gambaran pengetahuan tentang senam diabetes mellitus...

69
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DM) TIPE 2 DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Disusun oleh : Warsito NIM. ST 14072 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: duongdat

Post on 02-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DM) TIPE 2

DI PUSKESMAS KARANGPANDAN

KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun oleh :

Warsito

NIM. ST 14072

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen
Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan Skripsi yang berjudul:

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DM) TIPE 2

DI PUSKESMAS KARANGPANDAN

KARANGANYAR

Oleh:

Warsito

NIM: ST 14072

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 16 Februari 2016 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep) (Galih Setia Adi, S.Kep., Ns., M.Kep)

NIK. 200680021 NIK. 201188089

Penguji,

(Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep)

NIK. 201279102

Surakarta, 16 Februari 2016

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,

(Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep)

NIK. 200680021

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul ”Gambaran Pengetahuan Tentang Senam Diabetes Mellitus Pada Pasien

Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar”.

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, sehingga Skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

2. Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta dan Dosen

Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan

dan bimbingan kepada peneliti .

3. Galih Setia Adi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pendamping

yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan

kepada peneliti.

4. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Penguji Skripsi yang telah

memberi masukan dalam penulisan Skripsi ini.

5. Dr. Y Iwan Christiawan yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk

pengambilan data awal dalam pembuatan Skripsi.

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

7. Seluruh responden yang telah berpartisipasi untuk pengisian kuesiner dalam

penulisan Skripsi ini.

8. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Skripsi.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan

penelitian selanjutnya. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Februari 2016

Penulis

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

ABSTRAK ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ............................................................................. 6

2.1.1 Pengetahuan ........................................................................... 6

2.1.2 Diabetes Melitus .................................................................... 17

2.1.3 Senam Diabetes ..................................................................... 21

2.1.4 Kepatuhan ............................................................................. 31

2.1.5 Keaslian Penelitian ................................................................ 31

2.2 Kerangka Teori............................................................................. 33

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

2.3 Kerangka Konsep ........................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 35

3.2 Populasi dan Sampel................................................................. 35

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 37

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional

dan Skala Pengukuran ............................................................. 37

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data .......................... 37

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 40

3.7 Etika Penelitian ........................................................................ 43

3.8 Jalannya Penelitian .................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat ..................................................................... 46

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ......................................................... 50

5.2 Pengetahuan tentang senam DM ............................................. 52

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 54

6.2 Saran ........................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.4 Keaslian Penelitian 31

3.1 Definisi Operasional 37

3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Perawat 38

4.1 Karakteristik demografi responden berdasarkan

umur

46

4.2 Karakteristik demografi responden berdasarkan

jenis kelamin

47

4.3 Karakteristik demografi responden berdasarkan

pendidikan

48

4.4 Tingkat Pengetahuan tentang Senam DM 49

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.4 Kerangka Konsep 33

2.5 Kerangka Teori 34

4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur 46

4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin

47

4.3 Karakteristik demografi responden

berdasarkan pendidikan

48

4.4 Tingkat Pengetahuan 49

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran

1. F01 Usulan Topik Penelitian

2. F02 Pengajuan judul Skripsi

3. Fo4 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

4. F07 Pengajuan ini Penelitian

5. Jadwal Penelitian

6. Surat studi pendahuluan

7. Surat ijin Penelitian

8. Surat Keterangan Balasan Penelitian

9. Lembar Permohonan Responden

10. Lembat persetujuan menjadi Responden

11. Kuesioner

12. Tabulasi hasil penelitian

13. Hasil SPSS

14. Lembar Konsultasi

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Warsito

Gambaran Pengetahuan Tentang Senam Diabetes Mellitus Pada Pasien

Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar

Abstrak

Diabetes Mellitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan

yang berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia.

Senam DM secara umum bermanfaat bagi penatalaksanaan DM, yaitu:

mengontrol gula darah, terutama pada DM tipe 2, menghambat dan memperbaiki

faktor resiko penyakit kardiovaskuler, menurunkan berat badan, memperbaiki

gejala-gejala muculkeletal.

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan sebanyak 33 responden dan dilaksanakan pada bulan

Oktober 2015. Variabel penelitian yaitu variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen dalam penelitian yaitu

kuesioner. Cara peneliti mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam

penelitian ini diiperoleh dari primer dan data sekunder. Analisis data

menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil

tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel.

Tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada pasien diabetes

mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar pengetahuan baik

sebanyak 2 responden (6,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 21 responden

(63,6%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (30,3%).

Mayoritas tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada pasien

diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganya diketahui

tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (63,6%).

Kata Kunci : pengetahuan, senam DM

Dafta Pustaka : 18 literatur (2005-2013)

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2016

Warsito

Overview of Knowledge of Diabetes Mellitus Calisthenics of Type 2 Diabetes

Mellitus Clients at the Community Health Center of Karangpandan,

Karanganyar

ABSTRACT

Diabetes mellitus currently is one of the health problems which have

impacts on productivity and decrease the quality of human resources. Diabetes

mellitus calisthenics in general is useful for the diabetes mellitus management,

namely: to control blood glucose particularly in those with Type-2 diabetes

mellitus, to inhibit and improve the risk factors of cardiovascular diseases, to lose

weight, and to improve musculoskeletal symptoms. The objective of this research

is to investigate the overview of diabetes mellitus calisthenics of Type-2 Diabetes

Mellitus clients at Community Health Center of Karangpandan, Karanganyar.

This research used the descriptive quantitative method and was conducted

in October 2015. Its samples consisted of 33 respondents. The variable of research

used the single variable, namely: the level of knowledge of diabetes mellitus

calisthenics . The data of research were collected through questionnaire. They

consisted of primary and secondary ones, and were analyzed by using the

univariate analysis.

2 respondents (6.1%) had a good level of knowledge of diabetes mellitus

calisthenics, 21 respondents (63.6%) had a fairly good level of knowledge of

diabetes mellitus calisthenics, and 10 respondents (30.3%) had less good level of

knowledge of diabetes mellitus calisthenics. Thus, in majority 21 Type-2 diabetes

mellitus clients (63.6%) at Community Health Center of Karangpandan,

Karanganyar had a fairly good level of knowledge of diabetes mellitus

calisthenics.

Keywords : Knowledge, diabetes mellitus calisthenics

References : 18 (2005-2013)

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah

kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber

daya manusia. Penderita DM diseluruh dunia pada tahun 2015 berkisar 333

juta orang. Peningkatan terjadi karena bertambahnya populasi penduduk dan

perubahan gaya hidup, mulai dari makan atau jenis makanan yang dikonsumsi

sampai berkurangnya kegiatan jasmani. Hal ini terutama pada kelompok usia

dewasa ke atas pada seluruh status ekonomi, selain itu peningkatan jumlah

kasus DM terjadi karena kurangnya tenaga kesehatan, peralatan pemantauan

obat-obatan tertentu, serta belum ada keseragaman dalam mengelola pasien

DM oleh dokter di lini depan (Zahtamal, dkk, 2007). Diabetes melitus

merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya komplikasi

makrovaskuler dan neurologis (Riyadi dan Sukarmin, 2008).

Menurut riset prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2012 sebesar

0,7% berdasarkan diagnosis dan sebesar 1,1% berdasarkan diagnosis atau

gejala. Prevalensi diabetes mellitus berdasarkan doagnosis atau gejala

menurut provinsi tahun 2012. Berdasarkan diagnosis atau gejala, DKI Jakarta

merupakan provinsi dengan prevalensi DM tertinggi yaitu sebesar 2,6%,

diikuti oleh Aceh sebesar 1,7%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

terendah yaitu Lampung sebesar 0,4% serta Sumatera, Bengkulu, dan Maluku

yang masing-masing memiliki prevalensi DM sebesar 0,5%. Berdasarkan

kategori, terdapat 5 provinsi (15,2%) dengan prevalensi lebih dari 1,5%,

sebanyak 15 provinsi (45,5%) dengan prevalensi 1%-1,5%, dan sebanyak 13

provinsi (39,4%) dengan prevalensi kurang dari 1%. Diabetes mellitus sangat

berkaitan dengan obesitas. Prevalensi obesitas penduduk > 18 tahun di

Indonesia sebesar 11,7%, sebesar 7,8% pada laki-laki dan 15,5% pada

perempuan (Depkes RI, 2014).

Senam DM secara umum bermanfaat bagi penatalaksanaan DM, yaitu:

mengontrol gula darah, terutama pada DM tipe 2, menghambat dan

memperbaiki faktor resiko penyakit kardiovaskuler, menurunkan berat badan,

memperbaiki gejala-gejala muculkeletal. Pada DM tipe 2 olah raga sangat

berkaitan pengontrolan gula darah penderita, tentu saja haru didahului dengan

diet terlebih dahulu. Pada kelompok penderita DMTD obesitas dengan insulin

resitensi dapat meningkat kepekaan insulin, oleh sebab itu apa bila intensitas

latihan diperberat makan menimbulkan hipoglikemia (Santoso, 2010).

Penelitian yang dilakukan Sinaga (2011), hasil uji statistik dengan

menggunakan uji t dependent didapatkan p = 0,000 dengan rata-rata

penurunan kadar glukosa darah sebesar 18.03 mg/dl yang artinya

menunjukkan bahwa senam Diabetes Melitus dapat menurunkan kadar

glukosa darah secara signifikan pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Penderita DM harus melakukan monitoring diri, karena dengan monitoring

diri, penderita dapat lebih mengetahui tentang keadaan dirinya seperti

keadaan gula dalam darahya, berat badan, dan apapun yang dirasakan.

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Pengelolaan diri (self managment) yaitu bagaimana pasien diarahkan agar

dapat mengelola dirinya dalam usaha meningkatkkan perilaku kepatuhan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

tempat Puskesmas Karangpandan Karanganyar, jumlah pasien DM dengan

rawat jalan pada bulan Mei 2015 sebanyak 34 pasien. Setelah dilakukan

wawancara terhadap 10 orang, 6 pasien tidak dapat menjawab tentang

pengertian senam diabetes dan 4 pasien dapat menjawab pertanyaan tentang

senam diabetes melitus. Sedangkan dari 10 pasien yang aktif sebanyak 4

pasien melakukan senam 3 kali seminggu dan 6 pasien melakukan senam

kurang dari 3 kali seminggu. Berdasarkan latar belakang di atas penulis

tertarik mengadakan penelitian tentang “Gambaran tingkat pengetahuan

tentang senam diabetes mellitus pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di

Puskesmas Karangpandan Karanganyar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang senam

diabetes mellitus pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas

Karangpandan Karanganyar?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang senam diabetes

mellitus pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas

Karangpandan Karanganyar.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan karakteristik demografi responden di Puskesmas

Karangpandan Karanganyar.

2. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus

pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan

Karanganyar pada tingkat pengetahuan baik.

3. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus

pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan

Karanganyar pada tingkat pengetahuan cukup.

4. Mengetahi tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada

pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan

Karanganyar pada tingkat pengetahuan kurang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan serta memberikan upaya promotif dan preventif untuk

pengelolaan penyakit kronis bagi peserta penderita penyakit kronis

khususnya penyakit diabetes mellitus.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perawat dalam upaya memberikan edukasi pada pasien khususya

senam DM.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

2. Bagi pasien

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada pasien dalam

upaya penanggulangan DM dengan cara melakukan senam DM

3. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dan peningkatan ilmu penelitian tentang tingkat

pengetahuan tentang senam diabetes mellitus.

4. Bagi pelayanan kesehatan

Penelitian ini dapat beguna dan memberikan masukan bagi dalam

upaya peningkatan pelayanan bagi puskesmas khususnya pada pasien

DM

5. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan, referensi dan tambahan

informasi pengetahuan bagi peneliti lain dalam mengadakan penelitian

yang serupa khususnya pola hidup penderita diabetes melitus.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia

terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik

lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh

manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah

kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

Nasir (2011), menyatakan pengetahuan adalah gambaran

subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam menurut pendapat atau

penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya.

2. Jenis Pengetahuan

Nasir (2011), mengatakan jenis pengetahuan meliputi:

a. Pengetahuan biasa

Pengetahuan biasa disebut juga knowledge of the man in the street

atau ordinary knowledge atau common sense knowledge.

Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya

subyektif artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal dengan

demikian pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

sejauh mana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau

tidak ada penyimpangan.

b. Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan yang telah menetapkan objek khas dengan menerapkan

metodologis yang khas pula.

c. Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat adalah sejenis pengetahuan yang pendekatannya

melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan

menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis dan

spekulatif.

d. Pengetahuan agama

Pengetahuan agama adalah jenis pengetahuan yang terkandung

dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama memiliki sifat

dogmatis, artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri

oleh keyakinan yang telah ditentukan sehingga pernyataan-

pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci pada agama memiliki nilai

kebenaran sesuai dengan keyakinan.

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut dalam buku Notoatmodjo (2011), mengatakan ada 6

tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu. :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

e. Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

4. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

a. Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

1) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila

seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya

pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba

ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada

masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada

masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber

pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka

agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan

kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau

ilmuwan.

4) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

5) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian

hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks

pendidikan.

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para

Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia.

6) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara

cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa

melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang

diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran

ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang

sistematis.

7) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan

kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut

berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan

deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-

pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus

kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi

adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus.

8) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan

yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-

pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian

disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan

seseorang untuk memahami suatu gejala.

9) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses

berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar

secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya

pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk

dalam kelas itu.

b. Cara ilmiah atau modern

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research

metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang

mengembangkan metode berpikir induktif kemudian

dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa

dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan

observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap

semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

1) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

5. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah

pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.

Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang

tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang

baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di

luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang

dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu

akan mempuyai pengaruh tehadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masayarakat

seseorang yang dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagaian dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerim informasi

2.1.2 Diabetes Melitus Tipe 2

1. Pengertian Diabetes Melitus tipe 2

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak

dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan Non Insulin

Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Herlambang, 2013).

2. Etiologi dan Klasifikasi

Menurut Herlambang (2013), hal ini dikarenakan berbagai

kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi

terhadap insulin atua jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai

dengana meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Beberapa teori

yang mengutarakan sebab terjadinya resistensi terhadap insulin,

diantaranya faktor kegemukan (obesitas)

Etiologi atau penyebab penyakit diabetes mellitus adalah

kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau

terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya jumlahnya cukup.

Kekurangan insulin disebabkan terjadina kerusakan sebagian kecil atau

sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pankreas

yang berfungsi menghasilkan insulin (Sari, 2012),

Menurut Riyadi & Sukarmin (2008), penyebab resitensi pada

diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak

berperan antara lain:

1) Kelainan genetik

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap

penyakit diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

mellitus akan ikut ditransformasikan pada gen berikutnya terkait

dengan penurunan produksi insulin.

2) Usia

Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara

dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun.

Penurunan ini yang akan berisiko pada penurunan fungsi endokrin

pancreas untuk memproduksi insulin.

3) Gaya hidup stress

Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan

ayang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini

berpengaruh besar terhadap kerja pancreas. Stres juga akan

meningkatkan kerja metabolism dan meningkatkan kebutuhan akan

sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pancreas. Beban

yang tinggi membuat pancreas mudah rusak hingga berdampak

pada penurunan insulin.

4) Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan

risiko terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pancreas,

sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi

insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat

juga akan berperan pada ketidakstabilan kerja pancreas.

5) Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pancreas mengalami

hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

insulin. Hipertropi pancreas disebabkan karena peningkatan berat

beban metabolism glukosa pada penderta obesitas untuk

mencukupi energi sel yang terlalu banyak.

6) Infeksi

Masuknya bakteri atau virus ke dalam pancreas akan berakibat

rusaknya sel-sel pancreas. Kerusakan berakibat pada penurunan

fungsi pancreas.

3. Gejala Diabetes Mellitus

Menurut Sari (2012), tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari gejala

klasik diabetes mellitus adalah:

a. Polyuria (banyak kencing)

Hal ini berkaitan dengan kadar gula yang tinggi di atas 160-180

mg/dl, maka glukosa akan sampai ke urin tetapi jika tambah tinggi

lagi ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan

sejumlah besar glukosa yang hilang. Gula menari air sehingga bagi

penderita akan mengalami polyuria atau kencing yang banyak.

b. Polyphagia

Karena insulin yang bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel

tubuh kurang akhirnya energi yang dibentuk kurang.

c. Gejala lain

Gejala-gejala lain yang dirasakan seperti:

1) Sering mengamuk

2) Gatal-gatal terutama di daerah kemaluan

3) Pandangan kabur

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

4) Berat badan berlebih untuk diabetes mellitus tipe 2

5) Mati rasa atau sakit pada bagian tubuh bawah

6) Infeksi kulit, terasa disayat, gatal-gatal khususnya pada kaki.

7) Cepat naik darah

8) Sangat rendah atau cepat lelah

9) Mual-mual dan muntah

10) Terdapat gula pada air seni

11) Peningkatan kadar gula dalam darah.

4. Pengobatan dan penanganan diabetes mellitus

Menurut Herlambang (2013), penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan fokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik.

Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah menjadi kunci program

pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet dan berolah

raga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka

pemberian obat akan diperlukan bahkan pemberian suntikan insulin

diperlukan bila obat tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Menurut Sari (2013), terdapat 4 pilar pengendalian diabetes

mellitus yaitu:

a. Edukasi

Melakukan pendidikan kesehatan menjadi kewajiban bagi seluruh

tenaga medis untuk membuka mata dan pengetahuan masyarakat

mengenai semua hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus.

Pendidikan kesehatan bisa dilakkan lewat media apapun, secara

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

langsung face to face dengan melakukan seminar atau penyuluhan,

membagi bulletin khususnya kesehatan.

b. Pengaturan makan

Sudah menjadi kewajiban bagi pasien untuk mengontrol setiap

asupan makanan yang akan dikonsumsi. Mengontrol disini

bukanlah melarang tetapi harus lebih cermat memilih setiap

kandungan gizi yang terdapat dalam makanan agar pankreas yang

mengalami gangguan. Mulailah berkonsultasi pada dokter atau ahli

kesehatan untuk menyusun pola diet.

c. Olah raga

Olah raga sangat baik ntuk membantu pengendalian gula darah dan

berat badan. Prinsip olah raga bagi penderita DM yaitu terus-

menerus, berirama, berselang, meningkat dan daya tahan.

d. Obat

Pemberian obat dilakukan untuk mengatasi kekurangan produksi

insulin serta menurunkan resistensi insulin. Obat-obatan di sini

dibagi menjadi dua yakni oral dan injeksi/suntikan sesuai dengan

tipe diabetes mellitus yang diderita.

2.1.3 Senam Diabetes

1. Pengertian

Senam diabetes adalah senam aerobic low impact dan ritmis

gerakan menyenangkan tidak membosankan dan dapat diikuti semua

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

kelompok umur sehingga menarik antusiasme kelompok dalam klub-

klub diabetes (Santoso, 2010).

2. Macam Senam diabetes

Menurut Santoso (2010), apabila tidak ada kontra indikasi atau

komplikasi berat maka penderita dimasukkan dalam program olah

raga. Olah raga yang dianjurkan untuk penderita DM adalah aerobic

low impact dan rithmis, yang terdiri dari:

a. Kekuatan

Kelenturan, daya tahan keseimbangan, kelincahan, tenaga dan

akvitas penampilan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, maka

komponen-komponen yang harus ditingkatkan adalah daya tahan

jantung dan sistem peredaran darah, sistem respirasi, daya tahan

otot-otot dan sendi, kekuatan fisik dan kelenturan.

b. Rhymical

Latihan harus dilakukan berirama, melakukan latihan otot

kontraksi dan relaksasi. Gerakan-gerakan berirama tersebu

misalnya jalan kaki, lari, joging, berenang. Jadi gerakan berirama

tersebut teratur dan terus-menerus.

c. Ititerval

senam dilaksanakan terselang-seling kadang cepat, kadang lambat

tetapi kontinyu selam periode latihan. Dimulai jalan lambat

kemudian makin cepat dan kemudian melambat lagi dan

seterusnya berselang-seling.

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

d. Progresif

Senam harus dilakukan peningkatan secara bertahap dan beban

latihan juga ditingkatkan secara perlahan-lahan. Latihan harus

dimulai dengan pemanasan selama 5 – 10 menit, kemudian olah

raga penuh 30 – 40 menit dan diakhiri dengan pendinginan

(cooling down) 5 – 10 menit dari hri kehari latihan ditingkatkan

bertahap perlahan-lahan.

e. Endurance

Senam untuk meningkatkan kesegaran dan ketahanan sistem

kardiovaskuler dan kebutuhan tubuh penderita DM.

3. Manfaat senam diabetes

Manfaat dari senam diabetes mellitus menurut Santoso (2010) adalah:

a. Mengontrol gula darah, terutama pada diabetes mellitus tipe 2 yang

mengikuti olahraga teratur

Pada DM tipe 2 (DMTD) olah raga sangat berkaitan dengan

pengontrolan kadar gula darah penderita, tentu saja harus didahului

dengan diet terlebi dahulu. Pada kelompok penderita DMTD obese

dengan insulin resisten dapat meningkatkan kepekaan insulin oleh

sebab itu apabila intensitas latihan diperberat maka menimbulkan

hipoglikemia.

b. Menghambat dan memperbaiki faktor resiko penyakit

kardiovaskuler yang banyak terjadi pada penderita DM

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

c. Senam DM dapat memperbaiki profil lemak darah, dan kolesterol

total, serta memperbaiki sirkulasi dan tekanan darah

d. Menurunkan berat badan, pengaturan olahraga secara optimal dan

diet DM pada penderita kegemukan

e. Memperbaiki gejala-gejala muskuloskeletal otot, tulang, sendi,

serta gejala-gejala neuropati perifer seperti kesemutan, dan kebas;

f. Mencegah terjadinya DM yang dini terutama bagi orang-orang

dengan riwayat keluarga DM

g. Mengurangi kebutuhan pemakaian obat oral dan insulin.

4. Porsi latihan

Menurut Santoso (2010), porsi latihan ditentukan supaya maksud

dan tujuan olah raga memberikan manfaat yang baik. Latihan yang

berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu

sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi latihan tersebut harus

memperhatikan intensitas latihan. Untuk mencapai kesegaran

kardiovaskuler yang optimal maka idealna berada V02 max, berkisar

50 - 58% ternyata tidak memperburuk komplikasi DM dan tidak

menaikan tekanan darah sampai 180 mmHg. Intensitas latihan dinilai

dengan:

f. Target nadi dengan menghitung target nadi dan area latihan yang

diperbolehkan.

Penderita dapat menghitung denyut nadi maksimal yang

diperbolehkan atau yang harus dicapai selama latihan. Meskipn

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

perhitungan ini agak kasar tetapi dapat dipakai di lapangan. Pada

waktu senam denyut nadi optimal yang diperbolehkan 60 – 79%.

Area latihan adalah interval nadi yang ditargetkan dicapai selama

latihan segera setelah maksimumnya yaitu antara 60 sampai 79%

dari denyut nadi maksimal.

2.1 Tabel area latihan

Umur penderita

(tahun) Denyut nadi / menit

40 108-142

42 107-141

44 106-139

46 105–137

48 103–136

50 102–134

52 101–133

54 100–131

56 98–130

58 97–128

60 97–120

b. Kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan

Sesudah latihan jasmani kadar gula darah 140 – 180 mg% pada

usia lanjut dianggap cukup baik sedangkan usia muda sampai

140 mg%.

c. Tekanan darah sebelum dan sesudah

Sebelum latihan tekanan darah tidak melebihi 140 mmHg dan

setelah latihan maksimal tidak lebih dari 180 mmHg.

Untuk mencapai efek metabolik makan latihan inti berkisar antara

30 – 40 menit dengan pemanasan dan pendinginan masing-masing 5

– 10 menit bila kurang makan efek metabolik sangat rendah

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

sebaliknya bila berlebihan menimbulkan efek buruk terhadap sistem

mulkuloskeletal dan kardiovaskuler serta sistem respirasi. Untuk

mencapai hasil yang baik latihan dilakukan 35 kali per minggu untuk

penderita DM obese penurunan BB dan gula darah akan mencapai

maksimal bila latihan dilakukan lebih dari 5 kali seminggu. Senam

dapat dilakukan bila tidak ada kontra indikasi hubungan dengan

komplikasi DM yang sudah ada (Santoso, 2010).

5. Gerakan senam diabetes

Menurut Sari (2013), gerakan senam diabetes yaitu:

a. Latihan pemanasan

Sebelum masuk ke dalam gerakan inti, sebaiknya lakukan

pemanasan yang bertujuan sebagai berikut:

1) Adaptasi jantung terhadap seluruh kegiatan senam

2) Memperbaiki jaringan pembuluh darah dan otot yang telah

berubah posisinya.

3) Melancarkan peredaran darah

4) Memperbaiki saraf dalam tubuh terutama bagian tulang

punggung yang merupakan kumpulan jutaan saraf.

5) Melemaskan otot-otot tubuh agar bisa relaksasi.

Gerakan 1 : badan tegap dengan sikap sempurna

Gerakan 2 : kaki berjinjit satu dan kedua tangan disimpan

dipinggang

Gerakan 3

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Manfaat : menyiapkan kondisi tubuh baik secara fisiologis dan

psikologis sehingga dapat melakukan senam dengan baik dan

benar. Gerakan dimulai dengan kaki kanan dan hitungan jatuh pada

kaki kanan.

a) Salah satu kaki tarik ke belakang

b) Kepalksan kedua tangan simpan di atas dada dan pinggang

c) Lakukan gerakan jalan di tempat dengan ayunan tangan

Gerakan 4

Manfaat :

Mengatur nafas secara perlahan dan bertahap agar paru-paru dan

jantung bekerja dengan baik selam berlatih. Gerakan dilakukan

dengan jalan di tempat sementara tangan direntangkan dari baian

samping tubuh ke atas lalu berakhir di dada sementara kepala

masih dalam posisi menunduk.

Gerakan 5:

Manfaat : melenturkan persendian otot bagian kiri dan kanan.

Satu tangan direntangkan sementara tangan yang lain disimpan di

dada kepala menoleh bergantian ke kanan dan ke kiri.

Gerakan 6:

Manfaat : melatih dan melenturkan persendian otot kepala

1) Kepala dimiringkan ke kana dan ke kiri

2) Kedua tangan disimpan dipinggang

3) Jalan di tempat

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Gerakan 7:

Manfaat: melenturkan persendian otot bahu, punggung baian atas

dan dada.

1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri 1 langkah

2) Tangan mengepal di sisi badan

3) Bahu diangkat dan diputar ke belakang

Gerakan 8:

Manfaat: melenturkan persendian otot bahu.

1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kri 2 langkah

2) Tangan mengepal di sisi badan

3) Bahu diangkat bergantian ke kanan dan ke kiri

b. Latihan inti

1) Tangan kanan lurus ke depan

2) Tangan kiri lurus ke depan

3) Tangan kanan lipat ke bahu kiri

4) Tangan kiri lipat ke bahu kanan

5) Telapak tangan buka, disamping telinga

Gerakan diatas dilakukan untuk mempersiapkan gerakan

selanjutnya dan mengatur pernafasan

Inti 1 :

1) Badan tegak

2) Langkahkan kaki ke kanan ke depan 1 langkah

3) Kepalkan tangan angkat keatas

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

4) Dengan hitungan angkat dan tarik tangan sejajar dengan bahu.

Gerakan inti 1 bermanfaat untuk melenturkan tangan sebelum maju

kegerakan selanjutnya.

Inti 2

1) Kaki melangkah ke depan

2) Tangan mengepal dari perut di angkat ke atas kepala

3) Lakukan seterusnya

Gerakan inti 2 bermanfaat untuk menguatkan otot dada lengan dan

bahu.

Inti 3

1) Tangan kanan mengepal

2) Badan serong ke kanan

3) Kaki kiri membuka ke samping kiri

Gerakan inti 3 bermanfaat untuk menguatkan otot kaki dan

pinggang

Inti 4 dan 5

1) Melangkah maju 1 langkah

2) Tangan mendorong ke depan

3) Mundur 1 langkah

4) Tangan dorong ke depan kemudian rentangkan ke atas.

Gerakan inti 4 dan 5 bermanfaat untuk meningkatkan otot lengan,

otot paha dan otot dada.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Inti 6:

1) Kedua tangan mengepal kemudian tari ke belakang

2) Kaki kanan melangkah ke depan

3) Lakukan secara bergantian dengan kaki kiri

Gerakan inti 6 bermanfaat untuk menguatkan otot tangan, bahu dan

otot betis.

Inti 7:

1) Langkahkan ke depan kaki kiri

2) Tangan kiri direntangkan, tangan kana simpan di dada.

3) Kedua tangan mengayun ke kanan dan kiri.

Inti 8

1) Angkat kaki kiri ke belakang

2) Kedua tangan bentangkan ke depan

3) Lakukan bergantian dengan kaki kanan

Inti 8 bermanfaat untuk melatih keseimbangan, menguatkan otot

betis, paha dan otot lengan.

Inti 9:

1) Buka kaki

2) Langkahkan ke depan kaki kanan dan kaki kiri mundur ke

belakang.

3) Telapak tangan di buka, tangan kiri bentangkan kanan simpan

di dada.

4) Ayunkan ke kanan ke kiri

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Inti 10

1) Buka kaki

2) Langkahkan ke depan kaki kanan dan kaki kiri mundur ke

belakang.

3) Angkat kedua tangan ke atas.

Gerakan 9 dan 10 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, betis

dan paha.

Inti 11:

1) Buka kaki kiri ke samping kiri

2) Kedua tangan sejajar dengan dada

3) Rentangkan tangan ke bawah

4) Lakukan bergantian dengan kaki kanan.

Gerakan inti 11 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, otot

paha dan otot bahu.

Inti 12 :

1) Kaki kiri melangkah ke samping

2) Kedua tangan direntangkan sejajar dengan perut

Gerakan 12 bermanfaatuntuk melatih otot jari tangan, otot bahu

serta otot paha.

c. Relaksasi

Tangan di depan dada

1) Rentangkan bersamaan melangkah ke samping kanan dan kiri.

2) Kedua tangan rentangkan sejajar bahu dengan kedua tangan di

kepal di dada.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

3) Kaki langkahkah ke kanan

4) Kedua tangan mengayun ke atas

5) Kaki langkahkan ke kanan dan ke kiri.

6) Sikap sempurna

d. Pendinginan

1) Langkahkan kaki kiri ke samping

2) Lutut kiri ditekuk

3) Kedua lengan direntangkan

4) Kepala ditundukkan

5) Kaki kanan di buka

6) Lengan di depan dada.

7) Tubuh ditarik ke arah dan ditahan beberapa detik

8) Kaki kanan melangkah ke samping

9) Kedua lengan direntangkan ke samping

10) Kedua lutut ditekuk sedikit

11) Sikap sempurna

Gerakan ini bermanfaat untuk relaksasi peregangan.

2.2 Keaslian Penelitian

Tabel 2.2

Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Janno Sinaga

2011

Pengaruh Senam

Diabetes Melitus

Terhadap Kadar

Glukosa Darah

Pada Penderita

Diabetes Melitus

Tipe 2 Di

Quasi Eksperimen

dengan

menggunakan

rancangan

penelitian One

Group Pre Test-

Post Test.

Hasil uji statistik

dengan

menggunakan uji t

dependent

didapatkan p=

0,000 dengan rata-

rata penurunan

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Wilayah Kerja

Puskesmas

Darusalam

Medan

kadar glukosa

darah sebesar

18.03 mg/dl yang

artinya

menunjukkan

bahwa senam

Diabetes Melitus

dapat menurunkan

kadar glukosa

darah secara

signifikan pada

penderita diabetes

melitus tipe 2

Dimas

Saifunurmazah

2013

Kepatuhan

penderita diabetes

mellitus dalam

menjalani terapi

olahraga dan diet

(Studi Kasus Pada

Penderita DM

Tipe 2 di RSUD

Dr.Soeselo Slawi)

Penelitian

kualitatif dengan

pendekatan studi

kasus (case study)

Hasil penelitian

menunjukan ketiga

dari empat subjek

yaitu subjek HS, R,

SO memiliki sikap

patuh. Mereka

memiliki

kesadaran yang

baik untuk

melakukan

pengobatan,

komunikasi dengan

petugas kesehatan

berjalan lancar,

dukungan sosial

dari keluarga juga

ketiga subjek

dapatkan.

Sedangkan pada

subjek AI

kesadaran akan

pentingnya

melakukan

pengobatan masih

tergolong rendah.

Komunikasi

dengan petugas

kesehatan tidak

berjalan dengan

baik karena AI

sangat jarang

melakukan kontrol

dan chek up.

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

2.3 Kerangka Teori

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2011) dan Santoso (2010)

Senam DM Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan

b. Sosial budaya

1. Pengertian

2. Macam Senam diabetes

3. Manfaat senam diabetes

4. Porsi latihan

5. Gerakan senam diabetes

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang

senam DM pada pasien

DM tipe 2

Baik

Cukup

Kurang

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis/desain penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut

Nursalam (2013), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini.

Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada

data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang

digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil

pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini akan

mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan tentang senam diabetes

mellitus pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas

Karangpandan Karanganyar.

3.2 Populasi, sampel dan teknik sampling

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,

masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik

(Silalahi, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 33

penderita DM di Puskesmas Karangpandan Karanganyar.

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi

(Silalahi, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien di Puskesmas

Kecamatan Karangpandan Karanganyar berjumlah 33 penderita DM.

Arikunto (2010) menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 33

responden. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria eksklusi dan

inklusi.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien diabetes mellitus di Puskesmas Kecamatan Karangpandan

Karanganyar

2) Bersedia menjadi responden

3) Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek

penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian. Dalam

penelitian ini kriteria eksklusi yaitu:

1) Tidak datang saat dilakukan penelitian

2) Tidak menandatangani lembar persetujuan responden.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

ini menggunakan total sampling. Total sampling adalah cara penentuan

sampel jika jumlah populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010).

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Karangpandan

Karanganyar pada bulan Oktober 2015.

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam

penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan

tentang senam diabetes mellitus.

3.4.1 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Defisinisi

Operasional Alat ukur Skala Kategori

Variabel Independent :

Pengetahuan

pasien tentang

senam DM

Hasil tahu

dan seberapa

jauh dapat

menjawab

dengan benar

tentang

senam DM

Kuesioner

terdiri dari 25

pernyataan

dengan

jawaban benar

dan salah

Ordinal 1. Baik : 76% – 100%

2. Cukup : 56% – 75%

3. Kurang :< 56

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

sistematis. Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner adalah

daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah daftar pernyataan dimana sudah disediakan jawabannya

(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif

(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,

pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan

dengan skor 1 untuk jawaban salah. Dalam kuesioner dalam penelitian

menggunakan skala guttman. Menurut Hidayat (2011), skala guttman

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan

jawaban yang tegas seperti jawaban ya dan tidak, benar dan salah.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan tingkat pengetahuan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favorable Unfavorable

Tingkat

pengetahuan

tentang

senam DM

1. Pengertian 1 2 2

2. Macam Senam diabetes 4,5,7 3,6 5

3. Manfaat senam diabete 8,10,11,13 9,12,13,14 7

4. Porsi latihan 15,17,18 16,19 5

5. Gerakan senam diabetes 20,22,23 21,24,25 6

Total 14 11 25

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. uji

validitas dilakukan di Puskesmas Tasikmadu Karanganyar pada bulan Oktober

2015.

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

1. Uji validitas

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment (Arikunto, 2010). Suatu item dikatakan valid jika nilai r hitung >

rtabel dan bernilai positif. Dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Pada penelitian

ini menggunakan taraf signifikan 0,05 dan rtabel. Setelah dilakukan uji

validitas hasil dari 25 pernyataan didapatkan 2 pernyataan tidak valid,

yaitu nomor 8 dan nomor 23, dikarenakan nilai r hitung < nilai r tabel,

untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan sebagai

kuesioner penelitian.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é

-=

t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria

(0,60) (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha

cronbach’s sebesar 0,821 > 0,6, sehingga kuesioner cukup dapat dipercaya

sebagai alat pengumpulan data.

3.5.2 Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2011), teknik pengumpulan data adalah cara peneliti

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini diiperoleh dari

primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

pengetahuan tentang DM tipe 2 dan lembar observasi kepatuhan mengikuti

senam diabetes.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari Puskesmas

Karangpandan Karanganyar yaitu jumlah pasien DM tipe 2.

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan data

Teknik pengolahan data dan analisa data adalah langkah terpenting

untuk memperoleh hasil atau simpulan dari masalah yang diteliti. Data

yang sudah terkumpul sebelum dianalisis harus selalu melalui pengolahan

data terlebih dahulu. Setelah data terkumpul, maka langkah yang

dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data

(Notoatmodjo, 2012) adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

d. Memasukkan data (data entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau soffware komputer.

e. Pembersihan data (cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

3.6.2 Rencana Analisis data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya

mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan

tentang senam diabetes mellitus.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan digunakan perhitungan

sebagai berikut:

1. Baik : bila jawaban responden benar 76% – 100%

2. Cukup : bila jawaban responden benar 56% – 75%

3. Kurang : bila jawaban responden benar < 56

untuk mendapatkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang

senam diabetes mellitus pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Puskesmas Karangpandan Karanganyar digunakan rumus prosentase.

Menurut Silalahi (2012), rumus prosentase yaitu:

fi

P = ––– x 100%

n

P = Prosentase

fi = Jumlah responden dalam kategori

n = Jumlah seluruh responden

3.7 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia.

Menurut Hidayat (2011), etika penelitian meliputi:

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui damapaknya, jika subyek bersedia maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Apabila responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. Beberapa

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut anatara lain

pratisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang

akan terjadi, mafaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan

lain-lain.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, 2011).

3.8 Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan proposal

Sebelum melakukan penyusunan proposal terlebih dahulu peneliti

melakukan survey dan observasi awal di Karangpandan Karanganyar.

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

b. Permohonan izin tempat penelitian

Mengajukan permohonan surat izin penelitian kepada pihak akademis

yang digunakan sebagai surat tembusan kepada Kepala Puskesmas

Karangpandan Karanganyar.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Meminta data nama dan jumlah pasien di Puskesmas Karangpandan

Karanganyar

b. Mengambil sampel Puskesmas Karangpandan Karanganyar

c. Meminta pasien dibantu peneliti untuk mengisi cheklist tersebut.

3. Tahap Akhir

Setelah seluruh data terkumpul oleh peneliti, kemudian data diolah dalam

bentuk penyajian kategorik dan dianalisis menggunakan bantuan SPSS

dan dilakukan penyusunan bab IV dan V yang berisi hasil dan pembahasan

dan selanjutnya dilakukan seminar skripsi.

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat

Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel berikut:

4.1.1 Umur responden

Tabel 4.1 Karakteristik demografi responden berdasarkan umur

No Umur f %

1

2

3

33 - 45 tahun

46 – 58 tahun

59 - 71 tahun

6

16

11

18,2

48,5

33,3

Total 33 100

Sumber: Data primer (2015)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui umur 33 – 45 sebanyak 6

responden (18,2%), umur 46 – 58 tahun sebanyak 16 responden (48,5%)

dan umur 59 – 71 sebanyak 11 responden (33,3%), sehingga dapat

diketahui umur responden mayoritas berumur 46 - 58 tahun yaitu sebanyak

16 responden (48,5%).

4.1.2 Jenis kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik demografi responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin F %

1

2

Laki-laki

Perempuan

13

20

39,4

60,6

Total 33 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui jenis kelamin laki-laki sebanyak 13

responden (39,4%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 20 responden

(60,6%), sehingga responden mayoritas jenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 20 responden (60,6%).

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

4.1.3 Pendidikan responden

Tabel 4.3 Karakteristik demografi responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan f %

1

2

3

Pendidikan Dasar (SD+SMP)

Pendidikan Menengah (SMA dan Sederajat

Pendidikan Sarjana

20

12

1

60,6

36,4

3,0

Total 33 100

Sumber: Data primer (2015)

Berdasarkan tabel 4.3 pendidikan dasar (SD, SMP) sebanyak 20

responden (60,6%), pendidikan menengah (SMA dan Sederajat) sebanyak

12 responden (36,4%) dan pendidikan sarjana sebanyak 1 responden (3%).

4.1.4 Tingkat pengetahuan tentang senam DM

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan tentang Senam DM

No Tingkat Pengetahuan f %

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

2

21

10

6,1

63,6

30,3

Total 33 100

Sumber: Data primer (2015)

Berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang senam DM dapat

diketahui tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (63,6%),

pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (30,3%) dan pengetahuan baik

sebanyak 2 responden (6,1%).

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan tentang senam diabetes

mellitus pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan

Karanganyar, pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

5.1 Karakteristik responden

Berdasarkan karakteristik umur responden dapat diketahui umur 33 –

45 sebanyak 6 responden (18,2%), umur 46 – 58 tahun sebanyak 16 responden

(48,5%) dan umur 59 – 71 sebanyak 11 responden, sehingga dapat diketahui

umur responden mayoritas berumur 46 - 58 tahun yaitu sebanyak 16

responden (48,5%). Kejadian pada lansia penderita DM meningkat, prevalensi

40% pada usia 45 tahun meningkat menjadi 60% pada usia 75 tahun. Umur ≥

60 tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes karena pada usia tua, fungsi

tubuh secara fisiologis menurun karena terjadi penurunan sekresi atau

resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian

glukosa darah yang tinggi kurang optimal.

Menurut Riyadi & Sukarmin (2008), penyebab resistensi pada diabetes

sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak berperan. Umumnya

manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun

dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan berisiko

pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 responden (39,4%)

dan jenis kelamin perempuan sebanyak 20 responden (60,6%), sehingga

responden mayoritas jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20 responden

(60,6%). Menurut penelitian Jelantik Haryati (2014), penyakit Diabetes

Mellitus ini sebagian besar dapat dijumpai pada perempuan dibandingkan laki-

laki. Hal ini disebabkan karena pada perempuan memiliki LDL atau kolesterol

jahat tingkat trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki – laki, dan

juga terdapat perbedaan dalam melakukan semua aktivitas dan gaya hidup

sehari-hari yang sangat mempengaruhi kejadian suatu penyakit, dan hal tersebut

merupakan salah satu factor risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus

Berdasarkan karakteristik pendidikan responden dapat diketahui

pendidikan dasar (SD, SMP) sebanyak 20 responden (60,6%), pendidikan

menengah (SMA dan Sederajat) sebanyak 12 responden (36,4%) dan

pendidikan sarjana sebanyak 1 responden (3%).

Menurut Wawan dan Dewi (2011), bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada

akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika

seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-

nilai yang baru diperkenalkan

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

5.2 Tingkat Pengetahuan tentang senam DM

Berdasarkan tingkat pengetahuan responden dapat diketahui tingkat

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (63,6%), pengetahuan

kurang sebanyak 10 responden (30,3%) dan pengetahuan baik sebanyak 2

responden (6,1%). Menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan

merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan

manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud

barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang

dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan

masalah kejiwaan. Sedangkan menurut Nasir (2011), pengetahuan adalah

gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam menurut pendapat

atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya.

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, yaitu faktor internal, pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat

dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula

mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya

akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan

yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut

terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas pendidkan responden yaitu pendidikan

dasar (SD, SMP) sebanyak 20 responden (60,6%).

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan berdasarkan

pendidikan dapat diketahui tingkat pengetahuan baik terdapat 2 responden

dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat, pengetahuan kurang dengan

pendidikan terdapat 10 responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7

responden dengan pengetahuan kurang dan tingkat pendidikan SMA terdapat

3 responden dengan pengetahuan kurang

Menurut Wawan dan Dewi (2011), pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal.

Berdasarkan karakteristik umur responden mayoritas umur 46 – 58

tahun sebanyak 16 responden (48,5%). Menurut Wawan dan Dewi (2011),

usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan

masayarakat seseorang yang dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagaian dari pengalaman dan kematangan

jiwa. Berdasarkan tingkat pengetahuan responden dapat diketahui tingkat

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (63,6%), pengetahuan

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

kurang sebanyak 10 responden (30,3%) dan pengetahuan baik sebanyak 2

responden (6,1%).

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan kurang terdapat 10

responden pada responden dengan umur 33 – 45 sebanyak 1 orang, umur 46 –

58 tahun dengan pengetahuan kurang sebanyak 7 orang dan umur 59 – 71

tahun terdapat 2 responden. Sejalan pendapat Notoatmodjo (2007), usia lanjut

sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal

yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan

merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga tidak dapat

mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan

menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum.

Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat

sejalan dengan bertambahnya usia.

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

BAB VI

PENUTUP

Gambaran tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada pasien

diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar dapat

disimpulkan sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Umur responden sebagian besar berumur 46 - 58 tahun yaitu sebanyak 16

responden, sebagian besar jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20

responden (60,6%), pendidikan responden sebagian besar pendidikan

menengah (SMA dan Sederajat) sebanyak 12 responden (36,4%).

6.1.2 Tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada pasien diabetes

mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar

pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,1%).

6.1.3 Tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada pasien diabetes

mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (63,6%).

6.1.4 Tingkat pengetahuan tentang senam diabetes mellitus pada pasien diabetes

mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Karangpandan Karanganyar

pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (30,3%).

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

6.2 Saran

6.2.1 Bagi perawat / tenaga kesehatan

Diharapkan memberikan memberikan edukasi dengan meningkatkan

penyuluhan-penyuluhan tentang DM dan pencegahannaya pada

masyarakat, sehingga pengetahuan masyarakat akan lebih meningkat dan

dapat mengurangi angka kejadian DM di masyarakat.

6.2.2 Bagi pasien

Diharapkan lebih proaktif dalam mengikuti penyuluhan-penyuluhan dalam

upaya penanggulangan DM dengan cara melakukan senam DM.

6.2.3 Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan bagi pelayanan kesehatan untuk lebih meningkatkan upaya-

upaya preventif dengan lebih meningkatkan program-program pelayanan

dengan khususnya tentang DM dan pencegahannaya pada masyarakat,

sehingga kejadian diabetes melitus pada masyarakat akan berkurang.

6.2.4 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapakan pada peneliti lain untuk mengembangkan penelitian yang

sejenis dengan menambah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan sehingga akan didapatkan hasil yang lebih baik.

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://www.kemkes.go.id.

Diakses tanggal 20 Mei 2015

Herlambang. (2013). Menakhlukkan hipertensi dan diabetes melitus. Mendeteksi,

mencegah dan mengobatti dengan cara medis dan herbal. Yogyakarta:

Tugu

Hidayat, Alimul Aziz. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisa Data. Jakarta: Salemba Medik

Mubarak, Wahid Iqbal. (2012). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika

Nasir. Abd, (2011). Buka Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Medikal Book.

Nototatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

Nototatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta :

Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Riwidikdo, Handoko. (2013). Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia

Press

Riyadi dan Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan

Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu

Santoso, Mardi. (2010). Senam Diabetes Indonesia Seri 5 Persatuan Diabetes

Indonesia. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia (YADINA)

Sari, R. N, (2012). Diabetes Melitus (Dilengkapi Dengan Senam DM).

Yogyakarta: Medika Book.

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG SENAM DIABETES MELLITUS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-warsitonim... · pengetahuan tentang senam diabetes mellitus. Instrumen

Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Sinaga, J, (2011). Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja

Puskesmas Darusalam Medan.

Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Wawan dan Dewi (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Medical Book