naskah publikasi pengaruh senam kaki diabetes pada … · lancet steril, stik glukosa, sop senam...

16
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA PASIEN DM TIPE 2 DENGAN GANGGUAN SIRKULASI SEDANG DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT TRI RAHARJO NIM I1031131003 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA PASIEN DM

TIPE 2 DENGAN GANGGUAN SIRKULASI SEDANG

DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

TRI RAHARJO

NIM I1031131003

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017

Page 2: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar
Page 3: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

1

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA PASIEN DM

TIPE 2 DENGAN GANGGUAN SIRKULASI SEDANG

DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

(THE EFFECT OF DIABETIC FOOT EXERCISE ON TYPE 2 DM

PATIENTS WITH MODERATE CIRCULATORY DISORDERS

IN WEST PONTIANAK DISTRICT)

Tri Raharjo1, Sukarni2

, Jaka Pradika3

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura

3 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak

Email: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik, sistemik dan

multifaktoral dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya.

Komplikasi tersering yang dialami penderita DM adalah ulkus kaki yang

disebabkan oleh gangguan sirkulasi pada daerah kaki. Salah satu terapi yang

bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah terjadinya ulkus kaki adalah

senam kaki diabetes.

Tujuan: Untuk manganalisis pengaruh senam kaki diabetes pada pasien DM tipe 2

dengan gangguan sirkulasi sedang di Kecamatan Pontianak Barat.

Metode: Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian pre-

experiment dengan rancangan pre test and post test without control. Teknik

sampling yang digunakan adalah Non probability sampling dengan metode Total

sampling dengan jumlah sampel 11 responden. Pengumpulan data dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan

intervensi senam kaki diabetes. Uji statistik dilakukan secara bivariat dengan

menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil: Berdasarkan karakteristik responden didapatkan sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 10 (90,9%), sebagian besar responden

berstatus tidak merokok dengan jumlah 9 (81,8%), sebagian besar responden

memiliki IMT normal dengan jumlah 9 (81,8%), usia responden terendah adalah 48

tahun dan tertinggi 59 tahun dengan median 57 tahun, rata-rata GDP responden

yaitu 224,54 mg/dl. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,003 (p value <0,05).

Kesimpulan: Ada pengaruh senam kaki diabetes pada pasien DM tipe 2 dengan

gangguan sirkulasi sedang di Kecamatan Pontianak Barat.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Gangguan Sirkulasi, Senam Kaki Diabetes.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

2

ABSTRACT

Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic, systemic and multifactoral

disease with an increasing number of patients each year. The most common

complication experienced by DM patients is leg ulcers caused by circulatory

disturbances in the legs. One useful therapy to smooth the circulation and prevent

foot ulcers is diabetic foot exercise.

Objective: To analyze the effect of diabetic foot exercise on patients with type 2

diabetes with moderate circulatory disorders in West Pontianak District.

Method: Quantitative research using pre-experiment design with pre test and post

test without control design. Sampling technique used is Non probability sampling

with Total sampling method with sample number 11 respondents. The data were

collected by examining the value of ABI before and after diabetic foot exercise

intervention. The statistical test was performed bivariate using the Wilcoxon test.

Result: Based on the respondents’ characteristic, most of the respondents were

female with 10 (90.9%), most of the respondents were non-smokers with 9 (81.8%),

most of them had normal BMI 9 (81.8%), the lowest age of respondents was 48

years old and the highest was 59 years old with median of 57 years, the average of

respondents’ FBS was 224.54 mg/dl. Results obtained from Wilcoxon test showed

that p value = 0.003 (p value <0.05).

Conclusion: There is influence of diabetic foot exercise on patients with type 2

diabetes with moderate circulation in the West Pontianak District.

Keywords: Diabetes Mellitus, Circulatory Disorders, Diabetic Foot Exercise.

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) adalah

suatu penyakit penyakit kronik,

sistemis, dan multifaktoral yang

disebabkan oleh kelainan sekresi

insulin dan atau kelainan kerja insulin

sehingga mengakibatkan terjadinya

peningkatan kadar gula dalam darah

(hiperglikemia) dan peningkatan kadar

lemak dalam darah (hiperlipidemia)

1,2,3.

Prevalensi penderita DM di

seluruh Dunia semakin meningkat

setiap tahunnya. Menurut data

Internasional Diabetes Federation

(IDF) menunjukan terjadi peningkatan

jumlah penderita DM di seluruh Dunia

dari 387 juta jiwa pada tahun 2014

menjadi 415 juta jiwa pada tahun

2015, termasuk 193 juta jiwa yang

tidak terdiagnosis dan jika kenaikan

ini tidak dihentikan, maka pada tahun

2040 akan ada 642 juta jiwa yang

hidup dengan penyakit DM 4,5. Di

Indonesia prevalensi penderita DM

pada tahun 2015 berjumlah 10 juta

jiwa dan hal tersebut menempatkan

Page 5: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

3

Indonesia pada peringkat ke-7 dari 10

negara dengan jumlah penderita DM

dewasa terbanyak di dunia 5.

Jumlah kasus DM di Kalimantan

Barat berjumlahkan 6500 kasus pada

tahun 2016 berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat dan menempatkan DM pada

peringkat ke-5 dari 10 penyakit yang

tersering diderita di Kalimantan Barat.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota

Pontianak, jumlah kasus DM di Kota

Pontianak pada tahun 2016 sebanyak

999 kasus dan kecamatan Pontianak

Barat merupakan kecamatan dengan

jumlah kasus penderita DM terbanyak

diantara kecamatan lain di Kota

Pontianak yaitu sebanyak 232 kasus.

Di Kecamatan Pontianak Barat sendiri

yang memiliki jumlah kasus terbanyak

yaitu Puskesmas PERUMNAS I

sebanyak 128 kasus dan Puskesmas

PERUMNAS II sebanyak 69 kasus 6,7.

Ulkus kaki dan amputasi adalah

komplikasi yang merupakan penyebab

umum dan utama morbiditas dan

mortalitas pada penderita DM serta

merupakan penyebab perawatan

rumah sakit yang terbanyak yaitu 80%

pada penyandang DM yang

diakibatkan oleh penyakit arteri

perifer (peripheral arterial disease)

8,9.

Peripheral Arterial Disease

(PAD) adalah tersumbatnya arteri

perifer akibat proses inflamasi atau

aterosklerosis yang menyebabkan

terjadinya penyempitan pada lumen

arteri dan akan mengakibatkan

terjadinya peningkatan resistensi

pembuluh darah yang dapat

menimbulkan penurunan tekanan

perfusi ke area distal 10. Tingkat

keparahan PAD dapat diketahui

dengan pemeriksaan nilai Angkle

Brachial Index (ABI) 11,12.

Penatalaksanaan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah

sirkulasi pada penderita DM adalah

latihan fisik. Salah satu latihan fisik

yang dapat meningkatkan sirkulasi

pada PAD adalah senam kaki diabetes

13,14. Senam kaki diabetes membuat

pembuluh darah terpapar dengan

keadaan hiperemia yang berulang. Hal

tersebut mengakibatkan stres

pembuluh darah, sehingga terjadi

vasodilatasi pembuluh darah dengan

melepaskan NO 14,15.

Terdapat beberapa penelitian

yang telah membuktikan bahwa senam

kaki diabetes memiliki pengaruh

Page 6: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

4

terhadap sirkulasi darah perifer pada

penderita DM tipe 2 yaitu pada

penelitian yang dilakukan oleh

Wahyuni (2013), Wahyuni (2016) dan

Mangiwa (2017) 11,16,17. Namun pada

penelitian-penelitian tersebut, sampel

yang digunakan pada penelitian tidak

dibedakan berdasarkan tingkat

keparahan gangguan sirkulasi yang

sama sehingga menjadi tidak spesifik,

sehingga perlu dilakukan penelitian

untuk melihat pengaruh senam kaki

diabetes secara lebih spesifik pada

tingkat keparahan yang sama yaitu

pada gangguan sirkulasi sedang (nilai

ABI 0,5-0,9) karena merupakan

tingkat gangguan terparah dari

gangguan sirkulasi yang sering

ditemukan tanpa ada luka kaki

(kontraindikasi senam kaki diabetes)

dibanding pada gangguan sirkulasi

yang berat.

METODE

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif yang

menggunakan desain pre-experiment

dengan rancangan pre test and post

test without control. Penelitian ini

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

PERUMNAS I dan PERUMNAS II

Kecamatan Pontianak Barat yang

dilaksanakan dari tanggal 06 Juli 2017

sampai 26 Juli 2017.

Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh penderita DM tipe 2

dengan gangguan sirkulasi sedang di

wilayah kerja Puskesmas

PERUMNAS I dan PERUMNAS II

yang berjumlah 11 orang. Teknik

sampling yang digunakan adalah non

probability sampling dengan metode

Total sampling dengan jumlah sampel

11 responden.

Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini adalah satu buah kursi,

kertas koran, laptop, sarung tangan

bersih, doppler vaskuler 8-10 MHz,

spygmomanometer air raksa, Gel,

kapas alcohol, tisu, kalkulator,

timbangan berat badan dewasa,

meteran tinggi badan, glucometer,

lancet steril, stik glukosa, SOP senam

kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai

ABI, SOP pemeriksaan gula darah

puasa, lembar observasi dan alat tulis

Pengumpulan data dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan nilai

ABI sebelum dilakukan senam kaki

diabetes, kemudian dilakukan senam

kaki diabetes satu kali sehari (30

menit) selama lima hari dalam

Page 7: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

5

seminggu dan sesudah hari kelima

setelah selesai dilakukan senam kaki

diabetes dilakukan pemeriksaan nilai

ABI kembali dan hasil pemeriksaan

dicatat dilembar observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisa Univariat

Tabel 4.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin,

Status Merokok dan Indeks

Massa Tubuh (IMT) (n=11)

Sumber: data primer 2017

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa

jumlah responden paling banyak

diderita oleh jenis kelamin perempuan

yaitu berjumlah 10(90,9%) responden,

sebagian besar responden berstatus

tidak merokok yaitu sebanyak 9

(81,8%) responden, dan berdasarkan

IMT responden didapatkan bahwa

sebagian besar responden dengan IMT

18,5-24,9 kg/m2 (normal) yaitu

sebanyak 9 (81,8%) responden.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia (40-60 tahun)

dan GDP (n=11)

Sumber: data primer 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa

rentang usia responden adalah 40-60

tahun dengan nilai mean (rata-rata)

yaitu 55,818 tahun dan nilai median

(nilai tengah) yaitu 57 tahun. Usia

responden terendah pada penelitian ini

yaitu berusia 48 tahun sedangkan usia

tertinggi berusia 59 tahun. Pada

karakteristik GDP didapatkan bahwa

nilai mean GDP responden adalah

224,54 mg/dl dan nilai median GDP

yaitu 233,00 mg/dl dengan GDP

terendah 87 mg/dl dan GDP tertinggi

adalah 321 mg/dl.

Analisa Bivariat

Tabel 4.3 Pengaruh Pre test dan Post test

Dilakukan Senam Kaki Diabetes

Sumber: uji Wilcoxon (CI=95%)

Berdasarakan tabel 4.3 dapat

dilihat bahwa median (nilai tengah)

nilai ABI responden sebelum

Variabel F (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Status Merokok

Iya

Tidak

IMT

<18,5 kg/m2

18,5-24,9 kg/m2

25,0-29,9 kg/m2

>30 kg/m2

1

10

2

9

0

9

1

1

9,1%

90,9%

18,2%

81,8%

0%

81,8%

9,1

9,1%

Variabel

nilai ABI

Median Min-Max p value

Pre test 0,778 0,750-

0,800

0,003 Post test 0,846 0,818-

0,882

Variabel Mean Median Min-Max

Usia 55,818 57,00 48-59

GDP 224,54 233,00 87-321

Page 8: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

6

diberikan intervensi adalah 0,778 dan

median nilai ABI setelah diberikan

intervensi menjadi 0,846 dengan nilai

ABI terendah dan tertinggi (min-max)

sebelum dilakukan intervensi adalah

0,75-0,80 sedangkan nilai ABI

terendah dan tertinggi (min-max)

setelah diberikan intervensi adalah

0,818-0,882. Hasil analisis data

didapatkan p value= 0,003 (<0,05)

yang disimpulkan bahwa adanya

peningkatan sirkulasi setelah

diberikan intervensi senam kaki

diabetes pada penderita DM tipe 2

dengan gangguan sirkulasi sedang.

Pembahasan

Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan pada penderita DM tipe

2 dengan gangguan sirkulasi sedang

yang berjumlah 11 responden

didapatkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan

yaitu berjumlah 10 (90,9%) responden.

DM tipe 2 akan meningkatkan risiko

PAP sebesar 1,5-4 kali lipat dan

merupakan faktor risiko yang kuat pada

jenis kelamin perempuan dibandingkan

laki-laki 13,18.

Pada perempuan, hormon

estrogen memiliki properti

vasoprotektif yang mencegah

terjadinya proses aterosklerosis pada

perempuan 19. Pada usia lebih dari 40,

perempuan akan mengalami

menopause dan terjadi penurunan

jumlah estrogen 17. Sehingga peneliti

berasumsi bahwa jenis kelamin

perempuan lebih berisiko menderita

PAP dibanding laki-laki dikarenakan

penurunan estrogen yang

mengakibatkan terjadinya proses

aterosklerosis.

Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh

Wahyuni (2013) yang didapatkan

bahwa dari 15 responden, sebanyak 11

(73,3%) responden berjenis kelamin

perempuan 11. Hasil penelitian ini juga

didukung oleh penelitian yang

dilakukan Mangiwa (2017) yang

didapatkan sebanyak 17 (56,6%)

responden berjenis kelamin perempuan

17.

Menurut peneliti, jumlah

penderita perempuan lebih banyak

dibandingkan laki-laki pada penelitian

ini dikarenakan pada saat pengambilan

data penderita DM didapatkan jumlah

perempuan lebih banyak menderita

Page 9: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

7

DM dibandingkan laki-laki. Selain itu

peneliti juga berasumsi bahwa ada

faktor lain yang menyebabkan

perempuan lebih berisiko yaitu

kurangnya aktivitas fisik (lebih banyak

berbaring dibandingkan melakukan

kegiatan).

Status Merokok

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan didapatkan bahwa

sebagian besar responden berstatus

tidak merokok dengan jumlah 9

(81,8%) responden. Merokok

merupakan hal yang paling penting

dalam perkembangan penyakit arteri

perifer. Nikotin pada rokok akan

mengakibatkan terjadinya disfungsi

endotel pembuluh darah, meningkatkan

konsentrasi fibrinogen, menurunkan

aktivitas fibrinolitik dan meningkatkan

agregasi platelet yang meningkatkan

risiko PAP empat kali lipat serta

perkembangan progresivitas PAP

berhubungan dengan jumlah batang

yang dihisap dan juga lamanya

merokok 18,20.

Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitan Wahyuni (2013) yang

didapatkan bahwa hampir seluruh

responden tidak merokok (80%) 11.

Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Mangiwa

(2017) yang didapatkan sebagian besar

responden tidak memiliki riwayat

merokok dengan jumlah 18 (60%)

responden 17. Menurut peneliti, hasil

penelitian didapatkan lebih banyak

penderita yang berstatus tidak merokok

dikarenakan sebagian besar responden

adalah perempuan yang pada

kebiasannya di Indonesia perempuan

akan lebih sedikit yang berstatus

merokok dibandingkan dengan laki-

laki.

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan didapatkan bahwa

sebagian besar responden dengan IMT

18,5-24,9 kg/m2 (normal) yaitu

sebanyak 9 (81,8%) responden.

Obesitas merupakan konstributor

terhadap terjadinya aterosklerosis 19.

Terjadinya peningkatan berat badan

pada usia 20-50 tahun pada waktu yang

bersamaan juga akan meningkatkan

serum kolesterol 21. Setiap peningkatan

1 kg/m2 IMT akan berhubungan dengan

peningkatan kolesterol total plasma 7,7

mg/dl dan penurunan HDL 0,8 mg/dl.

Obesitas akan menghasilkan

Page 10: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

8

peningkatan angka sintesis kolesterol

endogen sebanyak 20 mg setiap hari

untuk setiap kilogram kelebihan berat

badan, peningkatan VLDL dan angka

produksi trigliserida. Peningkatan

kolesterol akan mengakibatkan

terjadinya plak aterosklerosis yang

akan menyumbat pembuluh darah

sehingga terjadinya PAP 21.

Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh

Simatupang (2013) yang didapatkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara IMT dan nilai ABI.

Pada penelitian tersebut terdapat 12

(75,0 %) responden dengan IMT

normal yang memiliki nilai ABI

normal, dan hanya 4 (25,0 %)

responden dengan nilai ABI tidak

normal. Sampel obesitas ditemukan 66

(78,6 %) responden dengan nilai ABI

normal dan 18 (21,4 %) responden

dengan nilai ABI tidak normal dengan

p value = 0,448 18. Hasil penelitian

didapatkan sebagian besar IMT normal

dikarenakan faktor penuaan yang pada

responden yang semakin menua fungsi

organ sudah mulai berkurang dan napsu

makan juga semakin berkurang.

Usia

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan pada 11 responden

didapatkan usia responden terendah

pada penelitian ini yaitu berusia 48

tahun sedangkan usia tertinggi berusia

59 tahun dengan nilai median (nilai

tengah) usia responden yaitu 57 tahun.

Prevalensi PAP akan meningkat seiring

dengan meningkatnya usia, dari 3%

pada usia <50 tahun hingga >20% pada

usia ≥70 tahun 20. Penuaan

menyebabkan perubahan dalam potensi

proliferasi sel, proses apoptosis dan

kerusakan DNA. Jumlah NO dan

respon vaskular terhadap NO menurun

seiring bertambahnya usia. Penurunan

NO menyebabkan gangguan relaksasi

pada pembuluh darah sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya PAP 19.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Wahyuni

(2016) yang didapatkan bahwa usia

rata-rata responden yaitu 50,30 tahun

16. Penelitian ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan Wahyuni

(2013) juga didapatkan bahwa usia

responden paling banyak berkisar 51-

60 yaitu 53,3% 11. Penelitian Mangiwa

(2017) juga mendukung hasil

penelitian yang didapatkan bahwa

Page 11: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

9

sebagian besar usia responden

penelitian didapatkan berusia 51-60

tahun 17.

Menurut peneliti, hasil penelitian

berdasarkan usia responden ini

dikarenakan kriteria inklusi pada

penelitian yaitu usia responden 40-60

tahun sehingga pada penelitian ini

didapatkan usia responden dengan usia

terendah 48 dan tertinggi 59 tahun.

Selain itu, peneliti juga berasumsi

bahwa lamanya menderita DM juga

menjadi faktor terjadinya gangguan

sirkulasi. Lamanya menderita DM

membuat penderita akan terpapar oleh

zat-zat yang dapat menyumbat

pembuluh darah dalam waktu yang

lama dan akan mengakibatkan

terjadinya gangguan sirkulasi bila hal

tersebut tidak dilakukan pencegahan

dan pemeriksaan secara dini.

Gula Darah Puasa

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa rata-rata nilai GDP

responden adalah 224,54 mg/dl. Kadar

gula darah yang tinggi akan

mengakibatkan terjadinya stres

oksidatif melalui peningkatan reactive

oxygen species (ROS). Peningkatan

stres oksidatif mengakibatkan

terjadinya disfungsi endotel. Disfungsi

endotel menyebabkan penurunan

aktivasi endothelial nitric oxide

synthase (eNOS) sehingga produksi

nitric oxide (NO) yang berfungsi

sebagai vasodilator pembuluh darah

menjadi berkurang dan mengakibatkan

terjadinya penyumbatan pembuluh

darah 9,22.

Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh

Danuyati (2014) yang didapatkan

bahwa kadar gula darah yang tinggi

beresiko 4 kali menderita PAP 23. Hasil

penelitian ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini (2014) yang didapatkan

bahwa terdapat korelasi antara kadar

gula darah dengan nilai ABI dengan p

value 0,002 (p value <0,05) 24.

Menurut peneliti, kadar gula

darah yang tinggi pada responden

diakibatkan karena responden tidak

rutin melakukan kontrol ke Puskesmas

dan tidak patuhnya responden dalam

meminum obat untuk dapat

mengendalikan kadar gula dalam darah

serta tidak menjaga pola makan dan

jenis makanan yang dimakan.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

10

Pengaruh Senam Kaki Diabetes

pada Pasien DM Tipe 2 dengan

Gangguan Sirkulasi Sedang

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa median (nilai

tengah) nilai ABI responden sebelum

diberikan intervensi adalah 0,778 dan

median nilai ABI setelah diberikan

intervensi menjadi 0,846 dengan nilai

ABI terendah dan tertinggi (min-max)

sebelum dilakukan intervensi adalah

0,75-0,80 sedangkan nilai ABI

terendah dan tertinggi (min-max)

setelah diberikan intervensi adalah

0,818-0,882. Hasil analisis data

menggunakan uji Wilcoxon

didapatkan bahwa p value= 0,003

(<0,05) yang diartikan bahwa ada

pengaruh senam kaki diabetes pada

pasien DM tipe 2 dengan gangguan

sirkulasi sedang di Kecamatan

Pontianak Barat.

Senam kaki diabetes merupakan

suatu gerakan yang dilakukan oleh

kedua kaki secara bergantian atau

bersamaan untuk dapat memperkuat

atau melenturkan otot-otot di daerah

tungkai bawah terutama pada kedua

pergelangan kaki dan jari-jari kaki 25.

Latihan senam kaki diabetes secara

teratur akan mempengaruhi perubahan

sirkulasi pada penderita DM. Gerakan-

gerakan pada senam kaki diabetes

menyebabkan baroreseptor pada ujung

syaraf perifer dinding arteri

tersensitisasi, yang selanjutnya akan

menghambat pusat vasokonstriktor

dan merangsang vasodilatasi di

seluruh sistem sirkulasi perifer.

Pelebaran pembuluh darah ini

mengakibatkan terjadinya

peningkatan aliran darah, sehingga

meningkatkan shear stress pada

endothelium pembuluh darah 26.

Shear stress merupakan

stimulus yang penting pada respon

adaptasi arteri terhadap efek latihan.

Peningkatan shear stress pada endotel

pembuluh darah akan merangsang

endotel nitric oxid synthase (eNOS)

untuk merubah asam amino L Arginin

menjadi gas nitric oxid (NO) 26,27.

Setelah dilepas dari endotel, NO

berdifusi dari sel endotel ke sel otot

polos pembuluh darah dan

menyebabkan peningkatan cyclic

guanosine monophosphate (cGMP)

intraseluler. Peningkatan cGMP ini

akan memicu terjadinya relaksasi otot

polos pembuluh darah 23.

Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan

Page 13: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

11

Wahyuni (2013) yang melakukan

penelitian pada 15 responden yang

didapatkan hasil p value = 0,046 11.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh

Mangiwa (2017) yang meneliti pada

30 responden dengan 15 responden

kelompok kontrol dan 15 responden

kelompok intervensi didapatkan p

value = 0,000 (p value <0,05) yang

menunjukan adanya pengaruh senam

kaki diabetes terhadap peningkatan

sirkulasi pada penderita DM 17.

Widiastuti (2014) juga membuktikan

bahwa terdapat pengaruh senam kaki

pada peningkatan sirkulasi pada

pasien diabetes dengan p value = 0,033

(p value <0,05) 28. Menurut peneliti,

terjadinya peningkatan sirkulasi pada

penderita DM tipe 2 dengan gangguan

sirkulasi sedang pada penelitian ini

dikarenakan pada saat penelitian,

responden melakukan senam kaki

diabetes dengan sungguh-sungguh dan

fokus pada laptop (alat praga

penelitian senam kaki diabetes).

KESIMPULAN

Berdasarkan karakteristik

responden didapatkan sebagian besar

responden berjenis kelamin

perempuan, sebagian besar responden

berstatus tidak merokok, sebagian

besar responden memiliki IMT

normal, usia responden terendah

adalah 48 tahun dan tertinggi 59 tahun

dengan median 57 tahun, rata-rata

GDP responden yaitu 224,54 mg/dl.

Nilai ABI responden sebelum

dilakukan intervensi senam kaki

diabetes didapatkan bahwa median

(nilai tengah) nilai ABI 0,778 dengan

nilai ABI terendah dan tertinggi (min-

max) adalah 0,75-0,80.

Nilai ABI responden setelah

dilakukan intervensi senam kaki

diabetes didapatkan median nilai ABI

0,846 dengan nilai ABI terendah dan

tertinggi (min-max) adalah 0,818-

0,882.

Berdasarkan analisa bivariat

menggunakan uji Wilcoxon

didapatkan bahwa p value= 0,003

(<0,05) yang dapat diartikan bahwa

terdapat pengaruh senam kaki diabetes

pada pasien DM tipe 2 dengan

gangguan sirkulasi sedang di

Kecamatan Pontianak Barat.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

12

SARAN

Bagi institusi pendidikan

diharapkan senam kaki diabetes dapat

dimasukan kedalam program

pembelajaran khususnya pada sistem

endokrin, bagi pelayanan kesehatan

diharapkan senam kaki diabetes dapat

dikenalkan dan diterapkan kepada

penderita DM sebagai salah satu

intervensi non farmakologis untuk

mengatasi gangguan sirkulasi dan

mencegah komplikasi kaki diabetes,

bagi penelitian selanjutnya diharapkan

dapat melakukan skrining terlebih

dahulu untuk dapat melihat jumlah

populasi penderita DM tipe 2 dengan

gangguan sirkulasi sedang sehingga

dapat meneliti dengan jumlah

responden yang lebih banyak,

menambahkan karakteristik responden

yaitu pola aktivitas, kadar kolesterol,

tekanan darah dan pola makan, bagi

responden penelitian diharapkan

senam kaki diabetes diharapkan dapat

dijadikan suatu latihan fisik yang rutin

dilakukan 1 kali sehari selama 30

menit untuk dapat mengatasi masalah

gangguan sirkulasi dan mencegah

terjadinya luka kaki diabetes.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baradero, M., Dayrit, Mary W.,

Siswadi, Y. Seri Asuhan

Keperawatan Klien Gangguan

Endokrin. Jakarta: EGC, 2009.

2. Kowalak, Welsh, Mayer. Buku

Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC,

2011.

3. Soelistijo, S., A., dkk. Konsensus

Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Mellitus Tipe 2 di

Indonesia 2015. PB PERKENI,

2015.

4. International Diabetes Federation.

Annual Report 2014.

5. International Diabetes Federation.

Diabetes Atlas Seventh Edition,

2015.

6. Dinas Kesehatan Kota Pontianak.

Diabetes Melitus, 2016.

7. Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat. Surveilans

Terpadu Penyakit Berbasis

Kabupaten (Jumlah Kasus Baru)

Provinsi, 2016.

8. American Diabetes Association.

Standards of Medical Care in

Diabetes. The Journal of Clinical

and Applied Research and

Education., 2016; 39(1).

9. Mina, Siti Z., Widayati, N.,

Hakam, M. Pengaruh Therapeutic

Exercise Walking terhadap Risiko

Ulkus Kaki Diabetik pada Klien

Diabetes Melitus Tipe 2 di

Kelurahan Gebang Kecamatan

Patrang Kabupaten Jember. e-

Jurnal Pustaka Kesehatan., 2017;

5(1): 84-90.

10. Decroli, E. Iskemia pada Jari

Tangan Penderita Diabetes

Melitus: Suatu Keadaan

Peripheral Arterial Disease.

Jurnal Kesehatan Andalas., 2015;

4(2), 654-658.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

13

11. Wahyuni, Tavip D. Angkle

Brachial Index (ABI) Sesudah

Senam Kaki Diabetes pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe

2. Jurnal Keperawatan., 2013;

4(2), 143-151.

12. Maryunani, A. Perawatan Luka

Modern (Modern Woundcare)

Terlengkap dan Terkini. Bogor:

IN MEDIA, 2015.

13. Kurniawan, A. Penyakit Arteri

Perifer pada Diabetes Mellitus.

Medicinus., 2013; 4(3), 13-21.

14. Hidayat, A. R., Nurhayati, I.

Perawatan Kaki pada Pasien

Diabetes Mellitus di Rumah.

Jurnal Permata Indonesia., 2014;

5(2), 49-54.

15. Isral, Ghozi N., Afriwardi,

Sulastri, D. Hubungan Aktivitas

Fisik dengan Kadar Nitric Oxide

(NO) Plasma pada Masyarakat di

Kota Padang. Jurnal Kesehatan

Andalas., 2014; 3(2), 173-177

16. Wahyuni, A., Arisfa, N. Senam

Kaki Diabetik Efektif

Meningkatkan Ankle Brachial

Index Pasien Diabetes Mellitus

Tipe 2. Jurnal IPTEKS Terapan.,

2016; 9(2), 155-164.

17. Mangiwa, I., Katuk, Mario E.,

Sumarauw, L. Pengaruh Senam

Kaki Diabetes terhadap Nilai

Ankle Brachial Index pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe 2 di

Rumah Sakit Pacaran Kasih

GMIM Manado. Ejournal

Keperawatan (e-Kp)., 2017; 5(1),

1-11.

18. Simatupang, M., Pandelaki, K.,

Panda, A. L. Hubungan Antara

Penyakit Arteri Perifer Dengan

Faktor Resiko Kardiovaskuler

Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal e-

CliniC., 2013; 1(1), 7-12.

19. Thendria, T., Toruan, I. L.,

Natalia, D. Hubungan Antara

Hipertensi dan Penyait Arteri

Perifer Berdasarkan Nilai Angkle-

Brachial Index. eJKI., 2014; 2(1),

37-44.

20. Widyanthari, D. M., Sitorus, R.,

Yulia. Pemeriksaan Ankle

Brachial Index (ABI) Post

Exercise Pada Pasien Diabetes

Mellitus Dengan Peripheral

Arterial Disease. Jurnal

Keperawatan Community of

Publishing in Nurshing (Coping)

Ners, 2016.

21. Setiono, L. Y. Dislipidemia Pada

Obesitas Dan Tidak Obesitas Di

RSUD Dr. Kariadi Dan

Laboratorium Klinik Swasta Di

Kota Semarang, 2012.

22. Prastuti, B., Sunarti. Pengendalian

Superoxide Dismutase (Sod) Dan

Nitrit Oxide (No) Pada Penderita

DMT2 dengan Emping Garut

(Maranta Arundinacea Linn)

Sebagai Makanan Selingan.

Jurnal Gizi Klinik Indonesia.,

2012; 8(3), 118-125.

23. Danuyanti, I., Kristinawati, E.,

Resnhaleksmana, E. Hubungan

Kadar Nitrit Oksida (NO) Dalam

Darah Terhadap Resiko Kejadian

Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan

Hipertensi di RSUP NTB. Jurnal

Kesehatan Prima., 2014; 8(1),

1207-1215.

24. Anggraini, D., Hidayat, W.

Korelasi Kadar Gula Darah

Dnngan Nilai Angkle Bracial

Indeks (ABI) Pasien Diabetes

Melitus Di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Islam IBNU SINA

Bukittinggi Tahun 2013. Afiah.,

2014; 1(1), 1-8.

25. Damayanti, S. Diabetes Mellitus

dan Penatalaksanaan Keperawat

Page 16: NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM KAKI DIABETES PADA … · lancet steril, stik glukosa, SOP senam kaki diabetes, SOP pemeriksaan nilai ABI, SOP pemeriksaan gula darah puasa, lembar

14

an. Yogyakarta: Nuha Medika,

2015.

26. Werdani, Y. D. W. Pengaruh

Positif Modifikasi Senam Jantung

dan Yoga Pada Hipertensi Stage

1. Jurnal Ners LENTERA., 2013;

1: 13-21.

27. Vessieres, E., Freidja, M. L.,

Loufrani, L., Fassot, C., Henrion,

D. Flow (Shear Stress)-Mediated

Remodeling of Resistance

Arteries In Diabetes. Vascular

Pharmacology., 2012; 57, 173-

178.

28. Widiastuti, L. Pengaruh Senam

Kaki Terhadap Tingkat

Peripheral Arterial Disease Pada

Klien DM Tipe 2 di RSAL dr.

Midiyato S dan RSUD kota

Tanjungpinang. Jurnal Keperawa

tan Stikes Hang Tuah Tanjung

pinang., 2014; 4(1), 514-526.