irdass

Download irdass

If you can't read please download the document

Upload: cindy-putri-savitri

Post on 19-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mudah-mudahan bermanfaat

TRANSCRIPT

TUGAS TERSRUKTURMATA KULIAH IRIGASI DAN DRAENASE"SISTEM IRIGASI"Peraturan Pemerintah & Kualitas Air

Oleh :Nama : Tomy MarmadionNIM : 0910480158Kelas : C

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2011

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (lihat di bahan kuliah yang bersama tugas ini), untuk itu buat ulasan keterkaitan peraturan tersebut terkait dengan sistem irigasi dilapangan dalam usaha pertanian yang anda observasi.

Soal1.Pemerintah telah mengeluarkan standar kualitas Air Irigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 (lihat di bahan kuliah yang bersama tugas ini) , untuk itu dari standar tersebut, melalui studi literatur deskripsikan teknik mengukur masing-masing standar kualitas air irrigasi tersebut. Mengapa kualitas tersebut penting bagi pertanian?

2.Kualitas Air di sepanjang Sungai Brantas telah di lakukan monitoring secara periodik oleh Perum Jasa Tirta, tetapkan wilayah pengairan yang memenuhi / tidak memenuhi standar air irrigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 , dari waktu ke waktu.

3.Melalui kajian literatur, beri rekomendasi bagaimana cara agar wilayah pengairan yang tidak memenuhi standar kualitas air irigasi menjadi air irigasi yang memenuhi standar kualitas air irigasi bagi usaha pertanian.

Jawaban1. Pasal44(1)Perubahan penggunaan lahan beririgasi untuk kepentingan selain pertanian dengan tujuan komersial dalam suatu daerah irigasi yang telah ditetapkan, harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Pemerintah Daerah dengan mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan, serta memberikan kompensasi yang nilainya setara dengan biaya pembangunan jaringan irigasi dan setara dengan biaya pencetakan lahan beririgasi baru, yang diatur lebih lanjut dengan PeraturanDaerah.

(2)Pemerintah Daerah melakukan penertiban pada lahan beririgasi yang tidak berfungsi dengan memfungsikan kembali sesuai dengan tata ruang yang telah ditetapkan.

Perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sekarang ini rupanya belum secara tegas dan eksplisit memberikan jaminan kepastian hukum dalam memperoleh hak guna air kepada petani yang sudah berlangsung secara turun temurun. Para petani yang sudah berabad-abad memanfaatkan air sungai untuk keperluan irigasi ada dalam posisi yang lemah. Jika ada pendatang baru seperti misalnya PDAM atau bahkan pengusaha air minum kemasan yang mengambil air di hulu sungai,maka terpaksa harus mengalah dengan resiko mengalami gagal panen atau tidak bisa melanjutkan usahataninya karena kekurangan air. Jika ini terus berlanjut dan meluas maka keberlanjutan pertanian bisa terancam.Tidak jelasnya hak penguasaan air yang dimiliki oleh para pengguna air khususnya air di sepanjang sungai dapat memicu konflik antar pemanfaat air seperti kasus-kasus yang telah diuraikan sebelumnya. Oleh sebab itu, pengaturan alokasi air sungai yang jelas dan adil kepada para pengguna (pertanian, pemukiman, industri, dll) perlu diupayakan melalui perangkat peraturan dan perundangundangan. Mengingat air berfiingsi sosial dan harus digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat maka hak-hak masyarakat setempat atas sumberdaya air yang ada perlu dilindungi. Sementara itu, kepentingan masyarakat luas untuk mendapatkan air besih juga harus diperhatikan.Pada pasal 44 tersebut penggunaan air selain untuk kepentingan irigasi sangatlah baik, karena apabila air irigasi digunakan untuk kepentingan lain akan mengurangi jatah takaran air irigasi pada tanaman yang sudah di ukur jumlah air masuknya menggunkan system irigasi. Dengan adanya peraturan di atas, maka penggunaan air irigasi bisa dioptimalkan dan bisa diatur takaran yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

2. Cara Mengukur Kualitas AirSalah satu cara mengukur kualitas air adalah dengan menggunakan TDS Meter. TDS Meter adalah : Alat untuk mengukur partikel padatan terlarut di air minum yang tidak tampak oleh mata. TDS adalah singkatan dari Total Dissolved Solids . Setiap air minum selalu mengandung partikel yang terlarut yang tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam misal: Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll) maupun partikel non padatan seperti mikro organisma dll. Salah satu cara untuk mengukurnya adalah menggunakan alat yang disebut sebagai TDS meter.Alat ini bisa mengukur berapa jumlah padatan yang terlarut didalamnya dalam satuan ppm (mg/L) yang ditunjukkan berupa angka digital di displaynya. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur. Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabilLarangan penggunaan : TDS Meter ini tidak boleh digunakan untuk mengukur cairan sebagai berikut:1.Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak presisi

2.Air Es / air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak presisi

3.Air Payau atau air laut atau air garam karena pembacaan menjadi error, untuk pengukuran air laut ada alat khusus tersendiri4.Air Accu, alkohol atau spirtus dll

5.Jenis air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range pengukuran dari spesifikasi alat ini

TDS meter dapat digunakan untuk :Tes air, tes air minum, kualitas air, mengukur kualitas air, cara mengukur kualitas air, cara mengukur kualitas air minum, cara mengukur kualitas air ro, cara mengukur kualitas air ultraviolet, cara mengukur kualitas air ozone, cara mengukur kualitas air reverse-osmosis, padatan air, pengukur padatan air minum, pengukur padatan, pengukur padatan terlarut, pengukur tds, alat ukur tds, pengukur kemumian air, alat ukur kemumian air, alat ukur ro.Kualitas tersebut penting bagi pertanian karena untuk mengetahui kualitas air pada kondisi yang sesungguhnya tanpa adanya pengaruh pengenceran oleh air hujan.Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Sayangnya, cara-cara pengujian tersebut memerlukan biaya yang cukup mahal, disamping prosedur pengujian yang tidak mudah. Ada cara praktis yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk menilai kualitas air, yaitu dengan melihat hewan air (makroinvertebrata) yang spesifik hidup pada air berkualitas baik.

3. Wilayah pengairan yang memenuhi standar air irigasi dan wilayah yang tidak memenuhi standar kualitas air irigasi dari waktu kewaktu adalah sbfo:Wilayah pengairan yang memenuhi standar air irigasi dari waktu kewaktu1.Jembatan Wonokerto

2.Jembatan Sengguruh

3.Waduk Sutami hulu

4.Waduk Sutami hilir

5.Jembatan Kesamben

6.Waduk Lodoyo D/S

7.Jembatan Ngujang

8.Waduk Wonorejo tengah

9.Pintu Air Bendo

10.Bendung Tiudan

11.Jembatan Plandaan

12.Bendung Mrican

13.Jembatan Mengkikis

14.Waduk Selorejo hulu

15.Waduk Selorejo hilir

16.Ngrombot Tambangan

17.Jembatan Ploso

18.Jembatan Padangan

19.Bendung Lengkong Baru

20.Jembatan Canggu

21.Cangkir Tambangan

22.Muara Kali Tengah

23.Jembatan Sepanjang

24.Bendung Gunungsari

25.Ngagel/Jagir

26.Jembatan Porong

27.Jembatan Ciro

28.Intake Kali Pelayaran

29.Intake PDAM Delta Tirta

Wilayah pengairan yang tidak memenuhi standar air irrigasi dari waktu kewaktu1.jembatan bumiayu

2.Kedung Pedaringan

3.Waduk Sengguruh

4.Jembatan Metro

5.Waduk Lahor tengah

6.Waduk Sutami tengah

7.Jembatan Kalipare

8.Waduk Wlingi D/S

9.Pakel Tambangan

10.Waduk Selorejo tengah

11.Jembatan Kayen

12.Waduk Bening tengah

13.Jembatan Lengkong

14.Muara Kali Beng

15.Jembatan Jetis

16.Jembatan Perning

17.Jembatan Jrebeng

18.Bambe Tambangan

19.Karangpilang

20.Jembatan Petekan

21.Jembatan Kendala

4. Cara agar wilayah pengairan yang tidak memenuhi standar kualitas air irigasi menjadi air irigasi yang memenuhi standar kualitas air irigasi bagi usaha pertanian yaitu: Pengelolaan Sumberdaya Air TerpaduPengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management, IWRM) merupakan suatu proses koordinasi dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air dan lahan serta sumberdaya lainnya dalam suatu wilayah sungai, untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan sosial yang seimbang tanpa meninggalkan keberlanjutan ekosistem. Pengelolaan sumberdaya air terpadu memfokuskan pada pengelolaan terpadu antara kepentingan bagian hulu dan kepentingan bagian hilir sungai, pengelolaan terpadu antara kuantitas dan kualitas air, antara air tanah dan air permukaan, serta antara sumberdaya lahan dan sumberdaya air. Konsep IWRM ini diharapkan dapat mengatasi masalah kelangkaan air, banjir, polusi hingga distribusi air yang tak berkeadilan. Perjalanan konsep IWRM ini sudah sangat panjang, di Indonesia juga dikenal slogan, One River-One Plan-One Management.Namun hingga saat ini koordinasi antar sektor yang menguasai empat hal yang perlu diterpadukan tersebut di atas, belum dapat berjalan dengan baik. Penebangan hutan terus berlanjut hingga mengakibatkan bencana banjir serta sedimentasi waduk dan muara sungai, pengambilan air tanah (blue water) yang lebih sulit diperbaharui terus berlangsung tanpa memperhatikan kemungkinan penurunan muka tanah dan intrusi air asin, penggalian pasir tidak terkendali, sehingga mengakibatkan terjadinya degradasi dasar sungai yang membahayakan beberapa infrastruktur lainnya. Pada saat itu dicanangkan komitmen pemerintah dalam pengelolaan Sumber Daya Air dengan penandatanganan Deklarasi Nasional Pengelolaan Air yang Efektif dalam Penanggulangan Bencana oleh 11 Menteri dalam koordinasi Kementerian ^Coordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat yang terdiri dari Menko Kesra, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Pekerjaan Uraum, Menteri Kehutanan, Menteri Sosial, Menteri Negara Riset dan Teknologi, serta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Lagi-lagi, mengingat kondisi Sumberdaya Air di Indonesia sudah mencapai tingkat krisis yang langsung mempengaruhi: kemiskinan, kekurangan pangan; menghambat pertumbuhan ekonomi sosial budaya bangsa dan terganggunya ekosistem, maka Presiden Susilo Bambang Yudoyono di Jakarta pada tanggal 28 April 2005 mencanangkan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelematan Air (GNKPA) guna peningkatan keterpaduan implementasi kebijakan pengelolaan untuk keberlanjutan ftingsi sumberdaya air. GN-KPA pada intinya memuat 6 komponen strategis, yakni (1) Penataan Ruang, pembangunan fisik, pertanahan dan kependudukan; (2) Rehabilitasi hutan dan lahan serta Koservasi sumber daya air; (3) Pengendalian daya rusak air; (4) Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air; (5) Penghematan penggunaan dan pengelolaan permintaan air; dan (6) Pendayagunaan sumber daya air secara adil, efisien dan berkelanjutan. Dengan telah dicanangkannya GN-KPA, diharapkan urusan air adalah urusan semua pemegang kepentingan baik masyarakat, pengguna air lainnya dan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal, Nurrochmad Facthan. 1996. Pengaruh Siklus Air Terhadap Kualitas Air Irigasi Pada Sistem Irigasi Pantai Jurnal. Sutawa Nyoman. 2001. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN MASALAH DAN SARAN KEBIJAKSANAAN. Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Rektor Universitas Warmadewa.