insiden hidradenitis suppurativa dan faktor terkait.pptx

Upload: briantara-bagus-haryanto

Post on 12-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Insiden Hidradenitis suppurativa dan Faktor terkait: Sebuah Studi Pada Penduduk Olmsted County, Minnesota Pembimbing : dr Yanto Widyanto Sp.KK

Insiden Hidradenitis suppurativa dan Faktor terkait: Sebuah Studi Pada Penduduk Olmsted County, Minnesota

Pembimbing : dr Yanto Widyanto Sp.KKPendahuluanHidradenitis suppurativa (HS) adalah gangguan peradangan folikel rambut kronis, berulang, pada kelenjar apokrin , sehingga berpotensi menjadi abses dan fistula Berhubungan dengan merokok, obesitas, dan penyakit radang usus HS dapat secara signifikan melemahkan, mengurangi dan menghancurkan kualitas hidupHasilAntara 1968 dan 2008, 1.263 pasien HS telah teridentifikasi Dari jumlah data tersebut, 268 diantaranya dikonfirmasi memiliki diagnosis HS untuk pertama kalinya

HasilInsiden secara signifikan lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-lakiInsiden tertinggi di antara wanita berusia 20-29 tahun. Demikian pula yang terjadi pada pria.Terjadi penurunan insiden secara tajam pada perempuan setelah usia 49 tahun, tetapi tidak dialami oleh pria

Hasil59,7% dinyatakan sebagai Hurley stadium I, 38,1% sebagai stadium II, dan 2,2% stadium III. Keterlibatan aksila secara signifikan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, demikian pula keterlibatan tubuh bagian atas dan daerah paha.

HasilSedangkan pria secara signifikan lebih cenderung memiliki penyakit pada perianal atau perineum. Depresi ditemukan pada 115 pasien (42,9%).

HasilRiwayat memiliki jerawat tampak pada 97 pasien (36,2%). 28,9% diantaranya jerawat ringan, 40,2% jerawat moderat, dan 24,7% jerawat berat.Hasilusia, jenis kelamin laki-laki, dan setiap riwayat merokok menunjukkan suatu hubungan yang signifikan secara statistik dengan keparahan penyakit. Namun, setelah disesuaikan dengan usia, hanya jenis kelamin laki-laki yang tetap signifikan berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit (P = 0,015). HasilTidak ada hubungan yang signifikan yang teridentifikasi antara tingkat keparahan penyakit dengan BMI, depresi, jerawat, atau penyakit pilonidal

PembahasanData prevalensi menunjukan bahwa HS merupakan penyakit yang umum. Namun, data penelitian ini menunjukkan bahwa HS adalah penyakit langka. Penelitian ini mungkin telah dipengaruhi oleh bias dalam rujukan dan masalah dalam hal pelaporan kasus.PembahasanKejadian HS tampaknya meningkat terus selama empat dekade terakhir. khususnya perempuan.Obesitas, merokok, dan kesadaran dan kemampuan dokter dalam mendiagnosa penyakit mungkin merupakan semua faktor yang berperan.

PembahasanInsiden Puncak HS terjadi pada dekade ketiga, dengan penurunan tajam setelah dekade kelima. Ini kemungkinan disebabkan oleh onset menopause pada wanita. PembahasanTerdapat perbedaan penting antara pria dan wanita. Keterlibatan aksila, tarsal depan atas, dan pangkal paha lebih umum di kalangan wanita, sedangkan Keterlibatan perianal dan perineal lebih sering terjadi pada pria. Selain itu, laki-laki dibandingkan perempuan lebih mungkin untuk memiliki penyakit Hurley tahap II atau III. PembahasanHampir 70% pasien merupakan perokok atau mantan perokok. Hal ini diterima dengan baik bahwa merokok memicu atau memperburuk HS.Tetapi lain halnya oleh Canoui-Poitrine et al. (2009) dimana ada beberapa bukti bahwa berhenti merokok justru dapat meningkatkan HS.

PembahasanRata-rata, pasien dalam studi kami adalah obesitas (rata-rata BMI = 32,6), tetapi tidak ditemukan korelasi antara BMI dan penyakit berat lainnya.

PembahasanKami hanya mendapat sebuah hubungan HS dengan penyakit pilonidal yaitu 6%. Hampir 40% dari pasien ternyata terdapat acne vulgaris saat ini atau sebelumnya. Sulit untuk menilai keakuratan data tersebut, bahwa seringkali pasien tidak mencari perawatan untuk jerawatnya, sehingga jerawatnya tidak tercantum. Intinya, kami tidak menemukan korelasi antara keparahan jerawat dengan keparahan HS.

PembahasanLebih dari 40% pasien terdiagnosis depresi. Hal ini tidak mengherankan, karena beberapa studi telah menunjukkan penurunan kualitas hidup pada pasien HS. Kualitas hidup pada HS juga telah terbukti berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit, durasi, nyeri, perubahan yang berkelanjutan dan lokasi yang mungkin lebih terlibat.PembahasanData kami memiliki beberapa keterbatasan. Populasi dipelajari terutama hanya pada Kaukasia dan terbatas pada Minnesota Tenggara. Selain itu, kriteria diagnostik yang ketat yang digunakan, memungkinan ada kasus HS yang tereksklusi. Salah satunya adalah keluhan yang telah dirasakan minimal selama 6 bulan. Hal ini membuat mungkin awal kasus-kasus yang ringan menjadi terlewatkanBahan dan MetodeCatatan medis rawat inap dan rawat jalan yang diperoleh ditinjau dengan menggunakan REP.Semua catatan medis pasien HS untuk pertama kalinya mulai 1 Januari 1968 hingga 31 Desember 2008 diidentifikasi dan diambil menggunakan berbagai kode HICDA (Hospital Adaptation ofthe International Classification of Diseases)Bahan dan MetodeData dianalisis dengan menggunakan paket perangkat lunak SAS versi 9.2KesimpulanWalaupun pada penelitian kami memiliki beberapa keterbatasan, kami telah menunjukkan bahwa HS adalah penyakit langka, meskipun angka kejadiannya yang tampaknya meningkat seiring dengan waktu. Hal ini terkait dengan riwayat merokok saat ini atau sebelumnya, obesitas, dan gender.

KesimpulanSelain itu, ada hubungan antara keparahan HS dan jenis kelamin, serta beratnya HS dan merokok. Ada juga perbedaan penting dalam lokasi keterlibatan antara pria dan wanita. Pasien HS tampak memiliki tingkat depresi tinggi. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan secara prospektif untuk menilai lebih akurat hasil klinis dan perawatan yang optimal pada pasien HS.

TERIMAKASIH