makalah bpjs

19
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Program Kesehatan BPJS. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. 1

Upload: acun-nasrul

Post on 16-Jul-2015

2.259 views

Category:

Law


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah bpjs

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,

Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam

bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan

sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Program

Kesehatan BPJS.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

1

Page 2: Makalah bpjs

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................

1.2 Perumusan Masalah...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6-7

2.1 PROGRAM BPJS.....................................................................................................2.2 SASARAN BPJS......................................................................................................82.3 PERSYARATAN BPJS............................................................................................92.4 PROSEDUR BPJS KESEHATAN.......................................................................10-132.5 PELAKSANAAN BPJS...........................................................................................142.6 KENDALA BPJS......................................................................................................152.7 ANALISA KELOMPAK KAMI, TENTANG BPJS..........................................16-17

BAB III PENUTUP........................................................................................................................18

3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................

3.2 SARAN...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

2

Page 3: Makalah bpjs

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan

keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa

tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan, setiap

orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan

keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta

pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita

sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang

mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.

Berdasarkan Deklarasi tersebut, pasca Perang Dunia II beberapa negara mengambil

inisiatif untuk mengembangkan jaminan sosial, antara lain jaminan kesehatan bagi semua

penduduk (Universal Health Coverage). Dalam sidang ke58 tahun 2005 di Jenewa, World

Health Assembly (WHA) menggaris bawahi perlunya pengembangan sistem pembiayaan

kesehatan yang menjamin tersedianya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan

memberikan perlindungan kepada mereka terhadap risiko keuangan. WHA ke58

mengeluarkan resolusi yang menyatakan, pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan melalui

Universal Health Coverage diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial.

WHA juga menyarankan kepada WHO agar mendorong negara-negara anggota untuk

mengevaluasi dampak perubahan sistem pembiayaan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan

ketika mereka bergerak menuju Universal Health Coverage.

Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga mengakui

hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal

34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang

Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai

kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.

3

Page 4: Makalah bpjs

Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah bertanggung

jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) bagi kesehatan perorangan.

Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan

beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes

(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri sipil,

penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu,

pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema

tersebut masih terfragmentasi, terbagi- bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi

sulit terkendali.

Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan

sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui

suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan

diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS

Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan

JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan

Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden

No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan

Kesehatan Nasional).

Sesungguhnya keinginan untuk mendirikan BPJS baru telah dibahas dalam

prosespenyusunan UU SJSN. Perdebatannya berlangsung sangat alot. Berbagai pertimbangan

tentangcost-benefit, Nasionalisme, keadilan antar daerah dan antar golongan pekerjaan,

sertapertimbangan kondisi geografis serta ekonomis yang berbeda-beda telah pula dibahas

mendalam.Apa yang dirumuskan dalam UU SJSN, UU no 40/04, merupakan kompromi

optimal.Konsekuensi logis dari sebuah negara demokrasi adalah bahwa rumusan suatu UU

yang telahdiundangkan harus dilaksanakan, baik yang tadinya pro maupun yang tadinya

kontra terhadap

suatu isi atau pengaturan. Setelah disetujui DPR, wakil rakyat, maka rumusan suatu

UUmengikat semua pihak. Sangatlah tidak layak dan tidak matang, apabila UU tersebut

4

Page 5: Makalah bpjs

sudah divonis tidak mengakomodir kepentingan kita, sebelum UU itu dilaksanakan. Kita

harus belajarkonsekuen dan berani menjalankan sebuah keputusan UU, meskipun ada aspirasi

atau keinginankita yang berbeda dengan yang dirumuskan UU SJSN. Boleh saja kita tidak

setuju dengan isisuatu UU dan tidak ada satupun UU yang isinya 100% disetujui dan

didukung oleh seluruhrakyat. Atau, jika seseorang atau sekelompok orang yakin bahwa UU

SJSN itu merugikankepentingan lebih banyak rakyat, maka ia atau mereka dapat mengajukan

alternatif ke DPRuntuk merevisi atau membuat UU baru. Inilah hakikat negara demokrasi.

1.2 PERUMUSAN MASALAHAN

1. Apa yang dimaksud BPJS itu ?

2. Apa dasar hukum yang melandasi adanya BPJS itu ?

3. Apa saja hak dan kewajiban peserta BPJS ?

4. Apa saja manfaat yang diperoleh jika menjadi anggota BPJS

5

Page 6: Makalah bpjs

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROGRAM BPJS

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), secara tegas menyatakan bahwa BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS adalah badan hukum publik. BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS adalah BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Kedua BPJS tersebut pada dasarnya mengemban misi negara untuk memenuhi hak konstitusional setiap orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan program jaminan yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penyelenggaraan jamianan sosial yang adekuat dan berkelanjutan merupakan salah satu pilar Negara kesejahteraan, disamping pilar lainnya, yaitu pendidikan bagi semua, lapangan pekerjaan yang terbuka luas dan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkeadilan.

Mengingat pentingnya peranan BPJS dalam menyelenggarakan program jaminan sosial dengan cakupan seluruh penduduk Indonesia, maka UU BPJS memberikan batasan fungsi, tugas dan wewenang yang jelas kepada BPJS. Dengan demikian dapat diketahui secara pasti batas-batas tanggung jawabnya dan sekaligus dapat dijadikan sarana untuk mengukur kinerja kedua BPJS tersebut secara transparan.

A. FUNGSI

UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.

Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.

Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.

6

Page 7: Makalah bpjs

Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

B. TUGAS

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:

a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;e. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan

ketentuan program jaminan sosial; dang. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada

peserta dan masyarakat.

Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan informasi.

Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta.

C. WEWENANG

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:

a. Menagih pembayaran Iuran;b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka

panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;

d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;

e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak

memenuhi kewajibannya;

7

Page 8: Makalah bpjs

g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan sosial.

Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.

2.2 SASARAN BPJS

Sasaran yang ditetapkan secara umum sudah cukup komprehensif dan terukur,sehingga mudah untuk dilaksanakan dan gampang dievaluasi. Namun demikian ada 3 catatan yang perlu dikemukakan mengenai sasaran untuk tahun 2014 dan 2019 sebagai berikut.

1. Mengenai sasaran penyusunan peraturan pelaksanaan.

Seluruh peraturan pelaksanaan yang diperlukan untuk mendukung beroperasinya BPJS ditetapkan tahun 2014. UU Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS menentukan, peraturan pelaksanaan dari UU tersebut harus ditetapkan paling lama:

a. 1 (satu) tahun untuk peraturan yang mendukung beroperasinya BPJS Kesehatan; danb. 2 (dua) tahun untuk peraturan yang mendukung beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan;

terhitung sejak UU tersebut diundangkan pada 25 November 2011. Artinya peraturan pelaksanaan untuk mendukung BPJS Kesehatan harus ditetapkan paling lama 25 November 2012, dan untuk mendukung BPJS Ketenagakerjaan paling lama 25 November 2013.

Toleransi waktu untuk menentapkan peraturan pelaksanaan UU BPJS yang diberikan terlalu longgar. Dikawatirkan hal tersebut akan mempengaruhi pelaksanaan tranformasi badanpenyelenggara dan kinerja kedua BPJS yang akan lahir pada 1 Januari 2014.

Seperti diketahui sistem jaminan sosial sangat tergantung pada regulasi yang ditetapkan oleh regulator, karena jaminan sosial lahir berdasarkan UU dan peraturan pelaksanaannya.

2. Penyesuaian peraturan perundangan pada tahun 2019.

Menurut doktrin peraturan perundangan harus bersifat konstan untuk adanya kepastian, namun tetap terbuka untuk perubahan jika kondisi objektif menuntut adanya perubahan.

Karena itu,sasaranperubahan peraturan perundangan pada tahun 2019 harus terlebih dahulu diawali dengan kajian komprehensif baik dari aspek hukum maupun aspek non hukum yang mempengaruhi tingkat legitimasi suatu peraturan perundangan dan keberlakuannya dalam masyarakat yang berkembang diunamis.

3. Sasaran kepesertaan.

8

Page 9: Makalah bpjs

Sasaran kepesertaan untuk tahun 2014 sebanyak 121,6 juta jiwa penduduk, dan pada tahun 2019 meningkat lebih dari 100% sehingga menjadi 257,5 juta jiwa penduduk merupakan sasaran yang cukup ideal. Diperlukan kerja keras dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan untuk mencapainya.

2.3 PERSYARATAN BPJS

Persyaratan antara lain:

• Asli/photo copy kartu keluarga 1 lembar

• Asli/photo copy KTP 1 lembar

• Pas foto berwarna 3 x 4, 1 lembar

• Persyaratan lain bila diperlukan

3. Dapat memilih pembayaran premi/iuran nominal per orang per bulan sebagai berikut:

• Kelas 1 = Rp 59.500

• Kelas 2 = Rp 42.500

• Kelas 3 = Rp 25.500

4. Pembiayaan premi/iuran dapat dilakukan pada Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI setelah

mendpaatkan virtual account dari Kantor BPJS Kesehatan.

5. Apabila pembayaran premi/iuran menunggak 3 bulan berturut-turut maka pelayanan

kesehatannya dihentikan sementara, dan apabila ingin melanjutkan kembali maka harus

membayar premi/iuran yang tertunggak dan dikenakan denda 2% dari premi/iuran tersebut.

6. Untuk mendapatkan info lebih lanjut silakan hubungi hotline service BPJS Kesehatan

Cabang Palu (HP 081341369094) dan Halo BPJS Kesehatan (500 400).

Sedangkan untuk mutasi/penambahan anggota keluarga pekerja penerima upah

termasuk PNS, pegawai BUMN, anggota TNI, anggota Polri, pegawai pemerintah non

pegawai negeri, pegawai swasta, pegawai BUMD, syarat-syaratnya adalah:

1. Nomor kartu peserta penanggung

2. Asli/photocopy akte nikah

3. Asli/photocopy akte lahir anak

4. KTP penanggung

9

Page 10: Makalah bpjs

5. Asli/photocopy kartu keluarga

6. Pas foto penanggung ukuran 3×4, 1 lembar

7. Pas foto istri/suami ukuran 3×4, 1 lembar (jika ingin daftarkan istri/suami)

8. Pas foto anak ukuran 3×4, 1 lembar (jika anak berusia di atas 5 tahun)

9. Mengisi formulir daftar isian penambahan anggota keluarga

Saran-saran ketika anda akan mendaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan:

1. Datanglah sepagi mungkin ke Kantor BPJS Kesehatan Palu karena banyaknya orang

yang ingin mendaftar

2. Memiliki ATM Mandiri lebih disarankan karena Bank Mandiri menyediakan mobile

bank di halaman Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tangerang Selatan sehingga

memudahkan anda untuk membayar iuran awal. Antrian warga yang tak memiliki

ATM Mandiri terlihat cukup panjang untuk membayar iuran melalui loket yang hanya

dijaga 1 teler.

3. Pembayaran iuran ini juga bisa anda lakukan di Kantor Cabang Utama/ATM Bank

BNI Palu, Bank BRI Palu, atau Bank Mandiri Tangerang Selatan jika tak mau

mengantri terlalu lama

2.4 PROSEDUR BPJS KESEHATAN

PROSEDUR UMUM

PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DI FASKES TINGKAT PERTAMA

10

Page 11: Makalah bpjs

PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN DI FASKES RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN

PROSEDUR PELAYANAN OBAT

11

Page 12: Makalah bpjs

Faskes tingkat pertama

Faskes tingkat lanjutan

PROSEDUR PELAYANAN ALAT KESEHATAN

12

Page 13: Makalah bpjs

PROSEDUR UNTUK FASKES

PROSEDUR KERJA SAMA FASKES DENGAN BPJS KESEHATAN

PROSEDUR KLAIM PELAYANAN KESEHATAN

13

Page 14: Makalah bpjs

Prosedur umum

 Prosedur klaim faskes tingkat lanjutan

2.5 PELAKSANAAN BPJS

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:

a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;

b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;

14

Page 15: Makalah bpjs

c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;

e. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;

f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan

ketentuan program jaminan sosial; dan

g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada

peserta dan masyarakat.

Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data

kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari

Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai

pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program

jaminan sosial dan keterbukaan informasi. Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan

secara pasif dalam arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan

peserta.

2.6 KENDALA BPJS

Terutama karena dihadapkan pada masalah :

a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadappentingnya program Jaminan

Kesehatan yang dianut oleh UU SJSN;

b. Pekerja penerima upah belum seluruhnya menjadi peserta dan pekerja bukan

penerima upah masih belum terjangkau;

c. Lemahnya penegakan hukum;

d. BPJS Kesehatan masih dalam tahap konsolidasi kelembagaan;dan

e. Masalah yang terkait dengan sisi pelayanan kesehatan dihubungkan dengan factor

demogarafi dan geografi Indonesia .

Karena itu, dapat dipahami jika dalam Peta Jalan dikemukakan bahwa “sosialisasi”

merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan Jaminan kesehatan Nasional. Karena sosialisasi

yang baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta dan pemberi kerja

akan hak dan kewajibannya serta manfaatnya menjadi peserta Jaminan kesehatan.

15

Page 16: Makalah bpjs

Koalisi Pemantau Badan Penyelenggara Jamina Sosial (BPJS) Kesehatan, Jamkes Watch dan

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menemukan 20 permasalahan selama BPJS

Kesehatan resmi beroperasi 1 Januari 2014 kemarin. Permasalahan ini banyak ditemui

langsung.

Direktur Advokasi dan relawan Jamkes Watch, Ade Lukman memaparkan permasalahan itu

banyak terjadi dalam pelayanan kesehatan. Di antaranya pembatasan pembuatan kartu

kepesertaan BPJS di daerah.

Ade juga menemukan masalah praktek percaloan di Kantor Cabang BPJS dan rumah sakit

yang marak. Selain itu dia menengarai sosialisasi BPJS yang kurang mengena dan tidak

sesuai dengan kondisi masyarakat ditingkat yang paling bawah (grassroot).

"Lainnya, perbedaan pelayanan antara pasien umum dengan pasien program BPJS,

embatasan waktu rawat inapbagi pasien BPJS, dan terbatasnya kuota kamar untuk pasien

program BPJS," kata Ade dalam keterangan persnya, Rabu (17/9).

Mereka juga menemukan perbedaan tarif di rumah sakit type A, B, C, untuk penyakit-

penyakit kronis. Sementara fasilitas nicu di rumah sakit type C dan D juga berbeda tarif.

Sehingga rujukan ekslusif menjadi bermasalah.

Biaya ambulance juga menjadi permasalahan. Karena itu ditanggung sendiri oleh pasien pada

saat dirujuk ke rumah sakit lain. Dalam praktiknya ada indikasi adanya permainan dalam

penetapan jenis dan merk obat oleh dokter rumah sakit yang bersifat komersial.

"Penyediaan alat bantu fisik pasien yang tidak ditanggung olehBPJS, seperti kaki, tangan dan

bola mata palsu, penegakan hukum/sanksi tegas untuk rumah sakit yang nakal, ada lagi

minimnya biaya/tarif pelayanan/kunjungan dokter dalam program BPJS," jelas dia.

Khusus untuk staf BPJS, kebanyakan mereka tidak melayani selama 24 jam. Itu juga yang

menyebabkan pengadaan mobil ambulance di setiap kantor cabang BPJS. Terakhir, adanya

intervensi Menteri Kesehatan kedalam BPJS sebagai Badan

Penyelenggara.

16

Page 17: Makalah bpjs

"Antisipasi oleh BPJS dan rumah sakit dalam hal penyediaan kamar rawat inap kelas 2 di

rumah sakit terkait kewajiban bagi perusahaan untuk mengikutsertakan atau mengalihkan

pekerjanya dalam program BPJS Kesehatan 1 Januari 2015," jelasnya.

Dengan adanya permasalahan itu, mereka menuntut perubahan Sistem INA CBGs menjadi

Fee for Service, mencabut Permenkes RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif

Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat

Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program JaminanKesehatan.

2.7 ANALISA KELOMPAK KAMI, TENTANG BPJS

Menurut pendapat saya pribadi BPJS Kesehatan bukanlah suatu program inovatif

pemerintah karena hanya menggabungkan beberapa jaminan kesehatan yang sudah ada

seperti jaminan Askes, Jamsostek, Asabri, Jamkesmas dll dengan tambahan mewajibkan

seluruh masyarakat untuk ikut asuransi kesehatan.... sepertinya kembali ke konsep sosialis

sebagai upaya untuk mengatur masyarakat secara kolektif

Pemerintah hanya menanggung premi untuk masyarakat miskin sementara yang

lainnya harus co sharing dengan wajib membayar premi .... nah apa bedanya dengan sekarang

, jangan2 ini hanya upaya menutupi ketidakmampuan pemerintah mendanai jamkesmas

sehingga harus diambilkan premi dari seluruh masyarakat sehingga terjadi subsidi silang

dengan harapan orang mampu tidak akan memanfaatkan jaminan kesehatan tsb ( kan mereka

sudah punya asuransi lain ) tapi tetap diwajibkan bayar premi

Mewajibkan seluruh masyarakat ikut asuransi sepertinya mengingkari azas2

demokrasi terhadap suatu kebebasan memilih oleh masyarakat termasuk memilih dalam

menentukan masa depan mereka sendiri ...... karena sejatinya prinsip asuransi bukanlah

sesuatu yang wajib ... apa bedanya nih asuransi dengan pajak ??

Pengelolaan BPJS Kesehatan akan dilkukan hanya oleh satu badan pengelola...

bayangkan ibarat sebuah proyek besar biasanya kontraktor akan mencari beberapa sub

kontraktor agar pekerjaannya maksimal ini malah sebaliknya..( pelaksanaan askes PNS saja

saat ini masih banyak kelemahan )

17

Page 18: Makalah bpjs

Secara mutu layanan sudah pasti akan terjadi penurunan karena disamping ratio

dokter dan jumlah penduduk belum memadai ( tdk usah bicara ratio spesialis ) kita juga tidak

boleh munafik bahwa prinsip ekonomi juga berlaku dalam dunia kesehatan .... siapa yang

bayar lebih akan dapat pelayanan lebih....

UU BPJS juga memastikan bahwa dana masyarakat tersebut tidak hanya untuk

pelayanan kesehatan tetapi juga untuk biaya operasional (Pasal1 ayat 3 dan Pasal 41 ayat 1d)

sedangkan sebagai aset dana tsb juga bisa digunakan untuk pengadaan barang dan jasa serta

diinvestasikan yg akan diatur dengan PP ( Pasal 41 ayat2 dan Pasal 43 ayat 2) ...... Bikin

celah korupsi lagi nih...

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut.

1. BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

sosial (UU No 24 Tahun 2011). BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan.

2. Adanya dasar hukum yang melandasi terbentuknya BPJS

3. Ada hak dan kewajiban yang akan diterima bila menjadi peserta BPJS

4. Manfaat yang diperoleh dari Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan

Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans.

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami tentang BPJS serta mampu

mempelajari BPJS, sehingga dapat mangaplikasikan dalam dunia keperawatan apabila kita

melakukan pelayanan kepada pasien dirumah sakit maupun ditempat kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/268

http://jaringnews.com/hidup-sehat/umum/66017/berikut-ini-puluhan-permasalahan-bpjs-

kesehatan-versi-jamkes-watch

18