inavasi pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/mkarami_jurnal kelitbangan.pdf · aspal total...

15

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal
Page 2: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

Inavasi PembanuunanJurnal Kelitbangan

Pengarah:

- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung

Kepala Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya

Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan

Kepala Bidang Penguatan Inovasi Daerah

Redaksi Pelaksana :

- Achmad Zoelkarnaen R

- Tabrani

- Ahmad Samti Anom

- Haryo Wicaksono

- Halijatus Sakdiyah

Mitra Bestari :

- Ir. SAIFUL HlKAM, M.Sc., Ph.D. ( Budidaya Pertanian)

- Dr. SITI AMINAH, M.TP. (Ilmu Pemerintahan)

- Dr. V. SAPTARINI, S.H., M.M. (Forum CSR Lampung)

- RONNY HASUDUNGAN PURBA, Ph.D. (Teknik Sipil)

Penerbit:Bidang Iptek Balitbangda Provinsi LampungJ1. Kantor Pos NO.2 Kel Gunung Mas Telukbetung Bandar LampungTeleponjFaksimili (0721) 5605759Email: [email protected]: www.balitbangda.lampungprov.go.id

Page 3: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

Inovasi PembangunanJurnal Kelitbangan

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

PROVINSI LAMPUNG

INOVASI VOLUME NOMOR HALAMAN BANDARLAMPUNG ISSNPEMBANGUNAN 05 01 1-90 2017 2354-5704

Page 4: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat-Nya sehingga Jurnal Inovasi Pembangunan edisi April 2017 ini dapat terbit tepat

waktunya, segala keberhasilan kami dalam menjaga konsistensi keberadaan jumal ini tak

lepas dari kerja keras Tim Mitra Bestari yang selalu memberikan bantuan dan support dalam

bentuk ulasan dan perbaikan agar sebuah artikel layak ditampilkan, redaksi pelaksana dan

para penulis yang menjadikan keberadaan Jurnal ini sebagai media untuk mendiseminasikan

hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi kita semua.

Terbitan ketigabelas ini adalah sebuah bukti besamya perhatian Pemerintah Daerah Provinsi

Lampung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Provinsi Lampung.

Akhimya, kami selalu mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk

perbaikan dan penyempumaan jumal ini.

Page 5: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

KATA PENGANTAR .i

DAFTAR ISI .ii

PRODUKTIVITAS DAN KARKAS BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASISTEPUNG DAUN SINGKONG MELALUI PENAMBAHAN JINTEN HITAMRiko Noviadi, dan N. Irwani, 1

MODEL PERMINTAAN BERAS GILING LOKAL OLEH MASYARAKAT DI KOTAKUPANG-NTT(Model of Local Milled Rice Demand by The Public in the City of Kupang - NTT)Marince P. Tunardjo 8

EVALUASI TERHADAP PENGGUNAAN ASPAL BUTON SEBAGAI BAHANTAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK DAN PARAMETER CAMPURAN-BERASPAL MODIFIKASIMuhammad Karami 20

PEMBUATAN SEMEN RAMAH LINGKUNGAN (GEOPOLYMER) BERBAHANBAKU MINERAL BASALT GUNA MENUJU LAMPUNG SEJAHTERAMuhammad Amin dan Suharto 30

PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI TELUK LAMPUNGMENGGUNAKAN MET ODE POETICARCHITECTUREShofia Islamia Ishar, S.T., M.T dan M.Shubhi Yuda Wibawa, S.T, M.T. .46

PERBANDINGAN MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) ANTARA OBESITASGENERAL DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA PEGAWAI LAKI - LAKIDEWASA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNGKhairun Nisa dan Nur Anggrain 63

KUALITAS DEMOKRASI UNTUK LAMPUNG BERKOMPETENSIRidwan Saifuddin 73

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE(Studi Kasus Dalam Proses Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon II Di LingkunganPemerintah Kota Bandar Lampung)Andre Pebrian Perdana, S.I.P., M.I.P 81

Page 6: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

EVALUASITERHADAPPENGGUNAANASPALBUTONSEBAGAIBAHANTAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK DAN PARAMETER CAMPURAN

BERASPAL MODIFIKASI

THE EVALUATION ON THE UTILIZATION OF BUTON ASPHALT AS ADDITIF ONTHE CHARACTERISTICS AND PARAMETERS OF MODIFIED ASPHALTED

MIXTURE

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung, Bandar Lampung. 35145E-mail: muhammad.karami@enS!:.unila.ac.id

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemakaian aspal Buton sebagai bahanpengganti sebagian aspal semen dan agregat halus terhadap karakteristik dan parameter campuran-beraspal. Ada tujuh karakteristik dan parameter yang harus dipenuhi syaratnya agar sebuahcampuran-beraspal dapat dilaksanakan, yaitu: stabilitas, kelelahan, Marshall quotient, rongga udaraatau voids in mixtures (VIM), rongga antar agregat atau voids in mineral aggregates (VMA),rongga terisi aspal atau voidfilled with asphalt (VFA) dan VIM pada kondisi kepadatan mutlak ataupercentage refusal density (VIM-PRD). Aspal keras penetrasi 60/70 produksi Pertamina danagregat berasal dari stone crusher Batu Makmur di Lampung Selatan digunakan dalam penelitianini. Aspal Buton yang digunakan berbentuk asli dari deposit tanpa ada perlakuan khusussebelumnya, yang mengandung 32% aspal dan 68% mineral. Gradasi rapat (dense graded) untukcampuran-beraspallapisan aus atau asphalt concrete wearing course (AC- WC), dengan kandunganaspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal Buton.Berdasarkan hasil penelitian ini, maka proporsi material yang dapat digunakan dalam campuran-beraspal dan memenuhi semua persyaratan karakteristik dan parameter AC- WC adalah sebagaiberikut: aspal keras sebesar 3 %, agregat (batu pecah) sebesar 88,2 - 90,7 %, dan aspal Butonsebesar 6,3 - 8,8%.

The aim of the research was to see the effect of the utilization of Buton asphalt as subtitution in partos cement asphalt and fine aggregate on the characteristics and parameters of asphalt mixture.There were seven characteristics and parameters which requirements should be fulfiled in orderthat a an asphalt mixture could be made which were stability, fatique, Marshall quotient, air poresor voids in mixtures (VIM), pores within aggregates or voids in mineral aggregates (VMA), airpores filled with asphalt or void filled with asphalt (VFA) and VIM in the condition of absolutdensity or percentage refusal density (VIM-PRD). A hard asphalt of 60170 penetration of aPertamina product and aggregates from Batu Makmur stone crusher, Lampung Selatan were used

20 IINOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 7: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

in the research. The Buton asphalt used was in original form from its deposit without any specialtreatment in advance and was containing 32 % asphalt and 68 % minerals. Graded density ofwearing asphalted mixture or asphalt concrete wearing course (AC- WC) with total asphalt contentof 4.5 - 7.0 % divided into 3.0 % hard asphalt and the rest was Buton asphalt. The result indicatedthat material proportion could be used in the asphalted mixture complied to all characteristics andAC-WC parameters was 3 % hard asphalt, 88.2 - 90.7 % aggregate (crushed stones), and 6.3 - 8.8% Buton asphalt.

Deformasi permanen adalah salah satu jeniskerusakan yang terjadi pada campuran-beraspal yang mempengaruhi kinerjaperkerasan jalan. Repetisi beban lalu-lintasyang terjadi dalam kurun waktu yang cukuplama menyebabkan akumulasi deformasipermanen, yang pada akhirnya akanmenciptakan pengaluran (rutting) secaraprogresif. Alavi et al. (2011) menjelaskanbahwa pengaluran bias anya berbentuktekanan yang memanjang sepanjang alur rodadan kemudian akan diikuti oleh naiknyapermukaan campuran-beraspal pada sisi-sisialur roda sehingga pada akhirnya akanmenurunkan umur pelayanan perkerasan jalandan menimbulkan bahaya yang seriusterhadap pengguna jalan. Selain itu, pengaruhlain dari pengaluran adalah menurunkanketebalan lapisan campuran-beraspal yangakan menjadi pemicu terjadinya retaksehingga campuran-beraspal mengalamikegagalan.

Melihat begitu pentingnya pemahaman danakibat yang ditimbulkan oleh deformasipermanen seperti diuraikan di atas, Zhou etal. (2004) menyarankan untuk melakukankarakterisasi secara penuh terhadap deformasipermanen pada campuran beraspal. Saat inievaluasi terhadap potensi terjadinyapengaluran telah banyak difokuskan untukmeningkatkan kekakuan (stiffness), stabilitasdan durabilitas pada campuran-beraspal.Pemakaian berbagai macam bahan tambah(additives) baik untuk aspal maupun agregat,telah banyak digunakan untuk campuran-beraspal yang telah dimodifikasi (modifiedasphalt mixtures) (Bahia et al., 1998), dan

telah berhasil untuk meningkatkan kinerjacampuran beraspal(Khodaii and Mehrara,2009).

Sejumlah penelitian telah dilakukan untukmempelajari pengaruh pemakaian aspal Butonatau material yang berasal dari aspal Butonsebagai material pengganti atau sebagai bahantambah di dalam campuran-beraspal.Subagioet al. (2003) menjelaskan bahwa pemakaianmineral aspal Buton sebagai filler dalam HotRolled Asphalt (HRA) dapat meningkatkannilai modulus kekakuan dan ketahananterhadap deformasi plastis. Selain itu, hasilpengujian terhadap Hot Rolled Sheet (HRS)yang menggunakan mineral aspal Butonsebagai filler yang dilakukan oleh Subagio etal. (2007) juga menunjukkan bahwa moduluskekakuan HRS modifikasi pada suhu 45°Clebih tinggi dibandingkan dengan HRS non-modifikasi. Pada penelitian yang lain,Zarnhari et al.(2014) menggunakan aspalButon berbentuk ekstrak dan granular untukmeningkatkan kinerja campuran-beraspal.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamodulus kekakuan dan modulus creepmenjadi lebih tinggi serta dapat menurunkanlaju deformasi permanen.

Selanjutnya, Karami and Hamid, (2015), yangmelakukan penelitian terhadap penggunaanaspal Buton granular, menjelaskan bahwapemakaian aspal Buton granular sebagaibahan pengganti sebagian aspal dan agregathalus dapat meningkatkan modulus kekakuancampuran-beraspal untuk lapisan aus(wearing course) pada berbagai macamtingkat temperatur pengujian (l5°C - 60°C),kecepatan pembebanan dan volume lalu-lintas. Pada pengujian terhadap kelelahan

2111NOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 8: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

(fatigue), penggunaan aspal Buton granularjuga dapat meningkatkan umur eampuranberaspal (fatigue life) dibandingkan dengancampuran beraspal non-modifikasi (Karamiand Nikraz, 2015). Selain itu, Karami et al.(2016)juga menjelaskan bahwa penambahanaspal Buton granular ke dalam eampuran-beraspal dapat menurunkan total reganganpermanen eampuran-beraspal sehingga dapatmeningkatkan ketahanan eampuran-beraspalterhadap deformasi permanen.

Melihat manfaat aspal Buton yang sangat baikseperti diuraikan diatas dan ketersediaandeposit aspal Buton yang sangat besarmeneapai total 677 juta ton khususnyatersebar dari Teluk Sampolawa sampai TelukLawele di dalam area panjang 75 km danlebar 25 km serta eukup untuk memenuhikebutuhan aspal untuk pekerjaan jalan diIndonesia selama 100-200 tahun mendatang(Ali and Poernomo, 2007; Kurniadji, 2007),maka penelitian tentang pemanfaatan aspalButon untuk memperbaiki karakteristikcampuran- beraspal masih sangat diperlukan.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihatpengaruh penggunaan aspal Buton sebagaibahan pengganti sebagian aspal keras danagregat halus dalam eampuran-beraspalterhadap stabilitas Marshalldan beberapakarakteristik dan parameter eampuran-beraspal lainnya yang menjadi persyaratandalam eampuran-beraspal lapisan aus atauasphalt concrete-wearing course (AC- WC).

2.1 Materialyang digunakanBatu peeah yang berasal dari pabrik pemecahbatu (stone crusher)Batu Makmur diLampung Selatan, digunakan dalampenelitian Illl untuk semua eampuran-beraspal.Selain itu, filler abu batu yangdigunakan berupa bahan yang lolos saringanno. 200 (0,075 mm) juga berasal dari lokasiyang sama.Sifat-sifat agregat dan filler yangdigunakan disajikan pada Tabel l.Sedangkanaspal keras penetrasi 60/70 yang digunakandalam penelitian ini berasal dariPertamina.Sifat fisik aspal keras disajikanpada Tabel 2.Selanjutnya, aspal Buton yang digunakanberbentuk bongkahan berdiameter sampai 30em (Gambar 1). Sebelum digunakan,bongkahan aspal Buton dihaluskan terlebihdahulu dengan eara dipanaskan agar menjadilunak, kemudian dihaneurkan menggunakanalat kerja. Setelah itu, aspal Buton diayakmenggunakan saringan seeara mekanis (sieveshaker). Aspal buton yang lolos saringan 2,38mm diambil untuk digunakan dalameampuran-beraspal, dan yang tertahansaringan dihaluskan kembali. Hasil pengujiankadar aspaI, aspal Buton mengandung aspalsebesar rata-rata 32% dan mineral 68%. Hasilpengujian sifat-sifat fisik aspal Butondisajikan pada Tabel 3 dan Gambar 2.

PropertiesBerat jenis bulk agregat kasarBerat jenis bulk agregat halusBerat jenis bulk fillerPenyerapan agregat kasar (%)Penyerapan agregat halus (%)Abrasi Los Angeles (%)Kelekatan terhadap aspal (%)Kelonjongan partikel (%)Kepipihan partikel (%)Lolos saringan No. 200 (Ag. Kasar) (%)Lolos saringan No. 200 (Ag. Halus) (%)Setara pasir (agregat halus) (%)

Tabe11.Sifat fisik agregatNilai SD CV (%)2,76 0,12 4,32,74 0,17 6,42,74 0,14 5,30,51 0,006 1,11,60 0,19 12,216.9 0,60 3,5100 0,00 0,08.26 0,49 5,98.18 0,32 3,90.08 0,005 6,90.80 0,07 9,381.9 0,49 0,6

Maks 3%Maks 3%Maks40%Min 95%Maks 10%Maks 25%Maks 1%Maks 8%Min50%

2211NOVASI PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 9: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

Jenis PengujianPenetrasi 25°C, 100 gr, (0,1 mm)Titik Lembek (0C)Daktilitas, 25°C (em)BeratjenisKehilangan berat (TFOT) (% berat)Penetrasi setelah TFOT (% semula)Titik lembek setelah TFOT (% semula)Daktilitas setelah TFOT (% semula)Titik nyala dan titik bakar COC)Titik bakar COC)

Tabel 2.Sifat fisik aspal kerasNilai SD CV(%)67 0,19 0,348,0 0,60 1,2> 1001,0230,1786,6100100298 1,6302,5 1,8

0,001 0,20,01 6,10,7 1,20,6 1,2

Persyaratan SNI60 -7948 - 58Min 100Min 1,0MakO,8Min 54

Min 50Min 200Min 200

Tabe13.Hasil pengujian sifat fisik aspal ButonPengujian Rata-rata SD CV (%)Kadar air (%) 0,90 0,015 1,73Kadar aspal (%) 32 0,51 1,62Beratjenis bulk (%) 1,42 0,02 1,22Penyerapan air (%) 11,10 0,10 0,91

2.2 Desain campuran dan persiapanbenda ujiGradasi rapat (dense graded) untuk lapisanAC-WC digunakan dalam penelitian iniseperti disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 3.Gradasi tersebut menggunakan titik kontrol,zona terlarang (restricted zone) untukmengkontrol jumlah agregat halus dan kurvaFuller (sebagai garis yang memilikikepadatan tertinggi).Berdasarkan hasilpengujian kadar aspal pada Tabel 3, aspal

Buton mengandung rata-rata 32% aspal dan68% mineral. Oleh karena itu, agregatgabungan yang ada pada Tabel 4 adalahgabungan dari agregat (batu pecah) danmineral aspal Buton.Seperti terlihat padaGambar 3, persentase lolos saringan agregatgabungan masuk di dalam spesifikasi AC-WC, tidak memotong daerah restricted zoneserta memotong satu kali gradasi Fuller didaerah antara diameter 2,36 mm dan 4,75mm.

231'NOVAS' PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 10: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

100~ 90" 80OJC[) 70"~ 60or,0 50:9~ 40~ 30~ 20"Q.. 10

00.01 0.10 1.00 10.00

Diameter Saringan(rnm)

19,0012,509,504,752,361,180,600,300,075

100~ 90~" 80OJC[) 70.:~ 60or,or,0 50:9~ 40OJ 30C"~ 20""- 10

00.01

Diameter saringan CmmJ

Gambar 2. Gradasi mineral Aspal Buton

Tabel 4. Gradasi agregat AC- WCPersen Lolos Saringan (%)Titik kontrol Restricted Zone10090-100maks 90

39,125,6-31,619,1 - 23,115,5

Gradasi Fuller Agregat Gabungan100 10082,8 95,073,2 86,053,6 63,039,1 36,028,6 23,921,1 18,315,5 11,78,3 4,1

- -tr - Gradasi Gabungan• Titik Kontrol

~ Restricted Zone--0-- Fuller

Design Mix Formula (DMF) dilakukandengan meta de skala laboratorium,sehinggapencampuran agregat dan mineralaspal Buton berdasarkan pada persentaseagregat di masing-masing diameter saringan.Tabel 5 memperlihatkan kandungan aspaltotal dalam campuran-beraspal adalahdari4,5% sampai 7%, dengan perbedaan dalamsetiap 0,5%, terhadap berat total campuran-beraspal.Kandungan aspal total tersebut

berasal dari aspal keras sebesar 3% danselebihnya diambil dari aspal Buton.Selainitu, bisa juga dilihat persentase aspal Butonyang diperlukan sebagai bahan penggantiaspal keras dan agregat halus, dalam setiapkandungan aspal total dalam campuran.Agarpenelitian ini tetap fokus terhadap kontribusiaspal Buton dalam campuran-beraspal, makakandungan agregat halus yang lolos 1.18 mmdilakukan penyesuaian untuk mengakomodasi

2411NOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 11: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

proporsi mineral aspal Buton. Sehinggasemakin tinggi proporsi aspal Buton dalameampuran-beraspal, maka proporsi agregathalus dalam eampuran-beraspal yang lolos

saringan 1,18 mm semakin rendah. Dengandemikian maka gradasi agregat gabungantetap sarna untuk semua eampuran beraspal.

Tabel5. Proporsi kebutuhan bahan dalam eampuran-beraspalKandungan aspal total dalam campuran(berdasarkan berat total campuran) (%)4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,04,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,03.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3,01,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,095,5 95,0 94,5 94,0 93,5 93,092,3 90,7 89,2 87,6 86,1 84,53,2 4,3 5,3 6,4 7,4 8,54,7 6,3 7,8 9,4 10,9 12,5

1.Kandungan aspal totala. Aspal kerasb. Aspal dari aspal Buton

2. Kandungan agregat totala. Batu pecahb. Mineral aspal Buton

3. Aspal Buton

Selanjutnya, standar pengujian Marshalldigunakan untuk mengetahui karakteristikvolumetrik dan kekuatan eampuran-beraspal.Tiga buah benda uji untuk masing-masingkadar aspal total dengan ukuran diameter10,16 em dan tinggi 6,35 em dipadatkandengan pemadat Marshall (automaticMarshall compactor) sebanyak 75 kalidisetiap sisi, menggunakan penumbuk bajayang memiliki berat 4,535 kg dan jatuh bebasdari ketinggian 45,7 em.

2.3 Pengujian MarshallTujuan pengujian Marshall adalah untukmengetahui nilai stabilitas (stability) dankelelahan (flow) eampuran-beraspal sesuaidengan SNI 06-2489-1991. Sebelum diuji,benda uji dimasukkan ke dalam bak perendam(wate r bath) pada suhu 60± 1°C selama 30menit. Kemudian benda uji dipindahkan daribak perendam dan diletakkan di mesinpenguji Marshall untuk selanjutnya dilakukanpengujian.Gambar 4 menyajikan alat ujiMarshall.

Berdasarkan persyaratan dari DepartemenPekerjaan Umum No. 025/T/BM/199, ada

tujuh karakteristik dan parameter yang hamsdipenuhi oleh eampuran- beraspal AC-WCuntuk selanjutnya dapat dilaksanakan, yaitu:stabilitas, kelelahan, Marshall quotient (MQ),

2sliNOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 12: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

rongga udara atau voids in mixtures (VIM),rongga antar agregat atau voids in mineralaggregates (VMA), rongga tersisi aspal atauvoid filled with asphalt (VFA) dan VIM padakondisi kepadatan mutlak atau percentagerefusal density (VIM-PRD). Nilaikarakteristik dan parameter eampuran-beraspal hasil pengujian untuk setiap kadaraspal total disajikan pada Gambar 5.Persyaratan karakteristik dan parameter yangharus dipenuhi berdasarkan disajikan padaTabel6.

Dari hasil perhitungan berdasarkan grafikpada Gambar 5, diperoleh kandungan aspaltotal 5,0% - 5,8% memenuhi persyaratandalam setiap parameter dan karakteristikseperti pada Table 6. Berdasarkan hasilpenelitian pendahuluan ini, maka proporsimaterial yang dapat digunakan dalamcampuran-beraspal adalah sebagai berikut:aspal kerassebesar 3%;agregat (batupeeah)sebesar 88,2% - 90,7%; dan aspal Butonsebesar 6,3% - 8,8%.

Gambar 5(a) menyajikan nilai VIM dan VMAdalam setiap kadar aspal total. Semakin tinggikadar aspai, maka nilai VIM akan semakinmenurun. Kandungan VIM memilikipengaruh dalam ketahanan eampuran-beraspal terhadap deformasi permanen.Collins et al. (1996) menjelaskan semakintinggi persentase VIM akan menyebabkanketahanan eampuran-beraspal terhadapdeformasi permanen semakin me mrun.Sedangkan penurunan VIM dibawah 3% akanmenyebabkan pelieinan sehingga menurunkangaya gesek (contact point) antar agregat(Pageet al., 1997), akibatnya stabilitas eampuran-beraspal akan menurun. Sedangkan VMAmenyediakan ruang agar tersedia aspal yangeukup untuk membuat eampuran-beraspalmemiliki durabilitas yang tinggi. Nilai VMAakan bertambah bila kandungan aspal totaldalam eampuran semakin bertambah atausemakin berkurang (lihat Gambar 5 a).Tahanan terhadap deformasi permanen akanbertambah besar bila kandungan VIM danVMA dalam eampuran beraspal bertambahkeeil sampai batas-batas tertentu.

Selanjutnya, nilai rata-rata, standar deviasidan koefisien variasi nilai stabilitas dankelelahan untuk semua kadar aspal totaldalam eampuran disajikan padaTabe17. Nilaiyang sarna dari hasil pengujian stabilitas dankelelahan eampuran-beraspal bisa dilihat padaGambar 5(e). Semakin tinggi kadar aspal totaldalam eampuran-beraspal, maka nilaistabilitas akan semakin tinggi sampaimeneapm nilai stabilitas maksimum.Sedangkan untuk kelelahan, semakin tinggikadar aspal total dalam eampuran, nilaikelelahan akan semakin tinggi. Nilai stabilitasmaksimum ada pada kadar aspal total 6,0%,kemudian nilai stabilitas akan semakinberkurang seiring dengan bertambahnya kadaraspal. Campuran-beraspal yang mengandungkadar aspal total lebih dari 6,0%menyebabkan gesekan antar agregat semakinberkurang, karena pada kondisi tersebut aspaltelah berubah fungsinya, bukan hanya sebagaibahan pengikat tetapi juga berfungsi sebagaipelumas (lubricant). Pada kondisi ini, volumeaspal telah melebihi kapasitas rongga yangada, sehingga membuat ketahanan agregatterhadap gaya geser menjadi berkurang,menyebabkan nilai stabilitas menurun.Dengan demikian akan membuat ketahananeampuran- beraspal terhadap deformasipermanen akan menurun.

Gambar 5(d) menunjukkan nilai MQeampuran-beraspal, yang merupakan rasionilai stabilitas terhadap nilai kelelahan. NilaiMQ menunjukkan sifat kekakuan eampuranberaspal.Terlihat bahwa semakin tinggikandungan aspal total dalam eampuran-beraspal maka nilai MQ akan semakinrendah, khususnya disebabkan oleh stabilitaseampuran-beraspal semakin menurun.Begitupun juga, semakin rendah kandunganaspal total dalam eampuran, maka nilai MQsemakin menurun, disebabkan kandunganaspal tidak eukup untuk menyelimuti semuapermukaan agregat.

Selain itu, Tabel 7 juga menyajikan nilaikepadatan maksirnum eampuran-beraspalpada setiap kadar aspal total. Semakin tinggikadar aspal total dalam eampuran maka

2611NOVASI PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 13: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

kepadatan maksimum campuran-beraspalemakin rendah. Berkurangnya nilai

kepadatan maksimum disebabkan alehkandungan agregat dalam campuran-beraspalemakin rendah. Selain itu menurunnya

kepadatan maksimum juga disebabkan alehpersentase aspal Butan yang semakin tinggi.Tabel 1 dan Tabel 3 memperlihatkan bahwa

~900CDo'"'"':= 800:0.5rn

(a) v=0.7502x2-8.1145x-38.527 9

~~~ R' = 0.901:" a ~$ e' 6 ;?

~",~,--~~", :~~ 3

oVMA 2y = 0.8404x2 - 11.493x + 41.967

R'=0.9757 1o

7.515

4.0

Kadar Aspal (%)

v = -85.286x2 + 1006.1x - 2052.6R' = 0.9265 <>

,.-$

..•.o Stabilitas<) Kelelahan

700 0-"Y= 0.0974xc - 0.3768x + 2.4489

R'= 0.9877600

~O ~5 ~O ~5 ~O ~5 ~O

Kadar Aspal (%)

6.0 (e)

,.-..,5.0 ~:;;:

~ 4.00..

@ 3.0.-- Y= -1.3638x + 11.059

2.0 R' = 0.8424

0.0 -+---r---r--"""T"""--""--"'---'---'~O ~5 ~O ~5 ~O ~5 ~O ~5

Kadar Aspal (%)

berat jenis bulk agregat halus lebih tinggidibandingkan dengan berat jenis bulk mineralaspal Butan, sehingga semakin tinggikandungan aspal Butan dalam campuran-beraspal menyebabkan nilai kepadatanmaksimum campuran-beraspal semakinmenurun.

~ i5"-'~ 70

> 65

5.0 310 (d),.-..,

4.5 E 285? ~

4.0c 02605 ~

'"t 5 ~§

~. -a .~ 2350; 8-

3.0 ~ = 210'"'.r::.

2.5 ~ 185::E

2.0 1607.5 4.0 4.5

6055

504.0

y=-4.0188x2+57.357x-119.o1R'= 0.9894

~o ~5 ~O ~5 ~OKadar Aspal (%)

y = -21.581x2 + 207.46x - 219.1R'=0.9859

~O ~5 ~O ~5 ~O ~5

Kadar Aspal (%)

271'NOVAS' PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 14: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

Parameter dan karakteristik campuranStabi1itas (kg)Ke1e1ahan (mm)Marshall quetion (kg/mm)VIM (%)VMA (%)VFA (%)VIM PRD (%)

Ni1ai846 - 9153,0 - 3,6253 - 2783,5 - 5,516,767 -783,1 - 4,2

PersyaratanMin 800Min 3,00Min 2503,50 - 5,50Min 15%Min 65Min 2,5

Kadar Kepadatan maksimum (t/m3)

Aspal (%) Rata-rata SD CV (%)4,5 2,507 0,003 0,115,0 2,471 0,007 0,275,5 2,435 0,007 0,286,0 2,402 0,009 0,386,5 2,369 0,008 0,327,0 2,337 0,005 0,21

6. Kesimpulan

Stabi1itas (kg) Kelelahan (mm)Rata-rata SD CV (%) Rata-rata SD CV (%)760 5,6 0,7 2,71 0,03 1,12827 11,0 1,3 3,02 0,04 1,37892 8,5 0,9 3,33 0,06 1,99925 7,6 0,8 3,63 0,03 0,88897 16,8 1,8 4,16 0,05 1,32800 15,0 1,8 4,57 0,15 3,37

Berdasarkan hasil penelitian ini, aspal Butondapat dipertirnbangkan untuk digunakansebagai bahan aditif (modifier) padacampuran-beraspal AC-WC, dengantujuanagar campuran- beraspal AC- WCmemiliki stabilitas yang lebih tinggi, sehinggaketahanan AC-WC terhadap deformasipermanen menjadi lebih baik. Walaupundemikian, penambahan aspal yang berasaldari aspal Buton (atau persentase penambahanaspal Buton itu sendiri) harus dilakukandengan baik karena semakin ban yakpersentase aspal Buton yang ditambahkanakan menyebabkan stabilitas Marshallbertambah kecil setelah mencapai titikoptimal.

Alavi, A. H., Ameri, M., Gandomi, A. H. &Mirzahosseini, M. R. 2011.Formulation of flow number ofasphalt mixes using a hybridcomputational method. Constructionand Building Materials, 25(3), pp1338-1355.

Ali, A. & Poernomo. 2007. Jati diri aspalbuton di era naiknya harga aspal

minyak. Majalah Teknik Jalan danTranspo rtasi.

Bahia, H. u., Hislop, W. P., Zhai, H. &Rangel, A. 1998. Classification ofasphalt binders into simple andcomplex binders. Journal of theAssociation of Asphalt PavingTechnologists, 67.

Collins, R., Shami, H. & Lai, J. 1996. Use ofGeorgia loaded wheel tester toevaluate rutting of asphalt samplesprepared by Superpave gyratorycompactor. Transportation ResearchRecord: Journal of the TransportationResearch Board, 1545), pp 161-168.

Karami, M. & Hamid, N. 2015. The effect ofgranular BRA modifier binder on thestiffness modulus of modified asphalt.Advances in Civil Engineering andBuilding Materials IV. CRC Press.

Karami, M., Nega, A., Mosadegh, A. &Nikraz, H. 2016. Evaluation ofPermanent Deformation of BRAModified Asphalt Paving MixturesBased on Dynamic Creep TestAnalysis. Journal of AdvancedEngineering, 16(69-81.

2811NOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN VOL. 05 NO. 01

Page 15: Inavasi Pembanuunanrepository.lppm.unila.ac.id/4092/1/MKarami_Jurnal Kelitbangan.pdf · aspal total dari 4,5 - 7,0% yang dibagi atas 3,0% aspal keras dan sisanya diambil dari aspal

Karami, M. & Nikraz, H. 2015. UsingAdvanced Materials of Granular BRAModifier Binder to Improve theFlexural Fatigue Performance ofAsphalt Mixtures. ProcediaEngineering, 125(452-460.

Khodaii, A. & Mehrara, A. 2009. Evaluationof permanent deformation ofunmodified and SBS modified asphaltmixtures using dynamic creep test.Construction and Building Materials,23(7), pp 2586-2592.

Kurniadji. Tinjauan Campuran BeraspalPanas untuk Simpangan dan Tanjakan(Hot Mix Asphalt used for Crossroadand Grade an Overview).Mewujudkan Teknologi InfrastrukturJalan yang Inovatif, 2007 Bandung -Indonesia. Pusat Penelitian andPengembangan Jalan dan Jembatan-Departemen Pekerjaan Umum (TheCenter for Road Research andDevelopment-Department of PublicWork).

Page, G., Musselman, J. & Romano, D. 1997.Effects of aggregate degradation onair voids of structural asphalt mixturein Florida. Transportation ResearchRecord: Journal of the TransportationResearch Board, 1583), pp 19-27.

Subagio, B. S., Rahman, H., Fitriadi, H. &Lusiana, L. Plastic DeformationCharacteristics and Stiffness Modulusof Hot Rolled Sheet (HRS) containingButon Asphalt (ASBUTON).Proceedings of the Eastern AsiaSociety for Transportation Studies,2007. Eastern Asia Society forTransportation Studies, 262-262.

Subagio, B. S., Siswosoebrotho, B. &Karsaman, R. Development oflaboratory performance of indonesiarock asphalt (ASBUTON) in hotrolled asphalt mix. Proceeding of theEastern Asia Society forTransportation Studies, 2003.

Zamhari, K. A., Hermadi, M. & Ali, M. H.2014. Comparing the Performance ofGranular and Extracted Binder fromButon Rock Asphalt. InternationalJournal of Pavement Research andTechnology, 7(1), pp 25-30.

Zhou, F., Scullion, T. & Sun, L. 2004.Verification and modeling of three-stage permanent deformation behaviorof asphalt mixes. Journal ofTransportation Engineering, 130(4),pp 486-494.