infobpjs - bpjs kesehatan · pimpinan umum budi mohamad arief pimpinan redaksi irfan humaidi...

24
INFOBPJS MEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 Kesehatan BPJS KESEHATAN SUKSES CETAK HATTRICK WTP

Upload: vonhi

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INFOBPJSMEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATANEDISI 50 TAHUN 2017 Kesehatan

BPJS KESEHATAN SUKSES CETAK

HATTRICK WTP

CEOMessage

Direktur Utama Fachmi Idris

Kita tentu sangat berharap bahwa kesukaan masyarakat Indonesia terhadap komunikasi terbuka di sosial media dapat dilandasi dengan kesantunan dan sikap saling menghormati, sebagaimana nenek moyang telah mewariskan kedua sikap itu sebagai identitas bangsa. Sayangnya, keterbukaan menyatakan pendapat dan perasaan di area publik ini kemudian menjadi ajang unjuk perilaku “ke-akuan”. Sikap yang menyatakan pembelaan terhadap pendapat kelompok masing-masing dan merasa paling benar. Hampir punah rasanya sikap toleransi dan saling memahami di komunitas sosmed kita. Akhirnya timbul istilah baru sebagai dampak negatif dari fenomena itu yaitu kata persekusi, yang ujung-ujungnya berakhir di kantor polisi. Sungguh mengenaskan...andai saja semua pihak bisa menahan diri dan tidak menjadikan ego pribadi sebagai sebagai santapan harimau yang ada di mulutnya. Ingat selalu “mulutmu, harimaumu.”

Dalam istilah bahasa Inggris hal semacam ini dikenal dengan istilah “your word is your mouth”. Istilah ini bermakna mendalam. Intinya, mulut kita ini akhirnya akan ikut menentukan nasib kita. Jika yang terlontar adalah kejujuran dan kejernihan fikiran, nasib baik akan menemui. Sebaliknya, apabila yang terucap adalah tumpukan umpatan, wajar jika kemudian akibat auman itu akan menerkam sang pengucapnya. Oleh karenaya, sebaiknya kita selalu mawas diri, hargai orang lain dan ungkapan segala hal dengan rasa syukur. Ada satu kisah menarik yang mendorong orang menjadikan kata-kata yang dilontarkan menjadi pelajaran terbaik.

Saat itu 26 Juli 1926, seorang sastrawan bernama Kondraty Ryleyev dikenakan sanksi hukuman gantung. Saat pelaksanaan eksekusi, ternyata tali gantungan putus. Hal seperti ini diyakini oleh masyarakat sebagai pertanda bahwa terhukum tidak bersalah dan harus dibebaskan. Merasa menang, Ryleyev bukannya bersyukur justru kembali mengemukakan kritikan pedas. Ia katakan, “Pemerintah sekarang tidak beres, bahkan mereka bahkan tidak tahu bagaimana caranya menggantung anda.” Mendengar hal itu, Kasiar Nicolas I Rusia marah besar dan memerintahkan algojo mengulang hukuman gantung Ryleyev. Akhirnya Ryleyev mati di tiang gantungan akibat tidak mampu mengatur mulutnya sendiri.

Di dalam teori lain khususnya dalam bidang marketing, pemanfaatan kekuatan marketing dari mulut ke mulut untuk pemasaran justru menduduki peran yang sangat vital. Hal semacam ini dinamakan sebagai The Power of Word of Mouth Marketing atau biasa disingkat WOMM. Ketika seseorang tertarik dan puas kepada suatu produk atau pun jasa maka ia akan berbicara kepada dua orang temannya. Kedua orang teman tersebut kemudian akan berbicara kepada masing-masing dua orang temannya, terus dan terus begitu. Sehingga kekuatan testimoni by mouth ini akan sangat berpengaruh secara signifikan dalam hal pemasaran dan promosi penjualan.

Apalagi jika testimoni dilakukan di dunia maya. Ketika Pak Presiden menggunakan satu produk jaket, tanpa perlu dipromosikan, gambar presiden dan jaketnya pun menjadi viral sehingga kemudian produk jaket itu menjadi hits dan diserbu di pasaran. Trend baru pun timbul tanpa perlu biaya promosi dan usaha keras memasarkan produk di berbagai media. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nielsen bahwa 92% komsumen percaya pada produk atau jasa yang direkomendasikan oleh kawannya. Artinya kekuatan mulut sebagai macan penjualan masih sangat efektif dan signifikan.

Sekarang masalahnya adalah bagaimana kita memanfaatkan karunia mulut ini dengan sebaik-baiknya. Umpama macan, mulut adalah si sosok kekar, berperangai keras dan memiliki kehormatan tinggi. Jangan sampai kita diterkamnya. Yang terbaik adalah bagaimana kita menjadikan mulut sebagai kendaraan menuju kesuksesan, yang ditakuti lawan dan memberikan banyak pengaruh pada lingkungan. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan dan bagaimana mengelolanya. Ingat “the tiger on your mouth”, dan jangan sampai dibalik menjadi “the tiger eat you in his mouth”.

Belakangan ini ada fenomena baru yang memprihatinkan di dalam kehidupan

sosial masyarakat kita. Fenomena tersebut adalah saling hujat di media

sosial dan kemudian saling lapor akibat tidak terima terhadap konten negatif yang dilontarkan salah satu pihak. Fenomena ini sesungguhnya

agak berlebihan mengingat masyarakat Indonesia sesungguhnya sudah lama

menjadi pengguna aktif medsos di dunia. Sesuai data Global Web Index,

tercatat pada tahun 2017 pengguna medsos aktif di Indonesia sebanyak 111

juta orang dan menduduki peringkat empat dunia sebagai salah satu “world’s

most social country” karena begitu gandrungnya masyarakat kita pada

budaya ekspose diri di jejaring sosial dunia maya.

The Tiger on Your Mouth

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat

Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH

Fachmi Idris

PENANGGUNG JAWABBayu Wahyudi

PIMPINAN UMUM

Budi Mohamad Arief

PIMPINAN REDAKSI

Irfan Humaidi

SEKRETARIS

Rini Rahmitasari

SEKRETARIAT Ni Kadek M.Devi Eko Yulianto

Paramita Suciani

REDAKTURElsa NoveliaAri Dwi AryaniBudi SetiawanDwi SuriniTati Haryati DenawatiAngga FirdauzieJuliana RamdhaniDiah IsmawardaniRanggi Larissa Izzati

Darusman Tohir

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Erry Endri Anton Tri WibowoAkhmad TasyrifanArsyad Didik Darmadi

Ramadhona A Lakoni

Salam Redaksi

BINCANG

5

14

16

17181920

DAFTAR ISI

126

10

Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan,

Kerjakeras BPJS Kesehatan di tahun ketiga penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berbuah manis. Itu bisa dilihat dari hasil audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap laporan keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) dan Dana BPJS Kesehatan di tahun 2016. Alhasil, BPJS Kesehatan berhasil meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atau wajar tanpa modifikasi (WTM). Artinya, kinerja keuangan dan arus kas BPJS Kesehatan selama 2016 sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Ini bukan kali pertama BPJS Kesehatan meraih predikat tersebut. Status itu telah disandang secara terus-menerus sejak 2 tahun lalu. Audit ini merupakan implementasi terhadap prinsip sistem jaminan sosial nasional (SJSN) sebagaimana tertuang dalam UU SJSN yakni keterbukaan, kehati-hatian, dan akuntabilitas. Seperti apa pencapaian ini diperoleh, lebih mendalam terkait hal tersebut akan dibahas dalam rubrik FOKUS.

Namun, seiring dengan prestasi kinerja BPJS Kesehatan, Kepala Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Chairul Radjab Nasution menekankan agar seluruh Duta BPJS Kesehatan semakin mengoptimalkan kinerjanya. Seperti apa masukan dan arahan beliau menyongsong cakupan semesta yang tak terasa harus dicapai dalam kurun waktu 18 bulan ini, kesemuanya akan dibahas dalam rubrik BINCANG.

Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Rubrik-rubrik baru yang kami hadirkan diharapkan dapat menambah tujuan dari penerbitan Media ini, melalui informasi yang berkualias, baik, akurat dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

WTP Modal BPJS Kesehatan Menuju Cakupan Semesta

Kilas & Peristiwa - Perluas Kepesertaan dan Channel Pembayaran, BPJS Kesehatan Perkokoh Sinergi dengan Bank Mandiri

Chairul Radjab Nasution Predikat WTP Momentum BPJS Kesehatan “Berlari Lebih Kencang”Target cakupan jaminan kesehatan semesta (UHC) sudah dekat. BPJS Kesehatan harus kerja lebih keras mencapai target kepesertaan mencapai 257,2juta peserta.

Fokus - BPJS Kesehatan Sukses Cetak Hattrick WTP

Benefit - Periksa Kehamilan dan Bersalin Ditanggung BPJS Kesehatan

Pelanggan - Konsultasi Dokter Kini Tanpa Harus Tatap Muka

Testimoni - Dengan Kartu JKN-KIS, Menjalani Kehamilan Jadi Lebih Tenang

Inspirasi - Menolak Jadi Target Industri Rokok

Sehat & Gaya Hidup - Cegah Infeksi Nosokomial dengan Cuci Tangan

Recharge - Wisata Yogyakarta Tak Sekedar Malioboro

Persepsi - BPJS Kesehatan Bukan Asuransi Komersial

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

JAKARTA03 Mei 2017

KILAS & PERISTIWA 5KILAS & PERISTIWA

JAKARTA16 Mei 2017

BPJS Kesehatan siap memperkokoh sinergi dengan Bank Mandiri melalui penandatanganan nota kesepahaman dalam hal pemanfaatan produk uang elektronik Mandiri e-Cash untuk memfasilitasi Kader JKN-KIS dalam melakukan kolekting iuran JKN-KIS dari masyarakat. “Pemanfaatan Mandiri e-Cash ini diharapkan dapat membantu Kader JKN-KIS untuk mengumpulkan iuran peserta. Prinsipnya, bayar iuran JKN-KIS kini jadi lebih mudah dan lebih dekat. Harapan kami, kedisiplinan peserta JKN-KIS dalam membayar iuran dapat meningkat, sehingga sustainibilitas program JKN-KIS terus terjaga,” jelas Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari. Hadir pula dalam acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut, Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Kemal Imam Santoso, serta Direktur Government and Institutional Bank Mandiri Kartini Sally.

Selain itu, BPJS Kesehatan dan Bank Mandiri juga kembali mempertegas kerja sama pembiayaan fasilitas kesehatan (faskes) mitra BPJS Kesehatan melalui pemberian Konfirmasi Faskes. Pemberian Konfirmasi Faskes oleh BPJS Kesehatan kepada Bank Mandiri dimaksudkan untuk memperlancar pembiayaan pelayanan kesehatan peserta JKN-KIS yang ditawarkan

Perluas Kepesertaan dan Channel Pembayaran, BPJS Kesehatan Perkokoh Sinergi dengan Bank Mandiri

Bank Mandiri kepada faskes. Dengan adanya percepatan dalam pembayaran tagihan tersebut, diharapkan faskes dapat menjaga kualitas pelayanan kesehatannya agar tetap prima. Pada kesempatan yang sama, BPJS Kesehatan juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan sejumlah bank mitra Bank Mandiri tentang pemasaran bersama dalam upaya perluasan kepesertaan BPJS Kesehatan, serta penyediaan layanan perbankan milik perbankan. Adapun mitra perbankan Bank Mandiri yang turut serta dalam penandatanganan nota kesepahaman tersebut adalah Bank Permata, Bank CIMB Niaga, Bank OCBC NISP, Bank Nagari, Bank Jateng, Bank Jambi, Bank Lampung, Bank Maluku, Bank Alfamart, Tokopedia, Superindo, Apotek24, dan lain-lain.

Kini Badan Usaha baru dapat langsung terdaftar dalam program jaminan sosial yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, melalui sistem yang terintegrasi dengan pelayanan publik, seperti Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) di Jakarta dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM & PTSP) di Surabaya, kantor pelayanan pajak dan lainnya. Mekanisme layanan satu pintu tersebut bertujuan untuk memangkas prosedur registrasi Badan Usaha baru, baik dalam hal pengurusan izin usaha maupun pendaftaran program jaminan kesehatan, agar lebih praktis dan lebih cepat. Hal ini diharapkan dapat mendukung program

pemerintah Ease of Doing Business (EODB) atau kemudahan berusaha di Indonesia.

Melalui layanan satu pintu, Badan Usaha baru yang mengurus permohonan perizinan dokumen Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan/atau Tanda Daftar Perusahaan (TDP) pada BPTSP/BKPPM, secara otomatis akan terdaftar dalam Program Jaminan Sosial melalui Formulir Pendaftaran Bersama (FPB) dan Aplikasi Pendaftaran Terpadu (APT). Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi Badan Usaha untuk mendaftarkan perusahaan dan pekerjanya ke BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, pada saat melakukan pengurusan izin usaha di BPTSP.

“Melalui layanan satu pintu ini, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan berupaya menawarkan kemudahan pendaftaran, penagihan, pembayaran serta pelaporan iuran, khususnya bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PPU). Bagi BPJS Kesehatan komitmen ini menjadi salah satu Fokus Utama BPJS Kesehatan. Sampai dengan tahun 2017 BPJS Kesehatan telah mengupayakan berbagai rencana strategis pelayanan peserta yaitu dengan melakukan perluasan pelayanan peserta yang dilakukan untuk mendukung cakupan kepesertaan dan kepuasan peserta,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris.

Buka Layanan Satu Pintu, Kini Badan Usaha Baru Bisa Urus Izin Dokumen dan Daftar Jaminan Sosial Sekaligus

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

FOKUSUtama6

BPJS Kesehatan Sukses Cetak Hattrick WTP

Pemberian opini WTP yang diberikan berdasarkan audit yang dilakukan KAP MSI terhadap laporan keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) dan dana BPJS Kesehatan pada 2016. Menurut KAP MSI,

predikat WTP menunjukan bahwa pengelolaan arus kas serta kinerja keuangan DJS dan BPJS Kes yang diampu oleh BPJS Kes, telah sesuai dengan standar akutansi di Indonesia.

KAP MSI dalam keterangannya memaparkan, WTP adalah predikat terbaru pengganti istilah sebelumnya, yakni, Wajar Tanpa Modifikasian (WTM).

Lewat raihan ini, BPJS Kes sukses mencetak hattrick alias tiga kali secara beruntun dalam tiga tahun terakhir ini meraik predikat WTP atas laporan keuangannya. Bila ditarik lebih ke belakang, saat BPJS Kes masih berstatus PT Asuransi Kesehatan (Askes) persero, prestasi badan wali amanah ini lebih luar biasa lagi. Pasalnya, jika diakumulasi, ini perolehan opini ini sudah yang ke-25 kalinya diraih secara berturut-turut.

Pada acara Paparan Publik Laporan Keuangan dan Pengelolaan Program JKN-KIS 2016, Selasa (23/5) lalu, Direktur Utama (Dirut) Fachmi Idris mengaku bersyukur dengan capaian ini. “Keberhasilan ini karena kerja sama dari semua pihak terkait,” tutur dia.

Fachmi menambahkan, audit yang dilakukan oleh kantor akuntan publik merupakan perwujudan dari prinsip Sisten Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang berlandaskan pada keterbukaan, kehati-hatian dan akuntabilitas. Prinsip itu selaras dengan UU No.40/2011 tentang SJSN dan UU No.24/2011 tentang BPJS, Pasal 37 ayat 1.

Menginjak tahun ketiga mengelola program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), laporan keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kes) kembali mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pemberian opini WTP itu diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Mirawati Sensi Indris (MSI) yang berafilisasi dengan Moore Stephens International Limited.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

FOKUS 7Sesuai dengan regulasi itu, lanjut Dirut BPJS Kesehatan, BPJS wajib membuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya dalam bentuk laporan keuangan tahunan dan laporan pengelolaan program. Laporan yang telah diaudit oleh akuntan publik itu, kemudian diserahkan ke Presiden RI dengan tembusan kepada Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) paling lambat 30 Juni tahun berikutnya.

Selain meraih WTP, BPJS Kes juga dinilai sukses melaksanakan azas good governace. Hal itu didapat dari raihan skor good governace yang memperoleh skor aktual 88,49 dari skor maksimal 100. Skor ini menunjukan pelaksanaan good governace yang dilaksanakan BPJS Kes berkatagori ‘Sangat Baik’. Pasalnya, predikat tertinggi ada di kisaran lebih tinggi dari skor 85.

Raihan yang diperoleh pada tahun ini, juga menggenapi prestasi yang diperoleh badan ini di 2016. Pada tahun lalu, BPJS Kes mendapat rapor hijau dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) karena sukses memenuhi dua target, yaitu berhasil mendistribusikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) hingga 100%, dan tercapainya jumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang bekerja sama sebanyak 109,41%.

Modal utama

Raihan WTP dan sejumlah prestasi yang diraih dalam tiga tahun perjalanan BPJS Kes, menurut Fachmi, menjadi modal utama untuk meraih cita-cita cakupan kesehatan semesta (universal coverage). Dengan tercapainya

universal coverage yang ditargetkan tercapai pada 1 Januari 2019 mendatang, masalah kesehatan seluruh penduduk Indonesia sudah terjamin, dengan masuknya mereka semua menjadi peserta BPJS Kes.

Saat ini, dari segi kepesertaan, jumlahnya mengalami kemajuan yang luar biasa. Terhitung saat program JKN-KIS dimulai pada awal 2014, kini penduduk yang menjadi peserta BPJS Kes sudah mencapai 171,9 juta pada 2016, dan diproyeksikan bisa mencapai 177 juta pada pertengahan 2017.

Menurut Fachmi, cakupan peserta ini terhitung spektakuler, lantaran berjalan sangat cepat dan tergolong besar. Jerman misalnya, untuk mencakup 80,6 juta jiwa peserta dibutuhkan waktu 27 tahun. Bahkan Jepang membutuhkan waktu 36 tahun untuk menjamin 100% penduduknya, dan Korea Selatan butuh 26 tahun untuk menjamin kesehatan 97% penduduk.

Kendati cukup membanggakan, Dirut BPJS Kesehatan menyadari perlu sejumlah strategi khusus agar impian universal coverage bisa diraih. Menurut dia, setidaknya tedapat tiga fokus yang wajib dijalankan pada tahun ini agar impian itu bisa diraih.

Caranya adalah dengan peningkatan rekrutmen peserta BPJS Kesehatan potensial dan meminimalkan adverse selection. Guna menuju universal coverage, sambung dia, perlu dilakukan percepatan rekrumen peserta, mobilisasi peran strategis kelembagaan di pusat dan daerah, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

8 FOKUS

Kebijakan kedua yang menjadi fokus demi universal coverage adalah peningkatan kolektibilitas iuran peserta di seluruh segmen, kemudahan akses pembayaran, penerapan law inforcement bagi fasilitas kesehatan, peserta dan badan usaha (BU) yang melanggar. Selain itu, perlu juga dilakukan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana operasional serta optimalisasi kendali mutu dan biaya Dana Jaminan Sosial BPJS Kes.

Sedangkan fokus ketiga adalah pada meningkatkan kepuasan peserta. Untuk meraih hal itu, BPJS Kes bakal senantiasa melakukan perbaikan sistem pelayanan online untuk seluruh peserta, implementasi Coordination of Benefit (CoB) untuk peserta pekerja penerima upah, dan upaya perluasan dan peningkatan kualitas faskes tingkat pertama dan lanjutan. Khususnya, lanjut Fachmi, adalah opmitmalisasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai link pelayanan tingkat pertama, serta kemudahan penanganan keluhan pelanggan dan akses informasi peserta.

“Pada prinsipnya perbaikan akan terus dilakukan secara terus menerus, walau saat ini sejumlah target yang ditetapkan dalam Annual Management Contract (AMC) sudah bisa dicapai,” tutup Fachmi.

“Peran serta masyarakat bisa ditingkatkan dengan mengaktifkan kader JKN-KIS melalui organisasi kemasyarakatan serta keagamaan yang berbasis masyarakat dengan pola kerja sama dan pertanggungjawaban yang jelas,” kata dia.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

FOKUS 9

Pada kesempatan serupa, Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kes Kemal Imam Santoso menuturkan, pemasukan hingga 31 Desember 2016 dari pendapatan iuran sebesar Rp67,4 triliun. Adapun realisasi biaya manfaat jaminan kesehatan sebesar Rp67,2 triliun. Menurut dia, pemerintah turut menyuntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp6,83 triliun.

“Pengeluaran untuk tahun ini sebesar Rp74 triliun. Jika tidak disuntikan PMN, BPJS Kes akan defisit sekitar Rp7 triliun,” jelas Kemal.

Nikmati manfaat

Berkaitan dengan pelayanan, Fachmi mejelaskan bahwa BPJS Kes telah menjalin kerja sama dengan 20.708 FKTP (puskesmas, klinik pratama, dokter praktik perseorangan, dan lainnya), dan 3.094 fasilitas kesehatan penunjang (apotek, laboratorium, dan lainnya).

Dia mengklaim bahwa masyarakat semakin banyak yang menikmati manfaat program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan. Hal itu terbukti dari jumlah pemanfaatan peserta di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kes mencapai 192,9 juta kunjungan/kasus.

Pemanfaatan terdiri dari 134,9 juta kunjungan di FKTP, termasuk rujukan ke fasilitan kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL).

Adapun untuk kunjungan rawat jalan tingkat lanjutan (poliklinik, rumah sakit) jumlahnya mencapai 50,4 juta dan 7,65 juta kasus rawat inap tingkat lanjutan di RS.

“Artinya sudah semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan program ini. Keberadaan program ini sangat menolong masyarakat yang ingin memulihkan kondisi kesehatan mereka,” tandas dia.

Kendati semakin banyak peserta yang berobat menggunakan kartu BPJS Kes, hal itu tidak merta bahwa program JKN-KIS hanya memetingkan bidang pengobatan (kuratif) dan rehabilitatif semata. Program JKN-KIS, lanjut Fachmi tetap menomorsatukan upaya promotif dan preventif untuk kesehatan perseorangan. Upaya itu dilakukan dalam bentuk antara lain, senam sehat, deteksi dini kanker leher rahim, dan screening kesehatan.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

Bincangtokoh10

Kerja keras BPJS Kesehatan di tahun ketiga penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) berbuah manis. Itu bisa dilihat dari hasil audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap laporan keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) dan Dana BPJS Kesehatan di tahun 2016. Alhasil, BPJS Kesehatan berhasil meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atau wajar tanpa modifikasi (WTM). Artinya, kinerja keuangan dan arus kas BPJS Kesehatan selama 2016 sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Ini bukan kali pertama BPJS Kesehatan meraih predikat tersebut. Status itu telah disandang secara terus-menerus sejak 2 tahun lalu. Audit ini merupakan implementasi terhadap prinsip sistem jaminan sosial nasional (SJSN) sebagaimana tertuang dalam UU SJSN yakni keterbukaan, kehati-hatian, dan akuntabilitas.

PREDIKAT WTP Momentum BPJS Kesehatan “Berlari Lebih Kencang”

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Chairul Radjab Nasution

Target cakupan jaminan kesehatan semesta (UHC) sudah dekat. BPJS Kesehatan harus kerja lebih keras

mencapai target kepesertaan mencapai 257,2juta peserta.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

BINCANG 11

“BPJS wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya dalam bentuk laporan pengelolaan program dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN paling lambat 30 Juni tahun berikutnya,” begitu bunyi pasal 37 ayat (1) UU SJSN.

Capaian itu membutuhkan kerjasama yang baik antar pemangku kepentingan, terutama internal BPJS Kesehatan. Dewan Pengawas (Dewas) BPJS Kesehatan, mengapresiasi status WTP tersebut. Sesuai perannya sebagai pengawas internal, Dewas mengingatkan Direksi BPJS Kesehatan dan jajarannya untuk memanfaatkan momentum ini guna mencapai sasaran yang lebih besar, diantaranya mencapai target cakupan jaminan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) paling lambat 1 Januari 2019.

Untuk mendapat uraian lebih banyak mengenai pandangan Dewas BPJS Kesehatan terhadap capaian status WTP itu, redaksi Info BPJS Kesehatan berkesempatan melakukan wawancara dengan Ketua Dewas BPJS Kesehatan, Chairul Radjab Nasution. Berikut ini hasil wawancaranya;

Apa pandangan Dewas BPJS Kesehatan terhadap status WTP yang berhasil diraih itu?

Ini bukti BPJS Kesehatan serius terhadap laporan keuangan dan tata laksana organisasi yang baik. Dalam hal ini status WTP harus menjadi semangat bagi BPJS Kesehatan untuk mencapai UHC paling lambat 1 Januari 2019. WTP ini pelaksanaan tertinggi dari audit umum atas laporan keuangan suatu entitas.

WTP atau WTM ini menilai prinsip kewajaran penyajian laporan keuangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Perlu diingat, status WTP yang dikeluarkan KAP ini hanya berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, bukan mengenai kebenaran dari angka-angkanya. Artinya, audit ini bukan ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi

BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, walau meraih status WTP/WTM bukan berarti sudah bersih dari praktik kecurangan (fraud).

Apakah Dewas ikut berperan sehingga BPJS Kesehatan mampu meraih WTP?

Sebagaimana amanat UU No.24 Tahun 2011 tentang BPJS, tugas Dewas diantaranya melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS dan kinerja Direksi. Kemudian, memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi mengenai kebijakan dan pengelolaan BPJS. Selain itu Dewas juga berwenang menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS. Intinya, semua kegiatan Direksi diawasi oleh Dewas.

Dalam hal ini Dewas secara jelas berperan dalam memberikan pandangan atau dorongan terhadap direksi agar mereka ‘berlari lebih kencang’ untuk mencapai UHC. Kami telah menyambangi lebih dari 50 persen kantor cabang BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia untuk melihat persoalan di lapangan. Hasilnya kami rangkum dalam bentuk laporan dan memberikan rekomendasi kepada Direksi.

Apa yang perlu dilakukan Direksi BPJS Kesehatan setelah menerima opini WTP yang ketiga ini?

Fokus mencapai UHC, bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mendesak BUMN untuk mendaftarkan seluruh pekerjanya. Direksi bisa menggunakan beragam strategi misalnya menjalin komunikasi yang baik dengan Presiden Joko Widodo selaku kepala pemerintahan dan kepala negara sekaligus atasan langsung Direksi. Hal serupa juga patut dilakukan terhadap Menteri BUMN. Ini yang kami maksud Direksi harus ‘berlari lebih kencang.’

Kemudian, mengubah karakter kinerja dari PT Askes menjadi BPJS Kesehatan. Saat ini Direksi dan jajarannya dituntut lebih inovatif. Itu bisa dilakukan karena saat ini kewenangan yang dimiliki lebih jauh lebih besar ketimbang masa PT

Askes. Penggunaan kewenangan itu harus dilakukan secara optimal.

Apa catatan Dewas terhadap kebijakan Direksi BPJS Kesehatan?

Status WTP ini salah satu prestasi yang baik, tapi Dewas mencatat ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Pertama, cakupan kepesertaan menuju UHC. Direksi dituntut bekerja lebih keras lagi karena target UHC tidak mudah yakni mencapai kepesertaan 95 persen seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 257,2 juta peserta. Target itu harus dicapai dalam waktu yang singkat yakni 19 bulan ke depan. Harus dicari strategi yang tepat untuk diterapkan di setiap daerah karena karakter setiap wilayah berbeda-beda.

Kedua, meningkatkan pelayanan kepada peserta terutama di tingkat fasilitas kesehatan (faskes). Ini berkaitan dengan pemangku kepentingan lain seperti pemerintah pusat dan daerah. Faskes tingkat primer (FKTP) harus diperkuat sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai gatekeeper. Program rujuk balik harus lebih efektif.

Ketiga, keberlanjutan keuangan (financial sustainability). Direksi harus berupaya keras menyelesaikan persoalan keuangan dalam penyelenggaraan program JKN. Misalnya, membenahi kebocoran di RS, kepatuhan badan usaha mendaftarkan seluruh pekerjanya dan bayar iuran rutin. Kemudian, integrasi Jamkesda secara menyeluruh ke JKN.

Keempat, mengoptimalkan sistem informasi teknologi guna memberi kemudahan kepada peserta. Misalnya, portabilitas di tingkat FKTP sehingga peserta yang berada di luar kota tidak kesulitan mendapat pelayanan. Berikutnya, kemudahan membayar tunggakan melalui perbankan sehingga peserta tidak perlu jauh menyambangi kantor BPJS Kesehatan.

Secara umum kebijakan yang diterbitkan Direksi selama ini sudah bagus, namun harus dipacu lagi agar bisa ‘berlari lebih kencang.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

Benefit12

PERIKSA KEHAMILAN dan BERSALIN DITANGGUNG BPJS KESEHATAN

Masih banyak pertanyaan di masyarakat, apakah BPJS Kesehatan juga menanggung biaya layanan kehamilan dan persalinan? Tentu saja ya. Selain semua jenis penyakit,

BPJS Kesehatan juga menanggung biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan.

Untuk bisa mendapatkan semua manfaat tersebut, ibu hamil harus terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, dan mengikuti prosedur berobat yang berlaku. Terkadang banyak peserta tidak bisa mengikuti aturan main yang justru menyulitkan mereka sendiri dalam mendapatkan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan. Kecuali jika berobat dengan biaya dari kantong sendiri, tidak ada prosedur khusus.

Seperti pengobatan penyakit, prosedur untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan pun sama, yaitu melalui sistem rujukan berjenjang. Peserta yang membutuhkan layanan pemeriksaan kehamilan bisa ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) terdekat, seperti puskesmas, klinik swasta, dokter praktek perorangan atau bidan jejaring BPJS Kesehatan. Begitu juga pada saat persalinan, peserta terlebih dahulu datang ke FKTP yang memiliki fasilitas bersalin. Peserta bisa melahirkan secara normal di faskes pertama.

Jika ternyata peserta mengalami kehamilan risiko tinggi atau gangguan dan kelainan pada proses persalinannya, peserta dapat dirujuk untuk mendapatkan pelayanan di faskes tingkat lanjutan.

Dalam keadaan darurat, maka ibu hamil dapat langsung dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis. Kondisi darurat yang dimaksudkan meliputi perdarahan, kejang kehamilan, ketuban pecah dini, dan kondisi lainnya yang dapat menyebabkan keparahan, kecacatan atau kematian jika tidak segera ditangani.

Nama fasilitas kesehatan (faskes) tertera pada kartu peserta. Saat berkunjung jangan lupa membawa kelengkapan, seperti kartu peserta, KTP, dan buku kesehatan ibu dan anak.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2016, khususnya Pasal 11 tentang Pelayanan Kebidanan, Neonatal dan KB, pelayanan bisa dilakukan dokter atau bidan yang menjadi mitra BPJS Kesehatan. Adapun pemeriksaan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, yaitu pemeriksaan pra persalinan atau Antenatal Care (ANC) sesuai standar diberikan dalam bentuk paket paling sedikit empat kali pemeriksaan sebesar Rp200.000. Jika pemeriksaan ANC tidak dilakukan di satu tempat maka dibayarkan per kunjungan, yakni sebesar Rp50.000.

Sedangkan untuk persalinan, BPJS Kesehatan menjamin persalinan pervaginam normal yang dilakukan oleh bidan sebesar Rp700.000 dan dilakukan oleh dokter sebesar Rp800.000. Persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar di puskesmas Poned ditanggung sebesar Rp950.000.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

BENEFIT 13Pemeriksaan pasca melahirkan atau Postnatal Care (PNC) neonatus sesuai standar dilaksanakan dengan dua kali kunjungan ibu nifas dan neonatus pertama dan kedua (KF1-KNI dan KF2-KN2), satu kali kunjungan neonatus ketiga (KN3) serta satu kali kunjungan ibu nifas ketiga (KF3), sebesar Rp25.000 untuk tiap kunjungan. Pelayanan tindakan pasca persalinan di puskesmas Poned ditanggung sebesar Rp175.000, pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan/atau neonatal sebesar Rp125.000.

Selain pemeriksaan kehamilan dan persalinan, ibu hamil juga mendapatkan pelayanan kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan di Faskes tingkat pertama. Pelayanan KB yang dijamin BPJS Kesehatan, ialah untuk pemasangan atau pencabutan IUD atau implant sebesar Rp100.000, dan pelayanan suntik KB sebesar Rp15.000 setiap kali suntik. Juga penanganan komplikasi KB sebesar Rp125.000 dan pelayanan KB metode operasi pria (MOP) vasektomi sebesar Rp350.000. Pelayanan kontrasepsi tubektomi interval untuk wanita diberikan di faskes rujukan tingkat lanjutan berdasarkan rekomendasi dan rujukan dari dokter di faskes tingkat pertama.

Tarif di faskes rujukan tingkat lanjutan dibedakan berdasarkan kelas rumah sakit, kelas perawatan peserta, regional rumah sakit, tingkat keparahan medis dan kepemilikan rumah sakit. Peserta tidak boleh dikenakan biaya lagi oleh fasilitas kesehatan yang bersangkutan jika peserta mendapatkan pelayanan sesuai dengan hak rawat dan mengikuti prosedur yang berlaku. Jika ternyata ada peserta yang masih dikenakan biaya tambahan dapat melaporkan ke BPJS Kesehatan.

Selama peserta BPJS Kesehatan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, maka seluruh tindakan medis, termasuk operasi caesar atas dasar indikasi medis yang jelas, biayanya ditanggung BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan dapat memberikan pembayaran kepada FKRTL yang tidak bekerja sama yang melakukan pelayanan darurat kepada pasien JKN. Klaim pelayanan gawat darurat sebagaimana dimaksud ditagihkan

langsung oleh faskes kepada BPJS Kesehatan sesuai tarif INA CBG sesuai kelas rumah sakit yang ditetapkan.

Peserta juga bisa melakukan kontrol kehamilan atau persalinan di luar daerah domisili. Ini memungkinkan karena salah satu prinsip BPJS Kesehatan adalah portabilitas, dimana peserta bisa memperoleh layanan kesehatan saat dibutuhkan di mana pun dia berada diwilayah Indonesia.

Jika sedang berada di luar daerah domisili, peserta dapat mengunjungi FKTP terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal sebanyak 3 kali kunjungan. Jika peserta masih menginginkan pelayanan lebih lanjut di FKTP tersebut, maka peserta harus melapor ke kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk mendaftar sebagai peserta terdaftar di FKTP tersebut. Yang perlu diingat adalah, keberadaan peserta di luar daerah domisili ini tidak berlaku untuk kunjungan yang rutin dilakukan.Perubahan faskes dapat dilakukan di kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat dengan domisili dan perubahan faskes dapat dilakukan setelah tiga bulan terdaftar di faskes pertama sebelumnya dengan membawa surat keterangan domisili. Apabila masih kurang jelas, tanyakan semua informasi mengenai kontrol kehamilan dan persalinan di luar daerah domisili kepada petugas di kantor cabang BPJS Kesehatan.

Lantas bagaimana jika ibu melahirkan bayi prematur? Tentunya bayi premature perlu mendapatkan penanganan medis yang cukup, misalnya masuk incubator atau dirawat Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Biaya NICU memang cukup besar, dan mungkin akan sulit bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi.

Karena itulah pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak dini. Sebab biaya NICU dan semua biaya untuk bayi premature lainnya bisa ditanggung BPJS Kesehatan bila sudah terdaftar sebagai peserta. Sangat penting bagi ibu dan calon bayi sudah harus terdaftar jauh-jauh hari, paling tidak dua minggu sebelum melahirkan ke BPJS Kesehatan dan status keanggotaannya aktif saat dibutuhkan.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

PELANGGAN14

Saat ini layanan konsultasi dokter tanpa harus melalui tatap muka kian beragam. Mulai dari layanan konsultasi via daring, hingga yang lebih canggih,

yaitu melalui layanan media sosial yang bisa diakses dengan mudah melalui telepon pintar.

Jarak dan waktu nampaknya bukan lagi halangan untuk mendapatkan akses informasi kesehatan bagi masyarakat. Tanpa tatap muka, pasien tidak perlu lagi harus datang sepagi mungkin agar mendapatkan nomor

Konsultasi Dokter Kini Tanpa Harus Tatap Muka

antrian kecil agar bisa segera mendapatkan layanan konsultasi dengan dokter.

Selain itu, layanan konsultasi via daring (online), telepon call center juga bisa menjadi alternatif bagi pasien untuk memuaskan rasa ingin tahu terhadap suatu penyakit. Maklum, panjangnya antrian pasien di sarana kesehatan terkadang menyebabkan dokter tidak memiliki keleluasaan untuk menjelaskan diagnosa mereka kepada pasien.

Layanan konsultasi via daring atau telepon juga dapat membantu pasien agar lebih paham serta tidak salah persepsi terhadap pesan yang disampaikan komunikator, yaitu: dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya. Di sinilah layanan kesehatan digital sangat bermanfaat untuk memperjelas pesan yang dimaksud oleh dokter.

Inovasi layanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi ini juga dimanfaatkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan untuk memudahkan peserta mendapatkan akses informasi. Saat ini, fitur-fitur layanan dari BPJS Kesehatan Care Center 1500-400 terus berkembang.

Dahulu untuk sekedar berkonsultasi tentang penyakit, pasien harus bertatap muka dengan dokter. Kini dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, layanan informasi kesehatan bisa didapatkan masyarakat tanpa harus repot-repot menghabiskan waktu untuk bertemu dengan tenaga medis.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

PELANGGAN 15BPJS Kesehatan Care Center 1500-400 juga menyediakan layanan Tanya Dokter. Melalui metode teleconsulting, peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) bisa konsultasi kesehatan kepada dokter umum yang siap memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan.

Yang menarik, untuk konsultasi kesehatan kepada dokter umum tidak dibatasi waktu. Dan diberi kesempatan bagi peserta untuk bertanya seputar kesehatan. Masyarakat bisa berkonsultasi setiap hari kerja pukul 07.00--20.00. Pelayanan 5 hari kerja, Senin sampai Jumat.

Selain bisa melakukan konsultasi dengan dokter secara gratis, kini melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500-400, juga bisa menjadi tempat untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan. Lewat fitur ini, calon peserta kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/peserta mandiri dan peserta kategori Bukan Pekerja (BP), masyarakat tidak perlu mengantri ke kantor BPJS, karena kanal pendaftaran sudah tersedia melalui care center.

Pindah Faskes

Selain memudahkan akses informasi konsultasi, BPJS Kesehatan juga melakukan inovasi lain bagi peserta yang ingin melakukan pindah fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama. Kini bila peserta ingin pindah layanan faskes tingkat pertama mereka, tidak perlu lagi harus datang ke kantor BPJS Kes.

Pasalnya, merubah faskes kini bisa dilakukan secara daring. Caranya melalui aplikasi BPJS Mobile yang bisa diunduh dari google play store. Cara mendaftarnya pun cukup mudah. Untuk mengajukan pindah faskes, peserta hanya harus mengisi data NIK kartu BPJS Kes, KTP, data

tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat surat elektronik (surel/e-mail), dan nomor telepon selular.

Setelah mengisi, nantinya peserta akan mendapatkan kode verifikasi berupa 6 angka yang akan di kirim ke alamat surel yang dipakai untuk login. Setelah mendapatkan kode verifikasi silakan login ke BPJS menggunakan surel dan password.

Hadirnya kemudahan pindah faskes melalui aplikasi ini tentu sangat memudahkan peserta. Sebagaimana diketahui, sistem JKN-KIS menganut azas layanan berjenjang. Artinya, sebelum sampai berobat ke sarana kesehatan lanjutan di rumah sakit (RS), peserta harus memulai kegiatan pengobatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter layanan pribadi.

Pemilihan FKTP dilakukan oleh peserta yang bersangkutan. Tentunya, peserta akan memilih sarana kesehatan yang paling mudah diakses oleh mereka, seperti dekat dengan tempat tinggal, kantor, dan sebagainya.

Dalam JKN-KIS, bila tidak dalam kondisi tertentu, FKTP berlaku tetap. Namun, peserta dapat mengajukan permohonan pindah FKTP yang bisa dilakukan per tiga bulan. Alasan pindah FKTP cukup beragam, mulai dari pindah tempat tinggal, pindah kantor atau tidak puas dengan layanan di FKTP sebelumnya.

Inovasi pengajuan pindah FKTP melalui layanan daring dan Android tentu sangat memudahkan peserta. Cukup dengan menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500-400 atau lewat aplikasi BPJS Mobile pada Android dengan demikian, peserta tidak perlu lagi harus antri ke kantor cabang BPJS Kesehatan di wilayah mereka.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

16TESTIMONI

Peserta JKN-KIS Mitra Angelia

Untuk melindungi para Ibu yang tengah menjalani masa kehamilan, BPJS Kesehatan juga memberikan pelayanan Kebidanan dan Neonatal bagi peserta program Jaminan

Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Cakupan pelayanan yang diberikan antara lain pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC), layanan persalinan, pemeriksaan bayi baru lahir, hingga pemeriksaan pasca persalinan atau postnatal care (PNC).

Adanya jaminan pelayanan tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh peserta JKN-KIS. Apalagi biaya persalinan saat ini tergolong mahal, terutama ketika harus menjalani operasi sesar. Seperti pengakuan Mitra Angelia yang baru saja melahirkan anak pertamanya pada 8 Mei 2017 lalu.

“Mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, sampai pemeriksaan setelah melahirkan, semuanya dijamin BPJS Kesehatan. Saya jadi bisa menyimpan dana persiapan melahirkan untuk kebutuhan yang lain. Apalagi setelah melahirkan, biasanya kan banyak kebutuhan,” ungkap Mitra, peserta mandiri kelas I program JKN-KIS.

Untuk pemeriksaan kehamilan dilakukan Mitra di bidan jejaring faskes pertama yang dipilihnya. Kebetulan faskes pertama tersebut tidak memiliki fasilitas untuk persalinan.

“Untuk pemeriksaan kehamilan dan persalinan dilakukan di bidan dekat rumah di daerah Cimanggis. Alhamdullillah tidak ada masalah yang memberatkan, jadi bisa melahirkan secara normal di bidan,” tutur Mitra.

Sebelum menjadi peserta JKN-KIS, Mitra sebetulnya sudah memiliki jaminan kesehatan dari asuransi swasta. Namun karena ada batasan maksimal atau plafon untuk berobat, ia kemudian melengkapi asuransi swasta yang dimilikinya itu dengan kartu JKN-KIS. “Kartu dari BPJS Kesehatan saya pakai untuk kasus-kasus yang tidak ditanggung secara penuh oleh asuransi swasta, salah satunya untuk melahirkan,” imbuhnya.

Operasi Sesar

Selain persalinan normal, peserta JKN-KIS juga bisa mendapatkan layanan persalinan lewat jalan operasi atau Sectio Caesaria (SC). Namun BPJS Kesehatan hanya akan menanggung biayanya apabila operasi tersebut telah sesuai dengan ketentuan medis, misalnya apabila kelahiran normal bisa menyebabkan risiko pada ibu ataupun pada janin.

Seperti yang dialami Titik Lestari, peserta JKN-KIS di Depok, Jawa Barat. Anak keduanya terpaksa harus dilahirkan lewat jalan operasi di rumah sakit lantaran ia mengalami preeklamsia, istilah untuk masalah tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Titik bercerita, sebelum menjalani operasi sesar di RS Bhayangkara Brimob pada 26 Mei 2016, ia sebelumnya rutin memeriksakan kondisi kehamilannya pada setiap trimester kehamilan di Klinik Palsigunung yang menjadi faskes tingkat pertama. Sejak awal kehamilan, ia berharap bisa melahirkan secara normal seperti anak pertamanya yang dilahirkan delapan tahun lalu.

Namun pada trimester ketiga, tekanan darahnya semakin tinggi. Karena berisiko tinggi apabila melahirkan secara normal, dokter di faskes pertama yang rutin memeriksa kehamilannya kemudian merujuk dia ke rumah sakit. Ketika itu, kondisi janinnya juga sudah cukup untuk dilahirkan. “Sejak awal inginnya sih bisa melahirkan normal. Tapi karena kondisinya berisiko, dokter di klinik merujuk saya ke rumah sakit untuk operasi sesar,” cerita Titik.

Karena tindakan yang dijalaninya telah sesuai dengan ketentuan medis, Titik bisa mendapatkan layanan operasi sesar tersebut secara penuh atau tanpa dikenakan biaya.

“Waktu diminta untuk operasi sesar, tadinya sempat bingung juga karena biayanya pasti mahal. Ternyata semua biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan, mulai dari operasi sampai pemeriksaan setelah operasi sesar. Waktu melahirkan anak pertama ketika belum ada program ini, biaya untuk persalinan normal di rumah sakit sampai di atas Rp 2 juta. Untungnya sekarang sudah ada program JKN-KIS,” ujar Titik.

Dengan Kartu JKN-KIS, Menjalani Kehamilan Jadi Lebih Tenang

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

Inspirasi 17

Prihatin dan cemas dengan tingginya jumlah perokok anak dan remaja di Indonesia, sejumlah anak muda dari siswa sekolah dan mahasiswa menggagas gerakan sosial yang diberia nama

Gerakan Muda FCTC. Mereka terdiri dari 60 anak muda yang berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Padang, Mataram, Manokwari, Bangka Belitung, Jogjakarta dan Banten. Sebagian dari mereka aktif di Forum Anak Nasional bentukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Gerakan ini dibentuk untuk menggalang dukungan masyarakat seluas-luasnya agar Indonesia mengaksesi atau meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) untuk melindungi anak dari dampak rokok, melalui aktivitas berbasis media sosial. Selain FCTC, tujuan utama mereka adalah menolak jadi target industri rokok.

Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan pengendalian konsumsi rokok dan aksi-aksi mendukung Presiden untuk mengaksesi FCTC. Baru-baru ini mereka menggelar aksi Deklarasi 10 Mei FCTC untuk Indonesia di depan Istana Merdeka. Mereka membacakan tiga butir deklarasi, yakni mendukung Indonesia aksesi FCTC dan menolak RUU Pertembakauan, menolak menjadi target industri rokok dan mengajak seluruh anak muda berkolaborasi dan bersinergi untuk mengakhiri hegemoni industri rokok di Indonesia.

Juru bicara Gerakan Muda FCTC, Margianta Surahman, mengatakan, Indonesia saat ini sudah darurat rokok. Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 menunjukkan, 20,3% remaja usia 13-15 tahun merokok. Riskesdas 2013 menyebutkan dalam 10 tahun terakhir perokok pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dari 9,5% menjadi 18%.

Perjuangan anak muda ini untuk menolak menjadi target rokok dan mendukung pemerintah agar segera menerapkan regulasi pengendalian tembakau yang lebih kuat dengan aksesi FCTC tidak main-main. Didukung Yayasan Lentera Anak, sejak 2015 mereka membangun kesadaran kritis terhadap industri rokok dan komitmen mendukung Indonesia aksesi FCTC.

Mengapa FCTC? Karena mereka menilai regulasi internasional ini mengatur lebih ketat dan komprehensif tentang rokok, dan membantu pengendalian konsumsi di

negara-negara yang mengaksesinya. Ini penting karena regulasi pengendalian rokok di Indonesia dinilai terlalu longgar, misalnya iklan rokok masih massif di mana-mana bahkan di dekat sekolah, rokok masih dijual ketengan dan bebas, anak di bawah 18 tahun masih membeli rokok di warung, dan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) kurang efektif.

Indonesia hanya satu-satunya dari 7 negara di dunia dan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang belum aksesi FCTC. Padahal Indonesia adalah negara yang turut menginisiasi lahirnya FCTC dan aktif dalam pembahasannya sejak tahun 1999.

“Karena kita tidak aksesi FCTC membuat Indonesia menjadi tujuan pemasaran industri rokok multinasional. Ini berisiko merusak kesehatan generasi bangsa dan kualitas sumber daya manusia, juga mengancam Indonesia Emas 2045 gagal tercapai,” ujar Margianta.

Mereka juga menggalang dukungan masyarakat di media sosial melalui petisi online #dukungFCTC yang digagas almarhum Robby Indra Wahyuda. Di akhir kampanye berhasil mengumpulkan 30.000 dukungan petisi online, yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Sekretaris Negara.

Mereka juga menggalang aksi kampanye surat untuk Presiden tahun 2016, yakni aksi dukungan masyarakat dalam bentuk surat yang dikumpulkan dari berbagai kota. Aksi ini dimotori Pembaharu Muda yang terdiri dari 20 anak muda di 17 kota

Kementerian Kesehatan menyebut epidemi konsumsi rokok di Indonesia sudah mencapai titik mengkhawatirkan. Selain mengancam kualitas generasi bangsa, beban kesehatan yang ditimbulkan sangat besar. Penyakit terkait rokok telah membunuh sedikitnya 235.000 jiwa setiap tahun, dan memerlukan biaya pengobatan sangat besar.

Penyakit jantung saja pada 2014 lalu sebanyak 4,8 juta kasus dengan biaya yang diklaim ke BPJS Kesehatan mencapai Rp8,1 triliun. Sedangkan di 2015 sebanyak 3,9 kasus dengan klaim biaya Rp5,462 triliun. Belum lagi penyakit lain terkait rokok, seperti kanker dan paru obstruktif kronis. Bila dibiarkan tanpa intervensi apapun, perilaku merokok ini akan mengancam keberlangsungan program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan.

MENOLAK JADI TARGET INDUSTRI ROKOK

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

18

SEHATGaya Hdup

Selain sebagai tempat untuk merawat orang yang sakit, rumah sakit juga bisa menjadi sumber berkembang biaknya kuman berbahaya penyebab infeksi nosokomial.

Infeksi ini merupakan sebutan untuk infeksi yang didapat selama masa perawatan atau pemeriksaan di rumah sakit, tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya. Infeksi nosokomial umumnya terjadi 48 jam sesudah masuknya kuman di rumah sakit.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio memaparkan, proses penularan infeksi nosokomial bisa terjadi lewat berbagai cara. Bisa lewat interaksi langsung maupun tidak langsung antara petugas medis kepada pasien, antara pasien satu kepada pasien lain, pasien kepada orang yang berkunjung, maupun sebaliknya.

“Penularan infeksi nosokomial bisa melalui kontak langsung, melalui udara, peralatan medis, atau melalui percikan. Tidak hanya pasien, infeksi ini juga rentan menyerang tenaga medis maupun pengunjung rumah sakit,” paparnya.

Prof Amin menambahkan, infeksi nosokomial juga lebih berisiko didapatkan dari mikroba yang sudah resisten atau kebal dengan antibiotik, sehingga lebih membahayakan. Karenanya, perlu kewaspadaan dari semua orang yang ada di rumah sakit dengan selalu melakukan langkah-langkah pencegahan.

Cuci Tangan Pakai Sabun

Menurut Prof Amin, infeksi nosokomial sebenarnya bisa dicegah dengan cara sederhana melalui kebiasaan cuci tangan. Namun kegiatan mencuci tangan ini harus dilakukan dengan benar menggunakan sabun atau cairan berbasis alkohol.

“Untuk mencegah perpindahan mikroba melalui kontak langsung, sangat dianjurkan bagi setiap pengunjung

rumah sakit untuk selalu membersihkan tangan pakai sabun, atau cairan alkohol yang banyak disediakan di rumah sakit. Untuk penularan lewat udara juga bisa dicegah melalui penggunaan masker,” papar Prof Amin.

Untuk tenaga kesehatan, prosedur pencegahan infeksi nosokomial harus dilakukan dengan lebih ketat. Pasalnyatenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam terjadinya transmisi mikroba pathogen dari pasien ke pasien, serta dari pasien ke petugas.

Dijelaskan Prof Amin, ada lima momen cuci tangan yang harus dipatuhi seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit untuk mengurangi risiko penularan infeksi nosokomial, yaitu sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih/steril, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.

“Untuk tenaga kesehatan, upaya pencegahan juga harus ditambah dengan penggunaan sarung tangan, masker, topi untuk menutup rambut dan kulit kepala, serta penggunaan pakaian khusus,” terangnya.

Yang juga perlu menjadi perhatian adalah kebersihan lingkungan rumah sakit. Pembersihan rutin harus dilakukan setiap hari. Selain itu, pengelolaan sampah rumah sakit juga memerlukan penanganan yang khusus.

“Penanganan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan baik. Misalnya untuk jarum suntik, harus dibuang di tempat khusus untuk benda tajam. Sampah di rumah sakit juga harus dibedakan antara yang infeksius dan non-infeksius. Untuk yang infeksius harus segera dimusnahkan,” pesan Prof Amin.

Cegah Infeksi Nosokomial dengan Cuci Tangan

Petugas Medis Sedang Melakukan Perawtan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

19Recharge

Harus diakui, Yogyakarta menyimpan banyak sekali potensi wisata yang memesona. Bukan hanya Malioboro dan Keraton yang sudah sangat mendunia, tetapi juga kekayaan

alamnya yang sangat layak untuk dijelajahi. Objek wisata berikut hanyalah secuil dari “surga”yang tersembunyi di Yogyakarta.

Bukit PangukSaat berkunjung ke Yogyakarta, cobalah mampir ke kawasan Dlingo di Bantul yang kaya akan tempat wisata bernuansa alam. Selain Kebun Buah dan Hutan Pinus Mangunan yang sudah populer, di kawasan ini juga mulai dibuka sejumlah tempat wisata baru yang dilengkapi gardu pandang untuk melihat panorama alam yang luas, salah satunya di Bukit Panguk yang baru resmi dibuka pada Mei 2016 lalu.

Objek wisata ini terletak di Kediwung, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, tepatnya di Puncak Bukit Batu Lawang. Tempat ini menyediakan cukup banyak gardu pandang dengan berbagai bentuk, mulai dari bentuk daun semanggi, bentuk hati, perahu, bunga, hingga kereta kuda bersayap.

Untuk naik ke setiap gardu pandang tersebut, setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 3.000. Bila kondisinya sedang ramai, waktu yang diberikan hanya sekitar tiga menit karena harus bergantian. Tetapi kalau kondisinya sedang sepi, pengunjung bisa berada di gardu pandang sepuasnya. Pengelola wisata tempat ini juga menyediakan beberapa gardu pandang yang bisa dinaiki secara gratis, namun bentuknya tidak seunik seperti yang berbayar.

Berdiri di atas gardu pandang, kita bisa melihat hamparan perbuktian hijau dan aliran sungai Oya yang meliuk-liuk layaknya sungai amazon. Tempat ini juga sering disebut negeri di atas awan. Bila datang di pagi hari ketika matahari baru memperlihatkan wujudnya, perbukitan hijau tersebut masih berbalut kabut yang menyejukkan mata.

Wisata Yogyakarta Tak Sekedar MALIOBORO

Selain Bukit Panguk, tempat lainnya di kawasan Dlingo yang juga menyediakan spot menarik lengkap dengan gardu pandangnya seperti Bukit Mojo, Tebing Watu Mabur, hingga Tebing Menawa.

Air Terjun LepoSetelah puas menikmati panorama perbukitan hijau, di kawasan Dlingo kita juga bisa “basah-basahan”di air terjun Lepo di Dusun Pokoh. Tidak perlu khawatir bakal penuh sesak oleh pengunjung, karena tempat ini memiliki beberapa air terjun dengan kolam alami. Masing-masing kolam juga memiliki kedalaman yang beragam, mulai dari 70 centimeter hingga 2 meter.

Objek wisata ini juga tergolong murah. Untuk bisa menikmati sejuknya air terjun, pengunjung cukup membayar sumbangan seikhlasnya aja. Tempat ini juga menyediakan bayak kamar bilas. Untuk menyewa ban pelampung hanya dikenakan biaya Rp 5.000 sepuasnya.

The Lost World Castle Objek wisata lainnya di Yogyakarta yang masih terhitung baru adalah The Lost World Castle. Meskipun pembangunan kawasan ini menuia kontroversi karena letaknya yang ada di lereng Gunung Merapi, keunikan bangunannya membuat The Lost World Castle ramai dikunjungi.

The Lost World Castle yang terletak di Dusun Petung, Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan ini merupakan obyek wisata berbentuk kastil atau rumah benteng. Arsitektur bangunannya sangat menarik untuk menjadi latar belakang foto, ditambah lagi dengan pemandangan Gunung Merapi. Spot menarik lainnya di kawasan ini adalah Stonehenge, mirip seperti monumen prasejarah Stonehenge yang ada di Wiltshire, Inggris.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

20PERSEPSI

UU SJSN mengamanatkan program jaminan kesehatan yang diselenggarakan secara nasional oleh BPJS Kesehatan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas. Asuransi

sosial bersifat nirlaba.

Tidak jarang masih ada masyarakat yang menganggap BPJS Kesehatan sebagai perusahaan yang menjalankan bisnis asuransi seperti perusahaan asuransi swasta pada umumnya. Bisa jadi sebagian pandangan itu benar karena BPJS Kesehatan menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan prinsip asuransi. Namun, pendapat itu tidak sepenuhnya tepat karena sekalipun program JKN-KIS dijalankan menggunakan mekanisme asuransi tapi sifatnya jauh berbeda dari asuransi kesehatan yang banyak dikelola perusahaan swasta.

Layaknya entitas swasta, sebuah perusahaan asuransi swasta ditujukan untuk menjalankan kegiatan bisnis yang bisa meraih keuntungan sebesarnya bagi pemilik perusahaan. Hal ini berbeda dengan BPJS Kesehatan, program JKN-KIS yang diselenggarakan ditujukan untuk memberi manfaat sebesarnya kepada peserta. Penyelenggaraan program JKN-KIS oleh BPJS Kesehatan diatur melalui sejumlah peraturan diantaranya UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

UU SJSN menetapkan sejumlah ketentuan yang menjadi acuan penyelenggaraan JKN-KIS. Misalnya, jaminan kesehatan yang dilaksanakan itu berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas. Asuransi sosial yang dimaksud yakni kegotongroyongan antara kaya dan miskin, sehat dan sakit, tua dan muda, beresiko tinggi dan rendah. Kemudian, kepesertaan bersifat wajib dan tidak selektif, ini berarti seluruh masyarakat yang berada di Indonesia harus ikut program JKN.

Salah satu prinsip penting asuransi sosial yaitu bersifat nirlaba, bukan berorientasi pada keuntungan (profit). Sedangkan yang dimaksud prinsip ekuitas yakni kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medisnya yang tidak terikat dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Dengan demikian, peserta yang membayar iuran dengan hak kelas III berhak mendapatkan pelayanan medis sesuai kebutuhan yang sama dengan yang diterima oleh peserta yang membayar iuran dengan hak kelas I.

UU SJSN menegaskan asuransi sosial adalah mekanisme pengumpulan dana bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. Tujuan diselenggarakannya JKN-KIS untuk menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memnuhi kebutuhan dasar kesehatan.

Menyimak berbagai penjelasan itu kentara perbedaan program JKN-KIS yang diselenggarakan BPJS Kesehatan dengan program serupa yang digelar perusahaan asuransi swasta. Masyarakat yang ingin menjadi peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir ditolak untuk menjadi peserta. Calon peserta hanya perlu mendaftar melalui berbagai fasilitas yang ada baik itu daring (online), mengunjungi kantor atau mitra BPJS Kesehatan terdekat. Setelah membayar iuran, dalam waktu dua pekan peserta bisa mendapat manfaat program JKN-KIS.

Sangat berbeda jika masyarakat ingin mendaftar menjadi peserta asuransi swasta, ada banyak syarat yang harus dipenuhi. Biasanya, calon peserta akan dilihat riwayat kesehatannya. Hasil pemeriksaan itu akan mempengaruhi besar atau kecilnya iuran yang dibayar. Selain itu tidak semua kelompok masyarakat bisa menjadi peserta asuransi swasta, bisa jadi ada batas atas usia untuk bisa menjadi peserta. Sekalipun peserta sudah terdaftar dan menjadi anggota asuransi swasta bukan berarti bisa langsung mendapat manfaat. Biasanya ada masa tunggu sampai satu bulan yang harus dilalui peserta sebelum status kepesertaan mereka aktif.

Selain itu seluruh peserta asuransi swasta wajib membayar sendiri iurannya, sedangkan di program JKN ada bantuan iuran yang dibayar pemerintah untuk fakir miskin dan orang tidak mampu. Bahkan bagi peserta kategori pekerja penerima upah (PPU) masih bisa mendapat manfaat program JKN selama 6 bulan setelah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Jika setelah 6 bulan itu peserta masuk kategori fakir miskin dan tidak mampu, iurannya bisa ditanggung pemerintah melalui bantuan iuran.

BPJS Kesehatan Bukan Asuransi Komersial

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 50 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 50 TAHUN 2017

KONSULTASI

JAWAB

JAWAB

JAWAB

21

ASURANSI SWASTA

PIDAH TEMPAT KERJA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 49 TAHUN 2017

Saya ada beberapa pertanyaan:a.Suntik KB setiap bulan apa masuk jaminan BPJS Kesehatan?

b. Kami Baru daftar BPJS kesehatan pada tanggal 9 juni 2016, dan pembayaran iuran BPJS yang pertama bisa dilakukan mulai tanggal 23 juni 2016 sampai 9 juli 2016. Jika saya membayar iuran BPJS pada tanggal 9 juli 2016 apakah tanggal 10 juli 2016 juga harus bayar iuran BPJS bulan Juli 2016?

c. Jika saya sudah daftarkan diri ke klinik A, jika malam hari klinik tersebut tutup apa bisa pindah ke klinik lain? (dengan alasan darurat karena klinik terdaftar tutup )

Pengirim: [email protected] – Pekalongana. Alat KB ditanggung oleh pemerintah, sedangkan untuk pelayanan KB (pemasangan, pelepasan, konsultasi, dll) ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

b. Tidak, pembayaran untuk pertama kali maksimal 30 hari sejak tanggal pendaftaran. Sehingga, pembayaran tersebut berlaku untuk bulan Juli.

c. Apabila dalam kondisi darurat, peserta JKN-KIS dapat langsung pergi ke IGD rumah sakit tanpa harus meminta rujukan dari Fasilitas Kesehaan Tingkat Pertama (FKTP). Kondisi gawat darurat yang dimaksud adalah kondisi yang dapat mengakibatkan keparahan, kecacatan, dan/atau kematian jika tidak segera ditangani.

Saya adalah peserta BPJS Kesehatan yang pernah didaftarkan perusahaan saya yang dulu. Setelah beberapa lama saya pindah perusahaan, otomatis data saya tidak aktif lagi di kantor BPJS Kesehatan di mana saya didaftar. Yang ingin saya tanyakan caranya untuk mengaktifkan kembali? Apakah saya harus daftar secara pribadi? terima kasih.Pengirim: [email protected] – Jawa Timur

Apabila peserta pindah perusahaan dan bekerja di perusahaan baru, maka otomatis akan didata oleh HRD perusahaan baru. Peserta tersebut cukup melaporkan kepada HRD bahwa ia telah didaftarkan di perusahaan sebelumnya, dan menyerahkan fotocopy Kartu BPJS Kesehatan-nya kepada HRD.

Apabila peserta keluar dari perusahaan dan tidak melanjutkan bekerja di perusahaan lain atau melanjutkan pekerjaan sebagai pekerja mandiri, maka ia dapat melapor ke Kantor BPJS Kesehatan untuk dialihkan status kepesertaannya sebagai peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), dengan membawa berkas:Surat keterangan sudah tidak bekerja lagi (dari perusahaan tempat kerjanya dulu);- Fotocopy KTP;- Fotocopy KK;- Kartu BPJS Kesehatan asli milik peserta yang bersangkutan.Selanjutnya, ia dapat membayar iuran bulanannya sendiri dan tetap memperoleh jaminan kesehatan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Saya merupakan karyawan terdaftar di BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dari PT tempat saya bekerja dengan level kelas 2. Saya juga mempunyai asuransi jiwa dan kesehatan di Prudential dengan kelas 1. Bagaimana caranya agar dua asuransi saya bisa saling meng-cover jika saya menggunakan kedua. Apakah saya bisa memakai opsi satu, asuransi Prudential dulu dan sisanya di cover BPJS atau opsi dua, sebaliknya..? Karena saya cenderung opsi pertama. Mohon pengarahannya. TerimakasihPengirim: [email protected] - Tangerang

Saat ini Prudential belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Mekanisme koordinasi manfaat (dimana asuransi kesehatan swasta mitra BPJS Kesehatan yang dimiliki oleh peserta dapat meng-cover biaya tambahan yang tidak dijamin BPJS kesehatan) hanya dapat dimanfaatkan oleh peserta BPJS Kesehatan apabila asuransi kesehatan swasta yang dimilikinya sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.