ips - ix - asia tenggara - brunei darussalam
DESCRIPTION
Semoga bermanfaat. khususnya untuk kelas 9TRANSCRIPT
Brunei Darussalam
A. Kondisi Geografis
Brunei terdiri dari dua bagian yang tidak berkaitan; 97% dari
jumlah penduduknya tinggal di bagian barat yang lebih besar,
dengan hanya kira-kira 10.000 orang tinggal di daerah Temburong,
yaitu bagian timur yang bergunung-gunung. Jumlah penduduk
Brunei 383.000 orang. Dari bilangan ini, lebih kurang 46.000 orang
tinggal di ibukota Bandar Seri Begawan. Sejumlah kota utama
termasuk kota pelabuhan Muara, serta kota Seria yang
menghasilkan minyak, dan Kuala Belait, kota tetangganya. Di
daerah Belait, kawasan Panaga ialah kampung halaman sejumlah
besar ekspatriat, disebabkan oleh fasilitas perumahan dan rekreasi
Royal Dutch Shell dan British Army. Klub Panaga yang terkenal
terletak di sini.
1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah
Brunei Darussalam merupakan negara kecil yang terletak di Pulau Kalimantan bagian
utara. Secara astronomis terletak di antara garis lintang 4°02’LU – 5°03’LU dan garis
bujur 114°05’BT – 115°22’BT. Luas wilayah negara Brunei Darussalam kira-kira 5.765 km²,
hampir sama luas dengan DI Yogyakarta di Indonesia. Adapun batas-batas wilayah
negara Brunei Darussalam di sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan di
sebalah timur, selata, dan barat berbatasan dengan negara bagian Serawak (Malaysia).
2. Iklim
Berdasarkan letak astronomis dan keadaan alamnya, Brunei Darussalam beriklim tropis
basah. Dengan iklim tropis basah, Brunei Darussalam memiliki kelembapan dan curah
hujan tinggi sepanjang tahun. Suhu rata-rata berkisar 24°- 30°C. Suhu paling tinggi yakni
32°C dan paling rendah 23°C. Sepanjang sejarahnyna, Brunei Daarussalam tidak pernah
mengalami kekeringan.
Brunei Darussalam dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan terjadi pada bulan
Oktober – April dan musim kemarau terjadi pada bulan April – Oktober. Karena iklim
tropis tersebut, sebagian wilayah Brunei Darussalam ditutupi oleh hutan hujan tropis.
Hutan-hutan di Brunei Darussalam banyak ditinggali oleh hewan-hewan khas Pulau
Kalimantan seperti orang utan, beruang madu, landak, gajah, musang, rusa, lembu,
siamang, dan aneka jenis burung. Kekayaan hutan tujan tropis Brunei Darussalam
ditunjukkan pula dengan aneka jenis kayu hutan yang memiliki nilai jual tinggi semacam
jati, ulin, dan eboni.
B. Bentang Alam
Keadaan alam Brunei Darussalam hampir semua berupa datara rendah. Daerah pantai berupa
rawa-rawa debngan hutan bakau, makin ke pedalaman daerahnya berbukit-bukit, dan Brunei
Darussalam bagian timur lebih tinggi daripada bagian barat. Puncak tertinggi di Brunei
Darussalam adalah Bukut pagon dengan ketinggian kira-kira 1.850 m yang terletak di ujung
selatan daerah Temburong.
Peta wilayah Geografi Brunei
- Wilayah Brunei Darussalam bagian barat terdapat sungai utama, yaitu Sungai Belait,
Sungai Tutong, dan Sungai Brunei.
- Sedang di bagian timur terdapat Sungai Temburong. Sungai Belait merupakan sungai
terpanjang di Brunei Darussalam.
C. Penduduk
Penduduk Brunei Darussalam sebagian
besar terpusat di kota-kota besar sepanjang
Laut Cina Selatan dan mayoritas adalah suku
bangsa Melayu. Jumlah penduduk terbesar
kedua adalah orang Cina, sedangkan
penduduk asli Brunei tinggal di pedalaman,
yaitu suku Dayak Barat, Iban, Murut, Kelabit,
dan Dusun.
Mayoritas penduduk Brunei menganut
agama Islam. Agama lain yang dianut
penduduk Brunei Darussalam adalah agama
Budha dan Kristen. Ada pula yang menganut
aliran kepercayaan. Bahasa resmi yang diunakan adalah bahasa Inggris dan bahasa Melayu.
Brunei Darussalam merupakan Negara dengan jumlah penduduk paling sedikit di kawasan
Asia Tenggara. Menurut data tahun 2006, penduduk Brunei Darussalam diperkirakan 379.000
jiwa. Angka pertumbuhan penduduk mencapai 1,87%.
1. Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara : Sultan
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Ibu Kota : Bandar Seri Begawan
2. Lagu Kebangsaan : Allah Peliharakan Sultan
Ya Allah lanjutkanlah usia
Ke bawah Duli yang Maha Mulia
Adil berdaulat menaungi nusa
Memimpin rakyat kekal bahagia
Hidup sentosa Negara dan sultan
Ilahi selamatkan Brunei Darussalam
3. Motto : مون دائ نون ال س مح هدى ال ال “ ب
Senantiasa membuat kebajikan dengan petunjuk Allah
4. Bahasa yang digunakan : Melayu dan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi bagi
penduduknya
5. Jumlah Penduduk : Melayu (64%), Cina (20%), dan suku Dayak Kalimantan
(16%)
Agama : Islam (64%), Budha (9%), Kristen (8%), aliran kepercayaan
(11%),
lainnya (8%)
6. Mata Uang : B$ (Dollar Brunei)
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin
D. Sosial Budaya
Kebudayaan Brunei Darussalam Brunei Darussalam adalah negara dengan multi etnis, dimana etnis-etnis tersebut
tergabung dalam satu kelompok etnis yang bernama Barunay. Keragaman yang ada dalam etnis-
etnis yang berbeda tersebut bukanlah terletak pada aspek agama, melainkan budaya, sosial, dan
bahasa. Pribumi Brunei yang beragama Islam lebih cenderung menjadi Brunei Malays, walaupun
mereka sepenuhnya tidak berbicara bahasa Melayu.
Perkiraan penduduk tahun 1998 menyatakan bahwa Brunei Darussalam memiliki
penduduk sebanyak 323.600 jiwa. 67% dari penduduk Brunei Darussalam berasal dari etnis
Melayu; 15% beretnis Cina; 6% dari masyarakat adat lain (Iban, Dayak, dan Kelabit), dan etnis lain
sebanyak 12%. Pada akhir 1980-an, 24.500 imigran bekerja rata-rata di industri perminyakan.
Populasi telah meningkat lebih dari dua belas kali lipat sejak dekade pertama abad kedua puluh.
Distribusi populasi Brunei-Muara sebanyak 66%; Belaitsebanyak 20%; Tutong sebanyak 11%,
dan Temburong sebanyak 3%.
Melayu adalah bahasa resmi Brunei Darussalam, namun bahasa Inggris telah digunakan
secara luas terutama dalam perdagangan. Bahasa lain seperti bahasa Mandarin dan bahasa
Filipina juga menjadi bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat Brunei Darussalam.
Bendera nasionalnya adalah warna kuning dengan dua trapesium dan jajar genjang diagonal
putih strip yang berada di atas jajaran genjang diagonal strip hitam.
Urbanism, Arsitektur, dan Tata Kota Lebih dari setengah populasi Brunei Darussalam tinggal di ibukota, Bandar Sri Begawan,
dan kota-kota besar di sekitarnya seperti Tutong Town, Tutong District, Kuala Belait, Seat of
Belait, Bangar Village, dan Seat of Temburong.
Pemandangan ibukota dan sekitarnya didominasi oleh kubah emas mesjid Omar Ali
Saifuddien yang selesai dibangun pada 1958, Istana Nurul Iman, perumahan istana terbesar di
dunia, Royal Regalia Building, juga Royal Audience Hall, dan Audience Hall untuk Majelis
Legislatif. Makam Sultan Kelima terletak dua mil ibu kota. The Royal Mausoleum telah digunakan
sejak 1786. Stadion Nasional Hassanal Bolkiah dijadikan tempat untuk merayakan hari-hari besar.
Sejumlah taman dan pusat rekreasi telah dikembangkan dalam dekade terakhir.
Makanan Makanan pokok (makanan sehari-hari) masyarakat Brunei Darussalam terdiri dari nasi
dan sayuran, ikan, kerang, dan buah-buahan. Kari biasanya terbuat dari daging kerbau, daging
ayam, dan daging sapi dan biasanya dikonsumsi pada acara-acara khusus. Di daerah pedesaan,
banyak penduduk yang mengkonsumsi daging rusa dan kijang.
Makanan ringannya adalah beragam jenis kue yang berbahan dasar beras. Daging babi
adalah satu makanan terlarang di Brunei Darussalam. Minuman lokal yang populer adalah susu
dengan es kelapa mentah. Kopi dikonsumsi secara luas, hampir di seluruh Brunei Darussalam.
Minuman beralkohol juga salah satu yang dilarang oleh kaum Muslim.
Stratifikasi Sosial Di Brunei Darussalam, kelompok etnis yang paling dominan adalah etnis Barunay, yang
terdiri dari empat tingkatan kelas sosial: bangsawan, bangsawan, orang biasa, dan para budak
(walaupun perbudakan tidak lagi dipraktekkan). Karena sistem kasta di Brunei Darussalam masih
ketat dan diwariskan berdasarkan silsilah, maka kasta seseorang tidak dapat naik atau turun ke
kasta lain. Satu-satunya tanda atau simbol stratifikasi sosial adalah gelar kehormatan yang
digunakan oleh seseorang.
Perempuan di Brunei Darussalam telah mulai mengambil posisi dan tanggung jawab di
kantor-kantor pemerintah dan departemen. Mereka pun dapat masuk ke dalam angkatan
bersenjata namun mereka tidak dapat ikut serta dalam pertempuran.
Dibandingkan dengan masyarakat Islam di Timur Tengah, perempuan di Brunei
Darussalam memiliki status yang sangat tinggi. Wanita Muslim dianjurkan untuk mengenakan
penutup kepala tradisional, yang disebut tudong.
Perkawinan, Keluarga, dan Kekerabatan Dalam tradisi perkawinan di Brunei Darussalam, orang tua dari calon mempelai laki-laki
mengatur rencana pernikahan dengan orang tua dari calon mempelai wanita. Bagi masyarakat
Muslim, pasangan yang menikah juga harus sama-sama Muslim. Sehingga individu, terutama
laki-laki, sering masuk Islam untuk menikah dengan seorang Muslim. Pasangan yang baru
menikah harus bergabung dan tinggal di rumah orang tua pengantin perempuan. Setelah
beberapa lama, pasangan yang menikah muda tersebut dapat membentuk rumah tangga sendiri
sesuai keinginan mereka.
Hukum kewarisan Islam berlaku bagi Muslim. Bagi non-Muslim, praktek-praktek tradisional lah
yang berlaku.
Pendidikan Universiti Brunei Darussalam didirikan pada tahun 1985 dan menawarkan sejumlah
program gelar sarjana dan beberapa program master degree. Sekitar dua ribu beasiswa dari
pemerintah diberikan kepada mahasiswa untuk belajar di luar negeri, terutama di negara-negara
Persemakmuran.
Etika Berikut adalah aturan etiket yang bersifat universal: melakukan sesuatu dengan
menggunakan tangan kanan; menolak makanan dengan menyentuh wadah dengan tangan
kanan (tidak pernah secara verbal); menggunakan ibu jari dan tidak menggunakan jari telunjuk
saat menunjuk; melepas sepatu saat memasuki rumah atau bangunan publik, terutama masjid;
berjabat tangan dengan lembut dan kemudian dengan lembut pula menyentuh tengah dada
seseorang dengan tangan kanan (tidak berlaku bagi lawan jenis); menghindari kontak tubuh
antar lawan jenis; dan tidak pernah marah.
Agama Mayoritas penduduk Brunei Darussalam beragama Islam. Liburan dalam memperingati hari
keagamaan diatur sesuai dengan kalender lunar. Awal Ramadhan menandai awal bulan suci
puasa. Perayaan hari besar Islam di Brunei Darussalam hampir sama dengan negara-negara Islam
lainnya, seperti Nuzulul Quran, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji,
Maulid Nabi Muhammad sallallahu Alihi Wassalam, dan Isra’ Mi’raj.
E. Hubungan Kerjasama Dengan Indonesia
1. Politik
Indonesia dan Brunei Darussalam menjalin hubungan diplomatik sejak tanggal 1 Januari 1984,
yang segera ditindaklanjuti dengan pembukaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bandar
Seri Begawan dan pembukaan Kedutaan Besar Negara Brunei Darussalam di Jakarta.
Pada tanggal 27 September 1999, kedua negara sepakat untuk mengadakan Komisi Bersama
Indonesia-Brunei dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)
pembentukan Komisi Bersama kedua negara. Pertemuan Pertama tingkat Menteri Komisi
Bersama Indonesia-Brunei berlangsung di Jakarta tanggal 25 Juli 2003, dan pertemuan ke-2
Komisi Bersama kedua negara di Bali tanggal 17-18 Juli 2011. Pertemuan ke-3 Komisi Bersama
Indonesia-Brunei disepakati akan diselenggarakan di Brunei pada tahun 2012.
Perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Brunei sangat baik, yang ditandai dengan
saling kunjungan Kepala Negara/Pemerintahan kedua negara yang intens dalam beberapa tahun
terakhir, termasuk kunjungan kenegaraan Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ke Brunei
pada tanggal 24-25 Februari 2011 dan sejumlah kunjungan Sultan Haji Hassanal Bolkiah ke
Indonesia, untuk menjenguk mendiang mantan Presiden Soeharto pada tanggal 14 Januari 2008,
menghadiri acara pelantikan Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI pada bulan
Oktober 2009, menghadiri KTT ASEAN ke-18 di Jakarta tanggal 7-8 Mei 2011 dan KTT ASEAN
ke-19 dan KTT terkait lainnya di Bali tanggal 16-19 Nopember 2011, serta menerima gelar Doktor
Honoris Causa dari Universitas Indonesia (UI) di bidang kemanusiaan dan peradaban pada
tanggal 21 April 2011.
Sultan Haji Hassanal Bolkiah merupakan satu-satunya kepala negara/pemerintahan yang
selalu hadir pada acara Bali Democracy Forum (BDF) hingga kini, mulai dari BDF I bulan
Desember 2008, BDF II bulan Desember 2009, BDF III bulan Desember 2010, dan BDF IV bulan
Desember 2011.
Setelah sempat vacuum selama sekitar 8 tahun, pertemuan Komisi Bersama Indonesia-
Brunei bergulir kembali dengan pelaksanaan pertemuan ke-2 di Bali tanggal 17-18 Juli 2011, yang
diakhiri dengan penandatanganan persetujuan tentang notifikasi dan bantuan kekonsuleran
atau MCN, dan Memorandum Saling Pengertian (MoU) tentang Kerjasama Pendidikan dan
Pelatihan Diplomatik.
Pada kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Brunei Darussalam
tanggal 24-25 Februari 2011, Indonesia dan Brunei menandatangani Memorandum Saling
Pengertian (MoU) di bidang Kerjasama Pertanian dan Surat Pernyataan Berkehendak (Letter of
Intent / LoI) untuk menjalin Kerjasama di bidang Kelautan dan Perikanan.
Dari kunjungan kenegaraan Sultan Haji Hassanal Bolkiah ke Indonesia pada tanggal 22-23
April 2008, telah ditandatangani MoU on Cultural Cooperation antara Indonesia dengan Brunei.
Selain itu Sultan Haji Hassanal Bolkiah menerima Wing Kehormatan Penerbang TNI Angkatan
Udara dan dikukuhkan sebagai Anggota Kehormatan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara
(Korpaskhasau).
Hubungan parlemen kedua negara ditandai dengan berlangsungnya kunjungan kerja Ketua
Parlemen Brunei Darussalam (Legislative Council / LegCo) dan delapan (8) anggota LegCo ke
Indonesia tanggal 28 April – 2 Mei 2008. Kunjungan tersebut merupakan balasan kunjungan
muhibah Ketua DPR-RI, Agung Laksono, ke Brunei Darussalam tanggal 28-30 Maret 2006 yang
didampingi 7 anggota DPR-RI. Dari kunjungan Ketua Parlemen Brunei Darussalam ke Indonesia,
terwujud saling pengertian dan hubungan baik antara Legislative Council (LegCo) Brunei
Darussalam dan MPR/DPR RI. Pada tanggal 7 Agustus 2010, rombongan Komisi III DPR RI
melakukan kunjungan kerja satu hari ke Brunei. Pada tanggal 13-16 Desember 2010, rombongan
Komite IV DPD RI (Bidang Anggaran) melakukan kunjungan kerja ke Brunei untuk studi banding
tentang pelaksanaan sistem bagi hasil devisa Brunei dari sektor migas. Pada tanggal 11-12
September 2011, rombongan Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida, melakukan kunjungan ke Brunei
untuk meningkatkan kerjasama dengan Legislative Council (Parlemen). Selain itu berlangsung
pula kunjungan Ketua Komite I DPD RI, H. Dani Anwar, dan anggota-anggota Komite I DPD RI ke
Brunei dari tanggal 27 Nopember s/d 3 Desember 2011 untuk melakukan studi referensi tentang
regulasi pertanahan di Brunei.
Pada tanggal 26 Nopember 2011, untuk pertama kalinya berlangsung forum Policy Planning
Dialogue (PPD) antara Indonesia dan Brunei Darussalam di gedung Kemludag Brunei, Bandar
Seri Begawan. PPD telah membahas berbagai isu yang menjadi perhatian atau kepentingan
bersama kedua negara, antara lain isu ASEAN Connectivity, BIMP-EAGA, China dan India sebagai
kekuatan-kekuatan utama di dunia saat ini.
Perkembangan penting lainnya adalah penganugerahan darjah atau bintang kehormatan
dari Sultan Haji Hassanal Bolkiah atas jasa-jasa mereka dalam meningkatkan hubungan
kerjasama bilateral Indonesia-Brunei di bidang tugas masing-masing. Pemberian bintang
kehormatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati “Hari Keputeraan” (hari ulang tahun
Sultan Brunei) tanggal 15 Juli. Para pejabat tinggi pemerintah Indonesia tersebut adalah
Marsekal TNI Djoko Suyanto, Panglima TNI saat itu, yang dianugerahi bintang kehormatan oleh
Sultan Brunei pada Hari Keputeraan ke-60 tanggal 15 Juli 2006, Jenderal TNI Djoko Santoso saat
menjabat Panglima TNI, menerima penganugerahan bintang kehormatan oleh Sultan Brunei
pada Hari Keputeraan ke-64 tanggal 15 juli 2010, dan Laksamana TNI Agus Suhartono, Panglima
TNI saat ini, yang dianugerahi bintang kehormatan oleh Sultan Brunei pada Hari Keputeraan ke-
65 tanggal 15 Juli 2011, disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI, Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro.
Jenderal Pol. Drs. Sutanto yang pernah menjabat Kapolri juga dianugerahi bintang kehormatan
oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah dalam rangka Hari Keputeraan ke-61, yang
penganugerahannya dilaksanakan pada tanggal 7 April 2008.
2. Ekonomi
Hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara cenderung mengalami peningkatan,
meskipun neraca perdagangan masih surplus untuk Brunei karena Indonesia mengimpor minyak
dari Brunei dalam nilai yang besar. Data statistik perdagangan luar negeri Brunei Darussalam
menunjukkan bahwa selama tahun 2010, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Brunei sebesar
B$ 928.960.000, yang terdiri dari nilai ekspor Brunei ke Indonesia B$ 859.940.000 dan nilai ekspor
Indonesia ke Brunei B$ 69.020.000.
Pada tahun-tahun sebelumnya, nilai perdagangan bilateral kedua negara tercatat
B$ 1.207.360.000 (tahun 2009) dan B$ 3.084.300.000 (tahun 2008). Nilai perdagangan bilateral
tahun 2008 tersebut merupakan peningkatan dari nilai perdagangan tahun sebelumnya sebesar
B$ 2.885.530.000 (persentase peningkatan sebesar 6.8 %).Terjadi penurunan surplus
perdagangan untuk Brunei selama 2 tahun berturut-turut hingga tahun 2010, dimana surplus
tahun 2008 sebesar B$ 2.890.060.000, tahun 2009 sebesar B$ 1.038.900, dan tahun 2010 menjadi
B$ 790.920.000.
Komoditi ekspor Indonesia ke Brunei meliputi mie instan, makanan bayi, minuman ringan,
jamu tradisional, kosmetik, obat-obatan, alat-alat listrik dan elektronik, tekstil, garmen, furniture,
water dispenser, bahan bangunan, peralatan olahraga, rokok, VCD/DVD lagu dan film, produk
teknologi perminyakan, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, seperti Toyota Kijang,
Daihatsu, Mitsubishi, Isuzu, dan lain-lain.Komoditi ekspor Brunei ke Indonesia adalah minyak
mentah, transport equipment, cashed head petroleum, dan mesin-mesin. Dalam beberapa tahun
terakhir terdapat peningkatan dari jumlah jenis produk Indonesia yang diperdagangkan di pasar
Brunei. Pada tahun 2003 tercatat 653 jenis, meningkat menjadi 1,050 jenis pada tahun 2008, dan
1,261 jenis pada tahun 2010.
3. Konsuler
Hubungan bilateral Indonesia-Brunei ditandai pula dengan keberadaan sekitar 53,000 tenaga
kerja Indonesia di Brunei yang bekerja di sektor formal dan informal, seperti bekerja sebagai
profesional, pelatih olahraga, teknisi, dosen, ustaz/guru agama, pelayan toko dan restoran, serta
berwiraswasta. Sebagai konsekuensi keberadaan tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang
cukup besar tersebut, muncul masalah-masalah meski persentasenya sangat kecil, yakni sekitar
1 s/d 1,5 %. Dengan eratnya jalinan kerjasama antara aparat terkait di Brunei dan Kedutaan Besar
Republik Indonesia di Brunei, permasalahan yang timbul pada umumnya dapat diselesaikan
dengan baik.
KBRI Bandar Seri Begawan telah ditunjuk sebagai salah satu Perwakilan RI pusat pelayanan
warga (citizen service) pada tanggal 29 Juli 2007 oleh Menteri Luar Negeri RI. Sebagai
konsekuensinya, selain membentuk satuan tugas (satgas) pelayanan warga, KBRI Bandar Seri
Begawan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pelayanan kekonsuleran dan
ketenagakerjaan, sekaligus meningkatkan upaya perlindungan kepada masyarakat Indonesia di
Brunei. Pemohon paspor hanya memerlukan waktu kurang dari 24 jam untuk mendapatkan
paspor barunya. Dalam kaitan ini KBRI Bandar Seri Begawan juga memberikan pelayanan
pembuatan pas foto dan fotocopy tanpa dipungut biaya. Kegiatan pelayanan kekonsuleran
dilaksanakan dengan metode ”jemput bola”, dimana KBRI Bandar Seri Begawan mengirimkan
tim dan memberikan pelayanan kekonsuleran dan ketenagakerjaan langsung di distrik-distrik
yang jauh dari Bandar Seri Begawan sedikitnya 2 kali setahun masing-masing distrik. Sebagai
konsekuensi penandatanganan persetujuan kedua negara tentang notifikasi dan bantuan
kekonsuleran atau MCN, aparat terkait pemerintah Brunei berkewajiban memberitahukan KBRI
Bandar Seri Begawan sekiranya menemukan warganegara Indonesia yang terlantar atau
menghadapi masalah, dan demikian pula sebaliknya.
4. Sosial Budaya
Hubungan kerjasama Indonesia-Brunei terjalin pula di jalur non-pemerintah, dengan
berdirinya Brunei Darussalam-Indonesia Friendship Association atau disingkat BRUDIFA, pada
tanggal 6 Januari 2009. Pemberitahuan tertulis dari otoritas Registrar of Society, Polis Diraja
Brunei, diterima oleh formatur BRUDIFA pada tanggal 27 Januari 2009. Sebagai formatur
sekaligus terpilih sebagai ketua pertama BRUDIFA adalah Pengiran Dato Paduka Haji Jaludin bin
Haji Mohd. Limbang, mantan Duta Besar pertama Brunei Darussalam untuk Indonesia (periode
tahun 1984-1986). Duta Besar RI di Bandar eri Begawan secara ex-officio merupakan patron
(pelindung) organisasi BRUDIFA. Adapun launching BRUDIFA kepada publik telah dilakukan di
Rizqun International Hotel, Bandar Seri Begawan, pada tanggal 24 Maret 2009.
Sebagai wadah berhimpun masyarakat Indonesia di Brunei, terdapat Persatuan Masyarakat
Indonesia atau disingkat PERMAI, sejak tanggal 20 Nopember 1988 dengan nama
sebelumnya ”Kerabat Nusantara” atau dikenal dengan singkatan “KN”. PERMAI terdaftar
sebagai badan hukum di Brunei pada tanggal 1 Juni 2006. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan
oleh PERMAI di bidang sosial, budaya, dan keagamaan, baik dalam rangka mendukung kegiatan
KBRI, atau berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
Brunei.
5. Pertahanan/Keamanan
Di bidang pertahanan, angkatan bersenjata kedua negara telah secara berkala melakukan
latihan bersama, pimpinan angkatan bersenjata saling melakukan kunjungan, dan saling
mengirimkan personel untuk mengikuti kursus atau pelatihan militer.
Dalam beberapa tahun terakhir, perwira-perwira menengah TNI ikut serta dalam kursus
pengembangan kepemimpinan nasional ”Executive Development Programme” (EDP) yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei. Seorang perwira menengah lainnya
berpartisipasi dalam Staff and Comand College angkatan pertama yang diselenggarakan oleh
Angkatan Bersenjata Diraja Brunei (ABDB). Sementara itu, perwira pertama TNI telah mengikuti
Junior Staff Course (JSC) yang diselenggarakan oleh Institut Latihan ABDB sejak tahun 2007.
Perwira-perwira ABDB telah mengikuti pula pendidikan dan latihan militer di Indonesia, antara
lain dengan berpartisipasi dalam pendidikan reguler Sesko TNI AD dan pendidikan militer reguler
lainnya di Indonesia.
TNI dan ABDB telah pula mengadakan latihan militer bersama, dengan sandi latihan ”Elang
Brunesia” untuk latihan bersama antara TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Brunei
(TUDB), dan sandi latihan ”Helang Laut” untuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dan
Tentara Laut Diraja Brunei. Personel-personel Pasukan Gerak Khas (PGK) Tentara Darat Diraja
Brunei (TDDB) telah melaksanakan latihan bersama ”Jungle Operation/Welfare” dengan Peleton
Intai Tempur (Ton Taipur) Kostrad pada tanggal 1-20 April 2011. Selanjutnya Resimen Pasukan
Khas (RPK) ABDB telah mengikuti pula latihan bersama dengan sandi latihan ”Kilat Sakti-1/2011”
dengan satuan pasukan Kopassus TNI Angkatan Darat di Markas Pusdik Kopassus, Batujajar,
Jawa Barat, dari tanggal 24 Oktober s/d 6 Nopember 2011.
Pada tahun 2011, Indonesia telah menerima hibah 2 (dua) kapal kelas ”Waspada” eks bagian
armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB) pada tanggal 15 April 2011, dimana kedua kapal telah
berubah nama menjadi KRI Badau dan KRI Salawaku serta menjadi bagian dari armada Tentara
Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut.
Para taruna Akademi TNI telah ikut berpartisipasi menampilkan kemahiran drum band dan
memainkan kesenian tradisional daerah Jawa Barat dalam ”Brunei International Tattoo” di
Bandar Seri Begawan dari tanggal 31 Mei s/d 2 Juni 2011. Perusahaan-perusahaan produsen
peralatan utama sistem senjata (alutsista) dan non-alutsista dari Indonesia, termasuk PT.
PINDAD dan PT. Dirgantara Indonesia, berpartisipasi pula dalam event pameran senjata dan
peralatan pertahanan berskala internasional yang diadakan sekali dua tahun di Brunei,
yakni ”Brunei Darussalam International Defence Exhibition” atau BRIDEX. Indonesia ikut serta
pada dua kali penyelenggaraan BRIDEX, yakni pada BRIDEX ke-2 tahun 2009 dan BRIDEX ke-3
tahun 2011.