investigasi wabah - catatan ade...

19
INVESTIGASI WABAH Epidemiologi Penyakit Menular Materi Belajar Online kelas Epidemiologi Penyakit Menular, Kelas Paralel, Universitas Esa Unggul - Jakarta 2015 Ade Heryana, MKM Universitas Esa Unggul - Jakarta 12/5/2015

Upload: buitu

Post on 07-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH Epidemiologi Penyakit Menular Materi Belajar Online kelas Epidemiologi Penyakit Menular, Kelas Paralel, Universitas Esa Unggul - Jakarta

2015

Ade Heryana, MKM Universitas Esa Unggul - Jakarta

12/5/2015

Page 2: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 2

WABAH

Definisi Wabah:

Last (1981), Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat dapat

berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau

kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak

dari keadaan biasa;

Ditjen PPPL Depkes (1981), wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau

kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah

yang terjangkit;

UU No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, wabah adalah kejadian

berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat, yang jumlah

penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim

pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka;

Benenson (1985), Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu

pada penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa;

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1989), wabah artinya penyakit menular yang

berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas;

Burgeois dan Ratard dalam Last (2005:1338), wabah atau epidemik adalah

jumlah kasus penyakit melebihi jumlah yang normal pada suatu wilayah dan

periode tertentu. Menurut CDC (2012), epidemik dan wabah sering memiliki arti

yang sama. Akan tetapi istilah wabah biasanya terbatas pada wilayah geografis

tertentu.

Wabah berbeda dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagaimana PP No.40 tahun 1991

mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan/kematian yang bermakna. secara epidemiologis pada suatu daerah dalam

kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya

wabah. Sehingga timbulnya wabah didahului dengan timbulnya KLB.

Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, pernyataan adanya wabah di

Indonesia ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

KEJADIAN LUAR BIASA

Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagaimana PP No.40 tahun 1991, adalah timbulnya atau

meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna. secara epidemiologis pada

suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat

menjurus pada terjadinya wabah. Sehingga timbulnya wabah didahului dengan

timbulnya KLB.

Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila memenuhi SALAH SATU

kriteria sebagai berikut:

Page 3: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 3

1. Timbul suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak

dikenal pada suatu daerah;

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-

turut (dalam jam, hari, atau minggu) menurut jenis penyakitnya;

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode

sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, minggu menurut jenis penyakitnya;

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 bulan menunjukkan kenaikan dua

kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun

sebelumnya;

5. Rata-rata jumlah kesakitan per bulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikan dua

kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per

bulan pada tahun sebelumnya;

6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 kurun waktu

tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka

kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang

sama; dan

7. Angka proporsi penyakit (proporsional rate) penderita baru pada satu periode

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu periode

sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

INVESTIGASI WABAH

Wabah terdeteksi melalui :

Analsisis data surveilans rutin; dan/atau

Laporan petugas kesehatan, pamong atau warga yang cukup peduli.

Berbagai alasan menyebabkan dilakukannya investigasi kemungkinan wabah yakni 1)

mengadakan penanggulangan dan pencegahan; 2) kesempatan mengadakan penelitian

dan pelatihan; 3) pertimbangan program; dan 4) kepentingan umum, politik, dan

hukum.

Berdasarkan sumber penularan dan agen penyebab penyakit, maka dapat ditentukan

skala prioritas antara melakukan investigasi dan/atau melakukan penanggulangan

(kontrol) penyakit, sesuai dengan tabel berikut:

Page 4: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 4

Dari matriks di atas, dalam rangka menentukan apakah lebih dahulu dilakukan

investigasi atau penanggulangan penyakit, maka dapat ditentukan :

1. Bila sumber/cara penularan dan agen penyebab penyakit sama-sama diketahui,

tindakan yang disarankan adalah lebih mengutamakan penanggulangan penyakit

dibanding investigasi wabah;

2. Bila sumber/cara penularan tidak diketahui, serta dalam kondisi agen penyebab

diketahui maupun tidak diketahui, maka tindakan investigasi wabah lebih

diutamakan dibanding pengendalian penyakit; dan

3. Bila sumber/cara penularan diketahui dan agen penyebab penyakit tidak

diketahui, tindakan yang disarankan adalah sama-sama mengutamakan

investigasi wabah dan penanggulangan penyakit.

Langkah-langkah dalam melakukan investigasi wabah, antara lain sebagai berikut:

1. Persiapan Investigasi di Lapangan

Dalam melakukan persiapan investigasi ada 4 hal yang harus disiapkan, yakni:

a. Meneliti penyakit yang akan dilaporkan;

b. Menngumpulkan sarana dan prasarana yang akan dibawa;

c. Membuat perjanjian secara administratif atau personal yang diperlukan;

d. Berkonsultasi dengan semua bagian/tim untuk menentukan peranan kita

dalam investigasi wabah tersebut; dan

e. Mengidentifikasi kontak person lokal, segera setelah tiba pada tempat yang

direncanakan

Page 5: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 5

2. Memastikan adanya Wabah

Pada tahap ini yang dilakukan adalah menentukan apakah jumlah kasus yang

ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan. Cara untuk menentukan jumlah

kasus adalah dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan

jumlahnya beberapa minggu atau bulan sebelumnya, atau dengan jumlah yang

ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Sumber informasi untuk mengetahui jumlah kasus dapat diperoleh dari:

a. Catatan Hasil Surveilans, untuk penyakit yang rutin harus dilaporkan;

b. Data Penyakit setempat/lokal, untuk penyakit atau kondisi lain;

c. Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau

data nasional; dan

d. Dilaksanakan survei di masyarakat untuk menentukan kondisi penyakit yang

biasanya ada.

Dalam menghitung jumlah kasus, kadang dihadapkan dengan satu kondisi yang

disebut pseudo endemic. Kondisi ini terjadi bila jumlah kasus yang dilaporkan

melebihi jumlah yang diharapkan, namun kelebihan ini tidak menunjukkan

adanya wabah. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain: 1) perubahan

cara pencatatan dan pelaporan penderita; 2) adanya cara diagnosis baru; 3)

bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat; 4) adanya penyakit lain

dengan gejala yang serupa; dan 5) bertambahnya jumlah penduduk yang rentan.

Bila wabah sudah dapat dipastikan, bagaimana kita membuktikan bahwa

memang benar-benar telah terjadi wabah? Ada 3 ketentuan untuk mengatasi hal

ini yaitu dengan menghitung jumlah penderita yang diharapkan, dengan:

1. Untuk penyakit endemis yang tidak dipengaruhi oleh musim, jumlah

penderita dihitung dengan:

- Melihat rata-rata penderita penyakit per bulan pada tahun-tahun yang

lalu; atau

- Membandingkan jumlah penderita yang ada dengan jumlah ambang

wabah (epidemic threshold), yaitu rata-rata hitung (mean) jumlah

penderita pada waktu-waktu yang lalu, ditambah dengan dua kali standar

error, atau dengan formula sebagai berikut:

𝐸𝑡 = 𝑋𝑛𝑛1

𝑛 + 2𝑒

2. Untuk penyakit epidemis yang bersifat musiman, dengan:

- Melihat jumlah penderita di musim yang sama tahun lalu; atau

- Melihat jumlah paling tinggi yang pernah terjadi pada musim-musim yang

sama di tahun lalu; atau

Page 6: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 6

- Membandingkan jumlah penderita yang ada dengan jumlah ambang

wabah mingguan atau bulanan berdasarkan variasi musiman.

3. Untuk penyakit yang tidak epidemis, dengan:

- Membandingkan jumlah penderita yang ada terhadap jumlah penderita

pada saat penyakit tersebut ditemukan.

Untuk menentukan bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) digunakan

kriteria sebagai berikut:

a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak

dikenal di suatu daerah (emerging infectious disease);

b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau kematian dua kali atau lebih

dibandingkan jumlah kesakitan atau kematian yang biasa terjadi pada kurun

waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) bergantung pada jenis penyakitnya;

dan/atau

c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan secara terus menerus selama 3

kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya

Untuk wabah akibat keracunan makanan, CDC telah menentukan kriteria sebagai

berikut:

a. Ditemukannya dua atau lebih penderita penyakit serupa, yang biasanya

berupa gejala gangguan pencernaan (gastrointestinal), sesudah memakan

makanan yang sama; dan

b. Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan makanan sebagai sumber

penularan.

c. Perkecualian diadakan untuk keracunan akibat toksin/racun clostridium

botulinum atau akibat bahan-bahan kimia. Maka bila didapatkan 1 orang saja

penderita, sudah dianggap suatu letusan/wabah.

Dalam memastikan apakah terjadi wabah atau tidak, perlu dipertimbangkan

faktor-faktor berikut yang akan mempengaruhi invetigasi wabah, antara lain:

1. Keparahan penyakit;

2. Potensi penyebaran penyakit;

3. Pertimbangan politik;

4. Relasi publik; dan

5. Ketersediaan sumber daya.

3. Memastikan diagnosis

Tujuan dari tahap ini adalah untuk a) memastikan bahwa masalah tersebut telah

didiagnosis dengan patut; dan b) menyingkirkan kemungkinan kesalahan

laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan. Semua

temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi frekuensi, yang berguna untuk

Page 7: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 7

menggambarkan spektrum penyakit, menentukan diagnosis, dan

mengembangkan definisi kasus, serta menentukan kunjungan terhadap satu atau

dua penderita.

Dalam memastikan diagnosis, langkah dilakukan meliputi

a. Membuat definisi kasus

Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam penyelidikan

wabah dibatasi oleh waktu, tempat dan orang. Bila penyakitnya belum

terdiagnosis, diagnosis kerja dibuat berdasarkan gejala‑gejala yang paling

banyak diderita, sedapat mungkin yang dapat menggambarkan proses

penyakit yang pathognomonis, dan cukup spesifik. Harus dipastikan bahwa

seluruh penderita/pasien yang dihitung sebagai “kasus” memiliki penyakit

yang sama.

Dalam mengembangkan definisi kasus perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1)

informasi klinis tentang penyakit; 2) karakteristik populasi yang dipengaruhi

oleh penyakit; 3) karakteristik lokasi atau tempat; dan 4) karakteristik waktu

timbulnya penyakit.

Dalam mendefinisikan kasus terdapat 3 level yang ditentukan:

- Kasus Pasti (Confirmed), bila kasus disertakan dengan hasil pemeriksaan

laboratorium yang positif;

- Kasus Mungkin (Probable), bila kasus memenuhi semua ciri klinis

penyakit, TANPA pemeriksaan laboratorium; dan

- Kasus Meragukan (Possible), bila kasus hanya memenuhi gejala klinis saja.

Definisi kasus harus dibuat cukup luas agar sebagian besar penyakit dapat

tertangkap. Hal ini dapat dimulai dengan kasus yang “longgar”. Definisi kasus

yang lemah/sempit dalam investigasi wabah ada kemungkinan akan

mengeluarkan kasus-kasus yang mungkin terjadi (possible).

b. Menemukan dan menghitung kasus

Dalam menentukan dan menghitung kasus, maka dari setiap kasus penyakit

harus dikumpulkan informasi-informasi sebagai berikut:

- Data identifikasi (nama, alamat, nomor telepon, dsb);

- Data demografi (umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan);

- Data klinis;

- Faktor risiko (harus dibuat khusus untuk tiap penyakit); dan

- Informasi pelapor, yang berguna untuk mencari informasi tambahan atau

memberikan umpan balik

Page 8: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 8

4. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang);

Epidemiologi deskriptif adalah studi tentang kejadian penyakit atau masalah

lain yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi, yang umumnya berkaitan

dengan ciri-ciri dasar seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial

ekonomi, dan lokasi geografiknya, berdasarkan Orang (People), Tempat (Place),

dan Waktu (Time). Dengan demikian, data pada invetigasi wabah harus

informatif dan reliable, dengan berorientasi pada a) Orang (siapa? Atau populasi

yang dipengaruhi); b) Tempat (Dimana? yakni luar geografiknya); dan c) Waktu

(kapan? menunjukkan trend).

Untuk menggambarkan suatu wabah berdasarkan perjalanannya (waktu/time)

digunakan Kurva Epidemi, yaitu grafik berbentuk histogram dari jumlah kasus

berdasarkan waktu timbulnya gejala pertama. Kurva ini berguna untuk:

- Mendapatkan informasi tentang perjalanan wabah dan kemungkinan

kelanjutan penyakit;

- Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan kapan

pemaparan terjadi, sehingga dapat memusatkan penyelidikan pada

periode tersebut; dan

- Menyimpulkan pola kejadian penyakit, apakah bersumber tunggal,

ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya.

Dari kurva epidemi, dapat diiterpretasikan dua hal yaitu a) cara penularan; b)

perjalanan wabah; dan c) periode pemaparan penyakit.

Interpretasi cara penularan penyakit berdasarkan Kurva Epidemi, menunjukkan

bahwa menurut sifatnya, wabah dapat dibagi menjadi dua bentuk utama yaitu :

1) common source epidemic; dan 2) propagated atau progressive epidemic. Dari

dua jenis wabah ini, terdapat empat bentuk kurva epidemi, yaitu

a. Point source epidemic, bila

pemaparan penyakit

bersumber tunggal dan

waktunya singkat, sehingga

resultante/hasil dari semua

kasus/kejadian berkembang

hanya dalam satu masa

inkubasi saja.

Page 9: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 9

Contoh kasus point of source epidemic sebagai berikut (sumber: CDC, 2012)

b. Continuous common source

epidemic, bila periode

pemaparan memanjang,

serta kurva berpuncak

tunggal dan datar;

Berikut contoh kasus continuous source epidemic (sumber: CDC, 2012):

Page 10: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 10

c. Intermittent common source

epidemic, bila lama pemaparan

dan jumlah orang yang

terpapar tak beraturan

besarnya;

d. Propagated epidemic, bila

penularan dari orang ke

orang, berpuncak banyak,

dan berjarak masa 1

inkubasi.

Berikut contoh kasus propagated source epidemic (Sumber: CDC, 2012):

Page 11: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 11

Interpretasi perjalanan (time/waktu) wabah dengan Kurva Epidemi adalah:

- Bila kurva epidemi menanjak, menunjukkan jumlah kasus terus

bertambah, wabah sedang memuncak, dan/atau akan ada kasus-kasus

baru;

- Bila puncak kurve sudah dilalui, menunjukkan kasus yang terjadi semakin

berkurang, dan/atau wabah akan segera berakhir.

Gambaran waktu/time suatu wabah dapat pula ditunjukkan dengan mengitung

masa inkubasi (periode pemaparan) penyakit. Manfaat diketahuinya masa

inkubasi adalah:

a. Bila penyakit belum diketahui, informasi tentang masa inkubasi bersama

diagnosis penyakit dapat mempersempit differential diagnosis; dan

b. Untuk memperkirakan saat terjadinya penularan.

Pada point of source epidemic, jenis penyakit sudah diketahui sehingga masa

inkubasinya dapat diketahui melalui kurva epidemi. Pada kondisi dimana masa

inkubasi tidak diketahui, untuk menghitungnya digunakan ilustrasi (data tidak

berkelompok) sebagai berikut:

Sepuluh orang menderita diare akibat keracunan makanan yang diperkirakan

terjadi pada saat makan siang, pada tanggal 6 Desember 2015, jam 13.00.

Laporan saat timbulnya gejala pertama adalah sebagai berikut:

1. Tanggal 6 Des 2015 jam 24.00;

2. Tanggal 6 Des 2015 jam 18.30;

3. Tanggal 7 Des 2015 jam 01.00;

4. Tanggal 6 Des 2015 jam 21.00;

5. Tanggal 6 Des 2015 jam 16.00;

6. Tanggal 6 Des 2015 jam 19.00;

7. Tanggal 6 Des 2015 jam 19.00;

8. Tanggal 6 Des 2015 jam 20.00;

9. Tanggal 6 Des 2015 jam 19.00; dan

10. Tanggal 6 Des 2015 jam 18.00.

Tentukan masa inkubasi: terpendek, terpanjang, dan median?

a. Masa inkubasi terpendek adalah pada kasus ke-5 yaitu 3 jam, yaitu selisih

waktu antara jam makan siang (6 Des 2015 jam 13.00) dengan jam

timbulnya gejala pada kasus ke-5 (6 Des 2015 jam 16.00);

b. Masa inkubasi terpendek adalah pada kasus ke-3 yaitu 12 jam, yaitu selisih

waktu antara jam makan siang (6 Des 2015 jam 13.00) dengan jam

timbulnya gejala pada kasus ke-3 (7 Des 2015 jam 01.00);

Page 12: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 12

c. Untuk mencari median, maka laporan di atas diurut berdasarkan jam

kejadiannya, sehingga menjadi:

1. Tanggal 6 Des 2015 jam 16.00;

2. Tanggal 6 Des 2015 jam 18.00.

3. Tanggal 6 Des 2015 jam 18.30;

4. Tanggal 6 Des 2015 jam 19.00;

5. Tanggal 6 Des 2015 jam 19.00;

6. Tanggal 6 Des 2015 jam 19.00;

7. Tanggal 6 Des 2015 jam 20.00;

8. Tanggal 6 Des 2015 jam 21.00;

9. Tanggal 6 Des 2015 jam 24.00; dan

10. Tanggal 7 Des 2015 jam 01.00;

Sehingga median masa inkubasi terletak antara kasus ke-5 dan ke-6, atau

selisih antara jam makan siang (6 Des 2015 jam 13.00) dengan rata-rata

kasus ke-5 dan 6 (6 Des 2015 jam 19.00), yaitu 6 jam

Gambaran kejadian wabah dapat pula dideskripsikan berdasarkan orang atau

person, yang salah satunya bisa digambarkan sebagai berikut:

a. Ciri inang, misalnya umur. Umur meerupakan salah satu faktor penentu

penyakit, karena mempengaruhi:

- Daya tahan tubuh;

- Pengalaman kontak dengan penyakit; dan

- Lingkungan pergaulan yang memungkinkan kontak dengan sumber

penyakit

b. Jenis kelamin, ras, dan suku dijelaskan bila diduga ada perbedaan risiko di

antara golongan-golongan dalam faktor tersebut. Di negara multirasial, ras

menjadi gambaran penting dan sering ditampilkan, karena adanya cara

hidup, tingkat sosial ekonomi, kekebalan, dan sebagainya;

c. Pemaparan yang didapat, antara lain pekerjaan, rekreasi, dan penggunaan

obat-obatan.

Dalam menilai dan mengidentifikasikan kelompok (atau people) yang berisiko

tinggi digunakan ukuran rate yang merupakan proporsi jumlah kasus terhadap

jumlah populasi. Rate dapat diukur berdasarkan umur dan jenis kelamin, dimana

keduanya merupakan faktor yang paling kuat hubungannya dengan pemaparan

dan risiko terserang penyakit.

Gambaran kejadian wabah yanhg ketiga adalah berdasarkan tempat/place.

Gambaran tempat memberikan informasi tentang luasnya wialyah yang

terserang, serta menggambarkan pengelompokkan atau pola lain ke arah

penyebab. Pemaparan wabah berdasarkan tempat dapat berupa Spot map atau

area map. Spot map adalah peta sederhana yang berguna untuk menggambarkan

tempat para penderita tinggal, bekerja, atau kemungkinan terpapar, sedangkan

Page 13: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 13

Area map menunjukkan insidens atau distribusi kejadian pada wilayah dengan

kode/ arsiran yang mencantumkan angka serangan (rate) untuk masing-masing

wilayah.

Contoh Spot map:

Contoh Area map:

Page 14: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 14

5. Membuat hipotesis

Hipotesis diformulasikan berdasarkan parameter:

- Sumber agen penyakit;

- Cara penularan (serta alat penularan/vektor); dan

- Pemaparan yang mengakibatkan sakit.

Untuk menghasilkan hipotesis digunakan cara-cara antara lain:

a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit tersebut: apa

reservoir utama agen penyakitnya? Bagaimana cara penularannya? Bahan

apa yang biasanya menjadi alat penularanannya? Apa saja faktor yang

meningkatkan risiko tertular? Dan sebagainya;

b. Melakukan wawancara dengan beberapa penderita;

c. Mengumpulkan beberapa penderita untuk mencari kesamaan pemaparan;

d. Melakukan kunjungan rumah penderita;

e. Melakukan wawancara dengan petugas kesehatan setempat; dan/atau

f. Menggunakan epidemiologi deskriptif.

Contoh hipotesis dalam investigasi wabah :

Hipotesis: orang yang makan di restoran padang “X” cenderung

kemungkinan mengalami sakit

a. Pajanan/exposure : makan di restoran padang “X”

b. Hasil/outcome : mengalami sakit dengan diare dan demam

Hipotesis: orang yang makan ikan bawal di restoran padang “X”

cenderung kemungkinan positif salmonela berdasarkan uji laboratorium

a. Pajanan/exposure : makan ikan bawal di restoran padang “X”

b. Hasil/outcome : konfirmasi laboratorium salmonella postif

6. Menilai hipotesis (penggunaan penelitian kohort dan penelitian kasus-

kontrol)

Hipotesis yang telah diformulasikan, dapat dinilai dengan salah satu cara sebagai

berikut:

a. Membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada; atau

b. Menganalisis hubungan dan peran kebetulan (disebut epidemiologic analysis)

Investigasi wabah pada populasi yang kecil dan jelas batas-batasnya, analisis

yang cocok adalah dengan penelitian kohort. Studi kofort dimulai dengan

memberikan paparan/pajanan kepada obyek, kemudian dilakukan penilaian

terhadap penyakit. Beberapa ukuran frekuensi penyakit diukur dalam studi

kohort ini, antara lain attack rates (AR), relative riks (RR), risk difference (RD).

Page 15: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 15

Investigasi wabah pada populasi yang tidak jelas batasannya, analisis yang cocok

adalah dengan penelitian Kasus-Kontrol (case-control study). Berlawanan dengan

kohort, pada Kasus-Kontrol, studi dimulai dengan mempelajari penyakit,

kemudian mundur ke belakangan untuk mengetahui pajanan/paparan. Ukuran

frekuensi penyakit yang biasanya dihitung adalajh Odds Ratio. Uji kemaknaan

secara statistik diukur dengan menggunakan metode Chi-square.

7. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan.

Kadangkala hipotesis yang diajukan tidak cocok atau tidak menggambarkan

kejadian penyakit yang sebenarnya. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan atau

perumusan kembali dengan studi epidemiologi analitik. Beberapa alasan perlu

dilakukan perumusan ulang hipotesis adalah:

a. Studi analitik awal gagal mengkonfirmasi hipotesis;

b. Menyempurnakan hipotesis meskipun data inisial mendukung; dan

c. Sebagai supplement temuan epidemiologi dengan bukti laboratorium dan

bukti lingkungan misalnya pemeriksaan serum, pemeriksaan tempat

pembuangan tinja, dan sebagainya.

8. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan

Upaya pengendalian dan pencegahan harus dilakukan sesegera mungkin, dan

biasanya dapat diterapkan bila sumber wabah sudah diketahui. Upaya tersebut

umumnya diarahkan pada “mata rantai” penularan penyakit yang paling lemah.

Mungkin pula diarahkan pada agen penyakit, sumber penyakit, atau reservoir.

9. Menyampaikan hasil penyelidikan

Terdapat dua cara dalam menyampaikan hasil investigasi wabah, antara lain:

- Secara lisan kepada pejabat kesehatan setempat, dalam rangka

pengendalian dan pencegahan

- Secara tertulis dengan membuat Laporan Investigasi Wabah

Dalam menyampaikan hasil investigasi wabah, perlu diperhatikan aspek-aspek

sebagai berikut:

a. Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan

beralasan;

b. Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah, serta kesimpulan

dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah;

c. Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai

dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil,

diskusi, kesimpulan, dan saran);

d. Laporan merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan; dan

Page 16: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 16

e. Laporan merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan

merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang.

Penyusunan laporan tertulis bisa menggunakan format sebagai berikut:

1. Pendahuluan, isinya menggambarkan peristiwa;

2. Latar belakang, baik secara geografis, politis, ekonomis, demografis, atau

historis;

3. Uraian tentang investigasi yang dilakukan, meliputi: alasan, metode, sumber

informasi;

4. Hasil investigasi, yang mencakup: fakta, karakteristik kasus, angka serangan,

tabulasi, kalkulasi, kurva epidemi, pemeriksaan laboratorium, kemungkinan

sumber infeksi, suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain;

5. Analisis data dan Kesimpulan;

6. Uraian tentang tindakan;

7. Uraian tentang dampak wabah, misalnya akibat kesehatan, hukum, ekonomis

pada populasi

8. Tindakan penanggulangan terhadap: populasi (status kekebalan, cara hidup),

reservoir (jumlah, distribusi), Vektor (jumlah, distribusi), dan penemuan

penyebab menular baru; dan

9. Saran, yakni perbaikan prosedur surveilans dan penanggulangan di masa

depan.

Ilustrasi berikut menggambarkan kejadian investigasi wabah terhadap kejadian wabah

gastroentritis di sebuah sekolah berdasarkan keluhan seorang siswa pada tanggal 11

Maret 2015. Maka urutan kejadian berikutnya akan terjadi:

1. Petugas kesehatan di sekolah tersebut akan segera melakukan:

a. Pencarian kasus secara aktif;

b. Membuat peta penyakit; dan

c. Membuat hipotesa penyebab wabah berdasarkan wawancara dengan

penderita atau orang di sekitarnya

Dari pencarian data ditemukan: 75 kasus pada tanggal 12 Maret 2015;

2. Mengumpulkan spesimen/sampel tinja,dan hasil laboratorium menunjukkan

adalah bakteri patogen negatif, sehingga diasumsikan penyebabnya adalah virus

patogen;

3. Dari hasil investigasi ternyata ditemukan kasus paling awal yaitu pada tanggal 5

Maret 2015;

4. Berdasarkan temuan di atas, dilakukan wawancara terhadap 7 siswa paling awal

yang mengalami serangan. Hasilnya didapat bahwa 6 dari 7 siswa makan di

counter makanan “Deli” yang berada di kantin utama kampus;

5. Langkah selanjutnya, adalah membuat hipotesa utama bahwa kantin kampus

kemungkinan sebagai sumber penularan penyakit;

Page 17: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 17

6. Kemudian dilakukan wawancara terhadap 30 staff kantin kampus (dari total 31

staff), dimana 1 staff yang tidak ikut wawancara adalah petugas counter

makanan “Deli”. Wawancara tersebut diikuti dengan investigasi terhadap

counter makanan “Deli”;

7. Akhirnya petugas penyelidik menutup counter makanan “Deli” berdasarkan

temuan:

a. Hasil interview 6 dari 7 siswa yang makan di tempat yang sama (counter

“deli”); dan

b. Hasil investigasi menunjukkan counter “Deli” tidak menerapkan sanitasi

makanan yang baik.

UPAYA PENANGGULANGAN WABAH

Upaya penanggulangan wabah merupakan salah satu langkah salam investigasi wabah.

Dalam PP No.40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, “upaya

penanggulangan wabah meliputi penyelidikan epidemiologis, pemeriksaan, pengobatan,

perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina, pencegahan dan

pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat wabah,

penyuluhan kepada masyarakat dan upaya penanggulangan lainnya”.

Tindakan penyelidikan epidemiologis bertujuan antara lain:

1. Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah;

2. Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah;

3. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah; dan

4. Menentukan cara penanggulangan.

Penyelidikan epidemiologis dijalankan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1)

pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk; 2) pemeriksaan klinis, fisik,

laboratorium dan penegakan diagnosis; dan 3) pengamatan terhadap penduduk,

pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah

yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah.

Page 18: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 18

LATIHAN

1. Dari tiga kasus yang diuraikan berikut, tentukan apakah kasus penyakit tersebut

termasuk dalam:

A. Point source epidemic

B. Intermittent/continuous epidemic

C. Propagated epidemic

21 kasus shigellosis terjadi pada anak-anak dan pekerja selama periode 6

minggu tanpa diketahui masa inkubasinya. Namun masa inkubasi shigellosis

biasanya 1-3 hari.

Termasuk jenis wabah: __________________________________

36 kasus giardiasis selama lebih dari 6 minggu terlacak, dengan masa

inkubasi giardiasis 3-25 hari atau lebih, biasanya 7-10 hari.

Termasuk jenis wabah: __________________________________

43 kasus infeksi norovirus lebih dari 2 hari teridentifikasi bersumber dari

mesin es dalam kapal pesiar, dengan masa inkubasi biasanya 24-48 hari.

Termasuk jenis wabah: __________________________________

2. Sejumlah penumpang dalam kapal pesiar yang berlayar dari Puerto Rico ke

Terusan Panama, menderita penyakit gastrointestinal, yang kemungkinan

disebabkan norovirus (disebut juga Norwalk-like virus). Uji lab norovirus tidak

tersedia di pulau terdekat dari kapal pesiar, sehingga uji lab dilakukan beberapa

hari kemudian. Bila Anda seorang epidemiologist yang ditugaskan ke kapal

pesiar dan melakukan investigasi kemungkinan terjadi wabah, maka definisi

kasus yang Anda tetapkan minimal meliputi:

A. Kriteria klinis, ditambah dengan gambaran waktu/time, tempat/place, dan

orang/person

B. Tampilan klinis, ditambah dengan paparan yang Anda anggap sebagai

penyebab penyakit;

C. Suspek kasus

D. Standar definisi kasus yang telah diakui secara nasional sebagai laporan

penyakit

3. Kasus wabah pada soal di atas, Anda menggambarkan perjalanan wabah

menggunakan:

A. Kurva epidemik

B. Kurva endemik

C. Trend musiman

D. Trend sekuler

Page 19: INVESTIGASI WABAH - Catatan Ade Heryanaadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/... · mendefinisikan KLB sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian ... Untuk

INVESTIGASI WABAH

@2015 Ade Heryana Page 19

4. Dari kasus wabah di kapal pesiar (soal no.2) variabel apa yang sebaiknya dipakai

untuk menggambarkan person/orang?

A. Usia penumpang

B. Jenis makanan apa yang dimakan penumpang selama di kapal pesiar

C. Status penumpang dan kru kapal siar

D. Gejala penyakit