interprestasi ekg

4

Click here to load reader

Upload: kaze-va

Post on 02-Jul-2015

3.935 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interprestasi EKG

INTERPRESTASI EKG

By. Panna Putri Isworo

Semua penghitungan kotak diperhatikan garis

isoelektriknya. Pertama kita lihat gelombang pada

lead II:

Pada gelombang P, hitung kotak kecil P

awal ke P akhir (1 kotak = 1mm). Dalam keadaan

normal Tinggi P = < 3 mm

Lebar P = < 3 mm

Jika tidak sesuai dengan keadaan normal maka

ada gangguan pada atrium.

PR interval, dihitung kotak kecil dari awal P ke R.

Keadaan normal, Lebar = 3 mm – 5 mm.

Gelombang Q, hitung kotak kecil lebar dan tingginya. Dalam keadaan normal

gelombang Q memiliki, Lebar = < 1 mm

Tinggi = < ¼ gelombang R

Hasil pengukuran di tulis sebagai berikut :

Missal tinggi Q berdasarkan kertas isoelektrik 2 mm, sedangkan tingggi R

13 mm 3 ¼ mm maka di tulis 2 mm < 3 ¼ mm.

QRS Kompleks, lebar yang dihitung dari awal Q ke S. Bentuk yang ramping menandakan

hataran listrik yang bagus. Lebar normal = 1 ¾ mm – 2 ¾ mm. Pelebaran menandakan

infark.

Page 2: Interprestasi EKG

Gelombang R, memiliki Tinggi normal = < 20 mm. Tinggi R yang terlalu tinggi, pendek

(< 5 mm), atau tidak sama tinggi terdapat pada pasien perikarditis dengan efusi cardiac.

ST segmen, terletak pada S sampai awal T, di ukur berapa jarak T dari garis isoelektrik.

Jika menempel di garis isoelektrik maka hasil rekaman di tulis “ST isoelektrik”. Jika di

atas garis isoelektrik maka “ST elevasi” (normalnya tidak lebih dari 1 mm). “ST depresi”

bila terletak di bawah garis isoelektrik, ini menggambarkan miokard infark.

Gelombang T, memiliki Tinggi normal = 4 mm

Lebar normal = 4 mm

T negative, ditemukan dimana gelombang T berada di bawah garis isoelektrik,

yang ditemukan pada pasien iskemi miokard, injury miokard dan infark miokard.

Gelombang T yang lebih dari 4 menunjukan hiperkalemia (kelebihan kalium), kadar

kalium normal 3,5 – 5,1 mEq/ liter. Gelombang T yang rendah atau datar menunjukan

hipokalemia.

Axis Jantung

Ambil 2 rekaman pada Lead I dan Lead AVF kemudian cari tinggi masing – masing

gelombang R dan S. Contoh:

Lead I

R = 4 mm 4 – 0 = 4

S = 0

AVF

R = 12 mm 12 – 3 = 9

S = 3 mm

Page 3: Interprestasi EKG

- 30

I = 0

aVF = 90 Axis = 60 (Nilai normal = - 30 – 90 )

Infark Lateral : pelebaran gelombang R pada salah satu lead di I, AVL, V 5, dan V 6.

Infark Inferior : pelebaran gelombang R pada salah satu lead di II, III, dan AVF.

Infark Anterior : pelebaran gelombang R pada salah satu lead di V1, V2, V3, dan V4.

Lihat pada gelombang V1, V2, V3, V4, V5 dan V6, zona transisi normal terletak pada V3

atau V4, dimana tinggi gelombang R dan S hamper sama.

Menghitung Heart Rate Teratur (Reguler)

Lihat pada gelombang V5. Disebut teratur jika jarak antar puncak R pada V5 sama.

HR = 300/ Jumlah kotak besar antara 2 R

HR = 1500/ Jumlah kotak kecil antara 2 R (digunakan jika gelombang R1

tidak tepat pada awal kotak besar)

Page 4: Interprestasi EKG

Menghitung Heart Rate Tidak Teratur (Ireguler)

Pada gelombang V5 ambil panjangnya menjadi 15 cm atau hitung 30 kotak besar.

Kemudian hitung QRS kompleks yang utuh, lalu kalikan 10.

Misal : 8 x 10 = 80