inovisi

5
Sdr diminta untuk membahas kasus tersebut berdasarkan salah satu rujukan teori di textbook dimaksud. Saham Dibekukan 4 Bulan, Inovisi Diduga Manipulasi Laporan Keuangan Muhammad Idris - detikfinance Senin, 18/05/2015 11:41 WIB Jakarta -Sudah hampir empat bulan perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) dihentikan (suspen). Laporan keuangan yang banyak kesalahan jadi penyebab suspensi. Bursa Efek Indonesia (BEI) menemukan sekitar delapan kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan investasi itu pada kuartal III- 2014. Saat ini, baik BEI maupun investor masih menunggu penjelasan perusahaan soal laporan keuangan yang banyak salah itu. "Terkait suspensi saham, Bursa Efek sedang menunggu kejelasan dari manajemen Inovisi. Kalau melihat kejadian yang ada, seperti laporan keuangan yang terkesan dimanipulasi, ada kemungkinan ke arah situ (membohongi investor)," ujar Kepala Riset NH Korindo, Reza Priyambada, kepada detikFinance, Senin (18/5/2015). Pasalnya, kata Reza, para penyusun laporan keuangan Inovisi bukan anak baru dan sudah sekelas perusahaan terbuka dengan jam terbang

Upload: kama-dika

Post on 09-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

KASUS INOVISI

TRANSCRIPT

Sdr diminta untuk membahas kasus tersebut berdasarkan salah satu rujukan teori di textbook dimaksud.Saham Dibekukan 4 Bulan, Inovisi Diduga Manipulasi Laporan KeuanganMuhammad Idris- detikfinanceSenin, 18/05/2015 11:41 WIBJakarta-Sudah hampir empat bulan perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) dihentikan (suspen). Laporan keuangan yang banyak kesalahan jadi penyebab suspensi.

Bursa Efek Indonesia (BEI)menemukan sekitar delapan kesalahan dalam laporan keuanganperusahaan investasi itu pada kuartal III-2014. Saat ini, baik BEI maupun investor masih menunggu penjelasan perusahaan soal laporan keuangan yang banyak salah itu.

"Terkait suspensi saham, Bursa Efek sedang menunggu kejelasan dari manajemen Inovisi. Kalau melihat kejadian yang ada, seperti laporan keuangan yang terkesan dimanipulasi, ada kemungkinan ke arah situ (membohongi investor)," ujar Kepala Riset NH Korindo, Reza Priyambada, kepadadetikFinance, Senin (18/5/2015).

Pasalnya, kata Reza, para penyusun laporan keuangan Inovisi bukan anak baru dan sudah sekelas perusahaan terbuka dengan jam terbang tinggi. Sehingga wajar investor menduga adanya upaya manipulasi laporan keuangan.

"Kalau sekelas Tbk (perusahaan terbuka) pasti sudah ahli, bukan orang yang baru kemarin bikin laporan keuangan. Memang terkesan nakal, meski saya juga tidak tahu apakah memang ada ketidaksengajaan dalam pelaporan keuangan, seperti ada akun-akun yang tidak dimasukkan atau dihilangkan," ujarnya.

Apalagi, kata Reza, saham perusahaan sudah dibekukan cukup lama yaitu sejak Jumat 13 Februari 2015. Ini menunjukkan ada yang tidak beres dengan operasional perusahaan.

"Potensi kecurangan memang ada, apalagi dengan melihat perusahaan yang disuspensi cukup lama, apalagi dengan operasional perusahaan yang katanya bermasalah," katanya.

Sampai saat ini manajemen Inovisi belum bisa dihubungi untuk dimintai penjelasan. Manajemen juga belum berkenan menerimadetikFinanceyang mendatangi kantornya, dan pesan elektronik yang dikirim ke manajemen belum dibalas.(ang/ang)

Saham Inovisi Dibekukan 4 Bulan, Karena Laporan Keuangan Banyak SalahAngga Aliya- detikfinanceSenin, 18/05/2015 10:40 WIB

Jakarta-Perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) masih dihentikan sementara (suspensi) oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu penyebabnya adalah, laporan keuangan yang tidak sinkron dan banyak salah.

Setelah mensuspensi sahamINVS, otoritas bursa pun melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan perusahaan kuartal III-2014. Dari situ diketahui ada delapan poin dalam laporan keuangan Inovisi yang mencurigakan. Manajemen Inovisi sudah menyanggupi untuk memperbaiki laporan keuangannya tersebut.

"Seluruh informasi akan kami sajikan dalam laporan keuangan yang akan segera kirimkan balik ke BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Direktur Inovisi Adrian Ooi, dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (18/5/2015).

Berikut ini kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan Inovisi:1. Bagian utang lain-lain kepada pihak terelasi dan pihak ketiga. BEI menilai bagian ini tidak tie up dengan informasi yang disajikan pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Menurut perusahaan, jumlah utang lain-lain disajikan pada CALK nomor 20 halaman 52 yaitu sebesar Rp 58 miliar.

2. Bagian aset tetap. BEI menilai saldo awal aset tetap tidaktie updengan saldo aset tetap pada LK Tahunan 2013 hasil auditan. Perseroan akan merevisi bagian ini.

3. Bagian laba bersih per saham. BEI menemukan perusahaan menggunakan 'laba periode berjalan', seharusnya menggunakan 'laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk' saja, sehinggaoverstated. Perseroan akan merevisi bagian ini.

4. Bagian pembayaran kas kepada karyawan. BEI menemukan adanya salah kaji, karena berdasarkan LK Tengah Tahunan, pembayaran kas kepada karyawan mencapai Rp 1,91 triliun, tapi pada periode kuartal III-2014 turun menjadi hanya Rp 59 miliar. Tidak terdapat penjelasan apakah terdapat pengembalian dana karyawan. Perusahaan menyatakan seharusnya tertulis Rp 1,9 miliar bukan triliun5. Bagian penerimaan (pembayaran) bersih utang pihak berelasi (laporan arus kas). BEI menemukan adanya indikasi salah kaji, berdasarkan laporan posisi keuangan, pelunasan utang berelasi Rp 124 miliar, tapi di laporan arus kas hanya diakui pembayaran Rp 108 miliar. Perusahaan akan merevisi bagian ini.

6. Bagian laporan segmen usaha. BEI menyatakan perusahaan tidak dapat mengalokasikan 45,5% asetnya kepada masing-masing segmen usaha. Perusahaan akan merevisi bagian ini.

7. Bagian jumlah kewajiban. BEI menyatakan bagian ini tidaktie updengan laporan posisi keuangan. Perusahaan akan merevisi bagian ini.

8. Bagian kategori instrumen keuangan. BEI menyatakan bagian ini tidaktie updengan laporan keuangan tahunan hasil auditan. Perusahaan akan merevisi bagian ini.

Sudah hampir empat bulan perdagangan saham Inovisi dihentikan BEI. Posisi terakhir harga sahamnya Rp 117 per lembar.