teori aspal
DESCRIPTION
fdfdaTRANSCRIPT
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
BAB I
PERCOBAAN PEMERIKSAAN ASPAL
1.1. PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL SEBELUM DAN SESUDAH KEHILANGAN
BERAT
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan penetrasi aspal, apakah termasuk penetrasi yang lembek atau keras
B. BAHAN : Aspal
C. ALAT
1. Alat penetrasi ( penetrometer ) satu set
2. Alat pemanas aspal
3. Tinbox
4. Bak perendam
5. Stopwatch
6. Oven yang dilengkapi pengatur suhu
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Panaskan contoh hingga cukup cair untuk dapat dituangkan ke dalam tinbox (± 3/4 dari
Tinbox) dan diamkan hingga dingin selama ± 1 s/d 1,5 jam pada suhu ruang.
2. Aspal yang terdapat dalam tinbox dimasukkan ke dalam bak perendam yang berisi air
pada suhu yang telah ditentukan. Di diamkan dalam bak tersebut ± 11,5 jam.
3. Jarum penetrasi pada pemegang jarum. Pindahkan benda uji dengan bak perendam,
kemudian tempatkan tepat berada di bawah alat penetrasi.Turunkan jarum penetrasi
perlahan-lahan hingga jarum tersebut menyentuh benda uji. Kemudian atur angka no1 di
arloji penetrometer, hingga jarum berimpit dengannya.
4. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu 5 ± 0,1
detik, bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum penunjuk.
5. Bersihkan jarum kemudiandiulangi lagi untuk pembacaan berikutnya sebanyak lima kali
untuk satu benda uji dengan titik yang berbeda satu sama lain.
6. Untuk penetrasi setelah kehilangan berat sama seperti penetrasi sebelum kehilangan berat
tetapisebelumnya benda uji didiamkan selama 1 - 1,5 jam harus dioven terlebih dahulu ± 5
jam.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
KETERANGAN ALAT
01. Jarum Penunjuk
02. Skala Ukur
03. Penekan
04. Pemberat Setelan
05. Alat Pengunci
06. Alat Menurunkan Jarum
07. Kunci Pengarah Jarum
08. Jarum Penetrasi
09. Meja Penetrasi
01
02
03
04
05
0708
09
06
PENETROMETER
BAK PERENDAM
OVEN
TERMOMETER
TINBOX
STOPWATCH
TIMBANGAN DIGITAL
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
1.2. PEMERIKSAAN PENURUNAN BERAT ASPAL
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui dan menetapkan penurunan berat aspal setelah aspal dipanaskan (dioven)
selama ± 5 jam yang dinyatakan dalam persen berat,
B. BAHAN : Aspal
C. ALAT
1. Tinbox
2. Timbangan digital
3. Jam dinding/jam tangan
4. Oven yang dilengkapi pengatur suhu
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Panaskan aspal dan tuang dalam tinbox kosong (sebelumnya timbang dahulu tinbox dalam
keadaan kosong), kemudian diisi benda uji hingga 3/4 bagian. Tirnbang tinbox yang telah
berisi aspal (A).
2. Diamkan selama ± 30 menit pada suhu ruang lalu oven selama 5 jam.
3. Keluarkan dari dalam oven, diamkan 15 menit, lalu timbang (B).
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
HOCK
OVEN
TINBOX
TERMOMETER
ALAT PEMANAS
TIMBANGAN DIGITAL
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
1.3.PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk memeriksa temperatur pada saat dimana aspal mulai menjadi lunak/lembek.
B. BAHAN
1. Aspal
2. Deterjen
C. ALAT
1. Cincin kuningan
2. Bola baja 2 buah
3. Termometer
4. Penjepit
5. Bejana gelas tahan panas dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
6. Kaca asbes
7. Stopwatch
8. Dudukan benda uji.
9. Pisau
10.Spatula
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tuang aspal yang dicairkan pada dua buah cincin kuningan yang diletakkan di atas
kaca yang telah diberi sabun.
2. Diamkan selama ± 30 menit sampai mencapai suhu ruang hingga dingin.
3. Ratakan permukaannya dengan pisau yang telah dipanaskan
4. Pasang dan atur kedua benda uji di atas kedua dudukannya dan letakkan pengarah bola di
atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas. Isi bejana
dengan air suling baru, letakkan thermometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara
kedua benda uji. Atur jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga
menjadi 25.4 mm.
5. Letakkan bola-bola baja di atas pada bagian tengah perrnukaan masing masing benda uji
dengan menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.
6. Panaskan bejana dan catat sehingga kenaikan suhu menjadi 50C per menit.
7. Catat suhu dan waktu pada saat bola baja menyentuh permukaan plat dasa.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
KETERANGAN ALAT01. Termometer02. Baut Pengancing03. Penutup04. Pengarah Bola Baja05. Penggantung/Dudukan
01
03
04
02
05
GELAS UKUR
PENGARAH BOLA BAJA
STOPWATCH
BOLA BAJA
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
1.4.PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan berat jenis aspal dengan alat piknometer. Berat jenis aspal adalah
perbandingan antara berat aspal dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu
tertentu.
B. BAHAN : Aspal Air suling
C. ALAT
1. Piknometer
2. Bak perendam
3. Bejana gelas
4. Timbangan
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isi Bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas picnometer tidak
terendam 40 mm. Masukkan bejana yang berisi picnometer ke dalam bak perendam
sehingga bagian yang terendam sekurang-kurangnya 100 mm. Atur suhu bak perendarn
pada suhu 250C.
2. Bersihkan dengan mengeringkan dan timbang picnometer (A).
3. Angkat bejana dari bak dan isi picnometer dengan air suling kemudian tutup
picnometer tanpa ditekan.
4. Letakkan picnometer ke dalam bejana dan tekan tutup hingga rapat, kembalikan bejana
berisi picnometer ke dalam bak perendam. Diarnkan selama ± 30 menit lalu angkat dan
keringkan dengan lap.Timbang kembali picnometer (B).
5. Tuang benda uji ke dalam picnometer yang telah kering hingga 3/4bagian, biarkan sampai
dingin selama 40 menit dan timbang dengan penutupnya (C).
6. Isi picnometer yang beerisi benda uji dengan air suling dan tutup tanpaa ditekan, diamkan
agar gelembung-gelembung udara keluar.
7. Angkat bejana dari bak perendam dan letakkan picnometeer didalamnya dan tekan penutup
hingga rapat.
8. Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama 30 menit. Angkat dan
keringkan picnometer, lalu timbang (D).
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
BAK PERENDAM
PIKNOMETER
BEJANA GELAS
TIMBANGAN DIGITAL
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
BAB II
PERCOBAAN PEMERIKSAAN AGREGAT
2.1. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
A. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis pemukaan
jenuh (saturated surface dry = SSD ), berat jenis semu (apparent ) dan penyerapan dari
agregat kasar.
1. Berat jenis ( bulk specifik gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
2. Berat jenis permukaan jenuh ( SSD ) ialah perbandingan antara berat kering permukaan
jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu tertentu.
3. Berat jenis semu ( apparent ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dengan
berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalarn keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
4. Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Keranjang kawat dengan kapasitas kira-kira 5 kg.
2. Tempat air yang dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai dengan pemeriksaan.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg yang dilengkapi alat penggantung keranjang.
4. Oven yang dilengkapi pemanas suhu sampai (110 ± - 5)0 C,
5. Saringan No. 4.
6. Alat pemisah contoh ( spitter ).
C. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4, diperoleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat sebanyak 5 kg.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
D. TAHAP PERCOBAAN
1. Cuci benda uji untuk melepaskan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada
permukaan.
2. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (100 ± 5 )°C sampai berat tetap.
3. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 - 3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (BK).
4. Rendarn benda uji pada suhu kamar selarna 24 ± 4 jam.
5. Keluarkan benda uji dari dalam air, kemudian lap dengarn kain penyerap sampai
selaput air pada perrnukaan hilang ( SSD ), untuk butiran yang besar pengeringan
harus satu-satu.
6. Timbang benda uji kering permukaan jenuh ( Bj ).
7. Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air ( Ba ). Ukur suhu air untuk
myesuaian perhitungan pada suhu standar 25°C.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
4
TIMBANGAN DIGITAL
OVEN
SARINGAN
KERUCUT TERPANCUNG
BATANG PENUMBUK
PIKNOMETER
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
2.3 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
A. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis ing
permukaan jenuh ( saturated surface dry = SSD ), berat jenis semu (apparent ) dan penyerapan
dari agregat halus.
1. Berat jenis ( bulk specific gravity ) ialah perbandingan antara agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
2. Berat jenis permukaan jenuh ( SSD ) adalah perbandingan antara berat agregat kering
permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya samadengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu,
3. Berat jenis semu ( apparent specific gravity ) adalah perbandingan antara agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
tertentu,
4. Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
B. PERALATAN
1. Timbangan / neraca, kapasitas 1 kg atau lebih. Picnometer kapasitas 500 ml.
2. Kerucut terpancung ( cone ), diameter bagian atas ( 40 ± 3 ) mm, diameter bagian bawah
(90±3) mm, dan tinggi ( 75 - 3 ) mm dibuat dari logam dengan tebal minimum 0,8 mm.
3. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk yang rata, berat ( 340 ±15 ) gram,
diameter permukaan penumbuk (25 ± 3 ) mm.
4. Saringan No. 4.
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110±5)°C.
6. Pengatur suhu dengan ketelitian 0,5°C. Talam.
7. Bejana tempat air.
8. Pompa hampa udara (vacuum pump).
9. Air suling
C. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat yang lolos saringan No. 4, diperoleh dari alat pemisah contoh
atau cara perempatan sebanyak 500 gram.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
D. LANGKAH KERJA
1. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu ( 110 -±- 5 )°C, sampai berat tetap. Yang
dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selarna 3 kali pem\
nimbangan dan pemanasan dalam oven selama waktu 2 jam berturut turut, tidak akan
mengalami perubahan kadar air lebih besar dari 0,1 %. Dinginkan dalam suhu ruang,
kemudian rendam dalam air selama 24 jam.
2. Buang air perendam, hati-hati jangan sampai ada butiran yang hilang, tebarkan
agregat di atas talam, keringkan di udara panas dengan cara rnembalikkan benda uji.
lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh ( SSD).
3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke dalam
kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, angkat
kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan januh tercapai bila benda uji runtuh
tetapi masih dalam keadaan tercetak.
4. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gram benda
uji ke dalam picnometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi pienometer,
putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung di udara dalamnya. Untuk
mempercepat proses ini, dapat dipergunakan pompa hampa idara, tetapi harus
diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terhisap.
5. Rendam picnometer ke dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan
pada suhu standar 25°C.
6. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas kalibrasi.
7. Timbang picnometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram ( Bt )
8. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5 )°C sampai )erat
tetap, kemudian dinginkan benda uji.
9. Timbang benda uji setelah benda uji dingin (Bk)
10.Tentukan berat picnometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuian dengan
suhu standar 250 C. (B)
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
4
TIMBANGAN DIGITAL
OVEN SARINGAN
BAK PENAMPUNG
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
2.3 INDEKS KEPIPIHAN
A. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan indeks kepipihan dari agregat kasar.
B. PERALATAN
1. Saringan 3/4",1/2", dan 3J8". ,
2. Alat pengukur kepipihan.
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
C. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan 1/2" dan 3/8".
D. TAHAP PERCOBAAN
1. Saring 2000 gram agregat dengan menggunakan saringan 1/2" dan saringan 3/8"
2. Agregat yang tertahan pada saringan 1/2" dan 3/8" kemudian ditimbang lalu dimasukkan
pada alat pengukur kepipihan.
3. Timbang agregat yang lolos dan tertahan.
4. Hitung prosentase kepipihan.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
F. GAMBAR ALAT
1/2 3/83/4
TIMBANGAN DIGITAL
MISTAR PENGUKUR KEPIPIHAN
SARINGAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
2.3 KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES
A. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar ;erhadap keausan
dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan
antara berat bahan aus lewat saringan No. 12 terhadap berat semula, dalam persen.
B. PERALATAN
1.Mesin Los Angeles Mesin terdiri dari selinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 71 cm ( 28" ) panjang dalam 50 cm ( 20" ). Selinder beumpu pada dua poros
pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Selinder berlubang untuk
memasukkan benda uji. Penutup lubang tertutup rapat sehingga permukaan dalam selinder
tidak terganggu. Di bagian dalam selinder terdapat bilah baja melintang setinggi 8,9 cm
( 3,56" ).
2.Saringan No. 12.
3.Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
4.Bola-bola baja dengan ketinggian rata-rata 4,86 cm ( 15/8" ) dan berat-masingmasing antara
390 gram sampai 445 gram.
5.Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu.
C. BENDA UJI
Berat dan gradasi benda uji sesuai dengan daftar analisa.
D. TAHAP PERCOBAAN
1. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven (110 ± 5 )°C sampai berat tetap
2. Benda uji dan bola baja dirnasukkan ke dalam mesin Las Angeles. Putar mesin sampai 30 -
33 rpm sebanyak 500 putaran.
3. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan
saringan No. 12. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan
dalam oven engan suhu ( 110 ± 5 )°C sampai berat tetap. Kemudian timbang benda uji.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
MESIN LOS ANGELES SARINGAN
OVEN BOLA BAJA
12
TIMBANGAN DIGITAL
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
2.4 KADAR LUMPUR & LEMPUNG AGREGAT
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui kadar lumpur dan lempung dalam agregat
B. BAHAN DAN PERALATAN PERCOBAAN
1. Bahan
a. Agregat Kasar dan Agregat Halus
b. Air Suling
2. Peralatan
a. Saringan No. 4 dan No. 50
b. Timbangan
c. Cawan
d. Oven
C. PROSEDUR
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan menggunakan cara quartering atau gunakan alat
sampel spliter untuk mendapatkan benda uji ang mewakili.
2. Masukkan dalam oven setelah temperatur 1100C selama 24 jam.
3. Saring benda uji untuk agregat kasar diambil yang tertahan saringan No.4 dan untuk
agregat halus diambil yang tertahan No.50.
4. Timbang masing-masing benda uji ( A )
5. Masukkan benda uji masing-masing kedalam cawan, cuci benda uji kotor kering oven
sampai betul-betul bersih
6. Keringkan dalam oven dengan temperatur 1100C selama 24 jam.
7. Masukkan dalam desikator untuk mempercepat pendinginan
8. Timbang benda uji bersih kering oven ( B )
9. Hitung kadar lumpur dari agregat.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
ALAT EJEKTOR
LANDASAN PEMADATAN
OVEN
ALAT PEMADAT/PENUMBUK CETAKAN CORONG
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
2.5 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
A. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan saringan.
B. PERALATAN
1. Timbangan dan neraca.
2. Satu set saringan terdiri dari : # 3/4" ; # 1/2 ; # 3/8" ; no. 4 ; no. 8 ; no. 30 ; no.50 ; no. 100 ;
no. 200; pan (standar ASTM ).
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk mernanasi sampai (110 ± 5 }°C.
4. Alat pemisah contoh ( splitter ).
5. Mesin pengguncang saringan ( shieve shaker).
6. Talam-talam.
7. Kuas, sendok, sikat, dan alat-alat lainnya.
C. BENDA UJI
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :
1. Agregat halus :
Ukuran maksimum No. 4, berat minimum 1000 gram.
2. Agregat kasar :
Ukuran maksimum Na: 3/8" ; berat minimum 1000gram . Bila agregat berupa campuran
dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut di:sortir menjadi dua bagian dengan
saringn no. 4. Selanjutnya agregat kasar dan agregat halus disediakan sebanyak jumlah
yang tercantum di atas.
D. TAHAP PERCOBAAN
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5 )°C, sampai berat tetap.
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan
di atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
E. GAMBAR ALAT
KETERANGAN ALAT
01. Baut Pengancing
02. Jarum Stabilitas
03. Jarum Flow
04. Baut Pengunci Jarum Flow
05. Pengekang Briket
06. Tombol Naik
07. Tombol Stop
08. Tombol Turun
MARSHALL TEST
TIMBANGAN DIGITAL
SARINGAN ALAT PEMANAS
HOCK
PAN
20010050
3084
3/81/23/4
01
0203
04
05
060708
UP
STOP
DOWN
MARSHALL COMPRESSION MACHINEMBT
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
RANCANGAN CAMPURAN ASPAL BETON
(MIX DESIGN ASPAL BETON)
Campuran untuk lapisan aspal beton pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat halus
dan aspal. Masing-masing agregat diperiksa gradasinya dan selanjutnya digabungkan menurut
perbandingan yang menghasilkan agregat campuran yang memenuhi persyaratan. Kedalam
agregat campuran tersebut ditambahkan aspal secukupnya sehingga diperoleh aspal yang
memenuhi persyaratan rancangan campuran Lapis Aspal Beton ( LASTON ). Persyaratan yang
dimaksud berdasarkan petunjuk pelaksanaan LapisAspal Beton ( LASTON ) untuk jalan raya,
SNI No. 1737 – 1979 – F dan spesifikasi umum, Republik Indonesia.
Metode rancangan campuran Aspal Beton yang digunakan adalah rancangan campuran aspal
panas (hot minyak suatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang
merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan perekat aspal. dimana cara
pencampurannya melalui proses pernanasan.
Perencanaan Carmpuran Aspal.Beton yang digunakan adalah berdasarkan metode Marshall,
dengan metode ini kita dapat menentukan jumlah pemakaian.aspal yang tepat sehingga dapat
menghasilkan komposisi yang baik antara aggregat dan aspal sesuai dengan persyaratan teknis
perkerasan jalan yang ditentukan.
1. Penentuan Komposisi Agregat Dalam Campuran
Dari hasil pemeriksaan gradasi/analisa saringan aggregat dibuat grafik yang berdasarkan
pada persen lolos untuk masing-masing nomor saringan yang digunakan. Selanjutnya untuk
mendapatkan prosentase campuran dipakai metode grafis Diagonal, dimana prosedurnya
sebagai berikut:
1. Diketehui gradasi ideal yang akan digunakan dari persyaratan gradasi yang telah
ditentukan pada table 4.
2. Gambar empat persegi panjang, dengan ukuran 10 x 20 cm.
3. Buat garis; diagonal pada kotak tersebut dari ujung kiri bawah ke ujung kanan atas.
4. Sisi tegak dari kotak menyatakan persen lolos saringan dengan skala 0 s/d 100.
5. Dengan melihat spesifikasi ideal, letakkan nilai-nilai persentase lolos ideal dari masing-
masing saringan pada garis diagonal berupa titik dari titik ini tarik garis vertical ke
bawah/ke atas sampai memotong sisi datar dari kotak untuk menempatkan nomor-nomor
saringan.
6. Gambar grafik gradasi dari masing-masing fraksi yang akan dicampur.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
7. Untuk rnenentukan nilai persentasi agregat kasar, dilihat dari jarak antara grafik gradasi
dasar terhadap tepi bawah, dan jarak antara grafik gradasi bahan pengisi terhadap tepi
atas yang harus sama, pada satu garis lurus yang sama pula.
8. Pada garis dari langkah no.7, tarik garis vertical sampai mernotong diagonal yang
kemudian dari titik potong ini ditarik garis horizontal sampai memotong garis tepi kotak
sehingga didapat persentase agregat kasar yang diperlukan.
9. Ulangi Langkah no.7 dan no.8 yang mencakup sampai grafik analisa pembagian
butiragregat halus, sehingga akan didapat persentase masing-masing agregat yang
diperlukan. Setelah diperoleh komposisi dari setiap jenis fraksi agregat, dibuat suatu
tabel hasil analisa gabungan agregat, dimana prosentase masing-masing fraksi yang akan
digunakan diperoleh dari hasil perkalian dengan presentase lolos untuk masing-masing
nomor saringannya.Kemudian dijumlahkan untuk masing-masing nomor saringan lalu
dilihat apakah gradasi tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan sesuai
dengan jenis campuran yang akan dibuat.Hasil penggabungan agregat diusahakan
mendekati "ideal spec", jika melalui grafik diagonal belum bagus maka digunakan
metode coba-coba (trial and error) yaitu menentukan terlebih dahulu prosentase dari
masingmasing agregat (tanpa mengubah persen lolos) kemudian hasil penggabungan
agregat diperoleh melalui perkalian prosentase dengan persen lolos dari agregat
Selanjutnya hasil perkalian tersebut masing-masing dijumlahkan dan dilihat apakah
hasilnya mendekati nilai "ideal spec". Selanjutnya dibuat grafik penggabungan agregat
dan grafik spesifikasi, setelah itu dihitung berat masing-masing faksi yaitu prosentasi
fraksi dikali dengan kapaitas mould. Berat masng-masing fraksi campuran ini, dibagi-bagi
lagi berdasarkan ukuran saringan sesuai dengan prosentase tertahan agregatnya yang akan
digunakan untuk pembuatan bricket uji.
2. Penentuan Berat Aspal Dalam Campuran
Setelah ditentukan kadar aspal yang akan digunakan dalam campuran, maka berat aspal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Berat aspal = A x B
Dimana : A = Kadar aspal ( % )
B = Kapasitas mould (gram)
3. Penentuan Berat Jenis Dan Penyerapan Campuran
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
Setelah diperoleh hasil pemeriksaan beratjenis dan penyerapan agregat dan berat jenis
aspal, maka berat jenis dan penyerapan dari total agregat/ campuran serta penyerapan aspal
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Berat jenis bulk (Gsb) / bulk spesific gravity
P1 + P2 + …..+ Pn
(P1 / G1) +(P2 / G2) +….+ Pn / Gn)
Berat jenis semu (Gsa) J apparent spesific gravity
P1 + P2 + …..+ Pn
(P1 / A1) +(P2 / A2) +….+ Pn / An)
Berat jenis efektif (Gse) / effective spesific gravity
Gsb + Gsa
2
Penyerapan aspal (Pba)
Gse + Gsb
Gse x Gsb
Di mana :
Gsb = Berat jenis bulk
Gsa = Berat jenis semu / apparent
Gse = Berat jerus efektif
Pba = Penyerapan aspal
Ga = Berat jenis aspal
P1,P2,..., PN = Persentase berat dari komponen agregafi 1,2,..., n
G1,G2,..., Gn = Berat jenis bulk dari masing-masing
A1,A2,….An = berat jenis apparent dari masing-masing aggregate
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
3.2. CAMPURAN ASPAL BETON DENGAN ALAT TEST MARSHALL
A. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap
kelelehan plastis (FLOW) dari campuran aspal. Ketahanana (stabilitas) adalah
kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan
plastis, ang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Kelelehan plastis adalah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban batas runtuh,
yang dinyatakan dalam mm atau 0,1”.
B. BAHAN DAN PERALATAN PERCOBAAN
a. Bahan
Bahan yang digunakan adalah chipping, pasir, abu batu, serbuk abu kayu dan aspal
yang telah diperiksa dan memenuhi syarat spesifikasi.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dan pengesetan rancangan campuran
adalah:
e. Cetakatan benda uji yang berdiameter 10.16 cm ( 4” ) dengan tinggi 7,62 ( 3” ) yang
dilengkapi dengan pas alas dan leher sambung.
f. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk yang rata bebrbentuk silinder, dengan
tinggi jatuh bebas 47,75 cm ( 18” ) dan erat 4,536 kg.
g. Alat pengeluar benda uji yang telah dipadatkan yaitu sebuah alat ejektor.
h. Landasan pemadatan yang terdiri dari balok kayu (jati atau sejenisnya) berukuran kira-
kira 20x20x45 cm3 (8”x8”x15”) yang dilapisi dengan plat baja berukuran kira-kira
30x30x2,5 cm3 (12”x12”x1”) dan diikat pada lantai beton dengan empat bagian siku.
i. Silinder cetakan benda uji.
j. Peralatan marshall test yang dilengkapi dengan:
- Kepala penekang berbentuk lengkung.
- Cincin penguji yang berkapasitas 3000 kg dilengkapi arloji tekan dengan
perlengkapannya.
- Arloji kelelehan dengan kelengkapannya.
k. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi (200 ± 3)0C.
l. bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur minimum 200C
m. peralatan benda lainnya antara lain:
- panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
- Pengukur suhudari logam berkapasitas 2500C dengan ketelitian 0,5 atau 1 % dari
kapasitasnya.
- Kompor
- Sendok pengaduk
- Sarung asbes dan karet
- Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan
ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram
- Corong yang terbuat dari aluminium
- Spatula
- Satu set saringan terdiri dari ukuran : 1”, ¾”, ½”, ⅜”, No.4, No.8, No.30, No.50,
No.100, No.200, serta pan.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan dan pengesetan benda uji dimaksudkan untuk menentukan ketahan (stabilitas)
terhadap kelelhan dari campuran yang telah dibuat/ditentukan komposisinya. Benda uji
briket yang dibuat untuk masing-masing kadar aspal berkisat antara 5% - 7% adalah
sebanyak 45 buah briket dengan masing-masing kadar aspal terdiri dari 3 buah sampel.
Langkah-langkah pembuatan dan pengesetan benda uji adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing agregat dikeringkan sampai beratnya tetap pada suhu (110±50)0C
setelah dingin agregat dipisah-pisahkan dengan cara penyaringan kering dalam
fraksi-fraksi yang dikehendaki, lalu ditimbang sesuai dengan besarnya prosentase
perbandingan komposisi agregat.
2. Campuran agregat tersebut, dipanaskan sampai mencapai suhu pencampuran.
Sementara itu aspal juga dipanaskan secara terpisah sampai mencapai suhu
pencampuran.
3. agregat dituangkan kedalam panci pencampuran aspal yang sudah dipanaskan
tersebut, sesuai dengan berat yang telah ditetapkan. Kemudian diaduk sampai
homogen dan terlihat seluruh permukaan agregat tertutup aspal. Suhu selama
pengadukan pencampuran aspal diusahakan tetap dipertahankan 1500C, dimana hal
itu dikontrol dengan termometer.
4. Campuran telah homogen, dipindahkan kedalam cetakan benda uji (mould) yang
telah dibersihkan dan pada dasarnya diletakkan kertas saring/penghisap lebih dahulu.
Pemindahan campuran dalam cetakan dengan bantuan corong aluminium yang
diletakkan diatas cetakan. Kemudian Campuran di masukkan dalam cetakan mould.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
5. Dilakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 kali pada masing-masing
bagian/sisi atas dan bawah cetakan.
6. Keluarkan benda uji dengan menggunakan alat ejektor (dongkrak), lalu diletakan
pada permukan rata dan halus, biarkan selama 24 jam pada suhu ruang.
7. Berikan tanda pengenal pada benda uji yang telah dingin sesuai dengan prosentase
kadar aspal, lalu timbang lalu ukur diameter dan tebal benda uji dengan
menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 mm. Kemudian rendam benda uji
dalam air selama 24 jam pada suhu ruang.
8. Setelah perendaman 24 jam, benda uji ditimbang dalam air dan beratnya ditetapkan
untuk mendapatkan isi.
9. Benda uji diangkat dan dilap dengan kain sampai mencapai kering permukaan jenuh
(SSD), kemudian ditimbang.
10. Rendam benda uji dalam bak perendam yang dapat diatur suhunya, dengan suhu 600c
selama 30-40 menit.
11. Keluarkan benda uji dalam bak perendam lalu masukkan kedalam cincin penjepit dan
letakkan pada piston penekanan.
12. Sebelum pembebanan dilakukan, kepala penenkan beserta benda uji dinaikkan
hingga menyentuh alat cincin penjepit, pada cincin penjepit dipasang dial (arloji)
pembacaan kelelahan (FLOW), jarum dial disetel pada angka nol.
13. Dial stabilitas yang terpasang pada proving ring yang telah ditentukan distel pada
angka nol.
14. Benda uji pada kondisi ini telah siap untuk ditekan,kemudian mesin digerakkan
dengan membuka aliran pada motor penggerak.
15. Mesin dimatikan setelah jarum stabilitas tidak bergerak lagi (setelah mencapai
stabilitas maksimum). Kemudian dibaca/dicacat nilai stabilitas dan flow yang
diperoleh. Perlu pula diketahui bahwa pada waktu benda uji dari bak perendam
sampai mencapai beban maksimum adalan boleh lebih dari waktu 30 detik.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Aspal untuk Lapis Aspal Beton berdasarkan data-data praktikum maka nilai penetrasi
yang digunakan adalah penetrasi 60/70
Kadar aspal dalam campuran untuk Lapis Aspal Beton berkisar antara 5,0 %- 7.0%
Aspal yang digunakan dalam praktikum mempunyai batas minimum kehilangan berat
adalah 0,21 % dan batas maksimum kehilangan berat adalah 0,43%
Aspal yang telah dipanaskan (proses pengeringan dan oven) akan mengalami kehilangan
berat
Berat jenis aspal yang digunakan sebagai benda uji dalam percobaan ini adalah 1,055
gram/cc.
Dari hasil perhitungan yang didasarkan pada data-data diperoleh dalam praktikum maka
nilai temperatur titik lembek aspal yang digunakan adalah 250C
Agregat yang digunakan harus memenuhi parameter yang menunjukan batasan terhadap
nilai kehausan, berat jenis, penyerapan air, dan indeks kepipihan.
Campuran untuk Lapis Aspal Beton pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat
halus
SARAN – SARAN
Sebelum memulai praktikum sebaiknya diadakan Responsi kepada mahasiswa, agar
mahasiswa mempunyai persiapan dan pengetahuan tentang tujuan pelaksanaan,alat dan
bahan yang digunakan, dan prosedur kerjanya.
Kelengkapan alat harus diperlengkapi demi kelancaran praktikum, seperti Alat
Pengujianmarshall Test, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan data yang akurat sebaiknya menggunakan alat yang lengkap dan
ketelitian dalam membaca alat. Untuk menjamin keseragaman data, sebaiknya digunakan
bahan dan sumber yang sama.
Untuk mendapatkan data yang seragam, sebaiknya digunakan bahan dari sumber yang
sama.
Untuk keakurat data sebaiknya dilakukan kalibrasi alat secaraberkala.
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
11. GAMBAR ALAT
KETERANGAN ALAT
09. Baut Pengancing
10. Jarum Stabilitas
11. Jarum Flow
12. Baut Pengunci Jarum Flow
13. Pengekang Briket
14. Tombol Naik
15. Tombol Stop
16. Tombol Turun
MARSHALL TEST
TIMBANGAN
SARINGAN ALAT PEMANAS
HOCK
PAN
20010050
3084
3/81/23/4
01
0203
04
05
060708
UP
STOP
DOWN
MARSHALL COMPRESSION MACHINEMBT
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
A. DOKUMENTASI ALAT
Sampel / Benda uji
Alat Pemanas Oven
B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
02.A. DOKUMENTASI ALAT
Alat Pemanas Oven
Benda uji
02.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
03.A. DOKUMENTASI ALAT
Bejana Gelas pengujian Benda Uji
Bejana + termometer
03.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
04.A. DOKUMENTASI ALAT
Piknometer + Benda Uji Piknometer
Timbangan
04.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
05.A. DOKUMENTASI ALAT
05.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
A. DOKUMENTASI ALAT
B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
07.A. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
08.A. DOKUMENTASI ALAT (KEAUSAN DENGAN MESIN LA)
1 set saringan
oven Timbangan
08.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
Pengambilan Benda Uji Analisa Saringan
09.A. DOKUMENTASI ALAT
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
1 set saringan Pan
Oven Timbangan
09.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
10.A. DOKUMENTASI ALAT (BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT)
10.B. DOKUMENTASI KEGIATAN
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
11.A. DOKUMENTASI ALAT (MIX DESIGN)
UNIVERSITAS KHAIRUNFAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILLABORATORIUM JALAN DAN ASPALKampus II, Kel. Gambesi Ternate Selatan
10.B. DOKUMENTASI KEGIATAN