pengesahan panitia ujian “pelaksanaan pendidikan...

92
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUSAT PUTERA BEKASI” telah diujikan dalam munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 16 Desember 2008 Panitia Ujian Sidang Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA ………… ……………... NIP: 150 236 009 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ……………… NIP : 150 299 477 Penguji I Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ……………... NIP: 150 299 477 Penguji II Dra. Eri Rosatria, M. Ag ................ ....................... NIP: 150 007 315 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. DR. H. Dede Rosyada, MA NIP: 150 062 568

Upload: ngotruc

Post on 11-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI PONDOK

PESANTREN AT-TAQWA PUSAT PUTERA BEKASI” telah diujikan dalam

munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 16 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 16 Desember 2008

Panitia Ujian Sidang Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA ………… ……………...

NIP: 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ………………

NIP : 150 299 477

Penguji I

Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ……………...

NIP: 150 299 477

Penguji II

Dra. Eri Rosatria, M. Ag ................ .......................

NIP: 150 007 315

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. DR. H. Dede Rosyada, MA

NIP: 150 062 568

Page 2: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

LEMBAR

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah

ini: Nama : Humaidi

Nim : 104011000101

Prodi : Reguler

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakulas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Desember

2008

Humaidi

NIM: 104011000101

Page 3: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

Humaidi

ABSTRAK

“Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Bekasi”

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Lembaga pendidikan yang

memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari struktur internal pendidikan

Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada empat kategori:

Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan Islam yang

diselenggarakan secara tradisional. Kedua, Pendidikan Madrasah, yakni

pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga model barat, yang

mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam

sebagai landasan hidup ke dalam diri para siswa. Ketiga, Pendidikan umum yang

bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang dilakukan melalui pengembangan

suasana pendidikan yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum. Dan Keempat,

Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan

umum sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja.

Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya

adalah mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT. Selain itu Pondok Pesantren juga diharapkan dapat

melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan

akhlaknya; para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat

sekelilingnya.

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, dalam pelaksanaan pendidikan

sistem yang diterapkan adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasah yang

terdiri dari tingkat Tsanawiyah dan tingkat Aliyah dengan masa belajar masing-

masing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di pondok pesantren at-

taqwa pusat putera adalah mencetak orang-orang yang beriman, bertaqwa,

berakhlakul karimah serta berilmu.

Kurikuluim pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-

taqwa pusat putera adalah menggunakan kurikulum pemerintah tahun 1994 serta

ditambah dengan kurikulum al-Azhar Mesir. Strategi pembelajaran pendidikan

agama yang diterapkan antara lain dengan cara memberikan kepada santri materi

pelajaran yang bersifat hafalan, tenaga pengajar didatangkan dari luar negeri,

melakukan study banding ke pondok lain, menggunakan pendekatan CBSA dalam

proses pembelajarannya serta berbagai macam metode pengajaran yang terdapat

dalam teori pendidikan.

Page 4: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

KATA PENGANTAR

� ا ا����� ا������

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas

rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Pelaksanaan

Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi.” Shalawat

serta salam penulis haturkan pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,

para sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai tugas akhir perkuliahan guna mencapai sarjana strata

I (S. Pd.I).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan; walaupun waktu, tenaga, dan

pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidiakn Agama Islam, penulis banyak

mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga

kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. DR. H. Muardi Chatib., Dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan selama berlangsungnya penulisan skripsi ini,

juga memberikan ruang kebebasan kepada penulis untuk menentukan berbagai

proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini.

i

Page 5: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

4. Ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Si., Dosen pembimbing Akademik yang

telah membimbing dan mengarahkan saya selama belajar di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan

pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan.

6. Bapak K.H. Nurul Anwar, Lc. Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman

serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

7. Ust. H. Rojuddin basroh, Lc. Serta Pengurs Persatuan Pelajar At-Taqwa

(PPA) Pusat Putera, yang telah memberikan kemudahan bagi saya dalam

penulisan skripsi ini.

8. Ayahanda H. M. Idris (Alm) dan Ibunda Hj.Mariah, yang telah bersusah

payah mengurus serta mendidik penulis sejak kecil hingga sampai sekarang…

9. Buat teman-temanku (Al-Habsyi, Amin, Simens, Hambali, Eci, Co2, Mela,

Hafiz, Rahma, Dado, Hepy, Farida, Ginan, Gofur) yang senasib

sepenanggungan, berbagi suka dan duka.

Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga,

semoga Allah swt membalas kebaikan yang mereka berikan dan apabila penulis

ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan.

Akhirnya, hanya kepada Allah swt lah syukur ini ku panjatkan, semoga

semua bantuan, kerjasama, dukungan dari berbagai pihak yang sudah diberikan,

akan menjadi lading amal ibadah di Akhirat nanti. Amin…

Jakarta, 16 Desember 2008

Penulis

Humaidi

ii

Page 6: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ................................................................................... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………... iii

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. iv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………….. 7

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...................................... 7

B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..............................

11

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................

12

D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam……………………….

14

E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam……………….

16

F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia..................

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 18

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 18

B. Populasi dan Sampel…………………………………... ........ 19

C. Metode Penelitian…………………………………………….. 19

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 20

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..................................... 21

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 23

Page 7: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera 23

1. Sejarah Singkat Berdirinya ……………...………. ........... 23

2. Letak Geografis………………………………………. ..... 26

3. Sarana dan Prasaran……………………………………… 26

4. Visi, Misi dan Tujuan Didirikannya…………………….. 27

5. Keberadaan Guru, Tata Usaha dan Pegawai……………… 29

6. Struktur Organisasi……………. ....................................... . 32

B. Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa ...... 34

1. Sistem Pendidikan Agama ................................................ 34

2. Kurikulum Pendidikan Agana. .......................................... 36

3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama………………. 49

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama………………. .. 56

5. Sarana Pendidikan Agama……………………………... .. 66

6. Evaluasi Pendidikan Agama………………………… ...... 69

C. Analisa Data Hasil Penelitian………………………………. 71

BAB V PENUTUP .................................................................................... 79

A. Kesimpulan.............................................................................. 79

B. Saran........................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

V

Page 8: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari

struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang

dilaksanakan, ada empat kategori: Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu

pendidikan Islam yang diselenggarakan secara tradisional. Kedua,Pendidikan

Madrasah, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

model barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha

menanamkan Islam sebagai landasan hidup kedalam diri para siswa. Ketiga,

Pendidikan Umum yang bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang

dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernapaskan Islam di

lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang

bersifat umum. Dan keempat, Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di

lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran tertentu atau

mata kuliah saja.1

Peasantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri ratusan

tahun, di lembaga ini diajarkan dan dididikkan kepada santri nilai-nilai agama.

Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal adalah pendidikan dan

penanaman nilai-nilai agama kepada santri lewat kitab-kitab klasik. Selanjutnya

setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke Indonesia, turut serta

1Yasmadi, Modernisasi Pesantren “Kritik NurcHolish Madjid Terhadap Pendidikan

Islam Tradisional”. (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1, hal. 58-59

1

Page 9: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

2

terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan pesantren yang pada

mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu agama semata-mata, mulai

dimasukkan mata pelajaran umum. Masuknya mata pelajaran umum ini

diharapkan untuk memperluasa cakrawala berpikir santri, sebab pendidikan Islam

pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi

muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk

jasmani maupun rohani.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya mewariskan nilai yang akan

menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan sekaligus untuk

memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini

bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau

bahkan mungkin saja malah lebih rendah atau lebih jelek kualitasnya, oleh karena

itu pendidikan yang bermutu merupakan wahana SDM yang mampu menerapkan,

mengembangkan dan menguasai IPTEK dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama,

moral dan budaya luhur bangsa. Sedangkan kualitas SDM terbukti menjadi factor

cerminan kemajuan bangsa.2

Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peran sangat yang

sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu

bangsa dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia.

Pendidikan pada dasarnya memberikan kesempatan kepada manusia

membentuk pribadinya sesuai dengan fitrah yang ada padanya melalui

kemampuan yang ada pada dirinya, maka pendidikan berusaha mengarahkan

fitrah manusia supaya berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuaannya.

Pendidikan Agama Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam kepada terbentuknya

kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang dimaksud

2Mansur Isha, Diskursus pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), cet. Ke-1, hal. 1

Page 10: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

3

adalah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama

Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3

Pendidikan Islam menurut fungsinya, mempunyai peran penting dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan cirinya sebagai

pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan

terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, sikap

moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama.

Pengembangan dan peningkatan kemampuan (SKILL), sumber daya manusia

(SDM) seutuhnya, merupakan faktor pokoksekaligus penentu bagi kelangsungan

kehidupan pembangunan suatu bangsa. Dengan demikian bagi bangsa Indonesia,

proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, bahkan

telah dimulai jauh sebelum bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan.4

Secara garis besar ada tiga lembaga pendidikan Islam di Indonesia, yang

pertama pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Yang

kedua Madrasah, baik yang dikelola oleh masyarakat maupun pemerintah dan

yang ketiga, sekolah umum yang berciri khas Islam. Pesantren merupakan

lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang sampai hari ini masih eksis.

Pendidikan yang dilakukan oleh pesantren memiliki karektiristik yang khas

dengan orientasi utama adalah melestarikan ajaran Islam serta mendorong para

santri untuk menyampaikannya lagi kepada masyarakat, oleh karena itu pesantren

juga dapat dipandang sebagai lembaga da’wah yang berperan besar dalam

pengembangan agama Islam di Indonesia. Pondok pesantren juga mempunyai

metode khusus untuk mendidik para santrinya menjadi orang yang ta’at kepada

agamanya, oleh karena itu pesantren banyak melahirkan ulama-ulama dan orang

yang ta’at dengan ajaran agama Islam. Dengan mempunyai rasa keberagamaan

yang cukup tinggi untuk menjalankan ajaran agama Islam, rasa keberagamaan ini

akan timbul ketika santri mendapatkan bimbingan dan pengajaran-pengajaran

3Ahmad D. Marimba, Penngantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Al Ma’arief,

1987), cet. K3-7, hal. 19 4Samsul Nizan, Pengantar Dasar-Dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya

Media Pratama, 2001) cet.1, hal.189

Page 11: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

4

untuk menjalankan ajaran agama Islam. Secara umum santri sangatlah hormat

atau ta’zim kepada kyainya dan selalu ingin mendapatkan keberkahan. Pesantren

memiliki metode yang berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, biasanya

pesantren banyak mengkaji pelajaran-pelajaran agama Islam.

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua yang telah ada

sebelum abad ke-20 melalui pondok pesantren umat Islam dan bangsa Indonesia

dapat menikmati pendidikan.

Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya adalah

mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT. Pondok pesantren bahkan diharapkan berfungsi

lebih daripada itu, ia diharapkan dapat memikul tugas yang tak kalah pentingnya,

yakni melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan

akhlaqnya, para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat

sekelilingnya.

Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah penulis merasa perlu menelusuri

dalam sebuah penelian mengenai “Pelaksanaan Pendidikan Dipondok

Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi”. Penulis meneliti hal tersebut

karena:

1. Penulis merasa tertarik terhadap pendidikan yang diselenggarakan di

pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera yang telah banyak member

pengaruh positif di bidang kemasyarakatan di daerah Bekasi.

2. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah salah satu pondok

pesantren yang telah banyak melahirkan generasi muda yang bermanfaat

bagi lingkungan sekitarnya.

3. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera salah satu lembaga pendidikan

di Jawa Barat yang telah menjadi pondok pesantren modern.

Page 12: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

5

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latarbelakang di atas, maka dapat diidentifikasikan maslah sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat

Putera Bekasi secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

b. Factor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pendidikan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi.

c. Usaha-usaha yang dilakukan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera

Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan.

2. Pembatasan Masalah

Agar penulis lebih terarah serta mencapai tujuan yang diharapkan, maka

penulis membatasi permasalahan dalam penulisan ini pada hal sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pendidikan yang dimaksud adalah pelaksanaan

pendidikan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler di Pondok

Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi.

b. Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera adalah sebuah pondok

pesantren yang berada di kampung Ujungharapan Desa Bahagia

Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Dalam

skripsi ini pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren

Attaqwa Pusat Putera dibatasi pada tingkat Madrasah Aliyah saja.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan maslah diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan Agama di Pondok Pesantren

Attaqwa Pusat Putera Bekasi?

b. Apa sajakah usaha yang dilakukan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat

Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan?

6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 13: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui mengenai pelaksanaan pendidikan di Pondok

Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi, baik secara intrakurikuler dan

ekstrakuri.

b. Untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pendidikan di

Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.

c. Untuk mendapatkan gambaran mengenai factor yang menjadi

pendorong dan penghambat pelaksanaan pendidikan di Pondok

Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.

2. Manfaat Penelitian

Selanjutnya penelitian ini dimaksudkan:

a. Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya ilmiah

guna dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukannya.

b. Untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya tentang pendidikan

pondok pesantren

c. Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi di tingkat sastra satu

(S.1) untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyan dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 14: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Agama

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni “proses perubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan dan cara

mendidik.”1

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989,

pendidikan adalah: “Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan

dating”.2

Para pakar ilmuwan berpendapat tentang definisi pendidikan, di antaranya:

1. Pluto, Filosof Yunani 346 SM.

Pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani seseorang, supaya dapat

sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dapat dicapai.

2. Rousseau, Pendidik Bangsa Prancis.

Pendidikan memberi kita perbekalan yang tak ada pada masa kanak-kanak,

tetapi kita butuhkan di waktu sudah mencapai kedewasaan.

1,h

11Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke- 2Redaksi Sinar Grafika, Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989,

(Jakarta: Sinar Grafika, 1995),Cet. Ke-1, h. 2-3.

7

Page 15: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

8

3. James Mil, Filosof Inggris.

Pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan

dirinya dan membahagiakan orang lain pada umumnya.3

Sementara itu pendidikan didefinisikan oleh para sarjana pada Konfrensi

Pendidikan Islam se-Dunia di Mekkah tahun 1977 sebagai: “Suatu proses

mengarahkan pertumbuhan manusia yang seimbang melalui latihan jiwa, intelek,

akal pikiran, perasaan, dan jasmani. Pendidikan seharusnya pertumbuhan

manusia dari segala aspek; spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu

pengetahuan, serta bahasa, secara individu maupun kolektif dan memotivasi

semua aspek tersebut menuju kebaikan dan kesempurnaan.4

Athiyah al-Abrasyi juga mengatakan bahwa; Para ahli pendidikan Islam

telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah

memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka

tahu, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka dengan

menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan

yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya,

ikhlas, dan jujur.5

Dari definisi-definisi tentang pendidikan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan secara individu atau

kolektif dalam rangka menyiapkan anak didik menuju kesempurnaan hidup yang

dapat membahagiakan dirinya maupun orang lain melalui proses bimbingan,

arahan, dan penanaman nilai yang mencakup segala aspek baik intelektual,

spiritual, maupun moralitas.

Jadi, pendidikan itu merupakan usaha yang dilakukan oleh orang dewasa

secara sadar terhadap anak didik dengan cara bimbingan, bantuan dan latihan

3Salwa Shahab, Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989), hal. 18-19 4Syed Ali Ashraf, Konsep Kerja Pendidikan dalam Pres Islam, Terj Drs. Yusra Killun,

(Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, 2000). Vol. Ke-1, No. 4, hal. 5 5Muhammad Athiyah al-Abrasyi, at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Darul Qoniyah,

1964), hal. 95.

Page 16: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

9

yang bertujuan guna tercapainya pertum buhan jasmani dan rohani, sikap serta

nilai-nilai yang sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Adapun devinisi pendidikan yang lain, sebagaimana yang diungkapakan oleh

Ahmad D Marimba adalah “ Bimbvingan atau pimpinan secara sadar oleh si

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama. “ Istilah bimbingan mengandung

pengertian bahwa usaha (dalam pendidikan itu) tidak sekali jadi melainkan

berproses. Bimbingan uitu dilakukan secara sadar, yang berarti dengan sengaja

dilakukan, hal ini membawa konsekuensi bahwa bimbingan mitu harus dilakukan

dengan teratur dan sisitematis.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan diatas dapat terlihat bahwa

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk membantu

perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka membentuk

kepribadian yang berkwaliotas. Aktivitas pendidikan ini dilaksanakan dalam suatu

proses yang panjang baik melalui bimbingan, pengajaran, latihgan-latihan secara

formal maupun non formal.

Dari beberapa devinisi tentang penididikan secara umum, maka disisni

diuraikan pengertian pendidikan secara khusus dari sudut agama Islam,

sebagai mana yang diungkapkan oleh para ahli pendidikan agama Islam

dibawah ini:

Menurut Zuhairini bahwa “ pendidikan agama islam ialah usaha yang

diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang seasuai dengan ajaran

Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta

bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam”. Lebih jelasnya,

pendidikan agama Islam adalah “ Berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakininya

secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai

Page 17: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

10

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun

di akhirat kelak.”6

Dari pengertian di atas,baik pengertian secara umum maupun pengertian

pendidikan agama islam dapat diambil suatu pengrtian bahwa pendidikan agama

islam adalah “Bimbingan dan asuhan yang diberukan kepada anak dalam

prtumbuhan jasmani atau rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai

dengan ajaran agama Islam.

Jadi dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa “Pendidikan agama

islam adalah merupakan suatu upaya sadar yang berupa tuntunan atau bimbingan

dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan

jasmani dan rohani, sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan ciri-ciri pendidikan

baik didalam sekolah maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup

berdasarkan ajaran islam kearah terbentuknya kepribadian yang utama.”

Urayan di atas yang mencakup tentang pendidikan secara umum dan

pendidikan dalam perspektif islam akan terlihat persamaan dan perbedaan

diantaranya adalah umum membicarakan tentang etika, pola pikir, cara

pandang, sikap dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Selain

itu pula membentuk kesadaran guna menyiapkan peserta didik, melalui

kegiatan belajar mengajar, bimbingan, latihan dan perananya di masa-masa

yang akan datang.

Sedangkan pendidikan dalam Islam yang merupakan wahyu Allah SWT yang

diturunkan kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk

mengatur tata hidup manusia, baik hubungan dengan sesama maupun hubungan

dengan Maha Pencipta-Nya. Selain itu pendidikan Agama Islam

mengatur/membicarakan pada tataran nilai atau norma-norma pada peserta didik

yang Islami.

Jadi dapat kita lihat jelas bahwa pendidikan Agama Islam sangat menunjang

pendidikan umum/nasional, dan tidaklah bertentangan. Hal tersebut terbukti

ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist sudah barang tentu

hal. 86.

6Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3,

Page 18: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

11

menunjang pendidikan nasional yang sama-sama tujuannya meningkatkan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bahkan menambah kecerdasan (ilmu

pengetahuan).

B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam telah mengalami perubahan menurut

tuntutan waktu yamh berbeda-beda. Sejalan dengan tuntutan zaman dan

perkembangan ilmu dan teknologi, ruang lingkup pendidikan agama Islam itu

juga semakin meluas. Ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat

manusia dari waktu ke waktu. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup

keseluruhan ajaran agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang

meliputi hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan

dirinya dan dengan alam sekitarnya.

Di lihat dari aspek pendidikan agama Islam, ruang lingkup ajaran Islam ini

secara garis besar dapat di kelompokan menjadi tiga aspek yang meliputi akidah

(keimanan), syariah (keislaman) dan akhlak (ihsan). Tiga inti ajaran pokok ini

dijabarkan dalam bentuk rukun iman, Islam dan akhlak, dan dari ketiganya pula

lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak.

Ketiga ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum

Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist serta di tambah dengan sejarah (tarikh).

Dengan demikian Islam menghendaki terwujudnya empat dimensi kedamaian

yaitu kedamaian horizontal yang di wujudkan dalam hubungan manusia dengan

Tuhan, kedamaian individual, yang berupa hubungan manusia dengan diri sendiri,

kedamaian sosial dalam bentuk hubungan manusia dengan sesamanya dan

kedamaian prontal yaitu hubungan manusia dengan semua makhluk yang ada di

alam semesta.

Dalam pengajaran pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama

Islam dijabarkan dalam bentuk bahan pelajaran pendidikan agama Islam yang

meliputi tujuh unsur pokok yaitu:

Page 19: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

12

1. Keimanan

2. Ibadah

3. Al-Qur’an

4. Akhlak

5. Muamalah

6. Syariah, dan

7. Tarikh.

Sedangkan pada tingkat sekolah dasar penekanannya diberikan kepada empat

unsur pokok, yaitu keimanan, ibadah, Al-Qur’an dan Akhlak.7

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis menjelaskan tentang tujuan pendidikan Agama Islam terlebih

dahulu penulis akan menjelaskan tentang pengertian dari tujuan. Secara etimologi

tujuan adalah “arah, maksud dan tujuan”.8

Sedangkan secara terminology, tujuan

berarti “sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan

dilakkukan.

Menurut Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan ada empat yaitu:

1. Mengakhiri Usaha

2. Mengarahkan Usaha

3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan-

tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.

4. Member nilai atau sifat pada usaha-usaha itu.9

Sehubungan dengan itu, maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting

bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus di

tempuh, tahapan sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena

itu, kegiatan yang tidak di sertai tujuan, menyebabkan sasaran akan kabur,

akibatnya program tersebut menjadi acak-acakan.

7Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar…, hal.1. 8Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi,

(Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1, hal. 31. 9Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arief, 1980), cet.

Ke-4, hal. 19

Page 20: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

13

Untuk memahami lebih lanjut mengenai tujuan pendidikan agama Islam

berikut ini akan penulis uraikan tentang tujuan pendidikan agama. Menurut

Zuhairini tujuan umum pendidikan agama ialah membimbing anak agar

menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak

mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

Sedangkan tujuan khusus pendidikan agama Islam adalah tujuan pendidikan

agama pada setiap tahap/tingkatan yang dilalui, seperti misalnya tujuan

pendidikan agama pada SD berbeda dengan tujuan sekolah menengah dan berbeda

pula dengan perguruan tinggi. Sedangkan tujuan pendidikan agama menurut

Arifin, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam ialah terciptanya manusia muslim

yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan taqwa pengendali

penerapannya di masyarakat.

Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN) dijelaskan bahwa tujuan

umum dari pendidikan agama ialah membina manusia-manusia beragama yang

berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan

sempurna, sehingga tercermin dalam sikap dan tindakan keseluruhan hidupnya

dalam rangka mencapai kehidupan di dunia dan di akhirat.

Tujuan pendidikan agama diatas adalah merupakan tujuan yang hendak

dicapai oleh setiap orang dalam melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam

mendidik keagamaan yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan

yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang tuguh itu maka akan

menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agamanya.

Dari rumusan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan

pendidikan agama merupakan tujuan yang mempunyai cakupan yang cukup luas,

yang pada akhirnya tertumpu pada penyerahan diri kepada Allah swt dan

terbentuknya kepribadian yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang biasa disebut

dengan kepribadian muslim.

Page 21: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

14

D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber atau dasar dan pokok dari

pendidikan Islam, keduanya merupakan sumber kebenaran dalam Islam. Terutama

al-Qur’an, ia merupakan sumber dari segala sumber, kebenarannya tidak bisa

diragukan lagi. Sedangkan Sunnah Rasulullah saw adalah merupakan prilaku,

ajaran-ajaran beliau sebagai pelaksana hukum-hukum yang terkandung dalam al-

Qur’an. Dengan dua sumber dan dua dasar yang menurut Ahmad D. Marimba

“sesungguhnya satu-satu ini, maka keteguhan berdirinya pendidikan Islam tidak

dapat digoyahkan oleh apapun juga”.10

Hal tersebut bisa dipahami oleh karena al-Qur’an mengandung berbagai

ajaran; kemasyarakatan, social, ekonomi, hokum, sejarah, juga pendidikan.

Banyak ayat-ayat yang menerangkan masalah pendidikan baik secara implicit

maupun secara eksplisit. Hal tersebut ditunjang dan diteladani oleh prilaku nabi

Muhammad saw yang “mendemonstrasikan” aspek-aspek pendidikan dalam aspek

dakwahnya.

Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung dan menunjukkan serta

menerangkan aspek-aspek pendidikan, diantaranya adalah:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari Perut Ibumu dengan kamu tidak

mengetahui sesuatupun dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan

hati agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl: 78)

Ayat tersebut diatas sebenarnya menggugah dan mengacu nalar manusia untuk

kembali mengenal dan memahami arti dan tugas kehadirannya di dunia. Artinya

pendidikan untuk mengembangkan nalar dan berpikir secara kritis, analisa, dan

kreatif.

Abdurrahman an-Nahlawi mengemukakan pendapatnya: al-Qur’an pertama

kali turun dengan ayat-ayat pendidikan. Disini terdapat isyarat bahwa tujuan

terpenting al-Qur’an adalah pendidikan manusia dan metode memantulkan,

10Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arief, 1989), cet. Ke-8, hal. 41

Page 22: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

15

mengajak, menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan

manusia sejak masih berbentuk segumpal darah beku didalam rahim ibunya.11

Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa didalam al-Qur’an

terkandung petunjuk dan ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan

manusia. Sebagaimana firman Allah:

’û $ΖÛù $Β 4 Ν39$VΒ& ΝΒ& ω) µ‹m$Ψg2 ܃ ≈Û ωρ Ú‘{# ’û π/#Š Β $Βρ

∩ χρ³t† Νκ5‘ ’<) ΟO 4 ™©« Β =≈G39#

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung

yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.

tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada

Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am: 38)

Landasan kedua seperti telah disebutkan diatas, adalah as-Sunnah.

Abdurraman an-Nahlawi mendefinisikannya sebagai berikut: “secara semantik,

kata as-Sunnah berarti pelajaran hidup, metode dan jalan. Secara ilmiah berarti

kumpulan sahabat Rasulullah saw, perbuatan, peninggalan sifat, ikrar, larangan,

apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, membela negara, ahwal dan

kehidupannya”.

Adapun Hadits yang menerangkan aspek pendidikan adalah sebagai berikut:

و�: �� �� ����د إ����ي�ة ر�� ا� �� ��ل: ��ل ر��ل ا� �� ا� � �� ان أ

(!� � ي��+ �� ا�*(�ة )'��ا� ي&�دان او ي�%�ان او ي$#!�ن . (روا

“Tidaklah dilahirkan seorang anak, kecuali diatas fitrahnya, maka kedua

orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, Nasrani, atau

Majusi”. (HR. Muslim)

Dari keterangan ayat dan hadits diatas, jelaslah bahwa yang menjadi dasar

ideal bagi seluruh aktivitas manusia yang beriman, termasuk pula aktifitas

pendidikan di dalamnya. Adalah kitab Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang

harus diikuti dan dipatuhi olah manusia.

11Abdurrahman an-Nahlawi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989),

hal. 45-46

Page 23: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

16

Sunnah selalu membuka diri dari kemungkinan penafsiran-penafsiran. Itulah

sebabnya maka ijtihad perlu ditingkatkan didalam memahaminya termasuk

sunnah yang berkaitan didalam pendidikan. Mengingat bahwa jaran Islam yang

terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah bersifat pokok-pokok dan prindipnya saja,

maka ijtihad dalam bidang pendidikan ini semakin perlu. Ijtihad dalam bidang

pendidikan ini harus tetap bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh

akal yang sehat dari para pakar pendidikan Islam.

E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam

Muhammad al-Toumi al-Syaibani menyadurkan metode dalam pendidikan

Islam, yakni metode yang umumnya pernah digunakan dalam pendidikan Islam,

antara lain:

1. Metode Induksi (pengambilan keputusan)

Metode ini digunakan untuk mendidik agar anak didik dapat mengetahui

fakta-fakta dan kaidah-kaidah umum dengan cara menyimpulkan

pendapat.

2. Metode Perbandingan (Qiyasiyah)

Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat

membandingkan kaidah-kaidah umum atau teori dan kemudian

menganalisa dalam bentuk rincian-rincian.

3. Metode Kuliah

Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat

mengintisarikan materi yang diberikan secara benar, sesuai dengan

kemampuan masing-masing dari siswa.

4. Metode Dialog dan Perbincangan

Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat

mengemukakan kritik-kritik terhadap materi yang diberikan. Kritik-kritik

dilakukan secara lisan melalui dialog antara guru dan peserta didik.

Page 24: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

17

F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan Islam termasuk maslah sosial, sehingga dalam kelembagaannya

tidak terlepas dari lembaga-lembaga soaial yanng ada. Lembaga tersebut dikanal

juga dengan institusi atau pranata, sedangkan lembaga sosial adalah suatu bentuk

organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola, tingkah laku, peranan-

peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai

otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial

dasar.

Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah wadah

atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan

proses pembudayaan.12

Berbicara tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia memang

terdapat banyak jenis dan bentuknya, antara lain: pesantren, madrasah, majelis

taklim, Institut Agama negeri dan lain sebagainya.

Namun dikarenakan terlalu banyak serta terlalu luas pembahasan mengenai

lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia, maka penulis

membatasi hanya pada lembaga pendidikan Islam yang berkaitan dengan objek

penelitian yakni tentang pondok pesantren. Yaitu suatu bentuk lembaga

pendidikan Islam yang telah melembaga di Indonesia yang telah ada sebelum abad

ke-20, suatu lembaga yang mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia.

127

Page 25: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

12Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995), hal.

Page 26: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang

digunakan dalam penelitian.1

Metodologi penelitian ini pada dasarnya merupakan

metode ilmiah yang diartikan sebagai suatu cara dalam memperoleh pengetahuan

atau memecahkan masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah,

sistematis dan logis, serta menempuh langkah-langkah tertentu.2

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengadakan penelitian lapangan terhadap objek yang akan dituju untuk

memperoleh dan mengumpilkan data-data yang diperukan.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitiah ini dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Kecamata Babelan Bekasi. Adapun waktu yang pelaksanaan penelitian ini yaitu

selama satu bulan dari mulai 27 Juli 2008 Sampai 28 Agustus 2008

hal. 60

1Amos Neiloka, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, cet. Ke-1, 2Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,

1987), cet. Ke-5, hal. 23

18

Page 27: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

19

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda, hewan atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik

tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dan

guru Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera yang jumlahnya 380 orang siswa

dan 18 rang guru, jadi jumlah kesluruhan adalah 398 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik

yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya Karena penelitian ini

subyeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil sampelnya

sebanyak 10% dari jumlah populasi. Berdasarkan pendapat Suharsimi

Arikunto; sekedar ancar-ancar apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Tetapi jika subyeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10% sampai

25% atau lebih. Dengan perhitungan 10% x 398 = 39,8 digenapkan menjadi

40, maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampelnya adalah 40

orang santri.

Adapun pengambilan sampelnya penulis menggunakan teknik probability

sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang) dengan memakai model

random sampling (sampel acak), yaitu pengambilannya dengan cara undian

mengambil 38 subyek yang terdiri dari 36 orang santri dan 4 orang guru

Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam

pengumpulan data dan menganalisa data yang diperlukan guna menjawab

permasalahan yang dihadapi. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk

menemukan dan mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan

Page 28: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

20

masalah yang diangkat dalam penelitian. Sehingga dapat dipergunakan sebagai

pengungkapan masalah yang dihadapi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskripsi-analitis,

yaitu suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan dan memaparkan

permasalahan dengan cara memberikan gambaran yang seutuhnya mengenai

masalah yang dibahas berikut analisanya.

D. Teknik Pengumpulan data

Dalam melakukan penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa

teknik untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang

diteliti.

Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:

1. Obeservasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki.3

Observasi merupakan metode yang

pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan

dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis

melakukan observasi langsung dengan cara datang ke Pondok Pesantren

At-taqwa Pusat Putera yang berada di kampung Ujungharapan Desa

Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, serta melakukan

pengamatan terhadap keberadaan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat

Putera. Selain itu penulis juga melakukan pengamatan terhadap jalannya

pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera

dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama santri

2. Wawancara, yaitu sautu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.4

Dalam melakukan

penelitian ilmiah ini penulis melakukan wawancara secara langsung

dengan berbagai pihak yang penulis anggap terkait serta mengetahui

terhadap permasalahan yang sedang penulis bahas.

3 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Audi Offset, 1992), cet. Ke-21, jilid

2, hal. 73. 4 Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1993), hal. 115.

Page 29: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

21

3. Angket, yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari

sejumlah responden.5

Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis

mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan indikator masalah

pendidikan, angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berarti

berupa bentuk pertanyaan dimana setiap responden hanya tinggal memilih

jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Dalam melakukan

penelitian ilmiah ini penulis juga menyebar angket kepada sebagian santri

yang penulis jadikan sampel dalam penelitian ini.

4. Dokumentasi, yaitu mengamati dan mencatat dokumen yang ada

hubungannya dengan penelitian ini. Dalam melakukan penelitian ini

penulis melakukan pencatatan-pencatatan terhadap dokumen-dokumen

yang ada di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera yang ada kaitannya

dengan permasalahan yang sedang dibahas.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ada dua macam, yaitu data

kulaitatif dan kuantitatif. Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan

dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Data kualitatif dianalisa dan disusun dalam bahasa yang mudah dipahami

dan logis sesuai dengan masalah yang diteliti

2. Untuk data Kuantitatif diadakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh

dari angket dan mendata ulang, jika ada pernyataan yang belum diisi.

b. Coding yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori.

c. Scoring yaitu pemberian skor terhadap data angket tentang komunikasi

verbal.

5 Sutrisno Hadi, Metodologi…, hal. 136.

22

Page 30: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

d. Tabulating yaitu memasukkan data yang sudah diberi skor kedalam

table untuk memudahkan dalam membaca data.

Selanjutnya penulis mendiskripsikan hasil angket dengan rumusan persentase:

Rumusan persentase

P = f

x 100% Ν

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah frekuensi (banyak individu)

100% = Bilangan tetap

Setelah didapatkan hasil persentase dari angket yang telah disebarkan kepada

santri kelas III Madrasah Aliyah pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera, maka

untuk menentukan kategori penilaian dari hasil peneitian tersebut penulis

merumuskannya sebagai berikut.

Tabel. 01

Kategori Penilaian

No. Presentase Penafsiran

1 80 - 100 % Tinggi

2 60 – 79 % Cukup

3 40 – 59 % Sedang

4 20 – 39 % Rendah

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan pada tahun 2007.

Page 31: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra Bekasi

1. Sejarah Singkat

Pondok Pesantren At-Taqwa pusat Putra adalah salah satu dasi 85 lembaga

pendididkan yang dikelola oleh Yayasan At-Taqwa.Yayasan At-Taqwa

didirikan oleh al-Marhum al-Magfurla KH.Noer Alie dengan nama Yayasan

Pembangunan Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam (Yayasan P.3 ) tiga

puluh tahun kemudian tepatnya pada tahun 1986 nama yayasan tersebut

diubah menjadi Yayasan At-Taqwa dengan akte notaries Soedirja, SH di

Bekasi dengan nomor rgister 16/17 Desember 1986 yang sekaligus dilakukan

regenerasi kepengurusannya.

Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra didirikan pada tahun 1940,

sekembalinya Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie dari menuntut ulmu

di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1939, pada saat itu al-Marhum al-

Magfurrlah K.H. Noer Alie mendirikan Pondok Pesantren Salafiatau lebih

tepatnya disebut dengan pesantren tradisisonal. Sebagian besar murid Al-

Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie adalah merupakan pelimpahan dari

K.H. Zainuddin Asahan, hal iu terjadi karena K.H.Zainuddin Asahan kembali

pulang ke Sumatra, sehingga murid-muridnya yang berasal dari Sumatra ikut

bersama beliau ke Sumatra, sedangkan sebagian lagi murid-muridnya yang

berasal dari Jawa, beliau anjurkan untuk melanjutkanpendididkannya ke Al-

23

Page 32: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

24

Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie untuk belajar ilmu agama secara

tradisisonal.

Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie kemudian mendirikan

bangunan madrasah dengan uang hasil sumbangan yang beliau dapat dasi hasil

zariah masyarakat, namun beliau sempat bangun madrasah. Pada tahun 1942

meletuslah perang dunia ke-1, sehingga uang yang telah berhasil beliau

kumpulkan tadi, akhirnya beliau pergunakan untuk membeli senjata,

sedangkan murid-muridnya ikut bersama beliau menjadi pejuang

kemerdekaan. Sejak itu peran Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie

adalah sebagai pejuang, dan ketika Indonesia merdeka Al-Marhum al-

Magfurlah K.H. Noer Alie menjadi anggota Konstituante.

Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie merintis

Sekolah Rakyat Islam (SRI) sambil beliau menyiapkan kader-kadernya

dengan cara mengirimkan murid-muridnya pergi belajar keluar daerah seperti

ke Bandung dan Yogyakarta dan Pondok Modern Gontor. Di antara murid-

muridnya yang beliau kirim adalah Ustadzah Sholehah Noer, BA yang tidak

lain adalah putrid beliau sendiri yang beliau kirim pergi belajar ke

Yogyakarta.

Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer lie mendirikan

sebuah yayasan yang bernama Yayasan Pembangunan Pemeliharaan dan

Pertolongan Islam yang disebut dengan Yayasan P3. Inisiatif mendirikan

yayasan tersebut adalah dilator belakngi karena habisnya kampung beliau

akibat dibakar habis oleh Belanda yang ketika itu meninggalkan korban jiwa

serta janda-janda dan para anak yatim yang tak berdosa. Oleh belliau kampung

tesebut beliau bangun kembali. Setelah kampung tersebut dibangun kembali,

banyak anak yatim dan para janda-janda yang dipelihara oleh yayasan

tersebut. Pada saat itu al-Marhum al-Magfurklah K.H. Noer Alie melakukan

pembangunan fisik serta pembangunan ilmu dengan berusaha mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan dan melakuakn usaha-usaha bidang social

kemasyarakatan dan kesejahteraan ummat terhadap masyarakat kampung yang

pada saat itu bernaman kampung Oejung Malang. Untuk mengkordinasikan

Page 33: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

25

kegiatan inilah beliau membentuk sebuah panitia Pembangunan

Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam yang disebut Yayasn P3. Pada 1956 Al-

Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie membangun sebuah masjid yang diberi

nama Masjid Jami At-Taqwa.

Pada tahun 1962 Al-Marhum al-Magfurlah K.H.Noer Alie kembali

membangun Madrasah Menengah At-Taqwa (MMA) yang sempat berhenti

akibat beliau berjuang untuk mengusir penjajahdari tanah air yang didirikan

lama masa pendidikan selama enam tahun. Hal itu terjadi pada saat

masyarakat Oejung Malang belum bisa sepenuhnya menerima keberadaan

madrasah yang dirasakan masih terbilang baru untuk kondisi saat itu.

Pada tahun 1965 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie mendirikan

nadrasah al-Baqiyatussolihat yang sekarang namanya dirubah menjadi

Pondok Pesantren At-Taqwa Putri. Ketika itu kader-kader yang beliau kirim

untuk belajar diluar daerah telah kembali pulang untuk mengamalkan ilmu

yang telah mereka dapat selama mereka belajar di luar daerah. Orang yag

pertama kali diangkat untuk menjadi jepala sekolah untuk madrasah Al-

Baqiyatussolihat ini adalah Al-Ustadz Tajuddin Marzuki.

Kini Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra termasuk Pondok Pesantren

Modern di kabupaten Bekasi sebab telah memakai system klasikal. Sistem

klasikal ini dikembangkan sejak tahun 1962 untuk putra dan pada than 1964

untuk putri.

Pada saat ini Pondok Pesantren At- Taqwa terdiri dari tingkat Tsanawiyah,

Aliyah, Pesantern Tinggi At-taqwa (PTA) dan Sekolah Tinggi Agama Islam

At-taqwa (STAI-A).

Ketokohan K.H Noer Alie diakui oleh dunia internasional dan nasional.

Dipanggung nasional beliau mendaptkan anugrah sebagai pahlawan Nasional

& Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono

dengan KEPPRES RI. NO. 085 /TKTAHUN 2006 yang diresmikan pada

tanggal 10 November 2006.

Page 34: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

26

2. Letak Geografis Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra

Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra di kampung Ujungharapan desa

Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut: ( 1 ) Sebelah Barat berbatasan dengan

kelurahan Kaliabang Tengah Kota Bekasi Barat; ( 2 ) Sebelah Timur

berbatasan dengan perumahan Babelan Indah Desa Kebalen; ( 3 ) Sebelah

Selatan berbatasan dengan perumahan Wisma Asri Keluahan Teluk Pucung

Bekasi Utara; ( 4 ) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babelan Kota.

Saat ini Pondok Pesantren At-taqwa beralamat di Jl. K.H. Noer Alie

Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Po.Box.

134 kode pos 17612 Propinsi Jawa Barat.

3. Sarana dan Prasarana Pondok Pessantren At-Taqwa Pusat Putra

Prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan

dalam pendidikan. Prasarana pendidikan adalah merupakan suatu tindakan /

benda yang sengaja disediakan untuk meempermudah pencapaian tujuan

pendidikan.

Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra dilengkapi dengan pra sarana yang

cukup baik antara lain dari gedung sekolah, asrama, masjid, aula serbaguna,

perpustakaan, laboratorium berstandar nasional, di samping olah raga lainnya.

Yang kesemuanya adalah merupakan gedung permanen yang terdiri di atas

tanah seluas 11 hektar persegi. Secara lengkap pra sarana yang ada di Pondok

Pesantren At-taqwa pusat putra dapat pada tabel 1 berikut ini.

Page 35: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

27

Tabel 02

Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi

NO JENIS JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Luas Area Tanah Pesantren

Gedung Sekolah

Asrama Santri

Masjid

Aula Serba Guna

Gedung Pusat Kegiatan Belajar

Ruang Perpustakaan

Laboratorium Bahasa, IPA, Komputer

Ruang Sanggar Kaligrafi

Sarana Olahraga

Ruang Kantor Guru dan Ruang Kantor PPA

Kantin dan Koperasi Pelajar

Dapur

Perumahan Guru Pengasuh Pesantren

Kamar Mandi

WC

Rumah Pimpinan Umum Pondok Pesantren

Ruang Tata Usaha

11 Hektar

3 Buah

4 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Buah

4 Buah

1 Buah

4 Buah

5 Buah

2 Buah

2 Buah

2 Buah

Banyak

Banyak

1 Buah

2 Buah

4. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra

Visi, Misi, dan Tujuan merupakan gambaran cita-cita yang diwujudkan

oleh pendiri Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra yakni Al-Marhum al-

Magfurlah Bapak K.H. Noer Alie melalui semua kegiatannya.

a. Visi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Visi ini diformulasikan dalam kalimat singkat yaitu “Membentuk

manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh”.

Page 36: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

28

b. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Misi merupakan kerja sehari-hari seluruh lapisan pengurus Pondok

Pesantren At-taqwa pusat putra dalam mencapai visinya. Dari misi

tersebut akan terlihat apa kegiatan yang dilaksanakan untuk membentuk

manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh.

Misi Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah “Membina,

mengembangkan dan memelihara masyarakat madani yang ikhlas,

berdzikir dan beramal saleh melalui pendidikan, dakwah kegiatan

ekonomi dan social, dalam menuju baldatun thayyibatun warobbun

ghofur”.

c. Tujuan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra

Tujuan pendidikan Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah

sebagai berikut:

1) Menjadikan insan yang bertaqwa kepada Allah SWT beramal

shaleh,. Berbudi luhur, dapat bekerja di dunia dengan baik dan

menuai pahala di akhirat kelak.

2) Membantu Pemerintah dalam usaha mencerdaskan bangsa.

3) Mendidik Siswa agar ber-akhlaq al-karimah dan berilmu

pengetahuan.

4) Mempersiapkan siswa agar bisa dan mampu hidup di tengah-

tengah masyarakat.

5) Mempersiapkan siswa agar bisa melanjutkan study keperguruan

tinggi, baik dalam maupun luar negeri.

6) Mengenbangkan minat dan bakat siswa dalam berbagai bidang:

Tahsinul Qiro`ah, Al-Qur`an, Tahfidzul Qur`an dan Al-hadits,

qiro`ah al-kutub, tahfidz al-fiyah, pidato tiga bahasa, darama,

organisasi, olahraga, dan lain-lain.

Page 37: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

29

5. Keadaan Guru, Tata Usaha, Pegawai Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putra

a. Keadaan Guru

Untuk mendukung kualitas pendidikan dan pengajaran di Pondok

Pesantren Attaqwa Pusat Putra . Pelaksana pendidikan di Pondok

Pesantren Attaqwa Pusat Putra diasuh dan dibimbing oleh tenaga pengajar

yang berpendidikan S.1 dan S.2 baik didalam negeri seperti UIN, IPB,

STAISA, LIPIA, UNISMA, UNJ, STAIA, UIJ, PTA, UNINUS, maupun

luar negeri seperti al-Azhar Cairo, Damascus Syiria, Islamabad Pakistan,

Pesantren Tinggi Makkah al-Mukarromah, dan lain-lain yang

berpengalaman dan kompeten di bidang pendidikan.

Jumlah seluruh guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa

Pusat Putra berjumlah sekitar Enam Puluh Tujuh Guru yang terbagi dalam

tiongkat madrasah Tsanawiyah dan Tingkat Madrasah Aliyah. Mereka

adalah para guru senior dan guru yunior yang relefan dengan bidang

keilmuannya dan mayorutas berlatar belakang pendidikan Sarjana Strata

Satu.

Secara lengkap jumlah guru yang mengajar di Pondok Pesantren

Attaqwa Pusat Putra untuk tingkat Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah dapat diliha pada tabel 2 dan 3 berikut ini

Tabel 03

Data Personil Guru

MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia

STATUS

NO

NAMA LENGKAP

PEND. TERAKHIR BK BT TT

MULAI

TUGAS

1. K.H. Nurul Anwar, Lc S1 Damascus Univ. √ 1983

2. K.H. A. Rosidi. HS KMI Gontor √ 1985

3. K.H. M. Nashir Ps. Tinggi √ 1989

4. K.H. Nawawie. Hsy UIC Jakarta √ 1989

5. Drs.H. Murdani Najib S1. IAIN Jakarta √ 1994

Page 38: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

30

6. H. Ahmad Masilla, Lc S1 IIU Islamabad √ 1991

7. H. Mukhtar Murikh S1 King Saud Unversity √ 1976

8. Drs. H Mawardi HM S1 al—Aqidah √ 1985

9. Drs. Abu Darda S1 IKIP Jakarta √ 1984

10. A. Zubair Dasuki, S.Ag S1 STAI √ 1990

11. Nasruddin nasir, S.Ag PTA/ SI UNISMA √ 1994

12. M. Dzunuroin, S.Ag S1 STAIA √ 1991

13. H. Mastur Muhar, Lc S1 IIU Islamabad √ 1992

14. Drs. H. Mahdi HAS S1 Unipta Jakarta √ 1996

15. Drs. Zainal Abidin S1 IKIP Jakarta √ 1991

16. H. Zainuri Hazam Ps. Mekkah √ 1997

17. H. Rojuddin Bashroh, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998

18. H. Shohibul Hidayat, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998

19. Ahmad Fauzan Hadi D3 LIPIA √ 1991

20. H. Asep Sofyan Hariri, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998

21. Hamim Abd. Hamid S.Ag S1 Darul Arqom √ 1992

22. H. Nur Anwar Amien, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998

23. H. Idris Abd. Rahman, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998

24. Ir. Hasanuddin S1 UNJ √ 1999

25. M. Haril Rosyadi, S.Ag S1 STAIA √ 2001

26. Adang Syarifuddin, B. Sc Serjana Muda √ 2002

27. Drs. Abd. Haris SI UNISMA √ 2001

28. Sirojuddin, S.Ag S1 IAIN Bandung √ 2001

29. Drs. M. Subur S1 UNJ √ 2001

30. Drs. Suharso Hadi Surya S1 IKIP Jakarta √ 2002

31. H. Ahmad Fauzi Toha, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 2002

32. Drs Jamhari Majid S1 UNINUS Bandung √ 2002

33. M. Irfan Zaki S1 STAIA √ 2002

34. H. Ahmad Zaini, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 2003

35. H. Hasbiallah H, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 2003

Page 39: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

31

36. Mirwan Nijan S1 STAIA √ 2003

37. Ahmad Syafiuddin, S.Th.I IAIN Jogjakarta √ 2005

38. Ahmad Sofyan, S.Sos IAIN Jogjakarta √ 2005

39. Abd. Muiz Muhasyim PTA √ 2004

Di Pondok Pesantren At-taqwa Putra terdapat dua orang guru asuh

yang tinggal di Pondok Pesantren At-taqwa Putra yang sehari-harinya

membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan

yng dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan

Pelajar At-taqwa yang disingkat dengan PPA. Mereka adalah H. Rojuddin

Bashroh, Lc dan Nasruddin nasir, S.Ag yang kedua-duanya telah

berkeluarga.

b. Tata Usaha dan Pegawai

Jumlah tata usah (TU) di Pondok Pesantren At-taqwa Putra sebanyak

delapan orang. Mereka terbagi kepada tata usaha (TU) Madrasah

Tsanawiyah serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah, masing-masing tata

usah (TU) terdiri dari tata usah administrasi guru, tata usaha keuangan

serta tata usaha kesiswaan. Sedang untuk jumlah pegawai yanga bekerja di

Pondok Pesantren At-taqwa Putra berjumalah sekitar sepuluh orang1

Antara lain mereka terdiri dari lima orang laki-laki, lima orang wanita,

mereka tersebut adalah ibu Nisa, ibu Baot, ibu Seni, dan Ahfas. Yayat dan

Nanang Mereka semua kecuali Yayat dan Nanang setiap hari bekerja

sebagai tukang masak didapur umum yang terletak dibelakang asrama

santri. Adapun tugas mereka sehari-hari adalah menyiapkan makan siang,

dan makan malam untuk para santri serta para guru yang tingggal di

asrama setiap hari, sedangkan Yayat dan Nanang bekerja sebagai pelayan

di kantor Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah At-taqwa Putra.

Secara lengkap untuk nama-nam tata usaha (TU) Madrasah Tsanawiyah

serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah dapat dilihat pada tabel 4 dan 5

berikut ini

1KH,Nurul Anwar. Lc, Wawancara Pribadi,

Page 40: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

32

Tabel 04

Data Personil Tata Usaha

MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia

NO NAMA JABATAN

1. Hamim Abd. Hamid S.Ag Kepala Tata Usah

2. Mirwan Nijan Tata Usaha Keuangan

3. Abd. Muiz Muhasyim Tata Usaha Kesiswaan

4. M. Irfan Zaki Tata Usaha Administrasi Guru

Di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra terdapat dua orang guru asuh

yang tinggal di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra yang sehari-harinya

membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan

yang dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan

Pelajar Attaqwa (PPA). Mereka adalah H. Rojuddin Bashroh, Lc dan

Nasruddin Natsir, S.Ag yang keduanya telah berkeluarga.

6. Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra

Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra adalah Yayasan

At-Taqwa membawahi Pondok Pesantren At-taqwa Putra yang dipimpin

oleh seorang pimpinan umum, kemudian pimpinan umum membawahi

wakil pimpinan umum, kemudian membawahi pengasuh pondok pesantren,

kemudian kepala Madrasah Tsanawiyah yang di pimpin oleh seorang kepala

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang dipimpin oleh seorang

kepala Madrasah Aliyah yang masing-masing membawahi bidang yang ada

pada masing-masing tingkatan. Berikut ini secara lengkap struktur

organisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra.

Pimpinan Yayasan At-Taqwa : K.H. M. Amin Noer, MA.

Pimpinan Pondok Putra : K.H. Nurul Anwar, Lc.

Wakil Pimpinan Pondok Putra : K.H. A. Rosyidi. HS.

Pengasuh Pondok Putra : H. Rojuddin Bashroh, Lc.

: Nasruddin Natsir, S. Ag.

Kepala Madrasah Aliyah : H. Ahmad Masilla, Lc.

Page 41: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

33

Sedangkan untuk struktur organisasi struktur organisasi Madrasah Aliyah

dapat dilihat pada bagan 01 berikut di bawah ini:

Bagan Struktur Organisasi

MA. At-taqwa Putra Ujungharapan Bahagia

Kepala Madrasah

Ahmad Masilla

BP3

Tata Usaha

Hamim Abd. Hamid

Bid. Kurikulum

Asep Sopyan H

Bid. Kesiswaan

Rojuddin Bashroh

Bid. BP/BK H. Nur Anwar Amin, Lc

Bid. Humas

M.Dzunuroin

Wali Kelas/Guru-guru

OSIS

SISWA

Page 42: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

34

B. Pelaksanaan Pendidikan Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

1. Sistem Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Sistem pendidikan yang diterapkan serta dikembangkan di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah merupakan sistem kelasikal. 2

dengan

menggunakan meja, kursi, papan tulis, dan peralatan lainnya sebagai sarana

belajar serta dilengkapi dengan sebuah perpustakaan sebagai salah satu

sumber belajar. Pendidikan formal dengan bentuk madrasah yang merupakan

pengadopsian dari pola dan sistem pembelajaran dan sistem moderen telah

dikembangkan Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera sejak tahun 1962

sehingga kelak lulusan Pondok Pesantren At-Tqwa Pusat Putera dapat

memenuhi kebutuhan fagmatis masyarakat serta memiliki ijzh. Saat ini

pendidikan yang dikembangkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

adalah madrasah model terpadu yang menggabungkan antara pendidikan

umum dan pendidikan agama kedalam kurikulum pendidikan madrasah serta

ditambah dengan keterampilan.

Madrasah yang diselenggarakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera terdiri dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan jenjang

melalui kelas satu Tsanawiyah sampai kelas tiga Aliyah dengan masa studi

pendidikan masing-masing tiga tahun.

Sedangkan tujuan pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

pada dasarnya sama dengan sama dengan tujuan pemdidikan seluruh model

pendidikan islam baik itu di pesantren, sekolah islam dan pendidikan agama di

sekolah umum yaitu membentuk pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak

mulia mulia, cerdas dan terampil. Tujuan pendidikan di pondok pesantren

attaqwa pusat putera adalah mencetajk orang-orang yang beriman, bertaqwa

dan berakhlakul karimah serta berilmu, hal ini berdasarkan firman Allah yang

artinya :

“Allah akan mengangkat beberapa derajat dari antara kamu yang

beriman dan berilmu pengetahuan” (Q,S, Al-Mujadalah /58/11)

2Nurul Anwar, Pimpinan Umum Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera, Wawancara

Pribadi, ( Ujung harapan 25 Agustus 2008)

Page 43: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

35

Di dalam ayat tersebut Allah SWT mengangkat iman, taqwa dan

berakhlakul karimah menjadi suatu paket yang kemudian baru ilmu, selain itu

terjadinya krisis moral para pelajar yang bersekolah di sekolah umum saat ini

seperti krisis moral para Sekolah Tehnik Menengah (STM) adalah disebabkan

oleh karena otak mereka hanya di isi oleh ilmu pengetahuan saja, tidak di isi

dengan iman, taqwa sertaakhlakul karimah sehingga tidak jarang terjadinya

tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar tersebut seperti suka

berkelahi, tawuran pelajar yang diakibatkan karena kirangnya pendidikan

agama yang diberikan di sekolah mereka. Padahal tujuan pendidikan agama

adalah pembentukan pribadi siswa danmenghiasinya dengan sikap-sikap

mulia.

Berikut ini penulis sajikan pendapat santri pondok pesantren attaqwa pusat

putera berkaitan dengan sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok

pesantern attaqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Table 05

Sistem Pendidikan Agama

Pondok pesantren attaqwa pusat putera

No soal Piihan Frekuensi Prosentase

1 a. sangat baik

b. baik

c. kurang baik

d. tidak baik

9

32

9

0

18 %

64 %

18 %

0 %

Jumlah 50 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 18% responden

menyatakan bahwa sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok

pesantren attaqwa pusat putera adalah sangat baik sedangkan sebanyak 645

responden menyatakan baik, sedangkan 18% responden menyatakan kurang

baik, sedangkan responden yang menyatakan sisytem pendidikan tidak baik

tidak ada.

Page 44: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

36

2. Kurikulum Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-taqwa

Kurikulum pendidikan agama ialah bahan-bahan pendidikan agama berupa

kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis

diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

agama, atau dengan kalimat yang sederhana “kurikulum pendidikan agama

adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalaman-

pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis yang diberikan oleh

pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai pendidikan agama.3

Kurikulum agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat

putera adalah kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini

kurikulum agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mengikuti

kurikulum departemen agama tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum

Al-Azhar Kairo Mesir. Kedua kurikulum tersebut di kombinasikan serta di

padukan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara bersamaan tanpa

ada perbedaan waktu dalam memberikan materi pelajaran, sehingga lulusan

(alumni) dari pondok pesantren at-taqwa pusat putera kelak akan memiliki dua

ijazah yaitu ijazah yang dikeluarkan oleh pondok pesantren at-taqwa pusat

putera (Syahadah) serta ijazah yang dikeluarkan oleh pemerintah (ijazah

negri), keberadaan ijazah tersebut telah diakui statusnya baik diluar negri

maupun didalam negri. Dengan demikian para santri pondok pesantren at-

taqwa pusat pitera yang kelak telah selesai mengikuti pendidikan dan

kemudian ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi

mereka dapat masuk keperguruan tinggi yang mereka inginkan baik yang

beerada didalam negri maupun yang berada diluar negri dengan adanya kedua

ijazah tersebut.

Selain itu pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa

pusat putera saat ini sangat ditekankan kepada madrasah Aliyah keagamaan

(MAK) ini 90% merupakan materi pelajaran agama dari kurikulum depag dan

pondok, dan 10% materi pelajaran umum.

3Zuhairini. Methodik Pendidikan Khusus Agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983), h. 59

Page 45: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

37

Jika pelaksanaan pendidikan agama yang diterapkan di jurusan madrasah

aliyah keagamaan (MAK) berhasil, maka pendidikan agama dijureusan lain

seperti jurusan IPA dan IPS akan berhasil, sebaliknya jika pendidikan agama

yang diterapkan di madarasah aliyah keagamaan (MAK) gagal, maka

kemungkinan akan gagal pula pelaksanaan pendidikan agama dijurusan lain.

Sebab siswa-siswa dimadrasah aliyah keagamaan (MAK) adalah merupakan

siswa-siswa pilihan yang dipilih secara selektif serta memiliki kemampuan

berkomunikasi berbaha arab yang cukup baik sedangkan para guru yang

mengajar di madrasah aliyah keagamaan (MAK) merupakan para guru yang

memiliki keahlian pada bidangnya masing-masing dimana sebagian mereka

memiliki kemampuan berkomunikasi dengan berbahasa Arab yang cukup baik

yang selalu mereka tekankan ketika mereka sedang mengajar dikelas, atau

ketika sedang berada diluar kelas.

Berikut ini penulis sajikan pendapat para santri pondok pesantren at-taqwa

pusat putera berkaitan dengan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di

pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Table 06

Kurikulum Pendidikan Agama yang digunakan

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No soal Pilihan Frekuensi Prosentase

2

a. sangat baik

b. baik

c. kurang baik

d. tidak baik

13

27

10

0

26%

54%

20%

0%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 26% responden

menyatakan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera adalah sangat baik, sedangkan sebanyak 54%

responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 20% responden menyatakan

kurang baik, sedangkan responden yang menyatakan kurikulum pendidikan

Page 46: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

38

agama yang di gunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak baik

tidak ada.

Sedangkan materi yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat

putera tidak berbeda halnunya dengan materi pendidikan agama yang

diberikan di pondo-pondok pesantren lain yang mencakup 12 macam disiplin

keilmuan : nahwu, balaghah, tauhid, fiqih, usul fiqih, qawaid fikhiyah, tafsir,

hadis,musthalah hasdis, tasawuf, dan mantik. Atau pada materi pelajaran

agama yang terdapat disekolah umum yang mata pelajarannya melingkupi

keimanan/tauhid, ibadah/fikih, akhlak, sejarah islam, tafsir hadis. Sedangkan

materi agama yang diberikan kepada santri saat berlangsungnya proses

pembelajaran pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera

sangat variatif dan cukup padat, mereka terdiri dari tiga kelompok yaitu :

a. Kelompok ilmu-ilmu pokok antara lain : Al-qur’an, tajwid, tafsir,

hadis, ulumul hadis, aqidah akhlak, tasawuf, fikih, usil fikih

b. Kelompok ilmu-ilmu bahasa seperti : Bahasa Arab, nahwu, sharaf,

balaghah, arud

c. Kelompok ilmu-ilmu kesantrian yang berkaitan dengan ilmu-ilmu

kemasyarakatan seperti : Belajar memimpin tahlil, belajar memimpin

maulid, belajar memimpin ratib al-hadad, belajar berceramah, belajar

memandikan janazah, belajar menshalatkan janazah, belajar membaca

rawi serta ilmu-ilmu kesantrian lainnya.

Berikut ini materi pendidikan agama yang diberikan untuk tingkat

madrasah aliyah at-taqwa pusat putera ujung harapan bahagia bekasi.

a. Nahwu Sharaf

Istilah nahwu sharaf ini mungkin bisa diartikan sebagai gramatika

bahasa Arab. Di pondok pesantren at-taqwa pusat piutera para santri

mengaji dan mempelajari kitab-kitab yang biasa dipakai di pondok

pesantren lainnya, seperti ajurmiyah dan syarah muhktasar jiddan al-ilmu

jurmiyah karya Ibnu Malik, para santri juga mempelajari kitab imrithi

(syarah imrithi , alfiyah fi nahwi wa sharaf karya Muhammad Bin

Page 47: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

39

Abdullah Bin Malik yang diterbitkan oleh Sirkatu bungkul Indah,

Surabaya serta dari buku nahwu wadlih.

Di pobdok pesantren at-taqwa pusat putera selain mendapat pelajaran

nahwu, para santri juga mendapat mata pelajaran sharaf yang mempelajari

tentang perubahan kata (kalimat) dalam gramatika Bahasa Arab. Mereka

mempelajari sharaf antara lain dari kitab hallu maqshud min najmil

maqshud, diterbitkan Darul Hayail Kutub, Indonesia serta dari buku

amsilat-u’l tashrifiyat dan bina.

b. Fikih Ushul Fikih

Fikih merupakan salah satu materi pokok yang sangat di tekankan di

pondok pesantren at-taqwa pusat putera. Besarnya perhatian terhadap

fikih, barangkali disebabkan oleh karena fikihlah diantara cabang ilmu

agama islam dianggap paling penting. Fikih mengandung berbagai

implikasi kongkrit terhadap prilaku keseharian individu maupun

masyarakat. Fikihlah yang mengataur tentang hal-hal yang dilarang

maupun tindakan yang dianjurkan oleh sebab itu, fikih merupakan inti

pendidikan pondok pesantren, kendatipun juga mengajarkan garamatika

bahasa arab, Ilmu tauhid, akhlak dan lain-lain

Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera materi fikih diawali dari

kitab matn al-qarib yaitu suatu kitab fikih yang paling standar di

pesantren-pesantren, matan itu diberi syarah dalam kitab fathul qarib

majid juga sebuah kitan yang sangat standar di pesantren-pesantren karya

Ahmad Bin Husain as-Syahir, selain itu para santri juga mempelajari kitab

fath al-m’in fi syarhi fath al-mu’in karangan Zainuddin Bin Abdul Aziz

Asyraq terbitan karya Toha Pitera, Semarang. Selain itu materi fikih

diambil kitab kifayat-u’l-akhyar fi halli’ ghayatil ikhtisor karngan imam

nafiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad terbitan Darul kutub arobiyah,

Indonesia. Serta diambil pula dari kitab mabadi fikhiyah dan fiqh-u’l-

wadhi damn mukhtasor safi ala’ matan kafi. Selain itu para santri juga

mempelajari kitab sullam-u’l taufiq karangan Syaikh Muhammad Nawawi

Page 48: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

40

terbitan Darul Hayail Kutub Arobiyah, Indonesia. Selain itu menggunakan

kitab-kitab klasik, materi fikih juga diberikan dengan menggunakan buku-

buku fikih antara lain : fikih karangan Amir abyan MA, dkk, fikih terbitan

Depag RI Direktorat Jendral pembinaan kelembagaan agama Islam tahun

2001, serta buku-buku fikih lainnya.

c. Tauhid

Tauhid (aqidah) merupakan materi pelajaran yang berkaitan dengan

segala halyang bertalian dengan kepercayaan dan keyakinan seorang

muslim, di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mata pelajaran tauhid

di berikan dengan mengambil materi dari kitab husn-u’lhamidiyah

karangan Husain affandi Torobusuni terbitan al-Hidayah Surabaya yang

berisi tentang sendi-sendi paling pokok dalam ajaran Islam yaitu simpul-

simpul kepercayaan kemahaesaan Tuhan dan pokok-pokok ajaran Islam.

d. Tasawuf Aqidah Akhlak

Dalam bidang tasawuf, kitab yang dipelajari antara lain risalat-u’l

mu’awanah wa’l muazharah karangan abdullah Bin alawi Bin haddad

Husain terbitan Alawiyah Surabaya serta dari kitab bidayat-u’l-hidayah

karangan Muhammad Nwawi Jam’I yang diterbitkan oleh Darul kutuil

Islam. Selain terdapat pula kitab yang dipelajari yaitu kitab ta’lim

muta’lim dan kitab ihya ulumuddin,serta dari buku izhotunnasiin

karangan Syekh Mustofa.

Di pondok pesantren at-taqwa pusat pitera selain diberikan pelajaran

tasawuf para santri juga diberikan mata pelajaran aqidah akhlak yang

materi pelajarannya diambil dari buku-buku terbitan Depag RI Direktorat

Jendral Pembinaan Agama Islam, serta dari buku karangan Mulyadi dan

Masan Al-fath terbitan PT karya Toha Putera semarang.

Page 49: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

41

e. Tafsir

Tafsir yang dikaji dan dipelajari di pondok pesantren at-taqwa pusat

putera adalah kitab yang cukup terkenal yaitu tafsir jalalain karangan dua

imam yaitu imam Al-jalalain dan imam Jalaluddin As-Suyuthi, selain itu

terdapat juga kitab tafsir ayatul ahkam minal qur’an karangan Muhammad

Ali Sobuni terbitan Makkah al-Mukarramah.

f. Al-qur’an-Hadis dan Hadis

Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera buku yang digunakan untuk

materi Al-qur’an-hadis antara lain terdiri dari : Buku al-qur’an-hadis

terbitan Depag Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan

Pengembangan Agama Islam. Selain itu terdapat pula al-qur’an-hadis

karangan Muhammad Mastna, MA. Sedangkan untuk mata pelajaran hadis

materinya diambil dari sebuah kitab hadis yang cukup populer yaitu

bulugul marram min adilati ahkam.

Selain al-qur’an-hadis, di pondok pesantren at-taqwa pusat putera para

santri juga diberikan pelajaran ulumul hadis yang materinya diambil dari

kitab bernama mihnatul mugis fi-ilmi musthalahul hadis karangan Hafiz

Hasan Mas’ud serta mengambil buku dari ulumul hadis terbitan Depag

Derektorat Jendral Pembinaan Agama Islam.

g. Bahasa Arab

Dibidang bahasa arab para santri mempelajari buku-buku bahasa Arab

terbitan Depag Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam, serta

buku-buku pelajaran bahasa Arab karangan Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA,

dkk, terbitan PT. Hikmah Syahid Indah. Para santri juga mempelajari

buku-buku pelajaran bahasa Arab yang bernama qira’at-tur-

rasidhah,karangan Abdul Fatah Sobari dan Ali Umar, terbitan Sankopuroh

Jeddah

Page 50: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

42

h. Faroid

Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mata pelajaran paroid

diajarkan dengan mengambil dari kitab matan rohbiyah fi ilmi faroidl wal

miros, karangan Abdullah Muhammad Bin Ali Muhammad Bin Hasan

Rohbi, terbitan Sirkatu Bungkul Indah, selain itu para santri juga

mempelajari kitab hassiyah karangn Syeikh Muhammad Umar bakri

Syafi’I terbitan Toha Putra Semarang.

i. Tarikh Tasyri-Sejarah kebudayaan Islam (SKI)

Materi pelajaran Tarikh Tasyuri di berikan dipondok pesantren at-

taqwa pusat putera yang materi pelajarannya diambil dari kitab

khulasohtarikh tasyri islami karangan Abdul Wahhab Khalaf, terbitan

Universitas Kairo yang berisi tentang ringkasan perkembangan sejarah

pembentukan perundang-undangan Islam.

Selain materi pelajaran tarikh tasyri para santrri di pondok pesantren

at-taqwa pusat putera juga mendapat mata pelajaran sejarah kebidayaan

islam (SKI) yang materi pelajarannya diambil dari buku-buku terbitan

Depag RI serta dari buku karangan Chotibul Umam, dan Abidin Nawawi,

terbitan menara Kudus Jawa Tengah.

j. Balaghah

Mata pelajaran Balaghah di pondok pesantren at-taqwa pusat putera di

berikan dengan menggunakan kitab al-balaghah al-wadihah karangan Ali

Al- jariq dan Musthafa Amin, terbitan darul Ma’arif, Mesir. Selain itu

materi pelajaran balaghah diambil dari kitab qawaid al-lughatul arabiyah.

k. Mantik

Mantik merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera, pelajaran mantik (logika) di berikan

dengan menggunakan buku ilmu mantik karangan Syikh K.H. Noer Ali

pendiri pondok pesantren at-taqwa pusat putera.

Page 51: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

43

l. Ulumul qur’an

Mata pelajaran ulumul qur’an yang di berikan di pondok pesantren at-

taqwa pusat putera. Materinya diambil dari kitab mabahis ulumul qaur’an

karangan Manna al Qathan.

m. Ilimu Da’wah

Sebagai bekal santri ketika tamat belajar di pondok pesantren at-taqwa

pusat putera dalam bidang da’wah di masyarakat para santri diberikan

ilmu da’wah yang materi pelajarnnya diambil dari kitab Usul da’wah,

karangan Dr. Abdul Karim Jaydan terbitan Unipersitas Islam Madinah al-

Mukarramah.

n. Adyan

Mata pelajaran adyan diberikan di pondok pesantren at-taqwa pusat

putera yang materinya diambil dari kitab adyan karangan Mahmud yunus

terbitan Sa’adiyah putera Jakarta.

o. Ma’hadiyah

Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera selain di bekali ilmu-ilmu

agama para santri juga di berikan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan yang

di kenal dengan istilah ma’hadiyah yaitu pelajaran yang berkaitan dengan

ilmu-ilmu kemasyarakatan seperti belajar memimpin ratibul hadad,

membaca maulid dan lain sebagainya. Materi ma’hadiyah diambil dari

kitab majmu sembilah hutbah, karangan Syeikh Ahmad Rifkiyah, terbitan

sirkatu Tohiriyah, Unnasr.

p. Ilmu Falak

Mata pelajaran ilmu falak materinya dari buku ilmu falak yang

berjudul hisab awal bulan, karangan Sa’aduddin Djambek, terbitan Tinta

Mas jakarta 1976 cetakan pertama, di pondok pesantrn at-taqwa puat

putera pelajaran ilmu falak diberikan diberikan dengan maksud agar para

Page 52: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

44

santri nantinya tampil dalam menentukan awal ramadhan, idul fitri,

pergantian tahun dan lain sebagainya

Para santri di pondok pesantren at-taqwa pusat putera di harapkan

mampu menguasai seluruh materi pelajaran yang di berikan dan mampu

mengoptimalkan penguasaan materi tersebut dalam asfek afektif dan

psikomotor.

Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa

pusat putera berkaitan dengan materi pendidikan agama yang diajarkan di

pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Table 07

Tingkat Kesukaran Materi Pendidikan Agama

Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera

No soal pilihan Frekuensi Prosentase

3

a. Sangat mudah

b. Sangat sukar

c. Biasa-biasa saja

d. Ada yang mudah ada

yang sikar

0

3

1

46

0%

6%

1%

92%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 6% responden

menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera adalah sangat sukar, sedangkan sebanyak 2%

responden menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan sebanyak 92% responden

mrnyatakan ada yang mudah dan ada yang sukar, sedangkan responden yang

menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera sangat mudah tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera

berkaitan dengan tingkat kegemaran santri terhadap materi-materi pendidikan

agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Page 53: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

45

Table 08

Tingkat Kegemaran Santri terhadap Materi-materi Pendidikan

Agama di Pondok Pesantren At-taqwa pusat putera

No soal Pilihan Frekuensi Prosentase

4

a. Suka sekali

b. Suka

c. Biasa-biasa saja

d. Tidak suka

11

32

7

0

22%

64%

14%

0%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 22% responden

menyatakan suka sekali terhadap materi-materi pendidikan agama yang

diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sedangkan sebanyak

64% responden menyatakan suka, dan sebanyak 14% menyatakan biasa-biasa

saja, sedangkan responden yang menyatakan tidak suka terhadap materi

pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera

tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putra

berkaitan dengan jumlah materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 09

Tanggapan Santri Terhadap Jumlah Materi Pendidikan Agama yang

diajarkan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera

No

Soal

Pilihan

Frekuensi

Prosentase

5

a. Terlalu banyak

b. Banyak

c. Sedang

d. Sedikit

21

24

5

0

42%

48%

10%

0%

Jumlah 50 100%

Page 54: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

46

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 42% responden

menyatakan jumlah materi materi pendidikan yang diajarkan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera terlalu banyak, sedangakan sebanyak 48%

responden menyatakan banyak, sedangkan sebanyak 10% responden

menyatakan sedang, sedangkan responden yang menyatakan jumlah materi

pendidikan agama yng diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera

sedikit tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri Pondok pesantren at-taqwa pusat putera

berkaitan dengan dampak beban materi pendidikan agama terhadap aktivitas

kegiatan sehari-hari mereka dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini

Table 10

Dampak Beban Materi Pendidikan Agama Terhadap Aktivitas

Sehari-hari Santri di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera

No soal pilihan Frekuensi Prosentase

6

a. Sangat membebani

b. Membebani

c. Tidak membebani

d. Kadangmembebani

kadang tidak

membebani

1

11

15

23

2%

22%

30%

46%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 2% responden

menyatakan dampak pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren

at-taqwa pusat putera terhadap aktivitas sehari-hari santri adalah sangat

membenami, sedangkan sedangkan 22% responden menyatakan membebani,

sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan tidak membebani,

sedangkan sebanyak 46% responden menyatakan dampak beban materi

pendidikan agama terhadap aktivitas sehari-hari santri kadang membenani

kadang tidak membebani.

Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera

berkaitan dengan materi pendidikan agama yang ditekankan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Page 55: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

47

Table 11

Materi Pendidikan Agama yang Ditekankan

Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No soal pilihan Frekuensi Prosentase

7

a. Fikih

b. Al-qur’an

c. Akidah Akhlak

d. Lain-lain

2

28

2

18

4%

56%

4%

36%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden

menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang di tekankan di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera adalah fikih, sedangkan sebanyak 56%

responden menyatakan Al-qur’an , sedanglan 36 responden menyatakan

materi yang ditekankan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah lain-

lain.

Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera

berkaitan dengan kitab-kitab yang dimiliki oleh para santri pondok pesantren

at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Table 12

Kitab-kitab Pendidikan agama yang dimiliki Para santri

Di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera

No soal pilihan Frekuensi Prosentase

8

a. Memiliki semua

b. Memiliki sebagian

c. Tidak memiliki

d. Masa bodoh

12

37

0

1

24%

74%

0%

4%

Jumlah 50 100%

Page 56: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

48

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 24% responden

menyatakan memiliki semua kitab-kitab pendidikan agama yang diajarkan di

pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sedangkan 74% responden

menyatakan memiliki sebagian, sedangkan sebanyak 4% responden

menyatakan masa bodoh, sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kitab-

kitab yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera

berkaitan dengan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi

pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari

tabel dibawah ini.

Table 13

Tingkat Penguasaan Memberikan Materi Pendidikan agama

Di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera

No Soal Pilihan Frekuensi Prosentase

9

a. Baik sekali

b. Baik

c. Cukup baik

d. Kurang baik

14

28

8

0

28%

56%

16%

0%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 28% responden

menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan

agama di Pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah baik sekali,

sedangkan senbanyak 56% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak

16% responden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang

menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan

agama kurang baik tidak ada.

Page 57: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

49

3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera.

Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru-siswa dalam

mewujudkan kegaitan pembelajaran pendidikan agama. Pengertian strategi

dalam hal ini menunjukkan pada karakteristik abstrak perbuatan guru-siswa

dalam peristiwa belajar aktual tertentu.4

Startegi yang berarti “Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus” adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana

pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat dan evaluasi). Dengan kata lain

strategi mengajar adalah taktik yang digunakan dalam melaksanakan / praktek

mengajar di kelas. Nilai guna yang didapat bagi guru adalah agar tercapainya

tujuan melalui kegiatan yang terprogram.5

Strategi pembelajaran pendidikan. Agama yang digunakan di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar tujuan pendidikan agama tercapai yaitu

dengan cara mengejar kurikulum yang telah disepakati yakni kurikulum al-

Azhar Mesir serta kurikulum pemerintah yang merupakan kurikulum Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Selain itu strategi yang diupayakan oleh

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah dengan cara santri

melakukan penghafalan secara sendiri terhadap materi pembelajran yang telah

diberikan, hal ini dimaksudkan agar pelajaran yang telah diberikan oleh para

guru tidak cepat hilang serta tidak cepat lupa, ibarat otak manusia itu

diumpamakan seperti komputer yang dapat menyeimpan file dan file tersebut

tidak akan hilang jika telah disimpan di dalam komputer, dan ketika sewaktu-

waktu file tersebut dibutuhkan, ia dapat dibuka kembali kapanpun jika

diperlukan, maka demikian halnya dengan otak manusia yang dapat

menyimpan banyak memori pelajaran dan mencari pelajaran itu akan akan

tersimpan dengan baik jika telah dihafal. Maka jika jika sewaktu-waktu

memori tersebut diperlukan ia dapat dipanggil kemabali.

4M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-12, h. 22.

5Armai Arief, Pengantar Ilmu dan…, hal. 91

Page 58: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

50

Di Pondok Pesntren At-Taqwa Pusat Putera para santri dibiasakan dengan

diberikan materi pelajaran yang bersifat hafalan seperti menghafal al-fiyah, al-

Qur’an hadis dan materi-materi hafalannya. Selain itu mereka diwajibkan

untuk mengkuti ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pokok bahasa, sedangkan

untuk ta’bir atau pemahaman tentang yang apa yang telah mereka hafal,

sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing santri sesuai tingkat

kemampuan mereka. Sebab jika mereka telah dapat menghafal nateri yang

telah diberikan, mereka akan lebih mudah dalam mehami dan menguasai

materi pelajran yang diberikan.

Strategi lain yang di gunakan di pondok pesantren At-Taqwa pusat putera

adalah dengan cara mendatangkan tenaga baru (Guru) dari luar yang baru

datang dari luar negri. Karena mereka memiliki pengelaman ketika ia belajar

di luar negri, strategi ini bertujuan agar para santri lebih ber semangat serta

lebih giat lagi dalam belajar dan tidak menjadi bosan dalam belajar karena

adanya guru baru tersebut, kehadiran guru baru tersebut setidaknya akan

membawa suasana baru dalam kegiatan dalam pembelajaran pendidikan

agama di Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera. Para guru baru tersebut

tidak lain adalah merupakan alumni Pondok Pesantren At- Taqwa pusat putera

sendiri ketika tamat belajar di pondok pesantren At- Taqwa pusat putera

mereka melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi seperti kuliah di

Luar Negeri antara lain ke Mesir, Malaisia, Sudan serta Negara Timur Tengah

lainnya. Maka ketika mereka menyelesaikan masa studinya dan kembali

pulang ke Indonesia biasanya pihak pengelola Pondok Pesantren At- Taqwa

Pusat Putera mencoba mereka dengan memasukan mereka sebagai tenaga

pengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Pondok

Pesantren At- Taqwa Pusat Putera.

Sedangkan untuk alumni Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera yang

memiliki propesi yang lain di luar propesi guru, seperti menjadi wartawan, dan

lain sebagainya. Biasanya sesekali mereka diundang untuk memberikan

ceramah atau kursus-kursus singkat yang di tujukan kepada para santri di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Hal ini di maksutkan agar para

Page 59: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

51

santri memiliki bekal yang memadai sehinga jika kelak mereka telah lulus dan

kembali kemasyarakat, mereka mempunyai bekal pengetahuan dan

keterampilan yang cukup memadai.

Strategi lain yang digunakan di pondok pesantren At- Taqwa Pusat Putera

yaitu dengan melakukan studi banding ke beberapa Pondok Pesantren di

Indonesia hal ini dimaksutkan agar para santri memiliki wawasan dan

pengalaman yang cukup luas. Selain itu para santri dapat saling bertukar

informasi dan pengalaman demi kemajuan pendidikan yang di cita-citakan.6

Selain itu strategi pembelajaran pendidikan agama yang digunakan di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar materi pembelajaran sampai

ketujuan adalah dengan melalui pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) di

mana santri dituntut memgang peranan dan lebih aktif dalam proses

pembelajaran, dan guru hanya menyediakan atau menciptakan kondisi

pembelajaran santri secara terencana dan baik.

Sedangkan metode pengajaran pendidikan agama yang digunakan dalam

proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera yaitu menggunakan dua bentuk metode (a) Metode Pendidikan

Tradisional, (b) Metode Pendidikan Modern.

a. Metode Pendidikan Tradisional

Metode pendidikan tradisional yaitu merupakan bentuk-bentuk metode

pengajaran yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti

bandongan, sorongan, wetonan, serta metode-metode tradisional lainnya.

Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera metode pengajaran yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama, selama ini

menggunakan metode bandongan di mana pengertian dari metode

bandongan itu sendiri adalah kiai membaca dan memberi makna apa yang

ada dalam kitab kuning, kemudian para santri memberi makna sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh kiai.7

Sedangkan pelaksanaan metode

bandongan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera untuk kelas-kelas

6

Nurul Anwar, Wawancara Pribadi. 7 M. Masyhur Amin dan M. Nasikh Ridwan, K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan Karya

Tulisnya), (Yogyakarta : LKPSM, 1996), Cet. Ke- 1, h. 133.

Page 60: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

52

dasar seperti tingkat Madrasah Tsanawiyah, metode bandongan diberikan

dengan cara guru yang membaca sekaligus memberi makna dari kitab atau

buku pelajaran yang berbahasa Arab, setelah itu kemudian ia terangkan

maksud bacaannya, sedangkan santri hanya memperhatikan kitab/bukunya

sendiri, membuat catatan-catatan (baik arti dan keterangan) tentang kata

atau kalimat yang sulit, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir biasanya

guru melakukan pengetesan (post-test) dengan cara meminta salah seorang

santri untuk membaca kembali pelajaran atau kitab yang telah dipelajari

sebelumnya tadi, Evaluasi di akhir satuan pelajaran ini adalah semacam

alat untuk mengadakan kontrol atau penilaian sampai di mana penguasaan

atau penerimaan murid terhadap pelajaran yang baru saja diberikan.

Sedangkan pelaksanaan metode bandongan untuk tingkat Madrasah Aliyah

khususnya jurusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Adalah dengan

cara santri yang membaca kitab atau buku pelajaran berbahasa Arab,

kemudian menerjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa Indonesia,

Sedangkan guru hanya sebatas menerangkan saja dari apa yang telah

dibaca oleh santri tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena pada malam

sebelumnya santri sudah mempersiapkan terlebih dahulu dengan cara

mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari/diberikan esok hari

dengan bermudzakarah bersama teman-temannya, sedangkan pengertian

mudzakarah itu sendiri adalah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang

secara khusus membahas masalah diniyah seperti ibadah (ritual) dan

aqidah (teologi) serta masalah agama pada umumnya.8

Di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera para santri ketika malam hari melakukan

mudzakarah/berdiskusi yang mereka lakukan dengan cara duduk di depan

asrama masing-masing dengan diawasi oleh para guru asuh yang bertujuan

untuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran untuk esok hari.

b. Metode Pendidikan Modern.

Metode pendidikan modern, yaitu suatu cara penyampaian pelajaran

dengan cara-cara modern. Metode pengajaran pendidikan agama yang

8Armai Arief, Pengantar Ilmu dan…, hal. 157

Page 61: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

No Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

10

a. Sangat menarik

b. Menarik

c. Kurang menarik

d. Membosankan

6

37

5

2

12%

74%

10%

4%

Jumlah 50 100%

53

digunakan oleh para guru yang mengajar pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera saat ini telah memakai metode

pengajaran modern antara lain terdiri dari metode ceramah, metode tanya

jawab, metode diskusi,9

Metode pemberian tugas (resitasi) serta berbagai

macam metode lain yang terdapat dalam teori dan prosedur pendidikan.

Metode-metode ini digunakan secara bervariasi sehingga akan

membangkit” rasa kebosan santri dalam mengikuti pelajaran. Selain itu

penggunaan metode-metode modern tersebut dimaksudkan agar pelajaran-

pelajaran yang sedang diberikan dapat lebih cepat mengenai sasaran.

Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera berkaitan dengan cara guru dalam menjelaskan materi pendidikan

agama dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 14

Cara Guru Menjelaskan Materi Pendidikan Agama

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% respoden

menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat menarik, sendangkan

sebanyak 74% responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10%

respoden menyatakan kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden

menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membosankan.

9Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.

Page 62: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

11

a. Baik Sekali

b. Baik

c. Cukup Baik

d. Kurang Baik

10

31

9

0

20%

62%

18%

0%

Jumlah 50 100%

54

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di

bawah ini.

Tabel 15

Cara Guru dalam Menyampaikan Materi Pendidikan Agama

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20% responden

menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada

santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik sekali,

sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak

18% respoden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang

menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera kurang baik tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat

pada tabel berikut di bawah ini

Page 63: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

55

Table 16

Metode yang Digunakan Guru dalam Proses Pembelajaran

Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

12

a. Ceramah dan Tanya

Jawab

b. SorongandanWetonan

c. Diskusi

d. Lain-lain

24

2

8

16

48%

4%

16%

32%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 48% responden

menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah

ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan

sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan

metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lain-

lain.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan metode yang paling disukai oleh para santri di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 17

Metode Pendidkan Agama yang Paling Disukai Santri

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

13

a. Ceramah

b. Sorongan dan

Wetonan

c. Diskusi

d. Lain-lain

8

4

27

11

16%

8%

54%

22%

Jumlah 50 100%

Page 64: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

56

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 16% responden

menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah metode ceramah, sedangkan

sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan

sebanyak 54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22%

menyatakan metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera lain-lain.

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera

Proses pembelajaran pendidikan adalah suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan.10

Proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera dimulai setelah Salat Subuh berjama’ah selesai dilakukan,

bertempat di masjid, para santri duduk bersama di kelas masing-masing

dengan membentuk lingkaran (halaqah) untuk mengikuti pengajian pagi.

Pengajian pagi dipimpin oleh K.H. Nurul Anwar Lc, selaku pimpinan umum

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera atau pengauh Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera yaitu al-Ustad H. Rodjuddin Bashroh Lc, yang duduk di

tengah para santri untuk memimpin pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an

secara bersama (tadarus), setelah pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an selesai

beliau baca, kemudian para santri mengikuti secara bersama-sama, setelah itu

santri yang bertugs untuk menerjemahkan dan menafsirkan kandungan ayat

yang telah dibaca tadi, tampil ke depan secara bergantian untuk

menerjemahkan dan menafsirkan ayat yang telah dibaca tersebut. Setelah itu

barulah K.H. Nurul Anwar atau pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera yaitu al-Ustadz H. Rodjuddin Bashroh Lc. Menjelaskan maksud atau

memberi keterangan tentang isi kandungan ayat yang telah dibaca tadi. Proses

10B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

1997), Cet, Ke-1, h. 19.

Page 65: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

57

pembelajaran semacam ini, berlangsung selama satu jam yaitu pukul 05.00

WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB. Pengajian pai ini dilaksanakan setiap

pagi hari setelah Salat Subuh selesai dilaksanakan, mulai dari hari Selasa pagi

sampai dengan hari Jum’at pagi. Setelah itu para santri melakukan Salat Duha

berjama’ah yang mereka lakukan menjelang pukul 07.00 WIB.

Sedangkan proses pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan

secara kurikuler (di Madrasah) dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur

(Minggu) yang dimulai dari pagi hari dari pukul 07.30. s/d 12.00 WIB.

Kemudian dilanjutkan kembali pada siang hari dari pukul 13.30 s/d 15.30

WIB. Setelah sebelumnya para santri terlebih dahulu melakukan Salat Zuhur

berjama’ah di masjid Jami’ At-Taqwa serta istirahat sejenak untuk makan

siang yang telah disediakan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

dengan cara mengambilnya di dapur umum yang terletak di belakang asrama.

Proses pembelajaran pendidikan agama dilanjutkan kembali pada malam

hari dari pukul 18.30 s/d 22.00 WIB.11

Besok paginya para santri kembali

melakukan aktivitas yang sama. Kegiatan tersebut dilakukan santri secara

terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung kecuali hari libur

(Minggu), di mana pada setiap hari libur (minggu). Ketika hari libur para

santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera mempergunakannya

dengan beristirahat di kamar, selain itu ada juga santri yang bersantai sambil

menonton televisi atau mendengarkan musik, serta ada juga santri yang

mempergunakannya dengan berolah raga, mencuci pakaian, serta ada pula

santri yang mempergunakannya untuk pulang kerumah mereka. Berikut ini

secara lengkap jadwal kegiaran santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera dari mulai mereka bangun tidur sampai mereka tidur kembali dapat

dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

11 Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.

Page 66: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

58

Tabel 18

Jadwal Aktivitas Keseharian Santri

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

NO PUKUL KEGIATAN

1 04.00-04.30 WIB Salat Tahajjud

2 04.30-05.00 WIB Salat Subuh Berjama’ah

3 05.00-06.00 WIB Pengajian Al-Qur’an

4 06.00-07.00 WIB Mandi Pagi & Sarapan Pagi

5 07.00-07.30 WIB Salat Dhuha di Masjid Jami’ At-Taqwa

6 07.30-12.00 WIB Sekolah Pagi

7 12.00-13.30 WIB Salat Zuhur Berjama’ah & Makan Siang

8 13.30-15.30 WIB Sekolah Siang

9 15.30-16.00 WIB Salat Asar Berjama’ah

10 16.00-16.30 WIB Olah Raga

11 16.30-17.00 WIB Mandi sore dan Makan sore

12 17.00-18.00 WIB Membaca Salawat di Masjid

13 18.00-18.30 WIB Salat magrib Berjama’ah

14 18.30-19.30 WIB Sekolah Malam

15 19.30-20.00 WIB Salat Isya Berjama’ah

16 20.00-22.00 WIB Mudzakarah

17 22.00-04.00 WIB Istirahat & Tidur Malam

Proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera sangat dibantu dengan proses pembelajaan yang dilakukan oleh

santri secara langsung seperti untuk praktek ilmu-ilmu kesantrian, para santri

mempunyai kegiatan sendiri, seperti kegiatan pembacaan ratib al-haddad yang

dilaksanakan setiap malam Jum’at, Salat Tasbih yang dilakukan setiap malam

Jum’at, puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis, serta bentuk-bentuk

kegiatan lainnya yang secara umum dapat menunjang keberhasilan pendidikan

agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera.

Page 67: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

59

Selain itu proses pembelajaran pendidikan aama di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera bersifat pembentukan kepribadian santri. Selain mengikuti

kegiatan pembelajaran pendidikan aama di kelas. Para santri Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang

bersifat pembentukan kepribadian seperti mengikuti kegiatan muhadharah

yang rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Sedangkan pengertian dari

muhadharah adalah merupakan forum tempat santri melatih diri berpidato di

depan umum, di sini santri dilatih bagaimana mudah dapat ditangkap oleh para

pendengar, di forum ini mereka dibina dan dilatih untuk menjadi da’i yang

berkualitas.

Selain itu proses pembelajaran pendididkan agama di pondok pesantren

At- Taqwa pusat putera bersifat pratek, para santri di pondok pesantren At-

Taqwa pusat putera tidak hanya di berikan mata palajaran yang bersifat teoris

saja tetapa juga diberikan pelajaran yang bersifat praktek. Seperti santri

berkomonikasi dengan menggunakan bahasa arab atau bahasa inggris. Selain

itu para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera jaga barlatih pidato

dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris pada saat kegiatan

muhadarah berlangsung. Hal hal inilah yang tentunya membekas dikalangan

pribadi santri pondok pesantren At- Taqwa pusat putera.

Selain itu untuk meningkat kan kualitas pendidikan agama santri, proses

pembelajaran pendidikan agama di pondok pesanren At-Taqwa pusat putera

selain di laksanakan secara intrakurikuler dan juga dilakukan melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler agama ini dilaksanakan ketika jam pelajaran kulikuler selesai

atau ketika hari libur keagamaan. Seperti menjelang hari besar Islam di

Pondok Pesantre At- Taqwa Pusat Putera diselenggarakan berbagai acara

peringatan hari besar islam (PHBI), antara lain para Santri mengikuti kegiatan

peringatan Maulut Nabi Muhammad SAW., para santri juga memperingati

peringatan Isra’ Mi’raj’ Nabi Besar Muhammad SAW., para santri juga

mengikuti pekan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) antara santri, serta

berbagai macam bentuk kegiatan lainnya. Sedangkan untuk mendukung

Page 68: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

60

penambahan jam belajar pendidikan agama, Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera juga mengadakan berbagai macam program tambahan yang

sifatnya religi seperti kegiatan, berkurban pada hari Idul Adha, i’tikaf di

masjid At-Taqwa menjelang sepuluh hari puasa ramadhan, serta mengikuti

kegiatan perkemahaan pramuka.

Kegiatan-kegiatan tersebut sebagian besar dkordinir oleh organisasi intra

sekolah (OSIS) yang bernama Persatuan Pelajar At-Taqwa (PPA) serta dewan

ambalan pramuka yang memiliki struktur kepengurusan dan terdiri dari

berbagai bidang yang memiliki struktur kepengurusan dan terdiri dari berbagai

bidang yang memiliki macam program kegiatan di bawah bimbingan bagian

kesiswaan MTs dan MA At-Taqwa Pusat Putera yaitu Ustadz H. Rodjuddin

Bashroh, Lc. Dan Ustadz Nasruddin Natsir, S. Ag.

Sedangkan untuk seragam sekolah santri sehari-hari dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan dari mulai pagi

hari sampai dengan malam hari dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 19

Seragam Sekolah

MA At-Taqwa Pusat Putera Ujungharapan Bahagia

NO HARI SERAGAM SEKOLAH

1.

Senin Pagi

Senin Siang

Senin Malam

Memakai baju putih lengan panjang, celana

panajng warna hitam, peci hitam, sepatu dari

warna hitam.

-

Memakai baju kokoh, kain sarung, serta berpeci.

2.

Selasa Pagi Memakai baju putih lengan panjang, celana

panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi

warna hitam.

Page 69: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

61

Selasa Siang

Selasa Malam

-

Memakai baju kokoh, kain sarung, berpeci.

3.

Rabu Pagi

Rabu Siang

Rabu Malam

Memakai baju putih lengan panjang, celana

panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi

warna hitam.

Memakai baju kokoh, celana panjang warna

hitam, berpeci.

Memakai baju kokoh, kain sarung, berpeci.

4.

Kamis Pagi

Kamis Siang

Memakai baju putih lengan panjang, celana

panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi

warna hitam.

Memakai baju kokoh, celana panjang warna

hitam, berpeci.

5.

Jum’at Pagi Baju Gamis Panjang warna putih, peci haji

warna putih.

6.

Sabtu Pagi Memakai baju pramuka, celana pramuka, sepatu,

peci hitam.

Berikut ini penulisan sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera berkaitan dengan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk

bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren

At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Page 70: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

62

Table 20

Kesempatan yang diberikan Oleh Guru Untuk Bertanya

Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

14

a. Sering sekali

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

27

20

3

0

54%

40%

6%

0%

Jumlah 50 100%

Dari tebel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 54% responden

menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya dalam

proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 40% responden menyatakan

sering, sedangkan sebanyak 6% responden menyatakan jarang, sedangkan

responden yang menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru utnuk

bertanya tidak pernah tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan frekwensi pemberian tugas dalam proses pembelajaran

pendidikan agama oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 21

Frekwensi Pemberian Tugas Oleh Guru

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

15 a. Sering sekali

b.Sering

c. Jarang

d.Tidak pernah sama

sekali

2

19

29

0

4%

38%

58%

0%

Jumlah 50 100%

Page 71: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

63

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden

menyatakan frekwensi pemberian tuga oleh guru dalam proses pemebelajaran

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sering

sekali, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan sering, sedangkan

sebanyak 58% menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk

bertanya tidak pernah sama sekali tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan peraturan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di

bawah ini.

Table 22

Peraturan yang diterapkan dalam Proses Pembelajaran Pendidika Agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

16

a. Sangat ketat

b. Ketat

c. Tidak ketat

d. Biasa-biasa saja

6

30

1

13

12%

60%

2%

26%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% responden

menyatakan peraturan yang diterapkan dalam proses pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat ketat, sedangkan

sebanyak 60% responden menyatakan ketat, sedangkan sebanyak 2%

responden menyatakan tidak ketat, sedangkan sebanyak 26% responden

menyatakan biasa-biasa saja.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan suasana belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Page 72: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

64

Table 23

Suasana Belajar Pendidikan Agama

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

17

a. Kondusif

b. Kurang Kondusif

c. Menyenangkan

d. Membosankan

21

15

13

1

42%

30%

26%

2%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 42% responden

menyatakan bahwa suasan belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera kondusif, sedangkan sebanyak 30% responden

menyatakan kurang kondusif, sedangkan sebanyak 26% reseponden

menyatakan menyenangkan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan

membosankan.

Sedangkan tanggapan satri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan kegiatan santri ketika guru memberikan materi pendidikan

agama id Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel

berikut di bawah ini.

Table 24

Sikap Santri Ketika Guru Memberikan Materi Pendidikan Agama

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

18

a. Sangat

memeperhatikan

b. Memperhatikan

c. Biasa-biasa saja

d. Masa bodoh

4

44

11

1

8%

88%

2%

2%

Jumlah 50 100%

Page 73: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

65

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 8% responden menyatakan

sikap santri ketika guru memberikan materi pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat memperhatikan, sedangkan

sebanyak 88% responden menyatakan memperhatikan, sedangkan sebanyak

2% responden menyatakan masa bodoh.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan ketika guru yang mengajar

tidak hadir mengajar di kelas dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 25

Kegiatan yang dilakukan Santri Ketika Guru Tidak Hadir Mengajar

Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

19

a. Belajar sendiri

b. Belajar kelompok

c. Bermain

d. Kadang belajar

kadang bermain

16

11

0

23

32%

22%

0%

46%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebayak 32% responden

menyatakan kegiatan santri ketika guru tidak hadir mengajar pendidikan

agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera belajar sendiri, sedangkan

sebanyak 22% responden menyatakan belajar kelompok, sedangkan responden

yang menyatakan kadang belajar kadang bermain.

Page 74: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

66

5. Sarana Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Sarana adalah merupakan alat yang secara langsung digunakan untuk

mencapai tujuan dalam pendidikan.12

Sedangkan sarana pendidikan agama

adalah alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan

agama.

Sarana pendidikan agama yang digunakan dalam proses pembelajaran

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera antara lain

terdiri dari sarana fisik seperti papan tulis, kapur tulis, penhapus, white

board,13

Selain itu terdapat sebuah masjid yang cukup besar yang memiliki

daya tampung sekitar seribu jama’ah yang menjadi pusat kegiatan santri,

sehari-hari mesjid tersebut digunakan untuk kegiatan ibadah seperti salat

berjama’ah, membaca al-Qur’an, muhadharah, ratib al-haddad, dan

kegaitan-kegiatan santri lainnya. Selain itu terdapt pula sebuah aula berguna

yang digunakan untuk kegiatan santri serta untuk acara-acara pondok, seperti

lomba musabaqoh tilawatil qur’an (MTQ), acara malam seni santri, halal

bihalal, pengajian wali santri, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat

asrama yang cukup besar yagn berfungsi sebagai tempat tinggal santri serta

tempat santri belajar di luar kelas, di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

saat ini sudah dilengkapi dengan labotarium Bahasa, Fikih, IP dan Komputer

yang cukup memadai yang seharui-hari dipergunakan sebagai tempat praktek

santri, di samping itu terdapat pula sarana penunjangan pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera seperti adanya berbagai macam

unit-unit keigatan santri yagn dibentuk sebagai wadah para santri dalam

mengembangkan bakat dibidang seni dan ketrampilan. Berikut ini daftar unit

kegiatan santri dan kegiatan ekstrakurikuler serta beberapa jadwal kegiatan

mereka.

a. LIQA : Lembaga Ilmu Al-Qur’an.

b. LQKA : Lembaga Qira’atul Kutub.

c. LBAA : Lembaga Bahasa Arab At-Taqwa.

51.

12 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-1, h. 13

Nurut Anwar, Wawancara Pribadi

Page 75: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

67

d. LBIA : Lembaga Bahasa Inggris At-Taqwa.

e. LKA :Lembaga kmputer at- Taqwa

f. LJA :Lembaga jurnalistik At- Taqwa

g. LEKDA :Lembaga retorika Dakwah At- Taqwa

h. Labolatorium Fikih, Bahasa, Kimia

i. Sanggar Keterampilan dan Kaligrafi

j. Marching band & Marawis

k. Kepramukaan

Table 26

Jadwal Kegiatan Ektrakurikuler Santri

Di podok PesantrenAt- Taqwa Pusat Putera

NO. KEGIATAN HARI JAM

1

Marching Band

Senin & Jum’at

15.30 s/d 17.30

2

Marawis

Selasa & Rabu

15.30 s/d 17.31

3

Kaligrafi

Kamis

15.30 s/d 16.30

4

Pramuka

Sabtu

13.30 s/d 16.30

5

Muhadharah

Sabtu

10.25 s/d 12.00

6

LIQA, LQKA, LBAA dsb

Jum’at

19.30 s/d 22.00

Page 76: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

68

Tabel 27

Jadwal Laboratorium Bahasa

Madrasah Aliyah At-Taqwa Pusat Putera

KELAS

IA IB IIA IIB III IPS

WAKTU

HARI

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

KET

Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera berkaitan dengan sarana pendidikan agama yang tersedia dalam

proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 28

Sarana Pendidikan Agama yang Tersedia

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

20 a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Kurang memadai

d. Tidak memadai

2

28

19

1

4%

56%

38%

2%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden

menyatakan sarana pendidikan agama yang tersedia di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera memadai, sedangkan sebanyak 56% responden

menyatakan memadai, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan

kurang memadai, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak

memadai.

Page 77: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

69

6. Evaluasi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera.

Evaluasi pendidikan Agama ialah suatu kegiatan untuk menentukan taraf

kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama. Evaluasi adalah alat

untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan

yang telah diberikan.14

Sistem evaluasi pendidikan agama yang diterapkan di Pondok Pesantren

At-Taqwa Pusat Putera, terdiri dari dua bentuk evaluasi, yiatu bentuk evaluasi

pondok dan bentuk evaluasi negeri yang dilaksanakan pada setiap dua

semester. Untuk evaluasi pondok dilaksanakan dalam dua bentuk evaluasi,

yaitu bentuk tes secara lisan (syafahi) serta bentuk tes secara terrtulis

(tahriri).15

Evaluasi secara lisan dilaksanakan lebih awal sebelum evaluasi secara

tertulis dilaksanakan, yang teknis pelaksanaanya adalah dengan tanya jawab

antara penguji dalam hal ini adalah guru yang ditunjuk sebagai penguji dan

santri sebagai peserta ujian. Di mana materi evaluasi secara lisan terdiri dari

materi pelajaran bahasa Arab, bahasa Inggris, qira’atul kutub serta materi

kema’hadan atau ilmu kemasyarakatan, seperti memimpin ratib al-haddad, dan

lain sebagainya.

Pada saat evaluasi secara lisan berlangsung kewajiban santri adalah

menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh penguji dan

mempraktekkan apa yang diujikan, seperti membaca kitab kuning berikut

terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia atau membaca dan menerjemahkan

buku-buku yang berbahasa Arab dan bahasa Inggris. Pelaksanaan ujian

llisan/tes lisan dilaksanakan di dalam ruangan kelas dengan berhadap-hadapan

antara penguji dan santri, jarak mereka hanya dibatasi satu meja yang terletak

di depan penguji. Sedangkan untuk tertibnya pelaksanaan evaluasi secara lisan

para santri diujikan berdasarkan nomor urut absentasi mereka atau melalui

nomor ujian yang telah diberikan oleh pihak panitian ujian.

14 Zuhairini, Methodik…, hal. 154 15 Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.

Page 78: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

70

Sedangkan untuk soal-soal evaluasi secara tulisan, soal-soalnya dibuat

sendiri oleh pihak Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera di mana soal-soal

tersebut dibuat olah para guru bidang studi pendidikan agama dan diujikan

pada saat ujian pondok dilaksanakan. Sedangkan untuk materi soal-soal ujian,

dibuat dengan mengacu kepada kurikulum Timur Tengah (al-Azhar) yang

merupakan kurikulum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Bentuk soal

yang dibuat untuk evaluasi pondok dibuat dengan bentuk tes uraian (tes essay)

hal ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan santri dalam menguasai

materi pelajaran yang telah diberikan.

Sedangkan untuk pelaksanaan untuk ujian pondok. Setiap tahunnya pihak

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membentuk sembuah kepanitiaan

yang terdiri dari guru bidang studi yang bertugas menangani pelaksanaan ujian

pondok ini, dari mulai persiapan dengan pelaksanaan ujian pondok ini selesai

dilaksanakan.

Sedangkan untuk pelaksanaan evaluasi/ujian negeri soal-soalnya diambil

langsung dari negara dalam hal ini Departemen Agama. Teknis pelaksanaan

evaluasi negeri pelaksanaannya sama seperti pelaksanaan evaluasi pondok di

mana pelaksanaan ujian negeri ini ditangani oleh sebuah kepanitian yang

diangkat dan bertanggung jawab kepada masing-masing kepala madrasah baik

Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah.

Ujian negeri ini dilaksanakan dalam dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi

secara tertulis dengan format soal mengikuti format yang ditetapkan oleh

Departemen Agama yang bentuk soalnya terdiri dari tes pilihan ganda

(multiple choice) yang dilengkapi pula dengan tes Essay, serta evaluasi secara

praktek yang materi evaluasinya terdiri dari praktek ibadah dan pendidikan

jasmani dan kesehatan.

Secara umum evaluasi yang dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera terdiri dari evalasi formatif dan evaluasi sumatif.

Berikut ini penulis sajikan pendapat santri di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera berkaitan dengan sistem evaluasi pendidikan agama yang

Page 79: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

21

a. Baik

b. Tidak Baik

c. Sangat Baik

d. Biasa Saja

1

0

34

0

68%

0%

32%

0%

Jumlah 50 100%

71

diterpkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel

berikut di bawah ini.

Tabel 29

Sistem Evaluasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak 68% responden

menyatakan sistem evaluasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik, sedangkan sebanyak

32% responden menyatakan sangat baik, sedangkan responden yang

menyatakan sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera tidak baik dan biasa saja tidak ada.

C. Analisis Data Hasil Angket

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 38 orang

santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi, maka

penulis dapat menganalisis dan memberikan interpretasi hasil angket sebagai

berikut:

Tabel 30

Kategori Penilaian

No Prosentase Penafsiran

1 80 – 100% Tinggi

2 60 – 80 % Cukup

3 40 – 60 % Sedang

4 20 – 40 % Rendah

Page 80: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

72

Dilihat dari sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera sebanyak 18% responden menyatakan bahwa sistem pendidikan yang

diterapkan sangat baik, sedangkan senanyak 64% responden menyatakan baik,

sedangkan sebanyak 18% responden menyatakan kurang baik, sedangkan

responden yang menyatakan sistem pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera tidak baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sistem pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera sudah cukup baik.

( lihat table 05 hal. 35)

Sedangkan dilihat dari kurukulum pendidikan agama yang digunakan di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, sebanyak 26% responden menyatakan

kurikulum pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi adalah sangat baik, sedangkan sebanyak 54% responden

menyatakan baik, sedangkan sebanyak 20% responden menyatakan kurang baik,

sedangkan responden yang menyatakan kurikulum pendidikan agama yang di

gunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak baik tidak ada,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan agama yang

digunakan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. (

lihat table 06 hal. 37 )

Sedangkan dilihat dari tingkat kesukaran materi pendidikan agama yang

diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 6%

responden menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat sukar, sedangkan

sebanyak 2% responden menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan sebanyak 92%

responden menyatakan ada yang mudah dan ada yang sukar, sedangkan responden

yang menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sangat mudah tidak ada. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan yang diajarkan di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi ada yang sangat mudah dan ada yang

sangat sukar. ( lihat table 07 hal. 44)

Sedangkan dilihat dari tingkat kegemaran santri terhadap materi yang

diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 22%

Page 81: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

73

responden menyatakan suka sekali terhadap materi-materi pendidikan agama yang

diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sedangkan

sebanyak 64% responden menyatakan suka, dan sebanyak 14% menyatakan biasa-

biasa saja, sedangkan responden yang menyatakan tidak suka terhadap materi

pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Bekasi tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi cukup suka dengan materi-materi

pendidikan agama yang diajarkan. ( lihat table 08 hal. 44)

Sedangkan dilihat dari tanggapan santri terhadap jumlah materi pendidikan

agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi,

sebanyak 42% responden menyatakan jumlah materi pendidikan yang diajarkan di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi terlalu banyak, sedangakan

sebanyak 48% responden menyatakan banyak, sedangkan sebanyak 10%

responden menyatakan sedang, sedangkan responden yang menyatakan jumlah

materi pendidikan agama yang diajarkan sedikit tidak ada. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar materi pendidikan agama yang diajarkan di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi jumlahnya cukup banyak ( lihat

table 09 hal. 45 )

Sedangkan dilihat dari dampak materi pendidikan agama yang diajarkan,

sebanyak 2% responden menyatakan dampak pendidikan agama yang diajarkan di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi terhadap aktivitas sehari-hari

santri adalah sangat membenami, sedangkan sedangkan 22% responden

menyatakan membebani, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan tidak

membebani, sedangkan sebanyak 46% responden menyatakan dampak beban

materi pendidikan agama terhadap aktivitas sehari-hari santri kadang membebani

kadang tidak membebani. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar dampak materi pendidikan agama yang di ajarkan di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera Bekasi terhadap aktivitas santri sehari-hari kadang

membebani dan kadang tidak membebani. ( lihat table 10 hal. 46)

Page 82: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

74

Dilihat dari materi pendidikan agama yang sangat di tekankan di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 4% responden menyatakan

bahwa materi pendidikan agama yang di tekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi adalah fikih, sedangkan sebanyak 56% responden

menyatakan Al-qur’an, sedanglan 36 responden menyatakan materi yang

ditekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah lain-lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar materi yang

ditekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah al-qur’an. (

lihat table 11 hal.47)

Sedangkan dari kitab-kitab untuk pendidikan agama yang dimiliki santri di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 24% responden

menyatakan memiliki semua kitab-kitab pendidikan agama yang diajarkan di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sedangkan 74% responden

menyatakan memiliki sebagian, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan

masa bodoh, sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kitab-kitab yang

diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak ada. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi cukup memiuliki sebagian kitab-kitab untuk pendidikan agama

yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. (lihat table 12

hal. 47)

Sedangkan dilihat dari tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak

28% responden menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah

baik sekali, sedangkan senbanyak 56% responden menyatakan baik, sedangkan

sebanyak 16% responden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang

menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan

agama kurang baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat

penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. ( lihat table 13 hal. 48)

Page 83: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

75

Sedangkan dilihat dari cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 12% respoden

menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren

At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat menarik, sendangkan sebanyak 74%

responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10% respoden menyatakan

kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden menyatakan cara guru

menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi membosankan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara

guru dalam menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi sudah cukup menarik. ( lihat table 14 hal. 53)

Sedangkan dilihat dari cara guru menyampaikan materi pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 20% responden

menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada

santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik sekali,

sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 18%

respoden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang menyatakan cara

guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera Bekasi kurang baik tidak ada. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa cara guru menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. (lihar table 15 hal. 54)

Sedangkan dilihat dari metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 48%

responden menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah

ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan

sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan metode

yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lain-lain. Dengan

demikian dapat di simpulkan bahwa sebagian metode yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi adalah metode ceramah dan tanya jawab. ( lihat table 16 hal. 55 )

Page 84: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

76

Sedangkan dilihat dari dari metode pengajaran yang paling disukai santri

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 16% responden

menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah metode ceramah, sedangkan

sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak

54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22% menyatakan

metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi lain-lain. Dengan demikian dapat di

simpulkan bahwa metode yang paling disukai santrei Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi sebagian besar adalah metode diskusi. (lihat table 17 hal. 55 )

Sedangkan dari kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya

dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi, sebanyak 54% responden menyatakan kesempatan yang

diberikan oleh guru untuk bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama

di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sering sekali,

sedangkan sebanyak 40% responden menyatakan sering, sedangkan sebanyak 6%

responden menyatakan jarang, sedangkan responden yang menyatakan

kesempatan yang diberikan oleh guru utnuk bertanya tidak pernah tidak ada.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian guru di Pondok Pesantren

At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sering memberikan jesempatan kepada santri

dalam proses pembelajaran pendidikan agama. ( lihat table 20 hal. 62)

Sedangkan dilihat dari frekuensi pemberian tugas oleh guru dalam proses

pembelajaran pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi,

sebanyak 4% responden menyatakan frekuensi pemberian tuga oleh guru dalam

proses pemebelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 38% responden

menyatakan sering, sedangkan sebanyak 58% menyatakan kesempatan yang

diberikan oleh guru untuk bertanya tidak pernah sama sekali tidak ada. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian guru di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi jarang melakukan pemberian tugas kepada santri dalam

proses pembelajaran pendidikan agama. ( lihat table 21 hal. 62 )

Page 85: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

77

Sedangkan dilihat dari peraturan yang diterapkan di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 12% responden menyatakan peraturan yang

diterapkan dalam proses pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi adalah sangat ketat, sedangkan sebanyak 60% responden

menyatakan ketat, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak ketat,

sedangkan sebanyak 26% responden menyatakan biasa-biasa saja. Dengan

demikian dapat di simpulkan bahwa peraturan yang cukup ketat di terapkan dalam

proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi. ( lihat table 22 hal. 63 )

Sedangkan dilihat dari suasana belajar pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 42% responden menyatakan

bahwa suasan belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi kondusif, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan kurang

kondusif, sedangkan sebanyak 26% reseponden menyatakan menyenangkan,

sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan membosankan. Dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa sebagian besar suasana belajar pendidikan agama di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah kondusif. (lihat table 23

hal. 64)

Sedangkan dilihat dari sikap santri ketika guru sedang memberikan materi

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak

8% responden menyatakan sikap santri ketika guru memberikan materi

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah

sangat memperhatikan, sedangkan sebanyak 88% responden menyatakan

memperhatikan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan masa bodoh.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera Bekasi sikapnya sangat memperhatikan ketika guru sedang

memberikan materi agama. ( lihat table 24 hal. 64)

Sedangkan dilihat dari kegiatan santri ketika guru pendidikan agama tidak

hadir mengajar di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak

32% responden menyatakan kegiatan santri ketika guru tidak hadir mengajar

pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi belajar

78

Page 86: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

sendiri, sedangkan sebanyak 22% responden menyatakan belajar kelompok,

sedangkan responden yang menyatakan kadang belajar kadang bermain. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan santri di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi ketika guru tidak hadir di kelas sebagian

besar kadang belajar dan kadang bermain. ( lihat table 25 hal. 65)

Sedangkan dilihat dari sarana dan prasarana pendidikan agama yang

tersedia di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sebanyak 4% responden

menyatakan sarana pendidikan agama yang tersedia di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera Bekasi memadai, sedangkan sebanyak 56% responden

menyatakan memadai, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan kurang

memadai, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak memadai.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana yng tersedia di

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sebagian besar memadai. ( lihat

table 28 hal. 68)

Sedangkan dilihat dari sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 68% responden menyatakan

sistem evaluasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik, sedangkan sebanyak 32%

responden menyatakan sangat baik, sedangkan responden yang menyatakan

sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Bekasi tidak baik dan biasa saja tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sistem evaluasi pendidikan agama yang di terapkan di Pondok Pesantren

At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. ( lihat table 29 hal. 71)

Page 87: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian tersebut yang membahas tentang “Pelaksanaan Pendidikan

di Pondok Pesantren At-Taqawa Pusat Putera Bekasi” dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi dapat dinilai berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat dari :

a. Kurikuluim pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren

At-Taqwa Pusat Putera adalah menggunakan kurikulum pemerintah

tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum al-Azhar Mesir yang di

kolaburasikan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara

bersama, kurikulum pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera sangat ditekankan kepada jurusan Madrasah Aliyah

Keagamaan (MAK) dimana sebanyak 90% materi pelajarannya yaitu

pelajaran agama sedangkan untuk materi pendidikan agama yang

diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari

ilmu-ilmu bahasa dan ilmu-ilmu kesantrian.

b. Sistem pendidikan agama yang di terapkan di pondok pesantren at-

taqawa pusat putera adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasaah

yang terdiri dari tingkat tsanawiyah dan tingkat aliyah dari kelas satu

tsanawiyah sampai kelas tiga aliyah dengan masa belajar masing-

masing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di Pondok

79

Page 88: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

80

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah mencetak orang-orang yang

beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah serta berilmu.

c. Sarana pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-

Taqwa Pusat Putera antara lain terdiri dari papan tulis, kapur tulis,

masjid, laboratorium, gedung serbaguna, dan lain sebagainya.

d. Sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putera terdiri dari bentuk evaluasi (ujian), ada juga evaluasi

pondok dan evaluasi ujian Negara. Untuk ujian pondok dilaksanakan

dalam dua bentuk yaitu ujian lisan (syafahi) dan ujian tulis (tahriri).

Sedangkan ujian Negara dilaksanakan dalam dua bentuk ujian tulisan

dan ujian praktek seperti: praktek ibadah serta pendidikan jasmani dan

kesehatan (penjaskes), untuk pelaksanaan ujian tersebut dilaksanakan

oleh panitia ujian.

2. Sedangkan upaya yang dilakukan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat

Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan, antara lain:

a. Menegakkan kedisiplinan secara optimal mbaik kedisiplinan terhadap

guru maupun terhadap santri.

b. Memberdayakan sumber daya manusia yang ditegakkan secara optimal

dengan mendisiplinkan segala aktivitas yang berkaitan denagn belajar.

B. Saran

Setelah penulis mengamati jalannya pelaksanaan pendidikan agama di pondok

pesantren at-taqwa pusat putera serta memperoleh data dari angket yang telah

disebar, maka dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Untuk tercapai visi, misi dan tujuab pendidikan di pondok pesantren at-

taqwa pusat putera hendaknya Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

meningkatkan mutu serta menejmen pengelolaan pendidikan kearah yang

lebih baik lagi.

81

2. Untuk mendapatkan pelaksanaan pendidikan yang baik hendaknya para

guru yang mengajar betul-betul memiliki keahlian di bidang masing-

Page 89: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

masing serta menguasai metodologi pengajaran.

3. Untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih baik, guru selain

mengajarkan teori hendaknya mempraktekkannya terlebih dahulu.

4. Untuk mendapatkan hasil tujuan yang memuaskan pihak Pondok

Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi hendaknya melengkapi sarana

dan prasarana yang belum dan sudah ada, karena jumlah santri setiap

tahunnya terus meningkat.

Page 90: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Nurul., Pimpinan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

“Wawancara Pribadi”, (Ujung Harapan: 25 Agustus 2008)

Amin, M. Mansyur dan M. Nasikh Ridwan., K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan

Karya Tulisnya), (Yokyakarta: LKPSM, 1996), cet. Ke-1

Ali, Muhammad., Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung:

Angkasa, 1987), cet. Ke-5

Arief, Armai., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1, Juli 2002

Arikanto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :

Rineka Cipta, 1993)

Ashraf, Syed Ali., Konsep Kerja Pendidikan Dalam Pres Islam, Terjemah Drs.

Yusra Killun, (Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta,

2000), vol. ke-1, No. 4

Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), cet.

Ke-1

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet.

Ke-1

Drajat, Zakiyah., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995)

Hadi, Sutrisno., Metodologi Research, (Yokyakarta: Audi Offset, 1992), cet. Ke-

21, jilid. 2

al-Ibrasyi, Muhammad Athiyah., At-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Daarul

Qoniyah, 1964)

Isha, Mansur., Diskursus Pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama,

2001), cet. Ke-1

Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-MA’arief,

1980), cet. Ke-4

., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-

Ma’arief, 1987), cet. Ke-7

83

an-Nahlawi, Abdurrahman., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

1989)

Page 91: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap

Neiloka, Amos., Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Utama,

1986), cet. Ke-1

Nizan, Syamsul., Pengantar Dasar-dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2001), cet. Ke-1

Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun

1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), cet. Ke-1

Shahab, Salwa., Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989)

Shaleh, Abdul Rachman., Pendidikan Agama dan Keberagamaan, Visi, Misi dan

Aksi, (Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1

Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1997), cet. Ke-1

Usman, M. Basyiruddin., Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-12

Yasmadi, Modernisasi Pesantren “Kritik Nurcholish Madjid Terhadap

Pendidikan Islam Tradisional”, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1

Zuhairini, Methodik pendidikan Khusus Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,

1983)

Page 92: PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20903/1/HUMAIDI... · Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap