infobpjs - bpjs-kesehatan.go.id · sedekah kesehatan kilas & peristiwa - distribusikan kis -...

24
INFOBPJS MEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 Kesehatan BPJS KESEHATAN dan BAZNAS Kembangkan Kreativitas Pendanaan JKN-KIS

Upload: buidan

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INFOBPJSMEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATANEDISI 49 TAHUN 2017 Kesehatan

BPJS KESEHATAN dan BAZNAS

Kembangkan Kreativitas Pendanaan

JKN-KIS

CEOMessage

Direktur Utama Fachmi Idris

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan. Jaminan mutu, keamanan atau keselamatan, dan sikap profesionalisme menjadi fokus perhatian bagi penyelenggaraan pelayanan agar dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan hal-hal tersebut adalah dengan menerapkan konsep kepuasan kerja dan menanamkan motivasi yang positif bagi para karyawan.

"No Business Without Service". Perusahaan prinsipnya didirikan agar jasa yang dihasilkan bermanfaat bagi pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan bukanlah sebuah masalah, mereka adalah tujuan bisnis kita. Untuk mencapai tujuan bisnis tersebut, kita harus memberikan perhatian (care) secara total kepada apa yang ingin kita capai dari pelanggan. Bila rasa care tadi telah berakar dalam hati dan bahkan telah menjadi soul and rhythm of our service activities, tidak mustahil apa yang kita gariskan dalam Visi dan Misi perusahaan untuk menjadi market leader dapat tercapai secara optimal dan excellent.

Disinilah keberanian dan kehandalan perusahaan dalam menghadapi tantangan serta kemampuannya dalam memenuhi harapan yang besar dari pelanggan dituntut untuk dapat ditampilkan secara sempurna. Kemampuan yang oleh Albrecht dinamakan dengan Situational Awareness atau Situasional Radar yaitu suatu kemampuan untuk melakukan perubahan. Perubahan yang terbaik adalah perubahan yang direncanakan. Mengambil istilah Walmart, suatu retail company terbesar milik Warren Buffet yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia, “Perubahan itu berarti Managing Planned Change atau transformasi yang direncanakan”.

Banyak perubahan yang terjadi begitu saja. Berubah ketika terjadi kecelakaan. Jarang sekali ada perusahaan yang berubah sebagai tindakan proactive dan pro-ocurrance. Hal yang pernah terjadi pada Samsung Organization. Disebutkan oleh Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam buku Organizational Behaviour (Twelfth Edition, 2007), bahwa pimpinan Samsung Kun Hee Lee pada Juni 2003 mengumumkan “New Management Policy” pada saat penjualan produk-produk Samsung berada di level bawah. Suatu bentuk kebijakan baru yang banyak disebut sebagai “Thingking Outside the Box” atau cara berfikir unusall. Sejak saat itu, Lee melarang produksi barang-barang murah sebab hal itu hanya mendorong dimensi berpikir quantity bukan quality. Lee juga memberangus apa-apa yang disebutnya sebagai “necessary evil”, yaitu hubungan yang terlalu hirarki antara atasan dan bawahan dan yang terutama, Lee mendorong kekuatan kerjasama dan memaksa semua karyawannya untuk berubah. Berubah sesuai cara pikir dan keinginan pelanggan, bukan sebaliknya apa yang ingin dilakukan perusahaan dan harus diterima pelanggan.

Tanpa pelayanan, produk dan jasa yang kita tawarkan menjadi hambar. Produk dan jasa yang tidak menarik, tidak akan dibeli oleh konsumen. Tanpa konsumen, tak ada kegiatan bisnis. Pelanggan tidak tergantung pada kita. Banyak perusahaan yang merasa bahwa mereka sudah sedemikian besar dan sedemikian penting di pasar, sehingga berpikir pelanggan seharusnya mengikuti kemauan perusahaan. Kenyataannya tidaklah demikian. Pelangganlah yang memiliki uang untuk membeli produk dan jasa yang kita tawarkan. Mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari uang yang mereka belanjakan. Jika, mereka tidak senang dengan produk ataupun pelayanan yang kita berikan, akan mudah sekali bagi mereka untuk berpindah ke perusahaan lain. Makin banyak pemain di pasar yang sama, makin banyak alternatif yang bisa dipilih oleh peserta, makin mudah bagi mereka untuk mengambil keputusan untuk berubah ke perusahaan lain. Jadi, kitalah yang tergantung pada pelanggan, bukan sebaliknya.

Institute of Customer Care yang berkedudukan di Inggris

mengungkapkan bahwa perusahaan pemenang umumnya adalah

perusahaan yang sangat memperhatikan kepentingan pelanggan. Mereka berhasil memenangkan persaingan dan menjadi semakin besar karena bisa memberikan

kualitas pelayanan yang bisa melebihi kualitas pelayanan yang diberikan oleh pesaing, dan bahkan melebihi kualitas

pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan mereka.

BERGANTUNG PADA PELANGGAN

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat

Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH

Fachmi Idris

PENANGGUNG JAWABBayu Wahyudi

PIMPINAN UMUM

Budi Mohamad Arief

PIMPINAN REDAKSI

Irfan Humaidi

SEKRETARIS

Rini Rahmitasari

SEKRETARIAT Ni Kadek M.Devi Eko Yulianto

Paramita Suciani

REDAKTURElsa NoveliaAri Dwi AryaniBudi SetiawanDwi SuriniTati Haryati DenawatiAngga FirdauzieJuliana RamdhaniDiah IsmawardaniRanggi Larissa Izzati

Darusman Tohir

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Erry Endri Anton Tri WibowoAkhmad TasyrifanArsyad Didik Darmadi

Ramadhona A Lakoni

Salam Redaksi

BINCANG

5

14

16

17181920

DAFTAR ISI

126

10

Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan, Di tahun 2017, salah satu fokus utama BPJS Kesehatan adalah Keberlangsungan finansial, guna menjamin keberlangsungan finansial program JKN-KIS. Caranya adalah dengan peningkatan rekrutmen peserta potensial dan meminimalkan adverse selection, di sisi lain diperlukan peningkatan kolektibilitas iuran peserta, peningkatan kepastian dan kemudahan pembayaran iuran, serta efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana operasional serta optimalisasi kendali mutu dan kendali biaya Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan.

Dalam melakukan hal ini tentunya diperlukan strategi tertentu agar fokus utama ini dapat terwujud.Selain upaya-upaya meningkatkan kolektibilitas iuran, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan creative funding melalui program crowdfunding(urun dana) berbasis donasi. Melalui program ini diharapkan dapat menggerakkan semangat gotong royong masyarakat.Seperti apa implementasi program ini, kesemuanya akan dibahas dalam rubrik FOKUS.

Semangat saling membantu dan bergotong royong ini juga dapat diimplementasikan dalam program corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Seperti yang dilakukan oleh Pertamina Lubricant yang meluncurkan program CSR dalam bentuk donasi iuran JKN-KIS untuk para mekanik. Lebih jauh tentang implementasi donasi melalui CSR ini Media Info BPJS Kesehatan akan berbincang dengan salah satu pemimpin Pertamina Lubriant di Surabaya dalam rubrik BINCANG.

Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Kami pun terus berupaya dalam memberikan informasi yang baik, akurat dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

SEDEKAH KESEHATAN

Kilas & Peristiwa - Distribusikan KIS - PBI Tambahan, Presiden Jokowi Blusukan Hingga Pelosok

Fokus - BPJS Kesehatan dan Baznas Kembangkan Kreativitas Pendanaan JKN-KIS

PT Pertamina Lubricant Dana CSR untuk Premi BPJS Kesehatan Para MekanikUntuk menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu lndonesia Sehat (JKN-KIS), dibutuhkan keterlibatan dari banyak pihak, salah satunya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Benefit - Penderita Skizofrenia Bisa Mendapat Pelayanan Kesehatan Melalui JKN-KIS

Pelanggan - Kerjasama BPJS Kesehatan - BNI Semakin Mudahkan Peserta Bayar Iuran

Testimoni - Harapan Baru Bagi Penderita Skizofrenia Bernama JKN-KIS

Inspirasi - Di Kota Malang, Sampah Bisa Jadi Premi BPJS Kesehatan

Sehat & Gaya Hidup - Jangan Anggap Sepele Depresi

Recharge - Belajar Menghargai Alam dan Tradisi di Pemukian Suku Baduy

Persepsi - Jangan Lekas Berprasangka Buruk pada Rumah Sakit

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

PULAU GALANG - BATAM23 Maret 2017

KILAS & PERISTIWA 5KILAS & PERISTIWA

JAKARTA22 Maret 2017

Usai mengunjungi wilayah perbatasan beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi melanjutkan blusukan ke sejumlah daerah lain seperti Pulau Galang - Batam, Kecamatan Barus - Tapanuli Tengah, dan Kecamatan Panyabungan - Mandailing Natal untuk kembali membagikan Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI) tambahan kepada masyarakat kurang mampu yang masuk dalam daftar PBI di masing-masing daerah tersebut. Penyerahan KIS-PBI tambahan secara langsung oleh Presiden tersebut merupakan wujud atensi pemerintah yang besar untuk memastikan seluruh warga negara ter-cover program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). “Wilayah Indonesia itu sangat luas. Semua warga negara Indonesia, termasuk WNA yang tinggal minimal enam bulan di Indonesia, berhak menikmati jaminan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. Untuk itu, kami berharap persebaran informasi tentang JKN-KIS juga sampai secara merata di seluruh pelosok Indonesia, bukan hanya di wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan saja. Wilayah-wilayah pedalaman dan terluar pun harus terinfo dengan baik agar

Distribusikan KIS-PBI Tambahan, Presiden Jokowi Blusukan Hingga Pelosok

Dalam rangka menekan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia, Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja bersinergi dengan BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan dalam kegiatan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Pada Perempuan melalui Inspeksi Visual Asam (IVA) di Pasar Limapuluh, Kota Pekanbaru (29/03). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla sekaligus dalam rangka kunjungan kerja beliau ke sejumlah tempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. OASE Kabinet Kerja merupakan sebuah perkumpulan para pendamping menteri dan unsur eksekutif lain yang dipimpin oleh Ibu Negara Iriana Jokowi, yang memiliki tiga program untuk mendukung tercapainya Nawacita Presiden Jokowi. Salah satu program yang digalang adalah meningkatkan pelaksanaan pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan di Indonesia mulai tahun 2015 - 2019.

“Pemeriksaan IVA terus kami jangkau sampai ke pasar-pasar seperti saat ini di Pasat Lima Puluh Kota Pekanbaru ini. Sesuai dengan arahan Ibu Negara, bahwa perlu terus dilakukan upaya jemput bola agar semakin banyak ibu-ibu yang mendapatkan kesempatan diperiksa tanpa harus meninggalkan pekerjaannya. Sesuai dengan benefit yang telah ada dalam program JKN-KIS, deteksi dini kanker leher rahim merupakan salah satu bentuk program promotif preventif yang disediakan BPJS Kesehatan bagi peserta JKN-KIS, kata Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady, saat mendampingi Ibu Iriana Joko Widodo.

Jemput Bola, BPJS Kesehatan Kembali Gelar Pemeriksaan IVA Hingga Pasar-pasar

masyarakatnya paham prosedur pelayanan kesehatan,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris saat mendampingi Presiden Jokowi membagikan KIS di Pulau Galang, Batam (23/03).

Tercatat sebanyak 132 KIS-PBI dibagikan Presiden di Pulau Galang - Batam, sementara di Kecamatan Barus - Tapanuli Tengah dan Kecamatan Panyambungan - Mandailing Natal dibagikan 150 KIS-PBI di masing-masing daerah.

Maya menambahkan, deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS yang ingin melakukan deteksi dini kanker serviks tidak perlu lagi mengeluarkan uang. Menurut Maya, apabila dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat peserta JKN-KIS yang positif mengidap kanker serviks, maka ia dapat menjalani perawatan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan data peserta BPJS Kesehatan secara nasional di tahun 2016, jumlah kasus kanker serviks di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 12.820 kasus dengan total biaya sekitar Rp56,5 miliar, sementara di tingkat rawat inap ada 6.938 kasus dengan total biaya sekitar Rp87,1 miliar.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

FOKUSUtama6

Penerima Bantuan Iuran Badan Amil Zakat Nasional Sri Rahayu

Semenjak suaminya meninggal dunia pada Agustus 2015 lalu, kondisi keuangan rumah tangga Sri Rahayu semakin morat-marit. Maklum, almarhum suami adalah tiang keluarga selama ini.

Sedangkan Sri sendiri, hanyalah ibu rumah tangga biasa pada saat itu.

Untuk menambal keuangan, perempuan yang kini berusia 44 tahun itu mencoba merintis usaha penjualan gas elpiji 3 kg dan air mineral. Namun, keuntungan dari berdagang dirasa belum memadai. Pasalnya, dia masih harus menanggung empat orang anak yang masih sekolah yang notabene membutuhkan biaya lumayan.

Kesulitan ekonomi berimbas pada tersendatnya membayar iuran bulanan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebelum suaminya meninggal, sejak akhir 2014 pun, perempuan yang tinggal di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, ini sudah mulai kesulitan membayar tunggakan lantaran suaminya sakit dan tidak bisa mencari nafkah.

BPJS Kesehatan dan Baznas Kembangkan Kreativitas Pendanaan

JKN-KIS

“Kalau untuk makan sehari-hari mungkin cukup. Tapi anak saya masih empat yang sekolah. Dua yang lain bekerja ngojek,” ujar wanita berkerudung itu.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

FOKUS 7

Total, kata Sri, tunggakan iuran ke BPJS Kesehatan sekitar dua tahun lebih. Dengan mengambil jatah kelas II yang iuran per bulannya Rp 51 ribu, keseluruhan utang yang harus dibayar Sri, untuk keanggotaan 6 orang anak, plus suami semasa hidup nyaris mencapai Rp 6 jutaan.

Akibat menunggak iuran cukup lama, kepesertaan Sri dan keluarga dinonaktifkan oleh BPJS Kesehatan. Tentu saja hal ini membuat wanita berkerudung ini sedih. Dia khawatir, saat kelak butuh pengobatan, tidak ada lagi asuransi sosial yang menjamin.

“Saya ingin berimigrasi dari kepesertaan jalur mandiri pindah ke iuran yang dibayari Pemprov DKI. Tetapi agar bisa aktif dahulu, minimal tunggakan setahun harus dilunasi. Saya harus cari uang dari mana?”

Pengalaman serupa juga dialami Muhammad Jaya. Pria 45 tahun ini juga menungga iuran selama bertahun-tahun. Musababnya, selain hasil dari bekerja sebagai kuli bangunan tidak memadai, istrinya juga harus menjalani operasi sesar untuk persalinan dan pengangkatan batu empedu.

Beruntung bagi Jaya, tunggakannya selama setahun juga sudah dilunasi oleh Baznas. Kini pria yang berdomisili di Bogor ini bisa kembali tenang. Pasalnya, kepesertaan BPJS Kesehatan-nya sudah kembali aktif. Dia pun tidak perlu pusing lagi memikirkan biaya operasi pengangkatan batu empedu istrinya yang bakal dilakukan dalam waktu dekat ini.

Sejatinya tidak hanya Sri dan Jaya yang mengalami kesulitan membayar iuran bulanan kepesertaan BPJS Kesehatan. Masih ada lagi peserta lainya yang menunggak lantaran tidak mampu membayar iuran bulanan, khususnya pada peserta dari jalur mandiri di kelas III.

Berdasarkan hasil riset Pusat Kajian Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2016, terungkap bahwa rerata kemampuan membayar (ability to pay) iuran peserta jalur mandiri kelas III BPJS Kesehatan berada di kisaran Rp 16.571 per orang per bulan.

Dari hasil kajian itu, bisa disimpulkan bahwa sebagian peserta jalur mandiri akan mengalami kesulitan dalam melunasi iuran bulanan kepesertaan mereka. Sebagaimana diketahui, biaya iuran bulanan BPJS Kesehatan kelas III per orang per bulan Rp25.500, kelas II Rp51 ribu dan kelas I Rp80 ribu.

Di tengah kegalauan, untunglah dia bertemu dengan kerabat yang menyarankan agar Sri mengajukan pertolongan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Setelah mengisi berbagai formulir dan menjalani proses verifikasi, pada awal 2017, kepesertaan Sri bersama keluarga sudah aktif kembali. Aktivasi bisa dilakukan lantaran semua tunggakan dia sudah dilunasi oleh Baznas.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

8 FOKUS

Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Kemal Budi Santoso

Hasil kajian UGM selaras dengan tingkat kolektibilitas yang dicatat oleh BPJS Kesehatan. Menurut Kepala Grup Keuangan BPJS Kesehatan Heru Chandra, sekitar 30% sampai 40% peserta BPJS Kesehatan kelas III menunggak pembayaran.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila akumulasi tunggakan mencapai 40 hari, otomatis kartu penunggak yang bersangkutan bakal dinonaktifkan. Dengan demikian, sambung Heru, peserta itu tidak bisa lagi menggunakan fasilitas pelayanan BPJS Kesehatan sepanjang tunggakan belum dilunasi.

“Kondisi ini memang memprihatinkan. Banyak orang tidak mampu yang masih belum ter-cover pembayaran iurannya oleh pemerintah pusat dan daerah,” sebut Heru, pada diskusi media, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kreatifitas Pendanaan

Pada kesempatan serupa, Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Kemal Imam Santoso berpendapat bahwa kondisi ini tidak bisa terus dibiarkan. Musababnya, hal ini bisa menghambat terwujudnya jaminan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC) bagi seluruh rakyat Indonesia pada 1 Januari 2019 mendatang.

Untuk itu, pada 2017 ini, fokus utama BPJS Kesehatan adalah keberlangsungan finansial. Hal ini untuk menjamin keberlansungan finansial program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Caranya adalah dengan peningkatan rekrutmen peserta potensial dan meminimalkan adverse selection. Di sisi lain, sambung Kemal, diperlukan pula peningkatan kolektibilitas iuranan peserta.

Untuk meningkatkan kolektibilitas iuranan peserta, salah satu terobosan yang dilakukan BPJS Kesehatan adalah dengan meluncurkan program crowdfunding yang merupakan program urunan dana berbasis donasi. Dengan program ini, masyarakat berkecukupan bisa membantu peserta yang kesulitan membayar iuran bulanan lewat cara donasi ke badan sosial atau badan amil dan zakat.

Program crowdfunding adalah salah satu cara pendanaan kreatif (creative funding) yang ditempuh BPJS Kesehatan demi meningkatkan kolektibilitas pembayaran sekaligus membantu mengaktifkan peserta yang tidak mampu.

“Di banyak negara, program crowdfunding bukan barang baru dan tengah menjadi tren bagi pemberdayaan masyarakat dan usaha. Dengan menjalankan program ini, publik juga dilatih untuk hidup bergotong royong,” ujar Kemal.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

FOKUS 9

Membantu mustahik

Guna menjalankan program crowdfunding, BPJS Kesehatan, pada 3 April 2017 lalu menjalin kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Baznas sengaja dipilih lantaran lembaga pengumpul dana itu sesuai UU No 23 Tahun 2016 merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bertuga melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Tidak menutup kemungkinan, kata Kemal, BPJS Kesehatan juga akan bekerja sama dengan lembaga sosial lain dalam menjalankan crowdfunding.

Adapun peserta penerima manfaat crowdfunding ini adalah peserta BPJS Kesehatan yang tergolong mustahik (tidak mampu) di kelas III yang menunggak iuran minimal tiga bulan. Besaran iuran yang dibayarkan dana crowdfunding mengikuti perudang-undangan atau sebesar Rp25.500 per jiwa per bulan.

Sedangkan jumlah pembayaran iuran yang ditanggung Baznas kepada BPJS Kesehatan adalah besaran iuran tunggakan peserta dan besaran iuran peserta dikalikan jumlah peserta selama 12 bulan (satu tahun).

Untuk mengetahui lebih detil perihal program ini, para calon muzakki (pemberi zakat) atau peserta mustahik bisa membuka situs BPJS Kesehatan, di www.bpjs-kesehatan.go.id dan situs Baznas di www.baznas.go.id.

Lebih jauh, Heru menimpali, mekanisme kolaborasi donasi antara BPJS Kesehatan dengan Baznas adalah, pihak BPJS Kesehatan akan menyerahkan data peserta yang menunggak minimal tiga bulan. Dari situ pihak Baznas akan melakukan verifikasi.

“Data penunggak yang diberikan akan diseleksi oleh Baznas. Apa yang bersangkutan benar-benar mustahik atau hanya enggan membayar,” sebut Heru.

Menurut Direktur Baznas, Arifin Purwakananta, sejak kerja sama ini dibuka, melalui program Jaminan Kesehatan Dhuafa, dari target Rp125 juta pada tahun ini, sudah tercapai 2% dari target dari para muzakki yang menyumbang. Capaian dari penyumbang dalam beberapa minggu ini belum banyak, lantaran belum dilakukan sosialisasi secara gencar.

Untuk itu, Arifin menghimbau agar para muzakki berpartisipasi dalam program crowdfunding ini. Pasalnya, ketimbang membayari biaya kesehatan mustahik secara perorangan, lebih baik lewat program ini.

“Dengan program ini, dana yang disumbangkan bisa lebih kecil, tetapi bisa lebih banyak menjamin biaya kesehatan para mustahik,” kata Arifin.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

Bincangtokoh10

Dana CSR untuk Premi BPJS Kesehatan Para Mekanik

Untuk menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu lndonesia Sehat (JKN-KIS), dibutuhkan keterlibatan dari banyak pihak, salah satunya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini telah dicontohkan oleh PT Pertamina Lubricants, anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang pelumas. Dana

CSR yang dikelola perusahaan tersebut kini digunakan untuk membiayai premi BPJS Kesehatan untuk para mekanik terpilih. Program “BPJS Kesehatan Mekanik” tersebut telah dijalankan oleh Region V Surabaya, dan akan segera diikuti oleh region lainnya di Medan, Palembang, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan. Seperti apakah program CSR yang sudah dijalankan PT Pertamina Lubricants melalui Sales Region V Surabaya? Berikut

perbincangan INFO BPJS Kesehatan dengan Sales Region Manager V PT Pertamina Lubricant, Eko Ricky Susanto.

PT Pertamina Lubricants

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

BINCANG 11Latar belakang diluncurkannya program BPJS Kesehatan Mekanik?

Sebagai perusahaan yang sudah berdiri sendiri, PT Pertamina Lubricants tentunya juga harus memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR). Tahun lalu, kami sudah menjalankan sejumlah program yang konsepnya lebih banyak pada pemberdayaan ekonomi. Ada juga program pemberian insentif untuk mekanik yang berhasil menjual produk pelumas Pertamina dalam jumlah tertentu.

Dalam perjalanannya, kami melihat ada sisi lain yang belum tersentuh program CSR kami untuk para mekanik, yaitu kesehatan. Apalagi para mekanik ini sebagian besar tidak terikat pada satu perusahaan tertentu, tetapi langsung di bawah pemilik bengkel. Padahal support di bidang kesehatan ini sangat penting untuk para mekanik yang juga punya risiko tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Akhirnya kami dari region V berinisiatif untuk membuat program insentif bagi mekanik di Jawa Timur dan Bali dalam bidang kesehatan sebagai salah satu program CSR kami. Kick off-nya juga sudah dilakukan pada 4 April lalu.

Siapa saja yang menjadi sasaran program ini?

Sasaran program ini adalah partner-partner yang telah mendukung bisnis Pertamina Lubricants, salah satunya adalah mekanik. Kami melihat para mekanik ini punya andil besar dalam kemajuan bisnis pelumas Pertamina. Mereka kan ujung tombak penjualan pelumas di bengkel-bengkel.

Di tahap awal, kami telah memilih 96 mekanik di Jawa Timur dan Bali yang selalu mendukung program-program Pertamina Lubricants, serta memiliki prestasi dalam penjualan pelumas Pertamina, baik itu penjualan pelumas kendaraan roda dua atau penjualan pelumas roda empat. Mekanik dengan prestasi tersebut mendapatkan jaminan BPJS kesehatan yang berlaku selama satu tahun. Tidak hanya untuk mereka, jaminan kesehatan tersebut juga kami berikan untuk istri dan anak-

anaknya. Jadi kalau ditotal hampir mencapai 300 jiwa.

Awalnya memang sempat ada pertanyaan dari para mekanik. Mereka kan biasanya mendapatkan insentif dalam bentuk uang, tapi sekarang berbentuk jaminan kesehatan. Ada beberapa yang keberatan, karena katanya kalau tidak sakit tidak bisa merasakan manfaatnya. Kami sosialisasikan ke mereka bahwa kesehatan itu mahal. Apalagi kita tidak pernah tahu kapan musibah penyakit itu datang. Kalau sudah terkena, apalagi untuk penyakit-penyakit yang berat, uang kita bisa habis untuk berobat. Kalaupun tidak sakit, justru kita harusnya bersyukur. Lagipula ini kan program gotong royong, iuran yang sehat untuk membantu yang sakit.

Apakah program ini hanya untuk mekanik di Jawa Timur dan Bali?

Tidak hanya di wilayah Jawa Timur dan Bali yang menjadi tanggung jawab region V, program ini juga akan dieskalasi secana nasional di region lainnya seperti Medan, Palembang, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar. Jadi akan dieskalasi ke semua daerah.

Sebelum ada BPJS Kesehatan, program seperti ini sebenarnya juga pernah kami jalankan di Jakarta. Tapi kalau dulu hanya untuk mekaniknya saja, tidak menjamin untuk keluarganya juga. Kalau sekarang kan semua anggota keluarganya ikut dijamin.

Jaminan BPJS Kesehatan untuk mekanik ini berlaku untuk berapa lama?

Pada tahap awal, program ini kami jalankan untuk satu tahun. Karena kan anggaran CSR itu annual budget dari perusahaan. Ini juga sebagai langkah filterisasi untuk mekanik yang siapa tahu performance-nya turun atau sudah tidak bekerja lagi. Setiap tiga bulan, kami juga akan review. Kalau ada

mekanik lain yang bagus, tentunya akan kami tambah lagi.

Setelah satu tahun, bagaimana kelanjutan program ini?

Setelah satu tahun, harapannya akan terus berlanjut. Dana CSR kan selalu ada setiap tahun, tinggal dialokasikan saja. Harapannya sih para owner atau pemilik bengkel yang melanjutkan. Jadi program ini seperti stimulus agar owner juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk para mekaniknya. Kalau owner-nya bisa ambil alih, dana CSR kami bisa digunakan untuk membantu mekanik lain yang belum mendapatkan jaminan kesehatan. Karena di Jawa Timur saja jumlah mekaniknya bisa mencapai puluhan ribu orang, banyak yang harus dibantu.

Sales Region Manager V PT Pertamina Lubricant Eko Ricky Susanto

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

Benefit12

Sebelum JKN bergulir, akses terhadap pelayanan kesehatan selama ini dianggap sebagai barang mewah, apalagi bagi masyarakat yang kemampuan ekonominya rendah. Hal ini menghambat

masyarakat untuk bisa mengakses pelayanan kesehatan. Kesulitan itu pula yang membuat sebagian masyarakat mencari solusi alternatif untuk mengatasi persoalan seputar kesehatan yang dialami.

Misalnya, bagi penderita skizofrenia atau gangguan mental (jiwa). Keterbatasan biaya mendorong penderita skizofrenia dan keluarganya menggunakan mekanisme non-medis untuk pengobatan. Akibatnya, persoalan yang dihadapi itu tak kunjung membaik malah bisa jadi memburuk. Contohnya adalah praktik pasung yang dilakukan kepada penderita skizofrenia oleh keluarganya.

Ada pandangan di masyarakat yang menganggap penderita skizofrenia itu sebagai orang yang kerasukan, tidak bisa disembuhkan, sehingga dilihat sebagai aib dan harus ditutup rapat agar tidak diketahui orang lain. Pandangan yang keliru itu membuat penanganan terhadap skizofrenia tidak dilakukan dengan tepat.

Penderita skizofrenia harus mengonsumsi obat yang dibutuhkan sepanjang hidupnya. Begitu pula konsultasi rutin, baik dengan psikolog maupun psikiater. Terhambatnya pemenuhan kebutuhan medis itu berdampak pada gangguan mental yang dialami akan semakin parah. Untungnya, saat ini masyarakat tidak perlu khawatir dan ragu dalam menghadapi skizofrenia karena itu masuk dalam gangguan kesehatan yang ditanggung program JKN-KIS.

Secara umum, pelayanan medis yang dibutuhkan penderita skizofrenia bisa dilayani melalui Faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Pelayanan

Bisa Mendapat Pelayanan Kesehatan Melalui JKN-KIS

Penderita Skizofrenia

Biaya konsultasi dokter (psikiatri) sampai obat-obatan yang dibutuhkan penderita skizofrenia ditanggung program JKN-KIS. Peserta JKN-KIS hanya perlu membayar iuran secara rutin.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

BENEFIT 13

kesehatan dapat diberikan di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama, seperti Puskesmas, Klinik Pratama atau Dokter Praktik Perorangan, sampai faskes tingkat rujukan seperti RS.

Pelayanan kesehatan yang dijamin baik di tingkat pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Selain konsultasi dan pemeriksaan medis, BPJS Kesehatan juga menjamin tindakan psikoterapi dan prosedur tes diagnostik kesehatan jiwa. Pelayanan kesehatan ini tidak terbatas untuk penyakit skizoprenia saja, namun juga masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi, gangguan personality, kontrol impulse, gangguan bipolar dll.

Begitu pula dengan obat-obatan yang dibutuhkan, diantaranya Risperidone, Valproate, Clozapine dan Quetiapine tercantum dalam Formularium Nasional (Fornas) untuk peserta JKN-KIS. Obat-obatan tersebut tidak hanya tersedia di faskes tingkat rujukan, namun juga tersedia di faskes tingkat pertama melalui Program Rujuk Balik (PRB). Jika dilayani di RS, peserta penderita

skizoprenia dapat diresepkan obat dengan kebutuhan maksimal 1 bulan sesuai indikasi medis.

Untuk pasien yang kondisi penyakitnya sudah stabil, atas rekomendasi dokter spesialis kejiwaan yang merawat, peserta dapat mendaftar di BPJS Center sebagai peserta Program Rujuk Balik (PRB). Dengan program PRB ini, peserta dapat melanjutkan perawatan di faskes tingkat pertama tempat peserta terdaftar dengan tetap mendapatkan obat yang sama dengan yang diresepkan oleh dokter spesialis. Mudah dan efektif, bukan?

Selain itu, jika dibutuhkan BPJS Kesehatan juga menjamin fasilitas ambulan untuk peserta rujukan antar faskes. Tentu saja atas dasar pertimbangan kebutuhan medis.

Pada periode 2014 pelayanan kesehatan jiwa untuk rawat jalan mencapai lebih dari 20 ribu kasus dan rawat inap 5 ribu kasus. Realisasi biaya untuk pelayanan kesehatan jiwa untuk rawat jalan mencapai Rp56,3 milyar dan rawat inap Rp 310 milyar.

Dengan program JKN-KIS, penderita skizofrenia tidak perlu lagi dipasung atau dikucilkan. Yang perlu dilakukan yaitu mendaftarkan penderita skizofrenia beserta keluarganya sebagai peserta JKN-KIS, bayar iuran secara rutin dan sambangi faskes untuk mendapat pelayanan kesehatan yang tepat. Bagi masyarakat yang tidak mampu, bisa mendaftar menjadi peserta JKN-KIS melalui mekanisme penerima bantuan iuran (PBI).

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

KERJASAMA BPJS KESEHATAN-BNI Semakin Mudahkan Peserta Bayar Iuran

PELANGGAN14

BPJS Kesehatan terus menciptakan terobosan untuk meningkatkan layanan terhadap peserta. Salah satunya dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan bank BNI dan mitra kerjanya.

Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari, mengatakan kerjasama itu untuk memperkuat sinergi BPJS Kesehatan dengan BNI. Dalam hal ini pemanfaatan layanan keagenan BNI untuk mendukung program kader JKN-KIS.

Selama ini kader JKN-KIS menjadi mitra BPJS Kesehatan untuk menjalankan fungsi pemasaran dan pengumpul iuran. Melalui kerjasama ini kader JKN-KIS bisa mendaftar sebagai agen 46 (BNI). Dengan begitu kader JKN-KIS sekaligus agen BNI yang bisa menampung pembayaran

iuran peserta JKN-KIS melalui fasilitas perbankan BNI.“Para kader JKN-KIS yang menjadi agen BNI itu akan dibekali EDC mini ATM untuk sarana transaksi pembayaran iuran. Dengan kemudahan ini diharapkan animo masyarakat untuk membayar iuran tepat waktu dapat meningkat,” kata Andayani.

Bagi Andayani kerjasama yang dijalin dengan BNI dan mitra kerjanya ini untuk memberi kemudahan kepada masyarakat untuk menunaikan kewajibannya membayar iuran. Sekarang peserta bukan hanya bisa membayar iuran melalui bank yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan seperti BNI, BRI, Mandiri dan BTN, tapi juga e-commerce yang berkerjasama dengan BNI.

“Peserta yang mau bayar iuran tidak perlu jauh-jauh pergi ke kantor BPJS Kesehatan, bank atau ATM. Sekarang ada kader JKN-KIS yang juga agen BNI yang menjangkau sampai ke daerah,” urai Andayani.

Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari

Agen perbankan bisa menjangkau sampai pelosok daerah, selain menerima pembayaran iuran juga pendaftaran peserta JKN-KIS.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

PELANGGAN 15

Andayani mencatat jumlah peserta JKN-KIS sekarang lebih dari 176 juta jiwa. Targetnya jumlah kepesertaan itu di akhir tahun 2017 meningkat menjadi 201 juta jiwa. Adanya kerjasama ini selain untuk memudahkan peserta bayar iuran juga diharapkan mampu meningkatkan jumlah peserta baru.

Adi menuturkan melalui kerjasama ini pihaknya akan membantu BPJS Kesehatan menjaring peserta baru yang total targetnya tahun ini mencapai 201 juta jiwa. Outlet atau chanel perbankan yang dimiliki BNI akan semakin dekat menjangkau masyarakat baik dan melayani pembayaran iuran serta pendaftaran.

Adi menghitung jumlah agen BNI yang ada saat ini mencapai 45 ribu orang dan ditargetkan tahun ini meningkat mencapai 100 ribu. Bertambahnya agen akan memperluas jangkauan hingga ke pelosok daerah. Lewat agen, pelayanan dapat dilakukan tanpa perlu membuka outlet. Jumlah transaksi pembayaran iuran dan klaim JKN yang melalui BNI pada tahun lalu mencapai 13 juta lebih dengan nominal Rp7,5 triliun.

Selain kerjasama dengan BNI, BPJS Kesehatan juga menandatangani MoU dengan sejumlah bank mitra BNI untuk pemasaran bersama dalam upaya perluasan kepesertaan BPJS Kesehatan dan penyediaan layanan perbankan. Mitra BNI yang ikut dalam MoU itu diantaranya bank Bukopin, bank Nobu, Maybank Indonesia, bank DKI, bank Sumsel Babel, bank Sinarmas dan bank Mega.

Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan BNI, Adi Sulistyowati, mengatakan pihaknya akan membantu masyarakat agar mudah membayar iuran dan mendaftar jadi peserta JKN. Selain itu kerjasama ini juga untuk membantu pembayaran klaim kepada RS mitra BPJS Kesehatan melalui mekanisme Supply Chain Financing (SCF). “Ini membantu likuiditas RS sekaligus mendorong peningkatan layanan RS kepada peserta JKN agar mendapat pelayanan yang lebih baik,” paparnya.

Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

16TESTIMONI

Ada seorang anak kecil yang ketakutan melihat rupa ibunya sepulang dari pasar. Anak itu melihat ibunya tidak seperti biasanya. Dia mencermati penampilan ibunya seperti noni

Belanda. Keluarga menganggap tingkah anak itu biasa saja, tidak ada yang aneh.

Beranjak dewasa, dia kerap melihat sosok tak dikenal, seperti makhluk halus. Kawan-kawannya menganggap dia punya kemampuan yang tidak dimiliki manusia biasa. Anak itu juga merasa demikian, seolah punya indra keenam. Sesekali dia punya banyak ide dan membusungkan dada sebagai yang terhebat.

Puncaknya terjadi sekitar 2008 di sebuah pulau, anak itu berlari dari ujung ke ujung pulau. Itu dilakukan karena dia melihat semua orang yang ada di pulau itu seperti ingin membunuhnya, dan terjadi genosida. Alhasil, teman-temannya kaget melihat tingkah polah anak itu. Ternyata, itulah halusinasi paling hebat yang dialami anak bernama Rahardian itu. Saat ini usianya 31 tahun dan menyandang gelar Sarjana Pendidikan.

Setelah berkonsultasi ke psikiater pada 2008, pria yang disapa Ian itu baru mengetahui kalau dia mengalami skizofrenia. Kemudian dia aktif mencari informasi tentang masalah yang dialaminya itu dan bergabung dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) sejak 2012.

Setiap berobat, biaya yang dikeluarkan tidak murah, Ian harus merogoh kocek Rp 3 juta. Mahalnya biaya itu yang membuat dia tidak rutin minum obat, sehingga pengobatannya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Hal itu berlangsung sejak 2008 sampai 2014.

Ketika program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan mulai beroperasi 2014, Ian tidak lagi kesulitan memikirkan biaya pengobatan. Dengan mendaftar sebagai peserta bukan penerima upah (PBPU) kelas 3, dia hanya perlu rutin membayar iuran sebesar Rp25.500 setiap bulan.

“Sebelum ada JKN-KIS saya tidak rutin minum obat, jika punya uang, obat yang saya tebus hanya setengah dari resep dokter. Tapi masalah itu teratasi sejak adanya JKN-KIS,” kata Ian.

Ian berharap program JKN-KIS ini terus mengalami perbaikan sehingga mampu meningkatkan pelayanan terhadap peserta. Menurutnya, program ini akan berjalan baik jika seluruh masyarakat Indonesia menjadi peserta JKN-KIS dan membayar iuran secara rutin setiap bulan. Bagi masyarakat yang tidak mampu, bisa menjadi peserta JKN-KIS dengan mekanisme penerima bantuan iuran (PBI).

Untuk meningkatkan pelayanan terhadap peserta yang mengalami skzofrenia, Ian berharap persoalan yang ada segera diselesaikan oleh pemangku kepentingan. Misalnya, antrian yang panjang di RS dan proses rujukan yang memakan waktu lama sampai berhari-hari. Kemudian, obat yang ditanggung diharapkan lebih banyak variasinya sehingga penderita skizofrenia bisa memilih mana yang paling tepat untuk dirinya.

Selain di RS, pengobatan untuk penderita skizofrenia diharapkan ada juga di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama. Sekaligus dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti obat-obatan dan psikolog. Dengan begitu peserta JKN-KIS yang menderita skizofrenia tidak perlu jauh menyambangi RS karena bisa dilayani di faskes primer.

Harapan Baru Bagi Penderita Skizofrenia Bernama JKN-KISSejak JKN-KIS beroperasi, penderita skizofrenia tidak perlu takut untuk berobat. JKN-KIS sangat meringankan beban biaya pengobatan.

Penderita Skzofrenia Rahardian

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

Inspirasi 17

Sampah atau barang-barang bekas seringkali dianggap sesuatu yang tidak berguna. Namun bagi warga di Kota Malang, Jawa Timur, sampah layaknya barang mahal dan berharga karena bisa

digunakan untuk berobat di Klinik Asuransi Sampah (KAS). Bahkan mulai 2017 ini, sampah juga bisa digunakan sebagai premi BPJS Kesehatan.

Program asuransi kesehatan berbasis sampah yang sudah berjalan sejak 2013 ini dikembangkan oleh Indonesia Medika yang digagas dr Gamal Albinsaid. Dalam program ini, anggota KAS cukup menyerahkan sampah anorganik ke bank sampah yang dikelola klinik tersebut. Sampah yang dikumpulkan kemudian akan diolah menjadi uang sebagai “Dana Sehat”. Ketika sakit, anggota KAS yang rutin mengumpulkan sampah bisa langsung datang ke klinik untuk mendapatkan pengobatan.

dr Gamal mengatakan dengan model biaya pengobatan seperti ini, layanan kesehatan menjadi lebih mudah diakses. Selain itu, warga di sekitar klinik juga menjadi lebih peduli dengan kebersihan lingkungan. Ia memberi contoh kisah yang dialami salah satu anggota KAS bernama Munah (54). Beberapa tahun lalu, wanita ini kehilangan dua anaknya akibat diare. Karena tidak punya uang untuk berobat, Munah ketika itu hanya bisa merawat anaknya yang sakit di rumah, hingga akhirnya nyawa kedua anaknya itu tak tertolong.

Setelah menjadi anggota KAS, Munah tak lagi bingung apabila ada anggota keluarganya yang sakit. Sampah telah membuat kesehatannya lebih terjamin. Atas inovasi tersebut, Gamal pernah meraih penghargaan "The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur" dari Pangeran Charles di Inggris.

Sampah Jadi Premi BPJS Kesehatan

Di tahun 2017 ini, program KAS menjadi lebih luas lewat kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Melalui program “Bayar Sampah untuk Premi BPJS Kesehatan”,

anggota KAS bisa menjadi peserta program JKN-KIS dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

“Selama ini anggota KAS hanya mendapatkan pelayanan primer di klinik kami. Dengan tergabung sebagai peserta BPJS Kesehatan, mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap hingga ke rumah sakit,” tutur dr Gamal.

Anggota Klinik Asuransi Sampah saat ini berjumlah 250 orang. Untuk tahap awal, yang didaftarkan menjadi peserta program JKN-KIS sebanyak 100 orang. Mereka didaftarkan untuk kelas 3 dengan premi Rp 25.500 per orang per bulan.

dr Gamal menjelaskan, nilai setoran sampah yang dikumpulkan anggota Klinik Asuransi Sampah sebesar Rp 10.000 per orang per bulan, sehingga ada selisih biaya Rp 15.500 yang ditanggung oleh klinik. Ada beberepa skema yang disiapkan untuk “menambal” selisih biaya tersebut dan juga untuk menjaga sustainability program, misalnya untuk warga yang lebih mampu bisa membayar selisih biayanya, atau meningatkan jumlah sampah yang dikumpulkan setiap bulan. Tim KAS juga akan mengolah sampah dengan lebih baik agar nilai jualnya semakin tinggi.

Opsi lainnya diharapkan datang dari pastisipasi masyarakat. Misalnya tetangga atau perusahaan memberikan sampahnya ke klinik untuk membantu selisih biaya premi BPJS Kesehatan. Dukungan juga diharapkan datang dari pemerintah lewat anggaran pelayanan publik (PSO). “Kami juga ada program Sahabat BPJS Kesehatan, jadi untuk orang-orang yang mampu bisa berdonasi untuk membantu yang tidak mampu,” tuturnya.

dr Gamal berharap ke depannya jumlah anggota KAS yang didaftarkan sebagai peserta JKN-KIS bisa ditingkatkan melalui partisipasi dari lebih banyak masyarakat. Untuk warga tidak mampu yang belum ter-cover program JKN-KIS, Indonesia Medika juga memiliki program Ayotolong untuk pembiayaan kesehatan hingga ke rumah sakit. Program ini menggunakan sarana media sosial dan website dalam menyebarkan informasi dan donasi dengan menggunakan metode crowdfunding atau penggalangan dana secara online.

Di Kota Malang, Sampah Bisa Jadi Premi BPJS Kesehatan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

18

SEHATGaya Hdup

Sebagian besar orang sering menganggap depresi bukanlah masalah medis, bukan masalah serius yang harus segera ditangani. Bahkan mungkin di antara kita akan menyangka bahwa orang

yang mengalami depresi hanya cari perhatian saja, atau kurang bersyukur dengan hidupnya, dan lain-lain. Stigma dan pandangan seperti inilah yang membuat kita kerap mengabaikan depresi.

Padahal depresi bukan masalah sepele. Hari Kesehatan Sedunia tahun ini mengambil tema Depression: Let's Talk, atau diterjemahkan Depresi: Yuk Curhat. Tema Depresi ini diambil Badan Kesehatan Dunia (WHO) bukan tanpa alasan.

WHO memperkirakan bahwa depresi akan menjadi beban global nomor dua setelah gangguan jantung dan pembuluh darah di tahun 2020 dan tetap akan menjadi masalah global sampai 2030 nanti setelah HIV/AIDS. Ini menandakan bahwa masalah gangguan jiwa seperti depresi adalah masalah yang tidak bisa dianggap enteng.

Psikiater sekaligus Ketua Perhimpunan Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Danardi Sosrosumihardjo menjelaskan, setiap orang perlu mengenali dan memahami gejala depresi. Depresi disebabkan oleh emosi yang menurun. Pada tahap ringan depresi biasanya ditandai dengan gejala seperti lekas tersinggung, murung, sedih, merasa cemas, menangis terus menerus, dan pesimis. Dalam kondisi sedang, depresi menunjukkan gejala penurunan produktifitas, aktifitas terganggu, tidak ingin bertemu orang, hilang napsu makan, dan selalu pesimis.

Bila depresi ringan dan sedang ini tidak diatasi dengan baik, bisa berkembang menjadi depresi berat dan berpotensi skizofrenia atau gangguan mental kronis. Dalam tahap depresi ini penderita bisa melakukan hal-hal nekat, seperti bunuh diri.

“Kalau kita mengenali gejala depresi, maka untuk keluar dari masalah depresi itu lebih mudah dan cepat,” ujar Danardi di Jakarta, baru-baru ini.

Seperti penyakit fisik, depresi juga perlu diobati. Pengobatan depresi sulit dilakukan jika penderitanya sendiri tidak menyadari dan mengakui dirinya mengalami penurunan emosi. Curhat atau menyatakan perasaan tentang masalah yang dihadapi adalah langkah awal yang baik untuk keluar dari depresi. Bersedia bicara dengan orang lain saja sudah merupakan terapi. Jangan malu atau takut untuk bicara dengan orang lain, terutam orang terdekat. Depresi paling rentan terjadi pada orang yang berkepribadian introvert, yaitu pendiam dan pemalu.

Persoalannya, kebanyakan mereka yang ditemui malah menganggap depresi hanya karena orang tersebut kurang bersyukur, tidak beriman, berlebihan, kurang bahagia, suka menggerutu, dan lain-lain. Mereka sudah berbicara tapi tidak didengarkan, pembicaraannya dipotong atau malah dinasehati dan disalahkan. Stigma dan anggapan buruk seperti inilah yang kadang menyebabkan penderita depresi enggan menceritakan masalahnya kepada orang lain. Ini justru memperparah keadaan mereka.

Menurut Danardi, bila orang depresi sudah bersedia curhat, maka yang mendengarkan pun harus menjadi pendengar yang baik. Kalimat, seperti “apa yang bisa saya bantu untuk mu”, adalah kalimat awal yang sangat membantu penderita depresi. Cukup mendengarkan, tidak perlu memberi solusi. Ucapkan kata-kata positif atau dukungan, dan tidak menyalahkan atau menghakimi.

Lebih baik lagi bila pendengar memiliki keahlian atau ilmu untuk memberikan solusi. Mengubah cara pandang penderita tentang hidup dan apa yang dialami. Cara mengatasi depresi kembali kepada tiap individu. Ada orang mudah keluar dari depresi, tapi ada pula yang sulit.

Beberapa orang yang mampu beradaptasi dengan tekanan, kegagalan luar biasa, dan persoalan dalam hidup akan lebih mudah mengatasi depresi. Setelah mengalami tekanan beberapa waktu kemudian akan bangkit kembali. Tapi beberapa orang akan sulit untuk beradaptasi dengan tekanan yang dihadapinya. Di sinilah penting melibatkan orang lain, tidak bisa diabaikan dan didiamkan begitu saja.

DepresiJangan Anggap Sepele

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

19Recharge

Menikmati pemandangan yang asri dengan karakteristik masyarakatnya yang belum tersentuh modernisasi bukanlah hal yang sulit. Di Provinsi Banten, tepatnya di Desa

Kanekes yang “hanya” berjarak sekitar 120 kilometer dari pusat kota Jakarta, kita bisa melihat langsung kehidupan suku Baduy yang begitu menyatu dengan alam. Mereka memilih hidup bersahaja apa adanya dengan memegang teguh keyakinan Sunda Wiwitan.

Untuk menuju permukiman suku Baduy yang ada di kaki Pegunungan Kendeng, kita bisa menggunakan Kereta Api dari Stasiun Tanahabang menuju Rangkasbitung. Tiba di stasiun tujuan, perjalanan dilanjutkan menggunakan kendaraan umum atau mobil sewaan jenis Elf. Rute yang harus ditempuh adalah Rangkasbitung-Ciboleger selama sekitar dua jam.

Desa Ciboleger merupakan pintu masuk ke Desa Kanekes, awal dari petualangan yang mengesankan ini. Di sini, banyak warga Baduy yang menunggu kedatangan tamu atau para wisatawan. Baiknya memang menggunakan jasa mereka sebagai pemandu, karena untuk masuk ke permukiman suku Baduy tak bisa sembarangan. Ada sejumlah pantangan yang wajib dipatuhi. Bila tak mau repot, bisa mengikuti open trip singkat yang banyak ditawarkan di internet.

Di desa Ciboleger, kita juga bisa membeli tambahan perbekalan. Sebab desa terdekat di permukiman suku Baduy luar berjarak 2 kilometer yang harus ditempuh dengan berjalan kaki naik-turun bukit. Jangan merasa lega dulu, sebab perjalanan sekitar satu jam ini barulah permulaan. Butuh waktu sekitar tiga jam lagi untuk mencapai salah satu desa di permukiman Baduy dalam yang menjadi tujuan utama petualangan ini.

Untuk sampai di permukiman Baduy dalam, medan yang harus ditempuh akan lebih menanjak dan berat. Namun tidak usah khawatir, sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam yang menakjubkan. Pohon-pohon rindang, hamparan sawah dan sungai yang jernih akan menjadi penguat kita sampai di tujuan.

Di permukiman Baduy dalam, aturannya sangat ketat. Apa yang tidak dilakukan nenek moyang mereka sangat pantang untuk dilakukan. Contoh sederhana ketika

sedang mandi. Aktivitas ini harus dilakukan di sungai tanpa menggunakan sabun, shampo dan pasta gigi. Cukup dengan menyiramkan air ke tubuh. Aturan ini juga berlaku untuk para pendatang, tidak boleh dilanggar.

Di permukiman Baduy dalam, kita juga tidak boleh menggunakan peralatan elektronik seperti ponsel atau kamera. Semuanya harus disimpan rapi di dalam tas. Alat-alat tersebut hanya boleh digunakan ketika masih berada di permukiman Baduy luar.

Meskipun sangat memegang teguh tradisi, warga Baduy dalam sangat terbuka dengan para tamu yang datang berkunjung. Kita juga bisa menginap di rumah salah satu warga Baduy dalam. Mereka tidak akan meminta bayaran. Cukup membawa makanan untuk dimasak di sana dan dimakan bersama-sama mereka. Pulangnya, kita bisa memberi mereka bahan-bahan makanan atau ikan asin yang memang sangat digemari warga Baduy.

Saat malam hari, permukiman Baduy dalam akan gelap gulita karena memang tidak dialiri listrik. Kondisi yang sama juga akan ditemukan di permukiman Baduy luar. Tidak ada lagi aktivitas di luar. Untuk menghabiskan malam, kita bisa berinteraksi dengan pemilik rumah dan anggota keluarganya.

Begitulah keseharian suku Baduy yang memang dijalani dengan penuh kesederhanaan. "Yang ada harus dipelihara, yang tidak ada jangan diada-adain," begitu kata mereka. Justru dengan kesederhanaan ini, suku Baduy bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

di Permukiman Suku BaduyBelajar Menghargai Alam dan Tradisi

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

20

Persepsi bahwa pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) – Kartu Indonesia Sehat (KIS) dianaktirikan atau dibedakan pelayanannya ketimbang pasien umum masih jamak terjadi.

Hal ini juga yang sempat terjadi pada benak Iras, seorang ibu muda yang baru menjalani persalinan dengan operasi caesar.

Tiga hari pasca menjalani operasi tersebut, oleh dokter dia dinyatakan sudah boleh pulang. Bukannya senang mendengar kabar tersebut, dirinya malah galau.

“Kenapa saya disuruh cepat pulang? Padahal sudah rutin membayar iuran BPJS Kesehatan tiap bulan. Apa karena saya pasien BPJS Kesehatan?” begitu keluh ibu yang tinggal di Mampang, Depok itu pada sang suami.

Prasangka-prasangka seperti itu kerap terjadi bila pasien disuruh pulang awal dari rawat inap di rumah sakit (RS). Untuk menghilangkan rasa suudzon pada dokter atau RS, tidak ada jalan lain bahwa yang bersangkutan jangan takut bertanya kepada dokter perihal alasan harus dipulangkan lebih awal. Menjadi pasien yang cerdas merupakan salah satu upaya menghilangkan prasangka-prasangka buruk pada pelayanan fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan.

Dalam kasus Iras, pemulangan lebih cepat semata-mata didasari oleh pertimbangan medis dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan statusnya sebagai pasien JKN-KIS. Menurut keterangan dokter kandungannya, jangankan pasien JKN-KIS, pasien umum, jika sudah waktunya pulang, kendati membayar, tetap akan disarankan untuk mengakhiri masa rawat inap.

Jika sudah pulih, berlama-lama di RS malah menyebabkan pasien beresiko tinggi tertular infeksi nosokomial (tertular penyakit di RS) yang lebih besar. Oleh karena itu, setiap dokter pastinya sudah memperhitungkan berapa lama sebaiknya pasien dirawat inap di RS berdasarkan clinical pathway untuk masing-masing masalah kesehatan.

Bila ibu atau bayinya dirawat berminggu-minggu di RS, bisa jadi si ibu atau sang bayi terkena infeksi nosokomial. Karena pada dasarnya RS bukanlah tempat yang aman dari penularan infeksi. Mendapat penjelasan tersebut, Iras menjadi malu sendiri lantaran telah terlanjur suudzon pada sang dokter.

Pemulangan pasien rawat inap lebih cepat sejatinya sudah menjadi hal yang lumrah dalam dunia medis di sejumlah negara maju. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat tren pemulangan lebih cepat kini terjadi di banyak negara maju. Selain mengurangi resiko pasien tertular penyakit di RS, pemulangan lebih awal juga bisa lebih menghemat biaya dari pasien yang bersangkutan.

Menjalani rawat inap berlama-lama selain tidak perlu, juga akan mengurangi kesempatan bagi pasien lain yang membutuhkan kamar rawat inap tersebut untuk menjalani pengobatan. Oleh karena itu, bisa dikatakan pasien yang senang berlama-lama menjalani rawat inap yang tidak perlu adalah pasien yang egois.

Dari segi pembiayaan, berkali-kali pula BPJS Kesehatan sudah menyosialisasikan bahwa sudah tidak ada lagi istilah plafon pembayaran. Kalau ada RS menyuruh pasien JKN-KIS pulang karena alasan plafonnya sudah habis, berarti rumah sakit itu belum paham soal sistem pembayaran INA-CBG (Indonesian Case Based Groups).

INA-CBG merupakan sistem pembayaran tarif rumah sakit untuk suatu kasus penyakit. Tidak ada lagi batasan plafon, yang ada adalah prosedur pelayanan pasien berdasarkan penyakit yang diderita.

Dengan demikian, INA-CBG berdasarkan sistem kasus (case-based), yaitu pengobatan dinilai per kasus dan sudah dihitung berapa kira-kira yang dihabiskan pasien untuk berobat sampai sembuh. Sehingga seharusnya tidak ada pasien dipulangkan karena plafon habis.

Dalam INA-CBG paket pembayaran sudah termasuk konsultasi dokter, pemeriksaan penunjang (laboratorium, rontgen, dan lainnya), obat berdasarkan Formularium Nasional (Fornas), bahan alat medis habis pakai, akomodasi atau kamar perawatan, hingga biaya lain yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Semua komponen biaya tersebut tidak dibebankan pada pasien JKN-KIS.

Jadi apakah ada limit dalam pelayanan BPJS Kesehatan di RS? Jawaban tepatnya adalah, berapapun biaya pengobatan pasien yang bersangkutan dapat ditanggung BPJS Kesehatan sesuai tarif INA-CBG. Pasien tidak boleh ditarik biaya tambahan bila sudah menjalani prosedur dan sesuai hak kelas. Mau pasien harus menjalani operasi berbiaya tinggi atau menjalani proses cuci darah seumur hidup, semuanya bisa di-cover oleh BPJS Kesehatan asalkan sesuai dengan ketentuan.

Namun, tidak menutup kemungkinan masih ada RS di Indonesia yang belum paham benar soal INA-CBG, lantaran sistem ini tergolong baru. Bila terjadi hal seperti ini, pasien yang menemui kejanggalan atau keluhan soal pelayanan, dapat menghubungi Duta BPJS Kesehatan di BPJS Center faskes tempat dirawat atau bisa melapor melalui berbagai saluran komunikasi yang tersedia, misalnya BPJS Kesehatan Care Center di 1-500400 atau juga bisa mengunjungi situs BPJS Kesehatan.

Jangan Lekas Berprasangka Buruk pada Rumah Sakit

PERSEPSI

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 49 TAHUN 2017

KONSULTASI

JAWAB

JAWAB

JAWAB

21

Saya karyawan.. dan didaftarkan BPJS Kesehatan oleh perusahaan.. dari awal april 2016 sampai sekarang belum jadi kartu BPJS Kesehatanya, padahal potongan untuk bpjs sudah 2 bulan gajian dipotong... apakah selama itu proses pendaftaran bpjs???Pengirim :[email protected] – Bekasi

Pertama kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Anda alami. Terkait hal tersebut, pertama kami mohon Anda dapat melakukan komunikasi terlebih dulu dengan HRD perusahaan Anda, apakah seluruh karyawan di perusahaan Anda sudah didaftarkan atau belum. Anda juga dapat meminta bukti pendaftaran dan pembayaran iuran yang telah dilakukan perusahaan Anda.

Selanjutnya, jika perusahaan Anda terbukti telah melakukan pendaftaran dan pembayaran, maka Anda dapat menghubungi langsung Kantor Cabang BPJS Kesehatan yang berlokasi sama dengan domisili perusahaan Anda, untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut. Adapun alamat dan nomor telepon seluruh Kantor Cabang BPJS Kesehatan dapat Anda lihat di website resmi kami, www.bpjs-kesehatan.go.id

Saya winda 23 th, saya ingin menanyakan apabila BPJS Kesehatan saya berhenti membayar iuran dikarenakan saya keluar dri perusahaan selama 1 th apakah masih diproses menjadi bpjs mandiri ? terimakasih.Pengirim :[email protected] – Jepara

Bisa. Anda dapat melapor ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat dengan membawa kartu BPJS Kesehatan asli, fotocopy KTP, fotocopy KK, dan surat keterangan yang menyatakan tidak bekerja lagi di perusahaan tempat Anda bekerja.

Saya seorang staff pada perusahaan. Saya sedang ingin mendaftarkan beberapa karyawan kami. Tetapi pada saat telah upload form 16 kolom, terdapat beberapa informasi yang masih kurang. Dan ketika saya edit data tersebut, selalu gagal karena "NIK GANDA MASTER FILE". Apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Mohon informasi call center BPJS Kesehatan yang dapat dihubungi, karena setiap saya hub tidak pernah berhasil 1500400.Pengirim : [email protected] - Jakarta

NIK Ganda terjadi apabila:1) Terjadi kekeliruan data di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

2) Terjadi kekeliruan dalam menginput NIK calon peserta menggunakan NIK calon peserta lainnya, sehingga apabila calon peserta lain tersebut akan mendaftar, tidak bisa karena NIK-nya sudah terdaftar.

Untuk kesulitan dalam pengisian EDABU, HDR perusahaan dapat menghubungi Kantor Cabang yang berada di domisili perusahaan yang bersangkutan. Adapun nomor alamat, nomor telepon, dan hotline seluruh Kantor Cabang BPJS Kesehatan dapat Anda lihat di website BPJS Kesehatan dengan link berikut:

-https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/16

-https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/17

KARTU PESERTA JKN-KIS TERLAMBAT

PERUBAHAN STATUS KEPESERTAAN

NIK GANDA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

22