indonesia mengajar

2
Gerakan Indonesia Mengajar yang Penuh Inspirasi Hari Kamis kemarin (20/01), saya datang ke Obsat (Obrolan Langsat). Hari itu jadwal diskusinya bertajuk Indonesia Mengajar. Pembicara nya sangat menarik, yaitu Anies Baswedan, sebagai rektor Universitas Paramadina sekaligus sebagai salah satu pengagas gerakan ini. Saya sangat tertarik akan gerakan ini karena sangat inspiratif. Gerakan sederhana yang bertujuan untuk membuat bangsa Indonesia lebih baik daripada sebelumnya. Gerakan ini merekrut para sarjana yang berumur maksimal 25 tahun, agar dilatih sehingga akan di kirim ke daerah-daerah pelosok Indonesia menjadi guru Sekolah Dasar selama satu tahun. Teman-teman dapat melihat informasi lebih lengkap tentang gerakan ini di blog resmin nya yaitu www.indonesiamengajar.org Diskusi malam itu, Anies Baswedan menerangkan secara lengkap latar belakang dan konsep dari lahirnya gerakan ini. Beliau menyebut kan, indonesia mengajar adalah gerakan, bukan program. Dengan gerakan, di harapkan tidak berhenti begitu saja dan dapat menginspirasi orang lain untuk berbuat yang sama. Selain itu, diterangkan bahwa selama ini, masyarakat Indonesia menganggap bahwa pendidikan bukan merupakan kepedulian bersama tapi menjadi tanggung jawab pemerintah. Tidak seperti lingkungan hidup yang menajdi concern bersama, tapi tanggung jawab pendidikan hanya diberikan kepada pihak-pihak yang berwenang. Oleh karena itu, indonesia mengajar hadir untuk memberi pemahaman bahwa pendidikan merupakan gerakan bersama. Tagline nya sangat menarik, “Setahun Mengajar, Seumur Hidup Inspirasi”. Diharapkan, para pengajar muda ini (sebutan untuk peserta Indonesia Mengajar) memiliki world class capabilities tapi dengan kepedulian grassroot. Sehingga, saat di akhir masa para pengajar muda di daerah pelosok, mereka akan kembali ke bidang masing-masing dan akan menjadi top influencer. Para pengajar muda akan memiliki 2 rumah di Indonesia, satu di kampung halamannya sendiri, dan satunya lagi rumah di tempat dia mengajar selama satu tahun. Mereka

Upload: irsan-widyawan

Post on 25-May-2015

419 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia mengajar

Gerakan Indonesia Mengajar yang Penuh Inspirasi

Hari Kamis kemarin (20/01), saya datang ke Obsat (Obrolan Langsat). Hari itu jadwal diskusinya bertajuk Indonesia Mengajar. Pembicara nya sangat menarik, yaitu Anies Baswedan, sebagai rektor Universitas Paramadina sekaligus sebagai salah satu pengagas gerakan ini. Saya sangat tertarik akan gerakan ini karena sangat inspiratif. Gerakan sederhana yang bertujuan untuk membuat bangsa Indonesia lebih baik daripada sebelumnya. Gerakan ini merekrut para sarjana yang berumur maksimal 25 tahun, agar dilatih sehingga akan di kirim ke daerah-daerah pelosok Indonesia menjadi guru Sekolah Dasar selama satu tahun. Teman-teman dapat melihat informasi lebih lengkap tentang gerakan ini di blog resmin nya yaitu www.indonesiamengajar.org

Diskusi malam itu, Anies Baswedan menerangkan secara lengkap latar belakang dan konsep dari lahirnya gerakan ini. Beliau menyebut kan, indonesia mengajar adalah gerakan, bukan program. Dengan gerakan, di harapkan tidak berhenti begitu saja dan dapat menginspirasi orang lain untuk berbuat yang sama. Selain itu, diterangkan bahwa selama ini, masyarakat Indonesia menganggap bahwa pendidikan bukan merupakan kepedulian bersama tapi menjadi tanggung jawab pemerintah. Tidak seperti lingkungan hidup yang menajdi concern bersama, tapi tanggung jawab pendidikan hanya diberikan kepada pihak-pihak yang berwenang. Oleh karena itu, indonesia mengajar hadir untuk memberi pemahaman bahwa pendidikan merupakan gerakan bersama.

Tagline nya sangat menarik, “Setahun Mengajar, Seumur Hidup Inspirasi”. Diharapkan, para pengajar muda ini (sebutan untuk peserta Indonesia Mengajar) memiliki world class capabilities tapi dengan kepedulian grassroot. Sehingga, saat di akhir masa para pengajar muda di daerah pelosok, mereka akan kembali ke bidang masing-masing dan akan menjadi top influencer. Para pengajar muda akan memiliki 2 rumah di Indonesia, satu di kampung halamannya sendiri, dan satunya lagi rumah di tempat dia mengajar selama satu tahun. Mereka pasti tak akan lupa seumur hidup tentang kehidupan mereka selagi mengajar. Mereka akan bersosialisasi, menjadi salah satu problem solver, menjadi role model bagi penduduk sekitar dalam hal education achievement, tapi tetap rendah hati menjadi bagian penduduk sekitar.

Dari penuturan Anies Baswedan, pengajar muda harus pulang kembali setelah masa bakti nya selesai. Sebab, mengajar itu adiktif, bisa ketagihan terus. Selain itu, karena rata-rata para peserta gerakan ini merupakan mahasiswa yang mendapat beasiswa, sehingga agar tidak menjadi beban baru bagi keluarganya, maka mereka diberi gaji setiap bulan tergantung indeks kelayakan hidup masing-masing daerah. Selain itu, pak Anies mengungkapkan hasil survey nasional bahwa saat ini, penduduk Indonesia sebanyak 70% puas akan kualitas pendidikan sekarang. Itu berarti, ekspektasi dari masyarakat begitu rendah. Ada tips dari pak Anies untuk mendaftar secara online di gerakan ini, yaitu mendaftar di awal-awal dan menulis essay yang inspiratif, menarik dan menggugah.

Ada hal yang dari obsat kemarin, saat di tengah-tengah diskusi, pak Anies menuturkan baru membuat akun twitter dan akhirnya nge-twit untuk pertama kali. Status nya dapat di baca di akun twitter pak Anies di @AniesBaswedan. Hebatnya lagi, baru saja punya akun

Page 2: Indonesia mengajar

twitter dan pertama kali nge-twit, followers nya sudah 2400an dan saat ini jumlah followers sudah mencapai 4200an.

Tetap optimis tapi tetap kritis……