ekowisata. Pelestarian flora yang

ada di Kebun Raya Baturraden akan melindungi kekayaan spesies secara ex situ

dalam bentuk kebun koleksi. Koleksi tumbuhan dapat menambah daya tarik

Kebun Raya Baturraden sebagai daerah tujuan wisata alam.

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk melakukan

identifikasi, pendataan manfaat, dan pendataan ulang terhadap tumbuhan bambu

yang ada di Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas.

Manfaat Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat mengetahui dan

memahami karakteristik dari berbagai jenis tumbuhan bambu, mengetahui

manfaat berbagai jenis tumbuhan bambu yang ada di Kebun Raya Baturraden

Kabupaten Banyumas.

5

Page 6: ISI BAMBU

II. MATERI DAN CARA KERJA

1. Materi, Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan

1.1. Alat dan Bahan

Alat-alat yang akan digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan

mengenai “Keanekaragaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Bambu yang

Terdapat di Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas” adalah

kamera digital, kertas, alat tulis, buku identifikasi bambu, dan

Thallysheet Tumbuhan Bambu.

Bahan-bahan yang akan digunakan adalah tumbuhan bambu yang

terdapat di Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas.

1.2. Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan ini akan dilaksanakan selama 14 hari,

dimulai tanggal 16-31 Januari 2013 di Kebun Raya Baturraden

Kabupaten Banyumas.

2. Cara Kerja

Praktik Kerja Lapangan dilakukan dengan cara ikut serta dalam

kegiatan yang diadakan oleh Kebun Raya Baturraden. Kegiatan yang

dilakukan meliputi persiapan, identifikasi dan pendataan manfaat

tumbuhan bambu, perawatan dan pendataan tumbuhan bambu yang

meliputi manfaat, jumlah rumpun tumbuhan bambu, serta kesesuaian

dengan data lama.

2.1. Persiapan praktik kerja lapangan

Tahap awal praktik kerja lapangan dengan memperkenalkan

lingkungan lokasi. Tahapan pengenalan lokasi sebagai tahap persiapan

6

Page 7: ISI BAMBU

praktik kerja lapangan. Pengenalan lokasi praktik kerja lapangan meliputi

pengenalan seluruh pegawai Kebun Raya Baturraden dan mengunjungi

seluruh wilayah konservasi tumbuhan. Setelah itu, pembuatan

Thallysheet Tumbuhan Bambu.

2.2. Identifikasi dan Pendataan Manfaat Tumbuhan Bambu

1. Karakteristik tumbuhan bambu yang belum diketahui nama

spesiesnya diamati dan dicatat sebagai data.

2. Data yang berisi karakteristik tumbuhan tersebut dibandingkan

dengan buku identifikasi yang ada di Kebun Raya Baturraden,

Fakultas Biologi dan internet.

3. Tumbuhan bambu diberi nama spesies yang sesuai dan dituliskan

pada papan nama.

4. Masing-masing dari tumbuhan bambu dicatat manfaatnya.

2.3. Perawatan dan Pendataan Tumbuhan Bambu

1. Tumbuhan bambu dirawat dengan cara menyiram tumbuhan secara

rutin agar kelembaban lingkungan selalu terjaga.

2. Papan nama dan lembar pengisian pendataan disiapkan.

3. Papan nama diberi nama spesies dan kode tumbuhan dengan benar.

4. Papan nama yang sudah berisi data dipasang di dekat tumbuhan

bambu tersebut dan data ditulis kembali pada lembar pengisian

pendataan sebagai catatan.

7

Page 8: ISI BAMBU

III. RENCANA KERJA HARIAN

Kegiatan Harian Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Nama (NIM) : Tria Fauzi Prabandani Hakim (BIJ010160)

Judul PKL : Keanekaragaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Bambu yang

Terdapat di Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas

Lokasi : Kebun Raya Baturraden Kabupaten Banyumas

Waktu : 16-31 Januari 2013

Pembimbing : Drs. Sukarsa, M.Si.

Ita Kusumawati, S.Hut., M.Sc.

Tabel 1. Rencana Kerja HarianNo. Hari, Tanggal Kegiatan

1. Rabu, 16 Januari 2013 Observasi lingkungan.

2. Kamis, 17 Januari 2013 Persiapan identifikasi di lokasi.

3. Jumat, 18 Januari 20131. Identifikasi dan pendataan manfaat

tumbuhan bambu.2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

4. Sabtu, 19 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat tumbuhan bambu.

2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

5. Senin, 21 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat tumbuhan bambu.

2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

6. Selasa, 22 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat tumbuhan bambu.

2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

7. Rabu, 23 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat tumbuhan bambu.

2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

8. Kamis, 24 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat

8

Page 9: ISI BAMBU

tumbuhan bambu.2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

9. Jumat, 25 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat tumbuhan bambu.

2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

10. Sabtu, 26 Januari 2013 1. Identifikasi dan pendataan manfaat tumbuhan bambu.

2. Penulisan kode tumbuhan.3. Perawatan tumbuhan bambu.

11. Senin, 28 Januari 2013 Pendataan tumbuhan bambu (meliputi manfaat, jumlah individu, dan kesesuaian dengan data lama).

12. Selasa, 29 Januari 2013 Pendataan tumbuhan bambu (meliputi manfaat, jumlah individu, dan kesesuaian dengan data lama).

13. Rabu, 30 Januari 2013 Pendataan tumbuhan bambu (meliputi manfaat, jumlah individu, dan kesesuaian dengan data lama).

14. Kamis, 31 Januari 2013 Pendataan tumbuhan bambu (meliputi manfaat, jumlah individu, dan kesesuaian dengan data lama).

9

Page 10: ISI BAMBU

DAFTAR REFERENSI

Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Jilid I: 322-346.

Krisdianto, Sumarni G. dan Ismanto A. 2000. Sari Hasil Penelitian Bambu. Himpunan Sari Hasil Penelitian Rotan dan Bambu. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan Bogor, Bogor.

Nadeak, M. N. 2009. Deskripsi Budidaya dan Pemanfaatan Bambu di Kelurahan Balumbang Jaya (Kecamatan Bogor Barat) dan Desa Rumpin (Kecamatan Rumpin), Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutarno, H., Hardijadi S. S. dan Sutiyono. 1996. Paket Model Partisipatif: Budidaya Bambu Guna Meningkatkan Produktivitas Lahan. Prosea Indonesia-Yayasan Prosea, Bogor.

Widjaja, E. A. 2001. Identikit Jenis-jenis Bambu di Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bilologi. LIPI, Bogor

Widnyana, K. 2007. Bambu dengan Berbagai Manfaatnya. Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar, Denpasar.

10