info enana - badan nasional penanggulangan bencana filepeningkatan status gunung sangeang api gunung...

4
INFO BENCANA Dalam edisi ini: Pung Beliung Dominan pada Bulan Mei 2014 P.1 Peningkatan Status Gunung Sangeang Api P.1 Tabel Jumlah Kejadian Bencana Indonesia (Mei 2014) P.3 Peta Kejadian Bencana Indonesia (Mei 2014) P.4 Edisi Mei 2014 Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan Mei 2014 Kejadian Bencana di Indonesia Januari-Mei 2014 Jumlah Kejadian 797 Korban Meninggal dan Hilang (jiwa) 366 Korban Menderita dan Mengungsi (jiwa) 1.685.938 Kerusakan Permukiman (unit) 36.011 P.1 sedikit dibandingkan dengan tanah longsor yang menyebabkan korban meninggal dan hilang sebanyak 11 orang. Selain itu, korban menderita dan mengungsi akibat pung beliung sebanyak 31 jiwa, jauh lebih sedikit dibandingkan bencana banjir yang mencapai 12.446 jiwa. Dibandingkan bencana lain, pung beliung merupakan bencana yang paling banyak menyebabkan kerusakan, baik kerusakan permukiman maupun kerusakan fasilitas umum. Sebanyak 760 unit rumah telah mengalami kerusakan akibat bencana pung beliung pada bulan Mei 2014, sebagian besar diantaranya mengalami kerusakan dalam intensitas rusak ringan. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan bencana banjir (219 unit) maupun tanah longsor (61 unit). Fasilitas umum yang rusak akibat bencana pung beliung terdiri dari fasilitas peribadatan sebanyak 4 unit dan fasilitas pendidikan sebanyak 3 unit. Secara geografis, Jawa Barat merupakan wilayah yang paling sering terkena bencana yaitu 16 kali, disusul oleh Jawa Tengah dengan 14 kali kejadian. Bencana pung beliung mendominasi kejadian bencana di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali; sedangkan bencana banjir dan bencana tanah longsor mendominasi kejadian di Kalimantan dan Sulawesi. Kenyataan ini semakin membukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan ngkat kerawanan bencana yang nggi. Sudah sepantasnya upaya penanggulangan bencana di Indonesia mulai di-lakukan pada tahap sedini mungkin, yaitu mulai dari tahap pra bencana. Dengan melakukan upaya prevenf atau pencegahan diharapkan korban maupun kerusakan yang mbul akibat bencana dapat ditekan hingga seminimal mungkin. Januari hingga Mei 2014, total bencana yang terjadi sebanyak 797 kali dan telah menyebabkan korban meninggal dan hilang sebanyak 366 jiwa. Jika dirata-ratakan hampir dalam seap 3 kali kejadian bencana menyebabkan satu orang meninggal dunia, atau 71 orang meninggal dan hilang dalam seap bulannya. Bencana yang terjadi didominasi oleh bencana hidrometeorologi yaitu lebih dari 90%. Bencana Pung Beliung Dominan pada Bulan Mei 2014 Memasuki bulan ke-5 tahun 2014, lebih dari 90 kejadian bencana terjadi di wilayah Indonesia. Pung beliung adalah bencana yang paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 40 kali. Dua bencana lain yang cukup sering terjadi adalah banjir dan tanah longsor, masing-masing 25 kali (lihat Tabel 1). Dari segi korban, korban yang dimbulkan bencana pung beliung dak sebanyak bencana banjir maupun bencana tanah longsor. Pung beliung menyebabkan 3 orang meninggal dan hilang, lebih Sumber: Pusdanmas BNPB, data per tanggal 31 Mei 2014 Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan Puting Beliung 40 3 6 31 74 100 586 - 4 3 Banjir 25 1 - 12.446 13 206 - - 1 Tanah Longsor 25 11 1 144 31 4 26 - 2 - Kecelakaan Transportasi 4 6 16 - - - - Banjir Dan Tanah Longsor 2 - - 384 8 2 - - - Gempa Bumi 2 - - - 70 - 2 4 Letusan Gunungapi 1 7.328 Total 99 21 23 20.333 126 106 888 - 8 8 Unit Jenis Bencana Jumlah Kejadian Kerusakan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasillitas Pendidikan Jiwa Rumah Korban Meninggal & Hilang Luka- luka Menderita & Mengungsi

Upload: tranxuyen

Post on 04-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFO ENANA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana filePeningkatan Status Gunung Sangeang Api Gunung Sangeang Api, atau disebut juga Gunung Dekat ima, secara administrasi terletak

INFO BENCANA

Dalam edisi ini:

Puting Beliung Dominan pada Bulan Mei 2014 P.1

Peningkatan Status Gunung Sangeang Api P.1

Tabel Jumlah Kejadian Bencana Indonesia (Mei 2014) P.3

Peta Kejadian Bencana Indonesia (Mei 2014) P.4

Edisi Mei 2014 Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual

Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan Mei 2014

Kejadian Bencana di Indonesia Januari-Mei

2014

Jumlah Kejadian 797

Korban Meninggal dan Hilang (jiwa) 366

Korban Menderita dan Mengungsi (jiwa)

1.685.938

Kerusakan Permukiman (unit) 36.011

P.1

sedikit dibandingkan dengan tanah longsor yang menyebabkan korban meninggal dan hilang sebanyak 11 orang. Selain itu,

korban menderita dan mengungsi akibat puting beliung sebanyak 31 jiwa, jauh lebih sedikit dibandingkan bencana banjir yang

mencapai 12.446 jiwa.

Dibandingkan bencana lain, puting beliung merupakan bencana yang paling banyak menyebabkan kerusakan, baik kerusakan

permukiman maupun kerusakan fasilitas umum. Sebanyak 760 unit rumah telah mengalami kerusakan akibat bencana puting

beliung pada bulan Mei 2014, sebagian besar diantaranya mengalami kerusakan dalam intensitas rusak ringan. Jumlah ini jauh

lebih banyak dibandingkan bencana banjir (219 unit) maupun tanah longsor (61 unit). Fasilitas umum yang rusak akibat bencana

puting beliung terdiri dari fasilitas peribadatan sebanyak 4 unit dan fasilitas pendidikan sebanyak 3 unit.

Secara geografis, Jawa Barat merupakan wilayah yang paling sering terkena bencana yaitu 16 kali, disusul oleh Jawa Tengah

dengan 14 kali kejadian. Bencana puting beliung mendominasi kejadian bencana di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali; sedangkan

bencana banjir dan bencana tanah longsor mendominasi kejadian di Kalimantan dan Sulawesi.

Kenyataan ini semakin membuktikan bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Sudah

sepantasnya upaya penanggulangan bencana di Indonesia mulai di-lakukan pada tahap sedini mungkin, yaitu mulai dari tahap

pra bencana. Dengan melakukan upaya preventif atau pencegahan diharapkan korban maupun kerusakan yang timbul akibat

bencana dapat ditekan hingga seminimal mungkin.

Januari hingga Mei 2014, total bencana yang terjadi sebanyak 797

kali dan telah menyebabkan korban meninggal dan hilang sebanyak

366 jiwa. Jika dirata-ratakan hampir dalam setiap 3 kali kejadian

bencana menyebabkan satu orang meninggal dunia, atau 71 orang

meninggal dan hilang dalam setiap bulannya. Bencana yang terjadi

didominasi oleh bencana hidrometeorologi yaitu lebih dari 90%.

Bencana Puting Beliung Dominan pada Bulan Mei 2014

Memasuki bulan ke-5 tahun 2014, lebih dari 90 kejadian bencana

terjadi di wilayah Indonesia. Puting beliung adalah bencana yang

paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 40 kali. Dua bencana lain yang

cukup sering terjadi adalah banjir dan tanah longsor, masing-masing

25 kali (lihat Tabel 1).

Dari segi korban, korban yang ditimbulkan bencana puting beliung

tidak sebanyak bencana banjir maupun bencana tanah longsor.

Puting beliung menyebabkan 3 orang meninggal dan hilang, lebih

Sumber: Pusdatinmas BNPB, data per tanggal 31 Mei 2014

Rusak

Berat

Rusak

Sedang

Rusak

Ringan

Puting Beliung 40 3 6 31 74 100 586 - 4 3

Banjir 25 1 - 12.446 13 206 - - 1

Tanah Longsor 25 11 1 144 31 4 26 - 2 -

Kecelakaan Transportasi 4 6 16 - - - -

Banjir Dan Tanah Longsor 2 - - 384 8 2 - - -

Gempa Bumi 2 - - - 70 - 2 4

Letusan Gunungapi 1 7.328

Total 99 21 23 20.333 126 106 888 - 8 8

Unit

Jenis BencanaJumlah

Kejadian

Kerusakan

Fasilitas

Kesehatan

Fasilitas

Peribadatan

Fasillitas

Pendidikan

Jiwa

Rumah

Korban

Meninggal

& Hilang

Luka-

luka

Menderita &

Mengungsi

Page 2: INFO ENANA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana filePeningkatan Status Gunung Sangeang Api Gunung Sangeang Api, atau disebut juga Gunung Dekat ima, secara administrasi terletak

Peningkatan Status Gunung Sangeang Api

Gunung Sangeang Api, atau disebut juga Gunung Dekat Bima, secara administrasi terletak pada Kecamatan Wera Timur, Kabupa-

ten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung Sangeang Api termasuk gunung yang sering meletus. Semenjak letusan yang

pertama kali tercatat pada tahun 1512, gunung ini telah meletus sedikitnya 17 kali hingga tahun 1989, atau rata-rata sekali me-

letus setiap 28 tahun. Pada tahun 1900-an, tercatat gunung ini pernah meletus pada tahun 1911, 1953, 1964-1967, 1985-1987,

dan 1997-1999.

Pada Oktober 2012, status gunung ini sempat dinaikkan ke Siaga (Level III) seiring terjadinya peningkatan aktivitas kegempaan

dan emisi gas-gas vulkaniknya. Namun kenaikan ini tidak diikuti dengan letusan, hanya terdeteksi kepulan asap tipis setinggi 5

sampai 15 meter dari kawah. Setelah berstatus Siaga (Level III), aktivitas Sangeang Api cenderung menruun sehingga statusnya

kembali diturunkan ke Waspada (Level II) pada 21 Desember 2012. Kisah serupa terulang kembali pada 21 April 2013 seiring pe-

ningkatan kegempaannya. Namun status Siaga (Level III) pada Gunung Sangeang Api kemudian diturunkan kembali pada 15 Juni

2013 ke Waspada (Level II).

Gunung Sangeang Api terletak di Pulau Sangeang yang merupakan pulau vulkanik dimana penduduknya telah dikosongkan me-

lalui transmigrasi lokal ke Kecamatan Wera (Sangeang darat) sejak tahun 1985. Transmigrasi dilakukan oleh 263 KK setelah le-

tusan tahun 1953 dan tahun 1985. Lahan yang ditinggalkan saat ini telah berkembang menjadi ladang dan rumah sementara

(salaya) yang umumnya ditempati saat musim tanam (Agustus-November) dan musim panen (Maret-Mei). Ladang dan salaya ini

berada di kawasan rawan bencana (KRB) III, yaitu kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran

batu pijar, dan gas beracun.

Pada tanggal 30 Mei 2014 pukul 15.55 WITA terjadi letusan di Gunung Sangeangapi. Tinggi letusan mencapai 3.000 meter ke arah

barat dan abu vulkaniknya sebagian besar jatuh ke laut. Dengan adanya letusan tersebut, PVMBG menaikkan status Gunung

Sangeang Api dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) terhitung mulai 30 Mei 2014 pukul 16.00 WITA. Penduduk Sangeang

darat memiliki kebun di Pulau Sangeang Api sehingga saat terjadi letusan penduduk yang sedang berada di kebun dievakuasi

dengan menggunakan kapal. Proses evakuasi dibantu oleh BPBD Bima bersama SAR, TNI, dan Polri dari Pulau Sangeang. Tidak

ada korban jiwa maupun pengungsi pada peningkatan status Gunung Sangeang Api ini. Sebanyak 7.328 jiwa (1.748 KK) dari 4

P.2

Gambar 1. Peta Sebaran Abu Vulkanik Dampak Erupsi Gunungapi Sangeang Api (sumber: www.geospasial.bnpb.go.id)

Page 3: INFO ENANA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana filePeningkatan Status Gunung Sangeang Api Gunung Sangeang Api, atau disebut juga Gunung Dekat ima, secara administrasi terletak

Tabel 2. Jumlah Kejadian Bencana Indonesia (Mei 2014)

Penyusun :

Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Jl. Ir. H. Juanda no. 36 Lt. 4; Email: www.bnpb.go.id; Website: [email protected]

P.3

desa yang berjarak 8 km dari G. Sangeangapi, yaitu Desa Sangeang, Oitoi, Tadewa, dan Langgasolo, terkena hujan abu yang cukup

parah. Sejak dinaikkan statusnya, aktivitas Gunung Sangeang Api terus meningkat. Pada tanggal 31 Mei 2014 terjadi dua letusan

yang cukup besar, yaitu pukul 01.30 WITA dan 10.42 WITA. Kondisi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima gelap tertutup abu vul-

kanik. Abu vulkanik juga menyebar ke wilayah lain di Kabupaten Bima, yaitu Kecamatan Sape, Ambalawi; serta kabupaten lain,

yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Sumba Timur, serta Kota Bima. Dua bandara di NTB yaitu Bandara Bima dan

Bandara Tambolaka ditutup sementara. Bandara Bima ditutup mulai 31 Mei 2014 pukul 13.04 WIT hingga pukul 18.00 WIT dan

Bandara Tambolaka ditutup mulai 31 Mei 2014 pukul 13.00 WIT hingga 1 Juni pukul 13.00 WIT.

PVMBG kemudian menetapkan Kawasan Rawan Bencana (KRB) III pada radius 1 km dan KRB II radius 5 km dari pusat kawah

G. Sangeangapi. Pemukiman penduduk terdekat, yaitu Kec Wera, berjarak 8 km dari kawah G. Sangeangapi sehingga masih aman

dari dampak lontaran material/awan panas G. Sangeangapi. BPBD Provinsi NTB, BPBD Kabupaten Bima, dan BPBD Kabupaten

Sumba Timur telah mendistribusikan masker kepada masyarakat Bima. Masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar

rumah. BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, SKPD dan Orari telah melakukan penanganan darurat. Surat keputusan Tanggap Darurat

ditetapkan oleh Bupati Bima dalam Keputusan Bupati No.188.45/462/010/2014 tanggal 31 Mei 2014 dan berlaku selama 7 hari.

Pada tanggal 1 Juni 2014, Bupati Bima bersama unsur terkait menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Letusan Gunung

Sangeang Api. Kepala BNPB telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi penanganan darurat, termasuk mem-

berikan bantuan yang diperlukan BPBD.

BNPB telah memberikan Dana Siap Pakai ke BPBD Provinsi NTB sebesar Rp.150 juta dan sudah disalurkan langsung oleh

BPBD Provinsi NTB ke BPBD Kabupaten Bima sebesar Rp.100 juta. Sebelumnya BNPB melalui BPBD Provinsi NTB telah mem-

berikan bantuan langsung berupa barang 2.000 lembar masker, 100 lembar selimut, 15 paket makanan siap saji, 50 paket lauk

pauk, 250 dus air mineral, 50 suplemen gizi, 100 lembar matras, 89 lembar tikar, 70 paket peralatan dapur, 30 paket kompor, 30

lembar terpal gulung, 50 paket pakaian anak-anak, 50 paket sandang, dan150 paket pakaian keluarga.

Provinsi Banjir Banjir dan

Tanah Longsor Gempa-

bumi Kecelakaan Transportasi

(Laut dan Udara) Puting

Beliung Tanah

Longsor Total

Letusan Gunungapi

Aceh 1 2 1 4

Sumatera Utara 1 3 1 5

Sumatera Barat 4 4

Jambi 1 1

Sumatera Selatan 1 1

Bangka Belitung 2 2

Kepulauan Riau 1 1

DKI Jakarta 2 1 3

Jawa Barat 7 3 6 16

Jawa Tengah 1 8 5 14

DI Yogyakarta 1 2 3

Jawa Timur 1 1 1 6 9

Banten 2 1 3 6

Bali 1 1

Nusa Tenggara Barat 1 1

Kalimantan Barat 1 1

Kalimantan Tengah 2 1 3

Kalimantan Timur 2 1 4 7

Sulawesi Utara 2 2

Sulawesi Tengah 1 1 2

Sulawesi Selatan 4 4 1 9

Sulawesi Tenggara 1 1 2

Maluku 1 1 2

Total 25 2 2 4 40 25 99 1

Page 4: INFO ENANA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana filePeningkatan Status Gunung Sangeang Api Gunung Sangeang Api, atau disebut juga Gunung Dekat ima, secara administrasi terletak

3

3

5

4

3

19

6

KALIMANTANUTARA

1

21

16 14 91

1

37

2

2

22

1BALI

BANTEN

BENGKULU

D.I.YOGYAKARTA

DKIJAKARTA

GORONTALO

PAPUABARATJAMBI

JAWABARAT

JAWATENGAH

KALIMANTANBARAT

KALIMANTANSELATAN

KALIMANTANTENGAH

KALIMANTANTIMUR

KEPULAUANBANGKA

BELITUNG

KEPULAUANRIAU

LAMPUNG

MALUKU

MALUKUUTARA

ACEH

NUSATENGGARA

BARATNUSA

TENGGARATIMUR

PAPUA

RIAU

SULAWESIBARAT

SULAWESISELATAN

SULAWESITENGAH

SULAWESITENGGARA

SULAWESIUTARA

SUMATERABARAT

SUMATERASELATAN

SUMATERAUTARA

JAWATIMUR

BAKOSURTANAL; Sources: Esri, USGS, NOAA

0° 0°

PETA KEJADIAN BENCANA INDONESIA (Mei 2014)

Sumber Data: 1. Peta Dasar: Badan Informasi Geospasial, 2014

2. Data Bencana: Pusdatinmas, BNPB3. Indeks Rawan Bencana Indonesia, 2012

(IRBI), BNPB

Disusun oleh:Pusat Data, Informasi dan Humas, BNPB

Jl. Ir. H. Djuanda, No. 36, Jakarta PusatTelp: 021-3458400; Fax: 021-3458500

F!U0 350 700175 Km

Rekapitulasi kejadian bencanaPeriode Januari - Mei Tahun 2014:

1.685.938 jiwa menderita dan mengungsi

797 kejadian bencana366 jiwa meninggal dan hilang

Frekuensi Kejadian< 34 - 9> 10

Peta Multirisiko BencanaTinggi

Rendah

LegendaJumlah Kejadian2