inovasi pendokumen flowsheet

Upload: siti-hadijah

Post on 05-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    1/10

     

    Karya Ilmiah: Inovasi Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo  1

    KARYA ILMIAH

    INOVASI SISTEM PENDOKUMENTASIAN TERINTEGRASI

    PADA PELAYANAN KEPERAWATAN INTENSIF

    DI ICCU RSUPN DR. CIPTOMANGUNKUSUMO

    JAKARTA

    Priyanto, Sriyono, YunitaTelp/Fax (024) 6925408, e-mail: [email protected]  

    Analisis Situasi

    RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit pusat rujukan nasionaldiharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif,

    termasuk pelayanan di bidang kardiovaskuler yang menjadi salah satu trend   pelayanan masa kini, yang menjadi tuntutan kebutuhan masyarakat. Upaya

     pengembangan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo telah lama dilaksanakan,dengan penyediaan berbagai fasilitas pelayanan, termasuk  Intensive Coronary

    Care Unit  (ICCU).ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memberikan pelayanan intensive pada

    klien gangguan sistem kardiovaskuler, dengan kapasitas 10 tempat tidur. BOR

    (bed   occupation rate) pada 3 bulan terakhir (awal Desember 2010 - Pebruari

    2011) sekitar 78,5 – 89, 2%, dengan AvLOS (average length of stay) rata-rata 8

    hari dan TOI (turn over interval) sekitar 1-3 hari. Hal tersebut menunjukkan

    tingginya tuntutan kebutuhan akan pelayanan intensive  klien dengan gangguan

    kardiovaskuler.

    ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki sumber daya manusia yang

    cukup memadai diantaranya: dokter spesialis, perawat, pekarya, tenaga

    administrasi, petugas gizi dan petugas farmasi. Berbagai fasilitas telah dimilikitermasuk ruangan yang lengkap dengan obat-obatan dan peralatan emergency,

    sehingga layak disebut sebagai ICCU RS tipe A. Pemberian pelayanan

    keperawatan di ICCU telah dilaksanakan dengan pencapaian keberhasilan

     perawatan pada klien kritis berdasarkan angka AvLOS dan TOI yang rendah.Standarisasi rumah sakit menjadi tuntutan akan kebutuhan perbaikan mutu

     pelayanan di berbagai hal, termasuk dari segi pelayanan keperawatan dandokumentasi. Hal tersebut searah dengan perlunya pengembangan sistem

    dokumentasi keperawatan intensive  yang lebih akuntabel, legality, efisien dan

    efektif yang dapat menunjang peningkatan pelayanan kesehatan.

     Nurses Board of South  Australia (2006) mengidentifikasi bahwa dokumentasi

    harus komprehensif, lengkap, jelas, ringkas, akurat, benar dan jujur. Dokumentasi

    harus tepat waktu, dapat dibaca, permanen dan representatif tentang pengamatan

    dan penilaian terhadap klien secara profesional. Dokumentasi keperawatanmenyeluruh sebagai prasyarat perawatan klien yang baik dan sebagai sarana untuk

    komunikasi kerja sama yang efisien dalam tim perawatan (Ammenwerth, et al,2003 dalam Hector, 2010). Dokumentasi merupakan bentuk pertanggungjawaban

    dan pertanggunggugatan yang diharapkan dapat menjamin pelayanan yang tepat(Yusuf, 2008).

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    2/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 2

    Beberapa bentuk dokumentasi yang dapat digunakan diantaranya: lembar kerja,

    kardeks, rencana perawatan klien,  flowsheets  dan checklists, care maps, clinical pathways dan  monitoring strips. Flowsheet   dan checklist   digunakan dalam

    dokumentasi perawatan yang membutuhkan pengamatan secara teratur dan rutinseperti aktivitas sehari-hari, tanda-tanda vital, intake dan output cairan. Flowsheet  

    merupakan bagian dari catatan kesehatan permanen yang dapat digunakan sebagaidokumentasi keperawatan yang acuntabel dan legality. Dokumentasi keperawatan

    secara berkelanjutan akan meningkatkan umpan balik dalam kontinuitas perawatan (Young et al, 2003 dalam Hector, 2010).

    ICCU sebagai unit pelayanan keperawatan intensive  memerlukan sistem

     pendokumentasian yang lengkap, terstruktur dan sistematis. Hal tersebut

    dibutuhkan untuk memudahkan dalam monitoring kondisi klien sehingga proses

    tindakan medik dan keperawatan dapat diberikan secara berkesinambungan dalam

    mencapai tujuan. Perawat intensive bertanggung jawab terhadap klien sakit akut

    dan kritis beserta keluarganya dalam pemberian pelayanan keperawatan secara

    optimal (Mc Kinley, 2007 dalam Hector, 2010).

    Klien dengan sakit kritis dan tidak stabil sangat rentan terhadap masalah

    kesehatan yang kompleks, sehingga membutuhkan perawatan intensive,kewaspadaan dan berakibat pada peningkatan jumlah serta substansi dokumentasi

    yang dibutuhkan (Carlson, 2009). Urden (2006) dalam Hector (2010) menyatakan

     bahwa perawat intensive  tidak hanya diharapkan mampu melakukan tindakan

    yang tepat dalam situasi perawatan, tetapi harus dapat melakukan dokumentasidengan baik sebagai bagian tanggung jawab penting dalam pemberian pelayanan.

    Aspek dokumentasi keperawatan yang lengkap, menyeluruh dan akurat sangatdibutuhkan dalam penilaian perkembangan kondisi klien, sehingga perawat harus

    mampu menilai kebutuhan klien, mengambil keputusan yang tepat,mengembangkan rencana perawatan dan implementasinya serta melakukan

    langkah pencegahan untuk melindungi klien. Hal tersebut dapat ditingkatkanmelalui sistem pendokumentasian keperawatan yang memadai (McKinley, 2007

    dalam Hector, 2010).

    Lisa & Kriss (1990) dalam penelitian tentang evaluasi penggunaan dokumentasi

     perawatan intensive  di Sidney diperoleh bahwa 72% lebih memilih  flowsheet  

    sebagai dokumentasi pada perawatan intensive; 60% menyatakan  flowsheet  

    sebagai bentuk dokumentasi yang lebih baik karena lebih ekonomis, efisiensi

    waktu, lebih cepat akses data klien; 80% menyatakan  flowsheet   lebih mudah

    untuk mengidentifikasi perkembangan kondisi klien dan; 80% menyatakan lebih

    menyukai penggunaan  flowsheet . Fracassi (1987) dalam Hector (2010)

    menyatakan bahwa  flowsheet   berguna untuk meningkatkan efisiensi perawat

    dalam penggunaan waktu dan meningkatkan akurasi dalam akses data. Kleiber

    dan Chase (1989) menyatakan bahwa sistem dokumentasi  flowsheet   lebih

    menghemat waktu, mudah untuk mencari informasi dan mengurangi jumlahformat yang digunakan (Hector, 2010).Hasil observasi selama 2 minggu di ICCU diperoleh beberapa data terkait tentang

     perlunya dokumentasi  flowsheet   yang lebih terstruktur dan sistematis.Pengembangan intrumen pengkajian dalam bentuk lembar observasi dan

    kuesioner untuk menggali informasi secara lengkap. Hasil kuesioner terhadap 9orang perawat dan tenaga medis di ICCU, diperoleh 88,9% menyatakan

    dokumentasi perlu dibuat dalam bentuk satu format dokumentasi terintegrasi

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    3/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 3

    ( flowsheet ). Hasil observasi terhadap 6 eksemplar dokumentasi keperawatan

    diperoleh bahwa 100% dokumentasi telah ditulis lengkap meliputi: pencatatantentang observasi terhadap susunan saraf pusat, balans cairan, terapi cairan dan

    rencana tindakan medik, akan tetapi beberapa substansi dokumentasi lainnyaseperti catatan program terapi dan intervensi medis belum ditulis lengkap.

    Berdasarkan analisis data tersebut maka perlu adanya pembaharuan melalui proyek inovasi dalam penerapan sistem pendokumentasian terintegrasi berupa

     flowsheet   untuk meningkatkan efisiensi waktu, efektifitas pelayanan sertaakuntabilitas profesi. Keberhasilan pelaksanaan proyek inovasi ini sangat

    ditentukan oleh kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki

    ICCU serta ada tidaknya peluang (opportunity) dan ancaman (threat ).

    Adapun analisis SWOT sebagai berikutnya:

    a.  Kekuatan (Strength).

    ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki sumber daya manusia

    sebanyak 23 orang perawat dengan latar belakang pendidikan rata-rata DIII

    sebanyak 69,56% (16 orang) dan 3 orang diantaranya sedang menempuh

     pendidikan S1; 13,04% (3 orang) berpendidikan S1 dan 1 orang sedang

    melanjutnya S2 dan 17,39% (4 orang) berpendidikan SPK dan sedangmelanjutkan DIII. ICCU memiliki tenaga penunjang meliputi: 2 orang

     pegawai administrasi, 3 orang pekarya, 1 orang petugas gizi, 1 petugas

    farmasi, 4 dokter  fellow konsultan kardiovaskuler yang setiap saat berada di

    ruangan dan siap memberikan pelayanan.Seluruh perawat memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 tahun dengan

    klasifikasi lama kerja 5-10 tahun sejumlah 2 orang (8,70%), lama kerja 10-20tahun sejumlah 8 orang (34,78%) dan lebih dari 20 tahun sejumlah 13 orang

    (56,52%). Hampir seluruh perawat bersertifikat ICCU yaitu: 21 orang(91,30%) telah mengikuti pelatihan Basic Life Support  (BLS) dan sebanyak 20

     perawat (86,96%) telah mengikuti pelatihan kardiologi dasar, walaupun masihada 2 orang yang belum mengikuti pelatihan BLS dan 3 orang belum

    mengikuti pelatihan kardiologi dasar karena masih melanjutkan pendidikan.

    Rata-rata rasio perawat klien dengan 10 tempat tidur diperoleh 1 banding 2

    dengan tingkat ketergantungan klien sebagian besar  partial-total care.

    Berdasarkan penghitungan rasio dan beban kerja diharapkan tidak terjadi

    kelebihan beban kerja. Hal tersebut memungkinkan diterapkannya sistem

     pendokumentasian keperawatan yang terintegrasi dalam bentuk flow sheet .

     b. 

    Kelemahan (Weakness).

    Hal penting yang menjadi kelemahan diantaranya: staf perawat belum pernah

    terpapar model dokumentasi  flowsheet , sehingga perlu pengenalan dan

     pelatihan tentang dokumentasi tersebut; belum adanya keseragaman tentang

     penerapan dokumentasi asuhan keperawatan, termasuk penulisan nama, inisial

    maupun paraf perawat pada lembar dokumentasi; penulisan dokumentasi belum sepenuhnya merujuk pada sistem pendokumentasian yang benar.Berdasarkan kelemahan yang ada masih memungkinkan berbagai upaya

    dilakukan seperti pengadaan pelatihan, persamaan persepsi tentangdokumentasi, penyegaran tentang dokumentasi yang baik dan benar,

     penetapan konsekuensi bersama tentang pentingnya dokumentasi sebagaiaspek legalitas profesi.

    c. 

    Kesempatan (Opportunity).

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    4/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 4

    Beberapa peluang yang ada diantaranya: sistem manajemen di ICCU telah

    mendukung dalam pengembangan kualitas sumber daya melalui pendidikandan pelatihan berkelanjutan, termasuk pengembangan sistem

     pendokumentasian yang lebih komprehensif; kondisi ruangan yang memadai,luas dan terbuka dengan ketersediaan sarana dan prasarana mendukung

    memungkinkan untuk dilaksanakan penerapan dokumentasi; adanya team praktikan kedokteran, keperawatan maupun peserta pelatihan menjadi sumber

    daya yang bermanfaat dalam sumbangsih tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam keperawatan kritis. Beberapa

     perawat saat ini sedang melaksanakan pendidikan lanjut, sehingga akan

    meningkatkan efektifitas tentang pemberian pelayanan kesehatan pada masa

    yang akan datang. Penanggung jawab ICCU juga sedang melaksanakan

     pendidikan berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam

    memanajemen pelayanan dengan baik termasuk pengembangan aplikasi

    sistem pendokumentasian  flow sheet . Kemampuan dalam memanfaatkan

    kesempatan terhadap beberapa hal tersebut secara bersama-sama dapat

    menunjang pelaksanaan aplikasi sistem pendokumentasian flowsheet .

    d. 

    Ancaman (Threat)Beberapa hal yang menjadi ancaman yaitu: penerapan berbagai standarisasi

    RS yang menjadi tuntutan mutu pelayanan pada area pelayanan intensive yang

    semakin berkembang, sehingga perhatian terhadap dokumentasi berbasis

    tehnologi dan elektronik menjadi hal yang akan semakin berkembang di masayang akan datang.

    Berdasarkan analisis SWOT, proyek inovasi memungkinkan sekali diterapkansekaligus menjadi kebutuhan penting untuk menunjang pengembangan

     pelayanan kesehatan yang lebih baik di masa yang akan datang, dengan tetapmemperhatikan keempat hal tersebut di atas.

    Proyek Inovasi

    Proyek inovasi dilaksanakan selama 5 minggu, tanggal 4 April sampai 20 Mei

    2011 di ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Sumber dana proyek inovasi

     berasal dari swadana team yang didukung oleh penanggung jawab dan staf

     perawatan di ICCU.

    Rangkaian kegiatan proyek inovasi ini dimulai dari identifikasi fenomena secara

    umum terkait pelayanan keperawatan di ICCU. Fenomena yang ditemukan

    selanjutnya dikonsultasikan kepada penanggung jawab ruangan, supervisor utama

    dan supervisor. Rangkaian kegiatan proyek inovasi meliputi: penyusunan proposal

    dan instrumen pengumpulan data, eksplorasi data awal, identifikasi masalah,

     pembuatan rancangan  flowsheet   beserta petunjuk teknik pengisian. Presentasi

    dilaksanakan setelah hal tersebut dipersiapkan dengan baik. Uji coba dan

    implementasi sistem pendokumetasian terintegrasi ( flowsheet ) dilaksanakan sesuaidengan hasil diskusi dan kesepakatan bersama dengan seluruh pimpinan dan stafdi ICCU. Evaluasi sebagai tahap akhir dari proses kegiatan untuk mengukur

     pencapaian hasil. Rangkaian proses diakhiri dengan penyusunan laporan hasil dandiskusi serta tercapai kesepakatan tentang kebijakan penggunaan dokumentasi

    terintegrasi dalam bentuk flowsheet  di ICCU.Pada tahap awal kegiatan dimulai dengan pembentukan tim pelaksana dari team

     Ners spesialis keperawatan medikal bedah peminatan kardiovaskuler. Tim

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    5/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 5

    dibentuk dan bertanggungjawab terhadap penyusunan proposal proyek inovasi.

    Tim melakukan eksplorasi data dengan menggunakan instrumen pengkajian yangterdiri atas pedoman observasi dan kuesioner pada. Instrumen pengkajian

    dikonsultasikan kepada supervisor untuk mendapatkan  feed back   dan akandilakukan revisi instrumen sesuai dengan hasil konsultasi.

    Hasil pengumpulan data diolah dan dianalisis, selanjutnya diidentifikasi masalahdengan solusi pemecahan masalah berupa aplikasi dokumentasi terintegrasi

     flowsheet . Proposal proyek inovasi dipresentasikan dan diskusi bersama dengandokter penanggung jawab, kepala ruangan dan staf ICCU. Hasil diskusi diperoleh

    kesepakatan tentang persiapan bentuk dan model flowsheet yang lebih praktis dan

    aplikatif, penetapan rencana uji coba dan pelaksanaan implementasi dokumentasi.

    Uji coba dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 2 sampai 3 Mei 2011,

    dilanjutkan dengan implementasi flowsheet  tanggal 4 sampai 6 Mei 2011.

    Pelaksanaan uji coba dan implementasi dilaksanakan bersama oleh staf dan team

    secara berkesinambungan. Selama proses uji coba dan implementasi dapat

    teridentifikasi berbagai permasalahan maupun kesulitan, sehingga berbagai

    masukan menjadi bahan yang berharga untuk penyempurnaan form  flowsheet .

    Pelaksanaan proyek inovasi team keperawatan kardiovaskuler berlangsung selamalima hari yang terdiri dari uji coba form flowsheet  selama dua hari dan dilanjutkan

    dengan implementasi selama tiga hari. Sebelum implementasi dilakukan

    revisi/perbaikan form  flowsheet   sesuai dengan saran dan masukan perawat

    ruangan. Kegiatan tersebut berlangsung dengan keterlibatan secara penuh baik perawat ruangan maupun residen perawat dalam proses pendampingan. Perawat

    dan residen bersama-sama terlibat dalam proses aplikasi sistem pendokumentasian flowsheet  secara berkesinambungan. Proses uji coba dan implementasi  flowsheet  

    dilakukan pemantauan sepanjang tiga shift yaitu pagi, sore dan malam sehinggamonitoring terhadap klien dan pendokumentasian perkembangan klien berjalan

    secara berkelanjutan. Penanggung jawab ruangan proaktif dalam memberikanmotivasi kepada staf dalam proses pengisian dokumentasi flowsheet .

    Beberapa perawat sangat aktif dan tertarik dengan adanya uji coba penggunaan

     flowsheet   sebagai bentuk pendokumentasian yang baru serta memberikan

    masukan untuk penyempurnaan form. Dokter dan tenaga kesehatan lain aktif

    terlibat dalam pengisian  flowsheet   sehingga komunikasi tim kesehatan dapat

     berjalan dengan lancar. Beberapa kesulitan yang ditemukan dalam pengisian

     flowsheet diatasi bersama dengan melakukan training  atau bimbingan serta

    menyamakan persepsi antara residen perawat dan perawat ruangan dengan

    merujuk pada petunjuk teknis pengisian  flowsheet   yang ada. Hasil evaluasi uji

    coba diperoleh adanya beberapa masukan terkait cara pengisian dan beberapa

    substansi dari komponen dokumentasi. Secara keseluruhan dalam proses uji coba

    dan implementasi tidak ditemukan kendala maupun hambatan yang bermakna.

    Survei tentang kelayakan penerapan  flowsheet   pada pelayanan di ICCUdilaksanakan pada evaluasi akhir proyek inovasi dengan mempertimbangkanaspek keunggulan dan kelemahannya. Evaluasi akhir dilakukan selama dua hari

    mulai tanggal 9 sampai 10 Mei 2011. Seluruh rangkaian proyek inovasidiakumulasikan dalam bentuk laporan akhir yang dipresentasikan di hadapan

    dokter penanggung jawab, bidang keperawatan dan kepala ruangan selaku pengambil kebijakan serta seluruh staf perawat ICCU. Bersama-sama telah

    disepakati terkait rekomendasi tentang pentingnya dokumentasi dan rencana

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    6/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 6

     penetapan penggunaan flowsheet  pada pelayanan di ICCU saat ini, dengan tetap

    memperhatikan penyempurnaan sistem dokumentasi dari waktu ke waktu..

    5.1 

    PembahasanRSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan rumah sakit pusat rujukan nasional

    dengan salah satu unggulan pelayanan yaitu kardiovaskuler. ICCU dituntut dapatmemberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif mulai dari pengkajian,

     perencanaan, implementasi tindakan sampai kepada evaluasi, sehingga diperlukan bentuk dokumentasi asuhan keperawatan yang lebih spesifik dan terintegrasi.

    Pelaksanaan proyek inovasi dilakukan berdasarkan rencana kegiatan yang telah

    ditetapkan bersama antara tim praktikan residen ners spesialis dengan penanggung

     jawab dan staf ICCU. Identifikasi permasalahan tentang penerapan sistem

     pendokumentasian dimulai dari hasil pengolahan dan analisis data yang diperoleh

    dari proses pengumpulan data. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi,

    wawancara, kuesioner dan arsip dokumentasi yang digunakan di ICCU.

    Farland & Farlane (1997) dalam Dalhar (2008), menyatakan bahwa pengkajian

    merupakan proses pengumpulan data obyektif dan subyektif dari klien. Beberapa

    hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain: memahami secarakeseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh ruangan, mengumpulkan semua

    informasi yang bersangkutan pada masa lalu dan saat ini serta sesuatu yang

     berpotensi menjadi masalah (Gordon, 1994 dalam Dalhar, 2008). Pengkajian

    menjadi hal mendasar untuk memperoleh informasi dan data dalam penegakansuatu permasalahan.

    Kebutuhan sistem pendokumentasian secara terintegrasi dalam bentuk  flowsheet  menjadi tuntutan aspek legalitas pemberian pelayanan keperawatan. Dokumentasi

     berfungsi sebagai sarana komunikasi antara profesi kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti

     pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan (Yusuf, 2008).Sistem pendokumentasian yang baik menjadi salah satu bentuk

     pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap pelayanan yang diberikan

    termasuk pelayanan keperawatan yang profesional.

    Pemantauan terhadap kondisi klien yang dirawat di ruang intensive harus

    dilakukan secara terus menerus agar diketahui perkembangan kondisi klien dan

    kegawatan yang terjadi sehingga diambil tindakan yang tepat, sehingga sistem

     pemantauan dengan format flowsheet  ini merupakan salah satu bentuk solusi yang

    dapat diaplikasikan dalam perawatan klien kritis. Hal ini sesuai dengan yang

    dikemukakan oleh Hudak dan Gallo (1997) bahwa asuhan keperawatan kritis

    membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan situasi kritis dengan kecepatan

    dan ketepatan yang tidak selalu dibutuhkan pada situasi keperawatan lain. Dalam

    situasi ini dibutuhkan keahlian dalam penyatuan informasi, membuat keputusan

    dan membuat prioritas.Trend perkembangan kondisi klien pada perawatan intensif memerlukan sistem pemantauan yang ketat, yang dapat segera memberikan gambaran atau informasi

    terkait perkembangan klien. Sistem pendokumentasian  flowsheet  ini dapat dilihattrend perkembangan terutama pada monitoring tanda-tanda vital yang

    digambarkan dalam bentuk grafik. Klien dengan masalah gangguan keseimbangancairan dan elektrolit memerlukan pemantauan ketat pada keseimbangan cairan

    sehingga dengan penggunaan sistem dokumentasi  flowsheet   ini dapat diperoleh

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    7/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 7

    informasi terkait intake dan output cairan serta data balans cairan yang lebih

    akurat, sehingga pengaturan kebutuhan cairan klien dapat dilakukan dengan lebihtepat berdasarkan data yang ada.

    Kesepakatan tentang pemilihan sistem pendokumentasian dilaksanakan bersamatim yang ada, sehingga diharapkan dapat memberikan persepsi yang sama

    terhadap bentuk pendokumentasian yang akan digunakan. Davidoff dalam AyiSetiabudi (2011) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian

    dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehinggadidapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri

    individu. Adanya kesamaan persepsi dapat bermanfaat untuk menunjang kerja

    sama tim kesehatan lebih harmonis. Kerja sama antar tim kesehatan tersebut

    diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi secara paripurna agar hasil

    yang dicapai lebih maksimal.

    Dokumentasi adalah setiap penglihatan/bukti fisik dapat berupa tulisan, foto, dan

    lain-lain, yang telah dilakukan dan dapat dikumpulkan /dipakai kembali atau

    semua data otentik yang dapat dibuktikan secara hukum dan dapat dipertanggung

     jawabkan sesuai dengan aturan dan dapat digunakan untuk melindungi klien

    (informed concent ). Dokumentasi keperawatan menjamin kelanjutan perawatan dimasa mendatang sehingga klien mendapatkan pelayanan yang tepat (Yusuf,

    2008). Sistem dokumentasi yang dilaksanakan harus mencakup semua data yang

    diperlukan untuk dapat memantau kondisi klien. Sistem pendokumentasian

    dengan format flowsheet  ini penting diterapkan karena telah mencakup semua datayang diperlukan untuk memantau perkembangan kondisi klien.

    Harnawatia (2008) menyatakan bahwa pendokumentasian klien harus lengkap,karena pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, dapat memberikan

    kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien.Pendokumentasian yang lengkap dan akurat, diharapkan dapat membantu

    meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.Hasil analisis data yang diperoleh dari observasi pengisian format  flowsheet  

    selama tiga implementasi pada tiga klien yang diikuti selama tiga shift (8 lembar

     flowsheet ), didapatkan data bahwa pengisian kolom tanda-tanda vital belum

    semuanya lengkap meliputi suhu yang belum dicantumkan sebanyak 62,5%, data

    mean arterial pressure (MAP) tidak dituliskan sebanyak 50%, dan data tekanan

    darah (TD), nadi dan pernapasan belum lengkap sebanyak 25%.

    Kelengkapan penulisan catatan perkembangan (SOAP) oleh perawat didapatkan

    data bahwa 5 flowsheet  (62,5%) telah terisi secara lengkap. Dari 8  flowsheet  yang

    dianalisa, sebanyak 6 flowsheet  (75%) telah menggambarkan perkembangan klien.

    Perkembangan klien mudah untuk dievaluasi dengan melihat data yang dituliskan

    dalam flowsheet . Kolom order dokter ditemukan bahwa semua (100%)  flowsheet  

    terdapat catatan order dokter, namun hanya satu (12,5%) tenaga kesehatan lain

    yang menuliskan ordernya pada kolom order tenaga kesehatan lain.Dalam pengisian flowsheet , belum semua tindakan yang disertai dengan penulisannama jelas dan diparaf. Dari 8  flowsheet   yang dianalisa, ditemukan sebanyak 5

    (62,5 %)  flowsheet   yang tidak ada tanda tangan dokter yang memberikan order pada kolom order dokter, sedangkan perawat yang tidak mencantumkan inisial

    dan paraf pada kolom tindakan ditemukan ada 4 (50%) flowsheet .Selama tiga hari pengisian  flowsheet , dipantau keterlibatan dan keaktifan perawat

    ruangan dalam pengisian  flowsheet . Selama masa implementasi  flowsheet ,

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    8/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 8

    ditemukan bahwa 4 (50%)  flowsheet   telah diisi oleh perawat ruangan. Terdapat

    kesalahan dalam pencatatan data sebanyak 5  flowsheet   (62,5%). Untukkemudahan dalam mencari kembali data yang telah didokumentasikan ke dalam

     flowsheet   didapatkan bahwa 100%  flowsheet   dapat memberikan kemudahan.Pemberian paraf dalam kolom medikasi didapatkan 5  flowsheet   (62,5%) telah

    dilengkapi dengan paraf perawat yang memberikan medikasi. Keteraturan pengisian balans cairan didapatkan 6  flowsheet   (75%) yang sudah lengkap diisi.

    Kelengkapan pengisian asuhan keperawatan, ditemukan sebanyak 5  flowsheet  (62,5%) tidak dilengkapi dengan etiologi dari diagnosa keperawatan yang

    ditegakkan. Hasil laboratorium telah didokumentasikan pada seluruh  flowsheet  

    (100%).

    Adapun evaluasi penerapan dokumentasi flowsheet  melalui kuesioner terhadap 12

     perawat pelaksan diperoleh data: 11 perawat (91,6%) menyatakan bahwa

     pendokumentasian  flowsheet   telah mewakili dokumentasi yang baik, jelas,

    terstruktur dan sistematis. Seluruh perawat (100%) menyatakan

     pendokumentasian  flowsheet   sudah memiliki seluruh komponen data yang

    diperlukan untuk klien. 10 perawat (83.3%) menyatakan bahwa melalui

    dokumentasi  flowsheet , lebih mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan.Seluruh perawat (100 %) menyatakan dokumentasi  flowsheet  cukup komunikatif

    memberikan informasi tentang kondisi klien. Seluruh perawat (100%) menyatakan

     bahwa melalui dokumentasi  flowsheet   mudah untuk melihat perkembangan

    kondisi klien. Seluruh perawat (100%) menyatakan dokumentasi  flowsheet  dapatdilakukan secara terintegrasi dengan tim kesehatan lain. Sebanyak 10 perawat

    (83.3%) menyatakan dokumentasi  flowsheet   lebih mudah digunakan untukmemantau secara ketat kondisi klien. Ada 4 perawat (33.3 %) menyatakan

     pengisian dokumentasi  flowsheet   lebih mudah dilakukan, sedangkan yangmenyatakan bentuk fisik ukuran kertas dokumentasi  flowsheet   terlalu besar

    sebanyak 8 perawat (66.6%).Hasil analisis selanjutnya diperoleh data bahwa seluruh perawat (100%)

    menyatakan dokumentasi  flowsheet   telah mencantumkan dokumentasi proses

    keperawatan. Ada 9 perawat (75 %) menyatakan pengisian dokumentasi flowsheet  

    membutuhkan waktu yang lama, meskipun sebanyak 11 perawat (91.6%)

    menyatakan dokumentasi  flowsheet   layak diterapkan sebagai format monitoring

    klien di ruang ICCU. Seluruh perawat (100%) menyatakan dokumentasi flowsheet  

    telah menggambarkan aplikasi praktek keperawatan profesional dan seluruh

     perawat (100%) menyatakan setuju penerapan sistem dokumentasi menggunakan

     flowsheet . Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan menurut saran

     beberapa perawat pelaksana di ICCU diantaranya: 1) adanya kesulitan dalam

     penulisan grafik dan perlu penyederhanaan dalam bentuk angka; 2) perlu

     penambahan kolom untuk terapi medikasi dan cairan serta; 3) perlu dibuat ukuran

    kertas/form dokumentasi flowsheet  yang lebih kecil. Perry & Potter (2005) menyatakan bahwa dokumentasi merupakan segala sesuatuyang tertulis atau tercetak yang dapat dapat diandalkan sebagai catatan tentang

     bukti bagi individu yang berwenang. Dokumentasi merupakan salah satu alat yangsering digunakan dalam komunikasi keperawatan dalam memvalidasi asuhan

    keperawatan, sebagai sarana komunikasi antar tim kesehatan lainnya danmerupakan dokumen paten dalam pemberian asuhan keperawatan (Nursalam,

    2001).

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    9/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 9

    Implikasi

    ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memberikan pelayanan kesehatan

    secara komprehensif, dengan pengembangan fasilitas dan berbagai sarana pendukung untuk memenuhi tuntutan sebagai pusat rujukan nasional di bidang

    kardiovaskuler. Peningkatan pelayanan terintegrasi pada seluruh rangkaiankegiatan pelayanan termasuk didalamnya tentang perbaikan sistem dokumentasi.

    Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanankesehatan, sebagai aspek legalitas profesi.

    Proyek inovasi tentang aplikasi pendokumentasian flowsheet  di ICCU RSUPN Dr.

    Cipto Mangunkusumo telah terlaksana dengan baik berkat kerja sama team

     pelaksana dengan dukungan sepenuhnya dari pihak ruangan. Proyek inovasi

    merupakan salah satu bentuk pembaharuan untuk meningkatkan dan memperbaiki

     pelayanan.

    Kemampuan menjadi agen pembaharu perlu dimiliki oleh seorang ners spesialis

    keperawatan medikal bedah. Orientasi terhadap kebutuhan pembaharuan menjadi

    hal penting dalam mencermati situasi dan permasalahan yang berdampak besar

    terhadap pemberian pelayanan. Temuan yang mendasar akan fenomena kebutuhan penerapan dokumentasi flowsheet , perlu tindakan lanjut melalui proyek inovasi.

    Hasil implementasi sistem pendokumentasian terintegrasi dalam bentuk flowsheet  

    menunjukkan bahwa flowsheet  merupakan bentuk pendokumentasian yang efektif

    dan efisien. Flowsheet   memberikan informasi yang menyeluruh terkait perkembangan kondisi klien dari waktu ke waktu. Komunikasi antar tim

    kesehatan dapat lebih dimaksimalkan dengan melakukan pencatatan pada lembaryang sama, sehingga aplikasi  flowsheet   sebagai sistem pendokumentasian di

    ICCU dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnyaasuhan keperawatan pada klien dengan kondisi kritis.

    ReferensiAlligood, M.R. (2010).  Nursing theory: utilization & application. 4

    th  edition,

    Mosby Elsevier Inc. Maryland, Missouri 63043.

    American Heart Associations, (2005),  Acute coronary syndrome stabilization,

    diperoleh 14 April 2011, dari http://americanheart.org.

    Chulay, M. C., Burns, S. M. (2006). AACN : Essentials of crtitical care nursing,

    International Edition, San Fransisco: McGraw-Hill.

    College of Registered Nurses of British Columbia. (CRNBC) .(2007). Nursing

     Documentation.

    Fishbach, F.T (1991). Documenting care: communicating, the nursing process &

    documentation standar . Philadelphia: F.A Davis Company.

    Hector D.S.(2010)  A Retrospective analysis of Nursing Documentation in The

     Intensive Care Unit of Academic Hospital in The Western Cape 

    Kalim.H., Idham. I., & Irmalita, (2004), Tata laksana sindroma koroner akutdengan ST-elevasi. Jakarta: PERKIKozier, E., & Blains, W., (1995), Fundamental of Nursing. St Louis : Addison-

    Wesley Publishing Company, Inc.Lisa & Kriss (1990) The flow sheet: improving documentation in the intensive

    care unit . Diperoleh tanggal 14 April 2011 http://www.ciap.health.nsw.gov.au/hospolic/stvincents/ 1990/a10.html.

  • 8/15/2019 inovasi pendokumen flowsheet

    10/10

     

    Karya Ilmiah: Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 10

    Parker, M. E (2001),  Nursing Theories And Nursing Practice, Philadelphia : F.A

    Davis Company.Philcher, et al. (2005). Outcomes, cost and long term survival of patients referred

    to a regional weaning centre. diperoleh 22 Pebruari 2011, darihttp://thorax.bmj.com 

    Wiegand, D.J.L.M. & Carlson, K.K. (2005). Procedure manual for critical care.Fifth Edition. Elsevier Saunders. 11830 Westline Industrial Drive, St.

    Louis Missouri 63146.Wilkinson, J.M. (2005). Nursing diagnosis handbook: with NIC intervention and

     NOC outcomes. 8 th. Edition, New Jersey: Prentice Hall.

    Woods, S. L, Froelicher, E. S, Motzer, S. A, Bridges, E. J, (2005), Cardiac

    nursing, 5th

    . edition, Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

    Yusuf, S. (2008).  Dokumentasi dalam keperawatan, diperoleh 14 April 2011 

    http://saliqyusuf.blog.friendster.com/2008/11/dokumentasi-keperawatan