pkm-gt-09-ipb-mujiono-inovasi daun bambu bagian isi

32
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat umumnya menggunakan minyak goreng untuk mengolah makanan, baik untuk lauk pauk maupun makanan ringan. Hasil survei keluarga yang dilakukan oleh Equity Policy Center (EPOC) di Bogor pada tahun 1983 menujukkan bahwa rata-rata 25% dari anggaran makanan digunakan untuk membeli makanan jajanan (Hutabarat, 1995). Produk jajanan goreng merupakan produk pangan yang cukup banyak diproduksi oleh produsen skala kecil. Hal ini dapat dijumpai di sepanjang jalan maupun pasar-pasar yang banyak dipenuhi pedagang makanan goreng. Hal yang sering terjadi adalah praktek pengolahan pangan yang salah menyebabkan produk jajanan goreng menjadi sumber bahaya, seperti penggunaan minyak goreng berulang-ulang dan pemanasan berlebihan. Penggorengan umumnya dilakukan dengan pencelupan bahan pangan ke dalam minyak goreng sebagai media pemanas (deep fat frying). Oksidasi yang mudah terjadi pada senyawa lipid (minyak goreng) sering menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik dan karsinogenik. Dewasa ini, terdapat beberapa kasus penyakit yang terkait dengan produk gorengan. Salah satu penyakit yang paling banyak mendapat perhatian adalah kanker. Produk gorengan sendiri sebenarnya tidak memberi resiko terhadap kesehatan melainkan kandungan zat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan. Proses penggorengan yang dilakukan pada suhu yang tinggi sekitar 180 o C berpotensi untuk terjadi reaksi-reaksi yang menghasilkan beberapa produk samping, seperti akrilamida. Akrilamida umumnya terbentuk pada produk yang sebagian besar mengandung karbohidrat (pati). Akrilamida diklasifikasikan oleh Food and Drugs Administration (FDA) dalam kategori grup 2A yaitu senyawa yang hampir dipastikan menyebabkan kanker pada manusia. Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003,

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat umumnya menggunakan minyak goreng

untuk mengolah makanan, baik untuk lauk pauk maupun makanan ringan. Hasil

survei keluarga yang dilakukan oleh Equity Policy Center (EPOC) di Bogor pada

tahun 1983 menujukkan bahwa rata-rata 25% dari anggaran makanan digunakan

untuk membeli makanan jajanan (Hutabarat, 1995). Produk jajanan goreng

merupakan produk pangan yang cukup banyak diproduksi oleh produsen skala

kecil. Hal ini dapat dijumpai di sepanjang jalan maupun pasar-pasar yang banyak

dipenuhi pedagang makanan goreng. Hal yang sering terjadi adalah praktek

pengolahan pangan yang salah menyebabkan produk jajanan goreng menjadi

sumber bahaya, seperti penggunaan minyak goreng berulang-ulang dan

pemanasan berlebihan. Penggorengan umumnya dilakukan dengan pencelupan

bahan pangan ke dalam minyak goreng sebagai media pemanas (deep fat frying).

Oksidasi yang mudah terjadi pada senyawa lipid (minyak goreng) sering

menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik dan karsinogenik.

Dewasa ini, terdapat beberapa kasus penyakit yang terkait dengan produk

gorengan. Salah satu penyakit yang paling banyak mendapat perhatian adalah

kanker. Produk gorengan sendiri sebenarnya tidak memberi resiko terhadap

kesehatan melainkan kandungan zat karsinogenik yang terbentuk selama proses

penggorengan. Proses penggorengan yang dilakukan pada suhu yang tinggi sekitar

180oC berpotensi untuk terjadi reaksi-reaksi yang menghasilkan beberapa produk

samping, seperti akrilamida. Akrilamida umumnya terbentuk pada produk yang

sebagian besar mengandung karbohidrat (pati). Akrilamida diklasifikasikan oleh

Food and Drugs Administration (FDA) dalam kategori grup 2A yaitu senyawa

yang hampir dipastikan menyebabkan kanker pada manusia.

Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit

kardiovaskular. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003,

Page 2: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

2

setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi

peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah

penderita baru penyakit kanker meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang

diantaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan

intervensi yang memadai. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

tahun 2001 penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia

setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi, pernafasan dan pencernaan. Menurut data

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevelensi tumor di masyarakat

sebesar 4,3 per 1000 penduduk (Departemen Kesehatan, 2009).

Penelitian yang diharapkan dapat menurunkan resiko akrilamida pada produk

gorengan telah banyak dilakukan. Metode yang telah disarankan seperti

modifikasi prekursor akrilamida pada bahan pangan (Fiselier dan Grob, 2005),

perubahan metode pengolahan (Williams, 2005), optimalisasi suhu penyimpanan

produk (Biedermann-Brem et al., 2003), dan fermentasi (Fredriksson et al., 2004),

Hingga kini teknik-teknik tersebut sangat sulit untuk diterapkan baik pada skala

industri untuk komersialisasi termasuk skala rumah tangga yang sering

menghasilkan produk jajanan goreng.

Indonesia adalah negara tropis yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuh-

tumbuhan. Bambu merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di

Indonesia. Dari kurang lebih 1.000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200

spesies dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja,

1995), sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis. Tanaman bambu

Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian

sekitar 300 m dpl (Krisdianto et al., 1999). Umumnya pemanfaatan bambu masih

terbatas pada bagian batangnya saja yaitu sebagai bahan baku kerajinan dan

bangunan. Padahal terdapat bagian lain pada bambu yang belum termanfaatkan

secara optimal seperti bagian daunnya.

Page 3: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

3

Zhang et al. (2005) menyatakan bahwa daun bambu mengandung komponen

flavonoid, lakton, dan asam fenolat yaitu senyawa-senyawa yang berperan

sebagai antioksidan. Dengan demikian ketiga komponen ini dapat digunakan

untuk menurunkan kadar akrilamida pada produk hasil penggorengan. Zhang et

al. (2007) juga menjelaskan bahwa antioksidan yang terdapat pada daun bambu

mampu menurunkan kadar akrilamida pada kentang goreng hingga 76.1% tanpa

mengubah sensori produk secara signifikan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus tulisan ini adalah :

a. Produk hasil penggorengan (suhu di atas 180°C) menghasilkan akrilamida

yang diduga merupakan senyawa penyebab kanker.

b. Daun bambu mengandung flavonoid, lakton, dan asam fenolat yang dapat

dimanfaatkan untuk penurunan kadar akrilamida pada produk pangan yang

mengalami proses penggorengan.

c. Teknologi pembuatan ekstrak daun bambu menjadi solusi penurunan resiko

kanker yang disebabkan oleh kandungan akrilamida pada produk pangan yang

mengalami proses pemanasan berlebih.

Uraian Singkat

Tulisan ini diarahkan untuk merumuskan masalah kesehatan pangan yaitu kanker

akibat pembentukan akrilamida pada produk gorengan secara umum dan secara

khusus (subsistem) pada produk jajanan untuk kemudian dicari solusinya. Dalam

tulisan ini, beberapa gagasan kreatif yang diajukan adalah penggunaan ekstrak

daun bambu (Gigantochloa apus) yang mengandung flavonoid, lakton, dan asam

fenolat untuk menurunkan kadar akrilamida pada produk pangan yang mengalami

penggorengan, terutama jajanan goreng. Penambahan dapat dilakukan dalam

bentuk fortifikasi pada minyak goreng yang digunakan dalam proses pengolahan.

Selain menurunkan resiko kanker yang dapat terjadi, juga diajukan pemanfaatan

daun bambu untuk menghasilkan ekstrak yang bermanfaat lebih sehingga

meningkatkan nilai tambah tanaman bambu.

Page 4: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

4

Tujuan

Penulisan karya ini bertujuan memberikan perspektif mengenai pemanfaatan daun

bambu (Gigantochloa apus) yang dapat menurunkan resiko kanker akibat

pembentukan akrilamida pada proses produk jajanan goreng akibat pemanasan

berlebih yang sering terjadi di masyarakat sekaligus meningkatkan nilai tambah

dari tanaman bambu.

Manfaat

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini ditujukan kepada mahasiswa, institusi

pendidikan, pemerintah, industri, dan masyarakat.

1. Bagi mahasiswa

Karya tulis ini dapat menjadi media untuk menyalurkan ide yang inovatif,

mengembangkan kreativitas, dan menambah ilmu pengetahuan.

2. Bagi institusi

Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi media pelopor dalam mempercepat

ilmu dan teknologi kepada masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan

Tinggi.

3. Bagi pemerintah

Karya tulis ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam

mengambil kebijakan terkait dengan produk jajanan goreng yang semakin

beredar di masyarakat.

4. Bagi industri

Tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pengembangan teknologi

produk pangan sehingga meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan.

5. Bagi masyarakat

Tulisan ini dapat menjadi informasi yang edukatif mengenai prospek daun

bambu sebagai solusi pencegahan kanker akibat pembentukan akrilamida pada

produk jajanan goreng.

Page 5: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

5

TELAAH PUSTAKA

Akrilamida

Akrilamida merupakan senyawa kimia berwarna putih, tidak berbau, berbentuk

kristal padat yang sangat mudah larut dalam air dan mudah bereaksi melalui

reaksi amida atau ikatan rangkapnya. Monomernya cepat berpolimerisasi pada

titik leburnya atau dibawah sinar ultra violet. Akrilamida dalam larutan bersifat

stabil dalam suhu kamar dan tidak berpolimerisasi secara spontan (FDA, 2004).

Akrilamida merupakan senyawa kimia intermediet yang biasa digunakan dalam

sintesis poliakrilamida, pembuatan plastik serta sebagai koagulan saat pemurnian

air minum dan pengolahan limbah cair. Secara fisik akrilamida larut dalam air,

etanol, metanol, dimetil eter, serat tidak larut dalam heptana dan benzene

(Rohdiana, 2004).

Keberadaan akrilamida di dalam air minum memang sudah terdeteksi. Namun,

jarang ada penelitian yang mengungkapkan bahayanya di dalam makanan sehari-

hari (Anonim, 1997). Akrilamida terdistribusi dengan baik dalam air karena

kelarutannya yang tinggi dalam air. Akrilamida dapat menetap hingga berhari-

hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan di daerah sungai atau pesisir

pantai dengan aktivitas mikroba yang rendah. Kecil kemungkinannya

terakumulasi pada ikan (FDA, 2004).

Penelitian di Badan Pengawas Makanan Nasional Swedia (Swedish National Food

Administration) dan Stockhlom University, pada April 2002 melaporkan

penemuan akrilamida dalam berbagai makanan yang dipanggang dalam tanur atau

digoreng. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa pembentukan akrilamida

akibat pemanasan pada suhu tinggi terdapat pada makanan dengan kandungan

karbohidrat tinggi seperti keripik kentang, kentang goreng, pop corn, sereal, dan

biscuit (FDA, 2004).

Page 6: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

6

Mekanisme pembentukan akrilamida yang mungkin dan telah dikemukakan oleh

peneliti antara lain, 1) Terbentuk dari akrilolein atau asam akrilat hasil degradasi

karbohidrat, lemak, atau asam amino bebas, seperti alanin, asparagin, glutamine,

dan metionin yang memiliki struktur mirip dengan akrilamida, 2) Terbentuk

langsung dari asam amino, 3) Terbentuk dari dehidrasi atau dekarboksilasi

beberapa asam organik tertentu seperti asam laktat, asam malat, dan asam sitrat.

Studi sistematik tentang pembentukan akrilamida belum dapat dipastikan,

kemungkinan terbesar melalui reaksi campuran. Akrilamida dianggap reaksi

samping dari reaksi Maillard, yakni reaksi yang berlangsung antara asam amino

dengan gula pereduksi (glukosa, fruktosa, ribosa, dan lain-lain) atau sumber

karbonil lainnya. Asparagin, merupakan asam amino dalam makanan yang

bereaksi dengan gula pada suhu tinggi (Kendall, 2005). Ketika dilakukan

penelitian terhadap hewan, akrilamida terbukti menyebabkan kanker. Gangguan

kesehatan yang disebabkan akrilamida terjadi karena dampak genotoksik dan

karsinogeniknya. Akrilamida dianggap sebagai zat yang dicurigai sebagai

karsinogen (Friedman, 2003). Prekursor yang secara langsung membentuk

akrilamida dengan reaksi dekarboksilasi dari asparagin adalah

3-aminopropionamida. Penambahan antioksidan akan menghalangi oksidasi dari

3-aminopropionamida (Zhang et al., 2005).

Kanker

Kanker adalah penyakit tidak menular yang berawal dari kerusakan materi

genetika, atau DNA sel. Satu saja Sel yang mengalami kerusakan genetika sudah

cukup untuk menghasilkan jaringan kanker atau neoplasma, sehingga kanker

disebut juga penyakit seluler (Zakaria et al., 2007).

Menurut Mulyadi (1997), sel kanker dapat dibedakan dari sel normal antara lainL

pertumbuhan sel kanker tidak terkontrol, daya lekatnya berkurang bahkan sudah

tidak ada, dan inhibisi kontak sel kanker sudah tidak ada sehingga jika ditanam

pada media kultur jaringan akan tumbuh berlapis-lapis dan tidak teratur. Tahap-

tahap penting pembentukan sel kanker adalah inisiasi dengan terjadinya

Page 7: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

7

perubahan DNA, promosi yang meliputi perkembangbiakan sel dan perubahan

menjadi sel tumor premaglinant, tahap progresi dengan invasi (penyusupan ke

jaringan sekitar), dan metastasis (penyebaran melalui pembuluh darah dan

pembuluh getah bening). Jumlah dan enzim pada sel kanker lebih sedikit

dibandingkan sel normal, sedangkan enzim-enzim untuk pertumbuhan sel kanker

lebih besar daripada sel normal.

Bambu

Bambu merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam family Graminaeae,

subfamili Bambusoideae, dari suku Bambuceae. Indonesia memiliki potensi

tanaman bambu yang cukup besar. Menurut Widjaya (1980) dalam Surjokusumo

(1995) di Indonesia terdapat sembilan marga bambu yaitu Arundinaceae,

Bambusa, Gigantochloa, Melocana, Schizostachyum, Nastus, Phylotaschys, dan

Thrysostachys. Tanaman bambu di Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai

pegunungan dengan ketinggian sekitar 3000 m dpl. Pada umumnya ditemukan di

tempat-tempat terbuka dan daerah bebas dari genangan air (Krisdianto et al.,

2000). Jenis bambu yang banyak dijumpai dan dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia seperti bambu andong, bambu hitam, bambu atter, bambu betung,

bambu kuning atau bambu tutul atau bambu ampel.

Daun bambu mengandung komponen bioaktif cukup tinggi, antara lain

mengandung flavon, lakton, dan asam fenolat yang bersifat antioksidan dan anti

mikrobial. Ketiga senyawa ini sangat berguna menunjang kesehatan. Antioksidan

daun bambu dengan kandungan utamanya polifenol (flavonoid dan asam fenolat)

tidak hanya menghambat reaksi berantai oksidasi spontan dari lipid tetapi juga

mengkelat logam transisi dan berperan sebagai antioksidan primer dan sekunder

dapat menurunkan kadar akrilamida hingga 56.4% (Zhang et al., 2005).

Kandungan antioksidan inilah yang dapat menurunkan kadar akrilamida. Dengan

menurunnya kadar akrilamida, diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya

kanker selama proses detoksifikasi senyawa xenobiotik oleh enzim fase 1 dan fase

2 yang terjadi di dalam hati.

Page 8: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

8

METODE PENULISAN

Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi literatur. Metode studi

literatur dilakukan dengan cara pencarian data, pengolahan data, analisis, dan

evaluasi data.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengkajian bahan-bahan bacaan dalam buku,

skripsi, jurnal, jurnal elektronik, dan literatur-literatur lainnnya yang berkaitan

dengan akrilamida, kanker, daun bambu, serta manfaat dan pengaruh dari ekstrak

daun bamboo dalam mengurangi kadar akrilamida. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah dalam memahami permasalahan yang diungkapkan dalam karya

ilmiah ini. Jurnal elektronik internasional terbaru diantaranya diakses pada

http://wileyinterscience.com, http://sciencedirect.com, dan http://springerlink.com.

Pengolahan Data

Melalui bahan-bahan bacaan di atas, dilakukan pengkajian, penyeleksian, dan

pencarian solusi atas masalah yang dihadapi, serta penarikan kesimpulan,

sehingga kesimpulan akhir yang didapat relevan dengan masalah di lapangan dan

benar-benar telah melalui penyusunan secara komprehensif berdasarkan data

akurat yang dianalisis secara runtut dan tajam.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kedua hal diatas, maka kerangka pemikiran dikembangkan dengan

menganalisis masalah kesehatan terutama yang berkaitan dengan penyakit kanker,

kemudian dilakukan kajian potensi bahan alami yang mampu menurunkan kadar

akrilamida, mekanismenya dalam menurunkan kandungan akrilamida di dalam

produk pangan gorengan, serta ketersediaan bahan baku untuk mewujudkan

penerapan teknologi yang keberlanjutan.

Page 9: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

9

ANALISIS DAN SINTESIS

Kejadian Kanker

Kanker merupakan penyakit degenarif yang menjadi perhatian khusus bagi semua

orang. Hal ini karena angka kematian akibat kanker sangat tinggi. Tidak hanya di

Indonesia melainkan juga di berbagai negara. Di Amerika Serikat, kanker

merupakan penyebab kematian nomor dua. Pada tahun 2003 diperkirakan ada

1.334.100 kasus dengan angka kematian sebanyak 556.500 orang. Sedangkan di

Eropa terdapat tiga juta kasus kanker baru tiap tahun dengan angka kematian

sebesar dua juta. Pada sebuah penelitian epidemologik tentang penyakit kanker

diperkirakan akan terjadi peningkatan 99% penderita pada tahun 2010 di negara

berkembang dibandingkan pada 1985. Sedangkan di negara maju peningkatan

jumlah penderita diperkirakan hanya 38% (Siswono, 2005).

Hal tersebut menunjukkan bahwa penyakit kanker menjadi masalah yang serius di

negara berkembang pada masa mendatang. Selain perkiraan jumlah penderita

yang meningkat tajam, kanker juga akan memberikan masalah sosial dan ekonomi

yang cukup besar. Data di Amerika Serikat menunjukan bahwa total biaya per

tahun untuk penyakit kanker diperkirakan mencapai 107 miliar dolar. Dari angka

itu 37 miliar dolar di antaranya untuk biaya pengobatan langsung, 11 miliar dolar

untuk penurunan produktivitas pasien akibat sakit, dan 59 miliar dolar untuk biaya

akibat hilangnya produktivitas akibat kematian (Siswono, 2005).

Menurut pengajar departemen radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia (FK UI), Dr. Soehartati Gondhowiardjo, di Indonesia masalah penyakit

kanker terlihat lonjakan yang luar biasa. Dalam jangka waktu 10 tahun, terlihat

bahwa peringkat kanker sebagai penyebab kematian naik dari peringkat ke-12

menjadi peringkat ke-6. Setiap tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita

baru dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit tersebut (Siswono, 2005).

Page 10: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

10

Penyebab Terjadinya Kanker dan Mekanismenya

Tahun 2002, World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan

pencegahan kanker, antara lain melalui makanan, sebagai salah satu dari tiga

strategi utama penanganan penyakit kanker, yakni pencegahan, perawatan, dan

pengobatan. Strategi ini merupakan hasil dari studi panjang oleh World Cancer

Research Funds (WCRF) dan American Institute for Cancer Research (AICR).

Salah satu rekomendasi penting dari studi ini ada sebagai berikut:

“It is abundantly clear that the incidence of all the common cancers

in human is being determined by various potentially controllable external

factors. This is surely the most comforting fact to come out of all cancer

research, for it means that cancer is, in large part, a preventable diseases”.

Jadi, penyakit kanker adalah penyakit yang dapat dicegah karena sebagian besar

penyebabnya adalah dari faktor luar (eksogenus). Hasil studi dari WHO

menjelaskan bahwa 85% kejadian kanker disebabkan oleh faktor dari luar tubuh

(eksogenus), seperti senyawa karsinogen (penyebab kanker) yang terdapat dalam

pangan karena berasal dari polusi makanan, minuman, udara, air, sinar UV, virus,

dan infeksi berkelanjutan. Hanya 15% disebabkan oleh keturunan atau faktor

endogenus. Makanan/minuman sendiri telah menyumbang sekitar 30% dari 85%

penyebab kanker oleh faktor eksogenus tersebut, salah satunya adalah produk

hasil penggorengan.

Produk hasil gorengan menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker dikarenakan

terbentuknya senyawa akrilamida dan senyawa radikal hasil degradasi lipid dari

minyak goreng. Senyawa-senyawa tersebut termasuk ke dalam senyawa

xenobiotik. Senyawa xenobiotik merupakan senyawa asing yang tidak diperlukan

oleh tubuh sehingga jika terikut termakan atau terminum akan mengalamai proses

metabolisme yang sama seperti halnya zat-zat gizi dan komponen bioaktif lain

dalam makanan. Senyawa ini dapat tercerna dan terserap, lalu masuk ke hati

melalui sistim pembuluh darah vena porta. Di hati, senyawa asing ini akan

Page 11: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

11

dimetabolisme melalui enzim-enzim yang sama dengan sistim enzim untuk

detoksifikasi (Zakaria et al., 2007).

Senyawa/zat gizi dalam pangan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin,

mineral merupakan senyawa yang bersifat esensial bagi tubuh dan digunakan

sebagai komponen sel (endogenus) sehingga secara alamiah mempunyai jalur

metabolisme jelas dan spesifik. Berbeda dengan zat gizi, senyawa xenobiotik

tidak mempunyai jalur metabolisme yang spesifik. Metabolisme xenobiotik

setelah tertelan meliputi penyerapan, distribusi, dan metabolisme detoxifikasi

terutama dalam organ hati. Di dalam hati, xenobiotik akan dimetabolisme oleh

sistim enzim detoxifikasi, yaitu enzim fase 1 dan fase 2, menjadi senyawa yang

larut air dan dapat dikeluarkan melalui urin. Jika hasil metabolisme masih kurang

polar maka produk metabolisme akan dikeluarkan melalui saluran empedu

bersama-sama dengan cairan empedu ke usus lalu ke feses. Namun, metabolit

xenobiotik dapat juga terserap kembali dari usus ke hati dan proses ini dapat

meningkatkan resiko keracunan empedu atau kanker empedu dan saluran

pencernaan.

Sistem enzim fase I merupakan enzim monooksigenase sedang sistim enzim fase

2 merupakan enzim-enzim konjugasi. Sistim enzim ini tidak spesifik terhadap

senyawa xenobiotik sehingga metabolisme xenobiotik tidak spesifik, artinya satu

substrat dapat dikatalis oleh beberapa enzim dan sebaliknya satu enzim dapat

mengkatalis beberapa substrat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan

dalam metabolisme xenobiotik. Metabolit yang dihasilkan selama metabolisme

xenobiotik dapat segera dikeluarkan melalui urin atau dapat juga terbentuk

metabolit yang tidak dapat dikeluarkan baik melalui urin maupun empedu.

Metabolit ini umumnya bersifat reaktif yang bersifat elektrofil, yaitu mempunyai

afinitas yang tinggi terhadap molekul DNA dan protein. Akibatnya, senyawa

metabolit eletrofil ini dapat berikatan dengan DNA atau protein sel sehingga dapat

mengakibatkan kerusakan sel. Ikatan metabolit reaktif dengan DNA dapat

menyebabkan mutasi DNA sel dan menjadi awal pembentukan kanker. Jika

Page 12: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

12

berikatan dengan protein, dapat mengubah struktur tiga dimensi protein sehingga

menghilangkan aktivitas biologisnya (Zakaria et al., 2007).

Sebagai contoh, protein enzim yang mengalami pengikatan dengan metabolit

radikal akan menjadi protein yang kehilangan sifat enzimatisnya sehingga proses

enzimatis di dalam tubuh akan menjadi terhambat. Hal ini akan berdampak pada

proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Potensi Daun Bambu di Indonesia

Dilihat dari sisi ekonomisnya, daun bambu sangat potensial untuk aplikasi ini. Hal

ini disebabkan bambu dapat dengan mudah dijumpai di daerah tropis, subtopis,

dan daerah beriklim sedang pada semua benua kecuali Eropa dan Asia Barat, dari

dataran rendah hingga ketinggian 4000 m dari permukaan laut. Selain itu, dari

kurang lebih 1.000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 spesies dari 20

genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja, 1995). Berdasarkan

hasil survei departemen kehutanan, produksi bambu di seluruh Indonesia

mencapai 5616 ton pada tahun 2007. (Dephut, 2007). Produksi bambu daerah

Jawa Barat dari tahun 2003 hingga 2004 terlampir pada Lampiran 1. Namun,

sampai saat ini daun bambu masih belum termanfaatkan untuk kebutuhan manusia

dan hanya terbuang begitu saja.

Teknologi Proses

Tahapan proses pemanfaatan daun bambu sebagai penurun kadar akrilamida pada

jajanan gorengan diawali dengan tahap ekstraksi komponen bioaktifnya

menggunakan pelarut polar, kemudian hasil ekstraksi tersebut ditambahkan ke

minyak goreng yang akan digunakan untuk menggoreng dengan perbandingan

tertentu. Secara rinci tahapan proses dijelaskan sebagai berikut.

Tahap Ekstraksi Komponen Bioaktif Daun Bambu

Daun bambu diekstrak menggunakan metode umum ekstraksi tumbuhan menurut

Harborne (1987), yaitu daun segar dengan bobot yang telah diketahui

Page 13: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

13

dikeringudarakan lalu dibuat menjadi berbentuk serbuk halus dengan blender.

Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut

etanol 95% dan air dengan perbandingan 4:1 sedangkan perbandingan sampel dan

pelarut sebesar 4:1. Proses maserasi dilakukan selama 24 jam menggunakan

shacker (bejana bergoyang) dengan kecepatan 35 rpm. Pelarut etanol digunakan

karena komponen yang diekstrak bersifat semipolar serta dengan pertimbangan

bahwa alkohol tersebut tidak memiliki risiko yang tinggi dari pada pelarut lain

seperti metanol. Setelah itu, hasil maserasi disaring menggunakan kertas

Whatman dan diuapkan pelarutnya dengan rotary vacuum evaporator sampai

volumenya menjadi seperempat bagian dari volume awal pada 50oC. Hasil ekstrak

yang telah dipisahkan dari pelarutnya, selanjutnya didiamkan di dalam ruangan

selama 12 jam. Hal ini dilakukan untuk menguapkan sisa pelarut etanol sehingga

pelarut etanol dipastikan habis atau di atas penangas air bersuhu 40oC selama 3

jam. Tahapan ekstraksi komponen bioaktif dari daun bambu dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Tahap Implementasi

Tahap implementasi ini dilakukan dengan cara menambahkan hasil ekstrak daun

bambu ke dalam minyak goreng dengan perbandingan antara ekstrak daun bambu

dan minyak goreng sebesar 1 : 6. Campuran ini kemudian digunakan untuk

menggoreng produk jajanan.

Mekanisme kerja komponen bioaktif terhadap akrilamida

Selama penggorengan akan terbentuk senyawa akrilamida karena suhu

penggorengan sekitar antara 120 – 140oC. Akrilamida akan terbentuk pada

makanan yang kaya karbohidrat yang digoreng. Pembentukannya bertahap,

diawali oleh reaksi Maillard antara asparagin dan gula pereduksi, disertai panas

tinggi (misalnya penggorengan). Asparagin, asam amino bebas utama dalam

sereal dan kentang, adalah komponen penting dalam produksi akrilamida melalui

mekanisme degradasi Strecker reaksi Maillard. Selain asparagin, asam amino

glutamin juga dapat mengakibatkan pembentukan akrilamida meskipun

Page 14: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

14

kekuatannya jauh lebih rendah. Akrilamida juga dapat berasal dari senyawa-

senyawa prekursor seperti akrolein dan asam akrilat. (Zakaria et al., 2007).

Akrolein secara struktural mirip dengan akrilamida. Akrolein terbentuk dalam

minyak selama proses penggorengan. Selain itu, dapat juga berasal dari degradasi

termal pati, gula, protein, dan asam amino. Oleh karena itu akrolein banyak

ditemukan pada produk gorengan. Dengan adanya penambahan atom oksigen,

akrolein akan terkonversi menjadi asam akrilat. Adanya substitusi gugus NH3

terhadap asam akrilat mengakibatkan terbentuknya akrilamida.

Akrilamida yang terbentuk di atas dapat direduksi dengan menggunakan

komponen bioaktif daun bambu. Hal ini karena daun bambu mengandung flavon,

lakton, dan asam fenolat yang bersifat antioksidan (Zhang et al., 2005). Ketiga

senyawa ini sangat berguna menunjang kesehatan karena dapat menahan

terjadinya oksidasi oleh senyawa radikal yang terbentuk selama penggorengan dan

menghambat terbentuknya akrilamida. Mekanisme penghambatan senyawa

akrilamida dan radikal bebas hasil degradasi selama penggorengan adalah dengan

cara menangkap radikal tersebut (radical scavenging antioxidants). Mekanisme

ini disebut sebagai antioksidan primer dan terjadi pada bagian reaksi propagasi

dari reaksi radikal didalam tubuh (Zakaria et al., 2007). Aktivitas antioksidan

daun bambu terhadap kadar akrilamida pada keripik kentang, kentang goreng, dan

chicken wings dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Page 15: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kanker merupakan penyakit degenarif yang harus menjadi perhatian khusus bagi

semua orang. Hal ini karena angka kematian akibat kanker sangat tinggi. Tidak

hanya di Indonesia melainkan juga di berbagai negara. Di Amerika Serikat,

kanker merupakan penyebab kematian nomor dua.

Komponen bioaktif dari ekstrak polar daun bambu mampu menurunkan kadar

akrilamida yang terdapat pada produk gorengan berpati. Senyawa akrilamida ini

mampu memicu terjadinya kanker. Hal ini karena daun bambu mengandung

flavon, lakton, dan asam fenolat yang bersifat antioksidan. Mekanisme

penghambatan senyawa akrilamida dan radikal bebas hasil degradasi selama

penggorengan adalah dengan cara menangkap radikal tersebut (radical

scavenging antioxidants). Mekanisme ini disebut sebagai antioksidan primer dan

terjadi pada bagian reaksi propagasi dari reaksi radikal didalam tubuh.

Saran

Melihat potensi dan prospek daun bambu dalam menurunkan kadar akrilamida

pada produk gorengan, maka penelitian lebih lanjut diperlukan untuk

memaksimalkan manfaat yang dihasilkan. Perlu adanya kajian mengenai

efektifitas ekstrak polar daun bambu dalam mereduksi kadar akrilamida pada

produk pangan gorengan.

Page 16: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1997.Acrylamide (Group 2A). http://www.cie.iarc.fr/htdocs/monographs

/vol60/m60-11.htm. [25 Februari 2009]

Biedermann-Brem S, Noti A, Grob K, Imhof D, Bazzocco D, Pfefferle A. 2003.

How much reducing sugar may potatoes contain to avoid excessive

acrylamide formation during roasting and baking? European Food Research

and Technology 217:369–373.

Departemen Kehutanan RI. 2009. Produksi Bambu di Indonesia dan

Perkembangan Produksi Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu Per Jenis di Jawa

Barat Tahun 2003 s/d 2005. http://www.dephut.go.id/index.php?q=cari&

domains=dephut.go.id. [25 Februari 2009]

Departemen Kesehatan RI. 2009. Obesitas Dan Kurang Aktivitas Fisik

Menyumbang 30% Kanker. http://www.depkes.go.id/index.php?option=

news&task=viewarticle&sid=3328. [25 Februari 2009].

Dransfield, S. dan Widjaja, E. A. (ed). 1995. Plant Resources of South-East Asia 7

Bamboos. Backhuys Publisher, Leiden.

[Food and Drugs Administration]. 2004. Explatory Data on Acrylamide in Food.

U. S. FDA, CFSAN/Office of Plant and Diary Food, 2004 March. http://

www.cfsan.fda.gov/~dms/acrydata.html. [25 Februari 2009]

Fiselier K, Grob K. 2005. Legal limit for reducing sugars in prefabricates

targeting 50mg/kg acrylamide in French fries. European Food Research and

Technology 220:451–458.

Fredriksson H, Tallving J, Rosen J, Aman P. 2004. Fermentation reduces free

asparagine in dough and acrylamide content in bread. Cereal Chemistry

81:650–653.

Friedman, M. 2003. ‘Chemistry, Biochemistry and Safety of Acrylamide’,

Journal of Agriculture and Food Chemistry, no. 51, pp. 4504-4526.

Hutabarat, G.T. 1995. Pengaruh Pendapatan, Besar Rumah Tangga dan

Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan Makanan Jajanan terhadap Konsumen

Page 17: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

17

Makanan Jajanan dan Status Gizi Balita. Skripsi. Jurusan GMSK, Faperta,

IPB, Bogor.

Kendall, P.2005.Popcorn An All American Snack. http://www.popcorn.org/int/

fsf/popcorn report.pdf. [25 Februari 2009]

Krisdianto, Sumarni, G., dan Ismanto, A. 2000. Sari Hasil Penelitian Rotan dan

Bambu. Balitbang Kehutanan dan Perkebunan, Bogor.

Siswono, 2005. Setiap Tahun 190 Ribu Penderita Baru Kanker.

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1110347706,94204.

[28 Februari 2009].

Rohdiana.2004.Akrilamid dalam Makanan. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/

0904/02/cakrawala/lainnya02.htm. [25 Februari 2009]

Surjokusumo, S. dan Nugroho, N. 1995. Bamboo as Concrete Reinforcement. 4th

International Bamboo Congress (19-22 Juni), Ubud, Bali.

Williams JSE. 2005. Influence of variety and processing conditions on acrylamide

levels in fried potato crisps. Food Chemistry 90:875–881.

Zakaria, F. R., Palupi, N. S., dan Prangdimurti, E. 2007. Antioksidan. Departemen

Ilmu dan Teknologi Pangan, Institit Pertanian Bogor, Bogor.

Zakaria, F. R., Palupi, N. S., dan Prangdimurti, E. 2007. Toksikan yang Terbentuk

karena Pengolahan Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institit

Pertanian Bogor, Bogor.

Zhang, Y. Bao, B. L., Lu, Y. P., Ren, Y. P., Tie X. W., dan Zhang, Y. 2005.

Determination of favone C-glucosides in antioxidant of bamboo leaves

(AOB) fortified foods by reversed-phase high-performance liquid

chromatography with ultraviolet diode array detection. Di dalam :

Chromatogr A. J. 1065:177 – 185.

Zhang Y, Chen J, Zhang X, Wu X, dan Zhang Y. 2007. Addition of Antioxidant

of Bamboo Leaves (AOB) Effectively Reduces Acrylamide Formation in

Potato Crisps and French Fries. J Agric Food Chem, 55 (2), 523-528.

Page 18: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

18

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perkembangan Produksi Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu Per Jenis di Jawa Barat Tahun 2003 s/d 2005

Sumber : Laporan tahunan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat tahun 2005

Page 19: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

19

Lampiran 2. Diagram alir proses ekstraksi daun bambu

Daun segar

Pengeringan selama 30

Penggilingan

Serbuk halus etanol : air (4:1)

Maserasi (35 rpm, 24 jam )

Penyaringan

Penguapan lanjut pelarut etanol

Ekstrak larut etanol dan air

Pemekatan pada suhu 50°C

Page 20: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

20

Lampiran 3. Aktivitas antioksidan daun bambu (konsentrasi 0.01%) mereduksi

akrilamida pada kripik kentang (A) dan kentang goreng (B)

Sumber : Zhang Y, 2007

Lampiran 4. Aktivitas anti oksidan pada berbagai konsentrasi terhadap kadar

akrilamida pada chicken wings

Sumber : Zhang Y, 2006

Page 21: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

21

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok :

Nama : Mujiono

TTL : Palembang, 29 Mei 1987

Alamat Bogor : Wisma Aulia

Jl. Balebak, No. 45. RT/RW 02/05 Darmaga-Bogor

Propinsi Jawa Barat

Alamat Rumah : Jl. Cendana Dua RT/RW 18/06 Kec. Jati Agung. Kab.

Lampung Selatan. Propinsi Lampung.

Hp : 085214702452

E-mail : [email protected]

Golongan Darah : O

Hobi : Renang, baca buku

Cita-cita : Pengusaha profesional dan dosen

Pendidikan Formal :

1. SD Negeri 5 Jati Agung, Lampung Selatan 1999

2. SLTP Negeri 21 Bandar Lampung, lulus tahun 2002

3. SMA Negeri 2 Bandar Lampung, lulus tahun 2005

4. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

__________________________________________________________________ Karya tulis yang pernah dibuat :

1. Aplikasi edible film dari pati ubi kayu dan karagenan sebagai kemasan

ramah lingkungan pada bumbu instan kering

2. Pengembangan cocogurt probiotik kaya asam laurat yang berpotensi

sebgai antimikroba

3. Pengembangan Cocogurt Probiotik Sebagai Inovasi Pangan Fungsional

Indigenous Kaya Medium Chain Triglyseride

Page 22: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

22

4. Pengembangan Cocogurt Probiotik Sebagai Inovasi Pangan Fungsional

Indigenous dalam Mengatasi Bakteri Patogen Penyebab Gangguan

Pencernaan

5. Pengembangan Produk Inovatif Bakso Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

sebagai Penetralisir Kolesterol

6. Yoghurt Santan (Cocogurt) Probiotik Sebagai Inovasi Pangan Fungsional

Indigenous Kaya Medium Chain Triglyseride

7. Aplikasi tahu instan pada industri kecil di Bogor

8. Pengembangan Produk Flower Leather dari Kelopak Bunga Rosella

(Hibiscus sabdarifa L) sebagai Makanan Ringan Bersifat Fungsional

9. Efektivitas Asam Organik dan Ekstrak Lengkuas terhadap Daya Awet

Sosis pada Penyimpanan Suhu Ruang

10. Pemanfaatan Bonggol Pisang untuk Produksi Bioetanol sebagai Sumber

Energi Alternatif yang Ramah Lingkungan

__________________________________________________________________

Prestasi :

1. Juara 3 Olimpiade Fisika Tingkat Sekolah SMA Negeri, tahun 2005

2. Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) Tingkat

Propinsi Lampung, tahun 2004

3. Masuk ke perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor melalui jalur prestasi

(USMI), tahun 2005

4. Juara 2 Lomba Engineering Science Competition (ESC) Tingkat TPB IPB,

tahun 2005

5. Penerima beasiswa Yayasan Tanoto Foundation, tahun 2006-sekarang

6. Salah satu tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian

yang didanai oleh DIKTI dari IPB, tahun 2007

7. Ketua tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penerapan

Teknologi yang didanai oleh DIKTI dari IPB, tahun 2008

8. Salah satu tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian

yang didanai oleh DIKTI dari IPB, tahun 2008

Page 23: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

23

9. Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2008 (PIMNAS 2008)

bidang Pekan Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) dan Pekan

Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKMT) di Semarang,

14 – 19 juli 2008.

10. Juara III Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2008 (PIMNAS 2008)

bidang Pekan Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) di Semarang,

14 – 19 Juli 2008.

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Praja Muda Karana (PRAMUKA) SLTPN 21 Bandar Lampung

2. Pengurus Remaja Islam Masjid (RISMA) Al-Kautsar Jati Agung,

Lampung Selatan

3. Anggota Polisi Siswa (POLSIS) SMAN 2 Bandar lampung, periode 2003-

2004

4. Ketua Pasukan Inti Siswa (PASIS) SMAN 2 Bandar Lampung, periode

2004-2005

5. Pengurus Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Bandar Lampung, periode

2004-2005

6. Sekretaris Umum Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa

Lampung (KEMALA) Institut Pertanian Bogor, periode 2006-2007

7. Anggota Food Processing Club (FPC) Badan Kelengkapan Organisasi

Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB,

periode 2007-2008 dan 2008 - 2009

8. Ketua Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung

(KEMALA) Institut Pertanian Bogor, periode 2007-2008

9. Kepala Departemen Profesi Himipunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi

Pangan (HIMITEPA) IPB, periode 2008-2009

10. Anggota “Ksatria Peduli Pangan Club” Himipunan Mahasiswa Ilmu dan

Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB, periode 2008-2009

__________________________________________________________________

Page 24: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

24

Pengalaman Kepanitiaan :

1. Panitia Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Pasukan Inti Siswa

(SISWA) SMAN 2 Bandar Lampung, tahun 2004

2. Ketua pelaksana Buka Puasa Bersama Organisasi Mahasiswa Daerah

Keluarga Mahasiswa Lampung (OMDA KEMALA) Institut Pertanian

Bogor, 2005

3. Koordinator Hubungan Masyarakat Silaturahmi Tahunan Organisasi

Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung Institut Pertanian

Bogor, tahun 2006

4. Koordinator Hubungan Masyarakat pada kegiatan Gebyar Nusantara 2006

untuk Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung

(KEMALA) Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

5. Ketua pelakasana Back to Village ( promosi IPB di SMA se-Lampung;

Try Out SPMB di Bandar Lampung, Kalianda, Metro, dan Tanggamus;

dan Talk Show di radio), tahun 2006

6. Anggota Hubungan Masyarakat kegiatan Musyawarah Anggota Himpunan

Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA), akhir tahun 2006-

awal 2007

7. Koordinator Acara Malam Keakraban Keluarga Mahasiswa Lampung

(KEMALA) Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

8. Koordinator Hubungan Masyarakat dalam Kepanitiaan Lomba Cepat

Tepat Ilmu Pangan XV Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh

Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Departemen Ilmu dan

Teknologi Pangan IPB, tahun 2007

9. Tim medis kegiatan Masa Perkenalan Departemen dan Himpunan Profesi

Ilmu dan Teknologi Pangan, tahun 2007

10. Panitia Pendahulu (Tim Sepuluh) untuk mempersiapkan kegiatan Lomba

Cepat Tepat Ilmu Pangan XVI Tingkat Nasional, akhir tahun 2007- awal

2008

11. Penanggung jawab kegiatan Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan Tingkat

Nasional ke XVI, 2008

Page 25: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

25

12. Penanggung Jawab kegiatan HIMITEPA untuk Pelatihan Kompetisi

Pemikiran Kritis Mahasiswa 2008, 23 Februari 2008

13. Penanggung Jawab Kegiatan HIMITEPA untuk Pelatihan Dasar

Kepengurusan HIMITEPA 2008, 1 Maret 2008

14. Panitia Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan XVI Tingkat Nasional yang

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB,Bogor, 16-17 November

2008

15. Panitia Workshop Teknologi Pangan dan Gizi se-Indonesia,

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia

Komisariat HIMITEPA dan HIMAGIZI, Bogor, 19-21 Desember 2008.

__________________________________________________________________ Pengalaman Kerja :

1. Asisten Praktikum Mata Kuliah Kimia TPB Institut Pertanian Bogor,

tahun 2007

2. Kerja magang di Instansi Badan Pegawas Obat dan makanan Republik

Indonesia (BPOM RI) di Bagian Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Keamanan Pangan, Bulan Juli – Agustus 2008

3. Asisten Praktikum Mata Kuliah Prinsip Teknik Pangan, Departemen Ilmu

dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, tahun 2008

__________________________________________________________________

Pengalaman Lain :

1. Anggota Pasukan Pengibar Bendera pada upacara bendera 17 Agustus

2005 di Institut Pertanian Bogor, Agustus 2005

2. Peserta dalam kegiatan Akselerasi Forum Intelengensia Spesial 2005 oleh

DKM Al-Hurriyah dan DKM Al-Ghifari Institut Pertanian Bogor, 23 Juli

2005

3. Peserta pelatihan Software Photoshop dan Correl Draw di Institut

Pertanian Bogor, tahun 2006

Page 26: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

26

4. Peserta Seminar Bahaya Narkoba oleh Badan Narkotika Nasional di

Institut Pertanian Bogor, Januari 2006

5. Peserta Seminar Gizi dan Kesehatan oleh Departemen Gizi Masyarakat

dan Sumber Daya Konsumen Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

6. Sukarelawan kegiatan “ Teknologi Biopori” yang diselenggarakan oleh

Institut Pertanian Bogor dalam upaya membantu memberi solusi

mencegah banjir, April 2007

7. Penyuluh kegiatan Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan Anak

SD (PMTAS) di desa Darmaga Bogor yang diselenggarakan oleh

Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB,

tahun 2007

8. Peserta Seminar Nasional Nuansa Pangan, Gizi, dan Keluarga “Pangan

Fungsional ” dalam acara Indonesian Food Expo 2007 di IPB International

Convention Center , 24 November 2007

9. Peserta Seminar Indonesian Food Business Industry 2008 “Challenge &

Opportunity ”. Thomas Darmawan (Chairman of Indonesian F&B

ssociation) dan Franciscus Welirang (Vice President Director PT Indofood

Sukses Makmur- Bogasari Flour Mills) yang diselenggarakan oleh

JABABEKA Industrial Estate, 28 Februari 2008

10. Peserta “Pelatihan Sistem Manajemen Halal (PLASMA) Industri Pangan

Di Indonesia 2008” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa

Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB dan FBI FATETA IPB dan

bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian Pengawas Obat Makanan dan

Kosmetika-Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), di Gedung Abdul

Muis Nasution IPB, Bogor, 2; 9; 16; 23 Maret 2008

11. Penyuluh Keamanan Pangan untuk beberapa SD di Bogor,

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan

(HIMITEPA)IPB, Bogor, 2008

12. Peserta seminar “Bayer Young Enviromental Envoy”, diselenggarakan atas

kerjasama Bayer dan International Agricultural Students Association

(IAAS) IPB, Bogor, 2008

Page 27: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

27

13. Peserta seminar “Prospek Sapi Potong di Pasar Indonesia 2008”, oleh

Fakultas Peternakan IPB bekerja sama dengan APFINDO dan Super Indo

Jakarta, Mei 2008.

14. Peserta Talk Show Leadership and Entrepreneurship “Pola Pengembangan

Kepemimpinan dan kewirausahaan dikalangan Mahasiswa dan Pemuda” di

dalam Acara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XXI 2008 (PIMNAS XXI

2008). Semarang, 18 Juli 2008.

15. Penyuluh Keamanan Pangan untuk Pedagang kecil dan UKM di Bidang

Pangan,diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi

Pangan (HIMITEPA IPB) dan bekerjasama dengan South East Asia Food

And Agricultural Technology Centre (SEAFAST Centre), Bobor, Agustus

2008.

16. Peserta Talkshow dan Seminar HACCP VI included ISO: 22000

“Application of HACCP System in Risk Management of Food Safety”,

yang diselenggarakan atas kerjasama Departemen Ilmu dan Teknologi

Pangan, Institut Pertanian Bogor dengan Direktorat Surveilan dan

Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pegawas Obat dan makanan

Republik Indonesia (BPOM RI), di Gedung Alumni IPB, Bogor, 2

Agustus 2008

17. Peserta Seminar “Air untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kualitas

Kehidupan” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Peminat Gizi dan

Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia, Departemen Gizi Masyarakat-

Fakultas Ekologi Manusia IPB dan didukung oleh DANONE AQUA, di

IPB International Convention Center (IICC), Bogor, 25 – 26 November

2008

18. Peserta Pelatihan ISO 9001:2000 dan ISO 22000:2005, diselenggarakan

oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA)

IPB, bekerja sama dengan Bika Solusi Perdana (BSP), Bogor, 29 – 30

November 2008

19. Peserta Seminar “Food Issues” dalam Acara 7thNational Student Paper

Competition, diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan

Page 28: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

28

Teknologi Pangan (HIMITEPA)-Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

IPB, di Gedung Abdul Muis Nasution IPB, Bogor, 6 Desember 2008.

Anggota Kelompok :

Nama : Stefanus

TTL : Jakarta, 6 November 1988

Alamat Bogor : Perwira 88

Jl. Perwira No. 88 Darmaga-Bogor

Propinsi Jawa Barat

Alamat Rumah : Jl. Lopis II No. 28 R.T./R.W. : 004/012. Teluk Gong

Penjaringan - Jakarta Utara

Hp : 081932384342

E-mail : [email protected]

Golongan Darah : A

Hobi : Renang, baca buku , travelling

Cita-cita : Pengusaha kue tart

Pendidikan Formal :

1. SD Stella Maris, Jakarta Utara, lulus tahun 2000

2. SLTP Kristen Yusuf, Jakarta Barat, lulus tahun 2003

3. SMA Kristen Yusuf, Jakarta Barat, lulus tahun 2006

4. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

__________________________________________________________________ Karya tulis yang pernah dibuat :

1. Pengembangan Proses Pembuatan Tepung Pisang sebagai Base Makanan

Balita dengan menggunakan Metode Fermentasi

Page 29: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

29

Prestasi :

1. Semifinalis Lomba Akuntansi IBII, Jakarta Tahun 2005

2. Semifinalis Lomba Akuntansi Universitas Tarumanegara, Jakarta Tahun

2006

__________________________________________________________________ Pengalaman Organisasi :

1. Bendahara OSIS SMA Kristen Yusuf , periode 2003-2004

2. Bendahara OSIS SMA Kristen Yusuf, periode 2004-2005

3. Anggota Departemen Profesi Himipunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi

Pangan (HIMITEPA) IPB, periode 2008-2009

4. Kepala Departemen Profesi Himipunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi

Pangan (HIMITEPA) IPB, periode 2009-2010

5. Koordinator data dan informasi Indonesia World Heritage Youth Network

(Indowyn) regional Bogor

__________________________________________________________________ Pengalaman Kepanitiaan :

1. Ketua Panitia Natal SMA Kristen Yusuf tahun 2005

2. Bendahara buku tahunan SMA Kristen Yusuf angkatan 2006

3. Koordinator divisi konsumsi untuk acara Prom Nite 2006

4. Anggota Logistik dan Transportasi acara LCTIP XV

5. Anggota divisi konsumsi acara Natal Civa 2007

6. Anggota divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi Acara SUKSESI

HIMITEPA 2008

7. Ketua pelaksana Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan Tingkat Nasional ke-

XVI, 2008

8. Panitia Pendahulu (Tim Sepuluh) untuk mempersiapkan kegiatan Lomba

Cepat Tepat Ilmu Pangan XVII Tingkat Nasional, akhir tahun 2008- awal

2009

9. Penanggung jawab kegiatan Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan Tingkat

Nasional ke XVII, 2009

Page 30: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

30

10. Penanggung Jawab kegiatan HIMITEPA untuk Pelatihan Mie Jagung

kepada Industri Kecil dan Menengah, 2009

11. Penanggung Jawab Kegiatan HIMITEPA untuk Produksi dan Pemasaran

Mie Jagung, 2009

12. Panitia Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan XVII Tingkat Nasional yang

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB,Bogor, 2009

__________________________________________________________________ Pengalaman Kerja :

1. Asisten Praktikum Mata Kuliah Fisika TPB Institut Pertanian Bogor, tahun

2008-2009

__________________________________________________________________

Pengalaman Lain :

1. Sukarelawan dalam acara “Save Borobudur Temple” yang diadakan oleh

Indowyn, tahun 2008

2. Peserta Pelatihan “BIOTA 2006” di Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

3. Peserta Seminar Bahaya Narkoba oleh Badan Narkotika Nasional di

Institut Pertanian Bogor, Januari 2007

4. Peserta Workshop “Sorghum sebagai Pangan Masa Depan”

Indonesian Food Expo, International IPB Convention Center,

Bogor, tahun 2007

5. Peserta “Seminar dan Training Vegetarian Day” Indonesian Vegetarian

Society, tahun 2008

6. Peserta “Pelatihan Sistem Manajemen Halal (PLASMA) Industri Pangan

Di Indonesia 2008” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa

Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) IPB dan FBI FATETA IPB dan

bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian Pengawas Obat Makanan dan

Kosmetika-Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), di Gedung Abdul

Muis Nasution IPB, Bogor, 2; 9; 16; 23 Maret 2008

Page 31: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

31

7. Peserta Training of Trainers “World Heritage Education for Indonesian

Youth” Indonesia World Heritage Youth Network (Indowyn) bekerja sama

dengan UNESCO, tahun 2008

Nama : Suhendri

Tanggal/Tempat Lahir : Jambi, 15 Desember 1987

Alamat : Jln. Perwira No 99, Puri Riveria, Darmaga – Bogor

16680

Agama : Buddha

HP : 08192433558

Email : [email protected]

Hobi : membaca, browsing internet

Cita-cita : ahli pangan, arsitektur

Motto : let’s think!

__________________________________________________________________

Karya tulis yang pernah dibuat :

1. Aplikasi edible film dari pati ubi kayu dan karagenan sebagai kemasan

ramah lingkungan pada bumbu instan kering

2. Aplikasi tahu instan pada industri kecil di Bogor

3. Pengembangan Produk Flower Leather dari Kelopak Bunga Rosella

(Hibiscus sabdarifa L) sebagai Makanan Ringan Bersifat Fungsional

4. Pemanfaatan Bonggol Pisang untuk Produksi Bioetanol sebagai Sumber

Energi Alternatif yang Ramah Lingkungan

__________________________________________________________________

Pendidikan Formal :

1. TK Attaufiq Jambi (1992-1993)

2. SD Attaufiq Jambi (1993-1999)

3. SMP Negeri 1 Jambi (1999-2002)

4. SMA Negeri 3 Jambi (2002-2005)

5. Institut Pertanian Bogor (2005- … )

Page 32: PKM-GT-09-IPB-Mujiono-Inovasi Daun Bambu bagian isi

32

Program Studi : Teknologi Pangan

__________________________________________________________________

Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan:

1. Pengurus OSIS SMA Negeri 3 Jambi (2003-2004)

2. Ketua Kerohanian Buddha SMAN 3 Jambi (2003-2004)

3. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jambi (2006-2007)

4. Pengurus UKM-KMBA IPB (2005-2007)

5. Pengurus Himitepa IPB (2006-2007)

6. Panitia Open House IPB 2006

7. Panitia Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan XV Antar SMA Tingkat Nasional

__________________________________________________________________

Prestasi :

1. Olimpiade Komputer Tingkat Propinsi Jambi (2003)

2. Olimpiade Matematika Tingkat Propinsi Jambi (2004)

3. Juara I Lomba Cepat Tepat Kimia Antar SMA Tingkat Propinsi Jambi (2005)