ips - ix - asia tenggara - brunei darussalam

8
Brunei Darussalam A. Kondisi Geografis Brunei terdiri dari dua bagian yang tidak berkaitan; 97% dari jumlah penduduknya tinggal di bagian barat yang lebih besar, dengan hanya kira-kira 10.000 orang tinggal di daerah Temburong, yaitu bagian timur yang bergunung-gunung. Jumlah penduduk Brunei 383.000 orang. Dari bilangan ini, lebih kurang 46.000 orang tinggal di ibukota Bandar Seri Begawan. Sejumlah kota utama termasuk kota pelabuhan Muara, serta kota Seria yang menghasilkan minyak, dan Kuala Belait, kota tetangganya. Di daerah Belait, kawasan Panaga ialah kampung halaman sejumlah besar ekspatriat, disebabkan oleh fasilitas perumahan dan rekreasi Royal Dutch Shell dan British Army. Klub Panaga yang terkenal terletak di sini. 1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Brunei Darussalam merupakan negara kecil yang terletak di Pulau Kalimantan bagian utara. Secara astronomis terletak di antara garis lintang 4°02’LU – 5°03’LU dan garis bujur 114°05’BT – 115°22’BT. Luas wilayah negara Brunei Darussalam kira-kira 5.765 km², hampir sama luas dengan DI Yogyakarta di Indonesia. Adapun batas-batas wilayah negara Brunei Darussalam di sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan di sebalah timur, selata, dan barat berbatasan dengan negara bagian Serawak (Malaysia). 2. Iklim Berdasarkan letak astronomis dan keadaan alamnya, Brunei Darussalam beriklim tropis basah. Dengan iklim tropis basah, Brunei Darussalam memiliki kelembapan dan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Suhu rata-rata berkisar 24°- 30°C. Suhu paling tinggi yakni 32°C dan paling rendah 23°C. Sepanjang sejarahnyna, Brunei Daarussalam tidak pernah mengalami kekeringan. Brunei Darussalam dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan terjadi pada bulan Oktober – April dan musim kemarau terjadi pada bulan April – Oktober. Karena iklim tropis tersebut, sebagian wilayah Brunei Darussalam ditutupi oleh hutan hujan tropis. Hutan-hutan di Brunei Darussalam banyak ditinggali oleh hewan-hewan khas Pulau Kalimantan seperti orang utan, beruang madu, landak, gajah, musang, rusa, lembu, siamang, dan aneka jenis burung. Kekayaan hutan tujan tropis Brunei Darussalam ditunjukkan pula dengan aneka jenis kayu hutan yang memiliki nilai jual tinggi semacam jati, ulin, dan eboni. B. Bentang Alam Keadaan alam Brunei Darussalam hampir semua berupa datara rendah. Daerah pantai berupa rawa-rawa debngan hutan bakau, makin ke pedalaman daerahnya berbukit-bukit, dan Brunei Darussalam bagian timur lebih tinggi daripada bagian barat. Puncak tertinggi di Brunei Darussalam adalah Bukut pagon dengan ketinggian kira-kira 1.850 m yang terletak di ujung selatan daerah Temburong. Peta wilayah Geografi Brunei

Upload: ratih-juniarti-maulida

Post on 24-Apr-2015

989 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat. khususnya untuk kelas 9

TRANSCRIPT

Page 1: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

Brunei Darussalam

A. Kondisi Geografis

Brunei terdiri dari dua bagian yang tidak berkaitan; 97% dari

jumlah penduduknya tinggal di bagian barat yang lebih besar,

dengan hanya kira-kira 10.000 orang tinggal di daerah Temburong,

yaitu bagian timur yang bergunung-gunung. Jumlah penduduk

Brunei 383.000 orang. Dari bilangan ini, lebih kurang 46.000 orang

tinggal di ibukota Bandar Seri Begawan. Sejumlah kota utama

termasuk kota pelabuhan Muara, serta kota Seria yang

menghasilkan minyak, dan Kuala Belait, kota tetangganya. Di

daerah Belait, kawasan Panaga ialah kampung halaman sejumlah

besar ekspatriat, disebabkan oleh fasilitas perumahan dan rekreasi

Royal Dutch Shell dan British Army. Klub Panaga yang terkenal

terletak di sini.

1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah

Brunei Darussalam merupakan negara kecil yang terletak di Pulau Kalimantan bagian

utara. Secara astronomis terletak di antara garis lintang 4°02’LU – 5°03’LU dan garis

bujur 114°05’BT – 115°22’BT. Luas wilayah negara Brunei Darussalam kira-kira 5.765 km²,

hampir sama luas dengan DI Yogyakarta di Indonesia. Adapun batas-batas wilayah

negara Brunei Darussalam di sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan di

sebalah timur, selata, dan barat berbatasan dengan negara bagian Serawak (Malaysia).

2. Iklim

Berdasarkan letak astronomis dan keadaan alamnya, Brunei Darussalam beriklim tropis

basah. Dengan iklim tropis basah, Brunei Darussalam memiliki kelembapan dan curah

hujan tinggi sepanjang tahun. Suhu rata-rata berkisar 24°- 30°C. Suhu paling tinggi yakni

32°C dan paling rendah 23°C. Sepanjang sejarahnyna, Brunei Daarussalam tidak pernah

mengalami kekeringan.

Brunei Darussalam dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan terjadi pada bulan

Oktober – April dan musim kemarau terjadi pada bulan April – Oktober. Karena iklim

tropis tersebut, sebagian wilayah Brunei Darussalam ditutupi oleh hutan hujan tropis.

Hutan-hutan di Brunei Darussalam banyak ditinggali oleh hewan-hewan khas Pulau

Kalimantan seperti orang utan, beruang madu, landak, gajah, musang, rusa, lembu,

siamang, dan aneka jenis burung. Kekayaan hutan tujan tropis Brunei Darussalam

ditunjukkan pula dengan aneka jenis kayu hutan yang memiliki nilai jual tinggi semacam

jati, ulin, dan eboni.

B. Bentang Alam

Keadaan alam Brunei Darussalam hampir semua berupa datara rendah. Daerah pantai berupa

rawa-rawa debngan hutan bakau, makin ke pedalaman daerahnya berbukit-bukit, dan Brunei

Darussalam bagian timur lebih tinggi daripada bagian barat. Puncak tertinggi di Brunei

Darussalam adalah Bukut pagon dengan ketinggian kira-kira 1.850 m yang terletak di ujung

selatan daerah Temburong.

Peta wilayah Geografi Brunei

Page 2: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

- Wilayah Brunei Darussalam bagian barat terdapat sungai utama, yaitu Sungai Belait,

Sungai Tutong, dan Sungai Brunei.

- Sedang di bagian timur terdapat Sungai Temburong. Sungai Belait merupakan sungai

terpanjang di Brunei Darussalam.

C. Penduduk

Penduduk Brunei Darussalam sebagian

besar terpusat di kota-kota besar sepanjang

Laut Cina Selatan dan mayoritas adalah suku

bangsa Melayu. Jumlah penduduk terbesar

kedua adalah orang Cina, sedangkan

penduduk asli Brunei tinggal di pedalaman,

yaitu suku Dayak Barat, Iban, Murut, Kelabit,

dan Dusun.

Mayoritas penduduk Brunei menganut

agama Islam. Agama lain yang dianut

penduduk Brunei Darussalam adalah agama

Budha dan Kristen. Ada pula yang menganut

aliran kepercayaan. Bahasa resmi yang diunakan adalah bahasa Inggris dan bahasa Melayu.

Brunei Darussalam merupakan Negara dengan jumlah penduduk paling sedikit di kawasan

Asia Tenggara. Menurut data tahun 2006, penduduk Brunei Darussalam diperkirakan 379.000

jiwa. Angka pertumbuhan penduduk mencapai 1,87%.

1. Bentuk Pemerintahan : Kerajaan

Kepala Negara : Sultan

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Ibu Kota : Bandar Seri Begawan

2. Lagu Kebangsaan : Allah Peliharakan Sultan

Ya Allah lanjutkanlah usia

Ke bawah Duli yang Maha Mulia

Adil berdaulat menaungi nusa

Memimpin rakyat kekal bahagia

Hidup sentosa Negara dan sultan

Ilahi selamatkan Brunei Darussalam

3. Motto : مون دائ نون ال س مح هدى ال ال “ ب

Senantiasa membuat kebajikan dengan petunjuk Allah

4. Bahasa yang digunakan : Melayu dan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi bagi

penduduknya

5. Jumlah Penduduk : Melayu (64%), Cina (20%), dan suku Dayak Kalimantan

(16%)

Agama : Islam (64%), Budha (9%), Kristen (8%), aliran kepercayaan

(11%),

lainnya (8%)

6. Mata Uang : B$ (Dollar Brunei)

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin

Page 3: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

D. Sosial Budaya

Kebudayaan Brunei Darussalam Brunei Darussalam adalah negara dengan multi etnis, dimana etnis-etnis tersebut

tergabung dalam satu kelompok etnis yang bernama Barunay. Keragaman yang ada dalam etnis-

etnis yang berbeda tersebut bukanlah terletak pada aspek agama, melainkan budaya, sosial, dan

bahasa. Pribumi Brunei yang beragama Islam lebih cenderung menjadi Brunei Malays, walaupun

mereka sepenuhnya tidak berbicara bahasa Melayu.

Perkiraan penduduk tahun 1998 menyatakan bahwa Brunei Darussalam memiliki

penduduk sebanyak 323.600 jiwa. 67% dari penduduk Brunei Darussalam berasal dari etnis

Melayu; 15% beretnis Cina; 6% dari masyarakat adat lain (Iban, Dayak, dan Kelabit), dan etnis lain

sebanyak 12%. Pada akhir 1980-an, 24.500 imigran bekerja rata-rata di industri perminyakan.

Populasi telah meningkat lebih dari dua belas kali lipat sejak dekade pertama abad kedua puluh.

Distribusi populasi Brunei-Muara sebanyak 66%; Belaitsebanyak 20%; Tutong sebanyak 11%,

dan Temburong sebanyak 3%.

Melayu adalah bahasa resmi Brunei Darussalam, namun bahasa Inggris telah digunakan

secara luas terutama dalam perdagangan. Bahasa lain seperti bahasa Mandarin dan bahasa

Filipina juga menjadi bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat Brunei Darussalam.

Bendera nasionalnya adalah warna kuning dengan dua trapesium dan jajar genjang diagonal

putih strip yang berada di atas jajaran genjang diagonal strip hitam.

Urbanism, Arsitektur, dan Tata Kota Lebih dari setengah populasi Brunei Darussalam tinggal di ibukota, Bandar Sri Begawan,

dan kota-kota besar di sekitarnya seperti Tutong Town, Tutong District, Kuala Belait, Seat of

Belait, Bangar Village, dan Seat of Temburong.

Pemandangan ibukota dan sekitarnya didominasi oleh kubah emas mesjid Omar Ali

Saifuddien yang selesai dibangun pada 1958, Istana Nurul Iman, perumahan istana terbesar di

dunia, Royal Regalia Building, juga Royal Audience Hall, dan Audience Hall untuk Majelis

Legislatif. Makam Sultan Kelima terletak dua mil ibu kota. The Royal Mausoleum telah digunakan

sejak 1786. Stadion Nasional Hassanal Bolkiah dijadikan tempat untuk merayakan hari-hari besar.

Sejumlah taman dan pusat rekreasi telah dikembangkan dalam dekade terakhir.

Makanan Makanan pokok (makanan sehari-hari) masyarakat Brunei Darussalam terdiri dari nasi

dan sayuran, ikan, kerang, dan buah-buahan. Kari biasanya terbuat dari daging kerbau, daging

ayam, dan daging sapi dan biasanya dikonsumsi pada acara-acara khusus. Di daerah pedesaan,

banyak penduduk yang mengkonsumsi daging rusa dan kijang.

Makanan ringannya adalah beragam jenis kue yang berbahan dasar beras. Daging babi

adalah satu makanan terlarang di Brunei Darussalam. Minuman lokal yang populer adalah susu

dengan es kelapa mentah. Kopi dikonsumsi secara luas, hampir di seluruh Brunei Darussalam.

Minuman beralkohol juga salah satu yang dilarang oleh kaum Muslim.

Stratifikasi Sosial Di Brunei Darussalam, kelompok etnis yang paling dominan adalah etnis Barunay, yang

terdiri dari empat tingkatan kelas sosial: bangsawan, bangsawan, orang biasa, dan para budak

(walaupun perbudakan tidak lagi dipraktekkan). Karena sistem kasta di Brunei Darussalam masih

ketat dan diwariskan berdasarkan silsilah, maka kasta seseorang tidak dapat naik atau turun ke

Page 4: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

kasta lain. Satu-satunya tanda atau simbol stratifikasi sosial adalah gelar kehormatan yang

digunakan oleh seseorang.

Perempuan di Brunei Darussalam telah mulai mengambil posisi dan tanggung jawab di

kantor-kantor pemerintah dan departemen. Mereka pun dapat masuk ke dalam angkatan

bersenjata namun mereka tidak dapat ikut serta dalam pertempuran.

Dibandingkan dengan masyarakat Islam di Timur Tengah, perempuan di Brunei

Darussalam memiliki status yang sangat tinggi. Wanita Muslim dianjurkan untuk mengenakan

penutup kepala tradisional, yang disebut tudong.

Perkawinan, Keluarga, dan Kekerabatan Dalam tradisi perkawinan di Brunei Darussalam, orang tua dari calon mempelai laki-laki

mengatur rencana pernikahan dengan orang tua dari calon mempelai wanita. Bagi masyarakat

Muslim, pasangan yang menikah juga harus sama-sama Muslim. Sehingga individu, terutama

laki-laki, sering masuk Islam untuk menikah dengan seorang Muslim. Pasangan yang baru

menikah harus bergabung dan tinggal di rumah orang tua pengantin perempuan. Setelah

beberapa lama, pasangan yang menikah muda tersebut dapat membentuk rumah tangga sendiri

sesuai keinginan mereka.

Hukum kewarisan Islam berlaku bagi Muslim. Bagi non-Muslim, praktek-praktek tradisional lah

yang berlaku.

Pendidikan Universiti Brunei Darussalam didirikan pada tahun 1985 dan menawarkan sejumlah

program gelar sarjana dan beberapa program master degree. Sekitar dua ribu beasiswa dari

pemerintah diberikan kepada mahasiswa untuk belajar di luar negeri, terutama di negara-negara

Persemakmuran.

Etika Berikut adalah aturan etiket yang bersifat universal: melakukan sesuatu dengan

menggunakan tangan kanan; menolak makanan dengan menyentuh wadah dengan tangan

kanan (tidak pernah secara verbal); menggunakan ibu jari dan tidak menggunakan jari telunjuk

saat menunjuk; melepas sepatu saat memasuki rumah atau bangunan publik, terutama masjid;

berjabat tangan dengan lembut dan kemudian dengan lembut pula menyentuh tengah dada

seseorang dengan tangan kanan (tidak berlaku bagi lawan jenis); menghindari kontak tubuh

antar lawan jenis; dan tidak pernah marah.

Agama Mayoritas penduduk Brunei Darussalam beragama Islam. Liburan dalam memperingati hari

keagamaan diatur sesuai dengan kalender lunar. Awal Ramadhan menandai awal bulan suci

puasa. Perayaan hari besar Islam di Brunei Darussalam hampir sama dengan negara-negara Islam

lainnya, seperti Nuzulul Quran, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji,

Maulid Nabi Muhammad sallallahu Alihi Wassalam, dan Isra’ Mi’raj.

Page 5: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

E. Hubungan Kerjasama Dengan Indonesia

1. Politik

Indonesia dan Brunei Darussalam menjalin hubungan diplomatik sejak tanggal 1 Januari 1984,

yang segera ditindaklanjuti dengan pembukaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bandar

Seri Begawan dan pembukaan Kedutaan Besar Negara Brunei Darussalam di Jakarta.

Pada tanggal 27 September 1999, kedua negara sepakat untuk mengadakan Komisi Bersama

Indonesia-Brunei dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)

pembentukan Komisi Bersama kedua negara. Pertemuan Pertama tingkat Menteri Komisi

Bersama Indonesia-Brunei berlangsung di Jakarta tanggal 25 Juli 2003, dan pertemuan ke-2

Komisi Bersama kedua negara di Bali tanggal 17-18 Juli 2011. Pertemuan ke-3 Komisi Bersama

Indonesia-Brunei disepakati akan diselenggarakan di Brunei pada tahun 2012.

Perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Brunei sangat baik, yang ditandai dengan

saling kunjungan Kepala Negara/Pemerintahan kedua negara yang intens dalam beberapa tahun

terakhir, termasuk kunjungan kenegaraan Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ke Brunei

pada tanggal 24-25 Februari 2011 dan sejumlah kunjungan Sultan Haji Hassanal Bolkiah ke

Indonesia, untuk menjenguk mendiang mantan Presiden Soeharto pada tanggal 14 Januari 2008,

menghadiri acara pelantikan Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI pada bulan

Oktober 2009, menghadiri KTT ASEAN ke-18 di Jakarta tanggal 7-8 Mei 2011 dan KTT ASEAN

ke-19 dan KTT terkait lainnya di Bali tanggal 16-19 Nopember 2011, serta menerima gelar Doktor

Honoris Causa dari Universitas Indonesia (UI) di bidang kemanusiaan dan peradaban pada

tanggal 21 April 2011.

Sultan Haji Hassanal Bolkiah merupakan satu-satunya kepala negara/pemerintahan yang

selalu hadir pada acara Bali Democracy Forum (BDF) hingga kini, mulai dari BDF I bulan

Desember 2008, BDF II bulan Desember 2009, BDF III bulan Desember 2010, dan BDF IV bulan

Desember 2011.

Setelah sempat vacuum selama sekitar 8 tahun, pertemuan Komisi Bersama Indonesia-

Brunei bergulir kembali dengan pelaksanaan pertemuan ke-2 di Bali tanggal 17-18 Juli 2011, yang

diakhiri dengan penandatanganan persetujuan tentang notifikasi dan bantuan kekonsuleran

atau MCN, dan Memorandum Saling Pengertian (MoU) tentang Kerjasama Pendidikan dan

Pelatihan Diplomatik.

Pada kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Brunei Darussalam

tanggal 24-25 Februari 2011, Indonesia dan Brunei menandatangani Memorandum Saling

Pengertian (MoU) di bidang Kerjasama Pertanian dan Surat Pernyataan Berkehendak (Letter of

Intent / LoI) untuk menjalin Kerjasama di bidang Kelautan dan Perikanan.

Dari kunjungan kenegaraan Sultan Haji Hassanal Bolkiah ke Indonesia pada tanggal 22-23

April 2008, telah ditandatangani MoU on Cultural Cooperation antara Indonesia dengan Brunei.

Selain itu Sultan Haji Hassanal Bolkiah menerima Wing Kehormatan Penerbang TNI Angkatan

Udara dan dikukuhkan sebagai Anggota Kehormatan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara

(Korpaskhasau).

Hubungan parlemen kedua negara ditandai dengan berlangsungnya kunjungan kerja Ketua

Parlemen Brunei Darussalam (Legislative Council / LegCo) dan delapan (8) anggota LegCo ke

Indonesia tanggal 28 April – 2 Mei 2008. Kunjungan tersebut merupakan balasan kunjungan

muhibah Ketua DPR-RI, Agung Laksono, ke Brunei Darussalam tanggal 28-30 Maret 2006 yang

didampingi 7 anggota DPR-RI. Dari kunjungan Ketua Parlemen Brunei Darussalam ke Indonesia,

terwujud saling pengertian dan hubungan baik antara Legislative Council (LegCo) Brunei

Darussalam dan MPR/DPR RI. Pada tanggal 7 Agustus 2010, rombongan Komisi III DPR RI

Page 6: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

melakukan kunjungan kerja satu hari ke Brunei. Pada tanggal 13-16 Desember 2010, rombongan

Komite IV DPD RI (Bidang Anggaran) melakukan kunjungan kerja ke Brunei untuk studi banding

tentang pelaksanaan sistem bagi hasil devisa Brunei dari sektor migas. Pada tanggal 11-12

September 2011, rombongan Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida, melakukan kunjungan ke Brunei

untuk meningkatkan kerjasama dengan Legislative Council (Parlemen). Selain itu berlangsung

pula kunjungan Ketua Komite I DPD RI, H. Dani Anwar, dan anggota-anggota Komite I DPD RI ke

Brunei dari tanggal 27 Nopember s/d 3 Desember 2011 untuk melakukan studi referensi tentang

regulasi pertanahan di Brunei.

Pada tanggal 26 Nopember 2011, untuk pertama kalinya berlangsung forum Policy Planning

Dialogue (PPD) antara Indonesia dan Brunei Darussalam di gedung Kemludag Brunei, Bandar

Seri Begawan. PPD telah membahas berbagai isu yang menjadi perhatian atau kepentingan

bersama kedua negara, antara lain isu ASEAN Connectivity, BIMP-EAGA, China dan India sebagai

kekuatan-kekuatan utama di dunia saat ini.

Perkembangan penting lainnya adalah penganugerahan darjah atau bintang kehormatan

dari Sultan Haji Hassanal Bolkiah atas jasa-jasa mereka dalam meningkatkan hubungan

kerjasama bilateral Indonesia-Brunei di bidang tugas masing-masing. Pemberian bintang

kehormatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati “Hari Keputeraan” (hari ulang tahun

Sultan Brunei) tanggal 15 Juli. Para pejabat tinggi pemerintah Indonesia tersebut adalah

Marsekal TNI Djoko Suyanto, Panglima TNI saat itu, yang dianugerahi bintang kehormatan oleh

Sultan Brunei pada Hari Keputeraan ke-60 tanggal 15 Juli 2006, Jenderal TNI Djoko Santoso saat

menjabat Panglima TNI, menerima penganugerahan bintang kehormatan oleh Sultan Brunei

pada Hari Keputeraan ke-64 tanggal 15 juli 2010, dan Laksamana TNI Agus Suhartono, Panglima

TNI saat ini, yang dianugerahi bintang kehormatan oleh Sultan Brunei pada Hari Keputeraan ke-

65 tanggal 15 Juli 2011, disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI, Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro.

Jenderal Pol. Drs. Sutanto yang pernah menjabat Kapolri juga dianugerahi bintang kehormatan

oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah dalam rangka Hari Keputeraan ke-61, yang

penganugerahannya dilaksanakan pada tanggal 7 April 2008.

2. Ekonomi

Hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara cenderung mengalami peningkatan,

meskipun neraca perdagangan masih surplus untuk Brunei karena Indonesia mengimpor minyak

dari Brunei dalam nilai yang besar. Data statistik perdagangan luar negeri Brunei Darussalam

menunjukkan bahwa selama tahun 2010, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Brunei sebesar

B$ 928.960.000, yang terdiri dari nilai ekspor Brunei ke Indonesia B$ 859.940.000 dan nilai ekspor

Indonesia ke Brunei B$ 69.020.000.

Pada tahun-tahun sebelumnya, nilai perdagangan bilateral kedua negara tercatat

B$ 1.207.360.000 (tahun 2009) dan B$ 3.084.300.000 (tahun 2008). Nilai perdagangan bilateral

tahun 2008 tersebut merupakan peningkatan dari nilai perdagangan tahun sebelumnya sebesar

B$ 2.885.530.000 (persentase peningkatan sebesar 6.8 %).Terjadi penurunan surplus

perdagangan untuk Brunei selama 2 tahun berturut-turut hingga tahun 2010, dimana surplus

tahun 2008 sebesar B$ 2.890.060.000, tahun 2009 sebesar B$ 1.038.900, dan tahun 2010 menjadi

B$ 790.920.000.

Komoditi ekspor Indonesia ke Brunei meliputi mie instan, makanan bayi, minuman ringan,

jamu tradisional, kosmetik, obat-obatan, alat-alat listrik dan elektronik, tekstil, garmen, furniture,

water dispenser, bahan bangunan, peralatan olahraga, rokok, VCD/DVD lagu dan film, produk

teknologi perminyakan, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, seperti Toyota Kijang,

Daihatsu, Mitsubishi, Isuzu, dan lain-lain.Komoditi ekspor Brunei ke Indonesia adalah minyak

Page 7: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

mentah, transport equipment, cashed head petroleum, dan mesin-mesin. Dalam beberapa tahun

terakhir terdapat peningkatan dari jumlah jenis produk Indonesia yang diperdagangkan di pasar

Brunei. Pada tahun 2003 tercatat 653 jenis, meningkat menjadi 1,050 jenis pada tahun 2008, dan

1,261 jenis pada tahun 2010.

3. Konsuler

Hubungan bilateral Indonesia-Brunei ditandai pula dengan keberadaan sekitar 53,000 tenaga

kerja Indonesia di Brunei yang bekerja di sektor formal dan informal, seperti bekerja sebagai

profesional, pelatih olahraga, teknisi, dosen, ustaz/guru agama, pelayan toko dan restoran, serta

berwiraswasta. Sebagai konsekuensi keberadaan tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang

cukup besar tersebut, muncul masalah-masalah meski persentasenya sangat kecil, yakni sekitar

1 s/d 1,5 %. Dengan eratnya jalinan kerjasama antara aparat terkait di Brunei dan Kedutaan Besar

Republik Indonesia di Brunei, permasalahan yang timbul pada umumnya dapat diselesaikan

dengan baik.

KBRI Bandar Seri Begawan telah ditunjuk sebagai salah satu Perwakilan RI pusat pelayanan

warga (citizen service) pada tanggal 29 Juli 2007 oleh Menteri Luar Negeri RI. Sebagai

konsekuensinya, selain membentuk satuan tugas (satgas) pelayanan warga, KBRI Bandar Seri

Begawan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pelayanan kekonsuleran dan

ketenagakerjaan, sekaligus meningkatkan upaya perlindungan kepada masyarakat Indonesia di

Brunei. Pemohon paspor hanya memerlukan waktu kurang dari 24 jam untuk mendapatkan

paspor barunya. Dalam kaitan ini KBRI Bandar Seri Begawan juga memberikan pelayanan

pembuatan pas foto dan fotocopy tanpa dipungut biaya. Kegiatan pelayanan kekonsuleran

dilaksanakan dengan metode ”jemput bola”, dimana KBRI Bandar Seri Begawan mengirimkan

tim dan memberikan pelayanan kekonsuleran dan ketenagakerjaan langsung di distrik-distrik

yang jauh dari Bandar Seri Begawan sedikitnya 2 kali setahun masing-masing distrik. Sebagai

konsekuensi penandatanganan persetujuan kedua negara tentang notifikasi dan bantuan

kekonsuleran atau MCN, aparat terkait pemerintah Brunei berkewajiban memberitahukan KBRI

Bandar Seri Begawan sekiranya menemukan warganegara Indonesia yang terlantar atau

menghadapi masalah, dan demikian pula sebaliknya.

4. Sosial Budaya

Hubungan kerjasama Indonesia-Brunei terjalin pula di jalur non-pemerintah, dengan

berdirinya Brunei Darussalam-Indonesia Friendship Association atau disingkat BRUDIFA, pada

tanggal 6 Januari 2009. Pemberitahuan tertulis dari otoritas Registrar of Society, Polis Diraja

Brunei, diterima oleh formatur BRUDIFA pada tanggal 27 Januari 2009. Sebagai formatur

sekaligus terpilih sebagai ketua pertama BRUDIFA adalah Pengiran Dato Paduka Haji Jaludin bin

Haji Mohd. Limbang, mantan Duta Besar pertama Brunei Darussalam untuk Indonesia (periode

tahun 1984-1986). Duta Besar RI di Bandar eri Begawan secara ex-officio merupakan patron

(pelindung) organisasi BRUDIFA. Adapun launching BRUDIFA kepada publik telah dilakukan di

Rizqun International Hotel, Bandar Seri Begawan, pada tanggal 24 Maret 2009.

Sebagai wadah berhimpun masyarakat Indonesia di Brunei, terdapat Persatuan Masyarakat

Indonesia atau disingkat PERMAI, sejak tanggal 20 Nopember 1988 dengan nama

sebelumnya ”Kerabat Nusantara” atau dikenal dengan singkatan “KN”. PERMAI terdaftar

sebagai badan hukum di Brunei pada tanggal 1 Juni 2006. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan

oleh PERMAI di bidang sosial, budaya, dan keagamaan, baik dalam rangka mendukung kegiatan

KBRI, atau berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat

Brunei.

Page 8: IPS - IX - Asia Tenggara - Brunei Darussalam

5. Pertahanan/Keamanan

Di bidang pertahanan, angkatan bersenjata kedua negara telah secara berkala melakukan

latihan bersama, pimpinan angkatan bersenjata saling melakukan kunjungan, dan saling

mengirimkan personel untuk mengikuti kursus atau pelatihan militer.

Dalam beberapa tahun terakhir, perwira-perwira menengah TNI ikut serta dalam kursus

pengembangan kepemimpinan nasional ”Executive Development Programme” (EDP) yang

diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei. Seorang perwira menengah lainnya

berpartisipasi dalam Staff and Comand College angkatan pertama yang diselenggarakan oleh

Angkatan Bersenjata Diraja Brunei (ABDB). Sementara itu, perwira pertama TNI telah mengikuti

Junior Staff Course (JSC) yang diselenggarakan oleh Institut Latihan ABDB sejak tahun 2007.

Perwira-perwira ABDB telah mengikuti pula pendidikan dan latihan militer di Indonesia, antara

lain dengan berpartisipasi dalam pendidikan reguler Sesko TNI AD dan pendidikan militer reguler

lainnya di Indonesia.

TNI dan ABDB telah pula mengadakan latihan militer bersama, dengan sandi latihan ”Elang

Brunesia” untuk latihan bersama antara TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Brunei

(TUDB), dan sandi latihan ”Helang Laut” untuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dan

Tentara Laut Diraja Brunei. Personel-personel Pasukan Gerak Khas (PGK) Tentara Darat Diraja

Brunei (TDDB) telah melaksanakan latihan bersama ”Jungle Operation/Welfare” dengan Peleton

Intai Tempur (Ton Taipur) Kostrad pada tanggal 1-20 April 2011. Selanjutnya Resimen Pasukan

Khas (RPK) ABDB telah mengikuti pula latihan bersama dengan sandi latihan ”Kilat Sakti-1/2011”

dengan satuan pasukan Kopassus TNI Angkatan Darat di Markas Pusdik Kopassus, Batujajar,

Jawa Barat, dari tanggal 24 Oktober s/d 6 Nopember 2011.

Pada tahun 2011, Indonesia telah menerima hibah 2 (dua) kapal kelas ”Waspada” eks bagian

armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB) pada tanggal 15 April 2011, dimana kedua kapal telah

berubah nama menjadi KRI Badau dan KRI Salawaku serta menjadi bagian dari armada Tentara

Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut.

Para taruna Akademi TNI telah ikut berpartisipasi menampilkan kemahiran drum band dan

memainkan kesenian tradisional daerah Jawa Barat dalam ”Brunei International Tattoo” di

Bandar Seri Begawan dari tanggal 31 Mei s/d 2 Juni 2011. Perusahaan-perusahaan produsen

peralatan utama sistem senjata (alutsista) dan non-alutsista dari Indonesia, termasuk PT.

PINDAD dan PT. Dirgantara Indonesia, berpartisipasi pula dalam event pameran senjata dan

peralatan pertahanan berskala internasional yang diadakan sekali dua tahun di Brunei,

yakni ”Brunei Darussalam International Defence Exhibition” atau BRIDEX. Indonesia ikut serta

pada dua kali penyelenggaraan BRIDEX, yakni pada BRIDEX ke-2 tahun 2009 dan BRIDEX ke-3

tahun 2011.