Agus Triyono Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

• Tolak ukur dari perkembangan kemajuan suatu negara terletak pada keinginan dan usaha yang dilakukan masyarakatnya untuk memajukan negara dengan tetap mempertahankan ciri khas dari Negara itu sendiri.

• Beberapa generasi muda terhanyut dalam budaya luar yang menyimpang dari nilai lokal Indonesia

• Tetapi terdapat generasi muda yang “masih” mencintai bangsanya dan ingin melakukan gerakan perubahan yang berupaya untuk memajukan bangsa dan menumbuhkan kesadaran nasional

• Komunitas Blusukan Solo mencoba menumbuhkan kesadaran akan potensi lokalitas yang ada di Solo

• Hal tersebut dilakukan dengan berkunjung ke tempat-tempat bersejarah yang ada di Solo seperti : Laweyan, Mangkunegaran, Pabrik Gula Colomadu, Kauman, dan Keraton Kasunanan Surakarta yang dilakukan dengan menggali cerita dari masyarakat sekitar dan mengemasnya untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat luas.

• Bagaimanakah strategi komunikasi dari Komunitas Blusukan Solo dalam menarik minat kaum muda untuk berpartisipasi dalam kegiatannya khususnya?

• Konsep new media Secara global, internet adalah sarana bagi seseorang untuk saling berkomunikasi, bertukar informasi melalui serangkaian perangkat komputer yang terhubung (Belch & Blech, 2001:486). Internet saat ini digunakan sebagai alat informasi dan komunikasi yang sangat cepat, efektif, tidak terbatas dan dapat dijangkau dengan biaya yang relatif murah. Hal yang paling menarik adalah bahwa setiap pesan yang diproduksi dan didistribusikan dalam satu waktu, dapat menjangkau ribuan orang dalam waktu sekejap.

• Media sosial dan lokalitas Pemanfaatan komunikasi melalui media jejaring sosial merupakan alternatif pilihan yang tepat, jika komunikator mampu memanfaatkan kefleksibilitasan media sosial sebagai media komunikasi karena karakteristik dari media jejaring sosial yang murah, mudah, dan tidak tersegmentasi secara khusus.

• Martin Lister (2002 : 13-37) menjelaskan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh new media, antara lain : digital, interaktifitas, hipertekstual, dispersal, dan virtualitas.

• Social media memfasilitasi penggunana dalam meningkatkan promosi dan pemasaran viral, yang juga dikenal dengan word-of-mouth atau buzz marketing. Viral marketing memfasilitasi dan mendorong orang untuk menyampaikan pesan promosi atau berbagi informasi tentang produk (Suciati, 2012:22).

• Seseorang yang berhasil menggunakan social media tidak hanya membuat konten, tetapi menciptakan percakapan. Percakapan tersebut akan menciptakan komunitas

• Dalam konteks penelitian ini, media sosial dianggap mampu menciptakan komunitas yang pada hakikatnya akan terlibat dalam proses produksi dan distribusi pesan dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh Blusukan Solo melalui akun mereka di media sosial yang sudah ada.

• Pendekatan kualitatif• Pengumpulan data : wawancara,

obeservasi dan dokumentasi • Validitas penelitian : triangulasi data

• Awal Komunitas Blusukan Solo : 1. Survey tentang Solo – KEPO (Knowing Everythings Particular Object)2. Membuat Facebook http://www.facebook.com/blusukansoloindonesia dan account twitter @blusukansolo

membagi informasi atau dokumentasi kegiatan.

proaktif untuk mereply pertanyaan-pertanyaan, sering retweet respon positif seputar blusukan solo

share video-video hasil kegiatan blusukan Solo.

berbagi promo kegiatan dan memposting resume dari kegiatan yang sudah dilakukan

• Efek dari penggunaan strategi komunikasi menggunakan media sosial ini adalah Blusukan Solo dikenal oleh dunia luas, dibuktikan dengan adanya beberapa peserta yang berasal dari Belanda, Jepang, dan Rusia, serta tawaran untuk masuk dan diliput oleh beberapa majalah seperti Island Magazine.

• Komunitas Blusukan Solo menunjukan bahwa keberadaan media baru telah mampu mempertahankan eksistensi budaya yang ada di wilayah Solo. Informasi yang menyebar melalui viral menjadi sangat massif dan memberikan dampak yang sangat positif terhadap upaya Blusukan Solo untuk mempelajari dan mengajarkan nuansa lokalitas yang teradapat di Solo.