ipd.docx
DESCRIPTION
IPDTRANSCRIPT
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UMUMMODUL PRAKTIK KLINIK EMERGENCY MEDICINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
Portofolio Kegawatan Penyakit DalamOleh Afif Anshari (1106064410)
Survei Primer
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke IGD karena tidak sadarkan diri sejak 4 jam yang lalu.
B. Tanda Vital
Tekanan darah : 170/80 mmHg
Frekuensi nadi : 80 kali/menit, teratur, isi cukup
Frekuensi napas : 18 kali/menit, kedalaman cukup
Suhu : 36,5 °C
SaO2 : 95%
C. Pemeriksaan Jalan Napas
Jalan napas terbuka, bebas, tidak ada obstruksi, tidak terdengar suara napas
tambahan (stridor, wheezing, gurgling).
D. Pemeriksaan Pernapasan
Pernapasan spontan, kedalaman cukup, ekspansi dada simetris, tidak ada deviasi
trakea, tidak tampak penggunaan otot-otot bantu napas, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
1
E. Pemeriksaan Sirkulasi
Frekuensi nadi 80 kali per menit, isi cukup, denyut teratur, tekanan darah 170/80
mmHg, kulit tampak normal, konjungtiva tidak pucat, akral dingin, CRT < 2 detik.
F. Pemeriksaan Disabilitas
Kesadaran somnolens, GCS = 12 (E:4, M:5, V:3), pasien merespon terhadap suara,
refleks pupil +/+.
G. Pemeriksaan Exposure
Tidak tampak luka akibat trauma pada tubuh pasien, tidak tampak edema pada
keempat ekstremitas pasien.
H. Evaluasi Masalah
Kesadaran menurun
I. Tata Laksana Awal
Oksigenasi 2 L/menit via kanula nasal
Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS = 31 mg/dL)
Injeksi bolus dextrose 40% III flacon
IVFD dextrose 10% 20 tetes per menit
Injeksi Ondansentron 1,35 mg
Survei Sekunder
1. Identitas
Nama : Ny. ZH
Tanggal lahir : 9 Februari 1940 (74 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Daksinapati 4B, Kompleks IKIP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
2
2. Anamnesis
Autoanamnesis dengan pasien dan alloanamnesis dengan suami pasien.
3. Keluhan Utama
Pasien tidak sadarkan diri sejak sekitar 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Sekitar 5 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien tampak bengong dan tidak
menyahut ketika dipanggil oleh suami pasien. Beberapa saat kemudian pasien mulai
berbicara melantur dan tubuhnya semakin lemas. Tidak ada keluhan lemah sisi
tertentu, mulut mencong, bicara pelo, nyeri dada, jantung berdebar, atau sulit
bernapas.
Pasien didiagnosis diabetes melitus (DM) sejak sekitar 30 tahun yang lalu.
Pasien diberi obat metformin yang diminum secara teratur. Sekitar 3 bulan yang
lalu, pasien berobat ke dokter di rumah sakit dan diberikan insulin 20 unit yang
digunakan dua kali sehari. Seminggu sebelum masuk rumah sakit, pasien berobat
kembali ke dokter yang sama karena mengeluh tidak cocok dengan insulin yang
sebelumnya diberikan. Pasien akhirnya diberikan insulin 40 unit yang diberikan
sekali sehari. Selama seminggu tersebut, pasien 4 kali mengalami gejala tidak sadar
yang mirip dengan kejadian saat ini.
Pasien mengaku memiliki nafsu makan yang cukup tinggi. Pasien biasanya
mengkonsumsi ketupat sebanyak 1 bungkus pada pagi hari, 2 potong roti pada siang
hari, dan 1 buah kentang pada sore hari. Namun menurut suami pasien, pada saat
kejadian pasien belum makan sore. Pasien BAB setiap dua hari sekali, namun untuk
BAK tidak ada masalah. Sebelum penurunan kesadaran, pasien sedang tidak
melakukan kegiatan berat.
Pasien tidak memiliki riwayat jatuh dan dapat berjalan sendiri tanpa bantuan.
Pasien belum pernah mengalami kebas pada ujung jari kaki atau tangannya. Pasien
juga tidak memiliki luka yang tidak sembuh-sembuh. Pasien tidak memiliki
gangguan penglihatan maupun pendengaran. Pasien jarang mengalami demam,
tidak mengalami gangguan tidur, jarang mengalami sakit perut.
3
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pasien mendapat obat valsartan
dan satu obat lainnya yang tidak diingat oleh pasien maupun suami pasien. Pasien
hanya minum obat hipertensi ketika muncul gejala saja. Pasien tidak pernah
mengalami sakit jantung, sakit ginjal, flek paru, atau sakit kuning.
6. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien tinggal bersama suami dan dua orang anaknya yang sudah bekerja. Pasien
sudah tidak bekerja sehingga sehari-hari beliau berada di rumah. Anak pasien pergi
bekerja, sehingga suami pasien yang sudah tidak bekerja menemani pasien selama
di rumah. Suami pasien juga teratur mengingatkan pasien untuk suntik insulin
setiap hari. Pasien hidup berkecukupan dengan biaya hidup berasal dari anak-
anaknya.
Selama di rumah, pasien sering dikunjungi oleh anak-anak serta cucu-cucunya.
Pasien jarang bepergian keluar rumah. Sehari-hari pasien lebih banyak berada di
ruang tamu untuk menonton televisi. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok atau
minum alkohol.
7. Pemeriksaan Jasmani
1. Keadaan umum
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 83 kali
per menit, teratur, isi cukup, frekuensi pernapasan 20 kali per menit, regular,
kedalaman cukup, suhu 36,7 °C. Berat badan 47 kg, tinggi badan 160 cm.
2. Kepala dan leher
Kepala
Normosefal, tidak ada deformitas pada kepala. Rambut berwarna putih
kehitaman dan tidak mudah dicabut.
Mata
Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+, pupil bulat isokor.
Hidung
Tidak tampak deformitas, tidak ada deviasi septum, tidak ada napas cuping
hidung, mukosa hidung tidak hiperemis.
Telinga
4
Tidak tampak kelainan pada daun telinga, liang telinga tidak hiperemis,
terdapat sekret berwarna coklat pada liang telinga.
Mulut
Bibir dan mukosa mulut tidak tampak pucat, lidah normal, tonsil T1/T1, gag
reflex +/+.
Leher
Tidak teraba perbesaran kelenjar getah bening, tidak teraba perbesaran
tiroid, tidak teraba massa, tidak ada deviasi trakea, tidak tampak penggunaan
otot bantu napas m. sternokleidomastoideus, tekanan vena jugularis 5+2
cmH2O.
3. Dada
Bentuk dada normal, ekspansi dada simetris, tidak tampak dan teraba massa,
tidak tampak rektraksi dinding dada, tidak tampak penggunaan otot bantu
napas m. interkostalis, tidak ada heaving, lifting, atau thrilling.
Jantung: bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : suara napas vesikuler +/+, mengi (-), ronki (-)
4. Abdomen
Perut buncit, lemas, bising usus 1 kali per menit, hati dan limpa tidak teraba,
ballotement test -/-.
5. Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak tampak edema, deformitas, atau massa.
6. Neurologis
Tidak ditemukan kelainan pada saraf-saraf kranialis. Refleks biseps +2/+2,
refleks triseps +2/+2, refleks patella +2/+2, refleks Achilles +2/+2.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai NormalDarah Rutin
Leukosit 9,18 ribu/mm3 5 – 10Hitung Jenis
Netrofil 66,1 % 50 – 70Limfosit 26,7 % 25 – 40Monosit 6,6 % 2 – 8Eosinofil 0,3 % 2 – 4
5
Basofil 0,3 % 0 – 1
Eritrosit 4,9 juta/uL 3,6 – 5,8Hemoglobin 14,2 g/dL 12,0 – 16,0Hematokrit 44 % 35 – 47MCV 89,4 fL 80 – 100MCH 29,0 pg 26 – 34MCHC 32,4 % 32 – 36RDW-CV 14,0 % 11,5 – 14,5
Trombosit 329 ribu/mm3 150 – 440
Glukosa Darah Sewaktu 21 (DUPLO)
mg/dL < 180
ElektrolitNatrium (Na) 145,0 mmol/L 135 – 145Kalium (K) 3,60 mmol/L 3,5 – 5,5Klorida (Cl) 106,0 mmol/L 98 – 109
Ureum 27 mg/dL 20 – 40Kreatinin 0,6 mg/dL 0,8 – 1,5
9. Daftar Masalah
Hipoglikemia pada DM tipe 2
DM tipe 2, gula darah tidak terkontrol
Hipertensi tidak terkontrol
10. Tata Laksana Lanjutan
IVFD dextrose 10% 500 mL/8 jam
Oksigenasi 2 L/menit via kanula nasal bila sesak
Pemeriksaan SGOT, SGPT, PT, aPTT
Pemeriksaan HbA1c
Pemeriksaan analisa gas darah dan urinalisis
Pemeriksaan GDS serial 1 jam
Pemeriksaan EKG
Foto toraks
6
11. Pengkajian Masalah
Pasien datang dengan kondisi tidak sadarkan diri sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pada saat datang, pasien langsung dilakukan survei primer. Pada pemeriksaan
jalan napas tidak ditemukan kelainan, begitu pula pada pemeriksaan pernapasan.
Pada pemeriksaan sirkulasi, didapatkan pasien memiliki tekanan darah yang tinggi,
yaitu 170/80 mmHg. Di luar hal tersebut, tanda-tanda sirkulasi pasien tampak
normal. Pada pemeriksaan disabilitas, didapatkan kesadaran somnolens, pasien
dapat merespon terhadap suara, dan refleks pupil +/+. Pada pemeriksaan exposure,
tidak tampak luka, trauma, atau kelainan lain pada tubuh pasien. Sehingga secara
umum, pasien datang dengan penurunan kesadaran.
Pasien segera dibawa ke ruang observasi IGD untuk diberikan oksigenasi via
kanula nasal sebanyak 2 Liter per menit. Kemudian pada pasien dibuat akses vena di
tangan. Pasien kemudian dicek glukosa darah sewaktunya dan didapatkan glukosa
darah 31 mg/dL. Segera setelah pemeriksaan GDS, pasien diberikan injeksi bolus
dextrose 40% sebanyak III flacon. Setelah itu, pasien diberikan infus dextrose 10%
sebanyak 20 tetes per menit. Tata laksana awal ini sudah sesuai dengan tata laksana
pasien hipoglikemia.
Pada survei sekunder, dilakukan anamnesis terhadap pasien yang sudah sadar
dan keluarga pengantar pasien. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sudah
menderita DM tipe 2 sejak 30 tahun yang lalu dan sedang dalam pengobatan dengan
insulin. Sekitar seminggu yang lalu, pasien mengganti dosis insulinnya dari 2 kali 20
unit dalam sehari menjadi sekali 40 unit dalam sehari. Semenjak penggantian obat
tersebut, pasien mengeluhkan keluhan yang sama, yaitu tidak sadar. Selama tidak
sadarkan diri, pasien tidak ingat apa yang terjadi. Menurut suami pasien, selama
pasien tidak sadar ia berbicara melantur namun tidak pingsan. Kejadian ini telah
terjadi sebanyak 4 kali sebelumnya. Selain itu, pasien juga diketahui belum makan
sore sebelum tidak sadarkan diri.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, namun tidak pernah menderita sakit
jantung sebelumnya. Pasien minum obat dengan tidak teratur, obat diminum hanya
saat darah tinggi saja. Pasien mengaku belum pernah mengalami stroke sebelumnya.
Penurunan kesadaran yang dialami pasien dapat terjadi karena hipoglikemia, syok,
atau stroke. Pada anamnesis, pasien tidak berbicara pelo atau memiliki muka
mencong. Pada pemeriksaan neurologis juga tidak ditemukan kelainan pada saraf
7
kranial, tonus, dan refleks pasien. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan
adanya tanda-tanda syok. Sehingga pasien kemungkinan besar mengalami
penurunan kesadaran akibat hipoglikemia. Dosis insulin yang cukup besar disertai
pasien yang belum makan dapat mengakibatkan hipoglikemia seperti yang dialami
pasien. Hal ini diperkuat dengan hasil laboratorium yang menunjukkan glukosa
darah sewaktu yang rendah.
Sebagai tata laksana berikutnya, diberikan IVFD dextrose 10% 500 mL/8 jam
dan pemantauan GDS setiap 1 jam. Hasil pemantauan pertama didapatkan GDS
pasien 197 mg/dL. Hal ini sudah sesuai dengan tata laksana hipoglikemia.
12. Kesimpulan
Pasien perempuan usia 74 tahun datang dengan keluhan tidak sadarkan diri sejak 4
jam sebelum masuk rumah sakit. Pada survei primer ditemukan penurunan
kesadaran. Pada survei sekunder didapatkan pasien memiliki riwayat DM tipe 2
dengan insulin yang baru saja diganti dan telah menyebabkan gejala serupa
sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol dengan tekanan
darah 170/80 mmHg. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah tinggi, Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan gula darah sewaktu 21 mg/dL. Pasien
dilakukan tata laksana untuk hipoglikemia dan kesadaran kembali membaik setelah
kurang lebih satu jam.
13. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad malam
14. Daftar Pustaka
1. Clement S, Braithwaite SS, Magee MF, Ahmann A, Smith EP, Schafer RG, et al.
Management of diabetes and hypoglycemia in hospitals. Diabetes Care 2004; 27:
553-91
2. Kurniawan I. Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut. Mej Kedokt Indon,
60:12;2010
8