infobpjs - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien...

24
KESEHATAN INFOBPJS BPJS KESEHATAN CENTER MENJADI LAYANAN PIPP TRANSFORMASI MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 2018

Upload: dinhque

Post on 02-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

K E S E H A T A NI N F O B P J S

BPJS KESEHATAN CENTER MENJADI LAYANAN PIPPTRANSFORMASI

MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 2018

Page 2: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan
Page 3: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

MESSAGECEO

MESSAGE

Dengan Aplikasi S.I.P.P Pelayanan Makin S.I.P

Pembaca Info BPJS Kesehatan yang budiman,

Sejak mulai beroperasi tanggal 1 Januari 2014, peningkatan jumlah peserta Program JKN-KIS meningkat sangat signifikan. Saat ini tercatat jumlah peserta mencapai lebih dari 203 juta jiwa penduduk dan akan terus bertambah seiring waktu hingga tercapainya cakupan semesta pada tahun 2019 yang akan datang. Dan dalam kurun waktu kurang dari enam tahun, BPJS Kesehatan senantiasa dituntut untuk terus meningkatkan pelayanan kepada peserta.

Dengan kondisi jumlah kepesertaan yang terus bertambah, justru melahirkan tantangan bagi BPJS Kesehatan dalam memformulasikan bentuk layanan yang prima bagi peserta Program JKN-KIS. Oleh karenanya, proses pengelolaan administrasi kepesertaan juga harus berjalan dengan singkat, cepat dan tepat. Sehingga membuahkan kepuasan dari peserta atas layanan yang kami berikan.

Perkembangan teknologi informasi nyatanya lebih memudahkan berbagai hal, termasuk dapat dimanfaatkan dalam proses verifikasi klaim tagihan pelayanan kesehatan Program JKN-KIS. Adalah Vedika, proses verifikasi terhadap klaim yang diajukan oleh RS menggunakan aplikasi verifikasi digital yang dilakukan di Kantor Cabang/Kantor Kabupaten Kota BPJS Kesehatan. Diharapkan melalui implementasi Vedika dapat meningkatkan kepuasan fasilitas kesehatan terhadap proses administrasi klaim BPJS Kesehatan dan simplifikasi proses klaim pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKRTL). Selain itu juga sentralisasi data dan peningkatan akurasi data pelayanan serta digitalisasi proses penjaminan pelayanan di Fasilitas Kesehatan.

Sejalan dengan implementasi Vedika, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan Rumah Sakit juga berkomitmen untuk mengoptimalkan fungsi pemberian informasi dan penanganan pengaduan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan unit pengaduan rumah sakit melalui penempatan petugas untuk pelayanan informasi dan penanganan pengaduan (PIPP) secara on site maupun mobile dengan dukungan aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP) yang terkoneksi secara online realtime. Dengan demikian permintaan informasi dan pengaduan dapat direspon bersama oleh rumah sakit dan BPJS Kesehatan secara cepat, tepat dan terdokumentasi dengan baik.

Di samping itu, Aplikasi SIPP ini juga akan diintegrasikan dengan Aplikasi LAPOR! yang dikelola dan dikembangkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bersama Kementerian Dalam Negeri, Kantor Staf Presiden dan Ombudsman Republik Indonesia. Hal tersebut lagi-lagi kami lakukan, demi memberikan kemudahan bagi para peserta dalam kebutuhannya mendapatkan informasi ataupun menyampaikan pengaduan, sehingga baik pengaduan ataupun permintaan informasi dapat kami tindaklanjuti dalam waktu yang singkat.

Dengan kualitas SDM yang unggul, serta didukung prosedur dan tata laksana administrasi kepesertaan yang jelas, Aplikasi SIPP ini diharapkan mampu mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil yang valid dan akurat sehingga pelayanan prima kepada peserta semakin sip.

Direktur Utama Fachmi Idris

Berbagai upaya telah dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan para peserta. Akan tetapi

seiring berjalannya waktu, kami menyadari

tentunya ekspektasi peserta akan semakin

meningkat, sehingga upaya pemantapan layanan juga harus terus dioptimalkan.

Page 4: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

KILAS & PERISTIWA

5

FOKUStransformasi bpjs kesehatan center menjadi layanan pipp 6

BENEFIT

10vedika proses cepat dan ada kepastian pembayaran

12

BINCANG

18beri pesan dan kesan untuk faskes melalui fitur kessan

TESTIMONI

19

SEHAT & GAYA HIDUP

SALAM REDAKSI

PERSEPSI

DAFTAR ISI

INSPIRASIberprestasi ditengah keterbatasan 16 20

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PEMIMPIN REDAKSI Nopi Hidayat SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Budi Setiawan, Widiani Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Endang Diarty, Upik Handayani, Maria Yuniarti, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani, Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto

bpjs kesehatan menjamin kacamata peserta sesuai prosedur

Bahaya gadget untuk kesehatan mata

Vedika Jawab Kekurangan Verifikasi Manual

Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan,

Peningkatan cakupan kepesertaan yang cukup signifikan dibarengi dengan keterbukaan akses layanan kesehatan tentu saja menyebabkan peningkatan jumlah klaim yang harus segera diverifikasi. Keadaan ini menantang BPJS Kesehatan untuk terus mengembangkan cara baru pengelolaan klaim yang lebih efektif dan efisien yang juga menjawab apa yang menjadi kekurangan dalam verifikasi manual. Untuk itu, BPJS Kesehatan mengimplementasikan verifikasi digital klaim atau Vedika. Bagaimana implementasi Vedika saat ini akan lengkap dibahas dalam rubrik FOKUS.

Dalam rubrik BINCANG, Info BPJS Kesehatan akan menghadirkan salah fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan telah menerapkan Vedika. Bagaimana faskes tersebut memperoleh manfaat dari Vedika, kami hadirkan wawancara khusus dalam rubrik BINCANG.

Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Nuansa baru yang kami hadirkan diharapkan dapat menambah tujuan dari penerbitan Media ini, melalui informasi yang berkualias, baik, akurat dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

Lupa Bayar Iuran JKN-KIS? Pakai Autodebit Saja

Apa Benar BPJS Kesehatan Selalu Telat Bayar Tagihan Klaim Faskes?

PELANGGAN14begini aturan baru pelayanan operasi katarak JKN-KIS

Page 5: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 5

KILAS & PERISTIWA

Jakarta – Bagi anda peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) khususnya kategori Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU), yang mengalami kendala lupa membayar iuran JKN-KIS, kini tidak perlu khawatir lagi. BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan bank mitra kerja yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri dan BCA yang menyediakan fasilitas pembayaran autodebit untuk pembayaran iuran peserta JKN-KIS. Per 1 Mei 2018, BPJS Kesehatan juga memberlakukan kewajiban bagi peserta PBPU/mandiri khususnya kelas 1 dan 2 untuk melakukan pembayaran iuran dengan metode autodebit.

BPJS Kesehatan memperkuat implementasi pembayaran melalui autodebit melalui penandatanganan Surat Edaran Bersama tentang Implementasi Layanan Autodebit Untuk Pembayaran Iuran Peserta Program JKN-KIS, Rabu (18/04) di Jakarta.

“Kami respon cepat terkait masukan dari peserta tentang pembayaran iuran, ada sebagian peserta sebenarnya yang ingin membayar iuran namun pada saat tanggal pembayaran ternyata lupa, sehingga menjadi menunggak dan status kepesertaannya tidak aktif. Melalui sistem autodebit, kini tidak perlu khawatir lupa karena bank akan secara otomatis menarik tagihan iuran JKN-KIS dari rekening peserta, dan status kepesertaan aktif dengan harapan tidak terkendala saat mendapatkan pelayanan kesehatan,” jelas Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Kemal Imam Santoso.

Lebih lanjut Kemal menjelaskan, mekanisme pembayaran iuran melalui autodebit sangatlah mudah. Peserta PBPU/mandiri kelas 1 dan 2 bisa dikatakan sudah cukup mengenal dan sering mengakses

bank. Peserta JKN-KIS tinggal datang ke Bank yang bekerjasama dan mendaftarkan diri dan mengisi formulir kesediaan membayar iuran melalui autodebit. Peserta harus pastikan nomor rekeningnya benar sehingga tidak terjadi kesalahan pendebitan. Pendaftaran autodebit juga bisa dilakukan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan, yang kemudian BPJS Kesehatan akan menyampaikan ke Bank yang bekerjasama.

“Untuk peserta yang saat ini sudah terdaftar di kelas 1 dan 2 dan masih belum menggunakan metode autodebit, bisa langsung ke bank untuk mendaftar. BPJS Kesehatan juga secara proaktif akan mengkontak (feedback) peserta untuk meminta persetujuan terkait pembayaran iuran secara autodebit. Upaya ini kami lakukan disamping untuk memudahkan peserta dalam membayar iuran secara tepat waktu, meningkatkan kepatuhan peserta PBPU/mandiri, juga diharapkan dapat membantu meningkatkan sustainibilitas program JKN-KIS. Kami juga mengapresiasi dukungan perbankan khususnya dalam mendukung program JKN-KIS, ” papar Kemal.

Dalam kesempatan tersebut, BPJS Kesehatan juga meneken nota kesepahaman dengan PT Savindo Karya Perdana (SAHARA) dalam hak perluasan kanal pendaftaran dan pembayaran iuran peserta Program JKN-KIS. Jaringan Retail Sembako SAHARA selama ini bergerak dalam industri distribusi bahan makanan di seluruh Indonesia yang ditandatangani oleh Ketua Jaringan Retail SAHARA, Sharmila. Melalui jaringan yang ada dibawahnya diharapkan dapat membantu dalam hal memperluas kepesertaan dan kemudahan pembayaran iuran melalui kanal milik jaringan milik SAHARA.

Bulungan - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakatnya juga direalisasikan dengan adanya penandatangan Komitmen UHC oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Irianto Lambrie bertempat di Lapangan Agatis, bersamaan dengan dilaksanakannya momen perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Kalimantan Utara yang ke 5.

Terhitung 1 April 2018, 14.624 masyarakat Provinsi Kalimantan Utara yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten telah didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS yang iuran setiap bulannya dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi dengan menggunakan anggaran APBD. Sampai dengan komitmen UHC tersebut ditandatangani, jumlah masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejumlah 532.011 jiwa atau sekitar 86,14% dari total jumlah penduduk 651.519 jiwa. “Diharapkan ke depannya penduduk yang sudah ter-cover JKN-KIS dapat memperoleh pelayanan kesehatan yg komprehensif, adil dan merata, sehingga derajat

kesehatan masyarakat setempat ikut terangkat dan angka kehidupan dan kesehatan masyarakat di Kalimantan Utara dapat meningkat. Karena, masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang sejahtera. Dan Pemerintah Provinsi beserta BPJS Kesehatan bisa terus bersinergi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara prima untuk seluruh masyarakat Kalimantan Utara,” ujar Gubernur Provinsi Kalimantan Utara, Irianto Lambrie.

Kalimantan Utara Jadi Provinsi Termuda Di Perbatasan Negara Yang Komitmen Terapkan UHC

Lupa Bayar Iuran JKN-KIS ? Pakai Autodebit Saja

Page 6: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 20186

F O K U S

Sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan terus berinovasi untuk meningkatkan kepuasan peserta dan

juga fasilitas kesehatan, salah satunya melalui implementasi verifikasi digital klaim atau Vedika. Sejalan dengan implementasi Vedika, BPJS Kesehatan juga telah mengembangkan sistem Pelayanan Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) di rumah sakit, sehingga dapat memudahkan akses peserta dalam mendapatkan informasi dan penanganan pengaduan melalui kanal pelayanan rumah sakit, serta meningkatkan kepuasan peserta terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit

Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah berjalan hampir lima tahun. Per 10 Agustus 2018, jumlah pesertanya telah mencapai

200.734.182 jiwa, atau sekitar 77% dari total penduduk Indonesia. Selain jumlah peserta yang terus meningkat, jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan juga semakin bertumbuh. Totalnya ada 24.814 fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, di mana jumlah rumah sakitnya mencapai 2.424. Kondisi ini tentunya membuka peluang besar bagi penduduk untuk memanfaatkan layanan kesehatan Program JKN-KIS.

Peningkatan cakupan kepesertaan yang cukup signifikan dibarengi dengan keterbukaan akses layanan kesehatan tentu saja menyebabkan peningkatan jumlah klaim yang harus segera diverifikasi. Keadaan ini menantang BPJS Kesehatan untuk terus mengembangkan cara baru pengelolaan klaim yang lebih efektif dan efisien. Untuk itu, BPJS Kesehatan mengimplementasikan verifikasi digital klaim atau Vedika.

BPJS KESEHATAN CENTER MENJADI LAYANAN PIPP

TRANSFORMASI

Page 7: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 7

FOKUS

Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari menyampaikan, Vedika adalah proses verifikasi terhadap klaim yang diajukan oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), dengan menggunakan aplikasi verifikasi digital yang dilakukan di Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan.

Melalui implementasi Vedika, proses verifikasi klaim kini tidak lagi dilakukan secara manual oleh tim verifikator BPJS Kesehatan yang sebelumnya ditempatkan di BPJS Kesehatan Center di rumah sakit. Prosesnya kini dilakukan secara digital menggunakan aplikasi VClaim untuk FKRTL, sementara untuk petugas verifikator BPJS Kesehatan di Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan menggunakan aplikasi VIDI. Inovasi ini membuat proses verifikasi menjadi lebih cepat, sehingga rumah sakit mendapatkan kepastian waktu pembayaran klaim lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan dengan proses klaim konvensional.

“Tujuan dari implementasi Vedika ini adalah untuk meningkatkan kepuasan peserta melalui peningkatan pelayanan di fasilitas kesehatan, serta untuk meningkatkan kepuasan fasilitas kesehatan terhadap proses administrasi klaim BPJS Kesehatan,” ujar Andayani Budi Lestari.

Tujuan lainnya yang juga ingin dicapai dari implementasi Vedika adalah sentralisasi data dan peningkatan akurasi data pelayanan, digitalisasi proses penjaminan pelayanan di Fasilitas Kesehatan, serta simplifikasi proses klaim pelayanan di FKRTL.

Optimalisasi PIPP

Sejalan dengan implementasi Vedika, pelayanan informasi dan penanganan pengaduan di rumah sakit untuk pasien BPJS Kesehatan kini juga lebih dioptimalkan. Fungsi ini dilaksanakan secara terintegrasi dengan Unit Pengaduan Rumah Sakit melalui penempatan petugas untuk pelayanan informasi dan penanganan pengaduan (PIPP) secara on site maupun mobile, dengan dukungan aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP) yang terkoneksi nasional secara online realtime. Dengan demikian, permintaan informasi dan penanganan pengaduan dapat direspon bersama oleh rumah sakit dan BPJS Kesehatan secara cepat, tepat, dan terdokumentasi dengan baik.

Dalam pelaksanaan PIPP yang telah dimulai sejak April 2018 ini, rumah sakit telah menyiapkan petugas khusus yang memiliki job list dalam pemberian informasi dan penanganan pengaduan. Petugas rumah sakit inilah yang nantinya akan berkoordinasi dengan petugas PIPP BPJS Kesehatan yang ditempatkan secara on site maupun mobile apabila ada hal-hal yang memerlukan koordinasi lebih lanjut.

Asisten Deputi Bidang Pengendali Mutu Pelayanan BPJS Kesehatan, Upik Handayani menjelaskan, latar belakang transformasi BPJS Kesehatan Center menjadi layanan informasi dan penanganan pengaduan terintegrasi di rumah sakit ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan BPJS Kesehatan, terutama pelayanan terhadap peserta Program JKN-KIS di rumah sakit.

“Sebelum Vedika diimplementasikan, pelayanan informasi dan penanganan pengaduan banyak dikerjakan oleh petugas verifikator BPJS Kesehatan yang ditempatkan di BPJS Kesehatan Center, sehingga fungsinya belum optimal karena memang tidak ada yang incharge langsung untuk pelayanan informasi dan pengaduan di rumah sakit,” terang Upik.

Setelah Vedika diimplementasikan dengan mengembalikan seluruh petugas verifikator BPJS Kesehatan ke kantor cabang BPJS kesehatan, pelayanan informasi dan penanganan pengaduan kini dilakukan oleh petugas rumah sakit dengan dukungan petugas PIPP BPJS Kesehatan, termasuk juga dalam penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP).

Page 8: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 20188

F O K U S

“Dengan diimplementasikannya PIPP, artinya kita kembali ke khitahnya. Teman-teman verifikator memang bertugas sebagai seorang verifikator, sementara untuk pelayanan informasi dan penanganan pengaduan, ada petugas khusus yang ditugaskan dari BPJS Kesehatan, dan tentunya ini berkolaborasi dengan petugas rumah sakit. Perlu dipahami juga filosofinya bahwa setiap pasien yang datang ke rumah sakit merupakan customer rumah sakit, sehingga petugas rumah sakit diharapkan bisa sebagai garda terdepan apabila ada yang membutuhkan informasi atau ingin menyampaikan pengaduan. Apalagi sebagai institusi publik, mereka juga mempunyai peran dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan tersebut,” papar Upik.

Dalam pelaksanaannya, BPJS Kesehatan juga telah menyiapkan aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP). Aplikasi tersebut digunakan oleh petugas rumah sakit untuk mencatat permintaan informasi atau pengaduan yang disampaikan peserta BPJS Kesehatan di rumah sakit, serta melakukan eskalasi apabila ada hal-hal yang perlu dikoordinasikan kepada petugas BPJS Kesehatan. Proses eskalasi dalam implementasi PIPP ini sangat penting, mengingat tidak semua petugas PIPP dari BPJS Kesehatan ditempatkan di rumah sakit.

“Petugas PIPP dari BPJS Kesehatan ini ada yang sifatnya on site dan ada yang mobile. Untuk rumah sakit yang kunjungan pasiennya banyak, kemudian kompleksitasnya cukup tinggi, misalnya rumah sakit klas A, memang ada petugas PIPP dari BPJS Kesehatan yang khusus ditempatkan di sana atau on site. Tetapi untuk rumah sakit dengan kunjungan pasien yang tidak terlalu banyak, tetap ada petugas PIPP dari BPJS Kesehatan, namun sifatnya mobile,” terang Upik.

Implementasi PIPP di rumah sakit ini juga bukan berarti rumah sakit harus menambah Sumber Daya Manusia (SDM) baru, sebab fungsi pemberi informasi dan penanganan pengaduan diharapkan juga sudah melekat dengan fungsi kehumasan di rumah sakit. Ditambah lagi dengan adanya aplikasi SIPP yang disiapkan oleh BPJS kesehatan untuk memudahkan proses kerja petugas rumah sakit karena seluruhnya sudah terotomasi.

“Dalam pelaksanaannya, untuk menyederhanakan proses, kami mengelompokkan apa yang disebut sebagai level eskalasi. Misalnya saja untuk menerbitkan SEP atau pengecekan status kepesertaannya, itu bisa dilakukan oleh petugas rumah sakit melalui tools yang sudah kami siapkan. Tetapi memang ada hal-hal yang tidak bisa disolusikan secara langsung oleh petugas rumah sakit, inilah yang nantinya akan dikoordinasikan kepada petugas dari BPJS Kesehatan, baik yang on site maupun mobile. Aplikasi SIPP juga akan dimonitor terus secara periodik, apa saja pengaduan atau permintaan informasi yang butuh penyelesaian atau tindak lanjut. Agar prosesnya berjalan lancar, setiap Kantor Cabang BPJS Kesehatan sudah menetapkan siapa saja Personal In Charge (PIC) dari tiap-tiap rumah sakit,” terangnya.

Setiap permintaan informasi atau penanganan pengaduan juga sudah ada Service Level Agreement (SLA) atau kesepakatan batas maksimum waktu layanan, misalnya harus bisa terselesaikan dalam waktu berapa jam atau berapa hari. Bila sudah terselesaikan, nantinya petugas rumah sakit sebagai garda terdepan yang akan menyampaikan tindak lanjut dan informasi yang dibutuhkan kepada peserta.

Bagi rumah sakit, added value dari pelaksanaan PIPP ini adalah memberdayakan fungsi Unit Pengaduan Rumah Sakit dengan dukungan teknologi informasi, meningkatkan kemandirian rumah sakit dalam melayani peserta program JKN-KIS, serta meningkatkan koordinasi antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit melalui Personal In Charge. Kemudian bagi peserta Program JKN-KIS, pelaksanaan PIPP di rumah sakit dapat memudahkan akses peserta dalam mendapatkan informasi dan penanganan pengaduan melalui kanal pelayanan rumah sakit, serta meningkatkan kepuasan peserta terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Tidak hanya digunakan oleh petugas di rumah sakit, aplikasi SIPP juga bisa dimanfaatkan langsung oleh peserta Progam JKN-KIS untuk menyampaikan pengaduan atau meminta informasi. Caranya dengan mengakses website resmi BPJS Kesehatan, kemudian klik menu “Hubungi Kami” yang menjadi pintu masuk ke aplikasi SIPP.

Asisten Deputi Bidang Pengendali Mutu Pelayanan BPJS Kesehatan Upik Handayani

Page 9: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 9

FOKUS

Dukungan Rumah Sakit

Transformasi BPJS Kesehatan Center menjadi PIPP di rumah sakit juga mendapat dukungan penuh dari rumah sakit provider BPJS Kesehatan, salah satunya dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta.

Direktur Umum dan Operasional RSAB Harapan Kita Jakarta, Susi Himawati menyampaikan, rumah sakit sebagai lembaga pelayanan publik memang berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarganya. Sehingga implementasi PIPP di rumah sakit dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan yang berarti, apalagi sudah didukung dengan sistem yang terintegrasi.

“Semua customer di rumah sakit harus dilayani dengan baik. Kami juga memiliki petugas customer service untuk pelayanan pemberian informasi dan pengaduan, baik untuk pasien peserta Program JKN-KIS maupun pasien umum. Bahkan customer service yang kami miliki bukan hanya sekedar service, tetapi juga customer care. Kemudian dikembangkan lagi menjadi yang sifatnya service konsistensi, empati. Artinya kami menghadirkan

produk dan service yang bagus dengan nilai-nilai human spirit. Ini merupakan hak dari setiap pasien dan keluarganya yang harus diberikan oleh petugas rumah sakit, jadi sebenarnya tidak perlu ada BPJS Kesehatan Center di rumah sakit yang menjalankan fungsi tersebut. Tinggal memperkuat koordinasi saja agar prosesnya berjalan lancar,” ujar Susi Himawati.

Layanan pemberian informasi dan penanganan pengaduan ini juga sudah lama dihadirkan oleh RSAB Harapan Kita Jakarta, menyatu dengan unit instalasi humas dan pemasaran. Susi juga mengakui komunikasi yang dijalin dengan BPJS Kesehatan selama ini berjalan dengan baik, sehingga apabila ada permasalahan yang timbul bisa cepat terselesaikan.

"RSAB Harapan Kita membangun komunikasi yang efektif dengan BPJS Kesehatan, seperti melalui pertemuan-pertemuan rutin. Masalah yang ditemukan di lapangan selalu kami sampaikan dan didiskusikan untuk mendapatkan solusi terbaik," ujar Susi.

“Bagi peserta Program JKN-KIS, pelaksanaan PIPP di rumah sakit dapat memudahkan akses peserta dalam mendapatkan informasi dan penanganan pengaduan melalui kanal pelayanan rumah sakit, serta meningkatkan kepuasan peserta terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit”

Page 10: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201810

B I N C A N G

BPJS Kesehatan terus bertransformasi dari sistem manual menuju digitalisasi. Yang tadinya semua dilakukan di Kantor BPJS, kini bisa dilakukan secara online. Transformasi ini dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta program JKN-KIS di setiap tingkat pelayanan.

Salah satunya dengan mengembangkan Verifikasi Digital Klaim atau disingkat Vedika. Vedika adalah proses verifikasi terhadap klaim yang diajukan oleh rumah sakit menggunakan aplikasi verifikasi digital yang dilakukan di kantor cabang atau kabupaten/kota BPJS Kesehatan.

Ini adalah strategi BPJS Kesehatan untuk mengeliminasi kegiatan yang dioperasikan secara manual, memakan waktu dan berbiaya tinggi. BPJS Kesehatan berupaya untuk mempercepat proses verifikasi, sehingga rumah sakit mendapatkan kepastian waktu pembayaran klaim lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan dengan proses klaim biasa.

Dengan Vedika diharapkan isu-isu mengenai klaim rumah sakit terlambat dibayar BPJS Kesehatan tidak lagi terjadi. Dengan demikian kepuasan fasilitas kesehatan terhadap proses administrasi klaim BPJS Kesehatan meningkat,

Proses Cepat dan Ada Kepastian Pembayaran

VEDIKA

Manager Pelayanan Rumah Sakit Hermina Depok, Dokter Tantia Setyawati

Page 11: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 11

BINCANG

dan proses klaim pelayanan di rumah sakit pun makin disederhanakan. Pada akhirnya baik peserta maupun fasilitas kesehatan semakin puas dengan layanan program JKN.

Vedika diberlakukan secara serentak di seluruh rumah sakit pada 1 Mei 2018. Namun, ada sejumlah rumah sakit yang terlebih dahulu menerapkannya, di antaranya adalah Rumah Sakit Hermina Depok. Rumah sakit rujukan yang berlokasi di Jl. Siliwangi No.50, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat ini sudah mulai menerapkan Vedika sejak April 2018. Lalu, apa saja kebaikan dan kemudahan yang didapatkan Rumah Sakit Hermina Depok sejak menerapkan Vedika ? Berikut hasil wawancara Info BPJS Kesehatan dengan Manager Pelayanan JKN RS Hermina Depok, Dokter Tantia Setyawati.

Bagaimana proses verifikasi secara manual sebelum adanya Vedika ?

Dengan total klaim rumah sakit kami sekitar Rp9 miliar sampai Rp11 miliar setiap bulannya, memang tidak mudah untuk melakukan proses verifikasi secara manual. Namun, pengembangan digitalisasi BPJS Kesehatan khusus untuk verifikasi sekarang ini sangat membantu kami. Kami merasakan perbedaan yang sifnifikan. Sebelum adanya Vedika, berkas klaim kami berikan ke verifikator, lalu mereka melakukan verifikasi secara manual, diperiksa satu-satu. Ini butuh waktu panjang untuk menyelesaikannya. Kadang kami tidak tahu sampai kapan waktunya selesai. Rumah sakit terus mengejar kapan waktunya klaim disetujui, dan BPJS Kesehatan sendiri melakukannya dengan manual, dan mungkin perlu banyak tenaga orang, sementara kadang jumlah tenaga tidak memadai.

Akibatnya sering lambat pembuatan Berita Acara. Selain butuh waktu lama, rumah sakit juga tidak ada kepastian berapa persen dari berkas klaim yang disetujui atau layak dan berapa yang tidak layak serta berapa nilainya. Apalagi verifikator di Rumah Sakit Hermina Depok hanya satu orang, padahal idealnya 3 orang untuk rumah sakit rujukan.

Mungkin karena proses manual ini yang menyebabkan dulu terjadi keterlambatan pembayaran BPJS Kesehatan ke rumah sakit.

Lalu, apa perubahan yang dirasakan setelah menerapkan Vedika ?

Memudahkan kedua belah pihak. Kini, semua bekerja lewat sistem. Adanya Vedika, memacu tim casemix rumah sakit untuk bekerja lebih cepat. Karena ada ketentuan sekian persen berkas klaim sudah harus selesai dalam waktu sekian. Keunggulan Vedika adalah adanya tiga filter yang sangat memudahkan bagi rumah sakit. Filter pertama mengenai adminsitratif.

Apakah Surat Eligibilitas Peserta (SEP) sudah sesuai prosedur atau belum. Kalau sudah sesuai masuk ke filter kedua, yakni memfilter antara indikasi rawat inap dan rawat jalan. Filter ketiga, memfilter saverity level atau tingkat keparahan penyakit. Kalau itu semua lolos, dan baik, maka tugas BPJS Kesehatan untuk men-sampling yang tiga filter itu. Dengan proses yang serba digital ini, maka proses verifikasi klaim menjadi lebih cepat dari biasanya. Kalau dulu kita tidak tahu kapan verifikator mengatakan oke layak, baru dibuatkan Berita Acara-nya. Tapi kita tidak tahu berapa berkas yang di-pending dan berapa nilainya.

Bagi RS Hermina Depok, apa keuntungan dari Vedika ?

Untuk rumah sakit keuntungannya banyak. Paling utama adalah proses verifikasi menjadi lebih cepat dan lebih adanya kepastian pembayaran. Misalnya dari 100% klaim yang kami setorkan ke BPJS Kesehatan setiap bulannya, kami lebih cepat mengetahui berapa persen yang layak dibuatkan Berita Acara, dan berapa persen yang ditunda dan nilainya berapa. Contoh, kami tagihkan Rp10 miliar, maka di hari ke-10 sejak berkas diserahkan kami sudah mendapat jawaban mengenai berkas yang layak diklaim, misalnya Rp8 miliar. Nah, yang Rp 2 milyar yang di-pending atau belum layak dikirim kembali ke rumah sakit untuk diverifikasi ulang, dan ditagihkan di bulan berikutnya. Lalu di hari ke-15

sesuai ketentuan dan kesepakatan, pembayaran dari BPJS Kesehatan cair.

Jadi, dengan hadirnya Vedika, lebih cepat dan lebih pasti kapan waktu untuk diterbitkan Berita Acara, kapan klaim disetujui, dan kapan jatuh tempo. Lebih pastinya itu karena pelayanan di bulan berjalan atau bulan H-1 pasti akan ditagihkan. Misalnya untuk pelayanan di bulan Agustus, bisa ditagihkan semuanya di awal September.

Selain cepat dan adanya kepastian, ada keunggulan lainnya ?

Dengan pembayaran yang tepat waktu, tentu pelayanan kepada peserta juga lebih optimal. Pelayanan dan operasional rumah sakit tidak lagi terkendala biaya karena pembayaran dari BPJS Kesehatan tepat waktu. Ini tentu meningkatkan kepuasan rumah sakit terhadap program JKN-KIS dan BPJS Kesehatan sebagai penyelenggaranya, dan otomatis pasien khususnya peserta JKN-KIS juga lebih puas.

Keuntungan lainnya, memangkas urusan administratif, dan mengurangi kertas atau paperless. Selama ini verifikasi secara konvensional atau manual menggunakan banyak kertas. Vedika juga meminimalisasi data verifikasi klaim yang rusak atau hilang.

Selama ini data verifikasi klaim juga disimpan di flashdisk. Terkadang flashdisk rusak atau data yang ditampilkan tidak sesuai. Penyimpanan data pusat (sentralisasi) dan akurasi data terjamin baik. Juga mengantisipasi berkas klaim hilang, seperti yang pernah dialami RS Hermina Depok, yang pada akhirnya menghambat proses klaim dan pembayaran. Kalau sekarang semua data-data bisa terlacak di sistem.

Tentu harapan kami sistem verifikasi klaim yang sudah bagus ini juga didukung dengan ketersediaan anggaran yang memadai di BPJS Kesehatan, sehingga sama-sama menguntungkan.

Page 12: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201812

B E N E F I T

12

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Untuk jasmani, paling penting untuk menjaga kesehatan panca indera terutama mata. Mata yang

sehat akan membantu kita untuk menjalankan kegiatan setiap hari. Tanpa mata yang sehat penglihatan pasti akan terganggu dan bakal berdampak terhadap aktivitas yang sedang dilakukan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata. Mulai dari rutin olahraga dan pola makan sehat. Perbanyak buah dan sayuran yang mengandung vitamin A, C, dan E dipercaya dapat membantu menjaga kesehatan mata. Berolahraga secara rutin membuat kondisi badan menjadi fit sehingga mampu mencegah penyakit yang berdampak buruk terhadap kesehatan mata seperti darah tinggi dan diabetes.

Tapi bagaimana jika segala upaya untuk menjaga kesehatan mata sudah dilakukan namun kesehatan mata tetap terganggu? Pasti ada penyebabnya, misalnya faktor

keturunan. Untuk lebih jelasnya, dapat dikonsultasikan pada dokter di FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa kesehatan mata serta pengobatannya ternyata tidak murah, kisarannya ratusan ribu sampai ratusan juta. Oleh karenanya mutlak bagi setiap orang untuk selalu menjaga kesehatan tubuhnya terutama mata.

Walau begitu, beruntung bagi orang yang sudah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) karena pelayanan kesehatan mata merupakan bagian dari manfaat yang dijamin. Tapi perlu diingat, manfaat itu bisa dijamin jika peserta mengikuti prosedur yang ditentukan dan jika pemberian manfaat sesuai indikasi medis.

Pertama, peserta wajib menyambangi fasilitas kesehatan pertama (FKTP) terdaftar untuk melakukan pemeriksaan mata. Jika hasil diagnosa menunjukan perlu penanganan

Menjamin Kacamata Bagi Peserta Sesuai ProsedurBPJS KESEHATANBesaran penjaminan alat bantu mata berupa kacamata diberikan berdasarkan hak kelas perawatan peserta.

Page 13: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 13

BENEFIT

13

lebih lanjut, dokter FKTP akan memberikan surat rujukan untuk peserta. Setelah mengantongi rujukan, peserta bisa mendatangi fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) sebagaimana tercantum dalam rujukan.

Setibanya di FKRTL, peserta menuju poli mata untuk kemudian diperiksa oleh dokter spesialis mata. Jika indikasi medis menunjukan bahwa anda memerlukan alat bantu, dokter akan memberikan resep untuk kacamata. Resep itu selanjutnya dibawa peserta ke optik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Setibanya di optik, peserta bisa langsung menyodorkan resep itu untuk dibuatkan kacamata sesuai dengan diagnosa medis peserta.

Prosedur untuk mendapat pelayanan mata sebagaimana dijamin JKN-KIS cukup mudah kan? Peserta hanya perlu mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Besaran biaya kacamata yang ditanggung program JKN-KIS tergantung pada kelas perawatan sebagaimana hak peserta. Besaran biaya kacamata ini dibayarkan tersendiri di luar paket INA-CBG sedangkan biaya pemeriksaan mata dibayarkan sebagai tariff paket INA-CBG. INA-CBG merupakan besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada FKRTL atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur.

Kacamata diberikan pada FKRTL yang menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Penjaminan pelayanan kacamata diberikan atas rekomendasi dari dokter spesialis mata dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mata. Ukuran kacamata yang dijamin BPJS Kesehatan yaitu untuk lensa spheris minimal 0,5 Dioptri dan lensa silindris minimal 0,25 Dioptri. BPJS Kesehatan tidak menjamin kacamata plano yaitu saat peserta tidak membutuhkan koreksi penglihatan, begitu pula dengan kacamata baca dan kacamata untuk mengoreksi rabun tua (presbiopi) tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Kacamata dapat diberikan kepada peserta maksimal 1 kali dalam 2 tahun. Penting untuk diingat, apabila sebelum 2 tahun diperlukan penggantian kacamata karena sebab apapun, maka BPJS Kesehatan tidak menjamin.

Alat Kesehatan Besaran Biaya Jaminan BPJS Kesehatan (Rp)

Ketentuan

Kacamata 1. PBI/Hak Rawat Kelas 3 : Rp 150.000,002. Hak Rawat Kelas 2 : Rp 200.000,003. Hak Rawat Kelas 3 : Rp 300.000,00

1. Diberikan atas indikasi medis dan sesuai prosedur 2. Diberikan di FKRTL dan optik yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan 3. Diberikan palig cepat 2(dua) tahun sekali

4. Indikasi medis minimal : -Sferis 0,5 D -Silindris 0,25 D

Walaupun BPJS Kesehatan menjamin pelayanan kesehatan mata, namun menjadi tanggung jawab kita semua untuk selalu menjaga kesehatan. Mari budayakan pola hidup sehat!

Page 14: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201814

P E L A N G G A N

14

Sangat penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan mata. Rajin berolahraga dengan diimbangi pola makan sehat cukup membantu kesehatan tubuh, tak terkecuali mata.

Mengkonsumsi sayuran dan buah yang mengandung vitamin A, C, dan E diyakini berdampak positif terhadap kesehatan mata.

Sekalipun upaya itu sudah dilakukan secara maksimal, bukan berarti bebas dari persoalan kesehatan mata. Semakin bertambahnya usia mempengaruhi kondisi kesehatan mata. Salah satu jenis penyakit mata yang umum dialami orang yang berusia lanjut yakni katarak. Tapi perlu diingat, katarak bisa juga dialami oleh orang berusia muda.

Katarak menyebabkan ketajaman daya lihat menjadi berkurang baik untuk jarak jauh dan dekat. Kondisi itu tentu saja sangat mengganggu orang yang pekerjaannya setiap hari sangat mengandalkan ketajaman penglihatan seperti supir, tukang jahit, dan dokter. Namun bagi sebagian orang yang tidak membutuhkan ketajaman penglihatan, gangguan katarak ringan terkadang tidak disadari karena tidak menganggu keseharian aktivitasnya.

Biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengobati penyakit katarak bisa dibilang tidak murah karena anda perlu merogoh kocek sampai puluhan juta rupiah. Tapi peserta

program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tidak perlu khawatir dengan besarnya biaya pelayanan pengobatan katarak. BPJS Kesehatan menjamin biaya pelayanan kesehatan bagi peserta yang mengalami katarak. Peserta hanya perlu mengikuti prosedur yang berlaku.

Pertama kali, peserta wajib mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan mata peserta dan memberikan rekomendasi perawatan lanjutan apabila secara indikasi medis ditemukan kelainan. Jika dibutuhkan tindak lanjut di spesialis, dokter akan menerbitkan surat rujukan bagi peserta untuk mendapat penanganan di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL).

Setelah mendapat surat rujukan, peserta bisa langsung menyambangi FKRTL yang dituju kemudian mengambil antrian di poli mata. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap peserta, dokter mata akan menuliskan indikasi medis apakah peserta perlu dioperasi katarak atau tidak. Jika operasi diperlukan, pasien akan dijadwalkan untuk menjalani operasi.

Penting untuk diketahui, saat ini BPJS Kesehatan telah mengeluarkan aturan baru terkait penjaminan pelayanan katarak. Aturan baru itu diterbitkan dalam rangka memastikan peserta memperoleh manfaat pelayanan

Pelayanan Operasi Katarak JKN-KISATURAN BARUPenjaminan pelayanan operasi katarak diberikan berdasarkan indikasi medis dan visus kurang dari 6/18 preoperatif.

BEGINI

Page 15: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 15

PELANGGAN

15

kesehatan yang bermutu dengan memperhatikan keberlanjutan program JKN-KIS. Katarak bukan merupakan kondisi yang harus segera dioperasi, perencanaan yang tepat terhadap operasi baik dari sisi kompetensi dokter yang melaksanakan tindakan maupun waktu pengerjaan operasi menentukan tingkat keberhasilan operasi. Secara umum BPJS Kesehatan menjamin pelayanan operasi katarak maupun pelayanan kesehatan mata lainnya sesuai indikasi medis.

Selama ini semua tingkat visus yang dialami peserta penderita katarak bisa mendapat pelayanan operasi. Tapi sejak 25 Juni 2018, pelayanan operasi katarak itu hanya diberikan kepada peserta dengan visus kurang dari 6/18 preoperatif dengan mempertimbangkan jumlah maksimal tindakan operatif untuk masing-masing

dokter spesialis mata. Tentu saja selain pertimbangan kemampuan finansial BPJS Kesehatan, ketentuan ini juga memastikan mutu pelayanan operasi katarak bagi peserta JKN-KIS lebih baik.

Selain dijamin oleh JKN-KIS, pelayanan operasi katarak juga diberikan oleh Lembaga pemerintah di luar BPJS Kesehatan dan Lembaga swasta lain. Cukup banyak kegiatan bakti sosial operasi katarak yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan ini untuk menurunkan angka kebutaan penduduk di Indonesia. Namun tentu saja harus dipastikan kegiatan tersebut diselenggaran oleh institusi yang terpercaya sehingga hasil operasi baik sesuai dengan harapan.

Page 16: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201816

I N S P I R A S II N S P I R A S I

Kecelakaan tragis menimpa pebalap motor Muhammad Fadli pada 2015 silam, di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Saat melakukan selebrasi usai dipastikan keluar sebagai pemenang di ajang Asia

Road Race Championship (ARRC), pebalap lain yang juga baru menyentuh garis finish dan masih dalam kecepatan tinggi tiba-tiba menghantam kaki kirinya. Fadli terpental dari motor dengan kondisi kaki yang sangat parah. Bahkan kecelakaan itu juga membuat kaki kirinya terpaksa diamputasi.

Tidak mudah bagi Fadli untuk menerima kenyataan tersebut. Apalagi ketika itu kariernya di lintasan balap motor sedang menanjak. Fadli bahkan sempat mengurung diri meratapi nasibnya, membayangkan hari-hari berat yang harus dilewatinya dengan satu kaki.

“Setelah diamputasi, rasanya hidup saya sudah berakhir. Selama dua minggu saya memilih untuk mengurung diri, tidak mau ketemu siapa-siapa lagi,” kenang pebalap kelahiran 25 Juli 1985 itu.

Beberapa minggu setelah kecelakaan, anak pertama Fadli lahir. Momen tersebut rupanya jadi awal kebangkitan semangat Fadli. Ia bertekad harus bisa kembali berjalan sebelum anaknya bisa berjalan. “Saya tak boleh berlama-lama larut dalam kesedihan. Ada istri dan anak yang harus dinafkahi. Saya harus melakukan sesuatu sekuat yang saya bisa, meskipun tanpa kaki kiri,” tekadnya.

Fadli akhirnya mulai berdamai dengan keadaan. Kecelakaan yang telah menghilangkan kaki kirinya itu tak lagi membuatnya larut dalam keputusasaan. Untuk mengembalikan kondisi fisiknya pasca operasi, Fadli yang kemudian memakai kaki palsu akhirnya mulai berlatih sepeda, olah raga yang juga disukainya selain balap motor. Tidak terlintas dalam pikirannya kalau suatu hari nanti ia akan menjadi atlet Para-Cycling kebanggaan Indonesia.

“Dengan tekad yang kuat untuk mengembalikan kondisi fisik seperti semula, di tahun 2016 saya mulai rutin bersepeda. Ternyata malah ada tawaran untuk menjadi atlet Para-Cycling, makanya kemudian saya semakin serius menekuni olahraga ini. Mungkin ini memang jalan hidup saya, tidak bisa lepas dari dunia balap,” cerita Fadli.

Sebagai atlet Para-Cycling yang masih terhitung baru, Fadli ketika itu langsung mendapatkan kepercayaan untuk mewakili Indonesia dalam ajang internasional. Salah satunya di ajang ASEAN Para Games 2017 yang digelar di Malaysia. Ia berhasil menjawab kepercayaan itu dengan mempersembahkan dua medali perak dan dua medali perunggu untuk Indonesia.

“Kesempatan untuk bisa menjadi atlet lagi tidak boleh saya sia-siaakan. Saya harus berlatih lebih keras lagi agar mencapai hasil yang maksimal. Apalagi atlet Para-Cycling negara lain sudah berlatih bertahun-tahun, sementara

saya sebelum ikut ASEAN Para Games 2017 baru berlatih delapan bulan. Tapi saya yakin, dengan kerja keras, kita bisa mendapatkan apa yang diinginkan,” tutur Fadly yang juga akan berlaga di Asian Para Games 2018 di Jakarta.

Kerja Keras dan Fokus

Kondisi serupa dialami atlet renang Jendi Pangabean. Di usia 12 tahun, ia mengalami kecelakaan sepeda motor yang juga membuat salah satu kakinya harus diamputasi. Orangtuanya sangat terpukul dengan kejadian itu, beda halnya dengan Jendi yang ketika itu belum mengerti apa-apa.

“Mungkin karena masih kecil, jadi belum kepikiran nantinya akan bagaimana. Apalagi teman-teman di lingkungan rumah juga menerima saya apa adanya seperti anak lainnya,” cerita Jendi.

Perlakuan berbeda mulai diterimanya ketika ia merantau ke Palembang dan bertemu orang-orang baru. Kondisi fisiknya yang tidak sempurna membuat Jendi kerap dipandang sebelah mata, dianggap tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa dikasihani. Namun, perlakuan ini justru membuat dia samakin kuat. Jendi ingin membuktikan kalau penyandang disabilitas juga bisa melakukan banyak hal seperti manusia normal, bahkan seringkali jauh lebih hebat dibandingkan orang pada umumnya. Keyakinan itu kemudian dibuktikan Jendi dengan menjadi atlet renang berprestasi.

BERPRESTASIDITENGAH KETERBATASAN

Atlet Para-Cycling Muhammad Fadli

Page 17: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 17

INSPIRASIDunia renang yang kini ditekuni Jendi sebenarnya sudah digeluti sejak kecil saat ia masih tinggal di Desa Sugih Waras, Muara Enim, Sumatera Selatan. Hampir setiap hari ia berenang di sungai dekat rumahnya. Merasa memiliki bakat, setelah tamat SMA Jendi kemudian ikut sekolah renang di Palembang dan mulai berlatih intensif. Bangku kuliah juga terpaksa ditinggalkan agar bisa lebih fokus berlatih renang.

“Dalam melakukan sesuatu, saya tidak mau setengah-setengah. Karena jam kuliah dan latihan renang berbarengan, akhirnya saya pilih untuk fokus di renang. Awal-awal ikut kompetisi, memang tidak bisa langsung berprestasi. Tapi saya percaya, kalau kita bekerja keras, pasti hasilnya akan baik. Saya juga beberapa kali ikut program latihan atlet renang normal untuk mengukur kemampuan saya,” ujar Jendi.

Usahanya itu mulai membuahkan hasil ketika ia mengikuti Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2012 di Riau. Dalam pesta olahraga tingkat nasional khusus untuk atlet penyandang disabilitas tersebut, Jendi berhasil meraih dua emas, satu perak, dan satu perunggu. Prestasinya itu membuat ia dipanggil untuk bergabung mengikuti Pelatnas, menjadi wakil Indonesia dalam berbagai kejuaraan Internasional seperti ASEAN Para Games hingga Asian Para Games. Dalam ASEAN Para Games 2017 di Malaysia, Jendi berhasil menyumbangkan lima medali emas dan ikut membawa Indonesia sebagai juara umum di cabang olahraga renang.

Lain lagi cerita Kasep Ayatullah, pebasket kursi roda atau Wheelchair Basketball (WB) ini memang tidak memiliki kaki yang sempurna sejak lahir. Namun, keterbatasan ini justru membuat dia bisa melakukan banyak hal yang tidak terfikirkan orang banyak. Misalnya untuk menjalani aktifitas sehari-hari, ia biasa menggunakan skateboard.

Sebelum akhirnya menjadi atlet Wheelchair Basketball, Kasep dulunya adalah atlet angkat berat dan voli duduk yang beberapa kali memenangkan kejuaran tingkat

Atlet Renang Jendi Pangabean

provinsi dan nasional. Namun akhirnya ia memilih jadi pebasket kursi roda karena kecintaannya pada olahraga basket. Saat ini, Kasep juga tergabung dalam tim basket Indonesia untuk ajang Asian Para Games 2018.

“Walaupun tidak punya kaki, saya tak pernah merasa minder karena perasaan itu justru bisa menghambat kesuksesan kita. Jangan terlalu dipikirkan penilaian orang. Yang perlu kita lakukan adalah bekerja keras dan fokus dengan bidang yang sudah kita pilih,” pesan Kasep.

Ikut Sukseskan JKN-KIS

Tidak hanya membanggakan Indonesia di pentas olahraga internasional, para atlet penyandang disabilitas ini juga ikut ambil bagian dalam mensukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Bentuk dukungan mereka yaitu dengan mendaftarkan diri sebagai peserta.

Muhammad Fadli mengatakan, meskipun ia sudah mendapatkan asuransi kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja sebagai instruktur balap, namun ia meresa tetap perlu menjadi peserta JKN-KIS. Sebab iuran yang ia bayarkan bisa membantu peserta lain yang membutuhkan penanganan medis.

“Program ini sangat bagus, dan sudah seharusnya kita ikut mendaftar sebagai peserta. Ini kan seperti beramal, bergotong royong dengan membayar iuran setiap bulan untuk menolong orang-orang yang sakit,” ujar Fadli.

Ditambahkan oleh Kasep Ayatullah, meskipun sudah memiliki kartu JKN-KIS, bukan berarti kita tidak menjaga kesehatan karena merasa sudah ada yang menjamin ketika harus dirawat di rumah sakit. Bagi Kasep, bentuk dukungan masyarakat terhadap program JKN-KIS bukanlah sekedar menjadi peserta, tetapi juga harus dibarengi dengan menjaga kesehatan.

“Sejak awal, saya dan keluarga sudah ikut program JKN-KIS. Alhamdulillah, sampai sekarang belum pernah dipakai. Saya berusaha untuk menjaga kesehatan agar tidak sampai sakit. Kalau ingin program ini bisa berjalan dengan baik, saya rasa semua peserta harus melakukan hal itu, menjaga kesehatannya dengan menerapkan pola hidup sehat,” pesan Kasep.

Page 18: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201818

Di era digital seperti saat ini, segalanya menjadi lebih praktis dan mudah melalui perangkat mobile. Begitu juga dengan pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia

Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Melalui aplikasi Mobile JKN, peserta bisa melakukan banyak hal lewat perangat mobile mereka tanpa harus datang ke kantor BPJS Kesehatan, mulai dari melihat data peserta, mengubah data peserta, melihat riwayat pelayanan, skrining riwayat kesehatan, mencari lokasi fasilitas kesehatan provider BPJS Kesehatan, dan banyak hal lainnya.

Berbagai inovasi juga terus dihadirkan BPJS Kesehatan untuk menyempurnakan aplikasi Mobile JKN, salah satunya dengan menghadirkan fitur KESSAN (Kesan Pesan Peserta Setelah Layanan). Tujuannya selain untuk mendorong Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) meningkatkan layanan bagi peserta JKN-KIS dan memenuhi kewajibannya terhadap kontrak kerja sama dengan BPJS Kesehatan, juga untuk meningkatkan kepuasan peserta yang memang menjadi salah satu fokus utama BPJS Kesehatan.

Menurut Lutfiah (20 tahun), peserta program JKN-KIS asal Cimanggis, Jawa Barat, keberadaan fitur KESSAN di aplikasi Mobile JKN ini memang sangat penting, mengingat sebelumnya tidak ada wadah bagi peserta untuk memberikan penilaian langsung terhadap pelayanan yang diberikan FKTP.

Fitur KESSAN di aplikasi Mobile JKN ini muncul setelah peserta JKN-KIS mendapatkan pelayanan di FKTP tempat mereka terdaftar, yaitu berupa Survei Pelayanan Faskes yang berisi sejumlah pertanyaan dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak. Beberapa pertanyaan yang diajukan seperti kesesuaian jam praktik pelayanan dengan yang tercantum di papan nama fasilitas kesehatan, keberadaan petugas administrasi yang melayani, sarana dan prasarana, waktu menunggu, kesan terhadap dokter yang memberikan

pelayanan kesehatan, iur biaya, dan beberapa pertanyaan lainnya. Selanjutnya BPJS Kesehatan akan melakukan umpan balik ke FKTP atas skor penilaian yang diisi oleh peserta yang mendapatkan pelayanan.

“Penggunaan fitur KESSAN ini juga sangat mudah, saya bisa langsung memilih jawaban Ya atau Tidak sesuai dengan yang saya alami saat mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP. Kalau ada hal-hal yang belum bisa saya sampaikan dari pertanyaan yang diajukan, saya juga bisa menuliskan masukan atau saran terhadap FKTP,” ujar Lutfiah.

Tiap kali mengakses pelayanan kesehatan di FKTP tempatnya terdaftar, Lutfiah selalu menyempatkan waktu untuk mengisi Survei Pelayanan Faskes, dengan harapan fasilitas kesehatan bisa memperbaiki hal-hal yang masih belum baik, dan terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.

Tidak hanya menggunakan fitur KESSAN, Lutfiah juga banyak memanfaatkan aplikasi Mobile JKN untuk mendapatkan pelayanan lainnya. “Awal 2018, saya mulai mengunduh aplikasi Mobile JKN karena diminta orang tua untuk mengubah faskes pertama. Ternyata fitur-fitur yang ada di dalamnya sangat membantu dan memudahkan saya sebagai peserta. Jadi tidak perlu repot-repot lagi datang ke kantor cabang BPJS Kesehatan untuk sekedar mengubah data peserta atau melihat catatan pembayaran iuran,” ujar Lutfiah.

T E S T I M O N I

UNTUK FASKES LEWAT FITUR KESSANBERI PESAN DAN KESAN

Peserta JKN-KIS/Pengguna Fitur KESSAN Lutfiah

Page 19: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 19

BPJS Kesehatan wajib membayar ganti rugi kepada fasilitas kesehatan jika telat membayar klaim. Proses verifikasi klaim RS lebih cepat dan akurat lewat Vedika.

Sebagai lembaga yang menggelar program jaminan sosial di bidang kesehatan, BPJS Kesehatan diamanatkan untuk mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan tidak secara langsung memberikan pelayanan medis kepada peserta. Untuk menyelenggarakan pelayanan tersebut BPJS Kesehatan bekerjasama dengan fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat pertama (FKTP) dan lanjutan (FKRTL).

Dari kerjasama yang dijalin BPJS Kesehatan dengan Faskes, salah satu kewajiban BPJS Kesehatan yakni membayar biaya pelayanan yang telah diberikan Faskes kepada peserta. Tentu saja besaran biaya pelayanan itu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, untuk FKTP pembayarannya melalui mekanisme kapitasi dan INA-CBGs untuk FKRTL.

Untuk pembayaran kapitasi, BPJS Kesehatan selalu membayar dimuka atau di awal sebelum pelayanan diberikan. Besarnya biaya kapitasi yang diterima setiap FKTP berbeda-beda, tergantung banyaknya jumlah peserta JKN-KIS yang terdaftar di FKTP tersebut. Kapitasi itu akan dikelola oleh FKTP untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta mulai dari preventif, promotif, dan pelayanan medis non spesialistik.

BPJS Kesehatan langsung membayar kapitasi sesuai jumlahnya kepada FKTP yang bersangkutan. Untuk FKTP milik pemerintah daerah yang statusnya belum Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), mekanisme pembayaran kapitasi merujuk Peraturan Presiden (Perpres) No.32 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

Mengacu Perpres No.32 Tahun 2004, BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada FKTP milik pemda berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data BPJS Kesehatan. Dana kapitasi itu dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada

bendaharawan dana kapitasi JKN di FKTP. Pembayaran kapitasi paling lambat tanggal 15 setiap bulan berjalan.

Untuk pembayaran pelayanan kesehatan di FKRTL mengacu tarif yang telah diatur dalam paket INA-CBGs. Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diperbarui lewat Perpres No.111 Tahun 2013 memerintahkan BPJS Kesehatan untuk membayar FKRTL atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak dokumen klaim diterima lengkap.

Ada sejumlah proses yang harus dilalui sebelum BPJS Kesehatan membayar klaim kepada FKRTL. Selain dokumen klaim harus lengkap, BPJS Kesehatan butuh waktu untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap berkas-berkas klaim yang diberikan FKRTL. BPJS Kesehatan wajib membayar klaim tepat waktu, jika itu tidak bisa dipenuhi BPJS Kesehatan akan dikenakan denda kepada Faskes sebesar 1 persen dari jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap satu bulan keterlambatan.

Merujuk berbagai ketentuan itu BPJS Kesehatan akan rugi jika tidak membayar klaim tepat waktu karena bakal terkena denda. Selaras itu peran aktif Faskes dalam melengkapi dokumen yang dibutuhkan sangat penting untuk mempercepat proses pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan. Sekarang, pengajuan dokumen klaim oleh FKRTL lebih mudah karena BPJS Kesehatan sudah menggunakan verifikasi digital klaim (Vedika). Proses verifikasi lebih cepat sehingga RS mendapat kepastian waktu pembayaran klaim secara akurat.

Terakhir, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan sejumlah bank untuk menjalankan program Supply Chain Financing (SCF) bagi faskes mitra BPJS Kesehatan. Melalui SCF faskes bisa mengajukan pinjaman dana ke bank dengan jaminan berupa tagihan klaim yang diajukan faskes kepada BPJS Kesehatan. Sejumlah bank yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan untuk melaksanakan SCF antara lain BRI, BNI, Mandiri, BTN, BJB, dan KEB Hana Bank.

Melalui SCF, faskes swasta tidak perlu khawatir karena cashflow mereka bisa tetap terjaga. Dengan begitu faskes diharapkan bisa terus memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN-KIS

P E R S E P S I

Apa Benar BPJS Kesehatan Selalu Telat Bayar Tagihan Klaim Faskes?

Page 20: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201820

S E H A T & G A Y A H I D U P

Tiada hari tanpa gawai (gadget), terutama smartphone baik itu handphone ataupun tablet. Bahkan sebagian orang sudah kecanduan smartphone sampai tak bisa hidup tanpa perangkat digital yang satu ini.

Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, sebagian di antara kita seakan-akan tak mau lepas dari smartphone.

Gadget memang ibarat pisau bertama dua. Di satu sisi sangat berguna, tapi di sisi lain juga merugikan jika tidak digunakan secara arif. Tanpa disadari penggunaan gadget secara terus menerus mengakibatkan berbagai masalah, salah satunya merusak mata. Tapi mengapa ya gadget bisa merusak mata?

Dirangkum Info BPJS Kesehatan dari berbagai sumber, beberapa pakar berpendapat bahwa gadget bisa merusak mata bukan hanya dari sinar radiasi atau sinar biru yang ditimbulkan, tapi juga karena pola buruk saat menggunakannya. Bermain video games terlalu lama dalam jangka panjang akan menimbulkan risiko mata minus atau rabun jauh. Efek lainnya adalah mata lelah, merah, penglihatan yang buram, mata kering, iritasi ringan hingga sakit kepala yang muncul saat kita sudah asyik dengan permainan dan lupa untuk beristirahat.

Masalah penglihatan yang disebabkan video games adalah karena mata yang tidak lagi terfokus pada permukaan yang datar namun secara terus menerus akan merubah fokus sehingga kelelahan mata akan timbul. Mata cenderung "terkunci” ke dalam layar, dan hal ini dapat menyulitkan mata untuk fokus pada objek lain bahkan dalam waktu lama setelah selesai bermain. Selain itu, mata juga akan jarang berkedip dan menyebabkan kekeringan.

Salah satu kebiasaan buruk adalah bermain gadget di tempat gelap. Pencahayaan yang kurang baik selama menggunakan gadget bikin mata lelah. Kecerahan terlalu redup kurang bagus buat mata karena bikin mata bekerja ekstra. Tapi terlalu besar tingkat kecerahannya juga bikin mata seakan terasa kaget. Bahkan kerja kerasnya sama kayak melihat layar gadget redup.

Untuk penggunaan di malam hari, misalnya ketika menjelang tidur, ada hal penting yang wajib diketahui. Layar smartphone memancarkan sinar biru (blue light) yang berdampak buruk bagi mata. Paparan langsung sinar biru dapat menyebabkan kerusakan retina. American Macular Degeneration Foundation memperingatkan bahwa kerusakan retina yang disebabkan sinar biru dapat menyebabkan degenerasi makula. Hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral, yakni kemampuan untuk melihat apa yang ada di depan kita.

Sinar biru juga merusak siklus tidur alami. Karena sinar ini mengganggu produksi melatonin, yakni hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Otak seseorang mulai memproduksi melatonin ketika ia siap tidur dan sinar biru dari smartphone mengganggu proses produksi tersebut. Sulit tidur atau insomsia berdampak buruk pada kesehatan, seperti gangguan genetik dan masalah memori. Dampak panjangnya, ternyata berisiko terkena kanker. Mengapa? Selain membantu kita tidur, melatonin juga berfungsi sebagai antioksidan. Orang yang produksi melatonin alaminya ditekan, misalnya karena paparan sinar biru, berisiko lebih tinggi untuk mengidap kanker payudara dan prostat, meskipun hubungan sebab-akibat secara langsung belum ditemukan. Penelitian juga menunjukkan, orang-orang yang tingkat melatoninnya ditekan dan jam tubuhnya dikacaukan oleh paparan sinar biru lebih rentan terhadap depresi.

Tak menggunakan pelindung layar antiradiasi. Saat smartphone tidak menggunakan pelindung layar antiradiasi, maka paparan radiasi layar akan langsung mengenai mata. Hal ini memperbesar potensi mata cepat tegang dan lelah, belum lagi risiko lainnya ketika penggunaan gadget terus menerus atau berlebihan. Radiasi handphone bukan hanya bikin panas bola mata, tapi juga kemampuan mata secara menyeluruh. Mata tidak mampu menyalurkan panas radiasi itu ke seluruh tubuh, sehingga berkutat di mata saja.

Kebiasan buruk lain yang sering kita lakukan adalah jarak antara mata dan layar gadget teramat dekat. Cara ini

Untuk Kesehatan MataBAHAYA GADGET

Page 21: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATANEDISI 62 TAHUN 2018 21

SEHAT & GAYA HIDUP

bikin mata semakin melotot, belum lagi terpapar sinar layar yang penuh radiasi dan tingkat kecerahannya yang tinggi.

Jadi, faktor rusaknya mata atau penglihatan adalah kebiasaan, seperti membaca sambil tiduran atau dibawah penerangan yang kurang, keseringan bermain ponsel atau gadget, dan berlama-lama melihat layar. Bisa dibayangkan, betapa beratnya kerja mata kita. Jadi, mulai sekarang kurangi penggunaan gadget berlebihan. Kita bisa mengatur jadwal kapan pemakaian gadget aktif dan tidak.

Cara lainnya, matikan semua gadgetmu sebelum tidur. Mulai sekarang aturlah jarak antara mata dan layar gadgetmu. Atur secukupnya asal jelas di mata dan tidak bikin mata bekerja keras melihat teks layar handphone. Berkediplah beberapa kali saat menggunakan gadget. Jangan melotot terus. Lebih baik sekarang usahakan banget menggunakan gadget dalam kondisi duduk. Selain menjaga postur tubuh tetap bagus, juga menjaga kesehatan mata.

Lalu terapkanlah 20-20-20. Maksudnya adalah luangkan waktu setiap 20 menit sekali untuk melihat ke kejauhan atau area selain layar gadget sepanjang 20 meter ke depan (atau sejauh mata memandang dan tidak memforsir mata untuk fokus) selama 20 detik. Cara ini dapat membantu melemaskan otot-otot fokus dalam dan luar mata. Untuk sinar radiasi, salah satu upaya untuk mengatasinya adalah pemasangan pelindung layar antiradiasi. Bisa juga gunakan tetes mata yang mengandung bahan aktif guna mengatasi kekeringan pada mata. Jangan lupa makan makanan bergizi yang membantu menjaga kesehatan mata. Untuk para orang tua, agar membatasi pnggunaan gadget anak anda kurang lebih 2 jam setiap harinya. Atau mungkin berusahalah agar anak tidak memegang handphone selama sehari full, dan ajak dia bermain. Bagi ang sudah kecanduan, disarankan setiap 10 menit sekali menengok ke luar atau ke segala arah. Coba untuk pejamkan mata anda dalam waktu 10 sampai 30 menit sekali. Hal tersebut untuk membuat mata rileks. Perhatikan jarak antara hp dan mata anda, usahakan jaga jarak sekitar 40 cm. Usahakan jangan menggunakan hp sambil tiduran terlebih dalam posisi terlentang. Redupkan cahaya hp agar tampak tidak terlalu cerah. Seringlah berkedip.

Page 22: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 62 TAHUN 201822

KO N S U LTA S I

J A W A B :

J A W A B :

01

02

Melalui Care Center BPJS Kesehatan

Melalui Mobile JKN

Cara mengecek status peserta saya aktif atau tidak bagaimana? Harus ke kantor BPJS atau bisa online saja?

Peserta dapat melakukan pengecekan secara swakelola melalui Aplikasi Mobile JKN menggunakan smartphone yang dapat diunduh melalui Playstore (Android) dan App Store (IOS), menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400 (24 jam) atau mendatangi Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat.

Saya sedang hamil 1 bulan. Saya dan suami sudah jadi peserta BPJS. Kira-kira bisa tidak saya daftarkan bayi saya walaupun belum lahir? Bagaimana caranya? Terima [email protected] – Pemalang

Bisa. Pendaftaran bayi dalam kandungan dapat dilakukan sejak terdeteksi adanya denyut jantung bayi dalam kandungan melalui Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat dengan persyaratan sebagai berikut:

-Surat keterangan Dokter -Memilih kelas perawatan yang sama dengan Peserta yang merupakan ibu dari bayi dalam kandungan -Mencantumkan data sesuai dengan identitas Peserta -Mengisi data NIK dengan nomor KK orang tuanya -Mengisi data tanggal lahir sesuai dengan tanggal pada saat bayi didaftarkan

Setelah bayi dilahirkan, peserta wajib melakukan perubahan data bayi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah kelahiran.

Page 23: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan
Page 24: INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · mendorong terlaksananya proses kerja yang efektif dan efisien dengan hasil ... Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam ... oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan