infobpjs - bpjs-kesehatan.go.id filemessage ceo pembaca info bpjs kesehatan yang budiman, tentu...

24
KESEHATAN INFOBPJS SIAP MENYONGSONG CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA USIA EMAS BPJS KESEHATAN MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 2018

Upload: dohanh

Post on 13-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

K E S E H A T A NI N F O B P J S

SIAP MENYONGSONG CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA

USIA EMAS BPJS KESEHATAN

MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 2018

Page 2: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan
Page 3: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

MESSAGECEO

MESSAGEPembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman,

Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan kesehatan yang awalnya peserta “hanya” berjumlah 16 juta. Kini, di tahun ke-lima nya BPJS Kesehatan memiliki lebih dari 200 juta peserta.

Secara regulasi, institusi ini baru diperkenalkan sejak 7 tahun yang lalu, sejak UU BPJS Nomor 24 diterbitkan pada akhir 2011. Sebagai sebuah wujud baru, periode awal lahirnya BPJS Kesehatan di tahun 2012-2013 dikenal dengan masa transformasi. Kemudian pada tahun 2014-2015 merupakan masa transisi dan pada periode 2016-2021 merupakan masa pembenahan infrastruktur, yang mana di periode ini merupakan periode kami dalam membangun pondasi-pondasi dasar dalam keberlangsungan Program JKN-KIS. Dalam periode ini pula kami telah banyak melakukan berbagai inovasi dalam mewujudkan salah satu dari Tiga Fokus Utama Tahun 2018 yaitu Meningkatkan Kepuasan Peserta.

Sejak beroperasi tanggal 1 Januari 2014 hingga saat ini, Program JKN-KIS secara faktual telah mendukung upaya pemerataan ekonomi yang berkeadilan dengan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat ditilik dari hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia diantaranya adalah total kontribusi Program JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia tahun 2016 mencapai 152,2 Triliun dan diprediksi akan meningkat sangat tajam pada tahun 2021 menjadi sebesar 289 Triliun. Program JKN-KIS mampu menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan kesehatan, terbukti dengan tingginya angka pemanfaatan JKN-KIS sebesar 223,4 juta kunjungan sampai dengan akhir tahun 2017. Program JKN-KIS juga telah menghindarkan 14,5 juta orang untuk tidak semakin terpuruk dalam kemiskinan yang semakin dalam.

Tahun 2018 BPJS Kesehatan kembali mengguratkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) untuk laporan keuangan tahun 2017. Predikat ini merupakan predikat ke empat yang diraih sejak BPJS Kesehatan beroperasi dan predikat ke-26 sejak PT Askes (Persero). Selain itu, BPJS Kesehatan juga terpilih sebagai Lembaga Non Struktural yang berhasil menyelesaikan keluhan peserta paling cepat berdasarkan laporan dari Kantor Staf Presiden.

Di awal Oktober lalu, BPJS Kesehatan juga menorehkan prestasi gemilang diranah Internasional. Meraih 9 penghargaan dari asosiasi jaminan sosial internasional, International Social Security Association (ISSA) yang merupakan asosiasi lembaga jaminan sosial yang beranggotakan 158 negara di dunia. BPJS Kesehatan menjadi satu-satunya peraih 9 penghargaan pada acara ini yang dihadiri lebih dari 40 negara di kawasan Asia Pasifik.

Melalui kontribusi pada bangsa dan negara tersebut, segenap Jajaran BPJS Kesehatan terus berupaya untuk bekerja secara luar biasa dengan laju yang semakin sigap dengan tetap menjaga kualitas kerja terbaik kami dalam menjalankan amanah mulia untuk melayani seluruh penduduk Indonesia dalam hal pembiayaan kesehatan melalui Program JKN-KIS.

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi dan memberkahi setiap usaha yang kami lakukan untuk kerap menuliskan sejarah dan prestasi, yang tak lain sebagai kontribusi membangun Republik ini. Direktur Utama Fachmi Idiris

Mendulang Kinerja Positif Untuk Kontribusi Membangun Negeri

Perjalanan pembiayaan kesehatan, bisa dikatakan sudah dimulai negara ini

sejak 50 tahun yang lalu, sejak lahirnya Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan

(BPDPK) di tahun 1968, kemudian berevolusi menjadi

Perum Husada Bhakti di tahun 1984, menjadi PT Askes

(Persero) di tahun 1992 dan bertransformasi menjadi

BPJS Kesehatan di tahun 2014 hingga saat ini.

Page 4: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

KILAS & PERISTIWA

5

FOKUS50 tahun perjalanan jaminan kesehatan nasional tanah air 6

PELANGGAN

12BPjs kesehatan lampaui 640 juta pemanfaatan dalam empat tahun

14

BENEFIT

18pedagang stmj rutin bayar iuran untuk bekal usia senja

INSPIRASI

19

SEHAT & GAYA HIDUP

SALAM REDAKSI

PERSEPSI

DAFTAR ISI

BINCANGjaminan kesehatan berkembang pesat 10 20

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PEMIMPIN REDAKSI Nopi Hidayat SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Budi Setiawan, Widiani Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Endang Diarty, Upik Handayani, Maria Yuniarti, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani, Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam Rahmat Muhtadin, Eko Yuliantoi Ngurah

begini loh mekasnisme penggantian dan penambahan status peserta pbi

kualitas tidur buruk waspadai ancaman depresi

Semangat 50 Tahun Mengabdi Untuk Negeri

bpjs kesehatan lirik kerjasama internasional

TESTIMONI16tidak lagi takut berobat kerumah sakit

Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,

Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) saat ini hampir berada dalam titik puncak dari cita-cita yang dirintis oleh para pendiri negeri. 50 tahun bukan waktu yang sebentar dan sebentar lagi negara akan mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyatnya dalam mengakses pelayanan kesehatan tanpa terkecuali. Kali ini Info BPJS Kesehatan berkesempatan mewawancarai beberapa tokoh pimpinan negeri yang mengawal implementasi Program JKN-KIS sampai saat ini sejuta manfaat telah dirasakan oleh rakyat Indonesia, cecara khusus di edisi ini akan dibahas dalam rubrik FOKUS.

Dalam rubrik BINCANG, Media Info BPJS Kesehatan berkesempatan mewawancarai Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek, yang akan berkomentar tentang bagaimana dukungan Kementerian Kesehatan dalam keberhasilan Program JKN-KIS.

Kami menyadari, untuk meningkatkan kualitas informasi yang ada dalam media ini kami masih membutuhkan masukan dan kritik dari pembaca sekalian. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman, atas atensi dan masukan membangun sehingga diharapkan media ini terus menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan masyarakat serta pembaca sekalian. Selamat beraktivitas.

Redaksi

Pelayanan Kesehatan Untuk Peserta JKN-KIS Dibedakan? Benarkah?

Page 5: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 5

KILAS & PERISTIWA

BPJS Kesehatan Lirik Kerjasama Internasional

Jakarta - Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, maka mulai 1 Januari 2014 semua warga negara Indonesia akan terlindungi program jaminan kesehatan. Termasuk dalam golongan tersebut adalah program jaminan kesehatan untuk anggota TNI dan Polri yang telah masuk dalam kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sejak 1 Januari 2014. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan Peserta JKN-KIS khususnya bagi pegawai di Kementerian Pertahanan RI, anggota TNI dan anggota Polri, BPJS Kesehatan sepakat untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan kedua lembaga tersebut.

“Kami mengapresiasi kerjasama yang sejak awal implementasi Program JKN-KIS telah didukung oleh Kementerian Pertahanan RI dan Kepolisian RI. Seluruh jajaran telah kompak bersinergi sehingga sampai saat peserta JKN-KIS baik dari anggota TNI maupun POLRI dapat terlayani dengan baik, dan diharapkan melalui nota kesepahaman ini akan memperkuat sinergi antara BPJS Kesehatan, Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI.

Berbagai masukan perbaikan dari hasil evaluasi kerjasama selama ini, diharapkan sudah dapat dituangkan dalam nota kesepahaman hari ini sehingga kualitas layanan bagi anggota TNI maupun Polri makin optimal, ” ujar Direktur Utama Fachmi Idris dalam kegiatan penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta (08/03), yang juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu dan Kapala Kepolisian RI Tito Karnavian.

Adapun ruang lingkup kesepakatan bersama yang dilaksanakan dengan Kementerian Pertahanan adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan, pemanfaatan fasilitas kesehatan, dan kepesertaan. Sedangkan ruang lingkup nota kesepahaman yang dilaksanakan dengan Kepolisian RI adalah terkait dengan peserta dan rekonsiliasi data peserta JKN-KIS yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Polri, prosedur pelayanan kesehatan faskes milik Polri,pembayaran pemanfaatan faskes milik Polri serta pemanfaatan data online kecelakaan lalu lintas.

"Di era JKN-KIS, pemanfaatan fasilitas kesehatan milik TNI maupun Polri nyatanya telah memberikan kontribusi dalam optimalisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat. BPJS Kesehatan senantiasa mendorong agar kualitas layanan kesehatan di faskes milik TNI dan Polri tersebut terus dioptimalkan sampai dengan standar kualitas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan," ujar Fachmi.

Penandatanganan kesepakatan bersama dan nota kesepahaman ini, diharapkan menjadi dasar masing-masing pihak untuk berkoordinasi dalam penyusunan pedoman kerja dan perjanjian kerjasama baik ditingkat pusat maupun daerah.

BPJS Kesehatan Perkuat Sinergi Optimalisasi Kualitas Layanan Bagi AnggotaTNI DAN POLRI

Jakarta - BPJS Kesehatan mulai menjajaki kerja sama dengan National Health Service England West Midlands dan Coventry University. United Kingdom (UK) Menurut Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan dan mengoptimalkan sistem jaminan sosial di kedua negara.“Penandatanganan hari ini merupakan awal dari kerja sama dan persahabatan tripartit antara BPJS Kesehatan, National Health Service England, serta Coventry University UK di masa mendatang. Harapan kami, kerja sama internasional tersebut nantinya dapat membawa sistem pengelolaan jaminan kesehatan di Indonesia ke arah yang lebih maju,” ucap Bayu usai menandatangani Minutes of Meeting antara BPJS Kesehatan dengan National Health Service England West Midlands dan Coventry University. United Kingdom (UK), Jumat (13/07).

Adapun ruang lingkup kerja sama tersebut rencananya akan meliputi sharing keahlian, informasi dan pengalaman di bidang jaminan sosial kesehatan, menyelenggarakan seminar bersama, mengadakan pendidikan dan pelatihan

bagi para ahli di bidang jaminan sosial kesehatan, serta melaksanakan penelitian, konsultasi, dan publikasi bersama di bidang jaminan sosial kesehatan.

“Ke depannya BPJS Kesehatan akan terus membuka dan memperluas kerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki komitmen serupa untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduknya. Diharapkan dengan demikian, kualitas pelaksanaan JKN-KIS dapat ditingkatkan secara signifikan dari waktu ke waktu,” ucap Bayu.

Page 6: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 20186

F O K U S

PERJALANAN JAMINAN KESEHATAN DITANAH AIR

50 TAHUN

Tahun 2018 merupakan tahun bersejarah yang menandai 50 tahun beroperasinya BPJS Kesehatan secara kelembagaan. Dimulai dari Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan

(BPDPK) di tahun 1968, lebih tepatnya dibentuk pada 15 Juli 1968. Kemudian badan ini berevolusi menjadi Perum Husada Bhakti di tahun 1984, menjadi PT Askes (Persero) di tahun 1992, dan menjadi BPJS Kesehatan pada 2014. Pada 15 Juli 2018 lalu, BPJS Kesehatan merayakan golden anniversary-nya.

Tentunya bukan usia muda bila dianalogikan dengan usia manusia. Segala macam perubahan, termasuk perubahan bentuk organisasi telah dilewati institusi ini dengan segala warna-warninya. Pada 1 Januari 2014, PT Askes bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan yang mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, program ini disebut juga Kartu Indonesia Sehat (KIS). Program JKN-KIS sekaligus mengubah wajah jaminan kesehatan di Tanah Air. Dari program jaminan yang hanya melindungi kesehatan sebagian kelompok masyarakat, menjadi jaminan untuk seluruh rakyat Indonesia. Program JKN-KIS memberikan peluang kepada semua orang untuk memiliki jaminan kesehatan.

Cikal bakal jaminan kesehatan semesta untuk seluruh rakyat sebetulnya sudah menjadi cita-cita para pendiri bangsa ini. Berawal dari ide yang digagas oleh Menteri Kesehatan Professor G.A. Siwabessy di tahun 1968 dengan membentuk BPDPK. Cita-cita tersebut mulai diwujudkan oleh Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, dengan mengesahkan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19 Oktober 2004.

Page 7: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 7

FOKUS

SJSN mengalami perjalanan panjang sebelum akhirnya disahkan. Diawali dengan sidang tahunan MPR RI tahun 2000, di mana Presiden Abdurrahman Wahid kala itu menyatakan tentang pengembangan konsep SJSN. Pada tahun 2001, Megawati sebagai Wakil Presiden RI mengarahkan Sekretaris Wakil Presiden membentuk Kelompok Kerja Sistem Jaminan Sosial Nasional (Pokja SJSN). Pokja ini kemudian menghasilkan naskah awal dari Naskah Akademik SJSN di bulan Desember tahun itu. Di 2002, Megawati meningkatkan status Pokja SJSN menjadi Tim SJSN melalui Keppres 20/2002. Tim ini diketuai oleh Sulastomo, seorang pelaku sejarah asuransi kesehatan Indonesia yang berkiprah sejak BPDPK hingga terakhir menjabat salah satu direktur di PT Askes (Persero). Proses yang cukup melelahkan bagi tim ini, mengingat draft RUU SJSN sendiri mengalami perubahan hingga 56 kali.

Setelah mengalami perubahan dan penyempurnaan, dihasilkan sebuah naskah terakhir SJSN pada tanggal 26 Januari 2004. Naskah akademik SJSN ini selanjutnya dituangkan dalam RUU SJSN. Perjuangan untuk menerbitkan SJSN tidak hanya sampai pada pembuatan naskah akademis. Megawati dan jajarannya masih harus berjuang meloloskan RUU SJSN di tingkat legislatif. Hingga akhirnya di 19 Oktober 2004 atau sehari sebelum akhir masa pemerintahannya, Megawati menandatangani UU SJSN.

Tujuh tahun setelahnya, UU SJSN diperkuat dengan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor 24 Tahun 2011, yang kemudian melahirkan BPJS Kesehatan yang bertugas mengelola Program JKN-KIS. Pada 31 Desember 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan BPJS Kesehatan di Istana Bogor, Jawa Barat, menandai mulai dijalankannya Program JKN-KIS pada 1 Januari 2014.

“Implementasi program ini dibarengi berbagai kendala. Namun seiring berjalan waktu dan makin matangnya sistem yang ada, banyak hal yang dievaluasi dan pemerintah bisa cari solusi terbaik yang bisa diterapkan sebaik mungkin, maka secara perlahan semua juga bisa terwujud,” ujar SBY, seperti dikutip dari Buku 50 Tokoh JKN.

Menurut SBY, saat mengimplementasikan JKN-KIS, pemerintah mengacu pada UUD 1945 Pasal 34 ayat (2) yang mewajibkan kepada negara untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Dengan adanya jaminan sosial, seluruh warga negara bisa merasakan langsung manfaatnya, terutama bagi kalangan menengah ke bawah sebagai bentuk pemerataan hak-hak warga negara. Diharapkan warga negara bisa benar-benar terbantu secara langsung untuk mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa kendala biaya dan tempat tinggal.

“Tentunya dengan adanya take and give dan gotong royong, secara tidak langsung kita mampu saling membantu di antara warga negara di Tanah Air tercinta ini,” ujar SBY.

Menurut SBY, manfaat terbesar Program JKN-KIS bagi warga negara adalah mereka tidak lagi merasa terbebani dengan adanya biaya kesehatan yang makin mahal di era sekarang. Karena prinsip dari program ini adalah warga negara dari Sabang sampai Merauke secara gotong royong saling membantu satu dengan lainnya.

“Apalagi saat ini peserta JKN jumlahnya sudah mencapai 199 juta lebih. Tentu hal ini perlu diapresiasi, karena mungkin inilah jaminan sosial kesehatan terbesar di dunia dan tidak mudah melaksanakannya,” ujar SBY.

Di Pemerintahan Jokowi-JK, Program JKN-KIS merupakan salah satu program prioritas yang tercantum dalam Nawacita ke-5, yaitu meningkatan kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini diharapkan mampu meretas jalan perubahan demi Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Melalui Program JKN-KIS setiap warga negara Indonesia mendapatkan akses dan jaminan saat membutuhkan pelayanan kesehatan.

Secara bertahap, Program JKN-KIS pun terus berkembang pesat hingga kini dan bergerak menuju cakupan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) pada 1 Januari 2019. Hanya dalam waktu 4 tahun, jumlah peserta telah mencapai 199 juta lebih, meningkat dari 187,9 juta di akhir 2017. Itu artinya 77% penduduk Indonesia kini telah memiliki JKN-KIS. Empat provinsi telah mencapai UHC terlebih dahulu, yakni DKI Jakarta, Aceh, Gorontalo, dan Papua Barat.

“Mohon doa dan dukungannya sehingga per 1 Januari 2019 paling ttidak 95% Indonesia sudah terkaver dalam program ini,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris.

Keberadaan Program JKN-KIS menjadi tonggak sejarah penting bangsa Indonesia. Sebuah lompatan pencapaian yang membawa Indonesia setara dengan negara-negara modern lainnya di dunia. Negara maju saja butuh waktu bertahun-tahun untuk menjamin kesehatan seluruh warganya. German butuh 127 tahun untuk menjamin 85% penduduk, Austria 79 tahun (99% penduduk), Belgia 118 tahun (100% penduduk), Jepang 36 tahun (100% penduduk), dan 26 tahun bagi Korea Selatan untuk menjamin 97% penduduk.

Page 8: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 20188

F O K U S

4 Kali WTP

Tahun ini, BPJS Kesehatan juga kembali mendulang predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) untuk laporan keuangan 2017. Empat kali WTP beturut-turut diraih BPJS Kesehatan sejak program JKN mulai dilaksanakan 2014, dan ke-26 sejak PT Askes. Menurut akuntan publik yang mengaudit, Mirawati Sensi Idris (MSI), yang berafiliasi dengan Moore Stephens International Limited, laporan keuangan dana jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan telah disajikan secara wajar dan sesuai standar akuntansi keuangan di Indonesia.

“Laporan keuangan baik itu dana jaminan sosial maupun dana BPJS Kesehatan kami sajikan secara wajar baik dari sisi material, kinerja atau aktifitas dan arus kas untuk tahun berakhir 2017 sesuai dengan standar akuntasi keuangan di Indonesia,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris.

Selain itu, dari hasil pengukuran Good Governance tahun 2017 oleh BPKP, BPJS Kesehatan juga mendapatkan nilai baik sesuai dengan yang ditargetkan dengan skor aktual 85,63 dari skor maksimal 100. Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan, di 2017 BPJS Kesehatan sudah bermitra dengan 21.763 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdiri atas puskesmas, dokter praktik perorangan, klinik TNI/Polri, klinik pratama, rumah sakit D pratama, dan dokter gigi praktik perorangan.

Di tingkat Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 2.268 rumah sakit dan klinik utama. Melihat pertumbuhan faskes yang bekerja sama, menurut Fachmi, tidak benar isu yang beredar bahwa banyak faskes tidak mau bekerja sama BPJS Kesehatan karena merugi. Justru sebagian

besar faskes yang menjadi provider BPJS Kesehatan adalam milik swasta.

Laporan ini juga menunjukkan, program JKN sangat dibutuhkan masyarakat. Ini terlihat dari total kunjungan ke faskes yang dibiayai oleh program ini sejak 2014-2017 sebanyak 640,2 juta pemanfaatan. Di 2017 saja, pemanfataan di FKTP mencapai 150,3 juta, sedangkan rawat jalan rumah sakit 64,4 juta, dan rawat inap 8,7 juta. Jika ditotal, maka ada 223,4 juta pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh tingkat pelayanan. Artinya, rata-rata pemanfaatan yang dibiayai oleh BPJS Kesehatan mencapai 612.055 pemanfataan per hari. Total pemanfaatan sejak 2014-2017 seanyak 640,2 juta.

Terkait pendapatan iuran dari peserta pada 2017 mencapai Rp74,25 triliun. Jika diakumulasikan sepanjang 4 tahun ini, maka total iuran JKN-KIS mencapai Rp235,06 triliun. Saat ini ada 12.606 kantor cabang dan 59.937 unit ATM bank mitra BPJS Kesehatan (Mandiri, BRI, BNI, dan BTN) yang siap melayani pembayaran iuran peserta. Peserta juga bisa membayar iurannya melalui internet banking, sms banking, mesin EDC, autodebet, mobile banking, jaringan minimarket, Kader JKN, Kantor Pos, Pegadaian, aplikasi Go-Jek, Pay Tren, dan sebagainya.

Keberhasilan program JKN tidak lepas dari kepuasan pihak-pihak yang memanfaatkannya. Di 2017 indeks kepuasan faskes yang melayani pasien JKN secara total mencapai 75,7%. angka ini terus meningkat dari tahun pertama program ini dijalankan hanya 65%, dan ditargetkan mencapai 80% di 2019. Khusus di FKTP, indeks kepuasan mencapai 75,9% sedangkan tingkat FKRTL sebesar 75,2%.

Page 9: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 9

FOKUS

Sementara tingkat kepuasan peserta di 2017 dilaporkan mencapai 79,5%, lebih tinggi dari awal program ini adalah 75%. BPJS menargetkan tercapai 85% di 2019. “Angka-angka ini masuk dalam kategori tinggi. Namun memang masih ada satu dua kekurangan yang perlu diperbaiki bersama. Kami terus benahi untuk memenuhi semua indikator yang ditetapkan,” kata Fachmi.

Di samping itu, JKN juga dinilai mampu mencegah masyarakat dari risiko jatuh miskin akibat membayar biaya pelayanan kesehatan penyakit katastropik yang notabene berbiaya tinggi. Pengeluaran masyarakat untuk iuran JKN dapat dianggap sebagai investasi karena terbukti mampu melindungi keluarga dari kemiskinan akibat penyakit berbiaya mahal. Misalnya, operasi jantung menyerap ratusan juta, dan cuci darah dalam sebulan menghabiskan belasan juta.

“Mungkin awalnya kalangan masyarakat yang mampu masih bisa menanggung biayanya. Tapi lama-kelamaan pasti ada satu titik dimana mereka tidak mampu lagi untuk membiayai penyakit-penyakit tersebut,” kata Fachmi.

Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI 2017 menunjukkan, di 2016 program JKN menyelamatkan 1,16 juta orang dari kemiskinan. Program ini juga telah melindungi 14,5 juta orang miskin dari kondisi kemiskinan yang lebih parah.

Patut Disyukuri

Menjamin kesehatan lebih dari 199 juta penduduk bukanlah perkara mudah. Dalam perjalanannya, BPJS Kesehatan menghadapi banyak tantangan, terutama terkait pembiayaan. Isu defisit belakangan ini menjadi tantangan besar bagi BPJS Kesehatan.

Namun, menurut Megawati Soekarnoputri, Program JKN-KIS patut disyukuri. Sebab di usianya yang relatif muda, sebagian besar rakyat sudah dijamin. Sebagian besar peserta juga telah memanfaatkan program ini

untuk mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan. Sebelum adanya JKN-KIS, banyak orang sakit enggan ke fasilitas kesehatan karena khawatir tidak mampu membayar biaya pengobatan. Mereka memilih tidur saja di rumah hingga penyakitnya makin parah. Megawati pun kerap menerima keluhan rakyat miskin betapa sulitnya mereka mengakses layanan kesehatan dan membeli obat.

“Untuk itulah saya perjuangkan. Begitu program ini diluncurkan, orang-orang yang dulunya tertutup karena keterbatasan, sekarang lebih terbuka untuk datang ke fasilitas kesehatan. Dulu orang menderita kanker sudah parah baru datang ke rumah sakit, tapi sudah terlambat. Kenapa? Karena kembali ke biaya,” ujar Megawati.

Prinsip gotong royong dalam JKN-KIS yang merupakan wujud dari nilai-nilai Pancasila telah menolong banyak orang. Namun, BPJS Kesehatan janganlah puas dengan jumlah peserta yang terus bertambah. Kualitas layanan dan akses atau jangkauan harus terus dipantau, sehingga peserta yang membutuhkan benar-benar merasakan kehadiran program ini. Tingkatkan koordinasi dengan pemerintah, pemerintah daerah dan sektor terkait untuk pemerataan dokter sampai ke daerah-daerah tersulit, sehingga peserta JKN-KIS di sana pun merasakan kualitas layanan yang sama.

Perkuat upaya promosi dan pencegahan penyakit melalui pemberdayaan masyarakat agar berperilaku hidup sehat. Gotong royong bukan hanya menjadi peserta dan disiplin membayar iuran agar meringankan biaya pengobatan bagi mereka yang membutuhkan, tapi juga menjaga pola hidup sehat sebagai bagian dari revolusi mental.

Dengan dukungan semua pihak, Megawati optimis paling lama 10 tahun ke depan BPJS Kesehatan dan Program JKN-KIS makin kuat. Asalkan pemimpin-pemimpin di masa depan memiliki komitmen yang sama untuk meneruskan yang sudah ada. Siapa pun presiden, wakil presiden, dan para menterinya, Program JKN-KIS harus tetap dilanjutkan. Bila perlu ditingkatkan kualitasnya.

Page 10: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201810

B I N C A N G

JAMINAN KESEHATAN BERKEMBANG PESATMENKES

Tahun 2018 adalah tahun bersejarah bagi perjalanan sistem jaminan kesehatan di Indonesia. Bila diingat kembali, pada tahun 1968 di lingkungan Departemen Kesehatan RI dibentuk Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), yang mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Oleh Menteri Kesehatan RI pada

periode tersebut, Prof. Dr. G.A. Siwabessy, BPDPK dinyatakan sebagai cikal-bakal asuransi kesehatan nasional. Badan ini kemudian berevolusi menjadi Perum Husada Bhakti di tahun 1984, menjadi PT Askes (Persero) di tahun 1992, dan menjadi BPJS Kesehatan pada 2014.

NILA FARID MOELOEK

Page 11: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 11

BINCANGLalu, seperti apa perjalanan sistem jaminan kesehatan, dan apa perbedaannya dengan Program JKN-KIS saat ini? Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, memberikan pandangannya mengenai perkembangan jaminan kesehatan di Tanah Air. Berikuti kutipannya.

Bagaimana pandangan Ibu tentang jaminan kesehatan terdahulu dengan Program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan ?

Dari semula hanya BPDPK hanya menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS dan penerima pensiun. BPJS Kesehatan saat ini menjadi penyelenggara JKN-KIS untuk seluruh penduduk. Dengan pengalaman panjang sebagai penyelenggara jaminan kesehatan, maka wajar apabila masyarakat luas menaruh harapan besar kepada BPJS Kesehatan untuk dapat menyelenggarakan jaminan kesehatan yang baik dan bermutu serta dapat mencapai Universal Health Coverage (UHC). UHC yang dimaksudkan tentu dalam arti luas yakni kepesertaan jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk, tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu untuk memberikan manfaat pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan kesehatan dasar peserta, serta tercapainya perlindungan finansial ketika masyarakat mengakses pelayanan kesehatan.

Menurut Ibu, bagaimana perkembangan JKN-KIS sekarang?

BPJS Kesehatan tentu telah bekerja keras dan saya mengapresiasi hal-hal yang telah dicapai. Saat ini jaminan kesehatan nasional telah berkembang sangat pesat. Kepesertaan JKN-KIS menurut data 11 Mei 2018 sudah mencakup 197,4 juta penduduk atau setara dengan 76,6 persen dari seluruh penduduk. Harus diakui bahwa JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah memberi manfaat kepada masyarakat luas. Berbagai data menunjukkan telah terjadi peningkatan yang signifikan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dibandingkan sebelum era JKN-KIS. Fakta juga menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan juga

semakin merata sejak era JKN-KIS. Manfaat penjaminan yang komprehensif dari JKN-KIS juga telah memberi perlindungan finansial terhadap masyarakat luas. Gambaran pola penyakit serta biaya penyakit penyakit katastrofis, meski terlihat sebagai beban pembiayaan JKN-KIS, tetapi dari sudut pandang yang berbeda, hal tersebut juga menunjukkan besarnya perlindunganfinansial yang diberikan JKN-KIS kepada masyarakat.

Program JKN-KIS telah mereformasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Bagaimana menurut Ibu ?

Reformasi pembiayaan kesehatan di Indonesia dengan JKN-KIS sudah pada arah yang benar dan memberikan hasil-hasil yang nyata. Penyelenggaraan JKN-KIS yang menerapkan sistem kendali biaya dan kendali mutu melalui berbagai perasat seperti cara pembayaran pemberi pelayanan, formularium nasional obat, dan lain-lain, juga mendorong perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan didorong menjadi lebih efisien meski tetap harus menjaga mutu pelayanan. Demikian pula sistem rujukan berjenjang yang diberlakukan dalam JKN-KIS mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai tingkat kebutuhan medisnya.

Akan tetapi harus diakui, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan JKN-KIS. Pada kelompok Pekerja Penerima Upah (PPU), masih belum seluruhnya ikut sebagai peserta JKN-KIS, sementara pada kelompok Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), kesinambungan kepesertaan juga masih menjadi masalah. Perubahan sistem yang cepat juga seringkali masih belum dapat diadaptasi oleh pemberi pelayanan, terutama pemberlakuan cara pembayaran prospektif dengan INA CBG’s, serta implikasinya terhadap pentingnya meningkatkan efisiensi.

Transisi epidemiologi yang cepat dan membuat beban pembiayaan karena penyakit tidak menular meningkat, sementara masalah penyakit menular masih belum tuntas menjadi tantangan yang

juga dihadapi. Ketidakseimbangan antara biaya manfaat pelayanan kesehatan dibandingkan dengan Dana Jaminan Sosial merupakan keadaan yang masih terus menerus berlangsung. Pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan untuk memastikan ekuitas manfaat di beberapa daerah juga merupakan tantangan tersendiri. Untuk itu, suatu pemantauan dan evaluasi secara berkala dan terpadu serta konsisten terhadap penyelenggaraan JKN-KIS haruslah menjadi bagian penting dari penyelenggaraan JKNKIS itu sendiri.

Apa saja dukungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan JKN-KIS ?

Kementerian Kesehatan terus bekerja keras memperkuat dan memeratakan pelayanan melalui pembangunan, rehabilitasi, serta peningkatan fasilitas kesehatan. Demikian pula pemerataan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, utamanya pada daerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Sampai saat ini Kementerian Kesehatan telah menempatkan sebanyak 2.486 tenaga kesehatan Nusantara Sehat berbasis tim, 1.663 tenaga kesehatan Nusantara Sehat individu serta 1.731 orang doktespesialis bedah, kebidanan, penyakit dalam, anak serta anestesi melalui program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) ke seluruh nusantara untuk memperkuat sisi suplai pelayanan kesehatan.

Kementerian Kesehatan saat ini juga memprioritaskan penguatan pelayanan tingkat pertama melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang mengutamakan upaya promotif dan preventif. Suksesnya PIS-PK pada waktunya akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesinambungan finansial Program JKN-KIS karena ketika masyarakat terjaga kesehatannya, akan mengurangi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Untuk itu, saya berharap BPJS Kesehatan juga dapat berinvestasi pada pelayanan promotif dan pelayanan tingkat pertama yang sejalan dengan PIS-PK. Selamat memperingati 50 tahun perjalanan jaminan kesehatan bagi Direksi, Dewan Pengawas serta seluruh jajaran BPJS Kesehatan.

Page 12: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201812

B E N E F I T

12

Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah berjalan hampir lima tahun. Sejak diimplementasikan mulai 1 Januari

2014, telah banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari program ini, dari yang di kota hingga yang ada di pelosok negeri. Tidak ada lagi ketakutan untuk berobat ketika mengalami sakit karena masalah biaya.

Di tahun 2019, sesuai dengan roadmap program JKN-KIS, pemerintah juga menargetkan dapat mencapai cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Komitmen Pemerintah tersebut diwujudkan dengan memberikan bantuan iuran kepada masyarakat tidak mampu sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang jumlahnya mencapai lebih dari 92 juta penduduk.

Sedangkan untuk fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, jumlahnya mencapai 27.330 yang terdiri dari 2.170 Rumah Sakit, 6.519 Puskesmas, 3.361 Puskesmas+ TT , 228 Klinik Utama, 653 Klinik Rawat Inap, 5.479 Klinik Non Rawat Inap, 20 Rumah Sakit kelas D Pratama,1.206 Dokter Gigi, 5.013 Dokter Praktek Perorangan, 1.078 Optik, dan 1.603 Apotik Program Rujuk Balik (PRB) dan Kronis.

Pemanfaatan Layanan Kesehatan

Seiringan dengan semakin meningkatnya peserta program JKN-KIS, jumlah peserta yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan provider BPJS Kesehatan juga terus meningkat. Dimulai dari tahun 2014 saat program ini baru diimplementasikan, total pemanfaatan mencapai 92,3 juta, dengan perincian 66,8 juta kunjungan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 21,3 juta pemanfaatan poliklinik rawat jalan rumah sakit, dan 4,2 juta pemanfaatan rawat inap rumah sakit.

Tahun 2015, terjadi peningkatan pemanfaatan layanan kesehatan menjadi 146,7 juta. Dari jumlah tersebut, sebagian besar peserta memanfaatkan pelayanan kesehatan di FKTP sebanyak 100,6 juta kunjungan, kemudian pemanfataan poliklinik rawat jalan rumah sakit sebanyak 39,8 juta, lalu 6,3 juta pemanfaatan rawat inap di rumah sakit.

Di tahun 2016, total pemanfaatan layanan kesehatan mencapai 177,8 juta yang terdiri dari 120,9 juta kunjungan di FKTP, 49,3 juta kasus rawat jalan di rumah sakit, dan 7,6 juta kasus rawat inap di rumah sakit. Selanjutnya di tahun 2017, total pemanfaatannya lebih besar lagi mencapai

Lampaui 640 Juta Pemanfaatan dalam Empat Tahun PROGRAM JKN-KIS

Page 13: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 13

BENEFIT

13

223,4 juta. Perinciannya adalah 150,2 juta kunjungan ke FKTP, 66,4 juta kasus rawat jalan di rumah sakit, dan 8,7 juta kasus rawat inap di rumah sakit.

Bila ditotal, dalam waktu empat tahun (2014-2017), pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh tingkat layanan mencapai 640,2 juta pemanfaatan, atau rata-rata 438.000 per hari. Sedangkan untuk total biaya pelayanan kesehatan yang sudah dikeluarkan selama tahun 2014-2017, totalnya mencapai Rp 250 triliun yang terdiri dari Rp 203 triliun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), dan Rp 47 triliun di FKTP.

Kepuasan Peserta Meningkat

Selain pemanfatan layanan kesehatan yang kian meningkat, kinerja BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik yang mendapatkan amanat melaksanakan program JKN-KIS juga dinilai makin positif. Misalnya saja di tahun 2017 lalu, tingkat kepuasan peserta JKN-KIS masuk dalam kategori tinggi, yakni sebesar 79,5%. Persentasenya meningkat dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 75%. Tidak hanya peserta, fasilitas kesehatan yang melayani pasien JKN-KIS juga merasa puas dengan kinerja BPJS Kesehatan. Di tahun 2017, indeks kepuasan fasilitas kesehatan mencapai 75,7%, meningkat

dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 65%. Khusus di tingkat FKTP, indeks kepuasan mencapai 75,9%, sementara di tingkat FKRTL adalah sebesar 75,2%. Angka-angka tersebut termasuk dalam kategori tinggi dan sesuai dengan angka yang ditetapkan pemerintah.

Tak hanya itu, JKN-KIS juga dinilai mampu menghindarkan masyarakat dari risiko jatuh miskin akibat membayar biaya pelayanan kesehatan penyakit katastropik yang menyedot biaya sangat besar. Pengeluaran masyarakat untuk iuran JKN-KIS merupakan sebuah investasi karena Program JKN-KIS terbukti mampu melindungi masyarakat dari kemiskinan akibat penyakit berbiaya mahal.

Di tahun 2018 ini, meningkatkan kepuasan peserta juga masih menjadi fokus utama BPJS Kesehatan di samping menjaga kesinambungan program JKN-KIS dan efektivitas dalam pengelolaan program kerja. Fokus peningkatan kepuasan peserta ini diwujudkan melalui peningkatan pelayanan administrasi, meningkatkan kemudahan akses ke fasilitas kesehatan, serta meningkatkan mutu layanan faskes. Peningkatan layanan customer feedback system juga dilakukan untuk memberi kemudahan dalam penyampaian keluhan melalui berbagai saluran, dan tata kelola penanganan keluhan.

Page 14: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201814

P E L A N G G A N

14

Peserta penerima bantuan iuran (PBI) program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang iurannya dibayar pemerintah melalui APBN per 1 Juli 2018 jumlahnya sudah

mencapai lebih dari 92 juta jiwa. Sementara jumlah PBI yang iurannya dibayar melalui APBD sudah lebih dari 25 juta jiwa. Totalnya, jumlah peserta PBI sudah lebih dari 117 juta jiwa. Data jumlah PBI sangat dinamis, mengikuti perubahan status peserta apakah layak atau tidak untuk menyandang status PBI.

Peraturan Pemerintah No.76 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang PBI Jaminan Kesehatan mengatur data PBI dapat dilakukan perubahan. Perubahan itu dilakukan dengan penghapusan, penggantian atau penambahan. Penghapusan dilakukan bila peserta PBI tidak memenuhi kriteria sebagai fakir miskin dan orang tidak mampu, meninggal dunia, atau terdaftar lebih dari 1 kali.

Untuk penggantian ada beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya fakir miskin dan orang tidak mampu

yang belum masuk data PBI, terdapat penghapusan data PBI, dan belum melampaui jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan. Untuk penambahan dilakukan bila ada fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum masuk data PBI dan melampaui jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan.

Selain fakir miskin dan orang tidak mampu, ada 7 kriteria calon peserta yang bisa masuk dalam penggantian dan penambahan data PBI. Pertama, pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan belum bekerja setelah lebih dari 6 bulan. Kedua, korban bencana pasca bencana.

Ketiga, pekerja yang masuk usia pensiun. Keempat, anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia. Kelima, bayi yang dilahirkan oleh ibu kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI Jaminan kesehatan. Keenam, tahanan/warga binaan di rumah tahanan negara/lembaga pemasyarakatan (lapas). Ketujuh, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Peserta PBI yang berubah kriteria kepesertaannya harus melapor ke kantor BPJS Kesehatan. Masyarakat yang memenuhi kriteria PBI tapi belum terdaftar bisa melapor ke dinas sosial.

BEGINI LOHMekanisme Penggantian dan Penambahan Status Peserta PBI

Page 15: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 15

PELANGGAN

15

Merujuk Peraturan Menteri Sosial No.5 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.76 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang PBI mengatur dalam proses perubahan data PBI terlebih dulu harus dilaksanakan verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh dinas sosial (dinsos) kabupaten/kota. Kemudian disampaikan ke dinsos provinsi dan diteruskan ke unit kerja yang membidangi pelaksana fungsi pengolahan data dan informasi kesejahteraan sosial di Kementerian Sosial.

Verifikasi dan validasi perubahan data PBI Jaminan Kesehatan dilakukan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Verifikasi dan validasi dilakukan melalui pengecekan langsung ke rumah tangga/keluarga PBI dan musyawarah desa/kelurahan. Verifikasi dan validasi perubahan data PBI dilakukan sesuai kebutuhan. Setelah semua proses itu selesai Menteri menetapkan hasil verifikasi dan validasi perubahan data PBI Jaminan Kesehatan.

Bagi peserta PBI yang berubah status menjadi pekerja penerima upah (PPU), yang perlu dilakukan yakni melapor kepada perusahaan tempat bekerja dan kantor cabang BPJS Kesehatan di kabupaten/kota. Perusahaan juga perlu melapor kepada kantor cabang BPJS Kesehatan di kabupaten/kota dengan melampirkan surat keterangan pengalihan status pekerja dari PBI Jaminan kesehatan menjadi PPU menggunakan kertas berlogo yang ditandatangani pimpinan perusahaan atau yang diberi kewenangan dan diberi stempel perusahaan.

Bagi peserta PBI yang meninggal dunia, anggota keluarganya atau yang mewakili melaporkan ke kantor

cabang BPJS Kesehatan kabupaten/kota dengan melampirkan surat keterangan kematian yang diterbitkan kelurahan/desa dan kartu KIS yang bersangkutan.

Untuk penggantian data PBI Jaminan Kesehatan dapat dilakukan dengan 3 cara. Pertama, harus terdapat fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum masuk data PBI. Merupakan usulan dari dinas sosial kabupaten/kota dan atau basis data terpadu yang sudah diverifikasi dan divalidasi.

Kedua, terdapat penghapusan data PBI, usulan peserta pengganti diprioritaskan berasal dari daerah yang mengusulkan penghapusan dengan jumlah yang sama. Ketiga, penggantian bisa dilakukan jika belum melampaui jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan. Jumlah peserta usulan pengganti tidak melebihi jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan.

Mengenai penambahan jumlah PBI Jaminan Kesehatan bisa dilakukan bila terdapat fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum masuk data PBI. Usulan bisa dilakukan dinas sosial kabupaten/kota dan atau basis data terpadu yang sudah diverifikasi dan validasi.

Jika dalam proses penambahan itu ternyata sudah melampaui jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan, Menteri menetapkan perubahan data PBI Jaminan Kesehatan setelah berkoordinasi dengan menteri bidang keuangan dan atau pimpinan lembaga terkait (menteri Koordinator Pembangunan dan Kebudayaan, Dewan Jaminan Sosial Nasional, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional).

Page 16: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201816

T E S T I M O N I

Peserta PBI BPJS Kesehatan Nanih

Hadirnya program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah memberi kemudahan bagi masyarakat untuk

mengakses pelayanan kesehatan, baik itu di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di rumah sakit. Apalagi untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang tergolong tidak mampu, kini tak ada lagi ketakutan untuk berobat ke rumah sakit karena persoalan biaya yang besar.

Seperti pengakuan Nanih (65 tahun), peserta PBI Program JKN-KIS asal Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dengan adanya kartu KIS, ia tak lagi merasa kesakitan akibat penyakit tiroid yang menyerangnya sejak lama. Awal 2018 lalu, Nanih baru saja menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid sebesar kepalan tangan di sisi kanan lehernya, di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

Nanih bercerita, penyakit yang dideritanya itu sebetulnya sudah muncul sekitar 10 tahun lalu. Namun, ketika itu benjolan di lehernya baru sebesar kelereng. Ia dan keluarnya tidak mengira kalau benjolan kecil itu sebetulnya merupakan tanda awal penyakit tiroid yang dideritanya.

"Awalnya memang hanya benjolan kecil, tidak ada gejala apa-apa. Makanya saya biarkan saja, tidak pernah diobati," kata Nanih menceritakan awal mula penyakitnya itu.

Semakin hari, benjolan di lehernya itu ternyata makin besar. Nanih juga mulai merasakan sakit di bagian kepala serta nyeri otot dan tulang, walaupun sedang tidak melakukan aktivitas yang berat. Bila sedang kambuh, Nanih hanya bisa terbaring di tempat tidur. Namun, karena ketiadaan biaya, ia memilih untuk "bersahabat"

BEROBAT KE RUMAH SAKITTIDAK LAGI TAKUT

Page 17: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 17

TESTIMONIdengan penyakitnya itu. Apabila biaya untuk operasi pengangkatan kelenjar tiroid tergolong besar bagi dirinya yang ketika itu baru saja ditinggal suaminya yang meninggal dunia.

"Kalau lagi kambuh, kepala rasanya sakit sekali. Badan juga rasanya nyeri, tidak bisa ngapa-ngapain. Tapi ya dirasain saja karena nggak punya uang untuk berobat, apalagi waktu itu suami juga baru meninggal. Paling-paling hanya beli obat di warung saja," ujar Nanih.

Ketika benjolan di leher sisi kanannya sudah mulai sebesar kepalan tangan, bahkan kemudian timbul benjolan baru di sisi kiri, Nanih merasa bersyukur karena akhirnya pemerintah menggulirkan program JKN-KIS, sehingga ia bisa berobat dan menjalan operasi dengan gratis. Benjolan tersebut kini sudah hilang, begitu juga dengan rasa nyeri di kepala dan otot yang sudah tidak dirasakan lagi.

"Alhamdulillah, sekarang sudah bisa berobat gratis, tidak sampai membebani keluarga dan anak-anak yang juga punya kebutuhan hidup. Untuk operasi pengangkatan kelenjar tiroid di Rumah Sakit Fatmawati, saya juga tidak dipungut biaya sama sekali. Untuk pemeriksaan dan pengobatan sebelum dan sesudah operasi, semuanya juga dijamin," tutur Nanih.

Pengalaman di atas meja operasi diakui Nanih masih sulit dilupakan. Karenanya, meskipun saat ini sudah ada Program JKN-KIS yang memberikan jaminan perlindungan kesehatan untuk rakyat Indonesia, ia berharap tidak lagi mengalami sakit berat yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit, apalagi menjalani operasi.

"Namanya sudah tua, pasti ada saja penyakitnya. Paling ya jaga kesehatan saja supaya tidak sampai sakit parah seperti kemarin," tutur Nanih.

Berganti Status Peserta

Seperti halnya Nanih, Amih (68 tahun), peserta Mandiri Program JKN-KIS asal Depok, Jawa Barat, juga merasa sangat terbantu dengan hadirnya program JKN-KIS. Apalagi bila mengingat pengalamannya beberapa tahun lalu ketika ia mengalami pembengkakan jantung yang memaksanya harus rutin berobat ke rumah sakit. Setiap bulan, Amih harus mengeluarkan uang minimal Rp 500 ribu untuk biaya kontrol dan obat-obatan.

“Dengan membayar iuran Rp 80.000 setiap bulan untuk kelas 1, saya bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang lengkap di klinik dan rumah sakit. Alhamdulillah, sekarang penyakit jantung saya juga sudah mulai membaik, tidak terasa nyeri lagi seperti dulu. Beberapa kali memang masih berobat ke klinik, tapi hanya sakit ringan saja seperti batuk-batuk dan nyeri otot,” ujar Amih.

Tidak lama setelah program JKN-KIS mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2014, Amih sebetulnya sempat mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional dengan status sebagai peserta PBI. Namun, di tahun 2016, Amih kemudian mengganti status kepesertaannya itu dari PBI menjadi peserta Mandiri. Proses penggantian status tersebut dilakukan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan dengan membawa KTP, Kartu Keluarga, dan kartu JKN-KIS yang ingin diganti.

“Anak-anak menyarankan untuk ganti kepesertaan saja dari PBI menjadi peserta Mandiri. Alhamdulillah, anak-anak mulai dapat pekerjaan yang bagus, jadi menurut mereka lebih baik bayar sendiri saja agar bisa ikut membantu program ini,” tutur Amih.

Hingga 1 Juli 2018, jumlah masyarakat tidak mampu yang menjadi peserta PBI-APBN sebanyak 92.223.790 peserta, sementara PBI-APBD mencapai 25.699.862 peserta. Untuk peserta PBI, mereka didaftarkan oleh pemerintah sebagai peserta kelas 3. Bila ingin naik kelas, mereka harus mendaftar secara mandiri atau melalui perusahaan tempatnya bekerja dengan terlebih dahulu menonaktifkan kepesertaan PBI

Peserta Mandiri BPJS Kesehatan Amih

Page 18: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201818

I N S P I R A S I

Peserta JKN-KIS/Pedagang STMJ Naz Kurniawan

“Ini pak emas istrinya,” kata perawat RS sambil menyerahkan bungkusan kertas berisi sepasang anting. Peraturan di RS itu menyaratkan pasien harus melepas segala perhiasan yang dikenakan selama operasi. Sambil setengah mengantuk karena baru selesai berjualan minuman Susu Telur Madu Jahe (STMJ) sampai larut malam, Naz, langsung menaruhnya di saku celana.

Setelah setengah hari di RS menjaga istrinya Naz aplusan dengan saudaranya. Tak lupa dia berpamitan dengan istrinya yang terbaring di tempat tidur setelah menjalani operasi kuret. Setibanya di lantai dasar menuju parkiran motor Nas merogoh sakunya, dan membuang bungkusan itu ke tempat sampah.

Esoknya, Naz kembali ke RS untuk menjemput istrinya yang dijadwalkan pulang ke rumah pada hari itu. Sesampainya di ruang rawat inap istrinya bertanya, “emas di simpan di mana?,” Naz langsung teringat ternyata sepasang anting emas yang merupakan mas kawin itu telah dibuang ke tempat sampah.

Sontak Naz bergegas turun ke lantai dasar menghampiri tempat sampah itu dan mengais untuk mencari bungkusan yang dibuangnya kemarin. Sayangnya, bungkusan itu sudah tidak ada, petugas kebersihan telah mengangkut semua sampah di tempat itu sebelum Naz tiba.

Ada pepatah mengatakan ‘dibalik kesulitan ada kemudahan,’ mungkin istilah itu tepat digunakan untuk menggambarkan kondisi Naz ketika itu. Setidaknya sebagai kepala keluarga, dia tidak dibuat pusing dengan tagihan RS karena istrinya usai menjalani operasi setelah keguguran. “Seluruh biayanya ditanggung BPJS Kesehatan, saya tidak mengeluarkan uang sepeser pun,” kata pria yang bernama lengkap Naz Kurniawan itu.

Naz telah menjalani beragam profesi, mulai dari pedagang telepon genggam, sales hidrolik, sopir truk dan terakhir penjaja minuman STMJ kaki lima. Untuk profesi yang diampunya sekarang, Naz bisa mendapat untung bersih sampai Rp3 juta per bulan. Pendapatan yang diperolehnya tiap bulan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari mulai dari sewa rumah, konsumsi rumah tangga, biaya sekolah ketiga anaknya, dan iuran Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sebesar Rp127.500 untuk sekeluarga (5 jiwa) setiap bulan.

Awalnya, Naz hanya mendaftarkan istrinya menjadi peserta JKN-KIS kategori peserta bukan penerima upah (PBPU) atau mandiri untuk ruang perawatan kelas 1. Setelah berlaku kebijakan virtual account (VA) untuk pembayaran iuran 1 keluarga, Naz tidak bisa lagi hanya membayar iuran untuk istrinya saja, tapi harus

sekeluarga, termasuk untuk dirinya dan kedua anaknya. Terhitung sejak 2016 tagihannya membengkak. Alhasil Naz menyambangi kantor cabang BPJS Kesehatan untuk pindah kelas 3.

Seluruh keluarga Naz sudah menjadi peserta JKN-KIS, termasuk anak ketiganya yang lahir di tahun 2018. Anak ketiganya itu sudah didaftarkan sejak dalam kandungan. Dari seluruh anggota keluarga Naz, hanya istrinya yang pernah beberapa kali mendapat penjaminan BPJS Kesehatan untuk pelayanan rawat inap di RS dan klinik ketika melahirkan. Naz dan ketiga anaknya sampai sekarang hanya pernah memanfaatkan kartu JKN-KIS untuk rawat jalan, itu pun frekuensinya tergolong jarang.

Naz menghitung sejak mendaftarkan istrinya menjadi peserta JKN-KIS tahun 2014 sampai sekarang dia lebih banyak membayar iuran daripada memanfaatkan kartu JKN-KIS. Sebelum tanggal 10 setiap bulan, Naz selalu ingat untuk membayar iuran. Menurutnya, program JKN-KIS sangat penting untuk keluarganya. Bagi dirinya sendiri, Naz berpendapat program ini sangat bermanfaat baginya di masa depan, ketika masuk usia senja. Dia yakin pada masa itu dirinya bakal lebih sering memanfaatkan kartu JKN-KIS. “Saya rutin bayar iuran BPJS Kesehatan ibaratnya ini tabungan saya untuk masa tua,” pungkasnya.

Rutin Bayar Iuran Untuk Bekal di Usia SenjaPEDAGANG STMJ

Jarang menggunakan kartu JKN-KIS tapi tetap rutin membayar iuran.

Page 19: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 19

P E R S E P S I

Beredar pandangan di masyarakat yang menyebut pelayanan untuk peserta JKN-KIS dibedakan. Seolah peserta JKN-KIS merupakan pasien ‘nomor dua’ ketimbang pasien lainnya. Apakah benar

pelayanan kesehatan untuk peserta JKN-KIS dibedakan?

Sudah banyak masyarakat yang merasakan manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Itu bisa dilihat dari pemanfaatan kartu BPJS Kesehatan selama tahun 2016 yang menunjukan ada 177,8 juta kunjungan ke fasilitas kesehatan (faskes). Jumlah itu meningkat karena tahun 2014 pemanfaatan kartu BPJS Kesehatan hanya 92,3 juta, dan tahun 2015 sekitar 146,7 juta.

Sebagaimana amanat UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

Lebih lanjut Peraturan Presiden (Perpres) No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diperbarui melalui Perpres No.111 Tahun 2013 menegaskan setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis hais pakai sesuai kebutuhan medis yang diperlukan.

Manfaat jaminan kesehatan itu meliputi medis dan non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Bisa diartikan berapa pun

besaran iuran yang dibayar peserta atau sesuai kelas perawatan, pelayanan medis yang diberikan untuk seluruh peserta tidak ada perbedaan. Tapi untuk manfaat non medis seperti akomodasi dan ambulans, ditentukan berdasarkan besaran iuran yang dibayar peserta. Perlu diketahui ambulan yang dimaksud hanya untuk pasien rujukan dari faskes dengan kondisi tertentuan sesuai yang ditetapkan BPJS Kesehatan.

Selaras itu UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan RS untuk memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan RS. Bahkan RS juga memiliki misi sosial antara lain memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.

UU RS juga mengatur hak bagi pasien, misalnya, memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Ketentuan itu berlaku untuk seluruh masyarakat, termasuk peserta JKN-KIS. Sayangnya, masih ada peserta JKN-KIS yang mendapat pelayanan kurang optimal di faskes.

Butuh peran aktif semua pihak untuk memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna bagi seluruh rakyat Indonesia. Regulasi yang ada telah mengatur peran dan fungsi masing-masing pihak dalam penyelenggaraan program JKN-KIS. Pada intinya, regulasi menjamin pelayanan kesehatan yang diberikan untuk peserta JKN-KIS tidak dibedakan.

Pelayanan Kesehatan Untuk Peserta JKN-KIS Dibedakan? Benarkah? Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan bersifat perorangan yang mencakup

promotif, preventif, kuratif, rehabil i tatif.

Page 20: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201820

S E H A T & G A Y A H I D U P

Selain mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berlatih fisik, istirahat dan tidur yang cukup juga merupakan elemen penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, dengan banyaknya

aktivitas, ditambah lagi dengan beban hidup hingga perkembangan teknologi, masyarakat modern kini semakin lama terjaga. Tidak sedikit pula yang akhirnya mengalami insomnia.

Psikolog Klinis Aurora Lumbantoruan menyampaikan, masalah gangguan tidur seperti insomnia saat ini sudah menjadi hal yang umum terjadi pada masyarakat modern. Kondisi tersebut ditandai dengan sulitnya seseorang untuk mulai tidur, tetap tidur, dan tidak merasakan dampak positif dari tidurnya, seperti tubuh yang menjadi lebih segar setelah tidur.

Meskipun sudah menjadi hal yang umum terjadi pada masyarakat modern, namun masalah insomnia tidak bisa dianggap sepele. Selain bisa mengakibatkan masalah kesehatan, gangguan tidur ini juga memiliki hubungan dua arah dengan masalah mental, di mana 50 persen orang yang memiliki gangguan tidur cenderung memilik gangguan kesehatan mental. Sebaliknya, 90 persen orang yang mengalami depresi juga memiliki masalah gangguan tidur.

“Ketika mengalami gangguan tidur, emosi seseorang cenderung meningkat. Sesuatu yang negatif atau stressor (pemicu stres) cenderung ditanggapi dengan berlebihan dibandingkan orang-orang yang cukup tidur," kata Aurora Lumbantoruan.

Aurora memberi contoh ketika seorang karyawan ditagih tugas yang menjadi tanggung jawabnya oleh atasan. Pada orang-orang yang cukup tidur sekitar delapan jam setiap hari, hal itu biasanya akan ditanggapi dengan positif karena memang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai karyawan. Sementara, pada orang yang mengalami gangguan tidur, mereka cenderung menjadi lebih sensitif dan emosional. Dengan kata lain, gangguan tidur dapat meningkatkan reaksi emosional yang cenderung negatif. Dengan adanya reaksi emosional negatif yang meningkat, seseorang menjadi rentan terkena depresi.

"Kondisi kurang tidur juga bisa menyebabkan peningkatan reaksi emosional. Ini membuat seseorang lebih rentan mengalami depresi dan tidak proporsional dalam mempersepsikan suatu kondisi. Bahkan hanya karena ditegur atasan saja, ada yang sampai merasa bersalah sekali hingga berlarut-larut, atau emosi yang berlebihan," paparnya.

Kualitas Tidur Buruk, Waspadai Ancaman

DEPRESI

Page 21: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 63 TAHUN 2018 21

SEHAT & GAYA HIDUP

Selain memengaruhi emosional seseorang, dampak buruk lainnya dari masalah gangguan tidur seperti produktivitas yang menurun, hingga berkurangnya kecepatan reaksi. Misalnya saja kewaspadaan yang berkurang ketika mengendarai mobil atau motor di jalan raya yang bisa menyebabkan kecelakaan.

Mengatasi Insomnia

Aurora menyebutkan, ada banyak gaya hidup yang spesifik dan kebiasaan-kebiasaan tidur yang bisa menyebabkan seseorang mengalami insomnia, salah satunya yang paling sering dilakukan yaitu kebiasaan membawa pekerjaan ke tempat tidur. Padahal menurut Aurora, salah satu kunci untuk membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas adalah menciptakan lingkungan tempat tidur yang nyaman, tidak boleh dikondisikan juga sebagai tempat bekerja. Dengan begitu, tubuh akan menjadi lebih rileks dan siap untuk tidur.

"Bila tidak ingin mengalami gangguan tidur, kita perlu membuat lingkungan tidur terasa nyaman. Jangan biasakan bekerja di atas tempat tidur atau membuka-buka ponsel. Ingat, kamar itu bukan tempat untuk bekerja, tapi untuk beristirahat," tegas Aurora.

Kondisi pencahayaan ruang tidur juga bisa memengaruhi kualitas tidur seseorang. Diingatkan Aurora, saat tidur sebaiknya kondisi pencahayaan dalam keadaan redup, sebab hal itu berkaitan erat dengan ritme tubuh, di mana saat terang tubuh biasanya dalam kondisi siaga atau bangun, sementara ketika gelap dalam kondisi beristirahat.

“Menjelang tidur, sebaiknya pasang lampu yang redup atau gelap untuk memancing rasa kantuk. Suhu ruangan juga bisa diatur senyaman mungkin untuk merangsang rasa rileks,” tuturnya.

Kebiasaan lainnya yang menyebabkan insomnia antara lain bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang, atau kerja shift dengan jam kerja yang tidak teratur.

Dari kondisi tersebut, Aurora menyarankan kepada setiap orang untuk menyadari ritme tubuh atau alarm biologis. Cobalah untuk membiasakan tidur tepat waktu dalam waktu yang sama setiap hari agar menjadi kebiasaan. Bila memang sudah waktunya untuk tidur, jangan lakukan hal-hal lain yang yang justru akan membuat Anda semakin lama terjaga.

"Bila lingkungan tidur sudah terasa nyaman, rutinitas atau jadwal tidur juga perlu dijaga setiap hari. Sebab tubuh kita itu membutuhkan konsistensi,” imbuhnya.

Melakukan rutinitas kecil yang menyenangkan menjelang tidur juga bisa dilakukan untuk mempersiapkan tubuh beristirahat. Seperti melakukan hal-hal yang dapat menenangkan tubuh dan pikiran. Hindari kegiatan yang dapat membuat otak kembali bekerja seperti melihat gawai.

Aurora juga mengingatkan untuk menghindari konsumsi kafein menjelang waktu tidur, serta tidak mengonsumsi obat tidur yang sering menjadi jalan pintas untuk orang-orang yang kesulitan tidur. Sebab kebiasaan tersebut bisa membuat seseorang mengalami ketergantungan.

“Obat tidur tidak boleh dikonsumsi sembarangan tanpa berkonsultasi dengan dokter. Kelihatannya memang bisa membuat tubuh tertidur. Tapi sebenarnya kebiasaan ini bisa menciptakan ketergantungan yang membuat tubuh semakin sulit tidur secara alami," imbuhnya.

Page 22: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 63 TAHUN 201822

KO N S U LTA S I

J A W A B :

J A W A B :

01

02Kalau pindah domisili dari Surabaya ke luar Jawa, apakah saya perlu daftar ulang kepesertaan [email protected] – Surabaya

Tidak perlu. BPJS Kesehatan memiliki prinsip portabilitas, yang artinya dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Jika seorang pindah domisili, ia tetap dapat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai haknya. Perlu diperhatikan bahwa pindah domisili berarti harus pindah lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Untuk pindah FKTP, peserta dapat menghubungi Care Center BPJS Kesehatan 1500-400 atau mengunjungi ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat dengan membawa surat keterangan pindah domisili.

Apa yang harus dilakukan kalau ada rumah sakit minta peserta BPJS menebus obat [email protected] - Bandung

Selama peserta JKN-KIS mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, serta pemberian obat dilakukan berdasarkan indikasi medis yang jelas, maka fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik iur biaya dari peserta JKN-KIS. Ini artinya, fasilitas kesehatan juga tidak dibenarkan meminta pasien JKN-KIS untuk menebus obat dengan biaya pribadinya sendiri.

BPJS Kesehatan menjamin pelayanan obat di RS, baik yang termasuk dalam paket INA-CBG’s maupun yang dapat ditagihkan di luar paket INA-CBG’s, sehingga biaya obat tidak boleh dibebankan lagi kepada peserta JKN-KIS.

Page 23: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan
Page 24: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id fileMESSAGE CEO Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman, Tentu bukan sesuatu yang mudah 50 tahun perjalanan institusi ini dalam menjamin pembiayaan