industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filepada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai...

52
GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR SEMINAR TUGAS AKHIR 7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT Pada bab ini akan menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan gedung industri, dengan cara menguraikan secara umum hingga khusus, seperti tinjauan umum industri, dan tinjauan umum kain tenun ikat. Pada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1 Tinjauan Umum Gedung Industri Tinjauan umum akan membahas mengenai pengertian gedung, industri, jenis industri, peralatan dalam industri, ruang dalam industri, pengguna industri, kebutuhan ruang industri. 2.1.1 Pengertian Gedung Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Secara umum gedung dapat diartikan sebagai gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya (Poerwadarminta, 1976:303).

Upload: trinhhanh

Post on 15-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 7

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT

Pada bab ini akan menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan gedung industri,

dengan cara menguraikan secara umum hingga khusus, seperti tinjauan umum industri, dan

tinjauan umum kain tenun ikat. Pada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari

tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat.

2.1 Tinjauan Umum Gedung Industri

Tinjauan umum akan membahas mengenai pengertian gedung, industri, jenis industri,

peralatan dalam industri, ruang dalam industri, pengguna industri, kebutuhan ruang industri.

2.1.1 Pengertian Gedung

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan

tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah

dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk

hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,

maupun kegiatan khusus. Secara umum gedung dapat diartikan sebagai gedung yang

fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun

fungsi sosial dan budaya (Poerwadarminta, 1976:303).

Page 2: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 8

2.1.2 Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan

(Godam, 2006).

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang

setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaanya (UU No.5 Tahun 1986 Tentang Perindustrian).

Suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar

secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dana

tau barang yang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya

lebih dekat kepada pemakai akhir (BPS).

Pengertian industri secara luas, yaitu kegiatan manusia memanfaatkan sumberdaya,

sedangkan dalam arti sempit industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang

jadi atau setengah jadi.

Jadi, pengertian industri dapat disimpulkan, yaitu suatu kegiatan mengolah bahan

mentah dengan harga serendah mungkin menjadi barang yang memiliki nilai yang lebih tinggi

nilainya.

2.1.3 Klasifikasi Industri

Pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi

yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada

umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,

makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha

tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada

dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,

tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor

tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan

keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat

yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai

berikut.

Page 3: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 9

A. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan

dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri

dapat dibedakan menjadi:

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.

Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain.

Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan

menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,

angkutan, dan pariwisata.

B. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat

orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari

anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu

sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri

tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,

Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari

lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri

batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99

orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja

memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial

tertentu. Misalnya: industri tekstil, industri konveksi, dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri

industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk

pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan

perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya:

industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

Page 4: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 10

C. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu

pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau

digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri

makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya:

industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat

dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa

jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya:

industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

D. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri

yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan

industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi

sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.

Misalnya: industri tekstil, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

E. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan

oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah

sebagai berikut:

a. Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian

yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD

adalah sebagai berikut:

Page 5: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 11

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.

2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri

kaca.

3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin

berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai

berikut:

1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler,

dan mesin pompa.

2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator,

dan motor grader.

3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.

4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

6) Industri kereta api, misalnya: lokomotif dan gerbong.

7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang

kendaraan bermotor.

8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan

industri tembaga.

10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the

blower, dan kontruksi.

c. Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang

kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi,

dan radio.

3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.

Page 6: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 12

4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan

kemasan.

5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.

d. Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan

teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan,

industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

e. Industri Pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.

Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya),

wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum

geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan

kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat produksi, pusat

perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

2.1.4 Manajemen Industri

Manajemen Industri ini berkaitan dengan bagaimana sebuah industri memproduksi

atau proses pembuatan suatu barang. Manajemen Industri/production management terdiri atas

dua kata yaitu production dan management. Produksi adalah segala hal pekerjaan yang

menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu diantara orang

banyak. Sedangkan manajemen merupakan kegiatan yang menggunakan keahlian khusus

untuk menyelesaikan suatu hal dengan penentuan tujuan dan pengawasan dari berbagai

aktivitas. Oleh karena itu, Production Management adalah suatu kegiatan untuk memproses

suatu barang dengan melakukan penentuan tujuan produksi dan pengawasan dari segala

aktivitas. Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen industri adalah kegiatan produksi,

pembiayaan dan pemasaran. Dalam kegiatan produksi harus di manajemen dengan baik agar

barang yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan memiliki biaya produksi yang minumun

sehingga mendapatkan keuntungan yang tinggi. Selain itu, pemasaran harus memiliki

manajemen untuk menjualkan barang tersebut agar dikenal masyarakat umum bahkan

wisatawan.

Page 7: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 13

2.1.5 Proses Produksi, Mesin dan Peralatan

Proses Produksi merupakan segala hal yang menimbulkan guna untuk menciptakan

suatu barang mentah menjadi barang yang siap dipergunakan oleh masyrakat. Proses produksi

dibedakan berdasarkan waktu persiapan dan pengaturan peralatan produksi, diantaranya

Continuous Processes dan Batch Processes. Continuous Processes adalah suatu kegiatan

produksi yang terus menerus dan dalam waktu jangka panjang. Sedangkan Batch Processes

adalah kegiatan produksi yang terputus-putus dan memiliki jangka waktu yang pendek. Hal

ini dikarenakan sistem ini memungkinkan terjadinya perubahan tujuan dari produksi suatu

industri.

Dalam industri terdapat mesin dan peralatan yang digunakan untuk membantu pekerja

dalam memproduksi suatu barang. Dalam proses produksi kain tenun ikat ini, berikut

merupakan alat – alat yang digunakan:

A. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

Gambar 2.1 Alat Tenun Bukan Mesin merupakan alat yang akan digunakan untuk menenun benang

yang sudah siap ditenun menjadi sehelai kain tenun ikat.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Ada pun bagian-bagian dari Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yaitu:

a) Bum (Dii)

Merupakan gulungan benang yang digunakan sebagai bahan baku untuk kain yang

melintang (panjang kain/benang lungsi).

Page 8: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 14

Gambar 2.2 Bum merupakan alat yang digunakan untuk menggulung benang yang melajur.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

b) Guun

Merupakan alat untuk mengatur benang, Terdiri atas 2 bagian, yaitu guun depan dan guun

belakang.

Gambar 2.3 Guun berfungsi untuk memasukkan benang-benang yang melajur ke dalam serat sisir.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

c) Sisir

Sisir merupakan alat untuk menyisir dan memadatkan benang pakan supaya benang

pakan menjadi rapat sehingga hasil tenunan juga rapat. Sisir digunakan berdasarkan

ketebalan benang, semakin halus benang yang digunakan, maka nomor sisir yang

digunakan juga semakin tinggi, Nomor sisir yang umum digunakan adalah sisir nomor

60,70 ataupun 80 inchi.

Page 9: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 15

Gambar 2.4 Sisir berfungsi untuk mengatur jumlah benang sesuai ketebalan kain.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

d) Injak-injak

Penggunaan injak-injak disesuaikan dengan letak teropong. Apabila teropong berada di

sebelah kanan, maka injak-injak yang diinjak juga injak-injak yang sebelah kanan; begitu

juga sebaliknya.

Gambar 2.5 Injak-injak berfungsi untuk mengatur memegang benang yang melintang.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

B. Alat Bantu Tenun

a) Teropong

Teropong merupakan tempat untuk meletakkan palet. Palet adalah gulungan benang

yang digunakan sebagai bahan baku untuk benang yang membujur pada kain (lebar

kain/benang pakan). Benang yang diisikan pada palet disesuaikan dengan benang yang

digunakan pada bum. Misalnya benang yang digunakan pada bum adalah benang sutera,

maka sebaiknya benang yang digunakan pada palet adalah benang katun. Apabila benang

yang digunakan pada palet juga benang sutera, disamping akan menyulitkan penenun saat

proses pengerjaan, kain yang dihasilkan juga terlalu licin dan berkilau.

Page 10: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 16

Gambar 2.6 Teropong berfungsi untuk memegang benang pakan yang melintang ke kanan dan ke kiri.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

b) Palet

Palet adalah alat bantu untuk menggulung benang yang digunakan untuk membuat

motif panjang pada kain tenun.

Gambar 2.7 Palet berfungsi untuk menggulung benang pakan yang akan ditaruh di teropong.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.1.6 Perencanaan Industri

Perencanaan industri ini akan memfokuskan pada proses penentuan tata letak/layout

plan. Dalam perencanaan ini sangat diperlukan kesesuaian dan kesepakatan dari tujuan

pengolahan tentang proses produksi dan fasilitas–fasilitas yang disediakan. Proses

perencanaan bangunan industri harus paham atau mengerti betul akan type bangunan, jenis

konstruksi bangunan, pertimbangan yang diperlukan untuk pembuatan desain bangunan dan

cara – cara meperoleh fleksibilitas dari bangunan. Berikut merupakan beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam perencanaan industri adalah bahan yang diolah, proses pengolahan,

mesin atau peralatan yang digunakan, material handling, fleksibilitas, keamanan dari bahaya

musibah, kekuatan lantai bangunan serta tipe dan konstruksi dari bangunan.

Susunan tata letak bangunan industri adalah suatu kegiatan untuk meletakkan fasilitas,

mesin dan ruang-ruang yang mewadahinya agar memiliki efesiensi dan mempermudah dari

aktivitas untuk mengolah suatu bahan. Berikut merupakan tahapan dalam penentuan

Page 11: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 17

layouting, yakni plan inventory (mendata segala mesin yang akan digunakan dalam pabrik),

group outline (mengelompokan mesin), Alat – alat pembantu (menentukan peralatan

tambahan), ruang gerak produksi, ruang maintenance (bengkel khusus), machine blok plan

(pengaturan mesin sesuai dengan proses produksi) dan shop foor layout.

A. Ruang Dalam Industri Tenun Ikat

a) Ruang Pertenunan

Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk menenun melakukan pembuatan

kain Tenun Ikat yang dilakukan oleh para pengerajin kain.

b) Ruang Pengolahan Benang

Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan segala jenis akrivitas

yang berhubungan dengan pengolahan benang, baik itu penggulungan benang, pengikatan

benang, pewarnaan benang, dan lain-lain.

c) Ruang Penyimpanan Kain Tenun Ikat

Tempat untuk menyimpan kain yang sudah jadi dan siap dipasarkan. Ruang ini berada

ditempat yang tertutup, tetapi harus diperhatikan kelembapannya sehingga harus

mememiliki ventilasi udara yang cukup.

d) Ruang Pembuatan Desain

Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan segala jenis akrivitas

yang berhubungan dengan pembuatan motif dan desain kain tenun ikat.

e) Gudang Bahan Baku

Tempat untuk menyimpan benang yang datang dari supplyer. Ruang ini berada di tempat

yang tertutup, tetapi harus diperhatikan kelembapannya sehingga harus mememiliki

ventilasi udara yang cukup.

f) Ruang Pelatihan Tenun Ikat

Ruang ini merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan domenstrasi

mengenai cara pembuatan kain Tenun Ikat yang dilakukan oleh para pengerajin.

Page 12: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 18

g) Ruang Kantor Pengelola

Tempat ini untuk menaungi kegiatan administrasi dari pengelola dalam mengatur proses

produksi dan pemasaran. Ruang ini berada dekat dengan pintu masuk utama dan

berhubungan langsung dengan pabrik.

h) Ruang Pameran

Pada ruangan ini merupakan ruangan yang ditujukan untuk melakukan fungsi pelestarian,

pengenalan, promosi dan penjualan hasil karya dari pengerajin dan para desainer yang

terkait dengan kain tenun ikat.

i) Lobby

Merupakan ruang yang digunakan sebagai ruang peralihan dari ruang luar menuju fasilitas

lainnya dan ruangan ini juga digunakan sebagai pusat informasi mengenai bangunan atau

fasilitas di dalam Industri Kerajinan Tenun Ikat di Kabupaten Gianyar.

j) Cafetaria

Ruangan yang digunakan sebagai tempat beristirahat oleh pengunjung, pengerajin,

pengelola, dan terbuka untuk umum.

k) Ruang Pagelaran Busana

Ruangan yang digunakan sebagai tempat mengadakan pagelaran busana yang berbahan

dasar kain tenun ikat.

l) Ruang Ganti dan Rias

Ruangan yang digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas para peraga busana, baik itu

untuk make-up dan pergantian busana.

m) Ruang Serbaguna

Ruangan ini digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti seminar, pelatihan, diskusi

mengenai sejarah dan produksi kain tenun ikat.

Page 13: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 19

n) Ruang Studio Desainer

Ruangan ini digunakan oleh desainer untuk mendesain model busana berbahan dasar

tenun ikat.

o) ATM Centre

p) Ruang MEP

q) Toilet

r) Parkir

B. Pengguna Industri Tenun Ikat

1. Kategori Pengunjung

a. Kelompok Umum/Pengunjung Biasa/Masyarakat Sekitar, merupakan masyarakat

Kabupaten Gianyar, dan masyarakat Bali.

b. Kelompok Pelajar dan Mahasiswa, berkunjung ke industri dengan tujuan menambah

pengetahuan dan informasi terkait kain Tenun Ikat.

c. Kelompok Para Ahli dan Peneliti, berkunjung ke industri untuk membagi ilmu

pengetahuan lewat seminar dan pelatihan.

d. Designer dan Seniman, berkunjung ke industri untuk menuangkan ide atau kreativitas

untuk perkembangan kain Tenun Ikat.

e. Kelompok Turis/Wisatawan, merupakan wisatawan mancanegara, dan wisatawan

domestik yang berkunjung ke Bali.

2. Kategori Pengelola

a. Direktur (pimpinan), bertugas untuk mengelola industri kerajinan/memimpin

pengelolaan industri kerajinan.

b. Sekretaris, bertugas mengurusi administratif yang menunjang kegiatan operasional

industri, meliputi pengetikan, penanganan telepon, pengelolaan surat dan arsip lainnya,

penanganan agenda, penggandaan, dan lain-lain.

c. Bendahara, bertugas untuk mengolah keuangan industri.

d. Kepala Bagian Pertenunan (Produksi), bertugas untuk mengontrol pekerja dan

mengoreksi jika ada kesalahan.

e. Bagian Administrasi Tata Usaha, bertugas untuk mengelola urusan administrasi dan tata

usaha

Page 14: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 20

f. Bagian Pameran, bertugas untuk pengelolaan pameran, mulai dari penyeleksian koleksi

hingga perawatan koleksi pameran.

g. Bagian Pemasaran, bertugas untuk memasarkan hasil produk tenun ikat ke pasar-pasar.

h. Bagian Gudang, bertugas mengatur semua bahan baku yang akan digunakan di dalam

industri.

i. Bagian Personalia, bertugas dalam recruitment pekerja di industri dan memelihara

hubungan dengan lembaga-lembaga penghasil calon pekerja, seperti sekolah tinggi,

akademi, universitas, balai latihan kerja, dan lain-lain.

j. Bagian Operasi Cafetaria, bertugas dalam mengawasi dan mengurusi kebutuhan-

kebutuhan yang dibutuhkan oleh cafeteria.

k. Bagian Publikasi, bertugas untuk mempromosikan industri kerajinan, baik melalui media

elektronik maupun melalui media cetak.

l. Bagian Workshop, bertugas untuk membuat karya kerajinan dan memamerkannya kepada

pengunjung.

m. Bagian MEP, bertugas untuk memasang dan memperbaiki peralatan yang berhubungan

dengan MEP.

n. Bagian Keamanan, bertugas menjaga keamanan lingkungan industri kerajinan.

o. Bagian Kebersihan, bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan industri

kerajinan.

2.2 Tinjauan Umum Kain Tenun Ikat

Tinjauan umum akan membahas mengenai pengertian kain tenun ikat, jenis-jenis alat

tenun, pengertian motif, jenis-jenis motif, keanekaragaman kain tenun ikat, proses pembuatan

kain tenun ikat.

2.2.1 Pengertian Kain Tenun Ikat

Tenun merupakan hasil kerajinan yang berupa bahan atau kain yang dibuat dari

benang (kapas, serat, sutera) dengan menggunakan pakan secara melintang pada lungsi.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998)

Tenun adalah bahan kerajinan berupa bahan kain yang dibuat dari benang serat, kapas,

sutera. Dengan cara memasukkan pakan secara melintang pada lungsi dua kelompok benang

yang membujur disebut lungsi, sedangkan benang yang melintang disebut pakan.

(Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1991)

Page 15: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 21

Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang

sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan

kata lain bersilangnya antara benang lungsi dan benang pakan secara bergantian.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tenun adalah kain yang dibuat dari

benang kapas, sutera yang terjadi diselembaran kain dengan proses persilangan benang-

benang memanjang (lungsi) dan melebar (pakan) berdasar suatu pola tertentu dengan bantuan

alat tenun.

Pakaian tradisional dari kain tenun mempunyai fungsi yang beragam, hal tersebut

menunjukkan identitas daerah maupun identitas marga atau tingkatan status dalam masyarakat

dikarenakan setiap daerah menganut adat khas yang dicerminkan dalam karya tenun tersebut.

Selain itu juga makna yang terkandung dalam pakaian itu sendiri dalam kehidupan

masyarakat yang memakainya sebagai pendukung dari kebudayaan itu sendiri.

Tenun sebagai pakaian adat selain berfungsi sebagai penutup dan pelindung tubuh

juga berperan penting sebagai bahan pelengkap dalam acaraacara adat. Hal ini dikarenakan

dalam sebuah karya tenun tidak saja memiliki nilai fungsi dan keindahan semata, namun lebih

penting lagi terdapat sesuatu yang dihubungkan dengan adat yaitu makna simbolik, yang

terkandung di dalam motif dan warna yang terdapat pada tenunan itu sendiri. Kebiasaan yang

sudah menjadi tradisi mempercayainya bahwa warna dan motif mempunyai kekuatan magis

dan berfungsi sebagai perantara bagi penganut adat istiadat dengan leluhur maupun sang

pencipta.

Selain itu juga di dalan kehidupan sosial, pemakaian tenun merupakan simbol

kekayaan dan prestise seseorang dalam masyarakat, disamping hal-hal tersebut tenunan juga

sebagai pakaian yang memiliki nilai tinggi dan menunjukkan status sosial dalam masyarakat.

Kebudayaan ini masih dijumpai di beberapa daerah di Indonesia sampai sekarang. Adapun

jenis tenun ikat, yaitu:

a. Tenun Ikat Pakan

Tenun ikat pakan yaitu bagian benangnya diikat kearah pakan untuk mendapatkan ragam

hias pada tenun. Ragam hias tenunnya terdapat pada benang pakan.

b. Tenun Ikat Lungsi

Tenun ikat lungsi yaitu bagian benangnya diikat kearah lungsi untuk mendapatkan ragam

hias pada tenun.

c. Tenun Ikat Ganda/Dobel

Page 16: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 22

Tenun ikat ganda atau tenun ikat dobel yaitu ragam hias pada tenun didapat dari mengikat

kedua benangnya, yakni benang lungsi dan benang pakan. Tenun ikat dobel pengerjaanya

jauh lebih sulit daripada tenun ikat lungsi dan tenun ikat pakan. Pengrajin tenun ikat dobel

harus memperhitungkan terlebih dahulu persilangan benang dengan motif yang diinginkan,

sehingga pada waktu menenun tidak terjadi persilangan yang menyimpang. Daerah yang

terkenal dengan tenun ikat ganda atau dobel ini adalah terdapat di Desa Tenganan Bali, yang

lebih dikenal dengan geringsingan. Dalam nama jenis-jenis tenun tersebut disesuaikan dengan

teknik proses pembuatan tenun untuk memproleh motif yang telah diinginkan.

Untuk membuat motif tenun ikat dapat diketahui juga jenis peralatan tenun.

Berdasarkan model-model peralatannya, teknologi pertenunan itu dapat dibedakan menjadi

beberapa golongan sebagai berikut:

a. Tenun Cagcag

Gambar 2.8 Alat Tenun Cagcag merupakan alat tenun tradisional pertama di Bali.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tenun cagcag yaitu peralatan tenun yang masih menggunakan peralatan tradisional

dan cara penggunaanya dengan cara memangku alat tersebut.

b. Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

Gambar 2.9 ATBM merupakan alat tenun yang digunakan saat ini untuk menenun.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 17: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 23

Tenun ATBM yaitu peralatan tenun yang tingkat teknologi pertenunan yang sudah

lebih maju yang menggunakan peralatan rangka kayu yang gerakkan teknisinya masih

dilakukan dengan tenaga.

Masing-masing peralatan tenun di atas mempunyai karakteristik dan cara kerja yang

berbeda satu sama lain, hal ini juga mempengaruhi dalam tingkat produksi, terutama

menyangkut kepaduan untuk mengoprasikan alat, serta sesuai prosedurnya berupa tenunan

kain dari segi kualitas maupun kreatifitasnya. Alat tenun cagcag dan ATBM dioperasionalkan

dengan tangan secara manual tentunya memerlukan waktu yang lama untuk membuat satu

lembar kain, namun disisi lain ada nilai tambah tersendiri di dapat dari alat tenun cagacg dan

ATBM, untuk mendapatkan hasil yang baik di samping ketangkasan yang dimiliki oleh

pengrajin dalam membuat karyanya. Jadi tidak mengherankan untuk membuat satu lembar

kain dibutuhkan waktu berbulan-bulan, ketelitian inilah yang menyebabkan tenun buatan

manual mempunyai nilai yang tinggi, baik ditinjau dari segi estetis maupun segi ergonomi

terhadap pemakaiannya.

2.2.2 Sejarah Tenun Ikat dan Pengaruh dari Luar

Para ahli membuktikan bahwa persebaran daerah tenun ikat pakan secara teknis

berbeda dengan persebaran tenun ikat lungsi. Tenun ikat pakan berada pada periode yang

relatit baru dibandingkan tenun ikat lungsi. Dengan kata lain, ada daerah-daerah di wilayah

Nusantara vang tidak tersentuh oleh jenis tenun ikat lungsi. Daerah ini kemudian mendapat

pengaruh dari luar yang membawa teknologi baru berupa teknik pertenunan benang pakan.

Pengaruh tersebut berasal dari pedagang India dan Cina yang singgah di Nusantara. Mereka

menukar barang dagangannya dengan kain-kain songket benang emas dan perak, serta kain

tenun ikat pakan yang telah dikenal di Nusantara sejak masa kerajaan Hindu, mulai pada abad

ke 4 Masehi sampai masuknya Islam pada sekitar abad ke 14-15 Masehi.

Selain benang emas dan perak juga terjadi impor benang sutera. Jenis-jenis benang

impor itu dikenal melalui hubungan perdagangan dengan Cina dan India. Letak Indonesia

memang strategis bagi singgahnya pedagang-pedagang dari Asia yang mempertukarkan hasil

rempah-rempah dan dengan kain-kain impor beserta jenis-jenis benang sutera, emas, dan

perak. Sebuah catatan dokumen Cina pada abad ke 6 Masehi menyatakan bahwa seorang raja

di Sumatra menggunakan pakaian dari bahan sutera yang berasal dari Cina. Pada masa itu di

Sumatra maupun di Jawa belum ada kain sutera. Setelah kerajaan Sriwijaya berdiri pada

Page 18: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 24

sekitar abad ke 10 Masehi, kain sutera mulai dikenal secara luas. Sebaliknya bagi bangsa Cina

kain-kain katun dari benang kapas dianggap pakaian yang luar biasa mengagumkan. Kain

tenun dari katun diperoleh dengan mendatangkannva dari Sumatra, Jawa, dan Bali. Kain-kain

tenun katun itu juga diberikan oleh raja-raja Nusantara kepada raja-raja Cina sebagai hadiah.

Hubungan Nusantara dengan Cina terkenal dalam sejarah, bahkan ada masa ketika

Cina dan Sriwijaya meningkatkan hubungan agama dan dagang pada sekitar abad ke 7 hingga

12. Sriwijaya dijadikan pusat persebaran agama Budha dan kerajaan Sriwijaya menjadi

tempat singgah pedagang-pedagang Cina. Ketika itulah tukar-menukar rempah-retnpah

dengan kain dan benang sutera Cina banyak terjadi. Setelah beberapa waktu kain sutera tidak

hanya didatangkan dari Cina. Benang sutera diupayakan untuk dibuat di Nusantara sendiri.

Oleh karena itu ada upaya untuk menanam pohon murbei yang cukup banyak di Palembang

untuk menjadi makanan ulat dan tempat hidup ulat sutera. Setelah Palembang, ternak ulat

sutera ini dikembangkan di Sulawesi Selatan. Ulat sutera diternakkan, kepompong dan

seratnya diambil untuk diolah menjadi benang sutera.

Dalam perkembangannya benang sutera yang berasal dari Cina ini menjadi kekayaan

khazanah tenunan di Indonesia. Unsur budaya Cina tidak hanya terwujud pada benang sutera

dan kain suteranya, melainkan pada jenis-jenis kesenian lainnya seperti seni musik, seni tari,

seni pertunjukkan, hingga seni memasak dan makanan yang sudah terpadu dengan traadisi-

tradisi yang telah ada dalam budaya Indonesia.

Di Pulau Jawa, ada kemungkinan pernah memiliki teknik tenun ikat, yang jauh lebih

lama sebelum dikenalnya batik. Hal ini dapat dilihat dari dasar kain batik dibuat dari bahan

tenunan benang kapas. Kalau pada tenun ikat pencelupan warna dilakukan dengan cara ikat

pada helaian benang sebelum ditenun, maka pada batik pencelupan wama dilakukan pada

benang yang sudah ditenun. Rouffaer, salah seorang ahli peneliti batik, mengatakan bahwa

berdasarkan tulisan di dalam lontar, teknik batik tulis baru dikenal pada sekitar abad ke 16

Masehi.

Salah satu kain dengan teknik ikat yang telah lama dikenal sebelum batik dan khusus

dibuat bagi kalangan istana raja-raja di Jawa adalah kain kasang dan kain cinde. Kain ini

dipakai di kalangan istana dalam upacara-upacara ritual.

Ragam hias benang emas dan perak yang dikombinasikan dengan tenun ikat pakan

dan penggunaan benang sutera merupakan bentuk-bentuk seni tenun yang diperkaya oleh

hubungan akulturasi budaya dari luar yaitu dari Cina, India, dan kemudian dari Timur Tengah

yang timbul setelah masuknya pengaruh agama islam. Suatu ciri khas dari tenun ikat yang

Page 19: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 25

terpengaruh adalah motif flora atau tumbuh-tumbuhan menjadi sumber inspirasi. Salah satu

alasan yang lebih penting dalam penggunaan motif flora ini adalah karena pengaruh ragam

hias Islam melarang penggambaran manusia. Jenis fauna juga beberapa kali tampak

digunakan. Akulturasi ragam hias Hindu dan sesudahnya tampak pada penggambaran burung

pada tenun ikat dari Palembang. Penggambarannya pun hanya mengambil penggambaran

sayap burung dan bukan motif burung seutuhnya.

Di antara motif flora yang paling menonjol adalah motif sulur daun yang merambat

menghias hiasan tepi kain maupun bidang tengah. Di Sumatra Barat motif sulur daun yang

sering digambarkan adalah kaluak paku atau sulur daun pakis, yang serba guna dalam

keseharian hidup masyarakat di tempat tersebut. Motif flora yang juga menjadi salah satu ciri

khas tenun songket dan tenun ikat pakan adalah motif pucuk rebung atau gigi barong. Bambu

merupakan tanaman yang serbaguna dalam kehidupan masyarakat. Motif pucuk rebung ini

juga mendapat pengaruh dari unsur Hindu, yang digayakan dari hentuk Dewi Sri, lambang

kesuburan, istri dewa Wisnu sang peelihara alam semesta. Di Bali unsur Hindu ini tampak

diterapkan pada kain endek dan di Lombok pada kain songket.

2.2.3 Perkembangan Kain Tenun Ikat

Kain merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dalam menjalakan hidupnya, selain

makanan dan tempat berlindung (rumah). Kain tenun ikat memiliki peranan yang cukup

penting dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan di Bali, contohnya saja bagi kegiatan

upacara-upacara keagaman. Masyarakat Bali dikenal dengan kentalnya kebudayaan dan

kepercayaannya terhadap tradisi-tradisi keagamaan. Sejak baru lahir, hingga meninggal, mulai

pagi sampai matahari terbenam masyarakat Bali menjalani hidupnya dengan beraneka ragam

upacara-upacara keagamaan. Setiap upacara keagamaan selalu dilengkapi dengan kesenian

ataupun pertunjukan-pertunjukan seni, seperti wayang, tari-tarian, kekidungan, dan masih

banyak lainnya. Dalam upacara ataupun pertunjukan-pertunjukan masyarakat Bali wajib

menggunakan kain-kain atau pakaian tradisional. Kain tenun ikat selain memiliki fungsi

keagamaan, kain ini juga sering dikembangkan dengan menjadikannya berbagai pakaian,

ataupun asesoris yang stylish dan trendi. Kain tenun ikat yang sering dimodifikasi menjadi

pakaian yang lebih modern yaitu kain Endek, kain tenun rang-rang, kain songket dan masih

banyak lagi. Dengan menjadikan kain tenun ikat menjadi sesuatu yang lebih modern dapat

menaikan daya tarik dan daya jual terhadap kain tersebut. Dengan demikian mampu

memperkenalkan dan mempromosikan kain tenun ikat Bali ke seluruh kalangan masyarakat

Page 20: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 26

dan kaum muda tidak takut lagi dicap ”ketinggalan jaman/kuno” gara-gara mengenakan

busana dari kain tenun ikat.

Pesatnya perkembangan kain tenun ikat khas Bali menjadi tantangan besar bagi

masyarakat Bali untuk menjaga kelestariannya. Masyarakat Bali juga harus ajeg, tetap

memperhatikan aturan penggunaan kain tersebut. Terutama untuk motif-motif kain endek

yang disakralkan, jangan sampai digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Hal tersebut akan

merusak nilai sakral dan budaya dari kain endek itu sendiri.

2.2.4 Pengertian Motif

Motif merupakan ornamen (hiasan), ornamen berasal dari kata Yunani yaitu dari kata

ornare yang artinya hiasan atau perhiasan. Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-

bagian bentuk garis atau elemen-elemen, yang terkadang sangat dipengaruhi oleh bentuk-

bentuk stilasi benda alam dengan gaya dan irama yang khas. Setiap motif dibuat dengan

bentuk-bentuk dasar sebagai garis, misalnya garis berbagai segi (segitiga, segiempat), garis

ikal atau spiral, melingkar atau berkelok-kelok (horizontal, vertikal), garis berpilin-pilin dan

saling menjalin dan saling menjalin, garis tegak, garis miring, dan banyak bentuk lainnya.

Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau

elemen-elemen yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk situasi alam,

benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri.

Motif-motif yang terdapat pada kain tenun di Indonesia sangat beragam, hal tersebut

dikarenakan masing-masing daerah mempunyai latar belakang yang berbeda dalam

mengungkapkan bentuk motif pada kain tenun yang mereka buat. Perbedaan motif tidak saja

berasal dari kepercayaan berbeda yang melatar belakangi penciptaan motif, melainkan

disebabkan adanya faktor teknis penciptaan lingkungan setempat serta fungsi motif dalam

kehidupan sehari-hari sehingga motif antara daerah satu berbeda dengan motif pada daerah

lain. Dimasa sekarang motif tenun ikat tidak hanya terbatas pada motif tradisional saja,

perkembangan zaman dan permintaan pasar sangat menentukan dalam pengelohan motif

untuk dimodifikasikan atau dikembangkan tanpa meninggalkan bentuk aslinya.

Motif hiasan yang disusun secara teratur yang berulang-ulang penerapan motif pada

suatu karya seni hiasan yang diterapkan pada gaya dan dekorasi (penyederhana) bentuk-

bentuk yang ada di alam seperti tumbuhan, binatang dan manusia.

Menurut Soedarso (1976:7) Motif adalah gambaran pokok dalam suatu karya dan

gambaran pokok tersebut disebarluaskan sehingga terwujud suatu karya yang harmonis. Motif

Page 21: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 27

secara umum adalah penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk ulang tertentu. Motif

merupakan awal dari pencapaian sebuah tujuan dalam penggambaran atau sebuah karya, dan

motif juga merupakan gambar yang menunujukan sifat dan corak dari suatu perwujudan.

Peranan motif memang sangat menentukan baik dan tidaknya suatu hasil tenun, disamping

pewarnaan dan keterampilan memproses tenun. Tidak dapat dipastikan dengan ukuran teori,

kemungkinan susunan motif-motif tersebut yang saling berjauhan, berdekatan,

bersinggungan, dan bertumpukan, baik dan tidaknya akan ditentukan oleh keberhasilan

mengatur komposisi bidang dan warna sesuai dengan kegunaan warna, kain tenun ikat

kebanyakan bermotif alam tumbuh-tumbuhan, terutama yang berbentuk bunga-bungaan.

Disamping itu terdapat juga komposisi motif lain yang pada umumnya dapat dikelompokkan

menjadi lima bagian yang pertama yaitu:

a. Motif geometris adalah ragam hias ilmu ukur terdiri dari garis lurus, garis patah,

lingkaran, kotak-kotak (poleng), jajaran, genjang, belah ketupat, zig zag, segi enam, dan

segi tiga.

b. Motif tumbuh-tumbuhan adalah stiliran dari bentuk daun, bunga, buah, tangkai dan lain-

lain.

c. Motif binatang dan fauna jenis binatang yang sering dijadikan motif diantaranya lembu,

singa, gajah, burung merak dan burung cendrawasih.

d. Motif manusia adalah motif yang diwujudkan berupa wayang dan wajah.

e. Motif kombinasi (prembon) motif prembon merupakan perpaduan dari berbagai motif.

Perpaduan tersebut di buat sedemikian rupa sehingga dapat menambah keindahan kain.

Contoh diantaranya motif tumbuh-tumbuhan dipadukan dengan motif geometris, motif

manusia dengan motif binatang, motif tumbuh-tumbuhan dengan motif manusia dan lain

sebagainya.

Ada beberapa jenis motif yang dihasilkan dari tenun ikat, diantaranya:

1. Motif Tumbuh-tumbuhan

Page 22: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 28

a. Motif Bun-bunan

Gambar 2.12 Motif Bun-bunan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

b. Motif Bunga Pucuk

Gambar 2.13 Motif Bunga Pucuk

Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Motif Binatang

a. Motif Udang-udangan

Gambar 2.14 Motif Udang-udangan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 23: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 29

3. Motif Geometris

a. Motif Wajik-wajikan

Gambar 2.16 Motif Wajik-wajikan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.2.5 Pembuatan Motif dengan Hak Cipta

Kain tenun ikat saat ini sudah mulai mengalami perkembangan dalam hal motif.

Banyak motif dengan ide-ide baru yang bermunculan. Seniman sekaligus dosen di Institut

Seni Indonesia Anak Agung Anom Mayun yang berhasil saya wawancarai banyak

memaparkan mengenai karya yang beliau ciptakan yang sudah di hak ciptakan. Sosok

seniman yang juga berkecimpung dalam dunia pertenunan ini sudah berhasil membuat kurang

lebih 4 motif yang dipesan secara khusus. Motif yang dibuat bersifat khusus hanya untuk

perusahan yang memesan kepada beliau. Di dalam pembuatan motif ini beliau mengatakan

bahwa motif yang dibuat harus khusus, harus serasi dengan warna, bahan, dan disesuaikan

dengan karakter perusahaan. Motif yang dibuat nantinya akan bersifat limited dan tidak

diperjualbelikan di pasaran. Sudah banyak perusahan-perusahan ternama yang sudah beliau

buatkan motif dan desain untuk kostum kerjanya. Misalnya saja, Hotel Bali Hyatt, Hotel Nusa

Dua Beach, dan masih banyak lagi. Desain yang beliau buat harus mencerminkan identitas

dan karakter dari perusahaan yang nantinya akan dijadikan kostum kerja perusahaan. Desain

inilah yang akan dibuat menjadi kain tenun ikat yang selanjutnya dimodifikasi menjadi

pakaian kerja perusahaan. Agar desain tidak ditiru oleh seniman-seniman lain, makan desain

ini dibuatkan hak cipta yang semuanya diurus dan dipegang oleh perusahaan. Sehingga hanya

perusahaan itu saja yang berhak memperbanyak produksi kain tenun ikatnya.

Di dalam pembuatan motif untuk sebuah desain kain tenun ikat membutuhkan waktu

yang cukup lama, bahkan bisa sampai berbulan-bulan agar menghasilkan kain tenun ikat

Page 24: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 30

dengan kualitas yang baik. Tentu saja di dalam proses pembuatannya banyak menemukan

kendala. Adapaun kendala yang dimaksud, yaitu:

a) Cuaca, dalam hal ini cuaca sangat memegang peranan penting di dalam proses pembuatan

tenun ikat karena memerlukan proses penjemuran benang setelah mengalami pencelupan.

Jika cuaca kurang bagus, maka akan menghambat proses pembuatan, sehingga memakan

waktu yang lebih lama lagi.

b) Motif yang Dibuat Harus Sedetail Mungkin, tujuan pembuatan motif sedetail mungkin

agar para pengerajin paham dan mengerti dengan motif yang diinginkan desainer.

c) Suhu, dalam hal ini suhu memegang peranan penting di dalam perebusan warna yang pas.

Jika suhu api dalam kompor terlalu besar atau kecil, maka akan berpengaruh terhadap

perubahan warna yang signifikan. Sehingga dalam proses ini dibutuhkan ketelitian agar

warna yang dihasilkan sesuai keinginan.

d) Pencampuran Warna yang Pas, dalam pencampuran perlu diperhatikan setetes saja warna

lebih maka tidak akan mendapatkan warna yang kita inginkan.

2.2.6 Keanekaragaman Jenis Kain Tenun Ikat

A. Kain Endek

Kain endek merupakan kain tradisonal Bali yang dibuat dengan teknik tenun ikat. Saat ini

teknik pembuatan endek mengalami perkembangan dengan melakukan penyempurnaan ragam

hias pada kain dibagian-bagian tertentu. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan

menambahkan coletan yang disebut nyantri. Nyantri merupkan teknik penambahan warna

pada kain dengan goresan kuas dari bambu, seperti orang yang sedang melukis. Pembuatan

pola nyantri ini ditekankan pada penyempurnaan ragam hias warna dan motif kain endek,

seperti motif yang mengambil bentuk flora atupun fauna, serta motif-motif dari mitologi dan

wayang Bali. Keanekaragaman warna dan motif inilah yang menjadi ciri khas dari kain endek.

Gambar 2.19 Contoh Kain Endek

Sumber: Foto Observasi 2016

Page 25: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 31

B. Kain Songket

Kain songket merupakan kain tradisonal Bali yang tergolong kain tenun ikat dan memiliki

nilai sosial dan prestise yang tinggi. Kain ini dibuat dengan cara menenun dan menyisipkan

benang warna-warni, benang emas dan benang perak untuk membentuk suatu motif tertentu.

Prinsip penggunaan benang tambahan inilah yang disebut dengan songket, karena

dihubungkan dengan proses menyungkit atau mengjungkit benang lungsi dalam membuat

pola hias. Pada umumnya ragam hias motif yang di goreskan yaitu bentuk bunga teratai,

tetumbuhan, burung, bentuk swastika, dan lainnya. Pada jaman dahulu kain ini hanya

merupakan aktifitas bagi warga Puri. Kegiatan tenun kain songket hanya dilakukan di Puri-

puri saja.

Gambar 2.20 Contoh Kain Songket

Sumber: https://kaintenunsongketbali.files.wordpress.com

3. Kain Gringsing

Kain gringsing merupakan satu-satunya kain tradisional yang dibuat menggunakan teknik

dobel ikat, dan proses pembuatan kain ini memakan waktu hingga 2-5 tahun. Kain ini berasal

dari Desa Tenganan Bali. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti ‘sakit’ dan sing yang

berarti ‘tidak’, sehingga bila digabungkan menjadi ‘tidak sakit’. Maksud yang terkandung di

dalam kata tersebut adalah penolak bala. Kain tenun yang berwarna gelap alami ini digunakan

oleh masyarakat Tenganan dalam ritual keagamaan yang dipercayai memiliki kekuatan magis.

Kain ini juga dipercayai mampu menyembuhkan penyakit dan menangkal pengaruh buruk.

Proses pembuatan kain gringsing mulai dari proses penataan benang, pengikatan, dan

pewarnaan dilakukan pada kedua sisi kain yaitu pada sisi lungsi dan pakan, sehingga teknik

tersebut disebut dobel ikat.

Page 26: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 32

Gambar 2.21 Contoh Kain Gringsing

Sumber: https://kaintenunsongketbali.files.wordpress.com

2.2.7 Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat

A. Pengkelosan

Penggulungan benang ke dalam kones/kelosan untuk mempermudah di dalam proses

pemidangan. Menyiapkan benang 1 pak (5 kg), lakukan pengkelosan menjadi 30 kones.

Gambar 2.23 Pengelosan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

B. Pemidangan

Penentuan jumlah benang yang diinginkan. Benang yang sudah dikelos (30 kones)

dimasukan ke dalam rak benang, kemudian ditata ke dalam penamplik/pemidangan untuk

menghitung jumlah putaran/tumpukan dengan tujuan untuk menentukan besar kecilnya motif

yang kita inginkan (yang biasa dipakai di Bali putaran/tumpukan 2 dan 5).

Gambar 2.24 Pemidangan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

Page 27: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 33

C. Pengikatan

Pembentukan motif/desain. Proses pengikatan menggunakan tali rapia sesuai dengan

motif yang telah di tentukan atau menyesuaikan dengan pesanan.

Gambar 2.25 Pengikatan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

D. Pencelupan Untuk Lungsi Dan Pakan

Pewarnaan sesuai yang diinginkan. Setelah proses pengkelosan/pengikatan selesai, di

lakukan proses pencelupan untuk warna dasar atau sesuaikan dengan keinginan pelanggan.

Pertama benang yang akan dicelup direbus terlebih dahulu selama 30 menit agar penyerapan

warna merata. Kemudian menyiapkan campuran pewarna sesuai dengan warna yang

diinginkan dengan takaran yang sesuai.

Gambar 2.26 Pencelupan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

E. Penganihan Untuk Lungsi

Penggulungan benang yaitu melakukan proses pemindahan benang dari kelosan ke dalam

suatu alat yang di sebut molen dengan tujuan perhitungan benang sesuai dengan panjang atau

lebarnya kain yang akan kita produksi (seperti yang lazim adalah 3600 helai benang).

Page 28: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 34

Gambar 2.27 Penganihan untuk lungsi

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

F. Pencoletan Untuk Pakan

Pemberian warna sesuai yang diinginkan. Apabila benang yang sudah di celup dasar

sudah kering, lalu ikatan di buka terlebih dahulu, kemudian dilakukan pencoletan/pengisian

warna (disesuaikan dengan warna yang diinginkan/motif yang ditentukan). Setelah semua

terisi warna lalu di jemur sampai kering.

Gambar 2.28 Pencoletan Untuk Pakan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

G. Pengobatan/Fixasi

Penguatan warna. Sesudah kering, Siapkan baskom dan air bersih sebanyak 2 liter,

masukkan pixanol 150 gr, aduk sampai larut. Masukkan benang hasil coletan yang sudah

kering kedalam baskom, rendam selama 5 menit sambil diaduk, ngkat benang, cuci dengan air

bersih, jemur sampai kering.

Page 29: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 35

Gambar 2.29 Pengobatan/fixasi

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

H. Pengginciran

Pemilahan benang. Benang yang sudah kering tadi di tata dengan cara menggulung ke

dalam suatu alat pengginciran, tujuannya untuk mempermudah dalam tahap pemaletan.

Gambar 2.30 Pengginciran

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

I. Pemaletan

Penggulungan benang ke dalam sekoci. Benang yang sudah selesai di gincir, kemudian di

gulung lagi ke dalam palet agar memudahkan memasukan benang ke dalam sekoci, untuk

selanjutnya ditenun.

Page 30: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 36

Gambar 2.31 Pemaletan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

J. Pencucukkan

Memasukkan benang ke guun dan serat/sisir. Siapkan benang lungsi yang sudah di bum,

pasang bum pada posisinya, ambil ujung benang yang ada di bum, kemudian masukkan ke

guun dengan cara; satu orang memberi umpan benang, orang lainnya mengkait benang dan

memasukkan ke dalam guun sampai benang habis. Lakukan pencucukkan di sisir dengan cara

yang sama.

Gambar 2.32 Pencucukan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

K. Penenunan

Pasang benang pakan yang sudah dipalet ke dalam sekoci, pasang sekoci di bedag tenun,

periksa posisi sekoci dengan cara menenun, lakukan penenunan. Selama penenunan, lakukan

pengendalian/pengecekan terhadap kemungkinan putus benang lungsi dan pakan dengan cara

mengamati selama proses penenunan. Hasil tenunan (kain) di lepas dari gulungan kain,

kemudian di periksa kesesuaiannya.

Page 31: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 37

Gambar 2.33 Penenunan

Sumber: Dokumentasi Tenun Putri Ayu

2.3 Proses Pengolahan Air Limbah Bekas Pencelupan Tenun Ikat

Proses pengolahan air limbah yang akan digunakan di dalam pengolahan limbah hasil

pencelupan pada Industri Tenun Ikat ini, yaitu menggunakan biofilter eceng gondok yang

dapat menyaring kotoran, kandungan logam berat, dan zat kimia sehingga mengubah air

limbah yang kotor menjadi air bersih yang jernih. Dengan pemanfaatan eceng gondok ini,

selain dapat menghemat biaya produksi pengolahan limbah tekstil, juga dapat menghemat

waktu dalam pengolahan limbah tersebut.

2.3.1 Eceng Gondok

Enceng gondok memiliki daya transpirasi yang besar terhadap berbagai macam hal

yang ada di sekelilingnya dan dapat berkembang biak dengan cepat. Eceng gondok dapat

hidup di tanah yang selalu tertutup oleh air yang banyak mengandung makanan. Selain itu

daya tahan eceng gondok juga dapat hidup di tanah asam dan basa.

Eceng gondok dapat hidup mengapung bebas di atas permukaan air dan berakar di

dasar kolam atau rawa jika airnya dangkal. Selain itu, dalam waktu 8 bulan, Setiap 10

tanaman eceng gondok mampu berkembangbiak hingga 600.000 tanaman baru. Hal inilah

membuat eceng gondok banyak dimanfaatkan guna untuk pengolahan air limbah.

Kemampuan tanaman inilah yang banyak di gunakan untuk mengolah air limbah, karena

dengan aktivitas tanaman ini mampu mengolah air limbah dengan tingkat efisiensi yang

tinggi.

Kemampuan eceng gondok untuk melakukan proses-proses sebagai berikut :

Page 32: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 38

1. Transpirasi

Jumlah air yang digunakan dalam proses pertumbuhan hanyalah memerlukan sebagian

kecil jumlah air yang diadsorpsi atau sebagian besar dari air yang masuk ke dalam tumbuhan

dan dikeluarkan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan

proses transpirasi, sebagian menyerap melalui batang tetapi kehilangan air umumnya

berlangsung melalui daun. Laju hilangnya air dari tumbuhan dipengaruhi oleh kwantitas sinar

matahari dan musim penanaman. Laju transpirasi akan ditentukan oleh laju eceng gondok

yang terbuka lebar yang memiliki stomata yang banyak sehingga proses transpirasi akan besar

dan beberapa actor lingkungan seperti suhu, kelembaban, udara, cahaya, dan angin.

2. Fotosintesis

Fotosintesis adalah sintesa karbohidrat dari karbondioksida dan air oleh klorofil.

Menggunakan cahaya sebagai energi dengan oksigen sebagai produk tambahan. Dalam proses

fotosintesi ini tanaman membutuhkan CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari akan

menghasilkan glukosa dan senyawa organik lain. Karbondioksida yang digunakan dalam

proses ini berasal dari udara dan energi matahari.

3. Respirasi

Sel tumbuhan dan hewan mempergunakan energi untuk membangun dan memelihara

protoplasma, membran plasma, dan dinding sel. Energi terebut dihasilkan melalui

pembakaran senyawa-senyawa. Dalam respirasi molekul gula atau glukosa (C6H12O6)

diubah menjadi zat-zat sederhana yang disertai dengan pelepasan energy.

2.3.2 Penyerapan Oleh Eceng Gondok

Tumbuhan ini mempunyai daya regenerasi yang cepat karena potongan-potongan

vegetatifnya yang terbawa arus akan terus berkembang menjadi eceng gondok dewasa. Eceng

gondok sangat peka terhadap keadaan yang unsur haranya di dalam air kurang mencukupi,

tetapi responnya terhadap kadar unsur hara yang tinggi juga besar. Proses regenerasi yang

cepat dan toleransinya terhadap lingkungan yang cukup besar, menyebabkan eceng gondok

dapat dimanfaatkan sebagai pengendali pencemaran lingkungan. Sel-sel akar tanaman

umumnya mengandung ion dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari pada medium sekitarnya

yang biasanya bermuatan negatif. Penyerapan ini melibatkan energi, sebagai konsekuensi dan

keberadaannya, kation memperlihatkan adanya kemampuan masuk ke dalam sel secara pasif

ke dalam gradient elektrokimia, sedangkan anion harus diangkut secara aktif ke dalam sel

akar tanaman sesuai dengan keadaan gradient konsentrasi melawan gradient elektrokimia. Di

Page 33: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 39

dalam akar, tanaman biasa melakukan perubahan pH kemudian membentuk suatu zat khelat

yang disebut fitosiderofor. Zat inilah yang kemudian mengikat logam kemudian dibawa ke

dalam sel akar. Agar penyerapan logam meningkat, maka tumbuhan ini membentuk molekul

rediktase di membran akar. Sedangkan model tranportasi di dalam tubuh tumbuhan adalah

logam yang dibawa masuk ke sel akar kemudian ke jaringan pengangkut yaitu xylem dan

floem, kebagian tumbuhan lain. Sedangkan lokalisasi logam pada jaringan bertujuan untuk

mencegah keracunan logam terhadap sel, maka tanaman akan melakukan detoksofikasi,

misalnya menimbun logam ke dalam organ tertentu seperti akar. Menurut Grady, terdapat dua

cara penyerapan ion ke dalam akar tanaman :

1. Aliran massa, ion dalam air bergerak menuju akar gradient potensial yang disebabkan oleh

transpirasi.

2. Difusi, gradient konsentrasi dihasilkan oleh pengambilan ion pada permukaan akar.

Dalam pengambilan ada dua hal penting, yaitu pertama , energi metabolik yang

diperlukan dalam penyerapan unsur hara sehingga apabila respirasi akan dibatasi maka

pengambilan unsur hara sebenarnya sedikit. Dan kedua, proses pengambilan bersifat

selektif, tanaman mempunyai kemampuan menyeleksi penyerapan ion tertentu pada

kondisi lingkungan yang luas.

2.3.3 Mekanisme Kerja Bak Biofilter Eceng Gondok

Sistem kerjanya adalah bak yang dibangun terbagi menjadi 4 tempat yaitu bak 1, bak

2, bak 3, dan bak 4. Setelah itu memilih dan mempersiapkan bahan yang akan digunakan

yaitu air limbah tekstil, eceng gondok, dan gula sebagai inang bakteri yang terdapat pada

eceng gondok. Pada bak pertama di masukkan air limbah sebanyak 200 liter yang kemudian

dialirkan ke bak ke-2 yang diisi eceng gondok dan plurutan tanah pada akar eceng gondok

kemudian ditambah gula sebanyak 200 liter dan diamkan air limbah ini dalam bak 2 selama 2

hari. Kemudian dialirkan dalam bak 3 yang terisi eceng gondok dan diamkan terendam

selama 2 hari. Terakhir adalah bak ke-3 di alirkan dalam bak 4 dan diperoleh air bersih yang

kemudian bisa dibuang tanpa mencemari lingkungan atau bisa dimanfaatkan untuk aktivitas

lain.

2.4 Tinjauan Kebijakan Pemerintah

Tinjauan kebijakan pemerintah berisikan mengenai peraturan-peraturan wilayah

mengenai Kabupaten Gianyar yang berpengaruh terhadap rancangan pengadaan Industri

Page 34: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 40

Tenun Ikat di Gianyar. Data peraturan pemerintah ini dapat dikelompokan menjadi tiga jenis

yaitu kebijakan mengenai kain tradisional Bali, tata ruang dan tata bangunan. Pengelompokan

ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

2.4.1 Kebijakan Kain Tenun Ikat Bali

Kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai penggunaan kain tenun ikat menjadi

peluang bagi Industri Tenun Ikat karena kebijakan ini dapat menaikan popularitas dari kain

tenun ikat, selain itu dengan adanya kebijakan ini maka semakin banyak masyarakat yang

mulai tertarik dan mengetahui jenis-jenis kain tenun ikat. Berikut merupakan kebijakan

pemerintah terkait kain tenun ikat:

a. Kebijakan kain tenun ikat ini dikeluarkan oleh Gubernur Bali melalui Surat Edaran No.

04/ 2015 tentang penggunaan pakaian endek di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

b. Kebijakan Walikota Denpasar melalui Surat Edaran No. 3272 Tahun 2015 tentang

penggunaan pakaian kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar yang isinya:

• Para pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS menggunakan pakaian kerja berbahan

endek (salah satu kain tenun ikat) berwarna dan bercorak bebas pada hari kerja : Rabu,

Kamis dan Jumat;

• Bagi para pelajar menggunakan pakaian sekolah berbahan endek (salah satu kain

tenun ikat) berwarna dan bercorak bebas pada hari sekolah : Rabu, Kamis dan Jumat.

2.4.2 Kebijakan Mengenai Industri

Dalam Pasal 49 mengenai Kawasan Peruntukan Industri dijelaskan bahwa:

A. Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) huruf f

terdiri atas:

a. kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan;

b. kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah bahan bangunan;

c. pengembangan kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah kreatif; dan

d. kawasan peruntukan agroindustri.

B. Kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan perak di Kecamatan Sukawati;

b. industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan bambu di Kecamatan Blahbatuh; dan

c. industri mikro, kecil dan menengah khusus kerajinan rakyat lainnya di Kecamatan Ubud.

Page 35: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 41

C. Kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah bahan bangunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b berada di Kecamatan Gianyar.

D. Pengembangan kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah kreatif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa industri kerajinan, makanan olahan,

dan unggulan lainnya berada di kawasan permukiman yang tersebar di seluruh kecamatan.

E. Kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dapat dikembangkan dengan kegiatan pemusatan industri

dengan luas paling sedikit 5 (lima) Hektar.

F. Kawasan peruntukan agroindustri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berada di

Kawasan Agropolitan Payangan.

Dalam Pasal 103 mengenai ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan

industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 huruf f meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan: pendirian bangunan industri, industri

pengolahan, penyediaan dan penataan fasilitas industri seperti pasar seni, pusat inovasi,

pusat pengembangan dan pelatihan SDM serta kegiatan penunjangnya;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain kegiatan sebagaimana

dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan peruntukan industri antara

lain hunian, rekreasi serta perdagangan dan jasa;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi selain kegiatan pemanfaatan kawasan

peruntukan industri dengan prioritas untuk mengolah bahan baku lokal menggunakan

potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat dan kegiatan selain

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b yang dapat mengganggu fungsi kawasan

peruntukan industri dan dapat mengganggu kelestarian lingkungan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang pada kawasan peruntukan industri meliputi

penerapan ketentuan KDB paling tinggi 60 (enam puluh) persen, ketinggian bangunan

paling tinggi 3 (tiga) lantai, dan KDH paling rendah 10 (sepuluh) persen;

e. penerapan penyediaan IPAL pada kegiatan industri atau sentra industri;

f. pemanfaatan ruang kawasan peruntukan industri menerapkan ciri khas arsitektur Bali; dan

g. kegiatan industri yang berpotensi mencemari lingkungan diarahkan untuk mengelola dan

memantau limbahnya lebih intensif dan/atau dialihfungsikan menjadi jasa.

Page 36: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 42

2.5 Kajian Terhadap Fasilitas Sejenis

2.5.1 Pertenunan Putri Ayu

Gambar 2.34 Pertenunan Putri Ayu

Sumber: Foto Observasi 2016

a. Lokasi dan Gambaran Umum

Pertenunan Putri Ayu merupakan home industry yang bergerak dalam industri tenun ikat.

Perusahaan ini merupakan perusahan swasta milik Ida Bagus Adnyana. Pertenunan ini

terletak di Jalan Lapangan Astina Jaya No. 03, Blahbatuh - Gianyar.

Gambar 2.35 Layout Pertenunan Putri Ayu

b. Tinjauan Non-Arsitektural

1. Jenis Produk

Jenis produk yang dihasilakan adalah kain tenun ikat dengan jenis motif yang beragam,

mulai dari tenun ikat dengan teknik ikat pakan, teknik ikat lungsi, teknik ikat ganda, dan

teknik air brush. Produk yang dihasilkan atau kain yang sudah jadi akan dipajang dan

Page 37: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 43

dipamerkan di ruangan khusus secara eksklusif yang nantinya akan dipasarkan ke konsumen

yang sudah memesan atau konsumen yang datang langsung kesana dengan sasaran

pembelinya merupakan para wisatawan domestik maupun internasional.

2. Alat Pengolahan

Secara umum pertenunan ini menyediakan seluruh proses pengolahan kain dari

pemintalan benang sampai jadi sehelai kain. Sehingga alat yang ada meliputi, alat kelosan,

pemidangan, molen, pengginciran, sekoci, alat tenun bukan mesin, alat tenun mesin,

kompresor, dan alat lainnya yang mendukung kegiatan.

3. Bahan Baku Pengolahan

Perusahan ini menggunakan benang sutera untuk pembuatan kain tenun ikat yang

didatangkan dari luar, seperti India.

4. Proses Pembuatan

A. Proses Tenun Ikat

Proses yang dilakukan di dalam pertenunan masih dengan teknologi tradisional yang

memanfaatkan alat tenun bukan mesin yang masih dikerjakan oleh tenaga manusia. Adapun

alur proses pembuatan kain tenun ikat, yaitu:

1. Pengelosan

2. Pemidangan

3. Pengikatan

4. Pencelupan Untuk Lungsi Dan Pakan

5. Penhanihan (Untuk Lungsi)

6. Pencoletan Untuk Pakan

7. Pengobatan/Fixasi

8. Pengginciran

9. Pemaletan

10. Pencucukkan

11. Penenunan

B. Proses Tenun Ikat Air Brush

1. Pengelosan

Page 38: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 44

2. Pemidangan

3. Pemberian Warna

4. Pengginciran

5. Pemaletan

6. Pencucukkan

7. Penenunan

5. Pengelolaan Pertenunan Putri Ayu

Pertenunan Putri Ayu ini memiliki tenaga kerja yang semuanya kewarganegaraan

Indonesia dengan jumlah 60 orang belum termasuk dari direktur utama dan pengurus lainnya.

c. Tinjauan Arsitektural

Fasilitas – fasilitas yang disediakan dari bangunan ini seperti, ruang penyimpanan kain,

ruang tempat tenun, ruang pengolahan benang, dan kantor pengelola.

1) Galeri Kain

Di dalam galeri ini penataan kain tenun ikat masih kurang tertata dengan rapi.

Pencahayaan pada kain masih sangat kurang. Terlihat ada beberapa titik lampu sorot

yang mati, sehingga membuat kain yang dipajang kurang terlihat jelas motifnya.

Penghawaan yang terjadi di dalam ruangan juga masih terbilang kurang. Karena ketika

saya berada di dalam galeri ini sangat terasa panas dan gerah.

2) Ruang Pengolahan Benang

Di dalam ruang pengolahan benang perletakkan alat dan furniture masih kurang tertata

sehingga menyebabkan sirkulasi yang terjadi di dalam ruangan menjadi terganggu.

3) Ruang Alat Tenun Bukan Mesin

Pada ruang ini besaran ruang berbanding terbalik dengan jumlah alat. Karena jumlah

alat yang begitu banyak menyebabkan alat-alat diletakkan terlalu berdempetan

sehingga membuat sirkulasi menjadi terganggu dan ruangan menjadi panas.

Page 39: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 45

Gambar 2.36 Eksterior tempat menyimpan kain tenun ikat yang sudah jadi

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.37 Interior tempat menyimpan kain tenun ikat yang sudah jadi

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.38 Ruang untuk melakukan kegiatan menenun

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.39 Ruang pengolahan benang

Sumber: Foto Observasi 2016

Page 40: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 46

2.5.2 Pertenunan Wisnu Murti

Gambar 2.40 Pertenunan Wisnu Murti

Sumber: Foto Observasi 2016

a. Lokasi dan Gambaran Umum

Pertenunan Wisnu Murti merupakan home industry yang bergerak dalam industri tenun

ikat. Perusahaan ini merupakan perusahan swasta milik I Nyoman Lugra. Pertenunan ini

merupakan binaan dari Bank Indonesia dan pernah mendapatkan dana dari bank Indonesia.

Pertenunan ini terletak di Jalan Selukat, Keramas - Gianyar.

Gambar 2.41 Layout Pertenunan Wisnu Murti

Page 41: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 47

b. Tinjauan Non-Arsitektural

1. Jenis Produk

Jenis produk yang dihasilakan adalah kain tenun ikat dengan jenis motif yang beragam,

mulai dari tenun ikat dengan teknik ikat pakan, teknik ikat lungsi, dan teknik ikat ganda.

Produk yang dihasilkan atau kain yang sudah jadi akan dipajang dan dipamerkan di ruangan

khusus secara eksklusif yang nantinya akan dipasarkan ke konsumen yang sudah memesan

atau konsumen yang datang langsung kesana dengan sasaran pembelinya merupakan para

wisatawan domestik maupun internasional.

2. Alat Pengolahan

Secara umum pertenunan ini menyediakan seluruh proses pengolahan kain dari

pemintalan benang sampai jadi sehelai kain tetapi dalam skala kecil. Sehingga alat yang ada

meliputi, alat kelosan, pemidangan, pengginciran, sekoci, alat tenun bukan mesin, dan alat

lainnya yang mendukung kegiatan.

3. Bahan Baku Pengolahan

Perusahan ini menggunakan benang sutera untuk pembuatan kain tenun ikat yang

didatangkan dari India.

4. Proses Pembuatan Tenun Ikat

Proses yang dilakukan di dalam pertenunan masih dengan teknologi tradisional yang

memanfaatkan alat tenun bukan mesin yang masih dikerjakan oleh tenaga manusia. Adapun

alur proses pembuatan kain tenun ikat, yaitu:

1. Pengelosan

2. Pemidangan

3. Pengikatan

4. Pencelupan Untuk Lungsi Dan Pakan

5. Penhanihan (Untuk Lungsi)

6. Pencoletan Untuk Pakan

7. Pengobatan/Fixasi

8. Pengginciran

9. Pemaletan

10. Pencucukkan

Page 42: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 48

11. Penenunan

5. Pengelolaan Pertenunan Wisnu Murti

Pertenunan Wisnu Murti ini memiliki tenaga kerja yang semuanya kewarganegaraan

Indonesia dengan jumlah 20 orang belum termasuk dari direktur utama dan pengurus lainnya.

c. Tinjauan Arsitektural

Fasilitas – fasilitas yang disediakan dari bangunan ini seperti, ruang penyimpanan kain

dan ruang tempat bekerja nenun.

4) Galeri Kain

Pertenunan ini merupakan home industry, sehingga bangunan yang digunakan adalah

bangunan tempat tinggal. Galeri ini terletak pada satu massa dengan bangunan 2

lantai. Galeri terletak pada lantai 1 dan ruang tenun terletak pada lantai 2. Penataan

kain tenun ikat di dalam galeri masih kurang tertata dengan rapi. Penggunaan furniture

untuk mendukung pemajangan kain masih sangat kurang, karena ada beberapa kain

yang hanya dilipat biasa dan ditaruh di atas meja. Pencahayaan pada kain masih sangat

kurang. Terlihat ada beberapa titik lampu sorot yang mati, sehingga membuat kain

yang dipajang kurang terlihat jelas motifnya. Penghawaan yang terjadi di dalam

ruangan juga masih terbilang kurang. Karena ketika saya berada di dalam galeri ini

sangat terasa panas dan gerah.

5) Ruang Pengolahan Benang

Untuk mengolah benang hanya digunakan ruang kecil berukuran 3x3 yang hanya bisa

diisi 1 alat saja. Sehingga di dalam persyaratan ruang masih kurang.

6) Ruang Alat Tenun Bukan Mesin

Pada ruang ini besaran ruang berbanding terbalik dengan jumlah alat. Karena jumlah

alat yang melebihi besaran ruang menyebabkan alat-alat diletakkan terlalu

berdempetan sehingga membuat sirkulasi menjadi terganggu dan ruangan menjadi

panas.

Page 43: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 49

Gambar 2.42 Ruangan tempat menyimpan kain tenun ikat yang sudah jadi

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.43 Interior tempat menyimpan kain tenun ikat yang sudah jadi

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.44 Ruangan untuk melakukan kegiatan menenun

Sumber: Foto Observasi 2016

2.5.3 Pertenunan Setia Cap Cili

Gambar 2.45 Pertenunan Setia Cap Cili

Sumber: Foto Observasi 2016

Page 44: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 50

a. Lokasi dan Gambaran Umum

Pertenunan Setia Cap Cili merupakan home industry yang bergerak dalam industri tenun

ikat. Perusahaan ini merupakan perusahan swasta. Pertenunan ini terletak di Jalan Ciung

Wanara No. 7, Gianyar - Gianyar.

Gambar 2.46 Layout Pertenunan Setia Cap Cili

b. Tinjauan Non-Arsitektural

1. Jenis Produk

Jenis produk yang dihasilakan adalah kain tenun ikat dengan jenis motif yang beragam,

mulai dari tenun ikat dengan teknik ikat pakan, teknik ikat lungsi, dan teknik ikat ganda.

Produk yang dihasilkan atau kain yang sudah jadi akan dipajang dan dipamerkan di ruangan

khusus secara eksklusif yang nantinya akan dipasarkan ke konsumen yang sudah memesan

atau konsumen yang datang langsung kesana dengan sasaran pembelinya merupakan para

wisatawan domestik maupun internasional.

2. Alat Pengolahan

Secara umum pertenunan ini menyediakan seluruh proses pengolahan kain dari

pemintalan benang sampai jadi sehelai kain tetapi dalam skala kecil. Sehingga alat yang ada

meliputi, alat kelosan, pemidangan, pengginciran, sekoci, alat tenun bukan mesin, dan alat

lainnya yang mendukung kegiatan.

Page 45: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 51

3. Bahan Baku Pengolahan

Perusahan ini menggunakan benang sutra untuk pembuatan kain tenun ikat yang

didatangkan dari India.

4. Proses Pembuatan Tenun Ikat

Proses yang dilakukan di dalam pertenunan masih dengan teknologi tradisional yang

memanfaatkan alat tenun bukan mesin yang masih dikerjakan oleh tenaga manusia. Adapun

alur proses pembuatan kain tenun ikat, yaitu:

1. Pengelosan

2. Pemidangan

3. Pengikatan

4. Pencelupan Untuk Lungsi Dan Pakan

5. Penhanihan (Untuk Lungsi)

6. Pencoletan Untuk Pakan

7. Pengobatan/Fixasi

8. Pengginciran

9. Pemaletan

10. Pencucukkan

11. Penenunan

5. Pengelolaan Pertenunan Setia Cap Cili

Pertenunan Setia Cap Cili ini memiliki tenaga kerja yang semuanya kewarganegaraan

Indonesia dengan jumlah 10 orang belum termasuk dari direktur utama dan pengurus lainnya.

c. Tinjauan Arsitektural

Fasilitas–fasilitas yang disediakan dari bangunan ini seperti, ruang penyimpanan kain dan

ruang tempat bekerja nenun.

7) Galeri Kain

Di dalam galeri ini penataan kain tenun ikat masih kurang tertata dengan rapi.

Pencahayaan pada kain masih sangat kurang terbukti di dalam ruangan masih terbilang

cukup gelap. Terlihat ada beberapa titik lampu sorot yang mati, sehingga membuat

kain yang dipajang kurang terlihat jelas motifnya. Penghawaan yang terjadi di dalam

ruangan juga masih terbilang kurang. Karena ketika saya berada di dalam galeri ini

sangat terasa panas dan gerah.

Page 46: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 52

8) Ruang Pengolahan Benang

Di dalam ruang pengolahan benang perletakkan alat dan furniture masih kurang tertata

sehingga menyebabkan sirkulasi yang terjadi di dalam ruangan menjadi terganggu.

9) Ruang Alat Tenun Bukan Mesin

Pada ruang ini besaran ruang berbanding terbalik dengan jumlah alat. Karena jumlah

alat yang begitu banyak menyebabkan alat-alat diletakkan terlalu berdempetan

sehingga membuat sirkulasi menjadi terganggu dan ruangan menjadi panas.

Gambar 2.47 Ruangan tempat menyimpan kain tenun ikat yang sudah jadi

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.48 Interior tempat menyimpan kain tenun ikat yang sudah jadi

Sumber: Foto Observasi 2016

Gambar 2.49 Ruangan untuk melakukan kegiatan menenun

Sumber: Foto Observasi 2016

Page 47: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 53

Gambar 2.50 Ruangan untuk mengikat motif

Sumber: Foto Observasi 2016

2.6 Kesimpulan Kajian Objek Sejenis

Dari observasi yang dilakukan di 3 lokasi pertenunan, yaitu Pertenunan Putri Ayu,

Pertenunan Wisnu Murti, Pertenunan Setia Cap Cili, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Table 2.1 Kesimpulan Kajian Objek Sejenis

Pertenunan Putri

Ayu

Pertenunan Wisnu

Murti

Pertenunan Setia

Cap Cili

Lokasi Kecamatan

Blahbatuh, Gianyar

Desa Keramas,

Gianyar

Kecamatan Gianyar,

Gianyar

Jenis Tenun Ikat yang

di Produksi

Endek, Songket,

Cepuk.

Endek Endek

Fasilitas yang

Disediakan

Galeri dan area

tenun

Galeri dan area tenun Galeri dan area tenun

Pengelolaan Swasta Swasta Swasta

Pemasaran Pasar internasional,

nasional, lokal, dan

wisatawan

Pasar nasional, lokal,

dan wisatawan

Pasar nasional, lokal,

dan wisatawan

Proses dan Alat yang

Digunakan

Tradisional dan

Modern

Tradisional Tradisional

Tipe Industri Industri sedang,

home industry

Industri kecil, home

industry

Industry kecil, home

industry

Bahan Baku Benang sutera,

benang mas,

benang perak

Benang sutera Benang sutera

Kapasitas Produksi ± 30.000 meter

tergantung pesanan

± 10.000 meter

tergantung pesanan

± 10.000 meter

tergantung pesanan

Objek

Aspek

Page 48: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 54

Dari observasi yang dilakukan di 3 lokasi pertenunan, yaitu Pertenunan Putri Ayu,

Pertenunan Wisnu Murti, Pertenunan Setia Cap Cili, maka Pertenunan yang memiliki kualitas

paling baik adalah Pertenunan Putri Ayu. Karena fasilitas yang ada di dalamnya lebih lengkap

dari pertenunan yang lainnya. Alat produksinya lebih banyak dan lengkap, ruang pameran

kainnya lebih luas, memiliki jumlah produksi kain tenun ikat lebih banyak, memproduksi

jenis kain tenun ikat lebih banyak, dan pengaturan ruang-ruang di dalam industrinya sudah

tertata dari ruang produksi sampai ruang pameran.

2.7 Spesifikasi Umum Proyek

Berdasarkan studi objek sejenis yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya maka

dapat ditarik spesifikasi umum dalam perencanaan Industri Tenun Ikat.

2.7.1 Pemahaman

Industri Tenun Ikat merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang industri kerajinan

yang mengolah benang menjadi kain. Dalam produksi ini dibutuhkan bahan berupa benang

sutera. Di dalam pengolahan benang menjadi kain dilakukan beberapa proses agar benang

tersebut bisa menjadi selembar kain yang memiliki nilai yang tinggi. Setelah jadi, kain akan

dipapemerkan di dalam galeri dan siap dipasarkan kepada konsumen.

2.7.2 Fungsi

Fungsi dari Industri Tenun Ikat ini terdiri dari fungsi utama dan fungsi penunjang.

a. Fungsi Utama

Industri Tenun Ikat memiliki fungsi utama sebagai fasilitas untuk memproduksi kain

tenun ikat dengan memproses benang yang masih kasar yang mengalami banyak proses

hingga menjadi kain yang bernilai tinggi dan siap dipasarkan.

b. Fungsi Penunjang

Fungsi penunjang yang ditawarkan oleh Industri Tenun Ikat adalah adanya galeri yang

memamerkan kain hasil produksi dan konsumen dapat langsung membelinya disini. Selain itu

juga, industri ini juga menawarkan pelatihan bagi yang ingin menambah kemampuannya di

bidang tenun. Dan pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan kain tenun ikat

secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Page 49: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 55

2.7.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran dari Industri Tenun Ikat ini adalah untuk meningkatkan hasil

produksi dan mengembangkan sumber daya manusia agar menghasilkan kain tenun ikat yang

inovatif dan memiliki kualitas baik, sehingga mampu menambah keuntungan di bidang

ekonomi.

Sasaran dari Industri Tenun Ikat ini adalah masyarakat sekitar dan wisatawan daerah

Bali, baik dari domestik maupun internasional yang menyukai budaya Bali yaitu Kerajinan

Tenun Ikat. Tidak hanya itu, kain Tenun Ikat ini akan dipasarkan ke pasar internasional, pasar

nasional, maupun pasar lokal yang ada disini.

2.7.4 Bahan Baku yang Digunakan

Di dalam sebuah industri kerajinan, tentunya industri tekstil, bahan baku utama yang

digunakan adalah benang. Di dalam pembuatan tenun ikat ini, benang utama yang digunakan

adalah benang sutera. Untuk membuat tenun ikat endek dibutuhkan benang sutera dengan

berbagai warna yang sudah mengalami pencelupan. Dan untuk tenun ikat songket benang

yang digunakan, yaitu benang sutera ditambah dengan benang emas dan benang perak.

Benang emas dan benang perak inilah yang nantinya mencirikan kain songket. Jadi baha baku

utama yang digunakan di dalam industri, yaitu benang sutera, benang emas, dan benang

perak.

2.7.5 Hasil Industri Tenun Ikat

Produksi yang dihasilkan adalah hasil olahan benang menjadi kain tenun ikat. Jenis

kain tenun ikat yang diproduksi adalah kain endek, kain songket, dan kain gringsing, dengan

berbagai macam motif. Tidak hanya itu, industri ini juga siap melayani desainer yang

memiliki desain kain sendiri yang ingin dikerjakan disini.

2.7.6 Jadwal Operasional Industri Tenun Ikat

Jadwal operasional dari Industri Tenun Ikat ini dibagi menjadi dua yaitu jadwal

operasional untuk pekerja Industri dan pegawai Galeri.

a. Pusat Produksi Kain Tenun Ikat

Jadwal operasional dilakukan mulai dari hari senin hingga hari sabtu pada pukul 08.00

sampai 17.00 WITA. Jam istirahat diberikan selama 60 menit pada pukul 12.00 hingga 13.00

WITA.

Page 50: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 56

b. Galeri/Ruang Pameran Kain

Jadwal operasional galeri yang ada di dalam industri dibuka sepanjang hari mulai dari

pukul 09.00 hingga 21.00 WITA. Pada Galeri ini diberlakukan sistem shift, yaitu pergantian

pegawai pada jam 16.00 WITA. Jam istirahat diberikan selama 30 menit, shift pagi pada

pukul 12.30 hingga 13.00 WITA dan shift siang pada pukul 18.30 hingga 19.00 WITA.

Diberlakukan pula hari libur pada tanggal merah sesuai kalender. Untuk libur hari raya, setiap

agama akan diberikan waktu untuk libur hari raya.

2.7.7 Sistem Pengolahan Produk

Secara umum proses pengolahan benang menjadi kain tenun ikat adalah sebagai

berikut :

1. Pengelosan

Penggulungan benang ke dalam kelosan untuk mempermudah di dalam proses

pemidangan.

2. Pemidangan

Benang yang sudah dikelos di tata ke dalam penamplik/pemidangan dengan tujuan

perhitungan benang dan mempermudah pengisian motif .

3. Pengikatan

Proses pengikatan menggunakan tali rapia sesuai dengan motif yang telah di

tentukan/menyesuaikan dengan pesanan.

4. Pencelupan Untuk Lungsi Dan Pakan

Setelah proses pengikatan selesai, di lakukan proses pencelupan untuk warna

dasar/sesuaikan dengan persyaratan pelanggan.

5. Penganihan (Untuk Lungsi)

Lakukan proses pemindahan benang dari kelosan ke dalam suatu alat yang di sebut molen

dengan tujuan perhitungan benang sesuai dengan panjang atau lebarnya kain yang akan kita

produksi (seperti yang lazim adalah 3600 helai benang).

6. Pencoletan Untuk Pakan

Apabila benang yang sudah di celup dasar sudah kering, lalu ikatan di buka terlebih

dahulu, kemudian dilakukan pencoletan/pengisian warna (disesuaikan dengan warna yang

diinginkan/motif yang di tentukan). Setelah semua terisi warna lalu di jemur sampai kering.

7. Pengobatan/Fixasi

Page 51: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 57

Sesudah kering, Siapkan baskom dan air bersih sebanyak 2 liter, masukkan pixanol 150

gr, aduk sampai larut. Masukkan benang hasil coletan yang sudah kering kedalam baskom,

rendam selama 5 menit sambil diaduk, ngkat benang, cuci dengan air bersih, jemur sampai

kering.

8. Pengginciran

Benang yang sudah kering tadi di tata dengan cara menggulung ke dalam suatu alat

pengginciran, tujuannya untuk mempermudah dalam tahap pemaletan.

9. Pemaletan

Benang yang sudah selesai di gincir, kemudian di gulung lagi ke dalam palet agar

memudahkan memasukan benang ke dalam sekoci, untuk selanjutnya ditenun.

10. Pencucukkan

Siapkan benang lungsi yang sudah di bum, pasang bum pada posisinya, ambil ujung

benang yang ada di bum, kemudian masukkan ke guun dengan cara; satu orang memberi

umpan benang, orang lainnya mengkait benang dan memasukkan ke dalam guun sampai

benang habis. Lakukan pencucukkan di sisir dengan cara yang sama.

11. Penenunan Pasang benang pakan yang sudah dipalet ke dalam sekoci, pasang sekoci di bedag tenun,

periksa posisi sekoci dengan cara menenun, lakukan penenunan. Selama penenunan lakukan

pengendalian/pengecekan terhadap kemungkinan putus benang lungsi dan pakan dengan cara

mengamati selama proses penenunan. Hasil tenunan (kain) di lepas dari gulungan kain,

kemudian di periksa kesesuaiannya.

2.7.8 Alat – Alat yang Digunakan

Alat–alat yang digunakan selama kegiatan produksi di Industri Tenun Ikat ini adalah

Alat Tenun Bukan Mesin, alat mesin pengolahan benang. Selain itu, dalam proses produksi

juga diperlukan alat penunjang, diantaranya baskom (untuk pewarnaan benang), dan jemuran

kayu untuk menjemur benang setelah diwarna.

2.7.9 Sistem Pengelolaan Industri Tenun Ikat

Pengelolaan Industri Tenun Ikat ini membentuk badan organisasi swasta yang terdiri

atas bagian produksi, personalia, pemasaran, administrasi serta keuangan. Pembagian

pekerjaan dari Industri Tenun Ikat ini dapat dikatakan sederhana karena masih tergolong

dalam industri menengah dengan pekerja yang berkisar ±80 orang.

Page 52: industri tenun ikat di gianyar - sinta.unud.ac.id filePada bab ini juga berisikan sub-bab mengenai hasil dari tinjauan proyek sejenis dan spesifikasi umum Industri Tenun Ikat. 2.1

GEDUNG INDUSTRI TENUN IKAT DI GIANYAR

SEMINAR TUGAS AKHIR 58

2.7.10 Fasilitas Industri Tenun Ikat

Secara umum fasilitas yang disediakan pada Industri Tenun Ikat ini terdiri atas:

a. Fasilitas Utama

1. Ruang Tenun (ATBM)

2. Ruang Pengolahan Benang

3. Ruang Pembuatan Desain

4. Ruang Pengikatan Desain

5. Ruang Pewarnaan

6. Gudang Bahan Baku

7. Gudang Hasil Produksi

b. Fasilitas Penunjang

1. Ruang Pameran Kain Tenun Ikat

2. Ruang Pelatihan

3. Lobi

4. Ruang Pengelola

5. Gedung Serba Guna

6. Cafeteria

7. Ruang Pagelaran Busana

8. Atm Centre

9. Toilet

10. Parkir

11. Ruang MEP

12. Gudang