instrumen dan panduan keperawatan pasien kaki diabetes

40
INSTRUMEN DAN PANDUAN PERAWATAN KAKI PASIEN DIABETES MELLITUS DI TATANAN KLINIK Versi 1.3-21 Ns. Parliani, MNS Ns.Tri Wahyuni, M. Kep Ns. Ramadhaniyati, M.Kep., Sp.Kep., An.

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INSTRUMEN DAN PANDUAN

PERAWATAN KAKI PASIEN

DIABETES MELLITUS DI TATANAN

KLINIK

Versi 1.3-21

Ns. Parliani, MNS

Ns.Tri Wahyuni, M. Kep

Ns. Ramadhaniyati, M.Kep., Sp.Kep., An.

` 2 Ns. Parliani, MNS, dkk

Instrumen dan Panduan Perawatan Kaki Pasien Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 Copyright © CV Jejak, 2021

Penulis: Ns. Parliani, MNS, Ns.Tri Wahyuni, M.Kep, dan Ns. Ramadhaniyati, M.Kep.,Sp.Kep., An.

ISBN 978-623-338-241-0 ISBN 978-623-338-242-7 (PDF) ; Edisi Digital, 2021

Editor: Dewi Esti Restiani

Penyunting dan Penata Letak: Tim CV Jejak

Desain Sampul: Ilham Akbar

Penerbit: CV Jejak, anggota IKAPI

Redaksi: Jln. Bojong genteng Nomor 18, Kec. Bojong genteng Kab. Sukabumi, Jawa Barat 43353 Web : www.jejakpublisher.com E-mail : [email protected] Facebook : Jejak Publisher Twitter : @JejakPublisher WhatsApp : +6281774845134 Cetakan Pertama, Juli 2021 39 halaman; 14 x 20 cm

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam

bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit maupun penulis

`

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 i

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan Semesta Alam yang

memberikan segala rahmat untuk penulis sehingga mampu

menyelesaikan penulisan buku dengan judul Instrumen dan

Panduan Perawatan Kaki untuk Pasien Dibetes Mellitus di Tatanan

Klinik Versi 1.3-21 ini bisa digunakan oleh perawat di tatanan

klinik.

Tidak lupa penulis haturkan salawat serta salam kepada

junjungan Nabi Besar Muhammad saw. dengan tauladannya

dalam menjalani hari-hari di muka bumi Allah Swt ini.

Penulis berterima kasih kepada STIK Muhammadiyah

Pontianak dan Klinik PKU Muhammadiyah Pontianak yang

telah memfasilitasi dan berkontribusi penuh dalam hadirnya

buku ini. Penulis juga berterima kasih untuk segenap

kontributor yang telah menyumbangkan pikiran, ide,

pengalaman dan tenaganya dalam penyelesaian buku ini.

Penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak khususnya pasien DM untuk menjadi pegangan

ii Ns. Parliani, MNS, dkk

dan upaya dalam penyembuhan DM serta mencegah

komplikasi lainnya seperti luka kaki debetik dan ulkus kaki

diabetikum.

Penulis berharap agar pembaca bisa memberikan

masukan dan saran dalam pengembangan upaya promotif dan

preventif luka dan ulkus diabetikum. Semoga hadirnya buku

ini menjadi amal jariyah penulis, kontributor dan semua pihak

yang terlibat.

Wassalamu’alikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Pontianak, 21 Juni 2021

Penulis,

Ns. Parliani, MNS

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 iii

Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

INSTRUMEN DAN PANDUAN PERAWATAN KAKI

PASIEN DIABETES MELLITUS DI TATANAN

KLINIK VERSI 1.3-21 1

A. Panduan Perawatan Kaki Pasien Diabates Mellitus

di Tatatnan Klinik Versi 1.3-21 1

1. Riwayat Luka atau Amputasi 2

2. Inspeksi Kelainan Bentuk Kaki 4

3. Inspeksi Keterbatasan Pergerakan Kaki 6

4. Tes Monofilamen 6

5. Tes Ankle Brachial Index (ABI) 9

Tentang Penulis 23

`

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 1

INSTRUMEN DAN PANDUAN PERAWATAN KAKI PASIEN DIABETES MELLITUS DI TATANAN

KLINIK VERSI 1.3-21

A. Panduan Perawatan Kaki Pasien Diabates Mellitus di Tatatnan Klinik Versi 1.3-21

No. Item Perawatan

Kaki

Definisi Skor Skor

1 Riwayat luka atau

amputasi

1 = ya,

0 = tidak

2 Inspeksi kelainan

bentuk kaki

1 = ada,

0 = tidak ada

3

Inspeksi

keterbatasan

pergerakan kaki

1 =ada,

0 = tidak ada

4 Tes monofilamen

1 = tidak

normal,

0 = normal

2 Ns. Parliani, MNS, dkk

5 Tes Ankle Brakhial

Index (ABI)

1 = tidak

normal,

0 = normal

Total

Interpretasi hasil :

❖ Jika pasien mendapatkan skor 0,

maka diasumsikan pasien dalam

perawatan kaki baik.

❖ Jika pasien mendapatkan skor 1 atau

lebih maka diasumsikan pasien dalam

perawatan kaki tidak baik sehingga

memerlukan perawatan kaki intensif.

1. Riwayat Luka atau Amputasi

Pada poin ini, berfokus pada ulcer atau luka

pada bagian kaki pasien.

Pertanyaan yang diajukan ke pasien:

“Apakah anda pernah mengalami luka atau

amputasi?”

Jika pasien menjawab “Ya” maka skor 1, jika

pasien menjawab “Tidak” maka skor 0.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 3

Gambar 1 : Contoh Luka Kaki

Penelitian menunjukkan bahwa pasien DM

yang mengalami ulkus berulang mencapai 49%

dari pasien DM pada umumnya. Hal ini hampir

serupa dengan penderita DM yang mengalami

riwayat amputasi yakni 32.1% (Marissa &

Ramadhan, 2017). Hal ini juga didapatkan bahwa

penderita dengan riwayat amputasi lebih berisiko

mengalami komplikasi kaki serta 100 kali lebih

berisiko terjadi ulserasi dan 32 kali berisiko untuk

mengalami amputasi lainnya (Marissa &

4 Ns. Parliani, MNS, dkk

Ramadhan, 2017). Riwayat amputasi dan luka

atau ulkus ini dijadikan item dikarena persentase

kejadian berulang yang tinggi dengan item

riwayat ulkus atau amputasi.

Sumber: Marissa, N., & Ramadhan, N. (2017).

Kejadian ulkus berulang pada pasien diabetes

mellitus. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(2), 91–99.

https://doi.org/10.22435/sel.v4i2.1471

2. Inspeksi Kelainan Bentuk Kaki

Kelainan bentuk kaki yang dapat diobservasi

ialah seperti hammer toe, claw toe, hallux valgus,

charcot oot, hallux rigidus, cavus foot dan

pesplanus serta lainnya.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 5

Adapun contoh kelainan ini ialah:

a. Hammer toe

b. Claw toe

c. Hallux valgus

d. Charcot foot

e. Hallux rigidus

f. Cavus foot

6 Ns. Parliani, MNS, dkk

g. Pesplanus

3. Inspeksi Keterbatasan Pergerakan Kaki

Uji ini dengan cara melihat

bagaimana pasien berjalan. Jika pasien

berjalan tampak tidak normal, maka

dikatakan “ada” keterbatasan pergerakan

kaki. Jika pasien berjalan normal, maka

dikatakan “tidak ada” ketebatasan

pergerakan kaki.

4. Tes Monofilamen

Tes monofilament ini diindikasikan

pada pasien yang tidak merasakan

sentuhan atau tes syarak sensorik. Tes ini

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 7

menggunakan monofilamen dan

disentuhkan pada telapak kaki kemudian

mengkaji respon pasien.

Gambar 9. Lokasi tes monofilamen

Adapun prosedur tes monofilamen

adalah sebagai berikut:

a. Cuci tangan dan gunakan sarung

tangan bersih

b. Minta pasien membuka kaos kaki,

stoking atau sepatu

c. Jelaskan prosedur dan tujuan

dilakukannya tindakan serta

tunjukkan monofilamen kepada pasien

d. Sentuhkan monofilamen ke lengan atau

tangan pasien sehingga mereka

8 Ns. Parliani, MNS, dkk

mengerti bagaimana ketika

monofilamen diujikan pada kaki.

e. Minta pasien memejamkan mata dan

tunjukkan saat pasien merasakan

monofilamen menyentuh kaki dengan

menjawab “ya” atau mengangkat

tangannya.

f. Pegang monofilamen secara tegak lurus

dengan kaki pasien dan dengan

gerakan halus dan mantap, sentuh kulit

sampai monofilamen menekuk kira-

kira 1 cm kemudian tahan pada kulit

selama kurang lebih 2 detik

menggunakan monofilamen dan uji

secara acak 9 poin di telapak kaki.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 9

g. Pemilihan secara acak lokasi uji

monofilamen ini berfungsi agar pasien

tidak dapat menebak area uji

berikutnya.

h. Jika ada kapalan atau bekas luka di

kaki, oleskan monofilame pada area

yang berdekatan dengannya daripada

langsung di atasnya.

i. Jika jari-jari kaki pasien telah

diamputasi, maka uji sebanyak

mungkin tempat yang masih tersisa.

5. Tes Ankle Brachial Index (ABI)

Tes ABI terdiri atas 3 prosedur, yakni

a. Mengukur Tekanan Brakialis

1) Minta pasien untuk berbaring dalam

posisi menghadap ke atas (supinasi)

atau posisi telentang.

Pastikan pasien berbaring di

permukaan yang datar sehingga

10 Ns. Parliani, MNS, dkk

lengan dan kakinya sejajar dengan

jantung. Berikan pasien istirahat

sebelum mengukur tekanan

darahnya. Beristirahat akan

membantu tekanan darahnya

menjadi normal, terutama jika dia

cemas, sementara juga

memungkinkan jantung dan denyut

nadi brakialis menjadi normal.

2) Cari lokasi arteri brakialis

Gunakan jari telunjuk dan jari

tengah untuk menemukan lokasi

denyut nadi. Jangan gunakan ibu jari

karena memiliki denyut nadi sendiri

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 11

yang dapat mempersulit pencarian

denyut nadi pasien. Denyut brakialis

biasanya dirasakan tepat di atas

fossa antecubital- bagian tengah dari

pergelangan siku

3) Bungkus manset tekanan darah di

sekitar lengan kiri pasien.

Pastikan manset ditempatkan

sekitar dua inci atau dua jari di atas

lokasi denyut brakialis. Untuk

menghindari pembacaan yang tidak

akurat, pastikan manset cukup

longgar sehingga dapat sedikit

berputar di sekitar lengan, tetapi

12 Ns. Parliani, MNS, dkk

tidak terlalu longgar sehingga dapat

tergelincir ke bawah lengan.

4) Mengembangkan manset untuk

menemukan tekanan darah sistolik

lengan.

Untuk mengukur tekanan

darah, letakkan diafragma (bagian

melingkar) dari stetoskop pada

denyut brakialis. Tutup katup

pompa tangan dan gunakan untuk

memompa manset hingga sekitar

20 mmHg di atas tekanan darah

biasa atau sampai suara berdenyut

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 13

atau denyut nadi pasien tidak lagi

terdengar.

a) Tekanan sistolik

menggambarkan tekanan arteri

maksimum yang diciptakan

oleh kontraksi ventrikel kiri

jantung.

b) Tekanan diastolik

menggambarkan jumlah

minimum tekanan yang dibuat

ketika ventrikel terisi dengan

darah selama awal siklus

jantung.

14 Ns. Parliani, MNS, dkk

5) Kempiskan manset

Lepaskan tekanan secara

perlahan dengan kecepatan 2

sampai 3 mmHg dengan membuka

katup sambil memonitor

manometer (pengukur tekanan).

Perhatikan ketika suara berdenyut

kembali, dan ketika menghilang,

tekanan darah sistolik adalah titik

di mana suara berdenyut kembali

dan tekanan darah diastolik adalah

saat suara berdenyut menghilang.

Tekanan darah sistolik adalah nilai

yang akan digunakan nanti untuk

menghitung ABI.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 15

b. Mengukur Tekanan Pergelangan Kaki

1) Minta pasien untuk tetap berbaring

menghadap ke atas

Tujuannya adalah untuk

menjaga lengan dan kakinya sejajar

dengan jantung untuk mendapatkan

pembacaan tekanan darah yang paling

akurat. Lepaskan manset tekanan darah

dari lengan pasien Anda.

2) Bungkus manset tekanan darah di sekitar

pergelangan kaki kiri pasien

Posisikan manset dua inci di atas

malleolus (kenop tulang) pergelangan kaki.

Pastikan manset tidak terbungkus terlalu

16 Ns. Parliani, MNS, dkk

kencang. Periksa kekencangannya dengan

memasukkan dua jari. Jika tidak dapat

memasukkan dua jari, maka itu terlalu

ketat.

a) Pastikan memiliki ukuran manset yang

tepat untuk pasien. Lebar manset harus

sedikit lebih lebar dari diameter kaki

bagian bawah.

3) Temukan arteri dorsalispedis

Arteri dorsalispedis (DP) terletak di

permukaan atas kaki, tepat di dekat tempat

pertemuan kaki dengan pergelangan kaki.

Oleskan gel ultrasound pada area atas kaki

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 17

ini. Gunakan probe Doppler untuk

menemukan titik terkuat dari DP.

Gerakkan probe sampai menemukan

tempat dimana denyut nadi paling keras,

harus mendengar suara berdenyut atau

mendesing.

4) Catat tekanan darah arteri doersalispedis

Kembangkan manset tekanan darah

hingga sekitar 20 mmHg di atas tekanan

sistolik reguler pasien atau sampai suara

mendesing dari Doppler hilang. Kempiskan

manset dan perhatikan saat suara

mendesing kembali. Ini adalah tekanan

18 Ns. Parliani, MNS, dkk

darah sistolik dari suara pergelangan kaki

kembali.

5) Temukan arteri tibialis posterior (TP)

Untuk ABI yang paling akurat, harus

mengukur tekanan darah arteri

dorsalispedis dan tibialis posterior. TP

terletak sekitar seperempat ke atas sisi

belakang betis. Tempatkan gel ultrasound

di area tersebut dan gunakan probe Doppler

untuk menemukan titik dimana denyut TP

paling kuat.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 19

6) Catat tekanan darah arteri TP

Ulangi proses yang sama untuk

menemukan arteri DP. Setelah selesai,

catat tekanannya lalu pindahkan manset

ke kaki kanan. Catat tekanan darah arteri

dorsalispedis dan arteri tibialis posterior

pada kaki kanan.

20 Ns. Parliani, MNS, dkk

c. Menghitung ABI

1) Perhatikan tekanan darah sistolik

pergelangan kaki yang lebih tinggi.

Bandingkan pembacaan pergelangan kaki

kiri dan kanan, serta pembacaan arteri DP

dan TP dari kedua pergelangan kaki. Angka

mana pun yang tertinggi dari setiap

pergelangan kaki akan digunakan untuk

menghitung ABI.

2) Bagilah tekanan darah sistolik pergelangan

kaki dengan tekanan darah sistolik lengan.

Anda akan menghitung ABI untuk setiap

kaki secara individual. Gunakan nilai

tertinggi dari pembacaan arteri

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 21

pergelangan kaki kiri Anda dan bagi

dengan nilai arteri brakialis. Kemudian

ulangi proses ini dengan hasil dari

pergelangan kaki kanan.

Contoh: Tekanan darah sistolik

pergelangan kaki kiri adalah 120 dan

tekanan darah sistolik lengan adalah 100.

120/100=1,20.

3) Catat dan interpretasikan hasilnya

Indeks brakialis pergelangan kaki istirahat

normal adalah 1,0 hingga 1,4. Semakin

dekat ABI pasien ke 1, semakin baik

hasilnya. Ini berarti bahwa tekanan darah

lengan harus sedekat mungkin dengan

tekanan darah pergelangan kaki.

4) Interprestasi hasilnya

a) ABI kurang dari 0,4 menunjukkan

penyakit arteri perifer yang parah.

Pasien mungkin mengalami ulkus atau

gangren yang tidak sembuh-sembuh.

22 Ns. Parliani, MNS, dkk

b) ABI 0,41-0,90 menunjukkan penyakit

arteri perifer ringan hingga sedang dan

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut

seperti CT, MRI, atau angiografi.

c) ABI 0,91-1,30 menunjukkan pembuluh

darah normal. Namun, nilai antara 0,9-

0,99 dapat menyebabkan rasa sakit saat

berolahraga.

d) ABI >1,3 menunjukkan pembuluh

darah yang tidak dapat dimampatkan

dan sangat terkalsifikasi yang secara

artifisial meningkatkan tekanan darah.

Diabetes lama atau penyakit ginjal

kronis dapat menyebabkan keadaan ini.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 23

Tentang Penulis

Profil Penulis (Educational Setting)

Penulis bernama Ns. Parliani,

MNS, saat ini bekerja sebagai

staf dosen di STIK

Muhammadiyah Pontianak

sejak tahun 2013. Penulis juga

bekerja sebagai staf hubungan

internasional. Saat ini penulis

aktif melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat guna pengembangan ilmu dibidang

keperawatan. Penulis mneyelesaikan studi S1 ners di

STIK Muhammadiyah Pontianak, S2 Keperawatan di

Khon Kaen University Thailand tahun 2016. Penulis

sudah menyelesaikan 8 buku hingga awal tahun 2021,

dan 4 buku akademik yakni The Basic Principles in

Research and Nursing Process (2017), Teori

Keperawatan dan Aplikasinya (2018), Tuberkulosis Paru

(2021), Diabetic Foot Ulcer and Its Risk Factors Based

24 Ns. Parliani, MNS, dkk

on Evidence Based Research. Penulis dapat dihubungi

melalui emai: [email protected]

Ns. Tri Wahyuni, S.Kep, M.Kep,

lahir di Batang Tarang, tanggal 2

Juni 1989. Riwayat pendidikan

penulis SDN 03 Batang Tarang

(1994 -2000), SMPN 01 Batang

Tarang (2000- 2003), SMAN 01

Sanggau (2003-2006), S1

Keperawatan di Universitas

Muhammadiyah Malang (2006-2012) – melakukan

pendidikan ners di beberapa rumah sakit dan puskesmas

antara lain Rumah Sakit Saiful Anwar Malang – Stase

Keperawatan Anak, Keperawatan Medikal Bedah,

Keperawatan Kegawatdaruratan. Rumah Sakit Panti

Nirmala-Stase Keperawatan Dasar, Manajemen

Keperawatan. Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi-Blitar-

Stase Keperawatan Maternitas. Puskesmas Dinoyo

Malang-Stase Keprawatan Komunitas serta profesi

dengan peminatan di Rumah Sakit Wava Husada di Ruang

Kamar Operasi, Kepanjen-Jawa Timur. S2 Magister

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 25

Keperawatan di Univesitas Muhammadiyah Jakarta

(2015-2017) Peminatan Keperawatan Medikal Bedah.

Aktivitas penulis adalah mengajar di STIK

Muhammadiyah Pontianak. Serta aktif dalam melakukan

pengabdian masyarakat dan penelitian. Pada tahun 2018

menulis 2 buah buku dengan judul Aplikasi Teori

Keperawatan, Buku Panduan Self Care pada Pasien TBC

(2018). Insha Allah tahun 202I akan merilis 2 buah buku

dengan judul Buku Ajar Keperawatan Keluarga

dilengkapi Riset dan Praktik, Instrumen dan Panduan

Perawatan Kaki Pasien Diabetes Mellitus di Tatanan

Perawatan Rumah.

26 Ns. Parliani, MNS, dkk

Ramadhaniyati, M. Kep,

Ns.Sp. Kep. An, merupakan staf

dosen di STIK Muhammadiyah

Pontianak sejak tahun 2007. Saat

ini penulis aktif mengajar di

Prodi S1 Keperawatan,

melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat sebagai tugas utama

dalam pengembangan ilmu keperawatan. Penulis

menyelesaikan studi S1 Keperawatan dan Ners di

Universitas Diponegoro pada tahun 2007 dan S2

Keperawatan dan Spesialis Keperawatan Anak di

Universitas Indonesia pada tahun 2013. Kontak penulis

dapat melalui email: [email protected]

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 27

Kontributor (Clinical Setting)

Junaidi, S.Kep., Ners., M.Kep

(Cand)., CDWCN., lahir di

Nanga Kenelang, 18 Mei 1991.

Riwayat pendidikan penulis

antara lain Diploma III

keperawatan STIK

Muhammadiyah Pontianak

(2010-2013), Sarjana

Keperawatan (2015-2017), Ners Keperawatan (2018) dan

2020–sekarang sedang menjalankan pendidikan sebagai

mahasiswa pascasarjana STIK Muhammadiyah

Pontianak. Penulis merupakan perawat praktisi yang

bertugas di Klinik PKU Muhammadiyah Kitamura,

Pontianak, sejak tahun 2013 sampai sekarang. Selain

sebagai perawat praktisi, penulis juga bergabung sebagai

pengurus DPW InWoncna Kalimantan Barat (2017–

sekarang), anggota PPNI Kota Pontianak (2017–

sekarang), sebagai Clinical Instructure (CI) pada

mahasiswa ners dan pelatihan luka di Kinik PKU

Muhammadiyah Kitamura, Pontianak, (2018-sekarang).

28 Ns. Parliani, MNS, dkk

Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan seminar

ilmiah sebagai anggota maupun moderator baik lokal

maupun nasional.

Atika Ghanuya, A.Md. Farm.,

lahir di Pontianak, 11 Maret 1999.

Riwayat pendidikan penulis antara

lain SD Negeri 10 Pontianak

(2005-2011) , SMP Negeri 7

Pontianak (2011-2014), SMA

Negeri 9 Pontianak (2014-2017),

Diploma III Farmasi di Akademi

Farmasi Yarsi Pontianak (2017-2020). Penulis merupakan

tenaga teknis kefarmasian yang bertugas di Klinik PKU

Muhammadiyah Kitamura, Pontianak, sejak Maret 2021

sampai sekarang. Selain sebagai tenaga teknis

kefarmasian, penulis juga bergabung dalam Nasyiatul

Asyiah Kota Pontianak sejak Maret 2021 sampai

sekarang.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 29

Dr. Lya Novya, lahir di

Pontianak, 25 November 1995.

Riwayat pendidikan penulis

antara lain SDN 08 Pontianak

Barat (2000-2007), SMPN3

Pontianak (2007-2010), SMAN

1 Sukadana (2010-2013), Strata

1 Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran, Universitas Tanjungpura (2013-2017),

Kepanitraan Klinik Universitas Tanjungpura (2017-2019).

Penulis merupakan dokter praktisi yang bertugas di Klinik

PKU Muhammadiah Kitamura Pontianak (Januari 2021-

sekrang) serta sebagai dokter konsultan IMLTD di UTD

PMI Kota Pontianak (Maret 2021-sekarang). Selain

sebagai praktisi dan konsultan, penulis aktif melakukan

kegiatan sosial dalam naungan Nasyiatul Asyiah Kota

Pontianak (Maret 2021-sekarang) dan Komunitas Salam

Berkah (2016-sekarang). Penulis aktif di sosial media

termasuk Youtube yang menjadi platform penulis dalam

melakukan sosialisasi megenai Kesehatan.

30 Ns. Parliani, MNS, dkk

Kamsamawati, A.Md.Kep.,

CDWCN., lahir di Punggur

Kecil 19 April 1981. Riwayat

pendidikan penulis antara lain

Diploma III Keperawatan STIK

Muhammadiyah Pontianak

(2000-2003). Penulis merupakan

perawat praktisi yang bertugas di

Klinik PKU Muhammadiyah Kitamura, Pontianak, sejak

tahun 2005-sekarang. Selain sebagai perawat praktisi,

penulis juga bergabung sebagai pengurus DPW InWoncna

Kalimantan Barat (2017–sekarang), anggota PPNI Kota

Pontianak (2003–sekarang), anggota Nasyiatul Aisyiyah

Pontianak (Maret 2021–sekarang), dan aktif dalam

kegiatan seminar ilmiah sebagai anggota baik lokal

maupun nasional.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 31

Adi Kurniawan, S.Kep.,

Ners., CDWCN., lahir di

Meliau 03 Mei 1994. Anak

ketiga dari empat bersaudara.

Ayah dan ibu bernama Kamso

Sutrisno dan Ismaryani. Sejak

berusia 6 tahun, penulis

memulai pendidikan di SD

Negeri 2 Sanggau (2000-2006), SMP Takhassus Al-

Qur’an Ngabang Kabupaten Landak (2006–2009),

Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak (2010–2012, S1 di

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah (STIK

Muhammadiyah) Pontianak. Penulis pernah terdaftar

sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM

Komisariat STIK Muhammadiyah Pontianak) (2014-

2015, Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan

Indonesia (ILMIKI) (2014–2015), Ikatan Mahasiswa

Kesehatan (IMAKES) (2015-2016), Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Kubu Raya (2016-2017), Pimpinan

Daerah Muhammadiyah Kubu Raya (2019-2020). Penulis

lulus dari STIK Muhammadiyah tahun 2017.

32 Ns. Parliani, MNS, dkk

Untuk mendalami ilmu di bidang kesehatan

khususnya di bidang luka, penulis pernah mengikuti

pelatihan luka yang diadakan di Klinik PKU

Muhammadiyah Kitamura tahun 2021. Penulis menjadi

bagian dari tenaga keperawatan di Klinik PKU

Muhammadiyah Kitamura Pontianak hingga sekarang.

Tri Mey Linasari, S. Tr. Gz., lahir

di Pontianak, 20 Mei 1995. Riwayat

pendidikan penulis antara lain MIS

Al-Ikhwah Pontianak (2001-2007),

SMP Negeri 9 Pontianak (2007-

2010), SMA Negeri 1 Pontianak

(2010-2013), Diploma IV Gizi

Poltekkes Kemenkes Pontianak (2013-2017). Penulis

merupakan ahli gizi yang bertugas di Klinik PKU

Muhammadiyah Kitamura, Pontianak, sejak Februari

2021 sampai sekarang. Selain sebagai ahli gizi, penulis

juga bergabung dalam kepengurusan DPC Persagi Kota

Pontianak (2017-sekarang) dan Nasyiatul Asyiah Kota

Pontianak sejak Maret 2021 sampai sekarang.

`

Instrumen dan Panduan Keperawatan Pasien Kaki Diabetes Mellitus di Tatanan Klinik Versi 1.3-21 33

Resti Istiqomah, A.Md.Kep.,

CDWCN., lahir di Pontianak, 21

Desember 1996. Riwayat

pendidikan penulis antara lain:

Diploma III Keperawatan STIK

Muhammadiyah Pontianak (2014-

2017). Penulis aktif dalam

organisasi Muhammadiyah sejak tahun 2015 sampai

sekarang. Selain berorganisasi, penulis juga aktif dalam

kegiatan sosial yang mengarah pada kesehatan

masyarakat. Penulis merupakan perawat praktisi yang

bertugas di Klinik PKU Muhammadiyah Kitamura,

Pontianak (2020-sekarang), anggota DPW InWoncna

Kalimantan Barat (2017sekarang),aktif dalam kegiatan

seminar ilmiah sebagai anggota baik lokal maupun

nasional.

34 Ns. Parliani, MNS, dkk

CV Jejak akan terus bertransformasi

untuk menjadi media penerbitan

dengan visi memajukan dunia literasi

di Indonesia. Kami menerima berbagai

naskah untuk diterbitkan.

Silakan kunjungi web

jejakpublisher.com untuk info lebih

lanjut

------------------------------------------------

----------------------------

------------