indonesian version

2
Laki-laki Menangis Vella: Hai Daniel, kita bicara tentang emosi dan ayo bicara tentang emosi pada laki-laki. Menurut kamu apa boleh laki-laki menangis? Daniel: Well, menurutku boleh-boleh saja. Tak ada yang salah tentang itu. Jika kamu pengin nangis, jika kamu sedih, jika kamu marah, jika kamu kecewa, menurut aku normal-normal aja. Reaksi normalnya ya menangis tapi sayangnya terdapat stigma yang kuat yang melekat pada laki-laki yang mengangis. Bagi sebagian orang itu persoalan besar. Bagi aku, pribadi, bukan. Vella: Setuju 100 %. Bagi aku pribadi, aku rasa oke-oke saja cowok menangis. Daniel: Hm, hm. Vella: Tetapi kupikir ini di budayaku lo, orang Indonesia, benar-benar tidak umum, ya, cowok memperlihatkan ungkapan emosi ini ketika mereka menangis. Misalnya ketika meskipun masih kecil, kamu menangis di dalam kelas dan kalau kamu cowok dan kalau kamu menangis, orang-orang pada mengolok-olok kamu dan mentertawakanmu dan menyebutmu ini itu. Daniel: Aku paham betul tu. Sama sebenarnya juga di Chili. Well, aku dibesarkan di semacam budaya macho yang benar-benar kuat. Maksudku menangis adalah tanda kelemahan jadi laki-laki tidak, maksudku aku bisa bilang, tidak boleh menangis, betul, karena, karena kemacoan itu dan kamu harus jadi laki-laki, kamu harus berani jadi tidak boleh menangis. Tetapi sekarang aku pikir, anak-anak tidak seharusnya, well mereka tidak seharusnya didorong dorong untuk menangis tetapi mereka harus diberitahu bahwa menangis boleh-boleh saja. Maksudku itu merupakan reaksi yang alamiah (wajar) dan kamu harus menunjukkan perasaanmu jadi aku pikir jika kamu pengin nagis, jika kamu sedih dan

Upload: dwi-anita

Post on 08-Aug-2015

10 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesian version

Laki-laki MenangisVella: Hai Daniel, kita bicara tentang emosi dan ayo bicara tentang emosi pada laki-laki. Menurut kamu apa boleh laki-laki menangis?

Daniel: Well, menurutku boleh-boleh saja. Tak ada yang salah tentang itu. Jika kamu pengin nangis, jika kamu sedih, jika kamu marah, jika kamu kecewa, menurut aku normal-normal aja. Reaksi normalnya ya menangis tapi sayangnya terdapat stigma yang kuat yang melekat pada laki-laki yang mengangis. Bagi sebagian orang itu persoalan besar. Bagi aku, pribadi, bukan.

Vella: Setuju 100 %. Bagi aku pribadi, aku rasa oke-oke saja cowok menangis. Daniel: Hm, hm.

Vella: Tetapi kupikir ini di budayaku lo, orang Indonesia, benar-benar tidak umum, ya, cowok memperlihatkan ungkapan emosi ini ketika mereka menangis. Misalnya ketika meskipun masih kecil, kamu menangis di dalam kelas dan kalau kamu cowok dan kalau kamu menangis, orang-orang pada mengolok-olok kamu dan mentertawakanmu dan menyebutmu ini itu.

Daniel: Aku paham betul tu. Sama sebenarnya juga di Chili. Well, aku dibesarkan di semacam budaya macho yang benar-benar kuat. Maksudku menangis adalah tanda kelemahan jadi laki-laki tidak, maksudku aku bisa bilang, tidak boleh menangis, betul, karena, karena kemacoan itu dan kamu harus jadi laki-laki, kamu harus berani jadi tidak boleh menangis. Tetapi sekarang aku pikir, anak-anak tidak seharusnya, well mereka tidak seharusnya didorong dorong untuk menangis tetapi mereka harus diberitahu bahwa menangis boleh-boleh saja. Maksudku itu merupakan reaksi yang alamiah (wajar) dan kamu harus menunjukkan perasaanmu jadi aku pikir jika kamu pengin nagis, jika kamu sedih dan jika kamu pengin menangis, lakukan saja dan tidak ada yang perlu dibikin malu.

Vella: Aku pikir seperti itulah di dalamnya atau mereka berharap laki-laki harus macho dan jantan dan mungkin memperlihatkan air mata kayaknya merampas kejantanan, kejantanan laki-laki

Daniel: Aku pikir justru lebih jantan misalkan saja kamu sedih dan kamu menunjukkannya. Kamu tidak takut menunjukkan emosimu ( perasaanmu). Aku pikir itu lebih berharga, itu lebih, maksudku aku cowok dan karena aku menangis itu tidak membuat aku kurang laki-laki. Maksudku, aku laki-laki dan karena itu, entahlah karena aku laki-laki, maka aku bisa menunjukkan ekspresi ku dan aku tidak takut itu. Nggak tahulah, itu pendapatku.