infrastruktur daerahinfrastruktur daerah 1-160517.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan...

24
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN AIR MINUM MELALUI PENERAPAN RENCANA PENMANAN AIR MINUM Hal. 13 INFRASTRUKTUR DAERAH INFRASTRUKTUR DAERAH Edisi 1/ Tahun II/ 2017 Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA 2018 17 Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016: Kota Makassar 7 Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah 15 Bulen BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur Daerah Penyelenggaraan Infrastruktur Daerah

Upload: hangoc

Post on 05-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN AIR MINUM

MELALUI PENERAPAN RENCANA PENMANAN AIR MINUM Hal. 13

INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH Edisi 1/ Tahun II/ 2017

Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA 2018

17

Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016: Kota Makassar

7

Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah

15

Buletin

BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SINKRONISASI DAN HARMONISASISINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur DaerahPenyelenggaraan Infrastruktur Daerah

Page 2: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

peristiwa

4 Sinkronisasi dan Harmonisasi

Perencanaan Program

Penyelenggaraan Infrastruktur Daerah

Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA 2018

7

10

Sinergi Pelaksanaan Pemantauan dan

Evaluasi DAK ke Daerah

17

Penyelenggaraan Rapat Koordinasi

Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah

13 Sosialiasi dan Pelatihan Aplikasi e-Planning dalam Pengusulan Kegiatan DAK TA 2018

Edisi 1 Tahun II 2017 Daftar isi

2

15

Artikel utama

informasi

23

Serba-serbi

19

Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016:

Kota Makassar

Optimalisasi DAK Irigasi

untuk Percepatan Pemulihan Fungsi Irigasi

Kinerja Penyelenggaraan DAK TA 2016 dan Lokasi Prioritas Penyelenggaraan DAK TA 2018

20 Kerjasama TNI dan Kementerian PUPR

dalam Percepatan

Pembangunan Infrastruktur Daerah

7

13

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

4

10

17

20

Page 3: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto/saran maupun tanggapan terkait bidang Fasilitasi Pendanaan Infrastruktur Daerah ke email

[email protected]. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai tema penerbitan dan ketersediaan jumlah

halaman/ rubik.

Pelindung

Anita Firmanti

Penanggung Jawab

Widiarto

Dewan Redaksi

Riono Suprapto Andie Pramudita Fajar Eko Antono

Pemimpin Redaksi

Irma Rahmawati

Penyunting Redaksi

Annisa Maulina

Bagian Produksi

Zamzuli, Agus Soegiono, Asep Sultoni, Dewi

Udiarti, Yunaedah

Bagian Distribusi

Dodi Herdiawan, Agung Tego

Kontributor

Taufik Perdana, Irma

Rahmawati, Annisa Maulina, Indah Indriasputri,

Rully Dermawati, Hasiholan Manuruk

Desain

Annisa Maulina, Keziah Cahya V.

Alamat Redaksi

Gedung Menteri PUPR Lt.5

Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru Jakarta

Selatan, 12110,

Telp 021-7229463

Email

[email protected]

Cover:

Infrastruktur Irigasi

Lokasi: D.I Kripik Kec. Gunungpati

Editorial

3

Pembaca yang budiman,

S elamat berjumpa dalam edisi ke-1 Tahun II Buletin

Infrastruktur Daerah. Dalam edisi ini kami menyajikan

liputan utama terkait Sinkronisasi dan Harmonisasi

Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Daerah. Mengacu pada UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah

dijelaskan bahwa kementerian atau lembaga pemerintah

nonkementerian wajib melakukan sinkronisasi dan harmonisasi

dengan daerah guna mencapai target pembangunan nasional.

Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah dapat dilihat dari adanya hubungan dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan Desentralisasi

dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk

mengatur urusannya. Kebijakan yang dapat diambil Daerah adalah

dalam batas-batas otonomi yang diserahkan kepadanya dan tidak

boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih

tinggi yaitu norma, standar dan prosedur yang ditentukan Pusat.

Otonomi daerah telah memberikan semangat dan kewenangan yang

besar bagi Pemerintah Daerah untuk menata dan mewujudkan

pembangunan daerah. Aspirasi masyarakat, potensi sumber daya

alam dan manusia, serta karakteristik khas masing-masing daerah

merupakan faktor yang dipertimbangkan Pemerintah Daerah dalam

menyusun arah kebijakan dan target pembangunannya.

Pada edisi ke-1 ini kami juga mengulas mengenai berbagai topik lain

diantaranya adalah informasi terkait: Kinerja Pelaksanaan DAK TA

2016: Kota Makassar; Optimalisasi DAK Irigasi untuk Percepatan

Pemulihan Fungsi Irigasi; Sosialiasi dan Pelatihan Aplikasi e-Planning

dalam pengusulan kegiatan DAK TA 2018; Penyelenggaraan Rapat

Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur Daerah; Kebijakan DAK

Bidang Infrastruktur TA 2018; dan Sinergi Pelaksanaan Pemantauan

dan Evaluasi DAK ke Daerah; serta peristiwa seputar Kerjasama TNI

dan Kementerian PUPR dalam Percepatan Pembangunan

Infrastruktur Daerah

Selamat membaca,

Tim Redaksi

Buletin

Infrastruktur Daerah

Page 4: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

4

Jalan Lingkungan (Dok: Balai Pusdata)

H ubungan Pemerintahan Pusat - Daerah

memiliki sejarah yang panjang sejak

jaman kolonial. Sejak proklamasi hingga

saat ini, tercatat 8 UU Pemerintah Daerah

telah dirumuskan untuk mengatur pelaksanaan

Pemerintahan Daerah. Peristiwa Reformasi yang terjadi

pada tahun 1998 telah membawa perubahan yang

mendasar dalam hubungan pemerintahan pusat –

daerah. Pendekatan pemerintahan yang sentralistik

pada masa orde baru berganti menjadi pendekatan

yang desentralistik. Bahkan bagi beberapa daerah

tertentu diberikan kekhususan dalam bentuk otonomi

khusus.

Otonomi daerah telah memberikan semangat dan

kewenangan yang besar bagi Pemerintah Daerah

(Pemda) untuk menata dan mewujudkan pembangunan

daerah. Aspirasi masyarakat, potensi sumber daya alam

dan manusia, serta karakteristik khas masing-masing

daerah merupakan faktor yang dipertimbangkan

Pemda dalam menyusun arah kebijakan dan target

pembangunannya. Banyak daerah berlomba

meningkatkan angka pertumbuhan ekonominya

dengan memprioritaskan sektor unggulan, seperti

pertanian, wisata, industri, perdagangan dan jasa.

Target pertumbuhan ekonomi tersebut berkorelasi erat

dengan meningkatnya kebutuhan dukungan

infrastruktur yang handal dan memadai. Kebutuhan

tersebut setidaknya tergambar dari usulan anggaran

Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017 Infrastruktur PUPR

yang diajukan oleh Pemda kepada Pemerintah Pusat.

Total usulan DAK untuk Bidang Jalan, Irigasi, Air Minum,

Sanitasi dan Perumahan mencapai Rp 292,9 T.

Di sisi lain, Pemerintah Pusat melalui RPJMN dan

Nawacita masih memiliki sejumlah agenda yang harus

segera dituntaskan menjelang berakhirnya masa kerja

Kabinet Kerja di Tahun 2019. Kondisi perekonomian

global yang menurun yang berimbas pada menurunnya

pendapatan negara membuat penggunaan anggaran

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 4

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERENCANAAN SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERENCANAAN SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERENCANAAN PROGRAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DAERAHPROGRAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DAERAHPROGRAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DAERAH

Page 5: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

5

“ ”

Sumber: World Bank

semakin fokusnya program pembangunan nasional.

Semakin terbuka lebarnya akses masyarakat terhadap

arus informasi dan teknologi mengakibatkan tuntutan

masyarakat terhadap pelayanan publik yang

berkualitas semakin kuat. Batasan kewenangan urusan

pemerintahan yang telah dikelompokkan dalam UU

23 / 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi

tidak relevan jika menggunakan kacamata masyarakat

awam. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah memiliki tanggung jawab yang sama besarnya

dalam mewujudkan pelayanan publik, dan

memajukan perekonomian nasional yang merupakan

hakikat dari otonomi daerah.

UU 23 / 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah

mengamanatkan kepada Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah untuk melakukan koordinasi

teknis, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, dan evaluasi pembangunan. Tujuan

utama dari koordinasi teknis dimaksud yaitu

menciptakan program pembangunan nasional dan

daerah yang sinkron dan harmonis, sehingga dapat

mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sebagai contoh, dalam pembangunan bendungan

yang dilakukan oleh Kementerian PUPR memerlukan

dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam

proses pembebasan lahan dan sosialisasi kepada

masyarakat di sekitar lokasi pembangunan. Jika

bendungan telah operasional, air baku yang

bersumber dari bendungan tersebut dapat menjadi

sumber air baku untuk air minum ataupun mengaliri

daerah irigasi disekitarnya.

Menindaklanjuti amanat UU 23 / 2014 tersebut,

Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PPN/

Bappenas mengadakan acara Rapat Koordinasi Teknis

(Rakortek) Pusat – Daerah dengan

melibatkan seluruh K/L pembina 32 Urusan

Pemerintahan Konkuren dan 34 Pemerintah Daerah

Provinsi. Acara dilaksanakan di 2 regional, yaitu Wila-

yah Barat di Batam (21 s.d 23 Februari 2017) dan

Wilayah Timur di Makassar (28 Februari – 2 Maret

Pemerintah Daerah Provinsi melakukan

koordinasi dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk memasukkan usulan

program dan kegiatan beserta data

dukungnya ke dalam e-planning. Hasil Ra-

kortek akan menjadi bahan bagi rangkaian

berikutnya dalam

proses penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2018.

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

5

Penyelenggaraan Rakortek di Kota Makassar

belanja negara harus diprioritaskan pada sektor

unggulan yang diharapkan memiliki daya ungkit

ekonomi paling optimum. Dalam Rancangan RKP

2018, jumlah Prioritas Nasional (PN) adalah 10 PN.

Jumlah tersebut menurun dibanding tahun 2017

yang berjumlah 23 PN. Hal tersebut menunjukkan

Page 6: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

6

2017). Tujuan pelaksanaan acara tersebut yaitu: a)

Sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional

dan daerah serta pembangunan antar

daerah Tahun 2018, dan b) Penyelarasan program,

kegiatan, proyek, target, lokasi, dan anggaran

pembangunan nasional antara pemerintah pusat,

provinsi, kabupaten/kota masing-masing bidang

urusan pemerintahan Tahun 2018. Keluaran yang

diharapkan dari Rakortek yaitu data/informasi awal

arah Program Prioritas Nasional Tahun 2018 dalam

rangka: a) Penyusunan program, kegiatan, proyek,

target, lokasi, dan anggaran pusat dan daerah

dalam pencapaian target pembangunan nasional

Tahun 2018; b) Terwujudnya komitmen daerah

dalam mendukung pencapaian program prioritas

nasioal tahun 2018; c) Tersusunnya daftar urutan

usulan prioritas pusat dan daerah tahun 2018.

Pemerintah Pusat (K/L pembina Urusan

Pemerintahan, Bappenas dan Kemendagri)

melakukan pembahasan (desk) dengan Pemerintah

Daerah (Bappeda Provinsi dan SKPD Teknis

Provinsi). Desk dibagi berdasarkan Urusan

Pemerintahan Konkuren yang terdapat dalam

Lampiran UU 23 / 2014. Kementerian PUPR sebagai

pembina 2 Urusan, yaitu Urusan Pekerjaan Umum

dan Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman

hadir dalam 2 desk, yang masing-masing terdiri dari

perwakilan dari Setjen, Ditjen SDA, Ditjen BM, Ditjen

CK, Ditjen Penyediaan Perumahan, dan BPIW.

Pemerintah Daerah diwakili oleh Pemerintah Daerah

Provinsi, yang diharapkan bertindak sebagai

representasi dari Pemerintah Provinsi, maupun

Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di dalam

wilayahnya. Alokasi waktu pembahasan untuk

masing-masing Provinsi adalah 1 jam. Substansi

yang dibahas dalam Rakortek terdiri dari: a) Sasaran

Prioritas Nasional TA 2018 di masing-masing

Provinsi; b) Proyek K/L TA 2018 yang mendukung

Prioritas Nasional (Kewenangan Pusat); c) Proyek

Daerah TA 2018 yang mendukung Prioritas Nasional

(Kewenangan Daerah); d) Usulan Proyek Daerah TA

2018 (Kewenangan Pusat dan Kewenangan Daerah).

Format untuk masing-masing subtansi tersebut

dimasukkan dan disimpan dalam aplikasi e-planning

yang dikembangkan oleh Bappenas. Sebelum hari-h

pelaksanaan Rakortek, Pemerintah Daerah Provinsi

melakukan koordinasi dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk memasukkan usulan

program dan kegiatan beserta data dukungnya ke

dalam e-planning. Pada Hari-H pembahasan

difokuskan untuk mendiskusikan input data yang

telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Pembahasan yang dilakukan di Desk Urusan

Pekerjaan Umum dan Desk Perumahan dan

Kawasan Permukiman berlangsung lancar, dan

dihadiri oleh seluruh Pemerintah Daerah. Khusus

bidang jalan, turut dihadiri oleh Satuan Kerja

Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional dan

Balai / Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di

masing-masing Provinsi. Desk Papua dan Papua

Barat terpisah dengan agenda evaluasi dan

percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan

Papua Barat.

Terdapat sejumlah hal yang perlu dievaluasi dan

ditingkatkan dengan memperhatikan pelaksanaan

Rakortek Pusat – Daerah TA 2017. Kompleksitas

perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR

serta jumlah kegiatan yang besar membuat alokasi

1 jam yang disediakan untuk pembahasan desk

kurang cukup. Pemahaman Pemerintah Daerah

maupun Pemerintah Pusat terhadap substansi

Rakortek masih belum sama sehingga tidak seluruh

subtansi yang terdapat dalam Rakortek dapat

dibahas dan menghasilkan output yang diharapkan.

Sejumlah kendala tersebut dapat dimaklumi

mengingat tahun 2017 merupakan tahun pertama

pelaksanaan Rakortek. Hasil Rakortek akan menjadi

bahan bagi rangkaian berikutnya dalam proses

penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018.

(Taufik)

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 6

Dalam Rancangan RKP 2018, jumlah Prioritas

Nasional (PN) adalah 10 PN. Jumlah tersebut

menurun dibanding tahun 2017 yang

berjumlah 23 PN.

Page 7: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

K ota Makassar adalah ibu kota Provinsi

Sulawesi Selatan yang terletak di pesisir

barat daya Pulau Sulawesi. Kota Makassar

tergolong salah satu kota metropolitan di

Indonesia. Kota yang memiliki wilayah seluas

199,26 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,6 juta

jiwa, menjadikan Kota Makassar berada di urutan

kelima berpenduduk terbesar di Indonesia. Laju

pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di

peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun

terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota

Makassar di atas 9%.

Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi didukung dari

banyaknya destinasi wisata yang terdapat di Kota

Makassar diantaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam,

Makam Raja-Raja Tallo, Trans Studio, dan lain

sebagainya. Banyaknya destinasi wisata harus

didukung dengan sarana dan prasarana yang

memadai seperti jaringan jalan, infrastruktur sanitasi,

dan infrastruktur penyedia air minum.

Dilihat dari kondisi infrastrukturnya, Kota Makassar

memiliki jalan yang menjadi kewenangannya

sepanjang 712.4510 km, dan 521.78 km (73%) berada

pada kondisi mantap. Kondisi tersebut berada diatas

rata-rata kemantapan jalan kota di tingkat nasional

sebesar 60% serta telah melampaui target jalan kota

mantap 65% (RPJMN 2015-2019). Dilihat dari kondisi

infrastruktur air minum, berdasarkan data teknis DAK

Air Minum 2016, terdapat 301.011 rumah tangga telah

terlayani oleh air minum yang sesuai dengan standar

yang ditetapkan dari total rumah tangga sebanyak

320.005. Apabila dipersentasekan maka terdapat

94,06% rumah tangga yang telah terlayani oleh air

minum layak. Angka tersebut mendekati dari target

RPJMN 2015-2019 yaitu 100% layak air minum.

Untuk infrastruktur sanitasi, Kota Makassar memiliki

298.341 jumlah rumah tangga yang telah terlayani

oleh sanitasi layak. Apabila dibandingkan dengan

target RPJMN 2015-2019 yaitu 100% akses sanitasi

layak, maka terdapat 93,23% rumah tangga yang telah

7

4

Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016:Kinerja Pelaksanaan DAK TA 2016:

Kota MakassarKota Makassar

Page 8: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

mendapatkan layanan sanitasi layak. Angka tersebut

sudah mendekati dari target nasional 100% layak

sanitasi di tahun 2019.

Kondisi infrastruktur bidang PUPR relatif cukup baik

dilihat dari data diatas. Bidang jalan perlu

dipertahankan tingkat kemantapannya, namun bidang

air minum dan sanitasi perlu upaya untuk mencapai

target 100% di 2019. Dalam rangka mempertahankan

kondisi baik jalan maupun mencapai gap ketercapaian

bidang air minum dan sanitasi, maka tugas dan fungsi

Kementerian PUPR sebagai pembina teknis

pelaksanaan DAK Infrastruktur, melaksanakan kegiatan

monitoring dan evaluasi (monev) penyelenggaraan

DAK 2016 di Kota Makassar pada tanggal 28 Februari-

03 Maret 2017. Monev juga dilakukan untuk

memantau dan mengendalikan kegiatan agar selesai

sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Selain itu,

adanya monev untuk menjamin kualitas dari setiap

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku. Saat melakukan monev, tim

BPAKLN didampingi oleh Satker P2JN Provinsi Sulawesi

Selatan, Satker PSPAM Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas

PU Kota Makassar, dan Dinas Cipta Karya Kota

Makassar.

Monev dilakukan ke beberapa lokasi kegiatan yang

didanai DAK Bidang Infrastruktur TA 2016, yaitu:

DAK Bidang Jalan: Peningkatan Jalan

Pengayoman sepanjang 1,81 km; dan

Peningkatan Jalan Baruga Raya sepanjang 0,52

km.

DAK Bidang Air Minum: Pembangunan Sarana

Dan Prasarana Air Bersih Kelurahan Sudiang

Raya Rw 02 Rt 1; Peningkatan Sarana Dan

Prasarana Air Bersih Kelurahan Barombong.

DAK Bidang Sanitasi: Pembangunan IPAL

Komunal di Kawasan Padat Pusat Pertumbuhan

Kota di Kel. Bontorannu; Pembangunan IPAL

Komunal di Kawasan Padat Pusat Pertumbuhan

Kota di Kel Jongaya.

Berdasarkan hasil monev didapatkan bahwa kinerja

penyelenggaraan DAK Subbidang Jalan TA 2016 di

Kota Makassar sudah berjalan cukup baik. Hasil monev

juga telah sesuai dengan hasil pemantauan fisik dan

keuangan melalui e-Monitoring (e-Mon). Sebagai

contoh pada pelaksanaan kegiatan peningkatan Jalan

Pengayoman sepanjang 1,81 km, pada e-Mon tertulis

hasil pelaksanaan fisik dan keuangan sebesar 100%

dan 71,28%. Hal ini telah sesuai dengan yang

didapatkan dari hasil monev yaitu pelaksanaan

peningkatan Jalan Pengayoman telah selesai 100%.

Berdasarkan hasil pelaporan kinerja fisik dan keuangan

yang disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota

Makassar, terkhusus untuk bidang sanitasi, hasil kinerja

yang tercantum dalam e-Mon belum sesuai dengan

data kinerja fisik dan keuangan yang dimiliki oleh

Dinas Cipta Karya Kota Makassar. Kinerja fisik dan

keuangan yang sebenarnya dimiliki oleh dinas lebih

besar dibandingkan dengan angka yang tercantum

didalam e-Mon. Sebagai contoh pada pelaksanaan

kegiatan Pembangunan IPAL Komunal di Kawasan

Padat Pusat Pertumbuhan Kota di Kel. Bontorannu,

capaian fisik dan keuangan bidang sanitasi

didalam e-Mon menunjukkan kinerja pelaksanaan

sebesar 0%, namun data capaian yang dimiliki oleh

8

Sarana dan Prasarana Air Bersih di Kel. Sudiang Raya IPAL Komunal di Kel. Bontorannu

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

Page 9: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 dinas menunjukkan kinerja pelaksanaan sebesar 80%.

Ada indikasi bahwa petugas e-Mon yang tidak tertib

dalam melakukan pelaporan ke dalam sistem.

Beberapa kegiatan tidak dapat terlaksana 100% di

akhir tahun anggaran 2016 dikarenakan terbatasnya

waktu pelaksanaan. Terbatasnya waktu pelaksanaan

yang terjadi salah satunya dikarenakan terlambatnya

pencairan anggaran dari BPKAD Kota Makassar

sehingga mengakibatkan mundurnya waktu

pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan serta

tingginya curah hujan di akhir tahun turut

mengurangi efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Kementerian PUPR melalui Unit Organisasi di tingkat

pusat ataupun melalui Unit Pelaksana Teknis (Balai

dan Satker) di daerah akan terus melaksanakan

pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintah

Daerah dalam penyelenggaraan DAK 2017.

Pemerintah Daerah melalui Dinas PUPR diharapkan

dapat melaksanakan DAK 2017 dengan berpedoman

kepada Permen PUPR No 33 Tahun 2016, dan

peraturan perundangan lainnya yang berlaku.

Kementerian PUPR mengharapkan adanya sosialisasi

kepada pemerintah daerah khususnya pelaksanaan

kegiatan DAK terkait kepatuhan pelaporan, landasan

hukum dalam pelaksanaan DAK antara Perpres, PMK,

Permen dan Perda Walikota yang terkait pelaksanaan

DAK sehingga tidak mengalami kesulitan yang berarti

dalam pelaksanaan DAK yang akan datang

Sinergi antara Kementerian PUPR dan Pemerintah

Daerah dalam penyelenggaraan DAK diharapkan

dapat mewujudkan infrastruktur daerah yang lebih

handal dan mampu menjadi pendorong peningkatan

ekonomi daerah serta mengurangi kesenjangan

pembangunan antar wilayah. (Annisa)

9

Berdasarkan hasil monev didapatkan bahwa kinerja penyelenggaraan DAK Subbidang Jalan TA 2016 di

Kota Makassar sudah berjalan cukup baik. Hasil monev juga telah sesuai dengan hasil pemantauan fisik dan

keuangan melalui e-monitoring (e-mon). Berdasarkan hasil pelaporan kinerja fisik dan keuangan yang

disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota

Makassar, terkhusus untuk Subbidang sanitasi, hasil kinerja yang tercantum dalam e-mon belum sesuai dengan

data kinerja fisik dan keuangan yang dimiliki oleh Dinas Cipta Karya Kota Makassar.

IPAL Komunal di Kel. Bontorannu

Proses Monitoring pada IPAL Komunal di Kel. Bontorannu

“ ”

Page 10: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

10 Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi V/2016

Gambar 1. Kinerja DAK dan Pencapaian SPM bidang Irigasi Provinsi Tahun 2015

Sumber: Laporan evaluasi penyelenggaran DAK TA. 2015

Irigasi D.I Kripik Kec. Gunungpati

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

10

OPTIMALISASI DAK IRIGASI Untuk Percepatan Pemulihan Fungsi Irigasi

P embangunan daerah merupakan salah satu

upaya prioritas dalam meminimalisasi

ketimpangan antar wilayah. Hal ini tertuang

dalam Nawacita Presiden yaitu “Membangun

Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara

Kesatuan” serta sesuai dengan Peraturan Presiden No.2

Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 untuk

menghilangkan atau memperkecil kesenjangan antar

wilayah, dengan prioritas wilayah desa, wilayah

pinggiran, luar Jawa, dan kawasan Timur.

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai

salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi.

Infrastruktur PUPR sebagai kesatuan dari infrastruktur

secara keseluruhan tentunya mempunyai kontribusi

yang cukup besar dalam mendukung tujuan

pembangunan nasional dan mengurangi kesenjangan

antar wilayah dalam upaya pemerataan pembangunan.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan

Kementerian PUPR tidak hanya menghasilkan

infrastruktur fisik semata tetapi juga berkontribusi pada

penyediaan lapangan pekerjaan untuk mengurangi

angka kemiskinan di Indonesia. Infrastruktur daerah

merupakan aspek utama untuk mempercepat proses

pembangunan nasional mengingat bahwa sebagian

besar infrastruktur menjadi kewenangan daerah.

Salah satu infrastruktur fisik yang dibangun adalah

infrastruktur fisik pada bidang Irigasi. Pada bidang

Irigasi, jaringan irigasi yang rusak baik di tingkat

Provinsi maupun kabupaten/kota mencapai 2,4 juta

hektar. Untuk mewujudkan penyediaan infrastruktur

irigasi yang andal dan berkualitas diperlukan

pendanaan yang cukup besar. Salah satu mekanisme

pendanaan yang

diberikan

Pemerintah Pusat

kepada

Pemerintah

Daerah untuk

mendanai

pembangunan

sarana dan

prasarana di

daerah adalah

melalui Dana

Alokasi Khusus

(DAK). Tujuan

DAK

Bidang

Infrastruktur

Irigasi adalah

untuk

Page 11: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

11

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 11

Mempertahankan tingkat layanan, mengoptimalkan

fungsi, dan membangun prasarana sistem irigasi yang

menjadi kewenangan kab/kota dan provinsi khususnya

daerah lumbung pangan nasional dalam rangka

mendukung program prioritas pemerintah bidang

kedaulatan pangan. Seperti yang ditunjukkan pada

Gambar. 1 yaitu dukungan kedaulatan pangan

pembangunan irigasi baru dan rehabilitasi terdapat 13

provinsi lumbung pangan diantaranya Provinsi Aceh,

Provinsi Sumatera Utara, Provinsi, Sumatera Selatan,

dan lain sebagainya.

Dalam rangka mendukung kesuksesan pelaksaan DAK

Bidang Infrastruktur Irigasi, maka pada tanggal 11 – 13

April 2017 di Kota Semarang diselenggarakannya

Rapat Kerja (Raker) dalam rangka evaluasi pelaksanaan

diamanatkan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem

irigasi, yang mana bahwa satu sistem irigasi merupakan

satu kesatuan pengembangan dan pengelolaan irigasi.

Pemerintah sedang merencanakan perubahan

kebijakan pengelolaan irigasi. Pada kebijakan yang

baru nantinya pelaksanaan pengelolaan irigasi akan

dilakukan dengan pendekatan sebagai kesatuan

pengelolaan irigasi secara utuh dimulai dari sistem

jaringan utama sampai dengan jaringan tersier,

sehingga nantinya akan diperoleh suatu sistem

pengelolaan irigasi lebih efisien dan efektif. Sesuai

dengan surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia,

tentang Tindak Lanjut Arahan Presiden pada Rapat

Terbatas mengenai pengelolaan sumber daya air

11

DAK TA 2016, pelaksanaan DAK TA 2017, dan

penyiapan rencana kegiatan DAK TA 2018. Rapat ini

dihadiri oleh Bappenas, Direktur Pengembangan SDA

dan Direktur Bina O&P Kementerian PUPR, serta Kepala

Dinas PU/PSDA Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pada Raker membahas tentang kesuksesan dalam

percepatan pembangunan melalui DAK Bidang

Infrastruktur Irigasi. Kesuksesan tersebut dapat diukur

melalui evaluasi kinerja sistem yang terdapat didalam

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Pada Permen tersebut

khususnya dalam pengelolaan dan pengembangan

sistem irigasi menggunakan prinsip satu manajemen

(single management) yang dilaksanakan oleh

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tujuan dari pengelolaan sistem irigasi menggunakan

prinsip single management agar pengelola irigasi

mampu melaksanakan penilaian kinerja sistem irigasi

utama dan tersier pada Daerah Irigasi yang menjadi

kewenangan pusat secara akurat. Terdapat ruang

lingkup pada Penilaian Kinerja Sistem Irigasi yang

terbagi menjadi Sistem Irigasi Utama dan Sistem Irigasi

Tersier:

Gambar 1. Dukungan kedaulatan Pangan

Page 12: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

12

Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Utama antara lain

yaitu: Komponen prasarana fisik jaringan utama;

Komponen produktivitas tanam; Sarana penunjang

jaringan utama; Komponen organisasi personalia;

Komponen dokumentasi; dan Komponen

perkumpulan petani pemakai air (GP3A/IP3A).

Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Tersier antara lain

yaitu: Komponen fisik jaringan tersier; Komponen

produktivitas pertanaman; Komponen kondisi O&P

jaringan tersier; Komponen petugas pembagi air/

organisasi personalia; Komponen dokumentasi; dan

Komponen Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan DAK TA 2016, masih

terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan pada

pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur Irigasi yang

dapat mempengaruhi kinerja sistem irigasi, di

antaranya adalah lemah dalam perencanaan dan

penyusunan program kegiatan; lemah dalam penyiapan

desain, skema jaringan, dll sehingga output dan

outcome menjadi tidak jelas; sering terlambat dalam

proses tender, dengan alasan menunggu pengesahan

APBD, sehingga mengakibatkan terlambatnya

penyerapan dan progres fisik dan keuangannya; proses

updating data progres e-monitoring terlambat sehingga

kondisi progres yang terdapat di e-monitoring berbeda

dengan kondisi progres yang terdapat di lapangan.

(Annisa)

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 12

” Kesuksesan dalam percepatan

pembangunan melalui DAK Bidang

Infrastruktur Irigasi dapat diukur

melalui evaluasi kinerja sistem yang

terdapat didalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi

dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

“ Pelaksanaan Raker DAK Bidang Irigasi di Kota Semarang

DAK Bidang Irigasi di Kota Semarang

Page 13: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

13

SOSIALISASI DAN PELATIHAN

APLIKASI E-PLANNING

dalam Pengusulan Kegiatan DAK Tahun Anggaran 2018

D alam rangka penyempurnaan proses

perencanaan DAK TA. 2018 khususnya

dalam penyampaian usulan kegiatan dari

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah

Pusat yang masih berbasis proposal dan

menindaklanjuti arahan Presiden terkait “1 usulan

dengan menggunakan teknologi informasi”, maka

Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian

Dalam Negeri telah menyusun suatu sistem aplikasi

yang terintegrasi, sebagai mekanisme pengusulan DAK

Tahun 2018 yang bernama e-Planning DAK. Aplikasi

e-Planning DAK ini menjadi satu-satunya portal

pengajuan DAK dari pemerintah daerah, bagi semua

bidang DAK, dan dapat diakses oleh seluruh

stakeholder (lintas K/L dan lintas Pemerintah Daerah)

serta sebagai penyempurnaan mekanisme proposal

based dari tahun sebelumnya.

Sebagai tindak lanjut untuk mensosialisasikan aplikasi

e-Planning DAK kepada Pemerintah Daerah, Bappenas

melalui Direktorat Otonomi Daerah telah

menyelenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi

e-Planning dalam Pengusulan Kegiatan DAK TA 2018

pada tanggal 10-21 April 2017 di Ruang Serbaguna 1-

5 Bappenas. Peserta yang hadir pada acara sosialisasi

ini adalah Bappeda dan DPPKAD Provinsi/Kabupaten/

Kota seluruh Indonesia dan para narasumber dari

Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian

Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kementerian

Kesehatan, dan Kementerian PUPR. Dalam sesi

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 13

Page 14: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Tujuannya adalah mengefisiensikan biaya pengolahan dan

meningkatkan pelayanan air minum. Kementerian PUPR

bersama Kementerian Kesehatan menjadi koordinator

penerapan RPAM pada komponen ini. Komponen ketiga ada

pada tingkat pengguna atau konsumen. Tujuannya adalah

sosialisasi cara-cara penyimpanan air yang aman di tingkat

rumah tangga dengan meningkatkan kesadaran masyarakat

akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Sebelas Langkah Penyusunan RPAM - Operator

Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) – Operator

disusun dengan mengikuti 11 tahap dapat dilihat pada

Gambar 1.

Penerapan RPAM di PDAM

Melihat manfaat RPAM dalam menjamin pelayanan air

minum yang berkelanjutan dan meningkatkan kinerja

PDAM, pada tahun 2012, Pemerintah melalui Direktorat

Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum, melaksanakan pilot project

penerapan RPAM di PDAM Banjarmasin. Lokasi ini dipilih

dengan mempertimbangkan komitmen PDAM, kinerja

PDAM yang sehat, serta luasnya cakupan pelayanan yang

mencapai 90 persen. Dalam kegiatan tersebut, buku

panduan RPAM bagi operator SPAM disusun sekaligus

diujicoba.

Untuk melihat apakah buku panduan tersebut dapat

diterapkan pada PDAM lain, pada tahun 2013, RPAM

diterapkan pada tiga PDAM berskala kecil yang

memanfaatkan sumber air baku yang bervariasi (mata air

dan sumur bor). Replikasi dilakukan melalui kegiatan

pendampingan penerapan RPAM pada PDAM di kota-kota

Malang, Salatiga dan Payakumbuh.

Saat ini, 12 PDAM menerapkan RPAM dalam pengelolaan

SPAM-nya. Selain empat PDAM diatas, PDAM di kota-kota

Denpasar, Palembang, Bandung, Mataram, Medan dan

Pontianak, serta Kabupaten Bandung telah menerapkan

RPAM pada pengelolaan air minumnya.

Manfaat penerapan RPAM banyak dirasakan PDAM, antara

lain dalam meningkatkan kualitas air minum dan cakupan

pelayanan air minum. Selain itu, manfaat paling signifikan

adalah RPAM memudahkan PDAM dalam menyusun

business plan karena daftar prioritas penanganan resiko te-

lah dibuat.

Bimbingan Teknis Penerapan RPAM

Melihat manfaat RPAM yang dirasakan PDAM, Pemerintah

pun mendorong penerapan RPAM pada seluruh PDAM di

Indonesia, khususnya PDAM sehat. Tentu saja ini

membutuhkan waktu. Metode yang selama ini dilakukan,

yaitu pendampingan kepada masing-masing PDAM terpilih

tidaklah efektif untuk mengejar perluasan dalam waktu

singkat. Maka mulai tahun 2015, pemahaman dan

penerapan RPAM disosialisasikan melalui kerjasama dengan

Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi yang menghasilkan 17

calon fasilitator handal dengan pemahaman yang baik

tentang RPAM.

Kesimpulan

RPAM bersifat dinamis sehingga harus dievaluasi secara

berkala agar dapat memberikan manfaat maksimal dalam

meningkatkan kualitas pelayanan PDAM apabila

benar-benar diterapkan. Komitmen yang tinggi dari PDAM

untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya dibutuhkan

dalam menyukseskan penerapan RPAM. (Renalia Iwan)

Gambar 1. Langkah-Langkah Penyusunan RPAM Operator

M1: PenyusunanTim RPAM

M2: Membuat Rantai Pasok

M4-3: Re-analisa risiko & prioritas risiko

M8: Membuat SOP

M9: MembuatProgram Pendukung

M10: Review RPAM

REN

CAN

A

PER

BAIK

AN

DA

N

PEN

GEM

BAN

GA

N

M11: Revisi RPAM setelah terjadinya

kecelakaan

M4-2: Validasi tindak

pengendalian

M3: Investigasi Resiko

M3-1: Identifikasi

bahaya

M3-2: Kejadian bahaya

M3-3: Analisa risiko & priortias

risiko

M4-1: Tindakanpengend

alian

M6-1: pengawasan

tindak pengendalian

M6-2: Pemenuha

n batas kritis

M7-1: Monitoring pemenuhan persyaratan

M7-2: Audit internal

eksternal

M7-3: Kepuasan pelanggan

M81: Kondisi normal

MA

NA

JEM

EN

PEN

GEN

DA

LIA

N R

ESIK

OA

SSES

SMEN

TTA

HA

P PE

RSIA

PAN

M5-1: Membuat rencana

pengembangan

M5-2: Investasi

besarModifikasi sistem

Membuat tindakan koreksi

2

6 2

3

34

4

2

2

5

5

2

1

1

6

6Y

T

YY

TT

T

Y

6

T T

Y Y

Y

T

T

T

Y

14

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 14

pemaparan dari Kementerian/Lembaga Teknis,

Kementerian PUPR memberikan materi terkait arah

kebijakan, menu kegiatan dan lokasi prioritas yang

menjadi acuan Pemerintah Daerah dalam menyusun

usulan kegiatan DAK Bidang Infrastruktur TA. 2018.

Adapun peran masing-masing instansi dalam

penerapan aplikasi e-Planning DAK antara lain seperti

yang dijelaskan pada Tabel 1.

Poin penting yang harus diperhatikan oleh Pemerintah

Daerah dalam pengisian aplikasi e-Planning DAK Fisik

yaitu: 1) input aplikasi dilakukan oleh Bappeda dengan

berkoordinasi bersama SKPD terkait dan DPPKAD; 2)

data yang harus diisi yaitu data realisasi DAK tahun

2015 – 2017, data teknis dan data dukung per-bidang

DAK Tahun 2018, dan usulan kegiatan DAK Tahun

2018; 3) Data teknis bersifat Wajib diisi, selain usulan

kegiatan TA. 2018.

Bappeda tidak hanya mengkoordinasikan data yang

diinput dalam aplikasi, tetapi juga melakukan verifikasi

data tersebut (usulan, data teknis dan realisasi). Surat

pengantar diprint dari Sistem dan ditandatangani oleh

Kepala Daerah dan dicap basah, kemudian di-upload

ke dalam sistem. Hardcopy Surat Pengantar dan

Rekapitulasi dikirim dan ditujukan kepada 4 instansi:

Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam

Negeri, dan K/L teknis Pengampu DAK. Selanjutnya,

Bappeda Provinsi memberikan rekomendasi terhadap

usulan kegiatan pemerintah kabupaten/kota melalui

fitur penilaian di dalam aplikasi e-proposal.

Sementara itu, mekanisme penilaian usulan kegiatan

yang telah disampaikan Pemerintah Daerah dalam

e-proposal diawali oleh penilaian dari Bappenas terkait

dengan penyaringan usulan kegiatan yang sesuai

dengan Prioritas Nasional dan Lokpri DAK Penugasan,

selanjutnya Kementerian/Lembaga pembina bidang-

bidang DAK melakukan penilaian dari sisi teknis, dan

terakhir Kementerian Keuangan melakukan penilaian

terkait pengalokasian anggaran (Kementerian

Keuangan menerima rekomendasi shortlist dari

Bappenas dan Kementerian/Lembaga pembina bidang

-bidang DAK). (Irma)

No. Instansi Peran dalam e-planning DAK

1. Pemerintah Kab/ Mengusulkan proposal dan data teknis DAK Tahun 2018

2. Pemerintah Provinsi Mengusulkan proposal dan data teknis DAK Tahun 2018

Memberikan rekomendasi terhadap usulan Pemerintah Kab/Kota

3. Kementerian PPN/

Bappenas

Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian antara usulan

Melakukan penilaian tehadap usulan pemda berdasarkan kriteria

4. Kementerian

Keuangan

Melakukan verifikasi terhadap usulan Pemda

Melakukan penilaian terhadap usulan pemerintah daerah dengan

Mengalokasikan DAK per-daerah sesuai hasil penilaian usulan

5. K/L (teknis) Melakukan verifikasi terhadap usulan Pemda sesuai dengan

Melakukan penilaian terhadap usulan pemerintah daerah

Tabel 1. Peran Masing-Masing Instansi dalam Penerapan Aplikasi e-Planning DAK

Page 15: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

S enin (2/5/2016) selepas Magrib, seluruh utusan

SKPD PUPR Bidang Sumber Daya Air dari 17

Provinsi dan 153 Kabupaten/Kota di Wilayah Ti-

mur

Indonesia berkumpul di Swiss-BellHotel Kota

Kendari untuk menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi

Evaluasi Pelaksanaan DAK 2015, Pelaksanaan DAK 2016, dan

Penyiapan Rencana Kegiatan DAK 2017 Sub Bidang

Infrastruktur Irigasi. Acara yang diselenggarakan oleh

Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen Sumber

Daya Air Kementerian PUPR disambut oleh tuan rumah yaitu

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diwakili oleh

Sekretaris Daerah Provinsi, dan dibuka secara resmi oleh

Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, mewakili Direktur

Jenderal Sumber Daya Air.

Dalam sambutannya, Dirjen Sumber Daya Air menekankan

pentingnya keberadaan infrastruktur irigasi untuk

mewujudkan kedaulatan pangan, yang merupakan agenda

utama pembangunan nasional. Daerah irigasi kewenangan

pemerintah daerah (66,74%) memiliki volume luasan yang

lebih besar jika dibandingkan dengan daerah irigasi

kewenangan pusat (33,26%). Hal tersebut menyebabkan

kinerja penyelenggaraan irigasi oleh pemerintah daerah,

berperan besar dalam pencapaian kedaulatan pangan secara

keseluruhan. DAK Sub Bidang Infrastruktur Irigasi hadir dalam

rangka untuk membantu pemerintah daerah meningkatkan

kinerja penyelenggaraan irigasi yang menjadi

kewenangannya. Pemanfaatan DAK Irigasi oleh Pemerintah

Daerah harus optimal dan tepat sasaran, sehingga kinerja

jaringan irigasi meningkat dan mampu mendorong

peningkatan produksi pangan nasional.

Acara dilanjutkan pada hari kedua (3/5/2016) dengan sesi

paparan pleno dari narasumber dari Biro PAKLN, Setjen;

Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen SDA; dan

Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air, Ditjen

SDA, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan

perwakilan SKPD Wilayah Timur yang hadir. Pemaparan

narasumber dan diskusi meliputi: Arah Kebijakan

Penyelenggaraan DAK TA 2017, Ruang Lingkup

Penyelenggaraan DAK Sub Bidang Infrastruktur Irigasi dan

Pembaharuan Data Dasar, Evaluasi Pelaksanaan DAK TA 2015

dan Peningkatan Pelaporan DAK TA 2016, Pengawasan dan

Pelaksanaan DAK melalui e-Monitoring, ditambah dengan

Penyelenggaraan DAK TA 2015 dan TA 2016 di Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Beberapa hal yang mengemuka dalam sesi diskusi antara

lain :

1. Pemotongan alokasi DAK TA 2016 secara mandiri oleh

Pemerintah Daerah, berpengaruh cukup besar terhadap

pelaksanaan DAK TA 2016. Sebagian besar kegiatan DAK

TA 2016 sub bidang infrastruktur irigasi sedang dalam

tahap pelelangan dan penandatangan kontrak, sehingga

banyak kegiatan yang mengalami perubahan target.

15

15

Evaluasi penerapan Permen PUPR

tentang Pedoman Nomenklatur

perlu dilakukan untuk mengukur

implementasi oleh Pemda, dan

menilai bentuk struktur organisasi

yang paling efektif dalam

menyelenggarakan infrastruktur

daerah.

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

A rah kebijakan pembangunan nasional

yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019

memberikan beban target yang cukup

besar dalam pembangunan infrastruktur

PUPR. Dengan memperhatikan perkembangan

lingkungan strategis nasional dalam bidang ekonomi,

politik, hukum, dan sosial, pemenuhan target tersebut

memerlukan upaya dan kerja keras tidak hanya dari

Pemerintah, namun juga dari Pemerintah Daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pemerintah daerah perlu

terlibat dan berperan aktif untuk mewujudkan target

dan sasaran RPJMN mengingat banyaknya jumlah

infrastruktur yang menjadi kewenangan Pemerintah

Daerah, baik dalam bidang Jalan, Sumber Daya Air,

Cipta Karya, maupun Perumahan.

Kondisi penyelenggaraan infrastruktur oleh

pemerintah daerah dapat dilihat melalui masih

rendahnya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal

(SPM), bahkan banyak pemerintah daerah yang belum

mengintegrasikan pencapaian SPM dalam dokumen

perencanaan jangka menengah, maupun rencana kerja

tahunan yang disusun. Keterbatasan kemampuan

pendanaan pemerintah daerah untuk bidang

infrastruktur melalui APBD menjadi faktor utama yang

menyebabkan kualitas maupun kuantitas infrastruktur

kewenangan daerah masih jauh dari pemenuhan SPM.

UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

telah mengamanatkan Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR untuk melakukan

pembinaan dan pengawasan teknis kepada

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

dalam rangka penyelenggaraan urusan bidang PUPR

di daerah Sehubungan dengan hal tersebut, Biro

Perencanaan Anggaran dan KLN telah melaksanakan

Rapat Koordinasi Fasilitasi Pembinaan Infrastruktur

Daerah pada tanggal 14 Maret 2017 di Surabaya.

Tujuan acara antara lain : a) Update data dan informasi

seluruh stakeholder di lingkungan Kementerian PUPR

perihal pembinaan infrastruktur daerah; b) Menyusun

kerangka arah kebijkan pembinaan infrastruktur

daerah di masa datang berdasarkan UU 23 / 2014

tentang Pemerintahan Daerah; c) Menyusun rencana

tindak lanjut pembinaan infrastruktur daerah. Rapat

Koordinasi terdiri dari 2 sesi, yaitu sesi pleno yang

dihadiri oleh seluruh unit organisasi, dan sesi desk

yang terbagi menjadi 2 desk, yaitu Desk Dana Alokasi

Khusus (DAK), dan Desk Pelaksanaan Urusan

Pemerintahan Konkuren (PUPK), Standar Pelayanan

Minimal (SPM), dan Organisasi Perangkat Daerah

(OPD).

Dalam sesi pleno yang melibatkan seluruh unit

organisasi terdapat beberapa hal penting yang

dibahas. Pembinaan infrastruktur daerah belum

menjadi isu dan agenda mainstream di lingkungan

PENYELENGGARAAN RAPAT KOORDINASI

FASILITASI PEMBINAAN INFRASTRUKTUR DAERAH

Page 16: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Kementerian PUPR, padahal berdasarkan UU 23 / 2014

Kementerian PUPR bertanggung jawab membina

Pemerintah Daerah dari aspek teknis dalam penye-

lenggaraan infrastruktur PUPR yang menjadi

kewenangannya. Subtansi kebijakan dan strategi

pembinaan infrastruktur daerah yang ada perlu

disusun dengan lebih sistematis, terurukur, dan tidak

hanya menggunakan pendekatan birokratif, tapi perlu

memasukkan aspek inovasi untuk mendorong

terciptanya pengembangan dalam penyelenggaraan

infrastruktur daerah. Salah satu bentuk inovasi yang

dilakukan oleh Kementerian PUPR adalah PRMS atau

KRMS yang dikembangkan oleh Direktorat Jalan Bebas

Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah

Ditjen Bina Marga. Provincial Road Management

System (PRMS) dan Kabupaten Road Management

System (KRMS) sebagai sistem informasi yang memuat

database jalan provinsi dan jalan kabupaten. PRMS dan

KRMS merupakan hasil pengembangan dari Provincial

Road Improvement and Maintenance (PRIM), program

loan untuk bidang jalan dari IndII Aus Aid di Provinsi

Nusa Tenggara Barat, dan berisikan data dan informasi

jalan yang meliputi kondisi, histori dan rencana

penanganan. PRMS dan KRMS berguna dalam aspek

perencanaan dan pemograman penanganan jalan

yang akurat, dan telah direkomendasikan oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk digunakan oleh

Pemda di seluruh Indonesia. Ditjen Bina Marga

menyampaikan perlunya membuat payung hukum

berupa Permen untuk penggunaan PRMS/KRMS oleh

Pemda. Inovasi lain yang perlu didorong adalah

pendanaan infrastruktur melalui berbagai skema yang

termasuk dalam Kerjasama Pemerintah Badan Usaha

(KPBU).

Dalam Desk DAK, hal yang mencuat adalah perlunya

penguatan dalam aspek Pemantauan dan Evaluasi

penyelenggaraan DAK oleh Pemda. Seluruh unit

Organisasi perlu memperkuat pemantauan dan

evaluasi terhadap Pemda dalam melaksanakan

kegiatan yang dibiayai DAK, karena ketertiban dan

kepatuhan dalam pelaporan masih rendah. Salah satu

bentuk kegiatan yang diusulkan yaitu Forum Rapat

Kerja dengan Pemda, untuk evaluasi pencapaian

kegiatan DAK di tahun berjalan. Selain rencana

pelaksaan Raker DAK, Pemda juga didorong untuk

membentuk segera membentuk Tim Koordinasi

Daerah, dan mengoptimalkan peran Tim Koordinasi

tersebut dalam monitoring, evaluasi, dan pelaporan

DAK di daerah. Agenda lain yang tidak kalah penting

untuk segera dilaksanaan adalah penyusunan Rencana

Jangka Menengah / Rencana Strategis DAK sebagai

amanat dari Permen PUPR No 33 Tahun 2016.

Pembahasan dalam sesi Desk PUPK – SPM - OPD lebih

banyak menyamakan persepsi dan mengingatkan

kepada Unit Organisasi terkait sejumlah agenda ke

depan yang perlu dilakukan. RPP Pelaksanaan Urusan

Pemerintahan Konkuren sedang dalam proses

harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.

Unit Kerja pembina yang bermaksud mengusulkan

perubahan lampiran layanan utama diharapkan segera

menyampaikan masukan dan hadir ketika proses

harmonisasi. Unit Kerja diharapkan sudah mulai

melakukan identifikasi terhadap kebutuhan NSPK,

maupun NSPK eksisting yang mengatur Pemda, karena

RPP PUPK mengamanatkan Kementerian PUPR untuk

menyesuaikan NSPK yang mengatur Pemda paling

lambat 2 tahun pasca ditetapkannya RPP PUPK.

Evaluasi penerapan Permen PUPR tentang Pedoman

Nomenklatur perlu dilakukan untuk mengukur

implementasi oleh Pemda, dan menilai bentuk struktur

organisasi yang paling efektif dalam

menyelenggarakan infrastruktur daerah. RPP Standar

Pelayanan Minimal telah sampai di Kementerian

Setneg pasca Harmonisasi di Kemenkum HAM. Unit

organisasi, yaitu Dit PSPAM, Dit PPLP, dan Dit

Perencanaan Penyediaan Perumahan perlu

menyiapkan materi teknis sebagai Petunjuk Teknis

Pelaksanaan SPM Bidang PUPR. Terkait OPD,

Kementerian PUPR perlu melakukan evaluasi terhadap

kesesuaian OPD yang telah dibentuk oleh Pemerintah

Daerah dengan pedoman OPD yang telah disusun.

(Taufik)

16 Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

Pelaksanaan Desk terkait Substansi DAK

Page 17: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

17

K ebijakan DAK TA. 2018 mengalami

beberapa perubahan antara lain terdapat

penambahan 4 bidang DAK Reguler

baru yaitu Air Minum dan Sanitasi untuk

mendukung pemenuhan target pelayanan dasar (SPM)

serta Pasar dan Jalan untuk mendukung ketersediaan

sarpras dalam mendukung pencapaian Program

Presiden Ekonomi Berkeadilan.

Terdapat penambahan 3 bidang DAK Afirmasi baru

yaitu Pendidikan, Air Minum, dan Sanitasi, untuk

menunjang pelayanan dasar di wilayah afirmasi. Selain

8 bidang DAK Penugasan Eksisting Tahun 2017,

terdapat penambahan 1 bidang DAK dari

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang

sebelumnya berada di bawah Bidang DAK Penugasan

Irigasi dan Sanitasi Tahun 2017.

Pemisahan bidang DAK dilakukan agar implementasi

kegiatan dapat berlangsung lebih baik dibandingkan

tahun 2017.

Kebijakan DAK Bidang Infrastruktur TA. 2018 per

Bidang secara umum tidak jauh berbeda dengan tahun

2017. Untuk DAK Bidang Irigasi diarahkan untuk

mendukung target RPJMN 2015-2019 yang

menetapkan 3 juta hektar rehabilitasi jaringan irigasi

dan 1 juta hektar pembangunan daerah irigasi baru

untuk pemenuhan Kedaulatan Pangan baik skala lokal

maupun skala nasional sebagaimana tercantum dalam

Dimensi Sektor Unggulan yang merupakan salah satu

dari 3 Dimensi Pembangunan dan Agenda Prioritas ke-

7 “Kemandirian Ekonomi” dan Nawacita. Mengingat

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 17

KEBIJAKAN DAK

BIDANG INFRASTRUKTUR

TA 2018

Terdapat penambahan 1 bidang DAK dari

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

yang sebelumnya berada di bawah Bidang DAK

Penugasan Irigasi dan Sanitasi Tahun 2017.

Page 18: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

luasan Daerah Irigasi (D.I.) yang menjadi kewenangan

Pemerintah Daerah lebih besar dibandingkan D.I.

kewenangan Pemerintah Pusat, maka pengelolaan DAK

Irigasi yang baik akan sangat berkontribusi pada

pencapaian target RPJMN 2015-2019.

DAK Bidang Irigasi bertujuan mendukung Prioritas

Nasional bidang Ketahanan Pangan, dengan cara

mempertahankan tingkat layanan, mengoptimalkan

fungsi, dan membangun prasarana sistem irigasi yang

menjadi kewenangan Provinsi/Kabupaten/Kota

khususnya daerah lumbung pangan nasional : (1) 15

(lima belas) Provinsi daerah penghasil padi tertinggi

nasional; dan (2) 153 (seratus lima puluh tiga)

Kabupaten/Kota sentra produksi beras dengan

produksi padi diatas rata-rata produksi padi

Kabupaten/Kota se-Indonesia. Dalam rangka

mendukung ketahanan pangan pada skala lokal,

disamping 15 Provinsi dan 153 Kabupaten/Kota

tersebut di atas, DAK Irigasi juga tetap memperhatikan

Daerah lainnya sepanjang mempunyai Daerah Irigasi

(D.I.) kewenangan berdasarkan Permen PUPR No 14

Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status

Daerah Irigasi.

Arah Kebijakan DAK Bidang Jalan Tahun 2018 adalah

membantu daerah dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan transportasi melalui peningkatan

kemantapan dan keselamatan jalan Provinsi dan Kab/

Kota yang menunjang aksesibilitas ke fasilitas-fasilitas

pelayanan dasar dan pusat-pusat perekonomian

daerah. Untuk DAK Penugasan, mendukung

pencapaian Prioritas Nasional melalui peningkatan

konektivitas dan aksesibilitas masyarakat terhadap

kawasan strategis nasional dan mendukung

pengembangan wilayah di daerah tertinggal dan

perbatasan (Lokpri) yang terintegrasi dalam sistem

jaringan transportasi nasional (simpul-simpul

transportasi dan jalur logistik nasional).

Arah Kebijakan DAK Bidang Sanitasi Tahun 2018 adalah

mewujudkan akses universal sanitasi di tahun 2019

melalui peningkatan cakupan pelayanan sarana

pengelolaan air limbah, yaitu berupa pembangunan

Sistem Penyediaan Air Limbah Domestik (SPALD)

Terpusat berupa penambahan SR terhadap kabupaten/

kota yang sudah memiliki sistem terpusat skala kota,

skala kawasan dan/atau skala komunal dan

pembangunan baru SPAL-D Terpusat Skala Komunal;

dan pembangunan Sistem Penyediaan Air Limbah

Domestik (SPALD) Setempat, berupa pembangunan

tangki septik individu di perkotaan, pembangunan

tangki septic komunal, pengadaan truk tinja,

pembangunan dan optimaliasi Instalasi Pengolahan

Lumpur Tinja (IPLT), dan peningkatan kualitas sarana

sanitasi individual swadaya dari akses dasar menjadi

akses layak di desa/kelurahan yang sudah terverifikasi

Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun.

Pembangunan sanitasi dilakukan dengan berdasarkan

pada lokasi prioritas dan rencana pengembangan

sistem sanitasi dalam Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten

(SSK).

Arah Kebijakan DAK Bidang Air Minum Tahun 2018

adalah mewujudkan akses universal air minum di tahun

2019 dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimum

(SPM)serta mendukung program prioritas nasional,

melalui (i) perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle

capacity Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal, (ii)

pembangunan SPAM melalui pembangunan baru bagi

daerah yang belum memiliki layanan air minum dan

peningkatan SPAM BJP tidak terlindungi menjadi SPAM

BJP dan SPAM JP terlindungi, dan (iii) peningkatan

SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume

dari sarana dan prasarana SPAM terbangun.

Untuk arah kebijakan DAK Reguler Bidang Perumahan

dan Permukiman yaitu meningkatkan kualitas hidup

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta

masyarakat yang terkena dampak pembangunan

infrastruktur publik di kawasan permukiman kumuh

dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan

melalui fasilitasi stimulan pembangunan baru maupun

peningkatan kualitas rumah secara swadaya.

Sedangkan arah kebijakan DAK Afirmasi Bidang

Perumahan dan Permukiman yaitu meningkatkan

kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR) terhadap hunian layak pada wilayah yang

termasuk daerah tertinggal, perbatasan, pulau-pulau

kecil dan terluar melalui fasilitasi stimulan

pembangunan baru maupun peningkatan kualitas

rumah secara swadaya dan pembangunan rumah

khusus di wilayah Papua dan Papua Barat. (Irma)

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 18

Page 19: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

Sinergi Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi DAK ke Daerah

T erdapat landasan hukum terkait

pemantauan dan evaluasi DAK diantaranya

PMK No. 112/PMK.07/2016 tentang

Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

Transfer ke Daerah yang Penggunaannya sudah

ditentukan. Menurut PMK tersebut, pemantauan

adalah kegiatan mengamati perkembangan

pelaksanaan rencana kegiatan, mengidentifikasi serta

mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau

akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini

mungkin dan evaluasi adalah rangkaian kegiatan

membandingkan realisasi hasil (outcome) terhadap

rencana dan standar.

Kementerian PUPR dalam penyelenggaraan DAK

memiliki peran utama yaitu melakukan pemantauan

dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan teknis (sistem

e-Monitoring dan monev ke lapangan). Pada tanggal 9-

10 Februari 2017 diadakan Pemantauan dan Evaluasi

Dana Transfer ke Daerah yang Penggunaannya Sudah

Ditentukan (DAK Fisik Bidang Pendidikan, Kesehatan,

dan Infrastruktur Sanitasi), yang diselenggarakan di

Kabupaten Pemalang . Pada acara pemantauan dan

evaluasi tersebut dihadiri oleh Biro Perencanaan

Anggaran dan KLN Kementerian PUPR, Bappenas,

Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian

Desa, PDT dan Transmigrasi, Bappeda Kabupaten

Pemalang, Universitas Indonesia dan Kolaborasi

Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan

(KOMPAK). Tujuan pelaksanaan pemantauan dan

evaluasi adalah sinergi pelaksanaan pemantauan dan

evaluasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Agenda kegiatan pelaksanaan pemantauan dan

evaluasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa terdiri

dari 2 kegiatan:

a. Kunjungan lapangan pada tanggal 9 Maret 2017 ke

Desa Surajaya (DAK Bidang Sanitasi). Pembangunan

IPAL Komunal di Desa Surajaya merupakan DAK

Bidang Sanitasi Tahun 2015. Alokasi untuk kegiatan

ini sebesar Rp. 360 juta dengan outcome sebanyak

56 SR. Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan

waktu 3 bulan. Kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi adalah pengadaan

lahan dan keterlambatan APBDP

b. Rapat Pemantauan dan Evaluasi Dana Transfer ke

Daerah dan Dana Desa yang dipimpin oleh Kabid

Pemerintahan dan Sosial Budaya dan dibuka oleh

Sekretaris Bappeda Kabupaten. Pada rapat ini, Dinas

Pekerjaan Umum cq. Bidang Sanitasi menyampaikan

keberatan terhadap Permendagri yang menyatakan

bahwa adanya ketentuan Kelompok Sanitasi

Masyarakat (KSM) harus sudah memiliki pengalaman

minimal 4 tahun dalam melaksanakan DAK.

Beberapa kesimpulan dan tidak lanjut dari hasil

Pemantauan dan Evaluasi di Kabupaten Pemalang

adalah:

a. Bappeda Kabupaten Pemalang mengharapkan

kegiatan monev dapat dilakukan lagi tahun depan

atau setahun 2 kali;

b. Kompak akan melakukan kegiatan monev DAK di

Kabupaten Merauke dan Kabupaten Lumajang;

c. Dinas Pekerjaan Umum cq. Bidang Sanitasi

mengharapkan tahun 2018, Kabupaten Pemalang

memperoleh DAK Bidang Sanitasi;

(Rully)

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 19

Pemantauan dan Evaluasi di Kabupaten Pemalang

Page 20: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

T NI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

merupakan salah satu Program Operasi Bakti

TNI yang dilaksanakan secara terpadu oleh

TNI bekerjasama dengan Polri, Kementerian,

Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK),

Pemerintah Daerah dan komponen masyarakat lainnya

yang disinergikan dan diintegrasikan dengan tujuan

utuk meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah

guna meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih

baik dan mandiri. Kriteria sasaran TMMD yang

diharapkan adalah daerah-daerah yang tergolong

daerah miskin/tertinggal, daerah terisolir/terpencil,

daerah perbatasan/pulau-pulau kecil terluar dan daerah

kumuh perkotaan serta daerah-daerah lain yang

terkena akibat bencana.

Pada Tahun 2017 ini Kementerian PUPR dipercayakan

sebagai tuan rumah pelaksanaan Rakornis TMMD ke-

98. Berdasarkan Surat PJO TMMD Tanggal 26 April

2016 No. B/3/IV/2016 perihal : Permohonan sebagai

penyelenggara Rakornis TMMD ke-98 TA.2017, dimana

surat ini dibalas dengan Surat Sekjen Kementerian

PUPR pada Tanggal 13 Mei 2016 dengan nomor surat

UM.02.06-Sj/329 dengan Perihal : Tanggapan terhadap

Permohonan sebagai Penyelenggara Rakornis TMMD

ke-98 TA.2017 yang mana dalam surat tersebut

Kementerian PUPR siap sebagai Tuan Rumah.

Penyelenggara Rakornis TMMD ke-98 diselenggarakan

pada tanggal 9 Maret 2017 di Auditorium Kementerian

PUPR. Rakornis ini dibuka oleh Menteri PUPR Basuki

Hadimuljono dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad)

Jenderal TNI Mulyono, serta dihadiri para Bupati dan

Walikota penyelenggara TMMD, Ketua DPRD

Kabupaten/Kota, perwakilan Kementerian/Lembaga,

anggota TNI dan para Pejabat Tinggi Madya dan

Pratama Kementerian PUPR. Adapun tema pada

Rakornis TMMD ke-98 adalah “Dengan Semangat

Kemanunggalan, Kita Tingkatkan Sinergitas Lintas

Komponen Bangsa Dalam Rangka Membangun

Daerah dan Desa untuk Mewujudkan Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong dalam Kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Rakornis TMMD ke-98 diselenggarakan dengan

maksud untuk menyamakan visi, misi dan persepsi

diantara para pemangku kepentingan terkait mengenai

pelaksanaan TMMD ke-98 tahun 2017. Disamping itu,

acara ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk

saling berkoordinasi serta mengikuti arahan-arahan

dari Bapak Menteri PUPR dan Bapak Kepala Staf TNI AD

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

20

Kerjasama TNI dan Kementerian PUPR dalam

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

Page 21: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 selaku PJO TMMD sekaligus menyimak beberapa

informasi dari Tim Asistensi Kementerian maupun

Lembaga Pemerintah Non Kementerian, untuk

dijadikan pedoman dalam pelaksanaan TMMD. Selain

itu pada kegiatan ini terdapat pameran foto

dokumentasi kegiatan TMMD ke-97, jumpa pers dan

foto bersama seluruh undangan Rakornis TMMD ke-98.

Dalam sambutannya, Menteri PUPR menekankan

kegiatan TMMD sendiri selaras dengan arah

pembangunan Indonesia yang tercantum pada

Nawacita Presiden RI, khususnya butir ketiga,

membangun Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka

negara kesatuan. Hal ini juga sejalan dengan visi

Kementerian PUPR yaitu, terwujudnya infrastruktur

pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal

dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri,

berkepribadian berlandaskan gotong-royong.

Untuk itu ke depan sinergi Kementerian/Lembaga (K/L)

perlu terus diperluas dan dimantapkan dengan

melibatkan secara intensif beberapa K/L potensial

termasuk TNI, mewujudkan pembangunan yang bukan

sebatas fisik namun kegiatan pembanguanan yang

efektif untuk menciptakan lapangan kerja dan

pemerataan pembanguanan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kerjasama antara

Kementerian PUPR dan TNI telah terjalin selama

beberapa tahun terakhir.

Pada Tahun 2017 kegiatan yang berpotensi

dikerjasamakan Kementerian PUPR dengan TNI adalah

sebagai berikut : Kegiatan operasi dan pemeliharaan

Sungai, Bendung, Embung, Situ dan Long Storage

(BBWS Ciliwung Cisadane, BBWS Serayu-Opak, BBWS

Bengawan Solo, BWS Sumatera V, BWS Sumatera VIII,

BBWS Citarum, BWS Sulawesi II, BWS Sulawesi IV, dan

BWS Papua Merauke);

1. Penanganan darurat tanggul sungai (BBWS

Bengawan Solo);

2. Pembangunan jalan perbatasan di Provinsi

Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua

(BBPJN XI, BBPJN XII, BBPJN XVIII).

(Holan & Indah)

Bidang Sumber Daya Air:

Pemeliharaan Rutin Sungai di WS Citarum (Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus)

Pemeliharaan Rutin Sungai di WS Ciliwung Cisadane (Sungai Sunter, Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai

Grogol)

Bidang Cipta Karya:

Peran serta dalam Ekspedisi Bhakti Kesra Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2015 dan 2016.

Bidang Perumahan:

Pembangunan Rumah Khusus TNI Tahun 2015 (1.264 Unit) dan Tahun 2016 (738 Unit)

Beberapa Wujud Kerjasama Kementerian PUPR dengan TNI yang Sudah Dilakukan

Bidang Bina Marga:

Penanganan Jalan Perbatasan Kalimantan bersama ZENI TNI-AD

Rakornis TMMD ke-98 di Auditorium Kementerian PUPR

21

Page 22: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

22

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 22

2.Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 716.352 rumah tangga melalui pembangunan baru 448 SPAM lengkap dengan kapasitas sampai dengan 10 liter/detik

AIR MINUM

DAK REGULER Ditujukan bagi Kab/Kota yang memenuhi kriteria Daerah untuk pemenuhan SPM sesuai dengan tingkat cakupan pelayanan air minum DAK AFIRMASI 1. Daerah Tertinggal (122 daerah tertinggal (kabupaten)) 2. Kawasan Perbatasan (13 Provinsi dan 41 Kab pada 187 Lokasi Prioritas

Perbatasan (kecamatan)) 3. Transmigrasi (26 Provinsi dan tersebar di 37 Kabupaten dan 104

Satuan Permukiman sesuai surat menteri yang menangani urusan desa, dan daerah tertinggal. Selain itu ditujukan untuk 144 kawasan transmigrasi sesuai dengan target RPJMN 2015-2019)

DAK PENUGASAN 1. Kawasan Ekonomi Khusus (11 KEK) 2. Pariwisata 3. Kab/Kota yang memiliki SPAM Regional 4. Kota Binaan Kementerian PUPR 5. Kawasan Kumuh

SANITASI

DAK REGULER Bagi Kab/Kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota DAK AFIRMASI 1. Daerah Tertinggal (122 daerah tertinggal (kabupaten)) 2. Daerah Perbatasan (10 PKSN dan 187 kecamatan yang merupakan lokpri perbatasan di 43

kab/kota) 3. Transmigrasi 4. Daerah yang memiliki dokumen SSK/MMS 5. Ditujukan bagi Kab/Kota yang memenuhi kriteria lokasi prioritas untuk jenis DAK Penugasan

Bidang Sanitasi

DAK PENUGASAN 1. Kab/kota yang memiliki akses sanitasi dibawah rata-rata akses nasional (<67,2%) 2. Kab/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi kabupaten/kota 3. Penyediaan tangki septik individu perkotaan dan pengadaan truk tinja dilakukan pada

kabupaten/kota yang sudah mempunyai IPLT dan sedang membentuk atau sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis)

4. Penambahan pipa pengumpul dan SR dilakukan pada kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD terpusat (skala kota dan permukiman

5. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak dilakukan pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM

6. Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan dilakukan pada pesantren/lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap

7. Kegiatan penyediaan tangki septik komunal dan pembangunan baru IPALD skala permukiman diprioritaskan pada kawasan kumuh (desa/kelurahan) sesuai dengan SK Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya

8. Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota

LOKASI PRIORITAS PENYELENGGARAAN DAK TA 2018

Page 23: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017

23

1. Kemantapan Jalan Provinsi sebesar 71,75%

2. Kemantapan Jalan Kab/Kota sebesar 60,76%

3. Meningkatnya aksesibilitas menuju kawasan-kawasan strategis nasional : perbatasan, pariwisata, industri, daerah tertinggal

4. Meningkatnya konektivitas nasional

Sesuai RPJMN 2015 -2019, penanganan rumah tidak layak huni ditargetkan sebesar 1.750.000 unit. Berdasarkan resources envelope tahunan, target yang dapat ditangani PUPR sebanyak 400.000 unit, sehingga terdapat gap sebesar 1.350.000 unit.

1. Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 444.726 rumah tangga bagi MBR dan Non-MBR di kab/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun.

2. Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 716.352 rumah tangga melalui pembangunan baru 448 SPAM lengkap dengan kapasitas sampai dengan 10 liter/detik

3. Tersedianya akses ke sumber air minum yang layak bagi 243.170 rumah tangga melalui peningkatan SPAM BJP menjadi SPAM BJP terlindungi.

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi V/2016

LOKASI PRIORITAS PENYELENGGARAAN DAK TA 2018

Buletin Infrastruktur Daerah — Edisi I/2017 23

IRIGASI

DAK PENUGASAN

1. 18 Provinsi daerah penghasil padi tertinggi nasional

2. 153 Kabupaten/Kota sentra produksi beras

3. Mendukung daerah afirmasi terpilih, yaitu Daerah Tertinggal dan Kawasan

Perbatasan

4. Tetap memperhatikan Daerah lainnya sepanjang mempunyai D.I

JALAN

DAK REGULER

Meningkatkan mantap jalan daerah dalam mendukung konektivitas nasional (33 Provinsi

dan 508 Kab/Kota)

DAK PENUGASAN

1. Mendukung konektivitas di 33 Provinsi dan 508 Kab/Kota dengan prioritas daerah yang

yang mendukung

KSPN (KSPN Danau Toba; KSPN Tanjung Kelayang; KSPN Wakatobi; KSPN

Borobudur; KSPN Bromo Tengger Semeru; KSPN Labuan Bajo; KSPN Mandalika;

KSPN Pulau Morotai; KSPN Tanjung Lesung)

Kawasan Industri (KI Morowali; KI Sei Mangkei; KI Kuala Tanjung; KI Teluk Bintuni;

KI Bitung; KI Palu; KI Mandor; KI Batulicin; KI Jorong; KI Buli; KI Konawe; KI

Bantaeng; KI Ketapang; KI Tanggamus)

KEK (KEK Sei Mangkei; KEK Tanjung Lesung; KEK Palu; KEK Bitung; KEK Mandalika;

KEK Morotai; KEK Tanjung Api Api; KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan; KEK Tanjung

Kelayang)

2. Debotlenecking di (Tanjung Buton, Dumai, Serang, Gresik, Berau, dan Tanah Kuning

(Bulungan)

3. Mendukung aksesibiltas 187 Lokpri di 43 Kab/Kota Perbatasan Negara

4. Mendukung aksesibilitas di 122 Daerah Tertinggal

5. Mendukung konektivitas Simpul transportasi di 65 Kab/Kota

PERUMAHAN

DAK REGULER

Kab/Kota yang memiliki Surat Keputusan Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan

oleh Bupati/Walikota atau yang termasuk dalam baseline pemetaan kawasan kumuh

Ditjen Cipta Karya.

DAK AFIRMASI

Daerah yang beririsan dengan daftar 122 daerah tertinggal, 187 lokpri di 41 Kabupaten

Perbatasan Negara, 95 daerah kepulauan, 144 kawasan transmigrasi di daerah

tertinggal dan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, serta khusus untuk

pembangunan rumah khusus dilakukan pada Kab/Kota di Wilayah Papua dan Papua

Barat.

Page 24: INFRASTRUKTUR DAERAHINFRASTRUKTUR DAERAH 1-160517.pdf · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI Perencanaan Program Penyelenggaraan Infrastruktur

BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

EVALUASI CAPAIAN PENYELENGGARAAN DAK TA 2016

IRIGASI

JALAN

AIR MINUM

SANITASI

PERUMAHAN