(10) sinkronisasi

13
Manajemen Kesuburan Tanah : Sinkronisasi Hara Oleh : Nina Dwi Lestari 2013

Upload: farahnbl

Post on 19-Jan-2016

87 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

mkt

TRANSCRIPT

Page 1: (10) SINKRONISASI

Manajemen Kesuburan Tanah :

Sinkronisasi Hara

Oleh : Nina Dwi Lestari 2013

Page 2: (10) SINKRONISASI

Definisi • Sinkroni adalah ‘matching’ menurut waktu,

ketersediaan unsur hara dan kehutuhan tanaman akan unsur hara.

• Apabila penyediaan unsur hara tidak ‘match’, maka akan terjadi defisiensi unsur hara atau kelebihan unsur hara, meskipun jumlah total penyediaan sama dengan jumlah total kebutuhan

• Tidak terjadinya sinkroni (disebut asinkroni) disebabkan oleh dua hal, yakni: – jika penyediaan terjadi lebih lambat untuk kebutuhan,

dan – jika penyediaan terjadi lebih awal dibanding kebutuhan

pada situasi dimana unsur hara yang tersedia melebihi kebutuhan tanaman saat itu mempunyai resiko hilang dari sistem atau dikonversi menjadi bentuk yang tidak tersedia

Page 3: (10) SINKRONISASI

Pertimbangan Seleksi Bahan organik • apakah mengandung cukup

unsur hara untuk memenuhi

kebutuhan tanaman?,

• jika cukup, berapa banyak unsur

hara yang dilepaskan?,

• berapa proporsi hara yang

dilepas tersebut dapat diserap

oleh tanaman dan berapa yang

tetap tertinggal di dalam tanah

sebagai bahan organik tanah?,

• berada dimanakah unsur hara

yang telah dilepaskan tersebut

tetapi tidak diserap oleh

tanaman?.

SIN

KR

ON

ISA

SI

Page 4: (10) SINKRONISASI

Terlalu cepat

(asinkroni)

BO-A

Plant

Growth

BO-B

BO-C

Terlalu lambat

(asinkroni)

Terlalu lambat

(asinkroni)

Waktu

tanah

Konsep Sinkroni

Page 5: (10) SINKRONISASI

12 hipotesis sinkroni • S1 = pencapaian produksi tanaman dengan

menggunakan masukan anorganik (pupuk mineral) dapat didekati and dilampaui dengan optimalisasi waktu aplikasi, cara penempatan dan kualitas sumber hara organik.

• S2= Pada lingkungan dimana terjadi pencucian dan denitrifikasi yang tinggi, serapan N mineral oleh tanaman pada saat tanam dapat ditingkatkan dengan cara aplikasi simultan dari bahan organik yang mempunyai kandungan N rendah yang secara temporer me-imobilisasi N pada awal pertumbuhan, tetapi kemudian melakukan re-mineralisasi.

• S3= Stabilisasi bahan organik dalam tanah ditingkatkan dengan penambahan nitrogen mineral secara simultan dengan penambahan bahan organik dengan rasio C/N yang tinggi.

Page 6: (10) SINKRONISASI

• S4= Sisa tanaman yang mempunyai kandungan lignin tinggi akan menghasilkan mineralisasi neto dan serapan tanaman yang rendah pada musim tanam yang pertama, tetapi akan menghasilkan pengaruh residual yang besar pada musim berikutnya.

• S5= Sisa tanaman yang mempunyai kandungan polifenol menyebabkan tertundanya pelepasan unsur hara, tetapi kemudian akan terjadi pelepasan unsur hara.

• S6= Imobilisasi P oleh mikrobia, atau blocking P oleh serapan P pada kisi fiksasi, akibat penambahan bahan organik dapat mencegah fiksasi P, sehingga meningkatkan ketersediaan P. Fenomena ini akan lebih tepat diuji pada tanah yang mempunyai tingkat jerapan P yang tinggi, dimana tanah tersebut mempunyai kandungan bahan organik yang rendah tetapi mempunyai kandungan Fe yang tinggi.

• S7= Efisiensi serapan unsur hara meningkat dengan makin panjangnya periode tanaman.

Page 7: (10) SINKRONISASI

• S8= Efisiensi serapan unsur hara akan ditingkatkan oleh tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh lebih tinggi, dan mempunyai sistem perakaran yang lebih intensif dan lebih dalam.

• S9= Pembenaman bahan organik, daripada penempatan dipermukaan tanah, mempercepat pelepasan unsur hara, sehingga merupakan pilihan untuk modifikasi efisiensi penggunaan unsur hara.

• S10=Perbaikan efisiensi serapan unsur hara akibat penggunaan masukan organik akan terjadi jika pertumbuhan tanaman dan proses-proses dalam tanah tidak di batasi oleh air.

• S11=Kualitas dan kuantitas masukan organik dapat mempengaruhi komposisi dan aktifitas fauna, jadi mempengaruhi sinkroni antara penyediaan unsur hara dan kebutuhan tanaman akan unsur hara.

• S12=Kebutuhan tentang sinkroni dan kebutuhan tanaman yang tepat dapat dikurangi dengan penyimpanan unsur hara dalam tanaman dalam hal terjadi kelebihan penyediaan unsur hara.

Page 8: (10) SINKRONISASI

Kualitas Bahan Organik

• Parameter Kualitas (mudah terdekomposisi) – C/N < 20 – N > 1,6% – Lignin < 9% – Polifenol < 4%

• Protein binding capacity

Kompartemen BO

Cepat terdekomposisi

(a) penyedia hara tanaman, segera

(b) kontribusi ke BOT kurang

Lambat terdekomposisi

(a) Kontribusi BOT

(b) Cadangan hara jangka panjang

Page 9: (10) SINKRONISASI

Manipulasi Kualitas Bahan Organik

• Modifikasi struktur sisa tanaman: – di ubah secara fisik dengan cara fraksionasi

bahan menjadi berbagai ukuran

• Mengubah komposisi kimia sisa tanaman – Perubahan kondisi lingkungan yang ekstrem,

misalnya kekeringan atau kemasaman tanah

– manipulasi genetik

• Pencampuran sisa tanaman: – mencampur bahan organik berkualitas tinggi

(kandungan lignin dan polifenol rendah), dengan bahan organik berkualitas rendah (kandungan lignin dan polifenol tinggi)

Page 10: (10) SINKRONISASI

Gliricidia sepium

Calliandra calothyrsus

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

0

10

20

30

0

5

10

15

20

25

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

0

50

100

150

200

250

300

Konsentrasi N (mM)Konsentrasi N (mM)

Kap

asit

as p

engi

kata

n pr

otei

n

Nis

bah

C :

N

(

µg

BS

A m

g-1 )

0

2

4

6

8

10

Lig

nin

(%

)

Pol

ifen

ol (

%)

0

1

2

3

4

5

N (

%)

Pengaruh konsentrasi pemberian N terhadap kualitas bahan tanaman Caliandra dan Leucaena

Page 11: (10) SINKRONISASI

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

0

25

50

75

100

125

150

175

200

225

250

kapasitas pengikatan protein

Proporsi Peltophorum dan Gliricidia (%)

Pol

ifen

ol t

otal

(%

)

polifenol total

Kap

asit

as P

engi

kata

n P

rote

in (

µg

BS

A /

mg)

Campuran antara bahan pangkasan Gliricidia dan Peltophorum

Page 12: (10) SINKRONISASI

0

100

200

300

400

500

tidak tercuci

pencucianresiko

Cura

h h

uja

n a

tau e

vap

otr

aspir

asi

(mm

/bula

n)

B u l a n

Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

evapotranspirasicurah hujan

penutup tanahtanamankedelaijagung

tanahpenutuptanaman

pemberian bahan organik berupa sisa tanaman

Waktu pemberian bahan organik dengan

pertimbangan musim hujan di Lampung dalam

kaitannya dengan kandungan polifenol bahan

organik.

Page 13: (10) SINKRONISASI

Stimulasi dan Retardasi • pada sebagian besar sistem pertanian, BO

(sisa tanaman) biasanya diberikan ke tanah berulang kali.

• BO baru yang ditambahkan dapat mempengaruhi kecepatan dekomposisi BO lama yang telah ditambahkan sebelumnya (disebut priming effect). – contoh, penambahan BO baru berkualitas tinggi

(N tinggi, lignin dan polifenol rendah) dapat menyebabkan stimulasi (positive priming effect) dekomposisi BO lama yang sebelumnya telah ditambahkan, sebaliknya jiuka BO baru berkualitas rendah akan terjadi retardasi (negative priming effect)